tantangan evangelisasi zaman … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu...

193
TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN SEKARANG UNTUK KAUM AWAM DI WILAYAH BUSUR PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK KEUSKUPAN AGUNG SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Oliva Luaq NIM: 061124051 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

Upload: voque

Post on 11-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN SEKARANG UNTUK KAUM AWAM DI WILAYAH BUSUR

PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK KEUSKUPAN AGUNG SAMARINDA

KALIMANTAN TIMUR

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Oliva Luaq NIM: 061124051

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2011

Page 2: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus
Page 3: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus
Page 4: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

orang tuaku tercinta, kedua kakakku terkasih, seluruh keluargaku,

khususnya keluargaku di Busur yang aku cintai,

teman-teman angkatan 2006

dan umat di wilayah Busur Paroki Kristus Raja Barong Tongkok

serta

almamater kebanggaanku

Page 5: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

v

MOTTO

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,

supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik

dan memuliakan Bapamu yang di sorga”

(Mat. 5:16)

Page 6: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus
Page 7: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus
Page 8: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

viii

ABSTRAK

Judul skripsi TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN SEKARANG

UNTUK KAUM AWAM DI WILAYAH BUSUR PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK KEUSKUPAN AGUNG SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR ini dipilih bertitik tolak dari keprihatinan penulis akan situasi kaum awam di wilayah Busur yang kurang menanggapi dan menghayati panggilan dirinya sebagai pewarta Injil yang telah dipanggil dan diutus secara istimewa di tengah dunia. Mereka masih berpandangan bahwa evangelisasi adalah tugas utama kaum religius. Evangelisasi juga masih dipahami sebatas kegiatan gerejani semata, sehingga adanya pemisahan antara gerejawi dan duniawi. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, skripsi ini ditulis untuk membantu kaum awam di wilayah Busur Paroki Kristus Raja Barong Tongkok untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam evangelisasi agar mereka semakin mampu menghayati makna evangelisasi dalam kehidupannya sehari-hari.

Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana kaum awam sungguh memahami dan menghayati panggilannya sebagai pewarta Injil dalam menghadapi berbagai tantangan dunia saat ini, sehingga dapat semakin setia dan semangat dalam evangelisasi. Kaum awam akan tetap berpegang pada pandangan sempit terhadap makna evangelisasi bila tidak dihayati dan diwujudkan dalam sikap dan tindakan melalui kesaksian hidup sehari-hari. Oleh karena itu, perlu disadari bahwa untuk mewujudkan pewartaan Injil perlu kesadaran dari kaum awam akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus dihidupi dalam sikap dan tindakan sebagai orang beriman demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk membantu meningkatkan keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi maka penulis mengusulkan program katekese keluarga melalui Shared Christian Praxis (SCP) yang ditujukan kepada para orang tua. Katekese ini merupakan model katekese yang bersifat dialogis partisipatif dan menempatkan peserta sebagai subyek. Maka katekese ini, pertama-tama diadakan di tengah-tengah keluarga dengan saling mengasihi, mencintai dan menghormati. Dengan demikian keluarga dapat melanjutkan evangelisasi di tengah masyarakat dan di manapun mereka berada.

Page 9: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

ix

ABSTRACT

This thesis has as title “THE CURRENT CHALLENGE OF EVANGELIZATION FOR THE LAITY IN THE REGION OF BUSUR, CHRIST THE KING PARISH, BARONG TONGKOK, THE ARCHDIOCESE OF SAMARINDA, EAST KALIMANTAN”. This title has been chosen out of the author’s concern for the situation of the laity in the region of Busur. The lay people in this region do not seem to live up to their vocation as messengers of the Gospel, sent in a special way into the world. They still view evangelization as the exclusive task of the religious. Moreover, evangelization is still seen merely as an intra-ecclesial activity, implying thus the separation between the ecclesial and the temporal. Starting from this reality, the author wrote this thesis in view to helping the laity in the region of Busur, Christ the King Parish, Barong Tongkok to enhance their involvement in evangelization, so that they will be able to live up the evangelization in their daily life.

This thesis deals mainly with this question: how to help the laity in order that they may understand their vocation more deeply and live up more faithfully to their vocation as messengers of the Gospel, in the face of today’s challenges in the world. Otherwise they will remain within their narrow view on evangelization. Therefore this calls for a continuous conscientization on the lay vocation in evangelization. Evangelization should become a way of life, manifested in attitudes and actions of the faithful, in view of the realization of the values of the Kingdom of God in daily life.

In order to promote the involvement of the laity in evangelization, the author proposes a catechetical program for families, adopting the method of Shared Christian Praxis (SCP). This model has proved to be a dialogical and participatory method, putting the participants as subjects rather than objects of catechesis. Thus this catechesis will be executed in midst of families in the spirit of mutual love and respect. It is hoped that the families will in their turn be evangelizers in midst of the society where they live.

Page 10: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmatNya yang berlimpah pada semua orang. Sebab atas

rahmatNyalah maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN SEKARANG UNTUK KAUM

AWAM DI WILAYAH BUSUR PAROKI KRISTUS RAJA BARONG

TONGKOK KEUSKUPAN AGUNG SAMARINDA KALIMANTAN

TIMUR. Penulisan skripsi ini bertitik tolak dari keprihatinan penulis akan

kurangnya tanggapan dan penghayatan kaum awam atas tugas perutusannya

sebagai kaum beriman Kristiani untuk mewartakan Injil dalam kehidupannya

sehari-hari di tengah dunia. Dengan demikian, harapan penulis bahwa penulisan

skripsi ini dapat membantu meningkatkan keterlibatan kaum awam dalam

evangelisasi agar mereka semakin mampu menghayati makna evangelisasi dalam

kehidupannya, sehingga semakin siap sedia mewartakan Injil meskipun

menghadapi berbagai tantangan hidup demi mewujudkan nilai-nilai Kerajaan

Allah.

Penulis menyadari bahwa proses penulisan skripsi ini dapat terselesaikan

berkat bantuan, bimbingan, dukungan, dan doa dari banyak pihak. Oleh karena itu

maka dari hati yang paling dalam penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rm. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed selaku dosen pembimbing

utama penulis yang telah dengan sabar, setia, penuh perhatian, penuh

semangat dan selalu berusaha menyediakan waktu dalam membimbing

Page 11: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

xi

penulis. Beliau juga dengan sepenuh hati senantiasa memotivasi, mencintai

dan menumbuhkan kepercayaan diri pada penulis. Semangat beliau menjadi

inspirasi bagi penulis agar mau berusaha untuk maju dan berkembang

menjadi lebih baik. Banyak saran dan kritikan yang menjadikan penulis

berkembang baik segi pengetahuan maupun kematangan pribadi sebagai

calon guru.

2. Bpk. Drs. Yoh. A. C.H. Mardiraharjo selaku anggota penguji II sekaligus

dosen pembimbing akademik yang senantiasa menjadi ayah bagi penulis

selama masa studi di IPPAK ini. Beliau yang senantiasa memberikan

masukan, saran, perhatian, cinta kasih, dan semangat bagi penulis. Beliau

juga menjadi teman bagi penulis terlebih saat menghadapi masalah, sehingga

menjadi teman curhat yang mau mendengarkan dan memberi masukan, saran

dan motivasi bagi penulis.

3. Bpk. Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M. Hum selaku anggota penguji III yang

juga senantiasa memberi motivasi, dukungan, saran dan kritikan yang

membangun bagi penulis baik dalam proses penulisan skripsi ini maupun

selama menjalani kuliah di IPPAK.

4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan

mengajarkan banyak hal demi perkembangan iman dan juga kepribadian

penulis. Mereka juga dengan setia membimbing dan mengarahkan penulis

selama masa studi ini. Tercipta hubungan kekeluargaan yang kental di IPPAK

sehingga relasi yang akrab dapat terjalin antara dosen dan mahasiswa.

Page 12: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

xii

5. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh

karyawan bagian lain yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam

penulisan skripsi ini.

6. Rm. Stanislaus Cahyo Yosoutomo, MSF, selaku pastor paroki Kristus Raja

Barong Tongkok keuskupan Agung Samarinda Kalimantan Timur serta frater

dan bruder yang bertugas di paroki ini yang telah memberi kesempatan bagi

penulis untuk melaksanakan penelitian di paroki ini serta menyediakan waktu

bagi penulis dengan memberikan infomasi-informasi penting yang penulis

butuhkan berkaitan dengan penelitian yang penulis laksanakan di sini.

7. Segenap dewan pengurus, staf sekretariat dan seluruh umat di wilayah Busur

khususnya yang telah bersedia menjadi responden dan menyediakan waktu

bagi penulis dengan memberikan data-data yang penulis butuhkan demi

terselesainya penulisan skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku tercinta dan kedua kakakku terkasih yang senantiasa

memberi dukungan yang besar melalui doa, cinta dan perhatian pada penulis

dalam menyelesaikan studi ini.

9. Keluargaku tercinta di Busur yang senantiasa mendukung, memotivasi,

mengarahkan dan menyemangati penulis dalam masa studi ini, juga dalam

penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk segala cintanya.

10. Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat provinsi Kalimantan Timur yang

telah mendukung putra-putri daerah dalam studi dengan memfasilitasi dalam

hal dana.

Page 13: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

xiii

11. Teman-teman mahasiswa IPPAK khususnya angkatan 2006 yang senantiasa

memberikan dukungan, motivasi dan perhatian bagi penulis baik selama

menempuh studi di IPPAK ini maupun selama menyelesaikan penulisan

skripsi hingga penulis mempertanggungjawabkan di hadapan para dosen

penguji. Kebersamaan dalam persaudaraan menjadikan kita satu keluarga

yang tak terpisahkan oleh jarak dan waktu.

12. Teman-teman kosku terkasih yang senantiasa menjadi sahabat bagi penulis

saat susah maupun senang. Motivasi, dukungan dan kebersamaan kita telah

mengantar penulis sampai pada titik terakhir masa studi ini. Penulis

menyadari bahwa perbedaan bukan penghalang untuk meraih suskses, bila

dihayati sebagai proses pendewasaan. Terima kasih untuk semuanya.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang banyak

membantu penulis selama masa studi ini maupun dalam penyelesaian skripsi.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu dengan rendah hati penulis mohon saran dan kritik yang dapat

membangun. Akhirnya besar harapan penulis agar skripsi ini dapat menjadi

inspirasi bagi pembacanya, khususnya bagi kaum awam yang mau peduli pada

perkembangan iman pribadi dan bersama dengan membangun Kerajaan Allah di

tengah dunia.

Yogyakarta, 26 Januari 2011

Penulis,

Oliva Luaq

Page 14: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………… iv

HALAMAN MOTTO …………………………………………………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………… vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………..

vii

ABSTRAK ……………………………………………………………… viii

ABSTRACT ……………………………………………………………… ix

KATA PENGANTAR …………………………………………………... x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. xiv

DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………….. xviii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………... 7

C. Tujuan Penulisan ………………………………………………. 7

D. Manfaat Penulisan ……………………………………………... 8

E. Metode Penulisan ……………………………………………… 8

F. Sistematika Penulisan …………………………………………. 9

BAB II. POKOK-POKOK EVANGELISASI DAN TANTANGANNYA …………………………………………...

11

A. Pokok-pokok Evangelisasi …………………………………….. 12

1. Sejarah Evangelisasi ………………………………………... 12

2. Pengertian Evangelisasi …………………………………….. 17

3. Tujuan Evangelisasi ………………………………………... 20

4. Isi Evangelisasi ……………………………………………... 24

5. Bentuk-bentuk Pelaksanaan Evangelisasi ………………….. 28

Page 15: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

xv

6. Manfaat Evangelisasi ………………………………………. 31

7. Pelaksana Evangelisasi ……………………………………... 33

B. Tantangan Evangelisasi ………………………………………... 37

1. Tantangan dari Dalam Diri …………………………………. 38

a. Perasaan “Takut” dan “Malu” …………………………... 38

b. Pandangan Negatif terhadap Dunia ……………………... 39

c. Kaum Awam Menyatakan bahwa Pelaksana Evangelisasi yang Utama adalah Kaum Religius ……………………...

41

2. Tantangan dari Luar Diri …………………………………… 42

a. Irelevansi Agama dalam Hidup Sehari-hari …………….. 42

b. Hedonisme ………………………………………………. 43

c. Materialisme …………………………………………….. 44

BAB III. GAMBARAN UMUM KETERLIBATAN KAUM AWAM DALAM EVANGELISASI DI WILAYAH BUSUR PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK …………………….

48

A. Kaum Awam sebagai Pelaksana Evangelisasi ………………… 49

1. Pengertian Kaum Awam …………………………………… 49

2. Kedudukan Kaum Awam dalam Gereja ……………………. 51

3. Bidang-bidang Keterlibatan Kaum Awam dalam Evangelisasi …………………………………………………

52

4. Spiritualitas Kaum Awam ………………………………….. 53

B. Gambaran Umum Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ……... 56

1. Sejarah Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ……………... 56

2. Visi-Misi Paroki Kristus Raja Barong Tongkok …………… 58

3. Letak Geografis Paroki Kristus Raja Barong Tongkok …….. 58

4. Situasi Umat Katolik di Paroki Kristus Raja Barong Tongkok …………………………………………………….

59

C. Gambaran Umum Wilayah Busur ……………………………... 60

1. Lingkungan St. Christoporus Busur ………………………... 61

2. Lingkungan St. Paulus Busur ………………………………. 62

Page 16: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

xvi

D. Penelitian tentang Keterlibatan Kaum Awam dalam Evangelisasi di Wilayah Busur Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ………………………………………………………..

62

1. Rencana Penelitian …………………………………………. 63

a. Latar Belakang Penelitian ……………………………….. 63

b. Tujuan Penelitian ………………………………………... 65

c. Jenis Penelitian ………………………………………….. 65

d. Tekhnik Pengumpulan Data …………………………….. 65

e. Responden ………………………………………………. 66

f. Tekhnik Pembahasan Data ……………………………… 67

g. Variabel Penelitian ……………………………………… 68

2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian ………………… 68

a. Identitas Responden ……………………………………... 68

b. Gambaran Keterlibatan Kaum Awam dalam Evangelisasi………………………………………………

70

c. Bidang-bidang Keterlibatan Kaum Awam dalam

Evangelisasi ……………………………………………...

76

d. Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat Kaum Awam dalam Evangelisasi………………………………..

85

3. Kesimpulan Hasil Penelitian ……………………………….. 95

BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE KELUARGA UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM AWAM DALAM EVANGELISASI ……………………………..…….

98

A. Katekese Keluarga …………………………………………...... 99

1. Pengertian Katekese Keluarga ……………………………… 99

2. Tujuan Katekese Keluarga …………………………………. 102

3. Isi Pokok Katekese Keluarga ………………………………. 104

a. Membentuk Persekutuan Pribadi Melalui Cinta Kasih …. 105

b. Mengabdi Kepada Kehidupan …………………………... 106

c. Ikut serta dalam Pengembangan Masyarakat ………….... 111

Page 17: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

xvii

d. Berperan serta dalam Kehidupan dan Misi Gereja ……… 113

4. Kekhasan Katekese Keluarga ………………………………. 116

B. Usulan Program Katekese Keluarga untuk Meningkatkan Keterlibatan Keluarga sebagai Kaum Awam dalam Evangelisasi melalui Shared Christian Praxis (SCP) ………….

118

1. Latar Belakang Pemilihan Program ………………………... 119

2. Usulan Tema Katekese Keluarga …………………………... 124

3. Gambaran Pelaksanaan Program …………………………… 124

C. Penjabaran Program …………………………………………… 127

D. Salah Satu Contoh Satuan Persiapan ………………………….. 131

BAB V. PENUTUP ……………………………………………………... 143

A. Kesimpulan ……………………………………………………. 143

B. Saran …………………………………………………………… 146

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 148

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 149

1. Surat Ijin Prodi ……………………………………………... (1)

2. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian .………..... (3)

3. Daftar Pertanyaan …………………………………………... (4)

4. Transkrip Hasil Wawancara ………………………………... (5)

5. Teks Cerita “Mewakili Kristus” ……………………………. (23)

6. Peta Paroki ………………………………………….............. (24)

Page 18: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Kej : Kejadian

Ams : Amsal

Mat : Matius

Mrk : Markus

Luk : Lukas

Yoh : Yohanes

Kis : Kisah Para Rasul

Rm : Roma

Kor : Korintus

Ef : Efesus

Tes : Tesalonika

Tim : Timotius

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

AA : Apostolicam Actuositatem (Dekrit Konsili Vatikan II tentang

Kerasulan Awam, 7 Desember 1965)

AG : Ad Gentes (Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner

Gereja, 7 Desember 1965)

Page 19: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

xix

CL : Christifideles Laici (Imbauan Apostolik Yohanes Paulus II

tentang Panggilan dan Tugas Kaum Awam Beriman di dalam

Gereja dan di dalam Dunia, 12 Maret 1989).

DV : Dei Verbum (Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang

Wahyu Ilahi, 18 November 1965).

EN : Evangelii Nuntiandi (Imbauan Apostolik Paulus VI tentang Karya

Pewartaan Injil dalam Zaman Modern, 8 Desember 1975).

FABC : Federation Of Asian Bishops’ Conferences (Federasi

Konferensi-Konferensi Uskup se-Asia)

FC : Familiaris Consortio (Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

tentang Peranan Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern,

22 November 1981).

GS : Gaudium et Spes (Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang

Gereja dalam Dunia Modern, 7 Desember 1965).

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh

Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.

LG : Lumen Gentium (Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang

Gereja, 21 November 1964).

RM : Redemptoris Missio (Ensiklik Yohanes Paulus II tentang Amanat

Misioner Gereja, 7 Desember 1990).

Page 20: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

xx

C. Singkatan lainnya

Art : Artikel

APP : Aksi Puasa Pembangunan

Bdk : Bandingkan

Depag : Departemen Agama

HAM : Hak Asasi Manusia

HP : Hand phone

Kan : Kanon

Komka : Komunitas Kaum Muda Katolik

KK : Kepala Keluarga

KPP : Kursus Persiapan Perkawinan

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

Lih : Lihat

PIUK : Pembinaan Iman Umat Katolik

PNS : Pegawai Negeri Sipil

SCP : Shared Christian Praxis

SP : Satuan Persiapan

St : Santo

Page 21: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paroki Kristus Raja Barong Tongkok merupakan salah satu paroki dari

Keuskupan Agung Samarinda Kalimantan Timur yang terletak di Kabupaten

Kutai Barat. Kaum awam di paroki ini cukup terlibat aktif karena kurangnya

tenaga religius, walaupun yang terlibat hanya orang-orang itu saja. Hal ini

menunjukkan peranan kaum awam untuk mewartakan Injil dalam bidang

Gerejawi. Namun perlu disadari bahwa keterlibatan kaum awam dalam pewartaan

Injil bukan dalam bidang Gerejani semata, melainkan juga mencakup hal yang

bersifat duniawi yang meliputi seluruh aspek kehidupannya. Paroki ini juga

termasuk paroki yang cukup luas wilayah pelayanannya, salah satu wilayah yang

berada di dekat paroki adalah wilayah Busur. Oleh karena itu, sangat diharapkan

penghayatan yang mendalam dari kaum awam akan tugas perutusannya untuk

mewartakan Injil di tengah dunia, sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah semakin

nyata dalam sikap dan perbuatannya.

Istilah evangelisasi dapat dikatakan masih asing bagi kaum awam di

wilayah Busur karena yang biasa didengar adalah “mewartakan Injil”. Pewartaan

Injil dipahami sebagai suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh pastor, suster

ataupun katekis seperti kotbah atau pendalaman iman. Namun bagi katekis atau

guru agama maupun orang-orang yang banyak terlibat dalam kegiatan

Page 22: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

2

menggereja, mereka cukup mengenal istilah tersebut bahkan dapat memaknainya

dalam kehidupan mereka. Sedangkan bagi umat yang kurang akrab masih

berpendapat bahwa mewartakan Injil adalah tugas khusus kaum religius karena

mereka memang belajar di bidang agama yang berhubungan erat dengan Injil.

Pemahaman yang sempit ini membawa umat pada sikap kurang menghayati

makna evangelisasi dalam hidupnya, sehingga terdapat kesan bahwa umat acuh

dalam mewartakan Injil.

Pewartaan Injil dalam Gereja berarti membawa Kabar Baik kepada segala

tingkat kemanusiaan dan melalui pengaruh nilai-nilai Injil merubah umat manusia

dari dalam dan membuatnya menjadi baru (EN art. 18). Perubahan yang dimaksud

bukan sekedar bertobat dalam relasinya dengan Tuhan, melainkan juga bertobat

dalam relasinya dengan sesama manusia, masyarakat dan dunia (Sugiri, 1994:4).

Kabar Baik yang diwartakan Gereja adalah Yesus Kristus Sang Penyelamat, sebab

Allah telah mewahyukan diriNya pada kita dalam PutraNya sebagai yang

mengutus dan diutus (Kirchberger, 2004:14). Melalui pewartaan para rasul

tentang Yesus Kristus, kitapun semakin mengenal dan mencintai Allah serta

menanggapinya dalam iman. Kita mewartakan Injil ke seluruh dunia dan

menatanya melalui kesaksian hidup. Seperti dikatakan dalam Dokumen Konsili

Vatikan II tentang kerasulan awam art. 5 bahwa:

karya penebusan Kristus pada hakikatnya menyangkut penyelamatan umat manusia, tetapi merangkum pembaharuan seluruh tata dunia juga. Maka dari itu Gereja bukan hanya diutus untuk menyampaikan warta tentang Kristus dan menyalurkan rahmatNya kepada umat manusia, melainkan juga untuk merasuki dan menyempurnakan tata dunia dengan semangat Injil. Jadi dalam melaksanakan perutusan Gereja itu kaum awam menunaikan kerasulan mereka baik dalam Gereja maupun di tengah masyarakat, baik di bidang rohani maupun di bidang duniawi.

Page 23: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

3

Hal ini mau menyatakan bahwa hendaknya kaum awam sebagai anggota Gereja

yang telah diutus di tengah dunia dengan semangat Injil mewartakan Kabar

Gembira melalui kesaksian hidupnya, baik dalam kehidupan menggereja maupun

hidup bermasyarakat dengan mencintai sesama dan memelihara alam ciptaanNya.

Gereja memiliki tugas memuliakan Allah dengan mengantar semua

manusia, baik pria maupun wanita untuk mengenal dan mengasihi Dia

sebagaimana Ia telah mewahyukan diriNya pada kita di dalam Yesus Kristus

(Kirchberger, 2004:14). Pertobatan dan pembaptisan manusia bukan tindakan

Gereja semata tetapi merupakan karunia Allah. Rohlah yang membuka hati orang-

orang agar mereka dapat percaya kepada Kristus dan mengakui Dia (RM art. 46)

sebagai yang menyelamatkan. Oleh karena itu, semua orang yang dengan tulus

hati menerima Kabar Gembira itu, dapat dan harus mewartakan dan

menyebarkannya (EN art. 13). Dalam hal ini, kaum awam adalah umat Katolik

yang digabungkan dengan Kristus oleh permandian, dilantik sebagai umat Allah

(LG art. 31). Pelantikan di sini merupakan suatu pemberian rahmat Allah yang

sungguh mulia yang diberikan pada kaum awam agar dengan caranya sendiri,

mereka dapat mengambil bagian dalam tugas pewartaan Injil (CL art. 9).

Pertama-tama kaum awam perlu menginjili diri sendiri karena sebelum

mewartakan kepada orang lain, mereka harus yakin dan menghayatinya terlebih

dahulu. Sebab kita tidak dapat memberikan sesuatu yang tidak kita miliki kepada

orang lain (Sugiri, 1994:24) sebelum kita sendiri memilikinya. Setelah kita sendiri

memilikinya, kita dapat mewartakannya pada semua orang (EN art. 49). Kaum

Page 24: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

4

awam diharapkan dapat mewartakan Injil dengan semangat yang berkobar-kobar

dan mengajak semua orang yang dijumpainya untuk semakin dekat dengan Allah.

Paus Paulus VI menegaskan peranan awam dalam penginjilan, yaitu:

para awam dipanggil secara khusus ke tengah-tengah dunia, dalam tanggungjawabnya di pelbagai tugas di dunia, maka mereka melaksanakan suatu penginjilan yang sangat khusus bentuknya yang mencakup bidang kemasyarakatan dan ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, seni, kehidupan internasional dan media massa. Juga mencakup kenyataan-kenyataan lain seperti cintakasih manusiawi, keluarga, pendidikan anak-anak dan kaum remaja, kerja profesional dan penderitaan (EN art. 70).

Pernyataan ini menegaskan bahwa kehidupan kaum awam tidak terlepas dari

kehidupan duniawi, maka mereka diutus untuk mewartakan Injil dalam kehidupan

sehari-hari di tengah dunia yang mencakup segala bidang kehidupannya antara

lain kehidupan dalam keluarga, Gereja dan masyarakat. Kaum awam merupakan

anggota Gereja yang mempunyai kedudukan penting dalam evangelisasi

(penginjilan). Sebab ciri khas kaum awam yang paling mencolok adalah sifat

keduniawiannya.

Kaum awam diharapkan sungguh menyadari tugas dan panggilan dirinya

dalam evangelisasi. Dengan demikian mereka dapat mengambil bagian dalam

karya pewartaan Injil. Sebab perintah itu datang dari Dia yang mengasihi kita,

yaitu “karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah

mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah,

Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman (Mat. 28:19-20)”.

Perintah ini ditujukan kepada seluruh umat untuk terlibat dalam misiNya

yang menyelamatkan. Oleh karena itu, melalui Gereja dan anggota-anggotanya, Ia

Page 25: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

5

mengutus untuk mewartakan Kabar Baik pada semua orang. Sebagai anggota

Gereja yang telah dipanggil dan diutus untuk mewartakan Kabar Gembira kepada

semua manusia, kaum awam diharapkan mampu berperan secara aktif dalam tugas

perutusan tersebut. Dalam tugas pewartaan ini kaum awam ditantang untuk selalu

memiliki cahaya dan menjadi terang bagi sesama dalam keberadaannya di dunia.

Seperti dikatakan dalam Injil Mat. 5:16 “demikianlah hendaknya terangmu

bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan

memuliakan Bapamu yang di sorga”. Iman menjadi sumber dan pusat untuk

mendapatkan terang tersebut, sehingga mampu memancarkan cahaya

kegembiraan bagi orang lain.

Kenyataan yang terjadi di wilayah Busur adalah masih banyak kaum awam

yang berpandangan bahwa pewartaan Injil merupakan tugas utama kaum religius

serta adanya pandangan bahwa pewartaan Injil adalah kegiatan yang berkaitan

dengan bidang gerejani semata. Terkadang juga ada umat yang malu untuk

berbagi pengalaman iman dengan orang lain. Kesibukan dalam bekerja membuat

mereka tidak memiliki banyak waktu untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang

ada di Lingkungan maupun paroki, sehingga terdapat kesan bahwa kebanyakan

umat bersikap acuh tak acuh dalam mewartakan Injil.

Sidang Paripurna FABC I di Taipei, Taiwan pada tahun 1974 dikatakan:

zaman sekarang ini ditandai dengan perubahan-perubahan pesat. Di mana Benua Asia mengalami modernisasi dan pergolakan sosial, disertai sekularisasi dan runtuhnya masyarakat-masyarakat tradisional... Bangsa-bangsa Asia masa kini mengalami kekacauan dan kehilangan arah, bahkan rasa putus asa dan kegelapan batin (FABC I, art. 4).

Page 26: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

6

Kenyataan ini pula yang dialami kaum awam di wilayah Busur karena sadar atau

tidak mereka telah terperangkap dalam perkembangan zaman yang dapat

membawa mereka pada paham hedonisme dan materialisme, yang menggangap

bahwa materi dan kesenangan adalah tujuan utama dalam hidup ini. Akibatnya

banyak orang yang tidak lagi memperdulikan kehidupan sosialnya, mereka

berusaha mendapatkan kesenangan bagi dirinya dan golongan tanpa

memperdulikan lagi kehidupan di sekitarnya. Banyak umat yang tidak dapat lagi

melihat dan mendengar kebaikan-kebaikan Allah melalui sesama.

Kurangnya penghayatan kaum awam dalam pewartaan Injil dapat

disebabkan oleh berbagai latar belakang seperti merasa tidak memiliki

kemampuan dan keahlian dalam hal Kitab Suci, memiliki kesibukan dalam

pekerjaannya masing-masing sehingga tidak ada waktu atau merasa malu. Padahal

keterlibatan mereka dalam menghayati tugas perutusan sebagai pewarta Injil

sangat diperlukan untuk semakin menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam

kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini menjadi keprihatinan penulis, maka penulis

memilih judul skripsi “TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN

SEKARANG UNTUK KAUM AWAM DI WILAYAH BUSUR PAROKI

KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK KEUSKUPAN AGUNG

SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR” sebagai sumbangan pemikiran untuk

meningkatkan penghayatan kaum awam dalam evangelisasi, sehingga semakin

siap dan semangat dalam menjalani tugas perutusannya.

Page 27: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan keprihatinan di atas yang telah diuraikan pada latar belakang,

maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan evangelisasi dan tantangannya di zaman sekarang?

2. Mengapa kaum awam di wilayah Busur paroki Kristus Raja Barong Tongkok

perlu terlibat dalam evangelisasi zaman sekarang?

3. Bagaimana upaya membantu kaum awam di wilayah Busur paroki Kristus Raja

Barong Tongkok agar semakin setia dalam evangelisasi?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

1. Agar kaum awam di wilayah Busur paroki Kristus Raja Barong Tongkok

semakin memahami pokok-pokok evangelisasi dan tantangannya di zaman

sekarang, sehingga semakin siap menghadapi tantangan yang ada dan mampu

menghayati iman dalam kehidupannya.

2. Agar kaum awam di wilayah Busur paroki Kristus Raja Barong Tongkok

semakin menyadari panggilan dan perutusannya dalam evangelisasi zaman

sekarang, sehingga semakin siap dan semangat untuk menjalani tugas

pewartaannya dalam hidup sehari-hari.

3. Membantu meningkatkan keterlibatan kaum awam di wilayah Busur paroki

Kristus Raja Barong Tongkok dalam evangelisasi agar mereka semakin

semangat dan setia dalam evangelisasi dengan mewujudnyatakan dalam sikap

dan tindakan dalam hidup sehar-hari.

Page 28: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

8

4. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan kelulusan sarjana strata 1

(S1) program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

D. Manfaat Penulisan

1. Melalui penulisan ini, kaum awam di Wilayah Busur paroki Kristus Raja

Barong Tongkok mendapatkan sumbangan pemikiran tentang evangelisasi dan

tantangannya.

2. Melalui penulisan ini, kaum awam di Wilayah Busur paroki Kristus Raja

Barong Tongkok semakin menyadari dan menghayati panggilan serta

perutusannya untuk mewartakan Injil dalam hidup sehari-hari.

3. Melalui penulisan ini, kaum awam di Wilayah Busur semakin terlibat aktif

dalam evangelisasi dengan penuh semangat dan setia menjalaninya.

4. Melalui penulisan ini dapat semakin memperluas wawasan dan pemahaman

serta menjadi bahan refleksi bagi penulis dalam memaknai peranan kaum

awam dalam evangelisasi agar semakin siap dan setia untuk mewartakan Injil

dalam kehidupan sehari-hari.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif

analistis yaitu memaparkan, menggambarkan dan memahami pokok-pokok

evangelisasi dan tantangannya zaman sekarang melalui studi pustaka dan juga

Page 29: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

9

sebagai bahan pengetahuan dan pemahaman. Penulis juga melakukan wawancara

dengan 10 (sepuluh) orang responden di wilayah Busur untuk mendalami tentang

keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi dengan judul “Tantangan Evangelisasi Zaman Sekarang untuk

Kaum Awam di Wilayah Busur Paroki Kristus Raja Barong Tongkok

Keuskupan Agung Samarinda Kalimantan Timur” akan ditulis dalam lima

bab dengan uraian sebagai berikut:

Bab I berupa pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode dan sistematika penulisan.

Bab II memberikan gambaran umum pokok-pokok evangelisasi dan

tantangannya yang terbagi dalam dua pokok pembahasan. Bagian pertama

menguraikan pokok-pokok evangelisasi yang meliputi: sejarah evangelisasi,

pengertian evangelisasi, tujuan evangelisasi, isi evangelisasi, bentuk-bentuk

pelaksanaan evangelisasi, manfaat dan pelaksana evangelisasi. Bagian kedua

memaparkan tantangan evangelisasi yang meliputi tantangan dari dalam diri,

yaitu: perasaan takut dan malu, pandangan negatif terhadap dunia, kaum awam

menyatakan bahwa pelaksana evangelisasi yang utama adalah kaum religius.

Tantangan kedua adalah tantangan dari luar diri, yaitu: irelevansi agama dalam

hidup sehari-hari, hedonisme dan materialisme.

Bab III membahas penelitian tentang keterlibatan kaum awam dalam

evangelisasi di wilayah Busur paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Penulis

Page 30: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

10

membangi bab ini menjadi empat pokok pembahasan. Bagian pertama

memaparkan kaum awam sebagai pelaksana evangelisasi yang meliputi:

pengertian kaum awam, kedudukan kaum awam dalam Gereja, bidang-bidang

keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi, dan spiritualitas kaum awam. Bagian

kedua membahas gambaran umum paroki Kristus Raja Barong Tongkok yang

meliputi: sejarah paroki, visi-misi paroki, letak geografis dan situasi umat Katolik

di paroki. Bagian ketiga memaparkan gambaran umum wilayah Busur yakni

lingkungan St. Christoporus Busur dan St. Paulus Busur. Sedangkan bagian

keempat memaparkan penelitian tentang keterlibatan kaum awam dalam

evangelisasi di wilayah Busur yang meliputi: rencana penelitian, laporan dan

pembahasan hasil penelitian serta kesimpulan penelitian.

Bab IV menguraikan katekese keluarga untuk meningkatkan keterlibatan

kaum awam dalam evangelisasi. Penulis membagi topik ini menjadi empat bagian

pokok pembahasan. Bagian pertama menguraikan katekese keluarga yang

meliputi: pengertian, tujuan, hal-hal yang penting dalam katekese keluarga dan

kekhasan katekese keluarga. Bagian kedua memaparkan usulan program

“katekese keluarga untuk meningkatkan keterlibatan keluarga sebagai kaum awam

dalam evangelisasi melalui Shared Christian Praxis (SCP)” yang meliputi: latar

belakang pemilihan program, usulan tema dan gambaran pelaksanaan program.

Bagian ketiga menguraikan penjabaran program dan bagian keempat memberikan

salah satu contoh satuan persiapan (SP).

Bab V berisi kesimpulan dan saran.

Page 31: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

BAB II

POKOK-POKOK EVANGELISASI DAN TANTANGANNYA

Dalam bab I pada latar belakang penulisan skripsi, telah dipaparkan

mengenai keprihatinan penulis terhadap kaum awam di wilayah Busur yang

kurang menyadari dan menghayati dirinya yang telah dipanggil dan diutus untuk

mewartakan Injil melalui kesaksian hidupnya sehari-hari. Berbagai tantangan

yang dihadapi zaman sekarang juga dapat mempengaruhi sikap mereka terhadap

panggilan dirinya tersebut.

Pada bab II ini penulis memaparkan pokok-pokok evangelisasi dan

tantangannya. Penulis akan membagi bab ini menjadi dua bagian pokok

pembahasan. Bagian pertama memaparkan mengenai pokok-pokok evangelisasi

yang meliputi: sejarah, pengertian, tujuan, isi, bentuk-bentuk pelaksanaan

evangelisasi, manfaat dan pelaksana evangelisasi. Bagian kedua membahas

tantangan evangelisasi yang meliputi: tantangan dari dalam dan luar diri.

Mengenai pembahasan pokok-pokok evangelisasi, penulis mendasarkan

pada dokumen gerejawi tentang Evangelii Nuntiandi yang berisi Imbauan

Apostolik Bapa Suci Paulus VI tentang Karya Pewartaan Injil dalam Zaman

Modern. Penulis memilih dokumen ini karena dokumen ini sangat penting dan

tetap relevan dalam pewartaan Injil dalam menghadapi tantangan zaman sekarang.

Selain itu juga didukung dengan ensiklik tentang Redemptoris Missio dan

dokumen-dokumen lainnya serta pandangan dari para ahli.

Page 32: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

12

A. Pokok-pokok Evangelisasi

1. Sejarah Evangelisasi

Yesus Kristus adalah pewarta Injil sekaligus juga pelaksana untuk mencapai

Kerajaan Allah yakni keadilan, cinta kasih, kedamaian, persaudaraan dan

kerukunan. Ia mewartakan Kerajaan Allah kepada seluruh penjuru dunia terutama

kepada kaum miskin (EN art. 6). Oleh sebab itu, pewartaan menjadi prioritas

utama dari tugas perutusan Gereja. Ia tidak pernah meninggikan diriNya namun Ia

justru merendahkan diri dan bergaul bersama semua orang dan memberitakan

Kabar Baik pada mereka. Kaum miskin merupakan orang-orang yang menderita

dan tersingkirkan dari kehidupan dunia pada umumnya dan Yesus memandang

mereka inilah yang penting dan mendesak untuk memperoleh warta gembira

dariNya. Sebab Ia sendiri adalah Sabda yang telah diutus menyampaikan kabar

gembira bagi seluruh umat manusia, bukan hanya melalui kata-kata melainkan

juga melalui kesaksian hidupNya (DV art. 4).

Yesus sendiri sebagai Kabar Baik dari Allah merupakan penginjil pertama

dan terbesar. Ia sangat sempurna bahkan bersedia mengurbankan hidup

duniawiNya (EN art. 7). Sebagai pewarta kabar baik, Ia sendiri menjadi Kabar

Baik bagi orang-orang yang dijumpaiNya, dengan sengsara dan wafatNya di kayu

salib Ia menyatakan betapa besar cintaNya pada kita. Sebagai pewarta Kabar

Gembira Ia terlebih dahulu menghayati dan mempraktekkan dalam hidup

konkretNya dengan mencintai dan mengasihi manusia.

Sebagai seorang pewarta Injil, Kristus pertama-tama mewartakan Kerajaan

Allah (EN art. 8) yang meliputi kerajaan keadilan, kedamaian, persaudaraan,

Page 33: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

13

kerukunan dan cinta kasih. Sebagai poros dan pusat Kabar BaikNya Kristus

mewartakan pembebasan dari dosa dan kejahatan (EN art. 9). Pembebasan untuk

zaman sekarang ini menyangkut pembebasan dari penyakit-penyakit masyarakat

antara lain: perjudian, perkelahian, mabuk-mabukan, minum-minuman keras,

obat-obat terlarang, perkosaan, perselingkuhan, perampokan/pencurian,

penindasan, pembunuhan dan lain sebagainya yang seringkali membelenggu umat

manusia. Ia ingin agar semua orang dengan bebas mengenal dan mengasihi Allah,

sebab kerajaan dan keselamatan dalam pewartaan InjilNya tersedia bagi setiap

manusia sebagai rahmat dan belas kasih Allah. Pewartaan Injil bukan hanya untuk

umat Kristiani semata, melainkan juga bagi seluruh umat manusia. Oleh karena

itu, untuk memperoleh kerajaan dan keselamatan itu tidak mudah tetapi melalui

jerih payah dan penderitaan bahkan kita harus mampu menyangkal diri, memikul

salib dan juga melalui pembaharuan batin yang menyeluruh yakni perubahan

pikiran dan hati yang mendalam (EN art. 10).

Kisah penciptaan merupakan sejarah keselamatan Allah terhadap manusia

yang memuncak dalam diri Yesus Kristus (Kompendium art. 51), sehingga kita

dapat mengenal karyaNya yang besar hingga sekarang ini. Sebab dunia diciptakan

bagi kemuliaan Allah yang ingin menunjukkan dan mengkomunikasikan

kebaikan, kebenaran dan keindahanNya (Kompendium art. 53). Oleh karena itu

Allah menghendaki agar seluruh umat manusia mendiami seluruh muka bumi

(Kis 17:26) sebab mereka semua dipanggil untuk satu tujuan yang sama yakni

Allah. Allah adalah cinta kasih yang menyelamatkan dan membawa manusia pada

sikap persaudaraan (GS art. 24).

Page 34: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

14

Yesus Kristus melaksanakan pewartaan tentang Kerajaan Allah melalui

kotbah yang tak kenal lelah (EN art. 11), dengan kata-kata dan perbuatan; tanda-

tanda dan mukjizat-mukjizat; lebih-lebih lagi dengan wafat dan kebangkitanNya

serta dengan mengutus Roh Kebenaran (EN art. 12) yang kemudian ditanggapi

dan dihayati oleh mereka yang dengan tulus mendengarkan dan menerima Kabar

Baik yang diwartakanNya. Merekapun berkumpul untuk bersama-sama mencari

Kerajaan dan membangunnya serta menghayatinya dalam iman (EN art. 13). Hal

ini mau menyatakan kepada kita bahwa Yesus Kristus senantiasa menyertai kita

dalam segala hal, dalam sikap dan perbuatan kita maupun dalam tutur kata.

