kesehatan haji

171
Kesehatan Haji Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Upload: arista

Post on 11-Jan-2016

132 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kesehatan Haji. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Topik Yang Dibahas. Latar Belakang Visi Misi Tujuan Umum Tujuan Khusus Sasaran. Kebijakan Strategi Target Kegiatan Pokok Pelayanan Kesehatan. LATAR BELAKANG. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Kesehatan Haji

Kesehatan Haji

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Page 2: Kesehatan Haji

Topik Yang Dibahas

• Latar Belakang• Visi• Misi• Tujuan Umum• Tujuan Khusus• Sasaran

• Kebijakan• Strategi• Target• Kegiatan Pokok Pelayan

an Kesehatan

Page 3: Kesehatan Haji

LATAR BELAKANG

• Tugas nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah secara inter departemental

• Departemen Kesehatan bertanggung jawab dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan calon/ jemaah haji Indonesia

• Tanggung jawab pelayanan ini sejak sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, diperjalanan pergi/ pulang, selama di Arab Saudi dan setelah kembali ke tanah air.

Page 4: Kesehatan Haji

LATAR BELAKANG

• Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur.

Page 5: Kesehatan Haji

Tantangan pelayanan kesehatan haji

• meningkatnya jumlah calon jemaah haji risiko tinggi

• beragamnya latar belakang pendidikan, etnis dan sosial budaya

• kondisi fisik yang kurang baik• kondisi lingkungan di Arab Saudi yang berbeda

secara bermakna dengan kondisi di tanah air– perbedaan musim (panas, dingin)– kelembaban udara yang rendah– perbedaan lingkungan sosial budaya

Page 6: Kesehatan Haji

Tantangan pelayanan kesehatan haji

• keterbatasan waktu perjalanan ibadah haji • kepadatan populasi jemaah haji pada saat

wukuf di Arafah maupun melontar jumrah di Mina

Page 7: Kesehatan Haji

Pelayanan Berkualitas perlu:

• Sumberdaya manusia – Berpengetahuan– Terampil– Berdedikasi tinggi

• Sarana dan prasarana serta sistem informasi kesehatan haji terpadu (Siskohat) bidang kesehatan

Page 8: Kesehatan Haji

V i s i

• “Calon/ jemaah haji bebas penularan penyakit, mandiri dalam pemeliharaan kesehatan, untuk istitho’ah ibadah haji”

Page 9: Kesehatan Haji

M i s i

• Memfasilitasi terselenggaranya upaya-upaya mencapai kemandirian calon/ jemaah haji dalam pemeliharaan kesehatannya dan perilaku hidup sehat.

• Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kesehatan haji.

• Mengembangkan dan memanfaatkan jejaring informasi tele komunikasi berbasis komputer untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Page 10: Kesehatan Haji

M i s i

• Mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang berpengetahuan, terampil, berdedikasi dan profesional dalam kesehatan haji.

• Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam surveilans, penanggulangan KLB/ wabah dan bencana atau musibah masal.

• Mengembangkan kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi profesi, badan pengelola pembiayaan pemeliharaan kesehatan, lembaga/ badan penelitian dan kerja sama lintas program serta lintas sektor. ◄

Page 11: Kesehatan Haji

Tujuan umum

• Meningkatnya kondisi kesehatan calon/ jemaah haji Indonesia serta terbebasnya masyarakat Indonesia/ Internasional dari transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar/ masuk oleh calon/ jemaah haji Indonesia

Page 12: Kesehatan Haji

Tujuan Khusus

• Terindentifikasinya calon jemaah haji yang memenuhi persyaratan kesehatan untuk ibadah haji.

• Terbinanya kondisi kesehatan calon jemaah haji dan kemandirian pemeliharaan kesehatan.

• Tersedianya petugas kesehatan haji yang berpengetahuan, terampil, berdedikasi dan profesional disetiap jenjang pelayanan kesehatan haji.

Page 13: Kesehatan Haji

Tujuan Khusus

• Meningkatnya surveilans, sistem kewaspadaan dini dan respon KLB.

• Terwujudnya kesiapsiagaan dalam mengantisipasi penanggulangan bencana dan musibah masal pada jemaah haji Indonesia.

• Tersedianya data/ informasi cepat, tepat, terpercaya dan diseminasi informasi kesehatan haji.

Page 14: Kesehatan Haji

Tujuan Khusus

• Terbinanya kerjasama dan kemitraan lintas program, sektor, bilateral dan multilateral tentang kesehatan haji.

• Tersedianya obat dan alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

• Menurunnya angka kunjungan sakit dan angka kematian jemaah haji di Arab Saudi.

Page 15: Kesehatan Haji

Sasaran• Sasaran penyelenggaraan kesehatan haji

Indonesia adalah seluruh calon/ jemaah haji sejak terdaftar di daerah asal, di perjalanan, selama di Arab Saudi dan 14 hari setelah kembali dari Arab Saudi, pengelola kesehatan haji, tenaga kesehatan, instansi pemerintah di semua jenjang administrasi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan haji, dan petugas kesehatan haji (Tim Kesehatan Haji Indonesia dan Panitia Penyelenggaran Ibadah Haji di Arab Saudi bidang kesehatan) ◄

Page 16: Kesehatan Haji

Kebijakan

• Meningkatkan sistem dan manajemen penyelenggaraan kesehatan haji secara terpadu, menyeluruh baik lintas program maupun lintas sektor dengan pendekatan epidemiologi.

• Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan haji dengan mengoptimalkan kemampuan di puskesmas, dinas kesehatan kabupaten/ kota, dinas kesehatan provinsi, embarkasi/ debarkasi haji dan di Arab Saudi.

Page 17: Kesehatan Haji

Kebijakan

• Mengembangkan dan meningkatkan pembinaan kesehatan calon/ jemaah haji dengan pendekatan manajemen risiko, profesional, terintegrasi lintas program, lintas sektor terkait dan mengikut sertakan peran masyarakat.

Page 18: Kesehatan Haji

Kebijakan

• Mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans dengan fokus penyakit potensial wabah terutama Meningitis meningokokus, penyakit menular baru (new emerging diseases) dan penyakit menular yang berjangkit kembali (re emerging diseases), sistem kewaspadaan dini dan respon KLB, bencana serta musibah masal.

Page 19: Kesehatan Haji

Kebijakan

• Mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam penyelenggaraan kesehatan haji dibidang pemeriksaan dan pembinaan, surveilans, Kesehatan Lingkungan, penanggulangan KLB dan musibah masal, sistem informasi kesehatan haji.

• Menyediakan dan meningkatkan perangkat keras dan perangkat lunak sistem informasi manajemen kesehatan haji pada setiap jenjang administrasi kesehatan.

Page 20: Kesehatan Haji

Kebijakan

• Menyiapkan dan menyusun daftar kebutuhan obat, alat kesehatan haji maupun distribusinya.

• Menjalin kerjasama lintas program, sektoral, regional Asean, bilateral dengan Pemerintah Arab Saudi maupun Internasional.

Page 21: Kesehatan Haji

Kebijakan

• Meningkatkan dan memantapkan sistem rekrutmen Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi bidang kesehatan dan Petugas yang menyertai jemaah haji (TKHI Kloter) melalui prosedur, kriteria serta cara penyeleksian secara berjenjang dari dinas kesehatan kabupaten/ kota, dinas kesehatan provinsi dan pusat.

