kkp murliadi palham, st, m.eng.pdf

62
KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP) RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS DAN PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) PADA SEKSI BINA ILMEA, BIDANG INDUSTRI, DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, DAN UMKM KOTA TARAKAN OLEH: MURLIADI PALHAM, S.T., M.Eng NIP 196902202002121002 BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR POLA KEMITRAAN DENGAN BADAN DIKLAT KOTA TARAKAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I KOTA TARAKAN 2013

Upload: murliadi-palham

Post on 24-Apr-2015

161 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

i

KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP)

RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS DAN PEMBINAAN

INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) PADA SEKSI BINA ILMEA, BIDANG INDUSTRI, DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN,

KOPERASI, DAN UMKM KOTA TARAKAN

OLEH:

MURLIADI PALHAM, S.T., M.Eng NIP 196902202002121002

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

POLA KEMITRAAN DENGAN BADAN DIKLAT KOTA TARAKAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I

KOTA TARAKAN 2013

Page 2: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

ii

LEMBAR KONSULTASI JUDUL KERTAS KERJA PERSEORANGAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2013

POLA KERJASAMA DENGAN BADAN DIKLAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

1. Nama : Murliadi Palham, S.T., M.Eng.

2. Unit Kerja : Bidang Industri Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan

3. Jabatan : Kepala Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka (ILMEA)

4. Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, penyuluhan, pembinaan kemitraan, koordinasi, penerapan standar dan pengawasan mutu, pendataan, pencegahan pencemaran, pemantauan dan evaluasi, serta pemberdayaan industri kecil dan menengah, serta peningkatan kerjasama antara Industri Kecil dan Menengah (IKM) di bidang ILMEA dengan industri besar, BUMN, dan BUMD.

5. Fungsi/Uraian Tugas

: Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan teknis, pedoman, dan petujuk teknis yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Seksi Bina ILMEA;

Melaksanakan bimbingan teknis, pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, peningka-tan dan pengawasan mutu hasil produksi, penerapan standar, diversifikasi produk, dan inovasi dibidang ILMEA;

Melakukan kerjasama kemitraan antara industri kecil, menengah, besar, BUMN, dan BUMD;

Mencari, mengumpulkan, menghimpun, dan mengolah data informasi yang berkaitan dengan hal-hal ILMEA;

Melakukan hubungan kerja dan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pengembangan ILMEA;

Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dinas sesuai dengan sumber data yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan untuk dipergunakan sebagai masukan bagi pimpinan;

Page 3: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

iii

Memberikan petunjuk, arahan, dan pembagian tugas kepada bawahan agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas.

6. Isu Aktual : Rendahnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM).

7. Perumusan Masalah

: Kurangnya kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melaksanakan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.

8. Perumusan Sasaran

: Peningkatan kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melakukan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.

9. Judul yang diusulkan

: Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan.

Tarakan, 16 April 2013

Widyaiswara, Mengetahui

Penulis, Kepala Bidang,

(Drs. MUSNAIM, M.Pd) (MARTATI, S.E., M.Si) (MURLIADI PALHAM, S.T., M.Eng)

Page 4: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

iv

LEMBAR BIMBINGAN KERTAS KERJA PERORANGAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2013

POLA KERJASAMA DENGAN BADAN DIKLAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

1. Nama : Murliadi Palham, S.T., M.Eng.

2. Unit Kerja : Bidang Industri Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan

3. Jabatan : Kepala Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka (ILMEA)

4. Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, penyuluhan, pembinaan kemitraan, koordinasi, penerapan standar dan pengawasan mutu, pendataan, pencegahan pencemaran, pemantauan dan evaluasi, serta pemberdayaan industri kecil dan menengah, serta peningkatan kerjasama antara Industri Kecil dan Menengah (IKM) di bidang ILMEA dengan industri besar, BUMN, dan BUMD.

5. Fungsi/Uraian Tugas

: Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan teknis, pedoman, dan petujuk teknis yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Seksi Bina ILMEA;

Melaksanakan bimbingan teknis, pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, pening-katan dan pengawasan mutu hasil produksi, penerapan standar, diversifikasi produk, dan inovasi dibidang ILMEA;

Melakukan kerjasama kemitraan antara industri kecil, menengah, besar, BUMN, dan BUMD;

Mencari, mengumpulkan, menghimpun, dan mengolah data informasi yang berkaitan dengan hal-hal ILMEA;

Melakukan hubungan kerja dan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pengembangan ILMEA;

Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dinas sesuai dengan sumber data yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan untuk dipergunakan sebagai masukan bagi pimpinan;

Page 5: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

v

Memberikan petunjuk, arahan, dan pembagian tugas kepada bawahan agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas.

6. Isu Aktual : Rendahnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM).

7. Perumusan Masalah

: Kurangnya kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melaksanakan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.

8. Perumusan Sasaran

: Peningkatan kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melakukan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.

9. Judul yang diusulkan

: Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan.

Tarakan, April 2013

Pembimbing , Penulis,

(JAKA HARTAYA, M.Pd) (MURLIADI PALHAM, S.T., M.Eng)

Page 6: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

vi

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN KERTAS KERJA PERORANGAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2013

POLA KERJASAMA DENGAN BADAN DIKLAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

1. Nama : Murliadi Palham, S.T., M.Eng.

2. Unit Kerja : Bidang Industri Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan

3. Jabatan : Kepala Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka (ILMEA)

4. Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, penyuluhan, pembinaan kemitraan, koordinasi, penerapan standar dan pengawasan mutu, pendataan, pencegahan pencemaran, pemantauan dan evaluasi, serta pemberdayaan industri kecil dan menengah, serta peningkatan kerjasama antara Industri Kecil dan Menengah (IKM) di bidang ILMEA dengan industri besar, BUMN, dan BUMD.

5. Fungsi/Uraian Tugas

: Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan teknis, pedoman, dan petujuk teknis yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Seksi Bina ILMEA;

Melaksanakan bimbingan teknis, pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, pening-katan dan pengawasan mutu hasil produksi, penerapan standar, diversifikasi produk, dan inovasi dibidang ILMEA;

Melakukan kerjasama kemitraan antara industri kecil, menengah, besar, BUMN, dan BUMD;

Mencari, mengumpulkan, menghimpun, dan mengolah data informasi yang berkaitan dengan hal-hal ILMEA;

Melakukan hubungan kerja dan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pengembangan ILMEA;

Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dinas sesuai dengan sumber data yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan untuk dipergunakan sebagai masukan bagi pimpinan;

Page 7: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

vii

Memberikan petunjuk, arahan, dan pembagian tugas kepada bawahan agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas.

6. Isu Aktual : Rendahnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM).

7. Perumusan Masalah

: Kurangnya kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melaksanakan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.

8. Perumusan Sasaran

: Peningkatan kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melakukan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.

9. Judul yang diusulkan

: Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan.

Tarakan, April 2013

Moderator/Penguji, Penulis,

(Drs. MUSNAIM, M.Pd) (MURLIADI PALHAM, S.T., M.Eng)

Page 8: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulisan dan penyusunan

Kertas Kerja Perseorangan (KKP) ini dapat diselesaikan. KKP ini disusun

sebagai salah satu tugas guna memenuhi sebagian persyaratan kelulusan

peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan I yang diselenggarakan

mulai 18 Maret s.d. 1 Mei 2013 di Badan Diklat Kota Tarakan.

Judul KKP ini dipilih berdasarkan bidang tugas dan tanggung jawab

penulis sebagai Kepala Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan

Aneka (ILMEA), Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi,

dan UMKM Kota Tarakan, yaitu “Rencana Kerja Peningkatan Kinerja

Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan

Menengah (IKM) pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan”.

Dalam penyusunan KKP ini, penulis mendapat banyak bantuan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Pemerintah Kota Tarakan yang telah memberikan kesempatan mengikuti

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV.

2. Bapak Ery Sugiarto, S.Sos M.AP, selaku Kepala Badan Pendidikan dan

Pelatihan Kota Tarakan.

3. Bapak Jaka Hartaya, M.Pd, sebagai Pembimbing Penulisan KKP.

Page 9: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

ix

4. Bapak Drs. Musnaim, M.Pd, sebagai penguji seminar KKP.

5. Seluruh Widyaiswara, Instruktur, dan Panitia Penyelenggara Pendidikan dan

Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan I Tahun 2013.

6. Rekan-rekan peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV

Angkatan I Tahun 2013.

7. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung, memberi semangat, dan doa.

8. Istri dan anakku, atas kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan selama

mengikuti pendidikan dan pelatihan.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan dukungan,

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua amal kebaikan yang telah

diberikan.

Penulis menyadari bahwa KKP ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapan. Semoga

KKP ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin.