Dengan demikian hendaknya kehadiran kita membawa dampak positif bagi orang

lain.

Sabda dan kebenaran akan Yesus Kristus dilanjutkan oleh para rasul dengan

semangat yang berkobar-kobar (Kompendium art. 80). Hal ini disadari para rasul

sebagai tugas yang sangat mulia dan mereka percaya Allah senantiasa menyertai

mereka dalam tugas pewartaan tersebut. Setiap orang yang mau mendengarkan

dan menanggapi positif pewartaan Injil telah menghayati iman dalam dirinya,

sehingga dengan penuh kesadaran merekapun mengambil bagian dalam karya

pewartaan tersebut.

Menurut Sugiri (1994:12) kata evangelisasi ini berasal dari sejarah kuno,

dimana seorang budak dipilih untuk membawa kabar gembira kepada penguasa

mengenai kemenangan di dalam peperangan. Ketika ia datang menyampaikan

kabar gembira bagi sang penguasa maka ia dianugerahi kebebasan menjadi orang

yang “merdeka”. Oleh karena itu, ia berlari dengan kencang sambil menari-nari

Page 35: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

15

penuh kegembiraan karena kabar gembira yang dibawanya menghasilkan

kebebasan bagi dirinya.

Bertolak dari sejarah tersebut, kaum awam sebagai orang-orang Kristiani

yang dipanggil dan diutus untuk mewartakan Kabar Gembira Kristus serta

kemenanganNya atas dosa dan maut, seharusnya mampu berbuat seperti yang

dilakukan oleh sang budak tadi. Hendaknya kaum awam dengan semangat yang

berkobar-kobar mewartakan Kabar Gembira kepada seluruh dunia. Sebab

kemenanganNya itulah yang telah membebaskan umat manusia dari dosa dan

menjadikan mereka sebagai anak-anak Allah. Kenyataan akan panggilan setiap

umat Kristiani itu melahirkan istilah evangelisasi (Sugiri, 1994:12).

Oleh karena itu, Gereja yang di dalamnya terdapat banyak anggota termasuk

kaum awam pada hakikatnya lahir sebagai kelanjutan dari gerak hati Allah yang

berbelas kasih kepada manusia (Darminta, 1997:51). Gerejapun menyadari tugas

ini amat mendesak untuk zaman sekarang mengingat situasi zaman yang terus

berkembang, sehingga dengan senang hati Gereja menanggapi dan mengambil

bagian dalam karya misioner tersebut di tengah dunia, sebab Gereja dalam setiap

zaman berfungsi mengarahkan pandangan manusia, menjuruskan kesadaran dan

pengalaman manusia kepada misteri Kristus (RM art. 4) karena seringkali

manusia bertindak dan berprilaku berdasarkan kehendak mereka sendiri dan

mengabaikan kehendak Allah, sehingga mereka berusaha keras membentuk dunia

bukan lagi sesuai kehendak Allah melainkan sesuai kehendak mereka sendiri.

Gereja menyadari bahwa kehadirannya di tengah dunia merupakan

kehendak Allah untuk “mewartakan Injil yakni untuk berkotbah dan mengajar,

Page 36: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

16

menjadi saluran kurnia rahmat, untuk mendamaikan para pendosa dengan Allah

dan untuk mengabdikan kurban Kristus di dalam Misa, yang merupakan kenangan

akan kematian dan kebangkitanNya yang mulia (EN art. 14)”. Melalui teladanNya

Yesus Kristus telah mewariskan tugas pewartaan Injil tersebut kepada kita sebagai

Umat Allah yang tergabung dalam baptisan menjadi anggota Gereja. Sebab Allah

sungguh menghendaki agar manusia diselamatkan dan memperoleh pengetahuan

akan kebenaran serta beroleh hidup kekal. PutraNya yang Tunggal diutus ke dunia

untuk menyelamatkan, bukan untuk menghakimi (bdk. 1Tim 2:4; Yoh 3:16-17).

Oleh karena pengetahuan akan kebenaran itulah Yesus Kristus harus diwartakan

agar semua orang diselamatkan. Hal ini sesuai dengan perintahNya dalam Matius

28:19 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah

mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.

Dari pemaparan di atas, tampak bahwa sejarah evangelisasi itu berawal dari

tindakan Allah yang menyingkapkan tentang diriNya sendiri melalui Yesus

Kristus yang menyampaikan ajaran cinta kasih melalui kata-kata dan tindakan

konkretNya. Penderitaan dan wafatNya di Kayu Salib menunjukkan betapa besar

cinta kasihNya terhadap manusia, sehingga pantas menjadi bahan permenungan

bagi kaum awam yang sekaligus adalah anggota Gereja yang telah dipanggil dan

diutus. Pewartaan akan kebenaran inilah yang kemudian dilanjutkan oleh para

rasul dan seterusnya hingga sekarang kita dapat mengenal Allah dan

menanggapinya dengan bebas dalam iman. Pewartaan awal yang dimulai oleh

Yesus Kristus memiliki peranan penting dan tidak tergantikan karena

memperkenalkan umat manusia ke dalam misteri cinta kasih Allah yang

Page 37: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

17

memanggil manusia untuk menjalin hubungan pribadi dengan diriNya di dalam

Kristus (RM art. 44). Oleh karena itu, hendaknya kaum awam sebagai anggota

Gereja secara sadar dan bertanggungjawab meneruskan karya pewartaan Injil

yang telah dimulai oleh Yesus Kristus sekaligus ambil bagian dalam

perutusanNya.

2. Pengertian Evangelisasi

Paus Paulus VI menegaskan bahwa evangelisasi berarti membawa Kabar

Baik kepada segala tingkat kemanusiaan dan melalui pengaruh Injil mengubah

umat manusia dari dalam dan membuatnya menjadi baru. Artinya seseorang yang

menerima Kabar Baik ini pertama-tama akan mengalami kebahagiaan dalam

hidupnya. Mereka juga mengalami pembaharuan dalam dirinya, baik sikap atau

tindakan, kata-kata maupun perubahan batinnya menjadi lebih peka akan

kehidupan di sekitarnya, sehingga dengan mudah ia mendengarkan bisikan-

bisikan Sabda yang ia terima (EN art. 18). Dalam hal ini, evangelisasi bukan

hanya sekedar kata-kata saja melainkan juga peresapan akan nilai-nilai Injil dalam

kehidupannya sehari-hari, sehingga semakin memperkokoh iman agar semakin

mengakar, kokoh dan kuat.

Dalam sidang FABC I di Taipei art. 25 ditekankan bahwa evangelisasi

merupakan suatu pelaksanaan tugas Gereja untuk mewartakan Injil Tuhan melalui

sabda dan kesaksian. Sabda dan kesaksian zaman sekarang ini sangat relevan

dalam pewartaan karena orang-orang lebih membutuhkan tindakan konkret

daripada kata-kata. Tindakan konkret melalui teladan hidup, antara lain dengan

Page 38: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

18

sikap peduli terhadap sesama terutama yang miskin, menderita dan tersingkir,

menghargai dan menghormati, mencintai dan mengasihi orang lain. Sedangkan

menurut Sugiri (1995:13) evangelisasi merupakan suatu proses kegiatan

pewartaan Kabar Gembira yang dilakukan secara terus-menerus oleh para

penginjil baik dalam kata-kata, sikap maupun teladan hidupnya. Sebab penginjilan

bukan suatu kegiatan yang diprogramkan dan dilaksanakan sekali saja, melainkan

suatu kegiatan yang terjadi terus-menerus melalui proses kehidupan seseorang di

dunia ini.

Evangelisasi dipahami juga sebagai suatu “kegiatan mewartakan Yesus

Kristus kepada mereka yang belum mengenalnya, berkotbah, memberikan

katekese, baptis dan sakramen-sakramen lainnya”. Melalui kegiatan-kegiatan

pengajaran seperti inilah penginjil berusaha memperkenalkan Yesus Kristus dan

karya penebusanNya bagi umat manusia dan biasanya pewartaan ini akan

diberikan kepada umat Kristiani saja (EN art. 17). Hal ini mau menyatakan

kepada kita bahwa pada dasarnya evangelisasi merupakan suatu proses di mana

seorang pewarta yang diberi rahmat pengutusan berusaha untuk memperkenalkan

Allah kepada orang-orang yang belum percaya dan diselamatkan. Sebab Gereja

sendiri telah mendapat tugas khusus tersebut untuk membawa seluruh lapisan

manusia pada keselamatan.

Selain itu, Sugiri (1994:52) kembali menyatakan bahwa evangelisasi

merupakan suatu proses yang menentukan perkembangan iman seseorang. Sebab

dalam proses evangelisasi ia mengalami perjumpaan dengan Allah dalam

pengalaman hidupnya dan semakin merasakan cinta kasihNya. Kebanyakan orang

Page 39: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

19

Kristiani adalah baptis bayi maka perlu diberi pemahaman lebih mendalam akan

pentingnya penghayatan iman, sehingga melalui pengalaman perjumpaan itu

imannya semakin tumbuh dan berkembang, sehingga ia semakin bersemangat

untuk bersaksi atas imannya.

Dalam membagikan pengalaman iman pada orang lain perlu bagi kita untuk

menaruh perhatian pada pentingnya komunikasi karena melalui komunikasi yang

baik kita dapat saling meneguhkan satu sama lain. Melalui sharing pengalaman

hidup sehari-hari kita dapat secara bersama-sama memaknai pengalaman hidup

kita dan membawanya pada terang Injil, sehingga kita akan senantiasa siap

menghadapi berbagai tantangan hidup yang ada di hadapan kita. Oleh karena itu,

mari membangun relasi dan komunikasi yang baik dengan Allah melalui sesama.

Evangelisasi merupakan suatu proses pertobatan dan penyelamatan terhadap

manusia karena dalam evangelisasi manusia diajak untuk mencari dan

menemukan Allah melalui pengalaman hidupnya. Yesus sendiri mengalami

pertemuan secara mendalam dengan Allah, sehingga Iapun dengan senang hati

memberitakan Injil kemanapun, seperti tertulis dalam Luk. 4:43 "Juga di kota-kota

lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus".

Pernyataan ini merumuskan misi perutusan Yesus Kristus yang telah diutus untuk

menyampaikan Kabar Gembira ke seluruh penjuru dunia. Melalui PutraNya, Allah

menawarkan kepada manusia cinta, keselamatan dan pembebasan dari segala hal

yang dapat memperbudak manusia dalam kehidupan palsu. Setiap orang

menanggapi tawaran keselamatan Ilahi dengan iman, kemudian meneruskan pada

Page 40: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

20

sesama dalam kehidupannya supaya semakin banyak orang mengalami cintakasih

Allah.

Dari sekian banyak pemaparan tentang pengertian evangelisasi di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa evangelisasi merupakan suatu pewartaan atau kegiatan

menyampaikan Kabar Gembira kepada seluruh lapisan umat manusia, baik yang

beragama Katolik maupun non Katolik, yang berkulit putih atau hitam, yang

berambut lurus ataupun keriting. Intinya mewartakan kabar gembira tidak

memandang siapa manusianya melainkan bagaimana upaya menyelamatkan

manusia tersebut, sehingga orang yang mewartakan dan menerima pewartaan

dapat mengalami pertobatan dalam dirinya dan menjadi manusia baru bukan saja

dalam sikap dan tindakannya tetapi juga pola pikirnya.

3. Tujuan Evangelisasi

Kenyataan hidup zaman sekarang menunjukkan bahwa kebanyakan orang,

baik yang beragama Katolik maupun non Katolik mengira bahwa evangelisasi

merupakan suatu program atau kegiatan yang direncanakan untuk

“mengkristenkan” seseorang menjadi anggota Gereja dengan cara membaptis

mereka. Pemahaman ini merupakan pemahaman yang keliru dan perlu diluruskan,

sehingga menggerakkan saya untuk mempelajari dan mendalami ensiklik

Evangelii Nuntiandi tentang pewartaan Injil di zaman modern ini. Dalam EN art.

9 dikatakan bahwa pewartaan Injil merupakan suatu upaya pembebasan dari setiap

hal yang menindas manusia. Pembebasan artinya melepaskan manusia dari dosa

dan kejahatan yang membelenggu, antara lain membebaskan dari kemiskinan,

Page 41: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

21

penderitaan, kesedihan, ketidakadilan, kesombongan, kemunafikan, konflik dan

percekcokan. Santo Paulus menegaskan dalam suratnya kepada umat Korintus

“sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan

Injil; dan itu pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan

menjadi sia-sia” (1 Kor 1:17).

Dalam EN art. 18 dikatakan bahwa yang menjadi tujuan dari evangelisasi

adalah perubahan batin. Artinya seseorang diharapkan memiliki suatu perubahan

atau perkembangan cara pandang yang baru dalam kehidupannya, ia tidak lagi

menggunakan pandangan-pandangan lama yang dapat membekukan hati

nuraninya ketika melihat penderitaan, ketidakadilan dan penindasan yang dialami

orang-orang di sekitarnya. Dengan mengalami perubahan batin, seseorang

menjadi lebih peka dan peduli terhadap sesama yang dijumpainya. Dengan rendah

hati ia tergerak untuk menolong mereka, sehingga merekapun mengalami

perkembangan dan perubahan diri serta semakin mengalami kegembiraan dalam

hidupnya.

Jika evangelisasi dikatakan sebagai suatu proses pewartaan Kabar Gembira,

maka harapan dari pewartaan ini adalah agar orang-orang sungguh mengalami dan

merasakan kegembiraan dalam hidupnya. Dengan demikian merekapun mampu

menyebarkan kegembiraan itu pada sesama di sekitarnya. Evangelisasi juga

bertujuan demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan yakni

kerajaan keadilan, cintakasih, persaudaraan dan kebahagiaan.

EN art. 9 menegaskan bahwa “sebagai poros dan pusat Kabar BaikNya

Kristus mewartakan penebusan… hal ini merupakan pembebasan dari setiap hal

Page 42: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

22

yang menindas manusia tapi lebih-lebih pembebasan dari dosa dan kejahatan”.

Dengan demikian kehadiran Tuhan sungguh dirasakan dan dialami dalam

hidupnya. Sebab kerajaan dan keselamatan merupakan kata-kata kunci dalam

pewartaan injil Yesus Kristus (EN art. 10). Dengan mengalami kegembiraan dan

kebahagiaan, mereka akan hidup dengan penuh damai dan rukun antara satu

dengan yang lainnya dalam hidup berkeluarga maupun bermasyarakat. Dengan

demikian akan terwujud nilai-nilai Kerajaan Allah yang menjadi tujuan dan

harapan bersama untuk mencapai kebahagiaan sejati.

Sugiri (1994:3) menyatakan bahwa tujuan dari evangelisasi adalah

pertobatan. Pertobatan di sini bukan sekedar berkotbah dan ceramah untuk

mengajak orang lain bertobat dan harus masuk agama Katolik melainkan

pertobatan yang dilakukan seseorang melalui perbuatan baiknya dalam proses

kehidupannya sehari-hari.

Melalui evangelisasi diharapkan agar umat manusia semakin mengalami

kasih persaudaraan satu dengan yang lainnya, memiliki sikap mengampuni,

berjiwa penolong, mementingkan kepentingan orang lain di atas kepentingannya

sendiri dan mencintai serta mengasihi sesama dalam kasih yang menyatukan

yakni kasih Allah yang tanpa batas (EN art. 28). Dengan demikian sesungguhnya

evangelisasi bertujuan menciptakan “dunia baru” yang mampu menjadi tempat

yang damai dan menyenangkan bagi umat manusia, sehingga dengan penuh

kesadaran dan tanggungjawab setiap orang mensyukuri kebaikan Allah dengan

caranya masing-masing sesuai dengan iman dan kepercayaannya. Umat manusia

Page 43: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

23

senantiasa hidup damai, rukun dan harmonis secara berdampingan dengan

berbagai perbedaan yang ada di antara kehidupan mereka.

Sebab Kerajaan Allah yang diwartakan bukan hanya diperuntukkan bagi

sebagian orang saja, melainkan bagi semua orang terutama kepada orang-orang

miskin (Luk 4:18). Sebab Yesus Kristus tidak pernah meninggalkan mereka

dalam kemiskinannya seorang diri tetapi Ia datang dan bergaul bersama mereka

dan turut merasakan penderitaan mereka. Yesus memandang murid-muridNya dan

berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya

Kerajaan Allah” (Luk. 6:20). Ia tidak hanya berkata-kata saja, melainkan Ia

sendiri datang dan mendekati mereka serta bersantap bersama-sama dengan

mereka dan menjadikan mereka sebagai saudara dan sahabat (Luk. 7:34).

KehadiranNya di tengah mereka membuat mereka merasa dicintai dan dikasihi

Allah (RM art.14). Dengan demikian Kerajaan Allah itu secara perlahan-lahan

tumbuh dalam diri setiap pribadi yang menerima dan mengalaminya, sehingga

mereka dapat belajar saling mencintai, mengampuni dan melayani satu sama lain.

Sebab Yesus sendiri meminta supaya kita saling mengasihi dan mengampuni

sama seperti Ia telah mengasihi dan mengampuni kita yang dibuktikan dalam

peristiwa paskah (RM art. 15). Dengan mencintai kitapun dicintai, mengasihi kita

dikasihi, memberi kita mendapatkan dan mengampuni maka kita akan diampuni.

Berdasarkan pemaparan di atas maka evangelisasi dapat dilakukan kepada

siapa saja dan dengan agama manapun juga sebab sasaran utamanya adalah untuk

mempertobatkan orang yang bersangkutan bukan “mengkristenkan”. Bila

evangelisasi dilakukan kepada umat Islam, maka diharapkan ia menjadi umat

Page 44: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

24

Islam yang taat melaksanakan ajaran agamanya, begitu pula terhadap agama

lainnya. Maka, tujuan utama evangelisasi adalah pertobatan yang membawa

seseorang mampu menghayati iman dalam hidupnya sesuai dengan agama yang

dianutnya. Oleh karena itu, hendaklah evangelisai dilakukan seimbang antara

kata-kata dan perbuatan sebagai dasar bagi orang lain untuk mempercayainya.

4. Isi Evangelisasi

Mewartakan Injil pertama-tama berarti memberikan kesaksian dalam hidup

secara sederhana dan langsung mengenai Allah yang diwahyukan oleh Yesus

Kristus dalam Roh Kudus (EN art. 26). Allah yang diwartakan tidak terlepas dari

kesaksian hidup kita sehari-hari dalam keluarga, masyarakat dan dimanapun kita

berada. Dengan demikian cinta kasih Allah semakin nyata dalam tindakan dan

perbuatan kita terhadap sesama. Dengan mencintai dan mengasihi sesama, Allah

hadir bagi kita sehingga satu dengan yang lainnya adalah saudara.

Pewartaan Injil akan semakin jelas bila memuat tentang Yesus Kristus,

Putra Allah yang menjadi manusia, wafat dan bangkit dari kematian demi

menebus dosa manusia. Penebusan tersebut ditawarkan kepada segala manusia

sebagai suatu kurnia rahmat dan belas kasih Allah (EN art. 27). Dalam RM art. 5

menegaskan tentang karya, sabda dan paskahNya sebagai suatu kesaksian konkret

yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus selama hidupNya, yang banyak

memberikan penyembuhan baik rohani maupun jasmani bagi banyak orang. Sebab

sabda adalah “terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang

Page 45: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

25

datang ke dalam dunia” (Yoh 1:9). Oleh karena itu evangelisasi hendaknya

mencakup pewartaan tentang:

… harapan akan janji-janji yang dibuat oleh Allah dalam Perjanjian Baru dalam Yesus Kristus, pewartaan tentang kasih Allah kepada kita dan kasih kita kepada Allah. Evangelisasi juga mencakup pewartaan tentang kasih persaudaraan terhadap semua orang, kemampuan untuk memberikan dan mengampuni, penyangkalan diri, membantu saudara dan saudari, yang berasal dari kasih kepada Allah. Merupakan benih Injil. Begitu pula pewartaan misteri kejahatan dan usaha mencari kebaikan secara aktif termasuk dalam evangelisasi. Dan yang selalu mendesak pura pewartaan mengenai mencari Allah sendiri melalui doa, yang secara prinsipial berupa penyembahan dan ucapan syukur, tapi juga melalui kesatuan dengan Allah, yaitu Gereja Yesus Kristus… Penghayatan sakramen-sakramen justru untuk melengkapi evangelisasi (EN art. 28). Kerajaan Allah yang menjadi tujuan dari evangelisasi secara perlahan-lahan

tumbuh dan berkembang dalam diri setiap pribadi manusia, sehingga secara tidak

langsung merekapun akan belajar mencintai, mengasihi, mengampuni dan

melayani satu sama lain. Sebab Allah telah terlebih dahulu mengasihi dan

mencintai umatNya, maka sudah sepantasnyalah kita memberikan cintakasih

kepadaNya melalui sesama. Kasih Yesus yang begitu besar Ia ungkapkan dalam

keputusanNya yakni menyerahkan hidup bagi sahabat-sahabatNya (Yoh. 15:13),

yang merupakan wujud dari cinta Bapa kepada dunia dengan menyerahkan

PutraNya yang tunggal (Yoh. 3:16).

Kaum awam perlu menyadari bahwa pewartaan Injil tidak hanya bersifat

keagamaan semata melainkan juga bersifat duniawi. Sebab Gereja tidak

membatasi perutusannya pada bidang keagamaan dan memisahkan diri dari

persoalan duniawi, tetapi bagaimana suatu pesan yang disampaikan dapat

menyentuh hidup manusia secara keseluruhan (EN art. 34). Oleh karena itu perlu

adanya interaksi secara terus-menerus antara Injil dan hidup manusia yang

Page 46: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

26

konkrit, baik dalam kehidupan pribadi maupun hidup sosialnya (EN art. 29).

Sebab Ia menyelamatkan manusia bukan satu per satu melainkan umat manusia

seluruhnya (GS art. 32). Untuk mewartakan Injil zaman sekarang, hendaknya

kaum awam sungguh menyadari dan menghayati panggilan dan perutusannya

dengan sepenuh hati serta menanggapi dalam iman dan mewujudnyatakan dalam

sikap dan perbuatannya, agar pewartaannya sungguh menyentuh hidup pribadinya

sehingga berpengaruh positif bagi orang yang dijumpai.

“Gereja…mempunyai kewajiban untuk mewartakan pembebasan jutaan

umat manusia,…mempunyai tugas membantu lahirnya pembebasan (EN. Art.

30)”, pembebasan manusia zaman sekarang ini adalah bebas dari penyakit kronis

masyarakat zaman sekarang seperti: mabuk-mabukan, perkelahian,

perselingkuhan, perjudian, perampokan, pemerkosaan, pergaulan bebas,

kemalasan, kemiskinan, buta huruf, ketidakadilan terutama dalam bidang ekonomi

dan kebudayaan dan pelanggaran HAM. Manusia juga hendak dibebaskan dari

sikap materialisme yang memandang bahwa kesejahteraan itu terletak pada materi

belaka (EN art. 32). Pembebasan itu juga termasuk keterbukaan terhadap yang

mutlak, bahkan terhadap yang Ilahi yang Mutlak (EN art. 33) dan kebebasan

untuk menanggapi Allah karena manusia diberi kebebasan untuk menjawab dan

menanggapi Allah dalam hidupnya.

“Gereja berpendapat…pentingnya membangun struktur-struktur yang lebih

manusiawi, lebih adil, lebih menghormati hak-hak pribadi dan tidak begitu

menekan dan tidak begitu memperbudak (EN art. 36)”. Pertobatan hati dan

pandangan juga menjadi harapan Gereja, sebab seringkali ketidakadilan itu

Page 47: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

27

muncul dari hati yang tidak manusiawi. Gereja tidak dapat menerima kekerasan

(EN art. 37). Sebab pembebasan yang dimaksudkan adalah pembebasan yang

memerdekakan manusia dari penderitaan. Kekerasan sendiri tidak sesuai dengan

Injil dan bukan sesuatu yang bersifat Kristiani. Kebebasan menurut Injil yakni

kedamaian, kerukunan, keharmonisan dan persaudaraan serta pentingnya

menerima pengajaran iman dan pengalaman konkret dalam hidup kita sebagai

umat beriman. Pembebasan yang diwartakan oleh evangelisasi dan disiapkannya

adalah pembebasan yang diwartakan oleh Kristus sendiri dan diberikanNya

kepada manusia dengan pengorbananNya (EN art. 38). Kebebasan agama

menduduki tempat yang utama (EN art. 39) karena hidup beragama merupakan

urusan pribadi seseorang yang mau menjalin relasi dengan Tuhan. Maka dalam

hal ini tidak dianjurkan adanya paksaan dari pihak manapun untuk merekrut

seseorang dan memaksanya memilih suatu agama. Yang paling penting adalah

mewartakan tentang pembebasan sejati yang telah menyelamatkan dan

membebaskan kita dari belenggu dosa yakni Kristus.

Dengan demikian yang paling utama dan pertama dipikirkan oleh kaum

awam sebagai pewarta Injil di tengah dunia adalah memberikan kesaksian

mengenai cinta kasih Allah pada sesama. Hendaknya kesaksian yang diwartakan

mengikuti teladan Yesus Kristus dengan memberikan cinta kasih yang tulus pada

sesama, peka dan peduli terhadap penderitaan orang lain, mau menolong dan

mengasihi mereka seperti kita mengasihi diri sendiri. Dengan demikian kita telah

menyelamatkan diri sendiri dan orang lain untuk hidup dalam Kerajaan Allah.

Page 48: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

28

5. Bentuk-bentuk Pelaksanaan Evangelisasi

Evangelisasi zaman sekarang dapat kita lakukan melalui kesaksian hidup

suci, hidup seturut teladan Yesus Kristus dengan mencintai dan mengasihi orang

lain. Kesaksian hidup sebagai umat Kristiani, penyerahan diri secara penuh pada

Allah, membentuk persekutuan yang kuat, kokoh dan semangat yang berkobar-

kobar sangat relevan untuk pewartaan Injil zaman sekarang (EN art. 41). Sebab

pewartaan yang dilakukan melalui kesaksian hidup akan lebih menyentuh hati

setiap orang. Terlebih hidup zaman sekarang orang lebih senang mendengarkan

kesaksian yang menunjukkan suatu fakta daripada kata-kata yang tidak sesuai

dengan tindakan. Namun bukan berarti kata-kata menjadi tidak penting dalam

pewartaan, melainkan suatu kegiatan yang harus dijalankan dengan seimbang.

Artinya kita berbicara tentang kebenaran Kabar Gembira yang dapat dilihat dalam

sikap dan tindakan kita (EN art. 42). Maka kesaksian hidup suci menjadi sarana

utama bagi penginjil yaitu tindakan konkret dari sikap dan tindakan seseorang

yang mencerminkan nilai-nilai Injil dalam hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu,

kaum awam harus menyadari bahwa evangelisasi melalui sikap dan tingkah laku

yang mencerminkan diri sebagai orang beriman, hidup sederhana, setia pada

Kristus dengan mengamalkan cinta kasih, peduli pada sesama, peka terhadap

perkembangan zaman dan kebutuhan orang-orang di sekitar.

Kesaksian hidup suci juga ditekankan oleh Sugiri (Sugiri, 1994:24). Sebab

setiap umat Kristiani terpanggil untuk memberikan kesaksian iman dalam

hidupnya, dengan demikian merekapun akan menjadi pewarta sejati (EN art. 21).

Namun kesaksian hidup suci tidak dapat dijalani kalau dalam diri sendiri tidak

Page 49: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

29

memiliki “semangat”. Sebab semangat yang tertanam dalam diri akan

memberikan inspirasi pada kita untuk selalu berusaha mencari dan menemukan

bentuk-bentuk pewartaan Injil yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan umat

manusia.

Kotbah juga penting dalam pewartaan Injil sebab orang tidak dapat percaya

pada Allah bila tidak mendengarkan tentang Dia. Kotbah ini dapat kita artikan

sebagai komunikasi dari pihak pewarta kepada orang lain. Ia berusaha

menyampaikan Kabar Gembira dengan berkata-kata agar pesan Injil tersebut

dapat sampai dengan baik ( EN art. 42), dengan berusaha memanfaatkan situasi-

situasi dan kejadian-kejadian yang terjadi di masyarakat sekitar sebagai bahan

renungan dalam liturgi sabda. Pesan Injil disampaikan secara sederhana, jelas,

langsung, selaras dengan kebutuhan manusia pada zamannya, bersumber pada

ajaran Injil dan setia pada Kuasa Mengajar Gereja. Kotbah seperti ini akan sangat

bermanfaat bagi mereka dalam membuka hati menuju pertobatan dan juga

menggerakkan mereka untuk meneruskannya (EN art. 43). Dengan mengikuti dan

menghayati Perayaan Ekaristi kita semakin dikuatkan dan diteguhkan iman akan

Yesus Kristus melalui homili yang menyentuh situasi konkret kita dan pada

persatuan umat Allah dalam persekutuannya serta persatuan dengan Allah melalui

Tubuh Kristus (hosti). Sebab iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran

oleh firman Kristus (Rm. 10:17).

Bentuk evangelisasi lainnya adalah katekese. Katekese dapat membantu

membentuk pola hidup Kristiani yakni hidup seturut teladan Yesus Kristus yang

mencerminkan cinta kasih, kesetiaan, kesabaran dan kepedulian. Katekese akan

Page 50: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

30

berhasil bila metodenya disesuaikan dengan usia, kebudayaan dan sikap-sikap

pribadi yang bersangkutan. Katekese ini dapat dilakukan oleh katekis di paroki,

guru-guru di sekolah dan juga orang tua di rumah dalam keluarga (EN art. 44).

Pendidikan iman baik di gereja-gereja maupun sekolah-sekolah penting

untuk membentuk pola-pola hidup Kristiani khususnya bagi anak-anak dan kaum

muda (EN art. 44). Pendidikan iman dapat pula dilaksanakan dalam keluarga oleh

para orang tua yang mencerminkan pola hidup Kristianinya, sehingga anak-anak

dapat secara langsung meneladaninya. Perlu juga kita sadari bahwa saat ini kita

hidup pada zaman yang ditandai dengan media massa serta sarana-sarana

komunikasi sosial (audiovisual) yang dapat kita manfaatkan dalam mewartakan

Injil agar dapat menjangkau seluruh umat manusia. Perkembangan dan kemajuan

zaman ini dapat kita manfaatkan sebagai sarana untuk mewartakan Kabar

Gembira bagi sesama (EN art.45) yang mana melalui media tersebut kita

mengupayakan suatu metode yang mampu menembus hati nurani setiap orang

yang berusaha kita sapa tersebut.

Juga pentingnya kontak pribadi dengan sesama untuk membantu usaha kita

dalam mewartakan Kabar Gembira seperti yang dilakukan oleh para imam dengan

kesediaannya dalam membantu, membangkitkan semangat, dan memberi teladan

pada umat agar memiliki sikap mau saling tolong-menolong (EN art. 46).

Evangelisasi diharapkan mampu menyentuh kehidupan manusia seutuhnya yakni

melalui sakramen-sakramen yang diterimanya pada saat Perayaan Ekaristi atau

liturgi Sabda (EN art. 47) serta tidak mengabaikan “kesalehan yang merakyat”

yang dapat menimbulkan kesadaran terhadap sifat-sifat Allah yang mendalam

Page 51: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

31

yakni sifat Kebapaan, Penyelenggaraan Ilahi, Kasih dan KehadiranNya yang terus

menerus. Sifat-sifat ini dapat kita terapkan pada sesama dalam kehidupan sehari-

hari melalui kehadiran kita di tengah keluarga dan masyarakat dengan

memancarkan kasih yang membuat mereka merasa tenang, nyaman dan aman,

dewasa dalam berpikir dan bertindak, serta peduli pada mereka yang

membutuhkan. Kita juga memiliki sikap batin yang mampu memberikan

kesejukan bagi orang lain yakni kesabaran, kesadaran akan adanya salib dalam

hidup, sehingga tidak mudah goyah dan patah semangatnya, sikap lepas bebas

dalam arti tidak merasa memiliki beban sekalipun hidup penuh kekurangan tetapi

senantiasa mengandalkan Tuhan dalam kemelut hidup yang dijalani; keterbukaan

terhadap orang lain, mau menerima dan menjadi bagian dari hidup sesamanya.

(EN art. 48).

Evangelisasi juga perlu mengupayakan dialog, baik dialog antar umat

beriman itu sendiri untuk semakin memperluas wawasan dan memperkokoh iman

kepercayaannya maupun dialog antar umat beragama untuk tetap menjalin relasi

dan komunikasi yang baik sebagai upaya untuk mewujudkan penegakkan

keadilan. Dialog dengan kebudayaan dan juga dialog dengan orang-orang miskin

dan terlantar.

6. Manfaat Evangelisasi

Evangelisasi merupakan dukungan untuk memperdalam, memperkokoh dan

memupuk iman kaum beriman agar iman mereka semakin matang dan dewasa

dalam beriman. Evangelisasi juga merupakan upaya untuk selalu memberi

Page 52: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

32

makanan yang cukup pada iman kaum beriman, lebih-lebih melalui katekese yang

bersumber pada nilai-nilai Injil, sehingga setiap orang beriman mengalami

pembaharuan dalam hidupnya secara terus-menerus (EN art. 54).

Evangelisasi dilakukan dengan harapan semua orang dari berbagai suku,

budaya, agama dan bangsa dapat menikmati dan menghayati Kabar Baik dalam

hidup berimannya (EN art. 49). Sebab pewartaan Injil ditujukan pada semua orang

seperti yang dikatakan dalam Injil Mrk. 16:15: “Pergilah ke seluruh dunia,

beritakanlah Injil kepada segala makhluk”.

Dalam EN art. 50 Gereja berseru agar pewarta Injil tidak membelenggu

pewartaan Injil dan membatasinya pada salah satu sektor umat manusia atau

kelompok orang serta kebudayaan tertentu saja. Hal ini sebagai harapan dari

Gereja agar pewartaan Injil dikembangkan secara luas untuk menyelamatkan

orang sepenuhnya. Melalui evangelisasi orang-orang yang kurang mendapat

kebahagiaan dalam hidupnya akan beroleh kebahagiaan sejati. Sebab evangelisasi

mengajarkan pada umat manusia pentingnya sikap saling mengasihi, mencintai

dan memperhatikan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian setiap orang

dapat menikmati kasih Allah dengan bebas tanpa harus meninggalkan jati dirinya

(EN art. 51).

Melalui evangelisasi secara perlahan-lahan manusia diselamatkan dari

pengaruh sikap sekularisme yang mengatakan bahwa dunia dapat menerangkan

tentang dirinya sendiri dan Allah tidak diperlukan serta ateisme yang berpusat

pada manusia sepenuhnya yang menumbuhkembangkan manusia yang konsumtif

(EN art. 55). Melalui evangelisasi diharapkan agar orang-orang beragama yang

Page 53: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

33

semula tidak mau menjalankan agamanya, dapat menjalani kehidupan

beragamanya dengan sepenuh hati dalam kehidupan sehari-hari (EN art. 56).

Banyak manfaat yang diperoleh dalam evangelisasi, baik bagi penerima

maupun pewartanya. Penerima akan mengalami hidup baru, terbuka hati dan

pikirannya untuk mengambil bagian dalam karya penyelamatan kepada sesama

sesuai dengan agama dan budayanya, hidup dalam perbedaan yang menyatukan,

dan menciptakan rasa damai. Pewarta sendiri semakin memupuk iman

kepercayaannya, sehingga semakin kokoh dan kuat serta terus menyiraminya

dengan tindakan konkret seturut teladanNya.

7. Pelaksana Evangelisasi

“…mereka yang telah menerima Kabar Baik dan telah dikumpulkan

olehNya dalam jemaat yang telah ditebus, dapat dan harus meneruskannya dan

menyebarluaskan Injil” (EN art. 13). Sebab tugas untuk mewartakan Injil

merupakan rahmat dan panggilan yang khas bagi Gereja (EN art. 14). Gereja

adalah umat yang dipanggil Allah secara istimewa, sehingga disebut sebagai Umat

terpilih Allah (Iman Katolik, 1996: 332-333). Oleh karena itu, seluruh anggota

Gereja adalah misioner dan karya evangelisasi merupakan salah satu tugas

mendasar dari umat Allah (EN art. 59). Sebab perintah untuk mewartakan Injil

keselamatan diberikan kepada semua orang oleh Kristus melalui perantaraan para

rasul yang merupakan orang-orang pertama yang bekerja dalam tugas perutusan

universal Gereja (RM art. 61).

Page 54: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

34

Gereja tersebar ke seluruh semesta dan merupakan Gereja yang universal,

tanpa batas-batas atau garis-garis pemisah, kecuali yang berasal dari hati dan

pikiran manusia yang penuh dosa (EN art. 61). Walaupun demikian Gereja yang

universal dalam prakteknya menjelma di dalam Gereja-gereja setempat (lokal)

yang terdiri dari manusia tertentu, bahasa, budaya/tradisi tertentu (EN art. 62),

yang mana mereka juga mempunyai tugas yang sama dengan Gereja universal

dalam tugas pewartaan Injil. Keduanya memiliki hubungan yang erat, sehingga

tetap berjalan sesuai dengan rencana Allah. Oleh karena itu seluruh Gereja

dipanggil untuk melakukan evangelisasi yang di dalamnya ada bermacam-macam

tugas yang harus dilaksanakan (EN art. 66).

Dalam ensiklik Evangelisasi Nuntiadi art. 68 dikatakan bahwa:

Dalam kesatuan dengan Pengganti Petrus, para Uskup, yang merupakan pengganti Para Rasul, melalui kuasa tahbisan mereka menerima kewibawaan untuk mengajarkan kebenaran yang diwahyukan dalam Gereja. Mereka adalah guru-guru iman… Mereka adalah pendidik-pendidik Umat Allah dalam iman dan pengkhotbah-pengkhotbah, pada saat yang sama sekaligus juga menjadi pelayan-pelayan Ekaristi dan Sakramen-sakramen lainnya.

Mereka ini telah diberi tugas untuk menjaga dan melindungi Umat Allah termasuk

juga mereka di dalamnya dalam kesatuannya serta juga mengumpulkan Umat

yang tercerai-berai agar senantiasa hidup damai dan rukun dalam kebersamaan.

Adapun kaum religius, mereka menemukan dalam hidup mereka yang terlah

dipersembahkan kepada Allah suatu sarana khusus untuk melakukan evangelisasi

secara efektif (EN art. 69). Mereka dengan sepenuh hati menyerahkan diri dan

hidup mereka pada Allah melalui kesaksian. Kesaksian mereka tunjukan dalam

penyerahan diri yang total dengan menghayati kemiskinan, penyangkalan diri,

Page 55: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

35

kemurnian, ketulusan dan pengurbanan diri dalam ketaatan. Kesaksian mereka ini

sangat berkesan dan memberikan sesuatu yang konkret dalam hidupnya pada

semua orang termasuk mereka yang non Katolikpun dapat menyaksikan dan

merasakan dampak dari karya mereka. Mereka juga senantiasa meneguhkan

sesama melalui keheningan hidup yang mereka jalani dan melalui doa.

Tugas pewartaan ini juga diemban oleh kaum awam sebagai Umat Allah

yang memang menjadi topik utama dalam pembahasan skripsi ini yang ditegaskan

dalam EN art. 70 yaitu:

kaum awam, yang oleh karena panggilan khusus mereka ditempatkan di tengah-tengah dunia dan diberi tugas-tugas duniawi yang sangat beraneka macam, justru karena alasan-alasan yadi tentu melaksanakan suatu bentuk evangelisasi yang sangat khusus… Tugas mereka yang pertama adalah menggunakan setiap kemungkinan kristiani dan penginjilan yang tersembunyi tetapi sudah ada dan aktif dalam urusan-urusan dunia. Bidang mereka di dalam kegiatan evangelisasi ialah dunia politik yang luas dan kompleks, bidang kemasyarakatan dan ekonomi, tapi juga dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan dan seni, kehidupan internasional, bidang media massa. Juga mencakup kenyataan-kenyataan lain yang terbuka bagi evangelisasi, seperti misalnya cintakasih manusiawi, keluarga, pendidikan anak-anak dan kaum remaja, kerja profesional dan penderitaan.

Dunia merupakan tempat bagi kaum awam untuk meneruskan pewartaan Injil

yang diperintahkan Yesus Kristus bagi mereka dalam membangun dan menata

kembali tatanan kehidupan duniawi yang semakin hari semakin porak-poranda.

