kerusakan biologis bahan pangan

8
Kerusakan biologis ialah kerusakan yag diakibatkan oleh serangan serangga, binatang pengerat, burung dan hewan lain. Serangga dan binatang pengerat dapat menyerang bahan, baik dialapangan maupun didalam gudang. Tikus misalnya dapat menyebabkan kerusakan beberapa macam pembungkus dan kemudian memakan isinya. Beberapa macam serangga dapat merusak biji-bijian dan hancur atau rusak. Masuknya ulat dari serangga kedalam buah dan sayuran dapat merusakkan bagian dalam, dan biasanya hal ini merupakan jalan masuk (port de antre) bagi mikroba pembusuk untuk tumbuh dan merusak bahan. Hewan-hewan penyebab kerusakan bahan pangan : 1. Tikus Tikus merupakan makhluk perusak utama dari bahan pangan. Binatang tersebut dapat merusak bahan pangan baik yang masih berada ditegalan, sawah dan lapangan maupun dalam tempat- tempat penyimpanan. Daya Rusak Kemampuan merusak dan memakan bahan pangan dari seekor tikus sangat luar biasa, yaitu 24 gram biji-bijian per ekor per hari. Praktis setiap 6 ekor tikus dewasa dapat menghabiskan biji-bijian sama banyaknya dengan seorang dewasa per hari. Tikus terkenal sebagai hewan yang cepat berkembang biak. Setiap sepasang tikus yang normal dan sehat, dalam waktu setahun dapat menghasilkan keturunan 300 ekor atau lebih, tetapi biasanya yang hidup hanya sekitar 60 ekor dewasa. Sejumlah 60 ekor tius tersebut mampu menghabiskan biji-bijian sebanyak satu ton per tahun. Karena itu tidaklah mengherankan bila seing tersiar berita terjadinya serangan hama tikus yang dapat menghancurkan persediaan pangan disuatu daerah, termasuk tanam-tanam pangan yang masih muda, belum dan yang sedang berubah. Jenis Tikus Perusak Tikus-tikus yang biasanya dapat merusak bahan pangan dapat digolongkan menjadi dua kelompok : a. Tikus rumah/gudang 1. Ratus-ratus

