bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id1).pdf · (bpkb), surat izin mengemudi (sim), surat...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan
yang bersifat jasa. Peranannya akan lebih besar dan bersifat menentukan manakala
dalam kegiatan-kegiatan jasa di masyarakat itu terdapat kompetisi dalam usaha
merebut pasaran atau langganan.
Di bidang Pemerintahan tidaklah kalah pentingnya masalah pelayanan itu,
bahkan perannya lebih besar karena menyangkut kepentingan umum, bahkan
kepentingan rakyat secara keseluruhan.
Menurut Moenir dalam Umam (2014:144), “Pelayanan adalah suatu proses
penggunaan akal pikiran, panca indra, dan anggota badan dengan atau alat bantu
yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, baik
dalam bentuk barang maupun jasa”.
Menurut Kotler dalam Umam (2014:144), “Pelayanan adalah aktivitas atau
manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produknya mungkin terikat
atau tidak terikat pada produk fisik”.
Pengertian pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Umam
(2014:144), “Pelayanan adalah cara melayani, jasa, atau kemudahan yang diberikan
sehubungan jual beli barang atau jasa”.
8
2.2. Pengertian Publik
Istilah publik (public) memiliki beberapa pengertian yang memiliki variasi
arti, yaitu umum, masyarakat dan negara.
Menurut Kriyantono (2012:3), “Publik adalah sekumpulan orang atau
kelompok dalam masyarakat yang memiliki kepentingan atau perhatian yang sama
terhadap suatu hal”.
2.3. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik tidak terlepas dari masalah kepentingan umum, yang
menjadi asal-usul timbulnya istilah pelayanan publik. Pelayanan berkaitan erat
dengan masyarakat. Sehingga pelayanan lebih dikenal dengan istilah pelayanan
publik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Umam (2015:379) , “Pelayanan
Publik adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) sesuatu yang
diperlukan orang lain”.
Pengertian umum pelayanan publik menurut Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 dalam Surjadi
(2012:8) adalah, “segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
2.4. Asas Pelayanan Publik
Asas-asas pelayanan publik menurut Keputusan Menteri Negara Aparatur
Negara Nomor 63 Tahun 2003 dalam Surjadi (2012:116-117) sebagai berikut:
9
1. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan
dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamanan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras, golongan,
gender dan status ekonomi.
6. Keseimbangan Hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing- masing pihak.
2.5. Standar Pelayanan Publik
Kualitas pelayanan pada masyarakat merupakan salah satu masalah yang
mendapatkan perhatian serius oleh aparatur pemerintah. Penyelenggaraan
pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai
jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.
10
Standar pelayanan publik menurut Keputusan Menteri Negara Aparatur
Negara Nomor 63 Tahun 2003 dalam Surjadi (2012:69) meliputi:
1. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan.
2. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai
dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
3. Biaya Pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya yang dititipkan dalam proses
pemberian pelayanan.
4. Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
5. Sarana dan Prasarana
Penyedia sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara
pelayanan publik.
6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang
dibutuhkan.
11
2.6. Kelompok Pelayanan Publik
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Aparatur Negara Nomor 63 Tahun
2003 dalam Surjadi (2012: 117) kelompok pelayanan publik antara lain:
1. Kelompok Pelayanan Administratif
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang
dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat
kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan
sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda Pendudukan
(KTP), Akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor
(BPKB), Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan Bermotor
(STNK), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat kepemilikan
atau penguasaan Tanah dan sebagainya.
2. Kelompok Pelayanan Barang
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang
digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik,
air bersih dan sebagainya.
3. Kelompok Pelayanan Jasa
Yaitu pelayanan yang menghasikan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh
publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan
transportasi, pos dan sebagainya.
2.7. Faktor Pendukung Pelayanan
Pelayanan umum kepada masyarakat akan dapat berjalan sebagaimana yang
diharapkan, apabila faktor-faktor pendukungnya cukup memadai serta dapat
12
difungsikan secara berhasil guna dan berdaya guna. Pada proses pelayanan terdapat
faktor penting dan setiap faktor memiliki peranan yang berbeda-beda tetapi saling
berpengaruh dan secara bersama-sama akan mewujudkan pelaksanaan pelayanan
yang baik.
Menurut Moenir (2010:8) berpendapat ada enam faktor pendukung
pelayanan, antara lain:
1. Faktor kesadaran
Faktor kesadaran ini mengarah pada keadaan jiwa seseorang yang merupakan
titik temu dari beberapa pertimbangan sehingga diperoleh suatu keyakinan,
ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan jiwa. Dengan adanya kesadaran
akan membawa seseorang kepada kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Faktor aturan
Aturan sebagai perangkat penting dalam segala tindakan pekerjaan seseorang.
