kesetiaan yeremia dalam menghayati ...gereja di dunia dewasa ini, 21 november 1964. c. singkatan...

116
KESETIAAN YEREMIA DALAM MENGHAYATI PANGGILAN KENABIAN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Ignasius Sudari NIM: 131124023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    KESETIAAN YEREMIA DALAM MENGHAYATI PANGGILAN

    KENABIAN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN

    KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG

    S K R I P S I

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Pendidikan Agama Katolik

    Oleh:

    Ignasius Sudari

    NIM: 131124023

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini kupersembahkan untuk Keuskupan Tanjung Karang, seluruh umat Paroki

    St. Maria, umat stasi Onoharjo, untuk kedua orang tua, serta adik-adikku dan semua

    keluargaku serta sahabat-sahabatku yang telah memberikan dukungan semangat

    untuk menyelesaikan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus,

    haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau

    sampaikan”

    (Yer 1:7)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    Skripsi ini berjudul “Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati Panggilan

    Kenabian Sebagai Sumber Inspirasi Bagi Pelayanan Katekis di Zaman

    Sekarang”. Judul ini dipilih berdasarkan keprihatinan penulis terhadap pergulatan

    katekis di zaman ini. Katekis menghadapi tantangan zaman yang tidak mudah.

    Tantangan zaman seperti sekularisme, radikalisme, kemiskinan, globalisasi dan

    sebagainya berdampak terhadap semangat dan kesetiaan katekis. Katekis dalam

    menanggapi tantangan zaman sekarang tidak mudah. Fakta bahwa semakin sulit

    menemukan katekis paroki yang mau bertahan dalam karya pelayanan untuk

    beberapa tahun. Keadaan ini menuntut Gereja untuk lebih memperhatikan katekis.

    Skripsi ini bermaksud memberikan sumbangan inspirasi pada katekis agar semakin

    setia dan bersemangat menghayati panggilannya sebagai katekis.

    Permasalahan utama dalam skripsi ini adalah menemukan inspirasi yang

    dapat digali dari sosok Yeremia oleh katekis untuk meningkatkan pelayanan katekis

    di zaman sekarang. Masalah tersebut diolah melalui metode deskriptif analitis

    mengenai kisah kesetiaan Yeremia dalam menghayati kenabiannya. Hal ini supaya

    penulis dapat menemukan inspirasi-inspirasi dari kesetiaan nabi Yeremia dalam

    menghayati panggilannya. Inspirasi yang telah dipaparkan harapannya berguna bagi

    para katekis agar semakin setia dan semangat melayani umat.

    Nabi Yeremia merupakan sosok yang sangat menginspirasi. Yeremia

    merupakan nabi yang setia dalam menyampaikan firman Allah. Yeremia berani

    menghadapi penderitaan dan siksaan dalam mewartakan kebenaran Firman Allah. Ia

    selalu berpegang pada janji Allah. Yeremia merupakan pribadi yang tabah dan tekun

    dalam melaksanakan tugas perutusannya. Yeremia memperingatkan bangsa Yehuda

    supaya kembali pada cinta Allah namun selalu menuai kegagalan. Yeremia sempat

    mau menyerah namun Firman Allah membangkitkannya. Yeremia tetap setia

    menjadi pewarta kehendak Allah. Semangat dan kesetiaan Yeremia pantas menjadi

    teladan dan inspirasi bagi katekis zaman sekarang.

    Keikutsertaan katekis dalam menumbuh kembangkan Gereja tidak dapat

    diremehkan. Katekis memegang peran penting di dalam karya pewartaan Gereja.

    Namun begitu banyak tantangan yang katekis hadapi di zaman ini. Hal ini

    berpengaruh terhadap kesetiaan dan semangat katekis. Katekis membutuhkan

    pendampingan dan pembinaan baik dari keuskupan atau pun paroki supaya semakin

    setia, bersemangat dan siap menghadapi tantangan zaman. Penulis dalam hal ini

    ingin membantu Gereja dengan menawarkan kegiatan rekoleksi sebagai upaya untuk

    meningkatkan semangat dan kesetiaan katekis dalam menghayati panggilannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    This undergraduate thesis entitled “The Loyalty of Jeremiah in Living of

    Prophecy as a Source of Inspiration for Catechist Service today”. This title is

    chosen based on the writer's concerns about the catechist struggle of in this day. As

    a catechist, in preaching work must be faced various of challenging and difficulties.

    The catechist challenging of servicing in this day such as secularism, radicalism,

    poverty, globalization and so on become one of way to influence for the catechist

    spirit. On another side, the catechist response of challenging is not easy. In fact, now

    too difficult to find the parish catechist who want to royal. It can’t be left but must be

    handled seriously and heart. Therefore, this thesis intends to contribute to the

    catechist's inspiration to be more loyal and to keep in running of catechist

    responsibility as a servicer. The main problem in this thesis is to find the inspiration which can be

    extracted from the figure of Jeremiah by catechists to improve catechist servicing in

    this day. The problem is solved through literary studies of the story of Jeremiah's

    faithfulness in living of prophecy. Based on this case, the writer finds inspirations

    from the loyalty of the Jeremiah prophecy in living of vocation. The inspiration that

    has been expressed in his hopes is useful for catechists to be more faithful and spirit

    serving for the people.

    The prophecy Jeremiah is a very inspiring person. Jeremiah is famous for his

    courage and faithfulness in conveying the word of God. Jeremiah is brave to face for

    suffering and torture in proclaiming the truth of the Word of God. He always holds

    the promise of God. Jeremiah is a steadfast and persevering man in carrying out his

    missionary duties. People are repeatedly warned by Jeremiah to repent back to

    God's love but always reap failure. Jeremiah does not give up, he is faithfully strove

    to remind and accompany God's people to return to God's love. Jeremiah's passion

    and loyalty is worthy of being an example and an inspiration to catechists today.

    Catechist participation in the growth of the Church can’t be underestimated.

    The catechists play an important role in the work of evangelization of the Church.

    But there are many challenging which face by catechist today. This affects to the

    loyalty and catechist spirit. The catechist need to be accompanied and built by the

    diocese or parish to be more faithful and more spirit to serve the people. In this

    situation, the writer wants to help through offering recollection activities as an effort

    to increase the catechist's loyalty in living vocation and the catechist spirit in

    serving the people

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

    kasih karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati Panggilan Kenabian Sebagai Sumber

    Inspirasi Bagi Pelayanan Katekis di Zaman Sekarang. Skripsi ini diajukan guna

    memberikan sumbangan pemikiran, gagasan dan inspirasi bagi katekis supaya

    mereka semakin setia dan bersemangat dalam melayani umat

    Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta. Terselesaikan nya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

    berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu pada

    kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada:

    1. Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed. selaku dosen pembimbing utama

    dan sekaligus dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan perhatian

    yang tulus, meluangkan waktu untuk mendampingi dan membimbing penulis

    menyelesaikan skripsi dengan sabar, memberi saran masukan dan memotivasi

    penulis untuk terus berusaha berjuang menyelesaikan skripsi ini.

    2. Dr. B. Agus Rukiyanto SJ selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Agama

    Katolik dan sekaligus dosen penguji III yang telah bersedia membaca,

    memberikan kritikan dan masukan, serta mendampingi penulis dalam

    mempertanggungjawabkan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    3. Dr. St. Eko Riyadi Pr selaku dosen penguji II yang telah bersedia membaca,

    memberikan kritik dan masukan serta mendampingi penulis dalam

    mempertanggungjawabkan skripsi ini.

    4. Seluruh staf dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Agama Katolik

    yang telah mendidik dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan

    studi di Program Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma

    dengan baik.

    5. Kepada ayah, ibu, adik-adikku dan seluruh keluarga yang telah memberikan

    dukungan semangat, dukungan moral, motivasi, doa dan juga material yang tiada

    hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Program Studi

    Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma dengan baik.

    6. Kepada Rm. Yohanes Adrianto Dwi Mulyono, SJ yang telah memberikan

    bantuan dukungan semangat, motivasi maupun materiel yang berguna sehingga

    penulis terbantu dalam penyelesaian skripsi ini.

    7. Teman-teman angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat, dukungan dan

    bantuan bagi penulis selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

    8. Seluruh staf perpustakaan Kolose St. Ignatius Kotabaru, Perpustakaan Program

    Studi Pendidikan Agama Katolik, dan Perpustakaan Kota Jogjakarta yang begitu

    ramah dan bermurah hati melayani memberikan fasilitas ruang yang nyaman dan

    meminjamkan buku-buku yang penulis perlukan selama kuliah maupun dalam

    penyelesaian skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

    MOTTO ................................................................................................................ v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PEBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii

    ABSTRAK ............................................................................................................ viii

    ABSTRACT ........................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii

    DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xvii

    BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

    C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 5

    D. Manfaat Penulisan................................................................................... 5

    E. Metode Penulisan .................................................................................... 6

    F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 6

    BAB II. NABI YEREMIA DAN KESETIAANNYA DALAM MENGHAYATI

    PANGGILAN KENABIAN ................................................................... 8

    A. Sosok Nabi Yeremia ............................................................................... 9

    1. Sosok Nabi Yeremia........................................................................... 10

    2. Nabi Yeremia Nabi Sejati .................................................................. 12

    B. Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati Panggilan Kenabian ................. 16

    1. Awal Yeremia Dipanggil sebagai Nabi ............................................. 16

    2. Kesetiaan Yeremia Menghayati Panggilan Kenabian ........................ 17

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    a. Periode Pertama ............................................................................ 17

    b. Periode Kedua .............................................................................. 19

    c. Periode Ketiga .............................................................................. 22

    3. Sumber Kekuatan Yeremia ................................................................ 24

    4. Kisah Hidup Nabi Yeremia yang Masih Relevan .............................. 27

    a. Perintah Allah untuk dilaksanakan bukan untuk ditawar .............. 27

    b. Yeremia melaksanakan tugas tanpa putus asa dan penuh semangat ........................................................................................ 27

    c. Yeremia setia dalam menyampaikan Sabda Tuhan ....................... 28

    d. Yeremia terbuka pada sapaan Allah ............................................. 29

    e. Yeremia mengolah pengalamannya dengan baik .......................... 29

    f. Allah menjadi tempat berkeluh kesah nabi Yeremia ..................... 30

    g. Firman Allah menjadi sumber kekuatan Yeremia ......................... 30

    BAB III. KATEKIS DAN TANTANGANNYA DI ZAMAN SEKARANG ..... 31

    A. Katekis .................................................................................................. 33

    1. Panggilan dan Identitas Katekis ........................................................ 33

    2. Pengelompokan Katekis...................................................................... 34

    a. Dari segi waktu berkarya ................................................................ 34

    b. Dari segi pendidikan ..................................................................... 34

    3. Peranan Katekis ................................................................................ 35

    a. Peranan katekis di dalam perutusan Gereja .................................. 35

