keramik kel 2
TRANSCRIPT
Memahami kandungan keramik, proses pembuatannya, dan pengaplikasinnya dalam kehidupan sehari-hari.
Standar Kompetensi :
1. Pengertian Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya
suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu
hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar,
seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua
keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup
semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).
2. Sejarah Keramik
Keramik adalah salah satu hasil kerajinan tertua yang ada di muka bumi. Hal
ini dapat kita saksikan pada penemuan benda-benda purbakala yang tertanam di
dalam tanah. Salah satu jenis benda-benda yang ditemukan itu adalah benda-
benda keramik berupa wadah-wadah: guci, peralatan makan minum, alat sesaji
dan lain-lain; disamping penemuan benda-benda yang terbuat dari batu dan
logam. Ditemukan juga bentuk-bentuk figurin berupa manusia dan binatang.
1
1. Menyebutkan bahan baku dasar dalam pembuatan keramik.2. Menjelaskan cara pembuatan keramik.
3. Menyebutkan aplikasi/kegunaan keramik dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar:
Selama berabad-abad keramik dibentuk dengan tangan langsung; sampai
diperkirakan pada 3600 SM alat putar pertama ditemukan di Mesopotania, yang
kontruksinya mirip dengan alat putar jaman sekarang yang digunakan untuk
membentuk benda-benda keramik simetris.
Teknik-teknik pembuatan dan pola-pola/pattern pada berbagai tempat dan
perioda mempunyai kemiripan sepanjang jalur sutra dari Timur Jauh sampai
2
China. Sehingga pembagian jaman-jaman keramik seringkali sesuai pola/pattern
yang berkembang saat itu.
Keramik, selama ribuan tahun terus berkembang menjadi material yang sangat
penting hingga masa sekarang ini. Apa yang kita saksikan saat ini sudah luar
biasa perkembangannya. Hampir disetiap bagian produk teknologi ditemukan
material keramik. Bagian-bagian dari pesawat ruang angkasa milik Amerika
Serikat terbuat dari keramik, karena keramiklah bahan yang tahan panas ketika
pesawat keluar-masuk atmosfer bumi.
Atau ketika kita membuka sebuah CPU (Computer Personal Unit), maka akan
terlihat sebagian piranti-piranti itu terbuat dari keramik. Hal ini disebabkan karena
keramik mempunyai sifat-sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh bahan-bahan
lain.
Dibidang seni pun kita dapat menyaksikan kemajuan keramik yang pesat. Kita
dapat menyaksikan benda-benda keramik berglasir yang sangat beragam. Glasir-
glasir itu dibuat bukan hanya berdasar pengalaman semata tapi adalah
berdasarkan pada ilmu pengetahuan/science.
3
2.1 Sejarah Singkat Keramik Dunia
Meskipun kemungkinan orang-orang Afrika Timur awal mula menggunakan
peralatan batu pada jaman Paleolitik (2,6 juta tahun yang lalu), namun
perkembangan budaya manusia baru terjadi pada jaman neolitik kira-kira setelah
10.000 SM.
Cerita tentang keramik kemungkinan dimulai sejak 30 ribu tahun yang lalu.
Periode ini dalam sejarah disebut Jaman Palaeolithic atau Jaman Batu Kuno (500
ribu–10 ribu SM) karena alat pemotong atau senjata tajam pada masa itu terbuat
dari batu. Penemuan tembaga, perunggu, dan besi masih jauh dari jaman ini.
Nenek moyang kita adalah pemburu dan peramu makanan yang hidupnya
berpindah-pindah. Mereka belajar bagaimana membuat api untuk pertama kalinya
sebagai upaya melindungi diri dari dingin, binatang buas, memasak daging dan
juga membakar tanah liat.
4
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa orang-orang di zaman batu kuno di
sebagian belahan bumi telah membakar figurin dari tanah liat dan juga telah
membuat tungku pembakaran sederhana sekitar 30 ribu tahun yang lalu.
2.2 Keramik Seni Kuno
Meskipun lebih rapuh dibanding lukisan di gua, tetapi gambar-gambar pada
tanah liat mampu bertahan. Sebagian besar kemungkinan dibuat 20 ribu tahun
yang lalu. Banyak gambar yang mereka buat di gua yang sangat dalam, sehingga
membutuhkan cahaya buatan yang mungkin berasal dari obor berbahan bakar
lemak binatang. Tempat-tempat yang sulit dan rahasia ini menunjukkan gambar-
gambar yang mereka buat memiliki arti sangat penting.
5
2.3 Penemuan Keramik
Penemuan yang menunjukkan api dapat mengubah lempung yang liat menjadi
bentuk permanen merupakan awal dari keramik. Sekarang sudah terlihat bahwa
hal tersebut terjadi di zaman batu, tetapi kapan dan di mana pertama kali hal itu
disadari masih merupakan misteri yang belum terpecahkan.
Para ahli arkeologi meyakini manusia menemukan prinsip menggunakan api
untuk membakar keramik pada 30 ribu tahun yang lalu, dengan ditemukannya
figurin kecil dari lempung pada situs prasejarah di Republik Czech yang
diperkirakan ada pada awal 27 ribu tahun SM. Figurines Tertua berwarna hitam
ini ditemukan bersama dengan benda-benda bakaran yang lain.
Campuran abu tulang dan lempung dibentuk menjadi figurin perempuan atau
binatang kemudian dibakar dalam sesuatu tempat yang bisa dikatakan sebagai
tungku sederhana di sebuah dusun pada zaman batu. Tingginya sekitar 4½ inchi
dikenal dengan Dolni Vestonice “Venus” dari situs prasejarah di Morovia dekat
Brno, di bagian selatan Republic Czech. Jika penandaannya/penanggalannya
benar, maka benda ini menjadi keramik terkuno yang ditemukan sejauh ini.
Selain bentuk binatang dan orang, perkembangan pottery dari zaman ke
zaman mengalami perkembangan desain. Jika diperhatikan bentuk yang
berkembang merupakan pengembangan bentuk-bentuk bulat (setengah bola),
6
silinder dan tirus (kerucut terbalik). Berikut adalah rangkuman perkembangan
bentuk produk pada beberapa periode arkeologis:
2.4 Keramik di Beberapa Belahan Dunia
2.4.1 Zaman Penjajahan Belanda
Teknologi pembuatan keramik dapat dikatakan mulai berkembang
dengan didirikannya Laboratorium Keramik atau “Het Keramische
Laboratorium” pada tahun 1922 di Bandung. Fungsi utama laboratorium ini
7
sebagai pusat penelitian bahan bangunan seperti bata, genteng, saluran air
dan sebagainya yang terbuat dari tanah liat. Selain itu mengembangkan juga
teknologi glasir untuk barang gerabah halus yang disebut dengan
‘aardewerk’. Bahan glasir didatangkan dari Belanda. Selanjutnya di Plered
Purwakarta didirikan sebuah pabrik keramik dengan dilengkap alat-alat
produksi masinal untuk mengolah bahan tanah liat. Pabrik ini berfungsi
sebagi induk yang memberikan bimbingan dalam pembuatan bahan
bangunan dan gerabah halus berglasir kepada para perajin setempat.
Pabrik keramik di Pleret yang dimaksudkan sebagai pusat penyuluhan
di Jawa barat terpaksa gulung tikar. Sedangkan pusat induknya di Bandung
hidupnya masih belum menentu keberadaannya. Tetapi walaupun dengan
pemasukan teknologi impor ini, keramik Indonesia belum mengalami
kemajuan yang pesat. Pusat penyuluhan bidang keramik sasarannya pada
kehidupan gerabah pedesaan saja. Masyarakat kota belum banyak mengenal
keramik bakaran tinggi pada masa itu, dan lebih suka menggunakan barang
impor dari negeri China atau Eropa.
2.4.2 Zaman Pendudukan Tentara Jepang
Dengan masuknya tentara Jepang , pabrik keramik di Bandung telah
dirubah namanya menjadi “Toki Shinkenjo”. Laboratorium ini berfungsi
sebagai balai penelitian yang meneliti dan mengembangkan serta
memproduksi barang-barang keramik dengan suhu bakar tinggi. Produknya
8
antara lain: bata tahan api, botol sake, dan sebagainya. Barang-barang
tersebut dibuat untuk keperluan bala tentara Jepang di Indonesia.
2.4.3 Zaman Pemerintahan R.I
Sejak pemerintahan dipegang pemerintah republik Indonesia, maka
“Toki Shinkenjo” berubah nama menjadi Balai Penyelidikan Keramik
(BPK), dalam operasionalnya dilengkapi dengan alat-alat pengujian dan
alat-alat produksi yang lebih modern. Fungsi dan tugas BPK semakin
berkembang, tidak hanya berporduksi barang-barang keramik, gelas, isolator
listrik tetapi juga aktif melakukan kegiatan penelitian barang-barang mentah
keramik hasil temuan bahan keramik di beberapa tempat.
Dengan diketemukannya bahan-bahan mentah yang melimpah seperti
kaolin, felspard, kwarsa dan sebagainya. maka sejak tahaun 1960-an
bermunculan pabrik-pabrik keramik dibebebrapa kota. Produknyapun
bermacam-macam seperti produk gerabah, stoneware dan porselin, jenis
produksinya antara lain peralatan makan dan minum, benda hias, barang
tahan api, bata tahan api, alat-alat teknik, gips, email, dan keramik bahan
bangunan.
Sekitar tahun 1969 BPK mencoba mengembangkan apa yang disebut
dengan keramik ‘biru putih’ yaitu imitasi keramik China yang
pembakarannya pada suhu 1300 derajat celcius. Dengan diperkenalkanya
produk ala China pabrik keramik di Kiara Condong, pabrik keramik Tanah
Agung di kota Malang, serta pabrik keramik di Plered-Purwakarta. Produk
keramik dengan corak biru putih tersebut ternyata banyak penggemarnya.
Pada masa Pelita ke dua munculah harapan-harapan baru untuk
penggunaan benda keramik di hotel-hotel di Jakarta dan di kota-kota lain.
Benda keramik tersebut berupa peralatan makan, hiasan dan tempat bunga.
Kemudian berlanjut ke masyarakat kota yang mulai terbiasa menggunakan
benda-benda keramik dan sedikit demi sedikit munculah keinginan benda
tersebut sebagai kebutuhan rumah tangga. Kehidupan dunia keramik mulai
9
bangkit dan tumbuhnya perusahaan kecilan menengah yang bergerak
dibidang keramik seperti terdapat di Bandung, Plered-Purwokweto,
Klampok, Bayat-Klaten, Malang, Yogyakarta dan lainnya daerah di luar
Jawa.
