kepatuhan auditor terhadap international...
TRANSCRIPT
i
KEPATUHAN AUDITOR TERHADAP INTERNATIONAL
STANDARDS ON AUDITING (ISA)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Sinta Amelia
NIM: 11140820000034
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2019 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Sinta Amelia
2. Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 13 Maret 1997
3. Alamat : Kp. Ciater II, RT 001, RW 08, Lengkong
Wetan, Serpong, Tangerang Selatan,
Banten, 15322
4. No. Telp : 0857-7499-5010
5. Alamat e-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN
Tahun 2002 – 2008 : SD Negeri Bandungsari 02
Tahun 2008 – 2011 : SMP PGRI Serpong
Tahun 2011 – 2014 : SMK Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
Tahun 2014 – 2019 : S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGHARGAAN
1. Semi Finalis ATV Audit (Universitas Indonesia), 2017
2. Delegasi KKN Bersama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2017
3. Juara Favorit Lomba Menulis Novel (Penerbit Hanami), 2015
4. Penulis dari 1 Novel dan 3 Antologi Bersama
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Sekretariat UKM Menwa UIN Jakarta, 2015 – 2016
2. Hubungan Masyarakat IYOIN LC Tangerang, 2016
3. Kepala Sekretariat UKM Menwa UIN Jakarta, 2016 – 2017
4. Anggota Divisi Education and Research, FRESH UIN Jakarta, 2018
5. Relawan Divisi Seleksi SabangMerauke, 2019
vii
V. Pengalaman Kerja
1. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang BSD sebagai staf Magang periode
Maret – April 2013
2. Rumah Sakit UIN Jakarta sebagai staf Magang divisi Akuntansi periode
Desember 2017
3. KAP Rama Wendra cabang Tangerang sebagai Junior Auditor periode
Januari – Maret 2018
4. Worqers (perusahaan start up) sebagai Squad Finance, Accounting and
Tax periode September – Oktober 2018
VI. Latar Belakang Keluarga
1. Ayah : Nuridin
2. Ibu : Carsem
3. Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
viii
AUDITOR COMPLIANCE WITH INTERNATIONAL STANDARDS ON
AUDITING (ISA)
ABSTRACT
This research aims to determine whether auditors in Indonesia have
complied with international audit standards or International Standards on Auditing
(ISA) issued by the International Auditing and Assurance Standards Board
(IAASB). This study also aims to find out the standards with the highest level of
compliance among the standards in the ISA. Data was obtained by creating a
questionnaire at the Public Accounting Firm in the Jakarta, Tangerang, South
Tangerang and Bekasi regions. The number of auditors who were sampled in this
study were 48 auditors from 15 Public Accounting Firms. The sample is a senior
auditor, supervisor, manager and partner. The method of determining the sample
used in this study is purposive sampling, while the data processing method used by
the researcher is a z test with one sample t-test in SPSS version 25.
The results of this study indicate that the auditor has complied with all the
standards that exist in the ISA. This study also shows that the highest standards
complied with by auditors are ISA 200, ISA 501 and ISA 320 standards. The
auditors adhere to standards, but not fully, among other ISA standards are ISA 610,
ISA 260 and ISA 620.
Key words: International Standards on Auditing (ISA), Auditor Compliance,
IAASB, Public Accountants.
ix
KEPATUHAN AUDITOR TERHADAP INTERNATIONAL STANDARDS
ON AUDITING (ISA)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah auditor di Indonesia
sudah patuh terhadap standar audit internasional atau International Standards on
Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh International Auditing and Assurance
Standards Board (IAASB). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui standar
dengan tingkat kepatuhan tertinggi di antara standar-standar yang ada pada ISA.
Data diperoleh dengan menyebakan kuesioner pada Kantor Akuntan Publik di
wilayah Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi. Jumlah auditor yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 48 auditor dari 15 Kantor Akuntan
Publik. Yang menjadi sampel adalah auditor senior, supervisor, manager dan
partner. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti
adalah uji z dengan one sample t-test di SPSS versi 25.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor telah mematuhi seluruh
standar-standar yang ada pada ISA. Penelitian ini juga menunjukkan standar
tertinggi yang dipatuhi auditor adalah standar ISA 200, ISA 501 dan ISA 320.
Adapun standar yang sudah dipatuhi auditor, namun belum secara sepenuhnya, di
antara standar ISA lainnya adalah ISA 610, ISA 260 dan ISA 620.
Kata kunci: International Standards on Auditing (ISA), Kepatuhan Auditor,
IAASB, Akuntan Publik.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
serta kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul: “Kepatuhan Auditor terhadap International Standards on Auditing
(ISA)”. Sholawat serta salam senantiasa kepada Nabi Muhammad SAW, teladan
bagi insan di muka bumi.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai
gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya banyak pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orangtua (Nuridin/Bapak dan Carsem/Ibu), yang memberikan dukungan
baik semangat, moril dan materil untuk penulis, yang tidak pernah lelah untuk
bersabar menanti anaknya untuk lulus. Pak, Bu, terima kasih, love ya!
2. Adik dan kakak sepupu penulis (Ntika dan Aa’ Solihin) yang ikut bersabar,
memberikan bantuan, dukungan dan motivasi yang tiada henti kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si., Ak, CA, QIA, BKP selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitria, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA, CPA selaku dosen Pembimbing
Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabra memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
xi
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.
8. Seluruh jajaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas bantuan,
perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas
bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
10. Seluruh bagian dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mendukung penulis
dengan mengizinkan penulis menyebar kuesioner di KAP mereka serta
mendoakan kelancaran pembuatan skripsi ini.
11. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang, Nur Episa
yang telah berjuang bersama-sama dari semester awal hingga saat ini dan juga
roommate, Sarah Maulidiyanti, sebagai teman diskusi dan senanstiasa selalu
memberikan motivasi, doa dan dukungan untuk penulis.
12. Sahabat-sahabat tercinta penulis sejak masa SMK (Margaretta, Ayu, Ulfah,
Hasti, Atma, Ulfah, Uce, Laras) yang siap sedia untuk menemani penulis
menyelesaikan skripsi ini. Love ya gengs!
13. Kawan-kawan Akuntansi 2014, terutama Utami dan Barry, yang sudah
memberikan dukungan dan masukan kepada penulis, selama penyusunan
skripsi ini dan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Thanks a bunch!
14. Sahabat-sahabat belajar Al-Qur’an (Rizka, Kak Yuniar, Kak Althaf dan Bang
Rendy) yang sudah menjadi saudara, dengan izin-Nya, semesta mendukung
atas pertemuan kita semua. Terima kasih untuk semua masukan, nasihat,
dukungan dan diskusi bersama penulis (terutama dalam rangka menghadapi
ujian bernama skripsi ini).
15. Sahabat-sahabat dari keluarga besar UKM Resimen Mahasiswa “Wira
Dharma” UIN Jakarta (Athar, Fikri, Cakra, Puteri Tonisa, Kak Khaidir) yang
masih menerima penulis dengan segala kekurangan juga atas dukungan dan
doa kepada penulis.
16. Untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, namun atas izin-
Nya, semesta mendukung, untuk semua bantuan yang tidak terduga yang
datang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih.
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM ................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. .iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 8
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12
A. Tinjauan Literatur....................................................................................... 12
1. Teori Regulasi ........................................................................................ 12
2. Teori Kepatuhan ..................................................................................... 14
3. Audit dan Standar Audit ......................................................................... 16
4. Kepatuhan Auditor ................................................................................. 21
5. International Standards on Auditing (ISA) ............................................ 25
B. Penelitian Sebelumnya ............................................................................... 42
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 46
1. Pengembangan Hipotesis........................................................................ 46
xiii
2. Kerangka Penelitian................................................................................ 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 50
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 50
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 50
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 51
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ................................................... 51
2. Penelitian Lapangan (Field Research) ................................................... 51
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................... 52
1. Kepatuhan Auditor ................................................................................. 52
2. International Standards on Auditing (ISA)............................................. 53
E. Metode Analisis Data ................................................................................. 56
1. Analisis Data Deskriptif ......................................................................... 56
2. Uji Kualitas Data .................................................................................... 57
3. Uji Normalitas ........................................................................................ 58
4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 59
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 64
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 64
1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 64
2. Karakteristik Profil Responden .............................................................. 66
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................................... 71
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 71
2. Hasil Uji Validitas .................................................................................. 72
3. Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................. 85
4. Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 92
5. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 95
C. PEMBAHASAN ...................................................................................... 106
1. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 200 – 299 (Prinsip-prinsi Umum dan
Tanggung Jawab .......................................................................................... 106
2. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 300 – 450 (Penilaian Risiko dan
Respon terhadap Risiko yang telah Dinilai) ................................................ 110
3. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 500 – 580 (Bukti Audit) ................. 113
4. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 600 – 620 (Penggunaan Pekerjaan
Pihak Lain) ................................................................................................... 117
xiv
5. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 700 – 720 (Kesimpulan Audit dan
Pelaporan) .................................................................................................... 119
6. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 800 – 810 (Area-area Khusus) ........ 122
7. Standar ISA yang Paling Tinggi Dipatuhi oleh Auditor ...................... 123
8. Standar ISA yang Belum Sepenuhnya Dipatuhi oleh Auditor ............. 125
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 134
A. Kesimpulan .............................................................................................. 134
B. Implikasi ................................................................................................... 135
C. Keterbatasan ............................................................................................. 136
D. Saran ......................................................................................................... 137
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 138
LAMPIRAN ....................................................................................................... 142
xv
DAFTAR TABEL
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................... 42
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................................... 54
4.1 Data Distribusi Penyebaran Kuesioner ........................................................... 64
4.2 Data Sampel Penelitian ................................................................................... 65
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 66
