bab ii tinjauan pustaka a. surat izin mengemudi 1

53
18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1. Pengertian Surat Izin Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia 12 surat izin merupakan surat yang berisi keterangan bahwa bagi pemegang surat itu diberi izin melakukan sesuatu. Izin merupakan kebijakan pembuat peraturan tidak umum melarang suatu perbuatan, tapi masih juga memperkenankan, asal saja dilakukan sesuai dengan ketentuan, jadi keputusan administrasi Negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat izin. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun dalam bentuk lainnya. Izin adalah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum administrasi, untuk mengemudikan tingkah laku para warga. Selain itu izin juga dapat diartikan sebagai dispensasi atau pelepasan atau pembebasan dari suatu larangan. Selain itu menurut pendapat Hadjon 13 izin adalah beranjak dari ketentuan yang pada dasarnya tidak melarang akan suatu perbuatan tetapi untuk dapat melakukannya diperlukan prosedur tertentu yang harus dilalui. Izin merupakan keputusan yang memperkenankan dilakukan perbuatan yang pada prinsipnya tidak dilarang oleh pembuat peraturan. 12 https://www.kamusbesar.com/surat-izin, diakses pada 21 Maret 2018 13 Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya: Yuridika, 2004, halaman 3

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Surat Izin Mengemudi

1. Pengertian Surat Izin

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia12

surat izin merupakan

surat yang berisi keterangan bahwa bagi pemegang surat itu diberi izin

melakukan sesuatu. Izin merupakan kebijakan pembuat peraturan tidak

umum melarang suatu perbuatan, tapi masih juga memperkenankan, asal

saja dilakukan sesuai dengan ketentuan, jadi keputusan administrasi

Negara yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat izin. Perizinan

adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan

tertentu, baik dalam bentuk izin maupun dalam bentuk lainnya.

Izin adalah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan

dalam hukum administrasi, untuk mengemudikan tingkah laku para

warga. Selain itu izin juga dapat diartikan sebagai dispensasi atau

pelepasan atau pembebasan dari suatu larangan. Selain itu menurut

pendapat Hadjon13

izin adalah beranjak dari ketentuan yang pada

dasarnya tidak melarang akan suatu perbuatan tetapi untuk dapat

melakukannya diperlukan prosedur tertentu yang harus dilalui. Izin

merupakan keputusan yang memperkenankan dilakukan perbuatan yang

pada prinsipnya tidak dilarang oleh pembuat peraturan.

12 https://www.kamusbesar.com/surat-izin, diakses pada 21 Maret 2018 13 Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya: Yuridika, 2004, halaman 3

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

19

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka penulis

berkesimpulan bahwa izin merupakan suatu keputusan yang dikeluarkan

oleh pemerintah dan kemudian digunakan untuk mempengaruhi serta

mengendalikan kehidupan di masyarakat agar tidak menyimpang dari

ketentuan hukum yang berlaku dan juga membatasi aktivitas masyarakat

agar tidak merugikan orang lain.

2. Izin dibedakan atas berbagai figur hukum

Setelah memahami izin digunakan untuk mengendalikan

kehidupan di masyarakat agar tidak menyimpang dari ketentuan hukum

yang berlaku, juga membatasi aktivitas masyarakat agar tidak merugikan

orang lain, maka berikut ini adalah izin dapat dibedakan atas berbagai

figur hukum yaitu :

1) Izin dalam arti sempit adalah pengikatan-pengikatan pada suatu

peraturan. Izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat

Undang-Undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu ataupun untuk

menghalangi keadaan-keadaan yang buruk. Tujuannya adalah

mengatur tindakan-tindakan yang oleh pembuat Undang-Undang

tidak seluruhnya dianggap tercela, namun dimana ia menginginkan

dapat melakukan pengawasan.14

2) Dispensasi ialah keputusan administrasi Negara yang membebaskan

suatu perbuatan dari kekuasaan peraturan menolak perbuatan tersebut.

Sehingga suatu peraturan undang-undang menjadi tidak berlaku bagi

14 Sri Pudyatmoko, Perizinan Problem dan Upaya Pembenahan, Jakarta: Grasindo, 2009, halaman

11

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

20

yang istimewa. Dengan kata lain dispensasi ialah pengecualian atas

larangan sebagai aturan umum, yang berhubungan erat dengan

keadaan-keadaan khusus peristiwa.

3) Konsesi merupakan suatu izin berhubungan dengan pekerjaan yang

besar dimana kepentingan umum terlibat erat sehingga sebenarnya

pekerjaan itu menjadi tugas pemerintah, tapi pemerintah diberikan

hak penyelenggaraan kepada pemegang izin yang bukan pejabat

pemerintah. Bentuknya dapat berupa kontraktual atau kombinasi

antara lisensi dengan pemberian status tertentu dengan hak dan

kewajiban serta syarat-syarat tertentu. Dengan kata lain konsesi

adalah izin yang berkaitan dengan usaha yang diperuntukkan untuk

kepentingan umum.

Berdasarkan beberapa jenis izin yang dibedakannya dalam figur

hukum, maka penulis menggolongkannya Surat Izin Mengemudi (SIM)

ke dalam jenis izin dalam arti sempit. Karena dengan diterbitkannya

Surat Izin Mengemudi, maka pihak Kepolisian menilai bahwa orang

tersebut mempunyai kompetensi mengemudi dan dinilai dapat mematuhi

segala peraturan yang berlaku. Serta pihak Kepolisian ini dapat

melakukan pengawasan melalui data diri seseorang yang tercantum

dalam Surat Izin Mengemudi tersebut.

3. Pengertian Surat Izin Mengemudi

Surat Izin Mengemudi ialah bukti kompetensi bagi seseorang

yang telah lulus ujian pengetahuan, kemampuan dan ketrampilannya

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

21

mengemudi di jalan sesuai persyaratan yang ditentukan berdasarkan

Undang-Undang Lalu lintas dan Angkutan Jalan.15

Regulasi pembuatan Surat Izin Mengemudi di Indonesia didasari

oleh beberapa landasan peraturan hukum antara lain : Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan

Jalan ; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

; dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2010

tanggal 25 Mei 2010 tentang Tarif atas jenis penerimaan Negara yang

Bukan Pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia

serta Peraturan Kapolri Nomor 09 Tahun 2012 tentang Surat Ijin

Mengemudi. Surat Izin Mengemudi yakni merupakan bukti registrasi

dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah

memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan juga rohani, serta

memahami akan peraturan lalu-lintas dan terampil mengemudikan

kendaraan bermotor. Lebih lanjut, maknanya Surat Izin Mengemudi

menurut situs resmi Polri ialah merupakan sarana upaya paksa yang

digunakan oleh para penegak hukum dalam menegakkan peraturan

terkait lalu lintas.

Pengertian perihal dari Surat Izin Mengemudi tidak banyak

dijelaskan secara tepat pada berbagai sumber. Maka penulis berpendapat

bahwa surat izin mengemudi merupakan sebuah dokumen yang

15 Subdit Dikmas Ditlantas Polri, Surat Izin Mengemudi, 2016, halaman 9

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

22

dikeluarkan oleh Pemerintah yang telah didelegasikannya kepada

Kepolisian Republik Indonesia. Surat Izin Mengemudi tidak hanya

sebagai bukti kompetensi bagi seseorang yang telah lulus uji

pengetahuan, kemampuan dan ketrampilannya mengemudi di jalan

sesuai persyaratan yang ditentukan berdasarkan Undang-Undang Lalu

lintas dan Angkutan Jalan, tetapi juga diharapkan dengan ada

kepemilikan Surat Izin Mengemudi bisa mematuhi segala bentuk rambu

lalu lintas, lebih bertanggung jawab dalam berkendara dan dapat

menjaga perilaku atau etika di jalan raya.

4. Fungsi Surat Izin Mengemudi

Setiap pengendara kendaraan bermotor wajib untuk memiliki

Surat Izin Mengemudi. Hal itu sudah diatur di dalam undang-undang

yang berlaku. Surat surat yang harus dibawa pengendara salah satunya

ialah surat izin mengemudi. Untuk dapat mengemudi kendaraan

bermotor di jalan, maka pengendara harus membawa Surat Izin

Mengemudi. Pemegang Surat Izin Mengemudi juga telah memenuhi

syarat tertentu seperti persyaratan usia, administratif, kesehatan dan lulus

ujian teori maupun praktik. Bukan hanya untuk menghindari tilang,

Surat Izin Mengemudi juga punya fungsi utama. Menurut Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan

Pasal 86, terdapat tiga fungsi dari Surat Izin Mengemudi. Fungsi dari

Surat Izin Mengemudi tersebut dapat dijelaskan berikut :

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

23

1) Sebagai bukti kompetensi mengemudi

Kompetensi mengemudi adalah kemampuan seseorang

pengemudi di bidang pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan

untuk mengemudikan kendaraan bermotor di jalan dengan benar

sesuai pernyataan ditentukan berdasarkan undang-undang lalu lintas

dan angkutan jalan.

2) Sebagai registrasi pengemudi kendaraan bermotor yang memuat

keterangan identitas lengkap pengemudi

Berguna sebagai tanda pengenal yang berisi mengenai

identitas dari pengemudi serta berkaitan dengan kewenangan

Kepolisian dearah tertentu yang telah mengeluarkan Surat Izin

Mengemudi.

3) Untuk mendukung kegiatan penyelidikan, penyidikan dan

identifikasi forensik Kepolisian

Penyelidikan ialah serangkaian tindakan penyelidik untuk

mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tidak

pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan

menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang.16

Penyelidikan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari fungsi penyidikan.

Penyidikan adalah merupakan serangkaian tindakan penyidik

dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang ini

untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu

16 Yahya H, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHP, Sinar Grafika Jakarta, 2006, hal

101

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

24

membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna

menemukan tersangka tersebut.

Identifikasi Forensik Kepolisian merupakan serangkaian

kegiatan yang dilakukan Kepolisian dalam menentukan identitas

mayat seseorang yang berguna sebagai dasar untuk melakukan

penyidikan, penyelidikan dan untuk mengungkap sebuah peristiwa.

