kesetiaan yeremia dalam menghayati ...gereja di dunia dewasa ini, 21 november 1964. c. singkatan...
TRANSCRIPT
-
i
KESETIAAN YEREMIA DALAM MENGHAYATI PANGGILAN
KENABIAN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI BAGI PELAYANAN
KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Ignasius Sudari
NIM: 131124023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk Keuskupan Tanjung Karang, seluruh umat Paroki
St. Maria, umat stasi Onoharjo, untuk kedua orang tua, serta adik-adikku dan semua
keluargaku serta sahabat-sahabatku yang telah memberikan dukungan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
"Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus,
haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau
sampaikan”
(Yer 1:7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati Panggilan
Kenabian Sebagai Sumber Inspirasi Bagi Pelayanan Katekis di Zaman
Sekarang”. Judul ini dipilih berdasarkan keprihatinan penulis terhadap pergulatan
katekis di zaman ini. Katekis menghadapi tantangan zaman yang tidak mudah.
Tantangan zaman seperti sekularisme, radikalisme, kemiskinan, globalisasi dan
sebagainya berdampak terhadap semangat dan kesetiaan katekis. Katekis dalam
menanggapi tantangan zaman sekarang tidak mudah. Fakta bahwa semakin sulit
menemukan katekis paroki yang mau bertahan dalam karya pelayanan untuk
beberapa tahun. Keadaan ini menuntut Gereja untuk lebih memperhatikan katekis.
Skripsi ini bermaksud memberikan sumbangan inspirasi pada katekis agar semakin
setia dan bersemangat menghayati panggilannya sebagai katekis.
Permasalahan utama dalam skripsi ini adalah menemukan inspirasi yang
dapat digali dari sosok Yeremia oleh katekis untuk meningkatkan pelayanan katekis
di zaman sekarang. Masalah tersebut diolah melalui metode deskriptif analitis
mengenai kisah kesetiaan Yeremia dalam menghayati kenabiannya. Hal ini supaya
penulis dapat menemukan inspirasi-inspirasi dari kesetiaan nabi Yeremia dalam
menghayati panggilannya. Inspirasi yang telah dipaparkan harapannya berguna bagi
para katekis agar semakin setia dan semangat melayani umat.
Nabi Yeremia merupakan sosok yang sangat menginspirasi. Yeremia
merupakan nabi yang setia dalam menyampaikan firman Allah. Yeremia berani
menghadapi penderitaan dan siksaan dalam mewartakan kebenaran Firman Allah. Ia
selalu berpegang pada janji Allah. Yeremia merupakan pribadi yang tabah dan tekun
dalam melaksanakan tugas perutusannya. Yeremia memperingatkan bangsa Yehuda
supaya kembali pada cinta Allah namun selalu menuai kegagalan. Yeremia sempat
mau menyerah namun Firman Allah membangkitkannya. Yeremia tetap setia
menjadi pewarta kehendak Allah. Semangat dan kesetiaan Yeremia pantas menjadi
teladan dan inspirasi bagi katekis zaman sekarang.
Keikutsertaan katekis dalam menumbuh kembangkan Gereja tidak dapat
diremehkan. Katekis memegang peran penting di dalam karya pewartaan Gereja.
Namun begitu banyak tantangan yang katekis hadapi di zaman ini. Hal ini
berpengaruh terhadap kesetiaan dan semangat katekis. Katekis membutuhkan
pendampingan dan pembinaan baik dari keuskupan atau pun paroki supaya semakin
setia, bersemangat dan siap menghadapi tantangan zaman. Penulis dalam hal ini
ingin membantu Gereja dengan menawarkan kegiatan rekoleksi sebagai upaya untuk
meningkatkan semangat dan kesetiaan katekis dalam menghayati panggilannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
This undergraduate thesis entitled “The Loyalty of Jeremiah in Living of
Prophecy as a Source of Inspiration for Catechist Service today”. This title is
chosen based on the writer's concerns about the catechist struggle of in this day. As
a catechist, in preaching work must be faced various of challenging and difficulties.
The catechist challenging of servicing in this day such as secularism, radicalism,
poverty, globalization and so on become one of way to influence for the catechist
spirit. On another side, the catechist response of challenging is not easy. In fact, now
too difficult to find the parish catechist who want to royal. It can’t be left but must be
handled seriously and heart. Therefore, this thesis intends to contribute to the
catechist's inspiration to be more loyal and to keep in running of catechist
responsibility as a servicer. The main problem in this thesis is to find the inspiration which can be
extracted from the figure of Jeremiah by catechists to improve catechist servicing in
this day. The problem is solved through literary studies of the story of Jeremiah's
faithfulness in living of prophecy. Based on this case, the writer finds inspirations
from the loyalty of the Jeremiah prophecy in living of vocation. The inspiration that
has been expressed in his hopes is useful for catechists to be more faithful and spirit
serving for the people.
The prophecy Jeremiah is a very inspiring person. Jeremiah is famous for his
courage and faithfulness in conveying the word of God. Jeremiah is brave to face for
suffering and torture in proclaiming the truth of the Word of God. He always holds
the promise of God. Jeremiah is a steadfast and persevering man in carrying out his
missionary duties. People are repeatedly warned by Jeremiah to repent back to
God's love but always reap failure. Jeremiah does not give up, he is faithfully strove
to remind and accompany God's people to return to God's love. Jeremiah's passion
and loyalty is worthy of being an example and an inspiration to catechists today.
Catechist participation in the growth of the Church can’t be underestimated.
The catechists play an important role in the work of evangelization of the Church.
But there are many challenging which face by catechist today. This affects to the
loyalty and catechist spirit. The catechist need to be accompanied and built by the
diocese or parish to be more faithful and more spirit to serve the people. In this
situation, the writer wants to help through offering recollection activities as an effort
to increase the catechist's loyalty in living vocation and the catechist spirit in
serving the people
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
kasih karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati Panggilan Kenabian Sebagai Sumber
Inspirasi Bagi Pelayanan Katekis di Zaman Sekarang. Skripsi ini diajukan guna
memberikan sumbangan pemikiran, gagasan dan inspirasi bagi katekis supaya
mereka semakin setia dan bersemangat dalam melayani umat
Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Terselesaikan nya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada:
1. Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed. selaku dosen pembimbing utama
dan sekaligus dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan perhatian
yang tulus, meluangkan waktu untuk mendampingi dan membimbing penulis
menyelesaikan skripsi dengan sabar, memberi saran masukan dan memotivasi
penulis untuk terus berusaha berjuang menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. B. Agus Rukiyanto SJ selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Agama
Katolik dan sekaligus dosen penguji III yang telah bersedia membaca,
memberikan kritikan dan masukan, serta mendampingi penulis dalam
mempertanggungjawabkan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
3. Dr. St. Eko Riyadi Pr selaku dosen penguji II yang telah bersedia membaca,
memberikan kritik dan masukan serta mendampingi penulis dalam
mempertanggungjawabkan skripsi ini.
4. Seluruh staf dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Agama Katolik
yang telah mendidik dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan
studi di Program Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma
dengan baik.
5. Kepada ayah, ibu, adik-adikku dan seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungan semangat, dukungan moral, motivasi, doa dan juga material yang tiada
hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Program Studi
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma dengan baik.
6. Kepada Rm. Yohanes Adrianto Dwi Mulyono, SJ yang telah memberikan
bantuan dukungan semangat, motivasi maupun materiel yang berguna sehingga
penulis terbantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Teman-teman angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat, dukungan dan
bantuan bagi penulis selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.