Keluarga juga memiliki peran penting dalam evangelisasi (EN art. 71). Oleh

karena itu, keluarga Kristiani yang menyadari tugas panggilannya sebagai “Gereja

kecil” akan melaksanakan pewartaan Injil bagi anggota keluarganya, dengan

mencerminkan sikap hidup beriman yang berdasar pada perintah Kristus yaitu

hidup saling mengasihi dan mencintai; mendampingi dan melindungi, mengasuh

dengan sabar, bertanggungjawab atas pendidikan iman anak dan memberikan

Page 56: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

36

motivasi. Dengan demikian anak-anakpun akan melakukan hal yang sama

mengikuti teladan orang tuanya, bukan saja dalam keluarga tetapi dalam

kehidupan masyarakatnya.

Kaum muda menjadi pusat perhatian Gereja, karena mereka ini merupakan

generasi penerus gereja yang akan melanjutkan pewartaan Kabar Gembira ke

seluruh dunia. Oleh karena itu, secara khusus dalam EN art. 72 menyebut kaum

muda dan memberikan ruang khusus serta kepercayaan penuh bagi mereka untuk

mengekspresikan diri dalam upaya mewartakan Injil sesuai dengan zamannya.

Namun perlu disadari bahwa pelaksana utama evangelisasi adalah Roh

Kudus, sebab tanpa Roh Kudus tidak mungkin ada evangelisasi (EN art. 75).

Peristiwa Pentakosta menjadi saksi Roh Kudus bekerja atas para rasul yang

setelah menerima pencurahan Roh Kudus memulai perjalanannya ke seluruh

penjuru dunia untuk meneruskan pewartaan tentang Yesus Kristus dan

kebenaranNya.

Di atas telah disebutkan pelaksana-pelaksana evangelisasi, dimulai dari

Uskup dan para pastor, kaum rohaniwan-rohaniwati (religius), kaum awam juga

termasuk di dalamnya adalah para katekis, keluarga-keluarga Kristiani, dan kaum

muda. Namun sesungguhnya tugas mereka sama yakni menghantar semua orang

untuk mencapai Kerajaan Allah yakni keselamatan dan kebenaran akan Yesus

Kristus yang membuat mereka bertobat dan meninggalkan kehidupan lama yang

penuh dosa dan memulai hidup baru. Baru dalam pikiran, sikap dan tindakannya

yang mengarah pada persaudaaran sejati dengan semua orang. Hendaknya para

pelaksana evangelisasi ini bekerjasama dalam mengupayakan dan mencari jalan

Page 57: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

37

untuk mewartakan Injil yang disesuaikan dengan kebutuhan manusia dan

perkembangan zaman agar pewartaannya dapat masuk dalam hati setiap orang

yang dijumpainya (EN art. 73) serta bekerja di bawah naungan Roh Kudus yang

senantiasa dicurahkan oleh Allah bagi mereka dan menyertai mereka selalu tanpa

mereka sadari. Hendaklah dalam diri para penginjil tertanam kasih yang besar

bagi mereka yang menerima pewartaan Injilnya (EN art. 79). Seperti yang tertulis

dalam 1 Tes 2:8, yaitu “dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja

rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan

kamu, karena kamu telah kami kasihi” serta semangat rohani (EN art. 80).

B. Tantangan Evangelisasi

Tantangan merupakan segala sesuatu yang akan dihadapi oleh setiap orang

dalam mengarungi hidupnya di dunia. Menyadari kehidupan yang semakin hari

semakin berkembang dalam banyak hal, kaum awam sebagai pewarta Injil perlu

tanggap dan peka terhadap perubahan zaman agar mereka lebih siap menghadapi

berbagai tantangan yang dapat menghambat perjuangan mereka dalam

mewartakan Injil. Tantangan tersebut tidak hanya datang dari luar diri melainkan

juga dari dalam diri sendiri.

Penulisan skripsi ini akan membahas tantangan-tantangan yang muncul dari

dalam dan luar diri yang dapat menjadi penghambat bagi kaum awam dalam

mewartakan Injil.

Page 58: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

38

1. Tantangan dari dalam Diri

a. Perasaan “Takut” dan “Malu”

Takut dan malu merupakan hal yang hampir dirasakan oleh setiap orang

dalam dirinya. Hal tersebut dapat membawa seseorang pada suatu kebaikan

namun dapat juga menjadi penghambat bagi perkembangan pribadinya. Takut di

sini menjadi penghambat dalam perkembangan iman seseorang untuk semakin

mengenal dan mencintai Allah dengan bebas. Sebagai umat Katolik, seringkali

kita merasa takut untuk mengenal Allah lebih dalam. Terlebih kita sebagai kaum

awam merasa bahwa kita tidak punya pengetahuan dan pengalaman apa-apa yang

dapat kita banggakan sebagai pengikut Yesus Kristus. Kita merasa takut dan malu

karena kita tidak dapat hidup suci seperti para kaum religius. Sebab dalam

pemahaman kaum awam hidup suci adalah hidup membiara seperti suster, bruder,

frater dan pastor. Sikap takut ini seringkali membuat kaum awam tidak melakukan

apa-apa dan hanya berdiam diri saja. Kenyataan ini tentu saja sangat bertentangan

dengan semangat evangelisasi yang dinyatakan secara tegas oleh Paus Paulus VI

dalam EN art. 74 bahwa “… mereka semua yang berkat karisma Roh Kudus dan

berkat mandat Gereja, menjadi penginjil-penginjil sejati agar supaya hidup sesuai

dengan penginjil ini, untuk melakukannya tidak dengan diam karena ragu-ragu

atau takut”. Seruan ini tentu mengingatkan kita, khususnya kaum awam sebagai

pewarta sejati di tengah dunia untuk selalu mengandalkan kekuatan Roh Kudus

yang bekerja dalam diri kita dan bukan merupakan pekerjaan kita sendiri.

Kebanyakan orang zaman sekarang kerapkali diliputi oleh perasaan takut,

tertekan, malu dan cemas menghadapi situasi kehidupan saat ini, walaupun dalam

Page 59: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

39

dirinya memiliki suatu pengharapan (EN art. 1). Hal ini memang sulit, tetapi kita

harus tetap berusaha dan mengandalkan Allah dalam hidup kita untuk melepaskan

perasaan-perasaan tersebut karena rasa takut yang berlebihan akan menjadikan

kita jauh dari Allah. Selain itu, terkadang juga kita merasa gengsi atau malu

mengakui identitas kita sebagai seorang Kristiani di tengah masyarakat karena

takut ditolak.

b. Pandangan Negatif terhadap Dunia

Dalam EN art. 70 menyatakan bahwa kaum awam mendapatkan panggilan

khusus dalam mewartakan Injil di tengah-tengah dunia. Apapun situasi dan

kondisi dunia, itulah yang dihadapi mereka dalam tugas pewartaannya.

Menghadapi kenyataan dunia zaman sekarang tentu kaum awam merasa itu

sebagai suatu tantangan yang amat berat dan sulit untuk dilakukan, namun di sini

pula mereka diuji untuk menemukan cara-cara atau metode yang cocok untuk

menyampaikan Kabar Gembira kepada umat manusia. Sebab pada dasarnya Allah

menciptakan dunia dan segala isinya itu baik. Dari Perjanjian Lama Kej. 1:1-31

kita dapat melihat kisah penciptaan Allah dan pada hari terakhir Allah melihat

semua yang diciptakanNya itu sangat baik, sehingga kita tidak dapat mengatakan

bahwa dunia itu telah merusak moral manusia melainkan manusia yang tidak

dapat mengendalikan dirinya menghadapi pergolakan dunia saat ini. Sebab

mereka terlalu buta untuk melihat kebaikan-kebaikan yang diberikan dunia dan

hanya mengandalkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi hanya untuk

kesenangan semata (RM art. 7).

Page 60: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

40

Seharusnya kita bangga dengan perkembangan dan kemajuan yang dialami

dunia saat ini, karena dengan demikian kitapun dapat memanfaatkan kemajuan

dan perkembangan yang ada sebagai sarana untuk mewartakan Injil di tengah

kekeringan batin manusia saat ini yang disibukkan dengan kegiatan pribadinya.

Kesalahan terbesar kita adalah kurang kreatif dalam menanggapi dan menghadapi

perkembangan zaman. Kurang siapnya kita menghadapi situasi dan perkembangan

ini menjadikan kita seperti seorang hamba yang hanya menunggu barang jadi.

Akibatnya kita malah seringkali menyalahkan keberadaan dunia saat ini dan

menganggap dunia sebagai penghambat bagi kita untuk mencapai kerajaan Allah.

Seringkali dunia dipandang sebagai penghambat untuk mencapai kekudusan

karena adanya anggapan bahwa kekudusan itu hanya akan diperoleh di sekitar

altar melalui kegiatan-kegiatan liturgi dan menggereja. Padahal dunia dapat saja

menjadi jalan dan ungkapan kekudusan. Dunia memang berada dalam perbudakan

dosa tetapi dimerdekakan oleh Kristus yang perlu dikuduskan secara terus-

menerus menurut kehendak dan rencana Allah. Sebab kaum awam sendiri

dipanggil untuk mencari Kerajaan Allah dengan melibatkan diri dalam peristiwa-

peristiwa dan urusan dunia serta menatanya menurut rencana Allah (LG 31).

Allah sendiri memanggil mereka dan menempatkan mereka secara khusus di

tengah-tengah dunia agar mereka dengan segala daya kekuatan dan

kemampuannya menata kembali tatanan dunia dengan kapasitas yang mereka

miliki (EN art. 70), dan Roh Allah yang menggerakkan semua usaha dan

perjuangan umat manusia untuk mencapai kekudusan tersebut.

Page 61: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

41

c. Kaum Awam Menyatakan bahwa Pelaksana Evangelisasi yang Utama

adalah Kaum Religius

Dalam kenyataan hidup zaman sekarang ini, masih banyak umat Kristiani

yang beranggapan bahwa mewartakan Injil merupakan tugas dan tanggungjawab

kaum religius dan orang-orang yang memang bekerja di bidang rohani seperti

katekis paroki, guru-guru agama, prodiakon dan para Pembina Iman saja. Menurut

mereka percaya pada Yesus Kristus dan mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari

minggu saja sudah cukup. Oleh karena itu kaum awam yang tidak memiliki

jabatan dalam gereja tidak mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk

mewartakan Injil (Martasudjita, 2005:14).

Seringkali kekudusan itu dikaitkan dengan kehidupan membiara seperti

yang dijalani oleh kaum religius. Dengan hidup membiara berarti kita telah

menjalankan hidup suci, sehingga kitalah yang pantas mewartakan Injil.

Pemahaman sempit inilah yang kemudian diberikan pada kaum religius. Sebab

bagi mereka kaum religius merupakan orang-orang suci yang mempunyai

kewajiban untuk mewartakan Injil sedangkan kaum awam adalah pendengar.

Pemahaman yang sempit ini juga akan mempersempit ruang gerak kaum awam

dalam tugas pewartaannya di tengah dunia.

Banyaknya pemahaman yang keliru dari kaum awam pada umumnya

tentang pewartaan Injil membuat mereka acuh tak acuh terhadap perkembangan

imannya sendiri dan juga perkembangan iman orang lain. Seringkali mereka juga

menjadikan ketidaktahuan mereka sebagai alasan untuk tidak mewartakan Injil.

Hal ini tentu saja menjadi keprihatinan bagi kita untuk memberikan suatu

Page 62: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

42

pemahaman pokok tentang pewartaan Injil pada umat Kristiani agar mereka

sungguh menyadari dan memahaminya, sehingga mampu memaknai pengalaman

hidupnya dan mengambil bagian dalam pewartaan demi membangun Kerajaan

Allah bagi sesamanya.

2. Tantangan dari Luar Diri

a. Irelevansi Agama dalam Hidup Sehari-hari

Ketidakadilan, kekerasan, perpecahan, perang antar agama, pemerasan,

perampasasan hak, ketidakpedulian antara manusia yang satu dengan yang

lainnya, pemerkosaan dan tindak kekerasan lainnya menjadi fenomena yang tidak

asing lagi dalam kehidupan manusia zaman sekarang. Kenyataan ini tentu saja

menimbulkan pertanyaan bagi setiap orang apakah pentingnya agama dalam

kehidupan zaman sekarang ini? Agama dikatakan sebagai pemersatu umat

manusia, tetapi kenyataannya untuk mempersatukan yang seiman saja sulit

apalagi mempersatukan yang berbeda agama. Agama tidak dapat menjadi tempat

yang damai bagi umatnya karena di dalam persekutuannya tidak dapat lagi

dibangun sikap saling menghargai dan menghormati.

Ketidakadilan menjadi tantangan berat dalam pewartaan kita karena kita

sendiri hendak mewartakan tentang keadilan, kebahagiaan, kedamaian dan

kerukunan. Namun kenyataannya adalah seringnya terjadi ketidakadilan dalam

kehidupan manusia. Oleh karena itu, pentingnya kaum awam mengupayakan

pewartaan tentang keadilan yang bersumber pada cinta kasih Allah untuk

melawan ketidakadilan.

Page 63: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

43

Tidak jarang orang beranggapan bahwa agama untuk kehidupan zaman

sekarang tidak lagi menempati posisi sebagai yang menyelamatkan karena apa

yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Misalnya, walaupun

sering berdoa dan terlibat dalam kegiatan gereja namun tetap saja hidupnya

menderita dan serba kekurangan. Agama menjadi sumber ketakutan dan

kecemasan karena di dalam persekutuannya sering terjadi ketidakadilan,

kekerasan, kemunafikan, dan kecenderungan menghakimi orang lain. Terkadang

agama menjadi hal yang ritual saja, yang penting hari Minggu ke gereja.

b. Hedonisme

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan,

kenikmatan dan materi adalah tujuan utama dalam hidup ini

(http://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme). Zaman ini kebanyakan orang

berpandangan bahwa hidup hanya satu kali dan harus dinikmati dengan sebaik-

baiknya, dengan hidup sebebas-bebasnya dan berfoya-foya yang terpenting adalah

dirinya senang. Dalam kehidupan zaman sekarang, tidak jarang kaum awampun

menganut paham hedonisme. Hal itu nampak dalam kehidupannya sehari-hari

yang bekerja siang dan malam, terkadang mengabaikan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Bahkan, walau telah berkelimpahan sekalipun mereka tetap

bekerja tanpa batas waktu untuk terus mengumpulkan uang demi memenuhi

kebutuhan yang tak terbatas tersebut. Seringkali karena kesibukan bekerja mereka

mengabaikan urusan di tengah masyarakat dan di dalam Gereja.

Page 64: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

44

Paham hedonisme ini adalah menyamakan kebaikan dengan kenikmatan,

sehingga kebanyakan orang zaman ini menyetujui konsep tersebut dan siap untuk

mengikutinya serta menempatkan kesenangan dan kenikmatan itu sebagai hal

utama yang harus dikejar selama ia masih berziarah di dunia ini. Mereka

menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan tidak perlu bersusah payah untuk

memperolehnya di surga karena di dunia sudah ditemukan. Oleh karena itu harus

segera dinikmati sebelum mereka meninggalkan persiarahannya di dunia ini

(http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=8454).

c. Materialisme

Berkaitan dengan paham hedonisme di atas maka tak dapat disangkal pula

bahwa paham itu secara tidak langsung membawa manusia pada sikap

materialistis, sehingga segala sesuatu yang dihadapi di dunia ini dinilai dengan

uang, harta dan kedudukan. Bila ketiga hal tersebut sudah menguasai pikiran

setiap orang, maka di antara manusia tidak lagi mempedulikan manusia lainnya

apalagi yang lemah, miskin dan tertindas.

Sesungguhnya harta dapat saja menjadi berkat bagi mereka yang

menerimanya dan dipergunakan dengan baik, namun kenyataannya harta

seringkali menjadi bencana karena banyak orang yang berpandangan bahwa uang

adalah kunci kebahagiaan dan jaminan hidup bahagia. Dengan memiliki banyak

uang banyak pula kebahagiaan yang diperolehnya, sehingga merekapun berlomba-

lomba untuk memperolehnya dengan cara cepat, entah dengan berjudi, memeras,

merampok ataupun korupsi.

Page 65: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

45

Injil Lukas 12:15 mengatakan bahwa "Berjaga-jagalah dan waspadalah

terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,

hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu”. Di sini Yesus Kristus

mengingatkan kita melalui Lukas akan kekeliruan kita yang beranggapan bahwa

harta adalah jaminan hidup kita sekarang dan seterusnya. Tanpa kita sadari harta

membuat hidup kita menjadi tidak aman dan tidak bahagia karena selalu diliputi

perasaan khawatir dan terancam bahaya perampokan. Tak jarang kita dipaksa

meninggalkan kebersamaan dalam keluarga dan mengabaikan pendidikan anak-

anak demi mengejar harta (Abraham, 2006: 25-27). Sebab manusia serakah tidak

lagi mempedulikan keutuhan ciptaan, kejujuran dan kebahagiaan orang-orang di

sekitarnya. Dalam situasi seperti ini banyak orang yang tidak lagi memikirkan

tujuan utama hidupnya untuk memperoleh Kerajaan Allah di sorga melainkan ia

menganggap telah menemukan kerajaan itu di dunia dengan menikmati hidup

secara mewah serba berkecukupan, karena bahagia menurut penganut materialistis

adalah hidup serba berkecukupan.

Kenyataan yang tidak dapat dihindari pula adalah bahwa manusia itu selalu

ingin memiliki segala sesuatu yang dianggap dapat membuat hidupnya bahagia

dan seringkali hanya bersifat duniawi semata, sehingga melupakan hal rohaninya

(GS art. 10). Oleh karena itu, sangat penting sekali kaum awam sungguh-sungguh

menyadari keberadaan mereka di dunia ini hanya sementara, dengan demikian

merekapun dapat menjalani hidup mereka dengan lebih baik dan mengikuti

teladan Yesus Kristus. Seringkali yang kita pikirkan dalam kehidupan kita adalah

materi, sehingga dengan segala kemampuan kita berupaya untuk mendapatkannya

Page 66: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

46

dan terkadang mengabaikan Tuhan dalam kehidupan kita. Sikap ini menunjukkan

sikap materialisme dalam diri kita dan jemaat-jemaat lainnya, yang telah

dipengaruhi oleh keinginan-keinginan duniawi semata. Hasrat yang besar itu

menjadikan kita lupa, bahwa ada Dia yang telah dengan rela meninggalkan

segalanya demi kita yang dicintai dan dikasihiNya. Oleh karena itu, hendaknya

kaum awam menyadari diri sebagai yang diutus olehNya untuk hadir di tengah

dunia dan membuka jalan bagi orang lain agar tidak terlampau terlena dengan

kenikmatan sesaat yang ditawarkan oleh dunia saat ini. Kehadiran kaum awam

diharapkan memberi terang kehidupan pada setiap orang yang dijumpainya.

Hendaklah kaum awam menyadari bahwa Tuhanlah pemilik segala sesuatu dan

harta yang kita miliki merupakan anugerah dan titipan Allah (Abraham, 2006:27).

Kekayaan, harta atau materi memang merupakan kebutuhan bagi umat

manusia, namun bukan yang utama. Dalam Luk. 3:12-14, penginjil mengajarkan

kepada kita bagaimana kita harus memiliki dan mendapatkan materi dalam hidup

kita. Janganlah kita menjadi serakah dan ingin memiliki lebih dari yang

seharusnya kita peroleh. Mengikuti Yesus Kristus berarti kita siap pula mengikuti

teladan dan semangat “miskin” dalam diriNya. Sebab harta atau kekayaan

merupakan godaan yang sangat kuat bagi kita, sehingga tanpa sadar kita akan lupa

pada tujuan hidup yang utama.

Hal-hal di atas dapat dikatakan sebagai tantangan zaman karena melihat

situasi hidup yang dijalani kebanyakan orang Kristiani zaman sekarang tidak lagi

mencerminkan mereka sebagai seorang Kristiani. Sebagai kaum awam kita

seringkali tergoda dengan hal-hal yang bersifat duniawi semata. Kita dapat

Page 67: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

47

melihat kehidupan zaman sekarang yang tidak lagi mempedulikan orang lain,

penderitaan, kelaparan, ketidakadilan, peperangan, terorisme, pembunuhan,

perkosaan, pengguguran dan lain sebagainya yang mewarnai kehidupan kita saat

ini. Sebagai pewarta yang telah dipanggil dan diutus secara istimewa di tengah

dunia, kita harus tanggap dan terlibat dalam penataan dunia menjadi lebih baik

sesuai dengan kehendak Allah.

Hendaklah kita menghindari budaya materialistis yang dapat menjadikan

kita sebagai manusia konsumtif. Tetapi baiklah sekarang ini kita belajar untuk

melihat ke sekeliling kita, karena di situlah kita akan menemukan kebahagiaan

sejati bersama sesama. Kita berkelimpahan bukan hanya untuk diri sendiri

melainkan bagi Allah dalam sesama (Ams. 3:9-10). Dalam pewartaan Injil tentu

kita menghadapi berbagai macam tantangan, namun tantangan tersebut harus kita

hadapi sebagai salah satu bentuk pendewasaan iman kita.

Page 68: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

BAB III

GAMBARAN UMUM KETERLIBATAN KAUM AWAM

DALAM EVANGELISASI DI WILAYAH BUSUR

PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK

Dalam bab II telah dipaparkan mengenai pokok-pokok evangelisasi yang

didasarkan pada dokumen EN dan RM serta pandangan para ahli. Selanjutnya

pada bab III ini penulis memaparkan data faktual tentang gambaran keterlibatan

kaum awam dalam evangelisasi. Untuk memperoleh gambaran tersebut, maka

penulis mengadakan penelitian lapangan di Wilayah Busur Paroki Kristus Raja

Barong Tongkok.

Penulis membagi bab ini menjadi tiga bagian pokok pembahasan. Bagian

pertama membahas kaum awam sebagai pelaksana evangelisasi yang meliputi:

pengertian kaum awam, kedudukan awam dalam Gereja, bidang-bidang

keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi dan spiritualitas kaum awam. Bagian

kedua penulis memaparkan secara singkat gambaran umum paroki yang meliputi:

sejarah paroki, visi-misi paroki, letak geografis dan situasi umat Katolik di Paroki.

Gambaran tentang paroki penulis pandang penting karena berhubungan langsung

dengan wilayah Busur sebagai umat kaitannya dalam upaya memperkembangkan

iman umat. Bagian ketiga memaparkan gambaran umum wilayah Busur yang

meliputi: lingkungan St. Christoporus Busur dan St. Paulus Busur dan bagian

keempat penelitian tentang keterlibatan kaum awam di dalam evangelisasi.

Page 69: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

49

A. Kaum Awam sebagai Pelaksana Evangelisasi

1. Pengertian Kaum Awam

Kata “awam” berasal dari kata Yunani laikos, yang berarti orang atau

bangsa. Dalam Kitab Suci Yunani (Septuaginta), kata laikos menunjuk

“orang/bangsa pilihan”, yang membedakan mereka dari “bangsa-bangsa kafir dan

asing” (bahasa Hibrani: Goyim; Yunani: Ethne). Pengertian tersebut tentunya

mengarah pada kenyataan: “Orang atau bangsa baru yang dikuduskan Allah untuk

diriNya sendiri di dalam Roh Kudus; orang atau bangsa baru yang percaya pada

Yesus Kristus, dipersatukan denganNya melalui pembaptisan”. Maka, laikos

berarti orang-orang yang tergolong pada bangsa baru ini, anggota-anggota Gereja,

termasuk para Uskup dan Imam. Namun pada perkembangannya, makna laikos

dibatasi hanya untuk orang-orang Katolik biasa yang tidak menerima tahbisan

imamat dan bukan anggota religius (Tondowidjojo, 1990: 16).

Konsili Vatikan II menegaskan arti awam menunjuk suatu martabat luhur

karena anggota Umat Allah digabungkan dengan Kristus. Arti kata “awam”

dimaksudkan untuk semua umat Kristiani yang digabungkan dengan Kristus

dalam permandian, dilantik sebagai Umat Allah (LG art. 31). Pernyataan ini

ditegaskan dalam KHK kan. 204 § 1 bahwa:

kaum beriman Kristiani ialah mereka yang melalui baptis diinkorporasi pada Kristus, dibentuk menjadi Umat Allah dan karena itu dengan caranya sendiri mengambil bagian dalam tugas imami, kenabian dan rajawi Kristus, dan sesuai dengan kedudukan masing-masing dipanggil untuk menjalankan perutusan yang dipercayakan Allah kepada Gereja untuk dilaksanakan di dunia.

Page 70: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

50

Tugas inilah yang diwariskan kepada Gereja dan dilanjutkan oleh Gereja di dunia,

sebab Gereja adalah Umat Allah (Kompendium art. 153). Mengambil bagian

dalam tugas imam yakni selalu dekat dengan Allah dan percaya padaNya serta

tahu bersyukur atas rahmat Tuhan dalam hidup. Hal ini dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari terutama dalam doa, ibadat, mendengarkan Sabda Allah dan

Perayaan Ekaristi sebagai puncaknya. Sedangkan mengambil bagian dalam tugas

nabi merupakan keyakinan akan Allah sebagai sumber kegembiraan yang

diwartakan kepada seluruh umat manusia yang dapat diwujudnyatakan dalam

sikap dan keteladanan hidup Kristiani. Tugas raja dapat diwujudkan dalam

kehidupan sehari-hari dan dalam pelayanan terhadap sesama. Kita dapat

menghayati iman di tengah kehidupan sehari-hari dalam keluarga,

masyarakat/lingkungan maupun di tempat kerja dengan memberikan kesaksian

bahwa Tuhan hadir membawa kebahagiaan bagi kita semua (Pedoman Dewan

Pastoral Stasi, 2005:6).

Sebagai umat Allah yang memiliki panggilan yang khas di tengah dunia dan

telah dipersatukan dengan Tuhan melalui baptisan, kaum awam dapat mengambil

bagian dalam tugas Kristus sesuai dengan kemampuannya masing-masing yang

tetap mengarah pada pencapaian Kerajaan Allah. Kaum awam menerima tugas

serta haknya untuk merasul berdasarkan persatuan mereka dengan Kristus Kepala

Gereja. Sebab mereka disaturagakan dalam tubuh mistik Kristus melalui baptisan

(AA art.3). Pewartaan ini dimaksudkan agar orang yang mendengar dan

melaksanakan dalam tindakannya beroleh keselamatan.

Page 71: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

51

2. Kedudukan Kaum Awam dalam Gereja

Gereja adalah umat Allah yang di dalamnya terdapat banyak anggota, baik

awam maupun religius. Dalam keanggotaannya mereka dipersatukan dalam Yesus

Kristus yang ditegaskan dalam Rm. 12:4-5 bahwa dalam satu tubuh, kita memiliki

banyak anggota dan tiap-tiap anggota memiliki tugasnya masing-masing. Untuk

itu kaum awam diharapkan dapat mewujudkan iman Kristianinya dengan terlibat

aktif dalam kehidupan masyarakat dengan cara hidup rukun, damai, penuh cinta

kasih, suka menolong dan menghormati perbedaan (Hardawiryana, 1983: 375).

Tugas kaum awam untuk mewartakan Injil pada dunia merupakan panggilan

yang khas bagi Gereja (EN art. 14). Mereka telah dipanggil dan diutus oleh

Kristus untuk bekerja di kebun anggurNya (Meo, 2002:32) untuk menyelamatkan

dan menata kehidupan dunia sesuai kehendak Allah yakni hidup damai, rukun,

bahagia, penuh persaudaraan dan cinta kasih satu dengan yang lainnya. Amanat

Yesus Kristus kepada setiap pribadi “Pergilah kamu juga ke kebun anggurku...”

(Mat. 20:4) merupakan panggilan dan perutusan yang dialamatkan bagi setiap

pribadi, baik kaum awam maupun klerus diundang untuk bekerjasama sebagai

rekan kerja Allah. Dengan demikian kedudukan kaum awam dalam Gereja

bukanlah sebagai penghias altar atau karena kekurangan pastor semata, melainkan

tugas dan panggilan khas dari Kristus melalui pembaptisan dan sakramen-

sakramen yang diterimanya.

Page 72: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

52

3. Bidang-bidang Keterlibatan Kaum Awam dalam Evangelisasi

Pelaksanaan evangelisasi tidak terbatas pada tempat-tempat tertentu saja,

tetapi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Evangelisasi dapat

dilaksanakan di rumah, lingkungan tempat tinggal, dalam pekerjaan, tempat

rekreasi atau dalam Gereja/paroki (Sugiri, 1994:23). Kita dapat melaksanakan

pewartaan melalui kesaksian dalam sikap dan tindakan sebagai orang beriman,

yang dapat diteladani dan dijadikan sebagai landasan atau dasar untuk

mempercayai pewartaan kita. Dengan demikian pewartaan tersebut bukan sebagai

pewartaan yang mati, melainkan pewartaan yang sungguh hidup dan telah kita

hidupi dalam diri kita. Melalui kesaksian ini, kita memiliki harapan bahwa orang

yang melihat dan mendengarkan kita, mengalami perubahan sikap dan pandangan

hidup yang baru serta semakin memperteguh imannya dengan sikap tobat.

Kaum awam tidak diragukan lagi dalam mewartakan Injil, justru

keterlibatan mereka sangat diharapkan baik dalam bidang liturgia, diakonia,

koinonia, kerygma dan martiria yang tetap memiliki kaitan dalam bidang

kehidupannya di tengah dunia. Keterlibatan kaum awam dalam bidang liturgi

antara lain ikut dalam kegiatan koor, dirigen, lektor, solis maupun kegiatan-

kegiatan lain yang dilakukan dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan (Kan.

230 § 1, 2 dan 3). Liturgi merupakan penghayatan iman sekaligus ungkapan

syukur atas kehidupan yang dianugerahkan Tuhan, kemudian diungkapkan dalam

persekutuan (communio). Sebab liturgi bukan suatu perayaan perseorangan

melainkan perayaan bersama umat beriman sebagai umat Allah. Di dalam

Page 73: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

53

kebersamaan itulah iman umat diungkapkan dan dihayati secara bersama agar

mengalami cintakasih dan pengharapan.

Pelayanan kaum awam tidak terbatas dalam bidang Gerejani semata namun

mencakup seluruh bidang kehidupan yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan

saja. Kaum awam dapat senantiasa meneguhkan iman Kristianinya dalam liturgi

suci, mengungkapkan dalam persekutuan dengan sesama kemudian menjadi

pelaksana melanjutkan pewartaan Injil kepada sesama dengan terlebih dahulu

melaksanakannya dalam kehidupannya.

4. Spiritualitas Kaum Awam

Kata spritualitas melukiskan sikap-sikap yang mempengaruhi kehidupan

seseorang yang berkaitan dengan yang rohani dalam menanggapi yang jasmani.

Perhatian utama spiritualitas adalah membangun relasi atau hubungan yang akrab

dengan yang Ilahi. Dengan demikian pemahaman spiritualitas akan melahirkan

sikap menghargai perbedaan, mencintai sesama, dan mengalami kehadiran Allah

dalam diri sesama. Dalam hal ini, ada tiga dimensi spiritualitas kaum awam yaitu:

mengikuti Kristus sebagai muridNya, menghidupkan dengan setia identitasnya

sebagai orang Katolik yang dewasa dan berada bersama Kristus di dalam dunia.

Mengikuti Kristus berarti siap meninggalkan kepentingan diri sendiri dan

mengikuti Dia, sebab di dalam Dialah kita menghasilkan buah (Yoh 15:4-5).

Dimensi yang kedua mengajak kaum awam untuk menyadari diri seutuhnya

sebagai pribadi beriman yang dewasa, matang dan mampu

mempertanggungjawabkan imannya di tengah dunia yang senantiasa mengalami

Page 74: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

54

perubahan. Sedangkan dimensi ketiga mengajak kita semua untuk menyadari

keberadaan kita dalam dunia ini sebagai suatu berkat dan selalu menjadikan

Kristus yang utama dalam hidup kita. Kita diajak untuk siap sedia menjadi tanda

dan sarana kehadiran Kristus dalam dunia. Oleh karena itulah, kaum awam

dipanggil untuk menyerupai Kristus dengan memenuhi tugas dan

tanggungjawabnya mewartakan Injil dengan cara hidup mereka masing-masing

yang meliputi segala bidang kehidupannya di dunia (Meo, 2002: 59-76). Sebagai

murid kita mengikuti Kristus dengan setia walaupun banyak tantangan yang kita

hadapi. Dengan semangat kesetiaan, kita mampu terus menjalani hidup di tengah

dunia dengan harapan akan memperoleh keselamatan yang dijanjikanNya.

Kotbah di bukit membuka hati kita untuk melihat dan menyadari serta

merenungkan cita-cita dan harapan Yesus Kristus yang bukan hanya bagi para

rasul saja melainkan juga bagi semua orang dan untuk segala zaman. Harapan itu

juga menjadi harapan kita agar manusia-manusia lama dapat memperbaharui diri

dan menjadi manusia baru untuk hidup suci seturut teladan Yesus Kristus (Mat.

5:1-12). Oleh karena itu, hendaknya kehadiran kaum awam di tengah dunia

mampu menjadi garam dan terang bagi sesama yang dijumpainya. Garam yang

senantiasa menjaga supaya kehidupan umat manusia tetap segar, tumbuh dan

berkembang serta senantiasa menjadi terang yang memancarkan cahaya bagi

sesama supaya mereka dapat melihat kebaikan-kebaikan Allah dalam perbuatan

baiknya (Mat. 5:13-16). Hal ini menunjukkan betapa besar peranan Roh Kudus

yang senantiasa menyertai hidup kita, seperti nampak dalam peristiwa pentakosta,

Page 75: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

55

sebab para murid dipenuhi Roh Kudus dengan lidah-lidah api (Kis. 2:1-12) yang

pantas menjadi landasan dalam meneruskan pewartaan Injil dalam hidup kita.

Sebagai kaum beriman Kristiani, hendaknya kaum awam sungguh

menyadari dirinya yang telah dipanggil dan diutus secara istimewa di tengah

dunia untuk mewartakan Injil dalam kehidupannya. Dengan kesadaran tersebut,

kaum awampun dapat dengan sungguh-sungguh menghayati perannya sebagai

pewarta Injil dan siap sedia mengikuti teladan Yesus Kristus serta semangat

menjalani pewartaan dalam hidupnya.

Semangat yang perlu dimiliki adalah semangat miskin, menguduskan dunia,

menyempurnakan dunia, menghayati perkawinan dan penuh pengharapan.

Semangat miskin akan mengantar kaum awam pada sikap penuh syukur atas

apapun yang dialami dan diperoleh dalam menjalani hidupnya (Evely, 1973: 15).

Melalui persekutuannya dalam Perayaan Ekaristi kaum awam menguduskan

dunia, sebab Allah hadir dalam persatuan yang berlandaskan iman dan cinta.

Perayaan Ekaristi merupakan pernyataan syukur seluruh umat beriman atas

rahmat yang diperoleh dalam hidupnya (Evely, 1973:26). Kaum awam dapat

menyempurnakan dunia dengan perbuatan baiknya (Evely, 1973:37). Hendakanya

cintakasih pasangan suami-istri selalu bersumber pada cintakasih Allah yang

diungkapkan terhadap pasangannya (Evely, 1973: 50) dan selalu menaruh harapan

akan keselamatan yang dijanjikan Allah pada semua manusia. Sebab kepercayaan

dan keyakinan yang teguh disertai tindakan konkrit dalam mewujudkan cinta

Allah dalam hidupnya, maka keselamatan itu akan terpenuhi (Evely, 1973: 82).

Page 76: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

56

B. Gambaran Umum Paroki Kristus Raja Barong Tongkok

Penulis membagi pembahasan mengenai gambaran umum paroki menjadi

dua bagian pokok pembahasan. Bagian pertama memaparkan tentang sejarah

singkat paroki, letak geografis paroki, visi misi paroki dan situasi umat Katolik

pada umumnya. Bagian kedua menguraikan tentang gambaran umum wilayah

Busur meliputi lingkungan St. Christoporus Busur dan St. Paulus Busur tempat

penulis mengadakan penelitian.

1. Sejarah Paroki Kristus Raja Barong Tongkok

Dalam menguraikan sejarah paroki, penulis menggunakan sumber dari Buku

Kenangan HUT paroki yang ke-70 karena buku ini berisi tentang awal berdiri

paroki hingga sekarang. Sejarah Gereja Katolik di Kalimantan Timur yang

dimulai tahun 1907 di Desa Laham mengutamakan pendidikan dan kesehatan

karena suku-suku Dayak di pedalaman belum mendapat perhatian dari

pemerintah. Tahun 1929 pusat Misi dipindahkan dari Laham ke Tering dengan

program yang sama. Tahun 1936 diadakan perluasan wilayah untuk berkarya

karena di Tering kelebihan tenaga pastornya. Maka dipilihlah Dataran Tunjung

dengan pastor M. Schoots, MSF sebagai pastor pertama yang diangkat oleh pastor

M. Gloudemans, MSF. Pada tanggal 14 April 1936 pastor M. Schoots, MSF

mengadakan turney pertamanya selama 3 minggu dengan berjalan kaki. Beliau

mendapat kesan yang baik dari umatnya dan ia sempat mempermandikan

beberapa orang dalam sakrat maut. Kunjungan Mgr. H. Valenberg (Administrator

Apostolik) pada bulan Februari 1937 amat mendukung dibukanya Misi di Dataran

Page 77: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

57

Tunjung dengan pusat di Barong Tongkok. Tanggal 20 Juni 1937 pastor M.

Schoots, MSF mengunjungi Raden Amojoyo (camat Melak) untuk meminta ijin

membuka paroki dan sekolah, dan ia diberi ijin. Tanggal 3 Agustus 1937 pastor J.

Romeijn, MSF (kepala MSF), pastor M. Schoots, MSF (pastor paroki) dan pastor

A. Gielens, MSF (pengawas sekolah-sekolah katolik) mengunjungi Barong

Tongkok dari Melak untuk meneruskan batas tanah bangunan pusat Misi yang

juga disetujui oleh Residen Tenggarong dan mengeluarkan “Perjanjian Sewa”

(Huurovereenkomst). Setelah mendapat persetujuan tersebut, mulailah Misi

membangun. Pada tanggal 28 Desember 1937 pastor M. Schoots, MSF pindah ke

Barong Tongkok dan mulai saat itu berdirilah paroki Barong Tongkok yang

meliputi seluruh daerah Tunjung. Sebagai pelindung pastor memilih nama

“Kristus Raja” dengan harapan bahwa Kristuslah yang merajai daerah tersebut.

Pastor-pastor yang pernah berkarya di paroki “Kristus Raja” Barong

Tongkok, adalah pastor M. Schoots, MSF (1936-1939 dilanjutkan 1948-1953),

Pastor J. Romeijn, MSF (1939-1952), pastor J. Wiegers, MSF (1950-1954

dilanjutkan 1953-1965), pastor F. Huneker, MSF (1952-1954 dilanjutkan 1960-

1961), pastor Padberg, MSF (1953-1954 dilanjutkan 1959-1961), Pastor J.

Spitters, MSF (1953-1954), pastor L. Bernsend, MSF (1954-1959 dilanjutkan

1961-1962), pastor H.v. Sombroek, MSF (1962-1964), pastor W. Tax, MSF

(1964-1965), pastor M. Coomans, MSF (1965-1969), pastor H.v. Kleijnenbreugel

(1965-1993), pastor P. Sinnema, MSF (1993-2005) dan pastor Andy Savio

Mering, MSF thn. 2005-2007 kemudian digantikan oleh pastor Cahyo

Yosoutomo, MSF tanggal 1 Desember 2007 sampai sekarang.

Page 78: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

58

2. Visi-Misi paroki Kristus Raja Barong Tongkok

Paroki Kristus Raja Barong Tongkok merupakan salah satu paroki yang

bernaung di bawah kepemimpinan Uskup Keusukupan Agung Samarinda.

Sebagai paroki yang cukup jauh jaraknya dari Keusukupan, maka paroki ini

diharapkan lebih mandiri dalam memperkembangkan iman umat. Oleh karena itu

paroki perlu memiliki visi dan misi yang jelas dan tetap berhubungan dengan visi

misi dari Keuskupan. Visi Gereja Keuskupan Agung Samarinda adalah “Gereja

yang mengikuti Yesus Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dan hidup dari Ekaristi

Kudus”. Misi untuk mewujudkan visi tersebut adalah “Menghadirkan Kerajaan

Allah, baik ke luar maupun ke dalam”. Untuk mendukung terwujudnya visi misi

tersebut, dirumuskanlah arah pastoral yakni “Gereja lokal Keuskupan Agung

Samarinda menuju kemandirian tenaga dan dana, serta kedewasaan iman umat”

(Pedoman Dewan Pastoral Stasi Keuskupan Agung Samarinda).

3. Letak Geografis paroki Kristus Raja Barong Tongkok

Paroki Kristus Raja Barong Tongkok berada di dataran tinggi Tunjung tepat

di pusat kota kabupaten Kutai Barat yang berjarak sekitar 300 km dari kota

Samarinda tempat Keuskupannya berada. Paroki ini berada di tengah

perkampungan masyarakat karena di sekitarnya terdapat rumah-rumah penduduk.

