kewenangan pengadilan tata usaha negara …

93
i KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PROVINSI JAMBI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (1) Dalam Hukum Tata Negara Oleh : DIAN SAPUTRI NIM : 106170691 PEMBIMBING : Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., M.A Masburiyah, S.Ag.,M.FiI.I PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2021

Upload: others

Post on 13-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

i

KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PROVINSI

JAMBI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN KEPALA

DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (1)

Dalam Hukum Tata Negara

Oleh :

DIAN SAPUTRI

NIM : 106170691

PEMBIMBING :

Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., M.A

Masburiyah, S.Ag.,M.FiI.I

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2021

Page 2: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …
Page 3: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …
Page 4: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …
Page 5: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

v

MOTTO

...يامركم ان تؤدوا المنت الى اهلهاواذا حكمتم بيه الناس ان تحكمىابالعدلان الله

Artinya :

“ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan

hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.”1

1( Q.S An-Nis’ (4) : 58)

Page 6: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

vi

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirrahim…

Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang ,

Karya Tulis Ilmiah yang berbentuk Skripsi ini Penulis persembahkan khusus kepada

yang

terhormat :

Papa ( SYAHDANIR) dan Mama tercinta (MARIANA)

Dengan tiada terkira baik moril maupun materil yang selalu mencurahkan rasa kasih

Sayangnya dan selalu sabar, tulus, dalam membesarkan, membimbing, mendidik hingga

Dewasa, selalu mendoakan penulis setiap akhir do’a sehingga penulis dapat meraih cita-

cita Hingga seperti sekarang ini.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada kakak dan abang-

abangku

(Fitri Handayani, S.H, Habibie, Taufik Kurniawan, Daniel Kurniawan)

Serta aku berterima kasih kepada teman-teman seperjuanganku

(Surya,Firawati,Sukma,Nopita) dan juga Kekasihku (Viki Irwanto)

(Keluarga Besar Hukum Tata Negara) serta (Keluarga Besarku) tercinta.

Selanjutnya ucapan terimakasih kepada akademis, dan seluruh sahabat-sahabat dalam

Lingkup UIN STS Jambi maupun di luar lingkup kampus.

Tiada kata yang terindah selain do’a, maka dari itu penulis tidak bias membalas apa-apa

Selain mendoakan semoga amal baik yang diberikan senantiasa mendapat balasan dari

Allah SWT, semoga Allah selalu menunjukkan jalan yang lurus kepada kita semua Amin.

Page 7: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kewenangan Pengadilan Tata Usaha

Negara Provinsi Jambi dalam penyelesaian sengketa pemilihan kepala daerah

Kabupaten Kerinci tahun 2013. Metode Penelitian yang digunakan adalah Yuridis

Normatif. Karena analisis datanya berupa kata-kata tertulis yang diamati serta

mempertimbangkan asumsi dari buku-buku, artikel, jurnal sebagai narasumber,

tempat dan arsip atau dokumen. Jenis penelitian yang digunakan Kualitatif, Sifat

dari penelitian ini eksploratif-komparatif dengan menggunakan sumber data yaitu

Data Primer dan Data Sekunder, sedangkan pengumpulan data yang digunakan

adalah pustaka dan riset lapangan. Hasil kesimpulan penelitian adalah setiap calon

kepala daerah baik jalur indenpenden/non partai maupun calon yang diusungkan

lewat jalur partai yang ingin mendaftar diri sebagai calon kepala daerah dan wakil

kepala daerah dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) harus mengikuti dan

memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam undang-undang pemilihan kepala

daerah yaitu undang-undang nomor 10 Tahun 2016 tentang pemiihan umum.

Dimana tugas dan fungsinya adalah melaksanakan semua tahapan-tahapan dalam

mencalonkan diri menjadi kepala daerah.

Kata Kunci : Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara, Sengketa Pilkada

Page 8: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

menciptakan manusia dengan sempurna, serta dengan taufik dan hidayah-Nya

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Kemudian sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi

besar Muhammad SAW dan semoga dilimpahkan pula kepada seluruh keluarga

dan para sahabatnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana

Strata Satu (S.1) pada Prodi Hukum Tata Negara pada Fakultas Syari’ah UIN

SulthanThaha Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi

ini tidak terlepas dari bantuan, arahan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai

pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada :

1. Bapak Prof Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D, selaku Rektor UIN STS

Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., M.H, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN

STS Jambi.

3. Bapak Abdul Razak, S.HI.,M.IS dan Ibu Tri Endah Karya Lestiyani, M.IP

Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Syari’ah UIN

STS Jambi.

4. Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., M.A, selaku Pembimbing I dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Masburiyah, S.Ag., M.FiI.I, selaku Pembimbing II dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati

Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.

Page 9: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

ix

7. Ibu Irna, S.H., M.H selaku Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

yang telah memberikan kemudahan penulis dalam memperoleh data di

lapangan.

8. Kepada teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, semoga kesuksesan selalu mengiringi langkah kita semua.

Tiada yang dapat penulis berikan kepada mereka untuk saatini, kecuali do’a

kepada Allah SWT, semoga jasa baiknya dan pengorbanan mereka mendapat

balasan dari Allah SWT. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-

pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis juga berharap semoga

skripsi ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi pembaca dan pihak-pihak

lain yang membutuhkannya.

Jambi, 2021

Penulis

Dian Saputri

106170691

Page 10: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBARAN PERNYATAAN .......................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR SINGKATAN................................................................................... xii

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………….…………........................... 1

B. Rumusan Masalah……………….…………..................................... 11

C. Batasan Masalah……..……...……………….….………................. 11

D. Tujuan Penelitian..……………………….....………...…................. 11

E. KegunaanPenelitian……...………………………………................ 12

F. KerangkaTeori…...………………………..…………….................. 12

G. TinjauanPustaka……...……………..….…….…………….............. 18

BAB II METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian………..……………..………............ 20

B. Jenis Penelitian dan Sumber Data………..………..….................... 21

C. Sifat Penelitian………..……………..…………………….............. 22

D. Pendekatan Penelitian……...………………………………............ 22

E. Instrumen Pengumpulan Data...……………………….……........... 23

F. Teknik Analisis Data………...….…………………………............. 24

G. Sistematika Penulisan….……..……………………………............. 27

H. Jadwal Penelitian…….……………...………………………........... 27

Page 11: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

xi

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi……….…............. 29

B. Visi dan Misi PTUN Jambi………………….....…….................., 30

C. Tugas Wewenang dan Fungsi PTUN Jambi…..…...…................. 30

D. Struktur Organisasi…………..……...…………..……................. 32

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN PTUN JAMBI

A. Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Dalam Proses

Pemeriksaan Penyelesaian Sengketa Pemilihan Kepala Daerah.... 36

B. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persidangan Dalam

Penyelesaian Sengketa Pemilihan Kepala Daerah.......................... 49

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……….……………….….…………………................ 59

B. Saran……………………………....……......................................... 60

DAFTAR PUSTAKA…………………..….……………...…............... 61

LAMPIRAN…………………....……………..……………................. 66

CURRICULUM VITAE……………………..….……...….................. 78

Page 12: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

xii

DAFTAR SINGKATAN

PTUN : Pengadilan Tata Usaha Negara

DPD : DewanPerwakilan Daerah

DPR : DewanPerwakilan Rakyat

DPRD : DewanPerwakilan Rakyat Daerah

KPU : KomisiPemilihanUmum

BAWASLU : BadanPengawasanPemilu

KTUN : Keputusan Tata Usaha Negara

A QUO : Perkara

UU : Undang-Undang

UUD : Undang-UndangDasar

PEMILU : PemilihanUmum

PILKADA : PemilihanKepaladaerah

TUN : Tata Usaha Negara

PT.TUN : PengadilanTinggi Tata Usaha Negara

CAKIM : Calon Hakim

PP : PartaiPolitik

SEMA : SuratEdarMahkamahAgung

Page 13: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel1 :JadwalPenelitian………………………………………………...…...28

Tabel2 :StrukturOrganisasi PTUN………………………………………….... 32

Tabel3 :PersidanganPutusan PTUN………………………………………….. 33

Tabel4 :StrukturStafdanPegawai…………………………..……….….…..... 34

Page 14: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut prinsip demokrasi.

Dengan adanya prinsip demokrasi adalah kedaulatan berada di tangan rakyat,

dilaksanakan untuk dan atas nama rakyat. Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) yang menjadi salah satu dasar

hukum tertulis menjamin pelaksanaan demokrasi di Indonesia.Dalam pasal 1

ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa “Kedaulatan berada

di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.”

Reformasi yang terjadi di Indonesia juga berimplikasi pada sistem

Pemilihan Kepala Daerah, dimana sebelum terjadinya reformasi yakni pada

pemerintahan orde baru sistem Pemilihan Kepala Daerah dimana DPRD

bertugas mengusulkan nama-nama calon Kepala Daerah dan selanjutnya

yang memilih dari nama-nama calon yang diusulkan oleh DPRD adalah

Presiden1.

Kewenangan absolut dari Pengadilan di lingkungan Peradilan Tata Usaha

Negara terdapat dalam pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 yang

menentukan bahwa Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa,

memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara. Pengertian

“Sengketa Tata Usaha Negara” ditentukan dalam Pasal 1 angka 4 Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1986 (Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1986 jo.Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009)2.Sengketa Tata

Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara

antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau pejabat Tata

Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat di

1Koirudin, Kebijakan Desentralisasi di Indonesia: Format Masa Depan Otonomi Menuju

Kemandirian Daerah, Averoes, (Malang: 2005), hlm. 75. 2Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Membayar Seluruh Biaya Perkara

Page 15: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

2

keluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa

kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang merupakan

format baru dalam kancah politik nasional dalam merebut dan memposisikan

kedudukan Kepala Daerah yang sebelumnya ditunjuk oleh rezim orde lama

dan orde baru tanpa melihat kebutuhan, aspirasi dan eksistensi masyarakat

lokal, hal ini sudah lama dihadapkan dengan masalah-masalah dan

kepentingan elit-elit nasional, serta tidak pernah memperhatikan kondisi dan

kepentingan lokal yang muatannya berbeda. Bangsa Indonesia harus belajar

lebih gigih dan sabar dalam mempelajari dan mengaplikasikan seluruh

produk demokrasi, yang memiliki dua kata kunci, yakni kedaulatan rakyat

dan kedaulatan hukum.

Adapun hasil wawancara ini dengan Panitera Muda Hukum, mengatakan

bahwa:

“Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) menjadi tolak ukur sebuah

demokrasi yang sangat baik di era otonomi hampir mendapatkan

permasalahan, baik permasalahan hukum, permasalahan konflik di

daerah,permasalahan administrasi penyelenggaraan yang

memunculkan timbulnya gugatan pelaksanaan sangat banyak di

wilayah Indonesia ini.3”

Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) merupakan fenomena yang cukup

hangat menjadi bahan perbincangan ditengah masyarakat ini.Pilkada yaitu

sebuah bentuk kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan menjadi

momentum politik besar mengembalikan kedaulatan ketangan rakyat.

Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) dilakukan secara langsung oleh

penduduk daerah administrasi setempat yang memenuhi syarat.Pemilihan

kepala daerah dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala

3Wawancara dengan Bapak Alqodar Panitera Muda Hukum di Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) jambi, tanggal 8 Februari 2021, pada pukul 09.25 WIB

Page 16: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

3

daerah.Dalam undang-undang ini, istilah yang digunakan dalam satu paket

bersamaan yaitu Gubernur, Bupati, dan Wali kota.

Adapun proses Sengketa Tata Usaha Negara dalam penyelesaian sengketa

Pemilihan kepala daerah selalu dimulai dengan diajukannya surat gugatan oleh

penggugat atau oleh kuasanya dalam daerah hukum pengadilan di mana

tergugat bertempat kedudukan. Dalam proses sengketa terdapat 2 Subjek

sengketa disebut sebagai penggugat dan tergugat. Adapun 3 Obyek sengketa

PTUN yaitu keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud Pasal 1

angka 3 dan Keputusan Fikif Negatif berdasarkan Pasal 3 UU No. 5 Tahun

1986 jo UU No. 9 Tahun 2004. 4

1. Keputusan Tata Usaha Negara :

Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut Pasal 1 angka 3 UU

No. 5 Tahun 1986 UU No. 9 Tahun 2004 ialah suatu penetapan tertulis

yang dikeluarkan oleh badan dan pejabat Tata Usaha Negara yang berisi

tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku bersifat konkret, individual, final, yang

menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau Badan Hukum Perdata.

2. Keputusan Tata Usaha Negara Fiktif Negatif :

Obyek sengketa PTUN termasuk Keputusan Tata Usaha Negara yang fiktif

negatif sebagaimana dimaksud Pasal 3 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9

Tahun 2004, Keputusan fiktif negatif merupakan perluasan dari Keputusan

Tata Usaha Negara tertulis yang menjadi obyek dalam Sengketa Tata

Usaha Negara.

Adapun 2 Subyek Sengketa antara lain :

a. Penggugat.

Penggugat adalah seseorang atau badan hukum perdata yang merasa

kepentingan diragukan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat

mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang

berisi Tata Usaha Negara agar Keputusan Tata Usaha Negara yang

4Dokumen Pengadilan Tata Usaha Negara Tahun 1998

Page 17: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

4

disengketakan dinyatakan batal atau tidak sah dengan disertai Tata

Usaha Negara tuntutan ganti rugi dan rehabilitasi. (Pasal 53 ayat (1) UU

No. 05 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004).

b. Tergugat.

Dalam Pasal 1 angka 6 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004

menyebutkan pengertian Tergugat adalah badan atau pejabat Tata

Usaha Negara yang mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang

yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya, yang digugat oleh

orang atau badan hukum perdata.

c. Pihak ketiga yang berkepentingan.

Dalam Pasal 83 UU No. 5 / 1986 jo UU No. 9 / 2004 disebutkan :

(1) Selama Pemeriksaan berlangsung, setiap oang yang berkepentingan

dalam sengketa pihak yang sedang diperiksa oleh Pengadilan, baik atas

prakarsa sendiri dengan mengajukan permohonan, maupun atas

prakarsa hakim, dapat masuk dalam sengketa Tata Usaha Negara, dan

bertindak sebagai :

- Pihak yang membela haknya, atau

- Peserta yang bergabung dengan salah satu pihak yang bersengketa

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat dikabulkan

atau di tolak oleh Pengadilan dengan putusan yang dicantumkan

dalam berita.

(3) Permohonan banding terhadap putusan Pengadilan sebagaimana

dimaksud dalam ayat 2 tidak dapat diajukan tersendiri, tetapi harus

bersama-sama dengan permohonan banding terhadap putusan akhir

dalam pokok sengketa. Dalam Pasal 55 UU No. 5 Tahun 1986 jo

UU No. 9 Tahun 2004 disebutkan bahwa gugatan dapat diajukan

hanya dalam tenggang waktu Sembilan Puluh Hari (90 Hari)

terhitung sejak saat diterimannya atau diumumkannya keputusan

badan atau pejabat Tata Usaha Negara yang digugat.