5. Prosedur Pembuatan dan Jenis Surat Izin Mengemudi

Prosedur pembuatan surat izin mengemudi yang diterapkan

pemerintah Indonesia bisa dibilang relatif murah. Proses pembuatan

surat izin mengemudi pun tidak memakan waktu yang lama karena

hanya membutuhkan waktu satu hari proses pembuatan.

Dalam situs resmi Divhumas Polri disebutkan bahwa terdapat

beberapa prosedur yang perlu untuk dijalani oleh calon pemohon surat

izin mengemudi yaitu sebagai berikut :

1) Calon pemohon setidaknya berumur 17-21 tahun tergantung jenis

surat izin mengemudi yang akan diajukan

2) Membayar biaya administrasi untuk keperluan ujian serta mengisi

formulir permohonan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk dan

pas foto

3) Mengikuti ujian teori yang akan diadakan, apabila lulus ujian maka

akan melanjutkan ke tahapan berikutnya

4) Menjalani ujian praktek sesuai dengan jenis surat izin mengemudi

yang dikehendaki

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

25

5) Pemohon yang lulus dalam ujian teori dan praktek akan dipanggil

untuk pencetakan surat izin mengemudi

Adapun penjelasan tentang proses pembuatan Surat Izin

Mengemudi akan dijelaskan pada paragraf berikut ini.

Terdapat beberapa jenis Surat Izin Mengemudi yang dapat

digunakan di Indonesia dimana jenis Surat Izin Mengemudi tersebut

ditentukan oleh jenis kendaraan yang akan dikendarai oleh pemohon.

Jenis Surat Izin Mengemudi menentukan batasan usia minimal pemohon

boleh mengajukan permohonan untuk memperoleh Surat Izin

Mengemudi. Berdasar Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2012 tentang

Surat Ijin Mengemudi tingkatan surat ijin mengemudi kendaraan

bermotor di Indonesia adalah :17

1) SIM A berlaku untuk mengemudikan kendaraan bermotor dengan

jumlah berat yang diperbolehkan paling tinggi tiga ribu lima ratus

kilogram berupa mobil penumpang perseorangan; dan mobil barang

perseorangan. Batasan usia minimal bagi seseorang untuk

mengajukan permohonan SIM A adalah setidaknya berusia 17 tahun;

2) SIM B I berlaku untuk mengemudikan kendaraan bermotor dengan

jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari tiga ribu lima ratus

kilogram berupa mobil bus perseorangan; mobil barang perseorangan.

Batasan usia minimal bagi seseorang untuk mengajukan permohonan

SIM B I adalah setidaknya berusia 20 tahun;

17 Peraturan Kepolri Nomor 09 Tahun 2012 tentang Surat Ijin Mengemudi, Pasal 7, 2012 halaman

5

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

26

3) SIM B II berlaku mengemudikan kendaraan bermotor berupa

kendaraan alat berat, kendaraan penarik; dan kendaraan dengan

menarik kereta tempel atau gandeng perseorangan dengan berat yang

diperbolehkan untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari seribu

kilogram. Batasan usia minimal bagi seseorang untuk mengajukan

permohonan SIM B II adalah setidaknya berusia 20 tahun;

4) SIM C mempunyai beberapa kelas tergantung pada kapasitas silinder

dari motor yang dikendarai diantaranya SIM C untuk pengemudi

motor dengan kapasitas silinder paling tinggi dua ratus lima puluh

kapasitas silinder, SIM C untuk pengemudi motor dengan kapasitas

silinder antara dua ratus lima puluh sampai dengan tujuh ratus lima

puluh kapasitas silinder, SIM C untuk pengemudi motor diatas tujuh

lima puluh kapasitas silinder. Batasan usia minimal bagi seseorang

mengajukan permohonan SIM C di semua kelas kapasitas silinder

adalah 17 tahun; SIM D berlaku mengemudi kendaraan bermotor

khusus penyandang cacat. Batasan usia minimal bagi seseorang untuk

mengajukan permohonan SIM D adalah setidaknya berusia 17 tahun.

B. Kecelakaan Lalu lintas pada Remaja

1. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak

diduga dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau

tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

27

kerugian pada harta benda18

. Menurut pendapatnya Fatmah Afrianty19

kecelakaan lalu lintas adalah peristiwa terjadinya benturan moda

transportasi secara mendadak dan tidak terkendali. Moda transportasi

berupa kendaraan bermotor atau tidak bermotor.

Menurut pandangan Meita Dhamayanti20

kecelakaan lalu lintas

adalah kejadian yang timbul karena tidak disengaja, berkonotasi suatu

peristiwa yang tidak mempunyai pola tertentu dan tidak mampu

diprediksi serta berkesan sebagai suatu hal yang fatal. Kecelakaan tidak

terjadi kebetulan melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada

penyebabnya, sebab kecelakaan harus dianalisis dan ditemukan, agar

tindakan korektif kepada penyebab itu dapat dilakukan serta dengan

upaya preventif lebih lanjut kecelakaan berulang dapat dicegah.

Kecelakaan merupakan tindakan yang tidak direncanakan dan tidak

terkendali, ketika aksi dan reaksi dari objek, bahan atau radiasi yang

menyebabkan cedera

atau kemungkinan cedera.

Menurut Chan21

kecelakaan dapat diartikannya sebagai setiap

kejadian yang tidak direncanakan dan terkontrol yang dapat disebabkan

oleh manusia, situasi, faktor lingkungan, ataupun kombinasi-kombinasi

dari hal-hal tersebut yang mengganggu proses kerja dan dapat

18 UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 1 Ayat 24, halaman 4 19 www.kompasiana.com, yantigobel/epidemiologi-kecelakaan, diakses pada 21 Maret 2018 20 Meita Dhamayanti, Overview Adolescent health problems and services,

www.idai.or.id/Remaja/artikel. Asp ? q=200994155; diakses pada 20 Maret 2018 21 Chan, Kecelakaan Lalu Lintas Tempati Urutan Tiga Penyebab Kematian,

http://www.dephub.go.id. Diakses tanggal 21 Maret 2018.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

28

menimbulkan cedera ataupun tidak, kesakitan, kematian, kerusakan

property atau kejadian yang tidak diinginkan lainnya. Suatu peristiwa

dijalan yang tidak disengaja dan juga tidak di sangka-sangka yang

melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya

mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Menurut

pendapat Warpani22

mengungkapkan kecelakaan lalu lintas merupakan

kejadian sulit untuk diprediksi kapan dan dimana terjadinya. Kecelakaan

tidak hanya trauma cedera atau kecacatan tetapi juga kematian. Kasus

kecelakaan tersebut sulit di minimalisasi dan cenderung meningkat

seiring pertambahan panjang jalan dan banyaknya pergerakan dari

kendaraan.

Dari beberapa definisi kecelakaan lalu lintas dapat disimpulkan

bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa pada lalu lintas

jalan yang tidak diduga dan tidak diinginkan yang sulit diprediksi kapan

dan dimana terjadinya, sedikitnya melibatkan satu kendaraan dengan

atau tanpa pengguna jalan lainnya yang menyebabkan cedera, trauma,

kecacatan, kematian dan/atau kerugian harta benda pada pemiliknya.

2. Klasifikasi Kecelakaan Lalu Lintas

Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 229 ayat 1 disebutkan bahwa,

karakteristik dalam kecelakaan lalu lintas dapat dibagi atau digolongkan

ke dalam 3 (tiga)

22 Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Penerbit ITB, 2008, Bandung halaman

36

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

29

golongan, yaitu:

1) Kecelakaan Lalu Lintas ringan, adalah kecelakaan yang

mengakibatkan kerusakan kendaraan dan/atau barang.

2) Kecelakaan Lalu Lintas sedang, adalah kecelakaan yang

mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang.

3) Kecelakaan Lalu Lintas berat, merupakan kecelakaan yang

mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat.

Karakteristik kecelakaan lalu lintas menurut Departemen

perhubungan Republik Indonesia yang dikutip oleh Kartika23

dapat

dibagi menjadi beberapa jenis tabrakan, yaitu:

1) Angle (Ra), yaitu tabrakan antara kendaraan yang bergerak pada arah

yang berbeda, namun bukan dari arah berlawanan.

2) Rear-End (Re), adalah kendaraan menabrak dari belakang kendaraan

lain yang bergerak searah.

3) Sideswape (Ss), adalah kendaraan yang bergerak menabrak kendaraan

lain dari samping ketika berjalan pada arah sama, atau pada arah

berlawanan.

4) Head-On (Ho), tabrakan antara yang berjalanan pada arah yang

berlawanan (tidak sideswape).

5) Backing, adalah tabrakan secara mundur.

Selain diatas, referensi lain perihal dampak dari kecelakaan lalu

lintas yang diambil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun

23 Kartika M, Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Pengendara Sepeda Motor, 2008

Skripsi. Universitas Indonesia, Jakarta, halaman 14

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

30

1993 tentang Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas, dampaknya

kecelakaan lalu lintas dapat diklasifikasi berdasarkan kondisi korban

menjadi tiga, yaitu 24

:

1) Meninggal dunia ialah korban kecelakaan yang dipastikan telah

meninggal dunia sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka

waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut.

2) Luka berat adalah korban kecelakaan yang karena luka-lukanya

menderita cacat tetap atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam

jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. Suatu

kejadian digolongkan sebagai cacat tetap jika sesuatu anggota

badannya hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak

dapat sembuh atau pulih untuk selama-lamanya.

3) Luka ringan adalah korban kecelakaan yang mengalami luka yang

tidak memerlukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah sakit

dari 30 hari

3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Kecelakaan Lalu

Lintas

Berkendara dengan aman sangatlah penting bagi semua pengguna

jalan, terutama bagi pengendara sepeda motor karena memiliki

kerentanan yang lebih besar daripada pengendara kendaraan lainnya.