8. Seluruh staf perpustakaan Kolose St. Ignatius Kotabaru, Perpustakaan Program
Studi Pendidikan Agama Katolik, dan Perpustakaan Kota Jogjakarta yang begitu
ramah dan bermurah hati melayani memberikan fasilitas ruang yang nyaman dan
meminjamkan buku-buku yang penulis perlukan selama kuliah maupun dalam
penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan................................................................................... 5
E. Metode Penulisan .................................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 6
BAB II. NABI YEREMIA DAN KESETIAANNYA DALAM MENGHAYATI
PANGGILAN KENABIAN ................................................................... 8
A. Sosok Nabi Yeremia ............................................................................... 9
1. Sosok Nabi Yeremia........................................................................... 10
2. Nabi Yeremia Nabi Sejati .................................................................. 12
B. Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati Panggilan Kenabian ................. 16
1. Awal Yeremia Dipanggil sebagai Nabi ............................................. 16
2. Kesetiaan Yeremia Menghayati Panggilan Kenabian ........................ 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
a. Periode Pertama ............................................................................ 17
b. Periode Kedua .............................................................................. 19
c. Periode Ketiga .............................................................................. 22
3. Sumber Kekuatan Yeremia ................................................................ 24
4. Kisah Hidup Nabi Yeremia yang Masih Relevan .............................. 27
a. Perintah Allah untuk dilaksanakan bukan untuk ditawar .............. 27
b. Yeremia melaksanakan tugas tanpa putus asa dan penuh semangat ........................................................................................ 27
c. Yeremia setia dalam menyampaikan Sabda Tuhan ....................... 28
d. Yeremia terbuka pada sapaan Allah ............................................. 29
e. Yeremia mengolah pengalamannya dengan baik .......................... 29
f. Allah menjadi tempat berkeluh kesah nabi Yeremia ..................... 30
g. Firman Allah menjadi sumber kekuatan Yeremia ......................... 30
BAB III. KATEKIS DAN TANTANGANNYA DI ZAMAN SEKARANG ..... 31
A. Katekis .................................................................................................. 33
1. Panggilan dan Identitas Katekis ........................................................ 33
2. Pengelompokan Katekis...................................................................... 34
a. Dari segi waktu berkarya ................................................................ 34
b. Dari segi pendidikan ..................................................................... 34
3. Peranan Katekis ................................................................................ 35
a. Peranan katekis di dalam perutusan Gereja .................................. 35
1). Katekis berperan memperjuangkan suara Umat Kristiani ....... 36
2). Sebagai seorang nabi ................................................................ 37
3). Sebagai pembimbing ................................................................ 38
4). Sebagai saksi Kristus................................................................ 39
b. Peranan katekis di dalam Masyarakat .......................................... 39
c. Peranan katekis di dalam Keluarga ............................................... 40
4. Tugas Katekis...................................................................................... 41
5. Spiritualitas Katekis ............................................................................ 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
1. Keterbukaan pada Allah Tritunggal ............................................... 42
2. Keterbukaan terhadap Gereja ......................................................... 43
3. Keterbukaan terhadap dunia ........................................................... 44
4. Keutuhan dan keaslian hidup ......................................................... 45
5. Semangat missioner........................................................................ 46
6. Mempunyai devosi sejati pada Bunda Maria ................................. 47
B. Tantangan Zaman yang Mempengaruhi Semangat dan Kesetiaan
Katekis .................................................................................................. 48
1. Sekularisasi dan Sekularisme .............................................................. 48
2. Pendangkalan Hidup dan Budaya Instan ........................................... 50
3. Ateisme dan Relativisme yang Melahirkan Krisis Iman dan
Moral .................................................................................................. 52
4. Perkembangan Teknologi Digital ....................................................... 53
5. Keberagaman yang Diwarnai Fundamentalisme dan Radikalisme .... 55
6. Globalisasi .......................................................................................... 56
7. Rusaknya Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan Hidup ......................... 57
8. Kemiskinan ........................................................................................ 59
C. Katekis dalam Menanggapi Tantangan Zaman Sekarang ...................... 60
1. Katekis memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam hidup
bermasyarakat .................................................................................... 61
2. Katekis menyesuaikan tuntutan zaman ............................................... 62
3. Katekis masuk dan memberi kesaksian di era digital ......................... 63
BAB IV. INSPIRASI BAGI PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN
SEKARANG ........................................................................................ 64
A. Inspirasi dari Nabi Yeremia Bagi Pelayanan Katekis Zaman Sekarang . 66
1. Mengandalkan Tuhan dalam Setiap Perkara Hidup ........................... 66
2. Jangan Ragu Katakana ‘Ya’ pada Panggilan Tuhan .......................... 67
a. Inspirasi bagi katekis ataupun calon katekis .................................. 67
b. Inspirasi bagi penulis ...................................................................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
3. Pengalaman dikasihi Allah Membawa Semangat dan Kegembiraan . 70
4. Pribadi yang Setia pada Allah ............................................................ 71
5. Pertobatan dan Janji Allah Membawa Semangat Baru ...................... 74
6. Bertekun dalam Kesulitan dan Cobaan ............................................. 76
B. Usulan Kegiatan Rekoleksi untuk Meningkatkan Kesetiaan dan
Semangat Pelayanan Para Katekis di Paroki St. Maria Keuskupan
Tanjung Karang ..................................................................................... 78
1. Latar Belakang Diadakannya Rekoleksi ............................................. 78
2. Pengertian Rekoleksi .......................................................................... 81
3. Tema Rekoleksi .................................................................................. 81
4. Tujuan Diadakannya Rekoleksi .......................................................... 82
5. Materi Rekoleksi ................................................................................ 82
a. Setia pada Allah ............................................................................. 83
b. Pengalaman Krisis .......................................................................... 85
c. Setia pada Umat ............................................................................. 87
6. Waktu Rekoleksi ................................................................................. 89
7. Contoh Persiapan Kegiatan Rekoleksi untuk Meningkatkan
Kesetiaan dan Semangat Pelayanan Para Katekis di Paroki St. Maria
Keuskupan Tanjung Karang ............................................................... 89
BAB V. PENUTUP .............................................................................................. 93
A. Kesimpulan ............................................................................................. 93
B. Saran ....................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengutip Alkitab
Deuterokanonika @ LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia,
ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh Lembaga
Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan diakui oleh Konfrensi Wali Gereja
Indonesia). Jakarta: LAI, 2001, hal.8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
AG : Ad Gentes: Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Missioner
Gereja, 7 Desember 1965.
CD : Christus Dominus, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Tugas Pastoral
Para Uskup dalam Gereja, 28 Oktober 1965.
CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus
II kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang
Katekese Masa Kini. 16 Oktober 1979.
EG : Evangelii Gaudium, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang
Sukacita Injil, 24 November 2013.
KHK :Kitab Hukum Kanonik, susunan atau kodifikasi peraturan kanonik
dalam Gereja Katolik, 25 Januari 1983.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
LG :Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang
Gereja di Dunia Dewasa Ini, 21 November 1964.
C. Singkatan Lain
CEP :Congregation for Evangelization of People, Kongregasi
Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa
Kan : Kanon
KAS : Keuskupan Agung Semarang
KAJ : Keuskupan Agung Jakarta
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
KTP : Kartu Tanda Penduduk
Lih : Lihat
OMK : Orang Muda Katolik
PERNAS : Pertemuan Nasional
PENDIKKAT : Pendidikan Keagamaan Katolik
USD : Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi adalah orang yang menjalankan perutusan untuk menyampaikan
kehendak Allah (Suharyo, 2015: 16). Ia berbicara atas nama Allah dan dengan
demikian pewartaan nabi ialah menyampaikan sabda Allah bagi manusia. Nabi
adalah orang-orang yang memiliki kedekatan dengan Allah. Dapat dikatakan,
mereka adalah orang-orang pilihan Allah. Mereka juga orang-orang yang amat
prihatin dengan kehidupan umat. Dengan demikian, nabi merupakan pelayan atau
abdi Allah yang menjadi perpanjangan mulut atau tangan Allah dalam karya
keselamatan bagi umat manusia.
Gambaran seorang nabi yang setia menyampaikan kehendak Allah
tergambar dalam pribadi Yeremia. Yeremia adalah nabi pilihan Allah, nabi sejati.
Allah telah mengenal nabi Yeremia bahkan sejak sebelum ia dilahirkan dan
menetapkannya sebagai nabi bagi bangsa-bangsa (Yer 1:5). Pada usia muda ia
sudah menanggapi panggilannya sebagai nabi. Dinamika panggilan sebagai nabi
terlukis indah dalam pengalaman Yeremia (Sumarno, 2015: 32). Dinamika
panggilan Yeremia digambarkan dalam 3 periode (Suharyo, 2015: 16-17). Periode
pertama 626-609 SM, saat Yeremia dipanggil dan diutus (Yer 1:6-8.9-10).
Yeremia masih muda, bersemangat (2:1-8) dan bahagia dalam panggilannya
(15:6). Ini semua karena baginya kasih Allah begitu jelas (2: 12-13; 3:19-20).
Walaupun demikian bukan berarti Yeremia lepas dari kekecewaan-kekecewaan.
Usaha Yeremia memang tidak banyak membuahkan hasil, namun hal ini tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
membuat hatinya kecil. Periode kedua: 609-598 SM, saat pewartaan Yeremia
semakin keras. Akibatnya ia dimusuhi oleh semua orang. Hidupnya terancam
(26:1-15) dan daya tahannya melemah. Yeremia mengalami tekanan yang berat
sampai rasanya ia tidak bisa bertahan lagi. Yeremia merasa tidak mampu
menjalankan tugas, tetapi di sisi lain ia tidak bisa menolak (19:9). Yeremia ingin
melepaskan panggilan kenabiannya. Ia merasa sudah tidak berdaya lagi. Periode
ketiga: 597-585 SM, ketika Yeremia mengalami panggilan baru (15:19-21).
Yeremia mempunyai keyakinan yang baru, yaitu komitmen kuat yang dilandaskan
pada Allah (17:5-8). Allah adalah misteri (23:33). Allah memberi harapan (29:11)
karena Dia tetap mencintai. Namun situasi yang terjadi pada saat itu, hidup umat
semakin berat dan putus asa. Mereka tidak bisa beribadah di tempat pembuangan.
Sementara itu tampillah nabi-nabi palsu di tengah umat (23:9; 27:16-22; 28:1-17).
Seperti nabi katekis merupakan seorang pewarta. Nabi dan katekis sama-
sama dipanggil untuk menyampaikan Sabda Allah. Katekis selayaknya seorang
nabi, ia berperan sebagai pendidik dan saksi Kristus (Adisusanto, 1993: 66).
Seperti nabi, katekis perlu mengusahakan agar memiliki kepekaan dan
keprihatinan atas masalah-masalah kemasyarakatan setempat dan mendengarkan
Tuhan yang bersabda di tengah-tengah masalah tersebut (Adisusanto, 1993: 71).
Katekis diminta untuk tanggap terhadap apa yang menjadi keprihatinan hidup
umat. Apa yang menjadi keprihatinan Tuhan atas masalah yang dihadapi oleh
umat harus menjadi keprihatinan katekis. Dalam upaya menanggapi permasalahan
dan keprihatinan umat, katekis akan menghadapi berbagai macam tantangan.
Seiring dengan perubahan zaman katekis menghadapi berbagai masalah dan
tantangan yang semakin rumit dan kompleks dalam tugas pewartaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Tantangan maupun masalah yang dihadapi oleh katekis di zaman ini kerapkali
mempengaruhi semangat dan keteguhan nya sebagai pewarta.
Mempertahankan panggilan dan semangat sebagai pewarta dalam situasi
berat dan penuh dengan tekanan bukanlah hal yang mudah. Era modern
memberikan tantangan bagi para katekis. Dunia memberikan banyak tawaran
kenikmatan pada setiap orang. Orang semakin sibuk dengan dirinya sendiri.
Sebagian orang tidak sempat lagi memikirkan kepentingan orang lain.
Perkembangan teknologi dan media sosial juga turut memberikan tantangan baru
bagi para katekis dalam menyampaikan pewartaan. Tantangan baru tersebut lebih
mengarah tentang bagaimana katekis mengemas pewartaan Injil dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada agar lebih menarik dan memikat
orang muda untuk turut berpartisipasi. Pemberian upah yang layak bagi katekis
juga sampai saat ini masih menjadi masalah yang susah untuk di pecahkan.
Tantangan yang dihadapi katekis sangat kompleks dan rumit. Fakta bahwa
semakin sulit menemukan katekis paroki yang mau bertahan dalam karya
pelayanan untuk beberapa tahun. (EG, 81). Katekis-katekis yang telah diberikan
mandat oleh Gereja mengalami penurunan semangat.
Seorang katekis perlu memiliki iman yang kuat di tengah situasi yang
tidak mudah. Katekis perlu menimba kekuatan dari Tuhan sendiri. Katekis
berupaya untuk dekat pada Tuhan. Kedekatan katekis pada Tuhan dibangun
melalui hidup doa. Katekis perlu mohon kekuatan pada-Nya supaya tetap berdiri
tegak dalam panggilannya sebagai pewarta di tengah situasi yang tak mudah
seperti nabi Yeremia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
Katekis memiliki peran yang besar terhadap karya pewartaan Gereja.
