kesiapsiagaan menghadapi ancaman masuknya coronavirus di … · 2020-02-05 · januari 2020...

29
KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI ANCAMAN MASUKNYA CORONAVIRUS DI INDONESIA Brigjen. TNI (Pur.) dr. Alexander K Ginting S, Sp.P, FCCP Staf Khusus Menteri Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan Jakarta, 4 Februari 2020 1

Upload: others

Post on 22-Apr-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI ANCAMAN MASUKNYA

CORONAVIRUS DI INDONESIA

Brigjen. TNI (Pur.) dr. Alexander K Ginting S, Sp.P, FCCP

Staf Khusus Menteri Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan

Jakarta, 4 Februari 2020

1

SITUASI GLOBAL 2019-nCoV per 2 Februari 2020

2

• Total kasus konfirmasi 14.557kasus

• Kasus di Cina sebanyak 14.411kasus, dengan 304 kematian

• Kasus penyebaran sebanyak146 kasus,dengan 1 kematiandilaporkan dari 23 negara (Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Singapura, Australia, Malaysia, Cambodia, Filipina, Thailand, Nepal, Sri Lannka, India, USA, Kanada, Perancis, Finlandia, jerman, Italia, Rusia, Spanyol, Swedia, Inggris, Arab)

Direktur Jenderal WHO menyatakan 2019-nCoV sebagaiPublic Health Emergency of International Concern (PHEIC)

3

TENTANG Novel Coronavirus (2019-nCoV)

• Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan

sampai berat.

• Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat

menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS-CoV).

• Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan

bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari kucing luwak (civetcats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke

manusia.

• Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya

pada manusia dan belum diketahui hewan penular 2019-nCoV.

• Menurut hasil penyelidikan epidemiologi awal, sebagian besar kasus di Wuhan memiliki riwayat

bekerja, menangani, atau pengunjung yang seringberkunjung ke Pasar Grosir Makanan Laut Huanan.

Sampai saat ini, penyebab penularan masih belum diketahui secara pasti. 4

GEJALA KLINIS, PENULARAN DAN PENGOBATAN

• Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan.

• Tanda dan gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akutseperti demam, batuk dan sesak napas.

• Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagalginjal, dan bahkan kematian.

• Tingkat keparahan dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, usia dan penyakit yang telahadasebelumnya (komorbid), seperti hipertensi, DM, asma, dll

• Seperti penyakit infeksi saluran pernapasan lainnya, 2019-nCoV dapat menular melaluipercikan saat bersin atau batuk, namun saat ini masih sedikit bukti terjadinya penularanantar manusia

• Hingga saat ini belum ditemukan vaksin maupun obat untuk 2019-nCoV. Pengobatandiberikan untuk meringankan gejala dan meningkatkan daya tahan tubuh

5

Pasien dalam Pengawasan1. Seseorang yang mengalami gejala pernafasan akut, dengandisertai:

➢ Demam (≥380C) atau ada riwayat demam,

➢ Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,

➢ Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinisdan/atau gambaran radiologis

Perlu waspada pada pasien dengan gangguan sistem kekebalantubuh (immunocompromised) karena gejala dan tanda tidakjelas.

DAN disertai gejala berikut:

➢ Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)* dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala; ATAU

➢ Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien ISPA berat yang tidak diketahuipenyebab/etiologi penyakitnya, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian.

2. Seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari sebelum sakit, memiliki salah satu dari paparan berikut:

➢ Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV; ATAU

➢ Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai denganperkembangan penyakit)*; ATAU

➢ Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di China atauwilayah/negara yang terjangkit (sesuai denganperkembangan penyakit)*; ATAU

➢ Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki(demam ≥380C) atau ada riwayat demam

*Ket: saat ini negara terjangkit hanya China, namunperkembangan situasi dapat diupdate melalui website www.infeksiemerging.kemkes.go.id

Pasien konfirmasiPasien yang masuk kriteria dalam pengawasan dengan hasil pemeriksaan laboratorium positif. 6

Perbedaan SARS, MERS, Flu Burung dan 2019-nCoV (1)

SARS MERS CoV FLU BURUNG A

(H5N1)