Upload: julilyas

Post on 25-Nov-2015

71 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

kerusakan biologis bahan pangan diakibatbakn oleh tikus dan serangga

TRANSCRIPT

Kerusakan biologis ialah kerusakan yag diakibatkan oleh serangan serangga, binatang pengerat, burung dan hewan lain.Serangga dan binatang pengerat dapat menyerang bahan, baik dialapangan maupun didalam gudang. Tikus misalnya dapat menyebabkan kerusakan beberapa macam pembungkus dan kemudian memakan isinya. Beberapa macam serangga dapat merusak biji-bijian dan hancur atau rusak. Masuknya ulat dari serangga kedalam buah dan sayuran dapat merusakkan bagian dalam, dan biasanya hal ini merupakan jalan masuk (port de antre) bagi mikroba pembusuk untuk tumbuh dan merusak bahan.Hewan-hewan penyebab kerusakan bahan pangan :1. TikusTikus merupakan makhluk perusak utama dari bahan pangan. Binatang tersebut dapat merusak bahan pangan baik yang masih berada ditegalan, sawah dan lapangan maupun dalam tempat-tempat penyimpanan.Daya RusakKemampuan merusak dan memakan bahan pangan dari seekor tikus sangat luar biasa, yaitu 24 gram biji-bijian per ekor per hari. Praktis setiap 6 ekor tikus dewasa dapat menghabiskan biji-bijian sama banyaknya dengan seorang dewasa per hari.Tikus terkenal sebagai hewan yang cepat berkembang biak. Setiap sepasang tikus yang normal dan sehat, dalam waktu setahun dapat menghasilkan keturunan 300 ekor atau lebih, tetapi biasanya yang hidup hanya sekitar 60 ekor dewasa. Sejumlah 60 ekor tius tersebut mampu menghabiskan biji-bijian sebanyak satu ton per tahun. Karena itu tidaklah mengherankan bila seing tersiar berita terjadinya serangan hama tikus yang dapat menghancurkan persediaan pangan disuatu daerah, termasuk tanam-tanam pangan yang masih muda, belum dan yang sedang berubah.Jenis Tikus PerusakTikus-tikus yang biasanya dapat merusak bahan pangan dapat digolongkan menjadi dua kelompok :a. Tikus rumah/gudang1. Ratus-ratus2. Ratus Norwegicus Mus Musculus3. Bandicota Indicab. Tikus sawah/tegalan1. Tatera Indica2. Millardia Meltada3. Millardia Glezdovi4. Bandicota Bengalensis5. BindicaPencegahan Kerusakan Oleh TikusPembunuhan tikus merupakan salah satu bagian yang penting dalam usaha pemberantasan tikus. Disamping itu usaha-usaha lain seperti halnya kebersihan lingkungan, pengawasan makan, air dan gudang tempat barang tua biasanya sangat diperlukan untuk pelaksanaan program terpadu pemberantasan tikus rumah. Yang dimaksud dengan tikus rumah disini adalah tikus-tikus yang sering diam ditempat tinggal manusia, yang banyak mengadakan kerusakan bahan pangan dan juga yang pentiing artinya bagi esehatan masyarakat yaitu ratus-ratus (roof rat), Mus musculus (house mouse) dan Bandicota indica (house bandicoot)Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangkap atau membunuh tikus yaitu dengan cara :1. PerangkapDengan system perangkap banyak keuntungan yang diperoleh yaitu : tidak ada bahayanya keracuna pada orang; terhindar dari adanya bangkai tikus, dan dengan perangkap mudah dapat diidentifikasi jenis tikus, serta memungkinkan untuk mempelajari populasi tikus.2. Dengan RacunHal ini biasanya dilakukan bila cara perangkap tidak banyak hasil. Umpan yang digunakan sebaiknya yang tepat, yang dapat digunakan adalah beras, tepung gandum, menir jagung, bwang dan daun ketumbar, tomat, pisang, jam dan marmalade. Ada dua racun tikus,yaitu racun ganas atau akut yang disebut jugaacute poisons dan racun antikoagulan.Racun akut biasanya disebut single dose poisons Tikus-tikus akan mati dalam waktu jam setelah makan satu kali. Yang tergolong racun tikus akut adaah zincphosphida, arsenoksida, dan natrium fluoroasetat yang disebut juga 1080. Di beberapa Negara tropis juga sering digunakan kalsium sianida, strychinin, Na-bromida.Racun antikoagulan ; racun ini harus dimakan oleh tikus. Tikus baru akan mati setelah beberapa hari mengkonsumsi racun tersebut. Racun tersebut dapat menyebabkan tikus mengalami pendarahan didalam badanya yang akhirnya tikus tersebut akan mati. Berbagai racun antikoagulan yang telah banyak dikenal orang yaitu warfarm. Racumin ( coumatetralyI, chlorophacinone, diphacinone, fumarin, dan rodofarin ). Racun akut pada umumnya lebih bahaya dalam penggunaanya disbanding dengan racun antikkoagulan.3. Fumigasi Liang Tikus Tikus-tikus yang tidak mati oleh racun, demikian juga cindil-cindilnya yang masih berada disarang dapat dimusnakan dengan fumigasi. Berbagai fumigan (gas) dapat digunakan misalnya, karbon dioksida, karbon