kesadaran hukum masyarakat dalam ... -...

119
KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) C DI KELURAHAN LIMBANGAN WETAN KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES SKRIPSI Disusun Oleh : TANTY KUSUMA DIGDANI E1A007335 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2012

Upload: dangkhanh

Post on 03-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN SURAT

IZIN MENGEMUDI (SIM) C DI KELURAHAN LIMBANGAN WETAN

KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

SKRIPSI

Disusun Oleh :

TANTY KUSUMA DIGDANI

E1A007335

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2012

Page 2: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

ii

KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN SURAT

IZIN MENGEMUDI (SIM) C DI KELURAHAN LIMBANGAN WETAN

KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Disusun Oleh:

TANTY KUSUMA DIGDANI

E1A007335

Page 3: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN SURAT

IZIN MENGEMUDI (SIM) C DI KELURAHAN LIMBANGAN WETAN

KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

Disusun Oleh:

TANTY KUSUMA DIGDANI

E1A007335

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Diterima dan Disahkan

Pada Tanggal Agustus 2012

Menyetujui,

Pembimbing I/ Penguji I Pembimbing II/ Penguji II Penguji III

Saryono Hanadi, S.H., M.H. Tedi Sudrajat, S.H., M.H Haryanto Dwi Atmodjo, S.H., M.Hum.

NIP.19570329 198601 1 001 NIP. 19800403 200604 1 003 NIP. 19570225 198702 1 001 .19540426 198003 1 004

Mengetahui

Dekan Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Hj. Rochani Urip Salami, S.H, M.S.

NIP. 19520603 198003 2 001

Page 4: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya :

Nama : TANTY KUSUMA DIGDANI

NIM : E1A007335

Judul : KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM

PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) C DI

KELURAHAN LIMBANGAN WETAN KECAMATAN

BREBES KABUPATEN BREBES

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini adalah benar-benar hasil karya saya

sendiri dan tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan oleh orang lain.

Dan apabila ternyata terbukti saya melakukan pelanggaran sebagaimana yang tersebut

di atas, maka saya bersedia dikenakan sanksi apapun dari pihak fakultas.

Purwokerto, Agustus 2012

TANTY KUSUMA DIGDANI

NIM E1A007335

Page 5: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan

rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan judul: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM

PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) C DI KELURAHAN

LIMBANGAN WETAN KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

usaha, bimbingan, dan doa serta dukungan yang tidak ternilai harganya dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Hj Rochani Urip Salami, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman.

2. Saryono Hanadi, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum dan Masyarakat,

selaku Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, saran dan kritik

serta bimbingannya dalam penulisan skipsi ini sehingga memperlancar

dalam penulisan skripsi ini.

3. Tedi Sudrajat, S.H., M.H., selaku pembimbing II yang telah memberikan

masukan, motivasi, koreksi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

vi

4. Haryanto Dwi Atmodjo, S.H., M.Hum., selaku penguji skripsi yang telah

memberikan petunjuk, saran dan kritik dalam hasil penilaian akhir skripsi

ini.

5. Rahadi Wasi Bintoro, S.H., M.H., selaku dosen pembimbing akademik yang

telah menjadi orang tua selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman.

6. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

yang telah bersedia memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Seluruh Staf Akademik Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

yang telah membantu dalam urusan administrasi selama penulis

menjalankan studi.

8. Kepala beserta seluruh Anggota Kepolisian Polres Kabupaten Brebes yang

telah memberikan ijin kepada Penulis untuk melakukan penelitian.

9. Kepala Desa beserta seluruh warga Kelurahan Limbangan Wetan

Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes yang telah memberikan ijin kepada

Penulis untuk melakukan penelitian serta membantu Penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

10. Kedua orang tuaku, Bapak Handigdo AS, S.E., dan Ibu Umi Cholisoh yang

telah memberikan do’a, semangat, bimbingan, nasehat, kesabaran, dan kasih

sayangnya selama ini, serta dukungan baik materiil maupun spiritual

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

11. Kakakku, Johan Arifin Alief yang telah memberikan semangat serta

dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 7: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

vii

12. Adik-adikku, Asri Meilani Digdani dan Muhammad Hafied Nurbasith, yang

selalu memberikan semangat dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

13. Sayangku, Soni Aristiandi, S.Pt., yang selalu memberikan do’a, bimbingan,

nasehat, kesabaran, dan semangat yang tak pernah lelah serta motivasi

dalam penulisan skripsi ini.

14. Bapak dan Ibuku, Slamet, S.Pd., dan Eriyati, serta mba ku Hera Widi Astuti,

yang selalu memberikan do’a, nasehat, semangat serta dukungannya dalam

penulisan skripsi ini.

15. Keluarga besar Flamboyan 3, Athikah, Helen, Okta, Amel, Uci, Anoy,

Hilda, Iin, Ninda, Mba Nita, Cha-cha, Fitri, Maya, Mia, Sari, Merti, Pak

Kirman dan masih banyak teman lainnya yang telah memberikan inspirasi

dan motivasi dalam penulisan skipsi ini.

16. Sahabat-sahabatku tersayang, Angga, Ine, Aan, Rangga, Pipin, Ari, Novel,

Oki, Adit, Rica, Ius, Yanto, Faizin, yang selalu mengisi hari-hari penulis

selama di PWT, menggoreskan kenangan-kenangan indah selama 4 tahun

dan sudah seperti keluarga sendiri, serta telah memberikan inspirasi dan

motivasi dalam penulisan skipsi ini.

17. Teman-teman Fakultas Hukum pada umumnya dan FH’07 khususnya KeCe

(Kelas C) yang telah menemani dan selalu memberikan semangat,

dukungan, dan ilmunya kepada penulis selama menempuh pendidikan di

Fakultas Hukum sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

viii

Penulis hanya mampu memberikan untaian kata terima kasih dan doa tulus dari

lubuk hati yang paling dalam. Kiranya kebaikan yang telah diberikan kepada penulis

akan dibalas dengan kebaikan dan berkat yang melimpah dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna,

untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Purwokerto, Agustus 2012

TANTY KUSUMA DIGDANI

Penulis

Page 9: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

ix

ABSTRAK

Masyarakat adalah sumber kontak sosial bersamaan dengan manusia lain pada

umumnya. Pembuatan Surat Izin Mengemudi (selanjutnya disingkat SIM) C adalah

kewajiban bagi setiap pengendara. Masyarakat yang ingin mengemudikan kendaraan

sangat diwajibkan memiliki SIM yang menjadi salah satu ketaatannya dalam berlalu

lintas karena memenuhi dan mematuhi aturan hukum yang berlaku. Kesadaran hukum

adalah konsepsi-konsepsi abstrak dalam diri manusia tentang keserasian antara

ketertiban dengan ketentraman yang dikehendaki atau sepantasnya.

Penelitian ini dengan pendekatan yuridis sosiologis berlokasi di Kelurahan

Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes. Populasi penelitian meliputi

seluruh warga anggota masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor dan berada di

wilayah tersebut dengan populasi sasaran warga masyarakat tersebut. Metode

pengambilan sampel secara acak sederhana atau simple random sampling yaitu

sejumlah 300 orang diperkirakan memiliki SIM C diambil secara random sebanyak

10%, sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 responden. Data disajikan

dalam bentuk tabel-tabel distribusi frekuensi dan tabel silang serta disajikan dalam

bentuk teks naratif. Data yang diolah di analisis dengan menggunakan metode

kuantitatif dan kualitatif.

Tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C di Kelurahan

Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes relatif tinggi. Hal ini dapat

dibuktikan dengan indikator; tingginya tingkat pengetahuan hukum, tingginya tingkat

pemahaman hukum, setujunya sikap hukum dan sesuainya pola perilaku hukum

masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesadaran hukum responden

dalam pembuatan SIM C di Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes

Kabupaten Brebes, yaitu: faktor pendidikan yang berpengaruh secara positif, faktor

motivasi yang berpengaruh secara signifikan dan faktor ekonomi yang tidak

berpengaruh dalam pembuatan SIM C.

Kata Kunci : Kesadaran Hukum, Pembuatan SIM C, Faktor-faktor yang

Berpengaruh.

Page 10: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

x

ABSTRACT

The society is the source of social contact along with other human beings in

general. The process of making driver license (hereafter abbreviated as SIM) C is the

obligation for every rider. People who want to drive the vehicle are required to have a

driver license as one of the obediences in traffic which are to comply and obey the

applicable rule of law. Legal awareness is abstract concepts inside humans about the

harmony between order and tranquility which are desired and righteously exist.

The research used juridical sociological approach located in Kelurahan

Limbangan Wetan Brebes Sub-district Brebes Regency. The population in this

reasearch consist of whole members of society who have vehicle and live in the area

with the population target were the residents. Method of taking sample is done

randomly in simple way or is called simple random sampling, i.e. about 300 people

who are estimated in owning SIM C were taken sampling randomly as much as 10%,

so that the number of samples taken were 30 respondents. The Data is presented in the

form of frequency distribution tables and narrative text. Data that is processed then

being analysed using quantitative and qualitative methods.

The level of legal awareness in making SIM C withing society in Kelurahan

Limbangan Wetan Brebes Sub-district Brebes Regency is relatively high. It can be

proven by indicator; the high level of legal knowledge, understanding of the law, law

attitude approval and suit patterns of law behavior within society. Factors that affect

the level of respondents’ legal awareness in making SIM C in Kelurahan Limbangan

Wetan Brebes Sub-district Brebes Regency, i.e. education fatcor that influence

positively, motivation factor that influence significantly and economic factor that have

no effect in making SIM C.

Keywords: Legal awareness, Process of making SIM C, Factors that Influence.

Page 11: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

ABSTRAK .......................................................................................................... ix

ABSTRACT ........................................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9

D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kesadaran Hukum ...................................................................... 12

a. Pengertian Hukum dan Kesadaran Hukum .......................... 12

b. Teori Kesadaran Hukum ....................................................... 22

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran hukum ........... 24

2. Surat Izin Mengemudi (SIM) C ................................................. 34

a. Pengertian dan Pengaturan Surat Izin Mengemudi (SIM) .... 34

b. Fungsi Pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM) ................... 37

Page 12: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

xii

c. Mekanisme Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C ...... 38

d. Syarat-syarat Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C .... 41

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan ..................................................................... 43

B. Metode Penelitian ....................................................................... 43

C. Spesifikasi Penelitian ................................................................. 43

D. Lokasi Penelitian ........................................................................ 44

E. Populasi Penelitian ..................................................................... 44

F. Metode Pengambilan Sampel ..................................................... 45

G. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 48

H. Data yang Diperlukan ................................................................ 49

I. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 50

J. Metode Pengolahan Data ........................................................... 51

K. Metode Penyajian Data .............................................................. 51

L. Definisi Operasional ................................................................... 51

M. Metode Analisis Data ................................................................. 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Pembuatan

Surat Izin Mengemudi (SIM) C Di Kelurahan Limbangan

Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes ............................. 54

B. Pengaruh Faktor Pendidikan, Motivasi dan Ekonomi Terhadap

Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C .................................................................. 70

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 83

Page 13: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

xiii

B. Saran .......................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Nilai Masing-masing Indikator Kesadaran Hukum,

Nilai Kesadaran Hukum, Tingkat Pendidikan, Motivasi dan

Ekonomi Responden .......................................................................... 56

Tabel 2 Kesadaran Hukum Responden Dalam Pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C .......................................................................... 60

Tabel 3 Pengetahuan Hukum Responden Dalam Pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C .......................................................................... 62

Tabel 4 Pemahaman Hukum Responden Dalam Pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C .......................................................................... 64

Tabel 5 Sikap Hukum Responden Dalam Pembuatan Surat Izin Mengemudi

(SIM) C .............................................................................................. 66

Tabel 6 Pola Perilaku Hukum Responden Dalam Pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C .......................................................................... 68

Tabel 7 Tingkat Pendidikan Responden .......................................................... 71

Tabel 8 Pengaruh Faktor Pendidikan Terhadap Kesadaran Hukum Dalam

Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C ....................................... 72

Tabel 9 Tingkat Motivasi Masyarakat ............................................................ 74

Tabel 10 Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Kesadaran Hukum Dalam

Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C ....................................... 75

Tabel 11 Tingkat Ekonomi Responden ............................................................. 78

Tabel 12 Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Kesadaran Hukum Dalam

Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C ....................................... 79

Page 15: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat dalam era globalisasi dan reformasi kini terus menunjukkan

sebuah perubahan yang mendasar dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai

makhluk hidup yang saling bersinggungan, masyarakat adalah sumber kontak

sosial bersamaan dengan manusia lain pada umumnya. Lain halnya dengan

sebuah sikap dalam suatu masyarakat yang semakin meningkat jelas dalam

sinerginitas kehidupan. Pembuatan Surat Izin Mengemudi (selanjutnya

disingkat SIM) adalah kewajiban bagi setiap pengendara. Masyarakat yang

ingin mengemudikan kendaraan sangat diwajibkan memiliki SIM yang menjadi

salah satu ketaatannya dalam berlalu lintas karena memenuhi dan mematuhi

aturan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, ketaatan berlalu lintas menjadi

kewajiban bagi setiap pemilik SIM dalam melajukan kendaraannya.

Berkaitan dengan pemilikan SIM tersebut, terkadang banyak ditemui

pengendara yang tidak mempunyai SIM. Masyarakat dalam hal ini diminta

kesadarannya untuk membuat SIM apabila pengemudi atau pengguna

kendaraan tersebut ingin mengemudikan kendaraannya. Lebih ditekankan lagi

pengendara yang dimaksud adalah pengendara sepeda motor yang beroda dua,

sehingga lebih menekankan pada SIM C. Tingkat kesadaran masyarakat yang

semakin menurun dan bersikap acuh terhadap hukum membuat pihak

Page 16: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

16

kepolisian demikian tegas melakukan razia motor di setiap tempat yang

sekiranya didapati pengendara motor yang tidak memiliki SIM. Perlakuan

seperti itu sepertinya tidak membuat pengendara jera, terlebih untuk anak

sekolah yang belum membuat SIM namun semakin gencar dan lincah

berkendaraan di sepanjang jalan raya dengan mengenakan seragamnya. Tertuju

pula terhadap orang dewasa yang memakai kendaraan namun belum memiliki

SIM. Padahal mereka mengetahui bahwa itu merupakan sebuah pelanggaran,

dalam hal ini adalah pemilik SIM mempunyai kewajiban untuk mematuhi

segala peraturan lalu lintas, sehingga peraturan dalam berlalu lintas dapat

dilaksanakan dan diterapkan dengan baik dan benar.

Hukum adalah seperangkat aturan atau norma yang memiliki kekuatan

sanksi yang pelaksanaannya dapat dipaksakan oleh negara atau penyelenggara

negara, dalam hal ini adalah pemerintah. Hukum berisi seperangkat aturan

yang mengatur sebagian besar kehidupan manusia.Hukum terdiri atas hukum

tertulis dan tidak tertulis, hukum tertulis yaitu hukum yang dituangkan dalam

bentuk regulasi atau peraturan perundang-undangan yang berisi pasal-

pasalyang disusun secara sistematis dalam undang-undang, sedangkan hukum

tidak tertulis berdasarkan pada nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.1

Hukum dapat dikatakan efektif, salah satu faktor yang mengefektifkan

hukum atau peraturan tersebut adalah warga masyarakat, dalam hal ini adalah

kesadarannya untuk memenuhi suatu hukum atau peraturan perundang-

1Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, CV. Rajawali, Jakarta, 1982,

hlm. 41.

Page 17: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

17

undangan yang kerap disebut derajat kepatuhan.2Secara sederhana derajat

kepatuhan masyarakat terhadap hukum merupakan salah satu indikator

berfungsinya hukum yang bersangkutan.

Kesadaran hukum pada hakekatnya adalah berbicara mengenai manusia

secara umum, bukan manusia dalam lingkungan tertentu atau manusia dalam

profesi tertentu seperti hakim, jaksa, polisi dan lain sebagainya. Kesadaran

hukum itu pada dasarnya ada pada diri setiap manusia. Setiap orang

dianggap mengerti akan undang-undang agar manusia sadar dan yakin

bahwa kaedah hukum itu untuk melindungi kepentingan manusia dan

sesamanya terhadap ancaman bahaya di sekelilingnya, sehingga setiap manusia

mengharapkan agar hukum sebagai pedoman yang dapat dilaksanakan dan

dihayati oleh semua manusia agar kepentingannya dan kepentingan masyarakat

terlindungi dari bahaya yang ada di sekelilingnya.3 Kesadaran hukum untuk

melindungi kepentingan manusia, sehingga harus dilaksanakan dan

menerapkan sanksi bagi yang melanggarnya.

Permasalahan mengenai berfungsinya hukum dalam suatu masyarakat

adalah permasalahan mengenai kesadaran hukum masyarakatnya.

Pembentukan hukum tanpa didasarkan pada sebuah nilai, norma, dan keadaan

masyarakat maka akan membawa dampak pada hukum itu sendiri dengan

konsekuensi hukum tersebut tidak berjalan dengan efektif di dalam masyarakat.

2Ali Zaenudin, Sosiologi Hukum, CV. Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 64.

3 Sudikno Mertokusumo, Artikel hukum: Kesadaran Hukum Sebagai Landasan Untuk

Memperbaiki Sistem Hukum, tersedia di websitehttp://www.sudiknoartikel.blogspot.com /, diakses

tanggal 9 April 2012.

Page 18: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

18

Kesadaran hukum adalah apa yang seyogyanya di perbuat atau apa yang

seyogyanya tidak di perbuat, sehingga kesadaran hukum dengan hukum itu

mempunyai kaitan yang erat sekali. Kesadaran hukum masyarakat tidak lain

merupakan pandangan-pandangan yang hidup dalam masyarakat tentang apa

hukum itu. Pandangan-pandangan yang hidup di dalam masyarakat bukanlah

hanya merupakan produk pertimbangan-pertimbangan yang di dominasi

menurut akal, akan tetapi berkembang di bawah pengaruh beberapa faktor

seperti agama, ekonomi, politik dan sebagainya.4 Kesadaran hukum dalam

masyarakat sangatlah diperlukan,sebab stabilitas kehidupan bermasyarakat

akan tetap terjaga apabila masyarakat mampu menjaga kesadaran hukum,baik

kesadaran antar individu ataupun kesadaran sosial masyarakatnya.

Semua aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya privat maupun

publik tidak lepas dari hukum. Mulai dari membuat perjanjian, mengeluarkan

keputusan, dan lain sebagainya. Salah satu perbuatan hukum yang umum

dilakukan oleh masyarakat adalah adanya kewajiban bagi masyarakat yang

ingin berkendaraan maka harus mempunyai SIM. Sebagaimana yang telah

diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, selebihnya diperjelas mengenai SIM dalam persyaratan

pembuatannya.

Penulis lebih memfokuskan kesadaran hukum masyarakat dalam

pembuatan SIM Citu sendiri khususnya di daerah Pantai Utara (selanjutnya

4El Ghozali Hasan, Makna dan Pentingnya Kesadaran Hukum dalam Masyarakat,tersedia di

websitehttp://www.el-ghozali-hasan.blogspot.com/,diakses tanggal 9 Mei 2012.

