kkp murliadi palham, st, m.eng.pdf
TRANSCRIPT
i
KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP)
RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA PELAKSANAAN BIMBINGAN TEKNIS DAN PEMBINAAN
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) PADA SEKSI BINA ILMEA, BIDANG INDUSTRI, DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN,
KOPERASI, DAN UMKM KOTA TARAKAN
OLEH:
MURLIADI PALHAM, S.T., M.Eng NIP 196902202002121002
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POLA KEMITRAAN DENGAN BADAN DIKLAT KOTA TARAKAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I
KOTA TARAKAN 2013
ii
LEMBAR KONSULTASI JUDUL KERTAS KERJA PERSEORANGAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2013
POLA KERJASAMA DENGAN BADAN DIKLAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1. Nama : Murliadi Palham, S.T., M.Eng.
2. Unit Kerja : Bidang Industri Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan
3. Jabatan : Kepala Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka (ILMEA)
4. Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, penyuluhan, pembinaan kemitraan, koordinasi, penerapan standar dan pengawasan mutu, pendataan, pencegahan pencemaran, pemantauan dan evaluasi, serta pemberdayaan industri kecil dan menengah, serta peningkatan kerjasama antara Industri Kecil dan Menengah (IKM) di bidang ILMEA dengan industri besar, BUMN, dan BUMD.
5. Fungsi/Uraian Tugas
: Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan teknis, pedoman, dan petujuk teknis yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Seksi Bina ILMEA;
Melaksanakan bimbingan teknis, pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, peningka-tan dan pengawasan mutu hasil produksi, penerapan standar, diversifikasi produk, dan inovasi dibidang ILMEA;
Melakukan kerjasama kemitraan antara industri kecil, menengah, besar, BUMN, dan BUMD;
Mencari, mengumpulkan, menghimpun, dan mengolah data informasi yang berkaitan dengan hal-hal ILMEA;
Melakukan hubungan kerja dan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pengembangan ILMEA;
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dinas sesuai dengan sumber data yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan untuk dipergunakan sebagai masukan bagi pimpinan;
iii
Memberikan petunjuk, arahan, dan pembagian tugas kepada bawahan agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas.
6. Isu Aktual : Rendahnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM).
7. Perumusan Masalah
: Kurangnya kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melaksanakan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.
8. Perumusan Sasaran
: Peningkatan kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melakukan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.
9. Judul yang diusulkan
: Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan.
Tarakan, 16 April 2013
Widyaiswara, Mengetahui
Penulis, Kepala Bidang,
(Drs. MUSNAIM, M.Pd) (MARTATI, S.E., M.Si) (MURLIADI PALHAM, S.T., M.Eng)
iv
LEMBAR BIMBINGAN KERTAS KERJA PERORANGAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2013
POLA KERJASAMA DENGAN BADAN DIKLAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1. Nama : Murliadi Palham, S.T., M.Eng.
2. Unit Kerja : Bidang Industri Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan
3. Jabatan : Kepala Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka (ILMEA)
4. Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, penyuluhan, pembinaan kemitraan, koordinasi, penerapan standar dan pengawasan mutu, pendataan, pencegahan pencemaran, pemantauan dan evaluasi, serta pemberdayaan industri kecil dan menengah, serta peningkatan kerjasama antara Industri Kecil dan Menengah (IKM) di bidang ILMEA dengan industri besar, BUMN, dan BUMD.
5. Fungsi/Uraian Tugas
: Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan teknis, pedoman, dan petujuk teknis yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Seksi Bina ILMEA;
Melaksanakan bimbingan teknis, pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, pening-katan dan pengawasan mutu hasil produksi, penerapan standar, diversifikasi produk, dan inovasi dibidang ILMEA;
Melakukan kerjasama kemitraan antara industri kecil, menengah, besar, BUMN, dan BUMD;
Mencari, mengumpulkan, menghimpun, dan mengolah data informasi yang berkaitan dengan hal-hal ILMEA;
Melakukan hubungan kerja dan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pengembangan ILMEA;
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dinas sesuai dengan sumber data yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan untuk dipergunakan sebagai masukan bagi pimpinan;
v
Memberikan petunjuk, arahan, dan pembagian tugas kepada bawahan agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas.
6. Isu Aktual : Rendahnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM).
7. Perumusan Masalah
: Kurangnya kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melaksanakan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.
8. Perumusan Sasaran
: Peningkatan kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melakukan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.
9. Judul yang diusulkan
: Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan.
Tarakan, April 2013
Pembimbing , Penulis,
(JAKA HARTAYA, M.Pd) (MURLIADI PALHAM, S.T., M.Eng)
vi
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN KERTAS KERJA PERORANGAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN I TAHUN 2013
POLA KERJASAMA DENGAN BADAN DIKLAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1. Nama : Murliadi Palham, S.T., M.Eng.
2. Unit Kerja : Bidang Industri Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan
3. Jabatan : Kepala Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka (ILMEA)
4. Tugas Pokok : Melakukan penyiapan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, penyuluhan, pembinaan kemitraan, koordinasi, penerapan standar dan pengawasan mutu, pendataan, pencegahan pencemaran, pemantauan dan evaluasi, serta pemberdayaan industri kecil dan menengah, serta peningkatan kerjasama antara Industri Kecil dan Menengah (IKM) di bidang ILMEA dengan industri besar, BUMN, dan BUMD.
5. Fungsi/Uraian Tugas
: Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan teknis, pedoman, dan petujuk teknis yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Seksi Bina ILMEA;
Melaksanakan bimbingan teknis, pembinaan dan pengembangan sarana usaha produksi, pening-katan dan pengawasan mutu hasil produksi, penerapan standar, diversifikasi produk, dan inovasi dibidang ILMEA;
Melakukan kerjasama kemitraan antara industri kecil, menengah, besar, BUMN, dan BUMD;
Mencari, mengumpulkan, menghimpun, dan mengolah data informasi yang berkaitan dengan hal-hal ILMEA;
Melakukan hubungan kerja dan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pengembangan ILMEA;
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dinas sesuai dengan sumber data yang ada dan berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan untuk dipergunakan sebagai masukan bagi pimpinan;
vii
Memberikan petunjuk, arahan, dan pembagian tugas kepada bawahan agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas.
6. Isu Aktual : Rendahnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM).
7. Perumusan Masalah
: Kurangnya kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melaksanakan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.
8. Perumusan Sasaran
: Peningkatan kemampuan dan kompetensi aparat pembina dalam melakukan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.
9. Judul yang diusulkan
: Rencana Kerja Peningkatan Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan.
Tarakan, April 2013
Moderator/Penguji, Penulis,
(Drs. MUSNAIM, M.Pd) (MURLIADI PALHAM, S.T., M.Eng)
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulisan dan penyusunan
Kertas Kerja Perseorangan (KKP) ini dapat diselesaikan. KKP ini disusun
sebagai salah satu tugas guna memenuhi sebagian persyaratan kelulusan
peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan I yang diselenggarakan
mulai 18 Maret s.d. 1 Mei 2013 di Badan Diklat Kota Tarakan.
Judul KKP ini dipilih berdasarkan bidang tugas dan tanggung jawab
penulis sebagai Kepala Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan
Aneka (ILMEA), Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi,
dan UMKM Kota Tarakan, yaitu “Rencana Kerja Peningkatan Kinerja
Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan
Menengah (IKM) pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan”.
Dalam penyusunan KKP ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Pemerintah Kota Tarakan yang telah memberikan kesempatan mengikuti
Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV.
2. Bapak Ery Sugiarto, S.Sos M.AP, selaku Kepala Badan Pendidikan dan
Pelatihan Kota Tarakan.
3. Bapak Jaka Hartaya, M.Pd, sebagai Pembimbing Penulisan KKP.
ix
4. Bapak Drs. Musnaim, M.Pd, sebagai penguji seminar KKP.
5. Seluruh Widyaiswara, Instruktur, dan Panitia Penyelenggara Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan I Tahun 2013.
6. Rekan-rekan peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
Angkatan I Tahun 2013.
7. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung, memberi semangat, dan doa.
8. Istri dan anakku, atas kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan selama
mengikuti pendidikan dan pelatihan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan,
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua amal kebaikan yang telah
diberikan.
Penulis menyadari bahwa KKP ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapan. Semoga
KKP ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin.