    1). Katekis berperan memperjuangkan suara Umat Kristiani ....... 36

    2). Sebagai seorang nabi ................................................................ 37

    3). Sebagai pembimbing ................................................................ 38

    4). Sebagai saksi Kristus................................................................ 39

    b. Peranan katekis di dalam Masyarakat .......................................... 39

    c. Peranan katekis di dalam Keluarga ............................................... 40

    4. Tugas Katekis...................................................................................... 41

    5. Spiritualitas Katekis ............................................................................ 42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    1. Keterbukaan pada Allah Tritunggal ............................................... 42

    2. Keterbukaan terhadap Gereja ......................................................... 43

    3. Keterbukaan terhadap dunia ........................................................... 44

    4. Keutuhan dan keaslian hidup ......................................................... 45

    5. Semangat missioner........................................................................ 46

    6. Mempunyai devosi sejati pada Bunda Maria ................................. 47

    B. Tantangan Zaman yang Mempengaruhi Semangat dan Kesetiaan

    Katekis .................................................................................................. 48

    1. Sekularisasi dan Sekularisme .............................................................. 48

    2. Pendangkalan Hidup dan Budaya Instan ........................................... 50

    3. Ateisme dan Relativisme yang Melahirkan Krisis Iman dan

    Moral .................................................................................................. 52

    4. Perkembangan Teknologi Digital ....................................................... 53

    5. Keberagaman yang Diwarnai Fundamentalisme dan Radikalisme .... 55

    6. Globalisasi .......................................................................................... 56

    7. Rusaknya Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup ......................... 57

    8. Kemiskinan ........................................................................................ 59

    C. Katekis dalam Menanggapi Tantangan Zaman Sekarang ...................... 60

    1. Katekis memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam hidup

    bermasyarakat .................................................................................... 61

    2. Katekis menyesuaikan tuntutan zaman ............................................... 62

    3. Katekis masuk dan memberi kesaksian di era digital ......................... 63

    BAB IV. INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN

    SEKARANG ........................................................................................ 64

    A. Inspirasi dari Nabi Yeremia Bagi Pelayanan Katekis Zaman Sekarang . 66

    1. Mengandalkan Tuhan dalam Setiap Perkara Hidup ........................... 66

    2. Jangan Ragu Katakana ‘Ya’ pada Panggilan Tuhan .......................... 67

    a. Inspirasi bagi katekis ataupun calon katekis .................................. 67

    b. Inspirasi bagi penulis ...................................................................... 69

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    3. Pengalaman dikasihi Allah Membawa Semangat dan Kegembiraan . 70

    4. Pribadi yang Setia pada Allah ............................................................ 71

    5. Pertobatan dan Janji Allah Membawa Semangat Baru ...................... 74

    6. Bertekun dalam Kesulitan dan Cobaan ............................................. 76

    B. Usulan Kegiatan Rekoleksi untuk Meningkatkan Kesetiaan dan

    Semangat Pelayanan Para Katekis di Paroki St. Maria Keuskupan

    Tanjung Karang ..................................................................................... 78

    1. Latar Belakang Diadakannya Rekoleksi ............................................. 78

    2. Pengertian Rekoleksi .......................................................................... 81

    3. Tema Rekoleksi .................................................................................. 81

    4. Tujuan Diadakannya Rekoleksi .......................................................... 82

    5. Materi Rekoleksi ................................................................................ 82

    a. Setia pada Allah ............................................................................. 83

    b. Pengalaman Krisis .......................................................................... 85

    c. Setia pada Umat ............................................................................. 87

    6. Waktu Rekoleksi ................................................................................. 89

    7. Contoh Persiapan Kegiatan Rekoleksi untuk Meningkatkan

    Kesetiaan dan Semangat Pelayanan Para Katekis di Paroki St. Maria

    Keuskupan Tanjung Karang ............................................................... 89

    BAB V. PENUTUP .............................................................................................. 93

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 93

    B. Saran ....................................................................................................... 95

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 96

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR SINGKATAN

    A. Singkatan Kitab Suci

    Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengutip Alkitab

    Deuterokanonika @ LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

    dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia,

    ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh Lembaga

    Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan diakui oleh Konfrensi Wali Gereja

    Indonesia). Jakarta: LAI, 2001, hal.8.

    B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

    AG : Ad Gentes: Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Missioner

    Gereja, 7 Desember 1965.

    CD : Christus Dominus, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Tugas Pastoral

    Para Uskup dalam Gereja, 28 Oktober 1965.

    CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus

    II kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang

    Katekese Masa Kini. 16 Oktober 1979.

    EG : Evangelii Gaudium, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang

    Sukacita Injil, 24 November 2013.

    KHK :Kitab Hukum Kanonik, susunan atau kodifikasi peraturan kanonik

    dalam Gereja Katolik, 25 Januari 1983.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    LG :Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang

    Gereja di Dunia Dewasa Ini, 21 November 1964.

    C. Singkatan Lain

    CEP :Congregation for Evangelization of People, Kongregasi

    Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa

    Kan : Kanon

    KAS : Keuskupan Agung Semarang

    KAJ : Keuskupan Agung Jakarta

    KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

    KTP : Kartu Tanda Penduduk

    Lih : Lihat

    OMK : Orang Muda Katolik

    PERNAS : Pertemuan Nasional

    PENDIKKAT : Pendidikan Keagamaan Katolik

    USD : Universitas Sanata Dharma

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Nabi adalah orang yang menjalankan perutusan untuk menyampaikan

    kehendak Allah (Suharyo, 2015: 16). Ia berbicara atas nama Allah dan dengan

    demikian pewartaan nabi ialah menyampaikan sabda Allah bagi manusia. Nabi

    adalah orang-orang yang memiliki kedekatan dengan Allah. Dapat dikatakan,

    mereka adalah orang-orang pilihan Allah. Mereka juga orang-orang yang amat

    prihatin dengan kehidupan umat. Dengan demikian, nabi merupakan pelayan atau

    abdi Allah yang menjadi perpanjangan mulut atau tangan Allah dalam karya

    keselamatan bagi umat manusia.

    Gambaran seorang nabi yang setia menyampaikan kehendak Allah

    tergambar dalam pribadi Yeremia. Yeremia adalah nabi pilihan Allah, nabi sejati.

    Allah telah mengenal nabi Yeremia bahkan sejak sebelum ia dilahirkan dan

    menetapkannya sebagai nabi bagi bangsa-bangsa (Yer 1:5). Pada usia muda ia

    sudah menanggapi panggilannya sebagai nabi. Dinamika panggilan sebagai nabi

    terlukis indah dalam pengalaman Yeremia (Sumarno, 2015: 32). Dinamika

    panggilan Yeremia digambarkan dalam 3 periode (Suharyo, 2015: 16-17). Periode

    pertama 626-609 SM, saat Yeremia dipanggil dan diutus (Yer 1:6-8.9-10).

    Yeremia masih muda, bersemangat (2:1-8) dan bahagia dalam panggilannya

    (15:6). Ini semua karena baginya kasih Allah begitu jelas (2: 12-13; 3:19-20).

    Walaupun demikian bukan berarti Yeremia lepas dari kekecewaan-kekecewaan.

    Usaha Yeremia memang tidak banyak membuahkan hasil, namun hal ini tidak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    membuat hatinya kecil. Periode kedua: 609-598 SM, saat pewartaan Yeremia

    semakin keras. Akibatnya ia dimusuhi oleh semua orang. Hidupnya terancam

    (26:1-15) dan daya tahannya melemah. Yeremia mengalami tekanan yang berat

    sampai rasanya ia tidak bisa bertahan lagi. Yeremia merasa tidak mampu

    menjalankan tugas, tetapi di sisi lain ia tidak bisa menolak (19:9). Yeremia ingin

    melepaskan panggilan kenabiannya. Ia merasa sudah tidak berdaya lagi. Periode

    ketiga: 597-585 SM, ketika Yeremia mengalami panggilan baru (15:19-21).

    Yeremia mempunyai keyakinan yang baru, yaitu komitmen kuat yang dilandaskan

    pada Allah (17:5-8). Allah adalah misteri (23:33). Allah memberi harapan (29:11)

    karena Dia tetap mencintai. Namun situasi yang terjadi pada saat itu, hidup umat

    semakin berat dan putus asa. Mereka tidak bisa beribadah di tempat pembuangan.

    Sementara itu tampillah nabi-nabi palsu di tengah umat (23:9; 27:16-22; 28:1-17).

    Seperti nabi katekis merupakan seorang pewarta. Nabi dan katekis sama-

    sama dipanggil untuk menyampaikan Sabda Allah. Katekis selayaknya seorang

    nabi, ia berperan sebagai pendidik dan saksi Kristus (Adisusanto, 1993: 66).

    Seperti nabi, katekis perlu mengusahakan agar memiliki kepekaan dan

    keprihatinan atas masalah-masalah kemasyarakatan setempat dan mendengarkan

    Tuhan yang bersabda di tengah-tengah masalah tersebut (Adisusanto, 1993: 71).

    Katekis diminta untuk tanggap terhadap apa yang menjadi keprihatinan hidup

    umat. Apa yang menjadi keprihatinan Tuhan atas masalah yang dihadapi oleh

    umat harus menjadi keprihatinan katekis. Dalam upaya menanggapi permasalahan

    dan keprihatinan umat, katekis akan menghadapi berbagai macam tantangan.

    Seiring dengan perubahan zaman katekis menghadapi berbagai masalah dan

    tantangan yang semakin rumit dan kompleks dalam tugas pewartaannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Tantangan maupun masalah yang dihadapi oleh katekis di zaman ini kerapkali

    mempengaruhi semangat dan keteguhan nya sebagai pewarta.

    Mempertahankan panggilan dan semangat sebagai pewarta dalam situasi

    berat dan penuh dengan tekanan bukanlah hal yang mudah. Era modern

    memberikan tantangan bagi para katekis. Dunia memberikan banyak tawaran

    kenikmatan pada setiap orang. Orang semakin sibuk dengan dirinya sendiri.

    Sebagian orang tidak sempat lagi memikirkan kepentingan orang lain.

    Perkembangan teknologi dan media sosial juga turut memberikan tantangan baru

    bagi para katekis dalam menyampaikan pewartaan. Tantangan baru tersebut lebih

    mengarah tentang bagaimana katekis mengemas pewartaan Injil dengan

    memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada agar lebih menarik dan memikat

    orang muda untuk turut berpartisipasi. Pemberian upah yang layak bagi katekis

    juga sampai saat ini masih menjadi masalah yang susah untuk di pecahkan.

    Tantangan yang dihadapi katekis sangat kompleks dan rumit. Fakta bahwa

    semakin sulit menemukan katekis paroki yang mau bertahan dalam karya

    pelayanan untuk beberapa tahun. (EG, 81). Katekis-katekis yang telah diberikan

    mandat oleh Gereja mengalami penurunan semangat.

