kinerja perusahaan dengan kebudayaan perusahaan work …

19
Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work Hard/Play Hard Muhammad Anis J. Emmed M. Prioharyono Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok [email protected] Abstrak Lazada adalah sebuah perusahaan retail yang mempunyai kebudayaan perusahaan yang cenderung untuk mewujudkan Work Hard/Play Hard sebagai tipe budaya perusahaan dalam kegiatan bisnisnya. Perusahaan ini memiliki perangkat aturan tertulis dan peraturan tidak tertulis yang melingkupi hampir seluruh bisnisnya. Oleh karena itu, para pegawai dibagi menjadi 13 kelompok kerja yang memiliki kepala kelompok yang membuat peraturan tidak tertulis untuk kelompoknya masing-masing dan berfungsi sebagai mekanisme kontrol. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan menerapkan metode kualitatif yang mencakup wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Kata kunci : Kebudayaan Perusahaan; Perangkat Aturan Tertulis; Peraturan Tidak Tertulis; Mekanisme Kontrol; Work Hard/Play Hard sebagai tipe Kebudayaan Perusahaan Corporate Performance with Work Hard/Play Hard Culture Abstract Lazada is a retail online company which has corporate culture that tends to realize Work Hard/Play Hard’s type of culture in its daily business activities. This company has set of written rules as well as unwritten rules which cover most of their business. Therefore, the employees are devided into 13 work teams which have head of team who create the unwritten rules for their own team and function as control mechanism. The field research is carried out by applying qualitative methods which include technique of depth interview and participation observation. Keywords : Corporate Culture; Set of Written Rules; Unwritten Rules; Control Mechanism; Work Hard/Play Hard As Type of Corporate Culture Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work Hard/Play Hard

Muhammad Anis

J. Emmed M. Prioharyono

Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok

[email protected]

Abstrak

Lazada adalah sebuah perusahaan retail yang mempunyai kebudayaan perusahaan yang cenderung untuk mewujudkan Work Hard/Play Hard sebagai tipe budaya perusahaan dalam kegiatan bisnisnya. Perusahaan ini memiliki perangkat aturan tertulis dan peraturan tidak tertulis yang melingkupi hampir seluruh bisnisnya. Oleh karena itu, para pegawai dibagi menjadi 13 kelompok kerja yang memiliki kepala kelompok yang membuat peraturan tidak tertulis untuk kelompoknya masing-masing dan berfungsi sebagai mekanisme kontrol. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan menerapkan metode kualitatif yang mencakup wawancara mendalam dan observasi partisipasi.

Kata kunci : Kebudayaan Perusahaan; Perangkat Aturan Tertulis; Peraturan Tidak Tertulis; Mekanisme Kontrol; Work Hard/Play Hard sebagai tipe Kebudayaan Perusahaan

Corporate Performance with Work Hard/Play Hard Culture

Abstract

Lazada is a retail online company which has corporate culture that tends to realize Work Hard/Play Hard’s type of culture in its daily business activities. This company has set of written rules as well as unwritten rules which cover most of their business. Therefore, the employees are devided into 13 work teams which have head of team who create the unwritten rules for their own team and function as control mechanism. The field research is carried out by applying qualitative methods which include technique of depth interview and participation observation.

Keywords : Corporate Culture; Set of Written Rules; Unwritten Rules; Control Mechanism; Work Hard/Play Hard As Type of Corporate Culture

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 2: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

Pendahuluan

Lazada adalah sebuah perusahaan retail online yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan

raksasa asal Jerman, Rocket Internet. Tidak hanya hadir di Indonesia, Lazada juga hadir di

beberapa negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura, dan

Filipina. Perusahaan ini sendiri baru muncul di Indonesia pada bulan Maret 2012, sehingga dapat

dikatakan masih seumur jagung. Dengan usia perusahaan yang masih sangat muda, Lazada

telahmenjadi toko online terbesar di Indonesia. Perkembangan perusahaan yang cepat dalam

waktu kurang lebih dua tahun adalah suatu pencapaian prestasi tersendiri.

Dalam perkembangannya, bisnis online Lazada juga bersaing dengan website-website lain

yang juga berfungsi sebagai pasar dunia maya yang telah muncul terlebih dahulu, seperti

Tokobagus dan Kaskus. Website adalah halaman web tempat pengguna internet dapat mengakses

halaman penjualan Lazada jika telah terkoneksi dengan internet. Kaskus adalahwebsite yang

memfasilitasi orang untuk berjualan secara gratis. Namun, Lazada dan Kaskus tidak dapat

disamakan walaupun keduanya merupakan sarana jual beli online. Kaskus adalah sebuah website

tempat setiap orang dapat menjual produknya, baik bekas maupun baru. Secara singkat dapat

dikatakan bahwa Kaskus menggunakan sistem penjualan dari konsumen ke konsumen, yang

artinya setiap orang dapat berjualan di Kaskus dan setiap orang dapat membeli barang di Kaskus.

Kaskus adalah forum online terbesar di Indonesia, yang artinya website tersebut tidak hanya

berfungsi sebagai sarana jual beli, namun juga menjadi forum untuk berdiskusi berbagai hal yang

membuatnya menjadi salah satu website yang paling banyak dikunjungi dan dikenal. Sedikit

berbeda dengan Kaskus, tokobagus adalah website yang hanya menjadi tempat jual beli. Masih

dengan metode yang sama yakni konsumen ke konsumen, Tokobagus menjadi salah satu website

jual beli yang banyak dikenal orang.

Lazada berbeda dengan kaskus dan Tokobagus karena Lazada seperti halnya sebuah mal

di toko serba ada (department store) yang tidak membuka kesempatan untuk negosiasi harga.