Dengan perjalanan waktu, dan dengan adanya pendidikan tinggi seni
rupa seperti ITB Bandung, ASRI (ISI) Yogyakarta, ASTI (ISI) Surakarta
dan universitas lainnya mulai menelurkan seniman akademisi keramik yang
turut menghidupkan dunia keramik saat ini. Namun, ditengah kemajuan
industri keramik dunia, industri keramik Indonesia belum mengalami
kemajuan yang signifikan walaupun kemajuan dalam bidang keramik ini
sudah menjadi tuntutan pasar. Hal ini disebabkan karena sarana dan
prasarana, berupa alat-alat untuk mengembangkan industri keramik itu
termasuk mahal. Selain itu teknologi yang adapun sulit didapat. Sebab
bahan-bahan untuk keramik maju harus bahan yang lebih murni. Tetapi
usaha-usaha untuk mengembangkan industri keramik, berupa penelitian-
penelitian tetap dilakukan, kegiatan seperti ini telah menjadi kegiatan rutin
seperti Balai Besar Keramik di Bandung, juga kegiatan-kegiatan
pengembangan desain untuk benda keramik di industri seperti di Sango
Semarang, industri keramik di Tangerang dan di industri lainnya.
10
Dari hasil pembinaan dan bimbingan dari pemerintah dan pihak
terkait, baik produktivitas dan variasi bentuk juga pengalaman perajin
semakin meningkat. Perkembangan dari bentuk produk keramik yang masih
melekat ciri khas dari masing-masing daerah semakin menarik dan
memperkaya hasil budaya bangsa. Perkembangan dunia pariwisata yang
makin maju memberikan dampak yang sangat bagus bagi perkembangan
keramik. Dengan dicanangkannya desa wisata seperti: di desa Pager Jurang-
Bayat Klaten, desa Kasongan-Bantul, Klampok-Banjarnegara, Banyumulek-
Lombok semakin meningkatkan produktivitas dan kualitas juga pemasaran
produk keramik yang semakin berkembang hingga kini.
3. Bahan Baku Dasar Keramik
Tiga bahan baku utama yang digunakan untuk membuat produk keramik klasik,
atau ‘triaksial’, adalah lempung, feldspar dan pasir. Lempung adalah aluminium
11
silikat hidrat yang tidak terlalu murni yang terbentuk sebagai hasil pelapukan dari
batuan beku yang mengandung feldspar sebagai salah satu mineral asli yang
penting. Reaksinya dapat dilukiskan sebagai berikut :
K2O.Al2SO3.6SiO2 + CO2 + 2H2O → K2CO3 + Al2O3.2SiO2.2H2O+ 4SiO2
Ada sejumlah speises mineral yang disebut mineral lempung (clay mineral) yang
mengandung terutama campuran kaolinit (Al2O3.2SiO2.2H2O), montmorilonit
[(Mg,Ca)O.Al2O3.5SiO2.nH2O] dan ilit (K2O, MgO, Al2O3, SiO2.2H2O) masing-
masing dalam berbagai kuantitas. Dari sudut pandang keramik, lempung
berwujud plastik dan bias dibentuk bila cukup halus dan basah, kaku bila kering,
dan kaca (vitreous) bila dibakar pada suhu yang cukup tinggi. Prosedur
pembuatannya mengandalkan kepada sifat-sifat tersebut diatas.
Di dalam lempung yang diperdagangkan, disamping mineral lempung terdapat
pula feldspar, kuarsa dan berbagai ketidakmurnian seperti oksida-oksida besi,
semuanya dalam jumlah yang beragam.Dalam hampir semua lempung yang
digunakan di dalam industri keramik, mineral lempung dasar adalah kaolinit,
walaupun lempung bentonit yang berdasarkan atas montmorilonit digunakan juga
sedikit untuk memberikan sifat plastisitas yang sangat tinggi bila perlu.Sifat
plastisitas ini sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik lempung, dan sangat berbeda-
beda pada berbagai jenis lempung.Lempung sangat beraneka ragam dalam sifat
fisiknya, dan dalam kandungan ketidakmurniannya, sehingga biasanya harus
ditingkatkan mutunya terlebih dahulu melalui prosedur benefisiasi.
Ada tiga jenis feldspar yang umum, yaitu potas (K2O.Al2O3.SiO2), soda
(NaO.Al2O3.6SiO2), batua gamping (CaO.Al2O3.6SiO2), yang semuanya dipakai
dalam produk keramik.Feldspar sangat penting sebagai pemberi sifat fluks dalam
formulasi keramik.Feldspar bias terdapat di dalam lempung hasil penambangan,
atau bisa juga ditambahkan sesuai keperluan.
12
Penyusun keramik yang ketiga yang penting adalah pasir atau flin (flint).
Sifat-sifatnya yang penting dari segi industri keramik ditunjukkan pada tabel
berikut :
Kaolinit Feldspar Pasir (flin)
Rumus
Plastisitas
Fusibilitas
(keleburan)
Titik cair
Ciut pada
pembakaran
Al2O3.2SiO2.2H2O
Plastik
Refraktori
1785oC
Sangat ciut
K2O.Al2O3.6SiO2
Non plastik
Perekat mudah lebur
1150oC
Lebur
SiO2
Non plastik
Refraktori
1710oC
Tidak ciut
4. Karakteristik Keramik
Struktur kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau
minimal terdiri dari 2 jenis unsur) merupakan salah satu yang paling kompleks
dari semua struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen
(berbagi elektron, sehingga ikatan ini kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion
bermuatan, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada ikatan
logam. Akibatnya, sifat-sifat seperti kekerasan dan ketahanan panas dan listrik
secara signifikan lebih tinggi keramik dari pada logam. Keramik dapat berikatan
kristal tunggal ataudalam bentuk polikristalin. Ukuran butir mempunyai pengaruh
besar terhadap kekuatan dan sifat-sifat keramik; ukuran butir yang halus
(sehingga dikatakan keramik halus), semakin tinggi kekuatan dan
ketangguhannya.
Bahan keramik dapat dibedakan menjadi dua kelas : kristalin dan amorf (non
kristalin). Dalam material kristalin terdapat keteraturan jarak dekat maupun jarak
jauh, sedang dalam material amorf mungkin keteraturan jarak pendeknya ada,
13
namun pada jarak jauh keteraturannya tidak ada. Beberapa keramik dapat berada
dalam kedua bentuk tersebut, misalnya SiO2,
Kebanyakan bahan pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan kovalen
dan ikatan antara. Sebagai contoh, bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O,
Zn-O dan Si-O dapat dikatakan masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%. Yang
sangat menarik adalah bahwa pada ReO3,V2O3 dan TiO, yang merupakan oksida
dan tidak pernah menunjukkan sifat liat atau dapat di deformasikan, tetapi
memiliki hantaran listrik yang relatif dapat disamakan dengan logam biasa.
Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya
merupakan ikatan campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian dapat
dimengerti apabila mengingat bahwa Kristal tersusun oleh kombinasi dari
polyhedron koordinasi, dimana satuan kecil dari kation dikelilingi oleh beberapa
anion. Salah satu contoh adalah silikat yang merupakan bahan baku penting bagi
keramik.
5. Sifat Keramik
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik
adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional
seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan
piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti
keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik
tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara
keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh
keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan
suhu 12000C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai
dengan suhu 20000C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor
yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.
Untuk lebih jelasnya mengenai sifat-sifat keramik berikut ini akan dijelaskan
lebih detail.
14
a. Sifat Mekanik
Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi.
Selain itu keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya
yang tinggi. Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni
kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit.
Di dalam keramik, karena kombinasi dari ikatan ion dan kovalen, partikel-
partikelnya tidak mudah bergeser.
Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang
cepat.Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular)
dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan
tempat putusyang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran
atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal
yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar terjadi. Kekuatan
tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti bangunan.
Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk
memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan
b. Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien
ekspansitermal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah
kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang
diserap disimpan olehpadatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran)
atom/ion penyusun padatantersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan.
Jadigetaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena
ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan
yang terlalu banyak padakisi kristalnya.
Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun
pada temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan
dapat bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur
15
yang besar dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi
pada perubahan temperatur tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah.
c. Sifat elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat
baik sebagai solator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO3) dapat
dipolarisasi dan digunakan ebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan
elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut
semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor
temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya
memiliki hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai piezoelektrik
dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.
Sering pula digunakan bahan yang disebut dielektrik. Bahan ini adalah
isolator yang dapat dipolarisasi pada tingkat molekular. Material semacam ini
digunakan untuk menyimpan muatan listrik.
Elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi,sehingga
sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat
ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga
akanmempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam keramik,
konduktivitasmeningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan.
Sifat ini merupakan bagian bahan “canggih” yang sering digunakan sebagai
sensor. Dalambahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan
dipermukaannya akan menginduksipolarisasi dan akan terjadi medan listrik,
jadi bahan tersebut mengubah tekananmekanis menjadi tegangan listrik.
Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser,yang ditemui pada mikrofon,
dan sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion.
Sifat ini dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar
16
banyakaplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik
skala besar.Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan bakar.
d. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan,
diabsorbsi, ataudipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk
mentransmisikan cahaya, danbiasanya dideskripsikan sebagai transparan,
translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti
gelas,mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelasterfrosted, disebut
bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.Dua
mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan
adalahpolarisasi elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi.
Polarisasi adalahdistorsi awan elektron atom oleh medan listrik dari cahaya.
Sebagai akibat polarisasi,sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi
elastik (fonon), dan selanjutnya panas.
e. Sifat kimia
Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia
dari permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif,
silika gel, zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai
bahan pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500 C,
permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina g , zeolit,
lempung asam atau S 2O 2 – TiO 2 demikian juga berbagai oksida biner
dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat
asam dan basa pada permukaan.
f. Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen
dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini
menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian
keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang
keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras adalah
17
berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal
kubusnya. Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk
memotong, menggiling, menghaluskan dan menghaluskan material-material
keras lain.
6. Klasifikasi Keramik
Pada prinsipnya keramik terbagi atas:
1. Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan
bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah:
barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks),
dan untuk industri (refractory).
2. Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik,
advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik
yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam,
seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen
pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
18
7. Pembuatan Benda Keramik
Tahap-tahap membuat keramik
Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk
keramik, yaitu:
1. Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari
berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang
telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah
maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan
bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain
pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing),
dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan
penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan
untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir
biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60
– 100 mesh.
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan
yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual
maupun masinal dengan blunger maupun mixer. Pengurangan kadar air
dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud
lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi
jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses
19
ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan
dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk
menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-
gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah
diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan
keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah
liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan
utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung
(handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
A. Pembentukan Tangan Langsung (handbuilding)
Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan
langsung, ada beberapa metode yang dikenal selama ini :
a. Teknik Pijit (Pinching)
Pembentukan dengan tangan (handbuilding) adalah salah satu
keteknikan di dalam pembuatan keramik dimana benda langsung dibentuk
dengan tangan. Teknik ini terdiri dari teknik pembentukan tangan dengan
berbagai cara seperti teknik pijit, pilin, lempeng dan teknik pembentukan
bebas.