monoksida,karbon tetrachloride, chloropicrin methyl bromide dan gas asam hydrocyanat. Penggunaan gas tersebut untuk penyemprotan liang tikus hanya dianjurkan bila digunakan oleh tenaga yang sudah terlatih.Cyanegassing adalah suatu cara fumigan dengan menggunakan fumigant cyanida. Fumigan yang paling sering digunakan adalah debu kalsium cyanide.6. SeranggaSerangga merupakan salah satu makhluk penyebab kerusakan bahan pangan mauoun non pangan. Serangga juga disebut insect, merupakan makhluk kecil berkaki enam. Makhluk lain yang berkai lebih dari enam tidak termasuk golongan serangga, seperti : laba-laba, rengat, dan kalajengkingSiklus KehidupanSeperti halnya dengan manusia yang mengalami tingkat pertumbuhan yaitu dari bayi, anak, remaja, dewasa sampai menjadi orang tua, demikian juga halnya serangga. Serangga mengalami tingkat-tingkat pertumbuhan senddiiri. Sebagian besar serangga perusak bahan pangan tumbuh dari telur menjadi larva, pupa dan bentuk dewasa. Infestasi SeranggaTerjadinya infestasi atau serangan serangga pada biji-bijian dan bahan lain dapat mulai terjadi ketika bahan masih dilapanngan sebelum bahan dipanen. Hal itu sering disebut infestasi serangga pra-panen. Dapat pula terjadi infestasilepas panen, yaitu waktu bahan dikeringkan atau sewaktu bahan disimpan dalam pedaringan, lumbung atau gudang.Beberapa serangga dapat berpindah tempat dengan terbanga dari lapangan ke gudanga atau seballiknya. Jenis serangga tersebut merupakan serangga yang sangat berbahaya karena dengan mudah mengadakan infetastasi dan penyerapan bahan pangan.Berbagai wadah, baik yang berupa karung goni maupun plastic, lumbung dengan dinding dan lantai yang kotor dapat merupakan sumber infetasi yang penting. Demikian juga halnya adanya beberapa alat pengangkut yang kotor seperti gerobak dan kereta.Berbagai biji-bijian merupakan suatu tempat yang ideal bagi serangga, karena biji-bijian dapat menyediakan makanan, udara, air, dan panas yang diperlukanSerangga untuk hidupnya memerlukan udara yang mengandung cukup oksigen. Dalam wadah yang tertutup rapat, airtight storage, proses repirasi oleh biji-bijian dan juga serangga akan cepat menghabiskan persediaan oksigen yang ada dengan akibat serangga yang ada akan mengalami kematian.Serangga juga memerlukan sejumlah air untuk hidupnya. Air yang diperlukan tersebt diperoleh dengan berbagai cara diantaranya dari biji-bijian yang mereka makan, makin basah biji-bijian semakin baik bagi serangga. Biji-bijian yang sedang bernapas menghasilkan panas dan air.Pada umumnya serangga dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. Semakin hangat udara semakin aktif, semakin rendah suhu semakin malas dan praktis akan berhenti bertangkar. Tergantung jenis serangga serat waktu eksposa yang digunakan, pada suhu 50C serangga akan dapat mati.Tergantung jenis serangganya, beberapa serangga lebih senang memamakn satu jenis bijibijian disbanding biji-bijian lain. Disamping itu, serangga tidak mengkonsumsi bagian-bagian yang sama dari biji, demikian pula cara makannya juga ada perbedaan. Berdasarkan cara penyergapan dan derajat kerusakannya serangga tersebut dapat dibagi menjadi :1. Hawa Primer, disebut hawa primer karena serangga tersebut dapat menyerang langasung biji-bijian utuh karena mereka mampu memecahkan kulit biji yang keras2. Hama Sekunder, serangga-serangga yang termasuk kelompok ini biasanya mengikuti serangga penyerang pertama.3. Hama Tertier, serangga ini menyerang biji-bijian yang pecah, tepung dan bubuk, contohnya Long Headed Flour Beetle (Lateticus oryzae W) dan Confused Flour Beetle (Tribolium confusum J du Val).Jenis Serangga Perusak1. Kumbang (Ordo Coleoptera)a. Rice Weevil (Sitohpillus oryzae L)b. Granary Weevil (Sitophillus granaries S)c. Red Four Beetle (Tribolium castaneum Hbst)d. Long Headed Flour (Latheticus oryzae W)e. Saw-Toothed Grain Beetle (Orizaepphillus surinamensis L)f. Lesser Grain Borer (Rhyzopertha dominica F)g. Cadella (Tenebroides mauritanicus L)h. Red Legged Ham Beetle (Necrobia rufipes Dc G)i. Cigarette Beetle (Lasioderme serricore F)j. Khapra Beetle (Trogoderma granarium everts)2. Pijer (Moth) (Ordo Lepidoptera) a. Angoumois Grain Moth (Sitotroga Serealella Oliv)b. Meal Moth (Pyralis farinalis L)c. Almond Moth (Cadra cautella Wlk)d. Indian Meal Moth (Plodia interpunctella Hon)e. Brown House Moth (Hofmanophila pseudospretella S)f. Potato Tuber Moth (Gnorimoschenna operculella) Pencegah Kerusakan oleh SeranggaPencegahan kerusakan oleh serangga sebaiknya dilakukan sedini