Tarakan, April 2013

Penulis

Page 10: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN JUDUL............................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN ...................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN ...................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Isu Aktual ................................................................................ 3

C. Perumusan Masalah dan Sasaran .......................................... 4

1. Perumusan Masalah ......................................................... 4

2. Perumusan Sasaran .......................................................... 5

D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 5

E. Pengertian Dan Ruang Lingkup Bahasan ............................... 6

1. Pengertian .......................................................................... 6

2. Ruang Lingkup Bahasan .................................................... 8

BAB II GAMBARAN KEADAAN SEKARANG .......................................... 9

A. Visi dan Misi ........................................................................... 9

Page 11: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

xi

B. Tugas Pokok dan Uraian Tugas ............................................. 10

C. Permaalahan Sasaran, Program, dan Kegiatan dalam

Renstra ................................................................................... 12

D. Gambaran Rencana Tingkat Capaian (Target) dan Realisasi 14

BAB III GAMBARAN KEADAAN SEKARANG YANG DIINGINKAN .......... 16

A. Tujuan dan Sasaran ............................................................... 16

1. Tujuan ................................................................................ 16

2. Sasaran .............................................................................. 16

B. Program Dan Kegiatan Yang Ingin Ditingkatkan

Kinerjanya ............................................................................... 17

C. Kerangka Pengukuran Dan Indikator Kinerja .......................... 18

BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN RENCANA

KERJA ................................................................................... 21

A. Identifikasi Dan Analisis Masalah ........................................... 21

1. Identifikasi Masalah ........................................................... 21

2. Analisis Masalah ............................................................... 22

B. Memilih Dan Menetapkan Sasaran ......................................... 26

C. Rencana Kerja ........................................................................ 29

1. Menetapkan Alternatif Program/Kegiatan ......................... 29

2. Menyusun Rencana Persiapan, Pelaksanaan, dan

Pengendalian ................................................................... 32

3. Jadwal Rencana Kerja ..................................................... 40

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 42

Page 12: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

xii

A. Simpulan ................................................................................. 42

B. Saran ...................................................................................... 43

Daftar Putaka ............................................................................................. 44

Lampiran-lampiran ...................................................................................... 45

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. 47

Page 13: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Keadaan Pegawai Berdasarkan Pendidikan .............................. 12

Tabel 2.2. Keadaan Pegawai Berdasarkan Pangkat/golongan ................... 12

Tabel 2.3. Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 2012 ......................... 15

Tabel 3.1. Rencana Kerja Tahunan Tahun Anggaran 2013 ...................... 19

Tabel 3.2. Kerangka Pengukuran Kinerja .................................................. 21

Tabel 4.1. Analisis USG Menetapkan Masalah Pokok Prioritas ................ 24

Tabel 4.2. Analisis USG Menetapkan Masalah Spesifik Prioritas ............... 25

Tabel 4.3. Analisis USG Menetapkan Sasaran Pokok Prioritas .................. 27

Tabel 4.4. Analisis USG Menetapkan Sasaran Spesifik Prioritas ............... 28

Tabel 4.5. Analisis USG Menetapkan Alternatif Prioritas Menggunakan

Metode Tapisan ......................................................................... 30

Tabel 4.6. Tingkat Kinerja yang Diinginkan ................................................ 32

Tabel 4.7. Paket-paket Kerja ...................................................................... 36

Tabel 4.8. Rekapitulasi Kegiatan dan Biaya ............................................... 40

Tabel 4.9. Jadwal Kegiatan ........................................................................ 41

Page 14: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Pohon Masalah (Pernyataan Negatif) ................................... 26

Gambar 4.2. Pohon Sasaran (Pernyataan Positif) ..................................... 29

Gambar 4.3. Pohon Altrenatif .................................................................... 31

Gambar 4.4. Sasaran Umum dan Sasaran Khusus .................................. 33

Gambar 4.5. Tabel Matriks Rincian Kerja (MRK) ...................................... 35

Page 15: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah satu bagian

penting dalam perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali

di Indonesia. Industri kecil dan menengah sangat berperan dalam mema-

jukan ekonomi masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran.

Meskipun dalam ukuran sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

belum cukup tinggi, sektor ini tetap menjadi tumpuan bagi stabilitas ekonomi

nasional dan daerah.

Data Dinas Perindagkop dan UMKM Kota Tarakan menunjukkan

bahwa dalam tiga tahun terakhir jumlah IKM terus mengalami peningkatan

rata-rata 2,9 persen tiap tahun. Peningkatan jumlah unit usaha ini juga diikuti

dengan kenaikan jumlah penyerapan tenaga kerja sebesar rata-rata 2,4

persen. Hingga akhir tahun 2012, jumlah IKM di Kota Tarakan telah

mencapai 484 unit dan menyerap 2.656 tenaga kerja (Direktori Industri Kecil

dan Menengah Tahun 2012, Disperindagkop dan UMKM Kota Tarakan).

Industri kecil dan menengah di Kota Tarakan masih memiliki

berbagai macam permasalahan dan keterbatasan. Diantaranya; keterba-

tasan modal kerja, keterbatasan bahan baku dengan kualitas baik dengan

harga terjangkau, keterbatasan akses kredit perbankan komersial, teknologi,

lemahnya kualitas sumber daya manusia (manajemen dan teknik produksi),

kurangnya informasi pasar, serta kesulitan dalam pemasaran.

Page 16: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

2

Era globalisasi ekonomi dan pesatnya perkembangan teknologi

yang disertai dengan perkembangan penduduk yang semakin besar

merupakan peluang pasar bagi IKM. Produk-produk dari luar daerah

semakin mudah masuk ke Kota Tarakan. Persaingan antara produk lokal

dengan produk dari luar tidak dapat dielakkan. Dengan kondisi IKM yang

masih berkutat pada permasalahan dan kelemahan-kelemahannya, maka

yang sering terjadi adalah produk lokal kalah bersaing dengan produk dari

luar tersebut.

Melihat kondisi yang kurang menguntungkan tersebut, sebagai

instansi pembina IKM Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi, dan

UMKM Kota Tarakan, khususnya bidang industri, telah merumuskan dan

melaksanakan beberapa kebijakan operasional. Kebijakan operasional

berupa pelaksanaan program dan kegiatan dimaksudkan untuk mening-

katkan kinerja dan daya saing IKM. Pola yang ditempuh melalui metode

penyuluhan, pelatihan, bantuan teknologi, bantuan peralatan, pemagangan,

bimbingan teknis, penyediaan data dan informasi, dan lain-lain.

Program-program tersebut di atas telah dilaksanakan pada hampir

tiap tahun anggaran, namun belum menampakkan hasil yang maksimal. Hal

ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran dan keterbatasan aparat

pembina baik dari segi jumlah maupun kompetensi. Pada sisi lain, IKM juga

masih memiliki keterbatasan sebagaimana diuraikan di atas. Bagi IKM,

keadaan ini menyulitkan mereka untuk meningkatkan kapasitas usaha dan

atau mengembangkan produk-produk yang mampu bersaing di pasar.

Page 17: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

3

Berangkat dari isu yang diungkapkan di atas penulis tertarik untuk

mengkaji dan melakukan analisis terhadap isu tersebut melalui penyusunan

Kertas Kerja Perorangan (KKP) dengan judul “Rencana Kerja Peningkatan

Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil

dan Menengah pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri Dinas Perin-

dustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan”.

B. Isu Aktual

Isu adalah sesuatu yang menjadi perhatian atau sebuah persoalan

atau permasalahan yang apabila tidak diselesaikan atau ditindaklanjuti

dalam bentuk program nyata, maka persoalan tersebut dapat semakin

memburuk. Isu aktual adalah isu yang memenuhi empat kriteria yaitu aktual

(terjadi/akan terjadi), kekhalayakan, problematik, dan kelayakan (Isu Aktual

Sesuai Tema, LAN, 2008:8).

Penentuan isu aktual prioritas terkait seksi bina ILMEA didasarkan

atas hasil identifikasi sejumlah masalah (isu) baik di internal maupun

eksternal Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Disperindagkop dan UMKM

Kota Tarakan. Masalah-masalah yang berhasil diidentifikasi sebagai berikut.

1. Lemahnya penyusunan program dan kegiatan tahunan.

2. Lemahnya koordinasi antar seksi, antar bidang, dan antar SKPD terkait.

3. Belum optimalnya pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.

4. Keterbatasan anggaran, sarana, dan prasarana.

5. Kurangnya kebijakan/peraturan daerah terkait pembinaan industri.

6. Lemahnya daya saing industri kecil dan menengah.

Page 18: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

4

Hasil identifikasi tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode

USG (Urgency, Seriousness dan Growth), (Pemecahan Masalah dan

Pengambilan Keputusan (PMPK), LAN, 2008:17) dan disimpulkan bahwa isu

aktual prioritas terkait dengan Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan adalah

“Belum Optimalnya Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan

Industri Kecil dan Menengah”. Tabel hasil analisis menggunakan metode

USG sebagaimana terlampir (Lampiran 1).

C. Perumusan Masalah dan Sasaran

1. Rumusan Masalah

Masalah merupakan suatu kesenjangan antara apa yang diharapkan

(expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya semua

permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena

keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua

permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan

masalah yang menjadi prioritas.

Upaya pemberdayaan IKM melalui bimbingan teknis dan pembinaan

yang selama ini dilaksanakan oleh Seksi Bina ILMEA masih mengandung

sejumlah kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain

1. pendekatan pembinaan yang dilakukan kurang tepat,

2. kurangnya kemampuan dan kompetensi aparatur pembina,

3. adanya hambatan politis dan struktural, dan

4. kurangnya sarana dan prasarana pendukung (perangkat lunak/keras).