Page 22: Kesehatan Haji

Kebijakan

• Meningkatkan kemampuan penggalian sumber daya daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dan sumber daya yang berasal dari masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan haji.

Page 23: Kesehatan Haji

Strategi

• Sosialisasi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah haji sehingga petugas dan masyarakat mengetahui manfaat dari pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji.

• Standarisasi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah haji.

Page 24: Kesehatan Haji

Strategi

• Advokasi pada pengambil keputusan untuk dukungan politis dan komitmen dalam pembiayaan terutama SKD dan respon KLB, bencana dan musibah masal.

• Intensifikasi pemeriksaan fisik didukung pemeriksaan laboratorium yang akurat, tatalaksana kasus dengan pendekatan manajemen risiko sesuai dengan standar yang berlaku.

Page 25: Kesehatan Haji

Strategi

• Swadana dalam pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah haji

• Penggalangan kemitraan dengan badan pengelola pembiayaan kesehatan seperti Asuransi Kesehatan (ASKES), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dan asuransi kesehatan lainnya dalam pembinaan kesehatan haji.

Page 26: Kesehatan Haji

Strategi

• Fasilitasi dan asistensi metode, teknologi pemeriksaan, pembinaan serta pengukuran kualitas (quality assurance) kesehatan haji.

• Pengembangan metode dan materi pelatihan petugas kesehatan haji (PPIH dan TKHI) yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan (aplikatif)

• Intensifikasi surveilans epidemiologi, SKD dan respon KLB ◄

Page 27: Kesehatan Haji

Target

• Seluruh Puskesmas pemeriksa kesehatan calon jemaah haji dan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pemeriksaan, rujukan dan pembinaan kesehatan sesuai dengan standar.

• Cakupan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji 100 %.

• Cakupan tes kehamilan pada calon jemaah haji wanita pasangan usia subur ( PUS ) 100%.

Page 28: Kesehatan Haji

Target• Cakupan imunisasi Meningitis meningokokus

tetravalen 100 % dengan Indeks Pemakaian (IP) 9• Frekuensi KLB menurun.• Menurunnya angka kunjungan dan angka

kematian.• Seluruh pelabuhan Embarkasi/ Debarkasi Haji

melaksanakan pemeriksaan dokumen kesehatan haji sesuai dengan standar.

• Cakupan pengumpulan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) 80 % ◄

Page 29: Kesehatan Haji

Kegiatan pokok pelayanan kesehatan haji

• Pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji• Pembinaan kesehatan calon jemaah haji• Pelayanan medis• Imunisasi• Surveilans• Kesiapsiagaan Penanggulangan

KLB dan Musibah Masal• Kesehatan Lingkungan

Page 30: Kesehatan Haji

Kegiatan manajemen penyelenggaraan kesehatan haji

• Perencanaan• Pengorganisasian • Pelatihan • Pembinaan teknis• Sistem Informasi • Monitoring dan Evaluasi

Page 31: Kesehatan Haji

Tahap - Tahap Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji

• Pemeriksaan Kesehatan I• Pemeriksaan Kesehatan II

Page 32: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan I

• Pemeriksaan kesehatan I dilaksanakan di puskesmas oleh dokter puskesmas sebagai pemeriksa kesehatan, dibantu tenaga keperawatan dan analis laboratorium puskesmas sebelum melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) ke Bank Penerima Setoran (BPS)

Page 33: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan I

• Pemeriksaan kesehatan I dilakukan untuk mengetahui faktor risiko calon jemaah haji dan selanjutnya dilakukan manajemen terhadap faktor risiko tersebut sehingga calon jemaah haji mencapai kesehatan yang optimal untuk menunaikan ibadah haji.

Page 34: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan I

• Pada saat pemeriksaan kesehatan I tersebut, foto harus sudah ditempel pada lembar Surat Keterangan Kesehatan yang akan diserahkan ke BPS dan sesuai dengan wajah calon jemaah haji. Selanjutnya calon jemaah haji diingatkan bahwa setelah memperoleh kursi (seat) atau terdaftar di Siskohat, calon jemaah haji harus kembali ke puskesmas untuk dilakukan pembinaan lebih lanjut dan dibuatkan buku kesehatan

Page 35: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan I

• Pasfoto yang ditempel pada buku kesehatan dan surat keterangan kesehatan harus sama dengan pasfoto yang digunakan untuk paspor haji dan berukuran 4 x 6 cm kemudian dibubuhi stempel puskesmas dan harus mengenai pasfoto.

Page 36: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan I

• Bila yang diperiksa calon jemaah haji wanita sebaiknya pemeriksa kesehatan adalah dokter wanita. Apabila yang memeriksa dokter pria harus didampingi oleh perawat wanita.

• Data hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji harus ditulis dengan lengkap dan benar dalam BKJH dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya sesuai dengan lembar I Petunjuk Pengisian Buku Kesehatan Jemaah Haji terlampir

Page 37: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan I• Tenaga kesehatan harus mengisi kode diagnosis

sesuai dengan hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji, sesuai dengan lembar II petunjuk pengisian terlampir. Calon jemaah haji yang hasil pemeriksaan kesehatannya BAIK atau KURANG BAIK kesehatannya, tetapi besar harapan dapat disembuhkan sebelum keberangkatannya, maka buku kesehatannya dapat ditanda tangani langsung oleh dokter pemeriksa dengan catatan harus mengikuti pengobatan dan pembinaan kesehatan secara teratur

Page 38: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan I

• Khusus untuk calon jemaah haji wanita pasangan usia subur (PUS) perlu dilakukan pemeriksaan tes kehamilan (bagi puskesmas yang sudah mampu). Bagi yang tidak hamil ditekankan untuk mengikuti keluarga berencana (KB), untuk mencegah kehamilan sampai keberangkatan. Kemudian menanda tangani surat pernyataan pada buku kesehatan bahwa jika ternyata hamil menjelang saat keberangkatan bersedia menunda keberangkatannya ke Arab Saudi

Page 39: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan I

• Bagi wanita hamil dengan usia kehamilan kurang dari 14 minggu dan lebih dari 26 minggu harus menunda keberangkatannya sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Kesehatan serta peraturan penerbangan Internasional

• Bagi wanita hamil dengan usia kehamilan antara 14 s/d 26 minggu dan telah divaksinasi Meningitis meningokokus tetravalen sebelum hamil diizinkan berangkat dengan syarat menanda tangani surat pernyataan bersedia menanggung segala risikonya

Page 40: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan I

• Khusus bagi calon jemaah haji usia lanjut (Usia >60 tahun ) selain dilakukan pemeriksaan laboratorium (darah dan urin) perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten/ Kota untuk dilakukan pemeriksaan EKG, foto thorak dan kimia darah sesuai indikasi. Hasil pemeriksaan dilampirkan pada Buku Kesehatan Jemaah Haji

Page 41: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan I

• Bagi calon jemaah haji yang batuk lebih dari 3 minggu, dilakukan pemeriksaan laboratorium Basil Tahan Asam (BTA) dan foto thorak. Apabila hasilnya positif maka diberi pengobatan sesuai dengan ketentuan Program Pemberantasan TB Paru Nasional

Page 42: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan I

• Hasil pemeriksaan kesehatan harus ditulis sesuai kode diagnosis calon jemaah haji risti maksimal 5 kode dengan urutan pertama yang terberat.