Gereja perlu memperhatikan dan mendampingi para katekis agar semakin
diteguhkan dan bersemangat dalam melayani umat. Katekis juga harus berusaha
mengembangkan dirinya sendiri dengan mau belajar dan membekali diri. Salah
satu upaya yang dapat katekis lakukan yakni dengan belajar dari nabi Yeremia
pewarta yang tangguh dan setia. Nabi Yeremia dapat dijadikan sumber inspirasi
bagi katekis zaman sekarang. Katekis dapat belajar dari nabi Yeremia dalam
menghayati panggilannya sebagai pewarta atau nabi Allah.
Katekis dalam karya pewartaannya akan menghadapi berbagai masalah
dan tantangan. Persoalannya apakah tantangan dan situasi sulit yang katekis
hadapi di jaman sekarang membuatnya semakin semangat atau justru membuatnya
tidak berdaya dan mudah menyerah begitu saja. Katekis perlu belajar dari sosok
nabi Yeremia dalam menghadapi tantangan zaman. Yeremia selalu setia dan
berpegang teguh pada pengharapan akan penyertaan Allah. Yeremia menghayati
panggilannya sebagai nabi di tengah situasi berat, dimana semua orang
membencinya bahkan mengancam jiwa dan keselamatannya. Katekis perlu
menggali dan terus belajar mengolah diri agar semakin mantap dan semakin
mendalam menjadi seorang katekis. Pengolahan diri sendiri juga memiliki arah
dan dasarnya. Maka dari itu dalam skripsi ini penulis mengusulkan agar para
katekis mau belajar dan menimba inspirasi kisah Yeremia yang setia dalam
menghayati panggilan kenabiannya.
Sebagai calon katekis penulis merasa tergerak hati untuk mendalami sosok
nabi Yeremia yang menyimpan banyak inspirasi bagi pelayanan para katekis di
zaman sekarang. Penulis mendalami sosok Nabi Yeremia dalam tulisan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
berjudul “Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati Panggilan Kenabian sebagai
Sumber Inspirasi bagi Pelayanan Katekis di Zaman Sekarang”.
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Nabi Yeremia dan bagaimana gambaran kesetiaannya dalam
menghayati panggilan kenabian?
2. Siapakah katekis dan bagaimana katekis menanggapi tantangan pelayanan
di zaman sekarang?
3. Dari kesetiaan nabi Yeremia Inspirasi apa yang dapat digali oleh para
katekis untuk meningkatkan pelayanan mereka di zaman sekarang?
C. Tujuan Penulisan
1. Menggambarkan sosok nabi Yeremia dan kesetiaannya dalam menghayati
kenabiannya.
2. Menggambarkan sosok katekis dan cara katekis dalam menanggapi
tantangan pelayanan di zaman sekarang.
3. Menemukan inspirasi kepada katekis bahwa gambaran kesetiaan Yeremia
dalam menghayati kenabiannya dapat menjadi inspirasi yang menguatkan
dan menyemangati bagi pelayanan katekis di zaman sekarang.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi katekis, dengan belajar dari kisah kesetiaan Yeremia dalam
menghayati kenabiannya dapat semakin meneguhkan panggilan katekis
dan menyemangati katekis dalam melayani umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
2. Bagi penulis sendiri, dengan menulis skripsi ini penulis dapat membuka
wawasan dan juga semakin memantapkan panggilan penulis sebagai calon
katekis pewarta suka cita Injil.
E. METODE PENULISAN
Sebagai studi pustaka penulisan ini menggunakan metode deskriptif
analitis. Metode ini membahas tema pokok skripsi mengenai sosok Yeremia dan
kesetiaannya dalam menghayati kenabiannya sebagai sumber inspirasi bagi
katekis untuk pelayanan katekis di zaman sekarang. Penulis menganalisa kisah
Yeremia sebagai sumber inspirasi untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh
katekis. Metode ini membutuhkan banyak sumber kepustakaan untuk membahas
tema pokok skripsi ini.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi yang berjudul “Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati
Panggilan Kenabian Sebagai Sumber Inspirasi Bagi Pelayanan Katekis di
Zaman Sekarang”, secara garis besar memuat pokok-pokok sebagai berikut:
Bab I berisi latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II mendeskripsikan sosok Nabi Yeremia, termasuk di dalamnya menyinggung
mengenai arti namanya, kelahiran Yeremia dan latar belakang keluarga
nya. Bab ini juga membahas mengenai kesejatian Yeremia sebagai nabi,
kesetiaan Yeremia dalam menghayati kenabiannya, mulai dari awal
Yeremia dipanggil sebagai nabi pada periode pertama hingga periode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
ketiga. Bab II ini juga mendalami mengenai sumber kekuatan Yeremia dan
kisah hidup nabi Yeremia yang masih relevan.
Bab III menggambarkan katekis dan tantangannya di zaman sekarang. Bab III ini
menjelaskan siapa katekis yakni meliputi panggilan dan identitas katekis
,pengelompokan, peranan, tugas, spiritualitas, tantangan zaman yang
mempengaruhi semangat dan kesetiaan katekis, dan cara katekis dalam
menanggapinya.
Bab IV ini memaparkan inspirasi dari nabi Yeremia bagi pelayanan katekis zaman
sekarang. Bab ini juga membahas mengenai usulan kegiatan rekoleksi
untuk meningkatkan kesetiaan dan semangat pelayanan para katekis di
Paroki St. Maria Keuskupan Tanjung Karang.
Bab V mengemukakan kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
BAB II
NABI YEREMIA DAN KESETIAANNYA DALAM MENGHAYATI
PANGGILAN KENABIAN
Nabi Yeremia adalah tokoh yang sangat menginspirasi. Banyak hal yang
dapat dipelajari dari kisah hidup kenabiannya. Selama masa pelayanannya sebagai
nabi, Yeremia mengalami banyak tantangan dan persoalan. Para pembesar
Yehuda seperti raja, pemimpin, dan imam-imam Yehuda menentang pewartaan
Yeremia. Rakyat pun ikut menentang Yeremia. Mereka tidak menyetujui dan
menyukai apa yang dinubuatkan oleh Yeremia. Yeremia bahkan harus menderita.
Yeremia dituduh sebagai nabi yang memberikan ajaran yang tidak karuan sampai-
sampai ia dipenjara khusus untuk para nabi palsu. Walaupun demikian ia mampu
menghadapi dengan setia dan berani. Dan akhirnya sejarah membuktikan bahwa
Yeremia adalah hamba Tuhan yang setia. Apa yang dinubuatkan oleh Yeremia
sungguh terjadi. Sungguh unggul dan menginspirasi kisah hidup dan
pelayanannya sampai-sampai ia mendapat gelar ”Nabi bagi bangsa-bangsa”
(Bullock, 2014: 253). Kisah pelayanan nabi Yeremia sangat menarik dan berguna
untuk dipelajari oleh para katekis sebagai sumber inspirasi bagi pelayanan
mereka.
Maka dari itu, pembahasan dalam bab II ini menjadi bagian yang penting
dalam keseluruhan tulisan ini, dimana menjadi sumber belajar utama untuk
mencapai maksud dan tujuan utama penulisan skripsi ini. Pembahasan bab II ini
terdiri dari dua bagian utama yaitu mengenai sosok nabi Yeremia dan bagian
kedua tentang kesetiaan penghayatan kenabian nabi Yeremia. Bagian pertama
dibagi menjadi 3 topik. Topik pertama dan kedua berisi mengenai sosok Yeremia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
seperti, kelahirannya, arti namanya, latar belakang keluarga dan juga karakternya.
Topik ketiga membahas mengenai status kesejatian Yeremia sebagai nabi utusan
Allah. Sedangkan sub bab berikutnya terdiri dari 4 topik. Topik pertama
mengenai awal-mula Yeremia dipanggil menjadi nabi. Topik kedua membahas
mengenai kesetiaan Yeremia dalam menghayati tugasnya sebagai nabi yang terdiri
dari 3 periode. Sedangkan untuk topik ketiga berbicara mengenai rahasia sumber
kekuatan Yeremia. Dan terakhir topik ke-4 berisi kisah hidup nabi Yeremia yang
masih relevan yang terbagi ke dalam beberapa sub topik yaitu: a. Perintah Allah
untuk dilaksanakan bukan untuk ditawar, b. Yeremia melaksanakan tugas tanpa
putus asa dan penuh semangat, c. Yeremia setia dalam menyampaikan perkataan
Tuhan, d. Yeremia terbuka pada sapaan Allah, e. Yeremia mengolah
pengalamannya dengan baik, f. Allah menjadi tempat berkeluh kesah nabi
Yeremia, dan g. Firman Allah menjadi sumber kekuatan Yeremia.
A. Sosok Nabi Yeremia
Nabi adalah orang yang menjalankan perutusan untuk mewartakan
kehendak Allah (Suharyo, 2015: 16). Nabi berbicara atas nama Allah dan dengan
demikian pewartaan nabi ialah menyampaikan sabda Allah bagi manusia. Nabi
memiliki hubungan yang sangat erat dengan Allah. Dapat dikatakan, nabi adalah
orang pilihan Allah. Seorang nabi memiliki perhatian yang besar pada kehidupan
umat. Dengan demikian, nabi merupakan pelayan atau abdi Allah yang menjadi
perpanjangan mulut atau tangan Allah dalam karya keselamatan bagi umat
manusia. Semua ciri kenabian itu terlihat jelas pada pribadi Nabi Yeremia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
1. Sosok Nabi Yeremia
Nabi Yeremia merupakan seorang nabi yang terkemuka di antara nabi
orang Israel (Marx, 1997: 14). Bahkan Nabi Yeremia oleh Allah sendiri
ditetapkan sebagai “nabi bagi bangsa-bangsa” (Bullock, 2014: 253). Dalam Kitab
Yeremia juga disebutkan bahwa “Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi
bagi bangsa-bangsa” (Yer 1:5). Yeremia mendapatkan wawasan tentang karya
Allah dalam sejarah suatu bangsa. Berkat wawasan yang ia peroleh itulah
Yeremia diakui sebagai nabi besar bangsanya.