Page 19: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

5

Berdasarkan uraian permasalahan dan isu aktual prioritas di atas

serta mengacu kepada tema diklat yang telah ditetapkan, maka yang

menjadi rumusan masalah dan pokok bahasan dalam KKP ini adalah

“Bagaimana Meningkatkan Kemampuan dan Kompetensi Aparatur

dalam Melaksanakan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil

dan Menengah pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan?”

2. Rumusan Sasaran

Sasaran Sasaran merupakan penjabaran tujuan yang telah

ditetapkan yaitu berupa hasil (result) yang ingin dicapai dalam jangka waktu.

Sasaran menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan

yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

Dengan mengacu kepada permasalahan yang dihadapai, maka

sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya kemampuan dan

kompetensi aparat pembina dalam melakukan bimbingan teknis dan

pembinaan IKM.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan KKP ini, penulis mengggunakan beberapa

metode atau pendekatan dalam pengumpulan bahan dan data, yaitu

1. pendekatan empiris, yaitu berdasarkan pengalaman penulis dalam

membantu melaksanakan tugas bimbingan teknis dan pembinaan IKM

pada Bidang Industri, Disperindaagkop dan UMKM Kota Tarakan, dan

Page 20: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

6

2. studi kepustakaan, yaitu melalui penelaahan terhadap modul, buku,

naskah peraturan, dokumen, catatan, laporan-laporan, serta KKP yang

ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.

E. Pengertian dan Lingkup Bahasan

1. Pengertian

Untuk menyamakan pandangan dan konsepsi agar tidak terjadi

kesimpangsiuran pengertian dan pemahaman, diuraikan beberapa

pengertian yang terdapat di dalam KKP sebagai berikut.

a. Rencana Kerja adalah rencana rangkaian kegiatan yang disusun

dengan memerhatikan aspek waktu, tempat, dan tujuan yang ingin

dicapai oleh lembaga/organisasi (Poerwadarminta, 1999:197).

b. Peningkatan adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk memper-

baiki sesuatu keadaan dari taraf yang rendah ke taraf yang lebih tinggi,

dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak terampil menjadi terampil.

(Poerwadarminta, 1999:188).

c. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya (A. Prabu M, 2000: 122)

d. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi

barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk

kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (UU Nomor 5

Tahun 1984 tentang Perindustrian).

Page 21: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

7

e. Industri kecil, adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di

bidang industri dengan nilai investasi paling banyak Rp200 juta tidak

termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha (Peraturan Menteri

Perindustrian RI Nomor 41/M-IND/PER/6/2008 tentang Ketentuan dan

Tata Cara Pembeerian Izin Usaha Industri).

f. Industri menengah, adalah perusahaan yang melakukan kegiatan

usaha di bidang industri dengan nilai investasi lebih besar dari Rp200

juta sampai dengan paling banyak Rp10 milyar tidak termasuk nilai

tanah dan bangunan tempat usaha (Peraturan Menteri Perindustrian

RI Nomor 41/M-IND/PER/6/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pemberian Izin Usaha Industri).

g. Bimbingan, adalah proses pemberian bantuan (arahan) yang diberikan

oleh konselor kepada kliennya baik secara individu maupun secara

kelompok, dilakukan secara sadar, terencana dan sistimatis sehingga

mereka dapat mengembangkan kemampuan dirinya dan mandiri,

memperoleh pengetahuan dan keterampilan (Moh. Surya, 1988:36).

h. Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan

secara sadar, terencana, teratur, dan terarah untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan subjek dengan tindakan penga-

rahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan atau hasil yang lebih

baik (Poerwadarminta, 1999:182).

i. Kemampuan adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai

tugas dalam pekerjaan tertentu (Robbins, 2006 : 52).

Page 22: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

8

j. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup

aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan

standar yang ditetapkan (UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga-

kerjaan).

2. Ruang Lingkup Bahasan

Mempertimbangkan keterbatasan waktu, kemampuan penulis, serta

luasnya cakupan permasalahan, maka di dalam penulisan Kertas Kerja

Perorangan ini, pembahasan dibatasi pada dua hal berikut ini.

a. Fokus, Peningkatan Kemampuan dan Kompetensi Aparatur dalam

melaksanakan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan

Menengah.

b. Lokus, Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka,

Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan

UMKM Kota Tarakan.

Page 23: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

9

BAB II

GAMBARAN KEADAAN SEKARANG

A. Visi dan Misi

Pembangunan sektor industri, perdagangan, dan koperasi dan

usaha mikro, kecil, dan menengah di Kota Tarakan diselenggarakan dalam

rangka mensukseskan visi Kota Tarakan yang dirumuskan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009 s.d.

2014, yaitu “Kota Pusat Pelayanan, Perdagagan dan Jasa yang Sehat,

Berbudaya, Adil dan Sejahtera, dan Berkelanjutan”.

Untuk mendukung pencapaian visi di atas dan dalam rangka menata

dan mengembangkan perekonomian (industri, perdagangan, koperasi, dan

UMKM) yang merupakan bagian integral pembangunan Kota Tarakan maka

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan

merumuskan visi sebagai berikut.

“Industri Tangguh, Niaga Kuat, Koperasi Sehat

Menuju Masyarakat Sejahtera”

Dengan memperhatikan kondisi obyektif pengembangan ekonomi

yang telah dicapai, prospek pengembangan kedepan, hasil analisis perkem-

bangan ekonomi lokal, regional, nasional, dan global, serta perkem-bangan

tuntutan pelayanan masyarakat maka misi Dinas Perindustrian, Perdaga-

ngan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan dirumuskan sebagai berikut ini.

1. Mengembangkan Industri bertumpu potensi daerah yang berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan.

Page 24: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

10

2. Mengembangkan sistem perdagangan yang efisien bebas distorsi dan

prokompetisi pasar.

3. Menumbuhkembangkan kesadaran hak dan kewajiban pelaku usaha dan

konsumen.

4. Meningkatkan kelembagaan, koperasi dan usaha mikro dan menengah

yang profesional.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja

Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Tarakan

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan, Bina Industri Logam,

Mesin, Elektronika, dan Aneka (ILMEA) merupakan salah satu seksi pada

Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM

Kota Tarakan, (Lampiran 2).

Seksi Bina ILMEA mempunyai tugas sebagaimana tertuang dalam

Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi

serta Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Tarakan, pasal 11 ayat (1), yaitu

melakukan penyiapan bimbingan teknis pembinaan dan pengemba-

ngan sarana usaha produksi, penyuluhan, pembinaan kemitraan,

koordinasi, penerapan standar dan pengawasan mutu, pendataan,

pencegahan pencemaran, pemantauan dan evaluasi, pemberdayaan,

serta peningkatan kerjasama antara Industri Kecil dan Menengah (IKM)

di bidang ILMEA dengan industri besar, BUMN, dan BUMD.

Page 25: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

11

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Seksi Bina ILMEA mempunyai

fungsi sebagai berikut (Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2009).

1. Penyusunan petunjuk bimbingan teknis dan penyiapan perizinan serta

pedoman pembinaan kegiatan usaha dibidang ILMEA.

2. Pembinaan dan penumbuhan teknologi tepat guna dan teknologi industri

kecil sesuai dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK.

3. Penyiapan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan sarana

usaha dan produksi dibidang ILMEA.

4. Penyiapan bimbingan teknis peningkatan mutu hasil produksi, penerapan

standar, pengawasan mutu, diversifikasi produk, dan inovasi teknologi.

5. Penyiapan bahan pembinaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan

dibidang ILMEA.

6. Penyiapan dan analisis iklim usaha dan peningkatan kerjasama dengan

dunia usaha dibidang ILMEA.

7. Penyiapan bimbingan teknis serta pemantauan, penanggulangan, dan

pencegahan pencemaran.

8. Membuat perencanaan dibidang kemitraan antar usaha industri mikro,

kecil, menengah dengan industri besr, BUMN, dan BUMD.

9. Melakukan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pengembangan

usaha industri.

Adapun keadaan sumber daya manusia pada Bidang Industri

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan

adalah sebagai berikut (Tabel 2.1 dan Tabel 2.2).

Page 26: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

12

Tabel 2.1. Keadaan Pegawai Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Keterangan

1 Pasca Sarjana 2

2 Sarjana 3

3. Diploma 3 (Industri) 1 outsourcing

4. SMA 2

Tabel 2.2. Keadaan Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan

No. Pangkat/Golongan Jumlah Keterangan

1 Golongan IV 1

2 Golongan III 4

3 Golongan II 2

4 Pegawai outsourcing 1 TPL

Sumber data : Renstra Disperindagkop dan UMKM Kota Tarakan 2010-2014

C. Permasalahan Sasaran, Program, dan Kegiatan Dalam Renstra

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yang merupakan sesuatu

yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi dalam jangka waktu

tahunan, semesteran, triwulan, atau bulanan. Adapun sasaran strategik

pengembangan IKM Kota Tarakan adalah tercapainya industri kecil dan

menengah dan rumah tangga yang handal, tangguh, dan mandiri

(Renstra Disperindagkop dan UMKM Kota Tarakan Tahun 2010-2014).

