kematangan emosi tiga suster yunior kongregasi … · junior sisters of the holy spirit mission...

103
KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI MISI ABDI ROH KUDUS (SSpS) YANG SEDANG MENJALANI STUDI TAHUN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Astuti Christina NIM: 051114004 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Upload: hathuan

Post on 11-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR

KONGREGASI MISI ABDI ROH KUDUS (SSpS)

YANG SEDANG MENJALANI STUDI

TAHUN 2009/2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Astuti Christina NIM: 051114004

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

i

KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR

KONGREGASI MISI ABDI ROH KUDUS (SSpS)

YANG SEDANG MENJALANI STUDI

TAHUN 2009/2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh: Astuti Christina NIM: 051114004

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

ii

Page 4: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

iii

Page 5: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

iv

MOTTO

“Akulah Pokok Anggur,

barangsiapa tinggal dalam Aku

dan Aku dalam dia ia berbuah banyak.

Jikalau kamu tinggal didalam Aku

dan firman-Ku tinggal dalam kamu,

mintalah apa saja yang kamu kehendaki

dan kamu akan menerima-Nya”

(Yohanes 15: 5-7)

“Ia tahu menyesuaikan diri dengan semua, Ia bergembira dengan orang

yang gembira dan turut berduka dengan yang berdukacita.

Ia selalu bersedia membantu semua. Terutama dalam waktu sulit ia

mendampingi kami sambil membantu dan membesarkan hati kami”

(Sr. Benedicta, tentang ibu Josepha, Konstitusi SSpS)

Page 6: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Semua suster SSpS Provinsi Maria Bunda Allah Jawa

yang telah mendukung dan menyemangati saya selama menjalani tugas studi

di Program Studi Bimbingan dan Konseling

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Page 7: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

vi

Page 8: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

vii

Page 9: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

viii

ABSTRAK

KEMATANGAN EMOSI PADA TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI MISI ABDI ROH KUDUS (SSpS)

YANG SEDANG MENJALANI STUDI TAHUN 2009/2010

Astuti Christina

Universitas Sanata Dharma 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan emosi para suster yunior Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus (SSpS) yang sedang studi tahun 2009/2010 dan untuk menemukan program pendampingan yang sebaiknya dilakukan untuk tiga suster SSpS yunior dan sebayanya untuk dapat meningkatkan kematangan emosi mereka. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini ada tiga (3) suster yunior yang berada di Komunitas Yogyakarta dan Surabaya. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan wawancara mendalam dengan para subjek. Instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan pedoman wawancara yang disusun oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan pembimbing. Data yang diperoleh dari hasil wawancara direkam dengan menggunakan tape-recorder dan disusun dalam bentuk transkrip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek penelitian menampakkan kematangan emosi mereka. Hal ini bisa terlihat dari sikap, tutur kata dan perbuatan mereka dalam kehidupan bersama baik di komunitas maupun di kampus. Dalam menghadapi dan menanggapi sesuatu mereka tidak mudah terbawa oleh emosi sesaat, melainkan mereka mampu menanggapi dengan tenang setelah menenangkan diri dan berefleksi. Meskipun demikian mereka masih perlu untuk terus-menerus melatih diri dengan tekun karena emosi yang muncul belum diolah secara mendalam sehingga masih mengganggu dalam berproses untuk menerima diri dan orang lain. Mereka juga menyadari betapa pentingnya hidup dalam kesadaran karena hal ini sangat membantu mereka dalam mengolah diri dan mengolah emosi dalam kehidupan sehari-hari sebagai seorang religius yang sedang menjalani tugas studi. Selain itu mereka juga mampu menemukan manfaat dan mampu memaknai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan bersama, sehingga membuat mereka semakin berkembang dalam kepribadian dan mencapai kematangan dalam hidup beriman. Nilai-nilai yang semakin bertumbuh dengan kuat dalam proses kematangan emosi adalah kerendahan hati, kasih, berani ambil resiko, pengampunan, penghargaan diri, empati dan beriman kuat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti mengusulkan beberapa topik pendampingan untuk meningkatkan kematangan emosi. Usulan kegiatan yang bisa dilakukan meliputi: Peningkatan Kematangan Emosi dalam konteks visi, misi dan spiritualitas Kongregasi, Manajemen emosi selama menjalani studi, Menjadi Pribadi yang bebas dan dewasa secara holistik. Topik - topik ini dimaksudkan agar para suster SSpS yunior mampu mengolah emosi, menerima diri, memiliki kepekaan, empati, dan keberanian mengambil keputusan serta menjadi misionaris yang berkualitas dan tangguh.

Page 10: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

ix

ABSTRACT

THE EMOTIONAL MATURITY OF THREE JUNIOR SISTERS OF THE HOLY SPIRIT MISSION CONGREGATION (SSpS)

WHO ARE STUDYING IN THE YEAR 2009/2010

Astuti Christina Sanata Dharma University 2010

This research is aimed to know the level of the emotional maturity of the junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation (SSpS) who are studying in the year 2009/2010, and it is to find out the assisting programme which should be done for the three SSpS junior sisters, and their friends of the same age, in order to improve their emotional maturity. The type of this research is a qualitative one. The subjects of this research are three junior sisters who are living in Yogyakarta and Surabaya. The method used for the data collecting is by using the profound interview with the subjects. The research instrument is using the form of directive questions which were compiled by the researcher and were consulted with the advisor. The Data that obtained from the interview is recorded using a tape-recorder and is arranged in the form of transcription. The result of the research indicated that the three subjects of the research showed up their emotional maturity. It is see through their attitude, words and actions in their social life, both in the religious community and in the campus. When facing something, they are not easily affected by their emotion at that moment, but they are able to respond calmly after going through some quiet time for themselves and through personal reflections. However, they still need to practize diligently and continuously because the emotion shown is not yet processed deeply and therefore it is still disturbing in the process of accepting oneself and others. They are aware of how important to live consciously, which help them for personal and emotional development in everyday-life as religious who are still in the study progress. They also find the benefits and meanings of events that happen in community life which make them more developed in their personalities and becoming mature in faith. Values that grow stronger in their emotional maturity are: humility, love, courage to take risks, forgiveness, self respect, emphaty and strong faith. Based on this research, the researcher suggested some topics for assistance to improve the emotional maturity. Suggestions that can be done are: Improvement of emotional maturity in the context of vision, mission and Congregation Spirituality; Emotion Management during study period; Becoming free, mature and holistic persons. The topics above are meant for the SSpS junior sisters, in order to be able to process emotion; to accept oneself; to have sensitivity, emphaty and to have courage in making decision and to be strong and qualified missionaries.

Page 11: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

x

KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Allah Yang Maha Kasih yang telah membimbing

dalam proses penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini melulu hanya

karena PenyelenggaraanNya, anugerah dan belaskasih serta bimbinganNya dan

berkat bantuan, bimbingan, perhatian serta dorongan dari berbagai pihak, skripsi

ini dapat selesai.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, dengan hati

yang tulus penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah berkenan mengesahkan skripsi ini.

2. Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Drs. YB. Adimassana, M.A., selaku pembimbing I yang telah berkenan

membimbing penulis dengan penuh kesabaran, empati, bijaksana dan

memberikan ide-ide yang bagus.

4. Drs. H. Sigit Pawanta, SVD, M.A., selaku pembimbing II yang telah

berkenan membimbing penulis dengan penuk kasih, kesabaran, empati dan

bijaksana.

5. Para dosen dan karyawan Program studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan mendidik penulis

selama menempuh tugas studi.

Page 12: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

xi

6. Tim Pimpinan Provinsi yang telah memberi kepercayaan dan kesempatan

untuk mengembangkan diri dalam studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Progaram Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, serta setiap suster SSpS di Provinsi Maria Bunda

Allah Jawa yang telah mendukung lewat cinta, doa-doa dan perhatiannya

sehingga dapat menyelesaikan tugas studi ini dengan baik.

7. Sr. A, Sr. B dan Sr. C (nama samaran) yang telah berkenan membagikan

dan mempercayakan sebagian pengalaman hidupnya kepada penulis demi

kelancaran penyusunan skripsi ini.

8. Para suster komunitas Biara Roh Suci Yogyakarta yang telah memberikan

dukungan, doa, perhatian khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini.

9. Para suster komunitas St. Vincentius a Paulo Surabaya yang telah

memberikan dukungan dan ijin untuk penelitian.

10. Pater Thobias Muda Kraeng SVD, Andreas Nugroho WH, yang telah

berkenan mengoreksi, mengkritisi dan memberi semangat dalam proses

akhir penyusunan skripsi ini.

11. Teman-teman seangkatan 2005 Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

12. Sanak saudara, rekan-rekan, sahabat dan kenalan baik secara langsung

maupun tidak langsung yang telah memberi dukungan dan bantuannya

demi kelancaran penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

dengan terbuka dan senang hati penulis menerima kritikan dan saran demi

Page 13: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

xii

penyempurnaannya. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

membantu para suster yunior dalam usaha meningkatkan kemampuan mengelola

emosi mereka sehingga mereka semakin matang dan dewasa dalam hidup

panggilan sebagai religius misionaris SSpS yang berkualitas dan tangguh.

Penulis.

Page 14: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

xiii

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................ vii ABSTRAK ..................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7 E. Devinisi Operasional dan Variabel Penelitian ............................. 8

1. Definisi Operasional .............................................................. 8 2. Variabel Penelitian ................................................................ 8 3. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kecerdasan/Kematangan Emosi .................................................. 10 B. Kedewasaan pribadi ..................................................................... 14 C. Pembinaan masa Yuniorat ........................................................... 19

BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................ 21 B. Fokus Penelitian .......................................................................... 22 C. Subjek Penelitian ......................................................................... 23 D. Pengumpulan Data ....................................................................... 24

1. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 24 2. Format .................................................................................. 26 3. Tahap Penelitian ................................................................... 27 4. Cara Mengolah Jawaban ....................................................... 28 5. Pertanggungjawaban mutu alat penelitian ............................ 29 6. Teknik Analisa Data ............................................................. 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................ 34

Page 15: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

xiv

B. Pembahasan ................................................................................. 36 C. Usulan topik-topik Pendampingan yang dapat Membantu Meningkatkan Kematangan Emosi Para Suster SSpS Yunior yang Sedang Menjalani Studi ..................................................... 44

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 49 B. Saran ............................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52 LAMPIRAN…. . ................................................................................................ 54

Page 16: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel Instrumen Wawancara .......................................................................... 24

Page 17: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I: Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN II: Hasil Wawancara LAMPIRAN III: Hasil Penelitian

Page 18: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab I ini akan dibahas pendahuluan yang meliputi latar belakang

masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan

variabel penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Kematangan emosi setiap pribadi sangat dibutuhkan dalam kehidupan,

juga dalam

kehidupan bersama di biara. Hal tersebut merupakan salah satu tuntutan dalam

kehidupan membiara. Mengingat emosi atau perasaan sangat penting dalam hidup

manusia, setiap pribadi hendaknya menata emosinya agar lebih tenang dalam

bertingkah laku, lebih aman bersama orang lain, lebih bijak dalam mengambil

keputusan dan lebih damai. Dalam hidup membiara, pengaturan emosi sangatlah

penting bahkan juga dalam hubungan dengan Tuhan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Redaksi Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2008: 368) Emosi adalah: 1) luapan perasaan yang berkembang

dan surut di waktu singkat; 2) keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti

kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat

subyektif; 3) cak marah. Sedangkan menurut Kamus Lengkap Psikologi J.P.

Chaplin (Kartini Kartono, 2006 :163), kata “emosi” dapat diartikan sebagai satu

Page 19: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

2

keadaan yang terangsang dari organisme, mencakup perubahan-perubahan yang

disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku. Kematangan emosi

adalah kecerdasan seseorang dalam mengatur, mengendalikan dan menata emosi

yang ada dalam dirinya. Emosi yang matang dapat dilihat dan dirasakan dari

kemampuan seseorang menguasai, dan mengatur emosi sesuai dengan kebutuhan.

Pengungkapan emosi tidak boleh lepas, tanpa kendali, tetapi harus yang terkendali

dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu sandungan dan menyakitkan bagi

orang lain. Kematangan emosi sangat dibutuhkan oleh seseorang yang ingin

menjadi biarawan atau biarawati karena adanya tuntutan tiga kaul sebagaimana

tertulis dalam dokumen Gerejani dalam konstitusi “Lumen Gentium” pada akhir

artikel 44 (1) bahwa status kebiaraan “diadakan dengan pengikraran nasihat-

nasihat Injil (kaul keperawanan, kaul kemiskinan, dan kaul ketaatan)”. Hidup

membiara adalah tanda, yaitu tanda dari Tuhan. Tuhanlah yang mau menyatakan

Diri dalam hidup membiara itu. Kristus hadir di dalamnya secara istimewa, yaitu

untuk menyatakan kebenaran kebangkitan-Nya. Oleh sebab itu hidup membiara

merupakan suatu concecratio yang berarti bahwa Tuhan mau memakai hidup

membiara untuk menarik orang akan kemuliaan surgawi. Kutipan artikel 44 (1)

Lumen Gentium tersebut mengasumsikan bahwa sebagai religius seseorang harus

sudah memiliki kematangan dalam emosinya, sehingga ia mampu menghayati

kaul-kaul kebiaraan yang telah diikrarkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak

menutup kemungkinan bahwa seorang religius masih harus terus-menerus

berjuang dalam berproses untuk meningkatkan dan mengembangkan kematangan

emosinya.

Page 20: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

3

Kebanyakan para religius yang hidup membiara mempunyai optimisme

dan idealisme hidup yang dijalaninya. Namun demikian idealisme dan

optimisme tersebut secara perlahan dapat hilang bersama berjalannya waktu dan

digantikan oleh kelemahan manusiawi yang kerap dirasakannya dalam

kehidupan sehari-hari. Ciri melemahnya idealisme dan optimisme antara lain:

orang condong mengikuti gejolak emosi yang muncul oleh adanya tawaran-

tawaran dari dunia sekitarnya, tanpa mempertimbangkan nilai-nilai yang menjadi

idealismenya.

Kebersamaan dalam keanekaragaman yang tercipta dalam hidup membiara

memang sudah sepatutnya menjadi realitas yang harus dihayati oleh setiap

anggota. Hal ini menjadi suatu tuntutan karena sebuah Kongregasi religius

bukanlah persatuan minat yang sama, seragam, budaya/suku yang sama, pekerjaan

yang sama, melainkan karena panggilan dan perutusan atas dasar iman yang sama.

Mereka dipersatukan dalam hidup bersama dalam Kongregasi bukan karena

pilihan pribadi, melainkan setiap manusia diciptakan dan dipanggil untuk turut

serta dalam kebersamaan hidup dengan Allah secara rohani, mengambil bagian

pada kehidupan Allah Tritunggal.

Dalam kebersamaan sering muncul gejolak emosi yang jika tidak

dikendalikan akan merongrong nilai-nilai yang dicita-citakan. Kebersamaan

dalam keanekaragaman yang ada bisa jadi tidak menjadi sebuah nilai yang

mudah untuk dihayati dan dihidupi dalam hidup membiara. Hal ini membutuhkan

sebuah perjuangan yang terus-menerus. Berkaitan dengan hal ini Konstitusi Misi

Servae Spiritus Sancti (SSpS) mengungkapkan demikian:

Page 21: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

4

Roh Kudus yang mempersatukan kita dalam cinta persaudaraan yang tulus. Dalam keanekaan kebudayaan, bangsa, kepribadian dan usia kita mengalami kekayaan karunia Roh Kudus dalam diri kita masing-masing. Hendaknya kita saling menghargai, menyemangati, membantu, saling berbagi rasa dan saling memberi perhatian pada hidup dan karya. Kehadiran Roh Cinta di tengah-tengah kita dinyatakan dalam saling percaya dan cinta yang penuh perhatian. (Konstitusi SSpS, artikel 304, hal 75).

Keanekaragaman suku di dalam komunitas, jika disikapi dengan emosi yang

belum matang, dapat menimbulkan keretakan, pertengkaran, atau ketidak

harmonisan dalam kehidupan bersama (komunitas). Bisa jadi keanekaragaman

menjadi alasan untuk mengundurkan diri dari hidup membiara karena mengalami

shock budaya. Oleh karena itu sebagai suster yunior perlu mengolah kematangan

emosinya sebagai anggota komunitas SSpS dan melatih emosinya agar lebih

teratur dan tidak merugikan orang lain maupun dirinya sendiri dalam tugas

perutusan.

Keanekaragaman usia pun bisa menjadi suatu penyebab kesalahpahaman

dalam kebersamaan hidup membiara. Masing-masing generasi (generasi tua dan

generasi muda) dapat saja saling mempertahankan gaya dan cara hidup mereka.

Hal inilah yang kerap menjadi pemicu terjadinya konflik dalam sebuah lembaga

hidup bakti.

Hidup bakti merupakan sebuah lembaga atau institusi, yang tak lepas dari

tugas jabatan atau fungsi tertentu. Tugas jabatan atau fungsi ini bukannya

mempermudah bagaimana mengorganisasikan kongregasi dengan lebih baik,

tetapi kadang-kadang justru sebaliknya bisa menjadi alasan bagi kemacetan suatu

komunikasi dan relasi antar pribadi. Keanekaan jenjang pendidikan termasuk juga

Page 22: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

5

bagian dalam kebersamaan hidup di biara. Setiap anggota diharapkan memiliki

kerendahan hati dan keterbukaan hati untuk saling melengkapi dan saling belajar

satu dengan yang lainnya, bersama-sama untuk memajukan dan mengembangkan

kongregasi dimungkinkan adanya anggota komunitas yang kurang rendah hati

dalam status pendidikan. Oleh sebab itu Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus (SSpS)

yang merupakan salah satu lembaga religius Kepausan, dengan kaul-kaul umum,

berada di bawah wewenang tertinggi Tahta Suci, masih terus-menerus berbenah

diri untuk meningkatkan dan mengembangkan kerasulan yang bisa dimulai dari

masing-masing pribadi.