Di sebelah Timurnya terdapat SD Katolik dan di sebelah utaranya terdapat gedung

SMP Katolik. Gereja Kristus Raja Barong Tongkok berada di pusat kota dan

mudah dijangkau oleh umat karena berada di pinggir jalan persimpangan antara

jalan menuju ke Melak dan menuju ke Busur ataupun Simpang Raya.

Page 79: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

59

4. Situasi Umat Katolik di Paroki Kristus Raja Barong Tongkok

Dalam menguraikan situasi umat di paroki, penulis menggunakan sumber

dari data umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Umat Katolik di paroki

Kristus Raja Barong Tongkok secara keseluruhan berjumlah 7.406 orang

sedangkan jumlah KK keseluruhan berjumlah 1952 KK. Jumlah umat yang cukup

banyak ini terdiri dari 21 stasi yang berada di luar kota dan 3 wilayah yang berada

di dalam kota. 3 wilayah yang berada dalam kota yaitu wilayah Sentrum, wilayah

Busur dan wilayah Simpang Raya. Sedangkan 21 stasi yang berada di luar kota

yaitu stasi Ombau, Geleo, Bohoq, Mencimai, Eheng, Terajuk, Temula, Sembuan,

Dempar, Keay, Tepulang, Jengan Danum, Lumpat Dahuq, Muara Tokong,

Benung, Engkuni-Pasek, Samarinda 2, Asa, Juaq Asa, Gesaliq dan Sentalar.

Melihat jumlah umat secara keseluruhan dan stasi yang banyak dengan jarak

yang cukup jauh antara stasi-stasi tersebut dengan paroki amat memprihatinkan

karena tenaga yang ada di paroki tidak sebanding dengan jumlah umat dan stasi

yang ada. Di paroki hanya ada 1 pastor paroki, 1 frater dan 1 bruder. Tentu tenaga

yang sedikit ini tidak mampu melayani umat secara penuh. Biasanya yang

memberi pelayanan ke stasi-stasi di luar kota adalah frater atau bruder dan kadang

juga pastor paroki. Kegiatan yang biasanya dilakukan di paroki antara lain misa

mingguan di paroki dan ibadat sabda di stasi-stasi, misa jumat pertama dilanjutkan

salve, misa pada jumat pertama juga dilaksanakan bagi sekolah-sekolah (SD, SMP

dan STM), kursus persiapan perkawinan (KPP), sekolah minggu, latihan koor, doa

kelompok misdinar, komunitas kaum muda (komka), pendalaman iman bagi

pasangan suami-istri (pasukris). Ada juga kegiatan tidak rutin yang biasanya

Page 80: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

60

dilaksanakan sesuai kebutuhan paroki atau pada hari raya (Data Umat Paroki

Kristus Raja Barong Tongkok).

C. Gambaran Umum Wilayah Busur

Wilayah Busur merupakan wilayah yang cukup dekat dengan paroki dan

berada di pusat kota Barong Tongkok. Umat yang ada di wilayah Busur cukup

bervariasi karena berasal dari berbagai suku seperti Dayak Tunjung, Benuaq,

Bahau, Penihing; Jawa dan Toraja. Kegiatan-kegiatan seperti doa rosario,

pendalaman Kitab Suci, kelompok koor berjalan cukup baik walaupun tidak

semua umat terlibat. Wilayah ini terbagi menjadi dua lingkungan yakni

lingkungan St. Christoporus Busur dan St. Paulus Busur.

Untuk memperoleh data mengenai keterlibatan kaum awam dalam

evangelisasi, penulis melakukan penelitian dengan metode wawancara terhadap

sepuluh orang responden di wilayah Busur. Adapun pemilihan responden, penulis

dibantu oleh salah satu umat yang aktif dalam kegiatan paroki maupun lingkungan

dan juga masuk dalam kepengurusan bidang liturgi. Hal ini sangat membantu

penulis karena beliau mengetahui gambaran umum umat di Wilayah Busur,

sehingga untuk memperoleh data penulis merasa sangat terbantu dan tidak

mengalami kesulitan. Pembahasan mengenai lingkungan St. Christoporus Busur

dan St. Paulus Busur penulis uraikan sebagai berikut.

Page 81: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

61

1. Lingkungan St. Christoporus Busur

Lingkungan St. Christoporus Busur adalah salah satu Lingkungan bagian

dari wilayah Busur. Letak Lingkungan ini dengan pusat paroki cukup dekat,

karena berada di pusat kota dan mudah dilalui oleh kendaraan umum. Umat di

lingkungan St. Cristoporus Busur berjumlah 50 KK atau kurang lebih 250 jiwa.

Umat yang tinggal di Lingkungan ini sebagian besar penduduk asli yakni Dayak

Tunjung. Di sini banyak juga terdapat warga pendatang yang berasal dari berbagai

suku antara lain Dayak Benuaq, Bahau, Penihing, dan Jawa. Meskipun lingkungan

ini sudah bercampur antara penduduk asli dan pendatang tapi kehidupan sosialnya

cukup aman dan tentram. Dalam mengadakan kegiatan Lingkungan seperti doa

rosario atau pendalaman Kitab Suci umat cukup terlibat aktif, namun sebagian

orang saja. Kebanyakan umat tidak aktif terlibat karena kesibukan mereka

bekerja, baik sebagai PNS maupun sebagai petani.

Pengurus lingkunganpun mengakui kenyataan ini, bahwa kesibukan

membuat umat tidak memiliki banyak waktu untuk terlibat dalam kegiatan baik di

lingkungan maupun di paroki. Biasanya yang banyak terlibat adalah kaum muda

sedangkan para orang tua hanya beberapa orang saja yang aktif dan mau terlibat.

Beliau juga menyatakan bahwa kebanyakan umat masih belum terlalu memahami

makna dari pewartaan itu sendiri dan menganggap bahwa itu merupakan tugas

pastor, katekis atau guru agama.

Page 82: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

62

2. Lingkungan St. Paulus Busur

Umat yang ada di Lingkungan St. Paulus Busur berjumlah 74 KK atau

kurang lebih 253 jiwa. Umat di sini merupakan umat campuran yang berasal dari

berbagai suku, penduduk asli 60% dan pendatang 40%. Kebanyakan umat berasal

dari suku Tunjung sebagai penduduk asli dan Benuaq serta sebagian kecil Toraja

sebagai pendatang. Pendatang yang ada di sini kebanyakan karena tugas mereka

sebagai pegawai, sehingga kesibukan mereka pun lebih banyak di perkantoran.

Dalam hal kegiatan lingkungan ataupun paroki, kebanyakan umat bersifat

menunggu. Hal ini disampaikan oleh ketua lingkungan karena dari

pengalamannya menjabat sebagai ketua lingkungan umat cenderung menunggu.

Kebanyakan umat berpandangan bahwa pewartaan Injil merupakan pewartaan

sabda Allah dalam arti Kitab Suci yang merupakan tugas dari kaum religius

karena merupakan bidang mereka, sehingga penghayatan nilai-nilai Injil dalam

hidup masih kurang mendalam.

D. Penelitian Tentang Keterlibatan Kaum Awam dalam Evangelisasi di

Wilayah Busur Paroki Kristus Raja Barong Tongkok

Pada penelitian ini, penulis membagi menjadi tiga bagian pokok

pembahasan. Bagian pertama membahas rencana penelitian yang meliputi: latar

belakang, tujuan penelitian, jenis penelitian, tekhnik pengumpulan data,

responden, tekhnik pembahasan data dan variabel penelitian. Bagian kedua

menguraikan laporan hasil penelitian yang meliputi: responden, gambaran

keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi, bidang-bidang keterlibatan kaum

Page 83: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

63

awam dalam evangelisasi dan faktor pendukung serta penghambat kaum awam

dalam berevangelisasi. Bagian ketiga memaparkan kesimpulan hasil penelitian.

Penelitian sederhana ini penulis laksanakan di wilayah Busur guna memperoleh

data tentang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi.

1. Rencana penelitian

a. Latar belakang penelitian

Kaum awam di wilayah Busur pada umumnya berpandangan bahwa

evangelisasi merupakan tugas utama para religius. Mereka berpandangan bahwa

pewartaan Injil hanya berbicara tentang hal-hal yang rohani saja (Kitab Suci),

sehingga hal tersebut merupakan bagian dari tugas para religius karena memang

bidang mereka. Pemahaman seperti ini tentu saja membuat pemisahan antara hal

yang rohani dengan hal duniawi, sehingga mempersempit pemahaman tentang

makna evangelisasi itu sendiri. Kaum awam belum sepenuhnya menyadari dan

menghayati bahwa evangelisasi merupakan tugas seluruh umat beriman Kristiani,

sehingga mereka bersikap acuh tak acuh terhadap perkembangan iman pribadi dan

bersama. Seringkali kaum awam merasa mereka lebih baik mendengarkan

ceramah atau kotbah dari pastor, frater ataupun suster daripada membaca Kitab

Suci, karena bahasa Kitab Suci masih sulit untuk dipahami.

Kesibukan dalam kerja dan hidup pribadinya sehari-hari seringkali menjadi

alasan ketidakaktifan mereka untuk terlibat dalam evangelisasi. Padahal

evangelisasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Dalam dokumen

Christifideles Laici Bapa suci Yohanes Paulus II mengharapkan agar kaum awam

Page 84: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

64

mendengar dan menyadari panggilan Kristus terhadap dirinya untuk mengambil

bagian dan terlibat aktif secara sadar dan penuh tanggungjawab dalam perutusan

Gereja di dalam dunia untuk meneruskan tugasNya yang amat mulia yakni

mewartakan Injil ke seluruh dunia (CL, art. 3). Dengan menyadari diri sebagai

utusan Allah yang dipanggil secara istimewa di tengah dunia, maka pantaslah

kaum awam dengan penuh kesadaran melaksanakan pewartaan Injil dalam

kehidupannya sehari-hari, di tengah keluarga, masyarakat, lingkungan maupun di

tempat kerja.

Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian untuk memperoleh data

sehubungan dengan keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi di Wilayah

Busur Paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Maksud dari penelitian ini adalah

untuk memperoleh gambaran tentang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi,

mendalami bidang-bidang keterlibatan mereka dalam evangelisasi dan mengetahui

faktor pendukung serta penghambat bagi mereka dalam evangelisasi. Melihat data

tersebut penulis berharap dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat

membantu meningkatkan keterlibatan kaum awam mewartakan Injil dalam

kehidupannya sehari-hari melalui kesaksian hidup. Hal ini sangat penting bagi

penulis dalam rangka memperdalam pemahaman dan penghayatan penulis sendiri

serta mempersiapkan penulis dalam melaksanakan tugas sebagai katekis atau guru

agama untuk mewartakan Injil dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat

menjadi teladan dan membawa pengaruh positif bagi orang lain.

Page 85: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

65

b. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1) Memperoleh gambaran keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi.

2) Mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi.

3) Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam

dalam evangelisasi.

c. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif

menekankan analisisnya pada proses penyimpulan terhadap dinamika hubungan

antarfenomena dan diamati menggunakan logika ilmiah (Azwar, 1997:5).

Penelitian ini diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat responden, apa

adanya sesuai dengan pertanyaan penelitiannya, kemudian dianalisis pula dengan

kata-kata apa yang melatarbelakangi responden berprilaku (Husaini dan Purnomo,

2008: 130).

d. Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara (face to face)

untuk mendapatkan informasi langsung dari responden di lapangan dan studi

dokumen untuk melengkapi data-data yang penulis butuhkan. Untuk wawancara

penulis menyiapkan daftar pertanyaan dan merekam jawaban responden dengan

mp3 atau hp. Melalui metode ini penulis ingin mengetahui sejauhmana kaum

awam di wilayah Busur terlibat dalam evangelisasi. Tujuan dari tekhnik

Page 86: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

66

pengumpulan data ini adalah untuk mendapatkan data yang dapat menjawab

permasalahan penelitian secara obyektif (Wahyu, 1989: 80). Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer

penulis kumpulkan melalui wawancara (face to face) dengan responden

sedangkan data sekunder penulis kumpulkan dari sumber arsip resmi paroki untuk

menunjang data yang diperlukan dalam penelitiani ini (Azwar, 1997:36).

e. Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah kaum awam di

Wilayah Busur paroki Kristus Raja Barong Tongkok yang berjumlah 10 orang.

Para responden ini adalah mereka yang dimintai kesediaannya untuk memberikan

keterangan atau informasi tentang fakta yang terjadi di wilayah Busur kaitannya

dengan keterlibatan umat dalam evangelisasi. Penarikan sampel dilakukan secara

sengaja (purposive sampling) dengan kriteria penarikan, dua orang staf

lingkungan, dua orang mudika dan 6 orang umat. 5 orang dari lingkungan St.

Paulus Busur dan 5 orang dari St. Christoporus Busur. Kesepuluh orang

responden ini penulis pandang dapat memberikan informasi dan data kaitannya

dengan keterlibatan umat dalam pewartaan Injil karena para responden adalah

orang-orang yang mengetahui banyak tentang situasi dan keadaan umat. Juga

karena melalui metode wawancara ini, para responden dapat memberikan jawaban

dari pertanyaan yang penulis ajukan yang kurang lebih sama, sehingga keterangan

dari responden dapat mewakili populasi yang ada di wilayah ini. Pemilihan

responden sebagai sampel juga telah diperhitungkan sebagai orang-orang yang

Page 87: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

67

mengetahui situasi dan keadaan umat Katolik di Wilayah ini. Sebab penarikan

sampel tidak tergantung pada banyaknya sampel yang ditarik tetapi yang

terpenting adalah sampel yang ditarik dari keseluruhan populasi dapat mewakili

data yang dibutuhkan (representative).

Populasi atau sampel adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi

obyek penelitian. Dengan demikian populasi dapat diartikan sebagai himpunan

semua hal yang ingin diketahui sedangkan sampel adalah bagian dari populasi

yang ingin diketahui tersebut (Wahyu, 1989: 61-62). Responden adalah sumber

utama dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang didukung dengan studi

dokumen serta pandangan umat.

f. Tekhnik pembahasan data

Untuk pembahasan data pertama-tama penulis melakukan reduksi yakni

membuang data yang tidak penulis kehendaki. Kemudian melakukan generalisasi

terhadap data-data tersebut dengan menggabungkan data-data yang penulis

anggap unik atau berhubungan dengan maksud penelitian. Dengan demikian data

yang telah melalui proses reduksi dapat memberikan gambaran bagi penulis,

sehingga mempermudah penulis untuk melakukan interpretasi data yakni

penafsiran atau pemaknaan terhadap data yang telah diperoleh (Husaini dan

Purnomo, 2008: 130).

Page 88: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

68

g. Variabel penelitian

Variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian ini berkaitan dengan

keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi.

Adapun kisi-kisi variabel penelitian adalah sebagai berikut:

No Tujuan Penelitian Variabel Penelitian Item

Pertanyaan Jumlah

1. Untuk memperoleh

gambaran keterlibatan

kaum awam dalam

evangelisasi.

Gambaran tentang

keterlibatan kaum awam

dalam evangelisasi. 1,2,3 3

2. Untuk mendalami

bidang-bidang

keterlibatan kaum awam

dalam evangelisasi.

Bidang-bidang

keterlibatan kaum awam

dalam evangelisasi. 4,5,6,7 4

3. Untuk mengetahui

faktor-faktor yang

mendukung dan

menghambat kaum awam

dalam evangelisasi.

Faktor-faktor yang

mendukung dan

menghambat kaum awam

dalam evangelisasi.

8,9,10,11,12 5

Total 12

2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian

a. Identitas Responden

Di bawah ini akan di sampaikan mengenai identitas responden, yakni:

Page 89: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

69

Tabel 1. Identitas Responden

(N=10)

Keterangan Jumlah Prosentase

A. Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

5 orang 50%

5 orang 50%

Jumlah 10 orang 100%

B. Status

Ketua Lingkungan

Mudika

Umat

2 orang 20%

2 orang 20%

6 orang 60%

Jumlah 10 orang 100%

Tabel di atas menunjukkan jumlah responden yang diwawancarai. Proses

wawancara berlangsung sendiri-sendiri dengan mendatangi responden di

rumahnya masing-masing. Namun 2 orang responden penulis wawancarai pada

hari yang sama dengan waktu yang berbeda karena dalam satu keluarga.

Sedangkan 8 orang responden lainnya diwawancarai secara sendiri-sendiri dan

waktu yang berbeda karena mengikuti waktu luang dari para responden tersebut.

Lamanya waktu saat proses wawancara berbeda-beda antara responden satu

dengan responden lainnya kurang lebih 30 menit satu orang. Lamanya waktu

tergantung dari jawaban para responden, bila dirasa sudah menjawab sesuai

kebutuhan penulis, maka penulis mematikan alat rekamannya. Dan biasanya

penulis akan melanjutkan dengan berbincang-bincang secara biasa tanpa merekam

perbincangan penulis dengan responden, sehingga para responden dengan leluasa

bercerita dan mensharingkan situasi umat setempat.

Page 90: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

70

Penelitian ini berlangsung kurang lebih 40 hari terhitung dari tanggal 18

Juni 2010 sampai dengan 27 Juli 2010 karena menyesuaikan dengan waktu luang

dari para responden. Waktu pelaksanaan wawancara disesuaikan dengan waktu

para responden, yakni pada sore hari sekitar pkl. 17.00-19.00. Biasanya penulis

membuat janji dengan responden untuk melakukan wawancara, mengingat

kesibukan umat sehingga sulitnya menemui mereka bila tidak membuat janji

terlebih dahulu.

b. Gambaran Keterlibatan Kaum Awam dalam Evangelisasi

Di sini penulis berusaha menggali sejauahmana partisipasi kaum awam

dalam evangelisasi, maka akan disampaikan rangkuman jawaban responden.

Tabel 2. Keterlibatan Kaum Awam Dalam Evangelisasi

(N=10)

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah Prosentase

1. Apakah anda

sudah akrab

dengan istilah

evangelisasi?

Ya, saya sudah cukup akrab

dengan istilah tersebut.

6 orang 60%

Saya kurang akrab, tetapi saya

pernah mendengar istilah tersebut.

3 orang 30%

Belum, tapi saya pernah

mendengar istilah tersebut.

1 orang 10%

2. Apakah anda

terlibat dalam

evangelisasi?

Ya, saya terlibat. 7 orang 70%

Saya kurang terlibat, hanya

kadang-kadang saja bila ada

waktu.

3 orang 30%

Page 91: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

71

3.a Mengapa anda

terlibat?

Panggilan dan tugas sebagai orang

Katolik.

2 orang 20%

Pengalaman hidup diselamatkan

Allah berkat kekuatan doa.

1 orang 10%

Saya ingin berkumpul dengan

teman-teman dan menggali

pengalaman iman.

1 orang 10%

Saya ingin memberikan pelayanan

bagi keluarga dan orang-orang di

sekitar saya.

1 orang 10%

Kurangnya tenaga yang mau

terlibat dalam evangelisasi.

1 orang 10%

Saya ingin berbagi apa yang saya

miliki dan ketahui kepada orang

lain terutama anak-anak melalui

pelayanan saya.

1 orang 10%

Saya ingin memperoleh

keselamatan di akhirat.

1 orang 10%

Kewajiban sebagai orang Kristiani

untuk mewartakan Injil kepada

semua orang dan mengajak

mereka untuk terlibat.

1 orang 10%

Karena sudah mengimani Yesus

Kristus maka saya harus terlibat

dalam mewartakanNya.

1 orang 10%

b.

Bagaimana

perasaan anda

ketika

mewartakan

Injil?

Saya merasa senang, bangga dan

gembira dapat terlibat dan

menjalaninya.

7 orang

70%

Rasanya ada yang kurang bila

saya tidak melaksanakannya.

1 orang

10%

Page 92: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

72

Merasa lega dan diringankan dari

segala beban pikiran dan

permasalahan yang dihadapi.

1 orang

10%

Perasaan saya biasa-biasa saja

tidak ada yang istimewa sebab

saya sudah terbiasa dari kecil

terlibat dalam kegiatan gerejani.

1 orang 10%

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis berdasarkan tabel rangkuman

jawaban responden di atas, maka diperoleh gambaran partisipasi kaum awam

dalam evangelisasi sebagai berikut:

Pada item nomor 1, yang sudah akrab dengan istilah evangelisasi berjumlah

6 orang (60%). sedangkan 1 orang responden (10%) meyatakan bahwa dirinya

belum akrab dengan istilah tersebut namun pernah mendengarnya. Keakraban

yang dimaksudkan oleh para responden bahwa mereka pernah mendengar istilah

tersebut, namun sebenarnya mereka belum terlalu memahami maksud dari istilah

tersebut. Pada item nomor 2, 7 orang responden (70%) menyatakan bahwa mereka

terlibat dalam evangelisasi. Sedangkan 3 orang responden (30%) menyatakan

bahwa dirinya tidak terlalu aktif dalam pewartaan, hanya kadang-kadang saja bila

ada waktu. Pada item nomor 3 bagian a, 2 orang responden (20%) menyatakan

bahwa mereka terlibat dalam evangelisasi karena merasa itu suatu panggilan dan

tugas sebagai orang Katolik. Sedangkan 1 orang responden (10%) menyatakan

bahwa ia terlibat karena pengalaman hidupnya pernah diselamatkan oleh Allah

berkat kekuatan doa, sehingga ia merasa harus mewartakan Injil kepada semua

orang bahwa Allah adalah kekuatan dalam hidup. Beberapa orang responden

Page 93: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

73

berikutnya memiliki jawaban yang berbeda-beda. Salah satu jawaban responden

yang cukup menarik yakni ingin memberikan pelayanan bagi keluarga dan orang-

orang di sekitarnya. Dari jawabannya menunjukkan bahwa ia menyadari

keterlibatannya sebagi suatu pelayanan. Pada item no 3 bagian b, 7 orang

responden (70%) merasa senang, bangga dan gembira dapat terlibat dalam

evangelisasi. 1 orang responden (10%) merasa ada yang kurang bila ia tidak

mewartakan Injil dalam hidupnya, dan ada juga responden yang merasa begitu

lega dan ringan beban pikirannya berkat bantuan Tuhan. 1 orang responden (10%)

menyatakan bahwa perasaannya biasa-biasa saja ketika mewartakan Injil, tidak

ada yang istimewa sebab ia sendiri sudah terbiasa dari kecil terlibat dalam

kegiatan-kegiatan Gerejani.

Dari hasil wawancara ini, dapat penulis simpulkan bahwa sesungguhnya

semua responden sudah pernah mendengar istilah evangelisasi, namun tidak

semua akrab dengan istilah tersebut. Mereka yang akrabpun belum terlalu

memahami maknanya. Responden paling sedikit yakni 1 orang (10%) secara

spontan menjawab belum akrab dengan istilah tersebut, hanya pernah mendengar

dan ia juga tidak memahami dengan jelas maknanya. Responden paling banyak

yakni 6 orang cukup akrab dengan istilah evangelisasi karena mereka cukup

terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada baik di paroki maupun di

Lingkungan. Mereka juga sudah terbiasa mendengarnya dari Lingkungan tempat

tinggal mereka, ada yang terbiasa karena dari asrama sudah diajarkan oleh suster

asrama, ada pula yang terbiasa karena ia sendiri adalah pengurus lingkungan dan

ada juga karena sejak kecil ia terbiasa mendengarnya baik dalam keluarga maupun

Page 94: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

74

di sekolah. Namun secara keseluruhan mereka menyatakan bahwa pemahaman

mereka akan maknanya masih kurang. 70% responden menyatakan bahwa mereka

terlibat dalam evangelisasi sedangkan 30% terlibat bila ada waktu. Keterlibatan

yang dimaksudkan dari jawaban responden ini adalah terlibat dalam kegiatan

Gerejani.

Dari berbagai variasi jawaban responden atas pertanyaan nomor 3, dapat

disimpulkan bahwa umat pada umumnya sudah menyadari akan tugas dan

kewajibannya sebagai umat Katolik untuk mewartakan Injil karena dari setiap

jawaban responden mengandung makna yang mendalam dan dapat dikatakan

sebagai kesadaran mereka sebagai umat beriman. Dari jawaban para responden, 2

orang mengatakan bahwa keterlibatannya dalam evangelisasi merupakan

panggilan dan tugasnya sebagai orang Katolik. Sedangkan 8 orang responden

lainnya memiliki jawaban yang berbeda-beda. Ada yang menyatakan karena

pengalaman ia pernah diselamatkan dalam hidupnya maka ia merasa penting

untuk meneruskan pewartaan tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa ia ingin

memberikan pelayanan, ingin berbagi, dan mendapatkan keselamatan dalam

hidupnya. Ada pula yang terlibat karena kurangnya tenaga dan karena ia sendiri

sudah mengimani Yesus Kristus, sehingga pewartaan harus ia laksanakan.

Pada kenyataannya kebanyakan umat beranggapan bahwa pewartaan Injil

identik dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Gerejani seperti

kotbah dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan erat dengan Kitab Suci,

sehingga bagi mereka bila umat tidak terlibat dalam kegiatan Gerejani atau doa-

doa di Lingkungan maka mereka belum mewartakan Injil. Tetapi tidak semua

Page 95: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

75

umat berpandangan demikian, karena bagi sebagian kecil orang yang aktif dalam

kegiatan Gerejani memahami dan menyadari bahwa pewartaan Injil itu dapat

dilakukan dimana saja dan kapan saja. Hal ini dapat dilihat dari jawaban beberapa

responden yang penulis wawancarai dan juga dari pandangan penulis terhadap

umat yang aktif dan hasil perbincangan dengan beberapa umat. Sebab

demikianlah evangelisasi yang dimaksudkan oleh penulis dalam hal ini, yakni

evangelisasi yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga,

masyarakat, Gereja maupun di tempat kerjanya.

Jawaban responden yang diperkuat dengan pengamatan penulis

menunjukkan bahwa umat pada umumnya cukup terlibat aktif dalam evangelisasi

yang dilakukan dalam kehidupannya sehari-hari. Seperti berusaha memberikan

teladan yang baik bagi anggota keluarganya serta menunjukkan pada rekan

kantornya di mana ia bekerja dengan menunjukkan tanggungjawabnya terhadap

pekerjaannya, berusaha meluruskan temannya yang hendak berpaling dari ajaran

Kristianinya. namun mereka kurang menghayati makna pewartaan Injil itu sendiri

dalam kehidupannya. Dari jawaban para responden banyak disebutkan bahwa

keterlibatan mereka lebih pada kegiatan Gerejawi seperti doa Lingkungan maupun

kegiatan lainnya. Namun ketika ditanya mengapa mereka terlibat, jawaban para

responden mengarah pada sikap hendak memuliakan Allah melalui suatu

pelayanan yang dapat diberikan pada sesama.

Berbicara mengenai keterlibatan umat dalam evangelisasi, penulis sangat

terkesan dengan jawaban salah seorang responden yakni Pak Paulus Runtung

yang mengatakan bahwa “pengalaman hidup diselamatkan oleh Allah dan

Page 96: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

76

kekuatan doa yang telah membawa ia selalu rindu untuk mewartakan Injil”. Bagi

penulis pernyataan singkat ini amat sangat mendalam karena melalui pengalaman

hiduplah kita dapat mengenal Allah dan menyakiniNya sebagai penyelamat dalam

hidup kita. Melalui pengalaman hidup kita dapat mengimani Yesus Kristus

sebagai juru selamat kita dan senantiasa memujiNya dalam segala hal. Berkat

pengalaman hidup pula kita dapat mengenal sesama dan berbagi kasih demi

mewujudkan Kerajaan Allah di tengah dunia, sebab sebagai orang beriman kita

tidak hanya berhenti pada kata-kata tentang iman tetapi kata-kata yang

diwujudnyatakan dalam tindakan konkret seperti yang Ia teladankan pada kita

melalui sengsara, wafat dan kebangkitanNya. Partisipasi kita sebagai umat

beriman adalah mewujudkan cinta kasihNya dalam sikap dan tindakan nyata kita

yakni dalam kesaksian hidup di dunia.

c. Bidang-bidang Keterlibatan Kaum Awam dalam Evangelisasi

Pada veriabel kedua ini penulis berusaha menggali bidang-bidang

keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi. Berikut ini merupakan tabel

rangkuman jawaban responden.

Page 97: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

77

Tabel 3. Bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi

(N=10)

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah Prosentase

4.

Bagaimana

pengalaman

anda setelah

terlibat dalam

pewartaan

Injil?

Banyak tantangan yang dihadapi

dalam evangelisasi, namun kita

harus siap dan sabar

menghadapinya serta

menjalankannya dengan

sepenuh hati.

2 orang 20%

Banyak hal baik yang saya

peroleh dalam hidup, berkat

pengalaman diselamatkan

membuat saya semakin yakin

akan kekuatan Allah.

1 orang 10%

Banyak karunia Roh Kudus yang

saya peroleh dalam hidup.

1 orang 10%

Semula hanya terlibat sebagai

peserta akhirnya mau menjadi

pengurus dan melayani dengan

sepenuh hati, sabar, selalu

berusaha berbuat baik pada orang

lain, beriman bukan hanya soal

pengetahuan melainkan

pengalaman.

1 orang 10%

Saya bangga dapat membawa

umat aktif dalam kegiatan-

kegiatan, baik di paroki maupun

di masyarakat karena di manapun

saya berada saya selalu berusaha

terlibat aktif.

1 orang 10%

Page 98: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

78

Merasa begitu dekat dengan

Tuhan, mendapat banyak

pengetahuan dan pengalaman

hidup yang bermakna. Berkat

usaha dan kerja keras yang

disertai doa tidak mengalami

kesulitan dalam mencari

pekerjaan, memulai pewartaan itu

dari dalam diri sendiri terlebih

dahulu.

1 orang 10%

Merasa lega dan lebih ringan

karena terbantu oleh Tuhan yang

meringankan beban hidup saya.

1 orang 10%

Menyadarkan saya untuk

membantu pastor yang “kurang

tenaga” untuk mewartakan Yesus

Kristus pada orang yang ragu dan

belum mengenalNya, berbuat

amal pada umat dan penyerahan

diri yang total.

1 orang 10%

Merasa senang dapat membawa

orang yang dalam kegelapan

untuk memperoleh terang,

sehingga mereka tetap teguh

imannya di tengah umat yang

berbeda keyakinan.

1 orang 10%

5.

Bagaimana

pendapat anda

tentang kaum

awam di

- Umat rajin ke gereja hari

minggu namun kurang aktif

dalam kegiatan lingkungan.

- Cenderung menunggu (pasif).

4 orang 40%

Page 99: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

79

wilayah

Busur?

- Yang aktif orangnya itu-itu saja

- Mau terlibat bila ditemani.

- Kaum muda cukup aktif

sedangkan orang tua kurang.

- Ada umat yang acuh terhadap

kegiatan yang ada.

- Umat cukup baik dan terbuka

terhadap kegiatan yang ada,

sehingga kegiatannya berjalan

cukup lancar.

- Adanya pengaruh positif dari

pendatang bagi penduduk asli.

2 orang 20%

- Lemahnya kesadaran umat

untuk terlibat.

- Kurang adanya kerjasama antar

umat.

- Tidak rela memberikan

waktunya secara cuma-cuma

untuk melayani sesama.

1 orang 10%

- Umat cukup memahami dan

mengerti tentang evangelisasi

namun mereka terlalu sibuk

dengan kegiatan sendiri-sendiri.

- Acuh terhadap kegiatan yang

ada, malas dan malu utuk

terlibat.

1 orang 10%

- Sibuk sehingga tidak ada waktu

- Kesadaran untuk terlibat kurang.

- Adanya kebiasaan mengirim

anak-anaknya sebagai

1 orang 10%

Page 100: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

80

“perwakilan” dalam mengikuti

kegiatan.

- Kurang menyadari tugas

perutusannya sebagai pewarta.

- Acuh tak acuh, tidak ada

semangat dan tidak memberi

contoh keterlibatannya pada

anak-anak.

- Umat cukup aktif dalam

kegiatan gereja dan lingkungan

- Bisa bekerjasama.

1 orang 10%

6. Menurut anda

dalam bidang

apa saja

Evangelisasi

dapat

dilaksanakan?

Dalam kehidupan sehari-hari,

gereja, keluarga, masyarakat dan

di tempat kerja.

7 orang

70%

Evangelisasi bukan hanya soal

Sabda Allah saja, tetapi yang

penting adalah teladan.

1 orang 10%

Dalam bidang pendidikan,

kegiatan non formal misalnya

kursus menjahit, gereja, tempat

kerja, dan dalam hidup sehari-

hari.

1 orang 10%

Dalam bidang gerejani 1 orang 10%

7.a Dalam bidang

apa saja anda

terlibat dalam

Evangelisasi?

Dalam hidup sehari-hari,

masyarakat, gereja, keluarga dan

di tempat kerja.

7 orang 70%

Bidang gerejani 1 orang 10%

Gerejani dan di tempat kerja. 1 orang 10%

Dalam bidang gerejani, keluarga

dan dalam hidup sehari-hari

1 orang 10%

Page 101: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

81

7.b Apa

manfaatnya

bagi anda?

Iman saya semakin kuat,

berkembang dan semakin

diteguhkan.

2 orang 20%

Memiliki kerinduan yang

mendalam bila tidak mewartakan

Injil.

1 orang 10%

Memperoleh kekuatan besar

ketika mengalami kesulitan hidup

berkat kekuatan doa.

1 orang 10%

Memperoleh kemudahan dalam

menjalani hidup, mendapatkan

kepercayaan dan dengan mudah

diterima di tengah masyarakat.

1 orang 10%

Dapat menjadi teladan bagi orang

lain.

1 orang 10%

Bahagia karena melayani dengan

sepenuh hati tanpa beban dan

penuh semangat dalam hidup.

1 orang 10%

Merasa senang dapat memberikan

sesuatu yang bermakna bagi orang

lain dengan kesungguhan hati.

1 orang 10%

Dapat membantu pastor

meyebarkan warta tentang Kristus

dan membantu umat

mengembangkan imannya.

1 orang 10%

Menjadi tahu gambaran hidup

menurut Injil.

1 orang 10%

Berdasarkan jawaban responden pada tabel 3 di atas, nampak bahwa umat di

Busur memiliki pengalaman yang bervariasi dalam evangelisasi. Pada item nomor

Page 102: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

82

4, 2 orang responden (20%) menyadari bahwa keterlibatan dalam pewartaan Injil

menghadapi banyak tantangan. Namun mereka harus siap dan sabar

menghadapinya serta menjalankan dengan sepenuh hati. Hal ini menunjukkan

bahwa dalam menjalankan suatu pekerjaan, kita perlu kesungguhan hati agar apa

yang kita kerjakan dapat membuahkan hasil yang baik bagi kita dan juga sesama.

Jawaban dari dua orang responden ini mengingatkan kita pada sikap tulus ikhlas

dalam menjalani segala hal. Pengalaman salah seorang responden yang pernah

pernah terselamatkan dari musibah berkat kekuatan doa menjadikan ia semakin

yakin dan percaya akan kekuatan Allah dalam hidupnya, sehingga pewartaan Injil

merupakan suatu keharusan baginya demi kepuasan batinnya sendiri. Ada pula

seorang responden yang menyatakan bahwa pengalaman keterlibatannya membuat

ia sadar bahwa jumlah pastor sangat kurang, sementara lahan pewartaannya sangat

luas, ini peluang baginya untuk membantu tugas para pemimpin gereja tersebut.

Seorang responden mengatakan banyak karunia Roh Kudus yang ia peroleh berkat

keterlibatannya.

Pada item nomor 5, responden paling banyak yakni 4 orang (40%)

mengatakan bahwa umat di Busur pada umumnya rajin ke gereja namun kurang

terlibat aktif dalam kegiatan yang dilakukan di Lingkungan. Umat cenderung

menunggu (pasif), kalaupun ada yang aktif, hanya orang-orang itu saja. Terkadang

umatnya mau terlibat asalkan ditemani, misalnya ketika gotong royong

membersihkan gereja, perlu ditemani oleh ketua lingkungan atau umat yang aktif

di gereja. Ditemani dalam arti ada yang mendorong dan memotivasi mereka.

Sedangkan 2 orang responden (20%) mengatakan bahwa umat disini cukup baik

Page 103: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

83

dan terbuka terhadap kegiatan yang ada dengan mau terlibat, sehingga

kegiatannya dapat berjalan dengan lancar serta adanya pengaruh positif dari

pendatang bagi penduduk asli. Di sini juga dikatakan bahwa umat kurang

memiliki kesadaran untuk terlibat dalam pewartaan, mereka acuh terhadap

kegiatan yang ada, kurang kerjasama dan tidak rela memberikan waktu secara

cuma-cuma, sehingga kesibukan menjadi alasan ketidakterlibatan mereka.

Pada item nomor 6, responden paling banyak yakni 7 orang responden

(70%) menyatakan bahwa evangelisasi dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-

hari, keluarga, masyarakat, Gereja dan di tempat kerja. Salah seorang responden

menegaskan lagi bahwa evangelisasi bukan hanya soal Sabda Allah (kotbah)

melainkan yang terpenting adalah teladan. Sedangkan pada item nomor 7 (a), 7

orang (70%) responden mengatakan bahwa keterlibatannya dalam mewartakan

Injil dalam hidup sehari-hari, keluarga, masyarakat, gereja dan di tempat kerja dan

item 7 (b), masing-masing responden memiliki jawaban yang berbeda-beda

tentang manfaat yang diperoleh berdasarkan pengalaman mereka masing-masing.

2 orang responden (20%) menyadari bahwa imannya semakin berkembang, kuat

dan semakin diteguhkan. Ada juga yang merasa rindu bila tidak mewartakan Injil

dalam hidupnya.

Pandangan para responden terhadap umat di Busur kaitannya dengan

keterlibatan mereka dalam evangelisasi cukup bervariasi, namun lebih banyak

responden yang berpandangan bahwa umat di Busur pada umumnya rajin ke

Gereja namun kurang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan di

lingkungan. Mereka mengatakan bahwa sebenarnya umat mau terlibat, tetapi perlu

Page 104: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

84

selalu didorong dan diberi semangat, sehingga mereka menyatakan bahwa umat

saat ini mendambakan sosok pemimpin yang mampu dan siap untuk selalu

membimbing dan memotivasi mereka. Selain itu, umat juga memiliki

kecenderungan menunggu (pasif). Hal ini berkaitan dengan umat yang mau tetapi

perlu ditemani. Dari jawaban para responden dan juga dari tanggapan beberapa

umat yang penulis ajak berbincang, kesibukan umat menjadi alasan utama mereka

tidak aktif dalam evangelisasi. Dari keseluruhan jawaban para responden, penulis

dapat menyimpulkan bahwa pada umumnya mereka menyadari bahwa

evangelisasi itu tidak hanya berbicara soal Kitab Suci semata karena hampir

semuanya mengatakan bahwa evangelisasi dapat dilakukan dalam hidup sehari-

hari. Namun mereka menyatakan bahwa ini merupakan pendapat saja dan mereka

tidak tahu yang sebenarnya seperti apa karena ada beberapa responden yang masih

ragu-ragu dalam memberikan jawabannya karena ia sendiri belum memahami

betul apa yang dimaksud dengan evangelisasi.

Dengan demikian, sesungguhnya mereka masih membutuhkan penjelasan

yang memadai tentang makna evangelisasi karena dengan adanya penegasan atas

makna evangelisasi akan membantu umat untuk melaksanakannya. Banyak di

antara responden mengatakan bahwa mereka melaksanakan pewartaan dalam

kehidupannya sehari-hari, keluarga, masyarakat/lingkungan, Gereja dan di tempat

kerja mereka masing-masing. Bagaimana mereka tahu bahwa mereka telah

melaksanakan dalam seluruh aspek kehidupan mereka, sedangkan mereka sendiri

mengatakan bahwa mereka tidak terlalu memahami maknanya? Hal ini

menunjukkan bahwa masih ada kesimpangsiuran atas pemahaman mereka. Selain

Page 105: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

85

itu, mereka juga kurang menghayatinya dalam hidup berimannya. Pewarta sejati

adalah orang yang bukan hanya berbicara saja melainkan kata-kata yang dibarengi

dengan tindakan nyata, seperti teladan Yesus Kristus mewartakan Kabar Gembira

bagi umatNya. Ia menyerukan agar kita saling mengasihi, dan Ia terlebih dahulu

mengasihi kita. KasihNya dapat kita nikmati hingga sekarang berkat tindakan

konkretNya yang menyerahkan hidup demi kasihNya kepada kita.

d. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam

evangelisasi

Tabel 4. Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat

Kaum Awam dalam Evangelisasi

(N=10)

No Pertanyaan Jawaban Responden Jumlah Prosentase

8.

Bagaimana

tanggapan umat

di wilayah

Busur terhadap

pewartaan Injil?

menurut Anda

mengapa umat

tidak aktif

dalam

mewartakan

Injil?

- Evangelisasi merupakan

tugas para pastor, katekis

dan guru agama.