Nama Yeremia memiliki arti bahwa ”Tuhan adalah tinggi luhur” (Marx,
1971: 14). Kedudukan Tuhan adalah tertinggi, yang paling luhur. Nama itu dirasa
sesuai dan tepat, oleh karena baik waktu senang, sedih Yeremia tetap
meninggikan dan meluhurkan nama Tuhan. Yeremia tetap menjalankan perintah
Tuhan walau dalam situasi sulit sekalipun. Yeremia tetap patuh pada perintah
Tuhan.
Yeremia lahir kira-kira tahun 645 SM pada saat pemerintahan raja Yosia
(Paterson, 1983: 12). Yeremia dilahirkan di kampung Anatot, terletak kira-kira 5
km di sebelah utara Yerusalem. Hilkia adalah nama ayahnya dan Yeremia berasal
dari suatu keluarga para imam. Banyak yang menyangka bahwa Yeremia
merupakan seorang keturunan Abyatar, imam raja Daud, yang dipecat oleh
Salomo dari jabatannya di Yerusalem dan yang pindah ke tanah miliknya di
Anatot (1 Raj 2: 26 - 27). Meskipun Yeremia berasal dari keluarga imam-imam,
namun Yeremia sendiri tidaklah menjabat sebagai imam (Paterson, 1983: 20).
Berdasarkan Firman Tuhan kepadanya tentang masa ia dikandung dan
tentang masa lahirnya, Yeremia akan dipanggil menjadi hamba-Nya. Namun tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
terduga olehnya bahwa pekerjaannya nanti bukan memangku jabatan sebagai
imam melainkan sebagai nabi. Tambah lagi Yeremia tidak menyangka bahwa
panggilan yang datang padanya kira-kira di saat umurnya belum genap 30 tahun.
Dibandingkan dengan para imam, ketika itu mereka barulah diperkenankan
menjalankan pekerjaannya sebagai imam sesudah genap 30 tahun umurnya (Bil.
4:3, 23, 30). Maka Yeremia sungguh terkejut dan merasa belum siap tambah lagi
ia masih muda (Marx, 1971: 14).
Yeremia adalah seorang yang memiliki perasaan yang halus (Marx, 1971:
14). Namun Yeremia diminta Tuhan tampil sebagai nabi di ibu kota Yerusalem
dengan membawa pesan berupa ancaman akan kehancuran. Orang-orang Yehuda
tidak mau mendengarkan suaranya. Yeremia dibenci banyak orang, disiksa dan
bahkan mau dibunuh oleh orang sekampung (Yer 11:18 dst). Yeremia
berbentrokan dengan kalangan atas di Yerusalem, raja-raja, para penguasa dan
pemimpin. Mereka tidak menyukai dan tidak menyetujui kebenaran yang
diberitakan oleh Yeremia dengan setia (Marx, 1971: 14).
Yeremia merupakan nabi yang setia. Kesetiaannya terlihat dari
pergumulan dan keluh kesah Yeremia (Yer 15 – 17). Tugas kenabiannya terasa
berat bagi Yeremia, sampai-sampai ia ingin mengundurkan diri dari tugasnya
menjadi nabi (Marx, 1971: 15) namun ia mampu bertahan dan tetap setia. Dalam
kitabnya terdapat beberapa keluhan pribadi. Di dalamnya Yeremia mencurahkan
segenap isi hatinya yang menderita tertekan oleh tugas kenabian yang terlalu berat
(Bullock, 2014: 257). Keluhan-keluhan itu menyatakan siapa sebenarnya nabi
Yeremia (Yer. 15:10-21; 17:1-18; 20:7-18) yakni nabi yang setia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
Walaupun demikian, Yeremia adalah seorang yang sungguh beriman pada
Tuhannya. Antara dirinya dan Allah terdapat hubungan yang amat erat (Marx,
1971: 15). Secara pribadi ia sangat menderita, lahir dan batin. Tampaknya seluruh
karyanya menemui kegagalan, orang-orang sebangsanya tidak mau mendengarkan
kebenaran yang ia sampaikan, justru ia disiksa dan dimusuhi. Dalam kemelut dan
kegoncangannya, Yeremia yang secara manusiawi merasakan putus asa dan tidak
melihat lagi jalan keluar, namun ia yakin bahwa “pada waktunya Tuhan pasti akan
turun tangan untuk menolong dia” (Njiolah, 2005: 32).
2. Nabi Yeremia Nabi Sejati
Nama Yeremia memiliki arti “Tuhan adalah tinggi luhur” (Marx, 1971:-
14). Nama itu sangat sesuai dengan dirinya karena baik senang maupun susah ia
tetap meninggikan dan memuliakan nama Tuhan dengan melakukan pekerjaan-
Nya. Suatu teladan yang patut kita contoh sebagai pengikut Kristus.
Keinginan Yeremia untuk memuliakan Allah dan melakukan pekerjaan-
Nya membawa konsekuensi terhadap dirinya. Dalam melakukan pekerjaannya itu
Yeremia mengalami banyak sengsara (Marx, 1971: 14). Raja-raja Yehuda, dan
pemimpin-pemimpinnya, imam-imam dan rakyat negeri Yehuda berusaha
menyiksa dan membunuh Yeremia. Mereka tidak menyukai dan menyetujui
segala berita kebenaran yang dinubuatkan oleh Yeremia (Marx, 1971: 14).
Secara garis besar ada 4 pokok isi pewartaan Yeremia. Pewartaan tersebut
yakni; (1) Mengenai kesetiaan/ketidaksetiaan religius, mengutuk kultus dewa-
dewa asing (bdk. Reformasi Yosia) pada periode I (626-609 SM). (2) Kritik
terhadap kebijaksanaan politik: memperingatkan para raja (Yoyakim dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
khususnya Zedekia) pada periode II (609-598 SM) untuk tidak memberontak
terhadap Babel dan tidak mencari bantuan dari Mesir. (3) Kritik melawan nabi-
nabi lain (nabi-nabi palsu) yang mewartakan pesan pembebasan dalam waktu
dekat kepada orang-orang yang dibuang dalam pembuangan pertama (periode III
597-585 SM)
Pewartaan Yeremia banyak menuai penolakan namun ia tetap setia
menyampaikan kehendak Allah. Sungguh berat, di tengah ancaman militer Babel,
bukannya memotivasi umat membela bangsanya, dia malah menubuatkan
kekalahan Israel oleh tentara Babel. Oleh karena pernyataan Yeremia yang
menggambarkan kehancuran Israel tersebut, para pemimpin militer menuduh
Yeremia memadamkan semangat juang rakyat.
Yeremia dituduh gila. Bangsa Yehuda tidak mengerti apakah yang
menyebabkan Yeremia menyarankan bangsa Israel supaya mengalah kepada
Babel. Apakah sebabnya Yeremia menganggap kecil segala harapan Yehuda
dalam keagamaan (Marx, 1971: 23). Pengajaran Yeremia dianggap tidak karuan.
Yeremia dipasung ke dalam penjara (20:2; 29:26) khusus untuk orang gila dan
nabi-nabi palsu (Marx, 1971: 23). Tuduhan itulah yang menjebloskannya ke
dalam penjara.
Nubuat yang Yeremia beritakan dengan keras dibantah oleh kalangan nabi
Yehuda. Nabi itu bernama Hananya kalangan nabi yang tak sejalan dengannya.
Hananya merasa Yeremia berdusta. Hananya percaya Allah mengasihi Israel.
Dalam pandangan Hananya, Allah tak mungkin membiarkan kehancuran Israel
(Yer 28 : 1-4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
Yeremia menanggapi nubuat Hananya. Darmawijaya (1990: 93)
mengatakan bahwa “Yeremia mencela nubuat Hananya” (Yer. 28). Hananya
bernubuat bahwa Babel akan segera hancur. Sedangkan Yeremia bernubuat
Yehuda akan hancur oleh Babel. Yeremia mengenakan kuk di leher dan
menunjukkan masa perbudakan yang akan datang. Sedangkan Hananya
mematahkan kuk menjadi dua untuk menunjukkan pembebasan dari perbudakan.
Umat menjadi bingung dalam menafsirkan mana yang sungguh akan terlaksana.
Bahkan keduanya berbicara atas nama Tuhan dan dengan penuh wibawa berkata:
demikian firman Tuhan (Darmawijaya, 1990: 93).
Dalam hal ini Njiolah (2005: 27) berpendapat bahwa misi Yeremia untuk
memperingatkan orang Yehuda mengenai kehancuran mereka semakin sulit,
sebab nabi lain justru mewartakan keselamatan kepada mereka (Yer 14:13-15;
23:13-17; 26:1-24; 28:1-17). Yeremia berusaha mengingatkan bangsa Yehuda
supaya bertobat dari kejahatan mereka (Yer 7:3), namun nabi lain justru
menguatkan hati mereka untuk terus berbuat jahat (Yer 23:14). Yeremia
menubuatkan malapetaka bagi Yehuda (Yer 7: 12-15; 26:4-6), sementara nabi-
nabi lain justru memberi rasa aman kepada mereka (Yer 14:13; 23:17) dengan
terus-menerus memberitakan dami sejahtera (Yer 6:14;8:11)
Dalam hal ini Bullock (2014: 262) berpendapat bahwa “para nabi palsu
menyampaikan pesan kedamaian ketika tidak ada damai (6:13-15; 8:11; 14:13-16;
23:17). Mereka bersalah karena pesan yang disampaikan kepada bangsa Yehuda
adalah dusta bukan pesan yang bersumber dari Allah.
Dari kedua nabi ini ada perbedaan, yang satu menyatakan kehancuran,
yang lainnya menyatakan kejayaan dan kedamaian. Lalu muncullah pertanyaan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
Marx (1971: 23) mengatakan “Yang manakah yang benar? Perdamaian, keamanan
dan kemakmuran atau hukuman dan kebinasaan ?”. Sejarah membuktikan bahwa
Yeremia benar. Tentara Babel menyerbu kota Yerusalem. Pemimpin-pemimpin
Yehuda dan Yoyakim sendiri akhirnya percaya bahwa Yeremia menyampaikan
suara Tuhan. Walaupun mereka sudah percaya pada Yeremia, namun mereka
tidak bersedia bertobat kepada-Nya. Mereka bermaksud untuk membunuh
Yeremia. Sikap Yoyakim, pemimpin-pemimpin Yehuda dan juga sikap orang
Israel terhadap nabi Yeremia membuktikan bahwa, mereka tak sudi mengakui
Yeremia sebagai nabi yang resmi dan sah. Barulah pada waktu tentara Babel
mengepung dan menyerbu kota Yerusalem, Yeremia diakui sebagai hamba Allah
(Marx, 1971: 20).