Tidaklah mudah bagi seorang suster yunior untuk mencapai kematangan

emosi manusiawi dalam hidup religiusnya. Ada banyak faktor yang dapat

menghambat perkembangan mereka, baik dari dalam diri maupun dari luar diri

mereka. Hambatan dari dalam diri antara lain: masih adanya luka-luka batin yang

belum diolah dengan tuntas tidak disiplin dalam memupuk hidup rohani, jarang

melakukan refleksi, malas membaca dan mendalami Konstitusi, suka menunda,

malas mengolah perasaan, hidup doa hambar dan dangkal, kurang memperdalam

nilai-nilai spiritualitas kongregasi, dan sibuk dengan dunianya sendiri. Hal-hal

seperti inilah yang akan semakin mengancam hidup panggilan mereka, merasa

terbebani, mengalami kejenuhan, dan tidak menemukan arah, tujuan serta makna

hidupnya.

Hambatan dari luar yang sering dialami para suster yunior antara lain:

kesibukan dalam tugas studi, situasi komunitas yang kurang mendukung,

kurangnya teguran dalam cinta persaudaraan, serta adanya krisis keteladanan dan

Page 23: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

6

kesungguhan dari suster yang lebih senior. Selain itu perkembangan teknologi

yang semakin canggih juga bisa mempengaruhi mereka bahkan melemahkan

prinsip-prinsip kedewasaan emosi mereka.

Dari gejala yang mengemuka demikian nampak adanya masalah yang

mempengaruhi penghayatan tri kaul para suster yunior dalam hidup membiara.

Menurut dugaan penulis akar penyebabnya adalah kurangnya pengolahan gejolak

emosi yang terjadi dalam diri mereka. Maka dari itu penulis terdorong untuk

meneliti salah satu dari permasalahan diatas yaitu kematangan emosi para suster

SSpS yunior dalam menjalani tugas studi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk membantu mereka mengolah emosi

dengan program pendampingan.

B. Perumusan Masalah

Masalah yang akan dijawab/diteliti dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Sejauhmana kematangan emosi para suster SSpS yunior yang sedang

menjalani masa studi?

2. Topik-topik pendampingan apa yang dapat membantu meningkatkan

kematangan emosi para suster SSpS yunior yang sedang menjalani

masa studi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Page 24: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

7

1. Mengetahui sejauhmana kematangan emosi para suster SSpS yunior

yang sedang menjalani masa studi.

2. Tersusunnya topik-topik pendampingan yang dapat membantu

meningkatkan kematangan emosi para suster SSpS yunior yang sedang

menjalani masa studi.

D. Manfaat hasil penelitian

1. Manfaat teoretis

Kepada program studi Bimbingan dan Konseling memberikan

sumbangan teoritis tentang tingkat kematangan emosi para suster yunior yang

sedang menjalani masa studi, sehingga prodi dapat dengan efektif dalam

mendampingi para biarawan – biarawati dan mahasiswa melalui mata kuliah

yang berkaitan langsung dengan kematangan emosi.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti sendiri

Semakin mengerti dan memahami serta mampu mengolah emosi yang ada

dalam diri.

b. Bagi para suster SSpS

Memberikan wawasan yang dapat membantu sesama dalam menemukan dan

memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kematangan emosi dalam

tanggung jawab sebagai suster SSpS yunior yang sedang menjalani masa

studi dan memberikan masukan bagi para formator (tim pimpinan provinsi,

pemimpin komunitas, pendamping novis) untuk dapat mendampingi para

Page 25: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

8

formandi dan memberikan bantuan secara tepat sesuai dengan

kebutuhannya.

E. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

1. Definisi Operasional

a. Kematangan emosi adalah suatu sikap batin untuk mengakui keberadaan

diri secara bebas, memampukan pribadi yang bersangkutan untuk

mengidentifikasi setiap rasa perasaan yang muncul sebagai bagian dari

dirinya sebagai manusia dan menghantar seseorang pada kedewasaan

pribadi yang bertanggungjawab akan segala sesuatu yang dilakukannya

sebagai manusia.

b. Suster Yunior SSpS studi adalah suster SSpS yang masih dalam tahap

formasi masa yuniorat dan belum kaul kekal yang sedang mendapat

tugas studi tahun 2009/2010 di Provinsi Jawa.

c. Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus (SSpS) adalah suatu lembaga hidup

bakti/kongregasi internasional. Khusus untuk maksud dan tujuan

penelitian ini Kongregasi SSpS Provinsi Maria Bunda Allah Jawa yang

berpusat di Jl. Jambi 20 Surabaya, Jawa Timur Indonesia berpusat di

Roma-Italia.

2. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kematangan emosi tiga suster

SSpS yunior yang sedang menjalani studi pada tahun akademik 2009/2010.

Page 26: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

9

3. Keterbatasan Penelitian

Mengingat bahwa penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

menggunakan 3 suster yunior SSpS sebagai subjek, sekalipun hasil

penelitian menunjukkan bahwa ketiga suster matang dalam emosinya, akan

tetapi penelitian ini masih sangat terbatas. Karena hasil penelitian tersebut

sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dari masing-masing subjek.

Sehingga penelitian ini belum dapat mewakili kebanyakan orang.

Page 27: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu

kematangan emosi para suster SSpS yunior yang sedang menjalani studi pada

tahun akademik 2009/2010.

A. Kecerdasan/Kematangan Emosi

Banyak pihak yang belum bersepakat mengenai definisi secara pasti

tentang arti kecerdasan. Hal ini bisa dilihat dari cukup lamanya orang

beranggapan bahwa IQ (Intellegence quotient) merupakan ukuran penentu

kesuksesan belajar dan hidup seseorang. Bila IQ-nya tinggi, maka orang itu akan

sukses dalam belajarnya dan akhirnya sukses dalam kehidupan. Ternyata pendapat

itu tidak selalu benar, ada banyak orang yang IQ-nya tinggi tapi gagal dalam

hidupnya. Karenanya banyak pihak berpendapat bahwa selain IQ ukuran

kesuksesan juga ditentukan dengan emotional quotient (EQ) kemampuan

emosional dan juga spiritual quotient (SQ) kemampuan spiritual. Kedua hal ini

juga harus diperhatikan dalam kehidupan agar seseorang dapat sukses.

Beragamnya definisi inteligensi membuka ruang bagi semua orang untuk yakin

akan kecerdasan mereka (Goleman, 1997).

Gardner (2003) dalam buku Kecerdasan Majemuk (terjemahan) banyak

mengumpulkan kemampuan manusia yang dimasukkan dalam pengertian

inteligensi. Setelah semua kemampuan itu dianalisis secara teliti, Gardner

mendapati ada tujuh inteligensi yang dimiliki manusia. Dalam buku Intellegence

Page 28: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

11

Reframed, ia menambahkan ada dua inteligensi baru, yaitu inteligensi lingkungan

atau naturalis (naturalist intellegence) dan inteligensi eksistensial (existensial

intellegence). Dengan demikian saat

ini ada sembilan inteligensi yang telah dirumuskan. Dari sembilan kecerdasan,

menurut Gardner, peneliti mengambil tiga intelegensi yang berkaitan langsung

dengan kematangan emosi, yaitu:

a. Inteligensi Interpersonal yaitu kemampuan untuk mengerti dan menjadi

peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain.

Orang yang kuat dalam inteligensi Interpersonal biasanya sangat mudah

bekerja sama dengan orang lain dan mudah berkomunikasi dengan orang

lain.

b. Inteligensi Intrapersonal yaitu kemampuan yang berkaitan dengan

pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara

adaptatif berdasar pengenalan diri. Orang yang menonjol dalam inteligensi

intrapersonal biasanya mudah berkonsentrasi dengan baik.

c. Inteligensi Eksistensial, inteligensi ini lebih menyangkut kepekaan dan

kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan dalam

eksistensi atau keberadaan manusia. Orang yang menonjol dengan

inteligensi eksistensial akan mempersoalkan keberadaannya di tengah alam

raya yang besar ini.

Ketiga kecerdasan tersebut merupakan bagian yang integral dalam proses

mencapai kematangan emosi. Beragam kecerdasan inteligensi yang dimiliki

memampukan seseorang untuk mengakui kemampuan/bakat yang dimilikinya.

Page 29: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

12

Hal ini akan membantu seseorang untuk mengakui dan menerima keterbatasan-

keterbatasan yang dimilikinya. Jika seseorang tidak memahami keanekaragaman

inteligensi ini bisa men- jadi pemicu gejolak emosi yang tidak seimbang dalam

dirinya.

Kecerdasan emosi ditandai dengan adanya kematangan emosi.

Kematangan emosi dapat didefinisikan sebagai kemampuan pengendalian diri,

semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri

(Goleman, 1997:xiii). Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memotivasi

diri, bertahan dalam menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak

berlebihan dalam kesenangan, mengatur suasana hati mengatur dan menjaga agar

beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa

(Goleman,1997:45).

Menurut Goleman (1997:58-59), kecerdasan emosi mencakup banyak

kemampuan dalam mengelola emosi, yang dapat dirangkum sebagai berikut:

a. Mengenali emosi diri :

Kesadaran diri mengenali perasaannya sendiri pada saat perasaan itu

sedang terjadi, dan memahami penyebab perasaan yang timbul, serta

mengenali perbedaan perasaan dan emosi yang sedang bergejolak di dalam

dirinya tanpa diingkari atau ditutupi.

b. Mengelola emosi :

Orang mampu untuk mengendalikan dan mengelola emosi-emosi (yang

merusak) agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Toleransi

lebih tinggi terhadap frustasi, berkurangnya ungkapan emosi dalam bentuk

Page 30: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

13

kata-kata ejekan, emosi terungkap dengan pas, mampu mengungkapkan

amarah dengan tepat tanpa berkelahi, tidak berperilaku agresif, perasaan

lebih positif terhadap diri, sesama, keluarga, mengatasi ketegangan jiwa,

dan mengurangi kesepian, kecemasan dalam pergaulan.

c. Memotivasi diri sendiri :

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat

penting untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri dan menguasai

diri sendiri dan untuk berkreasi. Lebih bertanggung jawab, dan mampu

memusatkan perhatian pada tugas, lebih produktif dan efektif dalam hidup.

d. Kemampuan berempati :

Mampu menerima sudut pandang orang lain, memperbaiki rasa empati

pada orang lain, dan lebih bisa mendengarkan orang lain.

e. Mengenali emosi orang lain.

Orang yang empatik adalah orang yang mampu menangkap sinyal-sinyal

sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau

dikehendaki orang lain. Atau orang yang mampu untuk mengerti dan

memahami perasaan-perasaan ataupun emosi-emosi orang lain.

f. Membina hubungan :

Membina relasi dengan orang lain, terampil dalam mengelola emosi orang

lain dan memahami orang lain, berkomunikasi dengan baik, membangun

dan memelihara hubungan dengan orang lain.

Page 31: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

14

Menurut kamus Oxfortd English Dictionary, sebagaimana dikutip oleh

Goleman(1997:411), diidentifikasikan bahwa “emosi” adalah “setiap kegiatan

atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau

meluap-luap”. Emosi atau perasaan sangat penting dalam hidup, akan tetapi perlu

ditata dan empati dalam diri juga perlu dibangun berdasarkan kesadaran diri,

sehingga diri kita semakin terbuka terhadap emosi diri sendiri, dan semakin

terampil membaca perasaan sendiri maupun perasaan orang lain melalui ungkapan

kata maupun tingkah laku yang diisyaratkan. Kaum religius dituntut untuk

memiliki kematangan emosi agar semakin menjadi religius yang penuh empati

serta memiliki tujuan hidup yang jelas.

B. Kedewasaan Pribadi

Dalam buku Psikologi Hidup Rohani 2 (Mardi Prasetya,1992:100-104),

dituliskan bahwa “pribadi yang dalam hidupnya menunjukkan kedewasaan dalam

dimensi-dimensinya dan juga memiliki kebebasan efektif lebih besar untuk

membatinkan nilai-nilai panggilan, maka ia mempunyai disposisi untuk mengikuti

panggilannya secara lebih baik.”, ciri-ciri kedewasaan yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk menerima kenyataan: Ia terbuka untuk mengetahui dan

menerima dirinya dan orang lain, karena ia mempunyai keyakinan diri dan

kepastian untuk berpijak, mempunyai integritas pribadi yang dapat

ditunjukkannya melalui perilakunya.

Page 32: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

15

2. Menerima dan menghayati apa yang bernilai: Sebagai religius ia berani

menerima dan menghayati nilai-nilai injili (nilai hidup rohani) dan

menghayatinya demi Kristus dan bukannya demi kepentingan yang

menguntungkan diri, membela diri dan sekedar memamerkan kesalehan.

Dengan kata lain ia berusaha mengatur dan menghayati hidup atas

dorongan motivasi yang lurus dalam panggilan, yaitu nilai-nilai hidup

rohani, dengan ini akan tampak bahwa ia ambil bagian dalam kebebasan

untuk memeluk cinta dan afeksi rohani.

3. Mengarahkan daya-daya hidupnya untuk menghayati nilai-nilai yang

dipeluk dan diwartakannya dalam hidup: Ia mampu mengendalikan

ketegangan yang mungkin terjadi dalam mengambil dan melaksanakan

keputusan, mampu bertoleransi terhadap ketidakpastian dalam mencapai

tujuan dan cita-cita hidupnya, mampu bertekun mewujudkan nilai-nilai

yang diyakini baik atas dasar pengalaman rohaninya.

4. Tidak cenderung mengurbankan nilai dan prinsip demi suatu

pragmatisme : Ia memiliki fleksibilitas sekaligus sikap seorang ‘hamba

Tuhan’ yang setaraf dengan kedewasaannya, lebih-lebih dalam membela

nilai-nilai Kristus dalam arti bahwa ia tidak menjadi agresif dan fanatik

dalam membela diri dan kemudian menghindari tanggung jawab. Ia lebih

peka dan lebih terbuka terhadap perasaan orang lain.

5. Memiliki cinta yang tidak egois: Cinta yang tidak egois adalah cinta yang

melampaui ‘personalisme’ dan tanpa pamrih. Maka orang yang memiliki

Page 33: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

16

cinta ini tidak akan mudah frustrasi, dan menomorsatukan nilai cinta kasih

Kristus.

6. Sikap realistis. Sikap realistis yang dimaksudkan di sini khususnya

berhubungan dengan pelaksanaan nilai dan sikap hidup panggilan. Ia

mampu membedakan mana yang fakta dan mana yang prinsip, ia mampu

membedakan antara kompromi fakta dan kompromi prinsip. Ia pun tahu

kapan harus berbicara dan kapan harus diam.

7. Mampu mempercayai orang lain, ini adalah sikap dasar yang muncul dari

kepercayaan terhadap diri sendiri. Ia tidak mendominasi dan tidak

merendahkan orang lain.

8. Memiliki kepercayaan dan keyakinan pada diri sendiri, ia selalu siap

dengan pertobatan manakala hidupnya kurang sesuai dengan nilai

panggilan yang dipeluk dan dicintainya, dan berusaha membaharui diri

sejauh mungkin atas rahmat dan kemampuan diri sendiri.

9. Relasi sosial yang berciri ‘dependibility’, mampu mengambil keputusan

dan tanggung jawab, mampu menyesuaikan diri, memiliki kepekaan,

menghargai kebebasan orang lain dan diri sendiri.

10. Mampu membatinkan nilai panggilan, dapat menerima iman dan

kepercayaan karena memang sesuai dengan sistem dasariah nilai dan

tujuan hidupnya. Ia berusaha maju dan bertekun dalam panggilan dan

hidup rohaninya.

Page 34: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

17

Tentang kedewasaan manusia Cencini (2008:99-105) dalam buku

“Kematangan Rohani dan Emosi” menuliskan ciri-ciri kedewasaan yang secara

ringkas mencakup karakteristik sebagai berikut:

1. Dari ketulusan menuju kebenaran, seseorang yang dewasa mampu

mengenal dirinya sendiri. Ketulusan merupakan kebebasan untuk

mengenali apa yang dirasakan seseorang dan mengatakannya secara

terbuka mengenai hal tersebut, kepada dirinya sendiri, dan pada orang lain

bila perlu. Kebenaran merupakan suatu kebebasan untuk memahami

bukan saja emosi, yang biasanya jelas, tapi juga akar-akarnya.

2. Kekuatan dalam kelemahan, menjadi dewasa berarti menjadi kuat untuk

mampu menghindari ketidakkonsistenan dan sifat-sifat tidak matang

sebelumnya.

3. Kebebasan untuk mengungkapkan diri, pada hakikatnya manusia

dipanggil untuk menyatakan dirinya, untuk menghadapi sebuah panggilan

untuk menjadi dirinya yang sebenarnya dengan mengatasi dirinya.

4. Penyerahan hidup, orang yang matang biasanya tidak mencukupi dirinya

sendiri, ia mengakui perlunya orang lain, mempercayai mereka yang

barada di sisinya pada saat ia siap menyerahkan hidupnya ke dalam tangan

orang lain dan saat membiarkan dirinya dibatasi oleh kelemahan orang

lain.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa, kematangan emosi adalah

kemampuan seseorang dalam mengelola emosi yang ada dalam dirinya baik emosi

Page 35: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

18

positif (syukur, gembira, senang, tentram, aman, damai, dll), maupun emosi

negatif (jengkel, marah, sedih, tersinggung, hilang harapan, dll). Kematangan

emosi menyebabkan seseorang menjadi lepas bebas dalam mengaktualisasikan

dirinya secara optimal dengan menyadari keberadaannya. Hal ini membantu

seseorang memiliki keberanian untuk mengalami dan menerima rasa-perasaan

yang muncul dalam dirinya. Maka kematangan emosi adalah suatu disposisi atau

sikap batin untuk mengakui keberadaan diri secara bebas. Kematangan emosi

memampukan pribadi yang bersangkutan memberi nama/mengidentifikasi setiap

rasa-perasaan yang muncul sebagai bagian dari dirinya. Emosi adalah suatu

reaksi batin yang wajar dan manusiawi, yang tidak harus cepat-cepat diikuti atau

ditolak, melainkan harus dipahami asal-usulnya. Emosi adalah perasaan yang

muncul secara spontan sebagai reaksi atas adanya suatu hal yang menyentuh atau

merangsang batin kita. Hal itu bisa menimbulkan reaksi berupa emosi positif dan

negatif. Emosi itu akan merangsang munculnya pikiran tertentu dalam keinginan

ke arah tindakan tertentu. Di sinilah orang sudah memiliki kematangan emosi

tidak akan begitu saja terbawa oleh emosi yang muncul secara spontan dalam

dirinya, tanpa berpikir secara mendalam. Kematangan emosi menghantar

seseorang pada kedewasaan pribadi yang bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang dilakukan sebagai manusia. Seperti yang diharapkan oleh SpSS, yang tertulis

dalam konstitusi SpSS sebagai berikut:

“…Perkembangan menuju kematangan terjadi, dengan belajar mengenal diri semakin baik, mengembangkan bakat-bakat pribadi secara harmonis, menerima keterbatasan dan mampu mengatasi konflik dan penderitaan. Dengan demikian kita mencapai kebebasan hati yang memungkinkan kita mengambil keputusan yang

Page 36: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

19

dapat dipertanggungjawabkan” (Konstitusi SpSS, artikel 503, baris ke 4, hal 106).

