standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

25
STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN Lampiran PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG : PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON JEMAAH HAJI

Upload: mamad-syahruni

Post on 15-Apr-2017

2.949 views

Category:

Healthcare


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATANLampiran PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARATNOMOR 31 TAHUN 2014

TENTANG :PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON JEMAAH HAJI

Page 2: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I

A. Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh Tim Pemeriksa Kesehatan yang memenuhi kualifikasi/standar pemeriksa.

B. Pemeriksaan kesehatan CJH dilakukan oleh dokter dan didampingi seorang perawat. Pemeriksaan CJH pria sedapat mungkin dilakukan oleh dokter pria, atau oleh dokter wanita dengan didampingi perawat pria. Pemeriksaan jemaah haji wanita sedapat mungkin dilakukan oleh dokter wanita atau dokter pria yang didampingi perawat wanita.

Page 3: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

C. Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara holistik dengan pemeriksaan medis dasar sebagai berikut :1.Identitas, terdiri dari :

•Nama, dilengkapi dengan bin/binti•Jenis kelamin•Tempat lahir•Tanggal lahir•Alamat tempat tinggal/domisili•Pendidikan terakhir•Pekerjaan•Status perkawinan

Page 4: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)2 Riwayat Kesehatan, terdiri dari :

• Riwayat penyakit dahulu, meliputi penyakit yang pernah diderita (termasuk operasi yang pernah dijalani), ditulis secara kronologis.

• Riwayat penyakit keluarga, meliputi penyakit yang diderita anggota keluarga yang berhubungan secara genetik.

• Riwayat kesehatan sekarang, meliputi penyakit menular tertentu dan penyakit tidak menular/disabilitas.

 

Page 5: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

 

3 Pemeriksaan fisik, terdiri dari :• Tanda vital, terdiri dari tekanan darah, nadi (frekuensi, volume, tegangan,

ritme), pernafasan (frekuensi, ritme) dan suhu (diukur di aksila dengan termometer air raksa).

• Postur tubuh (termasuk tinggi badan, berat badan dan indeks masa tubuh)• Kepala : pemeriksaan saraf kranial, mata, telinga, hidung, tenggorok dan

leher)• Paru/Toraks

• Inspeksi : simetrisitas, retraksi, venektasi, bentuk dada, penggunaan otot bantu nafas

• Palpasi : fremitus• Perkusi : (sonor/hipersonor, pekak/redup)• Auskultasi : vesikuler, ronki, mengi/wheezing

 •  •  • 3

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

Page 6: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

• Kardiovaskuler• Inspeksi : pergeseran impuls apikal• Palpasi : tekanan vena jugularis, kuat angkat impuls apikal,

pergeseran impuls apikal• Perkusi : batas jantung (konfigurasi jantung)• Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung

• Abdomen• Inspeksi : vena ektasi, hernia• Palpasi : nyeri epigastrum, pembesaran organ abdomen, perabaan

ginjal, massa abnormal• Perkusi : nyeri ketok sudut kostoverterbal, asites• Auskultasi : bising usus

• Ekstremitas : bentuk, kekuatan otot, refleks• Pemeriksaan jiwa, menggunakan pemeriksaan barthel indeks bagian 3

dan algoritme pemeriksaan.

Page 7: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)4 Pemeriksaan penunjang, terdiri dari :

• Laboratorium darah :• untuk semua calon jemaah meliputi hemoglobin, hematokrit,

lekosit, trombosit, golongan darah (A-B-O dan bila perlu rhesus), laju endap darah

• Untuk calon jemaah dengan indikasi meliputi gula darah sewaktu dan profil lemak darah

• Laboratorium urin :• Makro : warna, bau, kejernihan, derajat keasaman, berat jenis• Mikro : sedimen (lekosit, eritrosit, set epitel, kristal)• Glukosa urin• Protein urin• Tes kehamilan (dengan reagen beta-HCG) bagi jemaah haji wanita

pasangan usia subur atau jemaah haji wanita lainnya atas indikasi.