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia .......................................... 67
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ......................... 68
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................ 68
4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja ............................... 69
4.8 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lokasi Kerja ............................ 70
4.9 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................................... 71
4.10 Hasil Uji Validitas ISA 200 .......................................................................... 73
4.11 Hasil Uji Validitas ISA 210 .......................................................................... 73
4.12 Hasil Uji Validitas ISA 220 .......................................................................... 73
4.13 Hasil Uji Validitas ISA 230 .......................................................................... 74
4.14 Hasil Uji Validitas ISA 240 .......................................................................... 74
4.15 Hasil Uji Validitas ISA 250 .......................................................................... 74
4.16 Hasil Uji Validitas ISA 260 .......................................................................... 75
4.17 Hasil Uji Validitas ISA 265 .......................................................................... 75
4.18 Hasil Uji Validitas ISA 300 .......................................................................... 75
4.19 Hasil Uji Validitas ISA 315 .......................................................................... 76
4.20 Hasil Uji Validitas ISA 320 .......................................................................... 76
4.21 Hasil Uji Validitas ISA 330 .......................................................................... 76
4.22 Hasil Uji Validitas ISA 402 .......................................................................... 77
4.23 Hasil Uji Validitas ISA 450 .......................................................................... 77
4.24 Hasil Uji Validitas ISA 500 .......................................................................... 77
4.25 Hasil Uji Validitas ISA 501 .......................................................................... 78
4.26 Hasil Uji Validitas ISA 505 .......................................................................... 78
4.27 Hasil Uji Validitas ISA 510 .......................................................................... 78
4.28 Hasil Uji Validitas ISA 520 .......................................................................... 79
xvi
4.29 Hasil Uji Validitas ISA 530 .......................................................................... 79
4.30 Hasil Uji Validitas ISA 540 .......................................................................... 79
4.31 Hasil Uji Validitas ISA 550 .......................................................................... 80
4.32 Hasil Uji Validitas ISA 560 .......................................................................... 80
4.33 Hasil Uji Validitas ISA 570 .......................................................................... 80
4.34 Hasil Uji Validitas ISA 580 .......................................................................... 81
4.35 Hasil Uji Validitas ISA 600 .......................................................................... 81
4.36 Hasil Uji Validitas ISA 610 .......................................................................... 81
4.37 Hasil Uji Validitas ISA 620 .......................................................................... 82
4.38 Hasil Uji Validitas ISA 700 .......................................................................... 82
4.39 Hasil Uji Validitas ISA 705 .......................................................................... 82
4.40 Hasil Uji Validitas ISA 706 .......................................................................... 83
4.42 Hasil Uji Validitas ISA 710 .......................................................................... 83
4.43 Hasil Uji Validitas ISA 720 .......................................................................... 83
4.43 Hasil Uji Validitas ISA 800 .......................................................................... 84
4.44 Hasil Uji Validitas ISA 805 .......................................................................... 84
4.45 Hasil Uji Validitas ISA 810 .......................................................................... 84
4.46 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................................... 85
4.47 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 230 ........................................... 87
4.48 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 240 ........................................... 88
4.49 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 501 ........................................... 89
4.50 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 530 ........................................... 90
4.51 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 560 ........................................... 91
4.52 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 580 ........................................... 92
4.53 Hasil Uji Normalitas (Skewness dan Kurtosis) ............................................. 93
4.54 Hasil Uji z Bagian 1 (untuk variabel dengan 1 pertanyaan) ......................... 97
4.55 Hasil Uji z Bagian 2 (untuk variabel dengan 2 pertanyaan) ......................... 99
4.56 Hasil Uji z Bagian 3 (untuk variabel dengan 4 pertanyaan) ....................... 103
4.57 Hasil Peringkat Kepatuhan Auditor terhadap ISA ...................................... 104
xvii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Struktur Pernyataan Standar Internasional Dari IAASB .................................. 21
2.2 Kerangka Penelitian ........................................................................................ 49
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Penelitian Skripsi
2. Surat Keterangan dari KAP
3. Kuesioner Penelitian
4. Daftar Jawaban Responden
5. Output Hasil Pengujian Data
xix
DAFTAR ISTILAH
AAA : American Accounting Association
FRC : Financial Reporting Council
GAAS : Generally Accepted Auditing Standards
IAASB : International Auditing and Assurance Standards Board
IAPC : International Auditing Practice Comitte
IAPI : Institut Akuntan Publik Indonesia
IFAC : International Federation of Accountants
ISA : International Standards on Auditing
ISAE : International Standards on Assurance Engagements
ISRE : International Standards on Related Services
ISCQ : International Standards on Quality Control
KAP : Kantor Akuntan Publik
OJK : Otoritas Jasa Keuangan
ROSC : Report On The Observance of Standards and Codes
SEC : Securities and Exhange Commission (Amerika Serikat)
SPAP : Standar Profesi Akuntan Publik
TCWG : Those Charge With Governance
TJ : Tanya Jawab (dari IAPI)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam 10 tahun terakhir, terdapat beberapa kasus kecurangan
pelaporan keuangan yang menimbulkan kerugian yang cukup besar dan
melibatkan auditor dari Kantor Akuntan Publik yang secara global merupakan
termasuk KAP Big Four. Di antaranya yaitu kasus Colonial Bank yang diaudit
oleh PwC (PricewaterhouseCoopers), kasus Quindell yang diaudit oleh KPMG
dan kasus Tech Data Ltd yang diaudit oleh EY (Ernst & Young), seperti yang
dilaporkan oleh Pat Sweet dalam laman accountancydaily.com (yang diakses
pada tanggal 30 Agustus 2018, pukul 09.30 WIB).
PwC diharuskan membayar USD$625 juta (£474 juta) kepada regulator
Amerika Serikat (Federal Deposit Insurance Corporation/ FDIC), yang mana
merupakan rekor untuk Kantor Akuntan Publik. Pembayaran tersebut harus
dilakukan oleh PwC setelah Hakim Federal memutuskan auditor telah gagal
mendeteksi penipuan di Colonial Bank, yang bangkrut pada tahun 2009.
KPMG mendapatkan teguran dan harus menyerahkan denda sebesar
£4.5 juta kepada Financial Reporting Council (FRC), dan mitra audit
perusahaan, William Smith telah ditegur dan didenda juga sebesar 120.000
poundsterling, setelah mengakui kesalahan sehubungan dengan audit atas
laporan keuangan Quindell plc untuk periode yang berakhir 31 Desember 2013.
Setelah dilakukan penyelidikan oleh Financial Reporting Council (FRC), EY
telah ditegur dan didenda £1.8 juta, setelah mengakui kesalahan dalam
2
kaitannya dengan audit laporan keuangan Tech Data Ltd (sebelumnya dikenal
sebagai Computer 2000 Distribution Ltd), untuk tahun keuangan yang berakhir
pada 31 Januari 2012.
Baru-baru ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi menjatuhkan
sanksi administratif kepada Akuntan Publik maupun Kantor Akuntan Publik
yang mengaudit laporan keuangan SNP Finance (PT Sunprima Nusantara
Pembiayaan), berupa pembatalan pendaftaran kepada KAP Satrio, Bing, Eny
dan Rekan yang terafiliasi dengan Deloitte Indonesia. Mengutip laman
www.cnbcindonesia.com (yang diakses pada 30 Agustus 2018, pukul 10.23
WIB), Akuntan Publik terkait dianggap belum sepenuhnya memenuhi standar
audit dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan SNP Finance.
Menurut keterangan dari Bendahara Negara dikutip dari laman yang sama,
Otoritas Jasa Keuangan juga menginformasikan adanya pelanggaran prosedur
audit oleh KAP. Berdasarkan hasil pemeriksaan OJK, SNP Finance terindikasi
menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang
sebenarnya.
Adalah tugas dan tanggung jawab seorang auditor (akuntan publik)
sebagai pihak yang independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan
yang diperiksa dapat diandalkan dan wajar. Kasus kecurangan dan kesalahan
pelaporan di atas yang melibatkan pihak akuntan publik, membuat timbul
keraguan masyarakat luas atas profesi ini. Hal ini tentu menjadi pekerjaan
rumah bersama untuk meningkatkan kualitas audit untuk dapat mendukung
peningkatan nilai perusahaannya, dengan memastikan bahwa laporan
keuangan sudah wajar dan dapat diandalkan (Harahap, Suciati, Puspitasari,
3
Rahmianty, 2017). Peningkatan kualitas audit dapat mengurangi terjadinya
kasus serupa yang menimbulkan kerugian bukan hanya pada perusahaan dan
auditor itu sendiri melainkan juga berdampak merugikan pada investor,
kreditor bahkan masyarakat luas.
Menjawab tantangan untuk meningkatkan kredibilitas atas profesi
Akuntan Publik atas skandal-skandal perusahaan yang terjadi, IAASB
(International Auditing and Assurance Standards Board) adalah salah satu
regulator internasional yang fokus pada audit perusahan publik dan kualitas
standar audit (McWall, 2009). IAASB adalah komite tetap dari International
Federation of Accountants (IFAC) yang memiliki lebih dari 167 anggota badan
professional (Foukslynch dalam Ashe, Sserwanga, Natamba, 2014). IFAC
bekerja untuk melakukan harmonisasi standar internasional mengenai standar
audit dan hal tersebut akan memastikan keseragaman pelaporan yang mengarah
pada pengambilan keputusan yang dapat diandalkan secara internasional
(IOSCO, dalam Ashe, Sserwanga, Natamba, 2004). Sejak tahun 1978, IAASB
yang dulu bernama IAPC (International Auditing Practice Comitte) sudah
mencanangkan satu standar audit bertaraf internasional, dan akhirnya pada
tahun 1991, terlahirlah International Standards on Auditing (ISA).
International Standards on Auditing (ISA) atau Standar Internasional
Audit adalah prinsip-prinsip dasar dan prosedur penting bersama dengan
panduan terkait dalam bentuk penjelasan dan catatan materi lainnya. ISA
seperti yang telah disebutkan, dikeluarkan oleh IAASB untuk diikuti oleh
auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan dan mengeluarkan pendapat atas
laporan keuangan tersebut (Ashe, Sserwanga, Natamba, 2014). Pada tahun
4
2004, IAASB membentuk sebuah proyek yang bernama Clarity Project
(IAASB, 2007). Clarity Project merupakan suatu proyek yang dirancang untuk
meningkatkan kejelasan pernyataan atas laporan keuangan. Hal ini juga
bertujuan untuk mendorong penggunaan standar ISA yang lebih masif serta
untuk memfasilitasi penerjemahan ISA ke dalam bahasa masing-masing negara
yang mengadopsi ISA. Clarity Project ini selesai pada tahun 2008.
Indonesia sendiri baru mengadopsi ISA pada tahun 2013. ISA yang
diadopsi pada 2013 ini didasarkan pada Handbook of International Quality
Control, Auditing, Review, Other Assurance and Related Services
Pronouncement tahun 2010. Adopsi ISA ini memberikan sudut pandang dan
cara kerja baru bagi akuntan publik dalam melakukan audit, yaitu penekanan
pada audit berbasis risiko. Penekanan terhadap risiko sangat besar pada setiap
tahap audit (Tuanakotta, 2015: 57). Selain penekanan pada audit berbasis
risiko, terdapat beberapa perbedaan yang bersifat substantif lainnya yang
berdampak pada perubahan cara berpikir seorang akuntan publik yang
melandasi teknik audit tertentu. Perbedaan substantif tersebut (Tuanakotta,
2015: 56) yaitu perubahan standar dari standar berbasis aturan (rules-based
standards) ke standar berbasis prinsip (principles-based standards),
penghapusan (pengurangan) penggunaan pendekatan matematis pada praktik
audit, penekanan pada professional judgement, penerapan kewaspadaan
professional (professional scepticism), kewajiban penilaian dan pelaporan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan serta penyertaan Those
Charged With Governance (TCWG) dalam pengawasan suatu entitas.