C. Pembinaan Masa Yuniorat

Mengenai tarekat hidup bakti Gereja dalam buku Kitab Hukum Kanonik

(Kan 573- art 1) menegaskan sebagai berikut:

Hidup yang dibaktikan dengan pengikraran nasihat-nasihat injili adalah bentuk kehidupan tetap di mana orang beriman, dengan mengikuti Kristus secara lebih dekat atas dorongan Roh Kudus, dipersembahkan secara utuh kepada Allah yang paling dicintai, agar demi kehormatan bagi-Nya dan demi pembangunan Gereja serta keselamatan dunia mereka dilengkapi dengan alasan baru dan khusus mengejar kesempurnaan cintakasih dalam pelayanan Kerajaan Allah, dan sebagai tanda unggul dalam Gereja mewartakan kemuliaan surgawi.

Pada Kanon 659 art 1 dikatakan bahwa:

Dalam masing-masing tarekat, hendaknya pendidikan semua anggota diteruskan sesudah profesi pertama, agar dapat menghayati hidup khas tarekat secara lebih penuh serta untuk dapat melaksanakan perutusan mereka secara lebih baik (Kan 659 art 1)

Bertitik tolak dari Kitab Hukum Kanonik di atas, diharapkan suster yunior

SSpS dapat menemukan dan merasakan suasana rohani dengan meningkatkan

kematangan emosinya dalam mempertanggungjawabkan terhadap tugas studinya.

Konstitusi SSpS tentang yuniorat juga menuliskan:

Yuniorat berlangsung dari kaul pertama sampai kaul kekal. Selama waktu ini, suster mengambil bagian dalam hidup dan perutusan Kongregasi. Selama tahun yuniorat para suster melanjutkan perkembangan dalam iman, kesediaan untuk pengabdian misioner, kesetiaan pada Kongregasi. Mereka diharapkan berkembang dalam tingkat kematangan manusiawi dan religius yang memampukan mereka untuk mengambil keputusan dalam penyerahan diri kepada Kristus lewat kaul kekal (Konstitusi SSpS artikel 528)

Page 37: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

20

Pendampingan untuk para yunior diusahakan secara integral dan intensif

untuk membantu mereka dalam meningkatkan kematangan emosi dalam

bertanggung jawab sebagai suster studi dan semakin siap melibatkan diri dalam

tugas perutusan lainnya yang dipercayakan oleh Kongregasi. Dalam mendampingi

para suster yunior hendaknya penuh empati dan integral agar yunior mampu

membina diri dan meleburkan dirinya serta menerima, menghayati kharisma dan

hidup kerohanian kongregasinya, sehingga semakin menjadi religius yang matang

dan dewasa dalam melaksanakan tugas perutusannya dengan penuh dedikasi.

Kondisi kematangan emosi para suster SSpS yang sedang menjalani studi

pada umumnya akan tampak lebih jelas dalam bagaimana para suster tersebut

mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 38: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

21

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan desain penelitian, fokus penelitian, subjek

penelitian, dan alat pengumpul data.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi.

Menurut Arikunto (2002:12), salah satu dari empat dasar filosofis dari penelitian

kualitatif adalah “fenomenologis” yang berpendapat bahwa kebenaran sesuatu itu

dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar

dari subjek yang diteliti.

Seperti yang dikutip dalam buku Poerwandari, (2005:24-25)

Secara umum pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan bahwa pandangan-pandangan dasar interpretatif dan fenomenologis antara lain: (1) realitas sosial adalah sesuatu yang subjektif dan diinterpretasikan, bukan sesuatu yang lepas di luar individu-individu: (2) manusia tidak secara sederhana disimpulkan mengikuti hukum-hukum alam di luar diri, melainkan menciptakan rangkaian makna menjalani hidupnya:(3) ilmu didasarkan pada kehidupan sehari-hari, bersifat induktif, idiografis dan tidak bebas nilai, serta (4) penelitian bertujuan untuk memahami kehidupan sosial (Sarantakos, 1993)

Penelitian dengan desain fenomenologi ini dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran tentang tingkat kematangan emosi para suster SSpS

yunior yang sedang menjalani masa studi dalam penghayatan hidup membiara dan

Page 39: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

22

untuk mengetahui bagaimana mereka melatih diri dalam pengendalian emosi agar

menjadi pribadi yang lebih matang.

Menurut Poerwandari, (2005:36-49) ada beberapa ciri dalam penelitian

dengan pendekatan kualitatif. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode

kualitatif adalah untuk dapat mengungkapkan kompleksitas realitas sosial yang

diteliti bertumpu pada kekuatan narasi untuk memahami kedalaman makna dan

interpretasi terhadap keutuhan fenomena. Dalam pengamatan dan wawancara tak

berstruktur, peneliti tidak memanipulasi tetapi melakukan studi terhadap

fenomena dalam situasi di mana fenomena itu berada dan dilihat dalam konteks

alamiah (‘apa adanya’) serta lebih menekankan pada dinamika dan proses

sehingga akan diperoleh pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena

subjek yang diteliti.

B. Fokus Penelitian

Kematangan emosi sangat diperlukan dalam hidup manusia agar dalam

kehidupan bersama orang lain dapat saling menerima, memahami, menghormati,

mendukung satu dengan yang lain. Penelitian ini difokuskan pada kematangan

emosi para suster SSpS yunior dalam memikul tanggungjawab studi mereka serta

implikasinya terhadap program bimbingan dan konseling yang dapat membantu

meningkatkan kematangan emosi para suster SSpS yunior yang studi.

Page 40: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

23

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil subjek sebanyak 3 suster SSpS

yunior yang sedang studi. Yang berdomisili di Yogyakarta 1 suster, 2 suster

lainnya di Surabaya. Para suster ini dijadikan subjek penelitian, karena mereka

masih dalam masa formasi yuniorat sebelum memasuki tahap persiapan kaul

kekal. Ketika mengucapkan kaul kekal, mereka harus sudah mantap dan matang

serta terintegrasi dalam hidup membiara sebagai anggota Kongregasi Misi Abdi

Roh Kudus (SSpS) dalam perutusannya. Para suster SSpS yunior yang sedang

studi telah mengucapkan kaul sementara antara kaul ke 3 sampai dengan kaul ke

5. Para suster ini diasumsikan mampu mengungkapkan pengalaman dalam proses

mengelola tingkat kematangan emosi mereka sebagai suster SSpS yunior dalam

tanggung jawab studi.

Secara lebih ringkas ada dua alasan yang mendasari peneliti memilih para

suster SSpS yunior yang sedang studi sebagai subjek penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Para suster SSpS yunior ini masih termasuk dalam tahap formasi

awal/lanjutan.

2. Peneliti sebagai anggota Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus (SSpS) ikut

ambil bagian dan tanggung jawab dalam meningkatkan mutu pembinaan

para suster dan kesabaran penuh empati dapat membantu serta mendukung

dalam proses melatih kematangan dan keteraturan emosi secara tepat.

Page 41: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

24

D. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode wawancara. Pewawancara (peneliti

sendiri) berperan sebagai pengatur jalannya wawancara. Keberhasilan metode

ini sangat bergantung pada keluwesan dan kemampuan peneliti saat

mewawancarai responden. Untuk memperlancar tugas ini, peneliti

menggunakan tape recorder untuk merekam wawancara dan buku catatan

untuk mencatat hal-hal yang penting. Wawancara ini dilaksanakan dengan

efektif yaitu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya akan diperoleh data

sebanyak-banyaknya (Arikunto 2002:203).

Dalam wawancara ini, peneliti akan meminta responden untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan secara terbuka dan jujur. Peneliti akan berusaha

bersikap sabar dalam mendengarkan, rileks, empatik, menciptakan suasana

yang baik dalam berinteraksi, dan mengemas pertanyaan-pertanyaan dengan

baik agar data yang diperoleh data yang objektif dan dapat dipercaya

(Arikunto 2002:203).

Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara secara lengkap dapat dilihat pada

tabel instrument wawancara sebagai berikut:

Tabel Instrumen Wawancara

Kode Aspek Wawancara Panduan Pertanyaan

A Pemahaman diri (fokus pada emosi)

1. Apakah anda menyadari bahwa perasaan yang muncul dalam diri anda merupakan bagian dari diri anda yang harus dikelola?

2. Apakah anda dapat membedakan berbagai macam emosi yang muncul?

Page 42: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

25

3. Apakah anda menyadari emosi sebagai sinyal rasa aman?

4. Apakah anda mengetahui penyebab mengapa emosi-emosi tersebut muncul?

B Kemampuan mengolah emosi

1. Bagaimana anda meyikapi emosi yang muncul atas berbagai peristiwa baik yang positif maupun negatif?

2. Bagaimana reaksi emosi spontan anda jika tiba-tiba pemimpin bertanya hal yang tidak anda lakukan dengan nada yang agak keras?

3. Bagaimana anda mampu menemukan penyebab emosi yang muncul ketika ada suatu peraturan baru muncul yang harus ditaati?

4. Bagaimana anda melatih emosi agar lebih teratur dalam hidup anda?

5. Bagaimana anda dapat mengecek logis tidaknya reaksi emosi yang muncul?

6. Dalam masa studi mengapa sering muncul perasaan jenuh, kesal, capek, jengkel, dan lain-lain? Dan bagaimana cara menyikapi itu semua?

7. Bagaimana anda membangun sikap yang bebas dengan menumbuhkan keberanian untuk mengambil jarak dan merasakan emosi apa saja tanpa bereaksi dan lebih berpegang pada pikiran yang jernih?

8. Bagaimana anda mengambil posisi sebagai pengendali emosi yang bijaksana?

C Kemampuan menentukan pilihan sikap/tindakan secara bertanggung jawab

1. Apa akibat/konsekuensi dari mengikuti reaksi emosi anda yang sedang bergejolak?

2. Apa manfaat dari kemampuan anda untuk mengendalikan emosi?

3. Bagaimana anda dapat menentukan pilihan sikap secara bertanggung jawab?

D Pemahaman terhadap orang lain (apa yang dirasakan orang lain)

1. Sejauhmana anda mampu mengerti dan me mahami perasaan orang lain, apabila sedang mengalami emosi tinggi (marah-marah, kecewa atau gembira, tertawa?)

2. Apakah anda mudah hanyut dalam perasaan orang lain saat anda mendengarkan keluhan/curhat lawan bicara anda?

3. Apakah anda memberikan perhatian dengan

Page 43: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

26

sungguh-sungguh sewaktu orang lain berbicara sehingga anda mampu untuk memahami apa yang ia rasakan?

4. Dengan cara bagaimana anda menunjukkan sikap empatik terhadap orang lain?

E Kemampuan memberikan tanggapan yang tepat terhadap orang lain

1. Bagaimana anda menjalin relasi dengan orang lain baik sejenis maupun lawan jenis?

2. Bagaimana anda memposisikan diri dalam berelasi dengan orang lain dengan berbagai macam karakter/keadaan?

3. Dalam pembicaraan dengan orang lain bagaimana anda bersikap? Apakah anda lebih ingin didengarkan atau mendengarkan?

4. Bagaimana usaha anda untuk menguasai emosi sewaktu anda mendengarkan orang lain bermasalah/curhat?

5. Bagaimana usaha anda untuk meningkatkan kemampuan anda dalam memberikan tanggapan terhadap yang bermasalah atau yang memiliki beraneka karakter?

2. Format

Dalam wawancara peneliti menggunakan pertanyaan tidak berstruktur atau

terbuka atau bebas. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu memberi kebebasan kepada

responden dalam menjawabnya atau mengemukakan pendapatnya. (Masidjo,

1995:75).

Keberhasilan dalam mendapatkan data atau informasi dari subjek sangat

bergantung pada kemampuan peneliti dalam melakukan wawancara (Sarwono,

2006:224).

Page 44: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

27

3.Tahap penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pra

lapangan dan tahap pekerjaan lapangan (Moleong, 2006:127-148).

a. Tahap pra-lapangan

Tahap ini meliputi:

1). Menyusun rancangan penelitian dan melakukan pendekatan dengan subjek

yang

akan diteliti maupun sumber lain, menginformasikan topik penelitian,

membuat daftar pertanyaan, menentukan waktu dan wawancara untuk

penelitian.

2). Memilih lapangan penelitian, peneliti memilih dua komunitas yaitu 1

komunitas di Yogyakarta dan 1 komunitas berada di Surabaya.

3). Mengurus perizinan, peneliti meminta izin kepada pemimpin komunitas

baik secara langsung maupun melalui telepon untuk mengadakan

wawancara dengan subjek, pemimpin komunitas dan teman dekat subjek.

4). Menjajaki dan menilai lapangan, peneliti tinggal bersama di komunitas

tempat subjek tinggal untuk menyesuaikan diri dengan jadwal dan

kegiatan subjek serta sumber lain.

5). Memilih dan memanfaatkan informan, informan atau sumber lain adalah

orang yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi

subjek penelitian. Mereka adalah suster yang mendampingi atau pemimpin

komunitas subjek dan teman dekat di mana subjek yang diteliti tinggal.

Page 45: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

28

6). Menyiapkan perlengkapan penelitian, peneliti menyiapkan perlengkapan

yang akan digunakan dalam proses penelitian antara lain: tape recorder

dan kaset kosong untuk merekam wawancara, buku catatan dan alat tulis

serta rencana biaya penelitian.

7). Persoalan etika penelitian, peneliti tetap akan menjaga rahasia berkenaan

dengan hasil wawancara, menjalin relasi dengan baik, menghargai dan

menghormati sebagai pribadi.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini dilakukan pada saat peneliti mengumpulkan data penelitian

berlangsung. Peneliti mewawancarai tiga suster SSpS yunior sebagai subjek

penelitian dan beberapa sumber lain yang telah mengenal subjek. Mereka

tinggal di dua komunitas yaitu satu di komunitas Yogyakarta dan dua tinggal

di komunitas Surabaya. Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu: tahap

I pada hari Senin, 8 Pebruari 2010 sampai dengan Kamis,11 Pebruari 2010.

Tahap II Senin, 15 Pebruari 2010 sampai dengan Selasa, 16 Pebruari 2010.

dan Tahap III pada hari Jum’at 19 Pebruari 2010.

4. Cara mengolah jawaban

Keakuratan hasil wawancara tergantung pada peran dan kemampuan

pewawancara untuk memperoleh jawaban yang dibutuhkan, dan bagaimana

menafsirkan setiap jawaban dari responden. Untuk itu menurut Masidjo

(1995:74) dibutuhkan sifat-sifat tertentu dari pewawancara yang merupakan

kualifikasi sifat pribadinya. Sifat-sifat pribadi yang dimaksud antara lain: sifat

Page 46: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

29

jujur, akurat, penuh minat, dan adaptif. Untuk itu, pewawancara perlu memiliki

sifat periang dalam situasi apa saja, juga humoris.

5. Pertanggungjawaban mutu alat penelitian

a. Pemeriksaan Validitas alat penelitian

1) Konsep Validitas alat penelitian

Oleh beberapa ahli, seperti yang dikutip oleh Poerwandari

(2005:181) dalam buku Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku

Manusia, istilah yang pertama dan yang paling sering digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah “kredibilitas”. Kredibilitas menjadi istilah

yang paling banyak dipilih untuk mengganti konsep validitas,

dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian

kualitatif.

Kredibilitas alat penelitian dalam penelitian ini didasarkan pada

konsultasi dengan ahli, yaitu dengan dua dosen pembimbing skripsi ini

dan Pater Thobias Muda Kraeng SVD

2) Pengukuran Validitas hasil penelitian

Untuk mengetahui validitas alat dalam penelitian kualitatif dapat

dilakukan dengan beberapa cara, menurut Stangl (1980) dan Sarantakos

(1993) antara lain “validitas kumulatif” dicapai bila temuan dari studi-

studi lain mengenai topik yang sama menunjukkan hasil yang kurang

lebih serupa. “Validitas komunikatif” dicapai melalui

dikomfirmasikannya kembali data dan analisisnya pada subjek

Page 47: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

30

penelitian. “Validitas argumentatif” tercapai bila presentasi temuan dan

kesimpulan dapat diikuti dengan baik rasionalisasinya, serta dapat

dibuktikan dengan melihat kembali ke data mentah. “Validitas ekologi”

menunjuk pada sejauh mana studi dilakukan pada kondisi alamiah dari

subjek yang diteliti, sehingga justru kondisi ‘apa adanya’ dan kehidupan

sehari-hari menjadi konteks penting penelitian Poerwandari (2005:182)

b. Triangulasi

Yang dimaksud dengan triangulasi adalah suatu cara untuk

mengetahui hasil yang lebih akurat dari nara sumber, antara lain:

triangulasi teknik, sumber data, dan waktu. Triangulasi teknik

dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik

berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil

observasi dengan tiga subjek antara lain : subjek ke I menampakkan

perilaku yang menunjukkan keramahan, kreatif, terbuka, rela menolong

dan sabar. Subjek ke II terbuka, ramah, sabar, peka, kreatif dan rela

menolong. Demikianpun subjek ke III ia menunjukkan sikap ramah,

peka, sabar, jujur, berinisiatif dan rela berkorban serta berusaha

mendengarkan dengan hati. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara

menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda. Triangulasi

waktu artinya pengumpulan data dilakukan pada berbagai kesempatan,

pagi, siang, dan sore hari (Sugiyono, 2008:209). Begitupun pendapat

Bungin (2008:152) untuk menguji keakuratan data digunakan

triangulasi metode pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara tak

Page 48: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

31

berstruktur, dokumentasi, interpretasi dokumen sejarah oral dan pribadi,

introspeksi dan refleksi diri.

6. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab masalah penelitian “Bagaimana kematangan emosi para

suster yunior dalam menghadapi/menjalani tanggung jawab studi sebagai

suster SSpS?” dan “Program bimbingan dan konseling mana yang diharapkan

dapat membantu meningkatkan kematangan emosi melalui tanggung jawab

studi sebagai suster SSpS?” ditempuh beberapa langkah menurut Poerwandari

(2005:150-154) sebagai berikut:

a. Kodifikasi

Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan

mensistemisasikan data secara lengkap dan detil sehingga data dapat

memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari.

b. Klasifikasi

Klasifikasi merupakan proses pengelompokan informasi, yang dapat

menghasilkan daftar tema, model tema, atau indikator yang kompleks,

kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu, dan hal-hal di antara atau

gabungan dari yang telah disebutkan, Boyatzis (1998).

c. Penafsiran/Interpretasi

Dalam konteks intepretasi pemahaman diri terjadi bila peneliti berusaha

memformulasikan dalam bentuk lebih padat apa yang oleh subjek penelitian

sendiri pahami sebagai makna. Dengan kata lain interpretasi mengacu pada

upaya memahami data secara lebih ekstensif dan mendalam.

Page 49: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

32

d. Kesimpulan

Kesimpulan atau dugaan sementara. Kesimpulan yang berkembang tersebut

harus terus dipertajam dan diuji ketepatannya.

Menurut Poerwandari (2005:194-195), hal-hal praktis yang dapat dilakukan

agar deskripsi lebih akurat maka perlu memperhatikan langkah-langkah berikut

ini:

1. Mencatat hal-hal penting serinci mungkin, mencakup catatan pengamatan

objektif terhadap setting, partisipan maupun hal lain yang terkait.

2. Mendokumentasikan secara rapi dan lengkap data yang terkumpul, proses

pengumpulan data maupun strategi analisisnya.

3. Memanfaatkan langkah-langkah dan proses yang diambil peneliti

sebelumnya sebagai masukan dan menjamin pengumpulan data yang

berkualitas untuk penelitiannya sendiri.

4. Menyertakan patner sebagai pengkritik yang memberikan saran dan

pembelaan dengan pertanyaan kritis terhadap analisis yang dilakukan

peneliti.

5. Melakukan upaya konstan untuk menemukan kasus-kasus negatif dan

melakukan pengecekan kembali data, dengan menguji kemungkinan dugaan

yang berbeda, pengecekan data dengan mengaplikasikannya pada data dan

mengajukan pertanyaan tentang data.

Page 50: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

33

Partner yang akan membantu dalam memberikan kritikan dan saran serta

pembelaan terhadap analisis dalam penelitian ini adalah Tm,dan An (nama

samaran).

Page 51: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan tiga (3) subjek dan

sumber lain dalam penelitian, diperoleh hasil tentang kematangan emosi para

suster SSpS yunior yang sedang menjalani tugas studi. Berdasarkan analisis atas

data yang diperoleh dalam penelitian tersebut, maka berikut ini akan dipaparkan

hasil penelitian dan pembahasaannya.

Mengingat hasil wawancara yang menjadi inti masukan penelitian ini

disajikan dalam bentuk tabel dan lebih dari satu halaman (5 halaman), maka untuk

alasan praktis peneliti meletakkan hasil wawancara pada lampiran 2 dan hasil

penelitian tersebut pada lampiran 3, sedangkan pembahasannya diuraikan pada

halaman selanjutnya.

Ketiga subjek dalam penelitian ini menunjukkan adanya ciri-ciri

kematangan emosi, sebagai berikut: terbuka dan jujur, mereka mampu berbicara

secara terbuka, jujur, mengakui dan menerima peristiwa yang terjadi dalam

dirinya serta mau belajar dari yang lain. Begitupun dengan sikap peka, berinisiatif,

dan kreatif dalam berbagi pengalaman hal ini juga bisa dilihat dalam kehidupan

sehari-hari baik di komunitas maupun di kampus. Dalam pergaulan dan dalam

berelasi dengan sesama menunjukkan sikap sopan, ramah dan rendah hati serta

dapat memahami, mengerti terhadap sesama terlebih mereka yang sedang

menghadapi masalah. Hal tersebut di atas dapat mereka jalani berkat keterbukaan

Page 52: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

35

mereka dalam berelasi dengan Tuhan lewat doa, refleksi dan meditasi. Meskipun

demikian mereka menyadari masih perlunya bimbingan dan dukungan untuk lebih

dapat meningkatkan nilai-nilai positif dalam diri mereka sehingga hidup ini

semakin bermakna.

Page 53: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

36

B. Pembahasan

Berikut ini dipaparkan pembahasan atas hasil penelitian ditinjau dari lima

aspek.

a. Pemahaman diri

Pemahaman diri yang difokuskan pada emosi yang dialami oleh ketiga

subjek hampir serupa satu dengan yang lain, yaitu mereka menyadari pentingnya

mengolah emosi yang ada dalam diri, sadar, merefleksikan, “eling” dan peka

karena hal tersebut merupakan bagian integral dari diri. Mereka mengenali emosi

sebagai perasaan yang muncul karena ada sesuatu yang terjadi. Mereka bisa

membedakan emosi yang muncul berdasarkan stimulusnya, salah satunya yaitu

perasaan terharu/ tersentuh. Disadari pula bahwa emosi merupakan sinyal rasa

aman dalam diri yang harus disadari dan dipahami asal-usulnya sehingga tahu

bagaimana menyikapinya, tidak langsung diikuti melainkan undur diri, bertanya

dalam diri “kenapa reaksiku seperti itu?” Masing-masing subjek menyadari bahwa

mereka butuh waktu untuk berproses.

Dalam memahami emosi yang muncul dalam diri ketiga subjek nampak

sudah cukup memiliki kemampuan yang memadai. Hal ini mungkin disebabkan

karena mereka telah terbiasa untuk meneliti diri, bermeditasi, dan lain-lain di

komunitasnya.

Meskipun demikian, hal yang perlu mendapat perhatian di sini adalah

semakin meningkatkan kesadaran pentingnya mengolah emosi dan memberi

waktu khusus untuk berefleksi.

Page 54: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

37

b. Kemampuan mengolah emosi

Dalam menyikapi emosi yang muncul atas berbagai peristiwa, ketiga

subjek mencoba untuk diam, undur diri, ”menikmati”/merasakan, dan mencari

penyebab kemunculan emosi tersebut. Mereka juga mencoba mengontrol dan

men-sharing-kan perasaannya kepada orang lain. Terhadap emosi spontan yang

muncul, salah satu subjek merasa perlu untuk diam mendengarkan. Ia pada

mulanya merasa terkejut dan takut jika berada di dekat pimpinan, karena adanya

pengalaman trauma masa lalu, namun ia sekarang sudah mulai berubah, sehingga

perasaan tersebut mulai berkurang. Satu subjek yang lain ketika berhadapan

dengan pimpinan, baru dapat meng-komunikasikan isi hatinya secara terbuka

setelah menenangkan diri. Subjek yang lain diam mendengarkan orang lain

berbicara sampai selesai, sesudah itu baru mengklarifikasikan dalam suasana hati

yang tenang.

Mereka juga mampu menemukan penyebab emosi yang muncul ketika

ada suatu aturan baru yang harus ditaati, walaupun pada mulanya menggerutu,

jengkel, tetapi setelah hening dan berefleksi, akhirnya muncul perasaan bebas

untuk mengungkapkan apa yang perlu disampaikan tanpa disertai emosi yang

negatif. Masing-masing subjek mencoba mengolah emosi secara teratur dengan

melakukan latihan yang bervariasi sesuai dengan gaya masing-masing, misalnya:

mengambil waktu untuk berdiam diri sendirian, melakukan introspeksi dan

refleksi, menulis jurnal, berwawan hati dengan Tuhan yang memberi kekuatan,

melakukan doa pribadi, berdialog dengan diri sendiri, dan berinisiatif untuk

meminta klarifikasi kepada pihak yang terkait dengan segala resiko yang harus

Page 55: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

38

diterima. Mereka sadar bahwa masing-masing orang itu unik, merasa bebas dan

merasa semakin berharga, ada niat kuat untuk terus berefleksi dan berproses untuk

lebih melihat ke dalam diri sendiri daripada melihat orang lain. Untuk dapat

mengecek logis tidaknya reaksi emosi yang muncul mereka mengundurkan diri

untuk melihat persoalan secara lebih jernih, mengambil jarak terhadap perasaan

yang muncul supaya bisa memberikan tanggapan secara objektif, melakukan

dialog antara pikiran dan perasaan sehingga tidak mudah tersinggung lagi. Ketika

dalam menjalani studi muncul rasa jenuh, capek, dan jengkel, salah satu subjek

mengalami dan merasakan hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kemampuan

untuk memotivasi diri, walaupun ia memiliki kemauan dan komitmen untuk tekun

dalam menjalankan tugas studi yang dipercayakan kepadanya. Salah satu subjek

yang lain merasa terganggu oleh pembicaraan teman-teman di kampus tentang

suster-suster lain yang kurang menunjukkan sikap serius dalam menjalani studi,

maka ia berusaha untuk menetralkan perasaannya dengan cara berwawan hati

dengan Tuhan lalu mensyeringkan dengan pembimbing. Selain itu, ia

mengalihkan emosinya dengan bermain gitar atau organ. Satu subjek yang lain

lagi, tidak merasa bosan dan tidak malas dalam menjalani studi karena ada rasa

ingin tahu yang tinggi akan pengetahuan yang baru, sehingga ia tetap bersemangat

dalam belajar. Ia selalu berusaha kembali melihat motivasi awal dan mau

meluangkan waktu untuk duduk diam dan berefleksi.

Dalam perjalanan hidup selanjutnya, mereka juga berusaha membangun

sikap bebas dengan menumbuhkan keberanian mengambil jarak untuk berefleksi,

berani menerima realitas diri dan sesama. Setiap pribadi berbeda dan dinamis,

Page 56: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

39

dengan demikian mereka mampu menyesuaikan diri dan fleksibel. Mereka dapat

mengambil peran sebagai pengendali emosi yang bijaksana dengan penuh

kesadaran, refleksi, dialog dan berusaha untuk tidak menuruti emosi sesaat dan

menjadi pribadi yang netral.

Dalam hal pengolahan emosi ketiga subjek telah menunjukkan kemampuan

atau kematangan yang cukup tinggi karena telah mampu mengolah emosi yang

muncul, tidak langsung mengikutinya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena

ketiga subjek telah terbiasa untuk melakukan refleksi atas pengalaman-

pengalaman yang mereka alami.

Akan tetapi mereka masih perlu terus-menerus mengupayakan cara yang

lebih baik untuk dapat mengolah dengan lebih serius dan tekun.

c. Kemampuan menentukan pilihan sikap

Ketiga subjek pada awalnya masih cenderung menuruti emosi yang sedang

bergejolak, sehingga mereka kadangkala merasa terluka, menyesal, gelisah,

tertekan, badan terasa sangat lelah/sakit dan kepala pusing. Oleh karena itu

mereka memandang penting untuk melakukan refleksi agar dapat menemukan

hal-hal positif, dan berani terbuka untuk mengkomunikasikan peristiwa yang

terjadi dengan orang yang bersangkutan demi pembebasan batin. Mereka merasa

lega sesudah mengungkapkan sesuatu yang mengganjal dalam diri mereka. Hal ini

mereka pandang penting sekali untuk diri sendiri dan hidup bersama dalam

komunitas. Kesibukan di kampus sering menimbulkan kesadaran akan pentingnya

kebersamaan dalam komunitas. Mereka juga merasakan adanya persaudaraan dan

Page 57: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

40

saling memahami di dalam komunitas sehingga ketika mendapat kritikan dari

sesama, mereka bisa menerima dengan tenang. Subjek juga menyadari bahwa

penentuan pilihan sikap merupakan suatu hal yang penting karena menyangkut

orang lain dan demi orang lain. Untuk itu mereka merasa butuh suatu keberanian

keluar dari diri sendiri dan terbuka terhadap masukan-masukan orang lain guna

menambah wawasan, mengembangkan kualitas kepribadian dan kesetiaan

menjalin relasi dengan Tuhan yang adalah sumber kekuatannya.

Dalam menentukan pilihan sikap/tindakan, ketiga subjek telah menunjukkan

kemampuan yang cukup memadai karena mereka bisa mengambil keputusan

tanpa dipengaruhi oleh emosi yang muncul. Hal ini dapat dimengerti, karena

mereka selama menjadi suster telah dilatih untuk mengambil jarak terhadap

emosi, pikiran, atau keinginan yang muncul secara spontan, dan lebih mengikuti

dorongan nurani yang jernih.

Meskipun mereka sudah matang, namun mereka masih perlu untuk terus-

menerus belajar dengan rendah hati dan terbuka, sehingga semakin peka terhadap

suara hati untuk menentukan pilihan sikap dalam hidup berkomnitas.

d. Pemahaman terhadap orang lain

Ketika sedang mengalami emosi yang tinggi, salah satu subjek berusaha

untuk dapat memahami dan mengerti serta peka terhadap bahasa non verbal orang

lain. Subjek yang lain dapat menempatkan diri pada posisi orang lain, berefleksi

dan bersikap empati. Mereka juga tidak mudah hanyut dalam perasaan orang lain

yang sedang mencurahkan isi hatinya. Meskipun muncul rasa iba, prihatin ia

Page 58: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

41

berusaha untuk mendengarkan dengan hati dan memberi semangat pada teman.

Mereka menunjukkan sikap empati terhadap orang lain dengan sapaan, senyuman,

anggukan, memberi perhatian dan semangat, mendekati secara pribadi dengan

ramah dan berbagi pengalaman hidup yang meneguhkan dan membahagiakan.

Ketiga subjek dalam hal ini sudah cukup matang dalam memahami

perasaan orang lain, sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka juga mampu

membagikan pengalaman hidupnya pada sesama dan saling meneguhkan. Hal ini

kemungkinan disebabkan atau dilatarbelakangi oleh kebiasaan mereka melatih diri

bersikap ramah dan perhatian pada sesamanya.

e. Kemampuan memberikan tanggapan yang tepat terhadap orang lain

Ketiga subjek sangat terbuka dalam menjalin relasi dengan sesamanya.

Mereka berelasi dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan dan bisa

menyesuaikan diri. Ketika berelasi dengan orang lain, subjek mempunyai prinsip

bahwa semua manusia itu unik. Dalam hal ini mereka telah mampu menghargai

keunikan orang lain, bisa berbaur dan akrab bergaul, meskipun ada rasa segan

dengan orang yang memiliki jabatan. Kadang-kadang mereka ingin juga

didengarkan tetapi mereka juga berusaha mendengarkan dan masuk ke dalam

pengalaman orang lain dengan tenang. Apabila apa yang disampaikan oleh orang

lain kurang jelas, subjek menanyakan kembali dengan santun dan terfokus.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan untuk memberikan tanggapan

terhadap orang lain yang bermasalah, mereka hadir untuk mendengarkan dengan

penuh kesabaran, namun tetap sadar akan keterbatasan kemampuannya dalam

Page 59: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

42

membantu orang lain. Dalam memberikan bantuan kepada orang lain subjek tidak

segan-segan meminta bantuan orang lain yang kompeten untuk memberi petunjuk

atau jalan keluar dari kesulitan. Hal ini sekaligus sebagai pengontrol kerendahan

hati dan rasa tanggung jawabnya. Dengan itu mereka semakin berani

mensyeringkan pengalaman secara terbuka, melatih kepekaan dan semakin

termotivasi menambah wawasan pengetahuan dengan banyak membaca.

Hal yang menonjol dari ketiga subjek adalah mereka itu orang-orang yang

reflektif, tekun dalam doa, bersedia belajar dari orang lain dan tahu menempatkan

diri, tidak malu untuk bertanya, jujur, terbuka menjalin relasi yang baik serta

berani menanggung resiko, serius dalam panggilan, dan melakukan disermen yang

serius dalam mengambil keputusan dan tindakan.

Dapat disimpulkan bahwa pada aspek ini ketiga subjek sudah cukup matang.

Mereka telah cukup matang dalam hal ini kerena mereka berusaha setia melatih

diri dan terbuka untuk menerima masukan dari sesamanya. Namun mereka masih

perlu terus-menerus untuk melatih diri mengolah emosi dengan tekun dan sabar.

Oleh karena itu mereka perlu mengembangkan dan meningkatkan kualitas

diri dan hidup serta banyak belajar untuk semakin memantapkan motivasi

panggilan hidup membiara sesuai dengan konstitusi kongregasi SSpS artikel 528:

“…mereka harus mencapai tingkat kematangan manusiawi dan religius…” dan

artikel 119: “…secara tetap kita berusaha untuk tumbuh dan menjadi matang

dalam cinta ini sehingga kita menjadi segala-galanya untuk semua orang” (bdk.

IKor 9:22).

Page 60: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

43

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa ketiga subjek telah

memiliki kematangan dalam mengolah emosi karena mereka selalu refleksi diri,

koreksi diri, terbuka, setia dan tekun dalam doa, sehingga akan semakin merasa

bebas menentukan pilihan untuk mengembangkan kualitas diri secara sadar dan

bertanggungjawab, tidak begitu saja terbawa atau tenggelam dalam arus emosi

spontan yang kadang-kadang muncul.

Dalam buku Ki Ageng Suryomentaraman (Adimassana, 2001:95,99)

tertulis bahwa:

“Kesempurnaan hidup dan kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai jika orang memiliki jiwa yang telah bebas merdeka. Dan bagi orang yang jiwanya bebas kalau toh mesti marah, ia akan marah dengan tenang dan marah dengan kesadaran”.

