kick-off-meeting gerakan nasional … · 17 februari 2015 komisi pemberantasan korupsi...
TRANSCRIPT
17 FEBRUARI 2015
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
KICK-OFF-MEETING GERAKAN NASIONAL
PENYELAMATAN SDA INDONESIA
KOORDINASI & SUPERVISI ATAS PENGELOLAAN SEKTOR
KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI 24 PROVINSI
BERSAMA KPK BERANTAS KORUPSI
AGENDA
1. LATAR BELAKANG KEGIATAN
2. PERMASALAHAN
4. DISKUSI & TANYA JAWAB
3. PENJELASAN KORSUP KEHUTAN & PERKEBUNAN
5. PENANDATANGAN KOMITMEN
LATAR BELAKANG
Perizinan SDA rentan suap atau
pemerasan, terhitung untuk satu
izin HPH/HTI besar potensi
transaksi koruptif berkisar antara
22,6 milyar hingga 688 juta
rupiah setiap tahun (KPK, 2013).
PEMBERIAN
IZIN
PRODUKSI
HSIL HUTAN
WASDAL PNBP
TATA USAHA
Indikasi state capture
Potensi suap, pemerasan, penjualan pengaruh
Ketidakpastian status 105,8
juta ha kawasan hutan
(Penetapan baru 16,18% dari
120 juta ha – data Kemhut
2013)
0.84
0.45
Margono et.al Kemenhut
JUTA
HEK
TAR
Laju Deforestasi
Ketimpangan pengelolaan hutan
oleh kepentingan skala besar.
Hanya 3,18% yang dialokasikan
untuk skala kecil. Nilai manfaat
SDA tidak sampai ke
masyarakat.
97%
3%
Pemanfaatan Hutan
Skalabesar
Skalakecil
Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi
TUGAS KPK
(ps.6)
Koodinasi (ps.7)
Supervisi (ps.8)
Penyelidikan, Penyidikan dan
Penuntutan (ps.11)
Pencegahan (ps.13)
Monitor (ps.14)
Melakukan pengkajian terhadap sistem
pengelolaan administrasi
Memberi saran perubahan jika berdasarkan
hasil pengkajian, sistem pengelolaan
administrasi tersebut berpotensi korupsi
Melaporkan jika saran KPK mengenai usulan perubahan tersebut
tidak diindahkan kepada Presiden, DPR, & BPK
4
Rencana Strategis KPK 2011-2015 dan Tugas KPK
Fokus pelaksanaan tugas antara lain perbaikan sektor strategis terkait kepentingan nasional (national interest) meliputi:
1) Ketahanan energi dan lingkungan (energi, migas, pertambangan dan kehutanan)
2) Ketahanan Pangan plus (pertanian, perikanan, peternakan) 3) Pendidikan & kesehatan, 4) Penerimaan negara (pajak, bea dan cukai, serta PNBP) 5) Infrastruktur
5
PENCEGAHAN KORUPSI SEKTOR SUMBER DAYA ALAM – KPK
Kelautan Minerba Kehutanan & Perkebunan
Kajian Sistem
Pengelolaan Ruang
Laut & Sumberdaya
Kelautan (2014)
Kajian Kebijakan Pengusahaan
Batubara di Indonesia (2011)
Kajian Sistem Perencanaan dan Pengawasan
Kawasan Hutan (2010)
Kajian Sistem Pengelolaaan PNBP
Minerba (2013)
NKB 12 K/L Percepatan Pengukuhan
Kawasan Hutan Indonesia (2013)
Kajian Perizinan di Sektor
Pertambangan (2013)
Kajian Perizinan di Sektor: Kehutanan,
Pertanahan (2013)
Kajian Sisitem Pengelolaan Pajak
Sektor Batubara (2014)
Kajian Sistem Pengelolaan Hutan-Perum
Perhutani (2014)
Koordinasi Supervisi atas
Pengelolaan Pertambangan
Minerba di 12 Provinsi (2014)
Korsup Kelautan
di 34 Provinsi
(2105) – lokus 9
Kota
Korsup Minerba di 19 Provinsi
(2015) – lokus 6 Kota
Korsup Kehutanan dan Perkebunan di 24
Provinsi (2015) – lokus 7 Kota
6
Hasil Kegiatan Koordinasi dan Supervisi Minerba di 12 Provinsi, KPK - Kementerian ESDM, Status Desember 2014
Januari s.d Desember 2014
Rp 35.5 T
Januari s.d Desember 2013
Rp 26,5 T
Dengan rincian:
− Batubara : 24,1 T
− Mineral : 2.3 T
Dengan situasi harga batubara menurun 30% dari tahun sebelumnya
dan tidak ada ekspor mineral mentah
Kenaikan PNBP
Batubara sebesar ± Rp
10 T
Sumber : Ditjen Minerba, 2015
810 IUP
dicabut/dikembalikan/be
rakhir di 12 Provinsi
7
NOTA KESEPAKATAN BERSAMA 11 MARET 2013
“PERSOALAN KORUPSI, KETIDAKPASTIAN HUKUM, DAN KEADILAN HARUS DILIHAT DAN DISELESAIKAN SECARA UTUH
MENYELURUH”
TEMA 1.
Harmonisasi
Regulasi
TEMA 3.
Resolusi
Konflik
TEMA 2.