Oleh karena itu, setiap aturan secara langsung atau tidak langsung akan
berpengaruh. Dengan adanya aturan ini seseorang akan mempunyai
pertimbangan dalam menentukan langkahnya. Pertimbangan pertimbangan
manusia sebagai subjek aturan ditujukan kepada hal-hal yang penting, yaitu:
a. Kewenangan
b. Pengetahuan dan pengalaman
c. Kemampuan Bahasa
d. Pemahaman pelaksanaan
e. Disiplin dalam melaksanakan diantaranya disiplin waktu dan disiplin kerja.
13
3. Faktor organisasi
Faktor organisasi tidak hanya terdiri dari susunan organisasi tetapi lebih banyak
pada pengaturan mekanisme kerja. Sehingga dalam organisasi perlu adanya
sarana pendukung yaitu sistem, prosedur dan metode untuk memperlancar
mekanisme kerja.
4. Faktor pendapatan
Faktor pendapatan yang diterima oleh seseorang merupakan imbalan atas tenaga
dan pikiran yang telah dicurahkan orang lain. Pendapatan dalam bentuk uang,
iuran atau fasilitas dalam jangka waktu tertentu.
5. Faktor kemampuan
Faktor kemampuan merupakan titik ukur untuk mengetahui sejauh mana
pegawai dapat melakukan suatu pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau
jasa sesuai dengan apa yang diharapkan.
6. Faktor sarana pelayanan
Faktor sarana yang dimaksud yaitu segala jenis peralatan, perlengkapan kerja
dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat pendukung utama dalam mempercepat
pelaksanaan penyelesaian pekerjaan. Adapun fungsi sarana pelayanan, antara
lain:
a. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu
b. Meningkatkan produktivitas baik barang atau jasa
c. Ketetapan susunan yang baik dan terjamin
d. Menimbulkan rasa nyaman bagi orang yang berkepentingan
e. Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang berkepentingan sehingga
dapat mengurangi sifat emosional.
14
Keenam faktor tersebut mempunyai peranan yang berbeda tetapi saling
mempengaruhi dan secara bersama-sama akan mewujudkan pelaksanaan pelayanan
secara optimal.
2.8. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Sesuai dengan keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63
Tahun 2004 dalam Surjadi (2012:65-66) prinsip-prinsip penyelenggaraan
pelayanan publik adalah sebagai berikut:
1. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan
2. Kejelasan
Mencakup kejelasan dalam hal:
a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik
b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan publik
c. Rincian biaya pelayanan publik dan tat acara pembayaran.
3. Kepastian dan tepat waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan.
4. Akurasi
Produk pelayanan publik dterima dengan benar, tepat dan sah.
5. Tidak diskriminatif
Tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi.
15
6. Bertanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya
yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika.
8. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi.
9. Kecermatan
Hati-hati, teliti dan telaten.
10. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta ikhlas
dalam memberi pelayanan.
11. Keamanan dan kenyamanan
Proses dan produk pelayanan publik dapat memberikan rasa aman, nyaman dan
kepastian hukum.
2.9. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik menurut Rahmayanty (2013:90-91),
adalah:
16
1. Fungsional
Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan sesuai dengan
tugas, fungsi dan kewenangannya.
2. Terpusat
Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan
berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait
lainnya yang bersangkutan.
3. Terpadu
a. Terpadu Satu Atap
Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satu tempat yang
meliputi berbagai jenis pelayaanan yang tidak mempunyai keterkaitan proses
dan dilayani melalui beberapa pintu. Terhadap jenis pelayanan yang sudah
dekat dengan masyarakat tidak perlu disatuatapkan.
b. Terpadu Satu Pintu
Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu tempat yang
meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan
dilayani melalui satu pintu.
4. Gugus Tugas
Petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas
ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberian pelayanan
tertentu. Selain pola pelayanan sebagaimana tersebut, instansi yang melakukan
pelayanan publik dapat mengembangkan pola penyelenggaraan pelayanan
sendiri dalam rangka upaya menemukan dan menciptakan inovasi peningkatan
17
pelayanan publik. Pengembangan pola penyelenggaraan pelayanan publik
dimaksud mengikuti prinsip-prinsip sebagaimana ditetapkan dalam pedoman ini.
Asas, standar dan prinsip-prinsip penyelenggaraan pelayanan publik tersebut
diatas berfungsi sebagai indikator dalam penilaian kinerja bagi penyelenggara
pelayanan publik. Dengan adanya standar dalam kegiatan pelayanan publik ini
diharapkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan
prosesnya tidak menyulitkan dan memuaskan masyarakat.
18