5
Adapun sebelum mengadopsi ISA, Indonesia mengacu pada standar
audit yang berlaku di Amerika Serikat yaitu Generally Accepted Auditing
Standards (GAAS) yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Standar Umum,
Standar Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan (Arens, Elder dan
Beasley, 2015: 38). Sejak tahun 2013 IAPI memutuskan untuk mengadopsi
ISA secara penuh, tidak ada lagi tiga standar tersebut dalam SPAP karena
dalam ISA memang tidak memuat lagi tiga standar terkait.
Standar menjadi hal penting yang perlu diperhatikan oleh auditor
karena sebagai seorang auditor membutuhkan pemahaman dan kepedulian
pada perubahan standar yang berlaku (Obaidat, 2007), terutama karena ISA
merupakan standar internasional. Auditor harus memperhatikan perubahan
dalam standar audit. Hal ini tidak lain sebagai acuan untuk menghasilkan audit
berkualitas tinggi dan sebagai alat yang digunakan auditor untuk meningkatan
kinerjanya dalam melakukan pekerjaan audit. Hasil penelitian lainnya oleh
Ohiokha dan Akhalumeh dalam Hidayati dan Abdullah (2016) juga
mendukung bahwa standar dan peraturan yang tepat diperlukan untuk
memastikan ketaatan dan kepatuhan auditor yang kemudian bisa berpengaruh
pada kinerja auditor.
Walau demikian, meski sejak tahun 2013 pelaksanaan audit diharuskan
dengan adopsi ISA, sampai saat ini hanya 17% KAP yang menerapkan ISA
dalam pelaksanaan standar auditnya (Sari dan Rustiana, 2016). Disimpulkan
dalam penelitian tersebut bahwa hal ini dikarenakan banyak KAP yang masih
dalam tahap mempersiapkan auditornya dalam pelatihan untuk benar-benar
memahami mengenai ISA. Pemetaan penerapan ISA yang dilakukan di
6
Yogyakarta ini masih memerlukan tindakan proaktif baik dari pihak KAP
maupun dari pihak IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) sebagai regulator
yang menetapkan dan mengeluarkan peraturan standar audit berbasis
internasional di Indonesia. Sangat disayangkan karena menurut Izma dalam
Harahap, dkk (2017) tujuan ISA adalah untuk meningkatkan kualitas audit agar
dapat mencapai konvergensi dengan standar global.
Tingkat kepatuhan pada standar audit yang berlaku berbeda-beda antara
kantor akuntan publik dengan ukuran perusahaan yang berbeda (Bank Dunia,
2011). Bank Dunia melakukan diskusi dan wawancara dengan auditor-auditor
dari perwakilan KAP di Indonesia. Bank Dunia menilai bahwa auditor yang
berasal dari KAP yang terafiliasi dengan jaringan internasional tampaknya
memiliki kemampuan untuk mematuhi standar audit dengan tingkat yang
tinggi. Bank Dunia juga menyebutkan dalam laporannya Report on the
Observance of Standards and Codes/ ROSC Indonesia (2011) bahwa KAP
yang lebih kecil merasa sulit untuk menanggung biaya pelatihan dan kegiatan
terkait untuk memastikan kepatuhan dengan standar audit.
Disinilah terjadi gap antara kebijakan untuk melaksanakan audit
berbasis risiko (yang merupakan ciri khas ISA dan sudah diadopsi dalam SPAP
terbaru) dengan kemampuan auditor untuk melaksanakan praktik sesuai
standar tersebut. Hal ini dikarenakan, tidak mudahnya (membutuhkan proses
yang lama) serta diperlukannya pelatihan dan pendidikan yang intensif untuk
benar-benar memahami standar baru yang diberlakukan. Bank Dunia pun
mengungkapkan masih ada beberapa kesenjangan kepatuhan yang penting
dalam praktik audit (ROSC, 2011).
7
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti kemudian
menilai bahwa isu ini menarik untuk diteliti. Selain karena literatur penelitian
mengenai adopsi ISA masih sangat sedikit di Indonesia, penelitian ini akan
menunjukkan tingkat kepatuhan auditor terhadap International Standards on
Auditing (ISA) yang secara tidak langsung bisa menunjukkan kepatuhan
auditor terhadap SPAP terbaru (karena SPAP saat ini sudah mengadopsi ISA
secara penuh) di Indonesia. Tingkat kepatuhan ini akan menunjukkan respon
auditor terhadap ISA yang bisa dinilai dari dimulainya penerapan standar
berbasis adopsi ISA di tahun 2013, hingga tahun 2018.
Penelitian mengenai kepatuhan auditor terhadap ISA sudah dilakukan
oleh Obaidat (2007), namun penelitian ini memberikan perbedaan pada
wilayah penelitian dan tahun perubahan (amandemen) ISA. Jika penelitian oleh
Obaidat (2007) dilakukan di Yordania, penelitian ini dilaksanakan di Indonesia
dengan respondennya adalah auditor-auditor yang bekerja di KAP di DKI
Jakarta dan sekitarnya. Perbedaan selanjutnya, yaitu tahun perubahan
(amandemen) ISA yang digunakan sebagai acuan oleh Obaidat (2007) adalah
handbook ISA amandemen (pemutakhiran) tahun 2007, sedangkan penelitian
ini menggunakan acuan handbook ISA pemutakhiran tahun 2015, yang
didapatkan dari laman IFAC (http://www.ifac.org).
Skripsi ini sebagai sebuah penelitian kemudian diberi judul,
“Kepatuhan Auditor terhadap International Standards on Auditing/ ISA”.
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diketahui identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Masih sedikitnya Kantor Akuntan Publik di Indonesia yang menerapkan
standar internasional dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Tantangan tersendiri pada auditor untuk meningkatkan pemahaman dan
melaksanakan audit sesuai dengan standar terbaru.
3. Adanya kebutuhan untuk mengetahui perkembangan apakah auditor sudah
patuh melaksanakan pekerjaannya sebagaimana SPAP di Indonesia yang
sudah mengadopsi ISA.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan luasnya
ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini dibatasi hanya untuk melihat
perkembangan atas kepatuhan auditor terhadap International Standards on
Auditing (ISA). Perkembangan atas kepatuhan auditor terhadap ISA ini secara
tidak langsung akan turut serta melihat apakah auditor sudah turut patuh pada
SPAP dalam melaksanakan pekerjaan auditnya. Namun, penelitian ini hanya
akan difokuskan pada standar-standar beserta poin pentingnya yang ada pada
ISA berdasarkan amandemen pada Handbook of International Quality Control,
Auditing Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements
tahun 2015 yang dikeluarkan oleh IAASB (diakses pada laman
www.ifac.org/publication-resources, pada pukul 14.29 WIB tanggal 14
Okotober 2018). Pembatasan masalah ini bertujuan untuk mendapatkan
9
temuan yang lebih fokus dan menghindari adanya penyimpangan hasil karena
permasalahan yang melebar. Penelitian ini menggunakan data primer dengan
kuesioner yang di sebar di Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta, Bekasi,
Tangerang dan Tangerang Selatan yang telah terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) per 31 Desember 2017 dan direktori IAPI per Maret 2018.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peta kepatuhan auditor terhadap International Standards on
Auditing (ISA) di Indonesia?
2. Dalam International Standards on Auditing (ISA), poin standar berapakah
yang paling tinggi dan standar yang belum sepenuhnya dipatuhi oleh auditor
di Indonesia?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan
untuk:
a. Mengetahui peta kepatuhan auditor terhadap International Standards
on Auditing (ISA) di Indonesia
b. Mengetahui poin standar dari International Standards on Auditing
(ISA) yang paling tinggi maupun standar yang belum sepenuhnya
dipatuhi oleh auditor di Indonesia
10
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi
kontribusi teoritis dan kontribusi praktis. Adapun penjelasan manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kontribusi Teoritis
1) Ilmu Pengetahuan
Menambah literatur, pengembangan ilmu akuntansi, serta menjadi
acuan penelitian di bidang akuntansi selanjutnya, terutama untuk
peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
International Standards on Auditing (ISA).
2) Masyarakat
Sebagai sarana informasi mengenai standar audit internasional yang
sudah diterapkan di Indonesia, yang diharapkan dapat melihat peta
kepatuhan auditor.
3) Peneliti
Sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah referensi
mengenai International Standards on Auditing (ISA) yang bisa
bermanfaat bagi penulis dimasa yang akan datang sebagai salah satu
syarat kelulusan sarjana strata 1.
b. Kontribusi Praktis
1) Bagi praktisi akuntan publik sebagai suatu tinjauan untuk lebih
mendalami standar audit internasional untuk menjadi seorang
akuntan publik yang melakukan praktik lebih profesional.
11
2) Bagi perusahaan sebagai suatu pengetahuan mengenai standar audit
yang biasanya dijalankan oleh akuntan publik dalam memberikan
assurance atas laporan keuangan perusahaannya.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Regulasi
Regulasi adalah sejumlah perangkat peraturan perundang-undangan
yang dirancang dan diberlakukan terutama untuk kepentingan operasi atau
kegiatan industri tertentu (Yadiati, 2015:29). Ada dua kelompok
kepentingan yang berkaitan dengan teori regulasi menurut Yadiati
(2015:29), yaitu teori kepentingan publik dan teori kepentingan kelompok.
Teori kepentingan publik (a public interet theories) beranggapan
bahwa regulasi memiliki tujuan utama yaitu untuk melindungi kepentingan
publik. Teori kepentingan kelompok (interest group) menekankan
pengembangan dan mempertahankan regulasi yang mendukung kelompok
tertentu. Dalam teori kelompok ini terbagi menjadi dua, yaitu the political
rulling elite theory of regulation dan the economic theory of regulation. The
political rulling elite theory of regulation memfokuskan pada kekuatan
politik yang berusaha untuk menguasai pusat-pusat pengambilan keputusan
politik yang menguntungkan kepentingannya. The economic theory of
regulation menekanan pada kekuasaan ekonomi, artinya kepada
penguasaan atas sumber-sumber ekonomi sehingga dapat mengendalikan
keputusan-keputusan di bidang ekonomi.
Stigler (1971) menyampaikan regulasi dapat dilihat dengan dua
sudut pandang. Sudut pandang pertama yaitu bahwa peraturan
13
dilembagakan untuk perlindungan dan manfaat publik atau sebagian besar
masyarakat pada umumnya. Sudut pandang yang kedua yaitu sudut pandang
yang bersifat proses politis yang menentang penjelasan rasional karena
pengertian “politik” sebagai hal yang tidak terpikirkan dan campuran
kekuatan yang terus menerus dan tidak dapat diprediksi.