mungkin yaitu waktu-waktu sebelum hasil dipanen. Setidak-tidaknya segera setelah bahan pangan dimasukkan kedalam gudang/lumbung. Kehilangan dan kerusakan karena infestasi serangga bervariasi dari 5 sampai 25 persen,pada serealia dan hasil produknya selama penyimpanan 10-12 bulan. Pada udara dengan kelembaban yang tinggi jumlah kerusakan meningkat.Kebersihan merupakan factor yang penting artinya bagi besarnya infestasi serangga, karena itu sebaiknya ada sisa-sisa makanan pada tempat-tempat yang rusak harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, dinding dan lantai yang rusak harus segera diperbaiki, hendaknya dijaga agar lumbung atau gudang selalu bebas dari air dan genangan air.Tanpa Inteksida Berbagai cara tradisional untuk mencegah dan mengusir serangga telah sejak dulu kala dilakukan oleh nenek moyang kita, diantaranya dengan menjemur biji-bijian di bawah terik matahari. Serangga dewasa akan terbang keluar dari biji-bijian bila kena sengatan sinar matahari, khususnya bila suhu mencapai sekitar 400C. Namun demikian, telur dan larvanya yang terdapat dalam biji-bijian tidak mati dan tetap tinggal ditempat yang sama.Pencampuran biji-bijian dengan pasir dan abu sekang telah pula digunakan orang untuk mencegah serangga bertangkar dan berkembang biak. Baik pasir maupun abu gosok telah lama pula digunakan sebagai pemusnah hama gudang. Pasir mempunyai permukaan yang tajam, demikian juga adanya silikat yang terdapat didalam abu gosok akan menyebabkan terjadinya goresan-goresan pada badan serangga. Adanya goresan-goresan dibadan serangga itu dapat mengakibatkan terjadinya penguapan melalui goresan-goresan tersebut dan serangga akan mati karena kekurangan air. Cara-cara yang lebih maju telah dilakukan dengan menyimpan biji-bijian dalam wadah yang kedap udara sehingga tidak memungkinkan adanya serangga yang hidup.Dengan InsectisidaMeskipun cara-cara pemusnahan serangga gudang dengan insectisida telah biasa dilakukan pada gudang-gudang bulog, tetapi cara tersebut praktis belum dikenal dan dipraktekan oleh para petani dalam melindungi bahan pangannya didaerah pedesaan. Bahwa petani telah menggunakan insectisida untuk memberantas penyakit tanaman, memang benar dan tidak dapat dipungkiri.Karena sifat insectisida adalah racun yang dapat membunuh serangga, bahan tersebut juga dapat membunuh atau paling sedikit dapat membahayakan manusia. Kini insectisida yang beredar dipasaran praktis sudah tidak terbilang jumlahnya. Karena ini pemilihan dan penggunaan insectisida untuk memberantas hama gudang harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan dengan persiapan yang baik, demikian juga halnya cara penyimpanan insectisida itu sendiri seyogyanya dilakukan seaman mungki.Jenis dan Tipe InsectisidaMeskipun berbagai insectisida banyak ditemukan dipasaran tetapi kenyataannya tetapi tidak banyak jumlah yang benar-benar bermanfaat untuk menghindarkan kerusakan bahan pangan yang disimpan dipedaringan maupun gudang.Berdasarkan asalanya, insectisida dapat dibagi jenis yaitu : 1) berasal dari tanam, misalnya pyrethrum; 2) berupa bahan kimia anorganik, misalnya cyanide; dan 3) berupa bahan organic buatan manusia, misalnya malathion dan BHC (Benzene Hexsakchlorida).Berdasarkan cara penggunaanya insectisida untuk pemberantasan hama gudang dapat dibagi 2 yaitu: bentuk bahan kimia yang memerlukan kontak langsung dengan badan serangga (contact chemicals) dan yang kedua dalam bentuk gas yang disebut fumigas.Berdasarkan bentuknya, insectisida dapat digolongkan menjadi 3 bentuk yaitu : 1) bentuk dusts (debu) dengan konsentrasi insectisida rendah, karena biasanya diencerkan atau dicampur dengan tepung (powder); 2) wettable powder atau dispersible powder, yaitu bentuk tepung (powder) yang mengandung insectisida dengan konsentrasi tinggi dan 3) bentuk emulsi dengan konsentrasi tinggi. Kedua bentuk terakhir harus dicampur dengan air sebelum digunakan.Insectisida Tak BeracunBerbagai serangga tidak tahan hidup dalam lingkungan dimana terdapat garam, khususnya garam tricalsium phosphate.Keracunan yang disebabkan tricalsium phosphate terutama ditentukan oleh ratio dan calcium. Semakin tinggi ratio phosphate: calcium semakin tinggi daya racunnya terhadap serangga. Karena itu tricalsium phosphate (TCP) lebih tinggi daya racunnya dari bicalsium phosphate dan monocalsium phosphate. Dalam hal ini sebaiknya TCP yang digunakan memiliki kemurnian tinggi, karena adanya kotoran dan senyawa lain dapat bekerja sebagai antagonis atau penghambat.