Benar juga apa yang dikatakan Arnoldus Janssen dalam suratnya

tertanggal 20-11-1902 dan 08-09-1901, (Konstitusi SSpS hal 104):…”Kita

mencapai kesempurnaan melalui penyerahan total kepada Allah dan melalui

pemeliharaan hidup rohani. Semakin jiwa manusia maju di jalan kesempurnaan,

semakin ia mengalami terang dalam dirinya”

Mengingat tingkat kematangan ketiga subjek masih belum betul-betul

mantab, maka mereka masih perlu meningkatkan diri dalam aspek-aspek tertentu,

antara lain: kematangan psiko-spiritual untuk mencapai kepribadian yang utuh.

Secara konkrit untuk meningkatkan aspek-aspek tersebut diusulkan program

bimbingan seperti tertulis pada bagian berikut ini.

Page 61: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

44

C. Usulan Topik-topik Pendampingan yang dapat Membantu Meningkatkan

Kematangan Emosi Para Suster SSpS Yunior yang Sedang Menjalani

Studi.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap ketiga suster SSpS yunior ini, ada

beberapa hal yang masih perlu diperhatikan secara khusus untuk meningkatkan

kematangan emosi mereka.

Berdasarkan pengalaman mereka, masih ditemukan adanya hal-hal yang

membuat mereka terpancing oleh reaksi emosi spontan karena ulah atau emosi

orang lain, seperti cepat tersinggung dan reaktif, meskipun kadarnya rendah.

Apabila hal ini tidak diberi perhatian secara serius mereka akan mengalami

kesulitan dalam berelasi dengan orang lain dan dengan Tuhan serta mempersulit

dirinya dalam mengambil keputusan secara bijaksana.

Dari pengalaman ketiga subjek tersebut dapatlah dikatakan bahwa mereka

menanggapi sangat positif perihal pentingnya mengolah emosi, agar kematangan

emosi masing-masing pribadi semakin nampak jelas dalam perjalanan panggilan

hidup religiusnya.

Untuk itu peneliti mengusulkan beberapa program bimbingan dan

konseling yang dapat membantu meningkatkan kematangan emosi para suster

SSpS sebagai berikut:

a. Pelatihan tentang peningkatan kematangan emosi dalam konteks visi, misi

dan spiritualitas Kongregasi. Dengan pelatihan ini para suster diharapkan

dapat semakin mampu meningkatkan kematangan emosinya dalam

kehidupan sehari-hari, baik dalam komunitas maupun di luar komunitas.

Page 62: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

45

Peningkatan kematangan emosi tersebut membutuhkan suatu proses

pendampingan dengan kesabaran, ketekunan, kesetiaan dan berani

mengalami pergulatan batin yang sangat melelahkan. Diharapkan mereka

dapat tumbuh menjadi pribadi yang matang dan yang mampu menerima

kenyataan dalam hidupnya serta dapat mengelola emosinya dengan baik,

sehingga bisa menyikapi segala sesuatu dengan tenang, sabar dan penuh

pengertian karena batin mereka telah bebas dari emosi yang muncul secara

spontan. Kematangan emosi tersebut akan dapat dilihat dari cara mereka

menyampaikan sesuatu seperti misalnya: dengan lembut, tutur kata dan

nada yang halus serta penuh perhatian.

b. Pelatihan tentang manajemen emosi selama menjalani studi. Dalam

kehidupan sehari-hari, entah hidup pribadi atau hidup bersama dalam

komunitas maupun hidup dalam masyarakat, seseorang dapat saja

mengalami gejolak emosi yang tidak teratur/konflik batin. Gejolak emosi

ini kalau tidak dikelola dengan baik akan menggerogoti seluruh dinamika

kehidupan kita. Oleh karena itu pentinglah kiranya jika para suster yunior

melatih diri terus-menerus untuk meningkatkan sensitivitas dalam diri

guna menentukan pilihan yang tepat dan sesuai dengan kemampuan

pribadi serta tidak menyimpang dari harapan kongregasi. Menjadi religius

SSpS harus memiliki visi dan misi yang jelas sesuai dengan kharisma dan

spiritualitas pendiri dan kopendiri, sehingga tidak mudah diombang-

ambingkan oleh emosi-emosi yang muncul dan oleh arus dunia yang selalu

berubah-ubah. Untuk dapat mencapai tujuan ini, seseorang perlu memiliki

Page 63: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

46

komitmen yang kuat. Komitmen ini perlu diperjuangkan dan diwujudkan

dalam hidup keseharian untuk semakin memurnikan motivasi, sehingga

semakin berani menentukan pilihan seturut kehendak Allah.

c. Pelatihan tentang menjadi pribadi yang bebas dan dewasa secara holistik.

Untuk dapat melaksanakan tugas studi dengan baik dan berhasil dibutuhkan

keseriusan dan rasa tanggung jawab, keterbukaan hati dan kesadaran.

Yang dimaksudkan dengan keterbukaan hati dan kesadaran di sini adalah

kemampuan menerima teguran, masukan dari pemimpin maupun sesama

bahwa tugas studi ini merupakan tugas perutusan, bukan keinginan tiap

pribadi. Untuk itu para suster yunior harus juga memiliki kesadaran bahwa

tugas studi mestinya dijalankan dengan serius dan bertanggung jawab.

Oleh karena itu kebiasaan menulis jurnal harian perlu dikembangkan

secara terus-menerus setiap hari. Segala peristiwa dapat dieskpresikan

lewat tulisan maupun gambar dalam buku jurnal pribadi. Latihan terus-

menerus ini, lama-kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan atau pola

hidup pribadi, sehingga tidak asing lagi untuk menulis buku jurnal. Jurnal

harian yang ditulis dengan tekun akan sangat membantu suster-suster

yunior yang studi untuk lebih peka pada situasi emosi dan gerak batin yang

muncul dalam batin mereka, sehingga dapat dikelola selaras dengan

kehendak Tuhan. Selain itu, para suster yunior perlu mengadiri perayaan

ekaristi setiap hari untuk menimba kekuatan dari sang pusat kehidupan

yaitu Tuhan sendiri. Hal ini didukung pula oleh kebiasaan mengadakan

rekoleksi secara rutin entah bulanan atau khalwat tahunan dengan penuh

Page 64: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

47

kesadaran dan juga melaksanakan pengakuan dosa secara rutin agar

semakin menjernihkan motivasi panggilan hidup membiara. Kegiatan-

kegiatan tersebut di 0atas dijalankan bukan sekedar memenuhi aturan

tetapi karena kebutuhan untuk meningkatkan kematangan pribadi.

Page 65: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

48

Usulan: Topik-topik Pendampingan yang dapat Membantu Meningkatkan Kematangan Emosi Para Suster SSpS Yunior yang Sedang Menjalani Studi No

Topik Tujuan Materi Bentuk Kegiatan Pelatihan

Nara Sumber Pelaksanaan

1. Peningkatan kematangan emosi dalam konteks visi, misi dan spiritualitas Kongregasi

Peserta mampu mengembangkan hidupnya dalam kebebasan batin

- Mendalami kematangan emosi

Workshop Rekoleksi

• Pater Tobhias Muda Kraeng SVD

• Pater Sigit Pawanta SVD

Desember 2010

2. Manajemen emosi selama menjalani studi

Peserta mampu mengelola emosi dengan baik, sehingga dapat membangun relasi personal dengan Allah dan membagi hidup dengan sesama

- Mengelola hidup dengan hati

Workshop Rekoleksi

• Pater Tobhias Muda

Kraeng SVD

Agustus 2011

3. Menjadi pribadi yang bebas dan dewasa secara holistik

Peserta mampu menerima kelebihan dan kekurangan serta semakin bertumbuh dan berkembang dalam kebebasan batin

- Jadual harian - Jurnal

Workshop Rekoleksi

• Sr. Ines Setiono SSpS

• Sr. Ernestildis SSpS

Desember 2011

Page 66: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

49

BAB V

PENUTUP

Pada bagian akhir skripsi ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan dan

saran.

A. Kesimpulan

Perkembangan zaman yang semakin pesat mulai dari teknologi alat-alat

canggih, mode sampai dengan makanan yang cepat saji menimbulkan begitu

banyak tawaran duniawi yang menggiurkan. Dalam kehidupan sehari-hari mau

tidak mau orang dihadapkan pada banyaknya pilihan tersebut. Gaya hidup zaman

sekarang sangat mempengaruhi watak dan pola hidup kaum muda. Generasi

penerus zaman sekarang dapat digambarkan sebagai generasi instant yang ingin

cepat-cepat menerima hasil tanpa harus berusaha. Tuntutan zaman dan kemajuan

teknologi yang begitu pesat sangat mempengaruhi kehidupan kaum religius saat

ini. Melihat gejala yang demikian merebak dikalangan generasi muda, maka

bimbingan dan konseling dirasa sangat dibutuhkan dengan membuat program-

progam yang sesuai dan dapat mengimbangi kebutuhan orang. Bimbingan dan

konseling bertujuan agar mereka memiliki kepribadian yang utuh dan integral

untuk menghadapi berbagai macam tawaran yang menggiurkan dengan segala

macam pengaruhnya dalam kehidupan.

Melalui skripsi ini penulis menawarkan program pembinaan bimbingan

dan konseling untuk meningkatkan kematangan emosi bagi semua anggota

Kongregasi, khususnya untuk para generasi muda. Melalui pembinaan bimbingan

Page 67: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

50

dan konseling ini diharapkan dapat membantu para suster yunior untuk semakin

berani membuka diri dan siap sedia menerima perutusan misi di manapun

dibutuhkan seturut kehendak Allah melalui Kongregasi.

Dalam pendampingan para suster yunior, para pendamping dan pemimpin

komunitas diharapkan profesional dalam melaksanakan pendampingan.

Kematangan emosi, kedalaman hidup rohani dan keteladanan hidup sangat

mereka butuhkan. Mengingat bahwa keteladanan hidup dari pendamping dan

pemimpin komunitas secara tidak langsung dapat mempengaruhi subjek yang

didampingi. Karenannya konsistensi dalam pendampingan hendaknya dimiliki

oleh pendamping dan pemimpin komunitas maupun suster yang berkaul kekal

sebagai upaya memberikan keteladanan dalam hidup sehari-hari secara

berkualitas.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta melihat realita yang

ada dalam formasi SSpS khususnya Provinsi Maria Bunda Allah – Jawa, dapat

disimpulkan kurangnya keteladanan hidup yang menunjukkan kematangan emosi

dan kedalaman hidup rohani sebagai religius. Oleh sebab itu para suster yunior

kadang merasa bingung dan mudah terpancing emosi. Namun demikian, melalui

penelitian ini, peneliti dapat menemukan dari ketiga subjek bahwa mereka

nampak sudah matang dalam emosi meskipun masih perlu berproses terus-

menerus dan butuh pendampingan yang intensif agar kematangan emosi mereka

semakin mantap. Selain itu mereka juga menemukan nilai-nilai positif dan negatif

dalam diri mereka yang dapat dijadikan titik tolak untuk merefleksikan diri dan

Page 68: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

51

mengupayakan hidup dalam kesadaran agar hidup semakin bermakna dan

mempunyai tujuan yang jelas.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti akan memberikan beberapa saran

berikut ini yang dapat dijadikan bahan pertimbangan:

1. Hendaknya Kongregasi mempersiapkan dengan sungguh-sungguh suster yang

dipilih untuk menjadi pendamping para prenovis, novis, yunior. Hal ini

dianggap perlu karena peran seorang pendamping sangatlah besar bagi

perkembangan kematangan emosi dan kepribadian mereka serta masa depan

Kongregasi, mengingat bahwa mereka adalah generasi penerus Kongregasi.

2. Dalam membentuk pribadi yang integral, hendaknya program tahun rohani

dan live in bagi yunior diadakan kembali agar para yunior benar-benar mampu

mengendapkan dan merefleksikan pengalaman serta melatih dan menghayati

ketiga kaul di komunitas karya selama dua tahun sesudah mengikrarkan kaul

pertama mereka.

3. Para suster yunior SSpS hendaknya semakin melatih diri dan mengembangkan

kematangan emosi sehingga semakin bersikap dewasa dalam tingkah laku dan

tutur kata dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam komunitas maupun di

lingkungan di mana mereka berada.

4. Para suster SSpS hendaknya semakin meningkatkan ketekunan dalam

mengolah emosi agar semakin mampu memberi kesaksian hidup dalam

kehidupan sehari-hari baik di komunitas maupun di tempat karya.

Page 69: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

52

Daftar Kepustakaan:

Adimassana, YB, 2001. Self-analysis Untuk Mencapai “Jiwa Bebas” Model Psikologi Terapan Ki Ageng Suryomentaraman, dalam Bunga Rampai Psikologi Yogyakarta: Penerbit USD

Arikunto,Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi

Revisi V), Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Ari Setyaningtyas, 2001.(Skripsi) Wiwiet, Pembinaan Iman Para SusterYunior

Dalam Proses Kematangan Pribadi Berdasarkan Nilai-Nilai Spiritualitas Tarekat Misi Abdi Roh Kudus Melalui Katekese, (Skripsi), Yogyakarta,USD

Bungin, Burhan, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada Cencini, Amadeo, 2008. Kematangan Rohani dan Emosi (terjemahan) Medan:

Penerbit Bina Media Perintis Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Gardner, Howard, 2003. Multiple Intelligences, Kecerdasan Majemuk teori dalam

Praktek. (terjemahan) Batam, Interaksara Goleman, Daniel, 1996. Emotional Intelligence, Kecerdasan Emisional.

(terjemahan) Jakarta: PT. Gramedia Jacobs, Tom, 1987. Hidup Membiara Makna dan Tantangannya. Yogyakarta:

Kanisius Kartosiswoyo, V, dkk, 2001. Kitab Hukum Kanonik (terjemahan) Jakarta:

Penerbit Obor Kerjasama dengan Sekretariat KWI Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus, 1984. Konstitusi dan Direktorium, Kapitel

Jenderal Kesembilan 21 Mei – 19 Juli 1984, Roma Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus, Manuale untuk Pembinaan, Administration

Jendral, Casa Generalizia, Via Casia, 645, 00189 Rome Italy Masidjo, Ign, 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di sekolah,

Yogyakarta: Kanisius Moleong, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Page 70: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

53

Poerwandari, Kristi, 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia, LPSP3, Fakultas Psikologi UI

Prasetyo Mardi, F, 1992. Psikologi Hidup Rohani 2, Yogyakarta: Kanisius ____________ ,2000. Unsur-unsur Hakiki dalam Pembinaan 2, Yogyakarta:

Kanisius Sarwono, Jonathan, 2006.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,

Yogyakarta: Graha Ilmu Sugiyono, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV.Alfabeta Sukarsih, Kristiana, 2008. (Skripsi) Persepsi Para Suster Yunior Kongregasi

Puteri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia Tahun 2007-2008 Tentang Relasinya Dengan Lawan Jenis. Yogyakarta: USD

Suparno, Paul, 2005. Rekoleksi FBB - Studi. Yoyakarta ___________, 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, 2008. Kamus Besar

Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Page 71: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

LAMPIRAN

Page 72: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu
Page 73: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu
Page 74: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(3)

LAMPIRAN 2 Hasil Wawancara dengan ketiga Subjek Penelitian dan Sumber lain

A. Aspek Pemahaman diri (fokus pada emosi)

Subjek A

Apakah anda menyadari bahwa perasaan yang muncul dalam diri anda

merupakan bagian dari diri anda yang harus dikelola? Ya jelas, penting untuk

dikelola, nyata dalam diri, tidak mengacuhkan untuk menetralkan suasana hati,

berusaha memberi nama. Apakah anda dapat membedakan berbagai macam

emosi yang muncul?

Mengenali perasaan yang muncul karena ada sesuatu yang sebelumnya tetjadi.

Ada sesuatu yang ingin disampaikan “apa yang akan saya lakukan” (misalnya rasa

marah saya terganggu) bagaimana saya mendialogkan, menyadari, berdamai

dengan perasaan itu sehingga tahu menyikapinya. Apakah anda menyadari emosi

sebagai sinyal rasa aman? dan apakah anda mengetahui penyebab mengapa

emos-emosi tersebut muncul? Ya, semua itu ada penyebabnya. Cukup reflektif,

mengolah diri.

Cukup mampu membedakan emosi yang muncul, pengalaman dengan anggota

keluarga di rumah, di komunitas meskipun masih baru, ketika mengalami

kesulitan dengan sesama yunior saya mengungkapkan sesudah saya refleksi dan

bertanya diri.

Masukan dari sumber lain yaitu sinyal dalam dirinya sangat nampak lewat

wajah… Mengenali penyebab emosi, menyesuaikan diri, terbuka, tidak mudah

tersinggung, gembira dan tidak lama-lama menyimpan marah. Kalau terlalu sibuk

Page 75: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(4)

ia sadar bahwa dirinya adalah anggota komunitas dan langsung minta maaf, butuh

dalam kebersamaan.

B. Aspek Kemampuan mengolah emosi

Subjek A

Bagaimana anda menyikapi emosi yang muncul atas berbagai peristiwa

baik yang positif maupun negatif? Mencoba untuk diam, berhenti untuk melihat

sungguh-sungguh, misalnya takut dinilai lalu saya urai penyebab rasa itu,

sharingkan dengan orang lain, mengakui kalau salah. Bagaimana reaksi emosi

spontan anda jika tiba-tiba pemimpin bertanya hal yang tidak anda lakukan

dengan nada agak keras? Memasukkan nada humor, diam tanya dalam hati

maksudnya apa? Bagaimana anda mampu menemukan penyebab emosi yang

muncul ketika ada suatu peraturan yang baru muncul yang harus ditaati? Tanya

kalau belum jelas, komunikasi, terbuka dan dialog. Kembali pada diri, tanya pada

diri “kenapa, ada apa kamu ini?” kalau peraturan itu memang perlu ditaati ya saya

jalan terus, tapi kalau tidak logis saya

tanyakan.

Bagaimana anda melatih emosi agar lebih teratur dalam hidup anda? Sejauh

masukan dari sesama, kalau saya marah nampak sekali dalam wajah, maka lebih

baik saya diam dulu beberapa saat, baru saya omong, meskipun beberapa suster

kalau bicara dengan nada seru, dengan diam, doa panah dan buat pertimbangan

saya terbantu untuk dapat mengungkapkan secara objektif.

Bagaimana anda dapat mengecek logis tidaknya reaksi emosi yang muncul?