Stigler (1971) juga menyampaikan bahwa aktivitas seputar peraturan
menggambarkan keterikatan antara kekuatan politik dari pemangku
kepentingan (eksekutif) sebagai sisi permintaan/demand dan legislatif
sebagai penawaran/supply. Hal ini menyiratkan bahwa peran pemerintah
dibutuhkan untuk mengatur ketentuan-ketentuan terhadap apa yang harus
dilakukan oleh perusahaan. Tujuannya untuk menentukan dan menyajikan
informasi dengan akses informasi yang sama dan seimbang.
Teori regulasi menunjukkan hasil dari tuntutan publik atas koreksi
terhadap kegagalan pasar. Kegagalan pasar yang dimaksud, diantaranya
karena tidak ada persaingan, adanya pihak yang memperoleh informasi
dengan biaya yang berbeda, ketidaksempurnaan gap informasi serta
pemerintah tidak independen dalam mengembangkan regulasi. Ghozali dan
Chariri (2007) dalam Syagata (2014) juga beranggapan bahwa regulasi
terjadi sebagai reaksi terhadap suatu krisis yang tidak dapat diidentifikasi
dan adanya berbagai krisis dalam penentuan standar mendorong munculnya
kebijakan regulasi.
Sebagai respon atas permintaan terhadap permintaan kebijakan atau
standar audit, pihak penentu standar audit menanggapi dengan cara
menyediakan kebijakan terkait. International Standards on Auditing (ISA)
14
yang dikeluarkan oleh IAASB, merupakan jawaban atas kebutuhan regulasi
yang bertaraf internasional. Standar internasional ini dibutuhkan sebagai
penyelarasan (harmonisasi), karena selama ini tiap-tiap negara memiliki
standar auditnya masing-masing. Hal ini tidak lain dilakukan untuk
menjawab tantangan globalisasi, peningkatan kualitas profesi auditor atau
akuntan publik, serta menjaga kepercayaan masyarakat atas profesi auditor.
2. Teori Kepatuhan
Kepatuhan adalah elemen dasar dalam struktur kehidupan sosial
(Milgram, 1963). Kepatuhan dikatakan juga sebagai mekanisme psikologis
yang menghubungkan tindakan individu dengan tujuan politik, yang
merupakan kecenderungan perilaku yang sudah kuat di masyarakat, dengan
etika, simpati dan perilaku moral sebagai dorongan utama atas perilaku
tersebut. Kepatuhan sendiri bisa bersifat mendidik dan mengacu pada
tindakan yang baik dan benar, maupun tindakan yang salah.
Menurut Lunenburg (2012) teori kepatuhan adalah pendekatan
terhadap struktur organisasi yang mengintegrasikan beberapa ide dari model
manajemen klasik dan partisipatif. Etzioni (1975, dalam Lunenburg (2012),
mengembangkan pendekatan inovatif untuk struktur organisasi yang
disebut teori kepatuhan. Dia mengklasifikasikan organisasi berdasarkan
jenis kekuatan yang mereka gunakan untuk mengarahkan perilaku anggota
mereka dan jenis keterlibatan anggotanya. Etzioni mengidentifikasikan tiga
jenis kekuatan organisasi: koersif, utilitarian, dan normatif.
15
1) Kekuatan koersif, menggunakan paksaan dan rasa takut untuk
mengendalikan partisipan yang berada di level rendah.
2) Kekuatan utilitarian, menggunakan remunerasi atau penghargaan
ekstrinsik untuk mengendalikan partisipan di level rendah.
3) Kekuatan normatif, mengendalikan melalui alokasi imbalan instrinsik,
seperti pekerjaan yang menarik, identifikasi dengan tujuan, dan
memberikan kontribusi kepada masyarakat.
Menurut Etienne (2011), walaupun temuan-temuan empriris telah
terakumulasi, namun teori kepatuhan maupun ketidakpatuhan berkembang
secara kompleks, karena adanya berbagai kerangka kerja dan model yang
dikembangkan. Sebagai salah satu jawaban yang ditawarkan oleh Etienne
(2011), untuk menghadapi masalah terkait di atas yaitu bagaimana pengaruh
regulasi publik mengatur motivasi (tujuannya) dan alternatifnya. Hal ini
dimaksudkan bahwa regulasi (di antara sumber-sumber pengaruh mengenai
kepatuhan lainnya) dapat mempengaruhi proses pembentukan preferensi
(prioritas). Pendekatan ini bertujuan sebagai pembingkaian tujuan untuk
mengukur tingkat kepatuhan. Pendekatan ini penting untuk pemangku
kepentingan dan terutama regulator di ranah publik dan ranah privat. Sudah
saatnya bagi regulator untuk mengadopsi pandangan yang lebih luas
mengenai apa yang memotivasi regulator dan untuk membangun strategi
yang kuat serta saling melengkapi tujuan atas tujuan yang berbeda dan efek
gabungan yang terjadi atas preferensi regulator.
Dalam teori kepatuhan, adapula teori kepatuhan terhadap peraturan
(theory of regulatory compliance). Teori kepatuhan terhadap peraturan
16
(TRC) berkaitan dengan pentingnya mematuhi aturan atau peraturan (Fiene,
2016). Teori ini memiliki implikasi untuk semua pengembangan regulasi,
peraturan dan pengembangan standar dalam bidang jasa dan ekonomi. Teori
ini telah berkembang dalam 40 tahun terakhir. Teori ini memiliki
signifikansi khusus karena berfungsi sebagai kebutuhan untuk pengawasan
yang kurang lebih bersifat politis. Poin penting dalam teori ini, diungkapkan
oleh Fiene (2016) yaitu penekanan terhadap pemilihan aturan yang tepat
daripada memiliki banyak aturan yang bersifat prediktif.
3. Audit dan Standar Audit
American Accounting Association (AAA) Committee on Basic
Auditing Concepts mendefinisikan audit sebagai berikut:
Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating
evidence regarding assertions about economic actions and events to
ascertain the degree of correspondence between the assertions and
established criteria and communicating the results to interested users.
(Audit adalah suatu proses sistematis mendapatkan dan mengevaluasi bukti-
bukti secara objektif sehubungan dengan asersi atas tindakan dan peristiwa
ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut
dan menetapkan kriteria serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.)
Business & Management Quarterly Review memandang audit dari
sisi bisnis, mereka mengungkapkan (Hidayati dan Abdullah, 2016):
Auditing is the process by which a business is investigated and evaluated to
see if the business has operating by the approved accepted standards of
regulatory procedures set forth for the business and if the business’s
finances are all correctly reported and thereby utilized.
17
(Audit adalah proses dimana bisnis diselidiki dan dievaluasi untuk melihat
apakah bisnis tersebut telah beroperasi sesuai dengan standar prosedur
peraturan yang berlaku yang ditetapkan untuk bisnis dan jika keuangan
bisnis dilaporkan dengan benar dan dengan demikian digunakan.)
Arens dkk (2015: 2) mendefinisikan audit sebagai berikut:
Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information
to determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a
competent, independent person.
(Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan
kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang
kompeten dan independen.)
Dari tiga definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa audit adalah
serangkaian proses untuk mengevaluasi dan memeriksa laporan keuangan
untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar yang berlaku untuk
kemudian dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Tuanakotta dalam bukunya yang berjudul Audit Kontemporer,
menjelaskan makna audit (auditing) dengan cara membandingkannya
dengan akuntansi (accounting), dan dengan menunjukkan manfaatnya.
Tuanakotta (2015: 4), membandingkan akuntansi dan audit dengan
pekerjaan pembangunan gedung dan pengawasan pembangunan gedung.
Pembangunan gedung adalah proses mengubah input (bahan-bahan
bangunan), dengan bantuan manusia dan mesin, ke dalam output (bangunan
itu sendiri). Proses tersebut disebutkan menunjukkan kesamaan dengan
18
penyusunan laporan keuangan yang meliputi tiga unsur, yaitu input,
process, dan output, dengan sifatnya yang bersifat konstruktif, atau
membangun sesuatu.
Peran auditor seperti insinyur pengawas yang mengawasi proses
pembangunan gedung (selama tahap pembangunan atau sesudahnya), audit
memberikan jaminan yang memadai (reasonable assurance). Secara
sederhana jaminan yang memadai ini berbicara mengenai kesesuaian antara
laporan keuangan dengan standar-standar akuntansi yang digunakan (spek
yang digunakan) yang diterapkan secara konsisten. Kesimpulannya yaitu
akuntansi bersifat konstruktif sedangkan audit bersifat analitis. Proses
akuntansi dimulai dari terjadinya transaksi (input) sampai menghasilkan
laporan keuangan (output), sedangkan proses audit dimulai dari laporan
keuangan, kemudian ke bukti-bukti yang mendasarinya.
Dari kesimpulan di atas juga menunjukkan bahwa audit tidak bisa
terlepas dari standar audit yang berlaku. Arens (2014) dalam Harahap dkk.
(2017) menyatakan bahwa standar audit merupakan pedoman bagi auditor
dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar audit
diperlukan sebagai pedoman sekaligus sebagai alat ukur untuk menilai
kualitas audit. Standar audit dibuat berdasarkan konsep dasar yang
diperlukan sebagai dasar pembuatan standar yang berguna untuk praktik
penugasan audit untuk memberikan arahan dan pengukuran kualitas
(Harahap, dkk., 2017)
International Auditing and Assurance Board/ IAASB adalah dewan
penetapan standar independen di dalam International Federation of
19
Accountant (IFAC) yang bekerja untuk meningkatkan kualitas dan
keseragaman praktik audit di seluruh dunia serta untuk memperkuat
kepercayaan publik terhadap profesi audit dan penjaminan global. IAASB
berkomitmen untuk mengembangkan seperangkat standar internasional
yang secara umum diterima di seluruh dunia. Anggota IAASB bertindak
untuk kepentingan bersama masyarakat luas dan profesi akuntansi di
seluruh dunia.
Pernyataan IAASB mengatur audit, ulasan (review) jaminan lainnya
dan keterlibatan layanan terkait yang dilakukan sesuai dengan standar
internasional. IAASB tidak mengesampingkan Undang-Undang atau
peraturan setempat yang mengatur audit atas laporan keuangan historis atau
perjanjian jaminan tentang informasi lain di suatu negara tertentu yang
harus dipatuhi sesuai dengan standar nasional negara tersebut. (IAASB
Preface, 2015:2).
Adapun standar-standar internasional yang dikeluarkan oleh
IAASB, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. International Standards on Auditing (ISA), harus diterapkan dalam
audit informasi keuangan historis.
b. International Standards on Review Engagement (ISRE), harus
diterapkan dalam perikatan jaminan yang berhubungan dengan hal-hal
selain informasi keuangan historis.
c. International Standards on Assurance Engagements (ISAE), harus
diterapkan dalam perikatan penjaminan yang menangani hal-hal selain
informasi keuangan historis.