- Kurang memahami

makna evangelisasi.

- Sibuk dengan pekerjaan

masing-masing, sehingga

tidak ada waktu dan tidak

ada yang memotivasi.

- Kurangnya informasi dari

pengurus lingkungan.

5 orang

50%

Page 106: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

86

- Ada yang menanggapi dan

mau terlibat namun ada

pula yang hanya diam saja

(tidak mau terlibat).

- Sebagian umat menyadari

tugasnya sebagai umat

Kristiani untuk terlibat.

3 orang 30%

- Pada umumnya umat tahu

tentang evangelisasi

karena mereka ada di kota

(dekat paroki), hanya saja

mereka kurang terlibat.

1 orang 10%

- Umat menanggapi dengan

baik dan positif.

- Latar belakang pendidikan

yang kurang memadai dan

pergaulan yang kurang,

sehingga mereka merasa

minder bergabung dengan

umat lain.

1 orang 10%

9.

Bagaimana

tanggapan anda

sendiri terhadap

pewartaan Injil?

Menyampaikan isi Injil

kepada sesama umat

beriman, saat kotbah atau

memberi pelajaran agama

supaya dapat dipahami.

4 orang 40%

Menjadi rasul menyuarakan

Kabar Gembira pada

sesama, terutama mereka

yang mengalami keraguan

dan belum mengenal Dia.

2 orang 20%

Page 107: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

87

Keterlibatan kita sebagai

umat Katolik dalam

kegiatan gereja, tempat

kerja dan dalam hidup

sehari-hari.

1 orang 10%

Evangelisasi bukan hanya

mewartakan Sabda Allah

“Kitab Suci” tetapi juga

sikap dalam hidup sehari-

hari.

1 orang 10%

Segala sesuatu yang

dilakukan demi untuk

mensejahterakan orang lain

lebih-lebih diri sendiri untuk

mencapai tujuan yakni

Allah sendiri.

1 orang 10%

Evangelisasi perlu

dilakukan secara terus-

menerus agar umat yang

tidak tahu menjadi tahu.

1 orang 10%

10.

(a)

Faktor apa saja

yang

mendukung

anda dalam

mewartakan

Injil?

Dukungan yang utama dari

dalam diri sendiri.

4 orang 40%

Dukungan dari luar diri

yakni keluarga (orang tua)

dan juga sekolah yang sejak

kecil menanamkan ajaran

agama, istri dan anak-anak.

Dari dalam diri sendiri

yakni rasa tanggungjawab.

2 orang 20%

Page 108: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

88

Keterlibatan beberapa umat

yang aktif menjadi

penyemangat bagi saya

untuk mewartakan Injil.

2 orang 20%

Dukungan dari keluarga

(pengertian dari suami),

terhadap pekerjaan saya,

ketua lingkungan, pastor

dan umat.

2 orang 20%

(b) Menurut anda

faktor apa saja

yang

mendukung

umat dalam

mewartakan

Injil?

Bila ada orang yang dengan

sukarela mau membimbing,

mendorong dan memotivasi

umat untuk mengambil

bagian dalam evangelisasi,

maka umat dapat

berkembang dan yang lebih

penting adalah kemauan

dari masing-masing pribadi

untuk terlibat.

10 orang

100%

11.

(a)

Apakah anda

melihat ada

hambatan bagi

umat dalam

melaksanakan

pewartaan Injil?

Ya, saya melihat ada

hambatannya.

Alasannya:

- Kesibukan mereka dengan

pekerjaan masing-masing

membuat mereka tidak

ada waktu untuk terlibat (7

orang).

- Adanya orang yang

memiliki kepentingan

pribadi dan golongan,

10 orang 10%

Page 109: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

89

sehingga tidak peduli

dengan kebahagiaan orang

lain (1 orang).

- Masih kuatnya budaya

belian, perjudian dan juga

kurangnya kerukunan

dalam keluarga (1 orang).

- Masalah pendidikan,

kehidupan sosial, kurang

mampu meluangkan

waktu dan masih

tergantung pada

pemimpin/menunggu (1

orang).

(b) Hambatan apa

saja yang anda

alami dalam

mewartakan

Injil?

Dari dalam diri sendiri ada

niat tapi tidak dilaksanakan,

kesibukan dalam bekerja

dan dalam keluarga,

sehingga sulit membagi

waktu. Juga masalah

kesehatan dan mudah

merasa gagal.

7 orang

70%

Kurang aktifnya umat dan

tidak jelasnya makna

evangelisasi, melemahkan

semangat saya.

2 orang 20%

Page 110: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

90

Adanya orang yang

memiliki kepentingan

pribadi dan golongan

menjadi penghambat bagi

saya, kesibukan dalam

bekerja, masih kuatnya

budaya di sini terutama

belian dan perjudian.

1 orang 10%

12. Apakah nilai-

nilai Injil

mempunyai

pengaruh positif

di sini?

Ya, nilai-nilai Injil cukup

berpengaruh.

Alasanya:

- Sepanjang pemimpinnya

mampu membimbing

umat untuk menghayati

imannya dalam budaya

setempat (6 orang).

- Ada tantangan yang cukup

berat bagi pewarta

terutama dalam

menghadapi budaya yang

masih kental (1 orang).

7 orang 70%

Tidak terlalu mempunyai

pengaruh.

Alasannya:

- Penduduknya sudah

bercampur, ditambah lagi

penduduk asli masih kuat

dengan budaya

belian/penyembuhan

tradisional (1 orang).

3 orang 30%

Page 111: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

91

- Masih banyak kasus-kasus

yang bertentangan dengan

nilai-nilai Injil seperti

perselingkuhan yang

berakibat sampai pada

perceraian (1 orang).

- Pewartaannya yang tidak

jelas (1 orang).

Pada item nomor 8, 5 orang responden (50%) menyatakan kebanyakan umat

di wilayah Busur berpandangan bahwa evangelisasi merupakan tugas para

pemimpin (pastor, katekis dan guru agama). Umat kurang memahami makna

evangelisasi dan masih banyak umat yang sibuk dengan pekerjaannya masing-

masing, sehingga tidak ada waktu untuk terlibat serta kurangnya informasi dari

pengurus Lingkungan. Pernyataan 5 orang responden ini dikuatkan oleh jawaban

beberapa responden lainnya tentang kurangnya pemahaman umat akan makna

evangelisasi. Kesibukan dengan pekerjaan masing-masing menjadi alasan yang

menonjol dalam ketidakterlibatan mereka. Namun salah seorang responden (10%)

menyatakan bahwa latar belakang pendidikan yang kurang memadai dan

pergaulan yang kurang membuat umat minder bergabung dengan umat yang lain.

Pada item nomor 9, 4 orang (40%) mengatakan bahwa evangelisasi

merupakan kegiatan menyampaikan isi Injil kepada sesama umat beriman agar

mereka memahaminya. Ini dapat dilakukan pada saat kotbah ataupun memberi

pelajaran agama. Sedangkan 2 orang responden (20%) menyatakan sikap mau

menjadi rasul menyuarakan Kabar Gembira tentang Kristus pada sesama terutama

Page 112: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

92

kepada mereka yang ragu-ragu dan belum mengenalNya. Salah seorang responden

menyatakan bahwa evangelisasi bukan hanya soal Sabda Allah “Kitab Suci”

(kotbah) semata melainkan lebih pada teladan hidup sebagai seorang beriman.

Ada juga yang menyatakan bahwa evangelisasi merupakan kegiatan yang

dilakukan demi mensejahterakan orang lain terlebih diri sendiri. Pernyataan ini

juga berkaitan dengan jawaban seorang responden yang menyatakan sekaligus

meminta agar pewartaan itu perlu dilakukan secara terus menerus agar umat yang

tidak tahu menjadi tahu. Dari jawaban masing-masing responden yang cukup

bervariasi tersebut menunjukkan bahwa masih banyak umat yang belum terlalu

memahami makna evangelisasi, sehingga perlu diberi penjelasan. Dengan

demikian umat dapat meneruskannya dalam kehidupan sehari-hari yang dapat

dimulai dari dalam keluarga dengan mengajarkan pada anak-anak mereka, hingga

keluar rumah di tengah masyarakat. Hal inilah yang dimaksudkan oleh salah satu

responden tentang pewartaan terus-menerus agar pemahaman umat tidak hanya

berhenti pada dirinya sendiri melainkan diteruskan pada orang lain dan

seterusnya, sehingga pemahaman itu juga tidak hanya berhenti pada suatu sikap

“saya sudah paham (kognitif)” melainkan pemahaman yang dikembangkan dalam

tindakan konkrit.

Pada item nomor 10 (a), responden terbanyak yaitu 4 orang (40%)

mengatakan bahwa dukungan utama bagi mereka adalah dari dalam diri sendiri

karena segala sesuatu yang dikerjakan berkaitan dengan dirinya, maka ia harus

tahu apa yang akan dikerjakannya. Jika sudah tahu, maka ia harus punya niat

untuk melakukan. Niat saja tidak cukup bila tidak dibarengi dengan tindakan

Page 113: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

93

konkret. Seorang responden merasakan bahwa pengajaran agama (iman) yang

ditanamkan sejak dini dari keluarga dan sekolah sangat membantu kesadarannya

untuk terlibat, sehingga melahirkan rasa tanggungjawab dalam diri sendiri. Juga

dorongan dari keluarga (istri dan anak-anak) yang memandang positif pekerjaan.

Sedangkan pada item 10 (b), 10 orang responden (100%) mengatakan bahwa umat

di Busur membutuhkan sosok pemimpin yang mau dengan suka rela membimbing

dan memotivasi mereka untuk mengambil bagian dalam evangelisasi yang juga

harus didukung oleh kesadaran masing-masing individu untuk terlibat. Sebab

sekalipun ada pemimpin yang membimbing dan memotivasi mereka tetapi dari

dalam diri mereka sendiri tidak mau, maka itu tidak dapat berjalan dengan baik.

Dari jawaban para responden, penulis mendapat kesan bahwa faktor pendukung

bagi mereka pertama-tama itu dari diri sendiri karena segala sesuatu yang

dikatakan dan dikerjakan semuanya berpusat pada diri. Walaupun ada yang

mendorong dan memotivasi, namun bila masing-masing pribadi tidak ada

keinginan untuk ambil bagian, maka semuanya tidak dapat terlaksana. Hal ini pula

yang dialami oleh umat pada umumnya. Dalam hal ini kerjasama antar umat

sangat diperlukan untuk saling mendorong dan memotivasi. Sikap mau merangkul

sangat penting untuk mengembangkan setiap individu karena sadar atau tidak,

satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Contoh: bila umat melihat ada

beberapa umat yang tidak pernah aktif dalam kegiatan, ia berpikir untuk apa ia

aktif, sementara masih banyak juga orang yang tidak aktif dan itu tidak jadi

masalah baginya.

Page 114: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

94

Pada item nomor 11 (a), 10 orang responden (100%) menyatakan bahwa ada

hambatan bagi umat dalam melaksanakan evangelisasi, namun dengan alasan

yang berbeda-beda. 7 orang mengatakan karena kesibukan dengan pekerjaan

masing-masing, sehingga sulit membagi waktu. Salah seorang responden

mengatakan karena adanya kepentingan pribadi dan golongan dari pihak-pihak

tertentu, sehingga orang tidak lagi memikirkan dan peduli dengan kebahagiaan

orang lain. Ada juga responden yang mengatakan bahwa masih kentalnya budaya

belian (pengobatan tradisional), perjudian dan kurangnya kerukunan dalam

keluarga menjadi hambatan dalam pewartaan. Seorang responden menambahkan

bahwa umat masih bersifat pasif/menunggu. Pada item 11 (b), 7 orang responden

(70%) mengatakan bahwa hambatan pertama-tama dari dalam dirinya sendiri,

terutama kesibukan dalam bekerja, sehingga sulit membagi waktu. Sedangkan 2

orang responden (20%) merasa bahwa ketidakatifan umat dalam kegiatan menjadi

hambatan baginya ditambah lagi karena belum jelasnya makna evangelisasi

baginya. Dari jawaban para responden tersebut, penulis mendapat kesan bahwa

pada umumnya umat mengalami banyak hambatan dalam mewartakan Injil,

terutama kesibukan dalam pekerjaan masing-masing menjadi hambatan yang

sangat menonjol, karena dengan bekerja mereka dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari.

Pada item no. 12, responden terbanyak yakni 7 orang (70%) menyatakan

bahwa nilai-nilai Injil cukup mempunyai pengaruh sepanjang pemimpinnya

mampu membimbing umat untuk menghayati dan memperkembangkan imannya

di tengah budaya setempat. Alasan ini dikatakan oleh 6 orang sedangkan 1 orang

Page 115: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

95

lagi mengatakan bahwa banyak tantangan berat yang harus dihadapi oleh pewarta.

Oleh karena itu, seorang pewarta perlu memiliki sikap sabar dan teguh dalam

melaksanakan pewartaan. Sedangkan 3 orang responden (30%) menyatakan

bahwa nilai-nilai Injil tidak terlalu berpengaruh karena masih banyak kasus-kasus

yang bertentangan dengan nilai-nilai Injil sering terjadi, antara lain

perselingkuhan yang berakibat sampai pada perceraian, perjudian dan juga

ketidakjelasan dari pewartaannya sendiri (pemahaman yang kurang).

Penulis mendapat kesan bahwa bahwa peranan seorang pewarta sangat

penting di sini dalam mewartakan kabar Gembira di tengah umat yang masih

memegang kuat budayanya. Bagaimana pewarta itu memanfaatkan budaya yang

ada sebagai sarana baginya untuk mewartakan tanpa harus meminta umat untuk

meninggalkan sesuatu yang sudah turun-temurun mereka hayati dalam hidupnya.

3. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, dapat penulis simpulkan bahwa kaum awam di

wilayah Busur cukup berpartisipasi dalam evangelisasi. Sebagian umat menyadari

bahwa keterlibatannya merupakan pengutusan sebagai orang Katolik. Ada juga

beberapa umat yang terlibat karena merasa kurangnya tenaga pastor, sehingga

perlu dibantu. Dalam mewartakan Injil umat cukup merasa senang dan bangga

dapat terlibat karena dalam keterlibatannya mereka tidak mengalami unsur

keterpaksaan.

Keterlibatan kaum awam selama ini cukup mengalami banyak tantangan,

namun mereka menyadari itu sebagai bagian dari proses kehidupan yang

Page 116: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

96

dijalaninya. Selama ini kaum awam sudah cukup terlibat dalam evangelisasi

meliputi bidang Gerejani, keluarga, masyarakat, di tempat kerja dan dalam

kehidupan sehari-hari. Namun kebanyakan dari mereka kurang menyadari bahwa

tindakan mereka merupakan suatu pewartaan. Masih banyak umat yang

berpendapat bahwa pewartaan itu dilakukan dalam bidang Gerejani semata. Hal

ini sesuai dengan komentar para responden yang menyatakan keterlibatan dalam

kegiatan-kegiatan gerejani identik dengan pewartaan. Umat masih memiliki

keraguan dalam memaknai evangelisasi tersebut walaupun secara spontan mereka

menyatakan bahwa pewartaan dapat dilakukan dalam hidup sehari-hari.

Kesadaran umat untuk mengambil bagian dalam tugas pewartaan Injil juga masih

kurang karena kurang mendalamnya pemahaman mereka akan makna evangelisasi

sehingga kurang dalam penghayatannya. Oleh karena itu, perlu suatu penegasan

akan makna evangelisasi bagi umat, agar mereka tidak mengalami keraguan untuk

melaksanakan pewartaan dalam kehidupannya terutama dalam hidup berkeluarga.

Kaum awam merasakan bahwa ada faktor yang mendukung dan

menghambatnya dalam melaksanakan pewartaan Injil. Faktor pendukung

pertama-tama dari dalam diri sendiri karena diri merupakan kunci dalam

menjalani segala sesuatu. Bila diri sendiri sudah menyadari tugas dan

tanggungjawabnya sebagai pribadi beriman, maka iapun akan dengan sepenuh

hati melaksanakannya tanpa beban. Faktor pendukung juga datang dari luar diri

yakni dukungan dari keluarga yang mau mengerti dan memahami pekerjaan dan

kesibukan suami atau istrinya, keterlibatan anak-anak dalam berbagai kegiatan

yang ada menjadi penyemangat bagi orang tua. Dukungan juga datang dari umat

Page 117: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

97

setempat yang terlibat aktif dalam kegiatan yang ada. Sebab sesungguhnya antara

umat itu saling mempengaruhi. Di samping itu, umat juga menghadapi hambatan

yang datang dari dalam dirinya sendiri yakni kurangnya kesadaran untuk mau

mengambil bagian dalam pewartaan. Seringkali mereka merasakan banyak

dukungan dan motivasi yang diberikan orang lain baginya, namun dari dalam

dirinya sendiri tidak ada niat untuk melakukannya.

Kurangnya pemahaman dan penghayatan umat tentang makna evangelisasi

juga menjadi hambatan bagi mereka dalam melaksanakan pewartaan, sehingga

seringkali kesibukan dalam bekerja menjadi alasan bagi mereka tidak dapat

terlibat. Masalah pendidikan, kehidupan sosial (pergaulan) juga menjadi hambatan

karena umat yang kurang bergaul merasa minder dan malu bergabung dengan

umat yang lainnya, sehingga tanpa sadar terjadi pemisahan antara yang aktif

dalam kegiatan dan yang tidak aktif. Ketidakaktifan umat juga dapat berpengaruh

negatif bagi umat yang lainnya karena mereka berpikir tidak penting terlibat

karena masih banyak juga umat yang tidak aktif. Kenyataan ini menunjukkan

bahwa pada dasarnya umat mau terlibat dan mengambil bagian dalam pewartaan

Injil, namun dibutuhkan kerjasama untuk saling meneguhkan dan menguatkan

satu dengan yang lainnya. Umat juga perlu diberi penjelasan yang mendalam

tentang makna evangelisasi. Oleh karena itu, pada bab IV penulis mengusulkan

suatu program katekese keluarga untuk meningkatkan keterlibatan kaum awam

dalam evangelisasi.

Page 118: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

BAB IV

USULAN PROGRAM KATEKESE KELUARGA

UNTUK MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM AWAM

DALAM EVANGELISASI

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan gambaran umum bahwa

keterlibatan umat dalam evangelisasi belum sepenuhnya maksimal. Hal ini

disebabkan karena masih banyaknya umat yang kurang memahami dan

menghayati makna evangelisasi dalam hidupnya, sehingga masih banyak yang

berpandangan bahwa pewartaan Injil itu kaitannya dengan kegiatan-kegiatan yang

bersifat Gerejani semata seperti kotbah, misa mingguan, doa rosario atau

pendalam Kitab Suci. Padahal pewartaan Injil dapat dilakukan di mana saja, kapan

saja dan oleh siapa saja termasuk kaum awam. Oleh karena itu, pada bab IV ini

penulis berusaha memaparkan pentingnya pewartaan Injil dilakukan oleh setiap

orang Kristiani demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan

sehari-hari, agar mereka bukan hanya diselamatkan tetapi juga menyelamatkan

sesama. Pewartaan Injil itu mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, baik

keluarga, lingkungan atau masyarakat maupun di tempat kerja. Dalam bab ini,

penulis mengajak kaum awam untuk berevangelisasi dalam keluarga dengan

menanamkan nilai-nilai Kerajaan Allah pada anggota keluarganya, sehingga pada

akhirnya setiap anggota keluarga dapat melanjutkan pewartaan dalam

kehidupannya sehari-hari, di manapun ia berada.

Page 119: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

99

Penulis membagi bab IV ini menjadi empat bagian pokok pembahasan.

Bagian pertama membahas katekese keluarga meliputi: pengertian, tujuan, hal-hal

yang penting dalam katekese keluarga dan kekhasan katekese keluarga. Bagian

kedua memaparkan usulan program yakni katekese keluarga untuk meningkatkan

keterlibatan keluarga sebagai kaum awam dalam evangelisasi melalui Shared

Christian Praxis (SCP), yang meliputi: latar belakang pemilihan program, usulan

tema dan gambaran pelaksanaan program. Bagian ketiga penjabaran program dan

bagian keempat memberikan contoh satuan persiapan (SP).

A. Katekese Keluarga

1. Pengertian Katekese Keluarga

Dalam Kitab Suci katekese dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman dan

pendidikan iman agar seorang Kristiani semakin dewasa dalam imannya (Luk.

1:4). Katekese juga dipahami sebagai “usaha-usaha dari pihak Gereja untuk

menolong umat agar semakin memahami, menghayati dan mewujudkan imannya

dalam kehidupan sehari-hari” (Telaumbanua, 1999:5). Gereja dengan berbagai

upaya berusaha membantu umat untuk selalu berkembang dalam imannya agar

mereka senantiasa berjalan dalam terang iman di tengah arus zaman.

Pembinaan melalui katekese diharapkan mampu mengantar manusia baru

sampai pada kepenuhan imannya, sehingga ia dengan mantap mengakui dan

menjalani hidup di tengah keluarga, masyarakat dan Gereja. Keluarga merupakan

Gereja domestik yang menjadi dasar dari pembentukan manusia baru menuju

kedewasaan iman. Dengan demikian katekese keluarga dapat dipahami sebagai

Page 120: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

100

tindakan pelayanan pendampingan atau pendidikan iman dalam keluarga-keluarga

Kristiani, agar setiap anggota keluarga mampu memahami dan menghayati iman

di tengah kehidupan saat ini.

Berdasarkan penelitian di wilayah Busur, penulis menemukan bahwa masih

banyak keluarga-keluarga Katolik yang kurang menghayati iman di tengah

kesibukannya sehari-hari, sehingga banyak keluarga Katolik yang menganggap

bahwa kesibukan bekerja merupakan sesuatu yang harus dihadapi untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang terus meningkat. Akibatnya tidak banyak waktu

bagi mereka untuk mewartakan Injil. Tidak jarang pula banyak terjadi tindakan

yang bertolak belakang dengan ajaran Kristiani seperti perselingkuhan yang

berakibat pada perceraian dan perjudian.

Kenyataan ini tentu saja mengundang keprihatinan bagi penulis secara

pribadi sehingga penulis tergerak untuk memberikan sumbangan pemikiran yang

dapat membantu keluarga Kristiani sebagai kaum awam untuk semakin

menghayati iman di tengah keluarganya masing-masing sebagai dasar untuk

mewartakan Injil di tengah masyarakat, Gereja dan hidup sosialnya. Melalui

katekese keluarga ini, setiap anggota keluarga diharapkan dapat mengambil

bagian dalam tugas pewartaan Injil dengan caranya masing-masing. Orang tua

sebagai pendidik utama dalam keluarga dapat membimbing anak-anak

menghayati imannya dengan memberikan teladan yang baik pada mereka,

misalnya mengajak anak berdoa sebelum dan sesudah makan; sebelum dan

sesudah bangun tidur; membacakan Kitab Suci dan menceritakan kebaikan-

kebaikan Tuhan melalui sesama pada anak-anak; mendoakan anak-anaknya

Page 121: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

101

terlebih saat ulang tahunnya; mengajak semua anggota keluarga berdoa pada saat

ulang tahun perkawinannya, sehingga anak-anakpun dapat melakukan hal yang

sama dan semakin menyadari pentingnya kebersamaan dalam keluarga untuk

memupuk cinta kasih antara satu dengan yang lain. Sikap mau melayani anggota

keluarga dapat menjadi teladan yang menumbuhkan kepekaan dalam diri, seperti

diteladankan oleh orang Samaria yang murah hati dalam Injil Lukas 10:34

bagaiman melayani tanpa pamrih.

Dalam katekese keluarga ini, orang tua memiliki peranan yang penting

sebab orang tualah pendidik utama. Orang tua merupakan pendidik iman yang

pertama bagi anggota keluarganya, oleh karena itu penting bagi para orang tua

untuk semakin memperdalam penghayatan imannya agar mampu

merefleksikannya dengan memberikan kesaksian pada anggota keluarganya.

untuk kelancaran proses katekese keluarga ini diperlukan kerjasama yang baik

dari semua anggota keluarga. Melalui kesibukan dalam bekerjapun orang tua

dapat menghayati imannya dengan sepenuh hati. Hal ini akan sungguh-sungguh

terjadi bila setiap pribadi yang dewasa dalam iman mau dan rela menyisihkan

sediki waktunya untuk memaknai setiap pengalaman hidupnya menjadi sebuah

pengalaman iman yang dapat meneguhkan dan menguatkan imannya, sehingga

dalam perjalanannya tidak tergoyahkan.

Hal lain yang lebih penting dalam katekese adalah komunikasi atau sharing

pengalaman iman, karena melalui komunikasi atau sharing umat saling berbagai

pengalaman iman dan saling meneguhkan dalam iman. Demikian pula dalam

keluarga, komunikasi sangat penting untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan

Page 122: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

102

dalam hubungan dengan anggota keluarga. Dengan komunikasi yang baik antar

anggota keluarga, akan tercipta keharmonisan karena adanya sikap saling

pengertian dan menghargai satu dengan yang lainnya. Sikap saling menghargai

akan menumbuhkan sikap rela berkorban dan mau melayani. Pelayanan suami

terhadap istri dan sebaliknya, orang tua terhadap anak-anaknya dan anak-anak

terhadap orang tuanya. Orang tua dapat mewujudkan cinta kasih melalui sikap

perhatian terhadap anak-anak, memberi dengan tulus sehingga tertanam dalam diri

anak-anak untuk memberikan cinta dan perhatian pada orang tua dan sesama

dengan tulus; ringan tangan melihat penderitaan orang lain dan mau melayani

sesama tanpa pamrih. Dengan demikian akan terwujud nilai-nilai Kerajaan Allah

dalam keluarga yakni kedamaian, kerukunan, cinta kasih, pelayanan dan keadilan.

Katekese memang menekankan penghayatan iman namun segi pengetahuan

juga tetap diupayakan (Yosef Lalu, 2007:90). Hal ini tentu sangat mendukung

anggota keluarga untuk semakin memperdalam pemahamannya agar mencapai

suatu penghayatan iman yang mendalam, sehingga dapat diwujudkan dalam sikap

dan perbuatannya. Dengan demikian katekese keluarga merupakan upaya masing-

masing anggota keluarga Kristiani untuk semakin memperdalam penghayatan

iman dengan saling berevangelisasi dalam keluarga.

2. Tujuan Katekese Keluarga

“Sebagai seorang pewarta Injil, Kristus pertama-tama mewartakan suatu

kerajaan, Kerajaan Allah (EN art. 8). Maka yang menjadi tujuan dalam katekese

keluarga ini adalah demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah dalam keluarga,

Page 123: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

103

sebab katekese keluarga merupakan salah satu bentuk pewartaan Injil. Dalam

kenyataannya masih banyak keluarga-keluarga Katolik di wilayah Busur yang

kurang memaknai dan menghayati iman dalam kehidupannya, walaupun tidak

semua keluarga Katolik demikian. Dalam mewartakan Injil yang diharapkan

terjadi adalah kegembiraan bagi mereka yang menerimanya, maka melalui

katekese keluarga ini setiap anggota keluarga diharapkan dapat memberi

kebahagiaan dan kegembiraan pada anggota keluarganya, sehingga nilai-nilai

Kerajaan Allah dapat terwujud dalam sikap mencintai dan mengasihi seluruh

anggota keluarganya sepenuh hati, melayani dengan tulus hati, menciptakan

keharmonisan dalam keluarga, menciptakan rasa damai dan nyaman bagi anggota

keluarganya dan orang lain, dan yang terpenting adalah menerima Injil dalam hati,

menghayatinya dan menjalankan sesuai kehendak Bapa. Dengan demikian,

anggota keluarga yang saling berevangelisasi akan beroleh kebahagiaan sejati

bersama, sehingga dapat diteruskan dalam kehidupan sosialnya di tengah

lingkungan atau masyarakat, gereja dan sampai ke tempat kerja dan di manapun ia

berada.

Dengan demikian katekese keluarga ini bertujuan untuk membantu orang

tua sebagai kaum awam agar semakin mampu menghayati makna evangelisasi

dalam kehidupannya sehari-hari di tengah arus zaman saat ini dengan terlibat aktif

mewartakan Injil dalam kehidupan sehari-hari, terutama di tengah keluarga

masing-masing. Melalui kebiasaan mewartakan Injil dalam keluarga tersebut,

setiap anggota keluarga Kristianipun akan mampu mengambil bagian dalam

Page 124: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

104

pewartaan Injil dalam kehidupannya di tengah masyarakat, Gereja dan di tempat

kerjanya.

3. Isi Pokok Katekese Keluarga

Berdasarkan perintah Tuhan Yesus, agar umat dapat percaya dan

diselamatkan maka sudah kewajiban bagi Gereja untuk menyampaikan pesan-

pesan Injil ke seluruh penjuru dunia (EN art. 5). Oleh karena kewajiban inilah

maka keluarga sebagai Gereja kecil secara otomatis mempunyai tugas yang sama

setelah diterima sebagai anggota Gereja melalui pembaptisan untuk mengambil

bagian dalam karya Yesus Kristus mewartakan Kabar Gembira pada sesama.

Keluarga yang menerima perutusan dari Allah menjadi sel pertama dan sangat

penting bagi masyarakat (AA art. 11). Melalui Gereja kecil ini setiap anggota

keluarga diharapkan memiliki sikap cinta kasih yang mendalam antar satu dengan

yang lainnya, sehingga cintakasih Allah menjadi nyata bagi sesama. “Sebab

keluarga Kristiani merupakan rukun hidup yang pertama, yang dipanggil untuk

mewartakan Injil kepada manusia selama perkembangannya dan untuk

mengantarnya kepada kematangan manusiawi dan Kristiani yang sepenuhnya,

melalui pembinaan dan katekese yang berangsur-angsur” (FC art. 2). Melalui

pembinaan dan katekese yang dilakukan secara terus-menerus dalam

perkembangan setiap pribadi akan tumbuh kesadaran dan kedewasaan dalam sikap

dan hidup berimannya, sehingga setiap pribadi dapat tumbuh dan berkembang

sesuai dengan kehendak Allah yakni hidup penuh cintakasih.

Page 125: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

105

Hal-hal yang penting dalam katekese keluarga ini penulis mendasarkan pada

dokumen Familiaris Consortio art. 18 sampai dengan 64) yaitu:

a. Membentuk persekutuan pribadi melalui cintakasih

Dalam kehidupan manusia, keluarga adalah tempat paling sering terjadi

pertemuan antar anggota keluarganya, yakni suami dan istri, orang tua dan anak-

anak, sanak-saudara yang lainnya (FC art. 18). Hal ini pula yang dialami oleh

umat di wilayah Busur karena keseharian mereka berada dalam keluarga masing-

masing. Sebab setiap individu akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

dalam keluarga, baik secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, keluarga

memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan setiap pribadi. Kenyataan

ini menunjukkan bahwa keseluruhan hidup kaum awam sebagai keluarga tidak

dapat dilepaskan begitu saja dari pewartaan Injil, sebab keluarga sendiri telah

dipanggil oleh Allah untuk meneruskan pewartaan tersebut dalam keluarganya.

Gereja rumahtangga (domestik) menjadi nama indah yang diberikan bagi keluarga

di mana kaum awam berkarya dalam hidupnya. Oleh karena itu, hendaknya

keluarga sama seperti Gereja menjadi tempat untuk meneruskan Injil,

membawakan diri bagaikan ruang ibadat yang rela untuk menjamu setiap anggota

keluarganya yang lain, memajukan keadilan dan perbuatan baiknya untuk

melayani sesama. Setiap keluarga yang sadar akan perutusannya, akan melakukan

dan menerima evangelisasi dari anggota keluarganya (EN art. 71).

Namun kenyataan yang terjadi di wilayah Busur adalah jarang terjadi

pertemuan antar anggota keluarga karena kesibukan dalam bekerja. Pertemuan

Page 126: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

106

dapat terjadi pada sore hari setelah pulang dari tempat kerja atau pada hari libur.

Sedangkan anak-anak yang masih kecil biasanya dipercayakan pada orang yang

dipercaya untuk menjaganya. Kenyataan seperti ini terkadang juga menimbulkan

kurangnya komunikasi yang baik antar anggota keluarga, sehingga dapat terjadi

kesalahpahaman yang berakibat pada kurang harmonisnya hubungan dalam

keluarga (keluarga berantakan).

Agar evangelisasi dapat terjadi terus-menerus dalam keluarga, maka

perlunya kesadaran dari keluarga-keluarga Katolik akan tugas perutusannya

karena inti evangelisasi keluarga terletak pada tiap-tiap pribadi yang menghayati

perutusan yang diembannya dan secara sadar mewujudkan dalam sikap dan

tindakannya. Komunikasi Injil yang dilakukan dalam keluarga bukan hanya lewat

tutur kata semata, melainkan lebih konkrit dilakukan dalam kesaksian hidupnya

sehari-hari melalui tindakan (EN art. 26). Sebab sebagai seorang Kristiani

kesaksian hidup menjadi hal terpenting dalam mewartakan janji-janji Allah

tentang cintakasih, pengampunan, peduli terhadap saudara-saudara yang

menderita dan diungkapkan dalam doa (EN art. 28). Cintakasih merupakan

landasan bagi suatu keluarga dalam menghayati persekutuannya sebagai Gereja

kecil karena tanpa cintakasih keluarga bukanlah rukun hidup antar pribadi (FC art.

18).

b. Mengabdi kepada Kehidupan

Tugas asasi keluarga adalah mengabdi kepada kehidupan dan mewujudkan

secara konkret dalam kehidupan melalui prokreasi. Prokreasi di sini bukan

Page 127: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

107

semata-mata pada keturunan, melainkan juga pada buah-buah hasil kehidupan

moril dan rohani yang disalurkan kepada setiap anggota keluarganya yang

diwujudkan dalam sikap dan tindakan konkretnya. Keluarga dipanggil secara

khusus dan istimewa untuk melanjutkan pewartaanNya. Melalui panggilan khusus

dan istimewanya itu, keluarga diberi kebebasan yang bertanggungjawab untuk

berkembangbiak dan memanfaatkan alam semesta demi kelangsungan hidupnya

di dunia (FC art. 28). Oleh karena panggilannya yang khas itu pula, Gereja

mendapatkan misi untuk terus menjaga dan melindungi martabat luhur dari

pernikahan keluarga Katolik hingga saat ini (FC art. 29). Sebab perkawinan bukan

hanya diadakan demi adanya keturunan melainkan hakekat janji antar pribadi

yang tak dapat dibatalkan (GS art. 50). Artinya perkawinan yang telah

dilangsungkan tidak dapat dibatalkan karena belum adanya keturunan walaupun

itu menjadi bagian dari tujuan perkawinan. Justru sebaliknaya perkawinan di sini

mendapat tantangan dalam mewujudkan cintakasih Allah yang sejati pada

pasangannya dengan tetap bertahan sebagai rukun hidup yang setia.

Manusia ada karena cintakasih Allah yang tak terhingga, hal ini nampak

dalam kisah penciptaan langit dan bumi yang dilakukan Allah dan dipandang baik

adanya (Kej. 1:1), sehingga Iapun menciptakan manusia untuk menjaga dan

menguasai alam ciptaanNya secara bebas dan bertangungjawab (Kej. 2:7).

Kebahagiaan manusiapun sungguh Ia pikirkan, oleh karena itu, Ia tidak ingin

membiarkan manusia hidup hanya seorang diri saja, (Kej. 2:18). Maka diciptakan

penolong baginya yang kemudian disebut sebagai suami-istri (keluarga). Suami-

istri ini akan membentuk sebuah keluarga dan memulai kehidupan barunya dalam

Page 128: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

108

keluarga kecilnya terpisah dari orangtua yang melahirkannya, karena itu dikatakan

seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya untuk bersatu dengan

istrinya, sehingga keduanya menjadi satu (Kej. 2:24). Persatuan ini telah direstui

oleh Allah, dipercaya untuk mengambil bagian dalam kehidupan dan bekerjasama

dengan cintakasih Allah yang telah menjadikan mereka ada. Hendaknya pula

cintakasih ini didasarkan pada sikap terbuka antara kedua belah pihak untuk saling

menerima dan menghargai. Dengan demikian merekapun dapat terbuka terhadap

kehidupan baru mereka dalam dunia.

Dalam kehidupannya, keluarga dihadapkan pada situasi konkrit dunia yang

terus mengalami perubahan dan perkembangan dalam banyak segi. Perkembangan

yang mencolok yakni perkembangan dalam ilmu-pengetahuan dan teknologi.

Manusia saat ini dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan yang ada agar

tidak dikatakan ketinggalan zaman, sehingga Gereja yang mengemban misi

menjaga keutuhan keluarga perlu mengikuti perkembangan yang ada. Gereja perlu

secara kritis membantu keluarga untuk memilih kehidupannya di tengah dunia

saat ini, karena perkembangan ini bukan saja berdampak positif bagi kemajuan

dan perkembangan pribadi namun juga membawa dampak negatif. Bila setiap

individu tidak memiliki siap menghadapi hidup pada zamannya, maka ia akan

terjerumus pada kenikmatan sesaat dunia, sehingga hanya berfokus pada kekayaan

yang bersifat jasmani semata dan meninggalkan kekayaan rohani (FC art. 30).

Gereja menyadari bahwa banyak persoalan yang dihadapi keluarga saat ini,

yang juga dihadapi oleh keluarga-keluarga di wilayah Busur seperti perpecahan

dalam rumah tangga yang disebabkan oleh kesulitan ekonomi, perselingkuhan

Page 129: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

109

maupun perjudian. Dalam kehidupan zaman sekarang sering terjadi tindakan

pembunuhan, aborsi, penindasan dan ketidakadilan yang menimbulkan keresahan

dalam kehidupan keluarga. Masih banyak keluarga yang terlalu disibukkan

dengan pekerjaan di luar rumah dan mengabaikan tugasnya sebagai anggota

keluarga, sehingga satu dengan yang lain tidak saling memperhatikan dan

menghargai serta kurangnya pengertian antar kedua belah pihak. Persoalan seperti

ini tentu ada dalam suatu keluarga, namun bila masing-masing anggota keluarga

dewasa dalam menghadapi persoalan yang ada, maka penyelesaian persoalan

tidak sampai pada pembatalan janji pernikahan yang telah diikrarkan. Oleh karena

itu, sangat diharapkan agar keluarga menjunjung tinggi rukun hidup dengan terus

mengembangkan cintakasih Allah secara nyata dalam kehidupannya (GS art. 47).

Sebab pasangan suami-istri yang telah terikat dalam janji perkawinan suci di

hadapan Allah dituntut untuk hidup rukun dan setia terhadap pasangannya (FC art.

32) karena kesetiaan melambangkan cintakasih yang tanpa batas terhadap

pasangannya sebagai penyerahan sikap mau saling menerima dan menghargai satu

dengan yang lainnya, bagaimanapun keadaannya. Kesetiaan yang ditampilkan

oleh Yesus dalam hidupNya pantas menjadi teladan bagi keluarga terutama

keluarga-keluarga di wilayah Busur dalam menapaki kehidupannya yang penuh

liku di dunia zaman ini. Berhadapan dengan berbagai tantangan hidup yang ada,

yang bukan hanya datang dari luar melainkan juga dari dalam diri sendiri, setiap

anggota keluarga juga perlu bekerjasama membangun keluarga yang kokoh dan

kuat. Kesetiaan terhadap pasangannya menunjukkan cintakasih sejati antar suami-

istri, sehingga sikap yang dijiwai oleh semangat cinta Kristus menjadi teladan

Page 130: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

110

bagi anak-anak dan anggota keluarganya yang lain. Dengan demikian merekapun

saling menguduskan dan bersama-sama memuliakan Allah. Sebab itu suami-istri

sebagai orang tua bertanggungjawab dalam pembinaan dan pendidikan iman bagi

anak-anaknya dan anak sebagai anggota keluarga membalasnya dengan rasa

syukur (GS art. 48).

Gerejapun senantiasa berusaha mencari dan memecahkan kesukaran yang

dihadapi oleh keluarga yang terlihat dalam upaya pengenalan dan pembinaan

terhadap suami-istri maupun kaum muda yang hendak menikah untuk mengenal

dan memahami seksualitas. Gereja berupaya agar pasangan yang hendak menikah

memperoleh pengetahuan yang memadai dan pembinaan yang baik agar setiap

individu mampu mengendalikan diri dari segala sikap yang bertentangan dengan

ajaran Ilahi. Kesucian pernikahan tercermin dalam kemurnian setiap individu,

yang berarti kekuatan rohani yang mampu membela cintakasih terhadap bahaya

egoisme dan sikap agresif (FC art. 33). Kemurnian ini juga menunjukkan sikap

penghargaannya terhadap kehidupan yang telah dianugerahkan baginya.