Page 19: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

19

disingkat Pantura) yaitu daerah Brebes yang rawan akan kecelakan dan

pemeriksaankendaraan bermotor di setiap tempat tertentu.Peningkatan

kendaraan yang semakin tinggi membuat daerah Pantura tersebut padat dan

rawan akan kecelakaan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui internet

mengenai kecelakaan lalu lintas (selanjutnya disingkat LakaLantas) pada

tanggal 3 November 2010 berdasarkan setiap pos polisi yang terbagi menjadi

tiga, yaitu pos polisi untuk daerah brebes, tanjung, dan bumiayu. Ketiganya

dibedakan agar memudahkan pihak kepolisian dalam memberi informasi dan

memberikan data yang relevan. Tabel laka lantas berdasarkan pos polisi adalah

sebagai berikut:

Tabel 1: Laka Lantas berdasarkan Pos Polisi5

POS LAKA TANJUNG

No Kecamatan Jumlah Persentase

1 Bulakamba 9 26 %

2 Kersana 3 9 %

3 Ketanggungan 2 6 %

4 Larangan 4 12 %

5 Losari 6 18 %

6 Tanjung 10 29 %

7 Banjarharjo 0 0 %

Jumlah 34 100 %

POS LAKA BREBES

5Http://www.satlantasbrebes.wordpress.com /, diakses tanggal 9 April 2012.

No Kecamatan Jumlah Persentase

1 Brebes 21 53 %

2 Jatibarang 2 5 %

3 Songgom 3 8 %

4 Wanasari 14 35 %

Page 20: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

20

POS LAKA BUMIAYU

No Kecamatan Jumlah Persentase

1 Bantarkawung 1 4 %

2 Bumiayu 8 33 %

3 Paguyangan 10 42 %

4 Tonjong 5 21 %

Jumlah 24 100 %

LAKA BERDASARKAN POS

No Nama POS Jumlah LAKA Persentase

1 Pos Tanjung 34 35 %

2 Pos Brebes 40 41 %

3 Pos Bumiayu 24 24 %

Jumlah 98 100 %

Sumber: Internet, 2010.

Berdasarkan pada data kecelakaan lalu lintas dalam tabel diatas maka

dapat diperoleh gambaran bahwa tingkat kecelakaan kecelakaan lalu lintas di

jalan raya khususnya bagi pengemudi kendaraan bermotor roda dua, secara

kuantitatif menunjukkan tingkat yang relatif tinggi. Disamping jumlah

kendaraan roda dua yang meningkat, sarana dan prasarana jalan tidak

mendukung, kecelakaan lalu lintas tersebut disebabkan oleh pengemudi itu

sendiri yang berdasarkan syarat-syarat berlalu lintas belum memenuhi syarat,

antara lain: kepemilikan surat tanda bukti mengemudi di jalan raya (SIM). Hal

ini mencerminkan bahwa kesadaran pengemudi terhadap kepemilikan SIM

relatif masih rendah. Kondisi tersebut diatas didukung dengan wawancara

peneliti dengan Kasatlantas Kabupaten Brebes pada penelitian pendahuluan

Jumlah 40 100 %

Page 21: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

21

yang menyatakan bahwa “pengemudi kendaraan bermotor khususnya roda dua

yang mengalami kecelakaan pada umumnya belum mempunyai SIM”.6

Oleh karena kesadaran pengemudi tentang arti pentingnya kepemilikan

SIM tersebut masih tergolong rendah, maka diasumsikan akan berpengaruh

terhadap kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM tersebut. Hal

inilah yang menjadi urgensi penelitian ini dilakukan.

Semakin meningkatnya Laka Lantas dari tahun ke tahun, sepatutnya

sebagai masyarakat yang taat akan hukum agar mengetahui dan memahami

seluk beluk tata cara berlalulintas yang baik dan persyaratan yang harus

dipenuhi dalam mengemudi. Berdasarkan data tersebut diatas, maka dapat

diinterpretasikan bahwa masyarakat pengguna jalanan di wilayah tersebut

terindikasi tingkat kesadaran hukum berlalu lintas belum maksimal. Salah satu

syarat berlalu lintas ada keharusan bahwa pengendara kendaraan di jalan raya

harus memiliki SIM. Oleh karena itu, kesadaran hukum masyarakat terhadap

pembuatan SIM adalah merupakan hal yang sangat penting, setidak-tidaknya

diharapkan dapat menciptakan tertib berlalu lintas. Disinilah letak urgensi

hubungan kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM dengan

tindakan penekanan kecelakaan lalu lintas di jalan.

Pada tahun 2011 total pengendara roda dua yang mengalami kecelakaan

baik luka ringan, luka berat, maupun yang meninggal telah tercantum 541

korban. Angka kecelakaan yang meningkat dengan jumlah korban yang

meningkat, maka dalam pembuatan SIM C ini lebih diperketat dengan adanya

6 Hasil wawancara tanggal 3 Mei 2012.

Page 22: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

22

ujian teori dan ujian praktek agar tidak di dapati pengemudi yang tidak lancar

dan lincah dalam mengemudi pada saat di jalan.

Pemohon SIM C di wilayah kabupaten Brebes dalam empat bulan

terakhir yang terhitung dari awal bulan Januari tahun 2012 hingga akhir April

2012 ini tercatat ada 1270 pemohon SIM C, sedangkan di Kelurahan

Limbangan Wetan itu sendiri terdapat 12 pemohon dalam empat bulan terakhir

ini. Minat tinggi kepemilikan SIM C terlihat jelas dalam empat bulan terakhir

ini dengan meningkatnya jumlah pemilik kendaraan bermotor roda dua baru

pada awal bulan Maret tahun 2012 hingga akhir April 2012 yaitu terdapat 1649

motor baru di kabupaten brebes.

SIM sebagai instrumen perlindungan kepentingan dan kepastian hukum

bagi setiap masyarakat yang mengemudikan kendaraan dalam ketaatan berlalu

lintas, sehingga disinilah arti penting sebuah SIM bagi pengendara kendaraan

dalam ketaatan berlalu lintas. Namun, disamping itu juga adanya pembenahan

diri pada aparatur negara dalam hal ini pemerintah agar semakin mendekatkan

diri kepada masyarakat sehingga masyarakat yang ingin membuat serta

memiliki SIM dapat terlaksana karena adanya korelasi sosial yang baik antara

pemerintah itu sendiri dan juga masyarakat yang hendak membuat SIM dapat

berjalan semestinya. Pembuatan SIM tersebut tidak terlepas dari ketaatan

berlalu lintas, yang pada intinya seorang pengendara dalam hal ini pemilik SIM

wajib mematuhi dan menaati peraturan lalu lintas, jadi tidak hanya didasarkan

pada kepemilikan saja tanpa adanya penerapan pola hidup disiplin dari diri

pemilik SIM itu.

Page 23: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

23

Dari uraian tersebut diatas maka dapat diinterpretasikan bahwa

kesadaran tentang pembuatan dan kepemilikan SIM menjadi faktor yang sangat

menentukan dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas khususnya kendaraan

bermotor roda dua di jalan raya. Oleh karena SIM merupakan salah satu syarat

yang harus dipenuhi bagi setiap orang untuk mengemudikan kendaraan

bermotor di jalan.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji

kesadaran hukum dalam hubungannya dengan pembuatan SIM dengan

merumuskan ke dalam judul “KESADARAN HUKUM MASYARAKAT

DALAM PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) C DI

KELURAHAN LIMBANGAN WETAN KECAMATAN BREBES

KABUPATEN BREBES”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di depan, maka dapat

dirumuskan perumusan masalahsebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan

Surat Izin Mengemudi(SIM) C di Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan

Brebes Kabupaten Brebes?

2. Bagaimanakah pengaruh faktor pendidikan, ekonomi, dan motivasi terhadap

tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C di Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes

Kabupaten Brebes?

Page 24: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

24

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan

Surat Izin Mengemudi (SIM) C di Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan

Brebes Kabupaten Brebes.

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor pendidikan, ekonomi, dan motivasi

terhadap tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pembutan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C di Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes

Kabupaten Brebes.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu

hukum khususnya Hukum dan Masyarakat dalam kaitannya dengan

kesadaran hukum dalam pembuatan SIM;

b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sumber informasi ilmiah

bagi para peneliti dalam meneliti masalah-masalah yang sejenis;

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

perbandingan dan acuan bagi ilmuwan dan para peneliti di masa-masa

mendatang.

2. Kegunaan Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai input atau

masukan bagi pengambil kebijakan, kepolisian khususnya Satuan Lalu

Page 25: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

25

Lintas (selanjutnya disingkat Satlantas) dan masyarakat dalam rangka

mensosialisasikan arti penting kepemilikan SIM sebagai salah satu syarat

berlalu lintas dan mengurangi angka kecelakaan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

penyuluhan hukum dan penerangan hukum bagi para penyuluh dalam

rangka meningkatkan kesadaran hukum masyarakat akan arti penting

pembuatan SIM, sehingga dapat mengurangi pelanggaran-pelanggaran

dalam berlalu lintas di jalan raya;

c. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai input atau masukan

dan dasar untuk merintis kerjasama kelembagaan khususnya lembaga

kepolisian dan pemerintahan kelurahan dalam rangka meningkatkan

kesadaran hukum masyarakat tentang pembuatan SIM sebagai salah satu

syarat berlalu lintas di jalan raya.

Page 26: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Kesadaran Hukum

a. Pengertian Hukum dan Kesadaran Hukum

Hukum merupakan salah satu instrumen untuk mengatur tingkah

laku masyarakat dalam mengatur pergaulan hidup. Secara sosiologis hukum

mengandung berbagai unsur antara lain rencana-rencana tindakan atau

perilaku, kondisi dan situasi tertentu.

Definisi hukum umumnya telah banyak dikemukakan oleh para ahli

dengan pendapatnya masing-masing, seperti menurut Abdul Manan:

“Hukum adalah suatu rangkaian peraturan yang menguasai tingkah

laku dan perbuatan tertentu dari manusia dalam hidup

bermasyarakat. Hukum itu sendiri mempunyai ciri yang tetap yakni

hukum merupakan suatu organ peraturan-peraturan abstrak, hukum

untuk mengatur kepentingan-kepentingan manusia, siapa saja yang

melanggar hukum akan dikenakan sanksi sesuai dengan apa yang

telah ditentukan”.7

S. M. Amin, seorang ahli hukum juga mengemukakan pendapatnya

sebagai berikut:

“Hukum adalah kumpulan-kumpulan peraturan-paraturan yang

terdiri dari norma dan sanksi-sanksi itu disebut hukum dan tujuan

7Abdul Manan, Aspek-aspek Pengubah Hukum, Kencana, Jakarta, 2006, hlm. 2.

Page 27: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

27

hukum itu adalah mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan

manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara”.8

Menurut J. C. T. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto sebagai

berikut:

“Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang

mengatur tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang

dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana

terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan,

yaitu dengan hukuman tertentu”.9

Hukum juga didefinisikan oleh M. H. Tirtaamidjaja seperti sebagai

berikut:

“Hukum adalah semua aturan (norma) yang harus diturut dalam

tingkah laku tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan

ancaman mesti mengganti kerugian, jika melanggar aturan-aturan itu

akan membahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akan

kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya”.10

Berbagai definisi para ahli tersebut diatas memporoleh kesimpulan

bahwa pada dasarnya hukum adalah segala peraturan yang di dalamnya

berisi peraturan-peraturan yang wajib ditaati oleh semua orang dan terdapat

8C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,

1992, hlm. 11. 9Ibid, hlm. 11-12.

10Ibid, hlm. 12.

Page 28: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

28

sanksi yang tegas di dalamnya bagi yang melanggar. Oleh karena itu,

hukum tidak terlepas pada fungsi hukum itu sendiri, antara lain:11

1. Sebagai standard of conduct, yakni sandaran atau ukuran tingkah laku

yang harus ditaati oleh setiap orang dalam bertindak dan melakukan

hubungan satu dengan yang lain;

2. Sebagai as a tool of social engeneering, yakni sebagai sarana atau sarana

untuk mengubah masyarakat ke arah yang lebih baik, baik secara pribadi

maupun dalam hidup masyarakat;

3. Sebagai as a tool of social control, yakni sebagai alat untuk mengatur

tingkah laku dan perbuatan manusia agar mereka tidak melakukan

perbuatan yang melawan norma hukum, agama, dan susila;

4. Sebagai as a facility on of human interaction, yakni hukum berfungsi

tidak hanya untuk menciptakan ketertiban, tetapi juga menciptakan

perubahan masyarakat dengan cara memperlancar proses interaksi sosial

dan diharapkan menjadi pendorong untuk menimbulkan perubahan dalam

kehidupan masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, menurut C. S. T Kansil pada

dasarnya hukum itu meliputi unsur-unsur sebagai berikut:12

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat;

2. Peraturan diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;

3. Peraturan itu bersifat memaksa;

4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

Dilihat dari segi terbentuknya, hukum dapat berupa hukum tertulis,

yakni hukum yang dibuat oleh instansi atau lembaga yang berwenang dalam

sebuah negara dan dalam aplikasinya sering disebut dengan peraturan

perundang-undangan yang berbentuk tertulis dan biasanya berbentuk

kodifikasi dalam jenis hukum tertentu secara sistematis sehingga mudah

untuk dipelajarinya. Hukum tidak tertulis atau yang dikenal dengan hukum

adat yakni hukum yang hidup dalam masyarakat, tidak tertulis tetapi

11

Abdul Manan, Op.Cit, hlm. 3. 12

C.S.T. Kansil, Op.Cit, hlm. 12.

Page 29: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

29

berlakunya ditaati dan dipatuhi oleh masyarakat sebagaimana hukum yang

tertulis.13

Menurut Sudikno Mertokusumo, hukum itu bukanlah merupakan

tujuan, tetapi sarana atau alat untuk mencapai tujuan yang sifatnya non-

yuridis dan berkembang karena rangsangan dari luar hukum. Pada

umumnya, hukum adalah keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau

kaedah-kaedah dalam suatu kehidupan bersama.14

Keseluruhan peraturan

yang dimaksud adalah tentang tingkah laku yang berlaku dalam suatu

kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu

sanksi. Hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaedah mempunyai isi

yang bersifat umum dan normatif, umum karena berlaku bagi setiap orang

dan normatif karena menentukan apa yang seyogyanya dilakukan, apa yang

tidak boleh dilakukan atau harus dilakukan serta menentukan bagaimana

caranya melaksanakan kepatuhan pada kaedah-kaedah.

Menurut Sudikno Mertokusumo yang dikutip oleh Ishaq dalam

bukunya, bahwa tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan

masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan keseimbangan.

Berkaitan dengan tujuan hukum tersebut, maka dikenal tiga teori tentang

tujuan hukum tersebut, antara lain:15

1. Teori Etis (ethische theori), memandang bahwa hukum ditempatkan pada

perwujudan keadilan yang semaksimal mungkin dalam tata tertib

masyarakat, dalam arti hukum semata-mata bertujuan keadilan;

13

Abdul Manan, Op.Cit, hlm. 2-3. 14

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty Yogyakarta,

Yogyakarta, 2005, hlm. 40. 15

Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 7-9.

Page 30: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

30

2. Teori Utilitis (utiliteis theori) dari Jeremy Bentham berpendapat, bahwa

tujuan hukum adalah untuk memberikan kepada manusia kebahagiaan

yang sebesar-besarnya. Teori hanya memperhatikan daya guna atau

bermanfaat, dan tidak memperhatikan keadilan;

3. Teori Gabungan/Campuran (verenigings theori/gemengde theori),

menurut teori ini tujuan hukum adalah bukan hanya keadilan semata,

tetapi juga kemanfaatannya (kegunaannya).

Berdasarkan teori tersebut diatas, menunjukan hukum dapat

mencapai tujuannya jika terjadi keseimbangan antara kepastian hukum dan

keadilan, atau keserasian antara kepastian yang bersifat umum (objektif) dan

penerapan keadilan secara khusus yang bersifat subjektif, karena pada

dasarnya fungsi hukum adalah untuk menertibkan dan mengatur pergaulan

dalam masyarakat serta menyelesaikan masalah-masalah yang

timbul.16

Selain itu, hukum juga berfungsi sebagai sarana pengendalian

sosial dan sarana untuk melancarkan proses interaksi sosial.17

Di Indonesia fungsi hukum didalam pembangunan adalah sebagai

sarana pembaharuan masyarakat. Hal ini didasarkan pada anggapan Mochtar

Kusumaatmadja yang dikutip oleh Soerjono Soekanto dalam bukunya,

bahwa adanya ketertiban dalam pembangunan, merupakan sesuatu yang

dipandang penting dan sangat diperlukan. Hukum sebagai tata kaedah dapat

berfungsi sebagai sarana untuk menyalurkan arah kegiatan-kegiatan warga

masyarakat ke tujuan yang di kehendaki oleh perubahan terencana.18

Peranan yang dilakukan oleh hukum untuk menimbulkan perubahan

di dalam masyarakat dapat dilakukan baik secara langsung dan tak

16

Ibid, hlm. 10. 17

Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, CV. Rajawali, Jakarta,

1982, hlm. 59. 18

Ibid, hlm. 9.

Page 31: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

31

langsung. Perundang-undangan dapat dilihat sebagai suatu aktivitas yang

bersifat formal juridis sebagai suatu aktivitas untuk merumuskan secara

tertib, menurut prosedur yang telah ditentukan mengenai apa yang menjadi

kehendak masyarakat. Melihat kedudukan dan peranan yang diberikan oleh

masyarakat kepada lembaga, maka akan terdapat hubungan timbal balik

antara lembaga dan aktivitas perundang-undangan dengan masyarakat.19

Penegakan hukum pada dasarnya tidak dapat berdiri sendiri karena

mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat. Kesadaran hukum

dianggap sebagai variabel bebas, sedangkan taraf ketaatan merupakan

variabel tergantung.20

Kesadaran hukum berkaitan dengan nilai-nilai yang

tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Oleh karena itu, masalah

kesadaran hukum yang ada di Indonesia perlu di kaji secara mendalam.

Masalah kesadaran hukum timbul di dalam proses penerapan dari

hukum positif tertulis. Tidak ada hukum yang mengikat warga-warga

masyarakat kecuali atas dasar kesadaran hukumnya. Apabila pembentuk

hukum menerbitkan peraturan-peraturan yang tidak cocok dengan kesadaran

atau perasaan masyarakat maka akan menimbulkan reaksi-reaksi yang

negatif dari masyarakat. Semakin besar pertentangan antara peraturan

dengan kesadaran tersebut, maka semakin sulit untuk menerapkannya.

Menurut J. J Von Schmid yang dikutip oleh Soerjono Soekanto

dalam bukunya, bahwa terdapat perbedaan antara kesadaran hukum dengan

19

Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung, 1986, hlm. 117.

20Soerjono Soekanto, Op.Cit, hlm. 208.

Page 32: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

32

perasaan hukum. Perasaan hukum diartikan sebagai penilaian hukum yang

timbul secara serta merta dari masyarakat. Sedangkan, kesadaran hukum

lebih banyak merupakan perumusan dari kalangan hukum mengenai

penilaian tersebut, yang telah dilakukannya melalui penafsiran-penafsiran

secara ilmiah.21

Dalam kesadaran hukum tidak terlepas dari konsepsi yang

bersumber dari kebudayaan hukum dengan kegunaan untuk mengetahui

perihal nilai-nilai terhadap prosedur hukum maupun substansinya. Konsepsi

kebudayaan hukum lebih tepat karena kesadaran hukum banyak sekali

berkaitan dengan perasaan yang seringkali dianggap sebagai faktor-faktor

yang mempengaruhi hubungan antara hukum dengan pola-pola perilaku

manusia dalam masyarakat.