2019-nCoV

JENIS VIRUSFamiliGenus

CoronaviridaeBetacorona virus lineage B

CoronaviridaeBetacorona virus lineage C

OrthomyxoviridaeInfluenzavirus A

CoronaviridaeBetacorona virus lineage B

MASA INKUBASI 2-7 hari ( bisa sd 10 hari)

2-14 hari 2 -5 hari (bisa sd 17 hari)

2-14 hari

NEGARA PERTAMA YANG MELAPOR

2002-China (Guangdong)

2012- Saudi Arabia 1997- China (Hongkong)

2019-China (Wuhan, Hubei)

HEWAN PENULAR Kelelawar ; kucing civet Unta Dromedari Unggas belum diketahui pasti-masih dalam investigasi

TRANSMISI Droplet, kontak denganbenda terkontaminasi, penularan antarmanusia

Droplet, kontak denganbenda terkontaminasi, penularan antarmanusia terbatas

Droplet, kontak denganbenda terkontaminasi, penularan antarmanusia terbatas

Belum diketahui pasti-masih dalam investigasipenularan antarmanusia terbatas

SARS MERS CoV FLU BURUNG A (H5N1)

2019-nCoV

GEJALA DAN TANDA Gangguan saluranpernapasan: ringan -pneumonia

Gangguan saluranpernapasan umumnyapneumonia; Gangguanginjal

Gangguan saluranpernapasan: ringan -pneumonia

Gangguan saluranpernapasan :ringan –pneumonia. Umumnya ringan, 20% berat

ANGKA KEMATIAN 14-15% 35 % Global 50%Di Indonesia 84%

2,9 %

PENGOBATAN DAN VAKSIN

• Suportif• Belum ada vaksin

• Supportif• Belum ada vaksin

• Antivirus→neuraminidase inhibitor (oseltamivir)

• Belum ada vaksin

• Suportif• Belum ada vaksin

PENETAPAN PHEIC Tidak Tidak Tidak tidak

KASUS DI INDONESIA Tidak ada tidak ada 2005-2017→ 200 kasus dengan 168 kematian

Tidak ada

Perbedaan SARS, MERS, Flu Burung dan 2019-nCoV (2)

PENCEGAHAN

PENYAKIT

FAKTOR

RISIKO

PENYAKIT

PENGENDALIAN

PENYAKIT

DETECT

RESPONSE

PREVENT

KEJADIAN

PENYAKIT

DETECT

RESPONSE

PREVENT

Area Kunci Pencegahan dan Pengendalian

Contoh:Udara dan air

tercemar, Lingkungan

pemukiman tidaksehat, Hygiene

yang buruk

Contoh:Orang, barang, dan alat angkutyang terjangkit

ERID

PRINSIP KESIAPSIAGAAN

SUMBER DAYA MANUSIA

PEMBIAYAAN ALAT DAN BAHANSTANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

• Membentuk/ mengaktifkan TGC

• Penguatan KapasitasTGC

• Meningkatkan Jejaringkerja surveilans

• Menyiapkan tenagaterlatih → klinisi, lab, promkes

• Biaya peningkatankapasitas SDM

• Penanganan kasus• PE dan penelusuran

kontak• Karantina• Media KIE• Logistik (APD, reagen,

pendukung lab, obat-obatan dll

• Alat Transportasi• Sarana –Prasarana :

Ruang Isolasi• KKP→ruang khusus :

wawancara, karantinaKoordinasi dengan otband

• Ketersediaan danfungsi alat komunikasi

• Logistik penunjang : APD, Obat

• Media KIE

• Sistem Koordinasi• PE• Sistem rujukan• Pencatatan dan

Pelaporan

UPAYA YANG SUDAH DILAKUKAN KEMENKES (1)

1. Penyampaian Surat Edaran Dirjen P2P No. SR.0364/II/55/2020 tanggal 6 Januari 2020 mengenai Kesiapsiagaan dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Penyakit Pneumonia dari Negara Republik Rakyat Tiongkok ke Indonesia kepada Dinas KesehatanProvinsi/Kab/Kota, KKP, B/BTKL-PP, dan seluruh rumah sakit rujukan nasional dan regional, yang akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan situasi

2. Penyampaian Surat Edaran Dirjen Yankes No. YR.01.02/III/0027/2020 tanggal 7 Januari 2020 mengenai Kesiapsiagaan Rumah Sakit dalam Penanganan PenyakitInfeksi Emerging ke 100 rumah sakit rujukan flu burung, yang dilanjutkan denganpenyampaian surat kepada rumah sakit rujukan tersebut untuk melakukan pendataanulang terkait sumber daya yang ada di rumah sakit pada tanggal 15 Januari 2020.