Suami-istri sebagai orangtua berperanserta dalam penciptaan Allah dengan

mendidik anak-anaknya. Pendidikan terhadap anak-anak yang telah dipercayakan

pada sebuah keluarga tidak dapat diabaikan begitu saja dan tidak dapat

dilimpahkan pada orang lain, sebab orangtua merupakan pendidik pertama dan

utama yang bertanggungjawab atas pertumbuhan dan perkembangan anak-

anaknya (FC art. 36). Terutama pendidikan seksualitas sangat penting dilakukan

oleh orangtua bagi anak-anaknya (FC art. 37), sebab seksulitas tidak dapat

dilepaskan begitu saja dari pertumbuhan dan perkembangan mereka. Pendidikan

Page 131: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

111

seksualitas harus diberikan berkaitan dengan moral, sehingga membawa anak-

anak sampai pada penghormatan terhadap moral manusia dalam menjalani

perkembangannya.

Sakramen pernikahan melanjutkan pelayanan Gereja terhadap anggota

keluarganya dengan membina dan mendidik mereka untuk senantiasa memuji dan

memuliakan Allah (FC art. 38). Pendidikan itu bukan hanya sebagai pendewasaan

pribadi manusia melainkan secara perlahan-lahan melalui pembaptisannya ia

diperkenalkan pada misteri penyelamatan Allah akan hidup manusia (FC art. 39).

Melalui pembinaan rohani dan jasmani dalam keluarga, mereka dapat menghayati

hidupnya secara penuh dan bertanggungjawab.

c. Ikut serta dalam pengembangan masyarakat

Keluarga merupakan sel pertama dan sangat penting bagi masyarakat, sebab

penciptaan alam semesta menetapkan suami-istri sebagai asal mula dan dasar

masyarakat manusia (FC art. 42). Oleh karena masyarakat dilahirkan dari

keberadaan keluarga, maka kehidupan keluarga tidak terlepas dari kehidupan

sosialnya dalam masyarakat. Keluarga hendaknya berperanserta dan bersikap

terbuka terhadap keluarga-keluarga lainnya demi pengembangan masyarakat luas.

Kehidupan keluarga merupakan pengalaman bagi setiap anggotanya untuk

mengalami persekutuan dan saling berbagi satu dengan yang lainnya, sehingga

tertanam sikap memberi secara sukarela. Melalui pengalaman persekutuannya

tersebut, setiap anggota keluarga dapat menjadi pendorong sekaligus teladan bagi

masyarakatnya. Sikap memberi secara sukarela yang dimiliki setiap anggota

Page 132: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

112

keluarga akan melahirkan penerimaan yang tulus terhadap manusia lainnya,

memberi dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan, sikap menghargai dan

menghormati perbedaan dan sikap setiakawan. Oleh karena itu, peran keluarga

sebagai tempat paling efektif untuk memanusiakan manusia tidak dapat diragukan

lagi. Sebab dalam keluargalah awal mulanya manusia bertumbuh dan berkembang

menuju kedewasaan (FC art. 43). Keluarga juga diharapkan berperanserta dalam

kehidupan sosial yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak demi untuk

kesejahteraan bersama terutama kaum miskin dan terlantar. Dalam hal ini

keluarga dan masyarakat berperanan saling melengkapi demi terwujudnya

kesejahteraan setiap orang (FC art. 45).

Kenyataan yang terjadi dalam kehidupan, masyarakat seringkali

bertentangan dengan keluarga. Terkadang masyarakat dan juga Negara secara

terang-terangan bersikap tidak adil terhadap keluarga. Aturan Negara yang

menentang antara lain, secara tidak langsung merestui adanya suatu perceraian

sementara pernikahan terbentuk atas dasar cintakasih dan sikap saling menerima

antara kedua belah pihak. Akibatnya banyak juga keluarga Katolik bercerai ketika

menghadapi berbagai persoalan dalam hidup rumah tangganya, dan anak-anak

adalah korbannya. Kehidupan anak-anak menjadi terlantar baik secara fisik

maupun rohanai karena kurangnya pendidikan terutama keteladanan dari orang

tua (FC art. 46).

Sakramen yang diterima oleh pasangan Katolik menyalurkan kemampuan

dan kesanggupan untuk menghayati panggilan mereka sebagai awam untuk

mencari Kerajaan Allah dengan mengurusi dan mengatur dunia seturut

Page 133: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

113

kehendakNya. Pengabdian Kristus dalam tugas rajawiNya mengajarkan pada

keluarga pentingnya sikap mengabdi pada pasangannya, sebab dalam Sakramen

Pernikahan mereka telah menerima perintah untuk melanjutkan karya Allah dalam

hidup keluarganya dan memperoleh rahmat yang senantiasa menopang dan

mendorong mereka untuk selalu bersikap dan bertindak seturut kehendak Allah.

Demikianlah keluarga Katolik diharapkan senantiasa memberi kesaksian dalam

kehidupan sosialnya dengan mengutamakan cintakasih terutama peduli terhadap

mereka yang miskin dan berkekurangan (FC art. 47).

Dengan kesadaran akan tugas perutusannya diharapkan agar keluarga-

keluarga di wilayah Busur mampu menjadi bagian dalam kehidupan di tengah

masyarakat. Dengan demikian setiap keluargapun turut serta dalam membangun

dan mengembangkan masyarakat untuk semakin mewujudkan nilai-nilai Kerajaan

Allah dalam kehidupannya di dunia ini.

d. Berperan serta dalam kehidupan dan misi gereja

Pada hakekatnya keluarga sebagai Gereja rumahtangga dipanggil untuk

berperan serta dalam misi Gereja yakni membangun Kerajaan Allah dalam

kehidupannya (FC art. 49). Kerajaan Allah dapat diwujudkan dalam sikap mereka

yang hidup penuh cintakasih satu dengan yang lainnya, saling memberi dan

menerima apa adanya serta berbela rasa terhadap yang miskin dan terlantar.

Keluarga sering dipandang sebagai sebuah komunitas kecil, namun

sesungguhnya keluarga memiliki peranan yang penting untuk terlibat dalam

kehidupan dan misi Gereja demi menegakkan Kerajaan Allah. Pembangunan

Page 134: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

114

Kerajaan Allah dapat melalui kenyataan hidup sehari-hari (FC art. 50). Oleh

karena itu, Gereja sebagai Ibu tidak pernah berhenti untuk mewartakan Sabda

Allah bagi keluarga-keluarga Kristiani yang dilakukan dalam perayaan-perayaan

Sakramen supaya keluarga senantiasa dikuduskan.

Partisipasi keluarga Katolik dalam perutuasan Gereja mengacu pada tiga

aspek yakni keluarga sebagai persekutuan yang beriman dan mewartakan Injil,

persekutuan dalam dialog dengan Allah dan persekutuan dalam pengabdian

kepada sesama. Aspek pertama menggambarkan suatu keluarga yang senantiasa

mendengarkan Sabda Allah dan menerima dengan tulus hati, menyakininya

kemudian mewartakan dengan penuh kepercayaan. Perayaan Sakramen

Pernikahan sendiri merupakan pewartaan cintakasih suami-istri yang diwujudkan

dengan mengikrarkan janji setia kedua pasangan. Situasi dan kenyataan hidup

zaman sekarang menunjukkan betapa pentingnya katekese keluarga yang

dilakukan oleh masing-masing keluarga sebagai Gereja rumahtangga demi

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anggota keluarganya.

Keluarga juga telah melaksanakan pelayanan bagi anggota keluarganya, antara

lain orang tua melayani anak-anaknya, anak-anak melayani orang tua dan juga

saudara-saudari lainnya dalam suatu keluarga saling melayani. Peranan orang tua

sangat penting dalam keluarga dengan memberikan pelayanan pewartaan Injil dan

katekese dalam perkembangan anak-anaknya. Sebab sekalipun itu sebagai

pelayanan yang sederhana namun merupakan wujud pengabdian keluarga kepada

Gereja. Pewartaan Injil yang dilakukan oleh sebuah keluarga bukan hanya bagi

anggota keluarganya saja melainkan kepada seluruh ciptaan (FC art. 51-54).

Page 135: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

115

Aspek kedua menunjukkan partisipasi keluarga dalam tugas rajawi dalam

kuasa Kristus Sang Imam Agung. Melalui Sakramen Pernikahannya keluarga

dipanggil dan dilibatkan dalam dialog dengan Allah melalui sakramen-sakramen,

pengorbanan hidup dan doa (FC art. 55). Peranan menguduskan dalam keluarga

Katolik didasarkan pada baptis dan ungkapan luhur dalam Ekaristi serta

kehidupan sehari-hari. Ekaristi Suci merupakan sumber pernikahan Katolik karena

melalui korban Ekaristi cintakasih Kristus dengan Gereja dihadirkan. Melalui

perayaan Ekaristi Kudus, suami-istri senantiasa memperbaharui sikap berimannya

dengan mendasarkan pada cintakasih Yesus Kristus yang tanpa batas (FC art 57).

Dalam kehidupan keluarganya setiap anggota diharapkan untuk saling

mengampuni bila melakukan salah, sebab tidak ada manusia yang sempurna.

Namun dalam perjalanannya manusia sebagai pribadi senantiasa berusaha sampai

pada kesempurnaan. Oleh karena itu hendaknya keluarga senantiasa menanggapi

seruan untuk bertobat karena dengan pertobatan yang tulus dilakukan, setiap

anggota keluarga akan memiliki sikap rendah hati untuk mengampuni (FC art.

58). Keluarga diharapkan senantiasa menjalin komunikasi dan relasi yang intim

dengan Allah melalui sikap doa (FC art. 59), sebab doa dapat menjadi sumber

kekuatan bagi setiap pribadi dalam menghadapi kehidupannya di tengah dunia

yang penuh tantangan. Melalui doa yang biasa dilaksanakan dalam keluarga,

anak-anak secara perlahan-lahan diberi pembinaan secara rohani demi

kematangan imannya. Oleh karena itu, doa bukan hanya diperintahkan bagi

anggota keluarga untuk dilaksanakan tetapi secara bersama-sama dilaksanakan

dan dihayati dalam hidupnya (FC art. 60).

Page 136: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

116

Aspek ketiga mengajak seluruh umat untuk mengambil bagian dalam

pengabdian cintakasihnya terhadap Allah melalui sesama seperti halnya Kristus

yang telah dengan tulus melayani kita (FC art. 63). Pelayanan keluarga terhadap

anggota keluarganya yang dilakukan dengan tulus membawa dampak positif bagi

kehidupan sosialnya di tengah masyarakat untuk mau melayani, mencintai dan

mengasihi sesama selayaknya ia mencintai anggota keluarganya.

4. Kekhasan Katekese Keluarga

Kekhasan katekese keluarga adalah cintakasih (FC art. 18). Sebab keluarga

tidak dapat terbentuk sebagai rukun hidup tanpa cintakasih. Cintakasih menjadi

sumber kekuatan bagi setiap pribadi untuk saling menyempurnakan diri dalam

persekutuannya. Dalam kehidupan keluarga suasana kekeluargaan yang terjalin

sangat terasa sebagai wujud cintakasih yang mendalam antar anggota keluarga.

Suasana kekeluargaan ini akan menumbuhkan sikap saling menghargai dan

menghormati satu dengan yang lainnya, sehingga tercipta keharmonisan dalam

keluarga. Suasana harmonis akan semakin terasa bila anggota keluarga dapat

menjalin komunikasi yang baik, mau mendengarkan dan memberi kebebasan pada

anggota keluarganya untuk berpendapat. Dengan menjalin komunikasi yang baik,

akan tercipta kerukunan dan kedamaian, sikap saling percaya antara pasangan

suami-istri sehingga tidak ada keinginan dari pasangan untuk meninggalkan

pasangannya dan mencari pasangan lain (selingkuh).

Kaum awam adalah pelaksana evangelisasi yang khas di tengah dunia.

Maka sudah sepantasnya pula keluarga sebagai kaum awam menyandang

Page 137: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

117

kekhasannya sebagai pelaksana pewartaan Injil di tengah keluarganya karena

dengan segala kemampuan dan daya kekuatannya ia diberi kepercayaan dan

tanggungjawab untuk mewartakan Injil dalam keluarganya, sehingga anggota

keluarganya dapat merasakan suka cita dari Bapa melalui anggota keluarganya.

Kekhasan materi dalam katekese keluarga adalah pengalaman hidup konkret

manusia dalam kehidupannya sehari-hari yang berkaitan dengan pengalaman iman

sesuai Injil, seperti cinta kasih, kesetiaan, pengorbanan, keadilan, kerelaan,

pelayanan dsb. Dalam EN art. 7 dikatakan bahwa evangelisasi merupakan suatu

proses pewartaan kabar gembira, maka itulah yang menjadi kekhasan dalam

pewartaan keluarga. Setiap anggota keluarga diharapkan saling membawa damai

dan kegembiraan bagi anggota keluarganya agar mencapai kebahagiaan. Namun

hendaknya kebahagiaan ini dapat dibagikan juga pada sesama di sekitarnya,

sehingga terwujud Kerajaan Allah di tengah keluarga dan hidup bermasyarakat.

Sebab dalam Injil Luk. 4:18 dikatakan bahwa Kerajaan Allah itu diperuntukkan

bagi semua orang.

Pewartaan Injil tersebut dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari

dalam keluarga karena setiap hari terjadi pertemuan antar anggota keluarga,

sehingga sangat memungkinkan terjadi pewartaan setiap saat, seperti ketika

bangun tidur istri atau suami menyambut pasangannya dengan senyuman kasih,

bekerja bersama menyiapkan kebutuhan di pagi hari dengan melibatkan anak-

anaknya, melayani kebutuhan keluarga dengan sepenuh hati tanpa mengeluh,

mengajak keluarga untuk berdoa pada saat-saat tertentu seperti ulang tahun

perkawinan, ulang tahun suami atau istri, ulang tahun anak, pada hari-hari raya

Page 138: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

118

natal atau paskah sebagai ucapan syukur atas anugerah Tuhan. Pergi ke gereja

pada hari minggu bersama keluarga, doa di rumah saat makan, doa malam, doa

pagi dengan melibatkan anggota keluarganya secara bersama-sama, mendalami

Injil sebagai renungan harian, sehingga nilai-nilai Injil semakin meresap dalam

hati masing-masing dan dihayati dengan sepenuh hati. Dengan demikian nilai-

nilai Injil yang telah tertanam sejak dini akan membuahkan hasil di tengah

kehidupan sosialnya dalam masyarakat, gereja dan di manapun ia berada. Sebab

pewartaan Injil bukan sesuatu yang terpisah-pisah pelaksanaannya, melainkan

suatu proses pewartaan yang dapat dilaksanakan secara serentak.

B. Usulan Program Katekese Keluarga untuk Meningkatkan Keterlibatan

Keluarga sebagai Kaum Awam dalam Evangelisasi melalui Shared

Christian Praxis (SCP)

Kaum awam merupakan anggota Gereja yang mendapat perutusan

mengambil bagian dalam pewartaan Injil dalam hidup sehari-hari dan keluarga

merupakan bagian dari kaum awam. Namun kenyataan yang terjadi di wilayah

Busur masih banyak keluarga Katolik yang kurang menyadari bahwa sebagai

kaum beriman Kristiani mereka secara otomatis mendapat tugas tersebut. Oleh

karena itu, penulis mengusulkan program untuk membantu mereka agar semakin

meningkatkan pemahaman dan penghayatannya dalam evangelisasi agar semakin

mampu terlibat aktif dalam pewartaan Injil dengan memulainya dari keluarga

masing-masing. Program ini memang diperuntukkan pada keluarga-keluarga

Katolik, tetapi merupakan kelanjutan dari katekese yang sudah dilaksanakan

Page 139: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

119

dalam hidup keluarganya masing-masing. Dengan menyadari dan menerapkan

tugas perutusannya dalam keluarga masing-masing, merekapun dapat

menerapkannya dalam kehidupan yang lebih luas yakni dalam kehidupan di

tengah masyarakat, Gereja dan di manapun mereka berada. Dengan demikian

pewartaan Kerajaan Allah mendapat tempat di hati setiap orang yang

dijumpainya.

1. Latar Belakang Pemilihan Program

Dewasa ini keluarga-keluarga Kristiani masih banyak dipengaruhi oleh

perkembangan dan kemajuan terutama dalam teknologi, sehingga Gereja merasa

perlu untuk terus-menerus mengikuti setiap perkembangan yang ada agar dapat

membantu umat berkembang secara dewasa pula. Salah satu upaya yang

dilakukan oleh Gereja untuk membantu pendidikan iman umat adalah katekese,

karena melalui katekese dapat terjadi pertemuan antar umat satu dengan yang

lainnya untuk saling memperteguh iman di tengah arus zaman.

Berkaitan dengan penelitian di wilayah Busur, maka penulis merasa perlu

mengupayakan sumbangan pemikiran yang dapat membantu umat secara

bersama-sama menemukan pemahaman yang kaya/cocok untuk memaknai seluruh

hidupnya berdasarkan terang iman untuk mewartakan Injil dalam kehidupannya

sehari-hari, di tengah keluarga, dalam kehidupan sosialnya di tengah

lingkungan/masyarakat, Gereja dan dalam kesibukannya bekerja atau di manapun

mereka berada. Memang keluarga Katolik masih banyak yang memahami bahwa

pewartaan Injil seolah-olah hanya berupa kegiatan pendalaman iman, doa rosario,

Page 140: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

120

pendalaman Kitab Suci, kotbah dan kegiatan gerejani lainnya. Namun perlu

disadari bahwa pewartaan Injil itu mencakup seluruh aspek kehidupan manusia

dan dapat dilaksanakan serentak tanpa memisah-misahkan pelaksanaannya.

Meskipun umat pada umumnya disibukkan dengan pekerjaan dan usahanya untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarganya masing-masing, namun setiap pribadi

dapat mewartakan Injil dengan merefleksikan peristiwa hidup yang dialaminya

dalam terang iman, sehingga kesibukan bukan hambatan untuk mewartakan Injil.

Justru kesibukan menjadi tantangan baginya untuk menghayati iman dan

mewujudkannya dalam sikap dan tindakannya.

Mengingat keluarga adalah tempat paling dasar dalam membentuk

kepribadian manusia baru, maka penulis mengusulkan agar katekese sejak dini

ditanamkan dalam keluarga-keluarga Kristiani. Agar setiap anggota keluarga

sungguh menyadari tanggungjawabnya sebagai orag beriman untuk mewartakan

Injil pada sesama. Sebagai kelanjutan dari katekese yang telah dilaksanakan dalam

keluarga masing-masing, maka dapat dilaksanakan Katekese Keluarga melalui

Shared Christian Praxis (SCP) di Lingkungan. Penulis memilih katekese keluarga

karena kehidupan kaum awam pada umumnya berada dalam keluarga dan

keluarga merupakan tempat seringnya terjadi pertemuan antar anggotanya,

sehingga sangat memungkinkan untuk menanamkan nilai-nilai Kerajaan Allah

pada anggota keluarganya. Dengan demikian pewartaan Injil yang merupakan

pewartaan Kabar Gembira dapat terlaksana dalam seluruh aspek kehidupannya.

Katekese model ini merupakan kegiatan merefleksikan pengalaman konkret

peserta berdasarkan terang iman dan dipertemukan dengan Tradisi (Kitab Suci,

Page 141: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

121

tradisi pengajaran Gereja, spiritualitas, refleksi teologis, sakramen, liturgi, seni

dll) dan visi Kristiani (nilai-nilai Kerajaan Allah) yang mengarah pada pertobatan

(Heryatno, 1997:1-4).

Keberadaan peserta dalam proses katekese ini adalah sebagai subyek yang

bebas dan bertanggungjawab. Artinya peserta bebas mensharingkan pengalaman

imannya dan bersedia mendengarkan pengalaman peserta lain, sehingga dapat

terjadi komunikasi yang baik dalam pertemuan. Untuk kelancaran proses

pertemuan ini, maka dialog atau komunikasi menjadi tekanan utamanya. Dialog

ini bukan hanya antar peserta dan pendamping saja melainkan juga antar peserta

itu sendiri dan peserta dengan “teks” dan kehidupan konkret masyarakat setempat.

Oleh karena itu, diharapkan peserta terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses

pertemuan, sedangkan pemandu sebagai yang mengarahkan dan memberi

penegasan. Melalui katekese ini keluarga-keluarga Kristiani diharapkan mampu

mengadakan penegasan dan mengambil keputusan secara tegas demi terwujudnya

nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan manusia (Heryatno, 1997:1).

Pemilihan program ini juga merupakan upaya mendukung visi-misi dari

paroki sendiri yang mengarah pada kemandirian dan perkembangan iman umat

yang senantiasa berada di bawah bimbingan Roh Kudus demi terwujudnya

Kerajaan Allah baik di dalam keluarga sendiri maupun di luar keluarga atau di

tengah masyarakat dan di manapun mereka berada.

Model katekese yang digunakan dalam katekese keluarga ini adalah model

Shared Christian Praxis (SCP). Model ini merupakan suatu pendekatan yang

menekankan proses berkatekese yang bersifat dialogis-partisipatif, baik antar

Page 142: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

122

peserta dengan peserta maupun peserta dengan pendamping. Pendekatan ini

berusaha mendorong peserta agar mampu mengkomunikasikan pengalaman hidup

mereka dengan pengalaman iman berdasarkan terang Injil, sehingga pada

akhirnya mereka mampu membuat suatu penegasan dan pengambilan keputusan

demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupannya sehari-hari

(Heryatno, 1997: 1). Penulis memilih model ini sebagai bentuk pendekatan yang

diharapkan dapat membantu kaum awam semakin terlibat aktif dalam mewartakan

Injil dengan penghayatan iman yang mendalam sehingga nilai-nilai Injil sungguh

dihayati dalam sikap dan perbuatannya. Melalui model ini keluarga-keluarga

Katolik sebagai kaum awam diharapkan semakin mampu menghayati iman di

tengah tantangan zaman dengan terus-menerus mengambil bagian dalam tugas

pewartaan Injil dalam kehidupannya.

Model Shared Christian Praxis (SCP) ini terdiri dari lima langkah yang

saling berkaitan yaitu:

a. Langkah pertama: Pengungkapan Praksis Faktual

Pada langkah ini peserta diajak untuk mengungkapkan pengalaman hidup

sehari-hari dengan memanfaatkan sarana yang sesuai dengan situasi peserta,

sehingga peserta semakin terbantu memaknai pengalaman hidupnya sehari-hari

(Heryatno, 1997:5).

b. Langkah kedua: Refleksi Kristis Pengalaman Faktual

Pada langkah ini peserta diajak untuk mendalami pengalaman hidupnya

yang telah mereka sharingkan pada langkah pertama. Dengan mendalami

Page 143: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

123

pengalaman hidupnya, peserta diharapkan sampai pada suatu kesadaran kritis

akan pengalaman hidupnya (Heryatno, 1997:5-6).

c. Langkah ketiga: Mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih

Terjangkau

Pada langkah ketiga ini peserta diajak untuk menggali pengalaman iman

Kristiani dengan mengkomunikasikan nilai-nilai tradisi dan visi kristiani agar

lebih mengena untuk kehidupan peserta yang kontekstual (Heryatno, 1997:6).

d. Langkah keempat: Interpretasi Dialektis antara Pengalaman dan Visi Hidup

Peserta dengan Tradisi dan Visi Kristiani

Langkah ini mengajak peserta untuk mendialogkan hasil pengolahan mereka

pada langkah pertama dan kedua dengan isi pokok langkah ketiga yakni nilai-nilai

tradis dan visi kristiani yang dapat meneguhkan, mempertanyakan, dan

mengundang mereka secara aktif menemukan kesadaran baru yang hendak

diwujudkan. Dengan demikian peserta akan lebih bersemangat dalam

mewujudkan imannya agar nilai-nilai kerajaan Allah semakin dapat dirasakan

dalam kehidupan bersama (Heryatno, 1997:7).

e. Langkah kelima: Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya Kerajaan

Allah di Dunia

Langkah ini bertujuan untuk mendorong peserta supaya sampai pada

tindakan konkrit bagaimana menghidupi iman kristiani pada konteks hidup yang

telah dianalisa dan dipahami, direfleksikan dan dinilai secara kreatif dan

bertanggungjawab (Heryatno, 1997:7).

Page 144: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

124

2. Usulan Tema Katekese Keluarga

Melalui penulisan skripsi yang berjudul “Tantangan Evangelisasi Zaman

Sekarang untuk Kaum Awam di Wilayah Busur Paroki Kristus Raja Barong

Tongkok Keuskupan Agung Samarinda Kalimantan Timur”, penulis memberikan

usulan program “katekese keluarga untuk meningkatkan keterlibatan keluarga

sebagai kaum awam dalam evangelisasi melalui Shared Christian Praxis (SCP).

Usulan program ini disesuaikan dengan kebutuhan umat untuk

meningkatkan keterlibatan mereka dalam evangelisasi, sehingga mereka semakin

mampu menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari. Maka, berdasarkan situasi

konkrit umat setempat, penulis mengajukan program dengan tema umum

“Evangelisasi Keluarga sebagai Upaya Mewujudkan Nilai-nilai Kerajaan Allah

dalam Kehidupan Umat Zaman Sekarang”. Melalui tema ini keluarga-keluarga

Katolik diharapkan mengalami cinta kasih Allah melalui anggota keluarga dan

sesama, sehingga Kerajaan Allah semakin nyata dalam sikap dan perbuatannya

sebagai umat beriman Kristiani.

3. Gambaran Pelaksanaan Program

Usulan program ini ditujukan pada keluarga-keluarga Katolik dengan

pesertanya adalah para orang tua. Program ini juga terbuka bagi peserta kaum

muda atau remaja namun persiapannya harus disesuaikan dengan situasi konkret

peserta. Tema maupun sarana yang digunakan perlu diupayakan sekreatif

mungkin untuk membantu peserta semakin mampu memaknai pengalaman

imannya dalam terang Injil.

Page 145: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

125

Pelaksana dalam usulan program ini dipercayakan pada pengurus

lingkungan. Ketua lingkungan diharapkan dengan sepenuh hati memandu jalannya

pertemuan katekese di lingkungannya. Agar program ini dapat terlaksana dengan

baik maka penulis mengusulkan agar paroki terlebih dahulu mengadakan

pertemuan dengan pengurus lingkungan untuk memberikan sosialisasi tentang

program ini. Agar apa yang diharapkan dengan terlaksananya program ini dapat

tercapai dengan baik.

Pelaksanaan program ini dapat disesuaikan dengan jadwal pertemuan

lingkungan yang biasa dilaksanakan dengan durasi waktu setiap kali pertemuan

kurang lebih 90 menit. Enam sub tema dalam usulan program dapat dilaksanakan

dalam jangka waktu kurang lebih dua bulan atau bila dirasa ada sub tema yang

perlu diperdalam lagi dapat dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Ketua

lingkungan dapat mempersiapkan pertemuan berikutnya sesuai dengan contoh

satuan persiapan yang ada dengan memanfaatkan sarana yang sesuai dengan

situasi peserta. Persiapan pertemuan katekese diharapkan dapat disesuaikan

dengan keadaan atau situasi setempat agar katekese tersebut benar-benar menjadi

suatu kebutuhan peserta. Peserta dalam pertemuan katekese ini adalah para orang

tua. Pertemuan dapat dilaksananakan di rumah umat secara bergantian atau tempat

disesuaikan dengan kesepakatan lingkungan yang bersangkutan.

Tetapi apabila pesertanya remaja atau kaum muda maka pendamping atau

orang yang diberi kepercayaan untuk memandu pertemuan ini hendakanya

menyesuaikan sarana maupun bahasa dalam proses pertemuannya. Hendaknya

pendamping menggunakan bahasa yang biasa digunakan oleh remaja atau kaum

Page 146: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

126

muda dalam kesehariannya dan memanfaatkan sarana yang sesuai dengan situasi

zaman, yang dapat membantu peserta untuk memaknai pengalaman hidupnya

dalam terang Injil. Salah satu contoh sarana yang dapat dimanfaatkan adalah

cerita bergambar atau nonton film yang berkaitan dengan tema. Sarana ini dapat

dimanfaatkan bila pesertanya remaja/kaum muda ataupun orang tua. Dalam hal

ini, metode yang digunakan juga perlu disesuaikan dengan situasi pesertanya, agar

selama proses pertemuan berlangsung peserta tidak merasa bosan dan jenuh.

Page 147: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

127

C

. Pen

jaba

ran

Prog

ram

Tem

a um

um

: Eva

ngel

isas

i kel

uarg

a se

baga

i upa

ya m

ewuj

udka

n ni

lai-n

ilai K

eraj

aan

Alla

h da

lam

keh

idup

an u

mat

zam

an

seka

rang

.

Tuju

an u

mum

: Mem

bant

u ke

luar

ga se

baga

i kau

m a

wam

aga

r sem

akin

men

yada

ri da

n m

engh

ayat

i pan

ggila

n di

rinya

seba

gai

pew

arta

Inj

il di

ten

gah

duni

a da

lam

keh

idup

anny

a se

hari-

hari,

seh

ingg

a se

mak

in t

erlib

at a

ktif

dala

m m

ewuj

udka

n

nila

i-nila

i Ker

ajaa

n A

llah

dala

m k

ehid

upan

nya

zam

an se

kara

ng.

No

Tem

a Ju

dul

Pert

emua

n T

ujua

n M

ater

i M

etod

e Sa

rana

Su

mbe

r B

ahan

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

1.

Tant

anga

n za

man

K

elua

rga

seba

gai

pew

arta

In

jil d

i te

ngah

ta

ntan

gan

zam

an.

Mem

bant

u ke

luar

ga-

kelu

arga

Kat

olik

se

baga

i kau

m

awam

aga

r se

mak

in si

ap

mew

arta

kan

Injil

di t

enga

h ta

ntan

gan

zam

an.

- Ta

ntan

gan

dari

dala

m

diri

send

iri

- Ta

ntan

gan

dari

luar

diri

- In

form

asi

- R

enun

gan

-

Pene

guha

n -

Shar

ing

peng

alam

an

- Pe

ndal

aman

ce

rita

- B

uku

puji

syuk

ur

- A

lkita

b -

Teks

ce

rita

“God

aan,

ha

rga

setia

p or

ang”

- B

ahan

skrip

si.

- M

ihal

ic,

Fran

k.

(200

8).

1500

C

erita

Be

rmak

na:

untu

k Re

nung

an,

Kot

bah

dan

Cer

amah

An

da.

(F.

Rud

ijant

o,

Pene

rjem

ah).

Jaka

rta:

Obo

r. (D

iterje

mah

kan

asli

1000

Sto

ries

Yo

u C

an

Use

ta

hun

1989

).

Page 148: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

128

2.

O

rang

tu

a di

utus

un

tuk

mew

arta

kan

Injil

Ora

ng

tua

seba

gai

kaum

aw

am

dala

m t

ugas

pe

war

taan

Mem

bant

u m

enin

gkat

kan

peng

haya

tan

iman

ora

ng t

ua

seba

gai

kaum

aw

am,

agar

se

mak

in t

erlib

at

aktif

m

ewar

taka

n In

jil

dala

m

kehi

dupa

n se

hari-

hari.

- Se

jara

h si

ngka

t da

n pe

nger

tian

evan

gelis

asi.

- Tu

juan

dan

is

i ev

ange

lisas

i -

Ben

tuk-

bent

uk

pela

ksan

aan

dan

man

faat

ev

ange

lisas

i -

Kau

m

awam

se

baga

i pe

laks

ana

evan

gelis

asi.

- In

form

asi

- Ta

nya

jaw

ab

- Sh

arin

g pe

ngal

aman

-

Ref

leks

i pr

ibad

i -

bern

yany

i -

Pene

guha

n -

Pend

alam

an

cerit

a

- B

uku

Puji

Syuk

ur

- Te

ks

Kita

b Su

ci

Luk.

4:

42-4

4 -

Yek

s ce

rita

“mew

akili

K

ristu

s”

- La

ptop

/tape

de

ngan

m

usik

in

stru

men

- Le

mba

ga A

lkita

b In

done

sia

Jaka

rta

2006

. -

Paul

us

VI.

(200

7).

Evan

gelii

N

untia

ndi.

(J.

Had

iwik

arta

, Pe

nerje

mah

). Ja

karta

: D

okpe

n K

WI

(Dok

umen

as

li di

terb

itkan

ta

hun

1975

). -

Bah

an-b

ahan

sk

ripsi

bab

II.

3.

Mem

bent

uk

pers

ekut

uan

prib

adi-p

ribad

i

Cin

taka

sih

seba

gai

sum

ber

keba

hagi

aan

hidu

p da

lam

ke

luar

ga

Aga

r se

tiap

ke

luar

ga

men

yada

ri di

ri se

baga

i pe

rant

ara

dem

i te

rwuj

udny

a ci

nta

kasi

h A

llah

dala

m

kehi

dupa

n

kelu

arga

nya.

- C

inta

ka

sih

seba

gai

keku

atan

pe

rsek

utua

n -

Pers

ekut

uan

suam

i-ist

ri ta

k te

rcer

aika

n d

an

tak

dapa

t di

bata

lkan

-

Hak

da

n ke

waj

iban

an

ggot

a ke

luar

ga.

- B

erce

rita

- Sh

arin

g pe

ngal

aman

-

Info

rmas

i -

pend

alam

an

cerit

a -

bern

yany

i -

Tany

a ja

wab

-

Pene

guha

n -

Ref

leks

i pr

ibad

i

- B

uku

Puji

Syuk

ur

- K

itab

Suci

-

Teks

ce

rita

“kel

uarg

a te

lada

n”

- Te

ks

Kita

b Su

ci

Kej

. 2:

18-2

4

- Le

mba

ga A

lkita

b In

done

sia

Jaka

rta

2006

. -

Bah

an-b

ahan

sk

ripsi

-

Cer

ita y

ang

patu

t di

perh

atik

an

sara

na

pem

bang

un

sika

p.

(199

4).

Jaka

rta:

Kom

isi

Kat

eket

ik K

WI.

Page 149: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

129

4.

M

enga

bdi

pada

ke

hidu

pan

Pera

nan

kelu

arga

da

lam

ke

hidu

pan

Aga

r ke

luar

ga

sem

akin

m

enya

dari

pent

ingn

ya

pera

nan

mas

ing-

mas

ing

angg

ota

kelu

arga

pa

da

pertu

mbu

han

dan

pe

rkem

bang

an

hidu

p pr

ibad

i la

inny

a da

lam

ke

hidu

pan

di

duni

a za

man

in

i.

- M

enja

lin

kerja

sam

a de

ngan

ci

nta

kasi

h A

llah

- A

jara

n ge

reja

ya

ng

sela

lu

dipe

rbah

arui

-

Kel

uarg

a se

baga

i sa

lah

satu

te

mpa

t pe

men

uhan

re

ncan

a A

llah

- In

form

asi

- Sh

arin

g pe

ngal

aman

-

Pend

alam

an

cerit

a -

Tany

a ja

wab

-

Ref

leks

i pr

ibad

i -

Pene

guha

n -

Ber

nyan

yi

- B

uku

Puji

Syuk

ur

- Te

ks

KS

Kej

. 1:2

8 -

Teks

ce

rita

“mak

sud

baik

kah”

-

Alk

itab

- M

usik

in

stru

men

- Le

mba

ga A

lkita

b In

done

sia.

Jak

arta

20

06

- B

ahan

-bah

an

skrip

si

- C

erita

yan

g pa

tut

dipe

rhat

ikan

sa

rana

pe

mba

ngun

si

kap.

(1

994)

. Ja

karta

: K

omis

i K

atek

etik

KW

I.

5.

Ikut

se

rta

dala

m

peng

emba

ngan

m

asya

raka

t.

Kel

uarg

a da

lam

m

asya

raka

t

Aga

r ke

luar

ga

sem

akin

m

enya

dari

pent

ingn

ya

pem

bina

an

bagi

an

ggot

a ke

luar

gany

a de

mi

terw

ujud

nya

Ker

ajaa

n A

llah

dala

m

mas

yara

kat.

- K

elua

rga

dala

m

mas

yara

kat.

- Tu

gas

dan

Tang

gung

jaw

ab

kelu

arga

da

lam

m

asya

raka

t

- In

form

asi

- Ta

nya

jaw

ab

- D

isku

si

kelo

mpo

k -

Pene

guha

n -

Ref

leks

i pr

ibad

i -

bern

yany

i

- B

uku

PS

- A

lkita

b -

Teks

ce

rita

“kes

adar

an

yang

m

embe

bas-

ka

n”

- Te

ks

perta

nyaa

n

- Te

ks

KS

Rm

. 12

:12-

21

- Y

ohan

es

Paul

us

II.

(199

3).

Fam

iliar

is

Con

sort

io.

(R.

Har

daw

iryan

a,

Pene

rjem

ah).

Jaka

rta:

Dok

pen

KW

I (D

okum

en

asli

dite

rbitk

an

tahu

n 19

81).

- Le

mba

ga A

lkita

b In

done

sia

2006

. -

Page 150: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

130

6.

B

erpe

rans

erta

da

lam

ke

hidu

apan

da

n m

isi

Ger

eja

Kel

uarg

a se

baga

i da

sar

pew

ujud

an

nila

i-nila

i K

eraj

aan

Alla

h.

Aga

r se

tiap

kelu

arga

mam

pu

men

angg

api

pang

gila

nnya

se

baga

i an

ggot

a G

erej

a da

lam

m

ewuj

udka

n m

isi

Ger

eja

yakn

i m

emba

ngun

K

eraj

aan

Alla

h da

lam

ke

hidu

pann

ya.

- K

elua

rga

dala

m

mis

i Ger

eja

- K

elua

rga

seba

gai

pers

ekut

uan

berim

an

- K

elua

rga

seba

gai

pers

ekut

uan

dial

og

deng

an

Alla

h.

- K

elua

rga

seba

gai

jem

aat

dala

m

peng

abdi

an

kepa

da se

sam

a.

- In

form

asi

- Ta

nya

jaw

ab

- Sh

arin

g pe

ngal

aman

-

Pene

guha

n -

Ref

leks

i pr

ibad

i -

Ber

nyan

yi

- B

uku

Puji

Syuk

ur

- Te

ks

Kita

b Su

ci

Kis

. 4:

32-3

5 -

Mus

ik

inst

rum

en

- A

lkita

b

- Le

mba

ga A

lkita

b In

done

sia

2006

-

Yoh

anes

Pa

ulus

II.

(1

993)

. Fa

mili

aris

C

onso

rtio

. (R

. H

arda

wiry

ana,

Pe

nerje

mah

). Ja

karta

: D

okpe

n K

WI

(Dok

umen

as

li di

terb

itkan

ta

hun

1981

).

Page 151: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

131

D. Salah Satu Contoh Satuan Persiapan

SATUAN PERSIAPAN PENDAMPINGAN KATEKESE

1. IDENTITAS PERTEMUAN

a. Tema : Orang tua diutus untuk mewartakan Injil

b. Judul pertemuan: Keluarga sebagai kaum awam dalam tugas pewartaan.

c. Tujuan : Membantu meningkatkan penghayatan iman orang tua

sebagai kaum awam, agar semakin terlibat aktif

mewartakan Injil dalam kehidupan sehari-hari.

d. Peserta : para orang tua di lingkungan St. Paulus Busur

e. Tempat : Ditentukan lingkungan yang bersangkutan

f. Hari/Tanggal : Disesuaikan dengan jadwal di lingkungan

g. Waktu : 90 Menit

h. Metode : Informasi, tanya jawab, sharing pengalaman, refleksi

pribadi, bernyanyi, pendalaman cerita dan peneguhan dari

pendamping.

i. Sarana : Buku Puji Syukur, teks KS Luk. 4:42-44, laptop/tape, teks

cerita “mewakili Kristus”

j. Materi : - Sejarah singkat dan pengertian evangelisasi

- Tujuan dan isi evangelisasi

- Bentuk-bentuk pelaksanaan dan manfaat evangelisasi

- Kaum awam sebagai pelaksana evangelisasi

k. Sumber bahan : Bahan skripsi bab II

Page 152: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

132

2. PEMIKIRAN DASAR

Peranan keluarga sebagai Gereja kecil sangat besar bagi perkembangan dan

pembangunan nilai-nilai Kerajaan Allah. Sebab keluarga merupakan dasar dan

awal bagi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia. Dalam keluarga,

yang memiliki peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anggota

keluarganya adalah orang tua. Untuk itu orang tua diharapkan memiliki cintakasih

dalam membimbing, mengarahkan dan mendidik anggota keluarganya. Melalui

pertemuan dengan tema “orang tua diutus untuk berevangelisasi” orang tua diajak

untuk menyadari tugas dan peranannya sebagai pendidik pertama dan utama

dalam keluarga. Kunci keberhasilan pewartaan Injil dalam keluarga adalah

komunikasi dan kerjasama dari semua pihak. Dengan komunikasi dan kerjasama

yang baik akan memperlancar proses pewartaan.