Tarakan, April 2013
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN ...................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN ...................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Isu Aktual ................................................................................ 3
C. Perumusan Masalah dan Sasaran .......................................... 4
1. Perumusan Masalah ......................................................... 4
2. Perumusan Sasaran .......................................................... 5
D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 5
E. Pengertian Dan Ruang Lingkup Bahasan ............................... 6
1. Pengertian .......................................................................... 6
2. Ruang Lingkup Bahasan .................................................... 8
BAB II GAMBARAN KEADAAN SEKARANG .......................................... 9
A. Visi dan Misi ........................................................................... 9
xi
B. Tugas Pokok dan Uraian Tugas ............................................. 10
C. Permaalahan Sasaran, Program, dan Kegiatan dalam
Renstra ................................................................................... 12
D. Gambaran Rencana Tingkat Capaian (Target) dan Realisasi 14
BAB III GAMBARAN KEADAAN SEKARANG YANG DIINGINKAN .......... 16
A. Tujuan dan Sasaran ............................................................... 16
1. Tujuan ................................................................................ 16
2. Sasaran .............................................................................. 16
B. Program Dan Kegiatan Yang Ingin Ditingkatkan
Kinerjanya ............................................................................... 17
C. Kerangka Pengukuran Dan Indikator Kinerja .......................... 18
BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN RENCANA
KERJA ................................................................................... 21
A. Identifikasi Dan Analisis Masalah ........................................... 21
1. Identifikasi Masalah ........................................................... 21
2. Analisis Masalah ............................................................... 22
B. Memilih Dan Menetapkan Sasaran ......................................... 26
C. Rencana Kerja ........................................................................ 29
1. Menetapkan Alternatif Program/Kegiatan ......................... 29
2. Menyusun Rencana Persiapan, Pelaksanaan, dan
Pengendalian ................................................................... 32
3. Jadwal Rencana Kerja ..................................................... 40
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 42
xii
A. Simpulan ................................................................................. 42
B. Saran ...................................................................................... 43
Daftar Putaka ............................................................................................. 44
Lampiran-lampiran ...................................................................................... 45
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. 47
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Keadaan Pegawai Berdasarkan Pendidikan .............................. 12
Tabel 2.2. Keadaan Pegawai Berdasarkan Pangkat/golongan ................... 12
Tabel 2.3. Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 2012 ......................... 15
Tabel 3.1. Rencana Kerja Tahunan Tahun Anggaran 2013 ...................... 19
Tabel 3.2. Kerangka Pengukuran Kinerja .................................................. 21
Tabel 4.1. Analisis USG Menetapkan Masalah Pokok Prioritas ................ 24
Tabel 4.2. Analisis USG Menetapkan Masalah Spesifik Prioritas ............... 25
Tabel 4.3. Analisis USG Menetapkan Sasaran Pokok Prioritas .................. 27
Tabel 4.4. Analisis USG Menetapkan Sasaran Spesifik Prioritas ............... 28
Tabel 4.5. Analisis USG Menetapkan Alternatif Prioritas Menggunakan
Metode Tapisan ......................................................................... 30
Tabel 4.6. Tingkat Kinerja yang Diinginkan ................................................ 32
Tabel 4.7. Paket-paket Kerja ...................................................................... 36
Tabel 4.8. Rekapitulasi Kegiatan dan Biaya ............................................... 40
Tabel 4.9. Jadwal Kegiatan ........................................................................ 41
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Pohon Masalah (Pernyataan Negatif) ................................... 26
Gambar 4.2. Pohon Sasaran (Pernyataan Positif) ..................................... 29
Gambar 4.3. Pohon Altrenatif .................................................................... 31
Gambar 4.4. Sasaran Umum dan Sasaran Khusus .................................. 33
Gambar 4.5. Tabel Matriks Rincian Kerja (MRK) ...................................... 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah satu bagian
penting dalam perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali
di Indonesia. Industri kecil dan menengah sangat berperan dalam mema-
jukan ekonomi masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran.
Meskipun dalam ukuran sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
belum cukup tinggi, sektor ini tetap menjadi tumpuan bagi stabilitas ekonomi
nasional dan daerah.
Data Dinas Perindagkop dan UMKM Kota Tarakan menunjukkan
bahwa dalam tiga tahun terakhir jumlah IKM terus mengalami peningkatan
rata-rata 2,9 persen tiap tahun. Peningkatan jumlah unit usaha ini juga diikuti
dengan kenaikan jumlah penyerapan tenaga kerja sebesar rata-rata 2,4
persen. Hingga akhir tahun 2012, jumlah IKM di Kota Tarakan telah
mencapai 484 unit dan menyerap 2.656 tenaga kerja (Direktori Industri Kecil
dan Menengah Tahun 2012, Disperindagkop dan UMKM Kota Tarakan).
Industri kecil dan menengah di Kota Tarakan masih memiliki
berbagai macam permasalahan dan keterbatasan. Diantaranya; keterba-
tasan modal kerja, keterbatasan bahan baku dengan kualitas baik dengan
harga terjangkau, keterbatasan akses kredit perbankan komersial, teknologi,
lemahnya kualitas sumber daya manusia (manajemen dan teknik produksi),
kurangnya informasi pasar, serta kesulitan dalam pemasaran.
2
Era globalisasi ekonomi dan pesatnya perkembangan teknologi
yang disertai dengan perkembangan penduduk yang semakin besar
merupakan peluang pasar bagi IKM. Produk-produk dari luar daerah
semakin mudah masuk ke Kota Tarakan. Persaingan antara produk lokal
dengan produk dari luar tidak dapat dielakkan. Dengan kondisi IKM yang
masih berkutat pada permasalahan dan kelemahan-kelemahannya, maka
yang sering terjadi adalah produk lokal kalah bersaing dengan produk dari
luar tersebut.
Melihat kondisi yang kurang menguntungkan tersebut, sebagai
instansi pembina IKM Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi, dan
UMKM Kota Tarakan, khususnya bidang industri, telah merumuskan dan
melaksanakan beberapa kebijakan operasional. Kebijakan operasional
berupa pelaksanaan program dan kegiatan dimaksudkan untuk mening-
katkan kinerja dan daya saing IKM. Pola yang ditempuh melalui metode
penyuluhan, pelatihan, bantuan teknologi, bantuan peralatan, pemagangan,
bimbingan teknis, penyediaan data dan informasi, dan lain-lain.
Program-program tersebut di atas telah dilaksanakan pada hampir
tiap tahun anggaran, namun belum menampakkan hasil yang maksimal. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran dan keterbatasan aparat
pembina baik dari segi jumlah maupun kompetensi. Pada sisi lain, IKM juga
masih memiliki keterbatasan sebagaimana diuraikan di atas. Bagi IKM,
keadaan ini menyulitkan mereka untuk meningkatkan kapasitas usaha dan
atau mengembangkan produk-produk yang mampu bersaing di pasar.
3
Berangkat dari isu yang diungkapkan di atas penulis tertarik untuk
mengkaji dan melakukan analisis terhadap isu tersebut melalui penyusunan
Kertas Kerja Perorangan (KKP) dengan judul “Rencana Kerja Peningkatan
Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil
dan Menengah pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri Dinas Perin-
dustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan”.
B. Isu Aktual
Isu adalah sesuatu yang menjadi perhatian atau sebuah persoalan
atau permasalahan yang apabila tidak diselesaikan atau ditindaklanjuti
dalam bentuk program nyata, maka persoalan tersebut dapat semakin
memburuk. Isu aktual adalah isu yang memenuhi empat kriteria yaitu aktual
(terjadi/akan terjadi), kekhalayakan, problematik, dan kelayakan (Isu Aktual
Sesuai Tema, LAN, 2008:8).
Penentuan isu aktual prioritas terkait seksi bina ILMEA didasarkan
atas hasil identifikasi sejumlah masalah (isu) baik di internal maupun
eksternal Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Disperindagkop dan UMKM
Kota Tarakan. Masalah-masalah yang berhasil diidentifikasi sebagai berikut.
1. Lemahnya penyusunan program dan kegiatan tahunan.
2. Lemahnya koordinasi antar seksi, antar bidang, dan antar SKPD terkait.
3. Belum optimalnya pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan IKM.
4. Keterbatasan anggaran, sarana, dan prasarana.
5. Kurangnya kebijakan/peraturan daerah terkait pembinaan industri.
6. Lemahnya daya saing industri kecil dan menengah.
4
Hasil identifikasi tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode
USG (Urgency, Seriousness dan Growth), (Pemecahan Masalah dan
Pengambilan Keputusan (PMPK), LAN, 2008:17) dan disimpulkan bahwa isu
aktual prioritas terkait dengan Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan adalah
“Belum Optimalnya Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan
Industri Kecil dan Menengah”. Tabel hasil analisis menggunakan metode
USG sebagaimana terlampir (Lampiran 1).
C. Perumusan Masalah dan Sasaran
1. Rumusan Masalah
Masalah merupakan suatu kesenjangan antara apa yang diharapkan
(expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya semua
permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena
keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua
permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan
masalah yang menjadi prioritas.
Upaya pemberdayaan IKM melalui bimbingan teknis dan pembinaan
yang selama ini dilaksanakan oleh Seksi Bina ILMEA masih mengandung
sejumlah kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain
1. pendekatan pembinaan yang dilakukan kurang tepat,
2. kurangnya kemampuan dan kompetensi aparatur pembina,
3. adanya hambatan politis dan struktural, dan
4. kurangnya sarana dan prasarana pendukung (perangkat lunak/keras).