Penyelarasan
Prosedur
Pengukuhan
PERCEPATAN
PENGUKUHAN
KAWASAN
HUTAN
PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI RENAKSI NKB PER KEMENTERIAN/LEMBAGA
51.8
51.6
66.7
34.6
31.3
38.5
55
53.6
56.8
40.9
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Tutup (%)
UKURAN KEBERHASILAN SAMPAI DENGAN B24 = 52%
Komisi Nasional Hak Azasi Manusia
Badan Informasi Geospasial
Badan Pertanahan Nasional
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Hukum dan HAM
Kementerian Pekerjaan Umum
Kementerian Pertanian
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Kementerian Lingkungan Hidup
Kementerian Kehutanan
• Rencana Aksi NKB perlu
direvitalisasi.
• Untuk lebih inklusif dan
partisipatif melibatkan
Pemerintah Daerah dan
masyarakat (civil society)
Perlu disesuaikan dan
diselaraskan dengan arah
kebijakan Pemerintah
2014-2019 dan perubahan
strukturnya.
9
2013 2010 2012 2014 2016
11 MAR 2013
PENANDATANGANAN
NOTA KESEPAKATAN
BERSAMA (NKB)
JAN 2010
KAJIAN PERENCANAAN
DAN PENGELOLAAN
KAWASAN HUTAN
DES 2012
SEMILOKA
PERCEPATAN
PENGUKUHAN
31 JUL 2013
PENYEPAKATAN
INDIKATOR
KINERJA
NKB DAN KORSUP KEHUTANAN & PERKEBUNAN
2011
“membangun komitmen
kementerian dan lembaga lintas
sektor”
“tidak bisa dilakukan oleh
hanya satu kementerian”
TARGET NKB
NOV 2014
REFLEKSI
SETAHUN
NKB
2015
KORSUP
KEHUTANAN
DAN
PERKEBUNAN
10
Lima Permasalahan mendasar dalam pengelolaan kehutanan dan perkebunan:
1) Ketidakpastian hukum kawasan hutan: ketidakadilan pengelolaan hutan seluas 70% wilayah daratan Indonesia. Putusan MK 45/2011 mengamanatkan kepastian hukum kawasan hutan melalui penetapan.
2) Lemahnya regulasi dalam perizinan di sektor kehutanan dan perkebunan: Potensi suap mencapai 22 milyar rupiah per izin per tahun. (Kajian Kerentanan Korupsi di Sistsm Perizinan Sektor Kehutanan, KPK, 2014).; Perpres 39 Tahun 2014, memberi ruang usaha perkebunan dikuasai asing sebesar 95%.
3) Belum optimalnya perluasan wilayah kelola masyarakat: dari total 41,69 juta ha lahan hutan yang dikelola, hanya 1 persen yang diberikan kepada skala kecil dan masyarakat adat.
4) Lemahnya pengawasan dalam pengelolaan kehutanan dan perkebunan: hilangnya penerimaan negara dari SDA. Kerugian negara hingga 35 triliun dari pembalakan liar, hasil kajian KPK 2010 menemukan bahwa kelemahan pengawasan dalam izin pinjam pakai menyebabkan terjadi potensi kehilangan penerimaan negara bukan pajak akibat pertambangan di dalam kawasan hutan sebesar Rp 15,9 trilyun per tahun. Ditemukan setidaknya 1.052 usaha pertambangan dalam kawasan hutan yang tidak melalui prosedur pinjam pakai.
5) Masih banyaknya konflik agraria dan kehutanan yang belum tertangani: Ketidakjelasan status hukum kawasan hutan mengakibatkan tumpang tindih perizinan, dan konflik agraria yang belum terselesaikan. Hasil kegiatan korsup minerba tahun 2014 menemukan sekitar 1,3 juta ha izin tambang berada dalam kawasan hutan konservasi dan 4,9 juta ha berada dalam kawasan hutan lindung.
11
Sifat Kegiatan 1. Penyelamatan sektor KEHUTANAN dan PERKEBUNAN merupakan tugas bersama semua
elemen bangsa.
2. KPK menjalankan fungsi trigger mechanism dengan menggunakan peran koordinasi dan supervisi pemberantasan korupsi.
3. Akselerasi berbagai bentuk upaya yang dapat membantu penyelamatan sektor KEHUTANAN dan PERKEBUNAN Indonesia.
4. Menggunakan pendekatan pencegahan yang lebih ofensif dengan mengedepankan perbaikan sistem dan pembangunan budaya anti korupsi.
5. Kegiatan ini juga merupakan gabungan dari berbagai pola perbaikan sistem yang telah dilakukan KPK selama ini yakni kegiatan pemantauan terhadap tindak lanjut atas hasil kajian dan kegiatan koordinasi dan supervisi atas pengelolaan berbagai sektor sumberdaya alam.
6. Upaya perbaikan di sektor KEHUTANAN dan PERKEBUNAN merupakan satu kesatuan dengan upaya penyelamatan sumberdaya alam yang ada di laut.
13
Tujuan Kegiatan
1. Mendorong perbaikan tata kelola sektor KEHUTANAN dan PERKEBUNAN untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dengan memperhatikan aspek keberlanjutan, konsistensi, keterpaduan, kepastian hukum, kemitraan, pemerataan, peran serta masyarakat, keterbukaan, desentralisasi, akuntabilitas, dan keadilan.
2. Perbaikan sistem pengelolaan sumberdaya KEHUTANAN dan PERKEBUNAN untuk mencegah korupsi, kerugian keuangan negara dan kehilangan kekayaan negara.