Page 8: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

• Pemeriksaan penunjang (lanjutan)

• Elektrokradiografi (EKG), bagi jemaah dengan indikasi gangguan metabolik dan lansia

• Radiologi dada, bagi jemaah dengan indikasi gangguan metabolik dan lansia

Page 9: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

5 Penilaian kemandirian, menggunakan instrumen pemeriksaan barthel indeks bagian 1 dan 2

 

6 Tes kebugaran, pemeriksa dapat memilih salah satu metode yang sesuai dengan kondisi jemaah dan ketersediaan sarana dan prasarana

Page 10: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)D. Setiap CJH wanita diinformasikan perihal ketentuan

Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Kesehatan tentang Calon Haji Wanita Hamil Untuk Melaksanakan Ibadah Haji.

 E. Setiap jemaah haji wanita pasangan usia subur

diharuskan menandatangani surat pernyataan di atas materai tentang kesediaan menunda keberangkatan bila menjelang keberangkatannya diketahui hamil dengan kondisi kehamilan diluar ketentuan yang diperkenankan menurut Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.

Page 11: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

F. Bagi CJH wanita hamil :

• Dilakukan konseling, informasi dan edukasi tentang ketentuan penyelenggaraan kesehatan haji, serta diberikan alternatif solusi yang dapat diambil.

• Tidak dilakukan pemberian imunisasi meningitis meningokokus ACW135Y.

Page 12: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

G. Dokter pemeriksa menuliskan diagnosis kesehatan CJH dan kesimpulan hasil pemeriksaan.

H. Diagnosis berupa penyebutan nama dan kode. Kode diagnosis ditulis sesuai dengan kode ICD-X

I. Kesimpulan hasil pemeriksaan dibuat dalam kategori Mandiri, Observasi, Pengawasan atau Tunda.

J. Dokter pemeriksa membuat Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan yang memuat kesimpulan hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama dan diserahkan kepada CJH.

Page 13: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)K. Ringkasan hasil pemeriksaan kesehatan ditulis dengan

lengkap dan benar dalam Buku Kesehatan Jemaah Haji, sesuai petunjuk pengisian Buku Kesehatan Jemaah Haji.

 L. Bagi CJH non-risiko tinggi, Buku Kesehatan Jemaah Haji

disimpan di sarana Pemeriksaan Kesehatan sampai satu bulan sebelum dimulainya operasional embarkasi haji tahun berjalan. Buku Kesehatan Jemaah Haji tersebut selanjutnya diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten, sebagai kelengkapan dokumen penetapan kelaikan dan selanjutnya diserahkan kepada jemaah haji sebelum keberangkatan ke embarkasi (asrama) haji.

Page 14: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

M. Bagi CJH risiko tinggi, Buku Kesehatan Jemaah Haji dapat digunakan sebagai dokumen rujukan oleh Puskesmas ke rumah sakit rujukan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan lanjutan dan atau khusus.

 

N. CJH dibekali Surat Pengantar Rujukan Pemeriksaan yang dibuat oleh dokter Pemeriksa Kesehatan Puskesmas untuk mendatangi rumah sakit yang ditunjuk agar mendapatkan Pemeriksaan Kesehatan.

Page 15: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

O. Untuk kepentingan penegakan diagnosis, penentuan metode perawatan dan pemeliharaan kesehatan, maka jenis pemeriksaan dapat ditambah sesuai kebutuhan.

 P. Dokter Pemeriksan Kesehatan Puskesmas berhak

mendapatkan hasil pemeriksaan kesehatan oleh Dokter Pemeriksaan Kesehatan Rumah Sakit Rujukan sebagai bahan informasi untuk melengkapi Buku Kesehatan Jemaah Haji.

Page 16: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

Q. Dokter Pemeriksa Kesehatan Puskesmas bertanggung jawab atas kelengkapan isi Buku Kesehatan Jemaah Haji.

 R. Dokter Pemeriksa melaporkan data hasil pemeriksaan

dan rekapitulasinya kepada Pusat Kesehatan Haji secara periodik, secara langsung atau berjenjang melalui Dinas Kesehatan.

Page 17: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

S. Data Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji dikompilasi dan disampaikan melalui surat elektronik ke Pusat kesehatan Haji up Bidang yang ruang lingkupnya meliputi kegiatan pemeriksaan kesehatan jemaah haji.