Tidak seperti Kaskus, Lazada tidak mengizinkan orang lain dengan basis individu untuk

berjualan di websitenya. Siapa pun dapat membeli barang di Lazada, namun tidak ada individu

yang dapat menjual barang di Lazada.Perusahaan ini menjual barang yang dibelinya dari

penyedia barang dan menyimpannya di gudang perusahaan yang terletak di Ciracas. Selain

website-website tersebut, ada pula Bhinneka.com yang merupakan toko online yang serupa

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 3: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

dengan Lazada dan telah muncul terlebih dahulu. Meskipun Bhinneka muncul lebih awal, Lazada

dapat menandingi jumlah pengunjung website setiap harinya.

Lazada mampu mendapat predikat toko online terbesar di Indonesia dan masuk 50 besar

website paling banyak dikunjungi versi Alexa.com, walaupun memiliki saingan yang begitu

banyak.Pada awal kemunculannya, Lazada hanya mendapatkan kurang dari tiga puluh pesanan

dalam sehari, namun dalam kurun waktu dua tahun, jumlah yang datang adalah sekitar tiga ribu

pesanan setiap hari. Perkembangan bisnis Lazada yang begitu cepat dalam kurun waktu yang

singkat adalah suatu fenomena bisnis yang menarik untuk dikaji secara mendalam.

Dengan bermodalkan pegawai dengan jumlah dua ratusan, gudang penyimpanan barang

di Ciracas, dan kantor satu lantai di menara Bidakara, Lazada adalah perusahaan yang

berpedoman pada budaya perusahaan Work Hard/Play Hard (Deal and Kennedy, 1982: 113).

Work Hard/Play Hard menjadi pedoman Lazada dalam bergerak dan sejauh ini budaya

perusahaan tersebut tampak cocok dilihat dari pencapaian-pencapaian perusahaan.Ciri budaya

perusahaan yang dijadikan pedoman oleh Lazada ini dapat dilihat dari banyaknya pegawai

berusia muda, sebagai salah satu indicator.

Menjadi hal yang menarik untuk dibahas ketika karakteristik budaya Work Hard/Play

Hard dengan mayoritas pegawai berusia muda, dalam kenyataannya tidak menimbulkan

kekacauan meskipun tidak semua kegiatan bisnis perusahaan memilikibanyak perangkat aturan

tertulis.Perangkat aturan tertulis yang mengatur secara jelas tindakan-tindakan para pegawainya

tidak mencakup semua kegiatan rutinpada perusahaan ini. Namun ketiadaan perangakat aturan ini

juga bukan menjadi kendala bagi Lazada dan hal ini menjadi suatu fenomena yang menarik untuk

dibahas lebih lanjut.

Kondisi tersebut di atas disiati dengan adanya aturan-aturan khusus tidak tertulis setiap

kelompok yang mengatur pegawainya. Tiga belas kelompok pada perusahaan Lazada memiliki

aturan-aturan khusus pada kelompoknya masing-masing dan hanya berlaku pada pegawai

kelompok tersebut. Aturan khusus setiap kelompok ini dibuat oleh seluruh anggota kelompok

dengan bermusyawarah dan kesepakatan bersama. Terkadang kepala kelompok juga membuat

aturan khusus untuk pegawai-pegawai yang bekerja di dalam kelompoknya. Aturan ini bukanlah

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 4: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

aturan tertulis, namun dalam kenyataannya kesepakatan verbal telah mampu mengatur kinerja

para pegawai yang mayoritas berusia muda.

Metode Penelitian

Saya melakukan kegiatan penelitian ini dengan menerapkan metode kualitatif. Pada penelitian

kualitatif yang bersifat deskriptif ini, saya akan fokus pada makna-makna yang terkandung dalam

suatu fenomena sosial (Creswell, 1994). Teknik penelitian yang diterapkan dalam metode

kualitatif ini adalah observasi dan wawancara mendalam terhadap beberapa informan dengan

membuat catatan lapangan.Perusahaan terbentuk dari kegiatan sehari-hari (Welker, Partridge, dan

Hardin 2011: 3), karena itulah saya masuk ke dalam lingkungan perusahaan dan mengamati serta

mengikuti kegiatan sehari-hari yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Pada penelitian kualitatif,

peneliti menjadi instrumen utama yang artinya kemampuan peneliti dalam mengumpulkan data

melalui wawancara mendalam menjadi hal yang sangat penting. Hasil penelitian dengan metode

kualitatif ini akan fokus kepada makna yang terkandung dari sebuah peristiwa.

Observasi dilakukan melalui keterlibatan saya sebagai pegawai magang (internship)

dalam perusahaan Lazada.Dengan demikian saya memiliki kesempatan dan peluang untuk

melakukan kegiatan pengamatan berbagai kegiatan bisnis sehari-hari.Kegiatan ini berlangsung

setiap hari selama hari kerja, hari Senin-Jumat yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2013

hingga Februari 2014. Peneliti juga melibatkan diri ke dalam aktivitas-aktivitas perusahaan, baik

kegiatan di dalam, maupun di luar lingkungan kantor. Keiikutsertaan peneliti dalam berbagai

kegiatan perusahaan sangat bermanfaat dalam pembuatan rapor yang nantinya akan bermanfaat

untuk kegiatan wawancara terhadap informan. Pengumpulan data banyak dilakukan dengan

pengamatan dan komunikasi pribadi. Selama 5 bulan saya berkesempatan magang di perusahaan

Lazada, peneliti dapat membangun rapor dengan baik dengan pegawai-pegawai lain di

perusahaan. Data dapat diperoleh dengan komunikasi yang tidak formal berupa obrolan-obrolan

santai ketika makan siang, solat, atau pun disela-sela jam kerja.