    Seorang katekis perlu memiliki iman yang kuat di tengah situasi yang

    tidak mudah. Katekis perlu menimba kekuatan dari Tuhan sendiri. Katekis

    berupaya untuk dekat pada Tuhan. Kedekatan katekis pada Tuhan dibangun

    melalui hidup doa. Katekis perlu mohon kekuatan pada-Nya supaya tetap berdiri

    tegak dalam panggilannya sebagai pewarta di tengah situasi yang tak mudah

    seperti nabi Yeremia.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    Katekis memiliki peran yang besar terhadap karya pewartaan Gereja.

    Gereja perlu memperhatikan dan mendampingi para katekis agar semakin

    diteguhkan dan bersemangat dalam melayani umat. Katekis juga harus berusaha

    mengembangkan dirinya sendiri dengan mau belajar dan membekali diri. Salah

    satu upaya yang dapat katekis lakukan yakni dengan belajar dari nabi Yeremia

    pewarta yang tangguh dan setia. Nabi Yeremia dapat dijadikan sumber inspirasi

    bagi katekis zaman sekarang. Katekis dapat belajar dari nabi Yeremia dalam

    menghayati panggilannya sebagai pewarta atau nabi Allah.

    Katekis dalam karya pewartaannya akan menghadapi berbagai masalah

    dan tantangan. Persoalannya apakah tantangan dan situasi sulit yang katekis

    hadapi di jaman sekarang membuatnya semakin semangat atau justru membuatnya

    tidak berdaya dan mudah menyerah begitu saja. Katekis perlu belajar dari sosok

    nabi Yeremia dalam menghadapi tantangan zaman. Yeremia selalu setia dan

    berpegang teguh pada pengharapan akan penyertaan Allah. Yeremia menghayati

    panggilannya sebagai nabi di tengah situasi berat, dimana semua orang

    membencinya bahkan mengancam jiwa dan keselamatannya. Katekis perlu

    menggali dan terus belajar mengolah diri agar semakin mantap dan semakin

    mendalam menjadi seorang katekis. Pengolahan diri sendiri juga memiliki arah

    dan dasarnya. Maka dari itu dalam skripsi ini penulis mengusulkan agar para

    katekis mau belajar dan menimba inspirasi kisah Yeremia yang setia dalam

    menghayati panggilan kenabiannya.

    Sebagai calon katekis penulis merasa tergerak hati untuk mendalami sosok

    nabi Yeremia yang menyimpan banyak inspirasi bagi pelayanan para katekis di

    zaman sekarang. Penulis mendalami sosok Nabi Yeremia dalam tulisan yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    berjudul “Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati Panggilan Kenabian sebagai

    Sumber Inspirasi bagi Pelayanan Katekis di Zaman Sekarang”.

    B. Rumusan Masalah

    1. Siapakah Nabi Yeremia dan bagaimana gambaran kesetiaannya dalam

    menghayati panggilan kenabian?

    2. Siapakah katekis dan bagaimana katekis menanggapi tantangan pelayanan

    di zaman sekarang?

    3. Dari kesetiaan nabi Yeremia Inspirasi apa yang dapat digali oleh para

    katekis untuk meningkatkan pelayanan mereka di zaman sekarang?

    C. Tujuan Penulisan

    1. Menggambarkan sosok nabi Yeremia dan kesetiaannya dalam menghayati

    kenabiannya.

    2. Menggambarkan sosok katekis dan cara katekis dalam menanggapi

    tantangan pelayanan di zaman sekarang.

    3. Menemukan inspirasi kepada katekis bahwa gambaran kesetiaan Yeremia

    dalam menghayati kenabiannya dapat menjadi inspirasi yang menguatkan

    dan menyemangati bagi pelayanan katekis di zaman sekarang.

    D. Manfaat Penulisan

    1. Bagi katekis, dengan belajar dari kisah kesetiaan Yeremia dalam

    menghayati kenabiannya dapat semakin meneguhkan panggilan katekis

    dan menyemangati katekis dalam melayani umat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    2. Bagi penulis sendiri, dengan menulis skripsi ini penulis dapat membuka

    wawasan dan juga semakin memantapkan panggilan penulis sebagai calon

    katekis pewarta suka cita Injil.

    E. METODE PENULISAN

    Sebagai studi pustaka penulisan ini menggunakan metode deskriptif

    analitis. Metode ini membahas tema pokok skripsi mengenai sosok Yeremia dan

    kesetiaannya dalam menghayati kenabiannya sebagai sumber inspirasi bagi

    katekis untuk pelayanan katekis di zaman sekarang. Penulis menganalisa kisah

    Yeremia sebagai sumber inspirasi untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh

    katekis. Metode ini membutuhkan banyak sumber kepustakaan untuk membahas

    tema pokok skripsi ini.

    F. Sistematika Penulisan

    Skripsi yang berjudul “Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati

    Panggilan Kenabian Sebagai Sumber Inspirasi Bagi Pelayanan Katekis di

    Zaman Sekarang”, secara garis besar memuat pokok-pokok sebagai berikut:

    Bab I berisi latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan,

    manfaat penulisan, metode dan sistematika penulisan skripsi.

    Bab II mendeskripsikan sosok Nabi Yeremia, termasuk di dalamnya menyinggung

    mengenai arti namanya, kelahiran Yeremia dan latar belakang keluarga

    nya. Bab ini juga membahas mengenai kesejatian Yeremia sebagai nabi,

    kesetiaan Yeremia dalam menghayati kenabiannya, mulai dari awal

    Yeremia dipanggil sebagai nabi pada periode pertama hingga periode

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    ketiga. Bab II ini juga mendalami mengenai sumber kekuatan Yeremia dan

    kisah hidup nabi Yeremia yang masih relevan.

    Bab III menggambarkan katekis dan tantangannya di zaman sekarang. Bab III ini

    menjelaskan siapa katekis yakni meliputi panggilan dan identitas katekis

    ,pengelompokan, peranan, tugas, spiritualitas, tantangan zaman yang

    mempengaruhi semangat dan kesetiaan katekis, dan cara katekis dalam

    menanggapinya.

    Bab IV ini memaparkan inspirasi dari nabi Yeremia bagi pelayanan katekis zaman

    sekarang. Bab ini juga membahas mengenai usulan kegiatan rekoleksi

    untuk meningkatkan kesetiaan dan semangat pelayanan para katekis di

    Paroki St. Maria Keuskupan Tanjung Karang.

    Bab V mengemukakan kesimpulan dan saran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    BAB II

    NABI YEREMIA DAN KESETIAANNYA DALAM MENGHAYATI

    PANGGILAN KENABIAN

    Nabi Yeremia adalah tokoh yang sangat menginspirasi. Banyak hal yang

    dapat dipelajari dari kisah hidup kenabiannya. Selama masa pelayanannya sebagai

    nabi, Yeremia mengalami banyak tantangan dan persoalan. Para pembesar

    Yehuda seperti raja, pemimpin, dan imam-imam Yehuda menentang pewartaan

    Yeremia. Rakyat pun ikut menentang Yeremia. Mereka tidak menyetujui dan

    menyukai apa yang dinubuatkan oleh Yeremia. Yeremia bahkan harus menderita.

    Yeremia dituduh sebagai nabi yang memberikan ajaran yang tidak karuan sampai-

    sampai ia dipenjara khusus untuk para nabi palsu. Walaupun demikian ia mampu

    menghadapi dengan setia dan berani. Dan akhirnya sejarah membuktikan bahwa

    Yeremia adalah hamba Tuhan yang setia. Apa yang dinubuatkan oleh Yeremia

    sungguh terjadi. Sungguh unggul dan menginspirasi kisah hidup dan

    pelayanannya sampai-sampai ia mendapat gelar ”Nabi bagi bangsa-bangsa”

    (Bullock, 2014: 253). Kisah pelayanan nabi Yeremia sangat menarik dan berguna

    untuk dipelajari oleh para katekis sebagai sumber inspirasi bagi pelayanan

    mereka.

    Maka dari itu, pembahasan dalam bab II ini menjadi bagian yang penting

    dalam keseluruhan tulisan ini, dimana menjadi sumber belajar utama untuk

    mencapai maksud dan tujuan utama penulisan skripsi ini. Pembahasan bab II ini

    terdiri dari dua bagian utama yaitu mengenai sosok nabi Yeremia dan bagian

    kedua tentang kesetiaan penghayatan kenabian nabi Yeremia. Bagian pertama

    dibagi menjadi 3 topik. Topik pertama dan kedua berisi mengenai sosok Yeremia

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    seperti, kelahirannya, arti namanya, latar belakang keluarga dan juga karakternya.

    Topik ketiga membahas mengenai status kesejatian Yeremia sebagai nabi utusan

    Allah. Sedangkan sub bab berikutnya terdiri dari 4 topik. Topik pertama

    mengenai awal-mula Yeremia dipanggil menjadi nabi. Topik kedua membahas

    mengenai kesetiaan Yeremia dalam menghayati tugasnya sebagai nabi yang terdiri

    dari 3 periode. Sedangkan untuk topik ketiga berbicara mengenai rahasia sumber

    kekuatan Yeremia. Dan terakhir topik ke-4 berisi kisah hidup nabi Yeremia yang

    masih relevan yang terbagi ke dalam beberapa sub topik yaitu: a. Perintah Allah

    untuk dilaksanakan bukan untuk ditawar, b. Yeremia melaksanakan tugas tanpa

    putus asa dan penuh semangat, c. Yeremia setia dalam menyampaikan perkataan

    Tuhan, d. Yeremia terbuka pada sapaan Allah, e. Yeremia mengolah

    pengalamannya dengan baik, f. Allah menjadi tempat berkeluh kesah nabi

    Yeremia, dan g. Firman Allah menjadi sumber kekuatan Yeremia.

    A. Sosok Nabi Yeremia

    Nabi adalah orang yang menjalankan perutusan untuk mewartakan

    kehendak Allah (Suharyo, 2015: 16). Nabi berbicara atas nama Allah dan dengan

    demikian pewartaan nabi ialah menyampaikan sabda Allah bagi manusia. Nabi

    memiliki hubungan yang sangat erat dengan Allah. Dapat dikatakan, nabi adalah

    orang pilihan Allah. Seorang nabi memiliki perhatian yang besar pada kehidupan

    umat. Dengan demikian, nabi merupakan pelayan atau abdi Allah yang menjadi

    perpanjangan mulut atau tangan Allah dalam karya keselamatan bagi umat

    manusia. Semua ciri kenabian itu terlihat jelas pada pribadi Nabi Yeremia.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    1. Sosok Nabi Yeremia

    Nabi Yeremia merupakan seorang nabi yang terkemuka di antara nabi

    orang Israel (Marx, 1997: 14). Bahkan Nabi Yeremia oleh Allah sendiri

    ditetapkan sebagai “nabi bagi bangsa-bangsa” (Bullock, 2014: 253). Dalam Kitab

    Yeremia juga disebutkan bahwa “Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi

    bagi bangsa-bangsa” (Yer 1:5). Yeremia mendapatkan wawasan tentang karya

    Allah dalam sejarah suatu bangsa. Berkat wawasan yang ia peroleh itulah

    Yeremia diakui sebagai nabi besar bangsanya.