14
6 Sasaran Kegiatan
1. Perlindungan dan pemulihan kekayaan negara 2. Penguatan hak masyarakat 3. Pembenahan regulasi 4. Penguatan kelembagaan aparatus negara 5. Peningkatan kepatuhan terhadap regulasi 6. Pembangunan sistem pengendalian anti korupsi
15
Instrumen Pelaksanaan Kegiatan
1.Rencana Aksi Kegiatan untuk Pemerintah Pusat, Pemda & CSO
2.Format pelaksanaan kegiatan untuk Pelaku Usaha
16
Peranan Para Pihak
Pemerintah Pusat 1. Menyiapkan data dan informasi yang mendukung
terlaksananya kegiatan 2. Melaksanakan rencana aksi pemerintah pusat 3. Melakukan pelaporan pelaksanaan rencana aksi 4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan rencana aksi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
5. Melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi pelaksanaan rencana aksi pemerintah pusat, dan rencana aksi pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.
6. Melakukan monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut atas hasil kewajiban pelaku usaha sesuai dengan kewenangan pemberian izin
Pemerintah Provinsi 1. Menyiapkan data dan informasi yang
mendukung terlaksananya kegiatan 2. Melaksanakan rencana aksi pemerintah provinsi 3. Melakukan pelaporan rencana aksi pemerintah
provinsi 4. Melakukan koordinasi pelaporan terhadap
rencana aksi pemerintah kabupaten/kota 5. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
rencana aksi kabupaten/kota. 6. Melakukan monitoring, evaluasi, dan tindak
lanjut atas hasil kewajiban pelaku usaha sesuai dengan kewenangan pemberian izin
17
Pelaku Usaha • Melakukan pelaporan pelaksanaan kewajiban kepada
pemberi izin
Civil Society Organization (CSO) • Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan rencana aksi
dan kewajiban para pihak • Melaporkan kepada aparat penegak hukum jika terjadi
pelanggaran hukum dalam pelaksanaan rencana aksi dan kewajiban para pihak
Aparat Penegak Hukum • Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan rencana aksi
dan kewajiban para pihak terutama untuk mendeteksi tindakan-tindakan yang melanggar hukum.
• Melakukan upaya hukum terhadap setiap bentuk pelanggaran hukum berkenaan dengan penggunaan ruang laut dan pengelolaan sumberdaya di dalamnya
KPK 1. Melakukan koordinasi dan supervisi terhadap
pelaksanaan rencana aksi dan rencana kegiatan oleh para pihak terkait.
2. Melakukan monitoring dan evaluasi atas implementasi rencana aksi.
3. Fasilitasi untuk pengembangan integritas dan sistem pencegahan korupsi pada lembaga terkait.
4. Kampanye, sosialisasi, dan edukasi untuk hal-hal yang mendukung kegiatan.
5. Deteksi dan profiling terhadap aktor dan faktor yang menghambat proses pelaksanaan kegiatan.
6. Kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong akselerasi pelaksanaan kegiatan.
7. Pengembangan sistem pelaporan progress kegiatan berbasis teknologi informasi
Peranan Para Pihak
18
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Rencana Kegiatan
1. Membangun kesepahaman dengan para pihak terkait rencana aksi 2. Pengembangan/penyempurnaan instrumen dan rencana kegiatan (Januari s.d. Februari
2015) 3. Kick of Meeting (17 Februari 2015): 19 K/L dan 24 Provinsi 4. Implementasi rencana aksi dan format pelaksanaan kegiatan (Maret 2015 s.d
November 2016) 5. Pelaporan implementasi rencana aksi setiap semester
a. K/L Pusat (10 Juni dan 10 Desember) b. Pemerintah Daerah (10 Maret, 10 Juni dan 10 Desember) c. CSO (10 Juni, 10 Desember)
6. Monitoring implementasi rencana aksi (Maret 2015 s.d. November 2016) 7. Evaluasi implementasi rencana aksi (Agustus 2015, Desember 2015, Agustus 2016,
Desember 2016) 8. Tindak Lanjut atas hasil monitoring dan evaluasi (Maret 2015 s.d Desember 2016).
19
REKAP RENAKSI PUSAT-DAERAH-CSO
20 20
NO FOKUS AREA REKOMENDASI RENCANA AKSI = 74 PELAPORAN
RENAKSI PEMDA PUSAT PEMDA CSO
1 Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan
Ruang dan Wilayah Administratif 3 20 7 2
Laporan Berkala:
10 Mar 2015
10 Jun 2015
10 Des 2015
(Dari Gubernur
ditujukan kepada
KPK tembusan
KLHK dan Kemtan)
2 Penataan Perizinan Kehutanan dan Perkebunan 2 6 4 2
3 Perluasan Wilayah Kelola Masyarakat 2 5 4 1
4 Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan 1 2 2 1
5 Penguatan Instrumen Lingkungan Hidup Dalam
Perlindungan Hutan 2 4 0 0
6 Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi 6 9 3 2
T O T A L 16 46 20 8
Matriks Rencana Aksi Korsup atas Pengelolaan Sektor Kehutanan dan Perkebunan
21
Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output
Keterangan
(KPK &
KemeLHK
/Kemtan)
1 2 3 4 5 6 STATUS 7
No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat
Waktu
Bukti
Penduku
ng dari
PEMDA
Penjel
asan
(oleh
PEMD
A)
Verifikasi
(KPK &
KemLHK
/Kemtan
OPEN CLO
SED
I Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif
1 Tidak adanya
kepastian
hukum dalam
kawasan
hutan dan
ruang bagi
sektor lainnya.