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 5: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lazada sebagai perusahaan E-commerce

Lazada.co.id adalah toko online terbesar di Indonesia yang mempunyai lebih dari 37.000 produk

dan lebih dari 16 kategori utama di antaranya: elektronik, komputer, laptop, tablet, fashion

terbaru, peralatan rumah tangga, alat kesehatan dll (www.lazada.co.id). Perusahaan ini terus

berusaha mendongkrak mutu perusahaan dengan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap

konsumen. Pelayanan terhadap konsumen tersebut antara lain dengan memberikan berbagai

penawaran menarik, diskon spesial, harga murah, garansi resmi untuk setiap produk, dan tidak

memungut biaya pada proses pengiriman barang untuk wilayah tertentu. Lazada juga

memberikan pilihan untuk metode pembayaran, seperti transfer melalui Bank, Cash on Delivery,

dan kartu kredit.

Lazada adalah sebuah perusahaan E-commerce. E-commerce adalah proses pembelian,

penjualan, atau pertukaran produk, jasa, dan informasi melalui jaringan komputer (Irmawati,

2011: 95). E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali

banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web. Dalam

banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce dapat bertahan tidak hanya mengandalkan

kekuatan produk saja, tapi dengan adanya kelompok manajemen yang handal, pengiriman yang

tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur

dan keamanan, desain situs web yang bagus.

Lazada Indonesia merupakan sebuah perusahaan e-commerce yang menjadikan Indonesia

sebagai pasarnya, seperti halnya negara-negara maju yang menguasai e-commerce dan

menjadikan negara-negara sebagai pasarnya (asianbrain.com). Perusahaan ini menggunakan

karakteristik penjualan B2C atau Business to Consumer.Pada penjualan Business to Consumer,

produk yang ditawarkan beraneka ragam dan aliran barang berjalan langsung dari perusahaan ke

konsumen akhir (internetsehat.org). Proses belanja diatur sedemikian rupa agar memudahkan

konsumen karena salah satu tujuan utama dari e-commerce adalah mempermudah konsumen

dalam mencari produk yang diinginkan sekaligus mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk

pencarian barang.

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 6: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

Untuk menunjang ini, setiap perusahaan yang mengembangkan e-commerce perlu

membuat halaman web mereka semenarik dan semudah mungkin untuk diakses konsumen.

Halaman web yang terlihat rumit dan berat untuk diakses karena memuat banyak gambar akan

ditinggalkan oleh konsumen karena pengguna internet cenderung memiliki sifat tidak sabaran

(Prihastian, 2012).

Bekerja Dalam Kelompok

Lazada adalah perusahaan yang menerapkan sistem kegiatan kerja pegawai dalam kelompok

dan secara keseluruhan terbagi menjadi tiga belas kelompok, yaitu

• Customer Service

• Sourcing

• Operation

• Production

• Pricing

• Human Resources

• Product/IT

• Finance

• Online Marketing

• Marketing & Business Development

• Business Intelegent & Project Management

• Buying

• Marketplace

Setiap kelompok memiliki tugasnya masing-masing dan dikepalai satu orang. Kepala

kelompok yang bekerja di Lazada ada yang berasal dari luar negeri dan ada pula yang berasal

dari Indonesia dengan tujuan pertukaran ilmu.

Setiap kelompok di Lazada memiliki jumlah pegawai yang berbeda-beda dan Pricing

sebagai kelompok tempat saya bekerja selama lima bulan adalah kelompok dengan jumlah

pegawai paling sedikit, selain Bussiness Intellegent. Jumlah pegawai Pricing Team adalah

delapan orang, dengan deskripsi tiga orang sebagai pegawai tetap dan lima orang pegawai

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 7: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

magang. Jumlah pegawai magang yang bekerja dalam Pricing Team dapat dipastikan berjumlah

lima orang karena tugas pokok Pricing Team dapat dikerjakan oleh lima orang sehingga lima

orang pegawai magang hanya akan menjadi penunjang para pegawai utama Pricing Team. Pada

awal saya bekerja di Lazada, Pricing Team dipimpin oleh seorang Vice President yang berasal

dari Indonesia bernama Mario Gaw, namun Mario mengundurkan diri dari perusahaan dan

digantikan oleh Daniel Stan pada tanggal 8 Januari 2014. Daniel Stan sendiri adalah orang

Rumania yang sebelumnya bekerja pada kelompok Marketplace. Sedangkan untuk pegawai tetap,

Pricing Team diisi oleh Pak Agus sebagai orang yang bertanggung jawab untuk kategori barang

elektronik, Tito sebagai orang yang bertanggung jawab untuk kategori peralatan rumah tangga,

dan Rizky sebagai orang yang bertanggung jawab untuk kategori olahraga dan fashion.

Pembagian kategori untuk setiap pegawai dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan.

Seperti halnya perusahaan yang bergerak di bidang penjualan yang menggunakan budaya

perusahaan Work Hard/Play Hard, Lazada bergerak secara kelompok dan bukan secara individu

(Deal dan Kennedy, 1982). Setiap orang diwajibkan untuk bekejersama dengan baik di dalam

kelompok. Lingkungan fisik kantor yang tidak terpisah-pisah dalam bentuk ruangan juga menjadi

bukti bahwa Lazada bergerak dalam kelompok. Kantor Lazada yang berada di lantai 16 menara

Bidakara merupakan kantor open space yang artinya setiap kelompok tidak memiliki ruangan

khusus untuk bekerja. Tata ruangkantor yang seperti ini memudahkan para pegawai untuk saling

mengenal satu sama lain. Selain itu, kerjasama antar kelompok juga dibutuhkan sehingga tata

ruangtersebut juga memudahkan pegawai untuk bertanya pada kelompok lain ketika diperlukan.

Tata ruang yang tidak terpisah-pisah dengan sekat atau ruangan memiliki kekurangan, yakni tidak

adanya privasi dalam bekerja. Siapa pun bisa mendengar percakapan antar pegawai dan juga

melihat apa yang dikerjakan oleh pegawai lainnya.