5
Berdasarkan uraian permasalahan dan isu aktual prioritas di atas
serta mengacu kepada tema diklat yang telah ditetapkan, maka yang
menjadi rumusan masalah dan pokok bahasan dalam KKP ini adalah
“Bagaimana Meningkatkan Kemampuan dan Kompetensi Aparatur
dalam Melaksanakan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil
dan Menengah pada Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan?”
2. Rumusan Sasaran
Sasaran Sasaran merupakan penjabaran tujuan yang telah
ditetapkan yaitu berupa hasil (result) yang ingin dicapai dalam jangka waktu.
Sasaran menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
Dengan mengacu kepada permasalahan yang dihadapai, maka
sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya kemampuan dan
kompetensi aparat pembina dalam melakukan bimbingan teknis dan
pembinaan IKM.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan KKP ini, penulis mengggunakan beberapa
metode atau pendekatan dalam pengumpulan bahan dan data, yaitu
1. pendekatan empiris, yaitu berdasarkan pengalaman penulis dalam
membantu melaksanakan tugas bimbingan teknis dan pembinaan IKM
pada Bidang Industri, Disperindaagkop dan UMKM Kota Tarakan, dan
6
2. studi kepustakaan, yaitu melalui penelaahan terhadap modul, buku,
naskah peraturan, dokumen, catatan, laporan-laporan, serta KKP yang
ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.
E. Pengertian dan Lingkup Bahasan
1. Pengertian
Untuk menyamakan pandangan dan konsepsi agar tidak terjadi
kesimpangsiuran pengertian dan pemahaman, diuraikan beberapa
pengertian yang terdapat di dalam KKP sebagai berikut.
a. Rencana Kerja adalah rencana rangkaian kegiatan yang disusun
dengan memerhatikan aspek waktu, tempat, dan tujuan yang ingin
dicapai oleh lembaga/organisasi (Poerwadarminta, 1999:197).
b. Peningkatan adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk memper-
baiki sesuatu keadaan dari taraf yang rendah ke taraf yang lebih tinggi,
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak terampil menjadi terampil.
(Poerwadarminta, 1999:188).
c. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya (A. Prabu M, 2000: 122)
d. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi
barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (UU Nomor 5
Tahun 1984 tentang Perindustrian).
7
e. Industri kecil, adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di
bidang industri dengan nilai investasi paling banyak Rp200 juta tidak
termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha (Peraturan Menteri
Perindustrian RI Nomor 41/M-IND/PER/6/2008 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pembeerian Izin Usaha Industri).
f. Industri menengah, adalah perusahaan yang melakukan kegiatan
usaha di bidang industri dengan nilai investasi lebih besar dari Rp200
juta sampai dengan paling banyak Rp10 milyar tidak termasuk nilai
tanah dan bangunan tempat usaha (Peraturan Menteri Perindustrian
RI Nomor 41/M-IND/PER/6/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Usaha Industri).
g. Bimbingan, adalah proses pemberian bantuan (arahan) yang diberikan
oleh konselor kepada kliennya baik secara individu maupun secara
kelompok, dilakukan secara sadar, terencana dan sistimatis sehingga
mereka dapat mengembangkan kemampuan dirinya dan mandiri,
memperoleh pengetahuan dan keterampilan (Moh. Surya, 1988:36).
h. Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan
secara sadar, terencana, teratur, dan terarah untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan subjek dengan tindakan penga-
rahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan atau hasil yang lebih
baik (Poerwadarminta, 1999:182).
i. Kemampuan adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai
tugas dalam pekerjaan tertentu (Robbins, 2006 : 52).
8
j. Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan (UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga-
kerjaan).
2. Ruang Lingkup Bahasan
Mempertimbangkan keterbatasan waktu, kemampuan penulis, serta
luasnya cakupan permasalahan, maka di dalam penulisan Kertas Kerja
Perorangan ini, pembahasan dibatasi pada dua hal berikut ini.
a. Fokus, Peningkatan Kemampuan dan Kompetensi Aparatur dalam
melaksanakan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan
Menengah.
b. Lokus, Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka,
Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan
UMKM Kota Tarakan.
9
BAB II
GAMBARAN KEADAAN SEKARANG
A. Visi dan Misi
Pembangunan sektor industri, perdagangan, dan koperasi dan
usaha mikro, kecil, dan menengah di Kota Tarakan diselenggarakan dalam
rangka mensukseskan visi Kota Tarakan yang dirumuskan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2009 s.d.
2014, yaitu “Kota Pusat Pelayanan, Perdagagan dan Jasa yang Sehat,
Berbudaya, Adil dan Sejahtera, dan Berkelanjutan”.
Untuk mendukung pencapaian visi di atas dan dalam rangka menata
dan mengembangkan perekonomian (industri, perdagangan, koperasi, dan
UMKM) yang merupakan bagian integral pembangunan Kota Tarakan maka
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan
merumuskan visi sebagai berikut.
“Industri Tangguh, Niaga Kuat, Koperasi Sehat
Menuju Masyarakat Sejahtera”
Dengan memperhatikan kondisi obyektif pengembangan ekonomi
yang telah dicapai, prospek pengembangan kedepan, hasil analisis perkem-
bangan ekonomi lokal, regional, nasional, dan global, serta perkem-bangan
tuntutan pelayanan masyarakat maka misi Dinas Perindustrian, Perdaga-
ngan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan dirumuskan sebagai berikut ini.
1. Mengembangkan Industri bertumpu potensi daerah yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan.
10
2. Mengembangkan sistem perdagangan yang efisien bebas distorsi dan
prokompetisi pasar.
3. Menumbuhkembangkan kesadaran hak dan kewajiban pelaku usaha dan
konsumen.
4. Meningkatkan kelembagaan, koperasi dan usaha mikro dan menengah
yang profesional.
B. Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja
Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Tarakan
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan, Bina Industri Logam,
Mesin, Elektronika, dan Aneka (ILMEA) merupakan salah satu seksi pada
Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM
Kota Tarakan, (Lampiran 2).
Seksi Bina ILMEA mempunyai tugas sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah Kota Tarakan, pasal 11 ayat (1), yaitu
melakukan penyiapan bimbingan teknis pembinaan dan pengemba-
ngan sarana usaha produksi, penyuluhan, pembinaan kemitraan,
koordinasi, penerapan standar dan pengawasan mutu, pendataan,
pencegahan pencemaran, pemantauan dan evaluasi, pemberdayaan,
serta peningkatan kerjasama antara Industri Kecil dan Menengah (IKM)
di bidang ILMEA dengan industri besar, BUMN, dan BUMD.
11
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Seksi Bina ILMEA mempunyai
fungsi sebagai berikut (Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2009).
1. Penyusunan petunjuk bimbingan teknis dan penyiapan perizinan serta
pedoman pembinaan kegiatan usaha dibidang ILMEA.
2. Pembinaan dan penumbuhan teknologi tepat guna dan teknologi industri
kecil sesuai dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK.
3. Penyiapan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan sarana
usaha dan produksi dibidang ILMEA.
4. Penyiapan bimbingan teknis peningkatan mutu hasil produksi, penerapan
standar, pengawasan mutu, diversifikasi produk, dan inovasi teknologi.
5. Penyiapan bahan pembinaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan
dibidang ILMEA.
6. Penyiapan dan analisis iklim usaha dan peningkatan kerjasama dengan
dunia usaha dibidang ILMEA.
7. Penyiapan bimbingan teknis serta pemantauan, penanggulangan, dan
pencegahan pencemaran.
8. Membuat perencanaan dibidang kemitraan antar usaha industri mikro,
kecil, menengah dengan industri besr, BUMN, dan BUMD.
9. Melakukan koordinasi dalam rangka pembinaan dan pengembangan
usaha industri.
Adapun keadaan sumber daya manusia pada Bidang Industri
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan
adalah sebagai berikut (Tabel 2.1 dan Tabel 2.2).
12
Tabel 2.1. Keadaan Pegawai Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah Keterangan
1 Pasca Sarjana 2
2 Sarjana 3
3. Diploma 3 (Industri) 1 outsourcing
4. SMA 2
Tabel 2.2. Keadaan Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan
No. Pangkat/Golongan Jumlah Keterangan
1 Golongan IV 1
2 Golongan III 4
3 Golongan II 2
4 Pegawai outsourcing 1 TPL
Sumber data : Renstra Disperindagkop dan UMKM Kota Tarakan 2010-2014
C. Permasalahan Sasaran, Program, dan Kegiatan Dalam Renstra
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yang merupakan sesuatu
yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi dalam jangka waktu
tahunan, semesteran, triwulan, atau bulanan. Adapun sasaran strategik
pengembangan IKM Kota Tarakan adalah tercapainya industri kecil dan
menengah dan rumah tangga yang handal, tangguh, dan mandiri
(Renstra Disperindagkop dan UMKM Kota Tarakan Tahun 2010-2014).
Proses pencapaian hasil sasaran sangat tergantung pada keberhasilan
implementasi program dan kegiatan.
Dalam rangka mencapai sasaran tersebut di atas, Seksi Bina
ILMEA, Bidang Industri, Disperindagkop dan UMKM menjalankan beberapa
program dan kegiatan sebagai berikut.
