kinan lbm 4

5
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas? Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertalitas penduduk: a. Faktor demografi, antara lain adalah: Struktur umur Struktur perkawinan Umur kawin pertama Paritas Disrupsi perkawinan Proporsi yang kawin b. Faktor non demografi, antara lain adalah: Keadaan ekonomi penduduk Perbaikan status perempuan Tingkat pendidikan Urbanisasi dan industrialisasi. Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas Menurut Ida Bagoes Mantra (2004), terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas faktor-faktor demografi dan faktor-faktor non demografi. Faktor-faktor demografi antara lain: struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin pertama, keperidian atau fekunditas, dan proporsi penduduk yang kawin. Faktor-faktor non demografi antaranya keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan industrialisasi. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap fertilitas. Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagoes Mantra,2004) memperinci pengaruh faktor sosial melalui 11 “variable antara” yang dikelompokkan sebagai berikut: a. Variable-variabel yang mempengaruhi hubungan kelamin Umur memulai hubungan kelamin (kawin) Selibat permanen, yaitu proporsi perempuan yang tidak pernah mengadakan hubungan kelamin

Upload: kinanthi-asih-martyarifki

Post on 11-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kb

TRANSCRIPT

1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas?Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertalitas penduduk:a. Faktor demografi, antara lain adalah: Struktur umur Struktur perkawinan Umur kawin pertama Paritas Disrupsi perkawinan Proporsi yang kawin

b. Faktornondemografi, antara lain adalah: Keadaan ekonomi penduduk Perbaikan status perempuan Tingkat pendidikan Urbanisasi dan industrialisasi.

Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas

Menurut Ida Bagoes Mantra (2004), terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas faktor-faktor demografi dan faktor-faktor non demografi. Faktor-faktor demografi antara lain: struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin pertama, keperidian atau fekunditas, dan proporsi penduduk yang kawin. Faktor-faktor non demografi antaranya keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan industrialisasi. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap fertilitas. Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagoes Mantra,2004) memperinci pengaruh faktor sosial melalui 11 variable antara yang dikelompokkan sebagai berikut:a. Variable-variabel yang mempengaruhi hubungan kelamin Umur memulai hubungan kelamin (kawin) Selibat permanen, yaitu proporsi perempuan yang tidak pernah mengadakan hubungan kelamin Lamanya masa reproduksi yang hilang karena perceraian, perpisahan atau ditinggal pergi oleh suami, dan suami meninggal dunia. Abstinensi sukarela Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak dapat dihindari. Frekuensi hubungna seks.b. Variabel-variabel yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi Kesuburan dan kemandulan yang disengaja Menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi.(cara kimiawi dan cara mekanis atau cara-cara lain (seperti metoda ritma dan senggama terputus)) Kesuburan atau kemandulan yang disengaja.c. Variable-variabel yang mempengaruhi selama kehamilan dan kelahiran dengan Kematian janin karena faktor-faktor yang tidak disengaja Kematian janin karena faktor-faktor yang disengaja

Variabel-variabel tersebut dapat menimbulkan akibat positif (+) dan negatif (-) terhadap fertilitas. Akibat yang ditimbulkan variabel tersebut berbeda-beda antara masyarakat yang satu dengan lainnya.Misal pada suatu masyarakat, variabel 1 memiliki akibat positif karena pada daerah tersebut usia kawin mudanya tergolong rendah, pada daerah lain yang memiliki tingkat usia kawin muda tinggi, hal ini akan menimbulkan akibat negatif.

POLA FERTILITASPola Fertilitas menurut umur Angka kelahiran (yaitu fertilitas, dan bukan fekunditas) dimulai dari nol kira-kira pada umur 15 tahun, kemudian memuncak pada umur mendekati 30 tahun, sesudah itu menurun sampai nol lagi kira-kira pada umur 49 tahun. Puncak umur yang sebenarnya maupun angka penurunan sesudah puncak tersebut untuk masing-masing penduduk maupun di dalam lingkungan penduduk itu sendiri ternyata berbeda. Perbedaan itu tergantung dari kebiasaan perkawinan, sterilitas, praktik keluarga berencana, maupun faktor-faktor lain. Walaupun demikian perbedaan fertilitas itu lebih sering terjadi di dalam tingkat kurva ini, dan bukan dalam bentuk umum yang senantiasa konstan untuk setiap penduduk maupun dari waktu ke waktu.

