kewajiban perusahaan dalam pelaksanaan dukungan asi ekslusif

4
KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN PP NO. 33 TH 2012 Berdasarkan Pasal 30 ayat 1, pengurus tempat kerja wajib mendukung penuh program ASI Eksklusif yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perusahaan antara pengusaha dan pekerja/buruh, atau melalui perjanjian kerja bersama antara serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha. Pengurus tempat kerja juga wajib untuk memberikan kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja sebagaimana dituangkan dalam Pasal 34 PP No 33 tahun 2012. Selain kesempatan kepada ibu untuk menyusui dan / memerah ASI, dukungan terhadap program ASI juga harus diwujudkan dalam bentuk pengadaan fasilitas sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri. Peraturan Menteri yang dimaksud dalam PP ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan / atau Memerah Air Susu Ibu. Dalam Peraturan Menteri ini (dijelaskan dalam Pasal 9 ayat 1 dan 2), Ruang ASI harus diselenggarakan pada bangunan yang permanen (dapat merupakan ruang tersendiri atau merupakan bagian dari tempat pelayanan kesehatan yang ada di Tempat Kerja) dan harus memenuhi persyaratan kesehatan.

Upload: puspita-panjrah

Post on 09-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN PP NO. 33 TH 2012

Berdasarkan Pasal 30 ayat 1, pengurus tempat kerja wajib mendukung penuh program ASI Eksklusif yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perusahaan antara pengusaha dan pekerja/buruh, atau melalui perjanjian kerja bersama antara serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha. Pengurus tempat kerja juga wajib untuk memberikan kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja sebagaimana dituangkan dalam Pasal 34 PP No 33 tahun 2012.

Selain kesempatan kepada ibu untuk menyusui dan / memerah ASI, dukungan terhadap program ASI juga harus diwujudkan dalam bentuk pengadaan fasilitas sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri. Peraturan Menteri yang dimaksud dalam PP ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan / atau Memerah Air Susu Ibu. Dalam Peraturan Menteri ini (dijelaskan dalam Pasal 9 ayat 1 dan 2), Ruang ASI harus diselenggarakan pada bangunan yang permanen (dapat merupakan ruang tersendiri atau merupakan bagian dari tempat pelayanan kesehatan yang ada di Tempat Kerja) dan harus memenuhi persyaratan kesehatan.Persyaratan kesehatan Ruang ASI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) tersebut paling sedikit meiputi:a. tersedianya ruangan khusus dengan ukuran minimal 3x4 m2dan/atau disesuaikan dengan jumlah pekerja perempuan yang sedang menyusui;

b. ada pintu yang dapat dikunci, yang mudah dibuka/ditutup;

c. lantai keramik/semen/karpet;

d. memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup;

e. bebas potensi bahaya di tempat kerja termasuk bebas polusi;f. lingkungan cukup tenang jauh dari kebisingan;

g. penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan;

h. kelembapan berkisar antara 30-50%, maksimum 60%; dan

i. tersedia wastafel dengan air mengalir untuk cuci tangan dan mencuci peralatanPeralatan yang dimaksud pada poin j tersebut dapat dijelaskan di Pasal 11 ayat 1 dan 2 yaitu sekurang- kurangnya terdiri dari peralatan menyimpan ASI yang meliputi:a. lemari pendingin (refrigerator) untuk menyimpan ASI;

b. gel pendingin (ice pack);

c. tas untuk membawa ASI perahan(cooler bag); dan

d.sterilizerbotol ASI.Sedangkan alat pendukung yang dibutuhkan termuat dalam ayat 3 yaitu meliputi : a. meja tulis;

b. kursi dengan sandaran untuk ibu memerah ASI;

c. konseling menyusui kit yang terdiri dari model payudara, boneka, cangkir minum ASI, spuit 5cc, spuit 10 cc, dan spuit 20 cc;

d. media KIE tentang ASI dan inisiasi menyusui dini yang terdiri dari poster, foto, leaflet,

booklet, dan buku konseling menyusui);

e. lemari penyimpan alat;

f. dispenser dingin dan panas;

g. alat cuci botol;

h. tempat sampah dan penutup;

i. penyejuk ruangan (AC/Kipas angin);

j. nursing apron/kain pembatas/ pakai krey untuk memerah ASI;

k. waslap untuk kompres payudara;

l. tisu/lap tangan; dan

m. bantal untuk menopang saat menyusui.Dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini, selain memberikan kesempatan dan fasilitas, pengurus juga dapat menyediakan Tenaga Terlatih Pemberian ASI untuk memberikan konseling menyusui kepada pekerja/buruh di Ruang ASI. Tenaga Terlatih harus telah mengikuti pelatihan konseling menyusui yangdiselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat (Pasal 13 ayat 1,2).

Namun, disebutkan dalam Pasal 16 ayat 2, apabila Ruang ASI belum memiliki konselor menyusui, pengurus tempat kerja dapat bekerja sama dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten/kota untuk memberikan pelatihan konseling menyusui.

Yua aku berpatok di PP no 33 th 2012 sama PMK no 15 th 2013. Diunduh saja di internet. Coba dicek.., kalau menurutmu kurang lengkap ditambahin saja.. Oya, sanksi apabila perusahaan tidak melaksanakan kebijakan ini juga belum ada. Terimakasih ya..