kependudukan

4
WISNU SETIAWAN PUJI SAPUTRO 13/349846/SP/25848 Sumber : badan pusat statistik Berdasarkan tabel pertumbuhan penduduk dalam proyeksinya tahun 2010 sampai dengan 2035 mengalami peningkatan sekitar 67 juta jiwa. Setiap lima tahunnya, peningkatan terbesar terjadi antara tahun 2010 sampai dengan 2015 sebesar 16 juta jiwa kemudian lima tahun berikutnya laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan rata-rata sebesar 2 juta jiwa. Hal ini senada dengan tabel proyeksi laju pertumbuhan penduduk, jika

Upload: bhatara-wisnu

Post on 02-Oct-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tabel proyeksi penduduk

TRANSCRIPT

Sumber : badan pusat statistikWISNU SETIAWAN PUJI SAPUTRO13/349846/SP/25848

Berdasarkan tabel pertumbuhan penduduk dalam proyeksinya tahun 2010 sampai dengan 2035 mengalami peningkatan sekitar 67 juta jiwa. Setiap lima tahunnya, peningkatan terbesar terjadi antara tahun 2010 sampai dengan 2015 sebesar 16 juta jiwa kemudian lima tahun berikutnya laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan rata-rata sebesar 2 juta jiwa. Hal ini senada dengan tabel proyeksi laju pertumbuhan penduduk, jika dibandingkan dengan proyeksi laju pertumbuhan penduduk selalu mengalami penurunan. Dalam periode 2010-2015 sebesar 1,38 sampai dengan 20130-2035 sebesar 0,62, laju pertumbuhan penduduk mengalami penurunan sebesar 0,76. Permasalah lain penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata. Sejak awal 1900, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau jawa kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun, secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 57,4 persen pada tahun 2010 menjadi 54,7 persen pada tahun 2035. Sebaliknya persentase penduduk yang tinggal di pulau-pulau lain meningkat, seperti, Pulau Sumatera naik dari 21,3 persen menjadi 22,4 persen. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan lmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan. Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan datang. Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang. (Case & Fair, 1999: 790). Walaupun laju pertumbuhan penduduk terus mengalami penurunan, teori Malthus tidak berlaku lagi bagi negara-negara barat, tetapi masih berlaku bagi sebagia negara-negara Asia dan Afrika. Namu berdasarkan data BPS tersebut teori Malthus tentu tidak relevan dengan kependudukan di Indonesia. Teori Malthus memang benar dan berlaku sepanjang masa. Namun saya lebih sependapat dengan marxis, Dasar Pemikiran Marxist yakni berpijak dari pengalaman manusia yang sepanjang sejarah akan terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak populasi manusia maka semakin tinggi produk yang dapat dihasilkan. Sehingga saya menyimpulkan penduduk dan produktifitas baik itu kebutuhan riil akan tetap terjadi balancing atau keseimbangan namun saya juga berpendapat laju pertumbuhan penduduk harus tetap ditekan agar kontrol dari permasalahan-permasalahan dapat ditangani dengan baik.Persoalan kependudukan di Indonesia bukan menjadi persoalan utama yang menyebabkan masalah-masalah sosial, ada masalah yang menjadi determinan terhadap persoalan-persoalan kemiskinan serta keterbelakangan yakni persoalan kualitas pendidikan, kesehatan serta pemerataan pembangunan karena jika ketiga hal tersebut dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat Indonesia akan muncul kesadaran kolektif terhadap upaya-upaya dalam menekan laju pertumbuhan seperti di Negara-negara maju namun kita jangan malah mengabaikan persoalan kependudukan harus ada upaya dari pemerintah dalam menangani masalah kependudukan karena jika beebagai aspek permasalahan sosial ditangani akan lebih cepat kita dapat merasakan kesejahteraan yang di rasakan seluruh lapisan masyarakat.

WISNU SETIAWAN PUJI SAPUTRO13/349846/SP/25848Drs. SUPARJAN M,Si