keperawatan keluarga

7

Click here to load reader

Upload: nurul

Post on 01-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SOP senam ergonomi

TRANSCRIPT

SOP TERAPI MODALITAS

SENAM ERGONOMI1. TOPIKSenam ergonomi

2. TUJUAN

Memelihara homeostatis tubuh sehingga tetap dalam keadaan bugar3. SUMBER/REFERENSI Sagiran. (2012). Mukjizat Gerakan Sholat. Jakarta: Kompas4. PROSEDUR

a. Persiapan

Alat senam

b. Pelaksanaan

1) Gerakan pembuka, berdiri sempurna

Berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, tubuh rileks, tangan di depan dada, telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri menempel di dada, jari-jari sedikit meregang. Posisi kaki meregang selebar bahu. Pernafasan di atur serileks mungkin. Pemula 2-3 menit, jika mulai terbiasa cukup 30-60 detik.

2) Gerakan pertama, lapang dadaBerdiri tegak, dua lengan diputar ke belakang semaksimal mungkin. Rasakan keluar dan masuk napas dengan rileks. Saat dua lengan di atas kepala, jari kaki jinjit. Gerakan dilakukan 40 kali putaran, satu putaran kira-kira 4 detik, seluruh gerakan selesai dalam waktu 4 menit. Manfaat:Putaran lengan pada bahu menyebabkan stimulus untuk mengoptimalkan fungsinya cabang besar saraf di bahu (pleksus brakialis) dalam merangsang saraf pada organ paru, jantung, liver, ginjal, lambung, dan usus sehingga metabolisme optimal.Dua kaki jinjit meningkatkan stimulus sensor-sensor saraf yang merupakan refleksi fungsi organ dalam.

3) Gerakan kedua, tunduk syukurDari posisi berdiri tegak dengan menarik napas dalam secara rileks, tahan napas sambil membungkukkan badan ke depan (napas dada) semampunya. Tangan berpegangan pada pergelangan kaki sampai punggung terasa tertarik/teregang. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat melepaskan napas, lakukan hal itu dengan rileks dan perlahan. Gerkan ini dilakukan 5 kali.

Manfaat: Menarik napas dalam dengan menahannya di dada merupakan teknik menghimpun oksigen dalam jumlah maksimal sebagai bahan bakar metabolisme tubuh. Membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan berpegangan pada pergelangan kaki akan menyebabkan posisi tulang belakang (tempat juluran saraf tulang belakang berada) relatif dalam posisi segmental anatomis-fungsional (segmen dada-punggung) yang lurus. Hal ini memunculkan relaksasi dan membantu mengoptimalkan fungsi serabut saraf segmen tersebut. Di samping itu, langkah ini dapat menguatkan struktur anatomis-fungsional otot, ligamen, dan tulang belakang. Dalam posisi Tunduk Syukur (membungkuk) ini, segmen ekor-pungung membentuk sudut sedemikian rupa, menyebabkan tarikan pada serabut saraf yang menuju ke tungkai dan menyebabkan stimulus yang meningkatkan (eksitasi) fungsi dan membantu menghindari risiko jepitan saraf. Menengadahkan wajah menyebabkan tulang belakang (termasuk saraf tulang belakang di dalamnya) membentuk sudut yang lebih tajam dari posisi normal, menyebabkan peningkatan kerja (eksitasi) serabut saraf segmen ini, serta berperan dalam meningkatkan, mempertahankan suplai darah, dan oksigenasi otak secara optimal.