    Nama Yeremia memiliki arti bahwa ”Tuhan adalah tinggi luhur” (Marx,

    1971: 14). Kedudukan Tuhan adalah tertinggi, yang paling luhur. Nama itu dirasa

    sesuai dan tepat, oleh karena baik waktu senang, sedih Yeremia tetap

    meninggikan dan meluhurkan nama Tuhan. Yeremia tetap menjalankan perintah

    Tuhan walau dalam situasi sulit sekalipun. Yeremia tetap patuh pada perintah

    Tuhan.

    Yeremia lahir kira-kira tahun 645 SM pada saat pemerintahan raja Yosia

    (Paterson, 1983: 12). Yeremia dilahirkan di kampung Anatot, terletak kira-kira 5

    km di sebelah utara Yerusalem. Hilkia adalah nama ayahnya dan Yeremia berasal

    dari suatu keluarga para imam. Banyak yang menyangka bahwa Yeremia

    merupakan seorang keturunan Abyatar, imam raja Daud, yang dipecat oleh

    Salomo dari jabatannya di Yerusalem dan yang pindah ke tanah miliknya di

    Anatot (1 Raj 2: 26 - 27). Meskipun Yeremia berasal dari keluarga imam-imam,

    namun Yeremia sendiri tidaklah menjabat sebagai imam (Paterson, 1983: 20).

    Berdasarkan Firman Tuhan kepadanya tentang masa ia dikandung dan

    tentang masa lahirnya, Yeremia akan dipanggil menjadi hamba-Nya. Namun tidak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    terduga olehnya bahwa pekerjaannya nanti bukan memangku jabatan sebagai

    imam melainkan sebagai nabi. Tambah lagi Yeremia tidak menyangka bahwa

    panggilan yang datang padanya kira-kira di saat umurnya belum genap 30 tahun.

    Dibandingkan dengan para imam, ketika itu mereka barulah diperkenankan

    menjalankan pekerjaannya sebagai imam sesudah genap 30 tahun umurnya (Bil.

    4:3, 23, 30). Maka Yeremia sungguh terkejut dan merasa belum siap tambah lagi

    ia masih muda (Marx, 1971: 14).

    Yeremia adalah seorang yang memiliki perasaan yang halus (Marx, 1971:

    14). Namun Yeremia diminta Tuhan tampil sebagai nabi di ibu kota Yerusalem

    dengan membawa pesan berupa ancaman akan kehancuran. Orang-orang Yehuda

    tidak mau mendengarkan suaranya. Yeremia dibenci banyak orang, disiksa dan

    bahkan mau dibunuh oleh orang sekampung (Yer 11:18 dst). Yeremia

    berbentrokan dengan kalangan atas di Yerusalem, raja-raja, para penguasa dan

    pemimpin. Mereka tidak menyukai dan tidak menyetujui kebenaran yang

    diberitakan oleh Yeremia dengan setia (Marx, 1971: 14).

    Yeremia merupakan nabi yang setia. Kesetiaannya terlihat dari

    pergumulan dan keluh kesah Yeremia (Yer 15 – 17). Tugas kenabiannya terasa

    berat bagi Yeremia, sampai-sampai ia ingin mengundurkan diri dari tugasnya

    menjadi nabi (Marx, 1971: 15) namun ia mampu bertahan dan tetap setia. Dalam

    kitabnya terdapat beberapa keluhan pribadi. Di dalamnya Yeremia mencurahkan

    segenap isi hatinya yang menderita tertekan oleh tugas kenabian yang terlalu berat

    (Bullock, 2014: 257). Keluhan-keluhan itu menyatakan siapa sebenarnya nabi

    Yeremia (Yer. 15:10-21; 17:1-18; 20:7-18) yakni nabi yang setia.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Walaupun demikian, Yeremia adalah seorang yang sungguh beriman pada

    Tuhannya. Antara dirinya dan Allah terdapat hubungan yang amat erat (Marx,

    1971: 15). Secara pribadi ia sangat menderita, lahir dan batin. Tampaknya seluruh

    karyanya menemui kegagalan, orang-orang sebangsanya tidak mau mendengarkan

    kebenaran yang ia sampaikan, justru ia disiksa dan dimusuhi. Dalam kemelut dan

    kegoncangannya, Yeremia yang secara manusiawi merasakan putus asa dan tidak

    melihat lagi jalan keluar, namun ia yakin bahwa “pada waktunya Tuhan pasti akan

    turun tangan untuk menolong dia” (Njiolah, 2005: 32).

    2. Nabi Yeremia Nabi Sejati

    Nama Yeremia memiliki arti “Tuhan adalah tinggi luhur” (Marx, 1971:-

    14). Nama itu sangat sesuai dengan dirinya karena baik senang maupun susah ia

    tetap meninggikan dan memuliakan nama Tuhan dengan melakukan pekerjaan-

    Nya. Suatu teladan yang patut kita contoh sebagai pengikut Kristus.

    Keinginan Yeremia untuk memuliakan Allah dan melakukan pekerjaan-

    Nya membawa konsekuensi terhadap dirinya. Dalam melakukan pekerjaannya itu

    Yeremia mengalami banyak sengsara (Marx, 1971: 14). Raja-raja Yehuda, dan

    pemimpin-pemimpinnya, imam-imam dan rakyat negeri Yehuda berusaha

    menyiksa dan membunuh Yeremia. Mereka tidak menyukai dan menyetujui

    segala berita kebenaran yang dinubuatkan oleh Yeremia (Marx, 1971: 14).

    Secara garis besar ada 4 pokok isi pewartaan Yeremia. Pewartaan tersebut

    yakni; (1) Mengenai kesetiaan/ketidaksetiaan religius, mengutuk kultus dewa-

    dewa asing (bdk. Reformasi Yosia) pada periode I (626-609 SM). (2) Kritik

    terhadap kebijaksanaan politik: memperingatkan para raja (Yoyakim dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    khususnya Zedekia) pada periode II (609-598 SM) untuk tidak memberontak

    terhadap Babel dan tidak mencari bantuan dari Mesir. (3) Kritik melawan nabi-

    nabi lain (nabi-nabi palsu) yang mewartakan pesan pembebasan dalam waktu

    dekat kepada orang-orang yang dibuang dalam pembuangan pertama (periode III

    597-585 SM)

    Pewartaan Yeremia banyak menuai penolakan namun ia tetap setia

    menyampaikan kehendak Allah. Sungguh berat, di tengah ancaman militer Babel,

    bukannya memotivasi umat membela bangsanya, dia malah menubuatkan

    kekalahan Israel oleh tentara Babel. Oleh karena pernyataan Yeremia yang

    menggambarkan kehancuran Israel tersebut, para pemimpin militer menuduh

    Yeremia memadamkan semangat juang rakyat.

    Yeremia dituduh gila. Bangsa Yehuda tidak mengerti apakah yang

    menyebabkan Yeremia menyarankan bangsa Israel supaya mengalah kepada

    Babel. Apakah sebabnya Yeremia menganggap kecil segala harapan Yehuda

    dalam keagamaan (Marx, 1971: 23). Pengajaran Yeremia dianggap tidak karuan.

    Yeremia dipasung ke dalam penjara (20:2; 29:26) khusus untuk orang gila dan

    nabi-nabi palsu (Marx, 1971: 23). Tuduhan itulah yang menjebloskannya ke

    dalam penjara.

    Nubuat yang Yeremia beritakan dengan keras dibantah oleh kalangan nabi

    Yehuda. Nabi itu bernama Hananya kalangan nabi yang tak sejalan dengannya.

    Hananya merasa Yeremia berdusta. Hananya percaya Allah mengasihi Israel.

    Dalam pandangan Hananya, Allah tak mungkin membiarkan kehancuran Israel

    (Yer 28 : 1-4).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Yeremia menanggapi nubuat Hananya. Darmawijaya (1990: 93)

    mengatakan bahwa “Yeremia mencela nubuat Hananya” (Yer. 28). Hananya

    bernubuat bahwa Babel akan segera hancur. Sedangkan Yeremia bernubuat

    Yehuda akan hancur oleh Babel. Yeremia mengenakan kuk di leher dan

    menunjukkan masa perbudakan yang akan datang. Sedangkan Hananya

    mematahkan kuk menjadi dua untuk menunjukkan pembebasan dari perbudakan.

    Umat menjadi bingung dalam menafsirkan mana yang sungguh akan terlaksana.

    Bahkan keduanya berbicara atas nama Tuhan dan dengan penuh wibawa berkata:

    demikian firman Tuhan (Darmawijaya, 1990: 93).

    Dalam hal ini Njiolah (2005: 27) berpendapat bahwa misi Yeremia untuk

    memperingatkan orang Yehuda mengenai kehancuran mereka semakin sulit,

    sebab nabi lain justru mewartakan keselamatan kepada mereka (Yer 14:13-15;

    23:13-17; 26:1-24; 28:1-17). Yeremia berusaha mengingatkan bangsa Yehuda

    supaya bertobat dari kejahatan mereka (Yer 7:3), namun nabi lain justru

    menguatkan hati mereka untuk terus berbuat jahat (Yer 23:14). Yeremia

    menubuatkan malapetaka bagi Yehuda (Yer 7: 12-15; 26:4-6), sementara nabi-

    nabi lain justru memberi rasa aman kepada mereka (Yer 14:13; 23:17) dengan

    terus-menerus memberitakan dami sejahtera (Yer 6:14;8:11)

    Dalam hal ini Bullock (2014: 262) berpendapat bahwa “para nabi palsu

    menyampaikan pesan kedamaian ketika tidak ada damai (6:13-15; 8:11; 14:13-16;

    23:17). Mereka bersalah karena pesan yang disampaikan kepada bangsa Yehuda

    adalah dusta bukan pesan yang bersumber dari Allah.

    Dari kedua nabi ini ada perbedaan, yang satu menyatakan kehancuran,

    yang lainnya menyatakan kejayaan dan kedamaian. Lalu muncullah pertanyaan:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Marx (1971: 23) mengatakan “Yang manakah yang benar? Perdamaian, keamanan

    dan kemakmuran atau hukuman dan kebinasaan ?”. Sejarah membuktikan bahwa

    Yeremia benar. Tentara Babel menyerbu kota Yerusalem. Pemimpin-pemimpin

    Yehuda dan Yoyakim sendiri akhirnya percaya bahwa Yeremia menyampaikan

    suara Tuhan. Walaupun mereka sudah percaya pada Yeremia, namun mereka

    tidak bersedia bertobat kepada-Nya. Mereka bermaksud untuk membunuh

    Yeremia. Sikap Yoyakim, pemimpin-pemimpin Yehuda dan juga sikap orang

    Israel terhadap nabi Yeremia membuktikan bahwa, mereka tak sudi mengakui

    Yeremia sebagai nabi yang resmi dan sah. Barulah pada waktu tentara Babel

    mengepung dan menyerbu kota Yerusalem, Yeremia diakui sebagai hamba Allah

    (Marx, 1971: 20).