Dapat dikatakan bahwa Yeremia adalah nabi sejati. Mengapa, karena apa
yang dinubuatkan oleh Yeremia sungguh terlaksana dan apa yang dinubuatkan
oleh nabi lain seperti Hananya sebuah kedamaian dan kejayaan nyatanya tidak
terlaksana. Sebagai nabi yang adalah juru bicara Allah, Yeremia telah
mengumandangkan suara Allah. Yeremia tidak mengumandangkan suara hatinya
sendiri. Yeremia juga tidak mengumandangkan apa yang orang ingin dengar. Dia
hanya mengumandangkan suara Allah.
Selain itu juga bisa ditarik kesimpulan bahwa nabi Hananya adalah nabi
palsu atau nabi gadungan. Nubuat yang diwartakan oleh Hananya mengenai
kejayaan dan kedamaian tidak sungguh terjadi, namun nubuat Yeremia mengenai
kehancuran Yehuda yang sungguh terjadi.
Nabi yang mewartakan kedamaian dan kejayaan Yehuda adalah nabi palsu
atau nabi gadungan. ”Nabi gadungan menyampaikan sabda yang mengenakan raja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
dan para pemimpin tetapi nabi sejati menyampaikan bagaimana Allah
menghendaki kelangsungan bangsa dan negara” (Darmawijaya, 1990: 93). Nabi
Yeremia menyampaikan apa yang Allah kehendaki supaya Yehuda bertobat,
namun Hananya hanya menyenangkan hati raja. Hananya mewartakan akan
terjadi kedamaian dan kejayaan pada Yehuda di masa yang akan datang sehingga
tidak perlu bertobat. Ia melakukan itu supaya hati sang raja dan para pemimpin
senang.
B. Kesetiaan Yeremia dalam Menghayati Panggilan Kenabian
1. Awal Yeremia Dipanggil sebagai Nabi
Berdasarkan firman Tuhan, Yeremia dipanggil Allah menjadi hamba-Nya
(Yer 1:5) sejak ia masih muda. Yeremia mendapat perhatian yang khusus sejak ia
masih berada dalam kandungannya (Njiolah, 2005: 17). Kita tahu bahwa Yeremia
berasal dari keluarga imam. Namun yang membuat terkejut, Yeremia dipanggil
Allah menjadi hambanya bukan untuk dijadikan seorang imam tetapi ia dipanggil
untuk menjadi nabi (Marx, 1971: 14). Yeremia semakin terkejut ketika ia
dipanggil sebagai nabi pada tahun 626 SM saat usianya belum genap 30 tahun.
Padahal jika dibandingkan untuk menjadi seorang imam (Bil 4:3, 23, 30) para
imam bangsa Israel barulah menjalankan pekerjaanya sebagai imam sesudah
genap 30 tahun umurnya (Marx, 1971: 14).
Yeremia merasa dirinya tidak siap untuk menjadi nabi. Yeremia
mengungkapkan hal itu dengan berkata "Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku
tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda " (Yer 1:6). Hal senada juga
diungkapkan oleh Darmawijaya bahwa nabi berkeberatan terhadap panggilan itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
dengan mengajukan alasan bahwa ia masih muda dan tidak pandai berbicara.
Namun alasan yang diajukan Yeremia tidak diterima Allah. Kemudian Allah
berbicara kepada Yeremia yang masih muda, yang Ia pilih sebagai nabi sejak awal
kehidupan, atau dengan gaya Alkitabiah disebut sejak kandungan ibu. Allah
meyakinkan Yeremia bahwa “tugas bernubuat adalah prakarsa Allah, dan Allah
sendiri yang akan menyiapkan sabda yang akan diucapkannya” (Darmawijaya,
1990: 96).
Kisah pemanggilan Yeremia sebagai nabi ini memberikan penegasan
bahwa, inisiatif datang dari Allah. ”Panggilan kenabian Yeremia tidak datang
secara mendadak, melainkan sudah ditetapkan Tuhan sebelum kejadian dan
kelahiran Yeremia” (Njiolah, 2005: 17). Allah yang memilih Yeremia dan bukan
Yeremia yang mengajukan diri sebagai nabi.
2. Kesetiaan Yeremia Menghayati Panggilan Kenabian
Kesetiaan nabi Yeremia dalam menghayati tugasnya sebagai nabi dapat
dicermati melalui kisah hidup kenabiannya mulai dari periode pertama hingga
periode ketiga. Isi dari masing-masing periode dijelaskan dalam buah-buah
PERNAS Katekis 2005 oleh Mgr. Suharyo.
a. Periode Pertama: 626-609 SM
Pada masa ini Yehuda masih dipimpin oleh raja yang bernama Yosia (2
Raj 22). Pemerintahan raja Yosia ditandai oleh pembaharuan agama. Yosia
melakukan pembaharuan agama dengan berlandaskan Hukum Sinai. Dalam situasi
seperti inilah Yeremia dipanggil dan diutus oleh Tuhan menjadi Nabi (Yer 1:6-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
8.9-10). Saat itu Yeremia masih muda ± 20 tahun, bersemangat (2:1-8) dan
bahagia dalam panggilannya sebagai nabi (15:6). Yeremia merasakan kasih Allah
yang begitu jelas dalam hidupnya (2:12-13; 3: 19-20) dan hal itu pula yang
menyebabkannya bersemangat dan bahagia dalam panggilannya sebagai nabi
(Suharyo, 2005: 76).
Meskipun Yeremia merasa bahagia dan bersemangat bukan berarti
Yeremia terbebas dari kekecewaan. Yeremia mengalami kekecewaan hanya saja
ia tetap tegar. Yeremia heran dan tidak mengerti mengapa bangsa Israel menolak
kasih Allah yang begitu jelas. Yeremia tidak putus asa untuk terus meyakinkan
bangsa Israel akan kasih Allah. Yeremia juga berusaha menyadarkan mereka
dengan cara mengajar mereka menyadari keadaan diri mereka yang hidup hanya
secara lahiriah saja (Suharyo, 2005: 76).
Perjuangan Yeremia pada masa ini tidak berhasil. Yeremia gagal dalam
menyelamatkan Israel dari hukuman Tuhan. Yehuda tidak mau belajar dari
pengalaman sejarah pada tahun 721 SM yang mana kerajaan Israel atau kerajaan
utara hancur. Hal ini membuat hati Yeremia sedih (4:19-21) karena Yehuda pun
juga akan hancur. Maka menjadi jelas bahwa pada periode ini fokus Yeremia
adalah ingin menyatakan kehendak Allah (Suharyo, 2005: 76).
Ada beberapa hal pokok penting dari periode pertama ini. Pertama,
Yeremia mendapat dukungan dan semangat dari keadaan negara yang pada saat
itu sedang melakukan pembaharuan agama. Kedua, Yeremia merasakan
pengalaman kasih Allah yang begitu nyata dalam hidupnya yang membuatnya
semakin bersemangat. Ketiga, upaya yang dilakukan Yeremia hasilnya tidak
banyak namun Yeremia tidak merasa berkecil hati (Suharyo, 2005: 77).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
b. Periode Kedua: 609 - 598 SM
Ketika raja Yosia hendak menghadang kekuatan Mesir yang akan
melawan Babel pada tahun 609, ternyata raja Yosia wafat di Megido. Mesir
mampu mengalahkan Palestina (609-605). Pilihan rakyat untuk pengganti Yosia
adalah putranya, Yoahaz. Setelah bertakhta selama tiga bulan, ia dipanggil oleh
Nekho II ke Riblah dan dipecat dari pemerintahannya serta dibuang ke Mesir.
Setelah itu Firaun Nekho, merasakan kemenangannya di Megido, mengangkat
saudara laki-lakinya, Elyakim (namanya sebagai raja adalah Yoyakim) ke atas
takhta dan menuntut pajak yang besar (Bullock, 2014; 265).
Raja Yoyakim tidak meneruskan pembaharuan agama yang dilakukan oleh
raja Yosia. Yoyakim melakukan apa yang jahat di mata Allah (2 Raj 24:37).
Kebijakan raja Yoyakim tersebut berakibat merosotnya hidup keagamaan Israel.
Pada awal pemerintahan Yoyakim ini, Yeremia berdiri di pelataran Bait Allah di
Yerusalem dan menyampaikan nubuat yang mengejutkan (Yer 26:1-24). Nubuat
Yeremia menjanjikan kehancuran Bait Allah jika Yehuda tidak bertobat.
Akibatnya Yeremia menjadi korban kemarahan para imam, nabi dan seluruh
rakyat. Mereka menangkap Yeremia dan berkata “engkau harus mati!” (Yer 26:7-
8). Yeremia dibawa ke pengadilan dimana nyawanya dipertaruhkan ketika ia
diadili berkhianat. Yeremia dibela oleh Ahikam dan tua-tua lainnya yang
menyebutkan contoh nubuat Mikha yang juga menubuatkan kehancuran Bait
Allah (Bullock, 2014; 265).
Suharyo (2005: 77) menjelaskan bahwa pewartaan Yeremia yang semakin
keras mengakibatkan Yeremia dimusuhi oleh semua orang. Nyawa Yeremia
bahkan juga terancam di kota asalnya sendiri yakni di Anatot. Orang-orang Anatot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
menolak Yeremia mereka ingin mencabut nyawa Yeremia "Janganlah bernubuat
demi nama Tuhan, supaya jangan engkau mati oleh tangan kami” (Yer 11:21).
Daya tahan Yeremia makin melemah. Yeremia merasa kesepian, ia mengeluh
semua orang membenci dan mencelanya .
15:15 “Engkau mengetahuinya; ya Tuhan, ingatlah aku dan perhatikanlah aku,
lakukanlah pembalasan untukku terhadap orang-orang yang mengejar aku.
Janganlah membiarkan aku diambil, karena panjang sabar-Mu, ketahuilah
bagaimana aku menanggung celaan oleh karena Engkau
15:17 Tidak pernah aku duduk beria-ria dalam pertemuan orang-orang yang
bersenda gurau; karena tekanan tangan-Mu aku duduk sendirian, sebab
Engkau telah memenuhi aku dengan geram.
15:18 Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan luka ku sangat
payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang
bagiku, air yang tidak dapat dipercaya”
Satu-satunya andalan atau perlindungan Yeremia adalah Allah sendiri.