20
d. International Standards on Related Services (ISRS), harus diterapkan
pada perikatan kompilasi, perikatan untuk menerapkan prosedur yang
disepakati untuk informasi dan perikatan layanan terkait lainnya seperti
yang ditentukan oleh IAASB.
e. ISA, ISRE, ISAE, dan ISRS secara kolektif disebut sebagai Standar
Manajemen IAASB.
f. International Standards Quality Control (ISQC) harus diterapkan untuk
semua layanan yang berada di bawah standar keterlibatan IASB.
Berikut adalah gambar struktur pernyataan standar internasional dari
IAASB (IAASB, 2015: handbook 1).
21
Gambar 2.1
Struktur Pernyataan Standar Internasional Dari IAASB
4. Kepatuhan Auditor
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepatuhan berasal dari
kata patuh yang berarti taat pada perintah atau aturan, berdisiplin (diakses
dari https://kbbi.kemdikbud.go.id, pada tanggal 3 Januari 2019, pukul 23.33
WIB). Dalam konteks tata kelola perusahaan, kepatuhan berarti mengikuti
suatu spesifikasi, standar, atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang
biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam
suatu bidang tertentu (Hidayati dan Abdullah, 2016).
22
Sebuah standar dibuat untuk dipatuhi dan diberlakukan sebagai
sebuah pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Demikian halnya
dengan standar audit yang dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan audit
dapat berjalan dengan baik oleh auditor maupun akuntan publik yang
melaksanakan pekerjaan auditor. Dalam penugasan audit, auditor
independen bertanggung jawab untuk memenuhi standar audit yang telah
dibuat oleh badan pembuat standar. Seperti Standar Profesi Akuntan Publik
yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) di Indonesia
dan standar internasional yang diterbitkan oleh International Auditing and
Assurance Standards Board (IAASB) yaitu International Standards on
Auditing (ISA). Kepatuhan auditor diukur dari seberapa besar mereka dapat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
(Hidayati dan Abdullah, 2016).
Indonesia mengadopsi International Standards on Auditing ISA)
dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Hal ini ditindak lanjuti
dengan diberlakukannya standar terkait untuk audit atas laporan keuangan
emiten yang dimulai pada atau sesudah tanggal 1 Januari 2013, dan 1
Januari 2014 untuk entitas selain emiten. Tanpa komitmen dalam mematuhi
standar, maka setiap individu dalam satu Kantor Akuntan Publik akan
memiliki tingkah laku dan perlakuan terhadap penugasan yang berbeda-
beda yang dinilai baik menurut anggapannya dalam berinteraksi (Hidayati
dan Abdullah, 2016). Penerapan standar ini memang tidak serta merta dapat
dilaksanakan oleh KAP untuk auditor-auditornya. Hal ini dapat dilihat dari
hasil penelitian oleh Sari dan Rustiana (2016), pada tahun 2016 hanya 17%
23
KAP yang benar-benar menerapkan ISA dalam pelaksanaan standar
auditnya. Hal tersebut terjadi, karena masih adanya proses untuk memahami
poin-poin dari standar ISA serta pelatihan-pelatihan untuk auditor-
auditornya.
Bank Dunia dalam laporannya “Report on the Observance of
Standards and Codes/ ROSC Indonesia” (2011), mengungkapakan
beberapa kesenjangan kepatuhan yang penting dalam praktik audit.
Beberapa celah kepatuhan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Audit (audit planning). Bank Dunia menyebutkan bahwa
banyak auditor di Indonesia tampaknya tidak menghargai pentingnya
perencanaan audit yang tepat dan sering melakukan audit tanpa
mengembangkan rencana audit yang tepat.
b. Dokumentasi (documentation). Bank Dunia menilai bahwa di antara
sebagai auditor yang berpraktik, kurangnya pemahaman mengenai apa
yang didokumentasikan dan cara mendokumentasikannya. Sebagian
besar dalam audit perusahaan kecil dan menengah, praktik dokumentasi
gagal memberikan bukti audit untuk mendukung opini audit.
c. Kecurangan (fraud). Bank Dunia menilai bahwa auditor di Indonesia
yang berpraktik tampaknya tidak melakukan upaya terbaik dalam
menerapkan prosedur untuk mendeteksi kecurangan dengan baik saat
melakukan kegiatan audit.
d. Kelangsungan Usaha (going concern). Dalam beberapa perikatan/
penugasan audit, Bank Dunia menilai bahwa di Indonesia, kurangnya
prosedur untuk mendapatkan audit yang memadai tentang kelayakan
24
penggunaan manajemen atas asumsi kelangsungan usaha dalam
persiapan dan penyajian laporan keuangan.
e. Pihak Berelasi (Related Parties). Dalam beberapa audit, Bank Dunia
menilai bahwa auditor di Indonesia tampaknya tidak serius menerapkan
prosedur yang ketat untuk mengidentifikasi, menilai, dan menanggapi
risiko salah saji material yang timbul dari kegagalan entitas yang
diatudit untuk secara tepat menjelaskan atau mengungkapkan
hubungan, transaksi, atau saldo pihak terkait.
f. Masalah lain (Other Issues). Bank Dunia menyebutkan dalam
laporannya bahwa auditor di Indonesia kadang-kadang tidak
menerapkan prosedur yang diperlukan dan sepenuhnya bergantung
pada penilaian manajemen. Auditor juga pada umumnya ditemukan
menerima laporan penilaian, laporan aktuaria, dan pendapat/ laporan
ahli lainnya tanpa mengevaluasi apakah ahli memiliki kompetensi,
kemampuan dan obyektivitas yang diperlukan untuk tujuan auditor.
Kepatuhan auditor terhadap ketentuan pedoman atau standar audit
menjadi penting, karena apabila diterapkan dalam penugasannya, sikap
kepatuhan tersebut akan meningkatkan kualitas audit (Harahap, dkk., 2017).
Kualitas audit yang tinggi inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan
masyarakat terhadap profesi auditor juga karena sifat profesionalnya yang
ditunjukkan dengan kepatuhannya terhadap standar audit yang berlaku.
(Hidayati dan Abdullah, 2016).
25
5. International Standards on Auditing (ISA)
International Standards on Auditing (ISA) merupakan standar audit
terbaru yang diadopsi oleh di Indonesia yang diwujudkan melalui revisi
terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan mengutip dari
laman www.feb.ugm.ac.id (yang diakses pada tanggal 04 September 2018,
pukul 14.06 WIB), akuntan publik wajib melakukan audit atas laporan
keuangan emiten berdasarkan standar yang baru ini per 1 Januari 2013.
International Standards on Auditing (ISA) diterbitkan oleh IAASB
(International Auditing and Assurance Standards Board) yang merupakan
lembaga independen yang menetapkan standar (independent standard-
setting body) untuk kepentingan umum dengan menetapkan standar
internasional bermutu tinggi, dalam bidang audit, assurance serta standar
lain yang terkait. IAASB juga memfasilitasi konvergensi standar
internasional dan standar nasional di bidang audit dan assurance secara
global (Tuanakotta, 2015:39). IAASB berada di bawah naungan IFAC
(International Federation of Accountants) sebagai komite tetap yang
meningkatkan mutu dan konsistensi praktik audit di seluruh dunia serta
memiliki tanggung jawab untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap
profesi audit dan assurance secara global.
ISA diterbitkan dalam konteks audit atas laporan keuangan oleh
auditor independen. ISA perlu diadaptasi atau diadopsi sesuai dengan
kebutuhan untuk diterapkan pada audit atas laporan keuangan historis. ISA
berisi standar-standar yang diperlukan dalam pekerjaan auditor yang tidak
lain untuk memenuhi tujuan dari audit laporan keuangan. Adapun tujuan
26
yang dimaksud yaitu perumusan opini atau pendapat auditor mengenai
laporan keuangan yang disusun, dalam semua hal yang material, telah sesuai
(tidak sesuai) dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (IAASB
preface, 2015:3).
Adapun dalam melaksanakan audit, tujuan keseluruhan auditor
adalah untuk mendapatkan jaminan yang dapat diterima (reasonable
assurance) mengenai apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas
dari salah saji material, baik karena penipuan atau kesalahan, dan untuk
melaporkan laporan keuangan sesuai dengan temuan auditor. ISA
mensyaratkan bahwa auditor memodifikasi pendapatnya yang sesuai atau
menarik diri dari perikatan, jika tujuan keseluruhan ini belum atau tidak
dapat dicapai.
Terdapat perbedaan antara ISA dan standar audit sebelumnya, yang
merupakan perubahan yang substantif dan mendasar yang dapat
mencerminkan cara berpikir yang berbeda yang melandasi teknik audit
tertentu. Perubahan dan substantif yang dimaksud, menurut Tuanakotta
(2015:56), yaitu:
a. Penekanan pada audit berbasis risiko
Terdapat penekanan yang besar pada aspek risiko dalam setiap
tahap auditnya. SPAP yang sebelumnya tidak mengabaikan aspek risiko
ini, namun setelah audit berbasis ISA yang merupakan sinonim dari
audit berbasis risiko, lebih menekankan dan memperhatikan setiap
risiko yang bisa timbul dari proses audit yang dilakukan. Tuanakotta
27
(2015: 237) melihat audit berbasis risiko dari dua sisi yaitu entitas dan
auditor.
Sisi yang pertama, menggambarkan perspektif dan tujuan entitas.
Sisi ini memperlihatkan risiko bawaan (inherent risk) yang tanpa
mempertimbangkan mitigasi oleh pengendalian internal, berisi semua
faktor risiko bisnis serta kecurangan yang bisa menyebabkan laporan
keuangan disalahsajikan secara material. Sisi ini juga mencerminkan
prosedur pengendalian yang pervasif dan spesifik yang dibuat oleh
manajemen, tidak lain untuk memitigasi risiko laporan keuangan yang
disalah sajikan. Sisi ini menunjukkan risiko pengendalian (control risk).
Adapula management’s residual risk yang merupakan risiko yang
tersisa setelah manajemen mengupayakan segala pengendalian.
Sisi yang kedua, menunjukkan perspektif auditor. Auditor
berupaya melaksanakan penilaian risiko, hal ini untuk menentukan
apakah laporan keuangan entitas bebas dari salah saji yang material.
b. Perubahan dari standar berbasis aturan ke standar berbasis prinsip
Standar berbasis aturan (rules-based standards), menetapkan
langkah demi langkah dengan banyak petunjuk teknis yang diharapkan
dapat membantu auditor mencapai tujuan. Standar berbasis aturan ini
dinilai sangat rumit dan mengekang kearifan professional.
Atas dasar tersebut, terjadi perubahan dari standar berbasis aturan
ke standar berbasis prinsip. Perubahan ini, diharapkan dapat membuat
auditor bisa mengembangkan kearifan professionalnya tanpa harus
terikat dengan aturan-aturan yang berlaku.