3. Laboratorium Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) Balitbangkestelah siap melakukan pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis 2019-nCoV

4. Tersedia dan berfungsinya 195 thermal scanner di 135 pintu masuk negara, Health Alert Card

11

UPAYA YANG SUDAH DILAKUKAN KEMENKES (2)

5. Rapat Koordinasi lintas Kementerian/Lembaga

6. Melaksanakan webinar yang melibatkan 6 provinsi dan 1 kota yang mempunya akseslangsung, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, Bali, Kepulauan Riau, Kota Batam danSulawesi Utara

7. Menyiapkan media KIE, hotline dan website untuk mengetahui perkembanganpenyakit 2019n-CoV

8. Melakukan table top/simulasi di RS, KKP

9. Mengobservasi WNI yang dipulangkan dari Wuhan, Provinsi Hubei, China selama 14 hari, sejak 2 Februari 2020

12

IHR 2005 DAN GHSA

1. Indonesia terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan kapasitas intisesuai International Health Regulation 2005 (IHR 2005) untuk ketahanankesehatan.

2. Global Health Security Agenda (GHSA) mendukung percepatan implementasiIHR (2005). Salah satu hasil penting dari upaya bersama antara WHO dan GHSAadalah instrumen Joint External Evaluation (JEE), untuk mengevaluasi kapasitassuatu negara dalam mencegah, mendeteksi dan merespon ancaman kesehatanmasyarakat

3. Meningkatkan kapasitas inti dalam rangka deteksi, prevensi, dan respon dalampenanggulangan penyakit dan FR kesehatan yang berpotensi menimbulkankedaruratan kesehatan masyarakat melalui pelaksanaan monitoring dan evaluasiterpadu atau bersama

IHR (2005) DI INDONESIA

14

2005 2007 2009 2011 2012 2013 2014 2017 2018

Dissemination

Established the IHR

implementation Plan

Established IHR National Committee consists of multi sectoral agencies

to accelerate IHR implementation in all

sectorsIHR fully

implemented

JEE by External Team

Develop NAPHS

Assessment ProcessResult: Lack of core capacities in some

areas (Surveillance, Response, Laboratory and Infection Control)

WHO recommendation:To strengthen the capacities through

multisector approach, and to emphasize at point of entries

Self Assessment 2010 - 2011

Result: Surveillance and PoEsectors have not met

requirements yet

Extension to implement the

core capacities by June 2014

IHR National Committee sets strategies to achieve

core capacities requirements

2016

AI H5N1 H1N1 ZIKAEbola,MERS-

CoV

GHSA

National Zoonosis Control

Committee (NZCC)

NZCC function

transferred to PMK

2010

JEE

REKOMENDASI JEE

Results 63%Recommendations

Develop and implement a fully integrated, multisectoralNational Action Plan for IHR implementation, facilitated by a legal decree at the highest level.

1Establish a mechanism to coordinate the IHR and global health security work of all relevant ministries, agencies and institutions.

2Evaluate and improve decision making structures and delegation of authority and responsibility to act, not only between the national and sub-national levels, but also at the national level.

3

NAPHS INPRES

• Inpres No 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi dan Merespon Wabah Penyakit, Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir, Biologi dan Kimia

Indonesia telah memenuhi Rekomendasi

JEE

1. Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk dan di wilayah dilakukanmelalui :

a. kegiatan pengamatan penyakit dan faktor risiko kesehatanmasyarakat terhadap alat angkut, orang, barang, dan/ataulingkungan

b. respons terhadap Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dalambentuk tindakan Kekarantinaan Kesehatan.