Kelompok pada perusahaan Lazada dapat disebut sebagai organisasi tanpa batas yang

artinya penggunaan secara luas dari struktur kelompok dan membuat batasan-batasan mudah

ditembus. Secara singkat dapat dikatakan bahwa organisasi tanpa batas menumbuhkan sikap

responsif dengan mendorong karyawan menghilangkan sikap “bukan pekerjaan saya” yang

biasanya menjadi dinding dalam kelompok (Dessler, 2003: 144). Setiap pegawai di Lazada

diajarkan untuk mengetahui pekerjaan pegawai lain sehingga ketika dimintai tolong terkait hal

lain di luar tugas sehari-harinya, ia tidak akan menolak ataupun kebingungan. Namun, bentuk

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 8: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

organisasi tanpa batas pada kelompok di perusahaan Lazada ini tidak benar-benar kehilangan

batasnya. Ada sebuah batas yang hadir dan tidak dapat ditembus oleh pegawai lain, yakni akses

yang membutuhkan akun yang memuat identitas pegawai tertentu. Dengan bekerja pada sebuah

sistem yang mengharuskan penggunanya menggunakan akun dirinya sendiri, setiap pegawai

Lazada memiliki akses yang berbeda-beda terhadap sistem yang ada.Sebagai contoh, misalnya

saja kelompok Pricing yang hanya memiliki akses untuk urusan harga, sehingga ketika kelompok

Customer Service meminta bantuan, para pegawai Pricing tidak dapat segera membantunya

karena memerlukan akses khusus untuk masuk ke sistem kerja Customer Service.

Dengan bekerja sebagai kelompok, diharapkan setiap pegawai dapat membentuk

kerjasama dengan optimal dengan saling mengerti nilai-nilai yang dipegang bersama. Setiap

anggota dituntut untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai apa yang menjadi pedoman dalam

bekerja. Pemahaman akan berbagai aturan main tidak tertulis yang berlaku di dalam kelompok,

setiap orang akan bergerak ke arah yang sama.

Peran Pemimpin Dalam Perusahaan

Kelompok kerja bukanlah kerumunan yang tidak terorganisir.Berbeda dengan kerumunan,

kelompok kerja memiliki struktur yang mengatur kegiatan kerja para pegawainya. Struktur yang

ada dalam kelompok kerja antara lain pemimpin, peran, serta aturan dan norma (Robbins, 2011:

226). Setiap kelompok memiliki pemimpin yang mempunyai peran besar atas kesuksesan atau

kegagalan kelompoknya. Pemimpin atau manager dalam sebuah perusahaan dapat dikatakan

sebagai individu yang mencapai tujuan melalui orang lain dengan membuat keputusan dan

mengelola sumber daya (Robbins, 2011: 4).

Adam Smith dan Frederick Taylor menulis tentang adanya korelasi positif antara

spesialisasi dengan efisiensi (Dessler, 2003: 143), sehingga di dalam sebuah kelompok setiap

anggota memiliki peran dengan spesialisasi masing-masing agar kerja menjadi lebih efisien.

Pemimpin mengatur tugas kelompok, seperti penugasan karyawan, perintah kerja, dan

pengendalian biaya (Dessler, 2003: 143).

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 9: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

Shakespeare mengatakan “All the world is a stage, and all the men and women merely

players”. Ini menunjukkan arti bahwa setiap orang memiliki peran, begitu juga dengan pemimpin

pada sebuah kelompok. Dalam menjalankan perannya, pemimpin harus mampu melakukan empat

hal, yakni (Robbins, 2011: 4):

• Merencanakan: menciptakan tujuan dan membuat strategi untuk mencapai tujuan

tersebut.

• Mengelola: membagikan tugas-tugas tertentu yang harus dikerjakan oleh pegawainya.

• Memimpin: mengarahkan dan memotivasi para pegawainya, serta memecahkan masalah.

• Mengontrol: mengawasi kegiatan agar sesuai rencana, serta memperbaiki kesalahan yang

telah terlanjur dibuat.

Lazada memiliki seorang Managing Director yang merupakan orang Swedia yang masih

berusia 26 tahun bernama Magnus Ekbom.Sebagai seorang Managing Director, Magnus berperan

sebagai cultural drummer (J.P. Kotter dan J.J. Heskett, 1992: 18), yakni orang yang memimpin

dan mengarahkan para pegawainya.Seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan yang baru harus

mengembangkan dan mengaplikasikan visi dan strategi bisnis. Dampak yang besar dapat

diwujudkan oleh budaya perusahaan yang kuat. Budaya tersebut dapat menggerakkan pegawai

dengan cepat untuk menghadapi kompetitor ataupun memenuhi kebutuhan konsumen (J. P.

Kotter dan J. J. Heskett, 1992: 8).

Kegiatan Ritual Perusahaan Lazada

Setiap perusahaan memiliki ritual-ritual yang biasa dilakukan dalam konteks-konteks

sosial dan pada waktu-waktu tertentu. Lazada sebagai perusahaan dengan budaya Work

Hard/Play Hard juga memiliki ritual yang biasa dijalankan pada waktu-waktu tertentu, seperti

kegiatan olahraga dan pesta tahunan.Ritual-ritual ini memiliki tujuan yang seringkali targetnya

adalah lingkungan pegawai magang perusahaan itu sendiri, yakni menjaga kerekatan antar

pegawai. Yang dimaksudkan dnegan kegiatan ritual di sini adalah serangkaian kegiatan sosial

tertentu yang melibatkan sekelompok anggota-anggota sebuah kelopok ataupun dilakukan oleh

seorang individu karena kegiatan-kegiatan tersebut memiliki makna sosial ataupun budaya bagi

yang melakukannya. Oleh karena itu kegiatan ritual ini dalam kenyataannya diwujudkan berulang

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 10: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

kali secara berkala. Kegiatan ritual yang dilakukan di Lazada antara lain: futsal, acara perpisahan,

outing, dan Lazada Warehouse Party.