Istilah pinch bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti
cubitan atau pijatan, karena tangan kita menekan ‘sesuatu’. Teknik ini
merupakan keteknikan bagi pemula dalam membentuk sebuah benda
keramik, contoh yang sangat sederhana berupa mangkuk atau bentuk
organis tak beraturan. Hasil jejak pijitan akan bisa ditampilkan dari tekanan
ibu jari dan telunjuk tangan. Fungsi pemijitan dengan jari adalah untuk
mengarahkan bentuk pada benda keramik yang akan dibuat, juga untuk
meratakan ketebalan benda keramik secara keseluruhan.
20
Benda keramik yang dihasilkan dari teknik pijit ini berupa bentuk-
bentuk keramik yang berukuran relatif kecil sampai sedang. Teknik ini
sangat menarik karena pembentukannya secara spontan dan akrab dengan
media tanah liat.
Dalam pembentukan benda keramik dengan teknik ini sebagian besar
dilakukan secara langsung dengan tangan tanpa bantuan alat yang lain,
apabila menggunakan alat itupun relatif kecil.
Alat : butsir kawat, butsir kayu, alat pembentukan, meja putar (banding
wheel), spon busa, mangkuk, pisau, dan kain terpal atau goni.
Bahan : tanah liat plastis
Proses Pembentukan :
1. Ambil tanah liat secukupnya, buatlah bola padat, kemudian tekan pusat bola
dengan ibu jari.
2. Lakukan penekanan dengan ibu jari secara memutar pada dinding benda
diawali dari bawah terus naik sampai pada bagian bibir benda.
3. Lakukan pemijitan secara menyeluruh hingga terbentuk benda yang
diinginkan.
4. Rapikan bagian luar badan benda agar tampilan tampak selesai.
5. Tampilan kesan “selesai” dilihat dari samping dan atas.
21
b. Teknik Pilin (Coiling)
Teknik pilin merupakan salah satu cara pembentukan keramik yang
sudah lama dikenal orang. Pembentukan dengan teknik pilin ini dapat
memberikan keleluasaan untuk membuat benda keramik dengan ukuran
yang relatif lebih besar dan kompleks dengan bentuk yang sangat sederhana
hingga bentuk yang bervariasi.
Teknik ini merupakan gabungan dari pilinan tanah yang ditumpuk satu
persatu diantara pilinan yang lain sehingga menjadi sebuah/bentuk keramik.
Bentuk pilinan tersebut berfungsi sebagai dinding benda dan dekorasi.
Proses pembentukan benda dengan teknik ini membutuhkan kesabaran,
ketelitian, keterampilan tangan serta kepekaan tangan terhadap tanah liat
yang digunakan. Tampilan benda dari segi bentuk dengan teknik ini dapat
22
berupa seperti bentuk bulat (pada umumnya), segi empat, segi tiga, oval,
dan atau bentuk yang tidak beraturan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
• Tanah liat harus betul-betul plastis dan homogen.
• Diantara sambungan pilian jangan ada rongga udara, tetapi harus padat hal
ini untuk menghindari retak/pecah.
Alat : butsir kawat, butsir kayu, rib, kawat pemotong, spon busa, kuas,
jarum (needles), pisau, banding wheel, alas pembentukan, mangkok, kain
terpal, hand extruder.
Bahan : tanah liat plastis dan slip tanah liat
Proses pembentukan : Dalam teknik pilin sebelum membentuk terlebih
dahulu dipilin atau dibentuk menyerupai cacing, selanjutnya pilinan tersebut
disusun melingkar sempai tercapai bentuk yang diinginkan.
c. Teknik Lempeng (Slab Building)
Teknik lempeng digunakan untuk membuat bentuk-bentuk utamanya
bentuk yang memiliki sudut, seperti bentuk kubus, kotak, persegi panjang,
segi tiga, segi lima, hexagon, silinder, mangkok, vas dan lain sebagainya.
Dalam teknik lempeng di bedakan menjadi dua jenis tanah:
• Lempeng lunak (soft slabbing)
• Lempeng “keras” (hard slabbing)
23
Jenis lempengan dengan tanah lunak sangat responsive (memudahkan
untuk di bentuk), folding (dapat dilipat), crumpling (keriput/kusut), frilling
(rumbai-rumbai) dan mudah untuk di bengkokan. Teknik ini jika di kriya
tekstil hampir seperti membuat baju atau seni melipat kertas (origami).
Sedangkan lempeng “keras” sama seperti joinery
(menyambung/merangkai).
Produk yang dapat dibuat dengan teknik ini antara lain:
• Lempeng bentuk datar: berupa tegel, relief, papan nama, hiasan dinding
dan sebagainya.
• Lempeng lipat: wadah, standar buku, tempat surat dan lain-lain.
• Lempeng dengan acuan (former) berupa: berbagai bentuk wadah.
• Lempeng sambung produknya berupa: kotak, tempat alat tulis, asbak,
vas, tempat perhiasan dan lain sebagainya.
24
Dalam teknik slep, bahan terlebih dahulu dibuat menjadi lempengan
dengan ketebalan yang sama. Selanjutnya lempengan tersebut dibentuk
sesuai dengan kebutuhan.
B. Teknik Putar
Pembentukan dengan teknik putar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu teknik
teknik putar centering, teknik putar pilin, dan teknik putar tatap. Ketiga
keteknikan tersebut memiliki teknik dan hasil yang berbeda-beda. Teknik
putar centering biasanya dilakukan untuk membuat benda keramik dengan
ukuran yang terbatas. Teknik ini dilakukan dengan membentuk benda keramik
di atas meja putar dengan sekali putar, atau juga bisa menggabungkan dari
beberapa hasil putaran. Produk yang dihasilkan berupa: mangkok, piring,
cawan, vas bunga, pot, casserole, botol, tea set, mug, cangkir, wadah bertutup,
dan sebagainya.
Teknik putar tatap dilakukan untuk membuat produk-produk keramik yang
berukuran lebih besar yang tidak bisa dilakukan dengan teknik putar
centering. Teknik ini dilakukan dengan cara menggabungkan (menumpuk)
pilinan tanah liat yang kemudian diratakan agar menjadi kuat, demikian
25
seterusnya hingga membentuk benda keramik. Penggabungan pilinan tanah
liat biasanya setelah pilinannya kuat. Teknik putar tatap pada prinsipnya sama
dengan teknik putar pilin, yaitu dengan menggabungkan piliaan tanah liat
setelah ketinggian tertentu gabungan pilinan tersebut dipukul-pukul di bagian
luarnya dengan alat berupa kayu dan bagian dalamnya ditahan dengan alat
kayu (bahkan ada yang batu). Dengan teknik putar tatap ini benda yang
dihasilkan memiliki dinding yang lebih tipis namun lebih padat sehingga lebih
kuat. Produk yang dihasilkan dati teknik putar pilin dan puat tatap berupa: vas
besar, pot, besar, guci, kuali, gentong, dan sebagainya.
C. Teknik Cetak
Teknik pembentukan benda keramik dengan teknik cetak dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu: membentuk dengan teknik cetak tekan; membentuk
dengan teknik cetak tuang dengan model bebas dan model bubut, dan
membentuk dengan teknik cetak jigger. Membentuk benda keramik dengan
ketiga teknik cetak tersebut dilakukan dengan proses pembuatan model,
pembuatan cetakan dan pencetakan benda keramik baik dengan tanah liat
plastis maupun tanah liat tuang (slip).
Pembuatan benda keramik dengan teknik cetak merupakan salah satu
kompetensi yang memiliki keunggulan dalam proses produksi yaitu:
26
a. bentuk dan ukuran benda keramik sama,
b. dapat diproduksi dalam jumlah banyak/massal, dan
c. waktu yang relatif lebih cepat.
Saat ini banyak pabrik keramik di Indonesia yang memproduksi peralatan
rumah tangga, barang interior, saniter, alat teknik dan elektronik banyak
menggunakan teknik cetak baik cetak tekan maupun cetak tuang yang lebih
rumit dan canggih. Teknik ini juga semakin berkembang di perajin keramik
dengan bentuk-bentuk yang unik yang akan menarik konsumen. Gips sebagai
bahan utama dalam pembuatan cetakan harus benar-benar dipilih dengan baik
dalam arti gips tersebut memenuhi persyaratan untuk dibuat cetakan,
diantaranya adalah butiran gips halus, apabila dicampur air cepat hangat dan
mengeras serta memiliki daya serap tinggi (porous) terhadap slip tanah liat.
Hal ini dimaksudkan agar slip tanah liat yang dituang di dalamnya cetakan
gips akan mudah diserap dan menempel pada cetakan gips secara merata dan
membentuk dinding benda keramik, dengan demikian tanah liat akan
menyusut dan terlepas dari dinding cetakan gips sehingga mempermudah
melepas benda dari cetakan gips.
Perbedaan kualitas gips dapat dilihat dari:
1. Kekerasan bahan gips
2. Perbandingannya dengan air
3. Lamanya reaksi dengan air
Yang perlu diperhatikan dalam membuat adonan gips adalah ketepatan
campuran air dengan gips, apabila dalam campuran adonan gips terlalu
banyak air mengakibatkan hasil cetakan gips menjadi lama mengeras dan
lunak dan sebaliknya kalau terlalu sedikit air hasil cetakan gips menjadi lebih
cepat mengeras.
27
3. Pembakaran
Pembakaran adalah suatu reaksi yang cepat antara oksigen dengan
kumparan bahan bakar yang menghasilkan panas sebagai akibat reaksi kimia
antara kumparan bahan bakar dan oksigen. Oksigen yang berasal dari udara
mempunyai bagian volume sebesar 21%, Nitrogen 78%, dan molekul-molekul
gas lainnya 1%.
Proses pembakaran yaitu menggunakan kompor pembakar dengan
bahan bakar minyak memerlukan kecermatan dan ketelitian, yang akan
menentukan keberhasilan. Beberapa faktor yang akan sangat menentukan
keber-hasilan proses pembakaran, antara lain ialah
a. Jenis tungku pembakaran.
b. Kompor pembakar.
c. Cara pengoperasian.
d. Bahan bakar.
Secara keseluruhan, proses pembakaran dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
tingkatan sebagai berikut:
1. Tahap Pengeringan
Pada tahap ini terjadi penguapan air mekanis, yaitu sisa air
pembentukan atau yang terikat karena kelembaban udara. Jumlah air yang
terkandung
dalam tanah liat (massa badan benda) tergantung dari :
1. Cara pembentukan barang
2. Pengeringan sebelum dibakar
3. Jenis tanah liat yang digunakan
Bila pengeringan sebelumnya kurang efektif, apalagi jika
pembentukannya dengan cara basah maka kandungan airnya tinggi. Pada
massa bodi dengan butiran halus akan menyerap lebih banyak air.