2. Tindakan Kekarantinaan Kesehatan:a. Karantina, Isolasi, pemberian vaksinasi atau profilaksis,

rujukan, disinfeksi, dan/atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi;

b. Pembatasan Sosial Berskala Besar;c. Disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau deratisasi

terhadap Alat Angkut dan Barang; dan/ataud. Penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media

lingkungan

3. Tindakan Kekarantinaan Kesehatan ditetapkan dan dilaksanakan oleh pejabat karantina kesehatan

KEKARANTINAAN KESEHATAN DI PINTU MASUK DAN DI WILAYAH

Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk dan di Wilayah

Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masukdiselenggarakan di Pelabuhan, Bandar Udara,dan Pos Lintas Batas Darat Negara.

Kekarantinaan Kesehatan di wilayahdiselenggarakan di tempat atau lokasi yangdiduga terjangkit penyakit menular dan/atauterpapar faktor risiko kesehatan masyarakatyang dapat menimbulkan KKM. (karantinawilayah dapat berupa rumah, area, dan rumahsakit)

Kemendikbud:- Peningkatan

pengetahuan melalui anak sekolah

- UKS- Pramuka

Swasta:-Forum Kab/Kota sehat-Pemberdayaan masy-KIE

TNI dan POLRI :- Menjaga ketertiban dan keamanan dalam pelaksanaan tindakan kekarantinaan

Kemendagri :- Koordinasi pimpinan

daerah- Pemenuhan kebutuhan

SDM di daerah- PKK

LITBANG: Dukungan penelitian tepat guna

Perdagangan:Pengawasan import hewan

Peternakan-Penanganan sumber-Lalin hewan

PENCEGAHAN & PENGENDALIAN KKM

Kemenko PMK:•Fungsi Koordinasi antar K/L•Advokasi

KOORDINASI, SINERGI DAN KOLABORASIDALAM PENCEGAHAN & PENGENDALIAN KEDARURATAN

KESEHATAN MASYARAKAT (KKM)

Slide ini menggambarkan peran dari berbagai sektor

dalam pencegahan dan pengendalian KKM

SURAT EDARAN DAN PEDOMAN

• Surat Edaran Dirjen P2P No. SR.0364/II/55/2020 tanggal 6 Januari 2020 mengenai Kesiapsiagaan dalam UpayaPencegahan Penyebaran Penyakit Pneumonia dari Negara Republik Rakyat Tiongkok keIndonesia kepada Dinas KesehatanProvinsi/Kab/Kota, KKP, B/BTKL-PP, dan seluruh rumah sakit rujukan nasional dan regional

• Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi InfeksiNovel Coronavirus (2019-nCoV)

18

EDUKASI PENCEGAHAN PENULARAN 2019-NCOV PADA MASYARAKAT

1. Meningkatkan imunitas/ daya tahan tubuh dengan melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

(GERMAS).

2. Menerapkan PHBS dengan sering mencuci tangan dengan sabun atau cairan pembersih tangan

mengandung alkohol.

3. Tidak mengonsumsi daging mentah atau daging hewan liar.

4. Menghindari kontak dengan orang sakit.

5. Jika mengalami gejala2 demam dan gangguan pernapasan, menghindari keluar rumah kecuali

untuk berobat dan segera berobat.

6. Gunakan masker jika sedang sakit atau saat berada di tempat kerumunan orang dan

menerapkan etika bersin/batuk.

7. Jangan bepergian ke Cina jika tidak terlalu perlu

8. Bila kembali dari Cina dan muncul gejala demam, batuk dan sesak napas saat sudah tiba di

tanah air, agar segera berobat dan menyampaikan riwayat perjalanannya kepada dokter 19

MEDIA EDUKASI

20

21

Kementerian Kesehatan RI@KemenkesRI kemenkes_ri

HOTLINE Emergency Operation Center:

021 5210411081212123119

MEDIA SOSIAL DAN NOMOR HOTLINE

Website:www.who.int, www.infeksiemerging.kemkes.go.id, www.sehatnegeriku.kemkes.go.id