Page 43: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan II

• Pemeriksaan kesehatan II dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/ Kota dengan penanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang anggotanya terdiri dari Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Kabupaten/ Kota

• Pemeriksaan kesehatan II dilakukan terhadap seluruh calon jemaah haji untuk menentukan layak tidaknya calon jemaah haji berangkat ke Arab Saudi

Page 44: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan II• Pelaksana pemeriksaan kesehatan II dan rujukan

adalah dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya (dinas kesehatan dan rumah sakit) dan atau dokter yang pernah bertugas sebagai Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) atau Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD) yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

• Tim Pelaksana Penerima Rujukan Kabupaten/ Kota adalah dokter spesialis yang ditetapkan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/ Kota

Page 45: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan II

• Pada saat memeriksa calon jemaah haji, tenaga kesehatan harus memeriksa dengan teliti apakah calon jemaah haji yang diperiksa sesuai dengan foto yang terdapat dalam BKJH

• Bagi calon jemaah haji wanita pasangan usia subur harus dilakukan tes kehamilan sebelum divaksinasi Meningitis meningokokus tetravalen

Page 46: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan II

• Dokter pemeriksa kesehatan II harus menentukan kesimpulan sesuai dengan hasil pemeriksaan, yang dinyatakan BAIK atau TIDAK BAIK

• Bagi calon jemaah haji yang BAIK kesehatannya diberikan imunisasi Meningitis meningokokus tetravalen. BKJH diisi dengan lengkap dan ditanda tangani oleh dokter pemeriksa kesehatan II dan selanjutnya dianjurkan untuk mengikuti pembinaan kesehatan hingga waktu keberangkatan ke pelabuhan Embarkasi Haji

Page 47: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan II

• Bagi calon jemaah haji yang TIDAK BAIK kesehatannya tetapi menurut dokter pemeriksa kesehatan dapat disembuhkan sebelum keberangkatan maka kesimpulan hasil pemeriksaan ditentukan setelah pengobatan terakhir dan apabila sampai dengan pengobatan terakhir tidak sembuh maka dinyatakan tidak baik kesehatannya dan ditunda/ ditolak keberangkatannya

Page 48: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan II• Bagi calon jemaah haji penderita penyakit

menular yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain, dilakukan pengobatan hingga tidak membahayakan lagi. Jika memerlukan pengobatan yang lama dan diperkirakan tidak sembuh hingga saat keberangkatan ke Arab Saudi, maka dokter pemeriksa kesehatan II bersama Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Kabupaten/ Kota memutuskan menunda/ menolak keberangkatan calon jemaah haji tersebut

Page 49: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan II

• Bagi calon jemaah haji berumur lebih dari 60 tahun dan sesuai dengan indikasi agar dilengkapi dengan hasil foto thorak, EKG, dan laboratorium kimia darah, hasilnya ditulis dan dilampirkan pada BKJH

Page 50: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan II

• Seluruh hasil pemeriksaan kesehatan II ditulis secara lengkap sesuai status kesehatannya di BKJH dan dapat dipertanggung jawabkan akan kebenaran isinya

Page 51: Kesehatan Haji

Pemeriksaan Kesehatan II

• Pelanggaran terhadap pelaksanaan pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 52: Kesehatan Haji

Pelayanan Medis dalam Penyelenggaraan Haji

• Tujuan Pemeriksaan• Di Tanah Air

– Puskesmas– Rumah Sakit Kabupaten / Kota– Embarkasi / Debarkasi Haji

• Di Pesawat

Page 53: Kesehatan Haji

• Di Arab Saudi– Pelayanan Medis Petugas TKHI Kloter– Pelayanan obat di Sektor dilaksanakan oleh dokter

Aspiran– Pelayanan Medis di BPHI oleh PPIH bidang kesehat

an

Page 54: Kesehatan Haji

Tujuan Pemeriksaan

• Teridentifikasinya kondisi kesehatan dan faktor risiko calon jemaah haji.

• Tercatatnya data kondisi kesehatan dan faktor risiko calon jemaah haji secara benar dan lengkap dalam Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) Indonesia.

Page 55: Kesehatan Haji

Tujuan Pemeriksaan

• Berfungsinya BKJH sebagai catatan medis calon jemaah haji untuk memudahkan tindak lanjut dalam pengobatan dan perawatan di perjalanan, embarkasi haji, selama di Arab Saudi dan 14 hari sekembalinya dari Arab Saudi.

• Terpenuhinya persyaratan kesehatan calon jemaah haji (istihito’ah) yang diberangkatkan

Page 56: Kesehatan Haji

DI TANAH AIR

• Pelaksanaan pelayanan medis di tanah air dilaksanakan di puskesmas, rumah sakit kabupaten/ kota, embarkasi/ debarkasi haji.

Page 57: Kesehatan Haji

Puskesmas

• Memberikan pelayanan pengobatan rawat jalan, rawat inap bila tersedia dan rujukan ke rumah sakit kabupaten/ kota bila diperlukan.

Page 58: Kesehatan Haji

Rumah Sakit Kabupaten/Kota

• Memberikan pelayanan pengobatan rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan penunjang medis (laboratorium, EKG, foto thoraks dan lain-lain), konsultasi dan rujukan spesialisasi

• Memberikan jawaban konsultasi kepada dokter puskesmas yang merujuk calon jemaah haji

• Dokter spesialis menentukan obat-obatan yang harus dibawa oleh calon jemaah haji risti

Page 59: Kesehatan Haji

Embarkasi/ Debarkasi Haji

• Memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat sementara, pemeriksaan penunjang medis dan rujukan ke rumah sakit yang telah ditetapkan selama calon jemaah haji berada di asrama haji pada saat keberangkatan

• Melegalisir obat-obatan yang dibawa oleh calon jemaah haji

Page 60: Kesehatan Haji

Embarkasi/ Debarkasi Haji

• Menerbitkan surat keterangan layak terbang bagi calon jemaah haji risiko tinggi yang sakit dan hamil

• Memantau kesehatan dan memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat sementara, rujukan bagi jemaah haji pada saat sekembalinya dari Arab Saudi

Page 61: Kesehatan Haji

DI PESAWAT

• Pelayanan medis di pesawat dilaksanakan oleh dokter dan tenaga keperawatan Kloter

• Memeriksa kelengkapan obat yang disediakan di pesawat.

• Melakukan visite secara berkala kepada calon jemaah haji risti.

Page 62: Kesehatan Haji

DI PESAWAT

• Memberikan pengobatan kepada jemaah haji sakit.

• Memberikan penyuluhan kesehatan untuk mengurangi dampak peningkatan tekanan udara dan mabuk dalam perjalanan.

• Membuat Certificate of Death (COD) bagi calon/ jemaah haji yang wafat.

Page 63: Kesehatan Haji

DI ARAB SAUDI

• Pelayanan medis di Arab Saudi dilaksanakan oleh dokter dan tenaga keperawatan di kloter serta PPIH di Arab Saudi bidang kesehatan sesuai daerah kerja

Page 64: Kesehatan Haji

PELAYANAN MEDIS PETUGAS TKHI KLOTER

Page 65: Kesehatan Haji

Di Bandara King Abdul Aziz Jeddah dan Madinah

• Memantau kondisi kesehatan seluruh jemaah haji, • Melapor ke wakadaker pelayanan kesehatan.• Mengambil tas yang berisi paket obat dan alat

kesehatan kloter.• Menganjurkan jemaah haji cukup istirahat makan dan

minum. • Memberikan pelayanan pengobatan bagi jemaah haji

yang memerlukan.• Melakukan rujukan ke BPHI. • Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah

haji yang wafat.