Demikian juga berbagai jenis tanah liat akan menyerap air yang berbeda,
dan melepaskannya pada suhu yang berbeda pula. Selain faktor tersebut di
28
atas, kelembaban udara juga akan mempengaruhi kadar air keramik mentah
(massa badan benda). Bila dibiarkan dalam ruangan yang lembab keramik
mentah akan menyerap uap air dari udara sampai mencapai kondisi
seimbang. Barang keramik mentah disebut kering bila kadar airnya kurang
dari 5%.
Untuk menentukan berapa suhu berakhirnya tahap pengeringan ini,
sangatlah sulit. Namun umumnya suhu 50°C dianggap sebagai suhu akhir
tahap pelepasan air mekanis, atau tahap terjadinya penyusutan. Agar
pengeluaran air dapat berlanjut dan tidak membahayakan benda keramik
mentah karena susut, maka kenaikan suhu harus dijaga, tidak boleh terlalu
cepat.
2. Pemanasan Pendahuluan
Pada tahap ini terjadi pembakaran kimia, yaitu proses pelepasan air
kristal,
penguraian menjadi oksida-oksida dan oksidasi. Tahap ini secara normal
dianggap mulai dari 300°C sampai 800°C, pada daerah temperatur reaksi
kimia yang umum terjadi pada periode ini adalah:
1. Dekomposisi (penguraian) dari garam-garam sulfat atau karborat
menjadi oksida-oksida basa, serta penguraian komponen tanah liat
menjadi oksida-oksidanya. Disini oksida basa dan asam mulai bereaksi.
Bila jumlah basa cukup, maka akan menurunkan titik lebur senyawa
silika dan mulai terbentuk gelas.
2. Oksida terjadi pada periode ini, komponen yang paling mudah
teroksidasi adalah karbon, sulfur dan besi.
3. Pembakaran
Tahap pembakaran penuh, merupakan reaksi-reaksi fisika dan kimia
yang telah dimulai sebelumnya dan akan berlangsung terus dengan
kecepatan yang lebih tinggi. Pada tahap ini terjadi rekasi-reaksi
rekombinasi, peleburan sebagian dan dekristalisasi. Bila suhu dinaikkan
29
lagi atau waktunya lebih lama, hasil peleburan akan menembus ke pori-pori
yang lebih dalam dan menghasilkan bahan padat.
Tahap Pembakaran Biskuit
Perubahan yang terjadi dalam pembakaran barang-barang keramik akan
tergantung dari komposisi campuran bahan yang dipakai untuk bodi, suhu
pemanasan dan kondisi pembakaran/suasana pembakaran (oksidasi, reduksi
dan netral). Secara keseluruhan pembakaran biskuit dapat di bagi menjadi
empat tahap yaitu:
a. Tahap Penguapan (water smoking)
Adalah tahapan pelepasan air mekanis, untuk menetapkan suhu berapa
berakhirnya tahap pengeringan sangatlah sulit, tetapi 1500C dianggap
sebagai suhu akhir tahap pelepasan air mekanis.
b. Tahap Dehidrasi
Pada tahap ini pembakaran dilakukan secara perlahan-lahan karena apabila
pada tahap ini tungku terlalu cepat dipanaskan bisa mengakibatkan barang-
barang keramik meledak/pecah. Air yang terkombinasi secara kimia
dilepaskan dari badan keramik pada suhu antara 2000C dan 4600C.
c. Tahap Oksidasi
Tahap ini terjadi pada suhu berkisar antara 4000C-11000C. Saat tanah liat
dibakar, apabila oksidasi kandungan karbon tak sempurna maka akan
mengakibatkan adanya bintik-bintik hitam dan lubang-lubang kecil pada
permukaan badan keramik. Hal ini akan berdampak pula pada gerakan dan
panas glasir menjadi tidak merata.
d. TahapVitrifikasi
Pada tahap pematangan bodi ini suhu sekitar 9000C. Pada tahap ini terjadi
peleburan dan rekristalisasi. Bila suhunya dinaikkan lagi, leburan akan
menembus kepori-pori yang lebih dalam dan menghasilkan bahan padat.
Pada tahap ini flux, akan bereaksi dengan tanah liat dan cenderung
30
melunak, akhirnya bila suhunya diatas titik vitrifikasi akan keluar gas
sehingga muncul gelembung yang kemudian melepuh. Hal ini karena flux
dalam badan mendidih.
e. Tahap soaking
Proses pembakaran yang telah cukup temperaturnya perlu dipertahankan
beberapa saat (soaking period), agar reaksi-reaksi yang terjadi merata pada
seluruh bagian keramik. Apabila proses soaking period dianggap telah
cukup, tungku dapat dimatikan dan didinginkan dalam waktu yang cukup,
atau minimal 18 jam. Setelah tungku dingin, dan suhu telah mencapai
dibawah 1000C, tungku dapat di buka sedikit, beberapa saat kemudian
barang-barang dapat dibongkar/di keluarkan.
Prinsip-Prinsip Reaksi Pembakaran
Bahan bakar kayu, arang, minyak untuk pembakaran dalam tungku
merupakan bahan bakar yang mengandung karbon dan akan bereaksi dengan
oksigen (udara) sehingga membangkitkan panas. Dalam reaksi pembakaran
ini yang utama adalah bagaimana mengalirkan udara secukupnya dengan
mengandung oksigen pada bahan bakar yang mengandung karbon. Pada
prinsipnya, sebelum proses pembakaran terjadi, bahan bakar yang berbentuk
padat (kayu dan arang) maupun cairan (minyak) harus berubah menjadi gas
agar dapat menimbulkan panas. Perubahan bahan bakar menjadi gas hanya
akan terjadi apabila suhu pembakaran naik. Semakin tinggi suhu maka
semakin cepat terjadi proses pembakaran. Selama proses pembakaran
berlangsung perlu ada pengendalian dalam hal berikut:
a. Temperatur
Temperatur atau suhu selama proses pembakaran dapat diukur dengan
thermocouple dan pyrometer yang terpasang dalam tungku pembakaran.
b. Kecepatan Kompor Pembakar (Burner)
31
Kecepatan pembakaran dapat diatur dengan menambah atau mengurangi
jumlah bahan bakar dalam ruang pembakaran dengan mengatur kran bahan
bakar. Dengan menambah bahan bakar, udara yang masuk dan diperlukan
untuk pembakaran harus ditambah sehingga ada keseimbangan. Kecepatan
pembakaran dapat dikontrol melalui thermocouple atau pyrometer dan
disesuaikan dengan trayek pembakaran yang direncanakan.
c. Waktu
Waktu yang dibutuhkan dalam proses pem-bakaran ditentukan oleh tiga
faktor, yaitu tinggi rendahnya suhu pembakaran yang akan dicapai, kecepatan
kenaikan suhu, dan yang penting kapasitas tungku pembakaran. Makin besar
kapasitas tungku pembakaran makin lama waktu yang diperlukan untuk
pembakaran.
d. Tarikan Cerobong
Tarikan cerobong diatur oleh skep atau damper yang dipasang antara tungku
dan cerobong. Tarikan cerobong akan mempengaruhi efisiensi pemakaian
bahan bakar dan kenaikan suhu. Bila tarikan cerobong terlalu tinggi/cepat gas
panas tidak memiliki cukup waktu untuk memberikan panas kepada benda
keramik sehingga dibutuhkan bahan bakar yang lebih banyak untuk dapat
menaikkan suhu. Kalau tarikan cerobong terlalu kecil/rendah maka
pembakaran tidak lancar dan panas tidak merata.
e. Suasana Pembakaran (oksidasi, reduksi, dan netral)
Suasana pembakaran yang dimaksud adalah oksidasi, reduksi, atau netral.
Suasana oksidasi akan terjadi bila udara yang diperlukan untuk pembakaran
berlebihan dibanding dengan bahan bakar, reduksi akan terjadi apabila udara
yang dibutuhkan kurang sedangkan netral akan terjadi bila udara dan bahan
bakar seimbang.Berikut ini Anda akan memahami pengertian istilah dalam
pembakarn tersebut yaitu :
32
1. Pembakaran oksidasi
Adalah suatu proses pembakaran dimana jumlah oksigen yang dibutuhkan
berlebihan, artinya semua unsur bahan bakar terbakar habis, tetapi dalam
gas hasil pembakaran masih terkandung oksigen. Pada pembakaran
oksidasi nyala api cenderung lebih pendek dan lebih jernih.
2. Pembakaran reduksi atau disebut pembakaran tak sempurna
Adalah suatu proses pembakaran dimana jumlah oksigen yang dibutuhkan
kurang dan didalam gas hasil pembakaran masih mengandung unsur bahan
bakar, sehingga kekurangan oksigen ini diambil dari oksigen yang ada pada
benda yang ibakar. Nyala api cenderung lebih panjang dan kadang-kadang
berasap (hitam).
3. Pembakaran netral
Adalah suatu poses pembakaran yang berlangsung dengan sempurna. Pada
pembakaran ini, perbandingan jumlah molekul bahan bahan bakar terbakar
habis dan tak ada kelebihan oksigen.
Pembakaran Tunggal
Ada dua cara untuk melapisi benda keramik dengan glasir. Pertama, glasir
dilapiskan pada benda keramik yang sudah dibakar biskuit dan dibakar
kembali untuk mematangkan glasir dan biskuitnya. Kedua, glasir dilapiskan
pada benda mentah (belum dibakar), artinya pematangan glasir sekaligus
dilaksanakan bersama dengan pematangan tanah liat. Cara kedua tersebut
disebut dengan pembakaran tunggal (single firing). Bahan glasir yang
digunakan adalah bahan-bahan glasir temperatur rendah, atau temperature
menengah. Suhu bahan glasir disesuaikan dengan suhu matang tanah liat yang
melapisi. Pada prinsipnya, bahan glasir untuk benda yang telah dibakar biskuit
dengan benda mentah (belum dibakar) sama. Faktor yang lebih esensi adalah
bahwa glasir harus melekat dengan baik pada badan benda tanpa mengelupas.
Pengglasiran pertama dilakukan pada bagian dalam benda, dan selanjutnya
33
bagian luar. Pengglasiran di lakukan dengan cepat, dan hati-hati pada waktu
mengangkat/memegang, sebab kekuatan benda mentah sangat tergantung
pada kekuatan tanah liat. Sering kali ada keretakan/pecah langsung setelah
pengglasiran.