    Dapat dikatakan bahwa Yeremia adalah nabi sejati. Mengapa, karena apa

    yang dinubuatkan oleh Yeremia sungguh terlaksana dan apa yang dinubuatkan

    oleh nabi lain seperti Hananya sebuah kedamaian dan kejayaan nyatanya tidak

    terlaksana. Sebagai nabi yang adalah juru bicara Allah, Yeremia telah

    mengumandangkan suara Allah. Yeremia tidak mengumandangkan suara hatinya

    sendiri. Yeremia juga tidak mengumandangkan apa yang orang ingin dengar. Dia

    hanya mengumandangkan suara Allah.

    Selain itu juga bisa ditarik kesimpulan bahwa nabi Hananya adalah nabi

    palsu atau nabi gadungan. Nubuat yang diwartakan oleh Hananya mengenai

    kejayaan dan kedamaian tidak sungguh terjadi, namun nubuat Yeremia mengenai

    kehancuran Yehuda yang sungguh terjadi.

    Nabi yang mewartakan kedamaian dan kejayaan Yehuda adalah nabi palsu

    atau nabi gadungan. ”Nabi gadungan menyampaikan sabda yang mengenakan raja

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    dan para pemimpin tetapi nabi sejati menyampaikan bagaimana Allah

    menghendaki kelangsungan bangsa dan negara” (Darmawijaya, 1990: 93). Nabi

    Yeremia menyampaikan apa yang Allah kehendaki supaya Yehuda bertobat,

    namun Hananya hanya menyenangkan hati raja. Hananya mewartakan akan

    terjadi kedamaian dan kejayaan pada Yehuda di masa yang akan datang sehingga

    tidak perlu bertobat. Ia melakukan itu supaya hati sang raja dan para pemimpin

    senang.

    B. Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati Panggilan Kenabian

    1. Awal Yeremia Dipanggil sebagai Nabi

    Berdasarkan firman Tuhan, Yeremia dipanggil Allah menjadi hamba-Nya

    (Yer 1:5) sejak ia masih muda. Yeremia mendapat perhatian yang khusus sejak ia

    masih berada dalam kandungannya (Njiolah, 2005: 17). Kita tahu bahwa Yeremia

    berasal dari keluarga imam. Namun yang membuat terkejut, Yeremia dipanggil

    Allah menjadi hambanya bukan untuk dijadikan seorang imam tetapi ia dipanggil

    untuk menjadi nabi (Marx, 1971: 14). Yeremia semakin terkejut ketika ia

    dipanggil sebagai nabi pada tahun 626 SM saat usianya belum genap 30 tahun.

    Padahal jika dibandingkan untuk menjadi seorang imam (Bil 4:3, 23, 30) para

    imam bangsa Israel barulah menjalankan pekerjaanya sebagai imam sesudah

    genap 30 tahun umurnya (Marx, 1971: 14).

    Yeremia merasa dirinya tidak siap untuk menjadi nabi. Yeremia

    mengungkapkan hal itu dengan berkata "Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku

    tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda " (Yer 1:6). Hal senada juga

    diungkapkan oleh Darmawijaya bahwa nabi berkeberatan terhadap panggilan itu,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    dengan mengajukan alasan bahwa ia masih muda dan tidak pandai berbicara.

    Namun alasan yang diajukan Yeremia tidak diterima Allah. Kemudian Allah

    berbicara kepada Yeremia yang masih muda, yang Ia pilih sebagai nabi sejak awal

    kehidupan, atau dengan gaya Alkitabiah disebut sejak kandungan ibu. Allah

    meyakinkan Yeremia bahwa “tugas bernubuat adalah prakarsa Allah, dan Allah

    sendiri yang akan menyiapkan sabda yang akan diucapkannya” (Darmawijaya,

    1990: 96).

    Kisah pemanggilan Yeremia sebagai nabi ini memberikan penegasan

    bahwa, inisiatif datang dari Allah. ”Panggilan kenabian Yeremia tidak datang

    secara mendadak, melainkan sudah ditetapkan Tuhan sebelum kejadian dan

    kelahiran Yeremia” (Njiolah, 2005: 17). Allah yang memilih Yeremia dan bukan

    Yeremia yang mengajukan diri sebagai nabi.

    2. Kesetiaan Yeremia Menghayati Panggilan Kenabian

    Kesetiaan nabi Yeremia dalam menghayati tugasnya sebagai nabi dapat

    dicermati melalui kisah hidup kenabiannya mulai dari periode pertama hingga

    periode ketiga. Isi dari masing-masing periode dijelaskan dalam buah-buah

    PERNAS Katekis 2005 oleh Mgr. Suharyo.

    a. Periode Pertama: 626-609 SM

    Pada masa ini Yehuda masih dipimpin oleh raja yang bernama Yosia (2

    Raj 22). Pemerintahan raja Yosia ditandai oleh pembaharuan agama. Yosia

    melakukan pembaharuan agama dengan berlandaskan Hukum Sinai. Dalam situasi

    seperti inilah Yeremia dipanggil dan diutus oleh Tuhan menjadi Nabi (Yer 1:6-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    8.9-10). Saat itu Yeremia masih muda ± 20 tahun, bersemangat (2:1-8) dan

    bahagia dalam panggilannya sebagai nabi (15:6). Yeremia merasakan kasih Allah

    yang begitu jelas dalam hidupnya (2:12-13; 3: 19-20) dan hal itu pula yang

    menyebabkannya bersemangat dan bahagia dalam panggilannya sebagai nabi

    (Suharyo, 2005: 76).

    Meskipun Yeremia merasa bahagia dan bersemangat bukan berarti

    Yeremia terbebas dari kekecewaan. Yeremia mengalami kekecewaan hanya saja

    ia tetap tegar. Yeremia heran dan tidak mengerti mengapa bangsa Israel menolak

    kasih Allah yang begitu jelas. Yeremia tidak putus asa untuk terus meyakinkan

    bangsa Israel akan kasih Allah. Yeremia juga berusaha menyadarkan mereka

    dengan cara mengajar mereka menyadari keadaan diri mereka yang hidup hanya

    secara lahiriah saja (Suharyo, 2005: 76).

    Perjuangan Yeremia pada masa ini tidak berhasil. Yeremia gagal dalam

    menyelamatkan Israel dari hukuman Tuhan. Yehuda tidak mau belajar dari

    pengalaman sejarah pada tahun 721 SM yang mana kerajaan Israel atau kerajaan

    utara hancur. Hal ini membuat hati Yeremia sedih (4:19-21) karena Yehuda pun

    juga akan hancur. Maka menjadi jelas bahwa pada periode ini fokus Yeremia

    adalah ingin menyatakan kehendak Allah (Suharyo, 2005: 76).

    Ada beberapa hal pokok penting dari periode pertama ini. Pertama,

    Yeremia mendapat dukungan dan semangat dari keadaan negara yang pada saat

    itu sedang melakukan pembaharuan agama. Kedua, Yeremia merasakan

    pengalaman kasih Allah yang begitu nyata dalam hidupnya yang membuatnya

    semakin bersemangat. Ketiga, upaya yang dilakukan Yeremia hasilnya tidak

    banyak namun Yeremia tidak merasa berkecil hati (Suharyo, 2005: 77).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    b. Periode Kedua: 609 - 598 SM

    Ketika raja Yosia hendak menghadang kekuatan Mesir yang akan

    melawan Babel pada tahun 609, ternyata raja Yosia wafat di Megido. Mesir

    mampu mengalahkan Palestina (609-605). Pilihan rakyat untuk pengganti Yosia

    adalah putranya, Yoahaz. Setelah bertakhta selama tiga bulan, ia dipanggil oleh

    Nekho II ke Riblah dan dipecat dari pemerintahannya serta dibuang ke Mesir.

    Setelah itu Firaun Nekho, merasakan kemenangannya di Megido, mengangkat

    saudara laki-lakinya, Elyakim (namanya sebagai raja adalah Yoyakim) ke atas

    takhta dan menuntut pajak yang besar (Bullock, 2014; 265).

    Raja Yoyakim tidak meneruskan pembaharuan agama yang dilakukan oleh

    raja Yosia. Yoyakim melakukan apa yang jahat di mata Allah (2 Raj 24:37).

    Kebijakan raja Yoyakim tersebut berakibat merosotnya hidup keagamaan Israel.

    Pada awal pemerintahan Yoyakim ini, Yeremia berdiri di pelataran Bait Allah di

    Yerusalem dan menyampaikan nubuat yang mengejutkan (Yer 26:1-24). Nubuat

    Yeremia menjanjikan kehancuran Bait Allah jika Yehuda tidak bertobat.

    Akibatnya Yeremia menjadi korban kemarahan para imam, nabi dan seluruh

    rakyat. Mereka menangkap Yeremia dan berkata “engkau harus mati!” (Yer 26:7-

    8). Yeremia dibawa ke pengadilan dimana nyawanya dipertaruhkan ketika ia

    diadili berkhianat. Yeremia dibela oleh Ahikam dan tua-tua lainnya yang

    menyebutkan contoh nubuat Mikha yang juga menubuatkan kehancuran Bait

    Allah (Bullock, 2014; 265).

    Suharyo (2005: 77) menjelaskan bahwa pewartaan Yeremia yang semakin

    keras mengakibatkan Yeremia dimusuhi oleh semua orang. Nyawa Yeremia

    bahkan juga terancam di kota asalnya sendiri yakni di Anatot. Orang-orang Anatot

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    menolak Yeremia mereka ingin mencabut nyawa Yeremia "Janganlah bernubuat

    demi nama Tuhan, supaya jangan engkau mati oleh tangan kami” (Yer 11:21).

    Daya tahan Yeremia makin melemah. Yeremia merasa kesepian, ia mengeluh

    semua orang membenci dan mencelanya .

    15:15 “Engkau mengetahuinya; ya Tuhan, ingatlah aku dan perhatikanlah aku,

    lakukanlah pembalasan untukku terhadap orang-orang yang mengejar aku.

    Janganlah membiarkan aku diambil, karena panjang sabar-Mu, ketahuilah

    bagaimana aku menanggung celaan oleh karena Engkau

    15:17 Tidak pernah aku duduk beria-ria dalam pertemuan orang-orang yang

    bersenda gurau; karena tekanan tangan-Mu aku duduk sendirian, sebab

    Engkau telah memenuhi aku dengan geram.