Menurut P. Scholten yang dikutip oleh Soerjono Soekanto dalam

bukunya, bahwa kesadaran hukum lebih didasarkan pada kesadaran yang

dianggap sebagai mediator antara hukum dengan perikelakuan manusia baik

secara individual maupun bersama-sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa,

kesadaran hukum sebenarnya merupakan kesadaran atau nilai-nilai yang

terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum

yang diharapkan ada.22

Sebenarnya yang ditekankan adalah nilai-nilai

tentang fungsi hukum dan bukan suatu penilaian hukum terhadap kejadian-

kejadian yang konkret dalam masyarakat yang bersangkutan.

21

Ibid, hlm. 152. 22

Ibid, hlm. 152.

Page 33: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

33

Kesadaran sangat dituntut kehadirannya dalam masyarakat di dalam

menegakkan hukum, karena tanpa semua itu dirasakan tidak ada kepastian

hukum. Bila tidak terdapat kepastian hukum maka akan terjadi suatu situasi

tanpa hukum. Kesadaran hukum dirasakan sebagai pengekangan diri dari

luar bagi manusia dalam hidup dan menghidupi dalam hidup bermasyarakat.

Peranan manusia dan masyarakat memegang arti penting dalam kesadaran

hukum, karena moral dan etik pada akhirnya sebagai kesadaran kehendak

memegang peranan dalam hidup dan menghidupi dalam kesadaran hukum

ini.

Menurut AW. Widjaja mengenai definisi kesadaran hukum yaitu

sebagai berikut:

“Sadar diartikan merasa, tahu, ingat kepada keadaan yang

sebenarnya, keadaan ingat akan dirinya. Kesadaran diartikan

keadaan tahu, mengerti dan merasa akan dirinya. Hukum diartikan

sebagai peraturan yang dibuat sesuatu kekuasaan atau adat yang

dianggap berlaku oleh dan untuk orang banyak (manusia dan

masyarakat) atau segala perundang-undangan, peraturan dan

ketentuan dan sebagainya untuk mengatur hidup dalam

msyarakat”.23

Berbicara mengenai kesadaran akan selalu berkaitan dengan manusia

sebagai individu dan anggota masyarakat. Dengan kesadaran yang dimiliki

oleh setiap individu dan anggota masyarakat. Sebagai individu maka akan

mengetahui dan memperhatikan dirinya sendiri, sedangkan sebagai anggota

23

AW. Widjaja, Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila, CV. Era Swasta,

Jakarta, 1984, hlm. 14.

Page 34: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

34

masyarakat akan mengadakan kontak dengan orang lain sehingga timbul

reaksi diantara mereka. Kesadaran merupakan sikap/perilaku mengetahui

atau mengerti dan taat pada aturan serta ketentuan perundang-undangan

yang ada.Kesadaran dapat diartikan pula sebagai sikap atau perilaku

mengetahui atau mengerti dan taat pada adat istiadat serta kebiasaan hidup

dalam masyarakat.Berbicara mengenai kesadaran hukum, AW. Widjaja

mengemukakan dua sifat kesadaran, yaitu:24

1. Kesadaran bersifat statis, yaitu sesuai dengan peraturan perundang-

undangan berupa ketentuan-ketentuan dalam masyarakat;

2. Kesadaran bersifat dinamis yang menitikberatkan pada kesadaran yang

timbul dari dalam diri manusia dan dari kesadaran moral, keinsyafan dari

dalam diri sendiri yang merupakan sikap batin yang tumbuh dari rasa

tanggungjawab.

Kesadaran hukum menurut AW. Widjaja dapat disimpulkan sebagai

berikut:

“Kesadaran hukum adalah keadaan dimana tidak terdapat benturan-

benturan hidup dalam masyarakat, sehingga masyarakat disini dalam

keadaan seimbang, selaras dan serasi. Kesadaran hukum diterima

secara kesadaran bukan diterima sebagai paksaan, walaupun ada

pengekangan dari luar diri manusia dan masyarakat sendiri dalam

bentuk perundangan-undangan, peraturan dan ketentuan”.25

Kesadaran hukum disini, masyarakat tidak hanya patuh dan taat

karena terdapat aturan yang berlaku, dan tidak hanya diperintahkan dan atau

diawasi karena merasa sebagai paksaan, melainkan kesadaran yang dinamis

dan penuh tanggungjawab. Kesadaran yang dinamis dan penuh

24

Loc.Cit. 25

Ibid, hlm. XVIII.

Page 35: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

35

tanggungjawab yang dimaksud adalah dimana manusia dan masyarakat

mempunyai keinginan yang kuat untuk meningkatkan dan mengembangkan

lebih lanjut. Kesadaran tidak hanya untuk mengerti dan menaati ketentuan

dan peraturan yang ada, akan tetapi menaati etik dan moral sesuai dengan

adat dan kebiasaan yang ada dan hidup. Kesadaran hukum yang belum

sepenuhnya belum dilakukan oleh masyarakat, maka ketaatan akan

kesadaran tersebut masih terpendam. Hal ini disebabkan manusia dan

masyarakat tidak atau belum menyadari sepenuhnya jiwa dan semangat

yang tercermin dalam pandangan hidup yang meliputi hidup dan kehidupan

masyarakat.26

Kesadaran hukum dikaitkan dengan tingkah laku masyarakat, karena

yang menjadi titik tolak perhatian adalah manusia sendiri sebagai

masyarakat. Kesadaran hukum banyak dihubungkan dengan perilaku

masyarakat demi tujuan masyarakat itu sendiri, hal ini akan tampak perilaku

masyarakat itu melaksanakan atau mempraktekan kesadaran hukum di

dalam dirinya, yaitu pelaksanaan aturan, ketentuan perundangan dalam

kaitannya dengan moral dan etik sesuai dengan adat dan kebiasaan.27

Berbicara mengenai kesadaran hukum tidak terlepas dari tujuan

hukum itu sendiri, karena tujuan hukum mendukung perkembangan

martabat manusia, sehingga tujuan hukum secara konkret adalah melindungi

setiap manusia dan seluruh masyarakat. Intinya adalah mengayomi

26

Ibid, hlm. 14-15. 27

Ibid, hlm. 18.

Page 36: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

36

masyarakat, demi penghormatan terhadap kodrat dan martabat manusia. Ciri

khas bagi suatu negara hukum yang merupakan perwujudan kesadaran

hukum menurut AW. Widjaja adalah:28

1. Pengakuan dan perlindungan atas hak-hak asasi manusia;

2. Peradilan yang bebas dari pengaruh sesuatu kekuasaan atau kekuatan lain

dan tidak memihak;

3. Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya.

Konsekuensi apabila manusia dan masyarakat menuntut hak-hak asasi

secara berlebihan, maka disini tidak terdapat adanya kesadaran hukum.

Penuntutan hak-hak asasi secara berlebihan pada dasarnya manusia atau

masyarakat itu telah melanggar hak asasi itu sendiri dan tidak tercerminnya

kesadaran hukum disini.

AW. Widjaja mengungkapkan bahwa kesadaran adalah suatu proses

kesiapan diri untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, menanggapi

hal tertentu dengan didasari atas pengertian, pemahaman, penghayatan dan

pertimbangan-pertimbangan nalar dan moral dengan disertai kebebasan

sehingga terdapat pertanggungjawaban secara sadar.Konsekuensi logis dari

sebuah kesadaran tidak hanya tergantung pada kelengkapan perundang-

undangan saja, melainkan juga dikaitkan dengan kesadaran pribadi terhadap

moral, etika dan lingkungan. Apabila setiap manusia memiliki kesadaran

moral, maka masyarakat akan tertib dan aman. Kesadaran seseorang tampak

terlihat dari sikap dan tingkah lakunya sebagai akibat adanya motivasi untuk

bertindak.

28

Ibid, hlm. 20.

Page 37: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

37

b. Teori Kesadaran Hukum

Berbicara mengenai kesadaran hukum tidak terlepas dari indikator

kesadaran hukum. Indikator itu yang nantinya akan berpengaruh besar

terhadap kesadaran hukum. Oleh karena itu, kesadaran hukum adalah

konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, tentang keserasian antara

ketertiban dengan ketentraman yang dikehendaki atau sepantasnya. Teori

dalam faktor yang berpengaruh dikemukakan oleh B. Kutschincky dalam

bukunya Soerjono Soekanto, antara lain:29

1. Pengetahuan tentang peraturan-peraturan hukum;

2. Pengetahuan tentang isi peraturan-peraturan hukum;

3. Sikap terhadap peraturan-peraturan hukum;

4. Pola-pola perikelakuan hukum.

Berkaitan dengan indikator diatas, Otje Salman menjelaskan

indikator seperti dibawah ini, antara lain:30

1. Indikator pertama adalah pengetahuan tentang hukum. Seseorang

mengetahui bahwa perilaku-perilaku tertentu itu telah diatur oleh hukum.

Peraturan hukum yang dimaksud disini adalah hukum tertulis maupun

hukum yang tidak tertulis. Perilaku tersebut menyangkut perilaku yang

dilarang oleh hukum maupun perilaku yang diperbolehkan oleh hukum.

2. Indikator yang kedua adalah pemahaman hukum, yaitu sejumlah

informasi yang dimiliki seseorang mengenai isi peraturan dari suatu

hukum tertentu. Pemahaman hukum disini adalah suatu pengertian

terhadap isi dan tujuan suatu peraturan dalam hukum tertentu serta

manfaatnya bagi pihak-pihak yang kehidupannya diatur oleh peraturan

tersebut. Seseorang warga masyarakat mempunyai pengetahuan dan

pemahamannya masing-masing mengenai aturan-aturan tertentu,

misalnya adanya pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai

pentingnya Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

29

Soerjono Soekanto, Op.cit, hlm. 159. 30

Otje Salman, Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Hukum Waris, Alumni, Bandung,

1993, hlm. 40-42.

Page 38: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

38

Angkutan Jalan. Pemahaman ini diwujudkan melalui sikap mereka

terhadap tingkah laku sehari-hari.

3. Indikator yang ketiga adalah sikap hukum, yaitu suatu kecenderungan

untuk menerima hukum karena adanya penghargaan terhadap hukum

sebagai sesuatu yang bermanfaat atau menguntungkan jika hukum

tersebut ditaati. Seseorang disini yang nantiya akan mempunyai

kecenderungan untuk mengadakan penilaian tertentu terhadap hukum.

4. Indikator yang keempat adalah pola perilaku, yaitu dimana seseorang

atau dalam suatu masyarakat warganya mematuhi peraturan yang

berlaku. Indikator ini merupakan indikator yang paling utama, karena

dalam indikator tersebut dapat dilihat apakah suatu peraturan berlaku

atau tidak dalam masyarakat, sehingga seberapa jauh kesadaran hukum

dalam masyarakat dapat dilihat dari pola perilaku hukum.

Secara menyeluruh, yang paling berpengaruh adalah terhadap

pengetahuan tentang isi, sikap hukum dan pola perikelakuan hukum.

Pengetahuan yang dimilikinya kebanyakan diperoleh dari pengalaman

kehidupan sehari-hari, sehingga kesadaran hukum yang meningkat

tergantung pada meningkatnya materi ilmu hukum yang disajikan. Jadi,

setiap indikator kesadaran hukum menunjukan taraf kesadaran hukum,

apabila masyarakat hanya mengetahui adanya suatu hukum maka kesadaran

hukum yang dimiliki masih rendah. Pengertian dan pemahaman hukum

yang berlaku perlu dipertegas secara mendalam agar masyarakat dapat

memiliki suatu pengertian terhadap tujuan dari peraturan tersebut untuk

dirinya sendiri dan masyarakat pada umumunya.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Hukum

Sebuah hukum yang hanya diketahui akan berdampak seketika itu

juga, maka akan mempunyai taraf kesadaran hukum masyarakat yang masih

relatif rendah. Perilaku masyarakat yang dapat dikategorikan sesuai dengan

Page 39: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

39

hukum yang berlaku, maka tidak berarti kesadaran hukum masyarakatnya

juga akan berdampak tinggi. Hal ini disebabkan kesadaran hukum

ditentukan oleh beberapa faktor berikut ini:31

1. Rasa takut pada sanksi;

2. Memelihara hubungan baik dengan kelompok;

3. Memelihara hubungan baik dengan penguasa;

4. Kepentingan pribadi terjamin;

5. Sesuai dengan nilai yang dianut.

Kesadaran hukum masyarakat yang disebabkan karena hukum tersebut

sesuai dengan nilai yang dianutnya, maka dapat dikatakan kesadaran

masyarakat hukum tersebut relatif tinggi.

Beberapa faktor yang berpengaruh seperti faktor usia, jenis kelamin

dan pendidikan yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto dalam bukunya,

B. Kutchinsky mengatakan bahwa faktor pendidikan yang bersandarkan

penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap wanita dengan taraf

pendidikan rendah telah membuktikan bahwa pengetahuan tentang hukum

rata-rata lebih rendah daripada pria dengan taraf pendidikan yang sama.

Akan tetapi, kecenderungan tersebut berubah dengan meningkatnya taraf

pendidikan yang menyebabkan dengan bertambahnya pendidikan dan

pengetahuan hukum.32

31

Farah Afriliana, Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Pembuatan Kartu Tanda Penduduk

(KTP); (Studi Tentang Faktor Pendidikan Dan Ekonomi TerhadapPembuatan Kartu Tanda

Penduduk (KTP) Di Desa Kutabanjar Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara ),

Skripsi, 2010, hlm. 3. 32

Soerjono Soekanto, Op.cit, hlm. 162-163.

Page 40: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

40

Pembuktian pengaruh faktor-faktor tersebut sangat penting, karena

konsepsi kesadaran hukum sifatnya sangat abstrak, sehingga dengan

mengadakan identifikasi terhadap pengaruh tersebut, maka akan lebih

mudah untuk menghubungkan masing-masing indikator kesadaran hukum

secara terpisah maupun secara menyeluruh.

Menurut Soerjono Soekanto, faktor-faktor yang lebih pokok dari

kesadaran hukum adalah pengetahuan tentang isi peraturan yang di satu

pihak dipengaruhi oleh usia, tingkat studi dan jangka waktu tinggal, dan

yang di lain pihak mempengaruhi sikap hukum dan pola perikelakuan

hukum. Pengetahuan tentang isi peraturan terjadi karena proses internalisasi

dan proses imitasi terhadap pola-pola perikelakuan pejabat-pejabat hukum

yang kedua-duanya memakan waktu yang relatif lama.

Berkaitan dengan kesadaran hukum masyarakat dalam proses

pembuatan SIM C, maka terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya,

antara lain:

1. Faktor Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kebutuhan masyarakat yang tergolong

sangat penting, karena dengan pendidikan cara berfikir seseorang atau

kecerdasan serta pengetahuan seseorang akan bertambah, dan dengan

pendidikan pula seseorang dapat meningkatkan status sosialnya.

Menurut Soerjono Soekanto, secara menyeluruh faktor

pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan isi hukum, sikap hukum,

Page 41: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

41

dan pola perilaku hukum, khususnya dalam pembuatan SIM C. Akan

tetapi pengetahuan tentang pembuatan SIM C merupakan pengetahuan

yang banyak dimiliki dan diperoleh dari pengalaman kehidupan sehari-

hari.33

Menurut Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Berbicara mengenai pendidikan tidak terlepas pada fungsi dan

tujuan pendidikan nasional itu sendiri yang diatur dalam Pasal 3 Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

yakni bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggungjawab.

33

Ibid, hlm. 209-210.

Page 42: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

42

Berdasarkan Pasal 1 angka (11) Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa

Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan pada umumnya berawal dari

pendidikan Sekolah Dasar (yang sering disebut dengan istilah SD).

Kemudian beralih pada pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(yang sering disebut dengan istilah SLTP). Setelah itu lanjut pada

pendidikan Sekolah Menengah Atas (atau yang sering disebut dengan

istilah SMA). Pada umumnya, wajib belajar dalam pendidikan adalah

sembilan tahun. Pendidikan pada tingkat SMA juga dapat dilanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi, yaitu kuliah di universitas-universitas yang

diminati.

Hubungan antara kesadaran hukum dengan faktor pendidikan,

yakni dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang, maka

kecenderungan untuk sadar akan hukum terkadang lebih tinggi

dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Namun,

tidak menutup kemungkinan untuk pendidikan rendah sepenuhnya tidak

memiliki kesadaran, tetapi diantara sebagian terdapat yang tidak

memiliki kesadaran hukum. Perbedaan tingkat pendidikan tersebut tentu

akan memberikan warna dan corak perilaku yang berbeda dalam

menggapai dan memecahkan setiap permasalahan, pendidikan akan

terkait dengan luas sempitnya wawasan seseorang yang nantinya akan

Page 43: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

43

berpengaruh atau mewarnai tingkah laku seseorang. Baik tingkah laku

seseorang yang sedikit banyak dipengaruhi oleh pendidikan yang

diperoleh dari lingkungan hidupnya.

2. Faktor Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang

mempelajari bagaimana manusia seharusnya memanfaatkan sumber daya

yang terbatas jumlahnya untuk memuaskan kebutuhan yang beraneka

ragam. Dengan demikian ilmu ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu

studi mengenai bagaimana seharusnya manusia menentukan pilihannya

dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya.34

Dari definisi tersebut diatas, maka terdapat teori ekonomi yang

dapat dibagi menjadi dua cabang, yaitu:35

1. Teori Ekonomi Makro (macroeconomic theory) atau sering disebut

juga dengan teori ekonomi agregatif (aggregate economic analysis),

membicarakan fenomena secara keseluruhan, sehingga dalam

ekonomi makro dibicarakan mengenai produksi secara keseluruhan

(total output) dan tingkat harga umum serta variabel-variabel yang

mempengaruhinya, inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi;

2. Teori Ekonomi Mikro (microeconomic theory) atau sering disebut

juga teori harga (price theory). Teori ekonomi mikro mempelajari

secara lebih rinci mengenai perilaku baik produsen maupun konsumen

34

Pramono Hariadi dan Lilis Siti Badriah, Teori dan Perilaku Harga, Lembah Manah,

Yogayakarta, 2008, hlm. 1. 35

Ibid, hlm 3.

Page 44: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

44

sebagai satu unit ekonomi yang kecil dan terbatas, serta alokasi

sumber-sumber ekonomi yang ada dalam suatu masyarakat tertentu

yang dianggap terjadi melalui mekanisme pasar.