13
1. Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi, dengan satu
kegiatan, yaitu penguatan kemampuan industri berbasis teknologi.
2. Program pengembangan industri kecil, dan menengah, terdiri atas dua
kegiatan, yaitu (1) fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap
pemanfaatan sumber daya dan (2) fasilitasi kerjasama kemitraan industri
mikro, kecil dan menengah dengan swasta.
3. Program peningkatan kemampuan teknologi industri, terdiri atas dua
kegiatan, yaitu (1) pembinaan kemampuan teknologi industri dan (2)
pengembangan dan pelayanan teknologi industri.
4. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial, dengan satu
kegiatan yaitu penyediaan sarana informasi yang dapat diakses
masyarakat.
5. Program penataan struktur industri, dengan satu kegiatan yaitu
penyediaan sarana maupun prasarana klaster industri.
Secara umum, sampai akhir tahun anggaran 2012, program dan
kegiatan tersebut di atas telah berjalan dengan baik. Namun, masih terdapat
beberapa permasalahan berkaitan dengan struktur program dan kegiatan
dalam proses perencanaan dan penganggarannya, antara lain:
1. Program memiliki tingkatan yang sama atau lebih rendah dibanding
kegiatan.
Pendefinisian program terlalu sempit sehingga kinerja program
(outcomes) sama dengan atau lebih rendah dari kinerja kegiatan
(output).
14
2. Program disusun dengan pendekatan input based.
Seringkali program disusun berdasarkan rincian belanja (line-item) dan
bukan dalam bentuk kegiatan yang berorientasi pada keluaran (output),
sehingga kurang terlihat keterkaitan dengan hasil (outcome) yang
diharapkan.
Permasalahan lain dari pelaksanaan program dan kegiatan adalah
masih terdapat beberapa program dan kegiatan yang dipandang perlu untuk
ditingkatkan, khususnya yang menyangkut peningkatan kemampuan dan
kompetensi sumber daya manusia aparatur, agar mampu memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
D. Gambaran Rencana Tingkat Capaian (Target) dan Realisasi
Kinerja atau tingkat capaian program dan kegiatan yang telah
dijalankan perlu dipantau dan dievaluasi terutama dalam rangka
menetapkan kinerja dan sasaran di masa mendatang. Untuk memperoleh
gambaran yang jelas mengenai tingkat capaian kinerja pelaksanaan
bimbingan teknis dan pembinaan pada IKM yang telah dilakukan pada tahun
2012 pada seksi bina ILMEA, dilakukan evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja
dlakukan dengan menggunakan metode Pengukuran Pencapaian Sasaran
(PPS) (Kertas Kerja Perseorangan (KKP), LAN, 2008:53) sebagaimana tabel
berikut (Tabel 2.3).
15
Tabel 2.3. Pengukuran Pencapaian Sasaran Tahun 2012
Sasaran Indikator Sasaran
Target Realisasi Prosentase
Capaian (%)
Ket.
Meningkatnya keterampilan SDM IKM
Input: o Dana o SDM
Output Terlaksananya pelatihan bagi SDM IKM
Outcome Terwujudnya SDM IKM yang terampil
Rp126.709.500
3 orang
2 kali
40 orang
Rp105.474.840
3 orang
2 kali
22 orang
83,24 100
100
55
Meningkatnya daya saing IKM
Input: o Dana o SDM
Output Terlaksananya pelatihan bagi SDM IKM dan bantuan peralatan produksi
Outcome Terwujudnya SDM IKM yang terampil dan meningkatnya kualitas produk serta produktifitas IKM
Rp176.967.000
3 orang
2 kali
30 orang 3 paket alat
produksi
Rp49.866.600
3 orang
2 kali
7 orang 1 paket
28,83 100
100
23 33,3
Tersedianya informasi tentang potensi dan produk IKM Kota Tarakan
Input: o Dana o SDM Output Buku data IKM dan perangkat alat promosi Outcome Tersosialisasinya IKM brsama produknya
Rp68.000.000
3 orang
30 exmp/4 pkt
20 IKM unggulan
Rp40.462.000
3 orang
30 exmp/3 pkt
15 IKM unggulan
59,50 100
87,5
75
16
BAB III
GAMBARAN KEADAAN YANG DIINGINKAN
A. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran disusun dalam rangka melaksanakan misi dan
mewujudkan visi. Penetapan tujuan dan sasaran pengembangan IKM,
khuusnya industri logam, mesin, elektronika, dan aneka (ILMEA) didasarkan
pada hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi serta
berpedoman pada Rencana Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan Tahun 2009-2014.
1. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari penyataan
misi untuk meletakkan kerangka prioritas dan memfokuskan arah semua
program dan kegiatan yang dicanangkan. Sesuai dengan visi dan misi
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, Seksi Bina ILMEA merumus-
kan tujuan yang merupakan bagian integral dari tujuan Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan yaitu
industri yang handal dan tangguh.
2. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran tujuan yang telah ditetapkan yaitu
berupa hasil (result) yang ingin dicapai dalam jangka waktu tahunan,
semesteran, triwulan atau bulanan. Sasaran menggambarkan hal yang
ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan.
17
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan maka sasaran yang ingin
dicapai dalam pembangunan industri kecil dan menengah serta rumah
tangga adalah tercapainya industri kecil dan menengah dan rumah tangga
yang handal, tangguh, dan mandiri.
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran di atas maka arah
kebijaksanaan operasional pembangunan industri pada Seksi Bina ILMEA
adalah mengembangkan industri yang mempunyai keunggulan komparatif
dan kompetitif berbasis pada sumber daya alam lokal dan banyak menyerap
tenaga kerja.
B. Program dan Kegiatan yang Ingin Ditingkatkan Kinerjanya
Sebagai unsur utama SDM aparatur negara, Pegawai Negeri Sipil
(PNS) mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan dalam
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok
PNS yang mampu melakukan peranan tersebut adalah PNS yang
mempunyai kompetensi yang berarti memiliki kemampuan dalam pelaksa-
naan tugas, adanya komitmen terhadap kualitas kerja, profesional, serta
memiliki dedikasi terhadap kepentingan masyarakat yang dilayaninya.
Sebagai instansi pembina sektor industri, salah satu tulang pung-
gung perekonomian Kota Tarakan, Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan tentunya
sangat penting untuk memiliki aparatur yang kompeten, berintegritas tinggi,
serta memiliki skill yang baik guna menunjang pelaksanaan program yang
telah ditetapkan.
18
Oleh karena itu, untuk mendukung terwujudnya tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan di atas, Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan akan
meningkatkan program pengembangan SDM sebagai upaya meningkatkan
kinerja dan profesionalisme aparatur. Dengan meningkatnya kualitas SDM
aparatur diharapkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat berjalan
dengan baik. Dengan demikian pelaksanaan bimbingan teknis dan
pembinaan kepada IKM dapat optimal sehingga misi yang diemban yaitu
industri bertumpu potensi daerah yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan dapat diwujudkan.
Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam program pengembangan
SDM aparatur adalah mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis berbasis
kompetensi, yaitu Pendidikan dan Pelatihan Sistem Industri I (17 s.d. 29 Juni
2013, Yogyakarta) sebagaimana diuraikan dalam Rencana Kerja Tahunan
(RKT) (Kertas Kerja Perseorangan (KKP), LAN, 2008:53) 2013 (Tabel 3.1).
C. Kerangka Pengukuran dan Indikator Kinerja
Pengukuran kinerja kegiatan merupakan proses penilaian kemajuan
pelaksanan kegiatan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dan efektivitas
pencapaian sasaran. Pengukuran kinerja harus dilakukan secara efisien dan
efektif dengan membandingkan biaya dan manfaat atas sistem yang
dibangun.
19
Tabel 3.1. Rencana Kerja Tahunan Tahun Anggaran 2013
Instansi : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan
Sasaran
Program
Kegiatan
Ket. Uraian
Indikator Kinerja
Target Uraian Indikator Kinerja Target
Terwujudnya optimalisasi kinerja pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan IKM
Meningkatnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan IKM
85%
Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Mengikuti pendidikan dan pelatihan Sistem Industri Tingkat I
Input: o Dana o SDM
Output Terlaksananya pelatihan bagi SDM aparatur
Outcomes Terwujudnya SDM Aparatur yang memahami Sistem Industri (tujuan, manfaat, dan implementasinya pada industri khususnya IKM)
Input: Rp22 juta 2 orang
1 kali,
2 orang
33,3%
Dana dari DPA Disperindagko
p TA 2013
Diklat dilaksanakan
oleh Balai Diklat Industri Regional IV Yogyakarta
20
Pengukuran kinerja meliputi dua aspek utama yaitu (1) penetapan
indikator kinerja dan (2) penetapan nilai capaian dan evaluasi kinerja.