28
Tuanakotta (2015:57) menyatakan perubahan ini sangat
signifikan dan dasar dalam standar berbasis prinsip itu, ialah:
1) Mengetahui tujuan (audit) yang ingin dicapai;
2) Mengenai lapangan dengan baik (klien, industri klien dan
lingkungan klien);
3) Mengetahui apa yang wajib dilakukan, agar audit sesuai standar dan
auditnya bermutu,
4) Senantiasa waspada, menggunakan kearifan professional
(professional judgement), untuk mencapai tujuan.
c. Berpaling dari model matematis
ISA tidak mengabaikan model matematis. Namun, jika model
matematis menimbulkan keraguan yang besar, ISA memberikan
keleluasaan menerapkan kearifan professional. Pendekatan matematis
dinilai menjadikan auditor sebagai robot dan hal ini ditakutkan akan
membuat auditor berhenti berpikir. Sehingga, penggunaan model
matematis tidak lagi menjadi sebanyak sebelum ISA diadopsi. Hal ini
memberikan ruang pada penerapan professional judgement yang lebih
luas.
d. Menggunakan Kearifan Profesional
Penekanan pada penerapan professional judgement (kearifan
profesional), merupakan contoh mendasar yang ditekankan pada ISA
(Tuanakotta, 2015:58). Menurut ISA, jika keputusan audit yang penting
dibuat oleh asisten/ auditor yang belum berpengalaman, maka auditnya
tidak sesuai dengan standar. ISA melihat bahwa diharuskan adanya
29
keterlibatan auditor yang berpengalaman dan mumpuni. Auditor
tersebut sudah harus memiliki jam terbang dan pakar dalam audit bidang
tertentu, telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang tepat dengan
penugasannya serta memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu, seperti
kewaspadaan profesional.
e. Penerapan Kewaspadaan Profesional (Professional Skepticism)
Kewaspadaan profesional (Professional Skepticism) adalah
tanggapan wajar dari auditor yang berhadapan dengan risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan, baik yang tidak disengaja
(error) maupun yang berniat jahat (fraud) (Tuanakotta, 2015:59). ISA
menekankan penerapan kewaspadaan profesional auditor, sejak
sebelum dimulainya penerimaan penugasan audit. Auditor wajib untuk
menerapkan kewaspadaan profesionalnya setiap saat ketika
melaksanakan auditnya.
f. Penilaian dan pengendalian internal
Pengendalian internal merupakan perubahan mendasar dalam
standar audit dan bagian yang tidak terpisahkan dari audit berbasis risiko
(Tuanakotta, 2015:59). ISA mewajibkan sistem pengendalian internal
suatu kewajiban yang harus dipenuhi entitas. ISA juga mewajibkan
auditor menilai, menggunakan hasil penilainnya, dan
mengkomunikasikan kelemahan lingkungan dan sistem pengendalian
internal.
g. Those Charged with Governance (Pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola)
30
Komunikasi dua arah yang efektif antara auditor dan TCWG
merupakan unsur penting dalam audit (Tuanakotta, 2015:541). Hal ini
memungkinkan auditor untuk memngkomunikasikan hal-hal yang wajib
dikomunikasikan dan hal-hal lain. Hal tersebut juga memungkinan
TCWG memberi kepada auditor informasi yang (tanpa komunikasi ini)
tidak akan tersedia. Informasi tersebut bermanfaat bagi auditor dalam
merencanakan audit dan mengevaluasi hasilnya.
Penjabaran dari International Standards on Auditing (ISA) yang
tertuang dalam IAASB Handbook ISA tahun 2015, adalah sebagai berikut:
a. 200-299: Prinsip-prinsip Umum dan Tanggung jawab
1) ISA 200: Tujuan keseluruhan auditor dan pelaksanaan suatu audit
berdasarkan standar standar internasional dalam audit
ISA ini mengandung tujuan, persyaratan dan aplikasi serta penjelasan
lainnya yang dirancang untuk mendukung auditor dalam memperoleh
jaminan yang wajar. ISA mengharuskan auditor melakukan penilaian
profesional dan mempertahankan skeptisisme professional di
sepanjang perencanaan dan pelaksanaan audit.
2) ISA 210: Persetujuan atas syarat-syarat perikatan audit
ISA 210 berhubungan dengan tanggung jawab auditor dalam
menyetujui ketentuan perikatan audit dengan manajemen dan, jika
diperlukan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
3) ISA 220: Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan
31
ISA 220 ini berhubungan dengan tanggung jawab spesifik auditor
terkait prosedur pengendalian mutu untuk audit atas laporan
keuangan.
4) ISA 230: Dokumentasi audit
ISA 230 ini membahas tanggung jawab auditor untuk menyiapkan
dokumentasi audit untuk audit atas laporan keuangan.
5) ISA 240: Tanggung jawab auditor terkait dengan kecurangan dalam
suatu audit atas laporan keuangan
ISA 240 ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor yang terkait
dengan kecurangan dalam audit atas laporan keuangan.
6) ISA 250: Pertimbangan atas peraturan perundang-undangan dalam
audit laporan keuangan
ISA 250 ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
mempertimbangkan undang-undang dan peraturan dalam audit atas
laporan keuangan.
7) ISA 260: Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola
ISA 260 ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
berkomunikasi dengan TCWG dalam audit atas laporan keuangan.
8) ISA 265: Pengkomunikasian defisiensi dalam pengendalian internal
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan
manajemen
ISA 265 berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
berkomunikasi secara tepat dengan TCWG dan manajemen atas
32
defisiensi dalam pengendalian internal yang auditor identifikasi dalam
audit atas laporan keuangan. Auditor diharuskan untuk memperoleh
pemahaman tentang pengendalian internal yang relevan dengan audit
ketika mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material.
b. 300-450: Penilaian Risiko dan Respons Terhadap Risiko yang Telah
Dinilai
9) ISA 300: Perencanaan suatu audit atas laporan keuangan
ISA 300 berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
merencanakan audit atas laporan keuangan.
10) ISA 315: Pengindentifikasian dan penilaian risiko salah saji material
melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya
ISA 315 berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material dalam laporan
keuangan, melalui pemahaman entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internal entitas.
11) ISA 320: Materialitas dalam perencanaan dan pelaksanaan audit
ISA 320 ini membahas tanggung jawab auditor untuk menerapkan
konsep materialitas dalam perencanaan dan melakukan audit atas
laporan keuangan.
12) ISA 330: Respon auditor terhadap risiko yang telah dinilai
ISA 330 ini membahas tanggung jawab auditor untuk merancang dan
menerapkan respon terhadap risiko salah saji material yang
diidentifikasi dan dinilai oleh auditor sesuai dengan ISA 315 dalam
audit atas laporan keuangan.
33
13) ISA 402: Pertimbangan audit terkait dengan entitas jasa
ISA 402 ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat ketika entitas
pengguna beroperasi satu atau lebih organisasi jasa.
14) ISA 450: Pengevaluasian atas salah saji yang diidentifikasi selama
audit
ISA 450 ini membahas tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi
pengaruh salah saji yang teridentifikasi pada audit dan jika ada, salah
saji yang tidak dikoreksi pada laporan keuangan.
c. 500-580: Bukti Audit
15) ISA 500: Bukti audit
ISA 500 menjelaskan apa yang merupakan bukti audit dalam audit
atas laporan keuangan, dan berkaitan dengan tanggung jawab auditor
untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk
mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat menarik
kesimpulan yang masuk akal untuk mendasari opini auditor.
16) ISA 501: Bukti audit – pertimbangan spesifik atas unsur pilihan
ISA 501 berkaitan dengan pertimbangan khusus oleh auditor dalam
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sesuai dengan ISA 330,
ISA 500 dan ISA terkait lainnya dengan memperhatikan aspek-aspek
tertentu dari inventarisasi, litigasi dan klaim yang melibatkan entitas,
dan segmen informasi dalam audit keuangan pernyataan.
17) ISA 505: Konfirmasi eksternal
34
ISA 505 ini berkaitan dengan penggunaan prosedur konfirmasi
eksternal auditor untuk mendapatkan bukti audit dengan persyaratan
ISA 330 dan ISA 500.
18) ISA 510: Perikatan audit tahun pertama – saldo awal
ISA 510 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait dengan
saldo awal dalam perikatan audit awal.
19) ISA 520: Prosedur analitis
ISA 520 berkaitan dengan penggunaan prosedur analitik oleh auditor
sebagai prosedur substantif (prosedur analitis substantif). Ini juga
berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk melakukan prosedur
analitik dekat akhir audit yang membantu auditor ketika membentuk
suatu kesimpulan keseluruhan pada laporan keuangan.
20) ISA 530: Sampling audit
ISA 530 berlaku ketika auditor telah memutuskan untuk
menggunakan sampling audit dalam melakukan prosedur audit. Ini
berkaitan dengan penggunaan auditor dari pengambilan sampel
statistik dan non-statistik ketika merancang dan memilih sampel audit,
melakukan tes kontrol dan tes rincian, dan mengevaluasi hasil sampel.
21) ISA 540: Audit atas estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi
nilai wajar, dan pengungkapan yang bersangkutan
ISA 540 berkaitan dengan tanggung jawab auditor yang sesuai dengan
estimasi akuntansi, termasuk estimasi nilai wajar akuntansi, dan
pengungkapan terkait dalam audit atas laporan keuangan.
22) ISA 550: Pihak berelasi
35
ISA 550 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait dengan
hubungan dan transaksi pihak terkait dalam audit atas laporan
keuangan.
23) ISA 560: Peristiwa kemudian
ISA 560 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait peristiwa
kemudian dalam audit atas laporan keuangan.
24) ISA 570: Kelangsungan usaha
ISA 570 berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam mengaudit
laporan keuangan terkait penggunaan manajemen atas asumsi
kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan.
25) ISA 580: Representasi tertulis
ISA 580 membahas tanggung jawab auditor untuk memperoleh
representasi tertulis dari manajemen dan apabila diperlukan, TCWG
dalam audit atas laporan keuangan.
d. 600-620: Penggunaan Pekerjaan Pihak Lain
26) ISA 600: Pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan grup
(termasuk pekerjaan auditor komponen)
ISA 600 berlaku untuk audit grup. ISA ini berkaitan dengan
pertimbangan khusus yang berlaku untuk audit kelompok, khususnya
yang melibatkan audit komponen.
27) ISA 610: Penggunaan pekerjaan auditor internal
ISA 610 berhubungan dengan tanggung jawab auditor eksternal jika
menggunakan pekerjaan kontrol internal. Ini termasuk menggunakan
pekerjaan fungsi audit internal dalam memperoleh bukti audit dan
36
menggunakan auditor internal untuk memberikan bantuan langsung di
bawah arahan, pengawasan dan peninjauan auditor eksternal.