Page 76: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(5)

Misalnya kalau saya marah, lalu saya tanya pada diri hal ini logis apa tidak,

kenapa suster itu mengingatkan saya, memberi jarak pada rasa marah supaya saya

bias objektif.

Dalam masa studi mengapa sering muncul perasaan jenuh, kesal, capek, jengkel

dan lain-lain? Dan bagaimana cara menyikapi itu semua?

Belum bosan, belum malas, karena saya senang hal baru sehingga saya

bersemangat untuk belajar, meski begitu saya kembali melihat motivasi awal

untuk apa saya studi? menyadarkan perasaan lihat kembali motivasi awal apa

yang ingin saya tuju?, sharing, sudah menemukan spiritualitas akuntansi yaitu

berani duduk diam untuk refleksi.

Bagaimana anda membangun sikap yang bebas dengan menumbuhkan

keberanian untuk mengambil jarak dan merasakan emosi apa saja tanpa reaksi

dan lebih berpegang pada pikiran yang jernih?

Perasaan itu selalu benar bagi saya, menunjukkan sesuatu yang tidak beres dengan

diri yang harus saya perbaiki demi perkembangan dan keselamatan saya.

Bagaimana anda mengambil posisi sebagai pengendali emosi yang bijaksana?

Sebagai pribadi yang netral, orang lain juga netral, perasaan yang sering

membantu.

Masukan dari sumber lain: Menyikapi/mengatasi emosi baik dalam peristiwa

positif maupun negatif, bisa berbaur, berani mengungkapkan rasa jengkelnya.

Kalau dimarahi tidak apa-apa hal tersebut dijadikan bahan untuk refleksi dan

memperbaiki diri.

Page 77: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(6)

Reaksi spontan akan diam sebentar untuk masuk kedalam diri, prosesnya bagus

dan bisa menempatkan dirinya. Kalau ada peraturan baru ia mendengarkan dan

bisa terima apa yang menjadi keputusan bersama. Dalam melatih emosi ia

bertanggung jawab untuk diri, komunitas, terutama dengan Tuhan Allah, dalam

studi bagus perkembangannya tidak membatasi untuk kepentingan diri sendiri.

Kalau mengalami sesuatu ia terbuka dan ngecek dengan bertanya, saya melakukan

ini … benar atau tidak. Terbuka dan berani menyampaikan sesuatu dalam

pertemuan komunitas ia cukup bijaksana, menerapkan tehnik tanpa kekerasan,

saling membantu dan mengingatkan. Dalam membantu teman bermasalah sampai

tuntas dan bertanggung jawab, setia mendampingi dan mendengarkan. Ia sangat

aktif dalam kegiatan di kampus, belajar dari teman lain dan antusias dalam studi.

Berusaha untuk mencari keheningan, meluangkan waktu untuk berdoa sehingga

emosinya yang keluar jadi lain, meskipun sibuk, tetap penuh semangat dalam

menjalani studi, cukup sibuk juga sebagai ketua liturgi dan kalau ada komplain

lalu ia berpikir sehingga mampu mengkover semua itu.

Mengambil posisi sebagai pengendali emosi, ia sudah tahu dalam prosesnya,

nampak jelas perkembangannya, mungkin belajar dari masa postulan, novis

sehingga sampai sekarang berkembang bagus dalam manajemen emosinya,

dikenal banyak dosen, banyak teman dan bisa menyimpan rahasia.

C. Aspek Kemampuan menentukan pilihan sikap/tindakan secara

bertanggungjawab

Subjek A

Page 78: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(7)

Apa akibat/konsekuensi dari mengikuti reaksi emosi anda yang sedang

bergejolak?

Konsekwensinya saya terluka, menyesal, dan merasa menjadi suster yang tidak

beres. Bersahabat-rasa bebas, minta rahmat ketenangan ketika mendapat serangan

dari suster lain sehingga bisa menyampaikan dengan tenang sebagai teman.

Apa manfaat dari kemampuan anda untuk mengendalikan emosi?

Hal ini merupakan bagian dari diri, karena menyangkut orang lain atau demi

orang lain.

Bagaimana anda dapat menentukan pilihan sikap secara bertanggungjawab?

Konsekuensi/akibat kadang-kadang jengkel dalam mengingatkan teman-teman di

kampus dan tidak didengarkan, bersikap diam saja atau berani menyampaikan

sesuatu pada teman-teman, bertanggung jawab.

Masukan dari sumber lain yang mengenal subjek dengan baik

Manfaat dari kemapuan mengendalikan emosi ia merasa lega sesudah

mengungkapkan sesuatu, butuh waktu untuk sendiri, untuk hidup berkomunitas,

kalau terlalu sibuk dalam studi di kampus ada rasa rindu untuk bersama dalam

komunitas.

Dalam hal-hal kecil ia bertanggung jawab, dalam tim, komunitas dan dalam

kelompok basis, bertanya, terbuka untuk tugas studi ia berusaha melakukan yang

terbaik, tetap setia menjalin relasi dengan Tuhan merupakan kebutuhan.

D. Aspek Pemahaman terhadap orang lain (apa yang dirasakan orang lain)

Subjek A

Page 79: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(8)

Sejauh mana anda mampu mengerti dan memahami perasaan orang lain,

apabila sedang mengalami emosi tinggi (marah-marah, kecewa atau gembira,

tertawa?)

Coba mendengarkan/lihat bahasa non verbal, menempatkan diri pada posisi orang

lain, hal itulah yang dapat membantu untuk mengerti dan memahami orang lain.

Apakah anda mudah hanyut dalam perasaan orang lain saat anda mendengarkan

keluhan/curhat lawan bicara anda?

Mudah iba, tapi tidak hanyut, perlu waktu untuk melihat kedalam diri.

Apakah anda memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh sewaktu orang

lainberbicara sehingga anda mampu untuk memahami apa yang ia rasakan?

Mencoba mendengarkan sungguh-sungguh, dan kalau masalahnya berat saya

butuh bantuan orang lain yang bisa juga mencarikan solusi sekaligus kontrol bagi

saya.

Dengan cara bagaimana anda menunjukkan sikap empatik terhadap orang lain?

Mendengarkan, duduk diam tidak perlu mengomentari kalau memang hal itu tidak

perlu dikomentari, lalu saya bertanya bagaimana kabarmu? keadaanmu?, dan juga

mendekati secara pribadi.

Masukan dari sumber lain yang mengenal subjek

Ia memperhatikan, memahami dan mampu menempatkan diri, enak kalau diajak

bicara terbuka dan hormat terhadap orang lain, mampu menahan emosi

Mudah iba tapi tidak mudah untuk mengiyakan, rasa sosial tinggi, sadar ada hal-

hal tertentu yang harus dipertimbangkan dengan pemimpin, membantu teman

sampai tuntas, jalan keluar.

Page 80: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(9)

Ia memperhatikan dengan baik dan menempatkan diri pada porsinya.

Berusaha menghadirkan diri dengan penuh, syering keluar dari hati, sopan,

membantu dengan tulus, kalau perlu dengan pemimpin/suster lain bertanya dulu

“suster apa saya boleh minta waktu?” gerak-gerik sesuai dengan apa yang

dikatakan, mengangguk, menepuk bahu teman.

E. Aspek Kemampuan memberikan tanggapan yang tepat terhadap orang

lain.

Subjek A

Bagaimana anda menjalin relasi dengan orang lain baik sejenis maupun

lawan jenis?

Terbuka dalam relasi, semua saya anggap sama jadi saya tidak masalah dan

mudah untuk menjalin relasi dengan siapa saja, meskipun kadang maju-mundur,

saya welcome dengan relasi. Bagaimana anda memposisikan diri dalam berelasi

dengan orang lain dengan berbagai macam karakter/keadaan?

Memposisikan diri bahwa semua manusia itu berbeda. Mendengarkan meskipun

kadang-kadang ingin juga didengarkan.

Dalam pembicaraan dengan orang lain bagaimana anda bersikap bagaimana

anda bersikap? Apakah anda lebih ingin didengarkan atau mendengarkan?

Mendengarkan, mengendalikan emosi, tidak menanggapi kalau belum yakin,

kalau tidak jelas supaya diulang, dan tanya apa maksudnya serta berdoa yang

menjadi kekuatan.

Page 81: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(10)

Bagaimana usaha anda untuk menguasai emosi sewaktu anda mendengarkan

orang lain bermasalah /curhat? Mendengarkan dulu, mengendalikan emosi tidak

menanggapi sebelum yakin, bertanya lagi maksudnya apa, doa sebagai kekuatan,

untuk bersahabat dengan perasaan.

Bagaimana usaha anda untuk meningkatkan kemampuan anda dalam

memberikan tanggapan terhadap yang bermasalah atau yang memiliki beraneka

karakter?

Memahami apa yang menjadi pokok masalah, perlu orang lain sebagai

petunjuk/memberi solusi dan sekaligus sebagai pengontrol, berani menanggung

resiko, syering, terbuka.

Masukan dari sumber lain yang mengenal subjek tersebut.

Dalam berelasi ia tidak sembunyi-sembunyi, terbuka, inklusif pada siapa

saja. Ia memposisikan sebagai dirinya sendiri, tidak kesulitan dalam komunitas, ia

bisa berelasi dengan berbagai karakter, mudah menyesuaikan diri, bisa menerima

kritikan, rendah hati untuk, menerima masukan.

Mendengarkan saat orang berbicara, memperhatikan orang lain, tahu unggah-

ungguh yang baik, lembah-lembut dalam melayani, berani menjelaskan

maksudnya begini…, patut dibanggakan, perkembangannya bisa dilihat ada

perumbuhan nilai-niali bagus, karakternya bagus, bisa dipercaya.

Ia mendengarkan dengan hati. Ia akan klarifikasi, bertanya dengan baik dan

mampu mengungkapkan saat pertemuan komunitas.

Hal-hal lain yang menonjol dalam dirinya: dia cukup dewasa dalam bersikap,

dalam mengambil tindakan, mampu menempatkan diri, sadar bahwa dirinya

Page 82: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(11)

sebagai religius, halus dalam mengingatkan teman, tegas, berani menanggung

resiko dari apa yang dilakukan, serius dalam panggilan dan tugas studi, bagus

dalam perkembangan hidup rohaninya.

A. Aspek Pemahaman diri (fokus pada emosi)

Subjek B

Apakah anda menyadari bahwa perasaan yang muncul dalam diri anda

merupakan bagian dari diri anda yang harus dikelola?

Menyadari perasaan yang harus dikelola dalam perjalanan hidup “eling”, peka dan

sadar.

Apakah anda dapat membedakan berbagai macam emosi yang muncul? Ketika

ada sesuatu yang sreg terbawa emosi, haru terlebih dengan orang kecil, sapaan,

tersentuh, merasa diterima, bisa menyesuaikan diri, kesabaran, humor dengan

sesama, berani menegur sesama yunior meskipun ditolak, berani mengungkapkan.

Apakah anda menyadari emosi sebagai sinyal rasa aman?

Sebagai sinyal bertahap, diam dulu, undur diri, lihat beberapa kali dilakukan baru

sampaikan teguran secara pribadi, kadang prihatin, jengkel baik di komunitas

maupun di kampus, komunikasi, sadar sebagai mahasiswa, emosi positif, peka

terhadap orang tua, bersyukur, rasa bebas dan nyaman dengan orang yang lebih

tua, bisa menghargai.

Apakah anda mengetahui penyebab mengapa emosi-emosi tersebut muncul?

Penyebab emosi negatif: rasa tidak nyaman, seperti menuntut orang lain “kalau

saya bisa mengapa kamu tidak?”

Page 83: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(12)

Masukan dari sumber lain: Ya, ia cukup terbuka, tahu kepada siapa untuk omong,

cukup reflektif, tekun. Ia mampu mengenal dirinya dan emosinya, mampu

menempatkan diri, dapat dipercaya. Ya, sikapnya nampak sekali misalnya dalam

kegembiraan, dalam kecemasan ia akan membungkus rapi tapi ia mampu

mengungkapkan perasaannya.

Ia mengetahui penyebab emosi yang muncul, sudah mengolahnya, belajar dari

masa postulan, novis, ia berusaha tidak nambah-nambahi, terbuka dan tidak

terlalu terbawa emosi teman. Ia mencoba untuk merenungkan, sadar oh ya

ternyata itu baik…

B. Aspek Kemampuan mengolah emosi

Subjek B

Bagaimana anda menyikapi emosi yang muncul atas berbagai peristiwa

baik yang positif maupun negatif? Menyikapi hal yang negatif undur diri, proses

dahulu, bagaimana akan omong, bahagia, spontan, bisa mengontrol.

Bagaimana reaksi emosi spontan anda jika tiba-tiba pemimpin bertanya hal yang

tidak anda lakukan dengan nada yang agak keras?

Diam mendengarkan sampai selesai, sesudah itu baru klarifikasi, jelaskan, bisa

menerima. Teringat masa kecil sudah dikondisikan untuk diam mengerti, dicerna

dulu, tarik diri untuk ambil jarak dan refleksi, sadar akan apa yang harus

diomongkan.

Bagaimana anda mampu menemukan penyebab emosi yang muncul ketika ada

suatu peraturan baru muncul yang harus ditaati?

Page 84: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(13)

Mengatur emosi dengan jurnal harian, berusaha ambil waktu untuk sendiri,

refleksi, sharing dengan Tuhan Allah yang jadi kekuatan.

Bagaimana anda melatih emosi agar lebih teratur dalam hidup anda?

Undur diri untuk melihat dan ngecek peristiwa yang terjadi, melihat diri lebih

dalam.

Dalam masa studi mengapa sering muncul perasaan jenuh, kesal, capek, jengkel

dan lain-lain? Dan bagaimana cara menyikapi itu semua?

Hal-hal yang muncul yang paling menggerogoti adalah situasi di kampus ketika

teman-teman membicrakan suster lain berusaha untuk menetralisir, cerita dengan

Tuhan Yesus sampai menangis, sharing kepembimbing, main gitar, main organ.

Mengambil jarak dan berani menyesuaikan diri, menerima realitas diri dan

sesama, tidak ngotot, fleksibel berusaha untuk ambil yang positif, menerima untuk

proses, dengan humor menyampaikan emosi pada teman lain.

Bagaimana anda membangun sikap yang bebas dengan menumbuhkan

keberanian untuk mengambil jarak dan merasakan emosi apa saja tanpa bereaksi

dan lebih berpegang pada pikiran yang jernih? Berusaha untuk tidak menuruti

emosi, bisa menerima, berani bartanya benar-benar butuh atau tidak, sadar diri.

Masukan dari sumber lain:

Hal tersebut ada maknanya, ada pesan, mengenal dan mengolahnya. Tidak

langsung spontan, ia akan diam diri dulu lalu bertanya, rendah hati untuk minta

maaf, tidak aneh-aneh, luwes, sederhana. Ia mendengarkan, diam, dan mungkin

menerima aturan baru itu. Melatih emosinya ia bersikap tenang hal inilah yang

membantunya dalam mengolah emosi. Ia orang seni pandai mengolah emosi lewat

Page 85: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(14)

musik dan lain-lain, tidak memfokuskan diri pada saat emosi, tidak hanyut dalam

situasi ini saja tapi punya kreativitas dan mengembangkan bakat lewat seninya.

Ikut organisasi kampus termasuk dalam manajemen mengendalikan emosi.

Kadang nampak lucu dalam menyapa sehingga menghilangkan ketegangan,

membuat orang lain tertawa, kadang-kadang ngageti orang bertanya diri dalam

refleksinya, buat jurnal harian membantu dirinya untuk cepat mengenal diri.

Banyak yang dialami di kampus apalagi kuliah di instansinya sendiri, ia berusaha

menjebadani antara mahasiswa dengan dosen, aktif di BEM, mencari dan

memotivasi teman untuk mengganti dirinya.

Ia diam tidak mudah meluap-luap, tidak ngegosip, mampu menyimpan dalam hati,

tidak ngomel-ngomel, ia cari waktu yang tepat untuk bicara sesudah ia

menengkan diri dan berproses. Ia belajar bertanggung jawab ikut ambil bagian

dalam organisasi kampus dan juga anggota tim liturga dalam komunitas, berjuang

dalam belajar supaya tidak ketinggalan meskipun aktif dalam berorganisasi.

C. Aspek Kemampuan menentukan pilihan sikap/tindakan secara bertangguing

jawab

Subjek B

Apakah akibat/konsekuensi dari mengikuti reaksi emosi anda yang

sedang bergejolak?

Penolakan, tersinggung, berani belajar lagi, tanya apa maksudnya sehingga bisa

menemukan hal-hal yang positif, merasa tertekan ketika belum menyelesaikan

Page 86: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(15)

masalah, rasa gelisah, tersiksa kalau belum omong, ketika sudah omong jadi

bebas.

Apa manfaat dari kemampuan anda untuk mengendalikan emosi?

Kedewasaan diri, belajar untuk memimpin, berelasi, memampukan diri untuk

menghargai, menerima orang lain apa adanya, tidak membedakan.

Bagaimana anda dapat menentukan pilihan sikap secara bertanggung jawab?

Kalau buat diri baik, terbuka dan berusaha mencari makna positif dari teguran

orang lain menerima orang lain, banyak talenta dan bakat.

Masukan dari sumber lain: Konsekuensi nampak pada saat ia bercerita, tampak

dalam diamnya, murung bukan ngambek, terbuka. Lebih mengenal diri, lebih bisa

mengenal dan menerima pengalaman masa lalu, bisa teriam teman-teman

disekitarnya.

D. Aspek Pemahaman terhadap orang lain (apa yang dirasakan orang lain)

Subjek B

Sejauhmana anda mampu mengerti dan memahami perasaan orang lain,

apabila sedang mengalami emosi tinggi (marah-marah, kecewa atau gembira,

tertawa?)

Ketika senang, gembira bisa cepat menerima dan memahami orang lain, peka

pada bahasa non verbal orang lain, tidak ikut emosi, ketika stabil bisa mudah

menerima orang lain, tetapi kalau tidak stabil sulit untuk menerima orang lain,

tapi lalu berpikir kebelakang untuk melihat diri, refleksi.

Page 87: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(16)

Apakah anda mudah hanyut dalam perasaan orang lain saat anda mendengarkan

keluhan/curhat lawan bicara anda?