Proses pencapaian hasil sasaran sangat tergantung pada keberhasilan

implementasi program dan kegiatan.

Dalam rangka mencapai sasaran tersebut di atas, Seksi Bina

ILMEA, Bidang Industri, Disperindagkop dan UMKM menjalankan beberapa

program dan kegiatan sebagai berikut.

Page 27: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

13

1. Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi, dengan satu

kegiatan, yaitu penguatan kemampuan industri berbasis teknologi.

2. Program pengembangan industri kecil, dan menengah, terdiri atas dua

kegiatan, yaitu (1) fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap

pemanfaatan sumber daya dan (2) fasilitasi kerjasama kemitraan industri

mikro, kecil dan menengah dengan swasta.

3. Program peningkatan kemampuan teknologi industri, terdiri atas dua

kegiatan, yaitu (1) pembinaan kemampuan teknologi industri dan (2)

pengembangan dan pelayanan teknologi industri.

4. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial, dengan satu

kegiatan yaitu penyediaan sarana informasi yang dapat diakses

masyarakat.

5. Program penataan struktur industri, dengan satu kegiatan yaitu

penyediaan sarana maupun prasarana klaster industri.

Secara umum, sampai akhir tahun anggaran 2012, program dan

kegiatan tersebut di atas telah berjalan dengan baik. Namun, masih terdapat

beberapa permasalahan berkaitan dengan struktur program dan kegiatan

dalam proses perencanaan dan penganggarannya, antara lain:

1. Program memiliki tingkatan yang sama atau lebih rendah dibanding

kegiatan.

Pendefinisian program terlalu sempit sehingga kinerja program

(outcomes) sama dengan atau lebih rendah dari kinerja kegiatan

(output).

Page 28: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

14

2. Program disusun dengan pendekatan input based.

Seringkali program disusun berdasarkan rincian belanja (line-item) dan

bukan dalam bentuk kegiatan yang berorientasi pada keluaran (output),

sehingga kurang terlihat keterkaitan dengan hasil (outcome) yang

diharapkan.

Permasalahan lain dari pelaksanaan program dan kegiatan adalah

masih terdapat beberapa program dan kegiatan yang dipandang perlu untuk

ditingkatkan, khususnya yang menyangkut peningkatan kemampuan dan

kompetensi sumber daya manusia aparatur, agar mampu memberikan

pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

D. Gambaran Rencana Tingkat Capaian (Target) dan Realisasi

Kinerja atau tingkat capaian program dan kegiatan yang telah

dijalankan perlu dipantau dan dievaluasi terutama dalam rangka

menetapkan kinerja dan sasaran di masa mendatang. Untuk memperoleh

gambaran yang jelas mengenai tingkat capaian kinerja pelaksanaan

bimbingan teknis dan pembinaan pada IKM yang telah dilakukan pada tahun

2012 pada seksi bina ILMEA, dilakukan evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja

dlakukan dengan menggunakan metode Pengukuran Pencapaian Sasaran

(PPS) (Kertas Kerja Perseorangan (KKP), LAN, 2008:53) sebagaimana tabel

berikut (Tabel 2.3).

Page 29: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

15

Tabel 2.3. Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 2012

Sasaran Indikator Sasaran

Target Realisasi Prosentase

Capaian (%)

Ket.

Meningkatnya keterampilan SDM IKM

Input: o Dana o SDM

Output Terlaksananya pelatihan bagi SDM IKM

Outcome Terwujudnya SDM IKM yang terampil

Rp126.709.500

3 orang

2 kali

40 orang

Rp105.474.840

3 orang

2 kali

22 orang

83,24 100

100

55

Meningkatnya daya saing IKM

Input: o Dana o SDM

Output Terlaksananya pelatihan bagi SDM IKM dan bantuan peralatan produksi

Outcome Terwujudnya SDM IKM yang terampil dan meningkatnya kualitas produk serta produktifitas IKM

Rp176.967.000

3 orang

2 kali

30 orang 3 paket alat

produksi

Rp49.866.600

3 orang

2 kali

7 orang 1 paket

28,83 100

100

23 33,3

Tersedianya informasi tentang potensi dan produk IKM Kota Tarakan

Input: o Dana o SDM Output Buku data IKM dan perangkat alat promosi Outcome Tersosialisasinya IKM brsama produknya

Rp68.000.000

3 orang

30 exmp/4 pkt

20 IKM unggulan

Rp40.462.000

3 orang

30 exmp/3 pkt

15 IKM unggulan

59,50 100

87,5

75

Page 30: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

16

BAB III

GAMBARAN KEADAAN YANG DIINGINKAN

A. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran disusun dalam rangka melaksanakan misi dan

mewujudkan visi. Penetapan tujuan dan sasaran pengembangan IKM,

khuusnya industri logam, mesin, elektronika, dan aneka (ILMEA) didasarkan

pada hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi serta

berpedoman pada Rencana Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan,

Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan Tahun 2009-2014.

1. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari penyataan

misi untuk meletakkan kerangka prioritas dan memfokuskan arah semua

program dan kegiatan yang dicanangkan. Sesuai dengan visi dan misi

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, Seksi Bina ILMEA merumus-

kan tujuan yang merupakan bagian integral dari tujuan Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan yaitu

industri yang handal dan tangguh.

2. Sasaran

Sasaran merupakan penjabaran tujuan yang telah ditetapkan yaitu

berupa hasil (result) yang ingin dicapai dalam jangka waktu tahunan,

semesteran, triwulan atau bulanan. Sasaran menggambarkan hal yang

ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan.

Page 31: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

17

Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan maka sasaran yang ingin

dicapai dalam pembangunan industri kecil dan menengah serta rumah

tangga adalah tercapainya industri kecil dan menengah dan rumah tangga

yang handal, tangguh, dan mandiri.

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran di atas maka arah

kebijaksanaan operasional pembangunan industri pada Seksi Bina ILMEA

adalah mengembangkan industri yang mempunyai keunggulan komparatif

dan kompetitif berbasis pada sumber daya alam lokal dan banyak menyerap

tenaga kerja.

B. Program dan Kegiatan yang Ingin Ditingkatkan Kinerjanya

Sebagai unsur utama SDM aparatur negara, Pegawai Negeri Sipil

(PNS) mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan dalam

keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok

PNS yang mampu melakukan peranan tersebut adalah PNS yang

mempunyai kompetensi yang berarti memiliki kemampuan dalam pelaksa-

naan tugas, adanya komitmen terhadap kualitas kerja, profesional, serta

memiliki dedikasi terhadap kepentingan masyarakat yang dilayaninya.

Sebagai instansi pembina sektor industri, salah satu tulang pung-

gung perekonomian Kota Tarakan, Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan tentunya

sangat penting untuk memiliki aparatur yang kompeten, berintegritas tinggi,

serta memiliki skill yang baik guna menunjang pelaksanaan program yang

telah ditetapkan.

Page 32: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

18

Oleh karena itu, untuk mendukung terwujudnya tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan di atas, Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan akan

meningkatkan program pengembangan SDM sebagai upaya meningkatkan

kinerja dan profesionalisme aparatur. Dengan meningkatnya kualitas SDM

aparatur diharapkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat berjalan

dengan baik. Dengan demikian pelaksanaan bimbingan teknis dan

pembinaan kepada IKM dapat optimal sehingga misi yang diemban yaitu

industri bertumpu potensi daerah yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan dapat diwujudkan.

Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam program pengembangan

SDM aparatur adalah mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis berbasis

kompetensi, yaitu Pendidikan dan Pelatihan Sistem Industri I (17 s.d. 29 Juni

2013, Yogyakarta) sebagaimana diuraikan dalam Rencana Kerja Tahunan

(RKT) (Kertas Kerja Perseorangan (KKP), LAN, 2008:53) 2013 (Tabel 3.1).

C. Kerangka Pengukuran dan Indikator Kinerja

Pengukuran kinerja kegiatan merupakan proses penilaian kemajuan

pelaksanan kegiatan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan

termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dan efektivitas

pencapaian sasaran. Pengukuran kinerja harus dilakukan secara efisien dan

efektif dengan membandingkan biaya dan manfaat atas sistem yang

dibangun.

Page 33: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

19

Tabel 3.1. Rencana Kerja Tahunan Tahun Anggaran 2013

Instansi : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan

Sasaran

Program

Kegiatan

Ket. Uraian

Indikator Kinerja

Target Uraian Indikator Kinerja Target

Terwujudnya optimalisasi kinerja pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan IKM

Meningkatnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan IKM

85%

Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Mengikuti pendidikan dan pelatihan Sistem Industri Tingkat I

Input: o Dana o SDM

Output Terlaksananya pelatihan bagi SDM aparatur

Outcomes Terwujudnya SDM Aparatur yang memahami Sistem Industri (tujuan, manfaat, dan implementasinya pada industri khususnya IKM)

Input: Rp22 juta 2 orang

1 kali,

2 orang

33,3%

Dana dari DPA Disperindagko

p TA 2013

Diklat dilaksanakan

oleh Balai Diklat Industri Regional IV Yogyakarta

Page 34: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

20

Pengukuran kinerja meliputi dua aspek utama yaitu (1) penetapan

indikator kinerja dan (2) penetapan nilai capaian dan evaluasi kinerja.

