kesglob gizi dalam perspektif global ainur rahmah
DESCRIPTION
kesglob dalam perspektif globalTRANSCRIPT
AINUR RAHMAH
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara
asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel
pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990). Jika keseimbangan tadi terganggu,
misalnya pengeluaran energi dan protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka
akan terjadi kekurangan energi protein, dan jika berlangsung lama akan timbul masalah
yang dikenal dengan KEP berat atau gizi buruk (Depkes RI, 2000).
Menurut Soekirman (2000) status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat
interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya,
Mc. Laren menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat
gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya. Status gizi dipengaruhi
oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi
optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan
kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang
jika tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih
terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek
toksik atau membahayakan. (Almatsier, 2003). Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variable tertentu. Contoh: Gondok merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan
dan pengeluaran yodium dalam tubuh (Supariasa. IDN, 2002: 18). Status Gizi
merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari nutriture seorang individu dalam suatu
variabel (Hadi, 2002).
Diantara faktor faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan individu dan masyarakat
GIZI MERUPAKAN HAL YANG SANGAT PENTING. Gizi dalam setiap tahap kehidupan
meletakkan suatu dasar kesehatan tahap berikutnya. Untuk semua bangsa (miskin dan
kaya), gizi menentukan kesehatan fisik dan perkembangan dalam daur kehidupan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan telah
digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya
kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung, dan pokok
masalah. Pertama, penyebab langsung yaitu makanan dan penyakit infeksi yang
mungkin diderita. Timbulnya gizi kurang bukan saja karena makanan yang kurang
tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi
sering diserang diare atau demam, akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya
anak yang makan tidak cukup baik maka daya tahan tubuhnya ( imunitas ) dapat
melemah, sehingga mudah diserang penyakit infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya
mudah terkena gizi kurang (Soekirman, 2000). Sehingga disini terlihat interaksi antara
konsumsi makanan yang kurang dan infeksi merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi.
Menurut Schaible & Kauffman (2007) hubungan antara kurang gizi dengan penyakit
infeksi tergantung dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi
terhadap status gizi itu sendiri. Beberapa contoh bagaimana infeksi bisa berkontribusi
terhadap kurang gizi seperti infeksi pencernaan dapat menyebabkan diare,
HIV/AIDS,tuberculosis, dan beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa
menyebabkan anemia dan parasit pada usus dapat menyebabkan anemia. Penyakit
Infeksi disebabkan oleh kurangnya sanitasi dan bersih, pelayanan kesehatan dasar yang
tidak memadai, dan pola asuh anak yang tidak memadai (Soekirman, 2000). Penyebab
tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta
pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Rendahnya ketahanan pangan rumah
tangga, pola asuh anak yang tidak memadai, kurangnya sanitasi lingkungan serta
pelayanan kesehatan yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling
berhubungan. Makin tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat
jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan
pemahaman ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit dan
kekurangan gizi (UNICEF, 1998). Sedangkan penyebab mendasar atau akar masalah
gizi di atas adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam,
yang mempengaruhi ketidak-seimbangan antara asupan makanan dan adanya penyakit
infeksi, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita (Soekirman, 2000).
Gangguan gizi (Almatsier,2003) disebabkan oleh faktor primer dan sekunder. Faktor
primer adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas dan atau kualitas
yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan,
kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya. Faktor
sekunder meliputi semua factor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel
tubuh setelah makan dikonsumsi. Misalnya faktor-faktor yang menyebabkan
terganggunya pencernaan seperti gigi geligi yang tidak baik, kelainan struktur saluran
cerna dan kekurangan enzim. Faktor-faktor yang mengganggu absorbsi zat-zat gizi
adalah adanya parasit, penggunaan laksan (obat cuci perut), dan sebagainya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi ekskresi sehingga menyebabkan banyak kehilangan zat-zat
gizi adalah banyak kencing (polyuria), banyak keringat dan penggunaan obat-obat. Ada
pula yang membedakan faktor- faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri atas :
a. Faktor External
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:
1. Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga,
yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso,
1999).
2. Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan
perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang
baik (Suliha, 2001).
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarga (Markum, 1991).
4. Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan
(Soetjiningsih, 1998).
b. Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
1. Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua
dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).
2. Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia,
semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang
buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena
pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat
(Suhardjo, et, all, 1986).
3. Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau
menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986).