Karena berkendara sepeda motor adalah pekerjaan kompleks yang

memerlukan pengetahuan dan teknik tertentu, selain itu pengendara

24 Peraturan Pemerintah no. 43 tahun 1993, tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, Pasal 93 hal.

34

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

31

sepeda motor terpapar secara langsung dengan lingkungannya.

Mengendarai sepeda motor membutuhkan keterampilan yang

memerlukan latihan selama bertahun-tahun dan praktek dengan

menggunakan teknik berkendara yang tepat.

Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi tidak hanya faktor

manusia dan bahkan ada pendapat bahwa kecelakaan lalu lintas karena

faktor beruntung dan sial. Karena segala peristiwa dapatnya dijelaskan

secara teoritis dan sesuai alam pikiran manusia. Bagi pengendara sepeda

motor, pengendara pemula ini mempunyai peluang tiga kali lebih besar

dalam terlibat kecelakaan daripada pengendara yang telah mahir.

Selain dari faktor manusia yang berada dibalik kemudi pada

kendaraan bermotor, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi

kecelakaan lalu lintas sesuai penjelasan para ahli adalah sebagai berikut :

Menurut pendapatnya Warpani25

, penyebab dari kecelakaan lalu

lintas dapat dikelompokkan dalam empat unsur, yakni: manusia,

kendaraan, jalan, dan lingkungan.

Sedangkan dasar teori kecelakaan lalu lintas dalam Wikipedia26

adalah membagi penyebab kecelakaan lalu lintas ke dalam tiga faktor,

yaitu: manusia, kendaraan, dan lingkungan. Dimana faktor-faktor

tersebut berinteraksi dalam suatu periode waktu tertentu. Penerapan

model kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi tiga fase waktu, yaitu

sebelum kecelakaan, saat kecelakaan dan setelah kecelakaan. Konsep

25 Warpani, idem, halaman 43 26 https://id.wikipedia.org/wiki/Kecelakaan_lalu-lintas, diakses 21 Maret 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

32

inilah yang digunakan untuk menilai cidera. Variabel dari kolom terdiri

dari faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sedangkan

variabel baris terdiri tahapan-tahapan waktu terjadinya kecelakaan yang

berfungsi untuk menentukan model pencegahan kecelakaan pada setiap

tahapan kejadian.

1) Faktor Manusia

Kecelakaan lalu lintas pada dasarnya dapat dihindari oleh

siapapun, terlepas dari nasib sial. Namun disini faktor manusia sangat

mempengaruhi keselamatan berkendara karena manusia yang berada di

belakang kemudi.

Manusia sebagai pengendara merupakan orang yang

melaksanakan pekerjaan mengemudi, mengendalikan dan

mengarahkan kendaraan ke suatu tempat tertentu. Manusia merupakan

faktor terpenting dan terbesar penyebab terjadinya dari kecelakaan

lalulintas. Mengemudi merupakan pekerjaan yang kompleks, yang

memerlukan pengetahuan dan kemampuan tertentu karena pada saat

yang sama pengemudi ini harus berhadapan dengan peralatan dan

menerima pengaruh rangsangan dari keadaan sekelilingnya.

Minimnya pengetahuan dan pengalaman berkendara atau

sumber daya manusia seseorang dapat mempengaruhi cara-cara

berkendara misalnya banyak penyebab pada kecelakaan adalah berupa

kelalaian seseorang dalam berkendara, sebelum terjadinya suatu

kecelakaan cenderung diawali dengan sebuah pelanggaran lalu lintas

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

33

baik dari diri sendiri maupun dari pihak lain. Berperilaku tidak tertib

dan tidak memberikan kesempatan kepada pengguna jalan yang lain

atau sering disebut dengan egoisme.

Perlu untuk dipahami bahwa menganggap tiap orang memiliki

reflek berkendara dengan baik, merupakan kesalahan besar yang sering

dilakukan oleh pengendara dan yang terpenting adalah tanamkan

kewaspadaan selama berkendara karena dengan meningkatkannya

suatu kewaspadaan maka dapat menimbulkan daya prediksi yang lebih

tajam guna menhindari terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Selain itu usia, dan jenis kelamin, tingkat emosi dan kesehatan

dapat berpengaruh terhadap reaksi berkendara seseorang.

Banyak pengendara merasa yakin akan kemampuannya

berkendara, sehingga merasa tidak mungkin terjadi kesalahan, padahal

pemikiran seperti itu dapat menciptakan kecerobohan dan kurang hati-

hati dalam berkendara. Semahir apapun dalam berkendara tetap perlu

waspada dan bersiap seolah-olah akan terjadi kondisi yang terburuk,

karena kelalaian orang lain. Tetapi jika pengendara lebih waspada,

maka akan memperkecil kemungkinannya terlibat dalam kecelakaan

orang lain.

Manusia sebagai pengendara memiliki faktor yang

mempengaruhi di dalam berkendara, yaitu faktor psikologis dan faktor

fisiologis. Keduanya adalah faktor dominan yang mempengaruhi

manusia dalam berkendara di jalan raya. Faktor psikologis dapat

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

34

berupa mental, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sedangkan

faktor fisiologis ialah yang mencakup penglihatan, pendengaran,

sentuhan, penciuman, kelelahan, dan sistem syaraf. Perilaku manusia

dipengaruhi oleh interaksi antara faktor lingkungan, kendaraan, dan

manusia itu sendiri. Lalu kombinasi faktor fisiologis dan faktor

psikologis akan menimbulkan reaksi dan aksi, yaitu timbulnya respon

berkendara dari pengendara terhadap ransangan dari lingkungan

berkendara. Karakteristik dari pengendara yang berpengaruh terhadap

terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas, yaitu :

a. Umur, adalah salah satu karakteristik penting yang dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Orang yang berusia

tua atau diatas usia 30 tahun biasanya lebih memiliki tingkat

kewaspadaan lebih tinggi dalam berkendara daripada orang yang

berusia muda, alasannya karena orang yang berusia tua lebih banyak

memiliki pengalaman dalam berkendara dan lebih bijak dalam

berkendara dibanding dengan yang berusia muda terkadang

menggebu-gebu dan tergesa-gesa dalam berkendara. Selain itu

orang yang berusia muda lebih sering terlibat dalam suatu

kecelakaan lalu lintas baik sebagai pejalan kaki maupun pengemudi

dibandingkan dengan orang yang berusia lanjut atau lebih tua.27

b. Jenis kelamin laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami

kecelakaan lalu lintas dan angka kematiannya lebih tinggi dibanding

27 Kartika M, idem, halaman 15

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

35

jenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan mobilitas jenis

kelamin laki-laki ini lebih tinggi daripada jenis kelamin perempuan

di jalan raya dalam berkendara.

Selain itu jumlah pengguna sepeda motor lebih tinggi pada jenis

kelamin laki-laki daripada jenis kelamin perempuan.

Suatu penelitian wilayah kota metro menunjukkan

perbandingan kecelakaan lalu lintas berdasar jenis kelamin adalah

laki-laki lebih tinggi dengan persentase 92% dan perempuan 8%.28

c. Perilaku, faktor perilaku juga memiliki peran penting dalam

menentukan terjadinya kecelakaan lalu lintas pada pengendara

sepeda motor. Dimana pada pengendara yang berperilaku tidak baik

ketika berkendara juga bisa mempengaruhi keselamatan pengendara

tersebut, seperti tidak memakai helm atau tidak memakai helm yang

sesuai standar yang dianjurkan, tidak tertib ketika berkendara

dengan melanggar rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan serta

mengemudikan dengan kecepatan terlalu tinggi. Aspek perilaku

masyarakat bagi pengendara beragam seperti lengah, mengantuk,

lelah, mabuk, tidak tertib, dan kecepatan tinggi.

Lengah merupakan salah satu faktor penyebab yang berasal

dari manusia dikarenakan pengemudi melakukan hal atau kegiatan

lain ketika mengemudi, sehingga perhatiannya yang tidak fokus

ketika berkendara. Lengah yang terjadi dapat berasal dari

28 Kartika M, idem, halaman 16

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

36

lingkungannya ataupun perilaku pengemudi ketika sedang

berkendara, seperti pandangan tidak fokus atau sedang berbincang

di jalan raya sehingga tidak bisa mengantisipasi dalam menghadapi

situasi lalu lintas dan tidak memperhatikan aspek lingkungan

sekitarnya yang dapat berubah mendadak. Terganggunya

konsentrasi dari pengemudi, seperti contohnya adalah melihat ke

samping, menyalakan rokok, mengambil sesuatu atau berbincang-

bincang di handphone pada saat mengemudikan kendaraan. Lengah

dapat menyebabkan pengemudi menjadi kurang antisipasi dalam

menghadapi situasi berlalu lintas, dalam situasi ini pengemudi tidak

mampu memperkirakan bahaya yang mungkin terjadi sehubungan

dengan kondisi kendaraan dan lingkungan lalu lintas.

Mengantuk dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu

lintas pada pengendara sepeda motor karena pengemudi kehilangan

daya reaksi dan konsentrasi akibat kurang istirahat dan/atau sudah

mengemudikan kendaraan lebih dari 5 jam tanpa istirahat29

. Risiko

terjadinya kecelakaan lalu lintas terbesar disebabkan oleh

pengemudi yang mengantuk. Ketika kurang tidur maka seseorang

berhutang untuk tidur sehingga mempunyai risiko kecelakaan. Ciri-

ciri dari pengemudi yang mengantuk adalah sering menguap dan

dapat berjalan terus-menerus, perih di mata, lambat dalam bereaksi,

mengemudi zig-zag, berhalusinasi, pandangan kosong, kesulitan

29 Warpani, idem, halaman 47

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

37

mengingat beberapa kilometer yang lalu, mengemudi dengan

kecepatan yang berubah-ubah.