Penetapan indikator kinerja meliputi identifikasi aspek-aspek dalam setiap

kelompok indikator kinerja, penetapan rencana capaian dan penetapan

bobot setiap kelompok kinerja, temasuk didalamnya penetapan bobot

kegiatan dan bobot program. Pada penetapan capaian kinerja dilakukan

penilaia terhadap realisasi dan rencana yang telah ditetapkan sesuai

dengan masing-masing kelompok kinerja. Atas dasar nilai yang telah

dihitung pada setiap aspek dalam kelompok indikator kinerja, dapat pula

dihitung nilai capaian setiap kelompok indikator kinerja.

Indikator kinerja ini dapat berupa output maupun outcome. Indikator

kinerja outputs (Keluaran) adalah segala sesuatu berupa produk/ jasa (fisik

dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan

dan program berdasarkan masukan yang digunakan. Indikator kinerja

outcomes (Hasil) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran kegiatan pada jangka menengah.

Indikator kinerja pelaksanaan program pengembangan SDM

aparatur melalui Diklat Sistem Industri I harus terukur dan memiliki target

yang akan dicapai. Melalui input berupa SDM, dana, sarana dan prasarana,

organisasi, serta koordinasi, diharapkan dapat terlaksana kegiatan Diklat

Sistem Industri I dengan baik dan lancar. Tahapan selanjutnya, hasil diklat

tersebut dapat dijadikan sebagai bekal dalam bekerja untuk mewujudkan

sasaran yang telah ditetapkan yaitu tercapainya industri kecil dan menengah

Page 35: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

21

dan rumah tangga yang handal, tangguh, dan mandiri. Kerangka

pengukuran kinerja tersebut ditampilkan dalam Rencana Kerja Tahunan

Tahun 2013 berikut (Tabel 3.2).

Tabel 3.2. Kerangka Pengukuran Kinerja

No. Program Kegiatan Penetapan Indikator Kinerja

Indikator Kinerja Satuan

1 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Mengikuti pendidikan dan pelatihan Sistem Industri Tingkat I

Input: o Dana o SDM

Inut: Rp

Orang

Output Terlaksananya pelatihan bagi SDM aparatur

Kali

Outcome Terwujudnya SDM Aparatur yang memahami Sistem Industri (tujuan, manfaat, dan implementasinya pada industri khususnya IKM)

%

Benefit Meningkatnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan terhadap IKM

%

Impact Optimalnya Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM)

%

Page 36: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

22

BAB IV

MASALAH DAN PEMECAHANNYA

A. Identifikasi dan Analisis Masalah

1. Identifikasi Masalah

Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa sebagai

instansi pembina industri kecil dan menengah (IKM), Seksi Bina ILMEA,

Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM

Kota Tarakan telah melaksanakan bimbingan teknis dan pembinaan melalui

beberapa program dan kegiatan guna meningkatkan kinerja dan daya saing

IKM. Namun demikian, pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan

tersebut belum menunjukkan hasil yang optimal.

Telah diuraikan pula dalam perumusan masalah bahwa hal ini

disebabkan karena adanya beberapa kelemahan sebagai berikut.

a. Pendekatan pembinaan yang dilakukan kurang tepat.

Bidang industri khususnya seksi bina ILMEA telah melakukan

pembinaan terhadap IKM. Namun, pembinaan yang dilakukan selama ini

ternyata belum terkelola secara baik. Banyak pola-pola bantuan teknik

yang kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh penerapan pola umum

secara atas-bawah (top-down) dan kurang mempertimbangkan aspek

kelayakannya menurut kondisi spesifik obyektif binaan di lapangan.

Kelemahan lain adalah banyak program pemberdayaan, khususnya

kegiatan pendidikan dan pelatihan yang kurang memenuhi kebutuhan

nyata obyek binaan.

Page 37: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

23

b. Kurangnya kemampuan dan kompetensi aparatur pembina.

Keberhasilan pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan

terhadap IKM menuntut kemampuan dan kompetensi yang tinggi terlebih

tugas tersebut berkaitan dengan pengembangan kemampuan pengeta-

huan, sikap, dan keterampilan perajin sehingga diharapkan dapat

mengubah cara pandang perajin dalam menyikapi teknologi dan informasi

terbaru dalam menjalankan usahanya.

c. Adanya hambatan politis dan struktural

Salah satu syarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan bimbingan

teknis dan pembinaan terhadap IKM dapat berjalan dengan baik adalah

tersedianya anggaran. Dukungan DPRD sebagai pemilik hak peng-

anggran APBD sangat penting terutama dalam penentuan program

prioritas.

d. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung (perangkat keras/lunak)

Disamping membutuhkan dukungan sarana dan prasarana seperti

jalan, listrik, air, dan lain-lain, IKM juga membutuhkan iklim usaha yang

kondusif, adanya regulasi dan kebijakan yang berpihak dan mendukung

pertumbuhannya.

2. Analisis Masalah

Untuk mengetahui masalah pokok yang paling dominan atau

prioritas dari empat masalah di atas, penulis menganalisis menggunakan

metode USG. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa kurangnya

kemampuan dan kompetensi aparatur merupakan masalah pokok paling

Page 38: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

24

domiinan sehingga pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan terhadap

IKM belum optimal. Analisis dengan metode USG tersebut ditampilkan

dalam Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1. Analisis USG menentapkan masalah pokok prioritas

No. Masalah Pokok

Penilaian Ran-king

Kriteria Total

U S G

1. Kurang tepatnya metode pendekatan bimbingan teknis dan pembinaan

2 4 3 9 III

2. Adanya hambatan politis dan hambatan struktural

2 2 2 6 IV

3. Kurangnya kemampuan dan kompetensi aparatur

4 3 5 12 I

4. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung (oeangkat keras dan perangkat lunak)

3 4 4 11 II

Keterangan: Skala Nilai (Linket)

o U (Urgency) 5 = Sangat kuat 2 = Kurang kuat o S (Serious) 4 = Kuat 1 = Sangat kurang kuat o G (Growth) 3 = Relaif kuat

Terhadap masalah pokok paling dominan, dilakukan identifikasi

penyebabnya yang merupakan masalah spesifik yaitu masalah yang

menjadi penyebab langsung terjadinya masalah pokok. Hasil identifikasi

menunjuk-kan bahwa ada empat masalah spesifik penyebab kurangnya

kemampuan dan kompetensi aparatur, yaitu

1. kurangnya kesempatan mengikuti diklat teknis,

2. rendahnya motifasi untuk mengembangkan diri secara mandiri,

3. penempatan aparat yang kurang tepat, dan

4. rendahnya pemahaman tugas pokok dan fungsi organisasi.

Page 39: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

25

Setelah dilakukan analisis menggunakan metode USG maka

disimpulkan bahwa masalah spesifik yang paling diminan atau prioritas

penyebab kurangnya kemampuan dan kompetensi aparatur adalah

kurangnya kesempatan mengkuti diklat teknis. Hasil analisis masalah

spesifik prioritas menggunakan metode USG ditampilkan dalam tabel berikut

(Tabel 4.2).

Tabel 4.2. Analisis USG menetapkan masalah spesifik prioritas

No. Sasaran Pokok

Penilaian

Ranking Kriteria Total

U S G

1. Kurangnya kesempatan mengikuti diklat teknis

5 4 4 13 I

2. Rendahnya motivasi untuk mengembangkan diri secara mandiri

3 4 4 11 II

3. Kurang tepatnya penempatan aparatur

3 2 3 8 IV

4. Kurangnya pemahaman tugas pokok dan fungsi organisasi

4 3 3 10 III

Untuk menggambarkan semua masalah dalam suatu situasi tertentu

dan memperagakannya sebagai suatu rangkaian hubungan sebab akibat,

digunakan pohon masalah (pernyataan negatif) (Pola Kerja Terpadu, LAN,

2008:23). Berdasarkan hasil analisis masalah baik masalah pokok maupun

masalah spesifik dengan menggunakan metode USG sebagaimana

diuraikan di atas maka pohon masalah dari belum optimalnya pelaksanaan

bimbingan teknis dan pembinaan terhadap industri kecil dan menengah

digambarkan sebagai berikut (Gambar 4.1).