Page 66: Kesehatan Haji

Selama perjalanan dari Jeddah ke Madinah/ Makkah

• Memantau kondisi kesehatan jemaah haji.• Memberikan pelayanan pengobatan bagi

jemaah haji yang memerlukan.• Melakukan rujukan ke BPHI atau rumah sakit

Arab Saudi (RSAS).

Page 67: Kesehatan Haji

Selama berada di Madinah, Makkah & Armina

• Menempatkan jemaah haji risiko tinggi dekat petugas kesehatan.

• Melakukan visite secara berkala terutama bagi jemaah haji risti.

• Menganjurkan calon jemaah haji cukup istirahat, makan dan minum.

• Memberikan pelayanan kesehatan/pengobatan. • Melakukan rujukan ke BPHI atau RSAS.• Membuat Certificate of Death (COD) bila ada

jemaah haji yang wafat. ◄

Page 68: Kesehatan Haji

Pelayanan obat di Sektor dilaksanakan oleh dokter Aspiran

• Memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan bila diperlukan.

• Menyediakan ambulans untuk rujukan ke BPHI atau RSAS.

• Meneruskan permintaan obat dari kloter ke Depo.

• Membagikan jatah obat untuk kloter di sektor. ◄

Page 69: Kesehatan Haji

PELAYANAN MEDIS DI BPHI OLEH PPIH BIDANG KESEHATAN

Page 70: Kesehatan Haji

Di Bandara King Abdul Aziz Jeddah (saat kedatangan)

• Memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat sementara bagi jemaah haji yang memerlukan.

• Melakukan rujukan ke RSAS atau ke BPHI Makkah dengan disertai laporan rujukan (Lru).

• Menjawab konsultasi rujukan dari dokter kloter.

• Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

Page 71: Kesehatan Haji

Di Madinatul Hujjaj - Jeddah (saat pemulangan)

• Memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat inap bagi jemaah haji yang memerlukan.

• Melakukan rujukan ke RSAS dengan disertai laporan rujukan (Lru) dan laporan tanda terima rujukan (Tru).

• Memberikan pelayanan pulang dini atau tidak bersama kloternya, perlu disertai resume riwayat penyakit dan pengobatannya (Rpp).

Page 72: Kesehatan Haji

• Menyerah terimakan pasien pulang dini beserta resume penyakit dan pengobatannya (Rpp) kepada dokter kloter yang akan mendampingi.

• Menjawab konsultasi rujukan dari dokter kloter.

• Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

Page 73: Kesehatan Haji

DI MADINAH

Page 74: Kesehatan Haji

Di Airport Madinah (saat kedatangan dan pemulangan)

• Melakukan rujukan ke BPHI Madinah atau ke RSAS dengan disertai laporan rujukan (Lru).

• Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

Page 75: Kesehatan Haji

Di BPHI

• Memberikan pelayanan pengobatan, rawat jalan, rawat inap bagi jemaah haji yang memerlukan.

• Melakukan rujukan ke RSAS dengan disertai laporan rujukan (Lru) dan laporan tanda terima rujukan (Tru).

• Memberikan pelayanan kesehatan gigi.

Page 76: Kesehatan Haji

Di BPHI

• Memberikan pelayanan pulang dini atau tidak bersama kloternya, perlu disertai resume riwayat penyakit dan pengobatannya (Rpp).

• Menyerah terimakan pasien pulang dini beserta resume penyakit dan pengobatannya (Rpp) kepada dokter kloter yang akan mendampingi.

Page 77: Kesehatan Haji

Di BPHI

• Menjawab konsultasi rujukan dari dokter kloter.

• Membuat Certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat.

Page 78: Kesehatan Haji

Di Makkah

• Memberikan pelayanan rawat jalan.• Memberikan pelayanan rawat inap.• Memberikan pelayanan kegawat daruratan

dan spesialistik.• Memberikan pelayanan rujukan ke RSAS

disertai formulir Lru dan Tru.• Memberikan pelayanan kesehatan rujukan

dari kloter.

Page 79: Kesehatan Haji

Di Makkah

• Memberikan pelayanan penunjang kesehatan terbatas.• Memberikan jawaban konsultasi rujukan dari kloter.• Menyeleksi dan melayani jemaah haji sakit yang ikut

safari wukuf.• Mendampingi Tawaf Ifadhah bagi jemaah haji sakit

yang memerlukan pengawasan petugas kesehatan.• Memberikan pelayanan pulang dini atau pulang tidak

bersama kloternya disertai resume riwayat penyakit dan pengobatannya (Rpp).

Page 80: Kesehatan Haji

Di Makkah• Menyerah terimakan pasien pulang dini atau

tidak bersama kloternya beserta resume riwayat penyakit dan pengobatannya (Rpp) kepada dokter BPHI.

• Melaksanakan evakuasi jemaah sakit ke Jeddah dan Madinah disertai formulir evakuasi.

• Memberikan pelayanan kesehatan gigi.• Memberikan pelayanan dan konsultasi gizi

dietetik.• Membuat Certificate of Death (COD) bagi

jemaah haji yang wafat.

Page 81: Kesehatan Haji

Di Arafah Mina (Armina)

• Memberikan pelayanan rawat jalan.• Memberikan pelayanan rujukan ke BPHI

Makkah atau ke RSAS disertai formulir Lru dan Tru.

• Memberikan pelayanan kegawat daruratan.• Memberikan pelayanan kesehatan rawat inap.

Page 82: Kesehatan Haji

Di Arafah Mina (Armina)

• Memberikan pelayanan kesehatan rujukan dari kloter.

• Memberikan pelayanan penunjang kesehatan terbatas.

• Memberikan pelayanan dan konsultasi gizi dietetik.

• Membuat certificate of Death (COD) bagi jemaah haji yang wafat. ◄

Page 83: Kesehatan Haji

Imunisasi Meningitis Meningokokus

• Tujuan• Penatalaksanaan Imunisasi Meningitis Meningok

okus• Cara Pelarutan dan Cara Imunisasi• Efikasi Vaksin, Daya Lindung dan Imunisasi Ulang

(Revaksinasi)• Kontraindikasi• Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)• Pencatatan

Page 84: Kesehatan Haji

TUJUAN

• Tujuan imunisasi meningitis meningokokus tetravalen untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit Meningitis meningokokus tertentu, sesuai dengan vaksin yang diberikan pada calon jemaah haji

Page 85: Kesehatan Haji

PENATALAKSANAAN IMUNISASI MENINGITIS MENINGOKOKUS

• Imunisasi Meningitis meningokokus tetravalen pada calon jemaah haji diberikan minimal 10 hari sebelum keberangkatan ke Arab Saudi

• Bila imunisasi diberikan kurang dari 10 hari sejak keberangkatan ke Arab Saudi harus diberikan profilaksis dengan Ciprofloxacin 500 mg dosis tunggal

• Pelaksanaan imunisasi bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan II di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

Page 86: Kesehatan Haji

• Komposisi Vaksin dan Kemasan• Vaksin mencevak ACW135Y adalah preparat

polisacharida murni yang diambil dari bahan Neisseria meningitidis group ACW135Y.

• Terdapat dua kemasan yaitu; dosis tunggal dan multi dosis (10 dosis).