Page 18: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

5

Adapun menurut hasil wawancara bersama Panitera Muda Hukum,

mengatakan bahwa :

“Sengketa Tata Usaha Negara di Indonesia masih memiliki jumlah

permasalahan yang tidak terlalu banyak, salah satu contoh

Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia yang masih minim akan

kasus sengketa Pemilihan Kepala daerah adalah Kota Jambi yang

berada di pulau Sumatera, Sengketa Tata Usaha Negara di Provinsi

Jambi masih terlalu sedikit jumlah kasus yang berkaitan dengan

Sengketa Pemilihan Kepala Daerah, salah satu contoh kasus yang

terbaru pada tahun 2013 ini yang berkaitan dengan Sengketa Tata

Usaha Negara adalah tentang Penyelesaian Sengketa Pemilihan

Kepala Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2013, yang ditetapkan di

Kerinci, pada tanggal 21 Mei 2013 terdapat dalam Putusan

Pengadilan Tata Usaha Negara Nomor : 15/G/2013/PTUN.JBI.5”

Para pihak dalam perkara ini adalah Emil Peria sebagai Penggugat,

melawan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci sebagai Tergugat,

sedangkan yang menjadi Objek Gugatan dalam perkara tersebut yaitu

Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci Nomor:

143/KPU.Kab-005.656382/XII/2012 Tanggal 4 Maret 20136

.Putusan

Hakim seharusnya dapat di pertanggungjawabkan, baik secara yuridis

normatif maupun secara yuridis akademis (doctrinal). Dalam praktik

terdapat beberapa putusan hakim yang menimbulkan persoalan yuridis,

salah satunya yakni dalam Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Nomor

15/G/2013/PTUN.JBI sehingga putusan di dalam pertimbangan hukum

tersebut perlu diteliti dan di telaah lebih lanjut, untuk kemudian dapat

dijadikan suatu pembelajaran.

Mengenai sengketa tata usaha negara tersebut, berikut hasil wawancara

dengan Panitera Muda Hukum, mengatakan bahwa:

5Wawancara Bersama Bapak Alqodar Panitera Muda Hukum Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) Jambi, tanggal 9 februari 2021, pada pukul 10.25 WIB 6Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Nomor 6 Tahun 2019

Page 19: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

6

“Adapun Sengketa Tata Usaha Negara mengenai Penyelesaian

Sengketa Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kerinci yang

dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci

Nomor:143/KPU.Kab-005.656382/XII/2012 bahwa berdasarkan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004, Pasal 53 ayat (1) berbunyi

“Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya

dirugikan oleh suatu keputusan Tata Usaha Negara dapat

mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang

yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang

disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah dengan atau tanpa

disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi7.

Emil peria sebagai penggugat dalam kasus Pemilihan kepala daerah

tersebut dapat memiliki cara untuk bisa melakukan terhadap tergugat dan

penggugat pun mempunyai alasan-alasan dalam mengajukan gugatannya

sebagaimana termaktub Pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 51

Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang berbunyi: ayat

(2) alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah : (a) Keputusan Tata Usaha Negara yang

digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, (b) Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan

dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik8. Bahwa terkait proses

Administrasi sengketa pemilihan kepala daerah Emil Peria telah sesuai

dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor :

02 Tahun 2013 dalam Kabupaten Kerinci telah melanggar Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 65 ayat (1) “Pemilihan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah persiapan sebagaimana dimaksud pada

ayat 1 : meliputi Huruf d Pembentukan Panwas, PPK, PPS, dan KPPS”.

Mengingat masa jabatan Bupati Kerinci akan berakhir dan berdasarkan

Surat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kerinci Nomor :

7Wawancara dengan Bapak Qadar Panitera Muda Hukum Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN) Jambi, tanggal 10 Februari 2021. Pada pukul 02.10 WIB 8Surat Putusan BAWASLU, Nomor 01 Tahun 2018 Tentang Peraturan KPU

Page 20: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

7

188/183/DPRD/2013 tentang berakhirnya masa jabatan Bupati Kerinci,

maka Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci in cassu tergugat perlu

menyiapkan langkah-langkah untuk menyelenggarakan Pemilihan kepala

daerah Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kerinci sebagaimana yang

diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Kepala Daerah, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011

Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 2005 Tentang Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan Peraturan Komisi Pemilihan

Umum Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Pedoman Teknis Pencalonan

Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah.

Bahwa Penggugat terhadap Tahapan Pembentukan Panitia Pemilihan

Kecamatan (PPK) dilaporkannya Kepada Panitia Pengawas Pemilu,

sehingga Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci in cassu Tergugat

dipanggil oleh Badan Pengawas Pemilu Provinsi Jambi umtuk dimintai

keterangan terkait dengan permasalahan tersebut, yang akhirnya keluarlah

Surat Badan Pengawas Pemilu Nomor : 91/Bawaslu.Jambi/IV/2013

meyatakan Laporan yang diberikan tidak memenuhi syarat formil dan

materil pengaduan pelaporan dan Laporan yang diberikan tidak memenuhi

unsur-unsur pelanggaran kode etik9.

Untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan

alat bukti surat yang bermaterai cukup yang diberi tanda bukti P-1 sampai

dengan P-17, dengan perinciannya P-1 : Pengumuman Komisi Pemilihan

Umum Kabupaten Kerinci Nomor : 143/KPU.Kab.005.656382/XII/2012,

Tanggal 19 Desember 2012, Tentang Pendaftaran Calon Anggota Panitia

Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan suara Pemilihan Umum

Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013 dalam Kabupaten Kerinci. P-2 :

Pengumuman Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci, Nomor :

9Putusan Komisi Pemilihan Umum, Nomor 961 Tahun 2008

Page 21: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

8

010.003/KPU-KAB/005.656382/I/2013, Tanggal 10 Januari 2013 Tentang

nama-nama 10 (sepuluh) besar hasil tes tertulis Calon Panitia Pemilihan

Kecamatan (PPK), Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Tahun

2013. P-3 : Pengumuman Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci,

Nomor : 016.00/KPU-KAB/005.656382/I/2013 Tentang nama-nama 5

(lima) besar hasil tes Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pemilihan

Umum Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013. P-4 : Keputusan Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci, Nomor : 02 Tahun 2013, tanggal 4

Maret 2013 Tentang Pembetukan dan Pengangkatan Panitia Pemilihan

Kecamatan (PPK) Pemilihan Bupati Wakil Bupati Tahun 2013 dalam

Kabupaten Kerinci. P-5 : Surat Panitia Pengawas Pemilihan Umum

Kabupaten Kerinci, yang ditujukan kepada KPUD Kabupaten Kerinci

Nomor : 31/Setkab/Panwaslu-Krc/2013, tanggal 5 Februari 2013 Tentang

Penundaan Pelaksanaan Tahapan.

Untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya pihak Tergugat telah

mengajukan alat bukti surat yang bermaterai cukup yang diberi tanda bukti

T-1 sampai dengan T-13 dengan perinciannya T-1 : Surat Kementerian

Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor.100/6502/OTDA/, tanggal 28

Desember 2011 yang ditunjukan kepada Sdr. Ketua KPU Kabupaten

Kerinci Perihal : Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah. T-2 : Surat

Gubernur Jambi No. S-800/4016/SETDA.PEM-4.2/IX/2012, Tanggal 29

September 2012 yang ditunjukan kepada Bupati Kerinci Tentang Alokasi

Dana Pemilihan Umum Kepala Daerah. T-3 :Berita Acara

No.01/BA/KPU-Krc/X/2012 tanggal 8 Oktober 2012 Tentang Penetapan

Tahapan, Program dan Jadwal Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kerinci

Tahun 2013. T-4 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Kerinci No. 01 Tahun 2012, tanggal 8 Oktober 2012 tentang Tahapan,

Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Kerinci Tahun 2013. T-5 : Kesepakatan bersama Rapat koordinasi

Page 22: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

9

persiapan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2013

tanggal 19 Februari 2013.10

Lembaga Pengadilan Tata Usaha Negara Nomor 51 Tahun 1986 tentang

Peradilan Tata Usaha Negara yang pada prinsipnya menyebutkan perihal

sifat dan akibat hukum dari suatu Keputusan Badan/Pejabat Tata Usaha

Negara yang digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara. Dalam setiap

kasus baik itu kasus sengketa Pilkada atau yang lain pasti memiliki

beberapa dampak negatif dan positifnya, salah satu dampak positif dari

kasus ini yaitu supaya jadi pembelajaran terhadap Penggugat dan

Tergugat.

Dalam kasus sengketa Pilkada ini terlebih banyak dampak negatifnya

yaitu karena kasus ini penggugat bernama Emil Peria, S.Ag dinyatakan

batal atau tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau

rehabilitasi.Sehingga penggugat harus menghadiri bahkan melalui

beberapa tahap untuk membuktikan bahwa putusan KPU itu mengalami

kekeliruan dan kesalahan. Tahapan-tahapan dalam sengketa pilkada yang

harus penggugat lalui diantara lain yaitu, ke bawaslu untuk melakukan

tahapan-tahapan dan pemeriksaan surat-surat dan bukti yang terkait,

meskipun di Bawaslu mengalami pemberitaan yang tidak baik yaitu

putusannya dibatalkan maka penggugat melanjutkan ke tahapan

Pengadilan Tata Usaha Negara untuk mendapatkan keadilan11

.Banyak hal

yang harus dilalui bahkan dihabiskan dalam kasus ini contohnya waktu,

tenaga, pikiran dan tentunya biaya, tahapan yang dilalui membutuhkan

waktu dan aturan-aturan sendiri dalam memeriksa, dan memutuskan suatu

perkara.

Sebelum melalui tahapan ke Pengadilan Tata Usaha Negara untuk

mendapatkan keadilan dan hak, Penggugat harus ke Bawaslu karena,

Bawaslu memiliki kewenangan dalam menangani sengketa Pilkada,

10

Putusan Nomor 15/G/2013/PTUN.JBI 11

UU No. 51 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Page 23: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

10

putusan Bawaslu adalah putusan yang berasal dari sengketa pemilu

contohnya : Penggugat menghadiri beberapa tahap untuk membuktikan

putusan KPU ini mengalami kekeliruan dan kesahalahan KPU, seharusnya

KPU sebagai salah satu lembaga negara yang memiliki tugas dan

wewenang atas pemilu seharusnya dapat memperbaiki tata cara dan

prosedur untuk menerima dokumen pendaftaran sesuai ketentuan Pasal

176 dan 177 Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 201712

. Secara

konkrit, Individual dan Final untuk menentukan keabsahan suatu putusan

Tata Usaha Negara, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci

seharusnya mempertimbangkan aspek, yakni aspek Prosedur, Aspek

Substansi, Aspek Wewenang serta asas-asas Umum Pemerintahan yang

baik, sehingga putusan yang dihasilkan dapat mengungkapkan kebenaran

materi serta dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Dampak negatif

yang ditimbulkan dari sengketa Pemilihan kepala daerah Kabupaten

Kerinci dan Emil Peria menjadi batal atau tidak sah dengan atau tanpa

disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi dalam Pemilihan Kepala

Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2013.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, terlihat

adanya personal yuridis mengenai keabsahan suatu Keputusan Tata Usaha

Negara (KTUN) dari aspek prosedur dalam kaitannya dengan prosedur

yang transparan dan partisipasi dalam sengketa Tata Usaha Negara

terhadap Komisi Pemilihan kepala daerah Kabupaten Kerinci.Berangkat

dari persoalan yuridis tersebut, Penulis bermaksud melakukan penelitian

yang menitik beratkan kepada aspek yuridis normatif, dan hendak

menuangkannya dalam bentuk Proposal dengan Judul “Kewenangan

Pengadilan Tata Usaha Negara Provinsi Jambi Dalam Penyelesaian

Sengketa Pemilihan Kepala daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2013.”

12

UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 176 dan 177 Tentang Undang-Undang

Pemilihan Umum

Page 24: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apa Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Dalam Proses

Pemeriksaan Penyelesaian Sengketa Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten

Kerinci ?

2. Apa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persidangan di Pengadilan

Tata Usaha Negara Dalam Penyelesaian Sengketa Pemilihan Kepala

Daerah Kabupaten Kerinci ?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas tersebut agar

tidak memperluas masalah yang dibahas yang menyebabkan pembahasan

menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah penulis buat

sebelumnya, maka penulis memberikan batasan masalah ini mengenai

Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Provinsi Jambi Dalam

Penyelesaian Sengketa Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kerinci Tahun

2013.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dengan melihat latar

belakang masalah dan rumusan masalah di atas sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara dalam

proses pemeriksaan penyelesaian sengketa pemilihan kepala daerah

kabupaten kerinci.

Page 25: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

12

2. Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi proses

persidangan di Pengadilan Tata Usaha Negara dalam penyelesaian

sengketa pemilihan kepala daerah kabupaten kerimci.

E. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikaan program studi

stratasatu (S1) dalam Jurusan Hukum Tata Negara pada Fakultas Syariah

UIN STS JAMBI.

2. Untuk menjelaskan apa kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara

dalam proses pemeriksaan penyelesaian sengketa pemilihan kepala

daerah Kabupaten Kerinci.

3. Untuk menjelaskan apa faktor-faktor yang mempengaruhi proses

persidangan di Pengadilan Tata Usaha Negara dalam penyelesaian

sengketa pemilihan kepala daerah kabupaten kerinci.

4. Untuk memperdalam ilmu yang telah dipelajari dalam Jurusan Hukum

Tata Negara pada Fakultas Syariah UIN STS JAMBI.

F. Kerangka Teori

Peradilan Tata Usaha Negara sebagai salah satu pelaku kekuasaan

kehakiman, merupakan lingkungan peradilan yang berdiri sendiri, terpisah

dari Peradilan Umum, Peradilan Militer dan Peradilan Agama, sesuai dengan

ketentuan pasal 10 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004

tentang Kekuasaan Kehakiman13

.

1. Teori Kewenangan

Kewenangan memiliki kedudukan penting dalam kajian Hukum Tata

Negara dan Hukum Administrasi. Menurut Bagir manan wewenang dalam

bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan (Macht). Kekuasaan hanya

13

Undang-Undang Nomor 4 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Page 26: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

13

menggambarkan hak untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat

sesuatu.Dalam hukum, kewenangan sekaligus berarti hak dan kewajiban

(Rechteen en plichteen). Dalam kaitan otonomi daerah hak mengandung

pengertian kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana

mestinya14

.

2. Teori Negara Hukum Rechtstat

Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa “Negara Indonesia negara

hukum”.Negara hukum dimaksud adalah negara yang menegakan

supermasi hukum untuk menegakan kebenaran dan keadilan dan tidak ada

kekuasaan yang tidak di pertanggungjawabkan15

.

Sedangkan yang dimaksud dengan due process of law yang substansif

adalah suatu persyaratan yuridis yang menyatakan bahwa pembuatan suatu

peraturan hukum tidak boleh berisikan hal-hal yang dapat mengakibatkan

perlakuan manusia secara tidak adil, tidak logis dan sewenang-

wewenang.Kewenangan Pengadilan untuk menerima, memeriksa,

memutus dan menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya yang

dikenal dengan kompetensi atau kewenangan mengadili.

PTUN mempunyai kompetensi menyelesaikan Sengketa Tata Usaha

Negara di tingkat pertama.Sedangkan Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara (PT.TUN) untuk tingkat banding. Akan tetapi untuk sengketa-

sengketa Tata Usaha Negara yang harus di selesaikan terlebih dahulu

melalui upaya administrasi berdasarkan Pasal 48 Undang-Undang No. 5

Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 maka PT.TUN merupakan badan

Peradilan tingkat pertama. Terhadap putusan PT.TUN tersebut tidak ada

upaya hukum banding melainkan kasasi. Peradilan Tata Usaha Negara

14

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara. UII Press, (Yogyakarta: 2002) 15

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Panduan Pemasyarakatan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (Sesuai dengan urutan Bab, Pasal dan

Ayat), Sekretaris Jendral MPR RI, (Jakarta, 2010), hlm. 46.