22

PERALATAN HAZARDOUS MATERIAL AIR FILTRATION(HMAF) DAN CAPSULE TRANSPORT DI KKP

NO INSTANSI HAZARDOUS MATERIAL AIR FILTRATION

CAPSULE TRANSPORT

1 KKP Kelas I Batam 1 12 KKP Kelas I Denpasar 1 13 KKP Kelas I Makassar 1 1

4 KKP Kelas I Medan 1 1

5 KKP Kelas I Soekarno - Hatta 1 1

6 KKP Kelas I Surabaya 1 1

7 KKP Kelas II Balikpapan 1 1

8 KKP Kelas II Bandung 1 1

9 KKP Kelas II Banjarmasin 1 1

10 KKP Kelas II Jayapura 1 111 KKP Kelas II Padang 1 1

12 KKP Kelas II Palembang 1 1

13 KKP Kelas II Panjang 1 114 KKP Kelas II Pontianak 1 115 KKP Kelas II Semarang 1 1

16 KKP Kelas II Tj. Balai Karimun 1 1

17 KKP Kelas III Banda Aceh 1 1

18 KKP Kelas III Bengkulu 1 119 KKP Kelas III Gorontalo 1 120 KKP Kelas III Jambi 1 121 KKP Kelas III Kupang 1 1

JUMLAH 21 21

DATA RS RUJUKAN DI SEKITAR POINT OF ENTRY

* Pintu masuk untuk penerbangan langsung dari Tiongkok /Wuhan ke Indonesia : Jakarta, Denpasar dan Manado

Jumlah RS dan sebaran100 RS dan tersebar di 32

Provinsi

Evaluasi Kesiapan RS Rujukan

Jumlah RS melaporkan :82 RS

tersedia 43 ruang tek negatif di 23

RS yang telah melapor

Profil RS Rujukan:

20 RS kelas A

52 RS kelas B

28 RS kelas C

RS yang layak saat ini

Jumlah RS yang mempunyai

SDM lengkap : 21 RS

Sapras lengkap : 46 RS

Alkes lengkap : 46 RS

SPO lengkap : 42 RS

Ada Simulasi : 19 RS

KESIAPAN RS RUJUKAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING (PIE)

24 RS

21 RS

26 RS

3 RS

8 RS

KESIAPAN RSPI SULIANTI SAROSO

Logistik KetersediaanDokumen

APD : masker, sarung tangan, Obat : oseltamivir Gas, Listrik, Air dll

Jumlah cukup

• Rencana Kontijensi• SPO• Kesiapsiagaan Pandemi• KIE

Tersedia

Sarana Peralatan SDM terlatihKesiagaan Pandemi

isolasi bertekanannegatif : 4 Ruang, 17 TT

isolasi ketat : 11 ICU : 4 ,

Peralatan : Lengkap danberfungsi baik

Sp. Paru : 5Dokter : 20Perawat : 200Analis lab : 1IPC Nurse : 2

KESIAPAN RSUP PERSAHABATAN

Logistik KetersediaanDokumen

APD : masker, sarungtangan, Obat : oseltamivir Gas, Listrik, Air dllJumlah cukupcadangan logistik : Kurang/Perlu Penambahan

• Rencana Kontijensi• SPO• Kesiapsiagaan

Pandemi• KIE

Tersedia

Sarana Peralatan SDM terlatihKesiagaanPandemi

isolasi bertekanannegatif : 4 Ruang, 6 TT( isolasi ketat : 4 ICU : 2)Dilengkapi Body wash & ambulans khusus infeksi

Lengkap danberfungsibaik

Sp. Paru : 27Analis lab : 17IPC Nurse : 8

KESIAPAN RSPAD GATOT SUBROTO

Sarana Peralatan SDM terlatihKesiagaan Pandemi

Logistik KetersediaanDokumen

isolasi bertekanannegatif : 2Ruang, 4 TT

ICU : 2 IMCU : 2(

Lengkap danberfungsi baik

250 petugas terlatihpandemiterdiri dari Dokter, Sp. Paru , Perawat, Analis lab & IPC Nurse

APD : masker, sarungtangan, Obat : oseltamivir Gas, Listrik, Air dllJumlah cukupcadangan logistik : kurang/Perlu Penambahan

• RencanaKontijensi

• SPO• Kesiapsiagaan

Pandemi• KIE

Tersedia

TERIMAKASIH

29