Selain faktor pendidikan yang telah disebutkan dalam penjelasan

tersebut diatas, yang sering berpengaruh terhadap kesadaran hukum

masyarakat terutama dalam pembuatan SIM C adalah faktor ekonomi

yang dibatasi dengan faktor pendapatan. Ketentuan dalam Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2000 menurut fiskal yang dimaksud dengan

pendapatan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima

atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar

Indonesia yang dapat dipakai untuk menambah kekayaan wajib pajak

yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Berdasarkan teori yang diungkapkan Leibenstain yang dikutip

Saryono Hanadi dan Wiwik Yuni Hastuti menjelaskan bahwa,

pengeluaran-pengeluaran yang bersifat memaksa mempunyai kaitan yang

negatif dengan pendapatan, semakin tingginya upah atau semakin

bertambahnya penghasilan individu justru akan menurunkan tingkat

pengetahuan dan pemahaman terhadap pengeluaran-pengeluaran yang

bersifat positif.36

Tentang pendapatan, Leibenstain juga memberikan

pandangannya sebagaimana yang dikutip oleh Saryono Hanadi,dkk,

yakni keseimbangan yang semua stabil yang menjadi ciri daripada

ekonomi yang miskin dan terbelakang hanya dapat diatasi dengan

36

Saryono Hanadi dan Wiwik Yuni Hastuti,Pengaruh Pendidikan Terhadap Kesadaran

Hukum Masyarakat Pedesaan dalam Lembaga Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Dati II

Banyumas,KKI, 1993, hlm.28-29.

Page 45: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

45

pengertian yang keras, hal ini disebabkan karena daya yang dapat

meningkatkan pendapatan daripada suatu pemindahan yang positif, akan

menggerakkan kekuatan-kekuatan lain yang biasanya cenderung

menekan pendapatan.37

Faktor ekonomi apabila dihubungkan dengan kesadaran hukum

masyarakat, maka dapat dilihat bahwa keadaan ekonomi seseorang akan

menunjukkan besarnya tingkat ekonomi seseorang yang tergolong dalam

salah satu kategori baik tinggi, sedang maupun rendah, yang nantinya

akan mempengaruhi tingkat kesadaran hukum masyarakat.

3. Faktor Motivasi

Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan

situasi tertentu yang dihadapinya, sehingga terdapat perbedaan dalam

kekuatan motivasi yang ditunjukan oleh seseorang dalam menghadapi

situasi yang sama bahkan seseorang akan menunjukkan dorongan

tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang

berlainan pula. Berarti motivasi merupakan salah satu hal yang sangat

penting untuk diperhatikan karena tingkat motivasi antara seseorang

dengan orang lain dan dalam diri seseorang pada waktu yang berlainan.38

Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang

anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam

bentuk keahlian dan ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk

37

Loc.Cit. 38

Sondang P Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, hlm. 137.

Page 46: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

46

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya

dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan

berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. Motivasi

dapat bersumber dari dalam diri seseorang yang sering dikenal dengan

istilah motivasi internal atau motivasi intrinsik, dan dapat pula bersumber

dari luar diri seseorang yang bersangkutan yang dikenal dengan istilah

motivasi eksternal maupun motivasi ekstrinsik.39

Motivasi pada dasarnya

merupakan suatu proses psikologis yang sangat fundamental sifatnya dan

sangat sukar untuk mengatakan bahwa motivasi merupakan proses yang

sangat penting dalam pemuasan berbagai kebutuhan dan menjamin

berbagai kepentingan seseorang.

Konsep motivasi dikembangkan oleh William G. Scott sebagai

rangkaian pemberian dorongan kepada seseorang untuk melakukan

tindakan guna mencapai tujuan yang diinginkan. Atkinson memandang

kekuatan motivasi sama dengan fungsi. Kekuatan yang berada dalam

motivasi untuk melakukan beberapa kegiatan adalah suatu fungsi dari:40

1. Kekuatan yang menjadi alasan bergerak adalah suatu keadaan dimana

di dalam diri setiap orang, tingkatan alasan atau motive-motive yang

menggerakkan tersebut menggambarkan tingkat untuk memnuhi suatu

kepentingan;

2. Harapan atau expentancy adalah dimana kemungkinan atau keyakinan

perbuatan akan mencapai tujuan;

3. Nilai dari incentive dimana ganjaran-ganjaran demi tercapainya

tujuan.

39

Ibid, hlm. 138-139. 40

Fred N. Kerlinger dan Elazar J. Pedhazur, Korelasi dan Analisis Regresi Ganda, Nur

Cahaya, Yogyakarta, 1987, Hlm. 161.

Page 47: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

47

Berdasarkan pendapat Atkhinson tersebut diatas, maka dapat

disimpulkan terdapat tiga faktor di dalam motivasi, yaitu:41

1. Motive

Menurut Fremout E. Kast dan James E. Roseinzweig, motive

merupakan suatu dorongan yang datang dari diri seseorang untuk

melakukan atau sedikitnya merupakan suatu kecenderungan yang

menyumbangkan perbuatan tertentu. Dorongan untuk melakukan

suatu perbuatan tertentu tersebut datang dari luar ataupun dapat

merupakan hasil dari suatu proses pemikiran dari dalam diri

seseorang. Selanjutnya menurut William G. Scoot, mengemukakan

bahwa motive adalah kebutuhan yang mendorong untuk mencapai

kebutuhan tertentu.

2. Expectancy (harapan)

Unsur lain yang tidak kalah pentingnya untuk membentuk

motivasi adalah expectancy (harapan) dimana motivasi seseorang

untuk mewujudkan usahanya didasarkan kepada keyakinan atau

penghargaan untuk sukses, karena dengan penghargaan kemungkinan

suatu perbuatan akan mencapai tujuan.

3. Incentive

Incentive merupakan perangsang yang menjadikan sebab

berlangsungnya kegiatan, memelihara kegiatan, mengarah langsung

satu tujuan yang lebih baik dari yang lain. Menurut Morris S. Viteles,

incentive adalah keadaan yang mengantarkan dengan harapan dapat

mempengaruhi keadaan atau merubah sikap atau pula tingkah laku

manusia.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, Morris S. Viteles

membagi incentive dalam dua bentuk, yaitu:42

1. Incentive yang bersifat positif, dalam artian mau berbuat sesuatu untuk

melancarkan atau mengembangkan bentuk dan tingkah laku, seperti

hadiah-hadiah yang erupa materiil, pujian, merasa berhasil dengan

baik dan sebagainya.

2. Incentive yang bersifat negatif, dalam artian tanggapan/reaksi yang

melarang dan menghalang-halangi serta menghambat atau sejenisnya,

seperti celaan, teguran, hukuman, pemecatan, dan penghapusan hak-

hak istimewa dan sebagainya.

41

Ibid, hlm. 167. 42

Ibid, hlm. 169.

Page 48: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

48

Motivasi terdapat tiga komponen utama, yakni kebutuhan,

dorongan dan tujuan. Kebutuhan disini timbul dalam diri seseorang

apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya. Dorongan diartikan

sebagai usaha pemenuhan kekurangan secara terarah, sehingga

berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh

seseorang. Sedangkan, tujuan disini adalah segala sesuatu yang

menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan, sehingga

tercapainya tujuan akan mengurangi atau bahkan menghilangkan

dorongan tertentu untuk berbuat sesuatu.43

Tidak ada tujuan yang akan tercapai dengan sendirinya, karena

pencapaiannya tergantung pada manusia itu sendiri dan berhasil tidak

tujuan dicapai pada tingkat yang dominan ditentukan oleh motivasi

manusia yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, setiap tahap

diusahakan dan diharapkan meningkatkan hasil yang dicapai dengan

tingkat kesempurnaan yang lebih tinggi.

Berbicara mengenai motivasi maka tidak terlepas pada teori

motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H Moslow yang mengatakan

bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima hirarkhi

kebutuhan, yaitu:44

1. Kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan-kebutuhan pokok manusia

seperti sandang, pangan dan perumahan;

43

Sondang P Siagian, Op.Cit, hlm. 142-143. 44

Ibid, hlm. 146.

Page 49: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

49

2. Kebutuhan akan keamanan, yakni kebutuhan yang harus dilihat dalam

arti luas, tidak hanya dalam arti keamanan fisik tetapi juga keamanan

yang bersifat psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan

seseorang . karena pemuasan kebutuhan ini terutama dikaitkan dengan

tugas pekerjaan seseorang, kebutuhan keamanan itu sangat penting

untuk mendapat perhatian, artinya keamanan dalam arti fisik

mencakup keamanan di tempat pekerjaan dan keamanan dari dan ke

tempat pekerjaan;

3. Kebutuhan sosial, yakni pemuasan kebutuhan sosial yang diterima

sebagai kebenaran universal bahwa manusia adalah makhluk sosial;

4. Kebutuhan “Esteem”, salah satu ciri manusia adalah bahwa dia

mempunyai harga diri, sehingga semua orang memerlukan pengakuan

atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain;

5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri, yakni bahwa dalam diri setiap orang

terpendam potensi kemampuan yang belum seluruhnya

dikembangkan.

Salah satu cara yang dikenal untuk memuaskan berbagai

kebutuhan adalah dengan menggunakan teknik motivasi yang tepat,

yakni yang disesuaikan dengan persepsi yang bersangkutan tentang

peringkat kebutuhan dan intensitas kebutuhan itu.

2. Surat Izin Mengemudi (SIM)

a. Pengertian dan Pengaturan Surat Izin Mengemudi (SIM)

Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan identifikasi

yang diberikan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kepada

seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan

rohani, memahami peraturan lalu lintas, dan terampil mengemudikan

kendaraan bermotor. SIM merupakan suatu surat yang wajib dimiliki oleh

pengemudi kendaraan pada umumnya.

Page 50: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

50

Setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib memiliki SIM.

Peraturan ini tercantum pada Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Nomor22

Tahun 2009yang menyatakan bahwa, setiap orang yang mengemudikan

kendaraan bermotor di jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai

dengan jenis kendaraan bermotor yang dikemudikan. Sedangkan dalam

Pasal 77 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 menerangkan

bahwa, untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi, calon pengemudi harus

memiliki kompetensi mengemudi yang dapat diperoleh melalui pendidikan

dan pelatihan atau belajar sendiri.

Terdapat dua kategori jenis Surat Izin Mengemudi yang tercantum

dalam Pasal 77 ayat (2) Undang-Undang No.22 Tahun 2009, yaitu Surat

Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Perseorangan dan Surat Izin

Mengemudi Kendaraan Bermotor Umum. Berkaitan dengan SIM tersebut,

maka bagi kendaraan bermotor umum perlu melalui tahap-tahap dalam

memperoleh SIM yang sah dan sesuai prosedur, seperti wajib mengikuti

pendidikan dan pelatihan pengemudi angkutan umum.

Pendidikan dan pelatihan pengemudi yang tercantum dalam Pasal 78

ayat (1) Undang-undang No.22 Tahun 2009 menjelaskan bahwa pendidikan

dan pelatihan mengemudi diselenggarakan oleh lembaga yang mendapat

izin dan terakreditasi dari pemerintah. Izin yang diberikan oleh pemerintah

tersebut wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan norma,

standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri yang

membidangi sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan serta

Page 51: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

51

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Ujian praktik mengemudi

bagi setiap calon pengemudi wajib didampingi instruktur atau penguji agar

tidak terjadi sesuatu yang berakibat fatal. Apabila calon pengemudi

mengalami pelanggaran dan/atau kecelakaan pada saat berlatih dan belajar

atau menjalankan ujian, maka yang bertanggung jawab penuh atas diri calon

pengemudi adalah Instruktur atau Penguji.

Berdasarkan jenis SIM yang telah diperjelas di depan, terdapat pula

penggolongan SIM yang nantinya akan membedakan masing-masing

golongan SIM tersebut untuk memperjelas penggunaannya bagi setiap

pengemudi. Penggolongan SIM tersebut diterangkan dalam Undang-Undang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagimana yang tercantum sebagai

berikut:

1. Golongan SIM Perseorangan berdasarkan Pasal 80 UU No. 22 Tahun

2009 :

SIM A, berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang

perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi

3.500 kg.

SIM B1, berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang

perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari

3.500 kg

SIM B2, berlaku untuk mengemudikan Kendaraan alat berat,

Kendaraan penarik, atau Kendaraan Bermotor dengan menarik kereta

tempelan atau gandengan perseorangan dengan berat yang

diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1.000

kg.

SIM C, untuk mengemudikan Sepeda Motor.

SIM D, untuk mengemudikan kendaraan khusus bagi penyandang

cacat.

2. Golongan SIM Umum berdasarkan Pasal 82 UU No. 22 Tahun 2009:

Page 52: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

52

SIM A Umum, untuk mengemudikan kendaraan bermotor umum dan

barang dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak melebihi 3.500

kg.

SIM B1 Umum, untuk mengemudikan mobil penumpang dan barang

umum dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg.

SIM B2 Umum, untuk mengemudikan Kendaraan penarik atau

Kendaraan Bermotor dengan menarik kereta tempelan atau gandengan

dengan berat yang diperbolehkan untuk kereta tempelan atau

gandengan lebih dari 1.000 kg.

b. Fungsi Pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM)

Pemilikan SIM tidak terlepas dari fungsi kepemilikan setiap

pembuatannya. Arti penting sebuah SIM dalam berkendaraan adalah

sangat penting. Oleh karena itu, Fungsi dan Peranan SIM antara lain:

1. Sebagai sarana identifikasi/jatidiri seseorang;

2. Sebagai alat bukti;

3. Sebagai sarana upaya paksa; dan

4. Sebagai sarana pelayanan masyarakat.

Fungsi dan Peranan SIM di atas tidak terlepas dari fungsi SIM

berdasarkan Pasal 86 Undang-undang No.22 Tahun 2009 yang terdiri

dari 3 ayat yang identik dengan sebuah identitas pengemudi, maka

berdasarkan Pasal 86 dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Surat Izin Mengemudi berfungsi sebagai bukti kompetensi

pengemudi;

2. Surat Izin Mengemudi berfungsi sebagai registrasi Pengemudi

Kendaraan Bermotor yang memuat keterangan identitas lengkap

Pengemudi;

3. Data pada registrasi Pengemudi dapat digunakan untuk mendukung

kegiatan penyelidikan, penyidikan, dan identifikasi forensik

kepolisian.

Page 53: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

53

c. Mekanisme Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C

Mekanismedalam pembuatan atau memperoleh SIM Golongan C

baru dalam Pasal 217 Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 1993, antara

lain:

Sehat Jasmani dan rohani dinyatakan dengan surat keterangan Dokter.

Berusia sekurang-kurangnya 16 tahun.

Membayar formulir di BII/BRI.

Mengisi formulir permohonan.

Dapat menulis dan membaca huruf latin.

Melampirkan foto copy KTP.

Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai lalu-lintas jalan dan

memiliki ketrampilan mengemudikan kendaraan bermotor.

Lulus ujian teori dan praktek.

Mekanisme dalam pembuatan atau pemohonan SIM kerap terjadi

debat pemikiran yang mengakibatkan kekesalan. Pemohon terkadang ada

yang menggunakan calo agar cepat dan tidak mengikuti berbagai tes ujian

sebagimana mestinya. Biaya yang dikeluarkan apabila tidak melalui

prosedur atau melalui calo ini akan mengeluarkan biaya yang cukup besar,

karena pemohon akan dibebaskan dalam ujian praktek dan tertulis, serta

tidak memakan waktu yang lama. Berbeda dengan yang melalui prosedur,

pemohon harus rela antri dan melalui tahap-tahap yang harus dilaksanakan

dengan segala konsekuensinya dengan waktu yang sedikit lama, namun

dengan biaya murah. Mekanisme pembuatan SIM, antara lain:

1. Fotocopy KTP dan membawa Ballpoint warna hitam yang akan

dipergunakan untuk mengisi formulir;

2. Umur harus sudah cukup. Untuk SIM C adalah minimal 17 tahun;

Page 54: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

54

3. Membawa uang untuk membayar PNBP (Penerimaan Negara Bukan

Pajak) SIM;

4. Periksa kesehatan ke Dokter Polisi untuk membuat Surat keterangan

Sehat dari dokter;

5. Membawa surat keterangan Sehat tersebut ke tempat pembuatan SIM

tersebut disertai dengan fotocopy KTP;

6. Apabila syarat alamat, umur, dan keterangan sehat sudah lengkap,

makaakan menerima formulir pendaftaran beserta map. Kemudian

formulir tersebut diisi dengan lengkap seperti pada contoh yang telah

disediakan di tempat;

7. Menyerahkan formulir yang sudah diisi dan berkas-berkasnya ke loket

ujian teori.Pada loket ujian teori, pemohon akan mendapatkan kartu

antri. Pemohon dapat menanyakan kepada petugas mengenai jam ujian

teori yang akan dilaksanakan. Apabila jam ujian masih lama, pemohon

dapat menunggu di ruang tunggu yang telah disediakan;

8. Pada saat petugas memanggil nomor antrian pemohon, maka pemohon

di mohon untuk segera masuk ke ruang ujian teori;

9. Apabila hasil ujian teori dinyatakan lulus, maka pemohon segeramenuju

ke loket ujian praktek. Setelah menulis nama dan alamat di buku mutasi

ujian praktek, lihat jadwal atau tanyakan kepada petugas gelombang

ujian kapan akan diuji dan pada jam berapa.

10. Pelaksanaan ujian praktek untuk SIM golongan C akan dilakukan dalam

2 tahap, yaitu Ujian Praktek Dalam, dan Ujian Praktek luar;

Page 55: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

55

11. Apabila dinyatakan lulus ujian praktek, baik praktek dalam dan praktek

luar, pemohon diharuskanmembawa berkas menuju ke loket BRI.

Pemohon nantinya akan dilayani langsung oleh petugas dari Bank BRI

langsung, jadi Polri tidak berurusan langsung dengan keuangan sama

sekali. Pembayaran PNBP SIM jg pada loket ini;

12. Setelah membayar, pemohon membawaberkas dan bukti pembayaran ke

dalam, tepatnya ke ruang entry data dan foto SIM;

13. Setelah nomor antrian pemohon dipanggil, pemohon diharapkan segera

masuk ke ruangan foto SIM. Foto SIM disarankan menggunkan baju

berkerah, bahkan wajib menggunakan baju berkerah;

14. Setelah proses foto SIM berlangsung, maka pemohon harus tanggap

dan mengkonfirmasi bahwa data yang diketik petugas sudah benar.

Kemudian Petugas akan membacakan, atau menunjukkan layar monitor

data diri pemohon yang akan dicetak di SIM. Apabilaterdapat salah satu

huruf saja yang salah dalam proses pengetikan, pemohon diharapkan

segera tanggap, karena ketika SIM sudah dicetak, maka petugas sudah

tidak bertanggungjawab lagi terhadap kesalahan tersebut.

15. Sebelum SIM dicetak, maka petugas akan membacakan identitas

pemohon dan menyuruh pemohon untuk:

a. Mengambil sidik jari secara digital;

b. Mengambil tandatangan secara digital;

c. Mengambil gambar wajah pemohon secara digital.

Page 56: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

56

16. Selesai proses foto selesai, pemohon dipersilahkan menunggusampai

SIM tercetak. Kemudian nama pemohon akan dipanggil untuk

mengambil SIM yang sudah jadi, beserta menandatangani akhir proses

yang menyatakan bahwa SIM sudah diambil oleh pemiliknya.