Faktor lelah merupakan salah satu faktor penyebab

kecelakaan, kelelahan bisa mengurangi kemampuan pengemudi

dalam mengantisipasi keadaan lalu lintas dan mengurangi

konsentrasi dalam berkendara. Lelah menunjukkan keadaan tubuh

fisik dan mental yang berbeda, tetapi semua itu berakibat kepada

penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh. Kelelahan

juga dapat mempengaruhi keseimbangan dan pandangan seseorang

di dalam berkendara. Kondisi lelah dapat menimbulkan resiko

kecelakaan.Kelelahan menyebabkan pengendara menjadi kurang

waspada terhadap hal-hal yang terjadi di jalan dan kurang mampu

bereaksi dengan cepat dan aman di saat situasi genting terjadi. Dua

penyebab yang utama kelelahan adalah kurangnya waktu tidur dan

berkendara di waktu-waktu yang semestinya digunakan untuk

istirahat/tidur. Tanda-tanda yang ada hubungannya dengan

kelelahan, antara lain yaitu perasaan berat di kepala, menjadi lelah

seluruh badan, menguap, merasa kacau pikiran, mengantuk, merasa

berat pada mata, merasa susah berfikir, tidak dapat berkonsentrasi,

tidak dapat memfokuskan perhatian terhadap sesuatu, dan merasa

kurang sehat. Terjadi atau tidaknya kecelakaan sangat ditentukan

oleh pengemudi sebagai pengarah alat transportasi. Berbagai

kondisi dan situasi dihadapi oleh pengemudi di dalam satu hitungan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

38

waktu. Kecepatan reaksi manusia dapat berubah menjadi lambat

apabila pengemudi lelah.

Mabuk dapat disebabkan pengemudi kehilangan kesadaran

antara lain karena pengaruh dari obat-obatan, alkohol, dan narkotik.

Mabuk yang disebabkan oleh alkohol memiliki peran yang penting

terhadap terjadinya kecelakaan lalulintas pada pengendara sepeda

motor. Oleh karena itu bagi pengendara dilarang mengkonsumsi

alkohol sebelum berkendara ataupun tubuhnya mengandung alkohol

ketika ingin berkendara.

Alkohol dan berkendara adalah kombinasi yang fatal.

Beberapa hal yang harus disadari antara lain Alkohol ini

mempengaruhi penilaian, pengendara mengalami kesulitan di dalam

menilai jarak aman, kecepatan pengendara dan kecepatan pada

kendaraan lain. Alkohol mempengaruhi keseimbangan, bahkan

dalam jumlah yang sedikit sekalipun alkohol dapat membuat

pengendara sulit untuk menjaga keseimbangan. Alkohol dapat

memberi rasa percaya diri semu, pengendara mungkin tidak

menyadari seberapa besar alkohol mempengaruhi pengendara dalam

berkendara dan seberapa besar resiko yang dihadapi. Alkohol

membuat sulit melakukan lebih dari satu hal dalam saat yang

bersamaan. Pengendara ini harus dapat berkonsentrasi ketika

berkendara sepeda motor dan mengetahuinya posisi pengguna jalan

lain. Jika pengendara baru saja mengkonsumsi minuman beralkohol,

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

39

mungkin saja mampu mengendarai sepeda motor tetapi tidak dapat

memperhatikan hal penting lainnya seperti lampu lalu lintas, mobil

dari samping jalan atau pejalan kaki yang sedang menyeberang.

Alkohol dapat membuat lelah. Alkohol akan membuat reaksi

pengendara menjadi lambat dan dapat membuat celaka.

Obat-obatan, narkoba akan membuat pengendara lemah,

pusing atau mengantuk. Ganja merupakan salah satu jenis narkoba

yang dapat mempengaruhi kemampuan bagi pengendara di dalam

berkendara, karena mempengaruhi perhatian dan juga mengurangi

kemampuan pengendara dalam memproses informasi yang diterima.

Tidak tertib dalam berlalu lintas ini merupakan

ketidakdisiplinan pengendara dalam berkendara yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan lalu lintas. Tidak tertibnya pengendara itu

dapat disebabkan oleh perilaku berkendara yang buruk dan

kesadaran akan berlalu lintas dengan benar yang rendah, seperti

melanggar marka atau rambu lalu lintas, mendahului kendaraan lain

melalui jalur kiri, dan sebagainya. Salah satu faktor yang utama

penyebab dari kecelakaan lalu lintas adalah manusia, yang sangat

berkaitan erat dengan perilaku manusia dalam tertib dan disiplin

berlalu lintas di jalan.

Kecepatan merupakan hal yang bisa dikontrol pengendara

sesuai keinginannya, akan tetapi perilaku dari pengendara sering

kali membawa kendaraannya dengan kecepatan yang tinggi. Faktor

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

40

tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas,

karena terkadang memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi tanpa

menghiraukan jarak kendaraan dengan depan ataupun samping.

Jarak yang aman antara kendaraan yang dikemudikan dengan

kendaraan yang ada di depan ialah selang waktu dua detik, jarak

itulah yang dapat ditoleril agar pengendara dapat mengerem

kendaraannya dengan baik.

d. Pendidikan mengemudi. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh

terhadap program peningkatan pengetahuan secara langsung dan

juga secara tidak langsung terhadap perilaku. Pada umumnya

pekerja yang berpendidikan rendah mempunyai ciri yang sulit untuk

diajak bekerja sama dan kurang terbuka terhadap pembaharuan. Hal

ini disebabkan masih adanya nilai-nilai lama yang mereka anut

selama ini.30

e. Kemampuan mengemudi.Kemampuan dari seseorang mengemudi

dengan aman ditentukan faktor saling berkaitan, yaitu keterampilan

mengemudi mengendalikan kendaraan meliputi membelok/merubah

arah, mundur, mendahului dan mengikuti kendaraan lain serta

mengendalikan kecepatan kendaraan yang dikemudikan melalui

gas, rem, dan persneling.31

Selain itu setiap pengemudi kendaraan

bermotor adalah wajib memiliki surat ijin mengemudi sesuai dengan

ketentuan peraturan yang berlaku. Pengendara yang tidak terampil

30 Jurnal Info Hubdat, Faktor Penyebab Kecelakaan, Dephub, 2006, Jakarta, halaman 14 31 Jurnal Info Hubdat, Idem, halaman 21

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

41

seperti tidak berjalan sesuai jalurnya atau terlalu ke kanan, tidak

menjaganya jarak aman. Oleh karena itu mengendarai sepeda motor

membutuhkan keterampilan yang di dapatnya melalui latihan dan

pengalaman serta praktek dengan teknik berkendara yang baik.

f. Kepemilikan Surat Ijin Mengemudi. Surat Ijin Mengemudi adalah

bentuk penyerahan hak negara kepada pengemudi guna

menjalankan kendaraan dan menggunakan jalan atau disebut

berlalulintas secara benar. Surat Ijin Mengemudi untuk pengendara

sepeda motor yaitu Surat Ijin Mengemudi golongan C. Pengendara

kendaraan sepeda motor yang memiliki Surat Ijin Mengemudi

sebelumnya harus melewati seleksi atau tes yang sesuai peraturan

berlaku. Tes yang dilakukan adalah mengenai keterampilannya

mengemudi, pengetahuan tentang peraturan lalu lintas, sikap

pengendara, dan lainnya. Dengan demikian dapat diasumsikan

bahwa pengemudi yang memiliki Surat Ijin Mengemudi telah

trampil mengendarai kendaraan dan telah mengetahui peraturan lalu

lintas khususnya di jalan raya. Sedangkan pengemudi sepeda motor

yang belum mempunyai Surat Ijin Mengemudi dapat diasumsikan

bahwa yang bersangkutan ialah belum terampil dalam

mengemudikan kendaraannya dan belum mengetahui peraturan lalu

lintas di jalan raya. Walaupun demikian, hal ini tidak dapat

diberlakukan secara mutlak karena banyak pengemudi ini yang telah

terampil mengemudikan sepeda motor akan tetapi karena suatu hal,

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

42

yang bersangkutan ini belum mengusahakan memiliki Surat Ijin

Mengemudi.32

2) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini juga merupakan penyumbang terjadinya

suatu kecelakaan lalu lintas. Faktor lingkungan tidak hanya disebabkan

oleh alam, melainkan juga faktor lingkungan yang disebabkan

manusia, seperti kondisi di sekitar pengendara. Indonesia mempunyai

dua musim yang berbeda yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

Ketika pada musim kemarau sedang berlangsung tidak jarang pula bisa

menyebabkan terjadinya kecelakaan. Hal ini disebabkan pada siang

hari disaat musim kemarau terkadang udara terasa pengap dan panas,

membuat kondisi badan pengendara menjadi dehidrasi serta membuat

cepat lelah, kemudian tingkat konsentrasi dalam berkendara mulai

menurun. Selain itu dapat dipastikan debu-debu jalanan berhamburan

yang dapat masuk dan melukai mata sehingga mengganggu

penglihatan dari pengendara itu sendiri.

Pada saat musim penghujan sendiri juga mempunyai andil

terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas. Ketika hujan turun

menyebabkan jalan menjadi basah dan membuat jalan menjadi licin

dibandingkan saat jalan dalam posisi kering, hal tersebut sangat

mempengaruhi jarak pengereman menjadi lebih panjang. Hujan yang

turun sering juga membuat lubang-lubang yang ada di jalan menjadi

32 Kartika M, idem, halaman 19

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

43

tertutup oleh genangan air, sehingga menyulitkan pengendara untuk

melihat adanya lubang tersebut.

Kondisi hujan lebat yang turun dan disertai dengan angin

kencang, kondisi seperti itu sangatlah tidak disarankan untuk

berkendara karena hujan lebat disertai dengan angin kencang dapat

mengakibatkan sepeda motor ini menjadi limbung atau oleng dan pula

jarak pandangnya menjadi berkurang. Diperparah bila kondisi tersebut

terjadi ketika malam hari, jarak pandangnya menjadi sangat minim dan

cahaya lampu kendaraan pengendara tidak dapat menembus gelapnya

malam dan hujan deras tersebut.