    15:18 Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan luka ku sangat

    payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang

    bagiku, air yang tidak dapat dipercaya”

    Satu-satunya andalan atau perlindungan Yeremia adalah Allah sendiri.

    Namun bagi Yeremia, Allah sendiri tidak bisa ia mengerti lagi, mengapa harus ia

    bergumul dengan pengalaman berat ini. Yeremia mengumpamakan janji Allah

    padanya bagaikan “sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercaya”

    (15:18). Yeremia meragukan janji Allah yang akan selalu menyertainya karena

    nyatanya yang dialami Yeremia adalah penolakan, dicela, dibenci semua orang

    bahkan sampai mau dibunuh.

    1:18 “Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau

    menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok

    tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan

    pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.

    1:19 Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau,

    sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah

    firman Tuhan”.

    Yeremia mengalami frustasi yang berat. Yeremia berkeluh kesah (lih.

    11:18-20; 12:1-6; 17:5-8.14-18; 18:18-23; 20:7-18). Frustasinya memuncak

    hingga ia merasa tidak bisa bertahan lagi. Yeremia mengalami dilema di dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    batinnya. Di satu pihak ia merasa tidak mampu menjalankan tugasnya, tetapi di

    lain pihak ia tidak bisa menolak (20:9). Oleh sebab itu Yeremia menggugat Allah

    sebagai yang curang (15:18). Ia menganggap hidupnya sebagai siksaan (20:14-

    18). Namun dalam Yer 15:18-21 justru situasi berat semacam itu nampaknya

    komitmen Yeremia diperbaharui entah bagaimana (Suharyo, 2005: 77).

    Pada tahun 598 Babel mengepung Yerusalem. 3 bulan sesudah

    pengepungan itu Yoyakim mati. Raja yang baru, Yoyakhin, anak Yoyakim,

    memerintah selama masa pengepungan tetapi kemudian dibuang ke Babel

    bersama keluarga kerajaan dan anggota-anggota masyarakat yang berpengaruh

    (Bullock, 2014; 266).

    Beberapa hal pokok yang perlu digarisbawahi dalam periode kedua ini

    adalah bahwa:

    Pertama, tantangan yang dialami oleh Yeremia semakin berat karena tidak

    adanya dukungan dari pemerintah Yoyakim sehingga pewartaan Yeremia semakin

    keras. Antusiasme Yeremia pada periode pertama hilang. Kedua, sesudah

    menjalankan tugasnya sebagai nabi sekitar 20 tahun, Allah ingin disingkirkan dan

    panggilannya sebagai nabi ingin ia lepaskan. Ketiga, Yeremia merasa dalam

    keadaan tidak berdaya. Keempat, Israel mengalami keterpurukan, kesulitan dan

    krisis yang luar biasa yang paling besar dan tersulit dalam sejarah pada periode

    ini. Dalam keadaan seperti ini Israel perlu ditemani dan dituntun oleh orang yang

    juga pernah mengalami krisis sendiri seperti Yeremia yang mengalami krisis

    hingga ingin meninggalkan pekerjaanya melakukan kehendak Allah (Suharyo,

    2005: 77).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    c. Periode Ketiga : 597-585 SM

    Periode ketiga ini ditandai dengan pemerintahan baru yang dipimpin oleh

    putra Yosia yang bernama Metanya (nama raja “Zedekia”). Ia melakukan apa

    yang jahat di mata Tuhan. Zedekia memberontak terhadap Nebukadnezar. Selama

    2 tahun masa pengepungan Yeremia ditahan dalam rumah tahanan istana Zedekia.

    Alasannya sederhana bahwa Yeremia telah menasihatkan penyerahan kepada

    Babel, sebuah rencana yang menurut Zedekia akan mematahkan semangat juang

    bangsa Yehuda dan melemahkan usaha perang. Ini juga cara Zedekia untuk

    membungkam Yeremia dan mengelakkan pengaruhnya atas rakyat. Yeremia

    kemudian dimasukan ke dalam perigi yang penuh dengan lumpur dan tidak ada

    air. Yeremia sangat tersiksa namun akhirnya ia diselamatkan oleh Ebed-Melekh

    (Bullock, 2014; 266)

    Situasi pada periode ini semakin buruk dari periode-periode sebelumnya.

    Tentara Babel berhasil menghancurkan kota Yerusalem (Yer 39:1-10). Para

    pemuka Yehuda diangkut ke Babel dan terjadi penghancuran total. Seluruh bangsa

    dibuang ke Babilonia. Pembuangan ini baru akan berakhir setelah 50 tahun

    (Suharyo, 2005: 78).

    Umat hidup dalam keputusasaan. Umat tidak dapat beribadah di tempat

    pembuangan. Pembuangan dianggapnya sebagai hukuman final dari Allah. Umat

    beranggapan bahwa Allah tidak mau mengampuni. Mereka merasa tidak punya

    harapan, tidak ada masa depan lagi bagi mereka (21-24). Dalam situasi seperti ini

    muncullah nabi-nabi palsu bdk (Yer 23:9; 27:16-22; 28:1-17). Mereka

    meramalkan masa depan yang baik dan optimis tetapi tanpa dasar (Suharyo, 2005:

    78).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Dalam keadaan seperti ini Yeremia mempunyai keyakinan yang baru,

    yakni komitmen kuat yang dilandaskan pada Allah.

    17:5 "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang

    mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari

    pada Tuhan”

    17:9 “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh

    harapannya pada Tuhan”

    Allah bagi Yeremia adalah misteri hal itu karena baik nabi maupun imam yang

    dihormati dianggap orang baik oleh rakyat, Allah menganggap mereka sebagai

    beban. “Kamulah beban itu! Sebab itu kamu akan Kubuang dari hadapan-Ku,

    demikianlah firman Tuhan” (Yer 23:33). Allah juga merupakan pemberi

    pengharapan karena ia tetap mencintai. Pada periode ini tugas Yeremia berubah

    tidak lagi menyampaikan nubuat kehancuran Yehuda namun mendampingi,

    mengumpulkan umat Yehuda yang tercerai berai dan menyampaikan pesan

    pengharapan dari Allah (Suharyo, 2005: 78).

    29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada

    pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu

    rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk

    memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

    Dari tiga periode yang dialami oleh Yeremia bisa ditarik beberapa hal

    penting yakni; melalui pengalaman-pengalaman yang dahsyat ini, Yeremia

    dituntun oleh Tuhan untuk menjadi The Wounded Healer penyembuh bagi

    terluka. Yeremia dipersiapkan Tuhan menjadi nabi pewarta pengharapan.

    Mengapa demikian, karena dalam keadaan sulit dan amat jelek, Yeremia

    mewartakan masa depan yang disiapkan oleh Allah sendiri (31:31-34). Oleh

    karena pendampingan yang dilakukan oleh Yeremia, umat tidak hancur dalam

    krisis yang teramat besar (Suharyo, 2005: 78).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    3. Sumber Kekuatan Yeremia

    Yeremia adalah sosok yang berani dan teguh. Namun bila dilihat kembali

    bagaimana sosok Yeremia ketika awal dipanggil Allah untuk menjadi nabi

    sepertinya kesan itu tidak tergambar pada dirinya. Yeremia merasa ragu-ragu dan

    merasa tidak mampu. Ia mencoba berdalih (Darmawijaya, 1990: 96).

    Hal ini memperlihatkan bahwa keberanian dan keteguhan yang selama ini

    diperlihatkan bukanlah sifat bawaannya. Tepatnya, Yeremia dapat

    memperlihatkan kekuatan yang luar biasa selama kariernya sebagai nabi karena ia

    bergantung sepenuhnya kepada Allah (Marx, 1971: 24).

    Firman Allah menguatkan Yeremia. Firman Allah datang ketika Yeremia

    mengalami krisis iman dan semangat pada periode II tahun 609 - 598 SM.

    Yeremia mengutuki kelahiran dirinya sendiri (Yer 15:10) “Celaka aku, ya ibuku,

    bahwa engkau melahirkan aku”. Yeremia mengalami krisis iman ia meragukan

    janji Allah. (Yer 15:18) “mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan luka

    ku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang

    curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai”. Yeremia mengalami krisis

    semangat. Ia tenggelam dalam perasaan putus asa dan bermaksud meninggalkan

    panggilannya sebagai nabi (Marx, 1971: 15)

    Allah menjawab Yeremia dengan Firman-Nya (Yer 15:19-21) :

    15:19"Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi

    pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga

    dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku.

    Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu

    kembali kepada mereka.

    15:20 Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu

    dari tembaga; mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk

    menyelamatkan dan melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.

    15:21 Aku akan melepaskan engkau dari tangan orang-orang jahat dan

    membebaskan engkau dari genggaman orang-orang lalim”.

    Ternyata Yeremia mengalami kemelut batiniah yang hebat sekali di

    tengah-tengah karyanya sebagai nabi. Sama seperti pada (Yer 12: 5)

    12:5 ”Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah

    dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan

    jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang

    akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan?”

    Allah menginginkan Yeremia agar lebih teguh dan tegar menghadapi rintangan

    yang ada. Allah sekali-kali tidak meringankan kesesakan Yeremia. Sebaliknya,

    keluhan Yeremia di cap sebagai “hina”. (Yer 15:19) Tuhan menuntut Yeremia

    agar bertobat “jika engkau mau kembali dan mengucapkan apa yang berharga dan

    tidak hina”. Pertobatan itu diteguhkan Tuhan dengan mengulang penugasan dan

    janji Allah (Yer 15:19-21) yang diberikan- Nya waktu awal Yeremia dipanggil

    Allah menjadi nabi (bdk. Yer 1: 18-19).

    Pada kisah berikutnya kita bisa melihat bagaimana Yeremia mengalami

    semangat dan keyakinan yang baru akan Allah.

    16:19 Ya Tuhan, kekuatanku dan benteng ku, tempat pelarian ku pada hari

    kesesakan! Kepada-Mu akan datang bangsa-bangsa dari ujung bumi

    serta berkata: "Sungguh, nenek moyang kami hanya memiliki dewa

    penipu, dewa kesia-siaan yang satu pun tiada berguna”

    17:5 “…..Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang

    mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari

    pada Tuhan”

    17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh

    harapannya pada Tuhan.

    20:11 Tetapi Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu

    orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka

    tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan.

    20:12 “…., sebab kepada-Mu lah kuserahkan perkaraku”.

    Perkataan Yeremia dalam ayat-ayat diatas dapat dikatakan Yeremia

    mengimani Allah dan mengandalkan Allah. Semua perkara hidupnya ia serahkan

    kepada Allah. Hal ini berbeda jauh ketika Firman Allah (Yer 15:19-21) belum

    datang padanya. Allah dianggap sebagai yang curang seperti air yang janjinya

    tidak dapat dipegang (Yer 15:18).