Strategi Perusahaan Lazada

Untuk dapat berkembang dan mencapai target-target yang dibuat, sebuah perusahaan harus

memiliki strategi bisnis. Berikut adalah strategi bisnis perusahaan Lazada Indonesia:

12-12

Lazada membutuhkan strategi yang tepat untuk mencapai target-target yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Salah satu strategi bisnis Lazada adalah suatu event yang disebut

dengan 12-12. Acara ini memiliki arti tanggal 12 dan bulan 12, karena event ini selalu digelar

pada tanggal 12 Desember setiap tahunnya. Pada event ini, Lazada menggelar diskon besar-

besaran pada banyak produk yang dijualnya.Tujuan diberikannya potongan harga ini adalah

untuk menarik minat konsumen untuk membeli barang-barang yang dijual di Lazada. Potongan

harga besar-besaran pada tanggal 12 Desember tidak hanya dilakukan oleh Lazada, melainkan

juga oleh website-website toko online lainnya.

Customer is Our Focus

Fokus Lazada adalah para pelanggan.Seperti juga yang tertulis pada Deal & Kennedy, perusahaan

sales dengan budaya perusahaan Work Hard/Play Hard memiliki slogan “Find a need and fill

it!”(Deal and Kennedy, 1982:113). Slogan itu memiliki arti untuk memfokuskan diri pada

pelanggan, temukan hal-hal apa yang dibutuhkan oleh pelanggan lalu penuhilah.

John F. Sherry menjelaskan dari perspektif antropologi, bahwa consumer behavior dapat

dilihat sebagai strategi adaptif yang membentuk kualitas hidup individu (Jordan, 2003: 63).

Sebagai contoh, di Jepang makanan kaleng untuk bayi tidak akan laku terjual, karena orangtua di

Jepang menginginkan makanan segar untuk dikonsumsi oleh anak mereka (Jordan, 2003: 63).

Lazada sebagai sebuah perusahaan harus memahami kondisi dan karakteristik sosial, budaya, dan

psikologis konsumen untuk kemudian mampu melakukan penjualan dengan sukses.

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 11: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

Usia Muda Pegawai

Lazada diisi oleh banyak pegawai yang berusia muda dengan beberapa alasan. Salah

satunya adalah budget terbatas yang dimiliki oleh perusahaan. Demi mendapatkan tenaga kerja

dengan budget yang kecil, Lazada merekrut para fresh graduate karena memang fresh graduate

atau pegawai dengan sedikit pengalaman adalah tenaga kerja yang dapat dibayar murah.

Penyesuaian ini mendukung perekonomian perusahaan yang memang masih sedang dalam

perkembangan. Selain itu, para pegawai yang berusia relatif muda dianggap lebih memahami

teknologi yang sedang berkembang.

Layanan Cash On Delivery

Cash on delivery adalah metode pembayaran yang menjadi salah satu nilai jual Lazada. Cash on

delivery atau biasa disingkat COD adalah metode pembayaran bertemu muka antara penjual dan

pembeli dan uang diberikan langsung kepada penjual ketika barang telah diterima oleh pembeli.

Jasa ini disediakan untuk menarik kepercayaan pembeli karena saat ini telah banyak berita

mengenai penipuan dalam transaksi online. Dengan metode pembayaran seperti ini, pembeli tidak

perlu takut ditipu karena ia tidak akan mengeluarkan uang sedikitpun selama barang belum

diterima. Jasa ini menjadi strategi Lazada untuk membuat reputasi baik menjadi toko online yang

terpercaya.

Aplikasi Lazada untuk Smartphone Android dan Iphone

Saat ini smartphone telah menjadi kebutuhan penting bagi banyak orang. Dengan berbagai

kesibukan dan pekerjaan, kehadiran telepon pintar menjadi instrumen pendukung pekerjaan yang

sangat bermanfaat. Kehadiran telepon pintar ini menjadi kesempatan Lazada Indonesia untuk

memudahkan orang berbelanja. Jika sebelumnya seseorang harus duduk di depan komputer untuk

dapat mengakses website Lazada, kini hadirnya aplikasi pada telepon pintar memungkinkan

konsumen untuk berbelanja kapan pun dan di mana pun.

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 12: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

Aplikasi yang hadir pada awal tahun 2014 ini langsung menjadi populer karena saat itu

Lazada juga mengadakan promo untuk konsumen yang berbelanja menggunakan aplikasi Lazada

pada telepon pintarnya. Promo ini potongan harga ini rupanya cukup sukses karena dalam waktu

3 hari saja aplikasi Lazada untuk telepon pintar Android dan Iphone ini telah diunduh oleh

banyak orang.

Pelayanan Purna Jual

Lazada menyediakan jasa pelayanan purna jual berupa pengembalian atau penukaran barang.

Perusahaan ini memiliki kebijakan untuk mengembalikan uang pelanggan secara penuh atau

penukaran barang karena alasan-alasan tertentu, seperti barang cacat hingga alasan-alasan

subjektif seperti barang tidak sesuai harapan atau pelanggan berubah pikiran. Pengembalian atau

penukaran barang ini dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan seperti:

• Masih dalam waktu 14 hari setelah barang diterima

• Masih memiliki bukti pembelian

• Barang dikembalikan dalam kemasan dan keutuhan seperti ketika diterima, termasuk

kartu garansi, buku petunjuk, dan hadiah gratis yang diterima

• Produk belum digunakan

• Segel barang tidak dibuka

Alasan subjektif seperti barang tidak sesuai harapan, tidak sesuai ukuran, atau berubah pikiran

akan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi para pelanggan untuk berbelanja di Lazada.