Page 27: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

14

sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman, merupakan lingkungan

peradilan yang berdiri sendiri, terpisah dari Peradilan Umum, Peradilan

Militer, dan Peradilan Agama, sesuai dengan ketentuan Pasal 10 ayat (1)

dan (2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan

Kehakiman16

.

Kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara menurut Undang-Undang

PTUN jauh lebih sempit dari pembatasan yang dibuat.Tidak semua

perkara yang pokok sengketanya dalam lapangan hukum publik (Hukum

Administrasi Negara) termasuk dalam kompetensi Peradilan Tata Usaha

Negara. Secara teoritis, realisasi Perbuatan Tata Usaha Negara (Perbuatan

Administrasi Negara) dapat digolongkan dalam tiga hal yaitu :

Mengeluarkan Keputusan, mengeluarkan Peraturan, dan melakukan

perbuataan materil.Adanya suatu sengketa dalam bidang Administrasi

Negara (Pejabat TUN) yang terdiri dari tiga hal tersebut. Artinya tanpa

adanya perbuatan Administrasi (termasuk di dalamnya tindakan pasif),

tentu saja tidak akan mungkin terjadi sengketa Administrasi Negara

tersebut mana kala dianggap merugikan rakyat pencari keadilan, maka

penyelesaian sengketa di pengadilannya masuk dalam beberapa

kompetensi peradilan.Sengketa/Perkara akibat di keluarkannya regeling

(Peraturan Perundang-Undangan) diselesaikan di Mahkamah Agung untuk

peraturan Perundang-Undangan dan Mahkamah Agung untuk Sengketa

yang timbul akibat perbuatan materil diselesaikan di Pengadilan Tata

Usaha Negara.Dengan catatan tidak semua keputusan yang dibuat oleh

Pejabat TUN dapat diselesaikan di PTUN.Artinya ada pembatasan-

pembatasan tersebut yang dibuat oleh UU PTUN. Wewenang Peradilan

Tata Usaha Negara adalah Mengadili Sengketa Tata Usaha Negara antara

orang badan Hukum Perdata dengan badan atau Pejabat Tata Usaha

Negara, baik dipusat maupun di daerah sebagai akibat dikeluarkannya

Keputusan Tata Usaha Negara.

16

Undang-Undang Nomor 4 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Page 28: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

15

Adapun kerangka teori kewenangan sebagai dasar atau landasan teoritik

pada penelitian skripsi ini, karena kewenangan Pengadilan Tata Usaha

Negara dalam memutus sebuah perkara tidak terlepas dari teori

kewenangan yang di dalamnya memuat ajaran tentang jenis dan sumber

kewenangan.Jenis kewenangan meliputi kewenangan terikat dan

kewenangan bebas. Sedangkan sumber-sumber kewenangan, antara lain:

atribusi, delegasi dan mandat.Atribusi kewenangan harus dilandasi oleh

ketentuan hukum yang ada (konstusi), sehingga kewenangan merupakan

kewenangan yang sah. Wewenang bagi pejabat atau organ (institusi)

pemerintahan itu dibagi yaitu: Kewenangan yang bersifat atributif

(orisinil), kewenangan yang bersifat non atributif (non orisinil).

Pelimpahan wewenang secara delegasi, adalah pelimpahan wewenang

pemerintah dari satu organ pemerinitahan kepada organ pemerintahan

yang lain (delegatie : overdrach van een bevoegheid van het ene

bestuurorgaan aan een ander) yang beralih adalah seluruh wewenang dari

delegans, maka yang bertanggung jawab sepenuhnya adalah delegataris.

Dalam pelimpahan wewenang secara mandate terjadi ketika organ

pemerintah mengizinkan kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas

namanya (mandat :eenbestuurorgaan laat zijn bevoegheid namens hem

uitoefenen door een ander), mandate yang beralih hanya sebagian

wewenang, pertanggungjawaban tetap pada mandat.Atribusi, delegasi dan

mandate adalah bentuk kewenangan organ (institusi) pemerintah yang

dikuatkan oleh hukum positif guna mengatur dan

mempertahankannya.Tanpa kewenangan tidak dapat dikeluarkan suatu

keputusan yuridis yang benar17

.

Maupun kerangka teori kewenangan atau wewenang adalah kekuasaan

hukum, hak untuk memerintah atau bertindak, hak atau kekuasaan pejabat

publik untuk mematuhi aturan hukum dalam lingkup melaksanakan

17

F.A.M Stroink dalam Abdul Rasyid Thalib, wewenang mahkamah konstitusi dan

aplikasinya dalam sistem ketatanegaraan republik Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,

2006.hal. 209

Page 29: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

16

kewajiban publik.Konsep kewenangan dalam hukum administrasi negara

berkaitan dengan asas legalitas, asas ini merupakan salah satu prinsip

utama yang dijadikan sebagai bahan dasar dalam setiap penyelenggaraan

pemerintah dan kenegaraan di setiap negara hukum terutama bagi negara-

negara hukum yang menganut sistem hukum eropa continental.Asas ini

dinamakan juga kekuasaan undang-undang (de heerschappij van de

wet)18

.Asas ini dikenal juga didalam hukum pidana (nullum delictum sine

previa lege peonale) yang berarti tidak ada hukuman tanpa undang-

undang. Di dalam hukum administrasi negara asas legalitas ini mempunyai

makna dat het bestuur aan wet is onderworpnen, yakni bahwa pemerintah

tunduk kepada undang-undang. Asas ini merupakan sebuah prinsip dalam

negara hukum.

Adapun kerangka teori negara hukum rechtstat negara hukum pertama

sekali dikemukakan oleh platokemudian dipertegas oleh aristoteles.

Menurut plato penyelenggaraan pemerintah yang baik adalah yang diatur

oleh hukum. Selanjutnya konsep tersebut dipertegas oleh aristoteles

dengan menyatakan bahwa negara yang baik adalah negara yang

diperintah dengan konstitusi dan berkedaulatan hukum19

, dalam

perkembangannya negara hukum dibagi kedalam empat yaitu negara

polis/polizei staat, negara hukum liberal, negara hukum formal dan negara

hukum materil. Menurut Padmo Wahdjono, dalam kepustakaan Indonesia

istilah negara hukum merupakan terjemahan langsung dari rechtstat. Istilah

lain yang muncul adalah the rule of lawa yang merupakan pemikiran dari

Albert Van Dicey.

Adapun pengertian negara hukum belum terdapat kesamaan pendapat

antara sarjana hukum sampai adanya perumusan gagasan yuridis tentang

gagasan konstitualisme yang dicapai pada abad ke-19 dan ke-20 yang

18

Eny Kusdarini, Dasar-Dasar Hukum Administrasi Negara dan Asas-Asas Umum 19

Nimatul Huda, Negara Hukum, Demokrasi Dan judicial Review, UII Press

Page 30: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

17

ditandai dengan istilah rechtstaat dan rule of law tersebut, pada masa ini

disebut negara hukum klasik atau formal dengan cirinya masing-masing20

.

Menurut Philipus M Hadjon seperti yang dikutip Ridwan HR perbedaan

konsep rechstaat dan rule of law adalah konsep rechstaat bertumpu atas

sistem hukum continental yang disebut dengan civil law atau modern

roman law, sedangkan konsep rule of law bertempu pada sistem hukum

common law, karakteristik civil law adalah administratif sedangkan

karakteristik common law adalah judicial21

.Mahfud MD menerjemahkan

bahwa supremasi hukum yang dimaksud adalah tidak boleh ada

kesewenang-wenangan sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika

melanggar hukum. Kedudukan yang sama didepan hukum bagi rakyat

biasa maupun pejabat, dan terjaminya hak asasi manusia oleh undang-

undang dan keputusan-keputusan pengadilan22

.

Berkaitan dengan konsep negara hukum, Bagir manan berpendapat

bahwa teori berdasarkan hukum secara resmi mengandung makna bahwa

hukum adalah berdaulat (supreme) dan berkewajiban bagi setiap

penyelenggara negara atau pemerintahan untuk taat pada hukum (subject

to the law) dan tidak ada kekuasaan diatas hukum (above the law) tetapi

kekuasaan yang ada dibawah hukum (under the law).Hal ini mempunyai

arti bahwa tidak boleh ada kekuasaan sewenang-wenang (arbirity power)

atau menyalahgunakan kekuasaan (misuse of power) dalam menjalankan

kekuasaan.

20

Moh Mahfud MD, Demokrasi Dan Kontitusi Di Indonesia, PT Rineka Cipta, Jakarta,

2000, hlm. 27 21

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm.

4 22

Adi Sulistiyono, Negara Hukum : Kekuasaan, Konsep dan Paradigma Moral, LPP

UNS dan UNS Press, Surakarta, 2008, hlm.42-43

Page 31: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

18

G. Tinjauan Pustaka

Ketika penelitian dilakukan pasti terlebih dahulu penulis melakukan

penelitian kepustakaan serta menelusuri masalah yang terjadi di lapangan

untuk menghadiri terjadinya pengulangan dengan membahas permasalahan

yang sama atau hampir sama dengan seseorang maka dari itu penulis akan

memaparkan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian

ini, sebagai berikut:

1. Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Dalam Penyelesaian

Sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah Oleh : Grace. Metode

Penelitian skripsi ini menggunakan metode yuridis normatif, yuridis

normative adalah metode yang berdasarkan bahan hukum utama dengan

cara menelaah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas serta peraturan

perundang-undangan.Temuan dari skripsi ini bahwa sengketa pemilu

yang diselesaikan dalam skripsi ini lebih menggunakan aturan

kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara dalam menyelesaikan

sengketa pemilu kepala daerah, Tahun 2012 Jurusan IImu Hukum

Fakultas Hukum Universitas Pancasila23

.

2. Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Dalam Mengadili Sengketa

Pemilihan Umum Kepala Daerah Oleh : Moch.Iqbal. Metode penelitian

skripsi ini adalah yuridis normatif sedangkan pendekatan masalah yaitu

dengan menggunakan Undang-Undang dan Konseptual. Metode

pengumpulan bahan hukum yang digunakan adalah sumber bahan hukum

primer, sumber bahan hukum sekunder, dan bahan non hukum serta

analisa bahan hukum, Tahun 2011 Jurusan IImu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Jember24

.

3. Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Dalam Sengketa Pemilihan

Kepala Daerah yang bersifat Administratif Oleh : Priyan Afandi.

23

Grace, Skripsi kewenangan pengadilan tata usaha negara dalam penyelesaian sengketa

pemilihan umum kepala daerah Fakultas Hukum Universitas Pancasila Tahun 2012 24

Moch.Iqbal, Skripsi kewenangan pengadilan tata usaha negara dalam mengadili

sengketa pemilihan umum kepala daerah Fakultas Hukum Universitas Jember Tahun 2011

Page 32: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

19

Metodepenelitian skripsi yang digunakan ini adalah empiris dan normatif,

metode empiris adalah metode yang digunakan dengan cara mengali

informasi dan melakukan penelitian di lapangan. Sedangkan metode

normatif adalah metode yang dilakukan dengan cara mempelajari bahan-

bahan yang berasal dari perpustakaan dan perundang-undangan yang

berkaitan.Temuan dari skripsi ini adalah keputusan yang dikeluarkan

mempunyai akibat hukum perdata serta bersifat individual konkrit dan

final antara keputusan KPU tentang penyelesaian sengketa Pemilihan

Umum Kepala Daerah, Tahun 2017 Jurusan Hukum Administrasi Negara

Fakultas Hukum Universitas Lampung25

.

Adapun yang membedakan tulisan orang dengan penelitian peneliti bahwa,

saya terfokus kepada kewenangan pengadilan tata usaha negara provinsi jambi

dalam penyelesaian sengketa pemilihan kepala daerah kabupaten kerinci tahun

2013.

25

Priyan Afandi, Skripsi kewenangan pengadilan tata usaha negara dalam sengketa

pemilihan kepala daerah Fakultas Hukum Universitas Lampung Tahun 2017

Page 33: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

20

BAB II

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode penelitian sosial dengan teknik analisis sosial dengan

pendekatan kualitatif yang di paparkan dengan teknik analisis

eksploratif.Metode empiris merupakan salah satu jenis penelitian sosial atau

penjelasan mengenai konsep atau pola yang digunakan dalam penelitian

ini.Maka dari itu, cirri-ciri metode eksploratif adalah dengan memusatkan diri

pada pemecahan masalah yang ada, masalah-masalah yang ada aktual dan

kemudian data yang dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi di

lapangan disusun, dijelaskan dan di analisis sehingga memperoleh sebuah

kesimpulan.

Dengan pendekatan ini di harapkan temuan-temuan dapat diempresasikan

secara lebih rinci, lebih jelas dan lebih akurat.Oleh karena itu untuk

kesempurnaan kajian ini, maka peneliti ini harus dilakukan secara lebih

utuh.Maksudnya dalam penelitian ini harus menggunakan kata-kata yang baik

dan ilmiah berdasarkan arsip dan data dari Pengadilan Tata Usaha Negara

Jambi maupun temuan-temuan dilapangan tanpa dicantumkan agar data jelas

dan akurat dalam kajian ini.

Dalamkajian ini, penulis berusaha mendeskripsikan mengenai

Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi Dalam Penyelesaian

Sengketa Pemilihan Kepala Daerah sesuai dengan peraturan dan asas-asas

hukum.

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat penelitian dilakukan. Dengan

ditetapkan di lokasi dalam penelitian akan lebih mudah untuk mengetahui

Page 34: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

21

tempat dimana suatu penelitian dilakukan. Tempat dilaksanakannya

penelitian ini adalah di kantor Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

BersamaHakim dan Panitera Muda Hukum

2. Waktu Penelitian

Mengingat dan menimbang segala kekurangan baik dari keterbatasan

waktu,tenaga, pikiran, moral dan materi pada diri penelitian maka waktu

penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 2 (dua) Bulan yaitu mulai

tanggal 9 Februari 2021 sampai dengan 15 Maret 2021.

B. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis Penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian yang

berbentuk kualitatif, yang dilihat dari proses pelaksanaan kewenangan

Pengadilan Tata Usaha Negara berdasarkan Undang-Undang Pemilihan

Kepala Daerah.Kegiatan penelitian ini dilakukan sejak disahkannya judul

penelitian ini dan lokasi penelitian adalah di Pengadilan Tata Usaha Negara

Provinsi Jambi dan dengan Panitera Muda Hukum adapun jenis dan sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder.Pernyataan ini bersifat positif dan negatif.26

a. Data Primer

Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian,

yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi

objek penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh

di lapangan.27

Dalam penelitian ini, data primernya diperoleh secara langsung

melalui wawancara kepada Hakimdan Panitera Muda Hukum,

mewawancarai Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 10Tahun 2016

26

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Raja Grafindo Persabda

2018), hlm. 115 27

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi), cet ke 2 (Jambi: Syariah dan

Fakultas Syariah UIN STS Jambi, 2014), hlm. 34

Page 35: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

22

Tentang Pemilihan Kepala Daerah dan Peraturan Mahkamah Agung

Nomor 5 Tahun 2017 Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses

Pemilihan Umum.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang

diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data

ini diperoleh dengan menguntip dari sumber lain, sehingga tidak

bersifat authentik, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga

dan seterusnya.