    Yeremia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Allah. Allah

    menyertai sang nabi ”seperti orang yang sangat perkasa” karena Ia mendukung

    dan memberi Yeremia kekuatan untuk melaksanakan tugasnya (Yer. 20:11).

    ”Yeremia, seorang manusia yang biasa dan lemah, dijadikan-Nya seorang nabi

    yang luar biasa kuatnya” (Marx, 1971: 15). Keberanian dan ketabahan Yeremia

    begitu terkenal sehingga selama pelayanan Yesus di bumi, ada yang mengira

    Yesus adalah Yeremia yang hidup kembali! (Mat. 16:13-14).

    Hidup rohaninya adalah rahasia kekuatan nabi Yeremia. Yeremia tidak

    ragu untuk berkeluh kesah sampai menitikkan air mata di hadapan Allah. Bahkan

    segala kelemahan dirinya, ketakutan, kekhawatiran dan kebimbangan yang kerap

    kali menimpa dia akui (Yer 1:6, 4:10). Semua itu dibawanya dalam doa-doa

    Yeremia (Marx, 1971: 15).

    Dalam pengalaman rohaninya, Yeremia menyadari bahwa hamba terpilih

    memang harus merasai penderitaan lahir-batin dan pengalaman yang sangat pahit.

    Yesus yang lebih dahulu, sebelum dimahkotai dengan mahkota kemuliaan,

    dimahkotai dengan mahkota “penderitaan” sungguhpun Ia adalah Anak, tetapi Ia

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    https://wol.jw.org/id/wol/bc/r25/lp-in/2011206/14/0https://wol.jw.org/id/wol/bc/r25/lp-in/2011206/15/0

  • 27

    mau belajar taat dengan segala sesuatu yang dirasainya itu” (Ibr 5:8). Apalagi

    Yeremia hanyalah seorang manusia berdosa dan lemah, patutlah ia menjalani jalan

    kesusahan itu, supaya pada akhirnya Yeremia menerima anugerah dan kuasa-

    rohani dengan berkelimpahan, dan agar supaya air-hidup mengalir dari dalam

    jiwanya (Marx, 1971: 30).

    Kesadaran Yeremia mengenai hamba terpilih harus merasai penderitaan

    lahir-batin dan pengalaman yang sangat pahit menunjukkan bahwa pengalaman

    rohani Yeremia makin bertambah. Yeremia meyakini Allah sendiri lah yang dapat

    mengubah kesukaran menjadi kemuliaan, duka menjadi suka, kehinaan menjadi

    kehormatan, dan kematian menjadi kehidupan (Marx, 1971: 30).

    4. Kisah Hidup Nabi Yeremia yang Masih Relevan

    a. Perintah Allah untuk Dilaksanakan Bukan untuk Ditawar

    Yeremia dipanggil Allah untuk menjadi nabi. Namun Yeremia merasa

    dirinya tidak siap untuk menjadi nabi sebab ia masih muda. Yeremia berkata "Ah,

    Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih

    muda" (Yer- 1:6). Yeremia berkeberatan terhadap panggilan itu. Alasan yang

    diajukan Yeremia tidak diterima oleh Allah. Allah meyakinkan Yeremia bahwa

    “tugas bernubuat adalah prakarsa Allah, dan Allah sendiri yang akan menyiapkan

    sabda yang akan diucapkannya” (Darmawijaya, 1990: 96).

    b. Yeremia Melaksanakan Tugas Tanpa Putus Asa dan Penuh Semangat

    Yeremia merasa semangat dan bahagia dalam melaksanakan tugasnya

    sebagai nabi pada periode pertama. Hal tersebut bukan berarti Yeremia terbebas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    dari kekecewaan. Yeremia mengalami kekecewaan hanya saja ia tetap tegar dan

    tidak putus asa. Yeremia tetap berusaha menyadarkan bangsa Israel dengan cara

    mengajar mereka menyadari keadaan diri mereka yang hidup hanya secara

    lahiriah saja (Suharyo, 2005: 76).

    c. Yeremia Setia dalam Menyampaikan Sabda Tuhan

    Yeremia dipanggil untuk jabatan sebagai nabi pada masa yang sangat tidak

    kondusif. Babilonia dan Mesir adalah dua negara yang sama-sama sedang

    berusaha menguasai Timur-Tengah. Hal itu bisa menjadi ancaman cukup serius

    bagi Yehuda pada saat itu. Terlebih krisis rohani yang terjadi di Yehuda.

    Pembaharuan rohani di masa Yosia sudah berakhir dan pengaruhnya hanya

    sebentar. Kemerosotan jelas sedang terjadi. Ketika Yeremia dipanggil untuk

    jabatan itu, ada isyarat bahwa pesannya pasti tentang hukuman dan panggilan

    untuk bertobat bagi bangsanya. Di sisi lain perkataan Tuhan bagaikan api di dalam

    hatinya, mau tidak mau harus ia sampaikan kepada bangsanya (Marx, 1971: 65).

    Hal ini sebagai bukti bahwa ia sangat cinta kepada bangsanya dan sama sekali

    tidak senang menubuatkan hukuman ke atas mereka.

    Begitu keras peringatan Tuhan melalui Yeremia untuk bangsa Yehuda,

    sampai-sampai Yeremia hendak akan dibunuh oleh tetangga dan sanak

    keluarganya sendiri (Marx, 1971: 19). Tetapi sungguh, ketetapan hati yang luar

    biasa dari Yeremia untuk menjalankan misi yang tidak terbilang enteng ini.

    Karena ia menjadikan perkataan Tuhan suatu kenikmatan dan kegirangan dalam

    hidupnya (15:16).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    d. Yeremia Terbuka pada Sapaan Allah

    Nabi Yeremia selalu menyikapi pergulatan hidupnya dengan penuh

    kerendahan hati dan keterbukaan akan sapaan Allah. Sikap hidup nabi Yeremia

    memampukan dirinya untuk berdiri tegar dalam melanjutkan pelayanannya.

    Meskipun pelayanan yang Yeremia lakukan beresiko membahayakan nyawanya

    sekalipun namun ia tetap melaksanakan dengan setia. Selain itu pengalaman hidup

    dan pergulatan yang dialaminya justru menjadi kekuatan rohaninya (Marx, 1971:

    30). Pengalaman hidup dan pergulatan yang ia alami membuat Yeremia semakin

    menjadi lebih bertanggungjawab terhadap tugas-tugasnya. Yeremia bahkan tidak

    pernah melalaikan atau meninggalkan tugasnya sebagai nabi. Hal ini didasari oleh

    cinta nabi Yeremia kepada Allah dan kepada umatnya.

    e. Yeremia Mengolah Pengalamannya dengan Baik

    Yeremia selalu mengalami suatu pergulatan hidup sejak awal

    panggilannya menjadi seorang nabi. Yeremia mengalami pergulatan dalam karya

    pelayanannya ketika harus menjadi penyambung lidah Allah (bdk. Yer 15: 10-14).

    Namun Yeremia mampu mengatasi hal tersebut dengan pergumulan batin yang

    diolah dengan baik. Yeremia berusaha melaksanakan tugasnya dengan baik walau

    sering mengalami pergulatan hidup. Yeremia menghadapi penganiayaan,

    pengucilan, dipenjara, dibenci bahkan hendak dibunuh oleh orang-orang Yehuda.

    Yeremia sangat menderita bahkan sahabat karib dan keluarganya sendiri pun

    hendak mencelakakan nya. Yeremia tetap berusaha melaksanakan tugasnya

    dengan baik sebagai hamba Allah meskipun ia diperlakukan sedemikian rupa

    (Pinehas Djendjengi: 2017). Yeremia mengasihi bangsanya. Ia tetap setia untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    mendampingi bangsanya dalam masa kehancuran dan pembuangan.

    f. Allah Menjadi Tempat Berkeluh Kesah Nabi Yeremia

    Kepahitan hidup yang dirasakan oleh nabi Yeremia sempat membuat ia

    jatuh dan terpuruk dalam keputusasaan hidup. Dalam kitab Yeremia dikisahkan

    mengenai perasaan Yeremia yang hampir tenggelam dalam keputusasaan. (bdk.

    Yer 15:6 ; Yer 20:9) sampai pada akhirnya Yeremia bermaksud meninggalkan

    tugas yang diberikan Allah kepadanya (Marx, 1971: 15).

    Yeremia tidak segan-segan untuk mencurahkan segala perasaan dan apa

    yang ia alami pada Allah (Bullock, 2014: 257). Apa yang ia alami ia bawa dalam

    doa. Doa-doanya banyak berisi keluh kesah dan kesedihan kepada Allah (lih. Yer.

    12:1-11; 14: 7-11; 15:15-18; 17: 13-18). Yeremia mencurahkan segenap isi

    hatinya yang menderita tertekan oleh tugas kenabian yang terlalu berat itu kepada

    Allah.

    g. Firman Allah Menjadi Sumber Kekuatan Yeremia

    Pada waktu Yeremia hampir menyerah, firman Allah yang ada dalam

    dirinya bagaikan api yang bernyala-nyala dan tidak dapat dipadamkan atau

    disembunyikan. Semua firman Allah seolah-olah harus disampaikan dan

    dicurahkan kepada bangsanya. Semangat yang berkobar bangkit berkat karya

    Allah yang bekerja dalam hati nabi Yeremia. Yeremia seorang manusia yang

    biasa dan lemah dibuat Allah menjadi seorang nabi yang luar biasa kuatnya

    (Marx, 1971: 15).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    BAB III

    KATEKIS DAN TANTANGANNYA

    DI ZAMAN SEKARANG

    Tugas utama perutusan katekis adalah mewartakan Injil atau Sabda suka cita

    Injil. Katekis oleh karena tugasnya tersebut dapat dikatakan ia merupakan seorang

    pewarta. Nabi diutus oleh Allah untuk menyampaikan kehendak-Nya kepada umat

    Allah. Kehendak Allah atau Firman, Sabda Allah disampaikan oleh nabi Yeremia

    dengan setia. Nabi juga dapat dikatakan sebagai seorang pewarta oleh karena

    tugas perutusannya tersebut. Katekis ataupun nabi dalam menjalankan tugas

    perutusannya sebagai pewarta menghadapi berbagai masalah dan tantangan.

    Tantangan yang dihadapi oleh katekis maupun nabi bisa berpengaruh

    terhadap semangat dan kesetiaan mereka sebagai pewarta. Katekis diharapkan

    mau berjuang. Katekis setia dan tetap mempertahankan panggilan sebagai

    pewarta dalam situasi sulit bukanlah hal yang mudah. Yeremia pun sempat merasa

    tidak berdaya dalam situasi sulit mempertahankan panggilannya sebagai nabi.

    Situasi atau tantangan berat juga dialami oleh para katekis pada zaman sekarang.