1 Membangun kerangka regulasi
tentang perencanaan ruang sektoral
dan kehutanan sesuai dengan
amanat konstitusional dan TAP MPR
IX/2001
Kemen LHK Ditjen
Planologi
Kemenkumham
dan BPHN,
Bappenas,
KemenAgraria
dan Penataan
Ruang
Ditjen PP,
BPHN, Ditjen
Tata Ruang
1 Menyelesaikan
revisi PP
44/2004 dan
aturan turunan
pengukuhan
kawasan hutan
Pemenuhan rencana aksi termasuk,
Naskah Akademik, PP 44/2004,
P.62/2013 jo. P.44/2011 (Lihat A.1.1.
A.1.12., B.3.2., B.6.1., B.8.2., B.10.2.,
C.1.5., C.3.1., C.4.4. NKB 12 K/L)
- Penerimaan peta partisipatif
- Penyelesaian hak masyarakat dalam
kawasan hutan
- Inventarisasi sebagai instrumen
perencanaan dan pengendalian
10 Maret
2015
10 Juni
2015
10
Desembe
r 2015
Laporan
pencapaian
target
pelaksanaan
renaksi No. 1 -
6 atas
rekomendasi
No. 1 berikut
dokumen
pendukung
dilaporkan
kepada KPK
dan Laporan
pencapaian
target
pelaksanaan
renkasi No. 7-
13 atas
rekomendasi
No. 2 berikut
dokumen
pedukung
dilaporkan
kepada KPK
dan
Kementerian
Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan/Ke
menAgraria/Ke
mendagri
setiap 3 bulan
(Untuk laporan
dari
Kabupaten/Kot
a dilaporkan
oleh Provinsi)
Target 2016: Tersusunnya
kerangka regulasi tentang
perencanaan ruang sektoral dan
kehutanan yang sesuai dengan
amanat konstitusional dan TAP
MPR IX/2001
DKN CSO 2 Mereview
pengukuhan
kawasan hutan
yang sudah
dilakukan oleh
KemenLHK
Kemenkumham Ditjen PP,
BPHN
KemenLHK,
Bappenas,
KemenESDM,
Kementan,
KemenKP,
Kemen Agraria
dan Tata Ruang,
KomnasHAM
3 Menyusun kajian
harmonisasi
regulasi dan
roadmap
harmonisasi
Perencanaan, pemanfaatan dan gap
analysis untuk putusan MK (Lihat
A.1.15, A.1.16, C.3.4., dan C.3.5.
NKB 12 K/L)
Kemen ATR Ditjen Tata
Ruang, Deputi
Pendaftaran
dan
Pengendalian
Pertanahan
KemenLHK,
Kemendagri
Ditjen Planologi,
Ditjen Otoda
4 Menyempurnaka
n juklak perber
tentang
mekanisme
penyelesaian
penguasaan
tanah dalam
kawasan hutan
berdasarkan
pembelajaran di
beberapa lokasi
(Lihat B.7.3. NKB 12 K/L)
Kemen ATR Ditjen Tata
Ruang, Deputi
Pendaftaran
dan
Pengendalian
Pertanahan
KemenLHK,
Kemendagri
Ditjen Planologi,
Ditjen Otoda
5 Memperluas
sosialisasi
terhadap perber
tentang
mekanisme
penyelesaian
penguasaan
tanah dalam
kawasan hutan
di tingkat
Kabupaten
Kementan Ditjen Bun Kemenkumham
dan BPHN,
Kemen Agraria
dan Tata Ruang
Ditjen PP,
BPHN, Ditjen
Tata Ruang
6 Menyelesaikan
aturan mengenai
perencanaan
perkebunan
(Lihat A.1.10, A.1.11, A.1.12. NKB 12
K/L)
Kemen ATR Ditjen Tata
Ruang
Kementerian
Desa
7 Menyusun PP
Kawasan
Perdesaan dan
Revisi Permen
Petunjuk
Penataan Ruang
Kabupaten
Kemendagri Ditjen Bina
Pemerintahan
Desa
Kementerian
Desa
8 Mengintegrasika
n peraturan
tentang batas
desa ke dalam
rancangan
Permen
mengenai
penataan desa
Kemen ATR Ditjen Tata
Ruang
Kemendagri,
BIG
Ditjen Bina
Pemerintahan
Desa
9 Menyusun
Permen
mengenai
pemetaan
wilayah adat
yang sinkron
dengan
pengaturan
dalam
ranpermen dagri
penataan desa
(Lihat C.4.1. NKB 12 K/L)
CSO PEMDA dan K/L 10 Memberikan
masukan dan
diseminasi
informasi
seluasnya dalam
pembenahan
kerangka
regulasi
perencanaan
hutan dan ruang
sektor lainnya
22
Temuan Rekomendasi & Target Penanggungjawab Instansi Terkait Renaksi Indikator Output
Keterangan
(KPK &
KemeLHK
/Kemtan)
1 2 3 4 5 6 STA
TUS 7
No Deskripsi No Deskripsi Instansi Unit Instansi Unit No Deskripsi No. Deskripsi Tenggat
Waktu
Bukti
Penduk
ung
dari
PEMDA
Penjel
asan
(oleh
PEMD
A)
Verifikas
i (KPK &
KemLHK
/Kemtan
O
P
E
N
CL
O
SE
D
II Penataan Perizinan Kehutanan dan Perkebunan
2 Masih banyaknya pelaku
usaha di sektor
kehutanan yang tidak
melaksanakan
kewajibannya,
adiministrasi dan
keuangan negara
4 Mendorong kepatuhan
pemegang izin usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu
dalam melaksanakan
kewajiban keuangannya
termasuk penegakan
sanksinya
PEMDA Gubernur/
Bupati/Wali
kota
Kemen LHK,
Kemenkeu,
Kemendagri,
KemenAgrari
a dan Tata
Ruang
Ditjen Pajak,
Ditjen Anggaran,
Ditjen Planologi,
Ditjen BUK,
Ditjen PHKA,
Deputi Tata
Lingkungan,
Deputi Penaatan
Hukum
Lingkungan,
Ditjen Otda,
Ditjen Tata
Ruang
30 Melakukan
pengumpulan
data dan
informasi
pelaksanaan
semua
kewajiban
keuangan dan
kewajiban
lainya dari
pemegang izin
Laporan
pencapaian
target
pelaksanaan
renaksi no.