Tidak mudah hanyut, semakin mengerti, memperhatikan ekspresi dan cerita dari

yang bermasalah, belajar dari orang kecil, muncul tanda tanya.

Apakah anda berusaha memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh sewaktu

orang lain berbicara sehingga anda mampu untuk memahami apa yang ia rasakan?

Berusaha sungguh-sungguh bisa mendengarkan, memahami orang lain dan berani

memberitahukan realita.

Dengan cara bagaimana anda menunjukkan sikap empatik terhadap orang lain?

Menunjukkan sikap empati diingatkan teman-teman “keperempuanan”, bisa

mendengarkan dengan hati, ramah, memberi sapaan, senyuman, memperhatikan,

berbagi anugerah.

Masukan dari sumber lain: Ia mampu mengerti dan memahami orang lain, ia

mampu mengendalikan emosinya. Tidak mudah hanyut dan mendengarkan

dengan hati, tapi tidak larut dan bisa menahan diri. Memberi perhatian, sungguh-

sungguh mendengarkan dan memahami orang lain. Memberi support, memberi

semangat dan menepuk-nepuk bahu “kamu bisa”.

E. Kemampuan memberikan tanggapan yang tepat terhadap orang lain

Subjek B

Bagaimana anda menjalin relasi dengan orang lain baik sejenis maupun

lawan jenis? Berbekal dari pengalaman di rumah cepat bisa berelasi, berani untuk

memulai, tidak membedakan, cepat menyesuaikan diri.

Page 88: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(17)

Bagaimana anda memposisikan diri dalam berelasi dengan orang lain dengan

berbagai macam karakter/keadaan?

Merendah dulu, menghargai sesuai porsinya, berbaur dengan teman-teman, akrab,

sadar dan omong apa adanya, mendengarkan, ramah.

Dalam pembicaraan dengan orang lain bagaimana anda bersikap? Apakah anda

lebih ingin didengarkan atau mendengarkan?

Berusaha untuk masuk keperistiwa orang tersebut, ingin mengetahui maksudnya

apa, sebagai teman.

Bagaimana usaha anda anda untuk meningkatkan kemampuan anda dalam

memberikan tanggapan terhadap yang bermasalah atau yang memiliki beraneka

karakter?

Hadir mendengarkan, membaca untuk menambah wawasan, tahu batas, melatih

kepekaan.

Hal lain yang menonjol dalam diri: Belajar dari orang lain, bertanya, refleksi,

syering, mencari makna dan maksud, mendoakan, sadar bahwa diri ini

perempuan, menggunakan waktu dengan baik, menerima diri dan keluarga, punya

harapan, dari kecil sudah dipercaya, saling menguatkan, menjalin relasi dengan

Tuhan, tanggung jawab, hidup seimbang.

Masukan dari sumber lain: Ia bisa berelasi dengan siapa saja, ramah, kalau

dengan lawan jenis kadang nampak cuek saja kalau belum kenal sama sekali,

tidak terlalu bereaksi dengan lawan jenis yang banyak omong.

Memposisikan diri dengan baik, kalau dengan teman yang kurang percaya diri ia

memberi semangat, meneguhkan, kalau dengan teman sejenis kadang-kadang ia

Page 89: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(18)

diam saja untuk buat sesuatu pada fokus. Ia mendengarkan dengan baik dan

bersungguh-sungguh. Ia menguasai emosi, bisa mengontrol diri, bisa

mengendalikan emosi dan berempati dengan orang lain. Menyapa orang lain

dengan ramah, kalau dia rasa hal tersebut tidak perlu ditanggapi maka ia akan

diam. Hal-hal lain yang nampak dalam dirinya: reflektif, menjalin relasi dengan

Tuhan yang selalu memberi kekuatan dalam mengolah diri, mengenal diri lebih

dalam, jujur, terbuka dalam syering, menjalin relasi yang baik dengan sesama dan

belajar dari orang lain.

A. Pemahaman diri (fokus pada emosi)

Subjek C

Apakah and menyadari bahwa perasaan yang muncul dalam diri anda

merupakan bagian dari diri yang harus dikelola?

Ya, karena perasaan yang muncul adalah bagian dari diri, termasuk yang tidak

enak.

Apakah anda dapat membedakan berbagai macam emosi yang muncul?

Bisa membedakan, tergantung stimulus, perasaan, pikiran, kecemasan yang

muncul kalau terjadi sesuatu.

Apakah anda menyadari emosi sebagai sinyal rasa aman?

Ya, sadar kalau ada stimulus kenapa seperti itu? rasa jengkel, tanya dalam hati,

refleksi “kenapa reaksiku seperti itu?”, mungkin dia ada masalah, butuh waktu

untuk proses.

Page 90: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(19)

Apakah anda mengetahui penyebab mengapa emosi-emosi tersebut muncul?

Penyebab tersinggung, melihat akar asal mula, duduk diam, berpusat pada apa

kata orang, dan merasa orang ngomongin saya, terlalu banyak melihat keluar,

melihat hal-hal yang negative saja, berproses.

Masukan dari sumber lain: Ya, ia menyadari, dialog, menerima masukan, banyak

kemajuan dalam pengolahan emosi. Lebih banyak serius, tenang, diam tapi

mengolah, sejauh ini belum ada kesan acuh tak acuh, dapat membedakan emosi

yang muncul.

Bisa jadi emosi sebagai sinyal untuk berkembang, berbuat baik dengan tulus tanpa

mengeluh, saat kecewapun tidak komentar banyak.

Kebanyakan berasal dari pengalaman masa lalu, mengolah, menerima dan minta

maaf.

B. Kemampuan mengolah emosi

Subjek C

Bagaimana anda menyikapi emosi yang muncul atas berbagai peristiwa

baik yang positif maupun yang negatif?

Emosi positif merasakan, menikmati, emosi negatif menikmati lalu berproses

mencari penyebab tersinggung, kurang nampak mendorong untuk diam, tenang ,

refleksi, mungkin butuh didengarkan, dimengerti, sadar lalu berdialog dengan diri

pada cermin, didepan foto, sadar lanjut berproses.

Bagaimana reaksi emosi spontan anda jika tiba-tiba pemimpin bertanya hal yang

tidak anda lakukan dengan nada agak keras?

Page 91: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(20)

Reaksi spontan terkejut, takut, karena pengalaman masa lalu, sudah berproses

cukup lama sehingga sekarang sudah mulai dekat dengan pemimpin, sadar bahwa

pemimpin itu baik (tidak seperti yang dibayangkan), berani mendekat dan

bertanya, duduk berdampingan.

Bagaimana anda mampu menemukan penyebab emosi yang muncul ketika ada

sesuatu peraturan baru muncul yang harus ditaati?

Ketika ada perubahan, jengkel, menggerutu, tarik diri, hening lalu bertanya dalam

diri, bersyukur, refleksi sehingga perasaan yang muncul rasa bebas dan berani

mengungkapkan.

Bagaimana anda melatih emosi agar lebih teratur dalam hidup anda?

Emosi diri kadang-kadang meluap-luap, reaksi muka bengkak lalu berproses,

dialog dengan diri, kadang mendiamkan orang karena masih dalam proses,

berinisiatif untuk klarifikasi, berani datang ke yang bersangkutan dengan segala

resikonya, sadar bahwa masing-masing manusia itu berbeda, punya kekhasan.

Rasa bebas dan semakin merasa berharga, kesadaran baru bahwa diri ini unik, niat

kuat untuk terus refleksi dan berproses lebih melihat kedalam diri bukan lagi

melihat orang lain.

Bagaimana anda dapat mengecek logis tidaknya reaksi emosi yang muncul?

Tanya dalam diri, mengapa setiap kali saya tersinggung, sekarang lebih kuat,

tahan terhadap komentar orang, dialog antara pikiran-perasaan sehingga

ketersinggungan semakin berkurang.

Dalam masa studi mengapa sering muncul perasaan jenuh, kesal capek, jengkel

dan lain-lain? Dan bagaimana cara menyikapi itu semua?

Page 92: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(21)

Muncul rasa jengkel, jenuh, capek karena kurang memotivasi diri. Sadar ada

kemauan untuk berusaha, harus punya komitmen dalam diri, mendorong diri

untuk tekun belajar, memotivasi diri untuk serius dalam melakukan sesuatu.

Bagaimana anda membangun sikap yang bebas dengan menumbuhkan

keberanian untuk mengambil jarak dan merasakan emosi apa saja tanpa bereaksi

dan lebih berpegang pada pikiran yang jernih? Kembali kepada stimulus,

berdialog dengan diri, tenang, refleksi, kesadaran bahwa setiap manusia punya

kepribadian berbeda, berkembang dan dinamis.

Bagaiman anda mengambil posisi sebagai pengendali emosi yang bijaksana?

Menarik diri untuk refleksi, dialog tentang emosi yang muncul, (mengapa hal itu

terjadi).

Masukan dari sumber lain: Ia orang yang reflektif, bawa dalam doa, sadar dan

tidak membela diri, mengakui dan harus perbaiki diri, halus dalam menyampaikan

sesuatu, menyimpan dalam hati.

Evaluasi dalam vota, terima dengan diam, reflektif, banyak hal positif dalam

dirinya, rendah hati, bijaksana dan tidak memaksakan kehendak. Kalau tidak suka

nampak dalam wajah. Mencari makna, konsekuensi yang harus diikuti, tidak

merasa terbebani, tidak protes dan bersikap terbuka dan berkata “sabar” dengan

dirinya.

Refleksi, discernment kuat, tidak mudah ikut-ikutan, tidak tergantung pada orang

lain, selalu meluangkan waktu untuk berdoa, menyadari, mengakui untuk

mengubah rasa sombong dalam dirinya, tidak menonjolkan diri, kadang

menggerutu kalau dalam kerja kelompok tidak ada teman yang berpendapat. Ia

Page 93: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(22)

mampu mengolah emosinya sehingga wajar kalau harus menerima

konsekuensinya sesuai dengan perbuatannya, bebas dalam menyampaikan sesuatu

entah yang lain suka atau tidak, ambil jarak untuk refleksi.

Kadang menggerutu dalam kerja kelompok kalau ada teman yang tidak

berpendapat, ada waktu untuk berdoa sehingga tenang dalam mengatasi rasa

jenuh.

Mampu deserment, sadar sebagai religius, mampu menumbuhkan dan ambil jarak,

cukup manusiawi, sikap humoris.

Mampu mengendalikan emosi, mendengarkan suara hati, tidak ikut-ikutan, tidak

tergantung apa kata orang, lepas bebas.

C. Kemampuan menentukan pilihan sikap/tindakan secara bertanggung jawab

Subjek C

Apa akibat/konsekuensi dari mengikuti reaksi emosi anda yang sedang

bergejolak?

Akibatnya fisik menjadi lelah, mental juga lelah, misalnya emosi berlarut-larut

menjadi terganggu dan tidak nyaman, lalu ada keraguan dalam mengungkapkan

diri.

Apa manfaat dari kemampuan anda untuk mengendalikan emosi?

Manfaat membuat diri bebas, ada perubahan dalam mengendalikan emosi.

Bagaimana anda dapat mengambil posisi sebagai pengendali emosi yang

bijaksana?

Page 94: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(23)

Memilih untuk menegaskan diri, berani keluar dari diri, berusaha untuk

mengurangi volume waktu mendiamkan (biasa diam 3 hari menjadi 1 hari saja,

dst), terbantu dengan masukan dari dosen di kelas dan baca-baca buku tentang

kepribadian.

Masukan dari sumber lain: Bisa menerima resiko sesuai perbuatan yang ada

secara bijaksana, mampu meredam suasana yang panas, tenang, peka.

Kesadarannya untuk hidup bersama, mampu bertindak demi kebersamaan, punya

tujuan yang luhur, tidak ngotot pada pendapatnya sendiri, menghargai dan

menerima pendapat orang lain, rendah hati dan konsisten

Dengan deserment, menjalin relasi dengan Tuhan lewat doa, menemukan nilai-

nilai positif, luhur, apapun resikonya ia tahu nilai yang harus diperjuangkan

sehingga ia mampu mentukan sikap dan tanggung jawab.

D. Pemahaman terhadap orang lain (apa yang dirasakan orang lain)

Subjek C

Sejauhmana anda mampu mengerti dan memahami perasaan orang lain,

apabila sedang mengalami emosi tinggi (marah-marah, kecewa atau gembira,

tertawa?)

Mampu mengerti dan memahami, masih mempelajari, ikut merasakan teman yang

sedang sedih, rasa empati.

Apakah anda mudah hanyut dalam perasaan orang lain saat anda mendengarkan

keluhan/curhat lawan bicara anda?

Page 95: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(24)

Ikut prihatin, merasakan tapi tidak mudah hanyut, beri semangat pada teman yang

bermasalah.

Apakah anda memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh sewaktu orang

lain berbicara sehingga anda mampu untuk memahami apa yang ia rasakan?

Beri perhatian pada orang yang sudah kenal atau dekat, sadar ada sedikit

kesombongan dalam diri, cepat memberi nilai pada teman yang sudah kelihatan

jenuh, terasa kering, baik melihat reaksi lawan bicara, pilih-pilih orang yang

sungguh mau mendengarkan.

Dengan cara bagaimana anda menunjukkan sikap empatik terhadap orang lain?

Merasa kasihan saja tidak cukup. Menyemangati teman, beri kesempatan untuk

bicara, dengan cara yang halus mensuport teman untuk berani omong,

mengendalikan diri untuk tidak menguasai, beri kesempatan untuk yang lain.

Masukan dari sumber lain: Bisa mengerti, memahami orang lain, lebih

mendengarkan sesama, membatinkan apa sebenarnya yang terjadi, refleksi.

Tidak mudah hanyut, bisa bersikap empati, ambil bagian masuk dalam dirinya.

Ya, kalau diminta pendapat, mampu mengerti, dan memahami inti dari isi

pembicaraan, perhatian dan refleksi.

Senyum, mengangguk, menepuk-nepuk bahu teman (non verbal) memberi

dukungan pada sesama.

E. Kemampuan memberikan tanggapan yang tepat terhadap orang lain

Subjek C

Page 96: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(25)

Bagaimana anda menjalin relasi dengan orang lain baik sejenis maupun

lawan jenis?

Relasi dengan teman bebas tidak mengikat/eklusif, berani menantang, ingin bebas

bergaul dengan siapa saja dan tidak pilih-pilih.

Bagaimana anda memposisikan diri dalam berelasi dengan orang lain dengan

berbagai macam karakter/keadaan?

Kalau dengan teman yang sudah biasa bisa bercanda/guyon, kalau dengan yang

punya jabatan agak segan, diam, agak mundur, punya bayangan lain dengan orang

yang punya jabatan, lari menghindar, tetapi kalau sudah sering bertemu tidak lagi

takut, tidak menolak.

Dalam pembicaraan dengan orang lain bagaimana anda bersikap? Apakah anda

lebih ingin didengarkan atau mendengarkan? Seimbang ingin mendengarkan dan

kadang ingin didengarkan, muncul kesadaran ketika sudah mulai mendominasi.

Bagaimana usaha anda untuk menguasai emosi sewaktu anda mendengarkan

orang lain bermasalah/curhat?

Curhat yang menjengkelkan atau cerita tentang orang lain saya tetap harus

waspada dan fokus untuk mendengarkan dengan tenang.

Bagaimana usaha anda untuk meningkatkan kemampuan anda dalam

memberikan tanggapan terhadap yang bermasalah atau yang memiliki beraneka

karakter?

Berusaha mendengarkan sampai selesai, melatih kesabaran walaupun melelahkan,

mendorong untuk semakin banyak membaca buku yang bisa membantu dengan

tepat.

Page 97: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(26)

Hal lain yang tampak dalam diri: tarik diri untuk refleksi, ada inisiatif untuk

dialog dengan yang bermasalah, terbuka untuk sharing pada orang yang bisa

dipercaya, penyerahan diri pada Tuhan, bawa dalam doa, menikmati perasaan dan

sadar hal ini harus saya alami supaya ada perubahan, mohon petunjuk untuk

memproses dan berdialog denga Yesus, mendengarkan suara hati, semakin

mendekatkan diri dengan Tuhan dan dapat barwawanhati dengan Tuahan, sadar

bahwa hidupku tidak lagi tergantung pada orang lain, dalam berelasi biasa-biasa

saja, wajar, apa adanya, secukupnya.

Mampu mengerti macam-macam karakter, perbedaan, merasa diperkaya.

Mendengarkan dengan sungguh-sungguh, tidak memotong pembicaraan.

Masukan dari sumber lain: Ia bisa mengontrol diri, ia berusaha untuk

mengintegrasikan ilmu yang ditekuninya dengan hidup panggilan sehari-hari.

Hal-hal lain yang nampak dalam dirinya: Ia semakin berkembang, mampu

mengerti, menerima kekurangan sesama, mengerjakan sesuatu dengan diam-diam

sampai selesai, selalu berterima kasih saat diberi masukan, tenang, banyak

refleksi, mampu mengolah sehingga mampu berelasi dengan baik, konsisten, tidak

dikuasai perasaan sesaat tidak tergantung pada pembicaraan orang lain/apa kata

orang tapi saya adalah pribadi yang dicintai Tuhan Allah.

Page 98: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(27)

LAMPIRAN 3

Tabel Hasil Penelitian dari Subjek Penelitian dan Sumber Lain

Kode Aspek Wawancara Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 A Sumber Lain B Sumber Lain C Sumber Lain A 1 - 4

Pemahaman diri (fokus pada emosi)

Perasaan yang muncul: beri nama

Mengenali perasaan yang muncul ada sesuatu yang tetjadi.

Rasa marah yang muncul mengganggu ketenangan hati, menyadari, mau berdamai dengan perasaan, menyikapinya, tahu penyebabnya.

Cukup reflektif, mengolah diri.

Cukup mampu membedakan emosi, berefleksi.

Sinyal dalam dirinya Mengenali penyebab

emosi, menyesuaikan diri, terbuka, tidak mudah tersinggung, gembira dan tidak menyimpan marah. Kesibukan yang dialami tidak menghanyutkannya, sadar sebagai anggota komunitas, rendah hati untuk meminta maaf.

Menyadari perasaan: hidup “eling” peka dan sadar.