Penetapan indikator kinerja meliputi identifikasi aspek-aspek dalam setiap
kelompok indikator kinerja, penetapan rencana capaian dan penetapan
bobot setiap kelompok kinerja, temasuk didalamnya penetapan bobot
kegiatan dan bobot program. Pada penetapan capaian kinerja dilakukan
penilaia terhadap realisasi dan rencana yang telah ditetapkan sesuai
dengan masing-masing kelompok kinerja. Atas dasar nilai yang telah
dihitung pada setiap aspek dalam kelompok indikator kinerja, dapat pula
dihitung nilai capaian setiap kelompok indikator kinerja.
Indikator kinerja ini dapat berupa output maupun outcome. Indikator
kinerja outputs (Keluaran) adalah segala sesuatu berupa produk/ jasa (fisik
dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan
dan program berdasarkan masukan yang digunakan. Indikator kinerja
outcomes (Hasil) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah.
Indikator kinerja pelaksanaan program pengembangan SDM
aparatur melalui Diklat Sistem Industri I harus terukur dan memiliki target
yang akan dicapai. Melalui input berupa SDM, dana, sarana dan prasarana,
organisasi, serta koordinasi, diharapkan dapat terlaksana kegiatan Diklat
Sistem Industri I dengan baik dan lancar. Tahapan selanjutnya, hasil diklat
tersebut dapat dijadikan sebagai bekal dalam bekerja untuk mewujudkan
sasaran yang telah ditetapkan yaitu tercapainya industri kecil dan menengah
21
dan rumah tangga yang handal, tangguh, dan mandiri. Kerangka
pengukuran kinerja tersebut ditampilkan dalam Rencana Kerja Tahunan
Tahun 2013 berikut (Tabel 3.2).
Tabel 3.2. Kerangka Pengukuran Kinerja
No. Program Kegiatan Penetapan Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Satuan
1 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Mengikuti pendidikan dan pelatihan Sistem Industri Tingkat I
Input: o Dana o SDM
Inut: Rp
Orang
Output Terlaksananya pelatihan bagi SDM aparatur
Kali
Outcome Terwujudnya SDM Aparatur yang memahami Sistem Industri (tujuan, manfaat, dan implementasinya pada industri khususnya IKM)
%
Benefit Meningkatnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan terhadap IKM
%
Impact Optimalnya Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
%
22
BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHANNYA
A. Identifikasi dan Analisis Masalah
1. Identifikasi Masalah
Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa sebagai
instansi pembina industri kecil dan menengah (IKM), Seksi Bina ILMEA,
Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM
Kota Tarakan telah melaksanakan bimbingan teknis dan pembinaan melalui
beberapa program dan kegiatan guna meningkatkan kinerja dan daya saing
IKM. Namun demikian, pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan
tersebut belum menunjukkan hasil yang optimal.
Telah diuraikan pula dalam perumusan masalah bahwa hal ini
disebabkan karena adanya beberapa kelemahan sebagai berikut.
a. Pendekatan pembinaan yang dilakukan kurang tepat.
Bidang industri khususnya seksi bina ILMEA telah melakukan
pembinaan terhadap IKM. Namun, pembinaan yang dilakukan selama ini
ternyata belum terkelola secara baik. Banyak pola-pola bantuan teknik
yang kurang efektif. Hal ini disebabkan oleh penerapan pola umum
secara atas-bawah (top-down) dan kurang mempertimbangkan aspek
kelayakannya menurut kondisi spesifik obyektif binaan di lapangan.
Kelemahan lain adalah banyak program pemberdayaan, khususnya
kegiatan pendidikan dan pelatihan yang kurang memenuhi kebutuhan
nyata obyek binaan.
23
b. Kurangnya kemampuan dan kompetensi aparatur pembina.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan
terhadap IKM menuntut kemampuan dan kompetensi yang tinggi terlebih
tugas tersebut berkaitan dengan pengembangan kemampuan pengeta-
huan, sikap, dan keterampilan perajin sehingga diharapkan dapat
mengubah cara pandang perajin dalam menyikapi teknologi dan informasi
terbaru dalam menjalankan usahanya.
c. Adanya hambatan politis dan struktural
Salah satu syarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaan bimbingan
teknis dan pembinaan terhadap IKM dapat berjalan dengan baik adalah
tersedianya anggaran. Dukungan DPRD sebagai pemilik hak peng-
anggran APBD sangat penting terutama dalam penentuan program
prioritas.
d. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung (perangkat keras/lunak)
Disamping membutuhkan dukungan sarana dan prasarana seperti
jalan, listrik, air, dan lain-lain, IKM juga membutuhkan iklim usaha yang
kondusif, adanya regulasi dan kebijakan yang berpihak dan mendukung
pertumbuhannya.
2. Analisis Masalah
Untuk mengetahui masalah pokok yang paling dominan atau
prioritas dari empat masalah di atas, penulis menganalisis menggunakan
metode USG. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa kurangnya
kemampuan dan kompetensi aparatur merupakan masalah pokok paling
24
domiinan sehingga pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan terhadap
IKM belum optimal. Analisis dengan metode USG tersebut ditampilkan
dalam Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1. Analisis USG menentapkan masalah pokok prioritas
No. Masalah Pokok
Penilaian Ran-king
Kriteria Total
U S G
1. Kurang tepatnya metode pendekatan bimbingan teknis dan pembinaan
2 4 3 9 III
2. Adanya hambatan politis dan hambatan struktural
2 2 2 6 IV
3. Kurangnya kemampuan dan kompetensi aparatur
4 3 5 12 I
4. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung (oeangkat keras dan perangkat lunak)
3 4 4 11 II
Keterangan: Skala Nilai (Linket)
o U (Urgency) 5 = Sangat kuat 2 = Kurang kuat o S (Serious) 4 = Kuat 1 = Sangat kurang kuat o G (Growth) 3 = Relaif kuat
Terhadap masalah pokok paling dominan, dilakukan identifikasi
penyebabnya yang merupakan masalah spesifik yaitu masalah yang
menjadi penyebab langsung terjadinya masalah pokok. Hasil identifikasi
menunjuk-kan bahwa ada empat masalah spesifik penyebab kurangnya
kemampuan dan kompetensi aparatur, yaitu
1. kurangnya kesempatan mengikuti diklat teknis,
2. rendahnya motifasi untuk mengembangkan diri secara mandiri,
3. penempatan aparat yang kurang tepat, dan
4. rendahnya pemahaman tugas pokok dan fungsi organisasi.
25
Setelah dilakukan analisis menggunakan metode USG maka
disimpulkan bahwa masalah spesifik yang paling diminan atau prioritas
penyebab kurangnya kemampuan dan kompetensi aparatur adalah
kurangnya kesempatan mengkuti diklat teknis. Hasil analisis masalah
spesifik prioritas menggunakan metode USG ditampilkan dalam tabel berikut
(Tabel 4.2).
Tabel 4.2. Analisis USG menetapkan masalah spesifik prioritas
No. Sasaran Pokok
Penilaian
Ranking Kriteria Total
U S G
1. Kurangnya kesempatan mengikuti diklat teknis
5 4 4 13 I
2. Rendahnya motivasi untuk mengembangkan diri secara mandiri
3 4 4 11 II
3. Kurang tepatnya penempatan aparatur
3 2 3 8 IV
4. Kurangnya pemahaman tugas pokok dan fungsi organisasi
4 3 3 10 III
Untuk menggambarkan semua masalah dalam suatu situasi tertentu
dan memperagakannya sebagai suatu rangkaian hubungan sebab akibat,
digunakan pohon masalah (pernyataan negatif) (Pola Kerja Terpadu, LAN,
2008:23). Berdasarkan hasil analisis masalah baik masalah pokok maupun
masalah spesifik dengan menggunakan metode USG sebagaimana
diuraikan di atas maka pohon masalah dari belum optimalnya pelaksanaan
bimbingan teknis dan pembinaan terhadap industri kecil dan menengah
digambarkan sebagai berikut (Gambar 4.1).
26
Gambar 4.1. Pohon masalah
Keterangan: • Masalah utama yang dihadapi adalah nomor 1 • Penyebab utama masalah adalah nomor 2c • Penyebab utama nomor 2c adalah 3a • Akibat masalah utama adalah masalah nomor 4
Belum Optimanya lKinerja
pelaksanaan bimbingan teknis dan
pembinaan industri kecil dan
menengah (IKM)
Rendahnya kualitas pelaksanaan
bimbingan teknis dan pembinaan
industri kecil dan menengah (IKM)
b
Adanya
hambatan
politis dan
struktural
c
Kurangnya
kemampuan
dan
kompetensi
aparatur
a
Kurang tepat-
nya metode
pendekatan
bimbingan dan
pembinaan
dKurangnya
sarpras
pendukung
(perangkat lunak
dan perangkat
keras)
b
Rendahnya
motivasi untuk
mengem-
bangkan diri
secara mandiri
c
Kurang
tepatnya
penempatan
aparatur
a
Kurangnya
kesempatan
mengikuti
diklat teknis
d
Kurangnya
pemahaman
tugas pokok
dan fungsi
organisasi
Sebab
Akibat
2
3
1
4
POHON MASALAH(PERNYATAAN NEGATIF)
27
B. Memilih dan Menetapkan Sasaran
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah di atas maka
telah diidentifikasi pula sasaran utama yang hendak dicapai, yang tidak lain
merupakan pernyataan positif masalah utama yaitu oprtimalnya kinerja
pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan terhadap IKM. Untuk
mencapai sasaran utama tersebut harus diupayakan melalui pencapaian
faktor-faktor penunjang yaitu sasaran pokok dan sasaran spesifik.