1. Proses Pembakaran Tunggal
Pada prinsipnya proses pembakaran tunggal sama dengan proses
pembakaran biskuit. Sedangkan prinsip penyusunan benda mentah
berglasir sama dengan cara menyusun benda biskuit berglasir. Pada
pembakaran awal dilakukan dengan sangat hati-hati, dan dilaksanakan
sama seperti pada tahap-tahap dalam pembakaran biskuit. Selama
pembakaran diperlukan lubang-lubang ventilasi secukupnya untuk
memberi jalan keluar bagi gas hidrokarbon dari badan benda. Pembakaran
tunggal merupakan pembakaran kombinasi antara pembakaran biskuit dan
pembakaran glasir, maka akan memerlukan waktu yang lama, apabila
dibandingkan dengan hanya pembakaran biskuit. Interaksi antara badan
dan glasir akan menjadi lebih besar dibandingkan pengglasiran pada benda
biskuit, karena badan keramik akan banyak menyerap glasir.
2. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan pembakaran tunggal
a. Efisien dari segi penggunaan bahan bakar, baik dengan bahan bakar
minyak, gas atau energi listrik.
b. Biaya operasional dapat ditekan, sangat berbeda bila dilakukan dengan
pembakaran dua kali/biskuit.
c. Tungku cenderung lebih awet.
Kerugian pembakaran tunggal
a. Bila benda mentah berglasir tidak dibakar sesuai prosedur, maka gas
terlepas dengan sempurna, gas tadi dapat menguap dan
menembus/membelah lapisan glasir. Bila ini terjadi akan timbul
belangbelang, kesalahan ini disebut crawling.
34
b. Bila pada pembakaran awal bendanya pecah, dan pecahan menyebar
disekelilingnya, maka pecahan akan menempel pada benda lain ketika
glasir telah menjadi matang.
c. Kerusakan yang disebabkan teknik single firing adalah: glasir meloncat,
badan meng-gelembung, dan terdapat gelembung-gelembung udara
didalam glasir.
4. Pengglasiran
Proses Penyiapan Glasir
Penyiapan glasir yang dilakukan berdasarkan perbandingan bahan-bahan yang
digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Penyiapan glasir dari bahan-bahan mentah siap pakai
2. Penyiapan glasir dari campuran glasir siap pakai
Proses penyiapan glasir dari bahan mentah dilakukan sebagai berikut:
1. Siapkan bahan-bahan glasir yang akan digunakan untuk membuat campuran
glasir (feldspar, whiting, kaolin, silika, zinc oxide, rutile dan oksida copper).
2. Hitunglah jumlah kebutuhan masing-masing bahan glasir sesuai resep glasir
yang akan dibuat sebanyak 2 kg.
Mat glaze cone 4 – 5 (11860C – 11960C)
3. Timbanglah masing-masing bahan glasir sesuai jumlah yang dibutuhkan,
kemudian timbang juga bahan pewarna (oksida atau stain) sesuai dengan
kebutuhan.
35
4. Campurkan semua bahan glasir yang telah ditimbang ke dalam
ember/Waskom plastik, kemudian masukkan bahan pewarna glasir yang telah
ditimbang ke dalam campuran glasir.
5. Masukkan campuran bahan glasir dari ember ke dalam malpot/jarmill,
kemudian masukkan bola-bola porselin yang berfungsi sebagai penghalus
bahan glasir Ukurlah kebutuhan jumlah air dengan gelas ukur dan masukkan
ke dalam campuran glasir, kemudian menutup malpot/jarmill dengan rapat.
6. Letakkan malpot yang telah berisi glasir di atas roll putar pada ball mill,
kemudian hidupkan mesin ball mill selama 2 jam, jika perlu lakukan
penggilingan sekali lagi agar bahan-bahan glasir menjadi halus.
7. Saringlah campuran glasir yang telah digiling dengan menggunakan saringan
mesh 120-200 dan masukkan ke dalam pada ember/Waskom plastic.
8 Berilah label pada wadah tersebut sesuai dengan nama glasir, temperatur dan
pewarna yang digunakan, serta tanggal pembuatan pada ember/ waskom
plastik agar diketahui jenis glasirnya.
Teknik Pengglasiran
Mengglasir pada dasarnya adalah melapisi benda keramik biskuit dengan
lapisan tipis seperti gelas yang melekat menjadi satu pada permukaan badan
keramik melalui proses pembakaran. Sebelum melaksanakan pengglasiran benda
keramik, yang perlu diperhatikan adalah mengetahui jenis badan tanah liat yang
digunakan untuk membuat badan benda keramik serta temperatur bakar glasir
yang digunakan, hal ini penting karena dalam mengglasir benda keramik harus
ada kesesuaian antara jenis badan keramik dengan temperatur glasir yang
digunakan, apabila terjadi ketidaksesuaian antara jenis badan keramik dengan
36
glasirnya maka badan keramik akan meleleh atau glasir tidak matang dan bahkan
seperti hilang.
Glasir yang diterapkan pada barang-barang keramik dapat berfungsi :
1. Menambah keindahan barang-barang keramik
2. Menambah kekuatan permukaan barang-barang keramik
3. Membuat barang-barang keramik tidak tembus gas atau cairan
4. Memberikan sifat higienis pada alat makan minum (glasir non toxic)
Perkembangan produk keramik saat semakin meningkat, banyak industry
yang memproduksi benda keramik berglasir, sehingga dengan menguasai
kompetensi mengglasir benda keramik, memberikan peluang pekerjaan sesuai
kebutuhan industri keramik.
Jenis keramik menurut menurut bahan yang digunakan dan suhu bakarnya dapat
dibedakan menjadi:
1. Earthenware (9000C-11800C)
2. Stoneware (12000C-13000C)
3. Porselin (13000C-14500C)
Dengan mengetahui jenis keramik tersebut maka dapat dihindari penggunaan
glasir yang tidak sesuai dengan temperaturnya, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari sejak awal kesalahan yang timbul setelah pembakaran glasir.
Pada dasarnya proses pengglasiran benda keramik adalah proses melapisi
benda keramik mentah dan biskuit dengan bahan glasir dengan berbagai teknik
yaitu:
a. Teknik Tuang (pouring)
Pengglasiran benda keramik dengan teknik tuang (pouring) merupakan teknik
pengglasiran benda keramik yang dilakukan dengan cara menuang larutan
glasir pada benda keramik, teknik tuang ini pada biasanya dilakukan untuk
mengglasir bagian dalam benda keramik.
Proses pengglasiran dilakukan dengan cara menuang larutan glasir ke dalam
benda keramik, kemudian memutar benda keramik sehingga glasir menutup
37
seluruh permukaan bagian dalam, selanjutnya tuang kembali glasir ke dalam
ember/waskom plastik. Setelah kering lakukan pengglasiran pada bagian luar
benda keramik dengan meletakkannya di atas waskom dengan ditopang dua
papan kayu kemudian tuang glasir pada permukaan bagian luar benda keramik.
Pengglasiran dengan teknik tuang ini sering digabung dengan teknik semprot
untuk mengglasir pada bagian luar benda keramik.
b. Teknik Celup (dipping)
Pengglasiran dengan teknik celup ini dilakukan dengan cara memasukkan atau
mencelupkan benda keramik ke dalam larutan glasir menggunakan tang
pencelup (dipping tong) atau dengan tangan secara langsung.Teknik celup ini
merupakan teknik terbaik untuk menghasilkan permukan glasir yang merata,
tetapi terbatas pada benda-benda yang tidak terlalu besar. Yang perlu
diperhatikan adalah waktu untuk mencelup benda keramik ke dalam larutan
glasir, karena jika terlalu lama akan membentuk lapisan yang tebal. Bekas
jepitan dipping tong perlu diratakan permukaannya agar tidak mengalami cacat
pengglasiran.
c. Teknik Semprot (spraying)
Pengglasiran benda keramik dengan teknik semprot (spraying) dilakukan
dengan cara menyemprotkan larutan glasir pada benda keramik menggunakan
spray gun atau air brush di dalam alat pengglasiran (spray booth). Benda yang
akan diglasir diletakkan di atas banding wheel kemudian sambil diputar
lakukan penyemprotan glasir. Mengglasir benda-benda keramik dengan teknik
semprot ini memerlukan peralatan yang cukup rumit. Pengglasiran dilakukan
dengan cara menyemprotkan larutan glasir menggunakan spray gun atau air
brush dengan udara kompresor di dalam spray booth. Jarak penyemprotan
sebaiknya sekitar 30–40 cm dengan arah melingkar (searah jarum jam), naik-
turun, dan kiri-kanan sambil benda keramik diputar. Yang perlu diperhatikan
mengglasir dengan teknik semprot ini adalah ketebalan lapisan glasir pada
permukaan benda keramik, karena kalau terlalu tebal glasir akan meleleh tetapi
38
kalau terlalu tipis glasir seperti tidak matang dan kasar. Apabila pada saat
mengglasir benda keramik terlalu basah oleh glasir biarkan hingga kering dan
dapat dilanjutkan lagi.
d. Teknik Kuas (brush)
Pengglasiran benda keramik dengan teknik kuas (brush) dilakukan dengan cara
melapiskan larutan glasir pada benda keramik menggunakan kuas, teknik ini
pada umumnya untuk membuat dekorasi saja. Pelapisan larutan glasir
dilakukan dengan dua arah yang berbeda yaitu secara vertikal dan horizontal
sehingga benda keramik akan terlapisi dengan sempurna. Lapisan pertama
dilakukan sampai seluruh permukaan benda keramik tertutup rata dan menjadi
kering, setelah itu lakukan pelapisan yang kedua.
PEMBUATAN KERAMIK INDUSTRI
Keramik industri dibuat dari bubuk yang telah diberi tekanan
sedemikian rupa kemudian dipanaskan padatemperatur tinggi. Keramik
tradisional seperti porcelain, ubin (keramik lantai) dan tembikar dibuat dari
bubuk yang terdiri dari berbagai material seperti tanah liat (lempung), talc,
silika dan faldspar. Akan tetapi sebagian besar keramik industri dibentuk dari
bubuk kimia khusus seperti silikon karbida, alumina dan barium titanate.
Material yang digunakan untuk membuat keramik ini biasanya digali dari perut
bumi dan dihancurkan hingga menjadi bubuk. Produsen seringkali memurnikan
bubuk ini dengan mencampurkannya dengan suatu larutan hingga terbantuk
endapan pengotor. Kemudian endapan tadi disaring dan bubuk material keramik
dipanaskan untuk menghilangkan impuritis dan air. Hasilnya, bubuk dengan
tingkat kemurnian tinggi dan berukuran sekitar 1 mikrometer (0.0001
centimeter).
A. Pembentukan
39
Setelah pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan
untuk meekatkan bubuk keramik dan menjadikannya mudah dibentuk.