 T. Rekapitulasi hasil pemeriksaan kesehatan

menggunakan format formulir yang disediakan. Rekapitulasi dapat disampaikan kepada pihak-pihak tertentu sebagai informasi kesehatan jemaah haji.

Page 18: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP I (lanjutan)

U. Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Puskesmas dan melaporkan hasil akhir pemeriksaan kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota selambat-lambatnya tiga minggu sebelum operasional embarkasi haji dimulai

Page 19: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

Standar Pemeriksaan Kesehatan Tahap II• Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh Tim Pemeriksa

Kesehatan yang memenuhi kualifikasi/standar pemeriksa. • Pemeriksaan kesehatan CJH dilakukan oleh dokter dan

didampingi seorang perawat. Pemeriksaan CJH pria sedapat mungkin dilakukan oleh dokter pria, atau oleh dokter wanita dengan didampingi perawat pria. Pemeriksaan jemaah haji wanita sedapat mungkin dilakukan oleh dokter wanita atau dokter pria yang didampingi perawat wanita.

Page 20: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP II (lanjutan)

• Dokter pemeriksa melakukan pemeriksaan kesehatan dengan protokol standar profesi kedokteran sesuai baku emas penatalaksanaan gangguan kesehatan yang ditemukan.

 • Pada CJH risiko tinggi dilakukan pemeriksaan medis

sesuai kebutuhan (atas indikasi). • CJH yang memenuhi syarat, diberikan imunisasi

meningitis meningokokus ACW135Y.

Page 21: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP II (lanjutan)Bagi jemaah haji dengan diagnosis penyakit menular tertentu, pada akhir masa pemeriksaan kesehatan tahap kedua diharuskan telah dinyatakan sembuh atau tidak menular, dengan menunjukan surat keterangan pengobatan:

• Bagi CJH penderita tuberkulosis paru aktif (BTA Positif) harus telah mendapatkan pengobatan dan dinyatakan tidak menular.

• Bagi jemaah haji penderita kusta tipe multibasiler, harus telah mendapatkan pengobatan dan dinyatakan tidak menular

Page 22: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP II (lanjutan)

Bagi CJH dengan diagnosis penyakit tidak menular diharapkan telah mendapatkan perawatan dan pemeliharaan kesehatan yang adekuat pada akhir masa pemeriksaan kesehatan tahap kedua dan dinyatakan laik untuk melaksanakan perjalanan ibadah haji dengan catatan advis medik bagi dokter kloter jika perlu. Dibuktikan dengan menunjukan surat keterangan pengobatan.

Page 23: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP II (lanjutan)

• Dokter pemeriksa menuliskan diagnosis sesuai dengan hasil pemeriksaan kesehatan, pengobatan, dan kesimpulan pemeriksaan dalam catatan medik. Catatan medik ini menjadi dasar pengisian Buku Kesehatan Jemaah Haji.

• Kode diagnosis ditulis sesuai dengan kode ICD-X.

• Kesimpulan hasil pemeriksaan dibuat dalam kategori mandiri, observasi, pengawasan atau tunda.

Page 24: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP II (lanjutan)

• Untuk kepentingan diagnosis, perawatan dan pemeliharaan kesehatan, jenis pemeriksaan dapat ditambah, dilengkapi atau berulang sesuai kebutuhan.

 • Pada jemaah haji yang perawatan dan pemeliharaan

kesehatannya memungkinkan ditatalaksana di Puskesmas, maka dilakukan rujukan balik ke puskesmas pengirim disertai surat rujukan balik pemeriksaan kesehatan. Buku Kesehatan Jemaah Haji diserahkan rumah sakit ke puskesmas pengirim.

Page 25: Standar pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

STANDAR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP II (lanjutan)• Pada jemaah haji yang pemeliharaan kesehatannya tidak

memungkinkan ditatalaksana di puskesmas, perawatan dan pemeliharaan kesehatan dilakukan disarana kesehatan berkompeten.

 • Buku Kesehatan Jemaah Haji dapat disimpan di rumah

sakit sampai satu bulan sebelum dimulainya operasional embarkasi haji tahun berjalan. Buku Kesehatan Jemaah Haji selanjutnya diserahkan kepada dinas kesehatan kabupaten untuk diserahkan kepada CJH sebelum keberangkatan ke embarkasi.