kesra

Upload: atikah-rofiadha

Post on 14-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hidden hunger

TRANSCRIPT

Kamis, 13 Oktober 2011 | 14:37 Awas "Hidden Hunger"!

Kelaparan Tersembunyi adalah bentuk kekurangan gizi mikro. Hal ini menyangkut defisiensi zat besi, yodium, asam folat, vitamin A, dan beberapa jenis vitamin B.

Di masa lampau masalah kekurangan gizi masyarakat Indonesia dinilai bersifat makro. Kini masalah itu bersifat mikro, dan berawal dari rumah.

Isu pemenuhan gizi bangsa Indonesia sudah terdengar sejak zaman penjajahan Jepang. Kala itu terjadi kekurangan pangan parah, menuai penyakit busung lapar.

Bergulir ke masa orde lama, sekitar tahun 50-an, ketika Indonesia bersandar penuh pada pertanian, didirikan lembaga makanan rakyat (Institut voor Volksvoeding) untuk meneliti pola konsumsi dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan makanan.

Kemudian di masa orde baru, Indonesia mengklaim menghadapi peperangan dengan 4 masalah gizi: Kekurangan Kalori dan Protein (KKP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan Anemia Gizi Besi (AGB).

Di masa kini, permasalahan gizi masih mengintai masyarakat. Masalah yang paling marak adalah kelaparan tersembunyi (hidden hunger) atau bentuk kekurangan gizi mikro. Hal ini menyangkut defisiensi zat besi, yodium, asam folat, vitamin A, dan beberapa jenis vitamin B.

Prof Ir Ahmad Sulaeman, MS, Ph.D, pakar ekologi manusia dan pemerhati gizi dari Institut Pertanian Bogor (ITB), saat bincang gizi bersama Sari Husada di Hong Kong Cafe, Jakarta, hari ini mengungkap efek buruk dari hidden hunger tersebut.

"Rendahnya asupan zat gizi mikro tersebut menyebabkan tingginya kasus penyakit akibat kurang zat gizi mikro (KGM). Dampaknya, angka kematian ibu dan anak meningkat, penyakit akibat infeksi, menurunnya kecerdasan anak serta produktivitas kerja," jelasnya.

Dengan prevalensi KGM sebesar 50-60 persen, sebanyak 9 persen kematian anak dan 13 persen kematian ibu disebabkan kekurangan vitamin A. Sekitar 18 persen kematian ibu melahirkan dan 24 persen kematian perinatal akibat anemia dan defisiensi zat besi. Kekurangan yodium adalah penyebab retardasi mental dan kerusakan fungsi otak.

Berawal dari RumahAhmad berpendapat, masalah asupan gizi masyarakat sangat terkait ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dengan pengaruh beberapa faktor: pola asuh, kondisi tubuh, dan tingkat ekonomi.

Untuk pola asuh, berkait dengan nilai budaya, preferensi, dan nilai keluarga. Hal-hal ini meliputi: pemberian ASI/MPASI, pola asuh psikososial, penyediaan makanan sapihan, praktik higienitas, serta sanitasi makanan dan lingkungan.

Contoh, kebiasaan tidak memenuhi keanekaragaman multivitamin yang dibutuhkan anak, dan lainnya.

Sementara untuk kondisi tubuh atau kerentanan terhadap penyakit infeksi. Untuk tingkat ekonomi, tingkat kemiskinan masyarakat juga berpengaruh terhadap pemenuhan gizi masyarakatnya, termasuk informasi mengenai pemenuhan gizi keluarga.

Pemenuhan gizi keluarga, khususnya anak bangsa butuh peranan dari berbagai pihak, mulai dari orangtua, sekolah, hingga pemerintah, jelas Ahmad. Terutama pemerintah dalam penyebaran informasi mengenai pemenuhan gizi yang baik kepada masyarakat.