• Cara Penyimpanan Vaksin– Penyimpanan vaksin dalam lemari es pada suhu 2 – 8oC– Pelarut dapat disimpan dalam suhu kamar

Page 87: Kesehatan Haji

Cara Pelarutan dan Cara Imunisasi

• Ambil cairan pelarut, seluruh cairan pelarut disedot ke dalam semprit kemudian dimasukkan ke dalam botol vaksin, kocok perlahan-lahan sampai vaksin larut semua

• Vaksin yang telah dilarutkan disimpan dalam thermos es atau lemari es dengan suhu 2- 80 C

• Vaksin diberikan dengan dosis 0,5 cc untuk umur 2 tahun keatas dan 0,3 cc untuk umur dibawah 2 tahun

Page 88: Kesehatan Haji

Cara Pelarutan dan Cara Imunisasi

• Kulit di lengan kiri atas di desinfeksi dengan kapas alkohol kemudian dengan menggunakan semprit 1 cc vaksin disuntikkan secara subkutan dalam

• Vaksin yang telah dilarutkan dan atau sisa vaksin yang telah dipakai tidak dapat digunakan lagi setelah delapan jam

Page 89: Kesehatan Haji

Efikasi Vaksin, Daya Lindung dan Imunisasi Ulang (Revaksinasi)

• Efikasi vaksin : 95 %• Daya lindung/ proteksi kekebalan : 2 tahun,

antibody terbentuk 10 hari setelah imunisasi.• Imunisasi ulang dilakukan setelah 2 tahun.

Page 90: Kesehatan Haji

Kontra Indikasi

• Wanita hamil, panas tinggi serta bagi mereka yang peka atau alergi terhadap phenol.

Page 91: Kesehatan Haji

Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI)

• Hampir tidak ada, kadang-kadang timbul bercak kemerahan (skin rash) yang sangat ringan dan dapat terjadi Syok Anaphilaksis (renjatan)

• Bila terjadi syok dapat diatasi dengan suntikan Adrenalin 1 : 1000 dengan dosis 0,2 – 0,3 cc secara Intra Musculair (IM)

• Untuk tindakan pengamanan bagi calon jemaah haji setelah diimunisasi meningitis meningokokus tetravalen dianjurkan menunggu 30 menit. ◄

Page 92: Kesehatan Haji

Pencatatan

• Setelah imunisasi meningitis meningokokus tetravalen kemudian dicatat pada kartu International Certificate of Vaccination (ICV): nama calon jemaah haji, nomor paspor, tanggal imunisasi, nama vaksin, nomor vaksin/batch number dan dosis.

Page 93: Kesehatan Haji

Pencatatan

• ICV ditanda tangani oleh dokter, baik dokter Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota atau dokter yang ditunjuk, dokter Kepala KKP Embarkasi/ dokter yang ditunjuk dan distempel “Port Health Authority” (bukan stempel dinas kesehatan kabupaten/ kota atau puskesmas).

Page 94: Kesehatan Haji

Pencatatan

• Bagi calon jemaah haji yang tidak mempunyai bukti imunisasi Meningitis meningokokus tetravalen harus imunisasi di pelabuhan Embarkasi dan diberi kartu ICV serta minum Cyprofloxacin 500 mg dosis tunggal sebagai profilaksis.

Page 95: Kesehatan Haji

Surveilans Epidemiologi (SE)

• Tujuan• Kegiatan• Sasaran

Page 96: Kesehatan Haji

TUJUAN

• Tujuan SE kesehatan haji adalah mencegah keluarnya penyakit menular dari Indonesia dan masuknya penyakit menular dari luar negeri yang mungkin terbawa oleh calon/ jemaah haji ke Indonesia, mengetahui distribusi penyakit, kematian menurut waktu dan tempat serta faktor risiko yang terdapat pada calon/ jemaah haji Indonesia ◄

Page 97: Kesehatan Haji

KEGIATAN

• Pengumpulan, pengolahan, analisis dan disiminasi data atau informasi, dilakukan sejak calon jemaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan di daerah asal, diperjalanan, selama di Arab Saudi dan setelah kembali dari Arab Saudi sampai ke daerah asal selama 14 hari.

• Pengamatan terhadap jemaah haji sakit dan wafat baik di Arab Saudi, di embarkasi/ debarkasi haji dan sekembalinya dari Arab Saudi.

Page 98: Kesehatan Haji

KEGIATAN

• Pengamatan terhadap kesehatan lingkungan di Indonesia dan Arab Saudi.

• Sumber data SE kesehatan haji meliputi hasil pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji di puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/ kota, laboratorium, rumah sakit dan unit-unit rujukan lainnya baik di Indonesia maupun di Arab Saudi.

Page 99: Kesehatan Haji

KEGIATAN

• SE dilakukan melalui jejaring surveilans kesehatan haji (net working) sejak di tanah air sampai dengan di Arab Saudi.

• Pengumpulan, pengolahan, analisis dan diseminasi data atau informasi, dilakukan dengan menggunakan fasilitas sistem komputerisasi haji terpadu (Siskohat) bidang kesehatan di Arab Saudi, pusat, embarkasi/ debarkasi haji dan dinas kesehatan provinsi yang telah tersedia jaringan Siskohat bidang kesehatan.

Page 100: Kesehatan Haji

KEGIATAN

• Pengumpulan, pengolahan, analisis dan diseminasi data atau informasi di puskesmas, dinas kesehatan kabupaten/ kota dan dinas kesehatan provinsi yang belum tersedia jaringan Siskohat bidang kesehatan dilakukan dengan mengirim laporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 101: Kesehatan Haji

KEGIATAN

• Dinas kesehatan Kabupaten/ Kota bersama-sama petugas puskesmas melaksanakan SE paska haji dengan mengamati kondisi kesehatan jemaah haji secara pasif dan aktif.– SE secara pasif adalah jemaah haji mengirimkan

K3JH setelah 14 hari setibanya di daerah asal ke Puskesmas pemeriksaan awal/ terdekat.

Page 102: Kesehatan Haji

KEGIATAN

– SE secara aktif adalah petugas puskesmas mengunjungi ke rumah jemaah haji untuk mengetahui kondisi kesehatannya apabila setelah 14 hari jemaah haji tidak mengirimkan K3JH.

– Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan SE yang dilaksanakan oleh Puskesmas.

– Pembiayaan SE secara aktif disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

Page 103: Kesehatan Haji

KEGIATAN

• Pembiayaan SE kesehatan haji di Arab Saudi bersumber pada biaya PPIH di Arab Saudi.

Page 104: Kesehatan Haji

SASARAN

• Sasaran SE meliputi penyakit menular sesuai dengan ketentuan Undang-undang Karantina, Undang-undang Wabah Penyakit Menular, International Health Regulation (IHR), penyakit tidak menular, keracunan dan kesehatan lingkungan.

Page 105: Kesehatan Haji

Penanggulangan KLB dan Musibah

• Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan Respon KLB

• Penanggulangan KLB• Penanggulangan Bencana dan Musibah

Massal

Page 106: Kesehatan Haji

SKD dan Respon KLB

• Tujuan SKD dan Respon KLB• Kegiatan SKD dan Respon KLB Calon / Jemaah

Haji

Page 107: Kesehatan Haji

Tujuan SKD dan Respon KLB

• Terwujudnya sikap tanggap petugas terhadap kondisi yang mengancam terjadinya KLB untuk melakukan tindakan pencegahan dan atau tindakan dini terhadap KLB penyakit, keracunan makanan

Page 108: Kesehatan Haji

Tujuan SKD dan Respon KLB

• Terlaksananya pemantauan, tanggap dalam melakukan respon terhadap peningkatan kesakitan, kematian, penurunan kinerja pelayanan kesehatan, memburuknya sanitasi, lemahnya pengamanan kesehatan makanan dan penurunan status kesehatan imunitas calon/ jemaah haji.