Berdasarkan mekanisme yang telah dipaparkan diatas, maka

prosedur pembuatan SIM C akan memakan banyak waktu apabila sesuai

prosedur. Pemohon akan mengikuti dan melalui dua ujian praktek agar

mendapatkan SIM C sesuai yang diberlakukan dalam undang-undang.

d. Syarat-syarat Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C

Penggunaan Golongan SIM C berdasarkan Pasal 211 ayat (2)

Peraturan PemerintahNomor 44 Tahun1993, penggolongan SIM C ini

ditegaskan untuk kendaraan bermotor roda dua yang dirancang dengan

kecepatan lebih dari 40 km/jam.SIM perseorangan yang diatur di dalam

Pasal 80 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, menerangkan bahwa SIM

C yang dimaksud adalah untuk mengemudikan sepeda motor.

Persyaratan Permohonan SIM C perseorangan berdasarkan Pasal 81

ayat (2) huruf (a), (3), (4), dan (5) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

antara lain berdasarkan:

(2) Syarat usia 17 (tujuh belas) tahun;

(3) Syarat administratif:

a. memiliki Kartu Tanda Penduduk;

b. mengisi formulir permohonan;

c. rumusan sidik jari;

(4) Syarat kesehatan:

a. sehat jasmani dengan surat keterangan dari dokter;

b. sehat rohani dengan surat lulus tes psikologis; dan

(5) Syarat lulus ujian:

Page 57: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

57

a. ujian teori;

b. ujian praktek dan/atau;

c. ujian keterampilan melalui simulator.

Persyaratan Permohonan Pembuatan SIM (Pasal 217 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993) yaitu:

1. Permohonan tertulis;

2. Bisa membaca dan menulis;

3. Memiliki pengetahuan peraturan lalu lintas jalan dan teknik dasar

kendaraan bermotor;

4. Batas usia 16 (enam belas)tahun untuk SIMgolongan C;

5. Terampil mengemudikan kendaraan bermotor;

6. Sehat jasmani dan rohani; dan

7. Lulus ujian teori dan praktek.

SIM dinyatakan tidak berlaku (Pasal 230 Peraturan Pemerintah

Nomor 44 Tahun 1993) apabila:

1. SIM habis masa berlakunya;

2. Digunakan oleh orang lain;

3. Diperoleh dengan cara tidak sah; dan

4. Data yang ada pada SIM diubah.

Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang

tidak dapat menunjukkan Surat Izin Mengemudi yang sah, pemilik

kendaraan bermotor yang dikemudikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

106 ayat (5) huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)

bulan dan/atau denda paling banyak Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh

ribu rupiah) (Pasal 288 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009).

Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak

memiliki Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat

(1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 (empat) bulan atau

Page 58: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

58

denda paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) (Pasal 281 Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009).

Page 59: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

59

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan

secara yuridis sosiologis. Pendekatan ini digunakan karena dalam penelitian

ini melibatkan hukum dipandang sebagai perilaku sosial. Pendekatan ini

digunakan untuk mengkaji hubungan aspek hukum dengan non hukum.

Aspek hukum menyangkut kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan

SIM C dan aspek non hukum meliputi pendidikan, ekonomi dan motivasi.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode penelitian antara

lain: survey lapangan, studi pustaka, dan studi dokumentasi. Survey lapangan

merupakan prosedur pengambilan sampel dengan cara menggunakan

kuisioner dan menggunakan pendekatan formal. Studi pustaka merupakan

cara memperoleh data-data dengan memfokuskan pada data yang ada pada

pustaka-pustaka baik yang terorganisir maupun yang tidak. Sedangkan studi

dokumentasi memperoleh data yang bersifat dokumen-dokumen resmi baik

dari lembaga pemerintah maupun non pemerintah.

C. Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini lebih terfokus pada penelitian deskriptif, yaitu suatu

penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat

Page 60: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

60

kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C dan berpengaruhnya

faktor pendidikan, ekonomi dan motivasi terhadap tingkat kesadaran hukum

masyarakat dalam pendekatan SIM.

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini diambil dari Kelurahan Limbangan Wetan, Kecamatan

Brebes, Kabupaten Brebes. Pengambilan lokasi ini didasarkan pada alasan-

alasan:

1. Kabupaten Brebes merupakan wilayah kota di kawasan pantai utara yang

rawan kecelakan dan padat serta sebagai satu-satunya penghubung jalan ke

kota lain;

2. Dilihat dari tertib lalu lintas wilayah Brebes tergolong banyaknya

pelanggaran yang berupa pengendara kendaraan khususnya roda dua tidak

mempunyai SIM, padahal SIM merupakan salah satu tertib berlalu lintas;

3. Secara kebetulan peneliti bertempat tinggal di Kabupaten Brebes, sehingga

pengambilan lokasi ini akan menghemat biaya, waktu dan tenaga dalam

melaksanakan penelitian.

E. Populasi Penelitian

Populasi atau universe adalah seluruh obyek atau seluruh individu

atau seluruh gejala atau seluruh kejadian atau seluruh unit yang akan diteliti.45

Populasi penelitian ini meliputi seluruh warga anggota masyarakat yang

didapati memiliki kendaraan bermotor dan berada di Kelurahan Limbangan

45

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,

Jakarta, 1990, hlm. 44.

Page 61: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

61

Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes dengan populasi sasaran warga

masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan yang memiliki SIM.

Populasi penelitian ini tidak terlepas dari sebuah keinginan untuk

mengetahui luas batas sifat-sifat dan ciri-ciri khusus informasi dari sumber-

sumber yang dapat dipakai sebagai pegangan. Sumber-sumber informasi

tersebut antara lain:46

1. Dokumen atau catatan resmi dari instansi-instansi;

2. Daftar-daftar hasil sensus;

3. Keterangan pejabat dan pimpinan masyarakat setempat.

Kebenaran dan validitas informasi-informasi tersebut haruslah diperiksa agar

memperoleh data yang valid.

F. Metode Pengambilan Sampel

Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang ingin diteliti.47

Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai

berikut:48

1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi

yang diteliti;

2. Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan

menentukan penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh.

Presisi disini adalah tingkat ketetapan yang ditentukan oleh perbedaan

46

Ibid, hlm. 45. 47

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Op.Cit, hlm. 119. 48

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1989,

hlm. 149-150.

Page 62: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

62

hasil yang diperoleh dari catatan lengkap, dengan syarat bahwa keadaan-

keadaan dimana kedua metode dilakukan;

3. Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan;

4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-

rendahnya.

Besarnya sampel yang harus diambil untuk mendapatkan hasil yang

representatif dalam suatu penelitian, maka terdapat empat faktor yang harus

dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel antara lain:49

1. Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi. Semakin

seragam populasi itu, maka semakin kecil sampel yang dapat diambil.

Berbeda pula apabila populasi tersebut seragam sempurna (completely

heterogeneous), maka hanya pencacahan lengkaplah yang dapat

memberikan gambaran yang representatif;

2. Represisi yang dikehendaki dari penelitian. Semakin tinggi tingkat presisi

yang dikehendaki, maka semakin besar jumlah sampel yang harus diambil.

Jadi, sampel yang besar cenderung memberikan penduga yang lebih

mendekati nilai sesungguhnya (true value);

3. Rencana analisa. Besarnya sampel terkadang sudah mencukupi sesuai

dengan presisi yang dikehendaki, tetapi apabila dikaitkan dengan

kebutuhan analisa, maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi;

4. Tenaga, biaya dan waktu. Harapan apabila menginginkan presisi yang

tinggi maka jumlah sampel harus besar, tetapi apabila dana, tenaga dan

49

Ibid, hlm. 150-152.

Page 63: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

63

waktu terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang

besar, dan ini berarti presisinya akan menurun.

Besarnya sampel yang harus diambil dalam suatu penelitian didasarkan pada

keempat pertimbangan diatas, tetapi agar dapat menghemat waktu, biaya dan

tenaga, maka dapat memperkirakan besarnya sampel yang diambil sehingga

presisinya dianggap cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil

penelitian.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode

pengambilan sampel acak sederhana atau simple random sampling, yaitu

sebuah sample yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian

atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai sample. Apabila besarnya sample yang diinginkan itu berbeda-

beda, maka besarnya kesempatan bagi tiap satuan elementer untuk terpilih

juga akan berbeda-beda.50

Sample acak sederhana merupakan sample

kesempatan (probabilty sampling), sehingga hasilnya dapat dievaluasi secara

obyektif.

Dalam penelitian ini, sampel dipilih dari seluruh anggota masyarakat

yang bertempat tinggal di Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes

Kabupaten Brebes. Jumlah warga pada kelurahan ini adalah 10.298 jiwa.

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai jumlah Rukun Warga (RW) dan

jumlah Kepala Keluarga (KK), maka dapat diambil kesimpulan jumlah

populasi pada kelurahan tersebut adalah sebesar 1500 KK. Berdasarkan

50

Ibid,hlm. 155-156.

Page 64: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

64

wawancara informal dengan salah satu pejabat Kelurahan Limbangan Wetan

dari sejumlah 1500 KK tersebut diperkirakan yang memiliki SIM C sebanyak

kurang lebih 300 orang. Dari jumlah tersebut diambil sampel secara random

sebanyak 10%, sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang

yang memiliki SIM C sebagai responden. Jumlah sampel tersebut

diasumsikan cukup representatif (mewakili) dari jumlah populasi yakni 300

orang yang memiliki SIM C karena didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan tentang sifat homogenitas dari populasi, antara lain:

1. Seluruh sampel adalah anggota masyarakat yang berada di wilayah yang

sama;

2. Seluruh sampel terdeteksi memiliki SIM C dan kendaraan roda dua;

3. Semua sampel mempunyai kultur dan nilai-nilai yang sama.

G. Jenis dan Sumber Data

1. Data primer

Data primer bersumber pada individu warga masyarakat Kelurahan

Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes yang memiliki

SIM C dan kendaraan beroda dua yang bertindak sebagai responden.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang bersumber dari literatur, peraturan

parundang-undangan, hasil-hasil penelitian, majalah-majalah ilmiah,

artikel-artikel ilmiah dan makalah hasil pertemuan ilmiah serta makalah

Page 65: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

65

yang dapat di unduh di internet. Metode kepustakaan instrumen: katalog,

form, dan blanko-blanko serta kartu perpustakaan yang sudah disiapkan.

H. Data Yang Diperlukan

1. Data Primer

a. Data tentang pengetahuan hukum responden yang berkaitan dalam

pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C;

b. Data tentang pemahaman hukum responden dalam pembuatan Surat

Izin Mengemudi (SIM) C;

c. Data tentang sikap hukum responden dalam pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C;

d. Data tentang pola perilaku hukum responden dalam pembuatan Surat

Izin Mengemudi (SIM) C;

e. Data tentang pendidikan responden dalam pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C;

f. Data tentang ekonomi responden dalam pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C;

g. Data tentang motivasi responden dalam pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C;

2. Data Sekunder

a. Data seluruh jumlah penduduk dan Kepala Keluarga Kelurahan

Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes untuk

menentukan populasi dan mengambil sampel untuk penelitian;

Page 66: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

66

b. Data pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C di Satuan Lalu Lintas

(Satlantas) Brebes;

c. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan dan

Pengemudi.

I. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan metode sebagai

berikut:

a. Metode angket dengan instrumen kuesioner yang disebarkan kepada

beberapa responden sebagai sampel. Metode angket yang digunakan

adalah metode angket berstruktur yang sifatnya tegas definitif, terbatas,

konkret, mengandung jawaban isian yang terbatas dan jelas;51

b. Metode dokumenter dengan instrumen berupa blangko dokumentasi yang

digunakan untuk mengumpulkan data-data yang bersifat sekunder yang

bersumber pada buku-buku literatur dan peraturan perundang-undangan

yang berkaitan dengan materi penelitian dan dokumen yang ada di Kantor

Kepolisian Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes dan Kantor Kelurahan

Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes; dan

c. Metode kepustakaan, yaitu dengan memanfaatkan buku-buku untuk

memperoleh data sekunder yang menunjang kelengkapan penelitian.

51

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Alumni, Bandung, 1986, hlm. 200.

Page 67: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

67

J. Metode Pengolahan Data

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode

pengolahan data dengan teknik sebagai berikut:52

1. Editing (to edit artinya membetulkan) adalah memeriksa atau meneliti

data yang telah diperoleh untuk menjamin apakah sudah dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan kenyataan. Kemudian di dalam

editing dilakukan pembetulan data yang keliru, menambahkan data yang

kurang, melengkapi data yang belum lengkap.

2. Coding adalah mengkategorisasikan data dengan cara pemberian kode-

kode atau simbol-simbol menurut kriteria yang diperlukan pada daftar

pertanyaan dan pada pertanyaan-pertanyaannya sendiri dengan maksud

untuk dapat ditabulasikan.

3. Tabulasi adalah memindahkan data dari daftar pertanyaan kedalam tabel-

tabel yang telah dipersiapkan untuk maksud tersebut.

K. Metode Penyajian Data

Data yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel distribusi frekuensi dan

tabel silang. Disamping itu data juga disajikan dalam bentuk teks naratif,

yakni uraian yang tersusun secara sistematis, logis, dan rasional berdasarkan

urutan dari data yang diperoleh dari suatu penelitian.

L. Definisi Operasional

52

Ronny Hanitijo Soemitro, Op.Cit, hlm. 64-65.

Page 68: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

68

1. Kesadaran Hukum merupakan kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat

didalam manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang

diharapkan ada dan konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia,

tentang keserasian antara ketertiban dengan ketentraman yang dikehendaki

atau yang sepantasnya, yang dapat dinyatakan dalam kesadaran hukum

rendah, sedang dan tinggi;

2. Pengetahuan Hukum adalah pengetahuan seseorang mengenai beberapa

perilaku tertentu yang diatur oleh hukum, yang dapat dinyatakan dalam

pengetahuan hukum yang rendah, sedang dan tinggi;

3. Pemahaman Hukum adalah sejumlah informasi yang dimiliki seseorang

mengenai isi peraturan dari suatu hukum tertentu terhadap isi dan tujuan

dari suatu peraturan dalam suatu hukum tertentu, tertulis maupun tidak

tertulis, serta manfaatnya bagi pihak-pihak yang kehidupannya diatur oleh

peraturan tersebut, yang dapat dinyatakan dalam pemahaman hukum

rendah, sedang dan tinggi;

4. Sikap Hukum adalah suatu kecenderungan untuk menerima hukum karena

adanya penghargaaan terhadap hukum sebagai sesuatu yang bermanfaat

atau menguntungkan jika hukum itu ditaati, yang dapat dinyatakan dalam

sikap setuju, kurang setuju dan tidak setuju;

5. Pola Perilaku Hukum artinya bahwa seseorang berperilaku sesuai dengan

hukum yang berlaku, yang dinyatakan pola perilaku sesuai hukum, kurang

sesuai hukum dan tidak sesuai hukum;

Page 69: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

69

6. Pendidikan adalah jenjang proses belajar mengajar yang dapat dinyatakan

dalam pendidikan dasar, menengah dan tinggi;

7. Motivasi adalah dorongan untuk melakukan sesuatu yang dapat diukur

dengan indikator, motiv, harapan dan penghargaan. Motivasi dapat

dinyatakan dalam ukuran tinggi, sedang dan rendah;

8. Ekonomi adalah kemampuan finansial untuk memenuhi kebutuhan

keluarga perbulan yang dapat dinyatakan dalam ekonomi tinggi, sedang

dan rendah.

M. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang telah diolah dianalisis dengan

menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif ditujukan

pada data yang bersifat kuantitatif dengan model analisis statistik sederhana,

terutama distribusi frekuensi analisis dan silang analisis. Analisis kualitatif

ditujukan pada data yang bersifat kualitatif dengan model content analysis

dan komparatif analisis. Teknik analisis digunakan dalam metode teoritikal

interpretation, yaitu suatu analisis dengan cara mendialogkan antara data

disatu pihak dengan teori hukum, doktrin hukum dan norma hukum dilain

pihak. Dengan dialog yang demikian diharapkan pengambilan kesimpulan

yang menyimpang sekecil mungkin dapat dihindari.

Page 70: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

70

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C.

Berbicara mengenai kesadaran hukum tidak terlepas dari indikator

kesadaran hukum. Indikator itu yang nantinya akan berpengaruh besar

terhadap kesadaran hukum. Oleh karena itu, teori kesadaran hukum dari

Soerjono Soekanto mengatakan, kesadaran hukum adalah konsepsi-konsepsi

abstrak di dalam diri manusia, tentang keserasian antara ketertiban dengan

ketentraman yang dikehendaki atau sepantasnya.53

Masyarakat dalam hal ini

yang nantinya akan mengefektifkan hukum yang berlaku, sehingga untuk

memperoleh hasil tentang tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam

pembuatan Surat Izin Mengemudi (selanjutnya disingkat SIM) C dapat

dilakukan dengan mengetahui nilai dari masing-masing indikator. Teori

dalam faktor yang berpengaruh dikemukakan oleh B. Kutschincky dalam

bukunya Soerjono Soekanto, antara lain:54

1. Pengetahuan tentang peraturan-peraturan hukum;

2. Pengetahuan tentang isi peraturan-peraturan hukum;

3. Sikap terhadap peraturan-peraturan hukum;

53

Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, CV. Rajawali, Jakarta,

1982, hlm. 159. 54

Loc.Cit.

Page 71: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

71

4. Pola-pola perikelakuan hukum.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, apabila teori diatas diaplikasikan

ke dalam tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C,

maka dapat dirumuskan bahwa kesadaran hukum masyarakat dapat diukur

dengan indikator-indikator yang ditetapkan, antara lain: indikator

pengetahuan hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, pemahaman

hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, sikap hukum masyarakat dalam

pembuatan SIM C, serta pola perilaku hukum masyarakat dalam pembuatan

SIM C.

Tingkat masing-masing indikator kesadaran hukum tersebut dapat

diketahui dengan mengajukan pertanyaan kepada seluruh responden.

Pertanyaan yang diajukan kepada responden sebanyak 40 pertanyaan tentang

kesadaran hukum yang terdiri dari unsur pengetahuan sebanyak 10

pertanyaan, unsur pemahaman hukum sebanyak 10 pertanyaan, unsur sikap

hukum sebanyak 10 pertanyaan, unsur pola perilaku hukum sebanyak 10

pertanyaan. Kemudian setiap pertanyaan tersebut nantinya akan diberi nilai

antara 1-3 berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden. Nilai masing-

masing indikator kesadaran hukum menurut 30 responden dapat dilihat dalam

tabel dibawah ini:

Page 72: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

72

Tabel 1: Distribusi nilai masing-masing indikator kesadaran hukum,

nilai kesadaran hukum, tingkat pendidikan, motivasi dan

ekonomi responden.