Faktor lingkungan yang disebabkan oleh kondisi sekitar,

misalnya ketika seseorang dihadapkan dengan jam masuk dan jam

pulang kerja atau sekolah. Pada kondisi seperti itulah yang sering

membuat jalanan menjadi padat bahkan kemacetan seperti yang terjadi

pada kota-kota besar. Sebagian besar orang-orang akan berkendara

lebih agresif, egois dan tidak memberi kesempatan bagi pengguna

jalan lainnya. Karena dalam pikiran pengendara ingin segera sampai

tujuan lebih cepat, padahal pemikiran seperti itu dapat berakibat

terjadinya kecelakaan lalu lintas karena tidak ada sikap toleransi

terhadap sesama pengguna jalan.

3) Faktor Kondisi Jalan

Faktor jalan yang meliputi kondisi jalan yang rusak, berlubang,

licin, gelap, tanpa marka ataupun tanpa rambu dan tikungan maupun

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

44

tanjakan atau turunan tajam, selain itu lokasi jalan seperti didalam kota

ataupun diluar kota (pedesaan) dan volume lalu lintasnya juga

berpengaruh terhadap timbulnya kecelakaan lalu lintas.

Tingginya curah hujan di Indonesia, seringkali mengakibatkan

aspal mudah mengelupas, apalagi bila jalanan tersebut seringkali

tergenang air dan dilalui oleh kendaraan berat seperti truk maupun bus,

itu akan mempercepat terjadinya kerusakan jalan berupa jalannya

bergelombang, berlubang bahkan menjadi berpasir dan berbatu.

Persoalan seperti itu terkadang membuat pengguna jalan

mengalami kecelakaan terutama pengguna sepeda motor. Banyak dari

pengguna sepeda motor itu meninggal karena terperosok ke dalam

lubang tersebut sehingga membuat pengendara kehilangan

keseimbangan dan terjatuh dari atas sepeda motornya.

Kecelakaan lalu lintas selain yang disebabkan karena kondisi

jalan yang rusak, kontur jalan yang berliku, persimpangan, turunan dan

tanjakan. Dari beberapa kontur jalan tersebut yang membuka peluang

terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas adalah pada jalanan tanjakan

atau belokan, terkadang pengendara akan mengalami kesulitan melihat

obyek dibalik tikungan atau tanjakan, terlebih lagi bila didepannya

terdapat kendaraan yang lebih besar sehingga membuat pandangan

menjadi semakin tertutupi.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

45

Berikut uraian mengenai faktor kondisi jalan yang bisa

menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan lalulintas pada pengendara

sepeda motor :

a. Jalan berlubang adalah kondisi dimana permukaan jalan tidak rata

akibat adanya cekungan ke dalam yang memiliki kedalaman dan

diameter yang tidak berpola, ini disebabkan sistem pelapisannya

yang kurang sempurna. Kecelakaan lalulintas pada sepeda motor

yang disebabkan jalan berlubang kebanyakan dikarenakan

pengendara berusaha menghindari lubang secara tiba-tiba dalam

kecepatan tinggi. Contoh lainnya adalah ketika roda ban sepeda

motor ini melewati lubang yang berdiameter dan kedalaman yang

cukup besar sehingga mengganggu pengendara menjaga

keseimbangan dan kemampuan mengontrol sepeda motornya.

b. Jalan rusak adalah kondisi dimana permukaan jalan tidaklah mulus

yang disebabkan karena jalannya belum diaspal, jalan yang terdapat

bebatuan, kerikil atau material lainnya berada di permukaan jalan

yang mengganggu ketika berkendara dan jalan aspal yang sudah

mengalami kerusakan. Jalan yang rusak dapat mengurangi kontrol

dalam berkendara dan mengganggu keseimbangan pengendara

sepeda motor, untuk itu pengendara sebaiknya mengurangi

kecepatannya ketika melewati jalan dengan kondisi rusak.

c. Jalan licin atau basah. Permukaan jalan yang licin dapat disebabkan

oleh cuaca maupun material lain menutupi permukaan jalan seperti

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

46

tumpahan minyak, lumpur, atau tanah yang basah karena tersiram

air hujan. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan kecelakaan lalu

lintas kepada pengendara sepeda motor, karena keseimbangan

ketika berkendaraan akan berkurang di saat melintasi jalan yang

licin, lalu sepeda motor dapat tergelincir dan jatuh hingga menabrak

kendaraan lain di dekatnya. Selain itu, melakukan pengereman pada

permukaan jalan licin sebaiknya tidak secara mendadak karena akan

berefek selip pada roda ban.

d. Jalan gelap bisa disebabkan karena lampu penerangan di jalan yang

tidak ada atau tidak cukup penerangan. Jalan yang gelap beresiko

menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas pada pengendara

sepeda motor karena pengendara tidak dapat melihat dengan jelas

arah dan kondisi jalan serta lingkungan sekitarnya. Jalan tanpa ada

lampu penerang jalan akan sangat membahayakan dan berpotensi

tinggi untuk menyebabkan kecelakaan lalu lintas pada pengendara

sepeda motor, karena lampu penerangan yang hanya berasal dari

sepeda motor terkadang tidak cukup untuk menerangi jalan di

depannya.

e. Jalan tanpa marka atau rambu. Jalan yang tidak memiliki marka

jalan dan rambu lalu lintas sangatlah berpotensi menjadi penyebab

kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor. Marka dan

rambu jalan ini berguna untuk membantu pengaturan arus lalu lintas

dan memberitahu pengendara mengenai kondisi jalan dan peraturan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

47

di suatu jalan. Selain itu, marka dan rambu lalu lintas juga berfungsi

dan berkondisi baik agar pengendara bisa melihat dan mematuhi

rambu dan marka jalan di lingkungan berkendara.

f. Jalan dengan tikungan tajam. Jalan yang memiliki tikungan tajam

adalah jalan yang memiliki kemiringan sudut belokan kurang dari

atau lebih dari seratus delapan puluh derajat. Untuk melewatinya

kondisi jalan tersebut tentunya adalah dibutuhkan suatu

keterampilan dan teknis khusus dalam berkendara agar tidak

hilangnya kendali pada kendaraan yang berakibat jatuh dan dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Tikungan yang

tajam juga dapat menghalangi pandangan pengendara atau menutupi

rambu lalu lintas.

4) Faktor Kondisi Kendaraan Bermotor

Desain kendaraan ini merupakan faktor engineering pada

kendaraan yang dapat mengurangi terjadinya suatu kecelakaan dan

faktor yang dapat mengurangi cidera yang dialami jika terjadi

kecelakaan.Kendaraan bermotor sebagai hasil produksi pabrik telah

dirancang dengan nilai faktor keamanan untuk menjamin keselamatan

pengendara. Kendaraan harus mememperoleh perawatan yang baik

sehingga semua bagian berfungsi dengan baik.

Faktor kendaraan dalam hal ini yaitu sepeda motor merupakan

salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan

lalulintas. Memilih sepeda motor yang cocok atau sesuai dengan

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

48

kebutuhan adalah keputusan penting yang harus dipilih seorang

pengendara. Sepeda motor yang cocok akan memberikan

pengendaranya pengendalian yang baik. Pengendara harus

mempertimbangkan ukuran tubuh ketika memilih sepeda motor.

Beberapa sepeda motor berukuran besar dan sangat berat. Hal ini dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk menyeimbangkan dan

mengendalikan sepeda motor tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah

bahwa kaki pengendaranya mampu berpijak ke tanah dengan baik

ketika memilih sepeda motor.

Kondisi internal dari sepeda motor itu sendiri juga merupakan

hal yang wajib menjadi perhatian karena berperanan penting untuk

keselamatan bagi para pengendara sepeda motor tersebut. Kondisi

internal tersebut yaitu berupa perawatan terhadap rem, ban, kaca spion,

lampu utama, lampu sein, dan lain sebagainya.

Faktor-faktor kendaraan yang beresiko menimbulkan

kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor, adalah :

a. Rem Blong adalah suatu keadaan dimana pada waktu pedal dipijak,

pedal rem menyentuh lantai kendaraan, meskipun telah diusahakan

memompa pedal rem tetapi keadaan tersebut tidak berubah dan rem

tetap saja tidak bekerja. Rem merupakan komponen yang penting

dari sepeda motor yang berfungsi untuk memperlambat laju atau

memberhentikan sepeda motor.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

49

Perlambatan dapat dicapai dengan peralatan rem dan atau

dengan mesin sendiri. Perlambatan ini sangat dipengaruhi oleh

kemampuannya kendaraan untuk berhenti. Kemampuan kendaraan

untuk berhenti dengan cepat dalam waktu yang singkat dan

terkontrol sangatlah penting. Hal ini tergantung pada sistem dan

jenis rem yang dipakai serta kemampuan dan reaksi pengemudi.

Jarak pengereman tergantung kecepatan permukaan jalan dan

kondisi ban.

Sepeda motor mempunyai dua rem yaitu rem depan dan

belakang. Rem depan lebih efektif dibandingkan rem belakang

bahkan pada jalan dengan permukaan yang licin. Rem depan tidak

boleh digunakan adalah saat jalan ditutupi oleh es. Teknik

pengereman yang baik adalah dengan menggunakan kedua rem

untuk menghentikan atau mengurangi kecepatan sepeda motor, lalu

menurunkan transmisi sepeda motor.

Jarak terlalu dekat mempengaruhi pengereman, jika

pengendara kurang memperhatikan jarak minimal dengan kendaraan

di depannya dan kecepatan kendaraannya maka jarak pandang henti

akan berkurang dan dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Saat mengerem, berat kendaraannya bergerak dari roda

belakang ke roda depan. Semakin keras mengerem, semakin berat

perpindahannya beban sepeda motor ke roda depan. Perpindahan

berat ini membuat roda depan tersebut menapak dengan baik dan

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

50

roda belakang kurang menapak. Pengereman yang tepat merupakan

perpaduan antara menutup handel gas dan melakukan pengereman

pada kedua roda pada saat yang sama, ketika menurunkan posisi

transmisinya sebelum berhenti. Hal ini cukup sering terjadi pada

saat yang sama tapi tanpa membuat rodanya mengunci. Jarak terlalu

rapat juga mempengaruhi pengereman, jika pengemudinya kurang

memperhatikan jarak minimal dengan kendaraan di depan dan

kecepatan kendaraan maka jarak pandang henti merupakan jarak

yang diperlukan menghentikan kendaraannya dihitung mulai saat

melihat sesuatu bereaksi menginjak pedal rem sampai kendaraan

berhenti akan berkurang dan bisa menyebabkan kecelakaan.

Kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kerusakan rem (rem

blong) sering terjadi karena kurangnya pengawasan dan perawatan

pada rem sepeda motor.

b. Ban. Hal-hal yang harus diperhatikan pada ban yaitu tekanannya

ban dan kerusakan ban. Kendala pada ban ini meliputi ban kempes

dan ban pecah, ban kempes yaitu kondisi dimana tekanan ban

kurang ataupun berkurang

walaupun sudah di pompa, hal ini dapat disebabkan oleh rusaknya

pentil ban ataupun longgar. Sedangkan ban pecah adalah kerusakan

ban secara tiba-tiba dimana terdapatnya lubang pada ban yang

disebabkan oleh paku, batu tajam dan lainnya. Tekanan angin pada

ban juga harus diperhatikan dan bisa menentukan keamanan dalam

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

51

mengemudikan kendaraan dengan kecepatan tinggi. Tekanan angin

yang terlalu rendah akan menyebabkan efek flapping (ban

mendesak ke dalam dan tertekan ke luar), yang pada frekuensi

tinggi akan mengakibatkan kerusakan serat ban dan retak pada

dinding samping, hal ini mengakibatkan panas yang timbul dari

gesekan ban dengan jalan sehingga memudahkan ban meletus.

Adapun hal yang harus diperhatikan dalam memilih dan

memakai ban adalah ukuran ban, tipe ban, tapak, masa atau

kekuatan pakai, daya cengkeram ban terhadap jalan, serta tekanan

udara dalam ban.

c. Selip merupakan lepasnya kontak antara permukaannya jalan

dengan roda kendaraan atau saat melakukan pengereman roda

kendaraan memblokir sehingga pengemudi tidak bisa

mengendalikan kendaraan. Tekanan angin yang terlalu tinggi pada

ban selain mengurangi fleksibilitasnya ban juga dapat mengurangi

luas kontak ban dengan permukaan jalan, sehingga ban mudah

selip.Terjadinya selip ini dikarenakan mengerem secara mendadak

sehingga menyebabkannya rem bloking, accelerasi (menginjak gas

secara tiba-tiba, terlalu cepat saat menikung). Faktor teknis dapat

mempermudah terjadinya selip yaitu lemahnya peredam kejut ban

sudah tidak memenuhi syarat, tekanan ban yang kurang, penyetelan

kaki kendaraan yang kurang sempurna, serta berat kendaraan yang

melebihi daya muatnya.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

52

Tiap ban adalah memiliki indikator tapak ban. Sisi ban tidak

boleh memiliki lebar lebih dari tapak ban. Jika ban mulai tidak rata,

pengendara harus lebih hati-hati di dalam berkendara. Selain itu

jalan yang basah dan licin ini juga berpengaruh terhadap kejadian

selip, ban akan kekurangan kemampuan menapak jalan basah atau

permukaan yang licin. Mengerem dengan keras dan mendadak

menyebabkan selip karena perpindahan berat kendaraan secara

mendadak dapat menyebabkan roda depan mengunci.

d. Lampu kendaraan ini merupakan salah satu faktor berpengaruh

terhadap terjadinya kecelekaan lalu lintas bagi pengendara sepeda

motor terutama fungsinya pada malam hari. Lampu-lampu

diperlukan sebagai penerangan untuk melihat jalan bagi pengemudi,

sebagai tanda adanya kendaraan dan pemberi isyarat untuk belok

ataupun berhenti. Sepeda motor dengan atau tanpa kereta samping

harus pula dilengkapinya dengan lampu-lampu dan pemantul

cahaya.

Lampu utama terbagi menjadi dua, yaitu lampu utama dekat

dan lampu utama jauh. Lampu utama berfungsi sebagai penerang

utama bagi pengendara dan sebagai penanda keberadaan bagi

pengendara lain. Ketika berkendara lampu utama dekat ini yang

lebih sering dipergunakan, karena lampu utama jauh dapat

mengganggu penglihatan pengendara lain yang berlawanan arah.

Lampu utama jauh dipakai ketika berada pada jalanan sepi. Lampu

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

53

utama dekat dan jauh berwarna putih ataupun kuning muda, lampu

harus bisa menerangi jalan sekurang-kurangnya empat puluh meter

ke depan sepeda motor untuk lampu utama dekat dan sekurang-

kurangnya seratus meter ke depan sepeda motor untuk lampu utama

jauh.

Lampu indikator/sein, lampu ini wajib dimiliki sepeda motor

yang letaknya yaitu sepasang depan sepeda motor dan sepasang lagi

dibelakang sepeda motor. Fungsinya yaitu sebagai penunjuk arah

untuk memberitahu arah tujuan pengendara yang bersangkutan

kepada pengendara dibelakang pengendara tersebut atau kendaraan

di depan pengendara tersebut, selain itu juga dapat digunakan ketika

akan berpindah jalur. Lampu ini berwarna putih atau kuning tua dan

berkelip-kelip, harus dapat dilihat pada malam hari maupun siang

hari.

Lampu rem adalah berfungsi untuk memberitahu pengendara

lain di belakang pengendara tersebut agar mengurangi kecepatan

dan sebagai tanda bahwa kendaraan mengurangi laju kecepatannya.

Lampu ini harus berwarna merah terang tapi tidak menyilaukan

pengendara dibelakangnya pengendara yang bersangkutan.

4. Pengertian Remaja

Pengertian remaja adalah perubahan biologis yang meliputi

morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari masa anak-anak ke

masa dewasa. Pengertian mengenai remaja banyak dijelasakan pada

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

54

berbagai sumber, namun secara detail tidak banyak ditemukan. Maka

penulis berpendapat bahwa remaja merupakan masaa transisi

perpindahan dari masa anak yang masih bergantung kepada orang tua

dalam segala hal, menuju masa dewasa yang serba mandiri.

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh

atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang

lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan

fisik. Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat jelas karena

tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.

Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan

karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki

status anak. Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari33

masa remaja adalah

peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami

perkembangan semua aspek maupun fungsi untuk memasuki masa

dewasa.

5. Usia Remaja dalam Peraturan Perundang-undangan

Konsep remaja merupakan konsep yang relatif baru, yang muncul

kira-kira setelah industrialisasi merata di negara-negara Eropa, Amerika

serikat dan Negara-negara maju yang lainnya masalah remaja baru

menjadi pusat perhatian ilmu-ilmu sosial dalam seratus tahun terakhir ini.

Tidak heran kalau dalam berbagai undang-undang yang ada di

berbagai Negara dunia tidak dikenal istilah remaja. Di Indonesia sendiri

33 Sri Rumini & Siti Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja, Mahasatya, Jakarta, 2006,

halaman 53

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

55

konsep remaja tidak dikenalnya dalam sebagian undang-undang yang

berlaku. Hukum perdata misalnya memberikan batas usia 21 tahun (atau

kurang dari itu asalkan sudah menikah) untuk menyatakan kedewasaan

seseorang. Disisi lain hukum pidana memberikan batasan 18 tahun

sebagai usia dewasa (atau yang kurang dari itu tetapi sudah menikah).

Tingkah laku yang melanggar hukum misalnya mencuri belum disebut

sebagai kejahatan kriminal melainkan disebut sebagai kenakalan. Berikut

ini pengertian usia remaja dalam peraturan : 34

1) Menurut undang undang nomor 23 tahun 2003 tentang perlindungan

anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan

belum menikah.

2) Menurut pendidikan nasional, anak dianggap remaja bila anak telah

berusia 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah, dan

3) Menurut World Health Organization, remaja bila anak telah mencapai

usia 10-18 tahun.

6. Tahap-tahap pada Masa Remaja

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga

tahapan perkembangan remaja yaitu : 35

remaja awal atau dini; remaja

pertengahan atau

madya dan Remaja lanjut atau akhir.

Remaja awal, seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran

akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan

34 Soetjiningsih, Perkembangan Anak dan Permasalahannya, Sagungseto, Jakarta, 2012, halaman

86 35 Soetjiningsih, idem, halaman 37

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

56

dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka

mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik lawan jenis, dan

mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini

ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para

remaja awal ini sulit dimengerti orang dewasa.Masa remaja awal antara

11-13 Tahun.

Remaja pertengahan, pada tahapan ini remaja sangatlah

membutuhkan kawan-kawan, senang kalau banyak teman yang

mengakuinya. Kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri

dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu,

berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana

peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau

pesimistis, idealis atau materialis dan lainnya. Remaja pria membebaskan

diri dari oedipus complex dengan mempererat hubungan dengan kawan-

kawan. Masa remaja pertengahan antara 14-16 Tahun.

Masa remaja lanjut, tahap ini adalah masa konsolidasi menuju

periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian minat yang semakin

mantap terhadap fungsi intelek; egonya mencari kesempatan untuk

bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman

baru; terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi; egosentrisme

diganti keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain;

dan tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadi dan masyarakat

umum. Masa remaja lanjut antara 17-23 Tahun.

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

57

7. Faktor Kecelakaan Lalu Lintas Pada Remaja

Dalam berbagai data dan berbagai sumber bahwa kecelakaan lalu

lintas didominasi golongan remaja usia16-25 tahun. Selain remaja

dianggapnya labil, tempramen, egois, dan sebagainya. Fenomena tersebut

dapat dijelaskan lebih mendalam secara teoritis, dari seorang ahli dalam

bidang permasalahan remaja, Meita Damayanti, sebagai berikut :36

1) Jenis Kelamin

Angka kejadian kecelakaan kendaraan bermotor lebih tinggi

pada jenis kelamin laki-laki bila dibandingkan dengan jenis kelamin

perempuan. Permasalahan tersebut lebih banyak dihubungkan dengan

perilaku remaja laki-laki yang lebih aktif, frekuensi alkohol dan

kendaraan bermotor yang lebih sering bila dibandingkan dengan

remaja perempuan.

2) Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi yaitu kemiskinan merupakan salah satu

faktor resiko yang penting dan mempengaruhi terjadinya kecelakaan

pada remaja yang miskin.

3) Lingkungan

Pengaruh lingkungan lebih diuntungkan dengan adanya

kemiskinan karena kemiskinan secara langsung memberikan efek

terhadap lingkungan tempat tinggal.

36 Meita Dhamayanti, Idem, diakses pada 20 Maret 2018

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

58

4) Perilaku

Masa remaja penuh dengan transisi yang harus dilalui sehingga

akan tercapai identitas diri mantap. Transisi emosi tampak dengan

meningkatnya emosi, artinya bahwa remaja sangat peka, mudah

tersinggung perasaannya. Seringkali remaja ini menunjukkan emosi

yang berlebihan dengan ekspresi yang meledak ledak padahal

rangsang yang diperoleh dari lingkungannya relatif kecil, bahkan

dapat dikatakan tidak berarti. Misalnya meningkatkan kecepatan

kendaraannya hanya oleh karena didahului oleh kendaraan lain.

Dalam sosialisasi remaja cendrung akan membina hubungan dengan

teman sebayanya dengan cara pengelompokkan-pengelompokkan.

Untuk membuktikan kehebatan dan kelebihan diantara mereka

tidak jarang mereka melakukan tindakan-tindakan berisiko tinggi

seperti kebut- kebutan atau tindakan pelanggaran hukum lainnya.

Remaja memiliki beberapa perilaku yang dapat meningkatkan

risiko kecelakaan mengemudikan kendaraan tidak konsentrasi,

berkendara secara ugal-ugalan, minum alkohol sebelum

mengemudikan kendaraan.

5) Gangguan Mental

Gangguan mental seperti depresi adalah berperan untuk

terjadinya kecelakaan lalu lintas. Risiko untuk terjadinya suatu

kecelakaan lalu lintas meningkat apabila ditemukannya lebih dari satu

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

59

gangguan mental. Faktor risiko lainnya adalah perselisihan dalam

keluarga, dengan pacar, masalah di sekolah, dan keputusasaan

C. Sosiologi Hukum

1. Pengertian Sosiologi Hukum

Menurut Soeryono Soekamto, Sosiologi hukum merupakan suatu

cabang ilmu pengetahuan secara analitis maupun empiris yang

mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala

sosial.37

Menurut Sutjipto, Sosiologi hukum merupakan pengetahuan

hukum pada pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya.38

Pendapat ahli yang lain mengatakan bahwa Sosiologi Hukum adalah ilmu

yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-

gejala sosial lainnya secara empiris analitis. Berdasarkan beberapa

pendapat ahli tersebut, penulis berkesimpulan, yakni sosiologi hukum

merupakan suatu cabang ilmu hukum yang mempelajari hubungan

dampak sosial dalam masyarakat yang diakibatkan penerapannya suatu

produk hukum atau peraturan.

2. Meningkatkan Kekuatan Hukum dalam Sosiologi Hukum

Terdapat beberapa faktor untuk memaksimalkan kekuatan hukum

dalam mengatur dan mengendalikan masyarakat, upaya untuk

37 Soekanto Soerjono, Sosiologi suatu pengantar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2008.halaman 10 38 Sutjipto R, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologi, Sinar Baru Bandung, 2005, Halaman

24

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

60

meningkatkan kekuatan hukum dapat dilakukan dengan sasaran subyek

hukumnya atau meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Faktor-faktor untuk memaksimalkan kekuatan hukum tersebut

dijelaskan sebagai berikut : 39

1) Kesadaran Hukum, Suatu Orientasi

Merupakan suatu perilaku manusia yang timbul, yang

disebabkan adanya rasa ingin mendapatkan kedamaian dalam

menjalani hidup. Akan tetapi tentang asas kesadaran hukum, itu

terdapat pada setiap manusia, oleh karena tiap manusia mempunyai

rasa keadilan, yang menjadi masalah adalah kesadaran manusia

tersebut dapat timbul atau tidak.

2) Pengetahuan Hukum

Apabila suatu aturan perundang-undangan telah diterbitkan dan

juga diundangkan menurut prosedur yang sah dan resmi, secara yuridis

peraturan perundang-undangan. Kemudian timbul asumsi, setiap

masyarakat dianggap mengetahui adanya undang-undang. Asumsinya

itu merupakan suatu asumsi magistur, yang didalam kenyataannya

belumlah tentu demikian. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan Undang-

undang Nomor 22 Tahun 2009, tidak semua warga masyarakat

mengetahui peraturan perundang-undangan tersebut.

39 Soekanto Soerjono, idem,.halaman 187

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

61

3) Pemahaman Hukum

Pengetahuan saja belumlah cukup, dan selanjutnya diperlukan

suatu pemahaman atau pengertian terhadap hukum yang berlaku.

Maksudnya dari pemahaman hukum adalah, bahwa seseorang mengerti

tujuan dibentuknya peraturan hukum tersebut serta manfaatnya bagi

pihak yang kehidupannya diatur oleh peraturan perundang-undangan

tersebut

4) Pentaatan Hukum

Seseorang warga masyarakat mentaati hukum yang disebabkan

oleh beberapa faktor, misalnya takut akan terkena sanksi, menjaga

hubungan baik dengan rekan-rekan sesama dan penguasa, karena

kepentingannya terjamin, dan karena hukum tersebut sesuai dengan

nilai-nilai yang dianutnya. Secara teoritis taat hukum ini merupakan

hal yang baik. Sedangkan sebab yang lain, dalam penerapan hukumnya

senantiasa harus diawasi oleh polisi lalu lintas.

5) Pengharapan Terhadap Hukum

Suatu keinginan atau cita-cita yang diimpikan negara dari

peraturan perundang-undangan yang diterbitkan adalah untuk

mengatasi problem yang muncul di sekitar masyarakat. Norma hukum

akan dihargai oleh masyarakat, bila orang tersebut telah mengetahui,

memahami dan mentaatinya. Artinya, dia benar-benar dapat

merasakannya, bahwa hukum tersebut menghasilkan ketertiban serta

ketentraman dalam dirinya.

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

62

6) Peningkatan Kesadaran Hukum

Peningkatan kesadaran hukum, seharusnya adalah dilakukan

melalui penerangan hukum dan penyuluhan hukum yang teratur atas

dasar rencana yang mantap dalam bentuk sosialisasi workshop maupun

melalui pendidikan semenjak dini. Penyuluhan hukum yaitu

merupakan tahapan selanjutnya dari penerangan hukum. Tujuan

utamanya adalah, agar masyarakat memahami hukum-hukum tertentu,

sesuai dengan masalah-masalah hukum yang sedang dihadapinya pada

suatu saat. Penyuluhan hukum harus berisikan hak-hak dan kewajiban

bidang-bidang tertentu, serta manfaatnya bila hukum tersebut ditaati.

3. Dasar-dasar Kepatuhan Hukum

Dalam setiap tindakan seseorang akan mematuhi peraturan hukum

selalu didasari oleh beberapa aspek baik aspek yang kasat mata maupun

tidak kasat mata. Para ahli menejelaskan, sebagai berikut :

1) Compliance

Sering dijumpai berbagai bentuk pelanggaran hukum yang

dilakukan oleh masyarakat baik itu pelanggaran dalam skala kecil

maupun besar. Disisi lain, banyak dijumpainya sebagian besar

masyarakat tampak patuh terhadap aturan hukum, walaupun didaerah

tersebut tidak dijaga oleh penegak hukum. Kondisi tersebut memang

telah terbentuk disebabkan masyarakat umumnya patuh terhadap

hukum, hal tersebut karena mengharapkan penghargaan dan

menghindarkan diri dari jeratan sanksi. Penghargaan bukan berupa

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

63

materi. Namun lebih cenderung kearah lingkungan. Adanya suasana

tertib, teratur dan mendapatkan perlakuan yang adil, bahwa orang lain

juga ikut taat akan peraturan.

2) Indentification

Dalam kehidupan bermasyarakat, sering dijumpai adanya

pergaulan kelompok atau biasa disebut organisasi, komunitas, klub dan

lainnya. Bila kelompok tersebut membawa pengaruh patuh terhadap

hukum secara tidak langsung berdampak pada perilaku anggotanya.

Bahkan orang lainnya yang menjadi calon anggota, akan berusaha

mengikuti pola perilakunya kelompok tersebut, agar mendapat

pengakuan dari para anggota kelompok tersebut.

3) Internalisasi

Saat ini masyarakat mulai dapat mematuhi segala bentuk

peraturan hukum khususnya peraturan lalu lintas, terkadang sering

dijumpai adanya bentuk pelanggaran tetapi apabila dibandingkan

dengan yang patuh masih tergolong lebih banyak yang patuh.

Kepatuhan seseorang terhadap hukum berasal dari dalam hati atau

kesadaran dari diri sendiri. Kesadaran patuh terhadap hukum

merupakan salah satu aspek tidak kasat mata dan kesadaran itu

diaplikasikan ke dalam bentuk perilaku, tanggung jawab dan

membangun state of mind.

Perilaku yang dimaksud adalah menjaga sikap berkendara yang

baik dan aman, dengan tujuan bagi pengguna jalan lain merasa tidak

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

64

terancam keselamatannya. Selain itu pengendara juga mampu

mengendalikan emosi, karena tingkat emosi yang tidak stabil dapat

mempengaruhi segala bentuk perilaku seseorang berkendara yang

pastinya cenderung kearah mengancam keselamatan diri pribadi

maupun pengguna jalan yang lain. Bertanggung jawab yang dimaksud,

adalah dalam setiap melakukan bentuk kegiatan harus dilandasi rasa

tanggung jawab atas keselamatan diri sendiri maupun orang lain. 40

Tujuannya ialah, agar orang lain merasa aman dan tidak terancam

jiwanya. Membangun state of mind, merupakan membangun pola piker

yang positif kedalam kekuatan pikiran. Menanamkan kekuatan pikiran

bahwa suatu aturan hukum dibentur bukan merupakan beban hidup,

melainkan suatu pembatas yang dapat menciptakan ketertiban,

keamanan dan rasa adil.