Adapun yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian

dokumen ini tersebut adalah:

1. Media Cetak yang terkait dengan penelitian ini.

2. Foto yang terkait dengan penelitian ini.

3. Internet yang berkaitan dengan penelitian ini.

C. Sifat Penelitian

Penulisan ini bersifat eksploratif.Penelitian empiris adalah penelitian yang

memberikan sedikit defenisi atau penjelasan mengenai konsep dan pola yang

digunakan dalam penelitian.Sifat penelitian eksploratif adalah kreatif,

fleksibel, terbuka, dan semua sumber dianggap penting sebagai sumber

informasi.Sedangkan penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat

membandingkan.Penelitian ini di lakukan untuk membandingkan persamaan

dan perbedaan dua atau lebihnya fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti

berdasarkan kerangka pemikiran tertentu28

.

D. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tentang riset yang bersifat eksploratif

dan cenderung menggunakan analisa serta semua sumber dianggap penting

sebagai sumber informasi.Landasan teori di manfaatkan sebagai pemandu

28Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press), hlm 51-52

Page 36: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

23

agar fokus penelitian dengan fakta di lapangan.Adapun pendakatan yang

digunakan dalam pengumpulan data ini menggunakan pendekatan yuridis

normatif. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan

berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-

konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang

berhubungan dengan penelitian ini (yang merupakan data sekunder) dengan

data primer diperleh di lapangan.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian. Instrumen yang digunakan untuk

menjaga akurasi penelitian dan hasilnya pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Riset Pustaka

Riset pustaka penulis lakukan dengan analisis dari beberapa

sumber literature-literature yang berkaitan dengan yang diteliti ini

baik berupa buku, koran, majalah, jurnal maupun tulisan-tulisan lain

dianggap penting dalam mendukung penelitian ini.

2. Riset Lapangan

a. Wawancara

Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mentah dari

informan, sehingga data ditemukan data baru yang tidak terdapat

dalam dokumen.Yang dapat di wawancarai atau yang menjadi respon

dalam penelitian ini.

Oleh karena itu dalam melaksanakan wawancara perlu diajukan

hubungan yang baik antar penulis dengan informan agar di peroleh

data dan informasi yang akurat dan untuk mendapatkan data yang

tepat dan terperinci, maka pertanyaan dalam wawancara di buat

Page 37: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

24

secara terstruktur29

.Metode wawancara ini digunakan untuk

memperoleh data atau informasi langsung melalui tanya jawab.

Peneliti melakukan wawancara ini di Kantor Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi bersama Panitera Muda Hukum.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah sejumlah dokumen-

dokumen berupa tulisan, gambar, dan karya-karya momumental

seseorang yang telah di keluarkan oleh orang lain ataupun badan

legislative pemerintah, kebijakan-kebijakan pemerintah, catatan

hasil musyawarah, dan tulisan-tulisan sesuai penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menegogaisasikan data, menjelaskan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana

yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain. Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh

Sugioyono analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan bahan-

bahan lain30

. Sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain.

Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data yang satu

dengan data yang lain.Fakta atau informasi tersebut kemudian di seleksi dan

di kembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna. Data

yang telah diperoleh akan dianalisis pada tahap ini sehingga dapat ditarik

kesimpulan. Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan langsung

secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jelas.

29

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2014), hlm. 38 30

Suharsimi, Metode Penelitian Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta 2009), hlm.

240

Page 38: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

25

Teknis analisis data penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengatur

data-data tersebut secara sistematis. Teknik analisis data merupakan salah

satu prosedur akhir untuk mendapatkan hasil yang tepat dari persoalan yang

diteliti. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah data-data dari

sumber kedua akan disaring, kemudian dikategorikan untuk memudahkan

mendapatkan informasi yang sesuai dengan penelitian.

Teknik analisis dalam penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengatur

data-data secara sistematis. Teknik analisis data merupakan salah satu

prosedur akhir untuk mendapatkan hasil yang tepat dari persoalan yang

diteliti.Dalam pendekatan lain, analisis data kualitatif dapat dilakukan dengan

caradata reduction (reduksi data), data display (penyajian data), serta making

conclusion (penarikan kesimpulan).

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pkok, dan

memfokuskan pada hal-hal yang penting, sebelum melakukan reduksi

data, dilakukan tahap pengumpulan data.Pengumpulan data melalui

data wawancara dilakukan terhadap jawaban yang diwawancarai

sehingga diperoleh data yang kredibel, proses pengumpulan data dan

analisis data dilakukan secara interaktif sehingga diperoleh data yang

jelas. Dokumentasi yang berhubungan dengan proses pembelajaran

dikumpulkan sebagai data pelengkap. Data yang telah dikumpulkan

dari wawancara dan dokumentasi difokuskan pada hal-hal penting

yang ingin dicari. Data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan memudahkan penelitian untuk

melaksanakan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila

diperlukan31

.

2. Penyajian Data

Setelah melakukan reduksi data langkah selanjutnya adalah

penyajian data sebagai sekumpulan data/informasi tersusun yang

31

Ali, Zainudin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2016)

Page 39: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

26

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.Sajian data merupakan upaya penelitian untuk

mendapatkan gambaran dari data yang telah diperoleh serta

hubungannya dengan fokus penelitian yang dilaksanakan, untuk itu

sajian data dapat dibuat dalam bentuk matriks, grafik, tabel dan lain

sebagainnya.Penyajian data mengenai data dari Pengadilan Tata

Usaha Negara Jambi dan Panitera Muda Hukum32

.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan suatu kegiatan dan konfigurasi yang

utuh.Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

dalam pikiran menganalisis dengan menulis suatau tinjaun ulang pada

catatan.Menarik kesimpulan penelitian, baik kesimpulan sementara

dapat dibuat terhadap setiap data dibuat terdapat setiap data yang

ditemukan pada saat penelitian sedang berlangsung dan kesimpulan

akhir dapat dibuat setelah seluruh data dianalisis.Hasil penyajian data

bisa diambil kesimpulan tentang temuan lapangan dan menyesuaikan

dengan teorinya yang telah disusun sebelum penelitian dilakukan33

.

32

Marzuki, Peter Mahmud Penelitian Hukum, (Jakarta: Prenada Media, 2005) 33

Soerjono Soekanto, op cit. hlm. 11

Page 40: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

27

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab yang masing-masing

berisikan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan dan keginaan penelitian, kerangka teori,

tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN yang terdiri dari sub bab sebagai

beriktu: jenis penelitian, sifat penelitian, pendekatan penelitian, metode

pengumpulan data, wawancara, dokumentasi, teknik analisis data, sistematika

penulisan dan jadwal penelitian.

BAB III GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIANyang

terdiri dari sub bab sebagai berikut : sejarah Pengadilan Tata Usaha Negara

Jambi, sekilas tentang Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Visi dan Misi

Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Tugas Wewenang dan Fungsi

Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi serta Struktur Organisasi.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN yang terdiri dari

sub bab sebagai berikut: proses pemeriksaan Pengadilan Tata Usaha Negara

dalam penyelesaian sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten

Kerinci, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses persidangan di

Pengadilan Tata Usaha Negara dalam penyelesaian sengketa Pemilihan

Umum Kepala Daerah Kabupaten Kerinci.

BAB V PENUTUP yang terdiri dari sub bab sebagai berikut: kesimpulan

dan saran.

H. Jadwal Penelitian

Untuk memuaskan penelitian dalam melakukan penelitian dilapangan

maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel

jadwal penelitian sebagai berikut:

Page 41: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

28

No Kegiatan

Tahun 2020-2021

September Oktober November Desember Januari Februari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

Judul

x

2 Pembuata

n

Proposal

x

3 Perbaikan

Proposal

Dan

Seminar

x

4 Surat Izin

Riset

x

5 Pengump

ulan

Data

x

6 Pengolaha

n

Analisis

Data

x

7 Pembuata

n

Laporan

x

8 Bimbinga

n dan

Perbaikan

x

9 Agenda

dan

Ujian

Skripsi

x

10 Perbaikan

dan

Penjilidan

x

Page 42: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

29

BAB III

GAMBAR UMUM LOKASI PENELITIAN PTUN JAMBI

A. Sejarah Pengadilan Tata Usaha NegaraJambi

Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi dibentuk dengan Keputusan

Presiden Nomor 2 Tahun 1997 tanggal 29 Januari 1997 dan diresmikan

pemakainnya oleh Menteri Kehakiman Prof.Dr.H.Muladi, SH pada

tanggal 30 Oktober 1998. Secara fisik (gedung kantor) Pengadilan Tata

Usaha Negara Jambi yang dibangun berdasarkan DIP Pusat/APBN Tahun

Anggaran 1995/1996 Nomor : 091/XII/3/-/1995 tanggal 28 Maret 1995

terletak di Jalan Kol.M.Kukuh No.1 Kotabaru, Jambi. Susunan organisasi

dan Tata Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

ditetapkan dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor :

KMA/SK/III/1993 tanggal 5 Maret 1993, sedangkan Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Kesekretariatan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.02-

PR.07.02 Tahun 1991 tanggal 14 Februari 1991.34

Kota Jambi adalah sebuah kota di Indonesia sekaligus merupakan Ibu

Kota Provinsi Jambi, Indonesia. Kota Jambi di belah oleh Sungai yang

bernama Batanghari, kedua kawasan tersebut terhubung oleh jembatan

yang bernama Jembatan AurDuri.Lambang Kota Jambi berbentuk perisai

dengan bagian yang meruncing di bawah dikelilingi tiga garis bawah

warna bagian luar putih, tengah berwarna hijau, dan bagian luar berwarna

putih.Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bagian atas lebih besar

dan di dalamnya tercantum tulisan “Kota Jambi” yang melambangkan

nama daerah dan diapit oleh dua bintang bersudut lima berwarna putih. Itu

melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri

34

Dokumen Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi Tahun 1998

Page 43: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

30

atas berbagai suku dan agama, memiliki keimanan kepada Tuhan yang

Maha Esa.

Semboyan Kota Jambi adalah Tanah pilih Pusako Betuah secara

filosofi mengandung pengertian bahwa Kota Jambi sebagai pusat

pemerintahan kota sekaligus sebagai pusat sosial, ekonomi, kebudayaan,

mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu,

keluarga, dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas ;

berpegang teguh dan terikat pada nilai-nilai adat istiadat dan hukum adat

serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kota Jambi berdiri

pada tanggal 28 Mei 1401 dan dibentuk sebagai pemerintah daerah

otonom kotamadya berdasarkan ketetapan Gubernur Sumatera Nomor

103/1946, tanggal 17 Mei 1946.

B. Visi dan Misi Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

1. Visi :

Terwujudnya Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi yang Agung

2. Misi :

a. Menjaga kemandirian badan peradilan.

b. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari

keadilan.

c. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan.

d. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.35

C. Tugas Wewenang dan Fungsi Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

1. Tugas dan Wewenang

a. Menerima, Memeriksa, Memutus dan Menyelesaikan Sengketa Tata Usaha

Negara (TUN) pada Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi (PTUN Jambi),

Dengan Berpedoman pada Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986 jo.

Undang-Undang Nomor : 9 Tahun 2004 jo. Undang-Undang Nomor : 51

35

Dokumen Pengadilan Tata Usaha Negara Tahun 1998

Page 44: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

31

Tahun 2009 dan Ketentuan dan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

lain yang bersangkutan, Serta Petunjuk-Petunjuk dari Mahkamah Agung

Republik Indonesia (Buku Simplemen Buku 1, Buku II, SEMA, PERMA,

dll).

b. Meneruskan Sengketa-Sengketa Tata Usaha Negara (TUN) ke Pengadilan

Tata Usaha Negara (PTUN) dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

(PT.TUN) yang Berwenang.

c. Peningkatan Kualitas dan Profesionalisme Hakim pada Pengadilan Tata

Usaha Negaa Jambi (PTUN Jambi), Seiring peningkatan Integritas Moral

dan Karakter Sesuai Kode Etik dan Tri Prasetya Hakim Indonesia, Guna

Tercipta dan dilahirkannya Putusan-Putusan yang dapat

Dipertanggungjawabkan Menurut Hukum dan Keadilan, serta memenuhi

Harapan Para pencari Keadilan (Justiciabelen).

d. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat terhadap Lembaga Peradilan

Guna Meningkatkan dan Memantapkan Martabat dan Wibawa Aparatur

dan Lembaga Peradilan, Sebagai Benteng terakhir Tegaknya Hukum dan

Keadilan, sesuai Tuntutan Undang-Undang Dasar 1945.

e. Memantapkan Pemahaman dan Pelaksanaan Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, sesuai

Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor :

KMA/012/SK/III/1993, tanggal 5 maret 1993 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan

Pengadilan Tinggi Usaha Negara (PT.TUN).

f. Membina Calon Hakim dengan Memberikan Bekal Pengetahuan di Bidan

Hukum dan Administrasi Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) agar

menjadi Hakim yang Profesional.

2. Fungsi

a. Melakukan pembinaan Pejabat Struktural dan Fungsional serta

Pegawai lainnya, baik menyangkut Administrasi, Teknis, Yustisial

maupun Administrasi Umum.

Page 45: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

32

b. Melakukan Pengawasan atas Pelaksanaan Tugas dan Tingkah Laku

Hakim dan Pegawai lainnya.

c. Meyelenggarakan sebagian Kekuasaan Negara di bidang Kehakiman.36

D. Struktur Organisasi

Adapun susunan struktur organisasi Pengadilan Tata Usaha Negara

Jambi dan struktur Persidangan Putusan 15/G/2013/PTUN.JBI sebagai

berikut:

Tabel 1.2

STRUKTUR ORGANISASI PROFIL

PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI37

1. Profil Struktur organisasi Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi.

36

http://www.ptun-jambi.go.id/index.php/tentang-pengadilan/2015-06-22-15-58-25 37

Buku Profil Pengadilan Tata Usaha Negara

Page 46: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

33

2. Profil Persidangan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

15/G/2013/PTUN.JBI.