No Pgt

Hkm

Pmhmn

Hkm

Skp

Hkm

Prlku

Hkm

Ksdrn

Hkm

Tngkt

Pnddkn

Tngkt

Mtvsi

Tngkt

Eknmi

1 21 23 21 21 86 SMP 21 28

2 24 25 22 24 95 SMP 21 26

3 30 30 25 24 109 PT 25 19

4 30 30 29 30 119 SMA 30 28

5 30 30 29 30 119 SD 27 24

6 30 30 28 29 117 SMA 28 19

7 30 27 26 29 112 PT 22 26

8 27 24 28 24 103 SMA 28 23

9 30 30 30 29 119 SMA 30 21

10 30 30 29 29 118 PT 30 21

11 30 30 29 28 117 SMA 30 22

12 29 27 27 27 110 PT 25 20

13 29 30 30 29 118 SMA 25 21

14 30 30 30 28 118 PT 28 19

15 30 30 28 28 116 SMA 26 26

16 26 24 20 20 90 SMA 18 19

17 30 30 28 28 116 PT 28 21

18 29 29 21 29 108 PT 24 21

19 30 25 24 25 104 SMA 24 26

20 29 29 22 29 109 PT 24 19

21 30 29 25 29 113 PT 28 18

22 24 20 24 20 88 SMA 23 24

23 25 26 26 23 100 PT 24 21

24 29 27 27 27 110 SMA 26 22

25 30 30 25 25 110 PT 26 23

Page 73: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

73

No Pgt

Hkm

Pmhmn

Hkm

Skp

Hkm

Prlku

Hkm

Ksdrn

Hkm

Tngkt

Pnddkn

Tngkt

Mtvsi

Tngkt

Eknmi

26 26 22 26 23 97 PT 26 23

27 26 26 20 21 93 SMA 20 25

28 30 26 27 29 112 PT 27 17

29 30 30 28 30 118 SMA 27 20

30 30 30 22 24 106 PT 21 24

Sumber: Data primer yang diolah.

Keterangan:

Pgt Hkm : Pengetahuan Hukum

Pmhmn Hkm : Pemahaman Hukum

Skp Hkm : Sikap Hukum

Prlku Hkm : Perilaku Hukum

Ksdrn Hkm : Kesadaran Hukum

Tngkt Pnddkn : Tingkat Pendidikan

Tngkt Mtvsi : Tingkat Motivasi

Tngkt Eknmi : Tingkat Ekonomi

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

PT : Perguruan Tinggi

Berdasarkan tabel tersebut diatas, sebagaimana yang telah disinggung

dimuka bahwa penelitian ini mengkaji 4 variabel pokok yang terdiri dari,

variabel kesadaran hukum dengan indikator pengetahuan hukum, pemahaman

hukum, sikap hukum dan pola perilaku hukum, serta variabel-variabel yang

diasumsikan berpengaruh terhadap kesadaran hukum, yang terdiri dari

variabel pendidikan, motivasi dan ekonomi. Untuk mengklasifikasikan

masing-masing variabel dan indikator sebagaimana dipaparkan dalam tabel

Page 74: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

74

diatas diperhitungkan interval klas pada masing-masing nilai (skor) variabel

dan indikator tersebut, dengan rumus sebagai berikut:

i = R

K

Dimana:

i : interval klas yang dikehendaki.

R : range yang merupakan simbol pengurangan nilai tertinggi dikurangi nilai

terendah.

K : klas yang dikehendaki dalam setiap variabel dan indikator yang dapat

dinyatakan dalam 3 klas, yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut diatas,

maka diperoleh interval klas pada masing-masing variabel dan indikator-

indikator sebagai berikut:

a. Kesadaran hukum, yang dapat dinyatakan dalam kesadaran hukum rendah,

sedang dan tinggi, dengan interval klas sebagai berikut:

Nilai 86-96, adalah rendah;

Nilai 97-108, adalah sedang;

Nilai 109-119, adalah tinggi.

b. Indikator pengetahuan hukum, yang dapat dinyatakan dalam pengetahuan

hukum rendah, sedang dan tinggi, dengan interval klas sebagai berikut:

Nilai 21-23, adalah rendah;

Page 75: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

75

Nilai 24-27, adalah sedang;

Nilai 28-30, adalah tinggi.

c. Indikator pemahaman hukum, yang dapat dinyatakan dalam pemahaman

hukum rendah, sedang dan tinggi, dengan interval klas sebagai berikut:

Nilai 20-23, adalah rendah;

Nilai 24-27, adalah sedang;

Nilai 28-30, adalah tinggi.

d. Indikator sikap hukum, yang dapat dinyatakan dalam sikap hukum tidak

setuju, kurang setuju dan setuju, dengan interval klas sebagai berikut:

Nilai 20-23, adalah tidak sestuju;

Nilai 24-27, adalah kurang setuju;

Nilai 28-30, adalah setuju.

e. Indikator pola perilaku hukum, yang dapat dinyatakan dalam pola perilaku

hukum tidak sesuai, kurang sesuai dan sesuai, dengan interval klas sebagai

berikut:

Nilai 20-23, adalah tidak sesuai;

Nilai 24-27, adalah kurang sesuai;

Nilai 28-30 adalah sesuai.

f. Tingkat motivasi, yang dapat dinyatakan dalam motivasi rendah, sedang

dan tinggi, dengan interval klas sebagai berikut:

Nilai 18-21, adalah rendah;

Nilai 22-26, adalah sedang;

Nilai 27-30, adalah tinggi.

Page 76: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

76

g. Tingkat ekonomi, yang dapat dinyatakan dalam ekonomi rendah, sedang

dan tinggi, dengan interval klas sebagai berikut:

Nilai 17-20, adalah rendah;

Nilai 21-24, adalah sedang;

Nilai 25-28, adalah tinggi.

Untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat Kelurahan

Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes dalam pembuatan

SIM C, hasil penelitian secara umum menggambarkan tingkat kesadaran

hukum yang tinggi, hal ini dapat dibuktikan dengan melihat data yang

dituangkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2: Kesadaran hukum responden dalam pembuatan SIM C.

Kesadaran

Hukum

Interval

Klas

Frekuensi

(F)

Persentase

(%)

Rendah

Sedang

Tinggi

86-96

97-108

109-119

5

6

19

16,67

20,00

63,33

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 2 diatas menjelaskan bahwa dari seluruh responden sebanyak 30

orang, sejumlah 5 (16,67%) responden mempunyai tingkat kesadaran hukum

yang relatif rendah dalam pembuatan SIM C, sejumlah 6 (20,00%) responden

mempunyai tingkat kesadaran hukum yang relatif sedang dalam pembuatan

SIM C, dan sejumlah 19 (63,33%) responden mempunyai kesadaran hukum

yang relatif tinggi dalam pembuatan SIM C.

Page 77: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

77

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan sementara bahwa

sebagian besar masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes

Kabupaten Brebes memiliki tingkat kesadaran hukum yang tinggi dalam

pembuatan SIM C, terutama dengan hal-hal yang berkaitan dengan syarat-

syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan SIM C, prosedur/mekanisme,

pengajuan permohonan pembuatan SIM C serta sanksi-sanksi hukum bila

pengemudi tidak memiliki SIM C.

Apabila kenyataan tersebut diatas diintrepetasikan berdasarkan Pasal

77 ayat (1), Pasal 281, serta Pasal 81 ayat (2) Undang-undang Nomor 22

Tahun 2009, maka dapat diperoleh gambaran bahwa sebagian besar

masyarakat telah mengetahui, memahami, menyetujui dan melakukan

tindakan pembuatan SIM C terhadap syarat-syarat, prosedur, dan sanksi.

Bunyi Pasal tersebut diatas sebagaimana yang telah diatur dalam Bab

sebelumnya, maka kesadaran hukum apabila diaplikasikan dengan Teori

menurut Soerjono Soekanto masih relevan, karena kesadaran hukum

sebenarnya merupakan kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri

manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan

ada.55

Sebenarnya yang ditekankan disini adalah nilai-nilai tentang fungsi

hukum dan bukan suatu penilaian hukum terhadap kejadian-kejadian yang

konkret dalam masyarakat yang bersangkutan.

55

Ibid, hlm. 152.

Page 78: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

78

Tingginya tingkat kesadaran hukum dalam pembuatan SIM C tidak

terlepas dengan tingkat pengetahuan hukum, pemahaman hukum, sikap

hukum dan pola perilaku hukumnya.

Apabila kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C dilihat

dari indikator pengetahuan hukum, maka diperoleh gambaran sebagaimana

yang tedapat dalam tabel berikut:

Tabel 3: pengetahuan hukum responden dalam pembuatan SIM C.

Pengetahuan

Hukum

Interval Klas Frekuensi

(F)

Presentase

(%)

Rendah

Sedang

Tinggi

21-23

24-27

28-30

1

7

22

3,33

23,33

73,33

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 3 diatas menjelaskan bahwa dari seluruh responden sebanyak 30

orang, sejumlah 1 (3,33%) responden mempunyai tingkat pengetahuan

hukum yang relatif rendah dalam pembuatan SIM C, sejumlah 7 (23,33%)

responden mempunyai tingkat pengetahuan hukum yang relatif sedang dalam

pembuatan SIM C, dan sejumlah 22 (73,33%) responden mempunyai tingkat

kesadaran hukum yang relatif tinggi dalam pembuatan SIM C.

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan sementara bahwa

sebagian besar masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes

Kabupaten Brebes memiliki tingkat pengetahuan hukum yang tinggi dalam

pembuatan SIM C.

Page 79: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

79

Berdasarkan teori menurut Otje Salman, menjelaskan bahwa indikator

pertama dari kesadaran hukum adalah pengetahuan hukum.Seseorang

mengetahui bahwa perilaku-perilaku tertentu itu telah diatur oleh

hukum.56

Peraturan hukum yang dimaksud disini adalah hukum tertulis

maupun hukum yang tidak tertulis.Perilaku tersebut menyangkut perilaku

yang dilarang oleh hukum maupun perilaku yang diperbolehkan oleh hukum.

Apabila teori tersebut diatas diaplikasikan dengan tingkat kesadaran

hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, maka dapat diperoleh gambaran

bahwa teori tersebut masih relevan untuk diterapkan dalam penelitian ini,

karena tingginya kesadaran hukum masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan

Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes didasarkan pada tingginya tingkat

pengetahuan masyarakat mengenai syarat-syarat pembuatan SIM C,

prosedur/makanisme, pengajuan permohonan SIM C serta sanksi apabila

pengemudi tidak memiliki SIM C.

Kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C selain dilihat

dari pengetahuan hukum juga dapat dilihat dari indikator pemahaman hukum,

maka diperoleh gambaran sebagaimana yang tedapat dalam tabel berikut:

56

Otje Salman, Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Hukum Waris, Alumni, Bandung,

1993, hlm. 40.

Page 80: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

80

Tabel 4: Pemahaman hukum responden dalam pembuatan SIM C.

Pemahaman

Hukum

Interval Klas Frekuensi

(F)

Presentase

(%)

Rendah

Sedang

Tinggi

20-23

24-27

28-30

3

10

17

10,00

33,33

56,67

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 4 diatas menjelaskan bahwa dari seluruh responden sebanyak 30

orang, sejumlah 3 (10,00%) responden mempunyai tingkat pemahaman

hukum yang relatif rendah dalam pembuatan SIM C, sejumlah 10 (33,33%)

responden mempunyai tingkat pemahaman hukum yang relatif sedang dalam

pembuatan SIM C, dan sejumlah 17 (56,67%) responden mempunyai tingkat

pemahaman hukum yang relatif tinggi dalam pembuatan SIM C.

Berdasarkan data tersebut diatas dapat diambil kesimpulan sementara

bahwa sebagian besar masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan

Brebes Kabupaten Brebes memiliki tingkat pemahaman hukum yang tinggi

dalam pembuatan SIM C. Apabila data tersebut diatas dalam tabel 4

dihubungkan dengan data pada tabel 3, maka dapat diintrepetasikan bahwa

tingginya pemahaman hukum tersebut didasarkan pada pengetahuan hukum

masyarakat yang tinggi dalam pembuatan SIM C.

Berdasarkan teori menurut Otje Salman, menjelaskan bahwa indikator

kedua dari kesadaran hukum adalah pemahaman hukum, yaitu sejumlah

informasi yang dimiliki seseorang mengenai isi peraturan dari suatu hukum

tertentu.Pemahaman hukum disini adalah suatu pengertian terhadap isi dan

Page 81: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

81

tujuan suatu peraturan dalam hukum tertentu serta manfaatnya bagi pihak-

pihak yang kehidupannya diatur oleh peraturan tersebut.57

Seseorang warga

masyarakat mempunyai pengetahuan dan pemahamannya masing-masing

mengenai aturan-aturan tertentu, misalnya adanya pengetahuan dan

pemahaman yang benar mengenai pentingnya Undang-Undang No.22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pemahaman ini diwujudkan

melalui sikap mereka terhadap tingkah laku sehari-hari.

Apabila teori tersebut diatas diaplikasikan dengan tingkat kesadaran

hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, maka dapat diperoleh gambaran

bahwa teori tersebut masih relevan untuk diterapkan dalam penelitian ini,

karena tingginya pemahaman hukum masyarakat Kelurahan Limbangan

Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes ternyata didasarkan pula pada

tingginya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai syarat-syarat pembuatan

SIM C, prosedur/makanisme, pengajuan permohonan SIM C serta sanksi

dalam pembuatan SIM C.

Kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C selain dilihat

dari pemahaman hukum juga dapat dilihat dari indikator sikap hukum, maka

diperoleh gambaran sebagaimana yang tedapat dalam tabel berikut:

57

Ibid, hlm. 41.

Page 82: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

82

Tabel 5: Sikap hukum responden dalam pembuatan SIM C.

Sikap

Hukum

Interval Klas Frekuensi

(F)

Presentase

(%)

Tidak Setuju

Kurang Setuju

Setuju

20-23

24-27

28-30

7

11

12

23,33

36,67

40,00

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 5 diatas menjelaskan bahwa dari seluruh responden sebanyak 30

orang, sejumlah 7 (23,33%) responden mempunyai tingkat sikap hukum yang

relatif tidak setuju dalam pembuataan SIM C, sejumlah 11 (36,67%)

responden mempunyai tingkat sikap hukum yang relatif kurang setuju dalam

pembuatan SIM C, dan sejumlah 12 (40,00%) responden mempunyai tingkat

sikap hukum yang relatif setuju dalam pembuatan SIM C.

Berdasarkan data tersebut diatas dapat diambil kesimpulan sementara

bahwa sebagian besar masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan

Brebes Kabupaten Brebes memiliki sikap hukum yang relatif setuju dalam

pembuatan SIM C. Apabila data tersebut diatas dalam tabel 5 dihubungkan

dengan data pada tabel 3 dan 4, maka dapat diintrepetasikan bahwa sikap

hukum setuju masyarakat dalam pembuatan SIM C didasarkan pada

pemahaman hukum dan pengetahuan hukum masyarakat yang tinggi dalam

pembuatan SIM C. Sikap hukum setuju masyarakat, positifnya masyarakat

tersebut didasarkan pada tingginya pemahaman tentang isi hukumnya dan

pemahaman hukumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap

hukum masyarakat itu yang mendasarkan pada pengetahuan dan pemahaman

Page 83: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

83

masyarakat itu sendiri, sehingga sebagian masyarakat tidak bersikap yang

sebenar-benarnya, melainkan hanya ikut-ikutan saja.

Berdasarkan teori menurut Otje Salman, menjelaskan bahwa indikator

ketiga dari kesadaran hukum adalah sikap hukum, yaitu suatu kecenderungan

untuk menerima hukum karena adanya penghargaan terhadap hukum sebagai

sesuatu yang bermanfaat atau menguntungkan jika hukum tersebut

ditaati.58

Seseorang disini yang nantiya akan mempunyai kecenderungan

untuk mengadakan penilaian tertentu terhadap hukum.

Apabila teori tersebut diatas diaplikasikan dengan tingkat kesadaran

hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, maka dapat diperoleh gambaran

bahwa teori tersebut masih relevan untuk diterapkan dalam penelitian ini,

karena tingginya sikap hukum masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan

Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes ternyata didasarkan pula pada

tingginya tingkat pengetahuan masyarakat dan pemahaman hukum

masyarakat mengenai syarat-syarat pembuatan SIM C, prosedur/makanisme,

pengajuan permohonan SIM C serta sanksi dalam pembuatan SIM C.

Kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C selain dilihat

dari pengetahuan hukum, pemahaman hukum dan sikap hukum, juga dapat

dilihat dari indikator pola perilaku hukum, maka diperoleh gambaran

sebagaimana yang terdapat dalam tabel berikut:

58

Loc. Cit.

Page 84: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

84

Tabel 6: Pola perilaku hukum responden dalam pembuatan SIM C.

Pola Perilaku

Hukum

Interval Klas Frekuensi

(F)

Presentase

(%)

Tidak Sesuai

Kurang Sesuai

Sesuai

20-23

24-27

28-30

6

8

16

20,00

26,67

53,33

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer yang diolah.

Tabel 6 diatas menjelaskan bahwa dari seluruh responden sebanyak 30

orang, sejumlah 6 (20,00%) responden mempunyai tingkat pola perilaku

hukum yang relatif tidak sesuai dalam pembuatan SIM C, sejumlah 8

(26,67%) responden mempunyai tingkat pola perilaku hukum yang relatif

kurang sesuai dalam pembuatan SIM C, dan sejumlah 16 (53,33%) responden

mempunyai tingkat pola perilaku hukum yang relatif sesuai dalam pembuatan

SIM C.

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan sementara bahwa

sebagian besar masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes

Kabupaten Brebes memiliki tingkat pola perilaku hukum yang relatif sesuai

dalam pembuatan SIM C. Apabila data tersebut diatas dalam tabel 6

dihubungkan dengan data pada tabel 3, 4 dan 5, maka dapat diintrepetasikan

bahwa pola perilaku hukum masyarakat yang sesuai didasarkan pada sikap

hukum yang setuju, pemahaman hukum yang tinggi dan pengetahuan hukum

yang tinggi.

Berdasarkan teori menurut Otje Salman, menjelaskan bahwa indikator

keempat dari kesadaran hukum adalah pola perilaku hukum, yaitu dimana

Page 85: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

85

seseorang atau dalam suatu masyarakat warganya mematuhi peraturan yang

berlaku.59

Indikator ini merupakan indikator yang paling utama, karena dalam

indikator tersebut dapat dilihat apakah suatu peraturan berlaku atau tidak

dalam masyarakat, sehingga seberapa jauh kesadaran hukum dalam

masyarakat dapat dilihat dari pola perilaku hukum.

Apabila teori tersebut diatas diaplikasikan dengan tingkat kesadaran

hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, maka dapat diperoleh gambaran

bahwa teori tersebut masih relevan untuk diterapkan dalam penelitian ini,

karena tingginya pola perilaku hukum masyarakat Kelurahan Limbangan

Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes ternyata didasarkan pula pada

tingginya tingkat pengetahuan hukum masyarakat, pemahaman hukum

masyarakat dan sikap hukum masyarakat mengenai syarat-syarat pembuatan

SIM C, prosedur/makanisme, pengajuan permohonan SIM C serta sanksi

dalam pembuatan SIM C.

Berdasarkan data tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kesadaran hukum masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan

Brebes Kabupaten Brebes relatif tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan

indikator pengetahuan hukum yang tinggi, pemahaman hukum yang tinggi,

sikap hukum yang setuju dan pola perilaku hukum yang sesuai dalam

pembuatan SIM C. Artinya, semakin tinggi tingkat masing-masing indikator

dari masyarakat tersebut diatas, maka akan semakin tinggi pula tingkat

59

Ibid, hlm. 42.

Page 86: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

86

kesadaran hukum masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan

Brebes Kabupaten Brebes dalam pembuatan SIM C.

B. Pengaruh Faktor Pendidikan, Motivasi dan Ekonomi Terhadap

Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Pembuatan Surat Izin

Mengemudi (SIM) C.