Namun bagi Yeremia, Allah sendiri tidak bisa ia mengerti lagi, mengapa harus ia
bergumul dengan pengalaman berat ini. Yeremia mengumpamakan janji Allah
padanya bagaikan “sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercaya”
(15:18). Yeremia meragukan janji Allah yang akan selalu menyertainya karena
nyatanya yang dialami Yeremia adalah penolakan, dicela, dibenci semua orang
bahkan sampai mau dibunuh.
1:18 “Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau
menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok
tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan
pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.
1:19 Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau,
sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah
firman Tuhan”.
Yeremia mengalami frustasi yang berat. Yeremia berkeluh kesah (lih.
11:18-20; 12:1-6; 17:5-8.14-18; 18:18-23; 20:7-18). Frustasinya memuncak
hingga ia merasa tidak bisa bertahan lagi. Yeremia mengalami dilema di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
batinnya. Di satu pihak ia merasa tidak mampu menjalankan tugasnya, tetapi di
lain pihak ia tidak bisa menolak (20:9). Oleh sebab itu Yeremia menggugat Allah
sebagai yang curang (15:18). Ia menganggap hidupnya sebagai siksaan (20:14-
18). Namun dalam Yer 15:18-21 justru situasi berat semacam itu nampaknya
komitmen Yeremia diperbaharui entah bagaimana (Suharyo, 2005: 77).
Pada tahun 598 Babel mengepung Yerusalem. 3 bulan sesudah
pengepungan itu Yoyakim mati. Raja yang baru, Yoyakhin, anak Yoyakim,
memerintah selama masa pengepungan tetapi kemudian dibuang ke Babel
bersama keluarga kerajaan dan anggota-anggota masyarakat yang berpengaruh
(Bullock, 2014; 266).
Beberapa hal pokok yang perlu digarisbawahi dalam periode kedua ini
adalah bahwa:
Pertama, tantangan yang dialami oleh Yeremia semakin berat karena tidak
adanya dukungan dari pemerintah Yoyakim sehingga pewartaan Yeremia semakin
keras. Antusiasme Yeremia pada periode pertama hilang. Kedua, sesudah
menjalankan tugasnya sebagai nabi sekitar 20 tahun, Allah ingin disingkirkan dan
panggilannya sebagai nabi ingin ia lepaskan. Ketiga, Yeremia merasa dalam
keadaan tidak berdaya. Keempat, Israel mengalami keterpurukan, kesulitan dan
krisis yang luar biasa yang paling besar dan tersulit dalam sejarah pada periode
ini. Dalam keadaan seperti ini Israel perlu ditemani dan dituntun oleh orang yang
juga pernah mengalami krisis sendiri seperti Yeremia yang mengalami krisis
hingga ingin meninggalkan pekerjaanya melakukan kehendak Allah (Suharyo,
2005: 77).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
c. Periode Ketiga : 597-585 SM
Periode ketiga ini ditandai dengan pemerintahan baru yang dipimpin oleh
putra Yosia yang bernama Metanya (nama raja “Zedekia”). Ia melakukan apa
yang jahat di mata Tuhan. Zedekia memberontak terhadap Nebukadnezar. Selama
2 tahun masa pengepungan Yeremia ditahan dalam rumah tahanan istana Zedekia.
Alasannya sederhana bahwa Yeremia telah menasihatkan penyerahan kepada
Babel, sebuah rencana yang menurut Zedekia akan mematahkan semangat juang
bangsa Yehuda dan melemahkan usaha perang. Ini juga cara Zedekia untuk
membungkam Yeremia dan mengelakkan pengaruhnya atas rakyat. Yeremia
kemudian dimasukan ke dalam perigi yang penuh dengan lumpur dan tidak ada
air. Yeremia sangat tersiksa namun akhirnya ia diselamatkan oleh Ebed-Melekh
(Bullock, 2014; 266)
Situasi pada periode ini semakin buruk dari periode-periode sebelumnya.
Tentara Babel berhasil menghancurkan kota Yerusalem (Yer 39:1-10). Para
pemuka Yehuda diangkut ke Babel dan terjadi penghancuran total. Seluruh bangsa
dibuang ke Babilonia. Pembuangan ini baru akan berakhir setelah 50 tahun
(Suharyo, 2005: 78).
Umat hidup dalam keputusasaan. Umat tidak dapat beribadah di tempat
pembuangan. Pembuangan dianggapnya sebagai hukuman final dari Allah. Umat
beranggapan bahwa Allah tidak mau mengampuni. Mereka merasa tidak punya
harapan, tidak ada masa depan lagi bagi mereka (21-24). Dalam situasi seperti ini
muncullah nabi-nabi palsu bdk (Yer 23:9; 27:16-22; 28:1-17). Mereka
meramalkan masa depan yang baik dan optimis tetapi tanpa dasar (Suharyo, 2005:
78).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
Dalam keadaan seperti ini Yeremia mempunyai keyakinan yang baru,
yakni komitmen kuat yang dilandaskan pada Allah.
17:5 "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada Tuhan”
17:9 “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh
harapannya pada Tuhan”
Allah bagi Yeremia adalah misteri hal itu karena baik nabi maupun imam yang
dihormati dianggap orang baik oleh rakyat, Allah menganggap mereka sebagai
beban. “Kamulah beban itu! Sebab itu kamu akan Kubuang dari hadapan-Ku,
demikianlah firman Tuhan” (Yer 23:33). Allah juga merupakan pemberi
pengharapan karena ia tetap mencintai. Pada periode ini tugas Yeremia berubah
tidak lagi menyampaikan nubuat kehancuran Yehuda namun mendampingi,
mengumpulkan umat Yehuda yang tercerai berai dan menyampaikan pesan
pengharapan dari Allah (Suharyo, 2005: 78).
29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu
rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk
memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Dari tiga periode yang dialami oleh Yeremia bisa ditarik beberapa hal
penting yakni; melalui pengalaman-pengalaman yang dahsyat ini, Yeremia
dituntun oleh Tuhan untuk menjadi The Wounded Healer penyembuh bagi
terluka. Yeremia dipersiapkan Tuhan menjadi nabi pewarta pengharapan.
Mengapa demikian, karena dalam keadaan sulit dan amat jelek, Yeremia
mewartakan masa depan yang disiapkan oleh Allah sendiri (31:31-34). Oleh
karena pendampingan yang dilakukan oleh Yeremia, umat tidak hancur dalam
krisis yang teramat besar (Suharyo, 2005: 78).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
3. Sumber Kekuatan Yeremia
Yeremia adalah sosok yang berani dan teguh. Namun bila dilihat kembali
bagaimana sosok Yeremia ketika awal dipanggil Allah untuk menjadi nabi
sepertinya kesan itu tidak tergambar pada dirinya. Yeremia merasa ragu-ragu dan
merasa tidak mampu. Ia mencoba berdalih (Darmawijaya, 1990: 96).
Hal ini memperlihatkan bahwa keberanian dan keteguhan yang selama ini
diperlihatkan bukanlah sifat bawaannya. Tepatnya, Yeremia dapat
memperlihatkan kekuatan yang luar biasa selama kariernya sebagai nabi karena ia
bergantung sepenuhnya kepada Allah (Marx, 1971: 24).
Firman Allah menguatkan Yeremia. Firman Allah datang ketika Yeremia
mengalami krisis iman dan semangat pada periode II tahun 609 - 598 SM.
Yeremia mengutuki kelahiran dirinya sendiri (Yer 15:10) “Celaka aku, ya ibuku,
bahwa engkau melahirkan aku”. Yeremia mengalami krisis iman ia meragukan
janji Allah. (Yer 15:18) “mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan luka
ku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang
curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai”. Yeremia mengalami krisis
semangat. Ia tenggelam dalam perasaan putus asa dan bermaksud meninggalkan
panggilannya sebagai nabi (Marx, 1971: 15)
Allah menjawab Yeremia dengan Firman-Nya (Yer 15:19-21) :
15:19"Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi
pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga
dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku.
Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu
kembali kepada mereka.
15:20 Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu
dari tembaga; mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk
menyelamatkan dan melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.
15:21 Aku akan melepaskan engkau dari tangan orang-orang jahat dan
membebaskan engkau dari genggaman orang-orang lalim”.
Ternyata Yeremia mengalami kemelut batiniah yang hebat sekali di
tengah-tengah karyanya sebagai nabi. Sama seperti pada (Yer 12: 5)
12:5 ”Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah
dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan
jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang
akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan?”
Allah menginginkan Yeremia agar lebih teguh dan tegar menghadapi rintangan
yang ada. Allah sekali-kali tidak meringankan kesesakan Yeremia. Sebaliknya,
keluhan Yeremia di cap sebagai “hina”. (Yer 15:19) Tuhan menuntut Yeremia
agar bertobat “jika engkau mau kembali dan mengucapkan apa yang berharga dan
tidak hina”. Pertobatan itu diteguhkan Tuhan dengan mengulang penugasan dan
janji Allah (Yer 15:19-21) yang diberikan- Nya waktu awal Yeremia dipanggil
Allah menjadi nabi (bdk. Yer 1: 18-19).
Pada kisah berikutnya kita bisa melihat bagaimana Yeremia mengalami
semangat dan keyakinan yang baru akan Allah.
16:19 Ya Tuhan, kekuatanku dan benteng ku, tempat pelarian ku pada hari
kesesakan! Kepada-Mu akan datang bangsa-bangsa dari ujung bumi
serta berkata: "Sungguh, nenek moyang kami hanya memiliki dewa
penipu, dewa kesia-siaan yang satu pun tiada berguna”
17:5 “…..Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang
mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada Tuhan”
17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh
harapannya pada Tuhan.
20:11 Tetapi Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu
orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka
tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan.
20:12 “…., sebab kepada-Mu lah kuserahkan perkaraku”.
Perkataan Yeremia dalam ayat-ayat diatas dapat dikatakan Yeremia
mengimani Allah dan mengandalkan Allah. Semua perkara hidupnya ia serahkan
kepada Allah. Hal ini berbeda jauh ketika Firman Allah (Yer 15:19-21) belum
datang padanya. Allah dianggap sebagai yang curang seperti air yang janjinya
tidak dapat dipegang (Yer 15:18).
Yeremia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Allah. Allah
menyertai sang nabi ”seperti orang yang sangat perkasa” karena Ia mendukung
dan memberi Yeremia kekuatan untuk melaksanakan tugasnya (Yer. 20:11).