Page 40: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

26

Gambar 4.1. Pohon masalah

Keterangan: • Masalah utama yang dihadapi adalah nomor 1 • Penyebab utama masalah adalah nomor 2c • Penyebab utama nomor 2c adalah 3a • Akibat masalah utama adalah masalah nomor 4

Belum Optimanya lKinerja

pelaksanaan bimbingan teknis dan

pembinaan industri kecil dan

menengah (IKM)

Rendahnya kualitas pelaksanaan

bimbingan teknis dan pembinaan

industri kecil dan menengah (IKM)

b

Adanya

hambatan

politis dan

struktural

c

Kurangnya

kemampuan

dan

kompetensi

aparatur

a

Kurang tepat-

nya metode

pendekatan

bimbingan dan

pembinaan

dKurangnya

sarpras

pendukung

(perangkat lunak

dan perangkat

keras)

b

Rendahnya

motivasi untuk

mengem-

bangkan diri

secara mandiri

c

Kurang

tepatnya

penempatan

aparatur

a

Kurangnya

kesempatan

mengikuti

diklat teknis

d

Kurangnya

pemahaman

tugas pokok

dan fungsi

organisasi

Sebab

Akibat

2

3

1

4

POHON MASALAH(PERNYATAAN NEGATIF)

Page 41: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

27

B. Memilih dan Menetapkan Sasaran

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah di atas maka

telah diidentifikasi pula sasaran utama yang hendak dicapai, yang tidak lain

merupakan pernyataan positif masalah utama yaitu oprtimalnya kinerja

pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan terhadap IKM. Untuk

mencapai sasaran utama tersebut harus diupayakan melalui pencapaian

faktor-faktor penunjang yaitu sasaran pokok dan sasaran spesifik.

Terdapat empat sasaran pokok yang hendak dicapai, yaitu

1. tepatnya metode pendekatan pembinaan yang dilakukan,

2. teratasinya hambatan politis dan struktural,

3. tingginya kemampuan dan kompetensi aparatur, dan

4. lengkapnya sarana dan prasarana pendukung (perangkat lunak/keras).

Untuk mengetahui sasaran pokok prioritas dilakukan analisis dengan

menggunakan metode USG (Tabel 4.3). Dari hasil analisis tersebut disimpul-

kan bahwa sasaran pokok adalah tingginya kemampuan dan kompetensi

aparatur.

Tabel 4.3. Analisis USG menentapkan sasaran pokok prioritas

No. Masalah Pokok

Penilaian Ran-king

Kriteria Total

U S G

1. Tepatnya metode pendekatan bimbingan dan pembinaan

2 4 3 9 III

2. Teratasinya hambatan politis dan struktural

2 2 2 6 IV

3. Tingginya kemampuan dan kompetensi aparatur

4 3 5 12 I

4. Lengkapnya sarana dan prasarana (perangkat lunak/perangkat keras)

3 4 4 11 II

Page 42: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

28

Terhadap sasaran pokok prioritas, dilakukan identifikasi sasaran

yang merupakan sasaran spesifik yaitu sasaran yang menjadi pendukung

langsung tercapainya sasaran pokok (Pola Kerja Terpadu, LAN, 2008:25).

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ada empat sasaran spesifik

pendukung tingginya kemampuan dan kompetensi aparatur, yaitu

1. tersedianya kesempatan mengikuti diklat teknis,

2. tingginya motifasi untuk mengembangkan diri secara mandiri,

3. tepatnya penempatan aparat; dan

4. tingginya pemahaman tugas pokok dan fungsi organisasi.

Setelah dilakukan analisis menggunakan metode USG maka disim-

pulkan bahwa sasaran spesifik prioritas adalah tersedianya kesempatan

mengkuti diklat teknis, sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4. Analisis USG menetapkan sasaran spesifik prioritas

No. Sasaran Pokok

Penilaian Ran-king

Kriteria Total

U S G

1. Tersedianya kesempatan mengikuti diklat teknis

5 4 4 13 I

2. Tingginya motivasi untuk mengembangkan diri secara mandiri

3 4 4 11 II

3. Tepatnya penempatan aparatur 3 2 3 8 IV

4. Tingginya pemahaman tugas pokok dan fungsi organisasi

4 3 3 10 III

Pohon sasaran optimalnya pelaksanaan bimbingan teknis dan

pembinaan terhadap industri kecil dan menengah digambarkan sebagai

berikut (Gambar 4.2).

Page 43: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

29

Gambar 4.2. Pohon sasaran

Keterangan:

Sasaran yang ingin dicapai adalah nomor 1

Terpenuhinya sasaran nomor 1 adalah karena terpenuhinya sasaran nomor 2c

Terpenuhinya sasaran nomor 2c adalah karena terpenuhinya sasaran nomor 3a

Jika sasaran nomor 1 tercapai, maka sasaran nomor 4 akan terwujud

Optimalnya kinerja pelaksanaan

bmbingan teknis dan pembinaan

industri kecil dan menengah (IKM)

Tingginya ualitas bimbingan

teknis dan pembinaan industri

kecil dan menengah (IKM)

b

Teratasinya

hambatan

politis dan

struktural

c

Tingginya

kemampuan

dan

kompetensi

aparatur

a

Tepatnya

metode

pendekatan

bimbingan dan

pembinaan

dLengkapnya

sarana dan

prasarana

(perngkat keras

dan perangkat

lunak)

b

Tingginya

motivasi untuk

mengem-

bangkan diri

secara mandiri

c

Tepatnya

penempatan

aparatur

a

Tersedianya

kesempatan

mengikuti

diklat teknis

d

Tingginya

pemahaman

tugas pokok

dan fungsi

organisasi

Sebab

Akibat

2

3

1

4

POHON SASARAN(PERNYATAAN POSITIF)

Page 44: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

30

C. Rencana Kerja

1. Menetapkan Alternatif Program/Kegiatan

Dengan mempertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya yang

disesuaikan pula dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab penulis

maka ditetapkan alternatif pemecahan masalah yang pelaksanaannya

berada dalam ruang lingkup tugas dan tanggung jawab penyusun KKP ini.

Alternatif kegiatan yang akan dipilih sebagai berikut.

1. Menyelenggarakan diklat teknis di tempat (in house training).

2. Mengikuti diklat teknis (sistem industri I) di balai diklat industri.

3. Melakukan magang ke daerah yang lebih maju IKM-nya.

Untuk menganalisis dan memilih alternatif kegiatan prioritas yang akan

dilaksanakan digunakan metode Tapisan (PMPK, LAN, 2008:30) sebgai-

mana ditampilkan dalam Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5. Penetapkan Alternatif Prioritas Menggunakan metode Tapisan

No. Alternatif Efek-tivitas

Kemu-dahan

Biaya Total

1 Menyelenggarakan diklat teknis di tempat (in house training)

4 4 4 12

2 Mengikuti diklat teknis (Sistem Industri I) di Balai Diklat Industri

5 4 4 13

3 Melakukan magang ke daerah yang lebih maju IKM-nya

3 4 4 11

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Tapisan pemecahan

masalah yang dipilih adalah alternatif kegiatan nomor 2, yaitu mengikuti

diklat teknis (Sistem Industri I) di Balai Diklat Industri.

Page 45: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

31

Ketiga alternatif kegiatan tersebut di atas beserta alternatif kegiatan

prioritas yang akan dilaksanakan digambarkan dalam pohoh alternatif

sebagaimana Gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.3. Pohon Alternatif

Optimalnya pelaksanaan bimbingan

teknis dan pembinaan industri kecil

dan menengah (IKM)

Tingginya kualitas pelakanaan

bimbingan teknis dan pembinaan

industri kecil dan menengah (IKM)

Tingginya kemampuan dan

kompetensi aparatur

Terpenuhinya kesempatan

mengikuti diklat teknis

Mengirimkan pegawai

mengikuti diklat teknis

di Balai Diklat Indutsri

Menyelenggarakan

diklat teknis ditempat

(in house training)

Melakukan magang

ke daerah yang lebih

maju IKM-nya

POHON ALTERNATIF

Page 46: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

32

Setelah diperoleh kegiatan alternatif prioritas maka dibuat rencana

kinerja program dan kegiatan dengan menggunakan kerangka pengukuran

dan indikator kinerja program dan kegiatan sebagaimana Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6. Tingkat Kinerja yang Diinginkan

No. Program Kegiatan Indikator Kinerja

Capaian Kinerja

Sekarang Yang

Diinginkan

1 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Mengikuti pendidikan dan pelatihan Sistem Industri Tingkat I

Input: o Dana o SDM

Inut: Rp22 juta 2 Orang

Rp75 juta 6 orang

Output Terlaksananya pelatihan bagi SDM aparatur

1 Kali

3 kali

Outcome Terwujudnya SDM Aparatur yang memahami Sistem Industri (tujuan, manfaat, dan implementasinya pada industri khususnya IKM)

33,3%

100%

Benefit Meningkatnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan terhadap IKM

30%

90%

Impact Optimalnya Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM)

26,7%

80%

Page 47: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

33

2. Menyusun Rencana Persiapan Pelaksanaan dan Pengendalian

Penyusunan rencana persiapan, pelaksanaan dan pengendalian

ditetapkan melalui pembuatan sasaran umum dan sasaran khusus

terhadap kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sasaran

khusus dimaksud. Sasaran umum dan sasaran khusus yang ditetapkan

adalah sebagai Gambar 4.4 berikut.

Gambar 4.4. Sasaran Umum dan Sasaran Khusus

Sasaran khusus merupakan sasaran yang bersifat tentatif dan harus

divalidasi menjadi sasaan definitif. Ada tiga instrumen yang dapat digunakan

untuk memvalidasi sasaran, yaitu matriks rincian kerja (MRK), uraian paket

pekerjaan (PK), dan penjadwalan.