Masalah kesadaran hukum timbul di dalam proses penerapan dari

hukum positif tertulis. Tidak ada hukum yang mengikat warga-warga

masyarakat kecuali atas dasar kesadaran hukumnya. Apabila pembentuk

hukum menerbitkan peraturan-peraturan yang tidak cocok dengan kesadaran

atau perasaan masyarakat maka akan menimbulkan reaksi-reaksi yang negatif

dari masyarakat. Semakin besar pertentangan antara peraturan dengan

kesadaran tersebut, maka semakin sulit untuk menerapkannya.Oleh karena

itu, di dalam penelitian ini penulis memilih faktor pendidikan sebagai salah

satu independent variabel karena merupakan salah satu faktor-faktor sosial

obyektif yang berpengaruh terhadap kesadaran hukum masyarakat dalam

pembuatan SIM C.

Berkaitan dengan kesadaran hukum masyarakat dalam proses

pembuatan SIM C, maka tingginya kesadaran hukum masyarakat dalam

pembuatan SIM C tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor

pendidikan, ekonomi dan motivasi responden. Masing-masing variabel

tersebut diatas dapat digambarkan secara berturut-turut sebagaimana tertuang

dalam tabel-tabel berikut ini:

Page 87: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

87

Tabel 7: Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat

Pendidikan

Frekuensi

(F)

Presentase

(%)

Rendah

Sedang

Tinggi

1

15

14

3,33

50,00

46,67

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer yang diolah.

Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa dari sebanyak 30 responden

menunjukkan sebanyak 1 (3,33%) responden mempunyai tingkat pendidikan

yang relatif rendah dan sebanyak 15 (50,00%) responden menyebutkan

tingkat pendidikan yang relatif menengah demikian pula sebanyak 14

(46,67%) responden menunjukkan tingkat pendidikan yang relatif tinggi.

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa sebagian besar responden

mempunyai tingkat pendidikan yang relatif menengah, yakni dengan jumlah

15 (50,00%) responden. Apabila tingkat responden ini dihubungkan dengan

tingkat kesadaran hukum responden dalam pembuatan SIM C sebagaimana

yang tercantum dalam tabel 2, maka akan diperoleh gambaran yang nyata

tentang kecenderungan faktor pendidikan berpengaruh secara positif terhadap

tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C. Hal ini dapat

dijelaskan sebagaimana yang tercantum dalam tabel dibawah ini:

Page 88: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

88

Tabel 8: Pengaruh faktor pendidikan terhadap kesadaran hukum

dalam pembuatan SIM C.

Kesadaran

Hukum

Pendidikan

Rendah Sedang Tinggi Jumlah

F % F % F % F %

Rendah

Sedang

Tinggi

0

5

1

0

16,67

3,33

0

2

5

0

6,67

16,67

1

8

8

3,33

26,67

26,67

1

15

14

3,33

50,00

46,67

Jumlah 6 20,00 7 23,34 17 56,67 30 100,00

Sumber: Data primer yang diolah.

Berdasarkan tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa faktor

pendidikan cenderung berpengaruh positif terhadap kesadaran hukum

masyarakat dalam pembuatan SIM C. Artinya semakin tinggi pendidikan

semakin tinggi pula tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan

SIM C. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam tabel diatas, dimana pada

pengaruh faktor pendidikan rendah, diperoleh gambaran bahwa sejumlah 0

(0%) responden menunjukkan kesadaran hukum rendah, sejumlah 0 (0%)

responden menunjukkan tingkat kesadaran hukum sedang, dan sebanyak 1

(3,33%) responden menunjukkan tingkat kesadaran hukum dalam pembuatan

SIM C yang tinggi.

Apabila dilihat dari pengaruh faktor pendidikan yang sedang,

diperoleh gambaran bahwa sejumlah 5 (16,67%) responden menunjukkan

Page 89: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

89

tingkat kesadaran hukum rendah, sejumlah 2 (6,67%) responden

menunjukkan tingkat kesadaran hukum sedang, dan sebanyak 8 (26,67%)

responden menunjukkan tingkat kesadaran hukum tinggi dalam pembuatan

SIM C.

Apabila dilihat dari faktor pendidikan yang tinggi, diperoleh

gambaran bahwa sejumlah 1 (3,33%) responden menunjukkan tingkat

kesadaran hukum rendah, sejumlah 5 (16,67%) responden menunjukkan

tingkat kesadaran hukum sedang, dan sejumlah 8 (26,67%) responden

menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang tinggi dalam pembuatan SIM C.

Berdasarkan data tersebut diatas dapat disimpulkan sementara bahwa

faktor pendidikan cenderung berpengaruh secara positif terhadap tingkat

kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, artinya semakin

tinggi tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan

Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes, makaakan semakin tinggi pula tingkat

kesadaran hukum masyarakatnya dalam pembuatan SIM C.

Bilamana diinduksikan dengan teori yang ada, maka menurut teori

Soerjono Soekanto mengatakan bahwa secara menyeluruh faktor pendidikan

berpengaruh terhadap pengetahuan tentang isi hukum, sikap hukum dan pola

perilaku hukum, yaitu khususnya dalam bidang pembuatan SIM C yang

kesadaran hukumnya dapat dinilai berdasarkan materi ilmu hukum yang

disajikan dan kemampuan mengolah yang secara logis akan meningkat pula.

Pengetahuan yang dimilikinya kebanyakan diperoleh dari pengalaman

Page 90: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

90

kehidupan sehari-hari.60

Apabila teori menurut Soerjono Soekanto dapat

diaplikasikan ke dalam hasil penelitian ini, maka teori tersebut masih relevan

untuk diterapkan dalam penelitian ini, karena pendidikan cenderung

berpengaruh positif terhadap tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam

pembuatan SIM C.

Selain faktor pendidikan, faktor motivasi juga seringkali

mempengaruhi tingkat kesadaran hukum masyarakat, khususnya dalam

pembuatan SIM C. Di dalam penelitian ini, faktor motivasi sebagai salah satu

independent variabel karena merupakan salah satu faktor motivasi obyektif

yang berpengaruh terhadap kesadaran hukum. Hasil penelitian berdasarkan

kuesioner yang diisi oleh responden menunjukkan sebagaimana yang terdapat

dalam tabel di bawah ini:

Tabel 9: Tingkat motivasi responden.

Tingkat

Motivasi

Interval Klas Frekuensi

(F)

Presentase

(%)

Rendah

Sedang

Tinggi

18-21

22-26

27-30

5

13

12

16,67

43,33

40,00

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer yang diolah.

Berdasarkan data tabel tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa dari

sebanyak 30 responden, menunjukkan sejumlah 5 (16,67%) responden

mempunyai tingkat motivasi rendah dalam pembuatan SIM C, sejumlah 13

(43,33%) responden mempunyai tingkat motivasi menengah dalam

60

Ibid, hlm. 210.

Page 91: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

91

pembuatan SIM C, dan sejumlah 12 (40,00%) responden mempunyai tingkat

motivasi yang tinggi dalam pembuatan SIM C.

Tingkat motivasi responden berdasarkan data tersebut diatas terlihat

bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat motivasi yang relatif

sedang dalam pembuatan SIM C, yakni dibuktikan dengan hasil responden

terbesar yaitu 13 (43,33%) responden. Akan tetapi, tingkat motivasi yang

sedang tersebut, sebagian besar masyarakat juga tergolong tingkat motivasi

yang tinggi. Apabila tingkat motivasi responden ini dihubungkan dengan

tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C sebagaimana

yang tercantum dalam tabel 2, maka dapat diperoleh kecenderungan pengaruh

faktor motivasi terhadap pembuatan SIM C. Hal ini dapat diperjelas dengan

melihat data yang tertuang dalam tabel dibawah ini:

Tabel 10: Pengaruh faktor motivasiterhadap kesadaran hukum dalam

pembuatan SIM C.

Kesadaran

Hukum

Motivasi

Rendah Sedang Tinggi Jumlah

F % F % F % F %

Rendah

Sedang

Tinggi

4

1

0

13,33

3,33

0

1

4

1

3,33

13,33

3,33

0

8

11

0

26,67

36,67

5

13

12

16,67

43,33

40,00

Jumlah 5 16,66 6 19,99 19 63,34 30 100,00

Sumber: Data primer yang diolah.

Page 92: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

92

Berdasarkan tabel diatas dapat dideskripsikan bahwa faktor motivasi

responden dalam pembuatan SIM C cenderung berpengaruh positif terhadap

kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, yakni dengan tingkat

motivasi yang sedang. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam tabel diatas,

dimana pada pengaruh faktor motivasi rendah, diperoleh gambaran bahwa

sejumlah 4 (13,33%) responden menunjukkan kesadaran hukum yang relatif

rendah, sejumlah 1 (3,33%) responden menunjukkan tingkat kesadaran

hukum sedang, dan sebanyak 0 (0%) responden menunjukkan tingkat

kesadaran hukum dalam pembuatan SIM C yang tinggi.

Apabila dilihat dari pengaruh faktor motivasi yang sedang, diperoleh

gambaran bahwa sejumlah 1 (3,33%) responden menunjukkan tingkat

kesadaran hukum rendah, sejumlah 4 (13,33%) responden menunjukkan

tingkat kesadaran hukum sedang, dan sebanyak 8 (26,67%) responden

menunjukkan tingkat kesadaran hukum tinggi dalam pembuatan SIM C.

Apabila dilihat dari faktor motivasi yang tinggi, diperoleh gambaran

bahwa sejumlah 0 (0%) responden menunjukkan tingkat kesadaran hukum

rendah, sejumlah 1 (3,33%) responden menunjukkan tingkat kesadaran

hukum sedang, dan sejumlah 11 (36,67%) responden menunjukkan tingkat

kesadaran hukum yang tinggi dalam pembuatan SIM C.

Berdasarkan data tersebut diatas dapat disimpulkan sementara bahwa

faktor motivasi cenderung berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, artinya semakin

Page 93: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

93

tinggi tingkat motivasi masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan

Brebes Kabupaten Brebes, maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran

hukum masyarakatnya dalam pembuatan SIM C.

Bilamana diaplikasikan dengan teori yang ada, maka menurut konsep

motivasi yang dikembangkan oleh William G. Scott mengatakan, bahwa

motivasi sebagai rangkaian pemberian dorongan kepada seseorang untuk

melakukan tindakan guna mencapai tujuan yang diinginkan.61

Tidak ada

tujuan yang akan tercapai dengan sendirinya, karena pencapainnya tergantung

pada manusia itu sendiri dan berhasil tidak tujuan dicapai pada tingkat yang

dominan ditentukan oleh motivasi manusia yang terdapat didalamnya. Oleh

karena itu, setiap tahap diusahakan dan diharapkan meningkatkan hasil yang

dicapai dengan tingkat kesempurnaan yang lebih tinggi.

Berdasarkan teori tersebut diatas apabila diinduksikan dengan tingkat

kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, maka dapat

dikatakan masih relevan untuk diterapkan dalam penelitian ini, karena

motivasi cenderung berpengaruh positif terhadap kesadaran hukum

masyarakat. Semakin tinggi tingkat motivasi responden, maka akan semakin

tinggi pula tingkat kesadaran hukum responden yang bersangkutan dalam

pembuatan SIM C nantinya.

Selain faktor pendidikan dan faktor motivasi, ternyata faktor ekonomi

juga seringkali mempengaruhi tingkat kesadaran hukum masyarakat,

61

Fred N. Kerlinger dan Elazar J. Pedhazur, Korelasi dan Analisis Regresi Ganda, Nur

Cahaya, Yogyakarta, 1987, Hlm. 161.

Page 94: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

94

khususnya dalam pembuatan SIM C. Di dalam penelitian ini, faktor ekonomi

juga sebagai salah satu independent variabel karena merupakan salah satu

faktor ekonomi obyektif yang berpengaruh terhadap kesadaran hukum

masyarakatnya. Hasil penelitian penulis menunjukkan sebagaimana yang

terdapat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 11: Tingkat ekonomi responden

Tingkat

Ekonomi

Interval Klas Frekuensi

(F)

Presentase

(%)

Rendah

Sedang

Tinggi

17-20

21-24

25-28

9

14

7

30,00

46,67

23,33

Jumlah 30 100

Sumber: Data primer yang diolah.

Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa dari sebanyak 30 responden

menunjukkan sebanyak 9 (30,00%) responden mempunyai tingkat ekonomi

yang relatif rendah dan sebanyak 14 (46,67%) responden menyebutkan

tingkat ekonomi yang relatif menengah demikian pula sebanyak 7 (23,33%)

responden menunjukkan tingkat pendidikan yang relatif tinggi.

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa sebagian besar responden

mempunyai tingkat ekonomi yang relatif menengah, yakni dengan jumlah 14

(46,67%) responden. Apabila tingkat responden ini dihubungkan dengan

tingkat kesadaran hukum responden dalam pembuatan SIM C sebagaimana

yang tercantum dalam tabel 2, maka akan diperoleh gambaran yang nyata

tentang kecenderungan faktor ekonomi yang tidak berpengaruh terhadap

Page 95: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

95

tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C. Hal ini dapat

dijelaskan sebagaimana yang tercantum dalam tabel dibawah ini:

Tabel 12: Pengaruh faktor ekonomi terhadap kesadaran hukum dalam

pembuatan SIM C.

Kesadaran

Hukum

Ekonomi

Rendah Sedang Tinggi Jumlah

F % F % F % F %

Rendah

Sedang

Tinggi

1

1

3

3,33

3,33

10,00

0

5

1

0

16,67

3,33

8

8

3

26,67

26,67

10,00

9

14

7

30,00

46,67

23,33

Jumlah 5 16,66 6 20,00 19 63,34 30 100,00

Sumber: Data primer yang diolah.

Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan bahwa faktor ekonomi

responden dalam pembuatan SIM C cenderung tidak berpengaruh positif

terhadap kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, yakni

dengan tingkat ekonomi yang menengah. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam

tabel diatas, dimana pada pengaruh faktor ekonomi rendah, diperoleh

gambaran bahwa sejumlah 1 (3,33%) responden menunjukkan kesadaran

hukum yang relatif rendah, sejumlah 0 (0%) responden menunjukkan tingkat

kesadaran hukum sedang, dan sebanyak 8 (26,67%) responden menunjukkan

tingkat kesadaran hukum dalam pembuatan SIM C yang tinggi.

Apabila dilihat dari pengaruh faktor ekonomi yang sedang, diperoleh

gambaran bahwa sejumlah 1 (3,33%) responden menunjukkan tingkat

Page 96: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

96

kesadaran hukum rendah, sejumlah 5 (16,67%) responden menunjukkan

tingkat kesadaran hukum sedang, dan sebanyak 8 (26,67%) responden

menunjukkan tingkat kesadaran hukum tinggi dalam pembuatan SIM C.

Apabila dilihat dari faktor ekonomi yang tinggi, diperoleh gambaran

bahwa sejumlah 3 (10,00%) responden menunjukkan tingkat kesadaran

hukum rendah, sejumlah 1 (3,33%) responden menunjukkan tingkat

kesadaran hukum sedang, dan sejumlah 3 (10,00%) responden menunjukkan

tingkat kesadaran hukum yang tinggi dalam pembuatan SIM C.

Berdasarkan data tersebut diatas dapat disimpulkan sementara bahwa

faktor ekonomi cenderung tidak berpengaruh positif terhadap tingkat

kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, artinya tingginya

tingkat kesadaran hukum masyarakat tidak didasarkan pada tingkat ekonomi

masyarakatnya dalam pembuatan SIM C.

Manakala diinduksikan dengan teori yang ada, berdasarkan teori yang

diungkapkan Leibenstain yang dikutip oleh Saryono Hanadi dan MI. Wiwik

Yuni Hastuti menjelaskan bahwa, pengeluaran-pengeluaran yang bersifat

memaksa mempunyai kaitan yang negatif dengan pendapatan, semakin

tingginya upah atau semakin bertambahnya penghasilan individu justru akan

menurunkan tingkat pengetahuan dan pemahaman terhadap pengeluaran-

pengeluaran yang bersifat positif.62

Selain itu Leibenstain juga memberikan

62

Saryono Hanadi dan Wiwik Yuni Hastuti,Pengaruh Pendidikan Terhadap Kesadaran

Hukum Masyarakat Pedesaan dalam Lembaga Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Dati II

Banyumas,KKI, 1993, hlm.28-29.

Page 97: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

97

pandangannya sebagaimana yang dikutip oleh Saryono Hanadi,dkk, yakni

keseimbangan yang semua stabil yang menjadi ciri daripada ekonomi yang

miskin dan terbelakang hanya dapat diatasi dengan pengertian yang keras, hal

ini disebabkan karena daya yang dapat meningkatkan pendapatan daripada

suatu pemindahan yang positif, akan menggerakkan kekuatan-kekuatan lain

yang biasanya cenderung menekan pendapatan.63

Bilamana teori yang dikemukakan oleh Leibenstain diatas

diaplikasikan dengan hasil penelitian penulis mengenai tingkat kesadaraan

hukum masyarakat dalam pembuatan SIM C, maka dapat dikatakan masih

relevan untuk diterapkan dalam penelitian ini, karena faktor ekonomi

responden cenderung tidak berpengaruh positif terhadap kesadaran hukum

masyarakat dalam pembuatan SIM C.

Berdasarkan data tersebut diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa tingkat pendidikan berpengaruh secara positif terhadap kesadaran

hukum masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes

Kabupaten Brebes dalam pembuatan SIM C. Artinya, semakin tinggi tingkat

pendidikan masyarakat, maka akan semakin tinggi pula tingkat kesadaran

hukumnya. Dilihat dari tingkat motivasi, dihasilkan tingkat motivasi yang

berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran hukum masyarakat

Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes dalam

pembuatan SIM C. Artinya, semakin tinggi tingkat motivasi masyarakat,

maka akan semakin tinggi pula tingkat kesadaran hukum masyarakatnya.

63

Loc.Cit.

Page 98: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

98

Dilihat dari tingkat ekonomi, dihasilkan tingkat ekonomi yang tidak

berpengaruh secara positif terhadap kesadaran hukum masyarakat Kelurahan

Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes dalam pembuatan

SIM C. Artinya, tingginya tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam

pembuatan SIM C tidak didasarkan pada tingginya tingkat ekonomi

masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten

Brebes dalam pembuatan SIM C.

Page 99: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tingkat kesadaran hukum masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan

Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes terhadap pembuatan Surat Izin

Mengemudi (selanjutnya disingkat SIM) C relatif tinggi. Hal ini dapat

dibuktikan dengan indikator-indikator sebagai berikut:

a. Tingginya tingkat pengetahuan hukum masyarakat Kelurahan

Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes dalam

pembuatan SIM C;

b. Tingginya tingkat pemahaman hukum masyarakat Kelurahan

Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes dalam

pembuatan SIM C;

c. Tingginya tingkat sikap hukum masyarakat Kelurahan Limbangan

Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes dalam pembuatan SIM C;

d. Tingginya tingkat pola perilaku hukum masyarakat Kelurahan

Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes dalam

pembuatan SIM C.