Jaminan uang kembali atau penukaran barang membuat pelanggan akan merasa nyaman dan

terhindar dari keraguan jika barang yang diterima tidak sesuai dengan harapannya.

Aturan Khusus Setiap Kelompok

Lazada adalah sebuah perusahaan yang terbagi menjadi 13 kelompok. Setiap kelompok

memiliki tugasnya masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam bekerja sehari-

hari, setiap kelompokmemiliki aturan yang dibuat berdasarkan kesepakatan setiap anggota

kelompoknya dengan tujuan menciptakan keteraturan dalam kelompoknya secara khusus. Ada

aturan-aturan tidak tertulis yang diterapkan tanpa dipertanyakan (Lynch, 2009: 98). Aturan-aturan

tersebut biasanya dibuat untuk dipatuhi oleh setiap anggota kelompoknya dan tidak berlaku untuk

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 13: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

anggota kelompoklain yang justru menjadi ciri khas masing-masing kelompok. Perangkat aturan

tidak tertulis yang berlaku secara khusus untuk kelompoktertentu dapat dibuat oleh kepala

kelompok, dapat pula berasal dari anggota tiap kelompok.

Hal terpenting dari suatu fenomena sosial adalah makna yang terkandung di dalamnya

(Lofland, 1984: 71). Makna yang terkandung inilah yang membedakan satu kelompok dengan

kelompok lainnya. Aturan tidak tertulis dapat juga disebut dengan norma yang artinya standar

perilaku yang berlaku pada seluruh anggota grup (Robbins, 2011: 229). Aturan dan norma ini

disebut dengan shared meanings (Lofland, 1984: 73) yang artinya aturan ini berlaku untuk

seluruh anggota kelompok, disetujui, dan juga disebarkan satu sama lain. Untuk memahami

aturan-aturan tidak tertulis ini membutuhkan kecerdasan dan observasi (Hari, 1994: 52).

Kecerdasan dan observasi akan menuntun kita untuk melihat fenomena sosial yang terjadi di

lingkungan kita karena tidak jarang aturan tidak tertulis sama pentingnya dengan peraturan

tertulis sehingga tidak dapat diabaikan (Jones, 2001: 27).

Norma dan aturan yang disebarkan ini kemudian akan menjadi pedoman para pegawai

dalam bekerja atau juga dapat disebut dengan software of mind. Menjadi software artinya norma

tersebut mengatur perilaku manusia seperti pola pikir, perasaan, dan tindakan (Hofstede, 1991:

4). Norma yang telah menjadi budaya perusahaan selalu bersifat kolektif karena norma tersebut

tersebar diantara anggota-anggota kelompok yang tinggal di lingkungan sosial yang sama tempat

budaya tersebut dipelajari (Hofstede, 1991: 5). Berbagai nilai yang ada pada organisasi tidak lain

dan tidak bukan adalah norma yang bertujuan untuk mendekatkan perusahaan dengan target yang

ingin dicapainya (Koopman, 1991: 145).

Go-go Organizational

Saat ini Lazada masih berada pada fase go-go organizational yang artinya Lazada merespon pada

lingkungan, bukan membuat lingkungan melakukan yang perusahaan inginkan (Adizes, 1998:

35). Lazada memfokuskan diri untuk pelayanan terhadap konsumen dengan slogan internal

perusahaan “Customer is our focus” yang artinya mereka akan memberikan apa pun yang

diinginkan oleh konsumen. Pada perusahaan yang tidak terfokus pada mencari dan memanfaatkan

peluang, maka perusahaan tersebut akandapat membuat peluang. Sedangkan perusahaan yang

fokus mencari dan memanfaatkan peluang adalah perusahaan yang dikendalikan oleh peluang

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 14: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

(Adizes, 1998: 35) dan hal tersebut terjadi pada Lazada. Penjualan menjadi suatu hal yang adiktif.

Penjualan yang yang membaik dianggap sebagai langkah mendekat pada kesuksesan. Lazada

adalah perusahaan yang baru berusia dua tahun dan berada pada fase go-go organizational yang

artinya perusahaan masih aktif dalam usaha pemasaran, seperti mengidentifikasi kebutuhan

pelanggan untuk kemudian mengatur pelayanan dan produk yang akan memuaskan pelanggan.

Pemasaran akan memikirkan cara untuk melakukan penjualan, seperti produk apa yang akan

dijual, dengan harga berapa, dan bagaimana memasarkannya (Adizes, 1998: 35).

Lazada akan menuju fase stabil perusahaan, namun juga belum sepenuhnya meninggalkan

fase infancy. Infancy adalah fase ketika ide baru diaplikasikan menjadi sebuah pekerjaan (Adizes,

1998: 34). Pada fase infancy, perusahaan hanya berpikir untuk terus bertahan. Fase ini belum

memikirkan kesuksesan yang ingin digapai. Targetnya hanyalah untuk terus bertahan hidup.Pada

fase ini, sistem, peraturan, dan kebijakan perusahaan belum banyak. Ada bagian dari Lazada yang

seolah terjebak pada fase ini, yaitu persoalan peraturan. Pada sebuah wawancara dengan Kota, ia

menjelaskan bahwa hal yang terpenting bagi Lazada saat ini adalah untuk terus tumbuh. Lazada

harus tetap tumbuh untuk menarik minat investor, sehingga tidak terlalu fokus pada struktur

ataupun peraturan tertulis yang akan mengikat pegawai. Dewasa ini Lazada masih begitu fokus

pada pasar dengan melakukan berbagai inovasi untuk menarik pelanggan. Fase berikutnya yang

akan dimasuki Lazada adalah fase stabilnya perusahaan. Pada perusahaan yang telah stabil, ia

akan kehilangan kreativitas dan inovasi dengan ungkapan “if it ain’t broke, don’t fix it” (Adizes,

1998: 61).