    Tantangan katekis di zaman modern semakin kompleks. Dunia memberikan

    banyak tawaran kenikmatan pada setiap orang. Orang semakin sibuk memuaskan

    dirinya sendiri. Sebagian orang tidak sempat lagi memikirkan kepentingan orang

    lain. Kehadiran dan campur tangan Allah mulai tidak dihiraukan lagi. Selain itu

    adanya perkembangan teknologi dan komunikasi turut memberikan tantangan

    baru bagi para katekis dalam menyampaikan pewartaan.

    Katekis harus memiliki iman yang kuat di tengah situasi yang tidak

    mudah. Tantangan zaman semakin sulit, rumit dan kompleks. Katekis perlu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    mohon kekuatan dari pada-Nya supaya tetap setia sebagai pewarta di tengah

    situasi yang tak mudah seperti nabi Yeremia.

    Pembahasan bab III ini lebih berisi mengenai katekis dan tantangannya di

    zaman sekarang. Bab III ini terdiri 3 bagian utama yaitu pertama mengenai

    katekis, bagian kedua tantangan katekis di zaman sekarang yang mempengaruhi

    semangat dan kesetiaan katekis dan terakhir katekis dalam menanggapi tantangan

    zaman sekarang. Bagian pertama terdiri dari 5 topik yakni panggilan dan identitas

    katekis, pengelompokan, peranan, tugas, dan spiritualitas katekis. Sedangkan

    bagian kedua dari bab III ini fokus berbicara mengenai tantangan zaman yang

    mempengaruhi semangat dan kesetiaan katekis. Tantangan tersebut diantara

    yakni: 1.sekularisasi dan sekularisme, 2. pendangkalan hidup dan budaya instan,

    3. ateisme dan relativisme yang melahirkan krisis iman dan moral, 4.

    perkembangan teknologi digital, 5. keberagaman yang diwarnai fundamentalisme

    dan radikalisme, 6. globalisasi, 7. keutuhan ciptaan dan lingkungan hidup, dan 8.

    kemiskinan. Bagian ketiga dari bab III ini secara khusus membahas katekis dalam

    menanggapi tantangan zaman sekarang. Ada 3 cara katekis dalam menanggapi

    tantangan zaman sekarang dibahas pada bagian ketiga dari bab ini yaitu: katekis

    memperjuangkan nilai kerajaan Allah dalam hidup bermasyarakat, katekis

    menyesuaikan tuntutan zaman dan terakhir katekis masuk dan memberi kesaksian

    di era digital. Penjabaran masing-masing bagian dan topik bab III adalah sebagai

    berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    A. Katekis

    1. Panggilan dan Identitas Katekis

    Gereja selalu berupaya untuk menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup

    manusia. Setiap orang Kristiani yang telah dibaptis diundang untuk berpartisipasi

    demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam dunia seperti kedamaian,

    kasih, dan keadilan. Bagi awam ada berbagai panggilan atau kerasulan yang dapat

    ditempuh seperti menjadi kepala rumah tangga dan sebagainya. Dari berbagai

    panggilan umum awam ada salah satu diantaranya merupakan panggilan khusus

    yakni menjadi katekis (CEP, 1997: 15).

    Kekhususan pada panggilan katekis ini dilihat dari adanya panggilan

    khusus dari Roh Kudus yakni suatu “ karisma khusus yang diakui Gereja” dan

    dipertegas oleh tugas perutusan langsung dari uskup (CEP, 1997: 15). Katekis

    harus menyadari hal ini dan memberikan kepenuhan hatinya dengan sikap seperti

    nabi “Ini aku, utuslah aku” (Yes 6:8). CEP (1997: 15) dengan jelas menegaskan

    bahwa “panggilan katekis bersifat khusus yakni untuk tugas katekese dan umum,

    untuk bekerja sama dalam pelayanan kerasulan apa saja yang berguna untuk

    membangun Gereja “. Singkatnya, panggilan khusus sebagai katekis

    dilatarbelakangi oleh 3 hal yakni; (1) panggilan dari Roh Kudus, (2) merupakan

    tugas perutusan Gereja dan (3) bekerja sama dengan tugas perutusan apostolic dari

    uskup.

    Berdasarkan penjelasan diatas dapat dinyatakan katekis adalah seorang

    awam yang ditunjuk secara khusus oleh Gereja, sesuai dengan kebutuhan

    setempat untuk memperkenalkan Kristus yang ia cintai dan ia ikuti kepada mereka

    yang belum mengenal Kristus maupun yang sudah mengimani-Nya. Katekis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    berkerja sama dengan pastor setempat. Hal itu bukan berarti ketika tidak ada

    imam tidak menjadikan katekis pastor. Katekis dapat memimpin ibadat sabda

    pada hari minggu atau hari raya ketika tidak ada imam. CEP (1997:17) “Katekis

    bukan sekadar pengganti imam, melainkan menurut hukum adalah seorang saksi

    Kristus”

    2. Pengelompokan Katekis

    Berdasarkan segi waktu dan pendidikan seorang katekis, katekis dapat

    dikelompokkan dalam beberapa kelompok di antaranya;

    a. Dari Segi Waktu Berkarya

    Dari segi waktu berkarya, katekis dapat dikelompokkan menjadi 4

    kelompok. Kelompok pertama yakni kelompok katekis full time. Mereka

    mengabdikan dirinya secara penuh dalam pekerjaan sebagai katekis. Biasanya

    mereka bekerja di paroki dan mendapat gaji. Seluruh penghasilan yang diperoleh

    bersumber dari pekerjaannya sebagai katekis.

    Kelompok kedua yakni katekis part time. Mereka adalah katekis yang

    memberikan sebagian waktunya untuk digunakan berkarya sebagai katekis”

    (Komisi Kateketik KWI, 2005: 143). Katekis part time memiliki perbedaan

    dengan katekis full time. Perbedaannya yakni sumber penghidupan katekis part

    time tidak bergantung pada pekerjaannya sebagai katekis. Ia juga biasa disebut

    sebagai katekis sukarelawan.

    b. Dari Segi Pendidikan

    Katekis dapat digolongkan menjadi 2 kelompok ditinjau dari segi tingkat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    pendidikannya. Dua kelompok tersebut adalah kelompok katekis akademis dan

    non akademis. Katekis akademis adalah katekis yang dibentuk dengan latar

    belakang pendidikan formal berbasis umum Kateketik, Pastoral, Filsafat/Teologi

    (Komkat KWI, 2005: 143). Sebagai contoh pendidikan formal yang

    diselenggarakan oleh PENDIKKAT USD Yogyakarta yang setiap tahunnya

    mencetak katekis-katekis akademis dengan jenjang akademis S1.

    Sedangkan katekis non akademis adalah katekis yang tidak memiliki dasar

    pendidikan secara formal baik Kateketik, Pastoral, Filsafat/Teologi. Mereka

    menjadi katekis biasanya dengan menempuh suatu pelatihan, kursus ataupun

    belajar sendiri secara otodidak dengan membaca buku. Biasanya katekis seperti

    ini berkarya di paroki, stasi ataupun di lingkungan sebagai katekis sukarelawan.

    Katekis sukarelawan yakni katekis yang berkarya secara sukarela, dari dorongan

    hatinya sendiri dan dari keinginannya sendiri. Kerapkali katekis sukarelawan ini

    tidak mengharapkan upah atau gaji. Ia hanya ingin turut serta berpartisipasi dalam

    karya pewartaan Injili dengan hati yang tulus (Komisi Kateketik KWI, 2005: 143).

    3. Peranan Katekis

    Berdasarkan sumber yang penulis temukan ada beberapa peranan yang

    diemban oleh katekis. Peranan tersebut yakni peranan katekis dalam perutusan

    Gereja, masyarkat dan keluarga.

    a. Peranan Katekis dalam Perutusan Gereja

    Peran katekis dalam keikutsertaannya mengembangkan Gereja tidak bisa

    diremehkan. Keberadaan katekis dalam perjalanan waktu semakin dirasakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    manfaatnya. Katekis tanpa lelah menebarkan benih-benih iman kepada banyak

    orang sehingga menjadi anggota Gereja. Peristiwa lahirnya Gereja Katolik di

    tanah Jawa sebagai bukti nyata sumbangan penting katekis dalam menumbuh

    kembangkan Gereja (Prasetya, 2007: 5-6).

    Peranan katekis dalam karya pewartaan Gereja sungguh penting. Paus

    Yohanes Paulus II dalam dokumen Catechesi Tradendae (CT, 66) berterima

    kasih pada katekis awam. Ia menjelaskan bahwa katekis telah melayani umat

    dengan penuh komitmen dan karena katekis lah Gereja berkembang hingga saat

    ini.

    Berkaitan dengan hal itu, Komisi Kateketik KWI (1993: 70) mengatakan

    bahwa “katekis sebagai pengemban karya pewartaan Gereja mempunyai

    panggilan dan tugas yang penting serta mulia dalam karya perutusan Gereja di

    Indonesia”. Dalam konteks karya perutusan Gereja tersebut ada 4 peranan katekis

    yang dapat digambarkan. Peranan tersebut yakni sebagai juru bicara jemaat

    Kristiani, sebagai seorang nabi, pembimbing dan saksi Kristus.

    1). Katekis Berperan Memperjuangkan Suara Umat Kristiani

    Kristus telah menyerahkan kepercayaan dan tugas untuk mewartakan

    Kabar Gembira kepada Gereja. Pelaksanaan tugas untuk mewartakan Kabar

    Gembira ini telah diserahkan secara khusus kepada para Uskup sebagai pimpinan

    Gereja. Kemudian katekis mendapat mandat dari pimpinan Gereja untuk

    mewartakan Kabar Gembira dan memberikan kesaksian iman. Katekis

    menjalankan tugasnya atas nama Umat Kristiani atau Gereja. Katekis mewartakan

    bukan atas nama dirinya sendiri. Hal itu berarti katekis memperjuangkan suara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Umat Kristiani atau Gereja. Itu artinya katekis mendukung dan ikut

    memperjuangkan apa yang menjadi keprihatinan dan harapan Gereja.

    Keadilan dan kedamaian merupakan kebutuhan setiap umat manusia.

    Gereja selalu menyuarakan perdamaian terhadap dunia. Katekis turut berusaha

    mewujudkan hal tersebut dengan menumbuhkan kesadaran umat untuk saling

    menghargai sesama misalnya dengan jalan dialog antar agama. Katekis berupaya

    bersama Gereja dan dengan semua orang yang berkehendak baik mengusahakan

    tegaknya Kerajaan Allah yakni situasi dunia yang damai, adil dan sejahtera

    (Komisi Kateketik KWI, 1993: 70).

    2). Sebagai Seorang Nabi

    Tugas seorang nabi adalah menyampaikan kehendak Tuhan pada umat-

    Nya supaya umat memperoleh keselama