D. Upaya Mengurangi Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan merupakan bagian tidak terpisahkan dari konsep

keselamatan transportasi berkelanjutan yang menekankan pada prinsip

transportasi yang aman, nyaman, cepat, bersih (mengurangi

polusi/pencemaran udara) dan dapat diakses oleh semua orang dan kalangan,

baik oleh para penyandang cacat, anak-anak, ibu-ibu maupun para lanjut

usia. Untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas diperlukan penanggulangan

yang mencakup beberapa segi, yaitu perekayasaan sarana dan prasarana lalu

lintas, pembinaan unsur manusia pemakai jalan dan dalam bidang hukum

40 www.motorplus-online.com, diakses, 20 Maret 2018

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

65

dan pengaturan. Langkah-langkah tersebut dikelompokkan dalam lima

tahapan :

1. Rekayasa

Wujud strategi dilakukan melalui serangkaian kegiatan

pengamatan, penelitian dan penyelidikan terhadap faktor penyebab

gangguan atau hambatan keamanan, keselamatan, ketertiban dan

kelancaran lalu lintas serta memberikan saran berupa langkah perbaikan

dan penanggulangan serta pengembangannya kepada instansi-instansi

yang berhubungan dengan permasalahan lalu lintas.

Rekayasa adalah dengan merubah lingkungan sehingga pemakai

jalan secara fisik dituntun atau dibimbing untuk dapat bertindak secara

tepat dan benar dalam berlalu lintas. Misalkan; melalui penempatan

rambu-rambu lalu lintas, pemasangan lampu lalu lintas, perbaikan dan

penyempurnaannya marka jalan, serta penyelenggaraan manajemen lalu

lintas. Peningkatan keselamatan jalan sangat tergantung ketersediaan

fasilitas jalan. Jalan raya yang terencana dengan baik dapat memberikan

tingkat keselamatan yang lebih baik, kesalahan penilaian menjadi kecil,

tidak ada konsentrasi kendaraan pada suatu saat atau tidak terjadi

kesalahan persepsi di jalan, dan dengan demikian maka terjadinya

kecelakaan dapat dihindari dengan penyediaan lebih banyak ruang dan

waktu dalam perancangan. Banyak kecelakaan sebenarnya tidak perlu

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

66

terjadi karena fasilitasnya tidak dapat memenuhi kebutuhan setiap

kelompok pemakai jalan.41

2. Pendidikan

Pendidikan adalah segala kegiatan yang meliputi segala sesuatu

untuk menumbuhkan pengertian, dukungan dan pengikutsertaan di

masyarakat secara aktif dalam usaha menciptakan keamanan,

keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas dengan sasaran masyarakat

yang terorganisir dan masyarakat tidak terorganisir sehingga

menimbulkan kesadarannya secara personal tanpa harus diawasi oleh

petugas. Pandangan lainnya pendidikan yaitu dengan memberikan

informasi dan latihan praktis kepada pemakai jalan untuk mengatasi

kecelakaan lalu lintas. Misalkan; melalui pemberian penerangan tentang

tata tertib berlalu lintas, mengadakan kampanye tertib lalulintas yang

ditujukan pada masyarakat dengan melalui media cetak maupun

elektronik, serta mengawasi dan membina sekolah-sekolah mengemudi

yang diselenggarakan oleh pihak swasta.

3. Penegakan hukum

Penegakan hukum merupakan upaya yang dilakukan agar

masyarakat mematuhi segala peraturan lalu lintas yang ada, untuk

membimbingnya ke arah keselamatan pemakai jalan pada waktu

berlalulintas, sehingga ini dapat tercipta keamanan, ketertiban, dan

kelancaran lalu lintas. Penegakan hukum juga segala bentuk kegiatan dan

41 Munawar, Manajemen Lalu lintas Perkotaan, Beta, Jogyakarta, 2004, halaman 26

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

67

tindakan Polri di bidang lalu lintas agar Undang-Undang atau ketentuan

perundang-undangan lalu lintas lainnya ditaati oleh semua para pemakai

jalan dalam menciptakan kenyamanan dan keselamatan berlalu lintas.

Upaya-upaya tersebut dapat berupa :

1) Preventif

Upaya preventif dilakukan yaitu segala usaha dan kegiatan

untuk bisa memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,

memelihara keselamatan orang, benda, masyarakat termasuk memberi

perlindungan dan pertolongan khususnya mencegah terjadinya

pelanggaran yang meliputi pengaturan lalu lintas, penjagaan lalu lintas,

pengawalan lalu lintas dan patroli lalu lintas.

2) Represif

Upaya represif yang dilakukan yaitu merupakan serangkaian

tindakan penyidik untuk mencari dan menemukannya sesuatu peristiwa

yang diduga sebagai tindak pidana yang meliputi penindakan

pelanggaran lalu lintas dan penyidikan kecelakaan lalu lintas.

4. Penggalakan dan Penggalangan

Penggalakan dan penggalangan bisa diartikannya sebagai

desakan atau pengobar semangat. Bahwa untuk mewujudkan kenyamanan

dan keselamatan dalam berlalu lintas juga dipengaruhi oleh faktor

individu setiap pemakai jalan, dimana kecerdasan intelektual individu

atau kemampuannya memotivasi dalam diri guna menumbuhkan

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

68

kesadaran dalam dirinya untuk beretika dalam berlalu lintas dengan benar

sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut.

Menumbuhkan motivasi dalam diri dapat dipengaruhi faktor

internal (kesadaran diri seseorang) maupun eksternal (lingkungan

sekitar). Selain dari pada itu desakan semangat untuk menciptakan situasi

lalu lintas harus dimiliki oleh semua stake holder yang berada pada

struktur pemerintahan maupun non pemerintah yang berkompeten di

bidang lalu lintas sehingga semua komponen yang berkepentingan serta

pengguna jalan secara bersama mempunyai motivasi dan harapan yang

sama dengan mengaplikasikannya ke dalam aksi yang nyata pada

kehidupan berlalu lintas di jalan raya.

5. Kesiapsiagaan Kondisi Darurat

Kesiapan pada tanggap darurat dalam menghadapi suatu

permasalahan lalu lintas harus menjadi prioritas utama dalam upaya

penanganannya, kesiapan seluruh komponen stake holder bidang lalu

lintas senantiasa mempersiapkan diri baik sumber daya manusia, sarana

dan prasarana serta hal lainnya dalam menghadapi situasi yang mungkin

terjadi pemberdayaan kemajuan informasi dan teknologi sangat

bermanfaat sebagai pemantau lalu lintas jalan raya disamping keberadaan

petugas dilapangan, dalam mewujudkan kesiapsiagaan kondisi darurat ini

perlu adanya konsistensi yang jelas di seluruh stake holder dan dalam

pelaksanaan harus dapat bekerja sama secara terpadu sesuai dengan

standar operasional prosedur yang telah ditetapkan bersama.

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

69

Pengalaman medis di dunia menunjukkan bahwa stabilisasi

korban terluka dan rujukan ke rumah sakit spesialis dalam jangka waktu

keemasan dapat meningkatkan potensinya pasien untuk bertahan dan

sembuh total. Jasa ambulans ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

pespon cepat atas kecelakaan serius atau membahayakan jiwa, menjaga

kelangsungan hidup di suatu lokasi, dukungan pra rumah sakit dan

stabilisasi pada pasien dan mengurangi angka kematian dan luka serius

bagi korban kecelakaan. Jarak antara terjadinya suatu kecelakaan dengan

pertolongan pertama yang diberikan sangat menentukan besarnya risiko

kematian pada korban kecelakaan lalu lintas. Batas jarak waktu

pemberian pertolongan pertama yang baik sulit ditentukan karena

tergantung dari keadaan korban. Pihak medis yang melakukan

penanganan paska kejadian seringkali kehilangan waktu emas untuk

menyelamatkan nyawa korban akibat keterlambatan datang ke rumah

sakit atau tidak mendapatkan pertolongan pertama yang tepat. Kondisi

mencerminkan adanya urgensi untuk mewujudkan suatu sistem tanggap

darurat yang tidak hanya mudah dihubungi oleh seseorang dari lokasi

kejadian, namun juga responsif bila ada kecelakaan yang terjadi di dalam

daerah domain. Responsif dalam hal ini perlu diukur dengan indikator

lamanya waktu respon yang maksimal dari sejak menerima panggilan

kejadian hingga sampai di lokasi kejadian. Pelayanan kesehatan yang

baik memainkan peranan penting dalam menurunkan angka kematian

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Izin Mengemudi 1

70

akibat kecelakaan lalu lintas. Hal ini dapat terjadi karena suatu keparahan

kecelakaan lalu lintas dapat dicegah melalui perawatan medis.

Kelima upaya ini dipetakan di dalam sektor-sektor yang ada

dilingkungan tugas kepolisian sehingga dapat diketahui instansi mana

yang berwenang terhadap sektor yang terkait termasuk masyarakat

pengguna jalan, apabila strategi ini dapat diterapkan sesuai dengan

konsepsi yang telah dirumuskan diharapkan mampu mewujudkan upaya

penanganannya secara bersama dimana masyarakat pengguna jalan ini

dapat menumbuhkan pengamanan swakarsa serta Polri maupun instansi

terkait lain dapat melaksanakan tugas secara profesonal dan proporsional

dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, dalam arti kata lain etika,

sopan santun dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

yang berlaku bukan lagi menjadi suatu keharusan merupakan kewajiban

dengan pemberlakuan reward and punishment dalam pelaksanaanya,

tetapi menjadi sebuah keinginan bersama yang muncul dari setiap pribadi

Polri, Instansi terkait dan pengguna jalan dalam upaya mewujudkan

keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas di jalan.