Plastik juga dapat ditambahkan untuk mendapatkan kelenturan dan
kekerasan tertentu. Bubuk tersebut dapat menjadi bentuk yang berbeda-
beda dengan beragam proses pembentukan (molding). Proses
pembentukan ini diantaranya adalah slip casting, pressure casting,
injection molding, dan extruction. Setelah dibentuk, keramik kemudian
dipanaskan dengan proses yang dikenal dengan nama densifikasi
(densification) agar material yang terbantuk lebih kuat dan padat.
1. Slip Casting. Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang
berlubang. Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang
berlubang-lunagng kecil dan memanfaatkan daya kapilaritas air.
2. Pressure Casting. Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan pada
cetakan dan diberi tekanan. Tekanan tersebut membuat bubuk keramik
menjadi lapisan solid keramik yang berbentuk seperti cetakan.
3. Injection Molding. Proses ini digunakan untuk membuat objek yang
kecil dan rumit. Metode ini menggunaan piston untuk menekan bubuk
keramik melalui pipa panas masuk ke cetakan. Pada cetakan tersebut,
bubuk keramik didinginkan dan mengeras sesuai dengan bentuk
cetakan. Ketika objek tersebut telah mengeras, cetakan dibuka dan
bagian keramik dipisahkan.
4. Extrusion. Extrusion adalah proses kontinu yang manama bubuk
keramik dipanaskan didalam sebuah tong yang panjang. Terdapat
baling-baling yang memutar dan mendorong material panas tersebut
kedalam cetakan. Karena prosesnya yang kontinu, setelah terbentuk
dan didinginkan,keramik dipotong pada panjang tertentu. Proses ini
digunakan untuk membuat pipa keramik, ubin dan bata modern.
B. Densifikasi
40
Proses densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk
menjadikan sebuah keramik menjadi produk yang keras dan padat.
Setelah dibentuk, keramik dipanaskan pada tungku (furnace) dengan
temperatur antara 1000 sampai 1700 C. Pada proses pemanasan, partikel-
partikel bubuk menyatu dan memadat. Proses pemadatan ini
menyebabkan objek keramik menyusut hingga 20 persen dari ukuran
aslinya. Tujuan dari proses pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan
kekerasan keramik dengan mendapatkan struktur internal yang tersusun
rapih dan sangat padat.
8. Dekorasi Pembentukan Keramik
Pada bagian ini akan membahas dekorasi dalam proses pembentukan yang
meliputi dekorasi marbling, nerikomi dan agateware. Bila ditinjau dari awalnya
maka dapat dikatakan bahwa agate (ware) merupakan induk dari beberapa jenis
dekorasi yang secara spesifik mempunyai nuansa yang berbeda kendati secara
prinsip prosesnya sama dilakukan ketika proses pembentukan berlangsung dengan
memanfaatkan perbedaan lapisan tanah warna.
Pada zaman Tang di Cina teknik ini terkadang ditambah hiasan cap yang
diterapkan pada cangkir, mangkok atau vas. Beberapa teknik yang kelihatan mirip
dengan cara yang sama di Jepang dikenal dengan neriage yang mempunyai pola
hiasan yang sangat terkontrol, di Amerika khususnya hiasan semacam ini dikenal
dengan istilah “scroddled ware”. Agateware dapat dibuat dengan menggunakan
cetakan dimana pola lapisan tanah yang berbeda warna menyerupai batu alam,
marmer ataupun batu akik akan kelihatan lebih tampak, selain itu dapat juga
dibuat dengan teknik putar yang dikenal dengan marbling body. Paul Philip
menggunakan bentuk agate inlay dengan cara membuat alur pada dinding
keramik yang ditoreh dan memasukkan slip kedalam torehan tersebut. Dari semua
aplikasi agate yang mempunyai cara dan ciri yang khusus dalam tekniknya dapat
41
dibedakan menjadi beberapa teknik seperti inlay, laminasi, marquetry dan
neriage. Permukaan dekorasi dengan efek sama dengan agate tetapi menggunakan
slip warna dikelompokkan dengan marbled ware. Neriage ataupun neritage
sendiri di Jepang dikenal dengan istilah nerikomi yang kemungkinan berasal dari
Cina yang kemudian menjadi populer di Jepang.
Teknik nerikomi merupakan pola yang lebih menyerupai mosaik yang
diintegrasikan dari bagian atau blok lempengan tanah liat yang sudah dibuat
secara berlapis dan berpola. Masing-masing bagian disambung atau dilekatkan
dengan menggunakan slip, pembuatannya memerlukan perencanaan/desain yang
baik, ketelitian, ketekunan dan kesabaran yang tinggi. Teknik ini dilakukan
dengan menggunakan cetakan, pola lempengan lapisan tanah berbeda warna
menjadi bentuk seperti mangkok, piring atau bentuk lain. Ketika hampir kering
permukaannya perlu sedikit “dikupas” dan dihaluskan menggunakan serat
sehingga pola hiasannya menjadi lebih tegas. Teknik ini juga digunakan untuk
membuat perhiasan seperti anting, kalung dan sebagainya.
Ketiga jenis dekorasi yang akan kita pelajari ini pada prinsipnya tidak jauh
berbeda atau mirip, hanya secara spesifik memang mempunyai proses, teknik dan
tampilan yang berbeda. Beberapa hal yang perlu ditekankan dalam membuat
dekorasi di atas adalah penggunaan lapisan tanah yang berbeda tetapi dengan
penyusutan yang sama, sebab bila kita gunakan tanah liat dengan penyusutan
yang berbeda akan menimbulkan masalah dalam pengeringan dan pembakaran.
8.1 Dekorasi Marbling Body
Dekorasi marbling body dilakukan pada teknik pembentukan putar dengan
sedikit pengulian setelah tanah yang berbeda warna disatukan, hasilnya adalah
pola hiasan tanah berwarna yang lebih spontan mengikuti proses pembentukan
putaran.
42
8.2 Dekorasi Nerikomi
Dekorasi nerikomi dilakukan dengan membuat lempengan tanah liat berwarna
yang dibuat kepingan polanya, kemudian disusun dengan pola tertentu dalam
cetakan dengan cetak tekan dan masing-masing pola bagian disatukan
menggunakan slip tanah liat, hasilnya menyerupai mosaik.
8.3 Dekorasi Agateware
Dekorasi agateware merupakan proses dekorasi yang menggunakan lapisan
tanah berbeda warna yang disatukan membentuk pola hiasan menyerupai marmer,
batu hiasan dibuat dalam proses pembentukan dengan cetakan atau putaran.
43
9. Glasir
9.1 Pengertian Glasir
Glasir merupakan material yang terdiri dari beberapa bahan tanah atau batuan
silikat dimana bahan-bahan tersebut selama proses pembakaran akan melebur dan
membentuk lapisan tipis seperti gelas yang melekat menjadi satu pada permukaan
badan keramik.
Glasir merupakan kombinasi yang seimbang dari satu atau lebih oksida basa
(fux), oksida asam (silika), dan oksida netral (alumina), ketiga bahan tersebut
merupakan bahan utama pembentuk glasir yang dapat disusun dengan berbagai
kompoisisi untuk suhu kematangan glasir yang dikehendaki.
Dalam pengertian yang sederhana untuk membuat glasir diperlukan tiga bahan
utama, yaitu:
• Silika: berfungsi sebagai unsur penggelas (pembentuk kaca)
Silika (SiO2) juga disebut flint atau kwarsa yang akan membentuk lapisan gelas
bila mencair dan kemudian membeku. Silika murni berbentuk menyerupai kristal,
dimana apabila berdiri sendiri titik leburnya sangat tinggi antara yaitu 16100C-
17100C.
• Alumina: berfungsi sebagai unsur pengeras
Al2O3 yang digunakan untuk menambah kekentalan lapisan glasir, membantu
membentuk lapisan glasir yang lebih kuat dan keras serta memberikan kestabilan
44
pada benda keramik. Yang membedakan glasir dengan kaca/gelas adalah
kandungan alumina yang tinggi.
• Flux: berfungsi sebagai unsur pelebur (peleleh)
Digunakan untuk menurunkan suhu lebur bahan-bahan glasir. Flux dalam bentuk
oksida atau karbonat yang sering dipakai adalah timbal/lead, boraks,
sodium/natrium, potassium/kalium, lithium, kalsium, magnesium, barium,
strontium, bersama-sama dengan oksida logam seperti: besi/iron, tembaga, cobalt,
mangaan, chrom, nickel, tin, seng/zinc, dan titanium akan memberikan warna
pada glasir, juga dengan bahan yang mengandung lebih sedikit oksida seperti:
antimoni, vanadium, selenium, emas, cadmium, uranium.
Dua jenis fux yang umum digunakan pada glasir bakaran rendah yaitu:
• Lead oksida: lead carbonat, red lead, galena, litharge.
• Campuran alkaline: borax, asam borat, colemanite, soda ash, lithium
karbonat, sodium karbonat.
Sedangkan flux untuk glasir bakaran tinggi yaitu: kalsium karbonat (whiting),
dolomite (mengandung kalsium dan magnesium), dan barium karbonat.
Derajat Keaktifan flux Sangat aktif
PbO Timbal sangat aktif Sangat aktif
Na2O Natrium/sodium
K2O Potassium/kalium
Li2O Litium
SrO Strontium
BaO Barium
ZnO Seng
Cao Kalsium
MgO Magnesium Tidak aktif
45
9.2 Bahan Glasir
Beberapa bahan yang sering digunakan untuk membuat glasir transparan,
penutup, matt, dan kristal, diantaranya adalah:
Silika (SiO2)
Bahan yang praktis ada pada setiap jenis glasir yang berfungsi sebagi unsur
penggelas, sumber utama adalah flint. Sedangkan kwarsa/quartz adalah jenis
silika dalam keadaan murni dan berujud kristal. Silika biasanya bergabung dengan
oksida-oksida lain yang disebut Silikates seperti: kaolin/china clay, feldspar,
nepheline syenite, lepidolite, petalite, spodumene, dll.
Boric oxide (B2O3)
Bahan yang bertindak sebagai pendorong pembentuk gelas, dapat dimasukkan
dalam bentuk borax (Na2O 2B2O3 10H2O) tetapi larut dalam air, barium oxide inii
penting sebagai bahan pelebur.
Feldspar
Ada dua jenis Feldspar yang umum digunakan, yaitu:
• Potash feldspar (K2O Al2O3 6SiO2)
• Soda feldspar (Na2O Al22O3 6 SiO2)
Kedua bahan tersebut banyak dipakai sebagai pelebur untuk keramik putih, juga
sebagai bahan pengeras dan penambah kilap glasir.
Kapur/Calcium oxide (CaO)
Bahan pelebur untuk glasir bakaran menengah dan tinggi, juga memberikan
pelengketan glasir pada badan keramik. CaO dapat diperoleh dari kalsium
karbonat (whiting) atau batu gamping. Kandungan kapur yang terlalu banyak
pada glasir akan menyebabkan devitrifikasi (pembentukan kristal kembali) dan
menyebabkan glasir menjadi matt.