14-27 atas
rekomendasi
No. 3 dan 4
berikut
dokumen
pedukung
dilaporkan
kepada KPK
dan
Kementerian
Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
setiap 3
bulan (Untuk
laporan dari
Kabupaten/K
ota
ditembuskan
ke Provinsi)
10 Maret
2015
10 Juni
2015
10
Desembe
r 2015
Target 2016: Seluruh pelaku
usaha kehutanan memenuhi
kewajiban/comply terhadap
aturan/regulasi (penataan
batas areal kerja,
administrasi hasil hutan,
lingkungan hidup, melunasi
pelaksanaan kewajiban
keuangan: PSDH, DR, izin
pemanfaatan kayu, dan
kewajiban keuangan
lainnya).
PEMDA Gubernur/
Bupati/Wali
kota
Kemen LHK,
Kemenkeu,
Kemendagri,
KemenAgrari
a dan Tata
Ruang
Ditjen Pajak,
Ditjen Anggaran,
Ditjen BUK,
Ditjen Planologi,
Ditjen PHKA,
Deputi Tata
Lingkungan,
Deputi Penaatan
Hukum
Lingkungan,
Ditjen Otda,
Ditjen Tata
Ruang
31 Melakukan
rekonsiliasi
data perizinan:
1) produksi, 2)
wilayah
konsesi, 3)
kepemilikan
saham, 4)
kewajiban
keuangan
(PNBP dan
Pajak), 5)
perlindungan
lingkungan
hidup.
(Lihat A.3.10
NKB 12 K/L)
Kemen
LHK
Ditjen BUK PEMDA,
Kemen LHK,
Kemenkeu,
Kemendagri,
KemenAgrari
a dan Tata
Ruang
Gubernur/Bupati
/Walikota, Ditjen
Pajak, Ditjen
Anggaran, Ditjen
Planologi, Ditjen
PHKA, Deputi
Tata
Lingkungan,
Deputi Penaatan
Hukum
Lingkungan,
Ditjen Otda,
Ditjen Tata
Ruang
32 Melakukan
evaluasi kinerja
terhadap
pemegang
usaha
pemanfaatan
hasil hutan
kayu
Kemen
LHK
Ditjen BUK PEMDA,
Kemen LHK,
Kemenkeu,
Kemendagri,
KemenAgrari
a dan Tata
Ruang
Gubernur/Bupati
/Walikota, Ditjen
Pajak, Ditjen
Anggaran, Ditjen
Planologi, Ditjen
PHKA, Deputi
Tata
Lingkungan,
Deputi Penaatan
Hukum
Lingkungan,
Ditjen Otda,
Ditjen Tata
Ruang
33 Memberikan
sanksi atau
tindakan tegas
terhadap
pelaku usaha
yang tidak
memenuhi
ketentuan
perizinan
Kemen
LHK
Ditjen BUK Kemenkeu Ditjen Anggaran,
Ditjen Pajak,
Ditjen Bea
Cukai, Ditjen
Perbendaharaan
, Kanwil Kemkeu
terkait
34 Melakukan
monitoring
secara reguler
terhadap
pelaksanaan
kewajiban
keuangan
pemegang izin
CSO PEMDA dan
Kementerian
Gubernur/Bupati
/Walikota dan
pejabat terkait
35 Melakukan
monitoring dan
evaluasi
pelaksanaan
rencana aksi
NKB Daerah;
Melakukan
pendamping
implementasi
renaksi NKB
PELAPORAN KEWAJIBAN PERIZINAN
NO JENIS IZIN
A. KEHUTANAN 1 IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM (IUPHHK-HA dan RE)
2 IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (IUPHHK-HTI)
3 IZIN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN (IPPKH)
Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
IPPKH Survey/Eksplorasi *
IPPKH Operasi Produksi/Eksploitasi
4 IZIN HUTAN KEMASYARAKATAN, HUTAN DESA, HUTAN TANAMAN RAKYAT
B. PERKEBUNAN 1 IZIN USAHA PERKEBUNAN (IUP-B, IUP-P, DAN IUP)
TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM
(IUPHHK-HA dan RE)
No. NAMA
IUPHHK-HA
SK IUPHHK-HA Luas Areal
Kabupaten
Pemenuhan
Kewajiban Tata Batas
RKU Berbasis IHMB RKT Terakhir Sertifikat PHPL
Nomor
Tanggal Berakh
ir
Sesuai Izin
PHPL VLK Nomor
SK Tanggal
Areal Efektif
Nomor SK
Tanggal
LP-PHPL
Nomor Sertifik
at
Berlaku Mulai
Sampai dengan
Predikat
(Ha) (Ha) (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 A. Provinsi Sumatera Barat
1
PT. Salaki Summa Sejahtera
413/Menhut-II/04
10/19/2004
48,420
48,420
-
Kep. Mentawai
1 SK. 138/VI-BUHA/2011
13/10/2011
35,939
PT. Ayamaru Certification
27/A-SERT-PHPL/XI/2013
11/11/2013
10/11/2018
Baik
Sertifikat VLK Kinerja IUPHHK-HA Pemenuhan Kewajiban
Finansial
LP-PHPL Nomor
Sertifikat
Berlaku Mulai
Sampai dengan
Kriteria Tanggal Bedah Kinerja
Manajemen
Akses Luasan Potensi Jarak
Angkut Konflik Lahan
Sosial Lainnya Action Plan