”Yeremia, seorang manusia yang biasa dan lemah, dijadikan-Nya seorang nabi
yang luar biasa kuatnya” (Marx, 1971: 15). Keberanian dan ketabahan Yeremia
begitu terkenal sehingga selama pelayanan Yesus di bumi, ada yang mengira
Yesus adalah Yeremia yang hidup kembali! (Mat. 16:13-14).
Hidup rohaninya adalah rahasia kekuatan nabi Yeremia. Yeremia tidak
ragu untuk berkeluh kesah sampai menitikkan air mata di hadapan Allah. Bahkan
segala kelemahan dirinya, ketakutan, kekhawatiran dan kebimbangan yang kerap
kali menimpa dia akui (Yer 1:6, 4:10). Semua itu dibawanya dalam doa-doa
Yeremia (Marx, 1971: 15).
Dalam pengalaman rohaninya, Yeremia menyadari bahwa hamba terpilih
memang harus merasai penderitaan lahir-batin dan pengalaman yang sangat pahit.
Yesus yang lebih dahulu, sebelum dimahkotai dengan mahkota kemuliaan,
dimahkotai dengan mahkota “penderitaan” sungguhpun Ia adalah Anak, tetapi Ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
https://wol.jw.org/id/wol/bc/r25/lp-in/2011206/14/0https://wol.jw.org/id/wol/bc/r25/lp-in/2011206/15/0
-
27
mau belajar taat dengan segala sesuatu yang dirasainya itu” (Ibr 5:8). Apalagi
Yeremia hanyalah seorang manusia berdosa dan lemah, patutlah ia menjalani jalan
kesusahan itu, supaya pada akhirnya Yeremia menerima anugerah dan kuasa-
rohani dengan berkelimpahan, dan agar supaya air-hidup mengalir dari dalam
jiwanya (Marx, 1971: 30).
Kesadaran Yeremia mengenai hamba terpilih harus merasai penderitaan
lahir-batin dan pengalaman yang sangat pahit menunjukkan bahwa pengalaman
rohani Yeremia makin bertambah. Yeremia meyakini Allah sendiri lah yang dapat
mengubah kesukaran menjadi kemuliaan, duka menjadi suka, kehinaan menjadi
kehormatan, dan kematian menjadi kehidupan (Marx, 1971: 30).
4. Kisah Hidup Nabi Yeremia yang Masih Relevan
a. Perintah Allah untuk Dilaksanakan Bukan untuk Ditawar
Yeremia dipanggil Allah untuk menjadi nabi. Namun Yeremia merasa
dirinya tidak siap untuk menjadi nabi sebab ia masih muda. Yeremia berkata "Ah,
Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih
muda" (Yer- 1:6). Yeremia berkeberatan terhadap panggilan itu. Alasan yang
diajukan Yeremia tidak diterima oleh Allah. Allah meyakinkan Yeremia bahwa
“tugas bernubuat adalah prakarsa Allah, dan Allah sendiri yang akan menyiapkan
sabda yang akan diucapkannya” (Darmawijaya, 1990: 96).
b. Yeremia Melaksanakan Tugas Tanpa Putus Asa dan Penuh Semangat
Yeremia merasa semangat dan bahagia dalam melaksanakan tugasnya
sebagai nabi pada periode pertama. Hal tersebut bukan berarti Yeremia terbebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
dari kekecewaan. Yeremia mengalami kekecewaan hanya saja ia tetap tegar dan
tidak putus asa. Yeremia tetap berusaha menyadarkan bangsa Israel dengan cara
mengajar mereka menyadari keadaan diri mereka yang hidup hanya secara
lahiriah saja (Suharyo, 2005: 76).
c. Yeremia Setia dalam Menyampaikan Sabda Tuhan
Yeremia dipanggil untuk jabatan sebagai nabi pada masa yang sangat tidak
kondusif. Babilonia dan Mesir adalah dua negara yang sama-sama sedang
berusaha menguasai Timur-Tengah. Hal itu bisa menjadi ancaman cukup serius
bagi Yehuda pada saat itu. Terlebih krisis rohani yang terjadi di Yehuda.
Pembaharuan rohani di masa Yosia sudah berakhir dan pengaruhnya hanya
sebentar. Kemerosotan jelas sedang terjadi. Ketika Yeremia dipanggil untuk
jabatan itu, ada isyarat bahwa pesannya pasti tentang hukuman dan panggilan
untuk bertobat bagi bangsanya. Di sisi lain perkataan Tuhan bagaikan api di dalam
hatinya, mau tidak mau harus ia sampaikan kepada bangsanya (Marx, 1971: 65).
Hal ini sebagai bukti bahwa ia sangat cinta kepada bangsanya dan sama sekali
tidak senang menubuatkan hukuman ke atas mereka.
Begitu keras peringatan Tuhan melalui Yeremia untuk bangsa Yehuda,
sampai-sampai Yeremia hendak akan dibunuh oleh tetangga dan sanak
keluarganya sendiri (Marx, 1971: 19). Tetapi sungguh, ketetapan hati yang luar
biasa dari Yeremia untuk menjalankan misi yang tidak terbilang enteng ini.
Karena ia menjadikan perkataan Tuhan suatu kenikmatan dan kegirangan dalam
hidupnya (15:16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
d. Yeremia Terbuka pada Sapaan Allah
Nabi Yeremia selalu menyikapi pergulatan hidupnya dengan penuh
kerendahan hati dan keterbukaan akan sapaan Allah. Sikap hidup nabi Yeremia
memampukan dirinya untuk berdiri tegar dalam melanjutkan pelayanannya.
Meskipun pelayanan yang Yeremia lakukan beresiko membahayakan nyawanya
sekalipun namun ia tetap melaksanakan dengan setia. Selain itu pengalaman hidup
dan pergulatan yang dialaminya justru menjadi kekuatan rohaninya (Marx, 1971:
30). Pengalaman hidup dan pergulatan yang ia alami membuat Yeremia semakin
menjadi lebih bertanggungjawab terhadap tugas-tugasnya. Yeremia bahkan tidak
pernah melalaikan atau meninggalkan tugasnya sebagai nabi. Hal ini didasari oleh
cinta nabi Yeremia kepada Allah dan kepada umatnya.
e. Yeremia Mengolah Pengalamannya dengan Baik
Yeremia selalu mengalami suatu pergulatan hidup sejak awal
panggilannya menjadi seorang nabi. Yeremia mengalami pergulatan dalam karya
pelayanannya ketika harus menjadi penyambung lidah Allah (bdk. Yer 15: 10-14).
Namun Yeremia mampu mengatasi hal tersebut dengan pergumulan batin yang
diolah dengan baik. Yeremia berusaha melaksanakan tugasnya dengan baik walau
sering mengalami pergulatan hidup. Yeremia menghadapi penganiayaan,
pengucilan, dipenjara, dibenci bahkan hendak dibunuh oleh orang-orang Yehuda.
Yeremia sangat menderita bahkan sahabat karib dan keluarganya sendiri pun
hendak mencelakakan nya. Yeremia tetap berusaha melaksanakan tugasnya
dengan baik sebagai hamba Allah meskipun ia diperlakukan sedemikian rupa
(Pinehas Djendjengi: 2017). Yeremia mengasihi bangsanya. Ia tetap setia untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
mendampingi bangsanya dalam masa kehancuran dan pembuangan.
f. Allah Menjadi Tempat Berkeluh Kesah Nabi Yeremia
Kepahitan hidup yang dirasakan oleh nabi Yeremia sempat membuat ia
jatuh dan terpuruk dalam keputusasaan hidup. Dalam kitab Yeremia dikisahkan
mengenai perasaan Yeremia yang hampir tenggelam dalam keputusasaan. (bdk.
Yer 15:6 ; Yer 20:9) sampai pada akhirnya Yeremia bermaksud meninggalkan
tugas yang diberikan Allah kepadanya (Marx, 1971: 15).
Yeremia tidak segan-segan untuk mencurahkan segala perasaan dan apa
yang ia alami pada Allah (Bullock, 2014: 257). Apa yang ia alami ia bawa dalam
doa. Doa-doanya banyak berisi keluh kesah dan kesedihan kepada Allah (lih. Yer.
12:1-11; 14: 7-11; 15:15-18; 17: 13-18). Yeremia mencurahkan segenap isi
hatinya yang menderita tertekan oleh tugas kenabian yang terlalu berat itu kepada
Allah.
g. Firman Allah Menjadi Sumber Kekuatan Yeremia
Pada waktu Yeremia hampir menyerah, firman Allah yang ada dalam
dirinya bagaikan api yang bernyala-nyala dan tidak dapat dipadamkan atau
disembunyikan. Semua firman Allah seolah-olah harus disampaikan dan
dicurahkan kepada bangsanya. Semangat yang berkobar bangkit berkat karya
Allah yang bekerja dalam hati nabi Yeremia. Yeremia seorang manusia yang
biasa dan lemah dibuat Allah menjadi seorang nabi yang luar biasa kuatnya
(Marx, 1971: 15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
BAB III
KATEKIS DAN TANTANGANNYA
DI ZAMAN SEKARANG
Tugas utama perutusan katekis adalah mewartakan Injil atau Sabda suka cita
Injil. Katekis oleh karena tugasnya tersebut dapat dikatakan ia merupakan seorang
pewarta. Nabi diutus oleh Allah untuk menyampaikan kehendak-Nya kepada umat
Allah. Kehendak Allah atau Firman, Sabda Allah disampaikan oleh nabi Yeremia
dengan setia. Nabi juga dapat dikatakan sebagai seorang pewarta oleh karena
tugas perutusannya tersebut. Katekis ataupun nabi dalam menjalankan tugas
perutusannya sebagai pewarta menghadapi berbagai masalah dan tantangan.
Tantangan yang dihadapi oleh katekis maupun nabi bisa berpengaruh
terhadap semangat dan kesetiaan mereka sebagai pewarta. Katekis diharapkan
mau berjuang. Katekis setia dan tetap mempertahankan panggilan sebagai
pewarta dalam situasi sulit bukanlah hal yang mudah. Yeremia pun sempat merasa
tidak berdaya dalam situasi sulit mempertahankan panggilannya sebagai nabi.
Situasi atau tantangan berat juga dialami oleh para katekis pada zaman sekarang.