Terpenuhinya kesempatan

Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Teknis

bagi dua orang aparatur pada Seksi Bina ILMEA

selama 13 hari (17 s.d. 29 Juni 2013) di Balai Diklat

Industri Regional IV Yogyakarta dengan sumber

dana dari DPA Dinas Perindagkop dan UMKM

Kota Tarakan TA 2013

Terpenuhinya

Kesempatan Mengikuti Pendidkan dan

Pelatihan Teknis

Page 48: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

34

1. Matrik Rincian Kerja (MRK)

Matriks rincian kerja (MRK) merupakan kerangka yang

menghubungkan sasaran dengan kejadian dan sumber yang diperlukan

(Pola Kerja Terpadu, LAN, 2008:30). Kegiatan dalam MRK dirinci menjadi

kegiatan kecil yang dinamakan pokok akhir. Matriks rincian Kerja akan

memberikan gambaran jelas tentang hal yang akan diterapkan setiap orang

atau sekelompok orang pada kegiatan mewujudkan sasaran.

Matrik rincian kerja sasaran khusus yaitu terpenuhinya kesempatan

mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis bagi dua orang aparatur pada

Seksi Bina ILMEA selama 13 hari di Balai Diklat Industri Regional IV

Yogyakarta dengan sumber dana dari DPA Dinas Perindagkop dan UMKM

Kota Tarakan TA 2013 digambarkan dalam Gambar 4.5.

2. Uraian Paket Kerja (PK)

Uraian Paket Kerja merupakan kumpulan beberapa pekerjaan yang

ada dalam setiap pokok akhir dan diuraikan dalam bentuk format uraian

paket kerja (Pola Kerja Terpadu, LAN, 2008:32). Format paket kerja berisi

uraian pekerjaan yang harus dikerjakan oleh setiap penanggungjawab

untuk mewujudkan sasaran. Paket-paket kerja dan rekapitulasi kegiatan

dan biaya masing-masing diuraikan dalam Tabel 4.7 dan Tabel 4.8.

3. Penjadwalan

Penjadwalan dibuat dalam bentuk peta gais (barchart).

Penjadwalan yang menggambarkan kapan kegiatan diklat sistem industri

dimulai dan kapan direncanakan selesai diuraikan dalam Tabel 4.9.

Page 49: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

35

Nom

or

Pokok Akhir

Penanggung Jawab

JU

MLA

H

Kep

ala

Din

as

Kep

ala

Bid

ang

Kasi B

ina ILM

EA

Kasi B

ina IKA

HH

Bend

ahara

Ag

ust S

up

ria

di

Safrud

in

1 Pencarian informasi 1

2 Penentuan peserta (rapat) 3

3 Pembuatan surat tugas & SPPD 4

4 Penyiapan administrasi peserta 5

5 Pencairan anggaran 4

6 Pengiriman peserta 3

7 Mengikuti Diklat Teknis 2

8 Pemulangan peserta 2

9 Pelaporan 3

10 Penilaian 1

JUMLAH 5 4 8 3 1 4 3 28

Gambar 4.5. Tabel Matriks Rincian Kerja (MRK)

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

PENGENDALIAN

Si A Bi Di Ba

POKOK

KERJAKEGIATANSASARAN

Terpenuhinya

kesempatan

Mengikuti

Pendidikan

dan Pelatihan

Teknis bagi

dua orang

aparatur

pada Seksi

Bina ILMEA

selama 13 hari

(17 s.d. 29

Juni 2013)

di Balai Diklat

Industri

Regional IV

Yogyakarta

dengan sumber

dana dari

DPA Dinas

Perindagkop

dan UMKM

Kota Tarakan

TA 2013

Mengikuti

sertakan

dua orang

aparatur

pada Seksi

Bina ILMEA

Mengikuti

diklat teknis

selama 13 hari

(17 s.d. 29

Juni 2013)

di Balai Diklat

Industri

Regional IV

Yogyakarta

dengan sumber

dana dari

DPA Dinas

Perindagkop

dan UMKM

Kota Tarakan

TA 2013

Page 50: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

36

Tabel 4.7. Paket-Paket Kerja

Pokok Akhir : Pencarian informasi

Penanggung Gugat : Kepala Seksi Bina ILMEA

Nomor Paket Kerja : 1

No. Uraian Tugas Penanggung

Jawab Waktu

Biaya (Rp)

1.

Melakukan koordinasi dengan Sub Bagian Perencanaan Sekretaris Disperindagkop dan UMKM (Anggaran)

Kasi Bina ILMEA

1 hari 0 2.

Mencari informasi lokasi dan jadwal pelaksanaan Diklat Sistem Industri I

Kasi Bina ILMEA

3. Menghubungi penyelenggara (Balai Diklat Industri Regional IV Yogyakarta

Kasi Bina ILMEA

Jumlah 1 orang 1 hari 0

Pokok Akhir : Penentuan peserta (rapat)

Penanggung Gugat : Kepala Bidang Industri

Nomor Paket Kerja : 2

No. Uraian Tugas Penanggung

Jawab Waktu

Biaya (Rp)

1. Menyiapkan tempat rapat Safrudin

1 hari 0

2. Menyelenggarakan rapat Kasi Bina

ILMEA

3. Memimpin rapat Kabid

Industri

4 Mengusulkan dua orang aparatur yang akan mengikuti diklat

Kasi Bina ILMEA

5

Memberikan pertimbangan berdasarkan urgensi dan syarat-syarat yang telah ditentukan penyelenggara (BDI Reg. IV)

Kasi Bina ILMEA

6 Menyetujui dan mengambil keputusan penunjukan aparatur yang akan mengkuti diklat

Kabid Industri

Jumlah 3 orang 1 hari 0

Page 51: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

37

Pokok Akhir : Pembuatan surat tugas dan SPPD

Penanggung Gugat : Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Nomor Paket Kerja : 3

No. Uraian Tugas Penanggung

Jawab Waktu

Biaya (Rp)

1. Membuat konsep surat tugas dan SPPD Kasi Bina

ILMEA

1 hari 0

2. Mengetik dan mencetak surat tugas dan SPPD

Agust Supriadi

3. Mengoreksi dan memaraf surat tugas dan SPPD

Kasi Bina ILMEA

4. Mengoreksi dan memaraf surat tugas dan SPPD

Kabid Industri

5. Menandatagani surat tugas dan SPPD Kadis

6. Meregister dan membubuhi cap dinas dan SPPD

Agust Supriadi

Jumlah 4 orang 1 hari 0

Pokok Akhir : Penyiapan administrasi peserta

Penanggung Gugat : Kepala Seksi Bina ILMEA

Nomor Paket Kerja : 4

No. Uraian Tugas Penanggung

Jawab Waktu

Biaya (Rp)

1. Menyiapkan dokemen persyaratan peserta

Safrudin

1 hari 0

2. Membuat konsep surat pengantar Kasi Bina

ILMEA

3. Mengetik dan mencetak surat pengantar

Agust Supriadi

4. Mengoreksi dan memaraf surat pengantar

Kasi Bina ILMEA

5. Mengoreksi dan memaraf surat pengantar

Kabid Industri

6. Menandatagani surat tugas Kadis

7. Meregister dan membubuhi cap dinas

Agust Supriadi

Jumlah 5 orang 1 hari 0

Page 52: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

38

Pokok Akhir : Pencairan anggaran

Penanggung Gugat : Kepala Dinas Nomor Paket Kerja : 5

No. Uraian Tugas Penanggung

Jawab Waktu

Biaya (Rp)

1. Menyiapkan dokemen persyaratan peserta

Safrudin

1 hari 0

2. Membuat konsep surat pengantar Kasi Bina

ILMEA

3. Mengetik dan mencetak surat pengantar

Agust Supriadi

4. Mengoreksi dan memaraf surat pengantar

Kasi Bina ILMEA

5. Mengoreksi dan memaraf surat pengantar

Kabid Industri

6. Menandatagani surat tugas Kadis

7. Meregister dan membubuhi cap dinas

Agust Supriadi

Jumlah 5 orang 1 hari 0

Pokok Akhir : Pengiriman peserta

Penanggung Gugat : Kepala Dinas

Nomor Paket Kerja : 6

No. Uraian Tugas Penanggung

Jawab Waktu Biaya (Rp)

1. Persiapan pemberangkatan Safrudin

1 hari

Rp3.000.000

2. Menyerahkan surat tugas dan SPPD

Kabid Industri

0

3. Memberikan arahan Kadis 0

Jumlah 3 orang 1 hari Rp3.000.000

Page 53: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

39

Pokok Akhir : Mengikuti Diklat Teknis

Penanggung Gugat : Kasi Bina ILMEA dan Bina IKAHH Nomor Paket Kerja : 7

No. Uraian Tugas Penanggung Jawab Waktu Biaya (Rp)

1. Melakukan pendaftaran ulan/registrasi

Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH

1 hari

0

2. Membayar dana kontribusi

Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH

Rp6.000.000

3. Mengikuti diklat teknis Kasi Bina ILMEA dan

Kasi Bina IKAHH 13 hari 0

Jumlah 2 orang 14 hari Rp6.000.000

Pokok Akhir : Pemulangan peserta

Penanggung Gugat : Kasi Bina ILMEA dan Bina IKAHH

Nomor Paket Kerja : 8

No. Uraian Tugas Penanggung Jawab Waktu Biaya (Rp)

1. Melakukan visum SPPD

Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH

1 hari 0

2. Kembali ke Kota Tarakan

Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH

1 hari Rp3.000.000

Jumlah 2 orang 2 hari Rp3.000.000

Pokok Akhir : Pelaporan

Penanggung Gugat : Kasi Bina ILMEA dan Bina IKAHH

Nomor Paket Kerja : 9

No. Uraian Tugas Penanggung Jawab Waktu Biaya (Rp)

1. Membuat konsep laporan pertanggungjawaban

Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH

1 hari 0

2. Mengetik laporan pertanggungjawaban

Agust Supriadi

3. Mengoreksi dan menandatangani laporan

Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH

4. Menyampaikan laporan kepada Kepala Bidang dan Kepala dinas

Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH

Jumlah 3 orang 1 hari 0

Page 54: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

40

Pokok Akhir : Penilaian

Penanggung Gugat : Kepala Dinas Nomor Paket Kerja : 10

No. Uraian Tugas Penanggung Jawab Waktu Biaya (Rp)

1. Mempelajari laporan hasil pelaksanaan diklat

Kepala Dinas

1 hari 0

2.