PSDH DR PNT *) LAIN-LAIN
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI
(IUPHHK-HTI)
No. NAMA
IUPHHK-HTI
SK IUPHHK-HTI Luas Areal
Kabupaten
Pemenuhan Kewaji
ban Tata
Batas
Pemenuhan Kewaji
ban Penanaman
RENCANA KERJA USAHA
RENCANA KERJA TAHUNAN Terakhir
Sertifikat PHPL
Nomor
Tanggal
Berakhir
Sesuai Izin
PHPL
VLK Nomor SK
Tanggal
Areal Efektif
Nomor SK
Tanggal LP-PHPL Nomor
Sertifikat Berlaku Mulai
Sampai dengan
Predikat
(Ha) (Ha)
(Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 A. Provinsi Riau PT. ........
Sertifikat VLK Kinerja IUPHHK-HTI Pemenuhan Kewajiban
Finansial
LP-PHPL Nomor
Sertifikat Berlaku Mulai
Sampai dengan
Kriteria Tanggal
Bedah Kinerja Manajemen Akses
Luasan
Potensi
Jarak Angku
t
Konflik
Lahan Sosial
Lainnya
Action Plan
PSDH DR *) PNT *)
LAIN-LAIN
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 35 36 37 38 39
TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN IPPKH
No Uraian Keterangan 1. Susunan pengurus perusahaan
(instansi/badan usaha/yayasan)
Nama Direktur, Nama Direksi , Nama Komisaris
2. Kantor Pusat, Kantor Cabang Alamat, No. Telpon, No.Fax, Email
3. No NPWP Perusahaan, Terdaftar (tgl/bln/thn), berlaku hingga (tgl/bln/thn)
4. No. Akte Pendirian Perusahaan & Perubahannya Tanggal
5. Kepemilikan Saham (untuk Badan Usaha) Nama, Persentase, Kewarganegaraan, No. NPWP, No. NIK / No. Paspor (*WNA), berlaku hingga (tgl/bln/thn)
6 Nilai Investasi
No Persetujuan Rencana Kerja Anggaran dan Biaya, No Persetujuan Rencana Kerja Tahunan dan Teknik Lingkungan
7. Tenaga Teknis Pengelola Hutan Produksi Lestari Pengujian Kayu Bulat Rimba (GANISPHPL-PKB-R) : Tenaga Teknis Pengelola Hutan Produksi Lestari Rehabilitasi dan Reklamasi Pertambangan (GANISPHPL-REHAREKTAM): Tenaga Teknis Pengelola Hutan Produksi Lestari Kelola Sosial (GANISPHPL-KESOS) : Policy Advisor Bidang Kehutanan:
- Nama & No Telpon - No SK/Kontrak Penunjukan
8. Penyerapan Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja tetap, Jumlah tenaga kerja kontrak
I. Data Pemegang Izin
No Uraian Keterangan
1. IUP Eksplorasi / IUP Operasi Produksi / Perizinan/Perjanjian Lain
Jenis (PKB2B/KK/Lainnya...)(*coret salah satu): - Komoditas, Nomor, Tanggal, berlaku hingga (tgl/bln/thn), Luas, Lokasi
2. Rekomendasi Bupati Nomor, Tanggal, berlaku hingga (tgl/bln/thn), Luas, Lokasi
3. Rekomendasi Gubernur
Nomor, Tanggal, berlaku hingga (tgl/bln/thn), Luas, Lokasi
4. AMDAL/UKL/UPL yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang Izin Lingkungan yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang
Nomor, Tanggal, berlaku hingga (tgl/bln/thn)
II. Data Perizinan IPPKH
TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN IPPKH
No Uraian Keterangan 1. Reklamasi Luas Areal dibuka (ha), Luas Areal direklamasi (ha)
2. Revegetasi Luas (ha); Nama Jenis Tanaman Lokal, Fast Growing; Jumlah Tanaman (Batang); Jarak Tanam; Kesehatan Tanaman (berdasarkan hasil verifikasi BPDAS-PS)
3. Reboisasi Lahan Kompensasi Luas penanaman (ha); Nama Jenis Tanaman Lokal, Fast Growing; Jumlah Tanaman (Batang); Jarak Tanam
4. PNBP Penggunaan Kawasan Hutan Objek Pinjam Pakai untuk Pertambangan, Obyek pinjam pakai bukan pertambangan
5. Penanaman di wilayah DAS Dalam Kawasan(Ha): Hutan Konservasi, Hutan Lindung, Hutan Produksi; Luar Kawasan(Ha): Luas (Hutan Kota), Luas (Tahura), Luas (APL Lindung); Nama Jenis Tanaman, Jumlah Tanaman (Batang)
6. Pemenuhan Kewajiban Lain a. Tata Batas Pemeliharaan batas IPPKH (km)
b. PSDH-DR-Nilai Tegakan-Nilai Investasi; Fasilitas Penggunaan Bersama
Tahun sebelumnya.....; Tahun sekarang .....
c. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat: Tujuan, Jenis kegiatan, Stakeholders, Lokasi, Jumlah anggaran, Hasil
d. Perlindungan Hutan Perlindungan Hutan: Marka (rambu/papan pengumunan), Menara Pemantau, Patroli Bersama
e. Pengamanan Kawasan Hutan Konservasi dan atau Hutan Lindung
Pengamanan Kws. Htn Konservasi &/ Htn Lindung: Nama Kelompok Hutan, Menara Pemantau, Patroli Bersama, Berkoordinasi dengan
f. Kemudahan bagi Aparat Memberikan kemudahan bagi aparat untuk melakukkan monev: Instansi, Kegiatan/Tujuan, Frekuensi
III. DATA KEWAJIBAN
NO.
DATA PERUSAHAAN
KABUPAT
EN
PEMBERI
IUP
IUP-B/IUP-
P/IUP
NO/TGL
KOMODITAS LUAS
(Ha)
TITK
KORDIN
AT IZIN
NO HGU
LUAS (HA)
NAMA
PERUSAHAAN NPWP ALAMAT
NO.
AKTE
PENDIRI
AN
NO. AKTE
TERAKHI
R
NAMA
PEMEGA
NG
SAHAM
NAMA
PENGUR
US
GRUP
PERUSA
HAAN
KEBUN
INTI
KEBUN
MASYARA
KAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
REALISASI UNIT
PENGOLAHAN
PENGENDALIAN
KEBAKARAN PENGENDALIAN OPT KEMITRAAN
PENER
APAN
AMDAL,
UKL &
UPL
PENYAMPAIA
N PETA
DIGITAL
LOKASI IUP-
B/IUP
PELAPOR
AN KE
PEMBERI
IZIN 1
TAHUN
SEKALI
PENYELES
AIAN
PROSES
PEROLEHA
N HAK
ATAS
TANAH
KELAS
KEBUN
PERMASALA
HAN
KEBUN
INTI
KEBUN
MASYA
RAKAT
UNIT KAPAS
ITAS
PROD
UK SDM
SARAN
A &
PRASA
RANA
SISTEM
PEMBUKAAN
LAHAN TANPA
BAKAR &
PENGENDALIA
N KEBAKARAN
SDM
SARAN
A &
PRASA
RANA
SISTEM
PENGEN
DALIAN
OPT
PEKE
BUN
KARYA
WAN
MASYA
RAKAT
SEKITA
R
DITJEN
BUN BIG
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
TABEL MONITORING PENERIMA IZIN USAHA PERKEBUNAN (IUP-B, IUP-P, DAN IUP)
PROVINSI ..........................
29
Waktu Pelaksanaan Kegiatan
30
GN SDA
KELAUTAN
GN SDA
MINERBA
GN SDA
KEHUTANAN
DAN
PERKEBUNAN
34 Prov di 9
kota
19 Prov &
seluruh
24 Prov @2
Kab di 7 kota
1 ACEH 1 ACEH 1 ACEH 1 ACEH 4 Prov 4 Prov 4 Prov
2 SUMUT 1 SUMUT 1 SUMUT 1 SUMUT 24-Mar 25-Mar 26-Mar
3 SUMBAR 1 SUMBAR 1 SUMBAR 1 SUMBAR 9:00-13:00 9:00-13:00 9:00-13:00
4 RIAU 1 RIAU 1 RIAU 1 RIAU
5 BENGKULU 1 BENGKULU 1 BENGKULU 1 BENGKULU 4 Prov 3 Prov 3 Prov
6 LAMPUNG 1 LAMPUNG 1 LAMPUNG 1 LAMPUNG 21-Apr 22-Apr 23-Apr
7 DKI 1 DKI 9:00-13:00 9:00-13:00 9:00-13:00
8 BANTEN 1 BANTEN 1 BANTEN 1 BANTEN
9 MALUKU 1 MALUKU 1 MALUKU 3 Prov 3 Prov
10 PAPUA 1 PAPUA 1 PAPUA 5-May 6-May
11 PAPUA BARAT 1 PAPUA BARAT 1 PAPUA BARAT 9:00-13:00 9:00-13:00
12 JATENG 1 JATENG 1 JATENG 1 JATENG 4 Prov 4 Prov 3 Prov
13 JABAR 1 JABAR 1 JABAR 1 JABAR 19-May 20-May 21-May
14 DIY 1 DIY 1 DIY 9:00-13:00 9:00-13:00 9:00-13:00
15 JATIM 1 JATIM 1 JATIM 1 JATIM
16 SULUT 1 SULUT 1 SULUT 4 Prov 3 Prov 3 Prov
17 GORONTALO 1 GORONTALO 1 GORONTALO 1 GORONTALO 9-Jun 10-Jun 11-Jun
18 MALUKU UTARA 1 MALUKU UTARA 1 MALUT 9:00-13:00 9:00-13:00 9:00-13:00
19 SULBAR 1 SULBAR 1 SULBAR 1 SULBAR
20 BALI 1 BALI 3 Prov
21 NTT 1 NTT 4-Aug
22 NTB 1 NTB 9:00-13:00
23 SULSEL 1 SULSEL 1 SULSEL 3 Prov 3 Prov
24 SULTRA 1 SULTRA 1 SULTRA 25-Aug 26-Aug
25 SULTENG 1 SULTENG 1 SULTENG 9:00-13:00 9:00-13:00
26 KALBAR 1 KALBAR 1 KALBAR 5 Prov 5 Prov
27 KALTENG 1 KALTENG 1 KALTENG 8-Sep 9-Sep
28 KALSEL 1 KALSEL 1 KALSEL 9:00-13:00 9:00-13:00
29 KALTIM 1 KALTIM 1 KALTIM
30 KALTARA 1 KALTARA 1 KALTARA
31 KEPRI 1 KEPRI 4 Prov 3 Prov
32 BABEL 1 BABEL 1 BABEL 15-Sep 16-Sep