"Dari penelitian yang pernah kami lakukan, terhadap 350 ibu hamil antara 1-3 bulan di 17 desa di kecamatan, kami mendapati, para ibu yang hanya diberikan pengetahuan tentang pemenuhan gizi bisa memenuhi gizi keluarganya lebih baik, dan berhasil. Jadi, diberikan informasi mengenai gizi baik saja sudah bisa berpengaruh banyak," kata AhmadPenulis: /WEB

Daftar Pustaka

http://www.beritasatu.com/kesehatan/13404-awas-hidden-hunger.html

Pola Makan Sehat Antisipasi "Hidden Hunger"Rabu, 22 Juni 2011 | 17:22 WIB

Dibaca: 169

Komentar: 0|

Share:

Shutterstock

IlustrasiKOMPAS.com Tubuh membutuhkan asupan mineral yang seimbang. Sumber mineral bisa berasal dari sayuran, buah, biji-bijian, hingga susu. Sayangnya, kualitas kandungan mineral pada banyak sumber makanan ini terus menurun. Kondisi lingkungan yang tercemar memengaruhi kandungan mineral dalam sumber makanan. Inilah salah satu penyebab terjadinya hidden hunger atau malanutrisi mineral. Selain penyebab lain yakni asupan mineral dalam menu harian yang belum seimbang. Faktanya, hampir 20 tahun terakhir, sebagian besar masyarakat dunia mengalami malanutrisi mineral. Indonesia termasuk negara yang mengalami hidden hunger .

Prof Dr Ir Maggy Thenawidjaja Suhartono, MSc, Biochemist dan Guru Besar Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan IPB Bogor, mengatakan, belum ada riset yang menyebutkan sejauh mana level hidden hunger di Indonesia. Namun, sejumlah riset di Amerika menunjukkan kandungan mineral pada sumber makanan seperti buah dan sayur terus menurun.

"Status hidden hunger di Indonesia adalah sebagai warning, setiap orang perlu hati-hati. Akibat dari defisiensi mineral memang tidak terasa dalam waktu cepat, namun akan terasa dalam jangka waktu lama. Namun, saat ini pada kalangan tertentu, misalnya, perempuan usia matang, dampaknya mulai terasa. Gejala penuaan menjadi salah satu akibat yang ditimbulkan dari malanutrisi mineral. Sementara di desa, bisa ditemui penderita gondokan, ini pertanda hidden hunger," jelasnya saat konferensi pers HiLo bertema "Lingkungan Hijau Menciptakan Hidup Lebih Sehat dengan Mineral" di E-Corner Epicentrum Walk, Jakarta, Selasa (21/6/2011) lalu.

Asupan sayur dan buah yang minim dalam menu harian Anda memengaruhi terjadinya hidden hunger dalam satu keluarga. Karenanya, pastikan menu harian di rumah memenuhi pola makan sehat dengan gizi seimbang. Kalaupun Anda sudah cukup rajin mengonsumsi buah, sayur, susu, atau sumber mineral lainnya, pastikan makanan tersebut mengandung mineral tinggi. Pasalnya, saat ini kandungan mineral pada bahan makanan sumber mineral semakin menurun karena pengaruh lingkungan.

Negara "hijau" dengan green index yang baik memiliki sumber mineral yang lebih baik. Artinya, sayuran, buah, dan susu dari negara "hijau" dengan lingkungan hijau yang masih alami memproduksi sumber mineral dengan kualitas yang jauh lebih baik. Green index menjadi ukuran suatu negara yang dinilai ramah lingkungan dengan memiliki lingkungan hijau sehat. Saat ini 10 besar negara dengan green index terbaik masih berasal dari Eropa. Indonesia masih berada pada peringkat ke-134 dari total 163 negara.

Gejala kekurangan mineralMineral penting untuk kesehatan tubuh. Prof Maggy mengatakan, mineral baik dikonsumsi setiap hari dan bermanfaat menyalurkan dan membangkitkan sistem elektrik dalam tubuh agar fisik tampil prima. Gejala kekurangan mineral bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Gejalanya seperti sering mengalami sakit kepala, pening, migran, daya ingat berkurang, kurang konsentrasi, gemetar, gugup, kejang otot, mual, muntah, atau kesemutan.

Lebih lanjut, Prof Maggy menjelaskan, mineral memiliki fungsi penting yang memengaruhi kerja organ tubuh sehingga kekurangan asupan mineral dalam menu harian bisa menyebabkan berbagai masalah, seperti osteoporosis, gangguan tulang, gangguan otot, dan kulit. Malanutrisi mineral juga menyebabkan penyakit diabetes tipe 2 serta berbagai gangguan tubuh lainnya, seperti lemah otot, tekanan darah menurun, anemia, gangguan sistem kekebalan tubuh, hingga penyakit yang sering kali dialami seperti diare dan muntah.