Pada perusahaan yang telah stabil juga sedikit konflik yang muncul karena sedikit yang

dapat diperdebatkan dan tidak banyak lagi ancaman perusahaan. Posisi yang stabil di pasar juga

merupakan ciri dari kestabilan perusahaan.

KESIMPULAN

Perusahaan dengan budaya perusahaan Work Hard/Play Hard adalah perusahaan yang

mengandalkan kerja keras yang konsisten dari para pegawainya dalam bentuk kolektif. Setiap

pegawai dituntut untuk bekerja di dalam kelompok yang akan mengarahkan perusahaan pada

target yang ingin dicapai.

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 15: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

Lazada sebagai perusahaan dengan budaya perusahaan Work Hard/Play Hard tidak

memiliki banyak perangkat aturan tertulis. Oleh karena itu, sebuah mekanisme pengawasan perlu

diterapkan oleh perusahaan. Tatanan tersebut adalah bentuk tim yang dipimpin oleh seorang yang

kompeten, serta kebijakan untuk membuat aturan tidak tertulis bagi tim tersebut. Lazada

memodifikasi budaya perusahaan tersebut dengan memberikan otoritas kepada pemimpin untuk

mengatur pegawainya, sehingga seorang pemimpin dapat berpengaruh besar pada perusahaan.

Pemimpin divisi yang baik akan membawa divisinya bekerja dengan optimal dan mencapai target

yang dikehendaki. Lingkungan kerja yang nyaman juga berpengaruh pada kinerja pegawai yang

kemudian juga menentukan pencapaian perusahaan secara keseluruhan.

Managing Director Lazada yang menjadi orang dengan kekuasaan terbesar dalam

lingkungan kerja adalah seorang star dalam budaya perusahaan Work Hard/Play Hard. Ia mampu

dan memang menginginkan untuk bekerja di dalam sebuah tim, namun juga merupakan orang

yang handal dalam pengambilan keputusan. Managing Director Lazada sebagai cultural

drummer harus mampu memilih jalan yang benar untuk dilewati, mengajak para pegawainya

untuk melewati jalan itu, dan memastikan para pegawainya untuk mengikuti jalan tersebut. Ia

adalah seorang pembuat kebijakan dan penentu dalam berbagai hal penting pengelolaan bisnis

perusahaan. Memasukkan unsur budaya perusahaan Tough Guy ke dalam budaya perusahaan

Work Hard/Play Hard adalah hal yang dapat saja dilakukan oleh perusahaan manapun.

Pencapaian yang sudah diraih dalam kurun waktu dua tahun penuh dengan hal-hal yang

patut untuk dibanggakan. Perkembangan pesat dalam kurun waktu singkat menunjukkan bahwa

hingga saat ini Lazada masih berpegang pada pedoman yang tepat. Kepemimpinan seorang

individu yang hebat ditambah dengan kerjasama antar pegawai menjadi salah satu senjata utama

untuk meraih kesuksesan pada perusahaan ini. Ketiadaan peraturan tertulis juga tidak menjadi

masalah jika ada sebuah mekanisme pengawasan yang mengatur tindakan para pegawai

perusahaan. Mekanisme pengawasan pada perusahaan ini berupa pola kerja dalam kelompok,

kepemimpinan berjenjang, serta peraturan tidak tertulis yang dimiliki oleh masing-masing

kelompok yang dibuat oleh kepala kelompok lewat kesepkatan bersama. Peraturan khusus setiap

divisi menjadi pagar yang menjaga tingkah laku pegawai agar tetap berada pada jalur yang benar.

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 16: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

Di balik semua pencapaian yang sudah diraih selama beberapa tahun, terdapat ancaman

yang mengintai perusahaan ini. Perusahaan ini tengah masuk ke dalam fase go-go organization

dimana mereka baru menggapai kesuksesan dan terus termotivasi untuk mencari kesuksesan-

kesuksesan lain. Pada fase ini biasanya perusahaan terus mencari peluang dan Lazada melihat

masyarakat Indonesia sebagai pasar mereka yang merupakan peluang untuk berbisnis. Dengan

berada pada fase yang terus mencari peluang dan budaya perusahaan yang memfokuskan diri

untuk memenuhi kebutuhan konsumen, ada bahaya yang mungkin muncul berupa rusaknya

lingkungan internal perusahaan. Perusahaan pada fase go-go organizational dapat diibaratkan

seperti anak kecil yang ingin mencoba segala hal, dengan artian perusahaan ini melihat berbagai

hal sebagai peluang bagus yang dapat dimanfaatkan. Fokus yang terbagi ke berbagai arah dapat

menjatuhkan perusahaan yang baru berkembang. Terlalu fokus pada hal-hal pada lingkungan luar

perusahaan dapat memicu terjadinya keretakan di dalam lingkungan kerja perusahaan.

Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa Lazada adalah sebuah perusahaan yang terbentuk

dengan budaya perusahaan yang terkombinasi dengan beberapa konsep kerjasama kelompok.

Perusahaan yang sudah mengadopsi berbagai nilai dan tipe budaya perusahaan memiliki

kelemahan serta kelebihan masing-masing. Kelemahan yang ada seperti rasa keputusasaan

pegawai dan rentannya perusahaan ini karena melihat segala sesuatu sebagai peluang perlu

diwaspadai jika tidak ingin mengalami penurunan kinerja, bahkan kebangkrutan. Sedikitnya

perangkat aturan tertulis ada kalanya juga menghambat pekerjaan karena menimbulkan

kebingungan bagi pegawai. Kombinasi dari nilai dan norma serta cara kerja Lazada menjadi

kelebihan yang dapat dijadikan contoh bagi perusahaan lain yang menjadikan Work Hard/Play

Hard sebagai budaya perusahaannya.