Page 109: Kesehatan Haji

Kegiatan SKD dan Respon KLB

• Persiapan SKD dan KLB• Kegiatan Operasional• Kesiap-siagaan• Lain-lain

Page 110: Kesehatan Haji

Persiapan SKD dan KLB

• Identifikasi Penyakit potensial wabah pada calon / jemaah haji Indonesia yang perlu diwaspadai adalah penyakit Diare, Malaria, Demam berdarah, Pes, Kholera, Yellow fever, Meningitis meningokokus, Influenza, Rift Valley Fever (RVF), Ebola, Hepatitis, Tifus bercak wabah dan keracunan serta identifikasi faktor yang berpengaruh meliputi faktor risiko pada populasi, lingkungan, sarana dan prasarana yang tersedia serta sumber daya manusia.

Page 111: Kesehatan Haji

Persiapan SKD dan KLB

• Mekanisme pelaporan sesuai dengan jejaring SKD respon KLB, dimulai dari tingkat puskesmas, kabupaten, provinsi, embarkasi dan debarkasi haji, pusat ( Ditjen PPM & PL ) selama di Arab Saudi dan sekembalinya dari Arab Saudi. Setiap tingkat pelaporan melibatkan pihak terkait misalnya laboratorium kesehatan, Rumah sakit maupun Sistem Komputerisasi Haji Terpadu bidang kesehatan.

• Pelatihan dan gladi bersih. ◄

Page 112: Kesehatan Haji

Kegiatan Operasional

• Surveilans terhadap kejadian kesakitan dan kematian.

• Surveilans terhadap indikator faktor risiko.• Penyelidikan keadaan rawan KLB penyakit,

keracunan atau adanya dugaan KLB.• Peningkatan kesiapsiagaan operasional.• Penanggulangan KLB. ◄

Page 113: Kesehatan Haji

Kesiapsiagaan

• Tersedianya SDM yang terlatih dan siap pakai.• Adanya tim ahli yang mudah diakses untuk

konsultasi dan tersedianya referensi.• Tersedianya fasilitas komunikasi (telphone,

faximile, e-mail, website, dll).• Tersedianya fasilitas transportasi (kendaraan

operasional, ambulance dll).• Tersedianya prosedur kerja tetap (Protap/

SOP). ◄

Page 114: Kesehatan Haji

Lain-lain

• Pembiayaan SKD dan respon KLB dan jejaringnya agar dialokasikan biaya penanggulangan KLB di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan KKP.

• Biaya rujukan dan perawatan selama di embarkasi/ debarkasi haji dan selama di Arab Saudi dibebankan pada PPIH di embarkasi/ debarkasi dan PPIH di Arab Saudi.

Page 115: Kesehatan Haji

• Biaya SKD dan respon KLB selama di Arab Saudi dibebankan pada PPIH di Arab Saudi.

• Apabila KLB terjadi lintas provinsi dan memerlukan fasilitasi dan asistensi maka Kepala Dinas Kesehatan Provinsi tempat KLB dapat mengajukan usulan penanggulangan KLB ke Ditjen PPM & PL.

Page 116: Kesehatan Haji

Penanggung jawab penyelidikan dan penanggulangan KLB

• Di Kabupaten/ Kota termasuk wilayah disekitar asrama haji embarkasi penanggung jawabnya Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

• Diperjalanan lintas Kabupaten/ Kota menuju pelabuhan embarkasi/ debarkasi-antara dan atau embarkasi/ debarkasi haji penanggung jawabnya adalah Dinas Kesehatan Provinsi.

Page 117: Kesehatan Haji

Penanggung jawab penyelidikan dan penanggulangan KLB

• Di Asrama Transito Kabupaten/ Kota dan Provinsi penanggung jawabnya adalah masing-masing Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan Provinsi.

• Di dalam asrama haji embarkasi/ debarkasi-antara dan di pelabuhan embakasi/ debarkasi-antara penanggung jawabnya adalah Kepala KKP.

Page 118: Kesehatan Haji

Penanggung jawab penyelidikan dan penanggulangan KLB

• Di dalam asrama haji embarkasi dan pelabuhan embarkasi/ debarkasi haji penanggung jawabnya adalah Kepala KKP.

Page 119: Kesehatan Haji

• Pada saat debarkasi petugas KKP mencatat tanggal kedatangan dan membubuhkan stempel pada Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) sebagai dasar pelaksanaan SKD dan respon KLB di daerah asal.

Page 120: Kesehatan Haji

• KLB pada calon/ jemaah haji dilaporkan secepatnya dalam waktu 24 jam melalui telepon, fax, email dan atau formulir WI secara berjenjang sampai ke Ditjen PPM & PL (Cq. Subdit Kesehatan Haji).

Page 121: Kesehatan Haji

• Pada saat pemberangkatan calon jemaah haji menuju asrama transito, asrama embarkasi/ debarkasi-antara atau asrama embarkasi/ debarkasi haji perlu dilakukan pengawalan oleh tim kesehatan tempat asal calon jemaah haji.

Page 122: Kesehatan Haji

• Tim pengawal kesehatan terdiri dari dokter dan tenaga keperawatan disertai fasilitas obat dan alat kesehatan serta ambulans.

• Biaya tim pengawal kesehatan calon jemaah haji dibebankan kepada Pemerintah Daerah setempat.

Page 123: Kesehatan Haji

Penanggulangan KLB

• Tujuan• Kegiatan Penanggulangan KLB

Page 124: Kesehatan Haji

Tujuan

• Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan KLB penyakit menular, tidak menular, keracunan, kepada para calon/ jemaah haji agar mereka terlindungi dan terhindar dari bahaya tersebut.

• Mencegah dan memutuskan rantai penularan/transmisi penyakit menular yang terbawa oleh calon/jemaah haji dari Indonesia ke luar negeri dan atau sebaliknya.

Page 125: Kesehatan Haji

Tujuan

• Menurunkan frekuensi KLB.• Menurunkan jumlah kasus dan kematian

dalam suatu KLB.• Memperpendek periode KLB.• Terwujudnya kesiapsiagaan petugas haji

dalam mengantisipasi dan menanggulangi KLB penyakit menular, tidak menular, keracunan makanan. ◄

Page 126: Kesehatan Haji

Kegiatan Penanggulangan KLB

• Menetapkan populasi rentan terhadap KLB berdasarkan waktu, tempat dan kelompok masyarakat.

• Melakukan upaya pencegahan melalui perbaikan kondisi kesehatan dan lingkungan yang menyebabkan timbulnya kerentanan dalam suatu populasi.

• Memantapkan pelaksanaan SKD dan respon KLB.

Page 127: Kesehatan Haji

Kegiatan Penanggulangan KLB

• Memantapkan keadaan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan timbulnya KLB.

• Melakukan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan pada saat terjadi KLB.

• Mengkaji data atau informasi KLB.

Page 128: Kesehatan Haji

Penanggulangan Bencana dan Musibah Massal

• Tujuan• Kegiatan Penanggulangan dan Musibah Masal

– Di Indonesia– Di Arab Saudi

Page 129: Kesehatan Haji

Tujuan

• Meningkatkan upaya kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana dan musibah masal.

• Menurunkan jumlah kasus dan kematian dalam suatu bencana dan musibah masal.