Page 100: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

100

2. Faktor-faktor dominan yang cenderung mempengaruhi kesadaran hukum

masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten

Brebes dalam pembuatan SIM C sebagai berikut:

a. Tingkat pendidikan masyarakat berpengaruh secara positifdalam

pembuatan SIM C. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan

masyarakat, maka semakin tinggi pula tingkat kesadaran hukum

masyarakatnya dalam pembuatan SIM C;

b. Tingkat motivasi masyarakat berpengaruh secara signifikan. Artinya,

semakin tinggi tingkat motivasi masyarakat, maka akan semakin tinggi

pula tingkat kesadaran hukum masyarakatnya dalam pembuatan SIM C;

c. Tingkat ekonomi masyarakat tidak berpengaruh secara positif. Artinya,

tingginya tingkat kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan SIM

C tidak didasarkan pada tingginya tingkat ekonomi masyarakatnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian penulis mengenai kesadaran hukum

masyarakat Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten

Brebes dalam pembuatan Surat Izin Mengemudi (selanjutnya disingkat SIM)

C beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya tersebut diatas, maka peneliti

mengajukan saran agar perlu adanya koordinasi antara perangkat desa dengan

masyarakat dalam pembuatan SIM C dengan aparat penegak hukum agar

setiap masyarakat memiliki kesadaran hukum dalam pembuatan SIM C.

Page 101: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

101

DAFTAR PUSTAKA

1. Literatur:

Hariadi, Pramono dan Lilis Siti Badriah, 2008, Teori dan Perilaku Harga,

Lembah Manah, Yogayakarta.

Ishaq, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

Kartono, Kartini, 1986, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Alumni,

Bandung.

Kerlinger, Fred N. dan Elazar J. Pedhazur, 1987, Korelasi dan Analisis

Regresi Ganda, Nur Cahaya, Yogyakarta.

Manan, Abdul, 2006, Aspek-aspek Pengubah Hukum, Kencana, Jakarta.

Mertokusumo, Sudikno, 2005, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty

Yogyakarta, Yogyakarta.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, 2005, Metode Penelitian

Kuantitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Rahardjo, Satjipto, 1986, Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung.

Salman, Otje, 1993, Kesadaran Hukum MasyarakatTerhadap Hukum Waris,

Alumni, Bandung.

Siagian, Sondang P, 1995, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Rineka Cipta,

Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survai,

LP3ES, Jakarta.

Soekanto, Soerjono, 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, CV.

Rajawali, Jakarta.

Soemitro, Ronny Hanitijo, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan

Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Widjaja, AW, 1984, Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila,

CV. Era Swasta, Jakarta.

Zaenudin, Ali, 2008, Sosiologi Hukum, CV. Sinar Grafika, Jakarta.

Page 102: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

102

2. Peraturan Perundang-Undangan:

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan

Pengemudi.

3. Sumber Lainnya:

Afriliana, Farah, Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Pembuatan Kartu

Tanda Penduduk (KTP); (Studi Tentang Faktor Pendidikan Dan

Ekonomi Terhadap Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Di

Desa Kutabanjar Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara

), 2010, Skripsi. (Tidak Dipublikasikan).

El Ghozali Hasan, Makna dan Pentingnya Kesadaran Hukum dalam

Masyarakat, tersedia di website http://www.el-ghozali-

hasan.blogspot.com/, diakses tanggal 9 Mei 2012.

Hanadi, Saryono dan Wiwik Yuni Hastuti, Pengaruh Pendidikan Terhadap

Kesadaran Hukum Masyarakat Pedesaan dalam Lembaga Koperasi

Unit Desa Di Kabupaten Dati II Banyumas, 1993, KKI. (Tidak

Dipublikasikan).

Http://www.satlantasbrebes.wordpress.com /, diakses tanggal 9 April 2012.

Sudikno Mertokusumo, Artikel hukum: Kesadaran Hukum Sebagai Landasan

Untuk Memperbaiki Sistem Hukum, tersedia di website

http://www.sudiknoartikel.blogspot.com/, diakses tanggal 9 April

2012.

Page 103: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

103

LAMPIRAN

Page 104: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

104

Page 105: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

105

Page 106: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

106

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

Kampus Unsoed Grendeng Telp 635292-94 Pest.219 & 151 Purwokerto 53122

PENELITIAN:

KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN SURAT

IZIN MENGEMUDI (SIM) C DI KELURAHAN LIMBANGAN WETAN

KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

Nomor Responden : ..........

Tanggal Pengisian : ..........

I. PENGANTAR

Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi untuk

memenuhi tugas dan kewajiban serta syarat untuk memperoleh derajat

kesarjanaan dalam Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Program S1 Reguler

UNSOED. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan Kesadaran

Hukum Masyarakat Dalam Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C Di

Kelurahan Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

Penyusun menyadari bahwa waktu Bapak/Ibu/Saudara sangat berharga

dan terbatas, namun demikian penyusun mohon dengan segala kerendahan hati

kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk membantu penelitian penyusun dengan

mengisi Kuesioner/Angket ini berdasarkan data yang sebenarnya.

Kuesioner ini bukan merupakan suatu test ataupun mengukur

kemampuan Bapak/Ibu, tetapi hanya untuk menggambarkan Kesadaran Hukum

Masyarakat Dalam Pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) C Di Kelurahan

Limbangan Wetan Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Informasi yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan pada

kuesioner ini akan tetap terjaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk

kepentingan ilmiah dalam rangka penyusunan skripsi.

Dalam kesempatan yang baik ini, Penyusun mengucapkan banyak

terimakasih yang setinggi-tingginya atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara yang

Page 107: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

107

telah meluangkan waktu untuk mengisi Kuesioner/Angket ini dan Penyusun

mohon maaf yang sebesar-besarnya bilamana ada pertanyaan yang tidak

berkenan dihati Bapak/Ibu/Saudara sekalian.

II. PETUNJUK PENGISIAN

Dalam Kuesioner/Angket yang penyusun sebarkan ini, terdiri dari dua

bagian besar, yakni:

1. Bagian A, berisi Identitas Respondent. Dalam bagian ini Bapak/Ibu/Saudara

cukup mengisi kolom yang telah tersedia atau memilih satu jawaban yang

sesuai.

2. Bagian B, berisi Daftar Pertanyaan. Untuk bagian ini Bapak/Ibu/Saudara

cukup memilih satu jawaban yang dianggap benar menurut

Bapak/Ibu/Saudara dengan memberikan tanda (X) pada huruf pilihan

jawaban.

III. KUESIONER/ANGKET PENELITIAN

A. Identitas Respondent

1. Nama Lengkap : .............................. (Tidak Perlu Diisi)

2. Umur : ..............................

3. Jenis Kelamin : a. Laki-laki;

b. Perempuan.

4. Pendidikan Terakhir : a. SD;

b. SMP;

c. SMA;

d. Perguruan Tinggi.

Page 108: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

108

B. Daftar Pertanyaan

PENGETAHUAN HUKUM

1. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui bahwa kepemilikan SIM C itu

wajib bagi pengemudi kendaraan bermotor?

Jawab : a. Mengetahui,

b. Kurang Mengetahui,

c. Tidak Mengetahui.

2. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui tentang usia minimal pembuatan

SIM C?

Jawab : a. Mengetahui,

b. Kurang Mengetahui,

c. Tidak Mengetahui.

3. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui syarat-syarat administrasi yang

berlaku bagi pembuatan SIM C?

Jawab : a. Mengetahui,

b. Kurang Mengetahui,

c. Tidak Mengetahui.

4. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui bahwa dalam pembuatan SIM C

di perlukan surat kesehatan dari dokter?

Jawab : a. Mengetahui,

b. Kurang Mengetahui,

c. Tidak Mengetahui.

5. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui untuk pembuatan SIM C

diperlukan surat lulus ujian teori maupun praktek?

Jawab : a. Mengetahui,

b. Kurang Mengetahui,

c. Tidak Mengetahui.

Page 109: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

109

6. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui berapa besar pembiayaan dalam

pembuatan SIM C?

Jawab : a. Mengetahui,

b. Kurang Mengetahui,

c. Tidak Mengetahui.

7. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui pengisian formulir pendaftaran

dalam pembuatan SIM C?

Jawab : a. Mengetahui,

b. Kurang Mengetahui,

c. Tidak Mengetahui.

8. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui mekanisme pendaftaran

pembuatan SIM C?

Jawab : a. Mengetahui,

b. Kurang Mengetahui,

c. Tidak Mengetahui.

9. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui waktu dan tempat pendaftaran

pembuatan SIM C?

Jawab : a. Mengetahui,

b. Kurang Mengetahui,

c. Tidak Mengetahui.

10. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui manfaat dari SIM C yang

dimiliki?

Jawab : a. Mengetahui,

b. Kurang Mengetahui,

c. Tidak Mengetahui.

Page 110: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

110

PEMAHAMAN HUKUM

11. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami syarat-syarat yang diperlukan

dalam pembuatan SIM C?

Jawab : a. Paham,

b. Kurang Paham,

c. Tidak Paham.

12. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami petunjuk mekanisme dalam

pembuatan SIM C?

Jawab : a. Paham,

b. Kurang paham,

c. Tidak Paham.

13. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami semua formulir pendaftaran SIM

C?

Jawab : a. Paham,

b. Kurang Paham,

c. Tidak Paham.

14. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami tujuan pembuatan SIM C?

Jawab : a. Paham,

b. Kurang Paham,

c. Tidak Paham.

15. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami kegunaan dari biaya administrasi

yang dibayarkan dalam pembuatan SIM C?

Jawab : a. Paham,

b. Kurang Paham,

c. Tidak Paham.

Page 111: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

111

16. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami soal-soal dalam ujian teori

maupun praktek dalam pembuatan SIM C?

Jawab : a. Paham,

b. Kurang Paham,

c. Tidak Paham.

17. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami prosedur pembuatan SIM C?

Jawab : a. Paham,

b. Kurang Paham,

c. Tidak Paham.

18. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami ketiadaan SIM C merupakan

pelanggaran lalu lintas?

Jawab : a. Paham,

b. Kurang Paham,

c. Tidak Paham.

19. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami sanksi hukum yang berlaku bagi

pengemudi yang tidak memiliki SIM C?

Jawab : a. Paham,

b. Kurang Paham,

c. Tidak Paham.

20. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami kegunaan dari SIM C bagi

pengemudi?

Jawab : a. Paham,

b. Kurang paham,

c. Tidak Paham.

Page 112: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

112

SIKAP HUKUM

21. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu/Saudara terhadap syarat-syarat minimal

pembuatan SIM C?

Jawab : a. Setuju,

b. Kurang Setuju,

c. Tidak Setuju.

22. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu/Saudara terhadap syarat administrasi

yang berlaku dalam pembuatan SIM C?

Jawab : a. Setuju,

b. Kurang Setuju,

c. Tidak Setuju.

23. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu/Saudara terhadap adanya surat

keterangan dari dokter yang disyaratkan dalam pembuatan SIM C?

Jawab : a. Setuju,

b. Kurang Setuju,

c. Tidak Setuju.

24. Bagaimanakah perasaan Bapak/Ibu/Saudara terhadap ujian teori maupun

praktis sebagai syarat pembuatan SIM C?

Jawab : a. Setuju,

b. Kurang Setuju,

c. Tidak Setuju.

25. Bagaimanakah perasaan Bapak/Ibu/Saudara dengan pelayanan dalam

menempuh ujian teori dan praktek dalam pembuatan SIM C?

Jawab : a. Setuju,

b. Kurang Setuju,

c. Tidak Setuju.

Page 113: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

113

26. Bagaimanakah perasaan Bapak/Ibu/Saudara dengan pembebanan biaya

dalam pembuatan SIM C?

Jawab : a. Setuju,

b. Kurang Setuju,

c. Tidak Setuju.

27. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu/Saudara terhadap formulir yang

harus diisi dalam pembuatan SIM C?

Jawab : a. Sulit,

b. Agak Sulit,

c. Tidak Sulit.

28. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu/Saudara terhadap mekanisme

pendaftaran dalam pembuatan SIM C?

Jawab : a. Setuju,

b. Kurang Setuju,

c. Tidak Setuju.

29. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu/Saudara terhadap kewajiban pemilikan

SIM C bagi pengemudi dalam kendaraan berlalu lintas?

Jawab : a. Setuju,

b. Kurang Setuju,

c. Tidak Setuju.

30. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu/Saudara terhadap sanksi hukum yang

diberlakukan bagi pengemudi yang tidak memiliki SIM C?

Jawab : a. Setuju,

b. Kurang Setuju,

c. Tidak Setuju.

Page 114: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

114

POLA PERILAKU HUKUM

31. Apakah pembuatan SIM C Bapak/Ibu/Saudara dilakukan sesuai dengan

syarat-syarat yang berlaku ?

Jawab : a. Sesuai,

b. Kurang Sesuai,

c. Tidak Sesuai.

32. Apakah Bapak/Ibu/Saudara dalam pembuatan SIM C memenuhi syarat-

syarat administrasi?

Jawab : a. Memenuhi,

b. Kurang Memenuhi,

c. Tidak Memenuhi.

33. Apakah Bapak/Ibu/Saudara dalam pembuatan SIM C melakukan

pemeriksaan kesehatan pada dokter yang telah ditunjuk?

Jawab : a. Melakukan,

b. Kadang-kadang Melakukan,

c. Tidak Melakukan.

34. Apakah Bapak/Ibu/Saudara dalam melakukan pembuatan SIM C

membayar seluruh biaya sesuai yang ditetapkan?

Jawab : a. Sesuai,

b. Kurang Sesuai,

c. Tidak Sesuai.

35. Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengisi sendiri formulir pembuatan SIM C?

Jawab : a. Ya,

b. Kadang-kadang,

c. Tidak.

Page 115: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

115

36. Apakah Bapak/Ibu/Saudara dalam mendaftar pembuatan SIM C

melakukan sendiri?

Jawab : a. Ya,

b. Kadang-kadang,

c. Tidak.

37. Apakah Bapak/Ibu/Saudara dalam mendaftar pembuatan SIM C sesuai

dengan mekanisme yang berlaku?

Jawab : a. Sesuai,

b. Kurang Sesuai,

c. Tidak Sesuai.

38. Apakah Bapak/Ibu/Saudara dalam mendaftarkan pembuatan SIM C

sesuai dengan waktu dan tempat yang telah di tetapkan?

Jawab : a. Sesuai,

b. Kurang Sesuai,

c. Tidak Sesuai.

39. Apakah Bapak/Ibu/Saudara dalam pembuatan SIM C menempuh ujian

teori dan praktek sendiri?

Jawab : a. Ya,

b. Kadang-kadang,

c. Tidak.

40. Apakah Bapak/Ibu/Saudara dalam pembuatan SIM C mendaftar sendiri

pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan?

Jawab : a. Ya,

b. Kadang-kadang,

c. Tidak.

Page 116: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

116

FAKTOR MOTIVASI

41. Menurut Bapak/Ibu/Saudara apakah pemilikan SIM C tersebut

merupakan suatu kebutuhan?

Jawab : a. Ya,

b. ragu-ragu,

c. Tidak.

42. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu/Saudara terhadap keharusan pemilikan

SIM C bagi pengemudi?

Jawab : a. Wajib,

b. Kadang-kadang Wajib,

c. Tidak Wajib.

43. Apakah pembuatan SIM C yang Bapak/Ibu/Saudara lakukan mendorong

tertib berlalu lintas dijalan raya?

Jawab : a. Ya,

b. Kadang-kadang,

c. Tidak.

44. Apakah pihak yang berwenang mendorong bagi setiap pengemudi bagi

pemilik SIM C?

Jawab : a. Ya,

b. Kadang-kadang,

c. Tidak.

45. Menurut Bapak/Ibu/Saudara dengan memiliki SIM C bebas dari operasi

lalu lintas di jalan raya?

Jawab : a. Ya,

b. Kadang-kadang,

c. Tidak.

Page 117: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

117

46. Apa harapan Bapak/Ibu/Saudara dalam pembuatan SIM C tersebut?

Jawab : a. Sulit,

b. Biasa-biasa Saja,

c. Mudah.

47. Apakah menurut pendapat Bapak/Ibu/Saudara dengan membuat SIM C

tujuan tertib lalu lintas dapat tercapai?

Jawab : a. Selalu Bisa,

b. Kadang-kadang Bisa,

c. Tidak Bisa.

48. Apakah dengan memiliki SIM C Bapak/Ibu/Saudara dibebaskan dari

segala pelanggaran lalu lintas?

Jawab : a. Tidak,

b. Kadang-kadang,

c. Ya.

49. Apakah dengan membuat SIM C Bapak/Ibu/Saudara selalu mematuhi

rambu-rambu lalu lintas?

Jawab : a. Selalu,

b. Kadang-kadang,

c. Tidak Selalu.

50. Apakah dengan pembuatan SIM C dengan prosedur yang berlaku

mendorong pengemudi untuk memiliki SIM C tersebut?

Jawab : a. Ya,

b. Kadang-kadang,

c. Tidak.

FAKTOR EKONOMI

51. Berapa besarkah pendapatan total Bapak/Ibu/Saudara perbulan?

Jawab : a. Antara kurang dari Rp 750.000,00.

Page 118: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

118

b. Antara Rp 750.000,00 – Rp 2.000.000,00.

c. Lebih dari Rp 2.000.000,00.

52. Berapa besarkah kebutuhan Bapak/Ibu/Saudara perbulan?

Jawab : a. Antara kurang dari Rp 1.000.000,00.

b. Antara Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00.

c. Lebih dari Rp 2.000.000,00.

53. Disamping pendapatan Bapak/Ibu/Saudara adakah anggota keluarga lain

yang mempunyai pendapatan sendiri?

Jawab : a. Ada,

b. Kadang-kadang Ada,

c. Tidak Ada.

54. Apakah pendapatan yang diperoleh Bapak/Ibu/Saudara selalu mencukupi

kebutuhan yang dibutuhkan?

Jawab : a. Selalu Cukup,

b. Kadang-kadang Cukup,

c. Tidak Cukup.

55. Berapakah anggota keluarga Bapak/Ibu/Saudara yang harus di tanggung

setiap bulan?

Jawab : a. Kurang dari 5,

b. Antara 6 – 10,

c. Lebih dari 10.

56. Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki pendapatan sampingan diluar

pendapatan tersebut diatas?

Jawab : a. Memiliki,

b. Kadang-kadang Memiliki,

c. Tidak Memiliki.

57. Apakah pembiayaan pembuatan SIM C yang telah ditetapkan

memberatkan bagi Bapak/Ibu/Saudara?

Page 119: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM ... - …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/SKRIPSI_15.pdf · kesadaran hukum masyarakat dalam pembuatan surat izin mengemudi (sim) c

119

Jawab : a. Memberatkan,

b. Kadang-kadang Memberatkan,

c. Tidak Memberatkan.

58. Apakah pembiayaan pembuatan SIM C di bebankan pada pendapatan

perbulan?

Jawab : a. Ya,

b. Kadang-kadang,

c. Tidak.

59. Apakah pembayaran biaya SIM C Bapak/Ibu/Saudara laukukan secara

tunai?

Jawab : a. Ya,

b. Kadang-kadang,

c. Tidak.

60. Apakah pembayaran biaya SIM C yang Bapak/Ibu/Saudara bayarkan

mempengaruhi kebutuhan rumah tangganya?

Jawab : a. Mempengaruhi,

b. Kadang-kadang Mempengaruhi,

c. Tidak Mempengaruhi.