Terdapat empat sasaran pokok yang hendak dicapai, yaitu
1. tepatnya metode pendekatan pembinaan yang dilakukan,
2. teratasinya hambatan politis dan struktural,
3. tingginya kemampuan dan kompetensi aparatur, dan
4. lengkapnya sarana dan prasarana pendukung (perangkat lunak/keras).
Untuk mengetahui sasaran pokok prioritas dilakukan analisis dengan
menggunakan metode USG (Tabel 4.3). Dari hasil analisis tersebut disimpul-
kan bahwa sasaran pokok adalah tingginya kemampuan dan kompetensi
aparatur.
Tabel 4.3. Analisis USG menentapkan sasaran pokok prioritas
No. Masalah Pokok
Penilaian Ran-king
Kriteria Total
U S G
1. Tepatnya metode pendekatan bimbingan dan pembinaan
2 4 3 9 III
2. Teratasinya hambatan politis dan struktural
2 2 2 6 IV
3. Tingginya kemampuan dan kompetensi aparatur
4 3 5 12 I
4. Lengkapnya sarana dan prasarana (perangkat lunak/perangkat keras)
3 4 4 11 II
28
Terhadap sasaran pokok prioritas, dilakukan identifikasi sasaran
yang merupakan sasaran spesifik yaitu sasaran yang menjadi pendukung
langsung tercapainya sasaran pokok (Pola Kerja Terpadu, LAN, 2008:25).
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ada empat sasaran spesifik
pendukung tingginya kemampuan dan kompetensi aparatur, yaitu
1. tersedianya kesempatan mengikuti diklat teknis,
2. tingginya motifasi untuk mengembangkan diri secara mandiri,
3. tepatnya penempatan aparat; dan
4. tingginya pemahaman tugas pokok dan fungsi organisasi.
Setelah dilakukan analisis menggunakan metode USG maka disim-
pulkan bahwa sasaran spesifik prioritas adalah tersedianya kesempatan
mengkuti diklat teknis, sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4. Analisis USG menetapkan sasaran spesifik prioritas
No. Sasaran Pokok
Penilaian Ran-king
Kriteria Total
U S G
1. Tersedianya kesempatan mengikuti diklat teknis
5 4 4 13 I
2. Tingginya motivasi untuk mengembangkan diri secara mandiri
3 4 4 11 II
3. Tepatnya penempatan aparatur 3 2 3 8 IV
4. Tingginya pemahaman tugas pokok dan fungsi organisasi
4 3 3 10 III
Pohon sasaran optimalnya pelaksanaan bimbingan teknis dan
pembinaan terhadap industri kecil dan menengah digambarkan sebagai
berikut (Gambar 4.2).
29
Gambar 4.2. Pohon sasaran
Keterangan:
Sasaran yang ingin dicapai adalah nomor 1
Terpenuhinya sasaran nomor 1 adalah karena terpenuhinya sasaran nomor 2c
Terpenuhinya sasaran nomor 2c adalah karena terpenuhinya sasaran nomor 3a
Jika sasaran nomor 1 tercapai, maka sasaran nomor 4 akan terwujud
Optimalnya kinerja pelaksanaan
bmbingan teknis dan pembinaan
industri kecil dan menengah (IKM)
Tingginya ualitas bimbingan
teknis dan pembinaan industri
kecil dan menengah (IKM)
b
Teratasinya
hambatan
politis dan
struktural
c
Tingginya
kemampuan
dan
kompetensi
aparatur
a
Tepatnya
metode
pendekatan
bimbingan dan
pembinaan
dLengkapnya
sarana dan
prasarana
(perngkat keras
dan perangkat
lunak)
b
Tingginya
motivasi untuk
mengem-
bangkan diri
secara mandiri
c
Tepatnya
penempatan
aparatur
a
Tersedianya
kesempatan
mengikuti
diklat teknis
d
Tingginya
pemahaman
tugas pokok
dan fungsi
organisasi
Sebab
Akibat
2
3
1
4
POHON SASARAN(PERNYATAAN POSITIF)
30
C. Rencana Kerja
1. Menetapkan Alternatif Program/Kegiatan
Dengan mempertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya yang
disesuaikan pula dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab penulis
maka ditetapkan alternatif pemecahan masalah yang pelaksanaannya
berada dalam ruang lingkup tugas dan tanggung jawab penyusun KKP ini.
Alternatif kegiatan yang akan dipilih sebagai berikut.
1. Menyelenggarakan diklat teknis di tempat (in house training).
2. Mengikuti diklat teknis (sistem industri I) di balai diklat industri.
3. Melakukan magang ke daerah yang lebih maju IKM-nya.
Untuk menganalisis dan memilih alternatif kegiatan prioritas yang akan
dilaksanakan digunakan metode Tapisan (PMPK, LAN, 2008:30) sebgai-
mana ditampilkan dalam Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5. Penetapkan Alternatif Prioritas Menggunakan metode Tapisan
No. Alternatif Efek-tivitas
Kemu-dahan
Biaya Total
1 Menyelenggarakan diklat teknis di tempat (in house training)
4 4 4 12
2 Mengikuti diklat teknis (Sistem Industri I) di Balai Diklat Industri
5 4 4 13
3 Melakukan magang ke daerah yang lebih maju IKM-nya
3 4 4 11
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Tapisan pemecahan
masalah yang dipilih adalah alternatif kegiatan nomor 2, yaitu mengikuti
diklat teknis (Sistem Industri I) di Balai Diklat Industri.
31
Ketiga alternatif kegiatan tersebut di atas beserta alternatif kegiatan
prioritas yang akan dilaksanakan digambarkan dalam pohoh alternatif
sebagaimana Gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3. Pohon Alternatif
Optimalnya pelaksanaan bimbingan
teknis dan pembinaan industri kecil
dan menengah (IKM)
Tingginya kualitas pelakanaan
bimbingan teknis dan pembinaan
industri kecil dan menengah (IKM)
Tingginya kemampuan dan
kompetensi aparatur
Terpenuhinya kesempatan
mengikuti diklat teknis
Mengirimkan pegawai
mengikuti diklat teknis
di Balai Diklat Indutsri
Menyelenggarakan
diklat teknis ditempat
(in house training)
Melakukan magang
ke daerah yang lebih
maju IKM-nya
POHON ALTERNATIF
32
Setelah diperoleh kegiatan alternatif prioritas maka dibuat rencana
kinerja program dan kegiatan dengan menggunakan kerangka pengukuran
dan indikator kinerja program dan kegiatan sebagaimana Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6. Tingkat Kinerja yang Diinginkan
No. Program Kegiatan Indikator Kinerja
Capaian Kinerja
Sekarang Yang
Diinginkan
1 Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Mengikuti pendidikan dan pelatihan Sistem Industri Tingkat I
Input: o Dana o SDM
Inut: Rp22 juta 2 Orang
Rp75 juta 6 orang
Output Terlaksananya pelatihan bagi SDM aparatur
1 Kali
3 kali
Outcome Terwujudnya SDM Aparatur yang memahami Sistem Industri (tujuan, manfaat, dan implementasinya pada industri khususnya IKM)
33,3%
100%
Benefit Meningkatnya kualitas pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan terhadap IKM
30%
90%
Impact Optimalnya Kinerja Pelaksanaan Bimbingan Teknis dan Pembinaan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
26,7%
80%
33
2. Menyusun Rencana Persiapan Pelaksanaan dan Pengendalian
Penyusunan rencana persiapan, pelaksanaan dan pengendalian
ditetapkan melalui pembuatan sasaran umum dan sasaran khusus
terhadap kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sasaran
khusus dimaksud. Sasaran umum dan sasaran khusus yang ditetapkan
adalah sebagai Gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.4. Sasaran Umum dan Sasaran Khusus
Sasaran khusus merupakan sasaran yang bersifat tentatif dan harus
divalidasi menjadi sasaan definitif. Ada tiga instrumen yang dapat digunakan
untuk memvalidasi sasaran, yaitu matriks rincian kerja (MRK), uraian paket
pekerjaan (PK), dan penjadwalan.