Tabel 2.1

PERSIDANGAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

JAMBI

15/G/2013/PTUN.JBI38

38

Dokumen Pengadilan Tata Usaha Negara Tahun 2013

HAKIM KETUA MAJELIS

IRHAMTO, S.H

HAKIM ANGGOTA I

MUHAMMAD ALI, S.H

HAKIM ANGGOTA II

FEBBY FAJRURRAHMAN, S.H

PANITERA

IIN RAHMAWATI, S.H., M.H

PENGGUGAT

EMIL PERIA, S.Ag

TERGUGAT

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN KERINCI

KUASA HUKUM

KUASA HUKUM

MAIFUL EFENDI, S.H., M.H

INDRA LESMANA, S.H

Page 47: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

34

Tabel 2.2

STRUKTUR STAF DAN PEGAWAI

PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI39

3. Profil Staf dan Pegawai Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi.

No Nama

Jabatan di Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi

1. Irna, S.H., M.H Ketua

2. Muhammad Arief Pratomo, S.H., M.H Wakil Ketua

3. Devyani Yuli Kusnadi, S.H

Hakim

4. A. Taufiq Kurniawan, S.H., M.H

5. Aslamia, S,H

6. Ichsan Eko Wibowo, S.H

7. Rinaldi Rosba, S.H

8. Lailaturrahmah, S.H

9. Lasmiati, S.H Sekretaris

10. Miskini, S.H., M.H Panitera

11. Alkodar, S.H., M.H Panitera Muda Hukum

12. Parulian Simarmata, S.H., M.H Panitera Muda Perkara

39Dokumen Pengadilan Tata Usaha Negara Tahun 2020

Page 48: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

35

11 Iin Rahmayanti, S.H., M.H

13. Yoshita Mage, S.H., M.H

14. Ronald Hermanto, S.H., M.H Panitera Pengganti

15. Rusianto, S,H

16. Ronaldo, S.H., M.H

14. Toto Subroto, S.H Jurusita Pengganti

15. Rizki Arianto, S,H Kepala Sub. Perencanaan TI dan

Pelaporan

16. Fransisca Hutagalung, S.E Kepala Sub. Kepegawaian, Organisasi

Dan Tata Laksana

17. Maya Sari, S.E., M.H Kepala Sub. Umum dan Keuangan

18. Laksono Pengadministrasi Persuratan

19.. Cici Amelia Sari, S.E Staf/Analisis SDM Aparatur

20. Eka Hernani

Tenaga Honorer

21. Aripin Zuardi

22. Sispadina, S.E

23. Ginta Murli, S.E

24. Winarto

25. Alexander, S.E

Page 49: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

36

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Dalam Proses

Pemeriksaan Penyelesaian Sengketa Pemilihan Kepala Daerah

Kabupaten Kerinci

Kewenangan adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah

orang lain untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu,

kewenangan biasanya dihubungkan dengan kekuasaan40

.Penggunaan

kewenangan secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektivitas

organisasi.Setiap masyarakat memiliki hak politik dan itu termasuk dari

HAM (Hak Asasi Manusia) dan sikap tersebut dari simbol negara

Indonesia yaitu Pancasila 1945. Hak politik sebagai bagian dari hak asasi

manusia, hak yang memberikan suara atau sebagai orang yang dipilih dan

setiap orang berhak melaporkanatau bahkan melanjutkan tindakan

kecurangan dalam proses memberikan suara atau bahkan menjadi orang

yang dipilih oleh masyarakat.Pengadilan yang bisa mengembalikan hak

berpolitik setiap masyarakat dan individu adalah Pengadilan Tata Usaha

Negara.

Pengadilan Tata Usaha Negara memiliki kewenangan untuk memeriksa,

memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara sebagai akibat

dikeluarkannya keputusan tata usaha negara oleh badan atau pejabat tata

usaha negara baik di tingkat pusat maupun daerah.

Adapun hasil wawancara ini bersama Panitera Muda Hukum,

mengatakan bahwa:

40

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia, Diakses Tanggal 02-04-

2020

Page 50: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

37

“Pemeriksaan ini adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan

mengolah data, keterangan, dan bukti yang dilaksanakan secara

objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan.

Tujuan pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan

kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain, pemeriksaan dalam

bentuk pemeriksaan persiapan dan pemeriksaan acara biasa41

Pengadilan Tata Usaha Negara adalah lingkungan Peradilan dibawah

Mahkamah Agung yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi rakyat

yang mencari keadilan terhadap Sengketa Tata Usaha Negara42

.Sengketa

Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha

Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat

Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat

dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara berdasarkan Undang-

Undang yang berlaku ini.Pengadilan Tata Usaha Negara ada di seluruh

wilayah Indonesia salah satu Pengadilan yang ada di Indonesia berada di

Pulau Sumatera yang dikenal dengan Kota Jambi.Sengketa yang ada di

Pengadilan Tata Usaha Negara salah satu sengketa di Pengadilan Tata

Usaha Negara adalah Sengketa Pilkada.

Sengketa Pilkada adalah pemilihan kepala daerah dan wakil kepala

daerah atau biasa disebut dengan Pilkada adalah pemilihan untuk memilih

pasangan calon kepala daerah yang diusulkan oleh partai politik (Parpol)

atau gabungan parpol dan perseorangan.Pilkada (Pemilihan Kepala

Daerah) merupakan sebuah pemilihan yang dilakukan secara langsung

oleh para penduduk daerah administratif setempat yang telah memenuhi

persyaratan.Sengketa ini memiliki lembaga yang berwenang untuk

menerima, memeriksa, dan memutuskan penyelesaian sengketa yaitu,

Pengadilan Tata Usaha Negara setelah melakukan upaya administrasi di

Bawaslu.

41

Wawancara Bersama Bapak Alqodar Panitera Muda Hukum Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) Jambi, Tanggal 11 Februari 2021, pada pukul 14.15 WIB 42

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Page 51: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

38

Pengadilan Tata Usaha Negara juga memiliki sengketa yang sangat

cukup banyak dan beragam, yaitu sengketa yang ada di Pengadilan yang

saya teliti adalah Sengketa yang mengenai Sengketa Pilkada.Sengketa

pilkada adalah pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah atau biasa

disebut dengan Pilkada adalah pemilihan untuk memilih pasangan calon

kepala daerah yang diusulkan oleh partai politik (Parpol) atau gabungan

parpol dan perseorangan.Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) merupakan

sebuah pemilihan yang di lakukan secara langsung oleh para penduduk

daerah administratif setempat yang telah memenuhi persyaratan.Sengketa

ini memiliki lembaga yang berwenang untuk menerima, memeriksa, dan

memutuskan penyelesaian sengketa yaitu, Pengadilan Tata Usaha Negara

setelah melakukan upaya administrasi di Bawaslu.

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah (“UU Pemerintahan Daerah”) adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahum 1945.43

Berdasarkan Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 Pasal 67 Tentang Kewajiban KPU dalam huruf f :

melaksanakan semua tahapan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah secara tepat waktu.

Mengenai pemeriksaan dalam sengketa tata usaha negara, berikut hasil

wawancara bersama Panitera Muda Hukum, mengatakan bahwa:

“Adapun proses pemeriksaan sengketa pemilihan kepala daerah

melalui Pengadilan Tata Usaha Negara dalam proses Pemeriksaan

Persiapan dan Pemeriksaan dengan Acara Biasa ialah, Pemeriksaan

Persiapan dalam tahap yang masih lurus dilalui sebelum gugatan

diperiksa pokok sengketanya adalah Pemeriksaan Persiapan. Tahap

43

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Page 52: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

39

Pemeriksaan Persiapan ini juga merupakan bagian dan fungsi

peradilan (justitiele functie), yang bertujuan untuk mempermudah

Pemeriksaan pokok sengketanya. Eksistensi tahap Pemeriksaan

Persiapan ini berkonsekuensi adanya pemberian kewajiban kepada

tiga pihak (Pasal 63 ayat 1 dan Pasal 63 ayat 2) yaitu44

”:

1. Bagi hakim yang ditunjuk untuk memeriksa sengketa TUN, melakukan

pemeriksaan persiapan merupakan kewajiban.Hakim wajib melakukan

pemeriksaan persiapan sebelum memeriksa pokok sengketa gugatannya,

sesuai dengan kedudukan dan kewenangan hakim dalam Peradilan Tata Usaha

Negara.

2. Bagi pihak penggugat (orang atau badan hukum perdata), ada kewajiban yang

sifatnya mutlak harus dilakukan untuk melaksanakan nasihat hakim agar

memperbaiki gugatan yang kurang jelas yang berkaitan dengan persyaratan

formil san materiil gugatan (Pasal 56).

3. Bagi pihak tergugat (badan atau pejabat TUN), sehubungan dengan adanya

permintaan penjelasan dari hakim, (berkewajiban) memberikan keterangan

yang diminta untuk melengkapi data yang diperlukan untuk gugatan itu.

Apabila tergugat tidak mematuhi kewajiban tersebut, berarti tergugat

menghambat implementasi asas keaktifan hakim.45

Hakim dalam Pemeriksaan Persiapan memiliki kewenangan untuk melakukan

dua tindakan, yaitu Pasal 63 ayat (1) Hakim:

a. Wajib memberi nasihat kepada penggugat untuk memperbaiki gugatan dan

melengkapinya dengan data yang diperlukan dalam jangka waktu 30 (tiga

puluh) hari.

b. Dapat meminta penjelasan kepada Badan dan Pejabat Tata Usaha Negara yang

bersangkutan.

Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2):

a. Dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang

mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat dirugikan jika Keputusan Tata

Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan.

44

Wawancara Bersama Bapak Alqodar Panitera Muda Hukum Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) Jambi, tanggal 11 Februari 2021, pada pukul 15.10 WIB 45

Sjachran, Basah. 1985. Eksistensi dan Tolak Ukur Badan Peradilan Administrasi di

Indonesia. (Bandung: Alumni).

Page 53: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

40

b. Tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum dalam rangka

pembangunan mengharuskan dilaksanakannya Keputusan tersebut.

Untuk pemeriksaan persiapan di Pengadilan Tata Usaha Negara timbul lah

indentitas untuk para penggugat dan tergugat, menurut hasil wawancara bersama

Panitera Muda Hukum tersebut mengatakan bahwa:

“Pemeriksaan Persiapan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, yang

memeriksa, memutus, dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negara

tingkat pertama yang di langsungkan di gedung yang ditentukan untuk

itu di Jalan Kol.M.Kukuh No.01, Kotabaru, Jambi pada hari Rabu

tanggal 05 Juni 2013 jam 09:00 Wib dalam perkara antara”:“Emil Peria,

S.Ag Kewarganegaraan Indonesia, Wiraswasta tinggal di RT.03 Desa

Simpang Belui Kecamatan Depati Tujuh Kabupaten Kerinci Provinsi

Jambi Sebagai Penggugat.Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)

Kabupaten Kerinci berkedudukan di Jalan K.H Ahmad Dahlan Sungai

Penuh Sebagai Tergugat46

”.

Susunan Pemeriksaan Persiapan:

1. Irhamto, S.H Sebagai Hakim Ketua Majelis.

2. Muhammad Ali, S.H Sebagai Hakim Anggota 1.

3. Febby Fajrurrahman, S.H Sebagai Hakim Anggota 2.

4. Iin Rahmawati, S.H., M.H Sebagai Panitera Pengganti.

Adapun hasil wawancara bersama Panitera Muda Hukum, untuk pemeriksaan

persiapan, mengatakan bahwa:

“Setelah Pemeriksaan Persiapan dibuka dan dinyatakan Tertutup untuk

umum oleh Hakim Ketua Majelis, pada pihak di perintahkan masuk ke

ruang sidang Pemeriksaan Persiapan.Atas pertanyaan Hakim Ketua

Majelis, dari pihak Penggugat menyatakan bahwa hadir dalam

Pemeriksaan Persiapan hari ini ialah Penggugat yaitu Saudara Emil Peria,

S.Ag. Atas pertanyaan Hakim Ketua Majelis dari pihak Tergugat

menyatakaan bahwa yang hadir adalah Calon Kuasanya yang bernama

46

Wawancara Bersama Bapak Alqodar Panitera Muda Hukum Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) Jambi, tanggal 12 Februari 2021, pada pukul 10:05 WIB

Page 54: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

41

Maiful Efendi, S.H. M.H dan Indra Lesmana, S.H dan hadir juga Faisal

Amri, S.H., M.H (anggota/devisi hukum KPU kab Kerinci). Dan Drs.

Sulaiman, M.A (anggota KPU). Berdasarkan surat perintah tugas nomor :

/SPPD/V/2013 tertanggal 13 Juni 201347

”.

Mengenai Hasil wawancara dengan Panitera Muda hukum, untuk pemeriksaan

acara biasa, mengatakan bahwa:

“Pemeriksaan dengan Acara Biasa diatur mulai Pasal 108 UU PTUN.Jika

tidak terdapat alasan khusus yang memenuhi kriteria Pasal 98-99 UU

PTUN. Sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negaraakan diperiksa dengan

menggunakan acara biasa.Jangka waktu pemeriksaan dengan acara biasa

tidak boleh melebihi batas waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal registrasi

Sengketa Tata Usaha negara oleh kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha

Negara.Sebelum persidangan dilakukan pengadilan harus memanggil

dengan sah para pihak dalam sengketa Tata Usaha Negara48

”.

Pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara dalam persidangan dipimpin oleh

Hakim Ketua Majelis.Hakim Ketua sidang wajib menjaga supaya tata tertib dalam

persidangan tetap ditaati setiap orang dan segala perintahnya dilaksanakan dengan

baik.Pemeriksaan Acara Biasa telah diuraikan suati gugatan yang masuk di

Pengadilan Tata Usaha Negara, apabila di periksa dengan acara biasa sebelum

sampai ditangan Hakim/Majelis terlebih dahulu harus melalui beberapa tahap

pemeriksaan yang dilakukan oleh Panitera dan oleh Ketua Pengadilan Tata Usaha

Negara.49

Proses pemeriksaan dengan acara biasa yang dilakukaan oleh Majelis

setelah ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara dengan suatu

Penetapan Penunjukan Hakim/ Majelis untuk memeriksa, memutus dan

menyelesaikan gugatan tersebut.Untuk memeriksa gugatan sebelum melaksanakan

di dalam persidangana yang terbuka untuk umum terlebih dahulu Majelis Hakim

harus/ wajib melaksanakan tahap Pemeriksaan Persiapan.

47

Wawancara dengan Bapak Alqodar Panitera Muda Hukum Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) Jambi, tanggal 13 Februari 2021, pada pukul 10.30 WIB 48

Wawancara dengan Bapak Alqodar Panitera Muda Hukum Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) jambi, tanggal 13 Februari 2021, pada pukul 11.15 WIB 49

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Pasal 63 Pemeriksaan Acara Biasa

Page 55: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

42

a. Pemeriksaan Persiapan

1. Ketentuan yang mengatur tentang pemeriksaan persiapan adalah disebutkan

dalam Pasal 63 UU. No 5 Tahun 1986, yang untuk lengkapinya berbunyi:

Ayat (1). Sebelum pemeriksaan pokok sengketa dimulai, hakim wajib

mengadakan pemeriksaan persiapan untuk melengkapi gugatan

yang kurang jelas.

Ayat (2). Dalam pemeriksaan persiapan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) hakim:

a. Wajib memberi nasehat kepada penggugat untuk memperbaiki

gugatan dan melengkapinya dengan data yang diperlukan

dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari.

b. Dapat meminta penjelasan kepada Badan dan Pejabat Tata

Usaha Negara yang bersangkutan.

Ayat (3). Apabila dalam jangka waktu dimaksud sebagaimana dalam ayat

(2) huruf a Penggugat belum menyempurnakan gugatannya,

maka hakim menyatakan dengan putusan bahwa gugatan tidak

dapat diterima.

Ayat (4). Terhadap putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak

dapat digunakan upaya hukum, tetapi dapat diajukan gugatan

baru.

2. Tujuan serta Tata Cara Pemeriksaan Persiapan :

Di dalam Pasal 63 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tidak diatur

tujuan serta tata cara pemeriksaan persiapan akan tetapi diatur dalam.50

a. Surat edaran MARI No. 2 Tahun 1991 tanggal 9 Juli 1991 pada angka

III berbunyi:

1. Tujuan pemeriksaan persiapan adalah untuk mematangkan perkara.

Segala sesuatu yang akan dilakukan dari jalan pemeriksaan persiapan

tersebut diserahkan kepada kearifan dan kebijaksanaan Ketua Majelis,

50

Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Buku 11

Beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara. ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan).