Injil Lukas 4:42-44 menggambarkan perjalanan Yesus dalam pewartaanNya

yang tidak kenal lelah. Yesus menyadari perananNya sebagai Anak Allah untuk

memberitakan Injil kepada semua orang yang dijumpaiNya. Yesus sebagai

seorang Pewarta Sejati memiliki ciri-ciri siap meninggalkan segala kepentingan

pribadi demi orang lain, menjawab panggilan untuk mewartakan dengan sepenuh

hati dan bertanggungjawab, tidak mengeluh, rela berkorban, melayani dengan

sepenuh hati, mencintai tanpa batas, dan selalu bersemangat menyuarakan kabar

gembira bagi semua orang. Bertolak dari teladan Yesus, keluarga sebagai kaum

awam diharapkan memiliki kesadaran dan kerelaan hati menerima warta gembira

dan menyebarkannya bagi sesama terutama pada anggota keluarganya. Dengan

meneladani sikap-sikap Yesus, orang tua mampu memancarkan kasih Allah yang

Page 153: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

133

tanpa batas pada anggota keluarganya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena

itu dalam pertemuan ini akan dibahas mengenai pokok-pokok evangelisasi

kaitannya dengan kaum awam sebagai anggota Gereja yang juga mendapat tugas

mewartakan Injil. Dengan demikian pewartaan Injil senantiasa hidup dan

dihidupkan oleh seluruh umat beriman terutama keluarga-keluarga Kristiani.

Melalui pertemuan ini, kita berharap agar peserta semakin mampu

meneladani sikap Yesus dan meneruskan pewartaanNya sebagai Pewarta Sejati.

Dengan demikian peserta semakin mampu menghayati iman di tengah

keluarganya masing-masing dan menyadari tugas perutusannya dengan

mengambil bagian dalam mewartakan Injil. Dengan meneladani sikap Yesus

sebagai Pewarta Sejati maka akan terciptalah kehidupan keluarga yang harmonis,

suasana penuh kekeluargaan dan keakraban, komunikasi yang baik antar anggota

keluarga, saling mencintai dan mengasihi, saling melayani, rela berkorban demi

kebahagiaan anggota keluarga dan selalu bersemangat mewartakan kabar gembira

pada semua orang tanpa padang bulu. Pada akhirnya semua anggota keluarga

mampu mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam seluruh aspek

kehidupannya dengan bebas.

3. PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH

a. Pembuka

1) Pengantar

Bapak ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita dapat berkumpul di

tempat ini sebagai satu keluarga berkat rahmat kasihNya. Dalam pertemuan ini

Page 154: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

134

kita memaknai hidup beriman kita dan secara bersama menyadari panggilan dan

hidup kita dalam tugas pewartaan Injil dengan meneladani Sang Pewarta Sejati,

Yesus Kristus. Sebagai orang tua yang memiliki peranan penting dalam

perkembangan iman anggota keluarga terutama pendidikan iman anak-anak, kita

diharapkan sungguh menyadari dan menghayati tugas perutusan kita dalam

keluarga masing-masing. Dengan demikian kita akan semakin mampu mengantar

mereka untuk mengahayati imannya, sehingga mereka mampu menanggapi

perutusan dengan memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam

kehidupannya. Terkadang kita bersikap acuh tak acuh terhadap tugas mewartakan

Injil dan menganggap itu sebagai tugas para pastor, suster ataupun katekis. Maka

melalui pertemuan ini kita kita berharap agar kita semakin sadar dalam menjawab

panggilanNya untuk mewartakan Injil dalam kehidupan konkrit, sehingga

Kerajaan Allah semakin nyata dalam hidup kita. Oleh karena itu, baiklah sekarang

kita memulai pertemuan kita dengan lagu pembukaan.

2) Lagu pembuka PS no. 691 (Yesus diutus Bapa)

3) Doa pembuka

Allah Bapa yang maha baik, kami bersyukur dan berterima kasih atas rahmat

yang telah Engkau limpahkan pada kami hingga saat ini. Kami juga mengucap

syukur karena pada kesempatan ini kami Kau kumpulkan sebagai satu ikatan

persaudaraan dalam namaMu. Pada kesempatan ini pula kami secara bersama-

sama hendak menggali pengalaman iman kami dan merefleksikan sejauhmana

kami telah menghayati panggilan hidup kami sebagai pewarta di tengah keluarga

kami masing-masing. Sudilah kiranya Engkau senantiasa menyertai dan

Page 155: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

135

mendampingi kami selama proses pertemuan ini dan membuka hati serta pikiran

kami dalam menerima SabdaMu, agar kami semakin menyadari tugas perutusan

kami sebagai pewarta Injil, sehingga dapat memajukan dan memperkembangkan

hidup beriman kami dan orang lain. Biarlah seluruh proses pertemuan ini kami

serahkan demi kemuliaan namaMu, kini dan sepanjang masa. Amin.

b. Langkah I: Pengungkapan pengalaman hidup peserta

1) Pendamping membagikan teks cerita “mewakili Kristus” pada peserta

dan memberi kesempatan pada peserta untuk membaca secara sendiri-

sendiri terlebih dahulu (teks cerita terlampir).

2) Pendamping meminta salah satu peserta untuk menceritakan kembali

dengan singkat tentang isi pokok dari cerita tersebut.

3) Pengungkapan pengalaman: peserta diajak untuk mendalami cerita

tersebut dengan tuntunan pertanyaan sebagai berikut:

- Mengapa seorang duta dikatakan sebagai contoh utama untuk suatu

negara?

- Bagaimana pengalaman bapak ibu dalam memberikan contoh hidup

yang baik pada anak-anak? Ceritakanlah pengalaman bapak ibu!

4) Rangkuman

Cerita yang berjudul “mewakili Kristus” merupakan suatu contoh kehidupan

dalam suatu negara yang memilih seorang duta untuk mewakili negaranya. Duta

ini adalah contoh utama untuk negaranya, maka sebagai seorang yang dipercaya

Page 156: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

136

menjadi contoh untuk negaranya pada negara-negara lain, seorang duta tentunya

memiliki sikap dan teladan hidup yang baik, sehingga pantas untuk diteladani.

Begitu pula pengalaman kita dalam keluarga masing-masing. Seringkali kita

tidak menyadari bahwa hal-hal kecil yang kita lakukan seperti memberi teladan

untuk selalu berdoa sebelum dan sesudah makan; sebelum dan sesudah tidur;

membaca Kitab Suci dan memaknainya bersama; mencintai dan melayani anggota

keluarga kita dengan sepenuh hati, bersikap adil dan penuh perhatian terhadap

anggota keluarga merupakan suatu pewartaan. Pengalaman cinta dalam keluarga

akan menumbuhkan kesadaran pada kita dan anggota keluarga untuk mewujudkan

nilai-nilai Kerajaan Allah dalam hidup kita. Kita disadarkan akan tugas perutusan

kita di tengah keluarga untuk selalu mewartakan Injil dalam kehidupan kita.

c. Langkah II: Refleksi kritis terhadap pengalaman faktual

1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman dengan bantuan

pertanyaan sebagai berikut:

- Usaha apa yang telah bapak ibu lakukan dalam menanggapi perutusan

untuk mewartakan Injil dalam kehidupan keluarga? Mengapa

dilakukan?

2) Pendamping memberikan penegasan atas jawaban peserta dengan

rangkuman singkat.

Keluarga Katolik merupakan Gereja rumahtangga yang telah dipanggil

Allah untuk mewartakan Injil dalam kehidupannya. Sebagai Gereja rumahtangga

keluarga memiliki tugas yang sama dengan Gereja yakni menjadi tempat yang

Page 157: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

137

nyaman bagi anggota keluarganya dan orang lain yang berkunjung. Seorang

pewarta yang baik seharusnya mampu mengarahkan dan mengantar anggota

keluarganya pada sikap-sikap yang baik dan berguna bagi perkembangan iman

dan kepribadiannya kelak di tengah masyarakat. Oleh karena itu, penting sekali

orang tua sebagai pendidik iman dalam keluarga menyadari tugas dan fungsinya

sebagai pewarta yang meneladani Pewarta Sejati Yesus Kristus. Dalam

mewartakan cinta kasih hendaknya orang tua memberikan teladan dengan

mencintai anggota keluarga sepenuh hati, sehingga cinta kasih Allah menjadi

nyata dalam sikap dan perbuatannya. Dengan demikian cahaya kasihNya

senantiasa hidup di tengah kebersamaan kita bersama keluarga dan masyarakat

kita.

d. Langkah III: Mengusahakan supaya tradisi dan visi Kristiani lebih

terjangkau

1) Pendamping membagikan teks KS dari Injil Luk. 4:42-44 kepada peserta.

2) Pendamping meminta kesediaan salah seorang peserta untuk

membacakan teks tersebut.

3) Peserta diberi kesempatan untuk merenungkan dan secara sendiri-sendiri

membaca ulang dalam hati teks tersebut dalam suasana hening.

4) Peserta diberi kesempatan untuk menanggapi teks tersebut dengan

bantuan pertanyaan sbb:

- Makna apa yang mau disampaikan teks tersebut kepada kita?

Page 158: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

138

5) Pendamping memberikan penegasan

Ayat 42 menggambarkan perjalanan Yesus dalam mewartakan Injil yang

tidak mengenal cuaca. Di tengah perjalananNya banyak orang yang menawarkan

kenikmatan dan kebahagiaan padaNya dengan berusaha menahanNya, tapi Ia

tidak mempedulikan semua itu. Hal ini menunjukkan pada kita bahwa Yesus tidak

mau terikat terhadap apapun yang dapat menghambatNya untuk mewartakan

kabar gembira, karena bagiNya kebahagiaan sejati adalah dapat melihat orang lain

bahagia. Ayat 43-44 menggambarkan bahwa pewartaan Yesus bukan hanya pada

suatu tempat tertentu saja, melainkan ke seluruh penjuru dunia karena untuk itulah

Ia di utus yakni untuk semua orang.

Yesus Kristus adalah pewarta Injil sekaligus pelaksana untuk mencapai

Kerajaan Allah. Oleh karena itu pewartaan Injil menjadi prioritas utama dari tugas

perutusan Gereja. Mewartakan Injil berarti mewartakan kabar gembira kepada

semua orang tanpa mengenal suku, budaya, warna kulit ataupun bahasa. Harapan

dari pewartaan ini adalah agar orang yang menerimannya mengalami dan

merasakan kegembiraan dalam hidupnya. Dengan demikian iapun mampu

mewartakannya bagi orang lain dan seterusnya. Kabar baik yang diwartakan

adalah cinta kasih, pengampunan, pelayanan, perdamaian, persaudaraan, sukacita

dan keadilan. Pewartaan Injil dapat dilaksanakan di mana saja dan keluarga adalah

salah satu tempat untuk mewartakan Injil. Pewartaan kabar baik ini ditujukan

kepada seluruh tingkat kemanusiaan dengan berusaha mengubah manusia dari

dalam dan membuatnya menjadi baru melalui pengaruh Injil tersebut. Di sinilah

peranan keluarga sebagai utusan Allah sangat berperanan yakni dalam

Page 159: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

139

mendampingi, membimbing dan mendidik anak-anak dan anggota keluarganya

yang lain.

Anak-anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari kecil

hingga dewasa dapat dibina dan dididik oleh orang tua dengan

memperkembangkan kepribadiannya menjadi manusia baru yang beriman

mendalam dan penuh cinta kasih pada sesama. Kepribadian ini dapat terbentuk

bila ada yang memberi teladan secara konkrit baginya, dan yang amat

berpengaruh adalah orang tua. Pewartaan Injil melalui kesaksian dan teladan

hidup sangat relevan untuk kehidupan zaman sekarang karena kebanyakan orang

lebih tergerak melihat sesuatu yang nyata di hadapannya.

e. Langkah IV: Interpretasi dialektis antara praksis dan visi peserta

dengan tradisi dan visi Kristiani

Bapak ibu yang terkasih dalam Kristus, di awal pembicaraan, kita telah

menemukan sikap-sikap yang dibuat Yesus dalam penghayatanNya sebagai

Pewarta Sejati. Sikap dan teladan Yesus tersebut dapat kita terapkan dalam situasi

konkrit kehidupan kita di tengah keluarga dalam menghayati peran sebagai orang

tua yang bertanggungjawab dalam pembinaan dan pendidikan iman anggota

keluarga kita. Sebagai orang tua yang bertanggungjawab kita terpanggil untuk

meneladan sikap-sikap yang diperjuangkan Yesus dalam hidup kita. Meskipun

dalam perjalanan hidup seringkali kita merasa tidak mampu melakukan hal baik

pada anggota keluarga kita karena kesibukan dalam bekerja. Namun perlu kita

sadari bahwa dalam kesibukan bekerjapun kita dapat mewartakan Injil dengan

Page 160: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

140

menghayati pekerjaan yang kita jalani sebagai suatu anugerah dariNya. Melalui

pertemuan ini, Allah menyadarkan kembali panggilan kita sebagai orang tua untuk

mewartakan Injil dalam kehidupan dengan selalu mendasarkan hidup pada Sang

Pewarta Sejati, Yesus Kristus.

Sebagai bahan refleksi kita untuk semakin menyadari dan menghayati

panggilan kita sebagai pewarta Injil dalam keluarga yang diutus Allah untuk

meneruskan pewartaanNya dengan selalu mendasarkan pada kehendakNya. Maka

marilah kita merenungkan pertanyaan berikut ini.

1) Apakah bapak ibu semakin disadarkan dan diteguhkan dalam panggilan

sebagai pewarta Injil ?

2) Sikap-sikap manakah yang bisa kita perjuangkan agar dapat semakin

menghayati panggilan kita sebagai pewarta Injil sesuai dengan teladan

Sang Pewarta Sejati, Yesus Kristus?

Peserta diberi kesempatan untuk merenungkan pesan Injil dengan situasi

konkrit mereka sejenak secara sendiri-sendiri dengan diiringi musik instrumen

(stay with me) berdasarkan panduan pertanyaan di atas. Setelah itu peserta diberi

kesempatan untuk mengungkapkan buah-buah permenungannya secara singkat.

f. Langkah V: Keterlibatan baru demi makin terwujudnya Kerajaan

Allah di dunia

Bapak ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, setelah di awal pertemuan

kita bersama-sama menggali pengalaman kita mewartakan Injil di tengah keluarga

melalui cerita yang mengisahkan tentang seorang wakil dari sebuah negara yakni

Page 161: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

141

duta. Duta ini adalah orang yang dipercaya menjadi contoh negaranya untuk

negara-negara lain. Kita diajak pula untuk belajar dari pengalaman iman Lukas

dalam Injilnya, sehingga kita semakin mengenal Yesus Sang Pewarta Sejati. Ia

adalah Pewarta yang tidak mengenal lelah dalam mewartakan kabar gembira, rela

berkorban, melayani dengan sepenuh hati dan peduli terhadap kebahagiaan orang

lain.

Akhirnya pengalaman kita mewartakan Injil di tengah keluarga diterangi

dengan Terang Yesus sebagai Pewarta Sejati, sehingga kita mendapat wawasan

dan pandangan baru dalam tugas perutusan kita. Kita memperoleh semangat baru

untuk memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan kita dan

harapan-harapan baru untuk meneruskan pewartaan Injil dalam seluruh aspek

kehidupan kita dengan sepenuh hati. Hendaknya kita menyadari bahwa Allah

senantiasa menyertai dan membimbing hidup kita dalam menanggapi seluruh

perjalanan panggilan kita, bahkan saat kita menghadapi tantangan-tantangan

dalam pewartaan. Untuk itu, sekarang marilah kita membangun rencana konkrit

dalam hati kita masing-masing untuk dilaksanakan dalam hidup selanjutnya

dengan bantuan pertanyaan sbb:

- Apa yang hendak anda lakukan untuk mewujudkan rencana konkrit anda dalam

mewartakan Injil?

Peserta diberi kesempatan hening sejenak memikirkan rencananya ke depan.

Setelah itu peserta diajak untuk merumuskan rencana konkrit bersama.

Page 162: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

142

g. Doa permohonan: Untuk memperteguh rencana tersebut, peserta diajak untuk

memanjatkan doa-doa permohonan yang diawali oleh pendamping dan ditutup

dengan doa Bapa Kami.

h. Lagu penutup: PS no. 695 (Aku dengar bisikan suaraMu)

i. Penutup

Doa penutup

Allah Bapa yang mahabaik, kami mengucap syukur atas rahmat kasih dan

penyertaanMu bagi kami dalam pertemuan ini. Semoga melalui pertemuan ini,

Engkau semakin meneguhkan iman dan menyadarkan kami akan pentingnya tugas

kami sebagai orang tua untuk melanjutkan pewartaan Injil dalam kehidupan

keluarga. Bantulah kami ya Bapa agar kami semakin mampu menghayati dan

mewujudkan KerajaanMu dalam kehidupan kami selanjutnya. Demi Yesus

Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Page 163: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

BAB V

PENUTUP

Pada bagian akhir penulisan ini, penulis akan menyampaikan kesimpulan

dari keseluruhan skripsi ini. Penulis juga akan menyampaikan saran yang dapat

membantu kaum awam, khusunya kaum awam di wilayah Busur dalam

meningkatkan keterlibatan mereka dalam evangelisasi.

A. Kesimpulan

Evangelisasi merupakan kegiatan mewartakan Injil atau menyampaikan

Kabar Baik pada seluruh umat manusia, baik anak-anak, remaja/kaum muda,

dewasa maupun orang tua; Katolik atau non Katolik; kaya maupun miskin.

Dengan harapan melalui pengaruh Injil tersebut umat manusia akan mengalami

perubahan dan perkembangan dalam hidupnya. perubahan yang dimaksud adalah

perubahan pada sikap, tindakan, pola pikir dan cara pandang mereka terhadap

hidup. Dengan perubahan ini, akan mengarahkan mereka pada sikap tobat dan

selalu mengandalkan Allah dalam hidupnya. Dengan demikian mereka dapat

memiliki hati yang terbuka untuk menerima dan meresapkan nilai-nilai Injil dalam

hatinya serta menghayati dalam kehidupannya dengan mewujudnyatakan dalam

tindakan konkrit, sehingga merekapun semakin mampu selalu mensyukuri hidup.

Dengan demikian merekapun akan selalu memperjuangkan nilai-nilai

Kerajaan Allah dalam hidupnya yakni kerajaan keadilan, cintakasih, kedamaian,

Page 164: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

144

kerukunan dan persaudaraan satu dengan yang lainnya, sehingga mereka semakin

siap dan mantap memberikan kesaksian tentang Allah dan setia menjalaninya.

Penerapan cinta kasih Allah dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di

tengah keluarga, lingkungan/masyarakat, Gereja, di tempat kerja dan di manapun

berada. Selain itu, pewartaan Injil melalui tindakan yang dilakukan perlu

diimbangi dengan kata-kata yang dapat meneguhkan orang-orang yang dijumpai,

sehingga mereka senantiasa memperoleh kesejukan dan keteguhan dalam

imannya.

Perlu disadari bahwa pewartaan Injil di tengah dunia tidak terlepas dari

tantangan, baik yang bersifat membangun atau memotivasi maupun yang

menghambat. Oleh sebab itu, perlunya kesadaran kaum awam agar selalu siap

menghadapi berbagai tantangan yang ada dengan tetap mengandalkan Allah dan

meletakkan segala pekerjaannya pada kehendak Allah.

Keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi zaman sekarang sangat

diharapkan karena kaum awam merupakan anggota Gereja yang telah dipanggil

dan diutus oleh Allah untuk mewartakan Injil dalam kehidupannya di tengah

dunia. Mereka telah digabungkan dengan Kristus dalam permandian/pembaptisan

dan dilantik sebagai Umat Allah. Sebagai umat Allah, kaum awam memiliki tugas

dan tanggungjawab yang sama seperti Gereja untuk mewartakan Injil dalam

kehidupannya di dunia. Sebab secara istimewa mereka ditempatkan di tengah

dunia untuk mmenyelamatkan sesama dan menata dunia sesuai kehendak Allah

serta memanfaatkan kekayaan alam secara merata demi kesejahteraan bersama.

Page 165: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

145

Sebagai kaum beriman kaum awam perlu memusatkan hidupnya pada Yesus

Kristus dengan membangun relasi yang akrab dengan Allah melalui sesama.

Dengan demikian keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi dapat membantu

umat manusia seutuhnya untuk mengalami dan menikmati cintakasih Allah.

Melihat pentingnya peranan keluarga dalam pewartaan Injil, maka penulis

merasa pentingnya membangun kesadaran dalam diri setiap keluarga Katolik

melalui katekese keluarga untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam

mewartakan Injil yang dapat dimulai dari dalam keluarganya masing-masing

terlebih dahulu kemudian melanjutkan dalam kehidupan sosialnya. Dengan

demikian keluarga Kristiani diharapkan sungguh-sungguh menghayati tugas dan

panggilan dirinya dengan mengambil bagian dalam karyaNya untuk

menyelamatkan manusia. Katekese keluarga ini penulis pilih, mengingat keluarga

merupakan tonggak pertama dan utama dalam perkembangan kepribadian

manusia, sehingga perlu suatu pembinaan bagi para orang tua agar semakin

memiliki kesadaran akan tanggungjawabnya membina, membimbing dan

mendidik anggota keluarganya menjadi manusia yang utuh dalam hidup

berimannya. Dengan demikian, keluarga Kristiani mampu mengambil bagian

dalam tugas perutusannya untuk mewartakan Injil dalam kehidupan keluarganya

yang juga akan berdampak positif bagi kehidupan bermasyarakat, menggereja,

berbangsa dan bernegara.

Page 166: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

146

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyampaikan saran yang dapat

membantu meningkatkan keterlibatan kaum awam di wilayah Busur paroki

Kristus Raja Barong Tongkok dalam mewartakan Injil. Adapun saran tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Paroki perlu membantu kaum awam untuk semakin terlibat aktif dalam

mewartakan Injil dalam hidupnya sehari-hari dengan membangun kesadaran

dalam diri mereka. Kesadaran tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan

seminar dengan melibatkan para pengurus lingkungan sebagai pesertanya dan

mengangkat tema tentang “evangelisasi”. Melalui pertemuan ini diharapkan

peserta memperoleh informasi yang tepat akan makna evangelisasi.

2. Paroki juga perlu mengupayakan kegiatan yang dapat membangun kesadaran

dan meningkatkan penghayatan iman keluarga akan peranannya dalam

pewartaan Injil dengan mengadakan rekoleksi keluarga.

3. Pengurus Lingkungan mengadakan pertemuan katekese secara rutin, sekali

sebulan dan mengundang para orang tua sebagai pesertanya. Diharapkan ilmu

pengetahuan yang diperoleh melalui seminar paroki dapat dibagikan pada umat

di Lingkungannya masing-masing, sehingga umat dapat meneruskannya dalam

hidup sehari-hari terutama dalam keluarga.

4. Pertemuan katekese khususnya di wilayah Busur dapat dilakukan sekali

seminggu dengan pesertanya adalah orang tua dengan mengangkat tema

tentang pewartaan Injil untuk membantu kaum awam semakin menyadari tugas

perutusannya di tengah dunia untuk mewartakan Injil.

Page 167: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

147

5. Bagi keluarga-keluarga katolik: diharapkan agar keluarga-keluarga katolik

khusunya di wilayah Busur sungguh-sungguh menghayati iman di tengah

keluarganya melalui katekese dalam keluarga dengan mengambil bagian dalam

tugas pewartaan Injil, sehingga Kerajaan Allah semakin nyata dalam sikap dan

tindakannya.

6. Bagi orang tua: sebagai pembina dan pendidik utama dalam keluarga

diharapkan kesadarannya sebagai kaum awam yang telah dipanggil dan diutus

untuk mewartakan Injil di tengah dunia supaya semakin meningkatkan

penghayatan dan peresapan nilai-nilai Injil dalam hidupnya melalui kesaksian

hidup konkretnya sehari-hari.

Page 168: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

148

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Rubin Adi. (2006). Harta: Berkat atau Bencana?. Yogyakarta: ANDI. Azwar, Saifuddin. (1997). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Darminta, J. (1997). Gereja, Dialog dan Kemartiran. Yogyakarta: Kanisius. Dienne & Karris Robert. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. (A.S

Hadiwiyata, Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius. Evely, Louis. (1978). Semangat Awam. (F. Heselaars, Penerjemah). Yogyakarta:

Kanisius. FABC I. (1974). Pewartaan Injil di Asia Zaman Sekarang. Taipei, Taiwan. Groome, Thomas H. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese

(F.X. Heryatno Wono Wulung, Penyadur). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat. (Buku asli diterbitkan tahun 1991).

http://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme. http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=8454. Usman, Husaini & Purnomo Setiady Akbar. (2008). Metodologi Penelitian Sosial.

Jakarta: Bumi Aksara. Keuskupan Agung Samarinda. (2005). Pedoman Dewan Pastoral Stasi.

Samarinda: KAS. Kirchberger, Georg. (2004). Misi Evangelisasi Penghayatan Iman. Maumere:

Ledalero. Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana,

Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966). _____. (1993). Konstitusi Dogmatis “Lumen Gentium” tentang Gereja. (R.

Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor (Dokumen asli diterbitkan tahun 1964).

_____. (1993). Konstitusi Dogmatis “Dei Verbum” tentang Wahyu Ilahi. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor (dokumen asli diterbitkan tahun 1965).

_____. (1993). Konstitusi Pastoral “Gaudium Et Spes” tentang Gereja dalam Dunia Modern. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor (Dokumen asli diterbitkan tahun 1965).

_____. (2006). Apostolicam Actuositatem. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI.

Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius.

_____. (2006). Kitab Hukum Kanonik. Jakarta: KWI. _____. (2009). Kompendium Katekismus Gereja Katolik. (Harry Susanto,

Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius. Lalu, Yosep. (2007). Katekese Umat. Jakarta: Komkat KWI. Lembaga Alkitab Indonesia. (2006). Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

dalam terjemahan baru yang dilakukan oleh LAI, dikutip dari Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Page 169: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

149

Martasudjita, E. (2005). Semangat Misioner. Yogyakarta: Kanisius. Meo, Ansel & Kons Beo. (2002). Memahami Awam dan Kerasulannya. Flores,

NTT: Nusa Indah. Mihalic, Frank. (2008). 1500 Cerita Bermakna: untuk Renungan, Kotbah dan

Ceramah Anda. (F. Rudijanto, Penerjemah). Jakarta: Obor. (Diterjemahkan dari Buku Berjudul 1000 Stories You Can Use tahun 1989).

Paroki Kristus Raja Barong Tongkok. (2007). Buku Kenangan HUT Paroki “Kristus Raja” Barong Tongkok yang ke-70. (Matheus Wiyono, Pengumpul naskah). Barong Tongkok : Keuskupan Samarinda Kevikepan Mahakam Ulu.

Paulus VI. (2007). Evangelii Nuntiandi. (J. Hadiwikarta, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1975).

Sugiri, L. (1994). Misi Evangelisasi. Jakarta: Shekinah. Staf Dosen Program Studi IPPAK. (2006). Pedoman Penulisan Skripsi.

Yogyakarta: Prodi IPPAK-USD Telaumbanua, Marinus. (1999). Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode, Peserta

Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor. Tondowidjojo, John. (1990). Arah dan Dasar Kerasulan Awam. Yogyakarta:

Kanisius. Wahyu, Ms. (1989). Bimbingan Penulisan Skripsi. Bandung: Tarsito. Yohanes Paulus II. (1989). Para Anggota Awam Umat Beriman Kristus:

Christifideles Laici. (Marcel Beding, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1989).

_____. (1993). Familiaris Consortio. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1981).

_____. (2008). Redemptoris Missio. (Frans Borgias dan Alfons S. Suhardi, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1990).

Page 170: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

Lampiran 1 : Surat Ijin Prodi

(1)

Page 171: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(2)

Page 172: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

Lampiran 2 : Surat Pernyataan telah Melaksanakan Penelitian

(3)

Page 173: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(3)

Lampiran 3: Daftar Pertanyaan Daftar pertanyaan wawancara terstruktur kepada kaum awam di wilayah Busur A. Gambaran keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi 1. Apakah anda sudah akrab dengan istilah evangelisasi? 2. Apakah anda terlibat dalam evangelisasi? 3. Mengapa anda terlibat? Bagaimana perasaan anda ketika mewartakan Injil?

B. Mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi 4. Bagaimana pengalaman anda setelah terlibat dalam pewartaan Injil? 5. Bagaimana pendapat anda tentang kaum awam di wilayah Busur? 6. Menurut anda dalam bidang apa saja evangelisasi dapat dilaksanakan? 7. Dalam bidang apa saja anda terlibat dalam evangelisasi? Apa manfaatnya

bagi anda?

C. Mendalami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam melaksanakan evangelisasi

8. Bagaimana tanggapan umat di wilayah Busur terhadap pewartaan Injil? Menurut anda mengapa umat tidak aktif dalam mewartakan Injil?

9. Bagaimana tanggapan anda sendiri terhadap pewartaan Injil? 10. Faktor apa saja yang mendukung anda dalam mewartakan Injil? Menurut

anda faktor apa saja yang mendukung umat dalam mewartakan Injil? 11. Apakah anda melihat ada hambatan bagi umat dalam melaksanakan

pewartaan Injil? Hambatan apa saja yang anda alami dalam mewartakan Injil? 12. Apakah nilai-nilai Injil mempunyai pengaruh positif di sini?

Page 174: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(5)

Lampiran 4: Transkrip Hasil Wawancara Hari/Tanggal : Jum’at, 18 Juni 2010 Responden 1: Pak Paulus Herman (Ketua lingkungan St. Christoporus Busur)

A. Untuk memperoleh gambaran keterlibatan kaum awam di wilayah

Busur dalam evangelisasi 1. Apakah anda sudah akrab dengan istilah pewartaan Injil?

Sudah, karena saya sebagai pengurus lingkungan terutama sebagai ketua lingkungan di sini saya cukup mengenal istilah tersebut. Umat belum terlalu akrab dengan istilah tersebut. Kegiatan pendalaman Kitab Suci kurang diminati umat, ada anak-anak tetapi mereka hanya jadi pendengar.

2. Apakah anda terlibat dalam mewartakan Injil? Ya saya terlibat tetapi dalam kegiatan-kegiatan gerejani saya kurang terlibat aktif hanya kadang-kadang saja. Bentuk keterlibatan saya dalam mewartakan Injil antara lain doa lingkungan, pendalaman Kitab Suci, doa rosario, terlibat dalam kegiatan yang ada di lingkungan/masyarakat seperti gotong royong, membantu orang yang terkena musibah (meninggal) dan membersihkan gereja bersama umat lingkungan.

3. Mengapa anda terlibat? Apakah anda senang ketika mewartakan Injil? Jika tidak terlibat, mengapa? Saya terlibat karena panggilan sebagai orang Katolik dan juga sebagai pengurus lingkungan. Saya merasa terpanggil untuk mewartakan Injil dalam hidup saya, sebab kekatolikan saya sejak kecil dan juga teladan dari orang tua menjadikan saya merasa terpanggil. Perasaan saya biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa saya rasakan sebab saya sudah terbiasa dari kecil terlibat dalam kegiatan-kegiatan gereja.

B. Untuk lebih mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi

4. Bagaimana pengalaman anda setelah terlibat dalam pewartaan Injil? Saya bangga bisa membawa umat terlibat dalam kegiatan-kegiatan seperti kerja bakti di gereja dan kegiatan-kegiatan lain di lingkungan. Kurang lebih 6 tahun berada di Busur ini saya selalu berusaha terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang ada. Saya merasa di manapun saya berada saya harus selalu masuk dalam setiap kegiatan di mana saya tinggal, baik dalam hal-hal yang rohani maupun dalam kehidupan masyarakat seperti gotong royong dan membantu warga yang meninggal.

5. Bagaimana pendapat Anda tentang kaum awam di wilayah Busur? Menurut saya umat di Busur ini kurang terlibat aktif dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan karena kesibukan mereka. Kesadaran umat untuk terlibat kurang. Para orang tua hanya mengirim anak-anaknya untuk ikut dalam kegiatan lingkungan seperti doa rosario, pendalaman Kitab Suci sebagai

Page 175: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(6)

perwakilan. Umat juga kurang kesadarannya dalam hal perwartaan Injil, mereka kurang menyadari dan acuh tak acuh terhadap pewartaan Injil serta kegiatan-kegiatan yang ada. Tidak ada semangat atau motivasi maupun keteladanan dari para orang tua untuk anak-anaknya dalam hal keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan yang ada.

6. Menurut Anda dalam bidang apa saja pewartaan Injil dapat dilaksanakan? Menurut saya pewartaan Injil itu tidak hanya mewartakan sabda Allah “Kitab Suci” saja. Pewartaan Injil dapat juga dilakukakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam keluarga dengan memberikan teladan hidup berimannya dengan terlibat dalam kegiatan gotong royong di masyarakat.

7. Dalam bidang apa saja anda terlibat dalam pewartaan Injil? Apa manfaatnya bagi Anda? Saya terlibat dalam doa-doa lingkungan, gotong royong, membantu masyarakat yang terkena musibah dan juga kegiatan-kegiatan di gereja. Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa iman saya semakin kuat dan diteguhkan.

C. untuk mendalami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam melaksanakan evangelisasi

8. Bagaimana tanggapan umat di wilayah Busur terhadap pewartaan Injil? Menurut Anda mengapa umat tidak aktif dalam mewartakan Injil? Banyak umat yang berpandangan bahwa pewartaan Injil itu dilakukan oleh pastor, katekis atau guru agama, mereka kurang memahami makna evangelisasi yang sebenarnya. Umat tidak aktif karena kesibukan mereka bekerja sehari-hari sehingga tidak memiliki banyak waktu, kurangnya kesadaran mereka untuk terlibat aktif dan juga karena dari pihak pengurus kurang memberikan informasi bagi umat tentang kegiatan-kegiatan yang ada.

9. Bagaimana tanggapan Anda sendiri terhadap pewartaan Injil? Pewartaan Injil perlu diperjelas kepada umat mengenai pengertiannya agar umat menjadi paham akan maknanya. Menurut saya pewartaan Injil itu bukan hanya pewartaan sabda Allah (di Gereja) saja, tetapi juga pewartaan dalam teladan hidup sehari-hari.

10. Faktor apa saja yang mendukung Anda dalam melaksanakan pewartaan Injil? Menurut pengamatan Anda faktor apa saja yang mendukung umat dalam melaksanakan pewartaan Injil? Faktor yang mendukung saya dalam melaksanakan pewartaan Injil adalah keterlibatan beberapa umat yang aktif menjadi penyemangat bagi saya untuk mewartakan Injil. Faktor pendukung bagi umat adalah sosok pemimpin yang mau melayani dengan tulus.

11. Apakah Anda melihat ada hambatan bagi umat dalam melaksanakan pewartaan Injil? Hambatan apa saja yang Anda alami dalam mewartakan Injil? Hambatan yang dialami oleh umat antara lain karena kesibukannya bekerja sehingga tidak ada waktu bagi mereka. Hambatan bagi saya karena kurang terlibatnya umat setiap kali ada kegiatan sehingga melemahkan semangat saya serta kurang jelasnya makna pewartaan Injil itu sendiri bagi saya dan umat.

Page 176: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(7)

12. Apakah nilai-nilai Injil mempunyai pengaruh positif di sini? Nilai-nilai Injil tidak terlalu berpengaruh karena umat di wilayah Busur adalah umat campuran, 50% penduduk asli dan 50% pendatang. Penduduk asli adalah suku Tunjung sedangkan pendatang terdiri dari suku bahau dan penihing lebih mendominasi untuk pendatang.

Hari/Tanggal : Minggu, 20 Juni 2010 Responden 2: Pak Paulus Runtung (Ketua lingkungan St. Paulus Busur)

A. Untuk memperoleh gambaran tentang partisipasi kaum awam di

wilayah Busur dalam evangelisasi 1. Apakah Anda sudah akrab dengan istilah pewartaan Injil?

Sudah. Istilah tersebut sudah cukup saya kenal semenjak saya kecil hingga saat ini karena orang tua saya adalah orang Katolik yang menanamkan dalam diri saya tentang ajaran agama. Ajaran agama menjadi ajaran yang pokok ditanamkan di sekolah dan dalam keluarga.

2. Apakah Anda terlibat dalam mewartakan Injil? Ya, sejak kecil saya sudah ditanamkan tentang pewartaan Injil dan diberi teladan dari orang tua sehingga pewartaan Injil bagi saya sesuatu yang harus saya lakukan. Saya memiliki kerinduan yang mendalam bila tidak mewartakan, saya merasa ada sesuatu yang kurang dalam hidup saya.

3. Mengapa Anda terlibat? Saya terlibat karena pengalaman hidup diselamatkan oleh Allah. Pada “suatu peristiwa di tengah laut kapal kami mengalami kebakaran, saya berdoa dan mengarahkan diri pada Tuhan, sehingga pada akhirnya kami selamat. Pengalaman hidup diselamatkan berkat doa membuat saya semakin rindu untuk mewartakan Injil. Sumber kekuatan dan keselamatan dalam hidup saya adalah doa. Saya sangat senang ketika mewartakan Injil, saya merasa bangga dapat membawa umat.

B. Untuk lebih mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi

4. Bagaimana pengalaman Anda setelah terlibat dalam pewartaan Injil? Dari pengalaman keterllibatan saya banyak hal baik yang saya dapatkan dalam hidup saya, mulai dari keselamatan dalam mengarungi perjalanan dan juga di dunia kerja terbebas dari tuduhan palsu membuat saya semakin yakin akan kekuatan doa dalam hidup saya. Saya terlibat sejak saya masih muda. Saya aktif dalam mudika hingga saya berkeluarga saya menjadi ketua umat dan sekarang saya menjadi ketua lingkungan.

5. Bagaimana pendapat anda tentang kaum awam di wilayah Busur? Kaum awam di wilayah Busur ini campuran sukunya tapi lebih dominan suku asli yakni suku Tunjung. Mereka cukup rajin ke gereja pada hari minggu namun dalam kegiatan lingkungan kurang terlibat bila tidak ditemani. Umat cenderung banyak menunggu (pasif). sebenarnya mereka mau terlibat tetapi

Page 177: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(8)

harus ada yang memotivasi atau mendorong mereka misalnya dalam doa lingkungan mereka harus ditelpon dan dihubungi baru mereka datang atau pada saat membersihkan gereja mereka harus ditemani. Di wilayah Busur ini suku Tunjung sebagai penduduk asli sedangkan suku Benuaq, Toraja dan jawa adalah pendatang. Dalam hal ke gereja mereka sangat rajin tetapi dalam hal gotong royong atau doa lingkungan mereka harus “dibakar” semangatnya. Intinya mereka harus ditemani dalam menjalankan kegiatan.

6. Menurut Anda dalam bidang apa saja pewartaan Injil dapat dilaksanakan? Pewartaan Injil dapat dilakukan dalam pengalaman hidup. Harus meneliti/mendekati dengan mengunjungi keluarga-keluarga supaya dapat mengetahui kebutuhan umat, mendekati mereka lalu memenuhi kebutuhan tersebut dan berkerjasama dengan mereka. Intinya pewartaan Injil itu dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Dalam bidang apa saja Anda terlibat di dalam pewartaan Injil? Apa manfaatnya bagi Anda? Keterlibatan saya dalam bidang kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat. Gereja dan keluarga mencakup juga dalam pekerjaan saya. Keinginan untuk mewartakan Injil merupakan suatu kerinduan yang sangat mendalam karena terasa ada ada yang kurang bila tidak ke gereja

C. Untuk mendalami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam melaksanakan evangelisasi

8. Bagaimana tanggapan umat di wilayah Busur terhadap pewartaan Injil? Menurut Anda mengapa umat tidak aktif dalam mewartakan Injil? Prinsipnya umat tidak menolak tetapi mereka masih lemah dalam menanggapinya. Mereka masih perlu diberi pemahaman dan dibakar semangatnya sebab mereka menerima agama hanya “suam-suam kuku”, intinya mereka masih perlu dibimbing. Kurang ada penegasan pada awal pengajaran sehingga mereka kurang berani bertindak. Pengajaran tentang pewartaan Injil lemah/tidak ada penegasan dari awal sehingga umat kurang paham mengenai pewartaan Injil itu sendiri. Umat tidak aktif karena kesibukan pribadi (kerja) dan juga karena tidak ada yang mendorong atau memberi semangat bagi mereka.

9. Bagaimana tanggapan Anda sendiri terhadap pewartaan Injil? Menurut saya pewartaan Injil adalah segala sesuatu yang dilakukan demi untuk mensejahterakan orang lain lebih-lebih untuk diri sendiri yang direstui oleh Allah dan tujuannya pada Allah.