Terpenuhinya kesempatan
Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Teknis
bagi dua orang aparatur pada Seksi Bina ILMEA
selama 13 hari (17 s.d. 29 Juni 2013) di Balai Diklat
Industri Regional IV Yogyakarta dengan sumber
dana dari DPA Dinas Perindagkop dan UMKM
Kota Tarakan TA 2013
Terpenuhinya
Kesempatan Mengikuti Pendidkan dan
Pelatihan Teknis
34
1. Matrik Rincian Kerja (MRK)
Matriks rincian kerja (MRK) merupakan kerangka yang
menghubungkan sasaran dengan kejadian dan sumber yang diperlukan
(Pola Kerja Terpadu, LAN, 2008:30). Kegiatan dalam MRK dirinci menjadi
kegiatan kecil yang dinamakan pokok akhir. Matriks rincian Kerja akan
memberikan gambaran jelas tentang hal yang akan diterapkan setiap orang
atau sekelompok orang pada kegiatan mewujudkan sasaran.
Matrik rincian kerja sasaran khusus yaitu terpenuhinya kesempatan
mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis bagi dua orang aparatur pada
Seksi Bina ILMEA selama 13 hari di Balai Diklat Industri Regional IV
Yogyakarta dengan sumber dana dari DPA Dinas Perindagkop dan UMKM
Kota Tarakan TA 2013 digambarkan dalam Gambar 4.5.
2. Uraian Paket Kerja (PK)
Uraian Paket Kerja merupakan kumpulan beberapa pekerjaan yang
ada dalam setiap pokok akhir dan diuraikan dalam bentuk format uraian
paket kerja (Pola Kerja Terpadu, LAN, 2008:32). Format paket kerja berisi
uraian pekerjaan yang harus dikerjakan oleh setiap penanggungjawab
untuk mewujudkan sasaran. Paket-paket kerja dan rekapitulasi kegiatan
dan biaya masing-masing diuraikan dalam Tabel 4.7 dan Tabel 4.8.
3. Penjadwalan
Penjadwalan dibuat dalam bentuk peta gais (barchart).
Penjadwalan yang menggambarkan kapan kegiatan diklat sistem industri
dimulai dan kapan direncanakan selesai diuraikan dalam Tabel 4.9.
35
Nom
or
Pokok Akhir
Penanggung Jawab
JU
MLA
H
Kep
ala
Din
as
Kep
ala
Bid
ang
Kasi B
ina ILM
EA
Kasi B
ina IKA
HH
Bend
ahara
Ag
ust S
up
ria
di
Safrud
in
1 Pencarian informasi 1
2 Penentuan peserta (rapat) 3
3 Pembuatan surat tugas & SPPD 4
4 Penyiapan administrasi peserta 5
5 Pencairan anggaran 4
6 Pengiriman peserta 3
7 Mengikuti Diklat Teknis 2
8 Pemulangan peserta 2
9 Pelaporan 3
10 Penilaian 1
JUMLAH 5 4 8 3 1 4 3 28
Gambar 4.5. Tabel Matriks Rincian Kerja (MRK)
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PENGENDALIAN
Si A Bi Di Ba
POKOK
KERJAKEGIATANSASARAN
Terpenuhinya
kesempatan
Mengikuti
Pendidikan
dan Pelatihan
Teknis bagi
dua orang
aparatur
pada Seksi
Bina ILMEA
selama 13 hari
(17 s.d. 29
Juni 2013)
di Balai Diklat
Industri
Regional IV
Yogyakarta
dengan sumber
dana dari
DPA Dinas
Perindagkop
dan UMKM
Kota Tarakan
TA 2013
Mengikuti
sertakan
dua orang
aparatur
pada Seksi
Bina ILMEA
Mengikuti
diklat teknis
selama 13 hari
(17 s.d. 29
Juni 2013)
di Balai Diklat
Industri
Regional IV
Yogyakarta
dengan sumber
dana dari
DPA Dinas
Perindagkop
dan UMKM
Kota Tarakan
TA 2013
36
Tabel 4.7. Paket-Paket Kerja
Pokok Akhir : Pencarian informasi
Penanggung Gugat : Kepala Seksi Bina ILMEA
Nomor Paket Kerja : 1
No. Uraian Tugas Penanggung
Jawab Waktu
Biaya (Rp)
1.
Melakukan koordinasi dengan Sub Bagian Perencanaan Sekretaris Disperindagkop dan UMKM (Anggaran)
Kasi Bina ILMEA
1 hari 0 2.
Mencari informasi lokasi dan jadwal pelaksanaan Diklat Sistem Industri I
Kasi Bina ILMEA
3. Menghubungi penyelenggara (Balai Diklat Industri Regional IV Yogyakarta
Kasi Bina ILMEA
Jumlah 1 orang 1 hari 0
Pokok Akhir : Penentuan peserta (rapat)
Penanggung Gugat : Kepala Bidang Industri
Nomor Paket Kerja : 2
No. Uraian Tugas Penanggung
Jawab Waktu
Biaya (Rp)
1. Menyiapkan tempat rapat Safrudin
1 hari 0
2. Menyelenggarakan rapat Kasi Bina
ILMEA
3. Memimpin rapat Kabid
Industri
4 Mengusulkan dua orang aparatur yang akan mengikuti diklat
Kasi Bina ILMEA
5
Memberikan pertimbangan berdasarkan urgensi dan syarat-syarat yang telah ditentukan penyelenggara (BDI Reg. IV)
Kasi Bina ILMEA
6 Menyetujui dan mengambil keputusan penunjukan aparatur yang akan mengkuti diklat
Kabid Industri
Jumlah 3 orang 1 hari 0
37
Pokok Akhir : Pembuatan surat tugas dan SPPD
Penanggung Gugat : Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Nomor Paket Kerja : 3
No. Uraian Tugas Penanggung
Jawab Waktu
Biaya (Rp)
1. Membuat konsep surat tugas dan SPPD Kasi Bina
ILMEA
1 hari 0
2. Mengetik dan mencetak surat tugas dan SPPD
Agust Supriadi
3. Mengoreksi dan memaraf surat tugas dan SPPD
Kasi Bina ILMEA
4. Mengoreksi dan memaraf surat tugas dan SPPD
Kabid Industri
5. Menandatagani surat tugas dan SPPD Kadis
6. Meregister dan membubuhi cap dinas dan SPPD
Agust Supriadi
Jumlah 4 orang 1 hari 0
Pokok Akhir : Penyiapan administrasi peserta
Penanggung Gugat : Kepala Seksi Bina ILMEA
Nomor Paket Kerja : 4
No. Uraian Tugas Penanggung
Jawab Waktu
Biaya (Rp)
1. Menyiapkan dokemen persyaratan peserta
Safrudin
1 hari 0
2. Membuat konsep surat pengantar Kasi Bina
ILMEA
3. Mengetik dan mencetak surat pengantar
Agust Supriadi
4. Mengoreksi dan memaraf surat pengantar
Kasi Bina ILMEA
5. Mengoreksi dan memaraf surat pengantar
Kabid Industri
6. Menandatagani surat tugas Kadis
7. Meregister dan membubuhi cap dinas
Agust Supriadi
Jumlah 5 orang 1 hari 0
38
Pokok Akhir : Pencairan anggaran
Penanggung Gugat : Kepala Dinas Nomor Paket Kerja : 5
No. Uraian Tugas Penanggung
Jawab Waktu
Biaya (Rp)
1. Menyiapkan dokemen persyaratan peserta
Safrudin
1 hari 0
2. Membuat konsep surat pengantar Kasi Bina
ILMEA
3. Mengetik dan mencetak surat pengantar
Agust Supriadi
4. Mengoreksi dan memaraf surat pengantar
Kasi Bina ILMEA
5. Mengoreksi dan memaraf surat pengantar
Kabid Industri
6. Menandatagani surat tugas Kadis
7. Meregister dan membubuhi cap dinas
Agust Supriadi
Jumlah 5 orang 1 hari 0
Pokok Akhir : Pengiriman peserta
Penanggung Gugat : Kepala Dinas
Nomor Paket Kerja : 6
No. Uraian Tugas Penanggung
Jawab Waktu Biaya (Rp)
1. Persiapan pemberangkatan Safrudin
1 hari
Rp3.000.000
2. Menyerahkan surat tugas dan SPPD
Kabid Industri
0
3. Memberikan arahan Kadis 0
Jumlah 3 orang 1 hari Rp3.000.000
39
Pokok Akhir : Mengikuti Diklat Teknis
Penanggung Gugat : Kasi Bina ILMEA dan Bina IKAHH Nomor Paket Kerja : 7
No. Uraian Tugas Penanggung Jawab Waktu Biaya (Rp)
1. Melakukan pendaftaran ulan/registrasi
Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH
1 hari
0
2. Membayar dana kontribusi
Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH
Rp6.000.000
3. Mengikuti diklat teknis Kasi Bina ILMEA dan
Kasi Bina IKAHH 13 hari 0
Jumlah 2 orang 14 hari Rp6.000.000
Pokok Akhir : Pemulangan peserta
Penanggung Gugat : Kasi Bina ILMEA dan Bina IKAHH
Nomor Paket Kerja : 8
No. Uraian Tugas Penanggung Jawab Waktu Biaya (Rp)
1. Melakukan visum SPPD
Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH
1 hari 0
2. Kembali ke Kota Tarakan
Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH
1 hari Rp3.000.000
Jumlah 2 orang 2 hari Rp3.000.000
Pokok Akhir : Pelaporan
Penanggung Gugat : Kasi Bina ILMEA dan Bina IKAHH
Nomor Paket Kerja : 9
No. Uraian Tugas Penanggung Jawab Waktu Biaya (Rp)
1. Membuat konsep laporan pertanggungjawaban
Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH
1 hari 0
2. Mengetik laporan pertanggungjawaban
Agust Supriadi
3. Mengoreksi dan menandatangani laporan
Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH
4. Menyampaikan laporan kepada Kepala Bidang dan Kepala dinas
Kasi Bina ILMEA dan Kasi Bina IKAHH
Jumlah 3 orang 1 hari 0
40
Pokok Akhir : Penilaian
Penanggung Gugat : Kepala Dinas Nomor Paket Kerja : 10
No. Uraian Tugas Penanggung Jawab Waktu Biaya (Rp)
1. Mempelajari laporan hasil pelaksanaan diklat
Kepala Dinas
1 hari 0
2.