Page 56: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

43

oleh karena itu dalam pemeriksaan persiapan memanggil Penggugat

untuk menyempurnakaan gugatannya dan atau Tergugat untuk dimintai

keterangan atau penjelasan tentang keputusan yang digugat tidak selalu

harus didengar secara terpisah (Pasal 63 ayat 2 a dan b).

2. (a). pemeriksaan persiapan dilakukan diruangan musyawarah dalam

sidang tertutup untuk umum, tidak harus diruangan sidang bahkan

dapat pula dilakukan di dalam kamar kerja hakim, tanpa memakai

toga.

(b). pemeriksaan persiapan dapat pula dilakukan oleh hakim anggota

yang ditunjuk oleh Ketua sesuai dengan kebijaksanaan yang

ditetapkan oleh Ketua Majelis.

(c). maksud Pasal 63 ayat (2) tidak terbatas hanya kepada Badan atau

Pejabat TUN yang digugat, tetapi boleh juga terhadap siapa saja

yang bersangkutan dengan data-data yang diperlukan untuk

mematangkan perkara itu.

3. Dalam tahap pemeriksaan maupun selama dimuka persidangan yang

terbuka untuk umum dapat dilakukan pemeriksaan setempat.

Untuk pemeriksaan persiapan di Pengadilan Tata Usaha Negara timbul lah

indentitas untuk para penggugat dan tergugat, menurut hasil wawancara tersebut

mengatakan bahwa:

“Pemeriksaan Acara Biasa Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi yang

memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Negaa

Jambi pada tingkat pertama dengan secara biasa, dilaksanakaan di ruang

yang telah ditentukan untuk itu di jalan di Jl. Kol.M.Kukuh No.1

Kotabaru, Jambi pada hari Rabu tanggal 24 Juli 2013 jam 10.00 Wib

dalam sengketa antaraEmil Peria, S.Ag Kewarganegaraan Indonesia,

pekerjaan Wiraswasta, Bertempat tinggal di RT 03 Desa Simpang Belui

Kecamatan Depati Tujuh Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi Sebagai

Penggugat.Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kerinci,

berkedudukan di Jalan K.H. Ahmad Dahlan Sungai Penuh, dalam hal ini

memberikan kuasa kepada Maiful Efendi, S.H., M.H dan Indra Lesmana,

Page 57: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

44

S.H berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 05 Juni 2013 Sebagai

Tergugat51

”.

Susunan Persidangan:

1. Irhamto, S.H Sebagai Hakim Ketua Majelis.

2. Muhammad Ali, S.H Sebagai Hakim Anggota 1.

3. Febby Fajrurrahman, S.H Sebagai Hakim Anggota 2.

4. Iin Rahmawati, S.H., M.H Sebagai Panitera Pengganti.

Setelah Persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim

Ketua Majelis, maka para pihak dipanggil ke ruang sidang, Pihak Penggugat hadir

Emil Peria, S.Ag Pihak Tergugat hadir kuasanya Maiful Efendi, S.H., M.H.

Selanjutnya Hakim Ketua Menjelaskan Kepada para pihak bahwa sesuai dengan

Berita Acara persidangan yang lalu, acara persidangan hari ini adalah

penyampaian bukti surat pihak atas pertanyaan Hakum Ketua Majelis, Penggugat

telah siap dengan bukti surat yang diajukan selanjutnya oleh Penggugat bukti

surat berupa fotokopi yang telah dilegalisir dan bermaterai cukup. Yang diberi

tanda P-1 sampai dengan P-17 diserahkan kepada Hakim Ketua Majelis adapun

bukti surat yang diajukan oleh Penggugat yaitu:

P-1 : Pengumuman KPU Kabupaten kerinci tentang pendaftaran calon anggota

panitia pemilihan kecamatan dan panitia pemungutan suara pemilihan

umum bupati dan wakil bupati Tahun 2013 dalam Kabupaten Kerinci.

P-2 : Pengumuman 10 besar hasil tes panitia pemilihan kecamatan (PPK).

P-3 : Pengumuman 5 besar hasil tes panitia pemilihan kecamatan (PPK).

P-4 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kerinci tentang

Pengangkatan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pemilihan Bupati Wakil

Bupati Tahun 2013 dalam Kabupaten Kerinci.

P-5 : Surat panwas Kabupaten Kerinci tentang penundaan tahapan.

P-6 : Surat panwas Kabupaten Kerinci tentang perekrutan ulang PPK dan PPS.

51

Wawancara bersama Bapak Alqodar Panitera Muda Hukum Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) Jambi, tanggal 14 Februari 2021, pada pukul 13.15 WIB

Page 58: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

45

P-7 :Surat pimpinan DPRD tentang koordinasi dan konsultasi tentang pelaksanaan

pemilukada Kabupaten Kerinci Tahun 2013.

P-8 : Undangan audensi forum peduli pilkada Kerinci.

P-9 : Hasil rapat DPRD Kerinci hari Senin, 25 Maret 2013.

P-10 : Hasil rapat di DPRD Kerinci hari Selasa, 26 Maret 2013.

P-11 : Hasil rapat DPRD Kerinci hari Rabum 3 April 2013.

P-12 : Berita Jambi Ekspres, Radar Kerinci soal tahapan pilkada.

P-13 :Surat Keputusan KPU Kabupaten Kerinci Nomor : 01 Tahun 2012 tanggal 8

Oktober 2012.

P-14 :Surat Keputusan KPU Kabupaten Kerinci Nomor : 01 Tahun 2013 tanggal

27 Februari 2013.

P-15 : Surat forum pilkada Kerinci ke Mendagri tanggal 16 Juni 2013.

P-16 :Keputusan KPU Provinsi Jambi tentang penggantian dan pengangkatan

Ketua KPU Kabupaten Kerinci.

P-17 : Keputusan bersama.

Hakim Ketua Majelis memberitahukan bahwa untuk bukti surat yang diberi

tanda P-11, P-12 dan P-16 masih di pending dan bukti-bukti tersebut disesuaikan

dengan fotokopinya kemudian diperhatikan kepada kuasa Tergugat dan

selanjutnya dimasukkan dalam berkas perkara.52

Hakim Ketua Majelis, kuasa

Tergugat menyatakan belum siap dengan bukti suratnya dan mohon waktu agar

bukti-bukti surat tesebut diajukan pada persidangan yang akan datang.Adapun

bukti surat T-1 sampai dengan T-13 yang diajukan oleh Tergugat yaitu sebagai

berikut:

T-1 :Surat Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor.

100/6502/OTDA, tanggal 28 desember 2011 yang disampaikan kepada

Sdr. Ketua KPU Kabupaten Kerinci Perihal : Pelaksanaan Pemilihan

Kepala Daerah.

52

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

Page 59: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

46

T-2 : Surat Gubernur Jambi Nomor. S-800/4016/SETDA.PEM-4.2/IX/2012,

tanggal 29 September 2012 yang ditujukan Kepada Bupati Kerinci

tentang alokasi dana Pemiihan Umum Kepala Daerah.

T-3 :Berita Acara Nomor. 01/BA/KPU/Krc/X/2012 tanggal 8 Oktober

2012tentang penetapan tahapan, program dan jadwal Pemilihan Umum

Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013.

T-4 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci Nomor. 01

Tahun 2012, tanggal 8 Oktober 2012 tentang tahapan, program dan

jadwal penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kerinci

Tahun 2013.

T-5 : Kesepakatan bersama rapat koordinasi persiapan pemilihan kepala

daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2013 tanggal 19 Februari 2013.

T-6 : Berita Acara Nomor. 05/BA/KPU/KRC/II/2013 tanggal 27 Februari

2013 tentang perubahan atas keputusan komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Kerinci Nomor.01 Tahun 2012 tentang tahapan, program

dan jadwal Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kerinci Tahun 2013.

T-7 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci Nomor.01

Tahun 2013 tanggal 27 Februari 2013 tentang perubahan atas keputusan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci Nomor. 01 Tahun 2012

tentang tahapan, program dan jadwal penyelenggaraan Pemilihan

Bupati dan Wakil Bupati Kerinci Tahun 2013.

T-8 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kerinci Nomor. 02

Tahun 2013 tanggal 4 Maret 2013, tentang pembentukan dan

pengangkatan panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pemilihan Bupati

dan Wakil Bupati Kerinci Tahun 2013 dalam Kabupaten Kerinci.

T-9 : Surat Pemberitahuan mengenai status laporan Nomor. 01/I-P/L-

DKPP/2013 dari badan pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jambi

Nomor. 91/Bawaslu.Jbi/IV/2013 tanggal 30 April 2013.

T-10 : Surat Bupati Kerinci Nomor. 270/06.05/Kesbangpol tanggal 04 Juni

2013 yang ditujukan kepada Gubernur Jambi Perihal : Tindak Lanjut

pengaduan masyarakat Kabupaten Kerinci.

Page 60: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

47

T-11 : Surat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kerinci, yang

ditujukan kepada Sdr Ketua KPU Kabupaten Kerinci, Nomor :

188/154/DPRD/2013, tanggal 8 April 2013, tentang Pemberitahuan

berakhirnya masa Jabatan Bupati Kerinci.

T-12 : Penggumuman KPU Kabupaten Kerinci Nomor

:143/KPU.Kab.005.656382/XII/2012, tangga; 19 Desember 2012.

T-13 :Penggumuman Nomor :207/KPU-KRC/005656382/I/2013, tanggal 2

Desember 2013.53

Bukti-bukti tersebut disesuaikan dengan fotokopinya kemudian diperlihatkan

kepada Penggugat dan selanjutnya dimasukkan dalam berkas perkara. Kuasa

tergugat menyatakan bahwa masih ada tambahan bukti surat yang akan

disampaikan pada persidangan selanjutnya menyatakan tidak akan mengajukan

saksi.

“Tata cara penyelesaian sengketa Pilkada melalui Pengadilan Tata Usaha

Negara lebih lanjut diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016

tentang Pemilihan Kepala Daerahpengajuan gugatan atas sengketa proses

Pilkada ke Pengadilan Tata Usaha Negara dilakukan setelah upaya

administrasi di Bawaslu telah digunakan.Berdasarkan hasil wawancara

dengan Kepaniteraan Muda Hukum dalam sengketa Pilkada ada dalam

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah

(Pilkada)54

”.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Panitera Muda Hukum Pengadilan

Tata Usaha Negara Jambi, mengatakan bahwa:

“Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi dalam sengketa

Pilkada ada dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Pemilihan Kepala Daerah. Dalam Undang-Undang Pilkada Nomor 10

Tahun 2016 tentang sengketa pilkada memiliki kewenangan untuk

menyelesaikan sengketa setelah membayar administratif di bawaslu dan

memiliki beberapa tahap yaitu, melakukan administratif di Bawaslu

53

Putusan Nomor 15/G/2013/PTUN.JBI 54

Wawancara Bersama Bapak Taufiq Kurniawan Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN) Jambi, tanggal 15 Februari 2021, pada pukul 10.30 WIB

Page 61: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

48

terlebih dahulu, dilakukan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah di

bacakan putusan Bawaslu, memperbaiki dan melengkapi gugatan paling

lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya gugatan oleh Pengadila Tata

Usaha Negara, jika dalam 5 (lima) hari setelah dibacakan putusan Bawaslu

Penggugat belum menyempurnakan gugatan, maka hakim memberikan

putusan bahwa gugatan tidak diterima, jika belum memperbaiki bahkan

menyempurnakan gugatan maka tidak dapat dilakukan upaya hukum,

Pengadilan Tata Usaha Negara memeriksa dan memutuskan gugatan

melakukan administratif di Bawaslu paling lama 21 (dua puluh satu) hari

kerja sejak gugatan dinyatakan lengkap, Putusan Pengadilan Tata Usaha

Negara bersifat Final dan mengikat serta tidak dapat dilakukan upaya

hukum lain, KPU wajib menindak lanjuti putusan Pengadilan Tata Usaha

Negara ketika gugatan dinyatakan lengkap paling lama 3 (tiga) hari

kerja55

”.

Adapun dalam wawancara ini saya menyimpulkan tentang kewenangan

Pengadilan Tata Usaha Negara dalam proses pemeriksaan penyelesaian

sengketa pemilihan kepala daerahterbagi menjadi 2 yaitu, dalam

pemeriksaan persiapan dan pemeriksaan acara biasa.Mengenai wawancara

pemeriksaan persiapan ini merupakan proses pemeriksaan sengketa

pemilihan kepala daerah melalui Pengadilan Tata Usaha Negara dalam

proses Pemeriksaan Persiapan dan Pemeriksaan acara biasa, Pemeriksaan

Persiapan dalam tahap yang masih lurus dilalui sebelum gugatan diperiksa

pokok sengketanya adalah Pemeriksaan Persiapan.Pemeriksaan persiapan

ini juga merupakan bagian dan fungsi peradilan (justitiele functie),

bertujuan untuk mempermudah pemeriksaan pokok sengketanya, yang

mengatur tentang pemeriksaan persiapan dalam pasal 63 Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1986. Pemeriksaan Acara Biasa Pengadilan Tata Usaha

Negara Jambi yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa

Tata Usaha Negara jambi pada tingkat pertama dengan secara biasa,

pemeriksaan acara biasa diatur mulai Pasal 108 Undang-Undang PTUN.

Adapun dari uraian kedua proses diatas merupakan tata cara dalam proses

persidangan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi.

55

Wawancara Bersama Ibuk Iin Rahmawati Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN) Jambi, tanggal 15 Februari 2021, pada pukul 13.12 WIB

Page 62: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

49

B. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persidangan Dalam Penyelesaian

Sengketa Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kerinci

Persidangan adalah sidang-sidang yang dilakukan oleh Mahkamah

baik sidang panel maupun sidang pleno untuk memeriksa, mengadili, dan

memutus permohonan yang diajukan kepada mahkamah konstitusi.Ketua

sidang adalah Hakim Konstitusi yang memimpin sidang baik sidang panel

maupun sidang pleno56

.

Persidangan terbuka untuk umum adalah masyarakat umum boleh

hadir dalam persidangan di pengadilan yang dinyatakan terbuka untuk

umum oleh Hakim semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai

kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang terbuka untuk

umum57

.Sidang terbuka untuk umum boleh hadir dalam persidangan di

pengadilan yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh hakim.Namun

untuk persidangan yang dinyatakan tertutup untuk umum, masyarakat

tidak dapat hadir jika bukan merupakan pihak yang berperkara atau dalam

kapasitas sebagai kuasa hukum.

Persidangan terbuka untuk umum harus dilaksanakan secara formal

dipersidangan yang di pimpin oleh Hakim Ketua Sidang, (Pasal 70 ayat 1

UU. 5 Tahun 1986).58

1. Pembacaan Surat Gugatan :

- Membuka sidang .

- Mengecek pihak-pihak yang berperkara.

- Mengecek surat kuasa

- Mengecek apakah masih ada perbaikan terhadap gugatannya ataukah

tidak.

- Membacakan pokok-pokok gugatan.

56

Tata Tertib Persidangan Mahkamah Konstitusi RI 57

Pemeriksaan sidang pengadilan, banding ,kasasi, dan peninjauan kembali). Jakarta:

Sinar Grafika 58

Tuntunan Praktik Beracara Peradilan Tata Usaha Negara. hlm. 68.