Pola Fertilitas Menurut Perkawinan Semua ukuran fertilitas yang telah diuraikan dapat memberikan hasil perhitungan yang menyesatkan apabila angka perkawinan ternyata abnormal. Apabila karena beberapa alasan tertentu. Perkawinan untuk sementara waktu tertunda, dan kemudian disebabkan karena banyak fertilitas terjadi lebih awal di dalam perkawinan, maka jumlah kelahiran akan menurun, yang kemudian diikuti pula dengan kenaikan yang merupakan kompensasi dengan syarat bahwa fertilitas perkawinan total tetap konstan. Demikian pula apabila perkawinan secara temporer malah agak dipercepat, jumlah kelahiran akan meningkat, yang kemudian menurun lagi. fluktuasi jangka pendek yang disebabkan oleh perkawinan ini hendaknya dapat disingkirkan dengan meneliti fertilitas perkawinan, dan bukan fertilitas semua wanita. Di kebanyakan negara lebih dari 90% kelahiran terjadi sebagai hasil ikatan perkawinan dan sisanya dapat dihitung secara terpisah. Salah satu pola fertilitas yang umum ialah lamanya angka fertilitas yang menunjukkan jumlah kelahiran oleh 1000 wanita selama 0, 1, 2, ...dst tahun sesudah perkawinan. Pola tersebut dapat di hiting dengan cara membagi kelahiran oleh ibu dari pada lamanya perkawinan X dengan jumlah perkawinan X perkawinan X rahun sebelumnya untuk nilai X = 0,1, 2, ..., dst.

Pola Fertilitas Khusus Menurut Paritas Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan program keluarga berencana yang semakin pesat telah cenderung menyebabkan perhatian semakin ditunjukkan ke arah pembentukan jumlah keluarga yang terakhir. Gangguan ekonomi dan soosial memang dapat mempengaruhi kelahiran selama satu jangka waktu tertentu, tetapi bagaimanapun jumlah keluarga yang dikehendaki akhirnya akan dapat dicapai, dan bahwa penduduk akan mengarah kepada frekuensi distribusi tertentu menurut besarnya keluarga. Jumlah kelahiran pertama, kedua, ketiga dan seterusnya per 1000 wanita yang berumur 15-49 tahun.

Sumber Pustaka:A.H. Polard.1984.Demografi Teknik.Bina Aksara:JakartaIda Bagoes Mantra.1956.Demografi Umum.Pustaka Pelajar:Yogyakarta_____.2011.Fertilitas Penduduk. diunduh dari http://widyaastuti-agrittude.blogspot.com/2011/11/fertilitas-penduduk.htmldiakses pada tanggal 16 Juli 2012

2. Apa saja indikator pengukuran fertilitas?

3. Bagaimana cara mengukur TFR?4. Masalah apa yang muncul dalam pengukuran fertilitas?5. Apa yang menyebabkan dari peningkatan fertilitas terjadi di usia remaja (15-19th)?6. Apa saja dampak peningkatan dan penurunan fertilitas?7. Mengapa fertilitas tetap stagnan meskipun sudah dilakukan program KB?8. Bagaimana strategi pemerintah untuk mengatasi stagnansi TFR?9. Pemecahan masalah terkait fertilitas dengan apa? Peran BKKBN dalam hal ini, dimana? Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak. Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun. Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke 2. Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.Munir, Rozy.1981. dasar-dasar demografi. LEMBAGA Demografi FE UI, Jakarta.

10. Jelaskan mengenai RPJMN dan target RPJMN!11. Apa kendala yg dihadapi dari RPJMN?12. Apa saja tujuan SDKI?SDKI memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: Menyediakan data mengenai perilaku fertilitas, keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, kematian ibu, dan pengetahuan tentang AIDS dan PMS yang dapat digunakan oleh para pengelola program, pengambil kebijakan, dan peneliti dalam menilai dan meyempurnakan program yang ada. Mengukur perubahan - perubahan yang terjadi pada angka kelahiran dan pemakaian KB, serta mempelajari faktor - faktor yang mempengaruhinya, seperti pola dan status perkawinan, daerah tempat tinggal, pendidikan, kebiasaan menyusui, dan pengetahuan, penggunaan, serta penyediaan alat - alat kontrasepsi. Mengukur pencapaian sasaran dari program kesehatan nasional, khususnya yang berkaitan dengan program pembangunan kesehatan ibu dan anak. Menilai partisipasi dan penggunaan pelayanan kesehatan oleh pria bagi seluruh keluarganya. Menyediakan data dasar yang secara internasional dapat dibandingkan dengan negara - negara lain dan dapat digunakan oleh para pengelola program, pengambil kebijakan, dan peneliti dalam bidang fertilitas, KB, dan kesehatan.http://www.bps.go.id

13. Apa yg dimaksud GenRe, dan perannya dalam menghadapi fertilitas?