Daftar Referensi:

Adizes, Ichak

1998 Corporate Lifecycles: How and Why Corporations Grow and Die and What to Do About It. New Jersey: Prentice Hall

Bedi, Hari

1994 Knowing Those Unwritten Rules. Asian Business; 30, pg. 52

Brand, V

2009 Empirical Business Ethics Research and Paradigm Analysis. Journal of Business Ethics, Vol. 86, No. 4, pp. 429-449. Springer.

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 17: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

Chatwin, Mary Ellen

1990 The Anthropology of Organization. The Anthropology Today, Vol. 6, No. 2, pp. 17-18. Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland.

Creswell, John W.

1994 Research Design: Qualitative & Quantitative Approach. California: SAGE Publications, Inc

Deal, Terrence dan Kennedy, Allan

1982 Corporate Cultures. Ontario: Addison-Wesley Publishing Company

Dessler, Gary

2003 Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc

E. R. Wayman

2008 Current Applications. Current Anthropology, Vol. 49, No. 2, pg. 169. Chicago: The University of Chicago Press

Hanggraeni, Dewi

2011 Perilaku Organisasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Hofstede, Geert

1991 Cultures And Organizations: Software of Mind. London: McGraw-Hill Book Company

Irmawati, Dewi

2011 Pemanfaatan E-Commerce Dalam Dunia Bisnis. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis, edisi ke-VI

Jones, Todd

2001 Unwritten Rules Are Not Meant To Be Broken. The Sporting News. 11 June, pg. 27

Jordan, Ann

2003 Business Anthropology. Illinois: Waveland Press, Inc

Koopman, Albert

1991 Transcultural Management. London: Basil Blackwell

Kotter, J.P. dan Heskett, J.L

1992 Corporate Culture And Performance. New York: The Free Press

Lynch, Mike

2009 Be Careful With Unwritten Rules. Modern Machine Shop, pg.58

Lofland, John dan Lofland, Lyn

1984 Analyzing Social Settings. California: Wadsworth Publishing Company

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 18: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

Moeran, Brian

2005 The Business Etnography. New York: BERG

Robbins, Stephen

2011 Organizational Behavior. Boston: Prentice Hall, Inc

Schwartzeman, Helen

1993 Etnography in Organizations. California: SAGE Publications, Inc

Simpson, Steve& Cacioppe, Ron

2001 Unwritten Ground Rules: Transforming Organization Culture to Achieve Key Business Objectives And Outstanding Customer Service. Leadership & Organization Development Journal; 22, pg. 394

Welker, M., Partridge D., dan Hardin Rebeca

2011 Corporate Lives; New Perspective on The Social Life of The Corporate Form. Current Anhropology, Vol 52, No. S3. The University of Chicago Press.

Widjaja, Amin

2007 Corporate Culture: Konsep & Kasus. Jakarta: HARVARINDO

Marsha Anjanie

2012 Kepala Sama Hitam, Isi Kepala Berwarna-warna: Studi Kasus Keragaman Interpretasi Kebudayaan Organisasi Perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk Di Antara Divisi-Divisi Perusahaan, Skripsi S1, Program Sarjana Reguler Antropologi FISIP UI, tidak diterbitkan

Ranggie Annisaa Chaninda

2013 We Serve Costumer In Creative Way At Ak.Sa.Ra, Skripsi S1, Program Sarjana Reguler Antropologi FISIP UI, tidak diterbitkan

Internet

Prihastian, Ikhwan Arief

2012 Penelitian: Pengguna Internet Cenderung Memiliki Sifat Tidak Sabaran. Diakses dari: http://m.merdeka.com/teknologi/ilustrasi.html

Asianbrain

2014 Gerakan Revolusi e-bisnis di Indonesia. Diakses dari: http://www.asianbrain.com/revolusi-bisnis-internet-indonesia.htm

Startupbisnis 2014 Pertumbuhan Internet Banking dan e-Commerce di Indonesia : ATM dan CoD Mendominasi.

Diakses dari: http://startupbisnis.com/pertumbuhan-internet-banking-dan-e-commerce-di-indonesia-atm-dan-cod-mendominasi/

Baliorange

2008 Pengertian e-commerce. Diakses dari: http://www.baliorange.web.id/pengertian-ecommerce/

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014

Page 19: Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work …

Internetsehat

2011 Memahami e-commerce. Diakes dari: http://kalamkata.org/ebook/indonesian/Modul05-ecommerce.pdf

Surapto, Hadi

2012 44% Pengguna Internet RI Suka Belanja Online. Diakses dari: http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/303124-44--pengguna-internet-ri-suka-belanja-online  

Ilman, Fariz

2013 Mengulik Sejarah Jejak Perjalanan Lazada Indonesia. Diakses dari: http://blog.lazada.co.id/mengulik-sejarah-jejak-perjalanan-lazada-indonesia/

Trainingcenter

2014 Pengantar Training Building Corporate Culture. Diakses dari: http://www.trainingcenter.co.id/building-corporate-culture

Dewi, Susanti

2012 Pentingnya Peraturan Perusahaan. Diakses dari: http://www.hrcentro.com/artikel/Pentingnya_Peraturan_Perusahaan_120528.html

www.alexa.com

Website resmi Lazada Indonesia

www.lazada.co.id

http://www.lazada.co.id/faq/#answer-faq-COD-ans 23 April 2014

http://www.lazada.co.id/faq/#answer-faq-feecalculate-ans diakses pada 3 Maret 2014

http://www.lazada.co.id/faq/#answer-faq-returnrefundpolicy-ans diakses pada 10 Juni 2014

Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014