Page 63: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

50

- Menerima jawaban gugatan apabila sudah siap jawabannya.

- Apabila belum siap, jawabannya menentukan persidangan berikutnya

dan menunda Persidangan.

2. Tahap Jawaban Tergugat.

Yang dimaksud dengan jawabaan Tergugat adalah jawabanya yang

disusun oleh pihak Tergugat untuk menjawab gugatan yang diajukan

oleh Penggugat. Tentang bagaimana wujud, isi dari suatu jawaban,

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tidak mengatur secara tegas akan

tetapi dari ketentuan Pasal 72, 74, 75 ayat (2), 76 ayat (1), dan Pasal 77

Undang-Undang Nomor.59

5 Tahun 1986, bahwa pihak Tergugat berkah

untuk memberikan jawaban dari ketentuan-ketentuan diatas wujud

jawaban Tergugat dapat di bagi (2):

3. Tahap Replik.

Istilah Replik di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

termuat dalam Pasal 75 ayat (1), akan tetapi yang dimaksud dengan

replik sendiri tidak dijelaskan lebih lanjut.Dalam praktek, Replik adalah

jawaban yang dibuat oleh pihak Penggugat terhadap jawaban yang telah

disampaikan oleh Tergugat atas gugatan yang telah diajukan oleh

Penggugat. Tentang bentuk dan isi dari Replik juga tidak disebutkan

dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tetapi dalam praktek

kepada pihak Penggugat selalu dianjurkan oleh Majelis bahwa Replik

adalah hak Penggugat, jadi dapat saja Penggugat tidak membuat Replik

agar tak mengulang kembali dalil-dalil yang telah dimuat dalam

gugatannya tetapi cukup menanggapi hal-hal yang baru disebutkan

dalam jawaban Tergugat yang memang sangat perlu diberikan

tanggapannya.

59

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Bagaimana Wujud, Isi Dari Suatu

Jawaban

Page 64: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

51

4. Tahap Duplik.

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 istilah Duplik termuat

dalam Pasal 75 ayat (2). Dan bagaimana membuatnya, syarat-

syaratnya atau apa isinya tidak dijelaskan lebih lanjut.Dalam praktek

Duplik adalah jawaban yang dibuat oleh Tergugat terhadap Replik

yang dibuat oleh Penggugat.Untuk membuat Duplik atau tidak adalah

hak pihak Tergugat, dan apabila dibuat sebaiknya memuat hal-hal yang

benar-benar baru yang telah disampaikan oleh pihak Penggugat dan

sangat perlu diberikan tanggapanya.

5. Tahap Pembuktian.

Pada tahap pembuktian kepada pihak-pihak diberikan kesempatan

seluas-luasnya untuk mengajukan bukti-bukti untuk dapat mendukung

dalil-dalil gugatan atau dalil bantahannya, alat-alat bukti yang dapat

diajukan oleh pihak-pihak antara lain:60

a. Alatkti surat atau tulisan.

b. Keterangan ahli.

c. Keterangan saksi.

d. Pengakuan pihak.

Sedangkan alat bukti lainnya sebagaimana yang disebutkan di

dalam Pasal 100 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

yaitu :

e. Pengetahuan Hakim adalah alat bukti yang dapat dipakai oleh

Hakim / Majelis untuk pertimbangan putusannya, akan tetapi tidak

dapat diajukan oleh pihak secara nyata sebagaimana alat-alat bukti

surat, keterangan saksi, keterangan ahli.

Adapun Faktor-Faktor Pengadilan Tata Usaha Negara yang mempengaruhi

proses persidangan ini dapat di uraikan menjadi 3 (tiga) bagianyaitu:61

1. Upaya Administratif

60

Buku Pengadilan Tata Usaha Negara, Pemeriksaan Acara Biasa. hlm. 69. 61

Buku Pengadilan Tata Usaha Negara, Alur Penyelesaia Sengketa Tata Usaha Negara

Page 65: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

52

Suatu prosedur yang dapat ditempuh oleh seorang atau badan hukum perdata

apabila tidak puas terhadap suatu keputusan Tata Usaha Negara yang

dilaksanakan di lingkungan pemerintahan sendiri (Penjelasan Pasal 48 ayat 1).

Upaya administratif sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1986. Upaya administratif (administratif beroep) ialah peradilan tata

usaha negara yang dilakukan oleh badan atau pejabat dalam kalangan

administrasi sendiri, baik pejabat yang sama, maupun pejabat (lebih) atasnya.

Sengketa Tata Usaha Negara dengan melihat cara penyelesainnya dapat

diklasifikasikan atas 2 macam:

a. Langsung

Terdapat sengketa Tata Usaha Negara itu tidak terbuka kemungkinan

upaya administratif, melainkan hal itu semata-mata menjadi kompetensi

absolute Pengadilan Tata Usaha Negara (tingkat pertama).

b. Tidak Langsung

Terhadap sengketa Tata Usaha Negara itu terbuka kemungkinan sengketa

TUN itu diselesaikan dengan menggunakan seluruh upaya administratif

yang tersedia.

Faktor-Faktor tersebut dapat dilihat dengan mengaitkan substansi ketentuan

Pasal 53 ayat 1 dengan Pasal 48 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986. Pasal 48

dapat digunakan sebagai tolak ukur juridis terjadi sengketa Tata Usaha Negara

yang menentukan efektivitas gugatan. Pasal 48 ayat 2 menegaskan bahwa upaya

administratif yang disediakan oleh Pasal 48 merupakan syarat imperatif yang

wajib dilalui jika peraturan dasar dan Keputusan Tata Usaha Negara

mengharuskan dilakukan upaya administratif. Dikaitkan dengan objek sengketa

Tata Usaha Negara perlu dilakukan atau tidaknya upaya administratif harus dilihat

pada konsiderans yuridis Keputusan Tata Usaha Negara.

Mengenai Persidangan sengketa tata usaha negara tersebut, berikut hasil

wawancara bersama Hakim, mengatakan bahwa:

Page 66: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

53

“Dalam ketentuan Pasal 53 ayat (1) untuk menempuh prosedur gugatan di

PTUN, harus dilihat ketentuan Pasal 48 ayat (1) yang menyatakan bahwa

dalam hal suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara diberi wewenang

oleh atau peraturan perundang-undangan untuk menyelesaikan secara

administratif sengketa Tata Usaha Negara, Sengketa Tata Usaha Negara

harus diselesaikan melalui upaya administratif yang tersedia.”62

2. Keberatan

Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan sendiri oleh

Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha

Negara.keberatan di lakukan dengan prosedur pengajuan surat keberatan

(bezwaarschrift) yang ditujukan kepada Badan/Pejabat Tata Usaha Negara

yang mengeluarkan Keputusan (beschikking) semula (SEMA No. tahun 1991

tanggal 9 juli 1991).

Keberatan ditujukan kepada atasan PPID melalui petugas informasi oleh

pemohon atau kuasanya.Pemohon berhak mengajukan keberatan dalam hal

ditemukannya alasan.

a) Adanya penolakan atas permohonan informasi.

b) Tidak disediakannya informasi yang wajib diumumkan secara berkala.

c) Tidak ditanggapinya permohonan informasi.

d) Permohonan ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta.

e) Tidak dipenuhinya permohonan informasi.

f) Penggenaan biaya yang tidak wajar.

g) Penyampaian informasi melebihi waktu yang diatur dalam pedoman ini.63

Gugatan tersebut ditujukan kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

(PT.TUN) yang menurut Pasal 51 ayat (3) bertugas dan berwenang,

memeriksa, memutus dan menyelesaikan di tingkat pertama sengketa Tata

Usaha Negara dalam Pasal 48, terhadap putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

dapat diajukan permohonan kasasi (Pasal 51 ayat 4) dalam hal upaya

62

Wawancara Bersama Bapak Rey Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

Jambi, Tanggal 15 Februari 2021, pada pukul 16.10 WIB 63

Dokumen Pengadilan Tata Usaha Negara

Page 67: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

54

administratif yang tersedia hanya berupa Keberatan, gugatan diajukan kepada

PTUN dan tidak diajukan kepada PT.TUN .

Mengenai Persidangan sengketa tata usaha negara tersebut, berikut hasil

wawancara bersama Hakim, mengatakan bahwa:

“Persidangan ini perlu adanya keberatan karena tidak sebanding dengan

apa yang telah di sidangkan oleh penggugat dan tergugat tersebut, maupun

untuk para pihak pemohon dan kuasanya.Keberatan ini ditujukan kepada

Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan keputusan

(beschikking) itu.”64

3. Banding administratif

Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan oleh instansi

atasanatau instansi lain dari Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang

mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara, yang berwenang memeriksa

ulang keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan.

Banding administratif dilakukan dengan prosedur pengajuan surat banding

administratif (administratief beroep) yang ditujukan kepada atasan pejabat atau

instansi lain dan Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan

keputusan yang berwenang memeriksa ulang keputusaan Tata Usaha Negara

yang disengketakan (SEMA No. 2 Tahun 1991 tanggal 9 juli 1991).

Prosedur banding administratif atau prosedur keberatan dilakukan penelitian

yang lengkap, baik dari penerapan hukum maupun dari segi kebijaksanaan oleh

instansi yang memutus.Dari ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

yang menjadi dasar dikeluarkannya keputusan Tata Usaha Negara yang

bersangkutan dapat dilihat terhadap suatu keputusan Tata Usaha Negara itu

terbuka atau tidak terbuka kemungkinan untuk ditempuh suatu upaya

administratif.

64

Wawancara Bersama Bapak Rey Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jambi,

tanggal 15 Februari 16. Pada pukul 16.15 WIB

Page 68: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

55

Dari faktor-faktor persidangan dalam penyelesaian sengketa pemilihan

kepala daerah ini hanya terdapat 3 (tiga) bagian yaitu: Upaya Administratif,

Keberatan dan Bandingadministratif. Dalam penyelesaian ini Pengadilan Tata

Usaha Negara mempunyai kewenangan tersendiri dalam Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1986.

Mengenai persidangan sengketa tata usaha negara tersebut, berikut hasil

wawancara bersama Hakim, mengatakan bahwa:

“Berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2004 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara disebutkan bahwa “Orang

atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh

suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis

kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan

Tata Usaha Negara yang disengketakan batal atau tidak sah dengan atau

tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan atau rehabilitas65

”.

Tertanggal 21 Mei 2013 menyatakan bahwa terlapor terbukti secara sah dan

menyakinkan melakukan perbuatan melanggar tata cara, prosedur atau mekanisme

pada tahapan pilkada sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.Maka permasalahan sengketa Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten

Kerinci Emil Peria sebagai Penggugat dan melawan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Kerinci sebagai Tergugat, sedangkan yang menjadi objek gugatan

dalam perkara tersebuy yaitu Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Kerinci Nomor : 143/KPU.Kab-005.656382/XII/2012, tentang

pendaftaran calon anggota panitia Pemilihan kecamatan dan panitia pemungutan

suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2013 dalam Kabupaten

Kerinci66

.Keterkaitan antara kepentingan Penggugat dengan gugatan yang

diajukan merupakan sebuah kontruksi hukum dalam menentukan kerugian yang

timbul oleh keputusan Tergugat terbitkan/keluarkan. Bahwa patut dinilai bahwa

apa yang dilakasanakan oleh Penggugat merupakan keputusan Pengadilan Tata

65

Wawancara Bersama Bapak Rey Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jambi,

tanggal 15 Februari 2021, pada pukul 14.17 WIB 66

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia

Page 69: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

56

Usaha Negara Jambi Nomor 15/G/2013/PTUN.JBI sebagai Penyelesaian sengketa

PemilihanKepala Daerah Kabupaten Kerinci67

.

Penggugat mengatakan bahwa kepentingan Penggugat dirugikan karena

adanya hak untuk dipilih yang dirugikan akibat dikeluarkannya keputusan

tergugat, perlu pula tergugat uraikan bahwa hak konstitusional warga untuk dipilih

dan memilih. Untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah

menyerahkan bukti-bukti tertulis berupa fotokopi surat yang telah dilegalisir dan

dibebanin materai cukup, serta telah diperiksa dan dicocokkan dengan aslinya atau

fotokopi pembandingannya oleh Majelis Hakim di Persidangan, mengenai

kepentingan dan Penggugattidak memiliki legal standing68

.

Mengenai gugatan sengketa proses pilkada dalam tata usaha negara tersebut,

berikut hasil wawancara bersama Panitera Muda Hukum, mengatakan bahwa:

“Dalam mengajukan gugatan sengketa proses Pilkada ini, Majelis Hakim

mengacu pada ketentuan yang terdapat di dalam pasal 67Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yaitu “Hak,

wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan”69

Penggugat telah melakukan upaya administratif permohonan penyelesaian

sengketa proses pemilukada kepada Bawaslu Kabupaten Kerinci, dan terhadap

permohonan tersebut telah ditindak lanjuti oleh Bawaslu kemudian oleh

Penggugat keberatan terhafap Putusan Bawaslu tersebut, maka Penggugat

mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Majelis Hakim

berkesimpulan bahwa Penggugat memiliki kedudukan dan memiliki kepentingan

untuk megajukan gugatan sengketa proses Pemilukada ke Pengadilan Tata Usaha

Negara, berdasarkan keseluruhan uraian pertimbangan, Majelis Hakim

berpendapat bahwa Penggugat tidak memenuhi persyaratan sebagai calon anggota

67

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi 68

Legal Standing adalah suatu keadaan ketika suatu pihak dianggap memenuhi syarat

untuk mengajukan permohonan penyelesaian sengketa di pengadilan 69

Wawancara Bersama Bapak Alqodar Panitera Muda Hukum Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) Jambi, tanggal 16 Februari 2021, pada pukul 10.05 WIB

Page 70: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

57

Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Kerinci Tahun 2013.

Berdasarkan seluruh pertimbangan dengan membaca, mencermati dan

mempertimbangkan fakta-fakta hukum, Tergugat telah mengandung cacat yuridis

karena bertentangan dengan peraturaan perundang-undangan yang berlaku, maka

dengan ketentuan yang termuat dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah

Agung Nomor 5 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses

Pemilihan Umum di Pengadilan Tata Usaha Negara, Majelis Hakim berkeyakinan

bahwa objek sengketa serta menerbitkan keputusan baru tentang penetapan

Penggugat sebagai calon anggota panitia Pemilihan kecamatan (PPK) Pemilihan

calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kerinci pada Pemilu 201370

. Sehingga

terhadap gugatan Penggugat harus dinyatakan beralasan hukum dan terhadap

tuntutannya harus dikabulkan, Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat tidak

memenuhi persyaratan sebagai calon anggota panitia Pemilihan kecamatan (PPK)

Pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kerinci Pilkada 2013 dan

karena ditetapkan/dimasukkan dalam daftar calon PPK dan calon Bupati dan

Wakil Bupati Kabupaten Kerinci Tahun 2013 demikian terhadap tindakan

Tergugat yang menerbitkan objek sengketa telah mengandung cacat yuridis

karena bertentangan dengan ketentuan Pasal 255 Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2017 tentang Pemilihan Umum71

. Pasal 27 ayat (8) dan Pasal 28 Peraturan Komisi

Pemilihan Umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pemilihan

Kepala Daerah, Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Pemilu

untuk memilih kepala daerah dan Wakil kepala daerah secara langsung dalam

negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia72

. Karena Penggugat dikabulkan seluruhnya,

maka berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 kepada

Tergugat dihukum untuk membayar seluruh biaya perkara yang jumlahanya akan

70

Pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2017 Tata Cara

Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan Umum 71

255 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Pemilihan Umum 72

Pasal 27 ayat (8) dan Pasal Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2007

Tentang PemilihaKepala Daerah, Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Page 71: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

58

ditentukan dalam amar Putusan73

. Dalam pokok sengketa, mengabulkan gugatan

seluruhnya, menyatakan batal Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Kerinci Nomor : 143/KPU.Kab-005.656382/XII/2012 tentang calon anggota

panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pemilihan calon Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Kerinci Tahun 201374

, yang ditetapkan di Kerinci, pada Tanggal 21

Mei 2013. Memerintahkan Tergugat mencabut Keputusan Komisi Pemilihan

Umum Kabupaten Kerinci, memerintahkan Tergugat untuk menerbitkan

Keputusan tentang Penetapan Penggugat sebagai Calon Anggota Panitia

Pemilihan Kecamatan (PPK) Pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Kerinci pada Pilkada Tahun 2013, menghukum Penggugat untuk

membayar seluruh biaya perkara sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah)75

.