SolusiUntuk menghindari berbagai gejala dan gangguan tubuh akibat malanutrisi mineral, ada dua langkah yang bisa dijalankan. Susana STP, MSc, PDEng, Head of Nutrifood Research Center for XT Life Division, menawarkan dua solusi yang bisa dilakukan untuk merespons masalah hidden hunger ini.

"Solusi pertama adalah dengan meningkatkan asupan gizi seimbang, terutama asupan gizi pada orang dewasa yang saat ini masih sangat kurang. Solusi kedua, secara bertahap, kita perlu meningkatkan kesadaran lingkungan hijau. Meski lingkungan hijau di negara-negara Eropa masih lebih baik, dan menghasilkan sumber mineral berkualitas, bukan berarti kita harus terus-menerus impor bahan makanan berkualitas. Jika kesadaran lingkungan hijau di Indonesia terus meningkat, sumber mineral berkualitas juga bisa didapatkan dari tanah Indonesia," jelasnya.

Mengenai kebutuhan mineral, Prof Maggy menambahkan, kebutuhan setiap orang berbeda. Perbedaan kebutuhan mineral setiap individu dipengaruhi oleh faktor usia, aktivitas, kondisi kesehatan, dan cadangan nutrisi dalam tubuh. Asupan mineral pada diri seseorang dikatakan cukup atau kurang juga dipengaruhi dari sumber mineral yang diasupnya, termasuk kualitas sumber mineral. Semakin berkualitas sumber mineral yang diasup, kebutuhan mineral seseorang semakin tercukupi dengan baik.Penulis : Wardah Fazriya

Hidden Hunger (Kelaparan Tersembunyi) mengancam Generasi Bangsa..Posted by: admins Posted date: January 26, 2013 In: Umum | comment : 0 Dalam memperingati Hari Gizi Nasional tentunya pemerintah maupun masyarakat Indonesia berharap masalah-masalah gizi di Indonesia dapat terus berkurang. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 angka gizi kurang pada balita Indonesia sebesar 17,9%, angka tersebut menunjukkan adanya penurunan sejak tahun 1990 yaitu sebesar 31%. Namun demikian ancaman masalah gizi akan terus menghantui Indonesia.Salah satu penyebab masalah gizi (termasuk di Indonesia) adalah hidden hunger yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kelaparan tersembunyi. Namun istilah hidden hunger yang dimaksud disini bukanlah makna kelaparan secara harafiah yaitu kelaparan karena kurang makanan, melainkan karena kekurangan mineral dan vitamin atau zat gizi mikro. Seseorang yang mengalami hidden hunger terkadang terlihat sehat tanpa ada gejala yang tampak sehingga penderita kurang memperhatikan akan hal ini. Selain faktor ekonomi rendah, kurangnya pengetahuan dasar tentang gizi seimbang juga ikut berperan sebagai penyebab hidden hunger. Meski secara ekonomi berkecukupan namun pilihan menu makanan yang disajikan justru miskin nutrisi karena lebih memilih dan menyukai fast food yang minim akan mineral & vitamin.Persoalan ini pernah mengemuka dalam Konferensi Pers Regional Ministerial Consulting on Maternal and Child Nutrition in Asian Countris 2005, Dr dr Siti Fadilah Supari SpJP (K), yang saat itu menjabat menteri kesehatan, menyebutkan bahwa 50% penduduk Indonesia mengalami hidden hunger. Masalah gizi di Indonesia berkaitan dengan gizi mikro adalah kekurangan iodium, zat besi, vitamin A, asam folat, dan zink. Dengan kelompok rentan seperti bayi, balita, anak, ibu hamil dan usia lanjut.Dampak paling besar dari hidden hunger adalah menigkatnya penyakit infeksi, menurunnya kecerdasaam anak, penurunan produktivitas kerja, bahkan meningkatnya angka kematian ibu dan anak. Tentunya ini akan berdampak besar pada sebuah bangsa untuk menghasilkan generasi yang cerdas dan sehat.Meski upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah hidden hunnger adalah dengan fortifikasi, namun anjuran untuk mengkonsumsi makanan bergizi seimbang jauh lebih penting untuk diterapkan. Himbauan untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral alami yang baik perlu diterapkan sejak usia sedini mungkin. http://www.mausehat.com/hidden-hunger-kelaparan-tersembunyi-mengancam-generasi-bangsa/