28) ISA 620: Penggunaan pekerjaan seorang pakar auditor
ISA 620 berkaitan dengan tanggung jawab auditor yang berkaitan
dengan pekerjaan individu atau organisasi dalam bidang keahlian
selain akuntansi atau audit, ketika pekerjaan itu digunakan untuk
membantu auditor dalam memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat.
e. 700-720: Kesimpulan Audit dan Pelaporan
29) ISA 700: Perumusan suatu opini dan pelaporan atas laporan
keuangan
ISA 700 membahas tanggung jawab auditor untuk membentuk opini
atas laporan keuangan. Standar ini juga berkaitan dengan bentuk dan
isi laporan auditor yang dikeluarkan sebagai hasil dari audit laporan
keuangan.
30) ISA 705: Modifikasi terhadap opini dalam laporan auditor
independen
ISA 705 membahas tanggung jawab auditor untuk mengeluarkan
laporan yang sesuai dalam keadaan ketika, dalam membentuk opini
sesuai dengan ISA 700, auditor menyimpulkan bahwa modifikasi
terhadap pendapat auditor atas laporan keuangan diperlukan.
31) ISA 706: Paragraf penekanan suatu hal dan paragraf hal lain dalam
laporan auditor independen
37
ISA 706 membahas komunikasi tambahan dalam laporan auditor
ketika auditor menganggap perlu untuk menarik perhatian pengguna
terhadap suatu masalah atau hal-hal yang disajikan atau diungkapkan
dalam laporan keuangan yang sangat penting sehingga bagi
pemahaman pengguna atas laporan keuangan; atau untuk menarik
perhatian pengguna untuk masalah atau hal lain selain yang disajikan
atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang relevan dengan
pemahaman pengguna tentang audit, tanggung jawab auditor atau
laporan auditor.
32) ISA 710: Informasi komparatif angka korespondensi dan laporam
keuangan komparatif
ISA 710 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait dengan
informasi komparatif dalam audit atas laporan keuangan. Ketika
laporan keuangan periode sebelumnya telah diaudit oleh auditor
pendahulu atau tidak diaudit, persyaratan dan panduan dalam ISA 510
tentang saldo awal juga berlaku
33) ISA 720: Tanggung jawab auditor atas informasi lain dalam
dokumen yang berisi laporan keuangan yang telah diaudit
ISA 720 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait dengan
informasi lain dalam dokumen yang berisi laporan keuangan yang
diaudit dan laporan auditor di dalamnya. Dengan tidak adanya
persyaratan yang terpisah dalam keadaan tertentu dari perikatan,
pendapat auditor tidak mencakup informasi lain dan auditor tidak
38
memiliki tanggung jawab khusus untuk menentukan apakah informasi
lain dinyatakan dengan benar.
f. 800-810: Area-Area Khusus
34) ISA 800: Pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan yang
disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus
ISA 800 membahas pertimbangan khusus dalam penerapan ISA
tersebut untuk mengaudit laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan kerangka tujuan khusus.
35) ISA 805: Pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan tunggal
dan unsur, akun atau pos spesifik dalam suatu laporan keuangan
ISA 805 berkaitan dengan pertimbangan khusus dalam penerapan ISA
tersebut untuk mengaudit laporan keuangan tunggal atau elemen, akun
atau item tertentu dari laporan keuangan.
36) ISA 810: Perikatan untuk melaporkan ikhtisar laporan keuangan.
ISA 810 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait dengan
keterlibatan untuk melaporkan ringkasan laporan keuangan yang
berasal dari laporan keuangan yang diaudit sesuai dengan ISA oleh
auditor yang sama.
Sebagai perbandingan, adapun susunan SPAP terbaru yang didapatkan
dari laman IAPI (yang diakses pada tanggal 17 Januari 2019, pukul 09.58
WIB), yaitu:
1) SA 200: Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan
Audit Berdasarkan Standar Audit
2) SA 210: Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit
39
3) SA 220: Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
4) SA 230: Dokumentasi Audit
5) SA 240: Tanggung Jawab Auditor terkait dengan Kecurangan dalam
Suatu Audit atas Laporan Keuangan
6) SA 250: Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam
Audit atas Laporan Keuangan
7) SA 260: Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata
Kelola
8) SA 265: Pengkomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal
Kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola dan
Manajemen
9) SA 300: Perencanaan Audit atas Laporan Keuangan
10) SA 315: Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian
Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
11) SA 320: Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit
12) SA 330: Respon Auditor terhadap Risiko yang Telah Diambil
13) SA 402: Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang
Menggunakan Suatu Organisasi Jasa
14) SA 450: Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi
Selama Audit
15) SA 500: Bukti Audit
16) SA 501: Bukti Audit – Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan
17) SA 505: Konfirmasi Eksternal
18) SA 510: Perikatan Audit Tahun Pertama – Saldo Awal
40
19) SA 520: Prosedur Analitis
20) SA 530: Sampling Audit
21) SA 540: Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi
Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan
22) SA 550: Pihak Berelasi
23) SA 560: Peristiwa Kemudian
24) SA 570: Kelangsungan Usaha
25) SA 580: Representasi Tertulis
26) SA 600: Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan Grup
(Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen)
27) SA 610: Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal
28) SA 620: Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor
29) SA 700: Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan
30) SA 705: Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen
31) SA 706: Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam
Laporan Auditor Independen
32) SA 710: Informasi Komparatif Angka Koresponding dan Laporan
Keuangan Komparatif
33) SA 720: Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen
yang Berisi Laporan Keuangan Auditan
34) SA 800: Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang
Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus
35) SA 805: Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan Tunggal
dan Suatu Unsur, Akun, atau Pos Tertentu dalam Laporan Keuangan
41
36) SA 810: Perikatan untuk Melaporkan Ikhtisar Laporan Keuangan
Indonesia sendiri baru mengadopsi ISA pada tahun 2013. ISA yang
diadopsi pada 2013 ini didasarkan pada Handbook of International Quality
Control, Auditing, Review, Other Assurance and Related Services
Pronouncement tahun 2010. Dapat dicermati bahwa susunan SPAP saat ini
sebagaimana yang termuat dalam laman IAPI sama dengan susunan yang ada
pada standar audit dalam Handbook ISA yang diterbitkan dan dimutakhirkan
oleh IAASB pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwasanya penelitian
ini bisa menjadi cerminan mengenai kepatuhan pada SPAP terbaru yang
berbasis risiko setelah mengadopsi ISA dalam standarnya.
42
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil dari penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Harahap,
Suciati,
Puspitasari dan
Rachmianty
(2017)
Pengaruh Pelaksanaan
Standar Audit Berbasis
International Standards
On Auditing (ISA)
terhadap Kualitas Audit
Variabel ISA Variabel Kualitas Audit Pelaksanaan Standar Audit
berbasis Internasional
berpengaruh signifikan terhadap
Kualitas Audit di KAP Komisariat
Wilayah Bandung yang terdaftar
di OJK dan KAP Big Four.
2. Sari & Rustiana
(2016)
Pemetaan Penerapan
Standar Audit Berbasis
ISA Pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Daerah
Istimewa Yogyakarta
Variabel ISA Daerah penelitian,
Jenis penelitian (kualitatif)
Penerapan standar audit berbasis
ISA pada KAP di Yogyakarta
dalam kondisi 17% KAP sudah
dalam tahap penerapan, 33% KAP
dalam tahap edukasi, dan 50%
KAP masih dalam tahap
mengetahui.
(Bersambung pada halaman selanjutnya)
43
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Abdullah dan
Hidayati (2016)
Pengaruh International
Standards On Auditing
(ISA) terhadap Kualitas
Audit dengan
Kepatuhan Auditor
sebagai Variabel
Moderating
Variabel
International
Standards on
Auditing, Variabel
Kepatuhan Auditor
Variabel Kualitas Audit,
Variabel Kepatuhan Auditor
sebagai variabel moderating
Implementasi ISA berpengaruh
terhadap kualitas audit
Ditolaknya variabel kepatuhan
auditor sebagai variabel moderasi
4. Kusumawhardhani
(2015)
Implementasi
International Standards
On Auditing (ISA) dan
Dampaknya Pada
Kualitas Audit (2015)
Variabel
International
Standards on
Auditing
Variabel Kualitas Audit Implementasi ISA untuk KAP
afiliasi dan KAP lokal sudah baik
dengan nilai standar yang
berbeda. Pengimplementasian ISA
berpengaruh pada kualitas audit
yang dihasilkan oleh KAP.
(Bersambung pada halaman selanjutnya)
44
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7. Obaidat (2007) Auditors Compliance with
International Standards on
Auditing (ISAs): Evidence
From Jordan
Variabel
International
Standards on
Auditing dan
Variabel Kepatuahan
Auditor
Daerah penelitian
Jumlah responden
Auditor di Yordania patuh
terhadap standar audit yang baru
(ISA)
8. Febriani,
Purnamasari,
Gunawan
(2016)
Pengaruh Due Profesional
Care dan Implementasi
International Standards on
Auditing terhadap Kualitas
Audit
Variabel
International
Standards on
Auditing
Variabel Due Professional
Care dan Variabel Kualitas
Audit
Due Professional Care
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit, implementasi ISA
berpengaruh signifikan terhadap
kualitas ISA. Secara simultan, due
professional care dan
implementasi ISA berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
(Bersambung pada halaman selanjutnya)
45
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
9. Ashe,
Sserwanga,
Natamba (2014)
Perceived Compliance
with International
Standards on Auditing and
Quality of Auditing
Variabel
International
Standards on
Auditing
Variabel Kualitas Audit Terdapat penerimaan yang positif
atas kepatuhan terhadap ISA oleh
Kantor Akuntan Publik di
Uganda, penerimaan positif juga
mengenai persepsi kualitas audit
di Uganda di antara partner audit
dan pengguna laporan keuangan
yang telah diaudit.
46
C. Kerangka Pemikiran
1. Pengembangan Hipotesis
Peter Wong dalam Obaidat (2007), mengemukakan beberapa
tantangan untuk mengadopsi dan melaksanakan ISA sebagai standar
internasional yang berbasis risiko. Tantangan tersebut, antara lain:
a. Adanya kebutuhan untuk mengembangkan standar yang diterjemahkan
secara kapabel dan menetapkan proses penerjemahan standar yang
berkualitas untuk lebih efektif mengakomodasi kebutuhan penutur yang
bukan berbahasa Inggris asli.
b. Kompleksitas dan struktur standar
c. Frekuensi, volume, dan kompleksitas perubahan standar
d. Tantangan untuk perusahaan kecil dan menengah dan kantor akuntan
e. Kekurangan pengetahuan yang potensial di antara penanggung jawab
atas penerapan standar
f. Kurangnya pemahaman universal tentang arti “konvergensi
internasional”
Sari dan Rustiana (2016) memberikan poin-poin kesimpulan dalam
penelitiannya, yaitu 17% KAP sudah dalam tahap penerapan ISA, 33%
KAP sudah dalam tahap edukasi dan 50% KAP sudah dalam tahap
mengetahui hal mengenai ISA. Sari dan Rustiana (2016) dalam
penelitiannya pula memberikan saran bahwa perlu adanya tindakan proaktif
dari KAP sekaligus IAPI sebagai regulator yang menetapkan dan
mengeluarkan peraturan standar audit berbasis internasional.