Alumina (Al2O3)
Bahan yang praktis ada pada setiap jenis glasir yang berfungsi meningkatkan daya
tahan, kekerasan, dan kilap serta mengurangi pemuaian glasir. Dalam pembuatan
46
glasir alumina sering disebut refractory element, karena mempunyai titik lebur
yang tinggi (20500C). Untuk menghasilkan glasir yang mengkilap perbandingan
antara alumina dan silika adalah 1 : 4 dan 1 : 6. Alumina dapat diperoleh dari
feldspar, tanah, atau batuan lainnya.
Barium oxide (BaO)
Barium Oxide dipakai sebagai bahan pelebur yang sekaligus bahan pembantu
pembentuk glasir matt, dalam jumlah sedikit bahan ini akan menambah kilap
glasir.
Timbal oksida/Plumbum oxide/Lead oxide (PbO)
Bahan pelebur yang umum digunakan dalam glasir dan menyebabkan glasir
sangat mengkilap, campuran silika dan lead oxide dapat dipakai untuk membuat
glasir temperatur menengah. Lead oxide merupakan bahan yang beracun sehingga
jarang digunakan lagi.
Zinc oxide (ZnO)
Dipakai sebagai bahan pelebur, untuk mencegah retak-retak dan apabila dipakai
bersama alumina akan menambah putihnya glasir opaque (penutup). Bila dalam
pemakaian kandungan ZnO dinaikkan glasir menjadi matt. Pendinginan yang
cepat dari glasir ini akan menyebabkan pembekuan kristal ZnO, cara ini dipakai
untuk membuat glasir kristal.
Dolomite (CaMg(CO3)2)
Merupakan magnesium dengan karbonat ganda, bahan ini secara efektif
digunakan dalam glasir stoneware dan akan memberikan tekstur serta warna yang
menarik pada pembakaran reduksi. Bila ditambahkan pada glasir stoneware dalam
jumlah sedikit akan bertindak sebagai flux, tetapi bila ditambahkan antara 10%-
25% akan menjadikan matt.
Magnesium carbonate/Magnesit (MgCO3)
Merupakan mineral yang tahan api, bertindak sebagai penutup sampai suhu
11700C setelah itu bahan ini akan menjadi flux yang aktif. Dalam proses
pendinginan bahan ini akan berkristal dan memberikan glasir penutup yang matt.
47
Colemanite/Gerstley borate/Calcium borate (2CaO. 3B2O3 .5H2O)
Mineral yang mengandung flux yang sangat menguntungkan, pemakaian bahan
ini yang terlalu banyak akan menyebabkan glasir meleleh pada shelves (plat tahan
api).
Kaolin/China clay (Al2O3 .2SiO2 .2H2O)
Bahan yang dalam glasir berfungsi sebagai sumber alumina dan silica sehingga
dapat berfungsi untuk menambah kekuatan dan kekerasan glasir sekaligus untuk
menambah kilap glasir. Bahan ini juga banyak digunakan untuk badan benda
keramik.
Rutile/Titanium oxide (TiO2)
Rutile adalah titanium oxide dalam keadaan alami. Kadang-kadang dalam
keadaan tidak murni tercampur besi oksida dan vanadium oksida. Dalam glasir
bahan ini berfungsi sebagai penutup/opacifier.
Tin oxide/Stannic oxide (SnO2)
Bahan ini terutama berfungsi sebagai opacifier dalam glasir. Harganya mahal
karena mempunyai data tutup yang lebih besar daripada opacifier lainnya.
Talk (3MgO.4SiO2.H2O)
Bahan ini banyak mengandung magnesium. Dalam glasir berfungsi sebagai
pengisi/filler dan bahan penutup. Bahan keramik yang dicampur dengan talk
sangat tahan terhadap perubahan suhu yang mendadak. Keuntungan talk lainnya
adalah gelasir dapat menyesuaikan diri dengan bahan yang mengandung talk
tanpa ada retak-retak yang tertunda, mudah dijadikan massa tuang tetapi sukar
untuk diputar, mensuplai flux dan silika untuk bahan keramik putih bakaran
rendah.
9.3 Bahan Pewarna Glasir
Berbagai macam oksida Logam atau pigmen warna (stain) dapat ditambahkan
untuk memberikan warna pada glasir yang digunakan. Sedangkan untuk
mendapatkan glasir penutup atau matt dapat ditambahkan beberapa oksida yang
dapat memberikan sifat dop seperti : oksida timah/tin (SnO2), oksida zircon
48
(ZrO2), oksida calcium (CaO), oksida zinc (ZnO), magnesium carbonate (MgO),
dll.
9.3.1 Oksida Pewarna
Oksida pewarna merupakan kombinasi (persenyawaan) suatu senyawa oksigen
dengan unsur lain. Di dalam keramik senyawa oksida logam digunakan sebagai
sumber pewarna, penggunaan oksida pewarna dalam glasir dapat berdiri sendiri
atau campuran dari beberapa oksida pewarna. Yang perlu diperhatikan adalah
persentase yang digunakan dalam suatu formula glasir.
Pewarna oksida tunggal
Tabel 1. Daftar pewarna oksida dan hasil bakar oksidasi
49
Tabel. 2. Daftar Pewarna oksida dan hasil bakar reduksi
Tabel 3. Daftar kombinasi pewarna oksida dan hasil bakar oksidasi
50
Tabel. 4. Daftar kombinasi pewarna dari hasil bakar reduksi
Keterangan:
Hasil pembakaran dari bahan-bahan pewarna tersebut di atas terjadi pada glasir
proses pembakaran oksidasi maupun reduksi.
9.3.2 Pewarna Stain/Pigmen
Pewarna stain/pigmen merupakan bahan pewarna glasir atau tanah liat yang
terbuat dari bahan-bahan oksida logam melalui proses pembakaran sehingga
dihasilkan warna yang lebih stabil. Untuk menghasilkan glasir warna, bahan
pewarna stain dicampurkan ke dalam campuran glasir.
51
9.4 Jenis-Jenis Glasir
9.4.1 Menurut Cara Pembuatan
• Glasir Frit
Adalah glasir yang sebelum digunakan, dilakukan proses peleburan pada
bahan dasarnya menjadi suatu massa gelas yang tidak larut dalam air. Ini
dilakukan pada bahan-bahan glasir yang mudah larut seperti: sodium,
potassium dan borax.
• Glasir Non Frit/mentah
Glasir yang dibuat dari material keramik terolah atau tanah tanpa melalui
proses peleburan. Bahan-bahan untuk glasir jenis ini tidak larut dalam air.
Bahan-bahan glasir cukup digiling dan dicampur air lalu diaplikasikan pada
benda keramik.
• Glasir Campuran
Adalah jenis glasir yang dibuat dari bahan mentah dan bahan glasir yang
sudah di-frit.
9.4.2 Menurut Temperatur Pembakaran
• Glasir Bakaran Rendah
52
Jenis glasir bakaran rendah pada umumnya dibakar diantara cone 016- cone
02 (7920C-11200C), jenis glasir ini akan menghasilkan glasir yang halus dan
mengkilkap dengan ciri khas selalu berwarna terang dan mengkilap.
Glasir bakaran rendah dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan bahan flux
yang dipergunakan, yaitu:
Flux glasir alkalin : Borax, Colemanite, dan Soda ash
Flux glasir timbal : Lead Carbonate/White lead dan Red lead
• Glasir Bakaran Menengah
Glasir yang matang antara cone 02-6. Glasir jenis ini mengandung flux
untuk bakaran rendah dan juga flux untuk bakaran tinggi. Secara umum
glasir jenis ini memadukan sifat-sifat glasir bakaran rendah (halus, glossy,
cerah) dengan sifat-sifat glasir bakaran tinggi yang tahan panas.
• Glasir Bakaran Tinggi
Glasir yang matang pada suhu 12300C-13700C (cone 6-14). Flux yang
digunakan antara lain kalsium karbonat yang mempunyai titik lebur 8160C.
Karena feldspar adalah bahan utama pada glasir bakaran tinggi ini maka
maka glasirnya disebut glasir feldspatik (feldspathic glaze).
Glasir jenis ini bersifat matt, halus (tetapi tidak menampakkan sifat
kilap seperti pada glasir bakaran rendah), sangat keras (tidak bisa digores
dengan logam), tahan terhadap asam.
9.4.3 Menurut Bahan yang Digunakan
• Glasir Timbal (lead-glaze)
Adalah glasir yang didalam komposisi bahannya masih menggunakan
timbal. Glasir jenis ini tidak boleh digunakan untuk benda-benda fungsi
karena beracun.
• Glasir Non Timbal (leadless-glaze)
Adalah glasir yang didalam komposisi bahannya tidak menggunakan timbal.
Jika fluxing agent-nya (bahan pelebur) berupa senyawa-senyawa alkali
seperti Na dan K maka glasirnya disebut glasir alkali. Pada suhu tinggi
53
fluxing agent-nya berupa material feldspar maka dinamakan glasir
feldspatik.
9.4.4 Menurut Kondisi Pembakaran
• Oksidasi
Glasir yang dibakar pada kondisi pembakaran dimana oksigen (udara) yang
dibutuhkan cukup terpenuhi.
• Reduksi
Glasir yang dibakar pada kondisi pembakaran dengan oksigen (udara)
terbatas.
9.4.5 Menurut Sifat Setelah Pembakaran
• Transparan
Glasir yang dihasilkan bening tembus cahaya (transculent) sehingga warna
badan keramik (warn asli tanah liat) dapat terlihat.
• Opaque/menutup
Untuk menutup warna badan benda setelah baker biskuit dipakai glasir
penutup/tidak transparan. Bahan yang sering dipakai untuk membuat glasir
opaque yaitu SnO2, TiO2, ZrO2 dan CdO2.
9.5 RO Formula
Oksida-oksida yang dianggap sebagai penyusun keramik dibagi 3 golongan:
• Oksida Basa
Oksida-oksida logam yang mempunyai rumus R2O dan RO, seperti Na2O, K2O,
CaO, MgO, BaO, ZnO, PbO dsb. Golongan ini dikenal sebagai flux/pengubah
kerangka gelas.
• Oksida Netral
Oksida-oksida yang mempunyai rumus R2O3, seperti Al2O3, Fe2O3, B2O3, Cr2O3
dsb. Golongan ini berfungsi sebagai perantara yang memperkuat kerangka gelas.
• Oksida Asam
Oksida-oksida yang mempunyai rumus RO2, seperti SiO2, TiO2, ZrO2. Golongan
ini berfungsi sebagai kerangka gelas.