10. Faktor apa saja yang mendukung Anda dalam melaksanakan pewartaan Injil? Menurut pengamatan Anda faktor apa saja yang mendukung umat dalam melaksanakan pewartaan Injil? Faktor pendukung pertama-tama dari keluarga karena sejak kecil pengajaran agama sudah tertanam dalam diri saya bahwa yang patut di sembah dan dipuji adalah Allah. Hal ini sudah ditanamkan oleh orang tua dan juga guru agama di sekolah. Rasa tanggungjawab dalam diri sendiri sehingga merasa bersalah bila tidak melaksanakan yang terbaik buat orang lain. Dorongan dari keluarga terutama paman yang secara tidak langsung memberi dorongan pada kami

Page 178: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(9)

anggota keluarga. Teladan hidup dari kakek dan nenek sebagai pemangku adat yang banyak disukai orang karena begitu bertanggungjwab terhadap pekerjaan yang menyangkut kepentingan orang banyak. Dukungan dari istri dan anak-anak yang banyak terlibat dalam kegiatan gereja serta tanggapan positif mereka terhadap tugas dan pekerjaan saya, sehingga saya merasa sangat senang. Anak–anak yang aktif dalam kegiatan gereja dapat memberi motivasi bagi saya. Bila ada orang yang dengan suka rela mau membimbing dan memotivasi maka umat dapat berkembang.

11. Apakah Anda melihat ada hambatan bagi umat dalam melaksanakan pewartaan Injil? Hambatan apa saja yang Anda alami dalam mewartakan Injil? Kadang-kadang saya merasa gagal ketika sesuatu yang ada di hadapan saya tidak tercapai. Kesibukan baik dalam keluarga, lingkungan maupun dalam pekerjaan sendiri sehingga kadang-kadang sulit bagi saya untuk membagi waktu. Umat terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing sehingga kurang ada waktu untuk terlibat.

12. Apakah nilai-nilai Injil mempunyai pengaruh positif di sini? Ya, Nilai-nilai Injil cukup mempunyai pengaruh sepanjang pemimpin yang memimpin di wilayah ini mampu membimbing umat. Mereka perlu didekati dan secara perlahan-lahan diberikan penjelasan mengenai ajaran tentang iman akan Allah yang patut disembah dengan mengajarkan tentang cinta kasih.

Hari/Tanggal : Minggu, 20 Juni 2010 Responden 3: Sari (Mudika St. Paulus Busur)

A. Untuk memperoleh gambaran tentang partisipasi kaum awam di

wilayah Busur dalam evangelisasi 1. Apakah Anda sudah akrab dengan istilah pewartaan Injil?

Sudah. Saya cukup akrab istilah tersebut karena sering diajarkan oleh suster di asrama.

2. Apakah Anda terlibat dalam mewartakan Injil? Saya kurang terlibat aktif dalam pewartaan Injil karena kesibukan hanya kadang-kadang saja saya terlibat bila ada waktu. Saya terlibat dalam kegiatan komka seperti doa keliling dari satu rumah ke rumah yang lain, doa di kapel bersama dan koor.

3. Mengapa Anda terlibat? Karena ingin berkumpul bersama teman-teman dan menggali pengalaman iman atau isi Kitab Suci serta sharing pengalaman pribadi dengan teman-teman. Saya cukup senang dapat terlibat dalam kgiatan-kegiatan yang ada.

Page 179: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(10)

B. Untuk lebih mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi

4. Bagaimana pengalaman Anda setelah terlibat dalam pewartaan Injil? Pengalaman yang saya rasakan semenjak selesai kuliah dan kembali di lingkungan adalah terlibat dalam kegiatan PIUK. Banyak karunia-karunia Roh Kudus yang saya peroleh dalam keaktivan saya dalam kegiatan PIUK.

5. Bagaimana pendapat anda tentang kaum awam di wilayah Busur? Umat di lingkungan Busur ini kurang berminat/malas dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan. Mereka akan terlibat bila didatangi atau ditelpon. Kaum muda (usia SMP) cukup banyak yang terlibat sedangkan orang tua kurang aktif.

6. Menurut Anda dalam bidang apa saja pewartaan Injil dapat dilaksanakan? Pewartaan Injil itu dapat dilaksanakan dalam dunia kerja karena berdasarkan pengalaman saya sebagai seorang perawat sering melakukan doa bersama setiap hari minggu dan biasanya dari gereja ada mengunjungi pasien-pasien.

7. Dalam bidang apa saja Anda terlibat dalam pewartaan Injil? Apa manfaatnya bagi Anda?

Saya terlibat dalam pekerjaan yang saya geluti yakni sebagai seorang perawat. Manfaat yang saya peroleh yaitu bahwa doa menjadi kekuatan yang lebih besar dalam hidup saya, ketika dalam pekerjaan saya mengalami kesulitan maka saya berdoa mohon kekuatan dan kesembuhan bagi pasien.

C. Untuk mendalami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam melaksanakan evangelisasi

8. Bagaimana tanggapan umat di wilayah Busur terhadap pewartaan Injil? Menurut anda mengapa umat tidak aktif dalam mewartakan Injil? Umat di sini pada umumnya kurang memahami makna dari pewartaan Injil itu sendiri, sehingga mereka kurang antusias dalam melaksanakannya bila tidak didampingi. Pada umumnya umat disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing sehingga kurang adanya waktu untuk terlibat dalam kegiatan yang ada. Terkadang mereka hanya mau terlibat ketika ada momen-momen tertentu seperti natal dan paskah.

9. Bagaimana tanggapan anda sendiri terhadap pewartaan Injil? Pewartaan Injil adalah keterlibatan kita sebagai umat Katolik dalam kegiatan-kegiatan gerejani, pekerjaan dan hidup sehari-hari.

10. Faktor apa saja yang mendukung anda dalam melaksanakan pewartaan Injil? Faktor pendukung terutama dari kelurga karena ayah saya adalah ketua lingkungan maka saya sebagai anak harus terlibat.

11. Apakah Anda melihat ada hambatan bagi umat dalam melaksanakan pewartaan Injil?kesibukan dalam pekerjaan mereka. Hambatan apa saja yang Anda alami dalam mewartakan Injil? Faktor penghambat yang saya alami adalah kesibukan dalam pekerjaan saya sebagai perawat sehingga kurang dapat membagi waktu.

Page 180: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(11)

12. Apakah nilai-nilai Injil mempunyai pengaruh positif di sini? Nilai-nilai Injil cukup mempunyai pengaruh terhadap budaya setempat. Namun kenyataan masih banyak orang-orang di sini yang sudah beragama tetapi tetap melakukan belian (pengobatan tradisional).

Hari/Tanggal : Selasa, 22 Juni 2010 Responden 4: Ibu Tening (umat)

A. Untuk memperoleh gambaran tentang partisipasi kaum awam di

wilayah Busur dalam evangelisasi 1. Apakah anda sudah akrab dengan istilah pewartaan Injil?

Ya, saya sudah sering mendengar istilah tersebut tetapi saya belum terlalu memahami pengertiannya secara gerejani.

2. Apakah anda terlibat dalam mewartakan Injil? Ya, saya terlibat mewartakan Injil dalam kehidupan sehari-hari dengan memberi teladan bagi anak-anak, dalam keluarga, dunia pekerjaan, kegiatan rekoleksi (pasutri), pendalaman iman, rekoleksi (komka) dan meluangkan waktu pada hari minggu untuk ke gereja.

3. Mengapa anda terlibat? Saya terlibat karena bagi saya keterlibatan saya merupakan suatu pelayanan baik bagi keluarga maupun orang lain di sekitar saya.

B. Untuk lebih mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi

4. Bagaimana pengalaman anda setelah terlibat dalam pewartaan Injil? Pewartaan itu saya mulai dari dalam diri sendiri dengan refleksi dan memberikan teladan yang baik bagi anak-anak. Pengalaman hidup saya waktu kuliah sampai sekarang tidak mengalami banyak kesulitan dalam mencari pekerjaan berkat usaha dan kerja keras yang selalu saya sertai dengan doa. Dalam pengalaman hidup saya mengalami kedekatan dengan Tuhan. Banyak memperoleh pengetahuan dari pengalaman hidup yang saya rasakan manfaatnya hingga sekarang ini.

5. Bagaimana pendapat anda tentang kaum awam di wilayah Busur? Menurut saya kaum awam di wilayah Busur ini lemah kesadarannya untuk terlibat dalam pewartaan Injil. Hal ini dapat kita lihat pada saat doa di lingkungan, betapa sulitnya mereka berkumpul, kurang mau terlibat dalam kegiatan membersihkan gereja. Dalam arti umatnya sadar namun kurang adanya kerjasama dan kesediaan untuk memberikan sedikit waktunya untuk melayani sesama secara cuma-cuma. Kalau kita tidak bisa ikut kita bisa melibatkan orang-orang yang di rumah kita (tidak harus kita).

6. Menurut anda dalam bidang apa saja pewartaan Injil dapat dilaksanakan? Pewartaan Injil dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya dalam bidang gerejani semata. Dalam keluarga, lingkungan, masyarakat dan tempat kerja.

Page 181: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(12)

7. Dalam bidang apa saja anda terlibat dalam pewartaan Injil? Apa manfaatnya bagi Anda? Keterlibatan saya dalam kehidupan sehari-hari yang dimulai dari dalam diri sendiri, dalam keluarga dengan memberikan teladan pada anak-anak dan mengajarkan mereka untuk menghormati orangtua, sesama, memperkenalkan aktivis gereja, mengajarkan benih-benih iman katolik pada anak sejak dini. Intinya pewartaan iman di mulai dari hal-hal yang sederhana. Pewartaan Injil juga saya laksanakan dalam dunia kerja yakni dengan bekerja penuh tanggungjawab dan sepenuh hati (tidak perhitungan) karena dengan demikian sayapun memperoleh kepercayaan penuh.

C. Untuk mendalami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam melaksanakan evangelisasi

8. Bagaimana tanggapan umat di wilayah Busur terhadap pewartaan Injil? Menurut anda mengapa umat tidak aktif dalam mewartakan Injil? Karena kaum awam kurang memahami arti dari pewartaan Injil itu sendiri dan mereka juga disibukkan dengan pekerjaan masing-masing sehingga tidak banyak waktu mereka untuk terlibat.

9. Bagaimana tanggapan anda sendiri terhadap pewartaan Injil? Yakni menyampaikan isi Injil kepada sesama umat beriman.

10. Faktor apa saja yang mendukung Anda dalam melaksanakan pewartaan Injil? Faktor pendukung yang utama itu dari diri sendiri karena itu merupakan kunci. Kalau kita sendiri tidak paham dengan apa yang kita lakukan maka tidak akan tercapai apa yang kita kehendaki dan tidak diterima di masyarakat.

11. Apakah anda melihat ada hambatan bagi umat dalam melaksanakan pewartaan Injil? Hambatan apa saja yang anda alami dalam mewartakan Injil? Faktor penghambat bagi saya pribadi maupun bagi umat terutama adalah karena adanya orang yang memiliki kepentingan pribadi atau golongan misalnya kita bekerja di masyarakat demi kepentingan masyarakat namun kenyataannya kita mengupayakan demi keuntungan kita pribadi, budaya belian (pemujaan), perjudian dan kurangnya kerukunan dalam keluarga. Saya pribadi jarang membaca Injil secara pribadi keculai pada hari minggu di gereja.

12. Apakah nilai-nilai Injil mempunyai pengaruh positif di sini? Nilai-nilai Injil punya pengaruh besar tetapi tergantung mereka yang mewartakannya. Misalnya pada saat kotbah di gereja yang dlakukan oleh pastor. Budaya belian, kuangkai dan kebiasaan membuang-buang waktu, perjudian menjadi kendala bagi pewarta untuk menyampaikan makna Injil.

Page 182: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(13)

Hari/Tanggal :Kamis, 24 Juni 2010 Responden 5: Sisil (mudika)

A. Untuk memperoleh gambaran tentang partisipasi kaum awam di

wilayah Busur dalam evangelisasi 1. Apakah anda sudah akrab dengan istilah pewartaan Injil?

Ya, saya pernah mendengar dan sudah cukup akrab dengan istilah tersebut karena sering ikut pastor turney dan ikut kegiatan-kegiatan di paroki.

2. Apakah anda terlibat dalam mewartakan Injil? Ya, bila ada waktu saya terlibat. saya terlibat seperti ikut turney, membaca Kitab Suci dan memberi pendalaman Kitab Suci baik kaum muda maupun orang tua.

3. Mengapa anda terlibat? Saya terlibat karena tidak ada orang atau kurangnya tenaga yang mau mewartakan Injil. Orang yang tahu mungkin banyak tetapi yang punya kemauan kurang. Ya saya senang dalam menjalankan pewartaan Injil ini.

B. Untuk lebih mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi

4. Bagaimana pengalaman anda setelah terlibat dalam pewartaan Injil? Ketika mewartakan Injil di stasi Eheng saya merasa antara saya dan umat kurang tercipta komunikasi yang baik entah karena saya yang kurang baik dalam penyampaiannya atau karena umat yang kurang memperhatikan sehingga pewartaan saya tidak dapat sampai dengan baik. Tidak didengarkan pada saat mewartakan Injil dengan orang tua. Pada saat mewartakan kadang tidak didengarkan oleh umat (tidak semua) dan kadang tidak sinkron antara pemberi pendalaman Kitab Suci dan umatnya sendiri. Dari pengalaman saya merasakan banyak tantangan yang dihadapi di tengah umat.

5. Bagaimana pendapat anda tentang kaum awam di wilayah Busur? Kaum awam di wilayah Busur ini cukup memahami dan mengerti tentang pewartaan Injil karena berada dekat dengan pusat paroki daripada umat yang berada di desa-desa, namun kebanyakan umatnya sibuk dengan kegiatan sendiri-sendiri sehingga acuh terhadap kegiatan yang ada. Umat juga terkadang malas atau tidak mau tahu dengan kegiatan yang ada. Terkadang juga ada yang malu untuk terlibat.

6. Menurut anda dalam bidang apa saja pewartaan Injil dapat dilaksanakan? Menurut saya pewartaan Injil dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari pada saat kumpul bersama teman-teman kaum muda ataupun dengan tetangga, bukan hanya dalam kegiatan yang bersifat gerejani semata.

7. Dalam bidang apa saja anda terlibat dalam pewartaan Injil? Apa manfaatnya bagi anda? Saya terlibat dalam bidang gerejani seperti membaca Kitab Suci (pada saat Perayaan Ekaristi), kegiatan paroki dan mengajar sekolah minggu. Manfaatnya saya dapat menjadi teladan bagi orang lain.

Page 183: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(14)

C. Untuk mendalami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam melaksanakan evangelisasi

8. Bagaimana tanggapan umat di wilayah Busur terhadap pewartaan Injil? Menurut anda mengapa umat tidak aktif dalam mewartakan Injil? Umat di wilayah Busur pada umumnya tahu atau mengenal istilah pewartaan Injil karena mereka lebih dekat dengan paroki daripada umat yang ada di stasi-stasi jauh dari kota. Namun karena kesibukan mereka dalam kerja membuat mereka kurang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang ada.

9. Bagaimana tanggapan anda sendiri terhadap pewartaan Injil? Pewartaan Injil itu adalah kegiatan menyampaikan warta gembira kepada sesama umat beriman terutama pada saat perayaan paskah ataupun doa-doa rosario.

10. Faktor apa saja yang mendukung anda dalam melaksanakan pewartaan Injil? Adanya semangat atau support dari umat atau orang-orang di sekitar saya.

11. Apakah anda melihat ada hambatan bagi umat dalam melaksanakan pewartaan Injil? Hambatan apa saja yang anda alami dalam mewartakan Injil? Hambatan yang saya alami adalah bila orang tidak mau mendengarkan tentang pewartaan yang saya wartakan dan acuh tak acuh terhadap pewartaan. Saya juga kurang begitu mengerti atau memahami makna pewartaan Injil karena latar belakang pendidikan saya bukan dari agama.

12. Apakah nilai-nilai Injil mempunyai pengaruh positif di sini? Nilai-nilai Injil memiliki pengaruh yang besar terhadap budaya setempat terutama budaya belian (penyembuhan secara tradisional) karena masih banyak orang-orang yang menaruh kepercayaan terhadap belian sehingga perlu upaya dari para pewarta untuk mewartakan Injil di tengah umat.

Hari/Tanggal : Kamis, 01 Juli 2010 Responden 6: Ibu Kristina (umat)

A. Untuk memperoleh gambaran tentang partisipasi kaum awam di

wilayah Busur dalam evangelisasi 1. Apakah anda sudah akrab dengan istilah pewartaan Injil?

Saya kurang akrab dengan istilah tersebut tetapi pernah mendengar hanya saya belum terlalu memahami artinya.

2. Apakah anda terlibat dalam mewartakan Injil? Ya, saya terlibat sebagai guru sekolah minggu dan terlibat dalam kelompok doa.

3. Mengapa anda terlibat? Saya terlibat karena saya ingin berbagi. Apa yang saya miliki dan saya ketahui, ingin saya bagikan pada orang lain terutama pada anak-anak. Berbagi pengalaman tentang iman. Saya merasa senang menjalaninya tanpa paksaan.

Page 184: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(15)

B. Untuk lebih mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi

4. Bagaimana pengalaman anda setelah terlibat dalam pewartaan Injil? Pengalaman keterlibatan saya sebagai pengurus sekolah minggu dan kelompok doa, dari yang semula hanya terlibat sebagai peserta saja akhirnya saya mau menjadi pengurus. Sebagai PNS mau melayani orang dan harus sabar melayani serta selalu berbuat baik terhadap orang. Seperti firman Tuhan melayani orang sama saja kita melayani diri sendiri. saya perlu banyak belajar untuk selalu siap melayani orang lain dengan sabar dalam pekerjaan saya. Iman bukan hanya soal pengetahuan tetapi juga pengalaman.

5. Bagaimana pendapat anda tentang kaum awam di wilayah Busur? Kaum awam di Busur ini cukup bagus, kegiatan di lingkungan cukup berjalan dengan lancar, doa lingkungan pada bulan rosario dan kunjungan ke rumah umat berjalan dengan baik.

6. Menurut anda dalam bidang apa saja pewartaan Injil dapat dilaksanakan? Pewartaan Injil dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari melalui sikap dan tindakan kita, juga di tempat kerja kita harus sabar melayani orang lain.

7. Dalam bidang apa saja anda terlibat dalam pewartaan Injil? Apa manfaatnya bagi anda? Saya terlibat dalam pekerjaan saya sebagai PNS dan juga sebagai guru sekolah minggu. Saya mendapat kekuatan dari Tuhan dalam menghadapi hidup terutama dalam pekerjaan, saya dapat menjadi lebih sabar dalam melayani orang lain seperti melayani diri saya sendiri, sehingga manfaat yang saya peroleh adalah kebahagiaan karena melayani tanpa beban dan semangat dalam hidup. Hal ini merupakan praktek kasih.

C. Untuk mendalami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam melaksanakan evangelisasi

8. Bagaimana tanggapan umat di wilayah Busur terhadap pewartaan Injil? Menurut Anda mengapa umat tidak aktif dalam mewartakan Injil? Umat di Busur cukup terbuka terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan. Kehadiran umat dalam kegiatan yang ada menunjukkan sikap terbuka dan penerimaan mereka. Mereka kurang terlibat karena masalah transportasi, jarak gereja-rumah cukup jauh dan juga karena kesibukan umat dengan pekerjaan masing-masing.

9. Bagaimana tanggapan anda sendiri terhadap pewartaan Injil? Bagi saya pewartaan Injil adalah pada saat memberikan pelajaran agama untuk anak-anak dan juga pada saat kotbah, serta tindakan baik kita mau bersikap sabar.

10. Faktor apa saja yang mendukung anda dalam melaksanakan pewartaan Injil? Saya menjalani pekerjaan saya dengan iklas/tanpa beban dan merasa melayani Tuhan melalui sesama sehingga hal tersebut menjadi dukungan bagi saya pribadi.

11. Apakah anda melihat ada hambatan bagi umat dalam melaksanakan pewartaan Injil? Hambatan apa saja yang anda alami dalam mewartakan Injil?

Page 185: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(16)

Faktor penghambat lebih-lebih dari dalam diri saya sendiri, terutama dalam hal waktu. Kesibukan saya dalam pekerjaan saya terkadang membuat saya tidak punya waktu untuk terlibat karena berbenturan waktu. Umat tidak aktif karena pertama-tama masalah transportasi karena jarak antara rumah ke gerja cukup jauh. Juga karena kesibukan dalam pekerjaannya.

12. Apakah nilai-nilai Injil mempunyai pengaruh positif di sini? Menurut saya nilai-nilai Injil punya pengaruh sekaligus juga punya tantangan yang cukup berat terutama dalam menghadapi budaya “belian” yang sudah turun-temurun dari nenek moyang dan terus dilaksanakan oleh sebagian umat. Hal ini menjadi tantangan berat bagi pewarta karena umat masih cukup kuat dengan budaya tersebut. Seorang pewarta perlu memiliki kesabaran dalam mewartakan Injil di tengah budaya belian dan perlu secara perlahan-lahan masuk dalam budaya setempat untuk mewartakan. Belian merupakan upaya mereka memanggil roh untuk mengobati orang yang sedang sakit. Supaya dapat masuk mewartakan Injil di tengah umat adalah masuk dalam budaya setempat.

Hari/Tanggal :Jumat, 16 Juli 2010 Responden 7: Sawi (umat)

A. Untuk memperoleh gambaran tentang partisipasi kaum awam di wilayah Busur dalam evangelisasi

1. Apakah anda sudah akrab dengan istilah pewartaan Injil? Belum. Saya memang pernah mendengar istilah tersebut tetapi saya belum terlalu memahami artinya.

2. Apakah anda terlibat dalam mewartakan Injil? Kadang terlibat kadang tidak. Terlibat pada saat saya mengerti sehingga dapat saya jelaskan pada orang lain. Saya mewartakan Injil pada saat saya tahu dan bisa menjelaskan tentang isi Kitab Suci kepada orang lain dan ketika saya sendiri tidak mengerti maka saya tidak terlibat.

3. Mengapa anda terlibat? Saya terlibat karena saya ingin memperoleh keselamatan di dunia akhirat. Sebab hidup saya di dunia ini hanya sementara, jangan sampai saya menderita juga di akhirat sementara di dunia sudah menderita.

B. Untuk lebih mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi

4. Bagaimana pengalaman anda setelah terlibat dalam pewartaan Injil? Saya merasa lega dan lebih ringan serta merasa terbantu oleh Tuhan yang meringankan beban pikiran yang saya alami dan pikirkan ketika saya terlibat dalam kegiatan pewartaan Injil baik ke gereja atau berdoa, memberikan ajaran pada anak-anak dan kegiatan di lingkungan.

5. Bagaimana pendapat anda tentang kaum awam di wilayah Busur? Umat di sini mau terlibat bila dipanggil atau diberitahu tetapi biasanya yang aktif orangnya itu-itu saja.

Page 186: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(17)

6. Menurut anda dalam bidang apa saja pewartaan Injil dapat dilaksanakan? Pewartaan Injil dapat dilakukan dalam bidang gerejani seperti terlibat dalam kegiatan koor atau doa-doa di lingkungan.

7. Dalam bidang apa saja anda terlibat dalam pewartaan Injil? Apa manfaatnya bagi anda? Dalam bidang gerejani dan kehidupan sehari-hari, dalam keluarga dengan mengajarkan tentang kasih kepada anak-anak. Menjelaskan apa yang saya pahami pada orang lain misalnya saat kelahiran Yesus Kristus, dalam kegiatan doa lingkungan dan koor dan membersihkan gereja. Saya merasa sangat senang sekali dapat memberikan apa yang bisa saya berikan pada orang lain yang datang dari hati saya.

C. Untuk mendalami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam melaksanakan evangelisasi

8. Bagaimana tanggapan umat di wilayah Busur terhadap pewartaan Injil? Menurut anda mengapa umat tidak aktif dalam mewartakan Injil? Ada yang menanggapi dan terlibat dalam pewartaan Injil namun ada pula yang tidak menanggapi dan hanya diam saja (tidak terlibat). Umat yang tidak aktif dengan alasan sibuk, capek atau tidak siap. Sedangkan yang aktif merasa itu sebagai kewajiban.

9. Bagaimana tanggapan anda sendiri terhadap pewartaan Injil? Pewartaan Injil adalah upaya seseorang untuk menjelaskan atau menceritakan isi Kitab Suci kepada orang lain supaya dapat dipahami.

10. Faktor apa saja yang mendukung anda dalam melaksanakan pewartaan Injil? Faktor dari dalam diri sendiri yakni ada niat untuk melakukan dengan sepenuh hati.

11. Apakah anda melihat ada hambatan bagi umat dalam melaksanakan pewartaan Injil? Hambatan apa saja yang anda alami dalam mewartakan Injil? Dari dalam diri sendiri ada niat melakukan sesuatu namun tidak dilaksanakan (tidak ada tindakan nyata). Walaupun kita tahu tapi kalau tidak dilaksanakan maka itu tidak terlaksana. Saya jarang membaca Injil hanya pada saat di gereja.

12. Apakah nilai-nilai Injil mempunyai pengaruh positif di sini? Menurut saya Injil kurang berpengaruh terhadap budaya setempat karena di sini masih banyak dan kuatnya kasus-kasus perselingkuhan yang sampai pada perceraian sementara gereja menentang perceraian dan perjudian.

Hari/Tanggal : Senin, 19 Juli 2010 Responden 8: Ibu Daria (umat)

A. Untuk memperoleh gambaran tentang partisipasi kaum awam di

wilayah Busur dalam evangelisasi 1. Apakah anda sudah akrab dengan istilah pewartaan Injil?

ya, saya sudah cukup akrab dengan istilah tersebut.

Page 187: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(18)

2. Apakah anda terlibat dalam mewartakan Injil? Iya, saya terlibat dalam dunia kerja saya sebagai guru agama di sekolah dan seksi pewartaan di paroki.

3. Mengapa anda terlibat? Saya terlibat karena kewajiban sebagai seorang Kristiani bahwa kita mengenal Kristus bukan untuk diri kita sendiri tetapi kita bisa mengajak orang lain untuk terlibat dan menyakini bahwa Kristus adalah penyelamat kita. Saya sangat senang dan gembira dalam melaksanakannya.

B. Untuk lebih mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi

4. Bagaimana pengalaman anda setelah terlibat dalam pewartaan Injil? Banyak suka duka yang saya alami dalam menjalankan pewartaan Injil. Pengalaman sebagai guru agama di paroki Muara Lawa saya merasakan banyak tantangan dalam mewartakan Injil. Ketika itu saya harus melewati jalan yang susah dan sulitnya kendaraan. Di awal pewartaan saya harus melewati perjalanan yang sulit karena keterbatasan kendaraan/transportasi, mendapat penolakan dari umat di stasi ketika akan mengadakan natal bersama romo paroki. Tetapi saya selalu berusaha menjalankan dengan sepenuh hati sehingga hal-hal tersebut menjadi tantangan bagi saya. Sebab proses kehidupan ini tidak terlepas dari suka dukanya, terkadang tidak di terima umat (umat tidak siap dengan kehadiran kita sebagai pewarta), namun harus tetap sabar menghadapi situasi tersebut.

5. Bagaimana pendapat anda tentang kaum awam di wilayah Busur? Kaum awam di Busur ini cukup aktif dan bisa bekerjasama, aktif dalam kegiatan gereja, mengikuti kegiatan-kegiatan di lingkungan maupun di paroki. Tergantung pemimpin dalam memafaatkan metode yang cocok dengan situasi umat.

6. Menurut anda dalam bidang apa saja pewartaan Injil dapat dilaksanakan? Pewartaan Injil dapat dilakukan dalam bidang pendidikan misalnya memberi kursus-kursus, dari medis (dunia kerja) kegiatan non formal misal kursus menjahit tidak mutlak kotbah dalam gereja. gerejani seperti memimpin koor atau doa di lingkungan, di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Dalam bidang apa saja anda terlibat dalam pewartaan Injil? Apa manfaatnya bagi anda? Saya berusaha memberikan pengaruh positif pada orang lain dalam kehidupan saya di tengah masyarakat. Di tempat kerja sebagai guru agama di sekolah saya mengajarkan/membagikan ilmu kepada murid. Manfaat yang saya peroleh adalah semakin berkembangnya iman saya dan juga iman umat. Mengadakan sensus, kurus perkawinan, pembinana sekolah minggu, komuni pertama, krisma. Sebagai guru agama mengajar agama, memimpin doa di lingkungan. Dalam dunia pendidikan dan dalam kehidupan sehari-hari, dunia kerja dengan melihat situasi (masuk dalam sudut kehidupan setempat). Memberikan pelayanan secara suka rela bagi orang lain yang bermanfaat bagi orang lain.

Page 188: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(19)

C. Untuk mendalami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam melaksanakan evangelisasi

8. Bagaimana tanggapan umat di wilayah Busur terhadap pewartaan Injil? Menurut anda mengapa umat tidak aktif dalam mewartakan Injil? Umat di Busur ini bervariasi ada yang menanggapi namun ada pula yang acuh tak acuh, mereka yang kurang aktif karena kesibukan mereka bekerja. Umat sudah cukup memahami bahwa tugas pewrtaan Injil merupakan tanggungjawab mereka sebagai umat Kristiani dengan demikian mereka mau ikut dan terlibat dalam kegiatan yang ada, seperti koor dan doa rosario.

9. Bagaimana tanggapan anda sendiri terhadap pewartaan Injil? Kita menyuarakan Kabar Gembira tentang Kristus.

10. Faktor apa saja yang mendukung anda dalam melaksanakan pewartaan Injil? Faktor pendukung itu datang dari keluarga yakni adanya pengertian dari suami terhadap pekerjaan, ketua lingkungan, pastor dan umat.

11. Apakah anda melihat ada hambatan bagi umat dalam melaksanakan pewartaan Injil? Hambatan apa saja yang anda alami dalam mewartakan Injil? Dari diri saya sendiri yang tidak sehat, situasi dalam keluarga yang tidak terduga, misalnya ketika akan ikut dalam kegiatan gereja namun tidak ada yang menjaga anak yang masih kecil dan butuh perhatian sehingga menjadi kendala. Manfaat demi perkembangan iman pribadi dan umat.

12. Apakah nilai-nilai Injil mempunyai pengaruh positif di sini? Nilai-nilai Injil cukup mempunyai pengaruh terhadap budaya yang mana terlihat dalam tarian rijoq yang diinkulturasikan dalam gerejani. Saya cukup sering membaca Injil karena Injil merupakan inspirasi bagi saya dalam mengajar di sekolah sebagai guru agama. Kita tidak membuang budaya tetapi kita menyempurnakan. Artinya mengambil nilai positif budaya sendiri dan memasukkan ke dalam gereja (inkulturasi).

Hari/Tanggal : Rabu, 21 Juli 2010 Responden 9: Pak Agus Ingan (umat)

A. Untuk memperoleh gambaran tentang partisipasi kaum awam di

wilayah Busur dalam evangelisasi 1. Apakah anda sudah akrab dengan istilah pewartaan Injil?

Saya kurang akrab hanya pernah mendengar 2. Apakah anda terlibat dalam mewartakan Injil?

Ya, terlibat ambil bagian dalam kepengurusan lingkungan sebagai prodiakon, sebagai ketua RT, saya selalu berusaha membagikan waktu saya untuk lingkungan. Saya merasa senang dan merasa perlu untuk membantu umat dalam kehidupannya secara gerejani

3. Mengapa anda terlibat? Merasa terpanggil untuk membantu dan itu sebagai tugas kita sebagai umat Katolik. Saya cukup senang menjalaninya.

Page 189: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(20)

B. Untuk lebih mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi

4. Bagaimana pengalaman anda setelah terlibat dalam pewartaan Injil? Dari pengalaman keterlibatan saya merasa perlu sekali melibatkan diri untuk membantu tugas pastor yang “kurang tenaganya” ini dalam mewartakan Yesus Kristus kepada orang yang mengalami keraguan dan belum mengenal. Membantu umat untuk amal sebagai umat beriman dan tidak terpaksa dalam melaksanakannya, menyerahkan diri secara total melayani umat.

5. Bagaimana pendapat anda tentang kaum awam di wilayah Busur? Umat agak acuh terhadap kegiatan yang ada tetapi tidak semua. Ada yang aktif dan ada juga yang tidak aktif. Terkadang umat di lingkungan lebih aktif dalam kegiatan paroki namun kurang terlibat dalam kegiatan lingkungan. Padahal kegiatan lingkunngan pun sangat penting.

6. Menurut anda dalam bidang apa saja pewartaan Injil dapat dilaksanakan? Pada saat paskah dan perayaan natal dengan sharing mengenai pengalaman iman umat dapat saling menguatkan iman dan dalam bidang gerejani.

7. Dalam bidang apa saja anda terlibat di dalam pewartaan Injil? Apa manfaatnya bagi anda? Saya terlibat dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat sebagai ketua lingkungan, membantu membuat gedung gereja, terlibat sebagai pengurus lingkungan. Manfaat yang saya peroleh adanya kesadaran untuk membantu pastor yang sedikit tetapi lahannya luas dalam menjalankan tugasnya mengembangkan iman umat. Amal sebagai umat beriman. Pewartaan Injil dapat juga di laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Saya jarang membaca Injil di rumah.

C. Untuk mendalami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam melaksanakan evangelisasi

8. Bagaimana tanggapan umat di wilayah Busur terhadap pewartaan Injil? Menurut anda mengapa umat tidak aktif dalam mewartakan Injil? Umat terlalu sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, sehingga iman mereka dinomorduakan, umat juga jarang dilibatkan misalnya dalam memimpin doa dan sebagainya. Perlu dorongan dari pemimpin untuk melibatkan umat atau memberi kesempatan pada mereka mengembangkan diri dalam kegiatan yang ada di lingkungan misalnya memimpin doa, sehingga mereka dapat mengambil bagian dalam mewartakan Injil. Umat apatis/menunggu, bukan berarti malas tetapi menunggu perintah.

9. Bagaimana tanggapan anda sendiri terhadap pewartaan Injil? Ikut merasul untuk mewartakan Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang disebarluaskan kepada umat beriman yang mengalami keraguan maupun yang belum mengenal Dia.

10. Faktor apa saja yang mendukung anda dalam melaksanakan pewartaan Injil? Motivasi dari dalam diri sendiri, saya merasa terpanggil melihat pemimpin kurang sehingga harus membantu pelayanan itu dengan menjadi pengurus lingkungan. Motivasi dari luar yakni warga umat Busur yang terlibat aktif memberikan dorongan bagi saya.

Page 190: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(21)

11. Apakah anda melihat ada hambatan bagi umat dalam melaksanakan pewartaan Injil? Hambatan apa saja yang anda alami dalam mewartakan Injil? Secara menyeluruh sikap apatis/menunggu dari umat. Umat yang kadang-kadang tidak aktif karena faktor budaya misalnya belian dan sebagainya. Mereka lebih aktif dan kuat kepercayaannya pada adat kebiasaan tersebut daripada ikut dalam kegiatan gerejani.

12. Apakah nilai-nilai Injil mempunyai pengaruh positif di sini? Kadang-kadang tidak terlalu jelas lewat pewartaannya. Padahal pewartaan menjadi kunci untuk masuk dalam budaya setempat. Bagaimana pewartannya masuk dalam budaya untuk menyapa umat setempat dengan pesan-pesan Injil sehingga nilai-nilai Injil menjadi tidak terlalu berpengaruh terhadap budaya. Padahal kalau pewartamnya jelas maka itu sangat berpengaruh besar terhadap budaya.

Hari/Tanggal : Selasa, 27 Juli 2010 Responden 10: Pak Ngau (umat)

A. Untuk memperoleh gambaran tentang partisipasi kaum awam di

wilayah Busur dalam evangelisasi 1. Apakah anda sudah akrab dengan istilah pewartaan Injil?

Iya, saya sudah akrab dengan istilah pewartaan injil. 2. Apakah anda terlibat dalam mewartakan Injil?

Ya, saya terlibat dalam dunia pekerjaan saya. 3. Mengapa anda terlibat?

Saya terlibat karena sudah mengimani Yesus Kristus maka saya harus terlibat di dalam mewartakan Injil. Saya merasa senang ketika dapat memberitahu orang yang semula tidak tahu.

B. Untuk lebih mendalami bidang-bidang keterlibatan kaum awam dalam evangelisasi

4. Bagaimana pengalaman anda setelah terlibat dalam pewartaan Injil? Saya merasa senang sekali karena dengan pengalaman yang ada saya bisa membawa orang keluar dari kegelapan. Saat saya bertugas di gunung Paroy, dimana umatnya mayoritas adalah muslim saya merasa sangat senang karena dapat membawa terang bagi segelintir umat Katoliknya. Mereka yang semula tidak tersentuh dari gereja dapat mengenal Injil sehingga iman mereka tetap teguh di tengah umat beragama lain. Pengalaman ini sangat berharga bagi saya.

5. Bagaimana pendapat anda tentang kaum awam di wilayah Busur? Umat cukup baik dan terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan dan juga umat pendatang membawa nilai positif bagi penduduk asli, sehingga umat asli tidak terlalu melaksanakan budaya belian secara terang-terangan seperti dahulu.

Page 191: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(22)

6. Menurut anda dalam bidang apa saja pewartaan Injil dapat dilaksanakan? Menurut saya pewartaan Injil dapat dilaksanakan dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.

7. Dalam bidang apa saja anda terlibat di dalam pewartaan Injil? Apa manfaatnya bagi anda? Saya terlibat dalam pelayanan kepada masyarakat, di tempat kerja sebagai PNS dan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sikap dan tindakan hidup sehari-hari memberi teladan pada anak-anak. Manfaat yang saya peroleh adalah menjadi tahu gambaran hidup menurut Injil karena sering membaca Injil.

C. Untuk mendalami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum awam dalam melaksanakan evangelisasi

8. Bagaimana tanggapan umat di wilayah Busur terhadap pewartaan Injil? Menurut anda mengapa umat tidak aktif dalam mewartakan Injil? Pada dasarnya umat menanggapi dengan baik dan positif pewartaan Injil namun karena kesibukan mereka bekerja membuat mereka tidak memiliki banyak waktu untuk terlibat. Sebagian umat di sini juga tergolong tidak memiliki sekolah yang cukup dan kurang pergaulannya, sehingga mereka merasa minder bergabung dengan umat lain. Pastor paroki juga punya kebiasaan melibatkan umat dengan bertanya hal-hal yang berkaitan dengan Injil sehingga ada interaksi antara pastor dan umat.

9. Bagaimana tanggapan anda sendiri terhadap pewartaan Injil? Setiap orang harus mewartakan Injil kepada sesama lewat sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Pewartaan Injil perlu dilakukan secara terus-menerus agar umat yang tidak tahu menjadi mengetahui apa yg dimaksud dari Injil tersebut.

10. Faktor apa saja yang mendukung anda dalam melaksanakan pewartaan Injil? Iman menjadi pendukung bagi saya dalam melaksanakan pewartaan Injil. Sebab pewartaan Injil bukan hanya dilaksanakan oleh pastor atau katekis saja tetapi setiap orang beriman wajib melaksanakan dan memberikan teladan. Motivasi dari keluarga. Sejak kecil mendapat teladan yang baik dari orang tua yang berdasarkan nilai-nilai Injil, sehingga melekat dalam diri saya.

11. Apakah anda melihat ada hambatan bagi umat dalam melaksanakan pewartaan Injil? Hambatan apa saja yang anda alami dalam mewartakan Injil? Saya juga mengalami hambatan yakni masalah pendidikan, kehidupan sosial, kurang mampu meluangkan waktu serta tergantung pada pemimpin (pastor, frater dan katekis). Hambatan bagi umat karena kehidupan masyarakat yang susah, kurang mampu meluangkan waktu dan masih banyak umat yang tergatung pada pemimpin (pastor, katekis, prodiakon).

12. Apakah nilai-nilai Injil mempunyai pengaruh positif di sini? Nilai-nilai Injil cukup mempunyai pengaruh terhadap budaya di sini karena budaya yang dahulu terlalu diaggap sakral sekarang agak berkurang.

Page 192: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(23)

Lampiran 5: Cerita “Mewakili Kristus”

MEWAKILI KRISTUS

Yesus memilih mereka untuk menjadi rasul-rasulNya, Kata Yunani

untuk rasul “apostolos”, berarti “orang yang diutus” Kata ini bisa dipakai

untuk menyebut seorang duta. Mereka memang diutus untuk menjadi

dutaNya bagi manusia.

Seorang anak perempuan kecil di Sekolah Minggu mendengar

pelajaran tentang rasul-rasul ini. Karena dia masih muda, anak itu tidak

sungguh-sungguh memahami kata itu. Dia pulang ke rumah dan memberi

tahu orang tuanya bahwa dia baru saja belajar tentang contoh-contoh Yesus.

Memang, seorang duta adalah seseorang yang mewakili negaranya di

negara asing. Dia adalah contoh utama dari negaranya. Orang Kristen

memang dikirim untuk menjadi contoh tentang Kristus… melalui kata-kata

dan perbuatannya.

-Barclay-

Page 193: TANTANGAN EVANGELISASI ZAMAN … akan tugas dan panggilannya dengan mengupayakan evangelisasi itu secara terus-menerus dalam hidupnya. Evangelisasi merupakan kegiatan yang perlu terus

(24)

Lampiran 6: Peta Paroki