Menilai hasil pelaksanaan diklat berdasarkan maksud, tujuan, dan indikator pelaksanaan diklat
Kepala Dinas
Jumlah 1 orang 1 hari 0
Tabel 4.8. Rekapitulasi Kegiatan dan Biaya
No. Pokok Akhir Hari Biaya (Rp)
1 Pencarian informasi 1 0
2 Penentuan peserta (rapat) 1 0
3 Pembuatan surat tugas dan SPPD 1 0
4 Penyiapan administrasi peserta 1 0
5 Pencairan anggaran 1 9.900.000
6 Pengiriman peserta 1 3.000.000
7. Mengikuti Diklat Teknis 14 6.000.000
8. Pemulangan peserta 2 3.000.000
9. Pelaporan 1 0
10. Penilaian 1 0
Jumlah 24 21.900.000
41
Tabel 4.9. Jadwal Kegiatan
No
Pokok Akhir
Bulan / Tanggal (2013)
Juni Juli
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2
1 Pencarian informasi
2 Penentuan peserta (rapat)
3 Pembuatan surat tugas dan SPPD
4 Penyiapan administrasi peserta
5 Pencairan anggaran
6 Pengiriman peserta
7 Mengikuti Diklat Teknis
8 Pemulangan peserta
9 Pelaporan
10 Penilaian
42
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil identifikasi, uraian, dan analisis masalah dapat
diambil beberapa simpulan sebagai berikut.
1. Isu aktual prioritas terkait dengan Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri,
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan
adalah belum optimalnya pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan
industri kecil dan menengah.
2. Penyebab utama belum optimalnya pelaksanaan bimbingan teknis dan
pembinaan industri kecil dan menengah adalah kurangnya kemampuan
dan kompetensi aparatur pembina akibat kurangnya kesempatan
mengikuti diklat teknis.
3. Untuk mendukung terwujudnya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
Seksi Bina ILMEA, Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan akan meningkatkan program
pengembangan SDM sebagai upaya meningkatkan kinerja dan
profesionalisme aparatur.
4. Sasaran khusus dalam rangka meningkatkan kompetensi aparatur
pembina adalah terpenuhinya kesempatan mengikuti Pendidikan dan
Pelatihan Teknis bagi dua orang aparatur pada Seksi Bina ILMEA Bidang
Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota
43
Tarakan selama 13 hari I (17 s.d. 29 Juni 2013) di Balai Diklat Industri
Regional IV Yogyakarta dengan sumber dana dari DPA Dinas
Perindagkop dan UMKM Kota Tarakan TA 2013.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis, dapat disampaikan beberapa sebagai
berikut.
1. Dalam mengidentifikasi isu umum dan masalah, sebaiknya dilakukan
curah pendapat dengan melibatkan pihak terkait (steakeholders) lokus
sasaran.
2. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas, pelaksanaan pengemba-
ngan sumber daya manusia (SDM) aparatur melalui diklat teknis perlu
dibarengi dengan pengawasan dan evaluasi.
44
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tarakan Tahun 2010 s.d. 2014, Tarakan
Anonim, 2009. Rencana Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan, Tarakan
Anonim, 2013. Direktori Industri Kecil dan Menengah Tahun 2012, Disperin-dagkop dan UMKM Kota Tarakan, Tarakan
Lembaga Administrasi Negara (LAN), 2008. Isu Aktual Sesuai Tema, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta
Lembaga Administrasi Negara (LAN), 2008. Kertas Kerja Perseorangan (KKP), Lembaga Administrasi Negara, Jakarta
Lembaga Administrasi Negara (LAN), 2008. Pemecahan Masalah dan Pengam-bilan Keputusan (PMPK), Lembaga Administrasi Negara, Jakarta
Lembaga Administrasi Negara (LAN), 2008. Pola Kerja Terpadu (PKT), Lembaga Administrasi Negara, Jakarta
Mangkunegara, A. Prabu, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Poerwadarminta, W., J., S.,. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Robbins, P. Stephen, ed. 10, 2003. Perilaku Organisasi, PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta
Surya, Moh. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), CV Ilmu, Bandung
Peraturan Perundang-undangan
1. UU Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 41/M-IND/PER/ 6/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri
4. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan
5. Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Tarakan
Lampiran 1
Tabel A. Analisis Menentapkan Isu Aktual Prioritas
No. Masalah Pokok
Penilaian Ran-king
Kriteria Total
U S G
1. Lemahnya penyusunan program dan kegiatan tahunan
4 4 3 11 IV
2. Lemahnya koordinasi antar seksi, antar bidang, dan antar SKPD terkait
4 2 4 10 V
3. Belum optimalnya pelaksanaan bimbingan teknis dan pembinaan IKM
5 4 5 14 I
4. Keterbatasan anggaran, sarana, dan prasarana
4 4 4 12 III
5. Kurangnya kebijakan/peraturan daerah terkait pembinaan industri
3 2 3 8 VI
6. Lemahnya daya saing industri kecil dan menengah
4 4 5 13 II
Keterangan:
o U (Urgency) : Keharusan yang mendesak/penting untuk segera diselesaikan yang dikaitkan dengan waktu yang tersedia
o S (Serious) :
Seberapa serious/gawat isu berakibat karena adanyapenundaan pemecahan masalah
o G (Growth) :
Jika masalah tersebut dibiarkan, seberapa besar kemungkinan akan berkembang menjadi masalah yang lebih besar
o Skala Nilai
5 = Sangat kuat
4 = Kuat
3 = Relaif kuat
2 = Kurang kuat
1 = Sangat kurang kuat
Lampiran 2
KEPALA DINAS
Ir. H. Subono, MT
19611028 198903 1 010
SEKRETARIS
A. Hamid, S.E.
196312311994031066
KASUBAG UMUM
Agustina Kopong
195708071983022003
KASUBAG SUNGRAM
Flora Panjaitan
195712251980032009
KABID INDUSTRI
Martati SE, M. Si
197005291999032001
K
KABID PERDAGANGAN
Untung Prayitno, SE
196411191993031003
KABID KOPERASI
Retna Sulistyarini, A. Md
196510261989032008
KASI BINA ILMEA
Murliadi P., ST, M.Eng
196902202002121002
KASI BINA IKAHH
Ratna Kumalasari, ST
197009091998032006
KASI DAG DALAM N
Hj. Sitti Aliah
196212011983022002
KASI DAG LUAR N
Misran, SE
19630314 198303 1 016
KASI BINA KLEMBAGAAN
Rumsari Mutmainah
195912031983032005
KASI BINA USAHA KOP
Ibrahim
196007271983031026
KASI PERL KONSUMEN
M. Romli, SE
196201061983031011
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERINDAGKOP DAN UMKM KOTA TARAKAN
UPTD
LAMPIRAN
TENTANG PENULIS
Penulis lahir sebagai anak ketiga dari pasangan H. Palakasi
dan Hj. Haminang pada 20 Februari 1969 di Bulukumba,
Sulawesi Selatan. Pada tahun 1982 menyelesaikan pendidikan
dasar di SD Negeri 162 Ara. Melanjutkan pendidikan
menengah di SMP Negeri Bontotiro dan tamat pada tahun
1985. Melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMA Negeri 1
Bulukumba dan lulus pada tahun 1988.
Penulis menempuh pendidikan Strata Satu (S-1) di Jurusan
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar, dan meraih gelar Sarjana
Teknik (S.T.) pada tahun 1994.
Pada tahun 2002, penulis diangkat sebaga Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah dan
ditugaskan di Kantor Kelurahan Karang Harapan, Tarakan Barat, sebagai staf
pelaksana. Dengan nota dinas, pada Mei 2005, penulis dimutasi ke Kantor Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Tarakan hingga saat ini.
Pada Setember 2009, penulis mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan Strata
Dua (S-2) di Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan meraih gelar
Magister Engineering (M.Eng) pada Mei 2011.
Penulis dilantik sebagai Kepala Seksi Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan
Aneka (ILMEA), Bidang Industri, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan
UMKM Kota Tarakan pada 4 Januari 2013.
Tarakan, April 2013
Penulis