• Terwujudnya kesiapsiagaan petugas haji dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana dan musibah masal.

• Mencegah timbulnya KLB penyakit menular pasca bencana dan musibah masal

Page 130: Kesehatan Haji

Di Indonesia

• Kegiatan Pra Bencana dan Musibah Masal• Kegiatan Pada Saat Bencana dan Musibah

Masal• Langkah-langkah Cepat Penilaian Kesehatan

Page 131: Kesehatan Haji

Kegiatan Pra Bencana dan Musibah Masal

• Membentuk Tim Penanggulangan bencana dan musibah masal yang anggotanya terdiri dari Ditjen PPM & PL bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektor terkait.

• Meningkatkan SDM yang terampil yaitu SDM yang memiliki pengetahuan tentang penanggulangan kesehatan pada bencana, memiliki dedikasi / kemauan untuk bekerja dalam situasi yang serba terbatas, memiliki hubungan kerja yang baik dengan pihak lain.

Page 132: Kesehatan Haji

• Menyediakan sarana dan prasarana • Menyusun prosedur kerja tetap/ SOP• Meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan

bencana dan musibah masal pada pra, saat kejadian dan paska kejadian.

Page 133: Kesehatan Haji

Kegiatan Pada Saat Bencana dan Musibah Masal

• Penilaian cepat kesehatan (Rapid Health Asessment), merupakankegiatan untuk mengidentifikasi dampak bencana dan musibah masal pada kesehatan, kebutuhan kesehatan dan prioritas kegiatan kesehatan untuk penanggulangan.

• Penanggulangan gawat darurat medis massal• Pelayanan kesehatan dasar, termasuk gizi dan

kesehatan keluarga.

Page 134: Kesehatan Haji

• Surveilans penyakit menular• Penyehatan lingkungan melalui upaya

kesehatan lingkungan.• Pemberantasan penyakit menular.

Page 135: Kesehatan Haji

Langkah-langkah Cepat Penilaian Kesehatan

• Pengumpulan data dan informasi kegiatan dimulai dengan memanfaatkan peta daerah setempat yang tersedia

• Analisis data, informasi dan penyajiannya• Rekomendasi hasil penilaian cepat kesehatan

digunakan untuk menentukan upaya penanggulangan selanjutnya, yang memuat antara lain:– Bantuan obat-obatan, bahan dan peralatan yang

diperlukan.– Bantuan tenaga kesehatan.

Page 136: Kesehatan Haji

Di Arab Saudi

• Meningkatkan intensitas pelayanan dan memberdayakan tenaga, sarana prasarana serta optimalisasi kerjasama dengan sistem yang telah ada di Arab Saudi.

• Meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan Bencana/Musibah masal pada pra, saat kejadian dan paska kejadian.

Page 137: Kesehatan Haji

• Membagi tiga daerah bencana atau musibah masal pada saat terjadi bencana yaitu : Daerah Lingkaran Satu (DLS), Daerah Lingkaran Dua (DLD), Daerah Lingkaran Tiga (DLT).

• Kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan pada penanggulangan bencana/musibah masal di Arab Saudi, merupakan perwujudan kesatuan persepsi, gerak, tindakan, komando yang terorganisasi dan terintegrasi dengan berbagai pihak yang terkait.

Page 138: Kesehatan Haji

• Struktur organisasi kesiapsiagaan penanggulangan bencana atau musibah masal mengikuti struktur organisasi PPIH di Arab Saudi sebagai mana tercantum dalam lembar III terlampir.

Page 139: Kesehatan Haji

Jejaring Penanggulangan Bencana dan Musibah Masal

Page 140: Kesehatan Haji

• Unit-unit pada PPIH di Arab Saudi• Amirul Hajj dan Naib Amirul Hajj.• Departemen Kesehatan Kerajaan Arab Saudi• FETP Arab Saudi• Perwakilan Kesehatan Negara Islam Regional

Asean di Arab Saudi.• Perwakilan Kesehatan Negara Islam secara

Internasional (OKI)

Page 141: Kesehatan Haji

• Ditjen BIUH di Depag.( Ditgara, Ditbina, Sub Dit Informasi )

• Siskohat Nasional Depag• Badan Koordinasi Nasional penanggulangan

Bencana (Bakornas-PB)• Pokja PB Bidang Kesehatan• Pusat Penanggulangan Masalah kesehatan,

Depkes RI• Ditjen PPM & PL ( Sub Dit Kesehatan Haji ).

Page 142: Kesehatan Haji

Kesehatan Lingkungan

• Tujuan• Kegiatan• Pelaksanaan

Page 143: Kesehatan Haji

Tujuan

• Mengendalikan faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kondisi lingkungan yang sehat, nyaman dan calon jemaah haji terbebas dari penularan penyakit

Page 144: Kesehatan Haji

Kegiatan

• Penyuluhan kesehatan lingkungan dan kesehatan perorangan (personal higyne) dilaksanakan sejak pembinaan kesehatan calon jemaah haji di puskesmas, kabupaten/ kota, provinsi dan embarkasi/ debarkasi haji.

• Melaksanakan pembinaan dan pengawasan rumah makan atau restoran maupun jasaboga lainnya yang melayani calon jemaah haji dalam perjalanan dari daerah asal ke asrama embarkasi/ debarkasi haji.

Page 145: Kesehatan Haji

Kegiatan

• Melaksanakan pengamatan dan pemantauan kesehatan lingkungan di asrama transit, asrama embarkasi/ debarkasi haji, sanitasi pesawat dan di pemondokan Arab Saudi.

• Melaksanakan pembinaan dan pemeriksaan jasaboga serta pengelola makanan, minuman di asrama transit, asrama embarkasi/ debarkasi haji dan jasaboga pesawat.

Page 146: Kesehatan Haji

Kegiatan

• Melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan pengambilan usap dubur pada petugas pengelola makanan/minuman.

• Melakukan pengamatan, pemantauan dan pengendalian vektor penyakit di asrama transit, asrama embarkasi/ debarkasi haji dan pesawat.

Page 147: Kesehatan Haji

Kegiatan

• Pengambilan sampel makanan, minuman, air, jajanan dan ulas alat untuk pemeriksaan bakteriologis.

• Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kualitas air meliputi: pemeriksaan fisik, mikrobiologi, kimiawi. Selain itu dilakukan pemeriksaan PH air dan sisa chlor secara langsung dilapangan.

Page 148: Kesehatan Haji

Kegiatan

• Pengambilan sampel makanan untuk disimpan di bank sampel dalam freezer

Page 149: Kesehatan Haji

Pelaksanaan

• Di Indonesia• Di Arab Saudi• Tindak Lanjut

Page 150: Kesehatan Haji

Di Indonesia

• Pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan pada penyelenggaraan kesehatan haji di Indonesia dilaksanakan di tingkat Kabupaten/ Kota, Provinsi dan Pelabuhan Embarkasi/ Debarkasi Haji.

Page 151: Kesehatan Haji

Pemeriksaan dan Penilaian Pendahuluan

• Pemeriksaan dan penilaian pendahuluan kesehatan lingkungan di Asrama Embarkasi/ Debarkasi Haji dilakukan dua tahap, yaitu :– Pemeriksaan dan penilaian awal (pertama)

dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan, jasaboga (asrama dan pesawat) dan membuat rekomendasi kepada pengambil keputusan tentang perbaikan asrama haji, sarana sanitasi yang aman dan nyaman, perbaikan jasaboga, dilaksanakan 3 (tiga) bulan sebelum operasional haji.