54
Tabel 5. RO Formula
Al2O3 dan SiO2 adalah suatu kemutlakan, B2O3 tidak dapat menggantikan
aluminat kecuali mungkin pada temperatur rendah. Jumlah alumina yang
disarankan hanyalah suatu perkiraaan dan akan sangat tergantung dari derajat
keaktifan flux yang dipilih.
Silika tidak bisa digantikan oleh titanium, zirconium ataupun tin. Bahan-bahan
ini lebih berperan sebagai penutup (opacifier).
Bahan-bahan keramik yang umumnya merupakan campuran berbagai mineral
dinyatakan dengan rumus Seger dalam urutan konvensional:
Rumus Seger ini bisa untuk menyatakan rumus material keramik maupun glasir.
R2O dan RO menyatakan oksidasi pengubah kerangka gelas dengan
jumlah 1 ekivalen.
R2O3 menyatakan oksida perantara yang memperkuat kerangka gelas.
RO2 menyatakan oksida pembentuk kerangka gelas.
9.5.1 Sumber RO
Barium oxide (BaO)
Barium carbonate (BaCO3)
Calcium oxide (CaO)
Calcium carbonate (CaCO3) disebut juga whiting/Kapur
55
Calcium borate (2CaO.3B2O3 .5H2O) disebut juga colemanite/ gerstley
borate
Dolomite (CaMg(CO3)2)
Calcium flouride (CaF2)
Bone ash (Ca3(PO4)2) disebut juga abu tulang
Wallastonite (CaSiO3)
Lead oxide (PbO)
Litharge (PbO)
Red lead (PbO3)
White lead (2PbCO3 Pb(OH)2) disebut juga lead carbonate
Lead monosilikat (PbO SiO2)
Lead bisilicate (PbO 2SiO2)
Lead sulfide (PbS) disebut juga galena
Lithium oxide (Li2O)
Lepidolite (LiF KF Al2O3 3SiO2)
Spodumene (Li2O Al2O3 4SiO2)
Lithium carbonate (Li2O CO3)
Petalite (Li2O Al2O3 8SiO2)
Amblygonite (2LiF Al2O3)
Magnesium oxide (MgO)
Magnesium carbonate (MgCO3)
Dolomite (CaMg (CO3)2)
Talc, variasi dari (3MgO 4SiO2 H2O - 4MgO 5SiO2 H2O) disebut juga
steatite
Diopside (CaO MgO 2SiO2)
Potassium oxide (K2O)
Potassium carbonate (K2CO3) disebut juga pearl ash
Potash feldspar (K2O Al2O3 6SiO2)
Cornwall stone (1RO 1.16Al2O3 8.95SiO2)
56
Volcanish ash (abu gunung)
Sodium oxide (Na2O)
Sodium chloride ((NaCl)
Sodium carbonate (Na2CO3) disebut juga soda ash
Sodium bicarbonate (NaHCO3)
Borax (Na2O 2B2O3 10 H2O)
Soda feldspar (Na2O Al2O3 6SiO2)
Cryolite (Na3AlF6)
Nepheline syenite (K2O 3Na2O 4Al2O3 9SiO2)
Zinc oxide (ZnO)
9.5.2 Sumber R2O3
Alumina (Al2O3)
Alumina hydrate (Al(OH)3)
Feldspar
Cornwall Stone
Kaolin atau china clay (Al2O3 2SiO2 2H2O)
Nepheline syenite (K2O 3Na2O 4Al2O3 9SiO2)
Pyrophylite (Al2O3 4SiO2 H2O)
Antimony oxide (Sb2O3)
Basic antimony of Lead (Pb3(Sb2O3)2 ) disebut juga Naples yellow
Boric oxide (B2O3)
Boric acid (B2O3 2H2O)
Borax (Na2O 2B2O3 10H2O)
Colemanite (2CaO 3B2O3 5H2O) disebut juga calcium borate/
gerstley borate
Chromic oxide (Cr2O3)
Chromite (FeCr2O3)
Red Iron Oxide atau Ferric Oxide (Fe2O3)
9.5.3 Sumber RO2
57
Silika (SiO2)
Ballclay (Al2O3 SiO2 2H2O)
Kaolin (Al2O3 SiO2 2H2O)
Soda feldspar (Na2O Al2O3 6SiO2)
Potash feldspar (K2O Al2O3 6SiO2)
Cornwall stone
Wallastonite (CaSiO3)
Petalite (Li2O Al2O3 8SiO2)
Tin oxide (SnO2) disebut juga Stannic oxide
Titanium oxide (TiO2)
Titanium dioxide (TiO2)
Rutile (TiO2) dalam keadaan tidak murni mengandung iron dan
vanadium
Zirconium oxide (ZrO2)
Dari bahan-bahan tersebut di atas feldspar mengandung potassium
atau soda (sebagai flux), alumina, dan silika yang merupakan tiga
komponen pembentuk glasir, maka dengan demikian feldspar dapat
dianggap sebagai glasir yang alami (natural glaze).
Dalam suatu formula glasir ketiga unsur seperti: flux, alumina, dan
silica dikombinasikan untuk menghasilkan glasir yang jernih, artinya ketiga
komponen glasir tersebut seimbang, perbandingan fluxnya tepat untuk
melelehkan silika dan alumina. Bila salah satu bahan diberikan lebih banyak
maka keseimbangan akan terganggu dan glasir tidak jernih (matt). Ditambah
flux, maka jumlah silika tidak cukup untuk berkombinasi dengan fux
sehingga tidak bisa mencair, hal yang sama akan muncul dengan menambah
silika dan alumina.
58
10. Kegunaan Keramik Industri
Keramik dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik beragam disesuaikan
dengan kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti elektrik dan
magnetik dapat digunakan sebagai insulator, semikoncuktor, konduktor dan
magnet. Keramik dengan properti yang berbeda dapat digunakan pada
aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, dan industri nuklir.
Beberapa contoh penggunaan keramik industri:
• Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan
sebagai pemotong,pembentuk dan penghancur logam.
• Keramik tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida dapat digunakan
untuk saluran pada rotorturbocharger diesel temperatur tinggi dan Gas-
Turbine Engine.
• Keramik sebagai insulator adalah aluminum oksida (AlO3). Keramik
sebagai semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan strontium
titanate (SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa berbasis
tembaga oksida.
• Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis
pelindung panas pada pesawat ulang-alik dan satelit.
• Keramik Biomedical jenis porous alumina digunakan sebagai implants
pada tubuh manusia. Porousalumina dapat berikatan dengan tulang dan
jaringan tubuh.
• Butiran uranium termasuk keramik yang digunakan untuk pembangkit
listrik tenaga nuklir. Butiran ini dibentuk dari gas uranium
hexafluorida (UF6).
• Keramik berbasis feldspar dan tanah liat digunakan pada industri
bahan bangunan.
• Keramik juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencagah
korosi. Keramik yang digunakan adalah jenis enamel. Peralatan rumah
tangga yang menggunakan pelapisan enamel ini diantaranya
59
adalah kulkas, kompor gas, mesin cuci, mesin pengering
11. Penggunaan Keramik Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Keramik adalah material anorganik dan non-metal. Umumnya
keramik adalah senyawa antara logam dan non logam. Untuk mendapatkan
sifat-sifat keramik biasanya diperoleh dengan pemanasan pada suhu tinggi.
Keramik : tradisional , modern .
Keramik tradisional : biasanya dibuat dari tanah liat . Contoh:
porselen, bata ubin, gelas dll.
Keramik modern : mempunyai ruang lingkup lebih luas dari
keramik tradisional dan mempunyai efek yang sangat bermanfaat pada
kehidupan manusia seperti pemakaian pada bidang elektronik, komputer,
komunikasi, aerospace dll.
Beberapa Industri Keramik yang ada di Indonesia
1. PT. Intercer Perdana
Jl Ciputat Raya Pondok Pinang Center Bl A/6,Pondok Pinang,Kebayoran
Lama
JAKARTA
2. PT. Interconecxindo Pratama
Jl Ciputat Raya Pondok Pinang Center Bl A/6,Pondok Pinang,Kebayoran
Lama
JAKARTA
3. PT. Internusa Keramik Alamsari
Jl. P Jayakarta 133,Mangga Dua Selatan,Sawah Besar
JAKARTA
4. PT. Istana Potterindo Industri
Jl Petemon Brt 207,Kupangkrajan,Sawahan
SURABAYA
60
5. PT.Jasa Sentosa
Jl Percetakan Negara 566 A-B,Rawasari,Cempaka Putih
JAKARTA
6. PT.Jatakekeramindo Kharisma
Jl Jend Gatot Subroto Km 4 Duta Mas Plaza,Cibodassari,Cibodas
TANGERANG
7. PT.Jatakekeramindo Kharisma
Jl Mangga Dua Raya Ruko Bahan Bangunan & Interior Mangga Dua Bl
F,Mangga Dua
JAKARTA
8. UD.Jaya Sentosa
Jl Peternakan II Bl C-2/24 B,Kapuk,Cengkareng
JAKARTA
9. PT. Jenggala Keramik Bali
Jl Uluwatu II,Kerobokan,Kuta
DENPASAR
10. PT.Jui Shin Indonesia
Jl Teuku Umar 63,Bodoa,Tallo
MAKASSAR
11. PT. KIA Keramik Mas
Jl Raya Narogong Km 51,9,,Cileungsi
CIBINONG
12. PT. Indo Mould
Jl Lingkar Luar 26 RT 003/06,Rawa Buaya,Cengkareng
JAKARTA
13. PT. Interconexindo Pratama
Jl Pasar Kemis Raya Km 1 Kawasan Industri Kroncong
5,Keroncong,Cibodas
TANGERANG
61
14. PT. Internusa Keramik Alamasri
Jl P Jayakarta 133,Mangga Dua Selatan,Sawah Besar
JAKARTA
15. PT. Jasa Sentosa
Jl Percetakan Negara 566 A-B,Rawasari,Cempaka Putih
JAKARTA
12. Limbah Keramik
Dalam industri keramik dikenal dua jenis limbah yaitu
1. Limbah cair
Limbah cair berasal dari air buangan yang bersumber dari pencucian
peralatan seperti : spray dryer, MTC dan MGB,
2. Limbah padat
a) Limbah padat berasal dari alat MTC dan MGB. Maka limbah ini
dapat dimanfaatkan sebagai campuran batako.
b) Limbah gypsum yang dibuang oleh industri keramik dapat diolah
kembali dengan melalui proses pemurnian dengan cara kimia dan
fisika sehingga dapat digunakan kembali untuk pembuatan cetakan
(mold) pada industri keramik kembali. Dimana sifat kimia, fisika
dan mineral gypsum hasil pemurnian mendekati gypsum dari
pasaran (standar), dengan tingkat mutu menurut SNI 0866-83
termasuk golongan B untuk pencucian air dan asam.
62