Merasa diterima, bisa menyesuaikan diri, bersikap sabar,sikap humor, berani menegur sesama yunior

Emosi sebagai sinyal: rerefleksi diri, mempertimbangkan hal-hal yang akan disampaikan pada sesama, peka, bersyukur dan menghargai.

Penyebab emosi negative: rasa tidak nyaman, menuntut orang lain.

Terbuka, reflektif, tekun.

Mengenal diri dan emosinya, mampu menempatkan diri, dapat dipercaya.

Emosi sebagai sinyal: mampu mengungkapkan perasaannya.

Mengetahui penyebab emosi yang muncul, mampu mengolahnya, terbuka dan tidak mudah terbawa emosi.

Mencoba untuk merenungkan, menyadari

Perasaan yang muncul adalah bagian dari diri

Bisa membedakan, tergantung stimulus, perasaan dan pikiran.

Sadar emosi sebagai rasa aman refleksi, butuh waktu untuk proses.

Penyebab tersinggung, melihat akar asal mula, berpusat pada apa kata orang, terlalu banyak melihat keluar, duduk diam untuk berefleksi, berproses.

Menyadari,dialog, menerima masukan, mengolah emosi.

Serius, tenang, diam tapi mengolah, dapat membedakan emosi yang muncul.

Emosi sebagai sinyal untuk berkembang, berbuat baik dengan tulus, tidak mengeluh,tidak banyak komentar

Kebanyakan berasal dari pengalaman masa lalu, mengolah, menerima dan minta maaf.

B 1 - 8

Kemampuan mengolah emosi

Mampu untuk diam, berhenti untuk melihat sungguh-

Menyikapi/mengatasi emosi baik dalam peristiwa positif

Menyikapi hal yang negatif undur diri, berproses,

Hal tersebut ada maknanya, ada pesan, mengenal

Emosi positif merasakan, menikmati, emosi

Reflektif, pendoa, sadar dan tidak membela diri, halus

Page 99: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(28)

sungguh, terbuka untuk sharing, melihat kenyataan apa adanya dan mau mengakui kesalahan.

Mampu menanggapi dengan rileks, humor, bertanya kalau belum jelas, mengkomunikasikan isi hati,berdialog secara terbuka.

Mampu merefleksikan, mentaati peraturan berani bertanya

Ketika marah mampu berdiam diri dengan tenang, berdoa singkat dan melakukan pertimbangan, sehingga dapat mengungkapkan isi hatinya secara objektif, tidak emosional.

Mampu mengambil jarak terhadap rasa marah yang munucul, dapat menerima masukan.

Mampu mengatasi rasa bosan, malas, bersemangat untuk belajar, kembali melihat motivasi awal, terbuka untuk sharing dan sudah menemukan spiritualitas

maupun negatif, bisa berbaur, berani mengungkapkan rasa jengkelnya. Bisa menerima masukan refleksi dan koreki diri.

Reaksi spontan diam sebentar untuk masuk kedalam diri, berproses dan bisa menempatkan diri.

Kalau ada peraturan baru mendengarkan dan bisa menerima apa yang telah menjadi keputusan bersama

Dalam melatih emosi bertanggung jawab untuk diri, komunitas, terutama dengan Tuhan Allah.

Kalau mengalami sesuatu terbuka dan kontrol diri terbuka dan berani menyampaikan sesuatu dalam pertemuan komunitas cukup bijaksana, menerapkan tehnik tanpa kekerasan, saling membantu dan mengingatkan, membantu teman sampai tuntas dan bertanggung jawab, setia mendampingi dan mendengarkan.

Aktif dalam kegiatan

bahagia, bisa mengontrol diri.

Diam mendengarkan sesudah itu baru klarifikasi, menjelaskan, bisa menerima.

Teringat masa kecil sudah dikondisikan untuk diam mengerti, dicerna dulu, tarik diri untuk ambil jarak dan refleksi, sadar akan apa yang harus disampaikan.

Mengatur emosi dengan jurnal harian, berusaha ambil waktu untuk sendiri, refleksi, sharing dengan Tuhan Allah yang jadi kekuatan.

Berefleksi dan kontrol diri.

Berusaha untuk menetralisir, berdoa dan sharing dengan pembimbing, main gitar, main organ.

Mengambil jarak dan berani menyesuaikan diri, menerima realitas diri dan sesama, fleksibel, berpikir positif, berproses,

dan mengolahnya.

Tidak langsung spontan, berdiam diri, bertanya, rendah hati untuk minta maaf, tidak aneh-aneh, luwes, sederhana.

Mendengarkan, menerima.

Melatih emosinya bersika tenan, Ia orang seni pandai mengolah emosi lewat musik, dan lain-lain, tidak hanyut kreativf dan mengembangkan bakat lewat seninya. Ikut organisasi kampus.

Memiliki rasa humor untuk menghilangkan ketegangan, bertanya diri dalam refleksinya, menulis jurnal harian.

Banyak yang dialami di kampus berusaha untuk menjebadani antara mahasiswa dengan dosen, memberi semangat

Tenang tidak

negative menikmati, mencari penyebabnya, butuh didengarkan, dimengerti, diam, tenang , refleksi dan berdialog dengan diri

Reaksi spontan terkejut, takut, berproses,bertanya.

Ketika ada perubahan, jenglkel, menggerutu, hening lalu bertanya dalam diri, bersyukur, refleksi, rasa bebas dan berani mengungkapkan.

Emosi diri kadang-kadang meluap-luap, reaksi muka bengkak lalu berproses, berinisiatif untuk klarifikasi, berani menanggung resiko, sadar semua mnusia unik. Rasa bebas dan merasa berharga, kesadaran baru bahwa diri ini unik, berrefleksi

dalam menyampaikan sesuatu, menyimpan dalam hati.

Reflektif, banyak hal positif dalam dirinya, rendah hati, bijaksana dan tidak memaksakan kehendak. Kalau tidak suka nampak dalam wajah.

Mencari makna, konsekuensi yang harus diikuti, tidak merasa terbebani, tidak protes dan bersikap, terbuka dan sabar.

Refleksi, discernment kuat, tidak mudah ikut-ikutan, tidak tergantung pada orang lain, selalu meluangkan waktu untuk berdoa, menyadari, mengakui untuk mengubah rasa sombong dalam dirinya, tidak menonjolkan diri, kadang menggerutu kalau dalam kerja kelompok tidak ada teman yang berpendapat.

Mampu mengolah emosinya sehingga wajar kalau harus

Page 100: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(29)

akuntansi yaitu berani duduk diam untuk refleksi.

Perasaan itu selalu benar bagi dirinya menunjukkan sesuatu yang tidak beres dengan diri yang harus di perbaiki demi perkembangan dan keselamatan.

Sebagai pribadi yang netral, orang lain juga netral.

di kampus, belajar dari teman lain dan antusias dalam studi.

Berusaha untuk mencari keheningan, meluangkan waktu untuk berdoa meskipun sibuk, tetap penuh semangat dalam menjalani studi

Mengambil posisi sebagai pengendali emosi, ia sudah tahu dalam prosesnya, berkembang bagus dalam mengelola emosinya dan bisa menyimpan rahasia.

humor. Berusaha untuk

tidak menuruti emosi, bisa menerima, berefleksi dan sadar diri.

mudah meluap-luap, mencari waktu yang tepat untuk bicara , berefleksi dan berproses.

Belajar bertanggung jawab ikut ambil bagian dalam organisasi di kampus dan komunitas.

dan berproses lebih melihat kedalam diri.

Bertanya dalam diri tahan terhadap komentar orang, refleksi.

Muncul rasa jengkel, jenuh, capek karena kurang memotivasi diri. Sadar dan punya komitmen diri, tekun belajar, serius dalam menjalankan tugas.

Kembali kepada stimulus, berdialog dengan diri, tenang, refleksi, sadar bahwa setiap manusia berbeda, berkembang dan dinamis.

Menarik diri untuk refleksi.

menerima konsekuensinya sesuai dengan perbuatannya, bebas dalam menyampaikan sesuatu entah yang lain suka atau tidak, ambil jarak untuk refleksi, tenang dalam mengatasi rasa jenuh.

Mampu discernrment, sadar sebagai religius, berefleksi,cukup manusiawi, sikap humoris

Mampu mengendalikan emosi, mendengarkan suara hati.

C 1 - 3

Kemampuan menentukan pilihan sikap/tindakan secara bertanggung jawab

• Terluka, menyesal. • Bersahabat, rasa

bebas, berdoa, tenang

• Hal ini merupakan bagian dari diri, karena menyangkut orang lain atau demi orang lain.

Konsekuensi/akibat kadang-kadang jengkel dalam mengingatkan teman-teman di kampus dan tidak didengarkan, bertanggung jawab.

Manfaat dari kemapuan mengendalikan emosi merasa lega, butuh

Penolakan, tersinggung, berani belajar lagi, menemukan hal-hal yang positif, merasa tertekan ketika belum menyelesaikan masalah, rasa gelisah, tersiksa kalau belum

Konsekuensi nampak pada saat ia bercerita, tampak dalam diamnya, murung, terbuka.

Lebih mengenal diri, lebih bisa mengenal dan menerima pengalaman

Akibatnya fisik menjadi lelah, mental juga lelah, misalnya emosi berlarut-larut menjadi terganggu dan tidak nyaman, lalu ada keraguan dalam mengungkapkan

Bisa menerima resiko sesuai perbuatan yang ada secara bijaksana, mampu meredam suasana yang panas, tenang, peka.

Kesadarannya untuk hidup bersama, mampu bertindak demi kebersamaan,

Page 101: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(30)

waktu untuk sendiri, untuk hidup berkomunitas.

Dalam hal-hal kecil ia bertanggung jawab, dalam tim, komunitas dan dalam kelompok basis, bertanya, terbuka untuk tugas studi berusaha melakukan yang terbaik, tetap setia menjalin relasi dengan Tuhan

berbicara, menjadi bebas sesudah menyelesaikan

Terbuka dan berusaha mencari makna positif dari teguran orang lain, menerima orang lain, banyak talenta dan bakat.

masa lalu, bisa teriam teman-teman disekitarnya.

diri. Manfaat membuat

diri bebas, ada perubahan dalam mengendalikan emosi.

Memilih untuk menegaskan diri, berani keluar dari diri, terbantu dengan masukan dari dosen di kelas dan dari buku tentang kepribadian.

punya tujuan yang luhur, tidak ngotot pada pendapatnya sendiri, menghargai dan menerima pendapat orang lain, rendah hati dan konsisten

Dengan deserment, menjalin relasi dengan Tuhan lewat doa, menemukan nilai-nilai positif, luhur, apapun resikonya ia tahu nilai yang harus diperjuangkan sehingga ia mampu mentukan sikap dan tanggung jawab.

D 1 -4

Pemahaman terhadap orang lain (apa yang dirasakan orang lain)

Mendengarkan, menempatkan diri pada posisi orang lain, membantu, mengerti dan memahami orang lain.

Mudah iba, tapi tudak hanyut, perlu waktu untuk melihat kedalam diri.

Mencoba mendengarkan sungguh-sungguh, mencarikan solusi sekaligus kontrol bagi saya.

Mendengarkan, duduk diam tidak perlu mengomentari kalau memang hal itu

Perhatian, memahami dan mampu menempatkan diri, enak kalau diajak bicara terbuka dan hormat terhadap orang lain, mampu menahan emosi

Mudah iba tapi tidak mudah untuk mengiyakan, rasa sosial tinggi, sadar ada hal-hal tertentu yang harus dipertimbangkan dengan pemimpin, membantu teman sampai tuntas, jalan keluar.

Perhatian dan menempatkan diri

Ketika senang, gembira bisa cepat menerima dan memahami orang lain, peka pada bahasa non verbal orang lain, tidak ikut emosi, ketika stabil bisa mudah menerima orang lain, tetapi kalau tidak stabil sulit untuk menerima orang lain, melihat diri, refleksi.

Tidak mudah hanyut, semakin mengerti, memperhatikan ekspresi dan cerita dari yang

Mampu mengerti dan memahami orang lain, mampu mengendalikan emosinya.

Tidak mudah hanyut dan mendengarkan dengan hati.

Memberi perhatian, mendengarkan dan memahami orang lain.

Memberi dukungan, memberi semangat

Mampu mengerti dan memahami, berempati.

Ikut prihatin, merasakan tapi tidak mudah hanyut, memberi semangat pada teman yang bermasalah.

Memberi perhatian sadar ada sedikit rasa sombong, terasa kering, melihat reaksi lawan bicara.

Menyemangati teman, memberi kesempatan untuk bicara pada

Mengerti, Memahami orang lain, mendengarkan, membatinkan apa sebenarnya yang terjadi, refleksi.

Tidak mudah hanyut, bersikap empati.

Memberi pendapat, mampu mengerti, dan memahami inti dari isi pembicaraan, perhatian dan refleksi.

Senyum, mengangguk, menepuk-nepuk bahu teman (non verbal), memberi dukungan pada

Page 102: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(31)

tidak perlu dikomentari, bertanya dan mendekati secara pribadi.

pada porsinya. Berusaha

menghadirkan diri dengan penuh, sharing keluar dari hati, sopan, membantu dengan tulus, sopan, gerak-gerik sesuai dengan apa yang dikatakan, mengangguk, menepuk bahu teman.

bermasalah, belajar dari orang kecil

Berusaha sungguh-sungguh bisa mendengarkan, memahami orang lain dan berani memberitahukan realita.

Berikap empati “keperempuanan”, bisa mendengarkan dengan hati, ramah, memberi sapaan, senyuman,memperhatikan, berbagi anugerah.

teman mengendalikan diri untuk tidak menguasai.

sesama.

E 1 - 5

Kemampuan memberikan tanggapan yang tepat terhadap orang lain

Terbuka, mudah untuk menjalin relasi dengan siapa saja.

Memposisikan diri, manusia itu unik

Mendengarkan, meskipun kadang-kadang ingin juga didengarkan.

Mendengarkan, mengendalikan emosi, berdoa.

Memahami apa yang menjadi pokok masalah, perlu orang lain sebagai petunjuk/memberi solusi dan sekaligus sebagai pengontrol, berani menanggung resiko, sharing, terbuka.

Dalam berelasi tidak sembunyi-sembunyi, terbuka dan tidak pilih-pilih.

Memposisikan sebagai dirinya sendiri, tidak kesulitan dalam komunitas, bisa berelasi dengan berbagai karakter, mudah menyesuaikan diri, bisa menerima kritikan, rendah hati.

Mendengarkan, perhatikan, tahu sopan-santun, lembah lembut dalam melayani, patut dibanggakan, perkembangan kepribadiannya bagus, bisa

Bisa berelasi, berani untuk memulai, tidak membedakan, cepat menyesuaikan diri.

Menghargai, berbaur dengan teman-teman, akrab, sadar dan apa adanya

Mendengarkan, ramah.

Berusaha untuk berempati, sebagai teman.

Mendengarkan, membaca untuk menanbah wawasan, tahu batas, melatih kepekaan.

Hal lain yang menonjol dalam diri:

Mampu berelasi dengan siapa saja, ramah, jaga jarak dengan lawan jenis.

Memberi semangat, meneguhkan, berusaha fokus pada apa yang sedang dibuat.

Mendengarkan dengan baik.

Mampu mengendalikan emosi, bisa mengontrol diri dan berempati dengan orang lain.

Bersikap ramah, perhatian.

Hal-hal lain yang

Relasi dengan teman bebas tidak mengikat, bebas bergaul dengan siapa saja dan tidak pilih-pilih.

Kalau dengan teman yang sudah biasa bisa bercanda/guyon, bisa menerima sesama.

Seimbang ingin mendengarkan dan kadang ingin didengarkan, sadar, tidak mendominasi.

Waspada dan fokus untuk mendengarkan dengan tenang.

Berusaha

Dalam berelasi biasa-biasa saja, wajar, apa adanya, secukupnya.

Mampu mengerti macam-macam karakter, perbedaan, merasa diperkaya.

Mendengarkan dengan baik, tidak memotong pembicaraan.

Bisa mengontrol diri, berusaha untuk mengintegrasikan ilmu yang ditekuninya dengan hidup panggilan sehari-hari.

Hal-hal lain yang nampak dalam dirinya: Ia semakin berkembang, mampu

Page 103: KEMATANGAN EMOSI TIGA SUSTER YUNIOR KONGREGASI … · junior sisters of the Holy Spirit Mission Congregation ... Cara Mengolah Jawaban ... dan konstruktif sehingga tidak menjadi batu

(32)

dipercaya. Mendengarkan

dengan hati. Mengklarifikasi,

mampu mengungkapkan pendapat saat pertemuan komunitas.

Hal-hal lain yang menonjol dalam dirinya: cukup dewasa dalam bersikap, dalam mengambil tindakan, mampu menempatkan diri, sadar bahwa dirinya sebagai religius, halus dalam mengingatkan teman, tegas, berani menanggung resiko, serius dalam panggilan dan tugas studi, bagus dalam perkembangan hidup rohaninya.

Belajar dari orang lain, bertanya, refleksi, sharing, mencari makna dan maksud, mendoakan, sadar bahwa diri ini perempuan, menggunakan waktu dengan baik, menerima diri dan keluarga, punya harapan, dari kecil sudah dipercaya, saling menguatkan, menjalin relasi dengan Tuhan, tanggung jawab, hidup seimbang

nampak dalam dirinya: Reflektif, menjalin relasi dengan Tuhan, mengolah diri, mengenal diri lebih dalam, jujur, terbuka dalam sharing, menjalin relasi yang baik dengan sesama dan belajar dari orang lain.

mendengarkan dengan baik melatih kesabaran, banyak membaca buku yang bisa membantu dengan tepat.

Hal lain yang tampak dalam diri: refleksi, ada inisiatif untuk dialog dengan yang bermasalah, terbuka, sharing pada orang yang bisa dipercaya, berdoa, menikmati perasaan, sadar mendengarkan suara hati, barwawanhati dengan Tuhan, sadar sebagai pribadi yang dicintai Tuhan Allah.

mengerti, menerima kekurangan sesama, mengerjakan sesuatu dengan diam-diam sampai selesai, selalu berterima kasih saat diberi masukan tenang, banyak refleksi, mampu mengolah sehingga mampu berelasi dengan baik, konsisten, tidak dikuasai perasaan sesaat.