Menilai hasil pelaksanaan diklat berdasarkan maksud, tujuan, dan indikator pelaksanaan diklat

Kepala Dinas

Jumlah 1 orang 1 hari 0

Tabel 4.8. Rekapitulasi Kegiatan dan Biaya

No. Pokok Akhir Hari Biaya (Rp)

1 Pencarian informasi 1 0

2 Penentuan peserta (rapat) 1 0

3 Pembuatan surat tugas dan SPPD 1 0

4 Penyiapan administrasi peserta 1 0

5 Pencairan anggaran 1 9.900.000

6 Pengiriman peserta 1 3.000.000

7. Mengikuti Diklat Teknis 14 6.000.000

8. Pemulangan peserta 2 3.000.000

9. Pelaporan 1 0

10. Penilaian 1 0

Jumlah 24 21.900.000

Page 55: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

41

Tabel 4.9. Jadwal Kegiatan

No

Pokok Akhir

Bulan / Tanggal (2013)

Juni Juli

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2

1 Pencarian informasi

2 Penentuan peserta (rapat)

3 Pembuatan surat tugas dan SPPD

4 Penyiapan administrasi peserta

5 Pencairan anggaran

6 Pengiriman peserta

7 Mengikuti Diklat Teknis

8 Pemulangan peserta

9 Pelaporan

10 Penilaian

Page 56: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

42

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil identifikasi, uraian, dan analisis masalah dapat

diambil beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Isu aktual prioritas terkait dengan Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri,

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan

adalah belum optimalnya pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan

industri kecil dan menengah.

2. Penyebab utama belum optimalnya pelaksanaan bimbingan teknis dan

pembinaan industri kecil dan menengah adalah kurangnya kemampuan

dan kompetensi aparatur pembina akibat kurangnya kesempatan

mengikuti diklat teknis.

3. Untuk mendukung terwujudnya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,

Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan,

Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan akan meningkatkan program

pengembangan SDM sebagai upaya meningkatkan kinerja dan

profesionalisme aparatur.

4. Sasaran khusus dalam rangka meningkatkan kompetensi aparatur

pembina adalah terpenuhinya kesempatan mengikuti Pendidikan dan

Pelatihan Teknis bagi dua orang aparatur pada Seksi Bina ILMEA Bidang

Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota

Page 57: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

43

Tarakan selama 13 hari I (17 s.d. 29 Juni 2013) di Balai Diklat Industri

Regional IV Yogyakarta dengan sumber dana dari DPA Dinas

Perindagkop dan UMKM Kota Tarakan TA 2013.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis, dapat disampaikan beberapa sebagai

berikut.

1. Dalam mengidentifikasi isu umum dan masalah, sebaiknya dilakukan

curah pendapat dengan melibatkan pihak terkait (steakeholders) lokus

sasaran.

2. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas, pelaksanaan pengemba-

ngan sumber daya manusia (SDM) aparatur melalui diklat teknis perlu

dibarengi dengan pengawasan dan evaluasi.

Page 58: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

44

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2010 s.d. 2014, Tarakan

Anonim, 2009. Rencana Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan, Tarakan

Anonim, 2013. Direktori Industri Kecil dan Menengah Tahun 2012, Disperin-dagkop dan UMKM Kota Tarakan, Tarakan

Lembaga Administrasi Negara (LAN), 2008. Isu Aktual Sesuai Tema, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara (LAN), 2008. Kertas Kerja Perseorangan (KKP), Lembaga Administrasi Negara, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara (LAN), 2008. Pemecahan Masalah dan Pengam-bilan Keputusan (PMPK), Lembaga Administrasi Negara, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara (LAN), 2008. Pola Kerja Terpadu (PKT), Lembaga Administrasi Negara, Jakarta

Mangkunegara, A. Prabu, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Poerwadarminta, W., J., S.,. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Robbins, P. Stephen, ed. 10, 2003. Perilaku Organisasi, PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta

Surya, Moh. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), CV Ilmu, Bandung

Peraturan Perundang-undangan

1. UU Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian

2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 41/M-IND/PER/ 6/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri

4. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan

5. Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Tarakan

Page 59: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

Lampiran 1

Tabel A. Analisis Menentapkan Isu Aktual Prioritas

No. Masalah Pokok

Penilaian Ran-king

Kriteria Total

U S G

1. Lemahnya penyusunan program dan kegiatan tahunan

4 4 3 11 IV

2. Lemahnya koordinasi antar seksi, antar bidang, dan antar SKPD terkait

4 2 4 10 V

3. Belum optimalnya pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan IKM

5 4 5 14 I

4. Keterbatasan anggaran, sarana, dan prasarana

4 4 4 12 III

5. Kurangnya kebijakan/peraturan daerah terkait pembinaan industri

3 2 3 8 VI

6. Lemahnya daya saing industri kecil dan menengah

4 4 5 13 II

Keterangan:

o U (Urgency) : Keharusan yang mendesak/penting untuk segera diselesaikan yang dikaitkan dengan waktu yang tersedia

o S (Serious) :

Seberapa serious/gawat isu berakibat karena adanyapenundaan pemecahan masalah

o G (Growth) :

Jika masalah tersebut dibiarkan, seberapa besar kemungkinan akan berkembang menjadi masalah yang lebih besar

o Skala Nilai

5 = Sangat kuat

4 = Kuat

3 = Relaif kuat

2 = Kurang kuat

1 = Sangat kurang kuat

Page 60: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

Lampiran 2

KEPALA DINAS

Ir. H. Subono, MT

19611028 198903 1 010

SEKRETARIS

A. Hamid, S.E.

196312311994031066

KASUBAG UMUM

Agustina Kopong

195708071983022003

KASUBAG SUNGRAM

Flora Panjaitan

195712251980032009

KABID INDUSTRI

Martati SE, M. Si

197005291999032001

K

KABID PERDAGANGAN

Untung Prayitno, SE

196411191993031003

KABID KOPERASI

Retna Sulistyarini, A. Md

196510261989032008

KASI BINA ILMEA

Murliadi P., ST, M.Eng

196902202002121002

KASI BINA IKAHH

Ratna Kumalasari, ST

197009091998032006

KASI DAG DALAM N

Hj. Sitti Aliah

196212011983022002

KASI DAG LUAR N

Misran, SE

19630314 198303 1 016

KASI BINA KLEMBAGAAN

Rumsari Mutmainah

195912031983032005

KASI BINA USAHA KOP

Ibrahim

196007271983031026

KASI PERL KONSUMEN

M. Romli, SE

196201061983031011

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PERINDAGKOP DAN UMKM KOTA TARAKAN

UPTD

Page 61: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

LAMPIRAN

Page 62: KKP MURLIADI PALHAM, ST, M.Eng.pdf

TENTANG PENULIS

Penulis lahir sebagai anak ketiga dari pasangan H. Palakasi

dan Hj. Haminang pada 20 Februari 1969 di Bulukumba,

Sulawesi Selatan. Pada tahun 1982 menyelesaikan pendidikan

dasar di SD Negeri 162 Ara. Melanjutkan pendidikan

menengah di SMP Negeri Bontotiro dan tamat pada tahun

1985. Melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMA Negeri 1

Bulukumba dan lulus pada tahun 1988.

Penulis menempuh pendidikan Strata Satu (S-1) di Jurusan

Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar, dan meraih gelar Sarjana

Teknik (S.T.) pada tahun 1994.

Pada tahun 2002, penulis diangkat sebaga Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah dan

ditugaskan di Kantor Kelurahan Karang Harapan, Tarakan Barat, sebagai staf

pelaksana. Dengan nota dinas, pada Mei 2005, penulis dimutasi ke Kantor Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan hingga saat ini.

Pada Setember 2009, penulis mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan Strata

Dua (S-2) di Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan meraih gelar

Magister Engineering (M.Eng) pada Mei 2011.

Penulis dilantik sebagai Kepala Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan

Aneka (ILMEA), Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan

UMKM Kota Tarakan pada 4 Januari 2013.

Tarakan, April 2013

Penulis