Pemeriksaan Sengketa Tata Usaha dalam Persidangan dipimpin oleh Hakim

Ketua Sidang.Hakim Ketua Sidang wajib menjaga supaya tata tertib dalam

Persidangan tetap ditaati setiap orang dan segala perintahnya dilaksanakan dengan

baik.Hal ini perlu diberi penegasan karena tergugat dalam Sengketa Tata Usaha

Negara adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan KTUN

yang memiliki kewenangan sebagai penguasa.

Pada awal Persidangan, Hakim Ketua Sidang membuka sidang dan

menyatakannya terbuka untuk umum.Apabila hal tersebut tidak dipenuhi, dapat

menyebabkan batalnya putusan demi hukum.Namun, hal itu dapat dikecualikan

apabila Majelis Hakim memandang bahwa sengketa yang sedang disidangkan

menyangkut ketertiban umum atau keselamatan negara, Persidangan dapat

dinyatakan tertutup untuk umum.Hal tersebut harus didasarkan atas alasan yang

kuat dalam Undang-Undang yang mengaturnya secara khusus. Apabila hal

Penggugat atau kuasannya tidak hadir di Persidangan pada hari pertama dan pada

hari yang ditentukan dalam panggilan kedua tanpa alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan, meskipun setiap kali di panggil dengan patut sanksinya

adalah:

73

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Membayar Seluruh Biaya Perkara 74

Keputusan Komisi Pemilihan Umum 75

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

Page 72: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

59

1. Gugatan dinyatakan gugur.

2. Penggugat harus membayar biaya perkara.

Hal tersebut tidak menghilangkan hak Penggugat untuk memasukkan

gugatannya sekali lagi sesudah membayar uang muka biaya perkara. Jika

Penggugat atau kuasanya tidak hadir di Persidangan dua kali sidang berturut-turut

dan atau tidak menanggapi gugatan tanpa alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan, meskipun setiap kali telah di panggil dengan patut, maka

Hakim Ketua Sidang dengan surat penetapan meminta alasan Tergugat

memerintahkan Tergugat hadir dan menanggapi gugatan.

Dalam gugatan ini Penggugat telah memasukka gugatannya dalam sekali lagi

dan Penggugat harus membayar biaya perkaranya tersebut. Penggugat tersebut

harus hadir dalam persidangan ini dan penggugat tak banyak bicara dalam

memulainya persidangan dan harus di kasih tau untuk waktu bicaranya sebagai

penggugat. Dan Hakim ketua sidang pun harus meminta Penggugat dan Tergugat

untuk memberi alasan dan menanggapi perkara selaku pihak masing-masingnya.

Penggugat dan Tergugat harus melampirkan surat nya dalam perkara ini dan

memasukinya ke dalam gugatan tersebut, surat diberika kepada Hakim Ketua

Sidang dan di baca serta di uraika oleh Hakim Ketua Sidang, Hakim Anggota 1

dan Hakim Anggota 2.

Page 73: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kewenangan ialah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah

orang lain untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu,

kewenangan biasanya dihubungkan dengan kekuasaan. Kewenangan

memiliki kedudukan dalam kajian hukum tata negara dan hukum

administrasi. Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara dalam

memutus sebuah perkara tidak terlepas dari teori kewenangannya dan

jenis kewenangan meliputi kewenangan terikat dan kewenangan

bebas, sumber-sumber kewenangan ini antara lain delegasi, atribusi

dan mandat. Pengadilan Tata Usaha Negara memiliki kewenangan

untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha

negara sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara

oleh badan atau pejabat tata usaha negara baik di tingkat pusat

maupun daerah.

2. Faktor-Faktor Pengadilan Tata Usaha Negara yang mempengaruhi

proses persidangan dapat diuraikan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:

Upaya Administratif suatu prosedur yang ditempuh seorang atau

badan hukum perdata apabila tidak puas terhadap suatu keputusan tata

usaha negarayang dilaksanakan di lingkungan pemerintah sendiri

Pasal 48 ayat 1. Upaya administratif peradilan tata usaha negara yang

dilakukan oleh badan atau pejabat dalam kalangan administrasi

sendiri baik pejabat yang sama maupun pejabat lebih atasnya. Upaya

administratif dalam sengketa tata usaha negara cara penyelesainnya 2

macam: Langsung dan Tidak Langsung dalam pasal 53 ayat 1 dengan

Page 74: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

61

Pasal 48 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986. Keberatan ditujukan

kepada atasan PPID melalui petugas informasi oleh pemohon atau

kuasanya. Pemohon berhak mengajukan keberatan dalam hal

ditemukan alasannya. Banding Administratif dilakukan prosedur

pengajuan surat banding administratif (administratif beroep)

ditunjukan kepada atasan pejabat atau instansi lain dan Badan/Pejabat

Tata Usaha Negara yang mengeluarkan keputusan yang berwenang

memeriksa ulang keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis, ingin memberikan

saran-saran dibawah ini:

1. Diharapkan Pengadilan Tata Usaha Negara menjadi Pengadilan yang

bisa memberikan keadilan untuk semua masyarakat yang memiliki

bukti yang jelas kebenarannya, dan semoga kewenangan Pengadilan

atas Sengketa Pilkada bisa lebih tegas dan jelas lagi dalam menimbang

dan memutuskan suatu perkara.

2. Diharapkan kepada KPU untuk lebih teliti lagi dalam memeriksa dan

meneliti Calon Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati untuk Pilkada apapun itu supaya

kedepannya tidak terjadi hal-hal yang merugikan seseorang.

3. Bagi Calon Anggota Pilkada yang dirugikan oleh lembaga negara

jangan pernah menyerah dan jangan pernah takut jika kita ingin

mencalon dibatalkan oleh beberapa pihak lembaga, dan jika anda

merasa benar dan memiliki bukti yang kuat perjuangkan karena semua

orang memiliki hak untuk mendapatkan keadilan.

Page 75: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

62

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Al-Qur’an dan Hadist

Koirudin, Kebijakan Desentralisasi di Indonesia: Format Masa Depan

Otonomi Menuju Kemandirian Daerah, Averoes, Malang: 2005,

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Membayar Seluruh Biaya

Perkara

Dokumen Pengadilan Tata Usaha Negara

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Nomor 6 Tahun 2019

Surat Putusan BAWASLU, Nomor 01 Tahun 2018 Tentang Peraturan KPU

Putusan Komisi Pemilihan Umum, Nomor 961 Tahun 2008

Putusan Nomor 15/G/2013/PTUN.JBI

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 176 dan 177 Tentang

Undang-Undang Pemilihan Umum

Undang-Undang Nomor 4 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara. UII Press, Yogyakarta: 2002

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Paduan

Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945 (sesuai dengan urutan bab, pasal dan ayat), Sekretaris Jendral MPR

RI, Jakarta, 2010,

Page 76: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

63

F.A.M Stroink dalam Abdul Rasyid Thalib, wewenang Mahkamah Konstitusi

dan aplikasinya dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, Citra

Aditya Bakti, Bandung, 2006.

Eny Kusdarini, Dasar-Dasar Hukum Administrasi Negara dan Asas-Asas

Umum

Nimatul Huda, Negara Hukum, Demokrasi dan judicial Review, UII Press

Moh Mahfud MD, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, PT Rineka Cipta,

Jakarta, 2000,

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta,

2006,

Adi Sulistiyono, Negara Hukum : Kekuasaan, Konsep dan Paradigma Moral,

LPP UNS dan UNS Press, Surakarta, 2008,

Grace, Skripsi Kewenanga Pegadilan Tata Usaha Negara dalam Penyelesaian

Sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah Fakultas Hukum Universitas

Pancasila Tahun 2012

Moch.Iqbal,Skripsi Kewenanga Pegadilan Tata Usaha Negara dalam

Mengadili Sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah Fakultas Hukum

Universitas Jember Tahun 2011

Priyan Afandi, SkripsiKewenangan Peradilan Tata Usaha Negara Dalam

Sengketa Pemilihan Kepala Daerah Fakultas Hukum Universitas Lampug

Tahun 2017

Burhan Bungin, Metodologi penelitian Kualitatif, (Jakarta : Raja Grafindo

Persabda 2018),

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (edisi revisi), cet ke 2 (Jambi: Syariah

dan Fakultas Syariah UIN STS Jambi, 2014),

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UII Press),

Page 77: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

64

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2014)

Suharsimi, Metode Pene;itian Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2009)

Ali, Zainudin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2016

Marzuki, Peter Mahmud Penelitian Hukum, Jakarta: Prenada Media, 2005

Dokumen Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi Tahun 1998

Dokumen Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi Tahun 1998

Buku Profil Pengadila Tata Usaha Negara

Dokumen Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi Tahun 2013

Dokumen Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi Tahun 2020

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha

Negara

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Sjachran, Basah. 1985. Eksistensi dan Tolak Ukur Badan Peradilan

Administrasi di Indonesia, Bandung: Alumni

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Pasal 63 Pemeriksaa Acara Biasa

Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Buku I Beberapa Pengertian Dasar Hukum Tata Negara.Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan

Putusan Pengadila Tata Usaha Negara Jambi

Tuntunan Praktek Beracara Di Peradilan Tata Usaha Negara

Undang-Undang Nomor 5 Tahu 1986 Tentang Bagaimana Wujud, Isi dari

suatu jawaban

Page 78: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

65

Buku Pengadilan Tata Usaha Negara, Pemeriksaan Acara Biasa

Marbun, S.F, 1997 . Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif

di Indonesia. Yogyakarta: Liberty

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

Legal Standing adalah suatu keadaan ketika suatu pihak dianggap memenuhi

syarat untuk mengajukan permohonan Penyelesaian Sengketa di

Pengadilan

Pasal 4 ayat (1) Peratutan Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2017 tata cara

peyelesaian sengketa proses pemilihan umum

255 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Pemilihan Umum

Pasal 27 ayat (8) dan Pasal Peraturan Komisi Pemiliha Umum Nomor 22

Tahun 2007 Tentang Pemilihan Kepala Daerah,

B. Peraturan Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pemilihan Kepala Daerah

(Pilkada)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 Tentang Penyelenggara Pemilihan

Umum

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 Tentang Pengadilan Tata Usaha

Negara Pasal 51 ayat (1)

Page 79: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

66

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2017 Tata Cara Penyelesaian

Sengketa Prosess Pemilihan Umum

Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Membayar Seluruh Biaya

Perkara

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum

Pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 2017 Tentang

Cara Penyelesaiaan Sengketa Proses Pemilihan Umum

PP Nomor 43 Tahun 1991 Tentang Ganti Rugi dan Tata Cara Pelaksanaannya

Pada Peradilan Tata Usaha Negara

Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1129/kkm.01/1991 Tentang Tata

Cara Pembayaran Ganti Rugi Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha

Negara

Perma Nomor 2 Tahun 2000

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Pemilihan Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 Tentang Pengadilan Tata Usaha

Negara Pasal 51 ayat (1)

C. Jurnal

Skripsi Karya Priyan Afandi, Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara

Dalam Sengketa Pemilihan Kepala Daerah yang bersifat Administratif,

Jurusan Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas

Lampung, Tahun 2017.

Skripsi Karya Grace, Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Dalam

Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum, Jurusan IImu Hukum Fakultas

Hukum Universitas Pancasila, Tahun 2012.

Page 80: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

67

Skripsi Karya Moch. Iqbal, Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara

Dalam Mengadili Sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah, Jurusan

IImu Hukum Fakultas Hukum Universitas Jember, Tahun 2011.

D. Internet

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi.

(diakses pada tanggal 30 Januari 2016, 09.30)

http://www.ptun-jambi.go.id/index.php/tentang-pengadilan/2015-06-22-15-

58-25

http://www.ptun-jambi.go.id/index.php/tentang-pengadilan/visimisi

http://www.ptun-jambi.go.id/index.php/tentang-pengadilan/profile-

pengadilan/2015-05-30-06-25-03

Ptunjambi.go.id

Page 81: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

68

LAMPIRAN

Gambar 1.1

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

Gambar 1.2

Page 82: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

69

Menunjukan bukti-bukti

Page 83: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

70

Gambar 2.1

Jadwal Sidang

Page 84: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

71

Gambar 2.2

Riwayat Perkara

Page 85: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

72

Gambar 2.3

Perkara

Page 86: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

73

Gambar 2.4

Putusan

Page 87: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

74

Gambar 2.5

Biaya Perkara

Page 88: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

75

Gambar 3.1

Wawancara di Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

Wawancara Dengan Bapak Alkodar sebagai Panitera Muda Hukum

Page 89: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

76

Gambar 3.2

Wawancara di Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

Wawancara Dengan Bapak Rey sebagai Hakim

Page 90: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

77

Gambar 3.3

Wawancara di Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

Wawancara Dengan Ibuk Iin Rahmawati Sebagai Panitera Pengganti

Page 91: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

78

Gambar 3.4

Wawancara di Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

Wawancara Dengan Ibuk Yoshita Mage Sebagai Panitera Pengganti

Page 92: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

79

Gambar 3.5

Wawancara di Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi

Wawancara Dengan Bapak Ginta Murli

Page 93: KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA …

80

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Dian Saputri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ tgl lahir : Jambi, 07 Juni 1998

NIM : 106170691

Alamat : Jln. Yulius Usman No.01 D-11 Komplek

BLK RT.24 Kel. Pematang Sulur

Kec.Telanaipura Kota Jambi

No. HP : 089602740265

Nama Ayah : Syahdanir

Nama Ibu : Mariana

No. HP : 082182209757

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SD tahun lulus : SDN 66 Kota Jambi 2010

b. SMP tahun lulus : SMPN 19 Kota Jambi 2013

c. SMA tahun lulus : SMAN 10 Kota Jambi 2016

d. Perguruan Tinggi : UIN STS Jambi 2017

2. Pendidikan Non-Formal (Pelatihan, Kursus, dll)

a. Sertifikat Pelatihan Web Programming 2018

b. Sertifikat Pelatihan Operator Komputer 2016

c. Sertifikat Pelatihan Web Boarding II 2018

d. Koordinator Bidang Teknologi Informasi HMP Hukum Tata Negara 2017-

2018

Muaro Jambi, Maret

Penulis,

Dian Saputri

106170691