Tantangan katekis di zaman modern semakin kompleks. Dunia memberikan
banyak tawaran kenikmatan pada setiap orang. Orang semakin sibuk memuaskan
dirinya sendiri. Sebagian orang tidak sempat lagi memikirkan kepentingan orang
lain. Kehadiran dan campur tangan Allah mulai tidak dihiraukan lagi. Selain itu
adanya perkembangan teknologi dan komunikasi turut memberikan tantangan
baru bagi para katekis dalam menyampaikan pewartaan.
Katekis harus memiliki iman yang kuat di tengah situasi yang tidak
mudah. Tantangan zaman semakin sulit, rumit dan kompleks. Katekis perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
mohon kekuatan dari pada-Nya supaya tetap setia sebagai pewarta di tengah
situasi yang tak mudah seperti nabi Yeremia.
Pembahasan bab III ini lebih berisi mengenai katekis dan tantangannya di
zaman sekarang. Bab III ini terdiri 3 bagian utama yaitu pertama mengenai
katekis, bagian kedua tantangan katekis di zaman sekarang yang mempengaruhi
semangat dan kesetiaan katekis dan terakhir katekis dalam menanggapi tantangan
zaman sekarang. Bagian pertama terdiri dari 5 topik yakni panggilan dan identitas
katekis, pengelompokan, peranan, tugas, dan spiritualitas katekis. Sedangkan
bagian kedua dari bab III ini fokus berbicara mengenai tantangan zaman yang
mempengaruhi semangat dan kesetiaan katekis. Tantangan tersebut diantara
yakni: 1.sekularisasi dan sekularisme, 2. pendangkalan hidup dan budaya instan,
3. ateisme dan relativisme yang melahirkan krisis iman dan moral, 4.
perkembangan teknologi digital, 5. keberagaman yang diwarnai fundamentalisme
dan radikalisme, 6. globalisasi, 7. keutuhan ciptaan dan lingkungan hidup, dan 8.
kemiskinan. Bagian ketiga dari bab III ini secara khusus membahas katekis dalam
menanggapi tantangan zaman sekarang. Ada 3 cara katekis dalam menanggapi
tantangan zaman sekarang dibahas pada bagian ketiga dari bab ini yaitu: katekis
memperjuangkan nilai kerajaan Allah dalam hidup bermasyarakat, katekis
menyesuaikan tuntutan zaman dan terakhir katekis masuk dan memberi kesaksian
di era digital. Penjabaran masing-masing bagian dan topik bab III adalah sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
A. Katekis
1. Panggilan dan Identitas Katekis
Gereja selalu berupaya untuk menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup
manusia. Setiap orang Kristiani yang telah dibaptis diundang untuk berpartisipasi
demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam dunia seperti kedamaian,
kasih, dan keadilan. Bagi awam ada berbagai panggilan atau kerasulan yang dapat
ditempuh seperti menjadi kepala rumah tangga dan sebagainya. Dari berbagai
panggilan umum awam ada salah satu diantaranya merupakan panggilan khusus
yakni menjadi katekis (CEP, 1997: 15).
Kekhususan pada panggilan katekis ini dilihat dari adanya panggilan
khusus dari Roh Kudus yakni suatu “ karisma khusus yang diakui Gereja” dan
dipertegas oleh tugas perutusan langsung dari uskup (CEP, 1997: 15). Katekis
harus menyadari hal ini dan memberikan kepenuhan hatinya dengan sikap seperti
nabi “Ini aku, utuslah aku” (Yes 6:8). CEP (1997: 15) dengan jelas menegaskan
bahwa “panggilan katekis bersifat khusus yakni untuk tugas katekese dan umum,
untuk bekerja sama dalam pelayanan kerasulan apa saja yang berguna untuk
membangun Gereja “. Singkatnya, panggilan khusus sebagai katekis
dilatarbelakangi oleh 3 hal yakni; (1) panggilan dari Roh Kudus, (2) merupakan
tugas perutusan Gereja dan (3) bekerja sama dengan tugas perutusan apostolic dari
uskup.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dinyatakan katekis adalah seorang
awam yang ditunjuk secara khusus oleh Gereja, sesuai dengan kebutuhan
setempat untuk memperkenalkan Kristus yang ia cintai dan ia ikuti kepada mereka
yang belum mengenal Kristus maupun yang sudah mengimani-Nya. Katekis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
berkerja sama dengan pastor setempat. Hal itu bukan berarti ketika tidak ada
imam tidak menjadikan katekis pastor. Katekis dapat memimpin ibadat sabda
pada hari minggu atau hari raya ketika tidak ada imam. CEP (1997:17) “Katekis
bukan sekadar pengganti imam, melainkan menurut hukum adalah seorang saksi
Kristus”
2. Pengelompokan Katekis
Berdasarkan segi waktu dan pendidikan seorang katekis, katekis dapat
dikelompokkan dalam beberapa kelompok di antaranya;
a. Dari Segi Waktu Berkarya
Dari segi waktu berkarya, katekis dapat dikelompokkan menjadi 4
kelompok. Kelompok pertama yakni kelompok katekis full time. Mereka
mengabdikan dirinya secara penuh dalam pekerjaan sebagai katekis. Biasanya
mereka bekerja di paroki dan mendapat gaji. Seluruh penghasilan yang diperoleh
bersumber dari pekerjaannya sebagai katekis.
Kelompok kedua yakni katekis part time. Mereka adalah katekis yang
memberikan sebagian waktunya untuk digunakan berkarya sebagai katekis”
(Komisi Kateketik KWI, 2005: 143). Katekis part time memiliki perbedaan
dengan katekis full time. Perbedaannya yakni sumber penghidupan katekis part
time tidak bergantung pada pekerjaannya sebagai katekis. Ia juga biasa disebut
sebagai katekis sukarelawan.
b. Dari Segi Pendidikan
Katekis dapat digolongkan menjadi 2 kelompok ditinjau dari segi tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
pendidikannya. Dua kelompok tersebut adalah kelompok katekis akademis dan
non akademis. Katekis akademis adalah katekis yang dibentuk dengan latar
belakang pendidikan formal berbasis umum Kateketik, Pastoral, Filsafat/Teologi
(Komkat KWI, 2005: 143). Sebagai contoh pendidikan formal yang
diselenggarakan oleh PENDIKKAT USD Yogyakarta yang setiap tahunnya
mencetak katekis-katekis akademis dengan jenjang akademis S1.
Sedangkan katekis non akademis adalah katekis yang tidak memiliki dasar
pendidikan secara formal baik Kateketik, Pastoral, Filsafat/Teologi. Mereka
menjadi katekis biasanya dengan menempuh suatu pelatihan, kursus ataupun
belajar sendiri secara otodidak dengan membaca buku. Biasanya katekis seperti
ini berkarya di paroki, stasi ataupun di lingkungan sebagai katekis sukarelawan.
Katekis sukarelawan yakni katekis yang berkarya secara sukarela, dari dorongan
hatinya sendiri dan dari keinginannya sendiri. Kerapkali katekis sukarelawan ini
tidak mengharapkan upah atau gaji. Ia hanya ingin turut serta berpartisipasi dalam
karya pewartaan Injili dengan hati yang tulus (Komisi Kateketik KWI, 2005: 143).
3. Peranan Katekis
Berdasarkan sumber yang penulis temukan ada beberapa peranan yang
diemban oleh katekis. Peranan tersebut yakni peranan katekis dalam perutusan
Gereja, masyarkat dan keluarga.
a. Peranan Katekis dalam Perutusan Gereja
Peran katekis dalam keikutsertaannya mengembangkan Gereja tidak bisa
diremehkan. Keberadaan katekis dalam perjalanan waktu semakin dirasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
manfaatnya. Katekis tanpa lelah menebarkan benih-benih iman kepada banyak
orang sehingga menjadi anggota Gereja. Peristiwa lahirnya Gereja Katolik di
tanah Jawa sebagai bukti nyata sumbangan penting katekis dalam menumbuh
kembangkan Gereja (Prasetya, 2007: 5-6).
Peranan katekis dalam karya pewartaan Gereja sungguh penting. Paus
Yohanes Paulus II dalam dokumen Catechesi Tradendae (CT, 66) berterima
kasih pada katekis awam. Ia menjelaskan bahwa katekis telah melayani umat
dengan penuh komitmen dan karena katekis lah Gereja berkembang hingga saat
ini.
Berkaitan dengan hal itu, Komisi Kateketik KWI (1993: 70) mengatakan
bahwa “katekis sebagai pengemban karya pewartaan Gereja mempunyai
panggilan dan tugas yang penting serta mulia dalam karya perutusan Gereja di
Indonesia”. Dalam konteks karya perutusan Gereja tersebut ada 4 peranan katekis
yang dapat digambarkan. Peranan tersebut yakni sebagai juru bicara jemaat
Kristiani, sebagai seorang nabi, pembimbing dan saksi Kristus.
1). Katekis Berperan Memperjuangkan Suara Umat Kristiani
Kristus telah menyerahkan kepercayaan dan tugas untuk mewartakan
Kabar Gembira kepada Gereja. Pelaksanaan tugas untuk mewartakan Kabar
Gembira ini telah diserahkan secara khusus kepada para Uskup sebagai pimpinan
Gereja. Kemudian katekis mendapat mandat dari pimpinan Gereja untuk
mewartakan Kabar Gembira dan memberikan kesaksian iman. Katekis
menjalankan tugasnya atas nama Umat Kristiani atau Gereja. Katekis mewartakan
bukan atas nama dirinya sendiri. Hal itu berarti katekis memperjuangkan suara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Umat Kristiani atau Gereja. Itu artinya katekis mendukung dan ikut
memperjuangkan apa yang menjadi keprihatinan dan harapan Gereja.
Keadilan dan kedamaian merupakan kebutuhan setiap umat manusia.
Gereja selalu menyuarakan perdamaian terhadap dunia. Katekis turut berusaha
mewujudkan hal tersebut dengan menumbuhkan kesadaran umat untuk saling
menghargai sesama misalnya dengan jalan dialog antar agama. Katekis berupaya
bersama Gereja dan dengan semua orang yang berkehendak baik mengusahakan
tegaknya Kerajaan Allah yakni situasi dunia yang damai, adil dan sejahtera
(Komisi Kateketik KWI, 1993: 70).
2). Sebagai Seorang Nabi
Tugas seorang nabi adalah menyampaikan kehendak Tuhan pada umat-
Nya supaya umat memperoleh keselama