4) Gerakan ketiga, duduk perkasaDalam posisi duduk dengan jari-jari kaki ditekuk, tangan memegang pinggang kemudian menarik napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil membungkukkan badan ke depan dan dua tangan bertumpu pada paha. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai menungging. Gerakan ini dilakukan 5 kali.Manfaat:Duduk Perkasa dengan lima jari kaki ditekuk-menekan alas/lantai merupakan stimulator bagi fungsi vital sistem organ tubuh: ibu jari terkait dengan fungsi energi tubuh. Adapun jari telunjuk terkait dengan fungsi pikiran, jari tengah terkait dengan fungsi pernapasan, jari manis terkait dengan fungsi metabolisme dan detoksifikasi material dalam tubuh, serta jari kelingking terkait dengan fungsi liver (hati) dan sistem kekebalan tubuh. Menarik napas dalam lalu ditahan sambil membungkukkan badan ke depan dengan dua tangan bertumpu pada paha. Hal ini memberikan efek peningkatan tekanan dalam rongga dada yang diteruskan ke saluran saraf tulang belakang, dilanjutkan ke atas (otak), meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi otak yang pada akhirnya mengoptimalkan fungsi otak sebagai 'pusat komando' kerja sistem anatomis fungsional tubuh. Punggung tangan yang bertumpu pada paha akan menekan dinding perut sejajar dengan organ ginjal yang ada di dalamnya. Hal ini membantu mengoptimalkan fungsi ginjal.

5) Gerakan keempat, duduk pembakaranPosisi duduk seperti sinden dengan punggung kaki menghadap lantai, kedua tangan menggenggam pergelangan kaki, menarik napas dalam (napas dada), badan membungkuk ke depan sampai punggung terasa tertarik/teregang, wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat membungkuk, pantat jangan sampai menungging. Saat melepaskan napas, lakukan hal itu secara rileks dan perlahan. Gerakan ini dilakukan sebanyak 5 kali.Manfaat:Menampung udara pernapasan seoptimal mungkin kemudian menahannya akan meningkatkan tekanan di dalam saluran saraf tulang belakang tempat saraf tulang belakang berada. Hal ini juga akan berdampak pada meningkatnya suplai darah dan oksigenasi otak. Dengan menengadahkan kepala, terjadi fleksi pada ruas tulang leher, termasuk serabut saraf simpatis yang berada di sana. Dua tangan menggenggam pergelangan kaki adalah gerakan untuk membantu kita dalam memosisikan ruas tulang leher dalam keadaan fleksi dan melebarkan ruang antarruas tulang tersebut, tempat jaringan ikat lunak sebagai absorber (peredam kejut). Posisi ini memberikan efek relaksasi pada serabut saraf simpatis tersebut, yang di antaranya memberikan persarafan pada pembuluh darah ke otak hingga terjadi pula relaksasi dinding pembuluh darah ini.

6) Gerakan kelima, berbaring pasrahPosisi kaki Duduk Pembakaran dilanjutkan Berbaring Pasrah. Punggung menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala, napas rileks dan dirasakan (napas dada), perut mengecil. Gerakan ini dilakukan minimal 5 menit. Manfaat:Relaksasi saraf tulang belakang karena struktur tulang belakang "relatif" mendekati posisi lurus dengan kondisi lekukan-lekukan anatomis segmental tulang belakang (diikuti saraf tulang belakang) menyebabkan regangan/tarikan pada serabut saraf tulang belakang berkurang. Dengan demikian, hal ini memberikan kesempatan rileks dan bisa mengatur kembali fungsi optimal organ dalam yang sarat saraf. Efek relaksasi saraf tulang belakang ini juga diteruskan ke pusat (otak) sebagai sinyal tentang kondisi anatomis fungsional saat itu, kemudian pusat memberikan respons dalam bentuk "pengaturan kembali" kerja sistem dalam tubuh, dan terjadilah prosesself healing(penyembuhan diri sendiri). Efek optimalisasi fungsi sistem tubuh juga berlangsung akibat stimulasi tombol-tombol kesehatan saat tungkai dalam posisi Duduk Pembakaran, lengan Lapang Dada, dan napas rileks (lingkaran).Dilakukan rutin setiap hari, sekurang-kurangnya 2 3 kali seminggu. Setiap gerakan dapat dilakukan secara terpisah, di sela-sela kegiatan atau bekerja sehari-hari.

5. EVALUASI

a) Respon verbal1) Umum : Keluhan klien tentang gejala-gejala anemia berkurang.

2) Khusus :

Klien mengatakan lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai berkurang hingga hilang

Klien mengatakan tidak mudah mengantuk lagi

b) Respon non verbal1) Umum : Tanda anemia berkurang atau hilang, klien terlihat lebih segar.2) Khusus : Tidak tampak konjungtiva, bibir, kulit, dan telapak tangan pucat. Tampak bersemangat