33 JAMBI 1 JAMBI 1 JAMBI 9:00-13:00 9:00-13:00
34 SUMSEL 1 SUMSEL 1 SUMSEL
2 Prov
1 NTT 1 NTT 4-Jun
2 NTB 1 NTB 9:00-13:00
TOTAL 34 PROVINSI 19 PROVINSI 24 PROVINSI
5
GN SDA KELAUTAN GN SDA MINERBA
GN SDA
KEHUTANAN
DAN
PERKEBUNAN
P R O V I N S I J A D W A L
3 AMBON
4 SEMARANG
1 MEDAN
2 JAKARTA
34 Prov di 9 kota19 Prov &
seluruh kab/kota
24 Prov @2 Kab
di 7 kota
NO. PROVINSILOKASI
KEGIATAN
KORSUP MINERBA
GORONTALO
6 DENPASAR
7 MAKASAR
X
X9PANGKAL
PINANG, BABEL
8 PONTIANAK
X XX10
X
XX
X
KUPANG
XX
X
X
X
X
X
TATACARA PELAPORAN KORSUP
31
No. Uraian Tata Cara Pelaporan Keterangan
A. Tujuan Pelaporan
Memudah pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana aksi kegiatan serta pelaksanaan kewajiban pelaku usaha dalam berbagai aspek yang menjadi
fokus Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Sektor Kehutanan dan Perkebunan pada 24 Provinsi
B. Jenis Pelaporan
1 Pelaporan pelaksanaan rencana aksi Format Pelaporan seperti halnya pada Lampiran I
2 Pelaporan pelaksanaan kewajiban pelaku usaha yang sebelumnya diisi
oleh pelaku usaha dan diverifikasi oleh pemberi izin Format Pelaporan seperti halnya pada Lampiran II.A (Kehutanan) dan II.B (Perkebunan)
C. Waktu Pelaporan
1 Penyerahan laporan paling lambat tanggal 10 Maret 2015 (Pemda) Pelaporan Tahap I
2 Penyerahan laporan paling lambat tanggal 10 Juni 2015 (Pusat dan
Pemda) Pelaporan Tahap II
3 Penyerahan laporan paling lambat tanggal 10 Desember 2015 (Pusat
dan Pemda) Pelaporan Tahap III
D. Mekanisme Penyampaian Laporan
1 Penyerahan secara langsung (soft copy)
Diserahkan ke: Tim GN SDA Kehutanan dan Perkebunan ,
Kedeputian Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi,
Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-19 Lt.4; Jakarta Selatan-Jakarta. Telp
A.n.Mohamad Ibnussoim email: [email protected];
[email protected], 021-25578300 ext. 8194. Hp 085213472703
dengan tembusan ke Mohammad Said email:
[email protected]. HP. 0812110277 (untuk Kehutanan)
dan Midiati, email: [email protected], Hp: 081317605826
(untuk Perkebunan)
2 Penyerahan melalui email
3 Penyerahan melalui pengiriman pos
E. Tahapan Penyusunan Laporan
a. Mengisikan kolom penjelasan untuk setiap rencana aksi sesuai dengan
yang ada pada Lampiran I
b.
Melengkapi dokumen pendukung untuk setiap penjelasan pada rencana
aksi sebagaimana yang telah dicatatkan dalam penjelasan kolom bukti
pendukung dari pemda sebagaimana yang ada pada Lampiran I
c.
Melengkapi isian data dan status pelaksanaan kewajiban sesuai pada
matrik dalam Lampiran II. A untuk Kehutanan dan II.B. untuk
Perkebunan
d. Menyertakan surat pengantar penyampaian laporan
E. Menyampaikan laporan dari Kabupaten/Kota serta Laporan Provinsi
kepada KPK
TIM PENCEGAHAN KORUPSI SEKTOR SUMBERDAYA ALAM DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KPK
1. DIAN PATRIA: [email protected], 0811951107
2. EPAKARTIKA: [email protected], 08128988505
3. SULISTYANTO: [email protected], 08161106124
4. ABDUL AZIS SUHENDRA: [email protected], 0811990210
5. DWI INDRIASTUTI: [email protected], 081386317923
6. FAISAL: [email protected], 081222395257
7. MOHAMMAD IBNUSOIM: [email protected], 085213472703
Untuk Pemda menyampaikan PIC, email dan no HP