Page 152: Kesehatan Haji

– Pemeriksaan kedua dimaksudkan untuk memantau perbaikan kesehatan lingkungan dan kesiapan asrama serta pemeriksaan kesehatan penjamah makanan dilakukan 1 (satu) minggu sebelum operasional haji.

– Khusus pengendalian vektor dilakukan 1 (satu) hari sebelum operasional haji dan selama operasional haji dilaksanakan oleh KKP bersama dengan Dinas Kesehatan setempat

Page 153: Kesehatan Haji

• Pelaksanaan pemeriksaan/ penilaian pendahuluan sanitasi asrama embarkasi/ debarkasi haji dilaksanakan oleh Tim yang terdiri dari unsur-unsur :

• Pelaksana– Kantor Kesehatan Pelabuhan embarkasi/ debarkasi haji

(sebagai koordinator dan penanggung jawab).– Dinas Kesehatan Provinsi tempat embarkasi haji.– Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota tempat embarkasi haji.– Kantor Wilayah / Kantor Departemen Agama di embarkasi.

Page 154: Kesehatan Haji

• Pembina– Subdit Kesehatan Haji, Dit. Epim-Kesma Ditjen

PPM & PL.– Subdit Hygiene dan Sanitasi Makanan Minuman,

Dit. PAS Ditjen PPM & PL– Subdit Kesehatan Pelabuhan & DP, Dit. Epim-

Kesma Ditjen PPM & PL.

Page 155: Kesehatan Haji

– Subdit Hygine Sarana dan Bangunan Umum Dit. PL Ditjen PPM & PL

– Subdit Pengamanan Kualitas Air Dit. PAS Ditjen PPM & PL

– Subdit Sanitasi Darurat, Dit. PAS Ditjen PPM & PL– Subdit Pengasramaan Departemen Agama RI.

Page 156: Kesehatan Haji

Sasaran Pemeriksaan dan Penilaian Kesling

• Bangunan asrama meliputi : ventilasi, pencahayaan, kulaitas udara, kelembaban, kondisi lantai, kepadatan penghuni di dalam kamar tidur, lubang asap atau fasilitas sirkulasi udara di dapur, ruang makan, fasilitas tangga yang aman dan pengamanan instalasi.

• Dapur.

Page 157: Kesehatan Haji

Sasaran Pemeriksaan dan Penilaian Kesling

• Fasilitas penyediaan air bersih, pembuangan tinja/ jamban, pembuangan sampah, fasilitas untuk wudhu dan air limbah melalui kegiatan inspeksi sanitasi.

• Kran-kran air, perpipaan air, titik-titik pengambilan air (water point), tandon (reservoir), bak-bak penampungan air melalui kegiatan pengambilan sampel air.

Page 158: Kesehatan Haji

Sasaran Pemeriksaan dan Penilaian Kesling

• Jasaboga pesawat.• Fasilitas umum lainnya.

Page 159: Kesehatan Haji

Pemeriksaan dan Pengawasan Selama Operasional Haji

• Pengawasan sanitasi lingkungan termasuk tempat-tempat umum.

• Pengawasan hygiene sarana dan bangunan.• Pengawasan pembuangan sampah, kotoran

dan air limbah.• Pengawasan terhadap kualitas air,

kesinambungan dan kecukupan persediaan air serta perilaku hygienis pengguna air.

Page 160: Kesehatan Haji

• Pengawasan sanitasi makanan dan minuman.• Pemeriksaan bakteriologis ulas alat makanan

(perabot) dan usap dubur.• Pengamatan dan pemberantasan vektor

penyakit.• Pembinaan dan Pemeriksaan kesehatan

petugas pengolah makanan.

Page 161: Kesehatan Haji

• Pengawasan dam pengambilan sampel makanan dan minuman katering asrama dan katering pesawat, untuk disimpan pada bank sampel dalam freezer dan secara periodik dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Page 162: Kesehatan Haji

• Memberikan penyuluhan kesehatan perorangan (personel hygiene) maupun sanitasi lingkungan kepada calon jemaah haji.

• Pengambilan sampel makanan untuk disimpan di bank sampel dalam freezer.

• Izin usaha penyelenggaraan penyediaan makanan (jasa boga) untuk jemaah haji sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. ◄

Page 163: Kesehatan Haji

Di Arab Saudi

• Pengamatan, Pemantauan Pemondokan dan Jasaboga

• Pemantauan suhu dan kelembaban

Page 164: Kesehatan Haji

Pemondokan dan Jasa Boga• Tersedianya lift pada gedung yang lebih dari 4 lantai.• Disetiap kamar tidur tersedia penyejuk ruangan (AC, kipas

angin) dan heater (pada saat musim dingin), ventilasi, pencahayaan yang cukup, tempat tidur lengkap dengan kasur dan bantal serta kunci kamar.

• Kepadatan hunian minimal 1 x 2,5 m per jemaah haji.• Kamar mandi, W.C. 1 : 15 jemaah haji dan cukup air.• Dapur aman, bersih dan cukup air.• Pembuangan kotoran, air dan sampah memenuhi syarat

kesehatan.• PH air : 6,5 – 8,5 dengan Sisa Chlor 0.2 – 0,5 mg/l (ppm).

Page 165: Kesehatan Haji

Untuk catering harus diperhatikan

• Tempat pengolahan dan dapur • Penjamah makanan (food handler)• Proses pengolahan• Penyimpanan• Pengangkutan• Penyajian• Pengambilan sampel makanan• Tersedianya kamar mandi ( 1 : 10 orang) ◄

Page 166: Kesehatan Haji

Pemantauan suhu dan kelembaban

• Pukul 06.00 WAS• Pukul 14.00 WAS• Pukul 20.00 WAS

Page 167: Kesehatan Haji

Tindak Lanjut

• Di Indonesia• Di Arab Saudi

Page 168: Kesehatan Haji

Di Indonesia

• Hasil pemeriksaan/ penilaian dan pengendalian kesehatan lingkungan asrama haji dan bandara, jasa boga asrama haji serta pesawat direkomendasikan kepada penyelenggara dan atau instansi yang berwenang dalam penyelenggaraan haji.

Page 169: Kesehatan Haji

Di Indonesia

• Tindak lanjut untuk perbaikan kesehatan lingkungan asrama haji dan bandara, jasa boga asrama haji dan pesawat merupakan tanggung jawab masing-masing penyelenggara dan atau instansi yang berwenang dalam penyelenggaraan haji.

Page 170: Kesehatan Haji

Di Arab Saudi

• Hasil pemeriksaan/ penilaian dan pengendalian kesehatan lingkungan pemondokan, asrama haji Madinatul Hujjaj, jasa boga Madinatul Hujjaj, airport dan pesawat direkomendasikan kepada penyelenggara dan atau instansi yang berwenang dalam penyelenggaraan haji (Muassasah, Maktab, Majmu’ah, Konsulat Jenderal, Kabid Haji dan Kadaker).

Page 171: Kesehatan Haji

Di Arab Saudi

• Tindak lanjut untuk perbaikan kesehatan lingkungan pemondokan, asrama haji Madinatul Hujjaj, jasaboga, airport dan pesawat merupakan tanggung jawab masing-masing penyelenggara dan atau instansi yang berwenang dalam penyelenggaraan haji (Muassasah, Maktab, Majmu’ah, Konsulat Jenderal, Kabid Haji dan Kadaker).