47
Harahap dkk. (2017) dalam penelitiannya menyatakan, sebelum
IAPI pada akhirnya mengadopsi ISA, beberapa KAP besar telah
menyiapkan diri untuk mengimplementasikan ISA. KAP yang dimaksud
yaitu KAP yang umumnya memiliki jaringan global sehingga dituntut untuk
dapat melayani klien global dan internasional yang telah mengadopsi
standar-standar dari IFAC. Hal ini juga senada dengan yang diungkapkan
oleh Bank Dunia dalam laporannya untuk Indonesia (Report on the
Observance of Standards and Codes/ ROSC Indonesia) pada tahun 2010,
dengan pemutakhiran pada bulan April 2010. Bank Dunia mengungkapkan
bahwa kantor akuntan publik dengan jaringan kantor internasional memiliki
kemampuan untuk mematuhi standar audit berkualitas tinggi. Di sisi lain,
KAP yang lebih kecil merasa sulit untuk menanggung biaya pelatihan dan
kegiatan terkait untuk memastikan kepatuhan auditornya terhadap standar
audit.
Menjawab adanya tantangan dari KAP yang tidak memiliki jaringan
global dan bagi KAP yang berhubungan dengan audit suatu entitas bisnis
kecil (EBK), dengan karakteristik utama mempunyai kegiatan dan transaksi
bisnis, pengendalian internal, dan sistem informasi yang relatif sederhana,
IAPI melalui Komite Asistensi dan Implementasi Standar Profesi (KAISP)
menerbitkan Tanya-Jawab (TJ). Tanya-Jawab (TJ) ini berisi mengenai
pembahasan penerapan SA berbasis ISA secara proposional sesuai dengan
ukuran dan kompleksitas suatu entitas. Tanya-Jawab (TJ) ini bisa diakses
langsung di laman IAPI.
48
Dari beberapa pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
sudah ada usaha-usaha dalam penerapan Standar Audit (SA) yang berbasis
ISA (International Standards on Audit) secara menyeluruh dari KAP
maupun IAPI sebagai regulator. Hal ini, tentu berdampak juga pada auditor
dalam melakukan praktik auditnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis alternatifnya adalah
sebagai berikut:
H1: Auditor di Indonesia sudah patuh terhadap International
Standards on Auditing (ISA).
2. Kerangka Penelitian
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
49
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian
ISA 200 - 299
ISA 300 - 450 Y
ISA 500 - 580
ISA 600 - 620
ISA 700 - 720
ISA 800 - 810
IAASB mengharuskan penerapan ISA untuk
pengauditan sejak tahun 2009
Indonesia mulai mengimplementasikan ISA dalam
pengauditan sejak tahun 2013 dan mengadopsinya
dalam SPAP
GAP: Apakah auditor saat ini sudah mematuhi standar audit
internasional yang telah diadopsi SPAP?
Hasil yang Diharapkan
Kepatuhan Auditor X
Kepatuhan Auditor tehadap International Standards on
Auditing (ISA)
Basis Teori: Teori Regulasi
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
Metode Analisis One-Sample Test (Uji-z)
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian
yang terjadi di saat sekarang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
Penelitian ini dirancang untuk mengetahui kepatuhan auditor terhadap
International Standards on Auditing (ISA). Sasaran dalam penelitian ini adalah
akuntan publik atau auditor yang bekerja di KAP di wilayah DKI Jakarta,
Bekasi, Tangerang Selatan dan Tangerang. Lokasi penelitian ini dipilih sebagai
lokasi penelitian karena banyaknya KAP di wilayah ini, mudah dijangkau serta
dapat merepresentasikan kondisi akuntan publik yang ada di Indonesia.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah sekumpulan grup dari manusia, kegiatan atau hal yang
menarik lainnya yang peneliti harapkan untuk diinvestigasi. Populasi
merupakan batas dari suatu obyek penelitian dan sekaligus merupakan batas
bagi proses induksi (generalisasi) dari hasil penelitian yang bersangkutan
(Eferin, Darmadji, Tan, 2008: 73). Sedangkan sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah akuntan publik
yang bekerja pada kantor akuntan publik wilayah DKI Jakarta, Bekasi dan
Tangerang.
51
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel ini adalah pemilihan
sampel bertujuan (purposive sampling), yang merupakan tipe pemilihan
sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan
pertimbangan tertentu.
Adapun kriteria yang ditentukan adalah sebagai berikut:
1. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang
ada di DKI Jakarta dan sekitarnya.
2. Auditor yang mempunyai Nomor Register Ak. maupun tidak, dan pernah
melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.
3. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal tiga tahun (auditor
senior).
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam
memperoleh data-data penelitian, peneliti menggunakan dua cara yaitu
penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet dan perangkat lain
yang berkaitan dengan variabel penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan.
Peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada
penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor eksternal yang
52
bekerja pada Kantor Akuntan Publik. Peneliti memperoleh data dengan
mengirimkan kuisioner kepada Kantor Akuntan Publik secara langsung.
Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang
bekerja pada KAP sebagai responden penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing
indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuisioner yang telah
dibagikan kepada responden.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Kepatuhan Auditor
Kepatuhan auditor merupakan sikap patuh auditor terhadap standar
audit dalam melaksanakan praktik auditnya. Kepatuhan auditor diukur dari
seberapa besar mereka dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan (Hidayati dan Abdullah, 2016).
Dalam penelitian Obaidat (2007), kepatuhan auditor didapatkan
berdasarkan nilai mean yang didapatkan kuesioner yang telah diolah.
Pengukuran variabel kepatuhan auditor berdasarkan nilai yang didapatkan
dari variabel kuesioner International Standards on Auditing (ISA) yang
dikembangkan oleh Harahap dkk. (2017) dan peneliti sendiri berdasarkan
handbook IAASB Vol. 1 yang didapatkan dari laman IFAC. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan penggunaan angka
1 sampai 5 poin.
53
2. International Standards on Auditing (ISA)
International Standards on Auditing merupakan standar yang
dibentuk oleh International Auditing and Assurance Standards Board
(IAASB) yang merupakan komite yang dibentuk oleh International
Federation of Accounting (IFAC) sebagai badan pembuat standar audit dan
assurance. Standar yang diterbitkan oleh IAASB terbagi dalam tiga
kategori. Pertama, standar audit dan ulasan (review) informasi keuangan
historis. Kedua, standar untuk penugasan assurance selain audit. Ketiga,
standar untuk jasa lainnya. Standar audit dan ulasan informasi keuangan
historis terdiri dari dua standar, yaitu International Standards on Auditing
(ISA), dan International Standards on Review Engagement (ISREs).
Variabel diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh
Harahap dkk. (2017) dan oleh peneliti sendiri berdasarkan handbook ISA
yang dimutakhirkan tahun 2015. Skala pengukuran yang digunakan adalah
skala likert dengan penggunaan angka 1 sampai 5 poin.
Variabel ini diukur dari seluruh standar yang tercakup dalam ISA.
Di antaranya, yaitu:
a. ISA 200-299: Prinsip-prinsip Umum dan Tanggung jawab
b. ISA 300-450: Penilaian Risiko dan Respons Terhadap Risiko yang
Telah Dinilai
c. ISA 500-580: Bukti Audit
d. ISA 600-620: Penggunaan Pekerjaan Pihak Lain
e. ISA 700-720: Kesimpulan Audit dan Pelaporan
f. ISA 800-810: Area-Area Khusus
54
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Skala
ISA 200 Tujuan keseluruhan auditor dan pelaksanaan suatu audit
berdasarkan standar standar internasional dalam audit
Ordinal
ISA 210 Persetujuan atas syarat-syarat perikatan audit Ordinal
ISA 220 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan Ordinal
ISA 230 Dokumentasi audit Ordinal
ISA 240 Tanggung jawab auditor terkait dengan kecurangan dalam
suatu audit atas laporan keuangan
Ordinal
ISA 250 Pertimbangan atas peraturan perundang-undangan dalam
audit laporan keuangan
Ordinal
ISA 260 Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola
Ordinal
ISA 265 Pengkomunikasian defisiensi dalam pengendalian internal
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan
manajemen
Ordinal
ISA 300 Perencanaan suatu audit atas laporan keuangan Ordinal
ISA 315 Pengidentifikasian dan penilaian risiko salah saji material
melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya
Ordinal
ISA 320 Materialitas dalam perencanaan dan pelaksanaan audit Ordinal
ISA 330 Respon auditor terhadap risiko yang telah dinilai Ordinal
ISA 402 Pertimbangan audit terkait dengan entitas yang
mengunakan suatu organisasi jasa
Ordinal
ISA 450 Pengevaluasian salah saji yang diidentifikasi selama audit Ordinal
ISA 500 Bukti audit Ordinal
ISA 501 Bukti audit - pertimbangan spesifik atas unsur pilihan Ordinal
ISA 505 Konfirmasi eksternal Ordinal
ISA 510 Perikatan audit tahun pertama - saldo awal Ordinal
ISA 520 Prosedur analitis Ordinal
ISA 530 Sampling audit Ordinal
55
ISA 540 Audit atas estimasi akuntansi, termasuk estimasi
akuntansi nilai wajar dan pengungkapan yang
bersangkutan
Ordinal
ISA 550 Pihak berelasi Ordinal
ISA 560 Peristiwa kemudian Ordinal
ISA 570 Kelangsungan usaha Ordinal
ISA 580 Representasi tertulis Ordinal
ISA 600 Pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan grup
(termasuk pekerjaan auditor komponen)
Ordinal
ISA 610 Penggunaan pekerjaan auditor internal Ordinal
ISA 620 Penggunaan pekerjaan seorang pakar/ ahli Ordinal
ISA 700 Perumusan suatu opini dan pelaporan atas pelaporan
keuangan
Ordinal
ISA 705 Modifikasi terhadap opini dalam laporan auditor
independen
Ordinal
ISA 706 Paragraf penekanan suatu hal dan paragraf hal lain dalam
laporan auditor independen
Ordinal
ISA 710 Informasi konparatif angka korespondensi dan laporan
keuangan komparatif
Ordinal
ISA 720 Tanggung jawab auditor atas informasi lain dalam
dokumen yang berisi laporan keuangan yang telah diaudit
Ordinal
ISA 800 Pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan yang
disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus
Ordinal
ISA 805 Pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan tunggal
dan unsur, akun atau pos spesifik dalam suatu laporan
keuangan
Ordinal
ISA 810 Perikatan untuk melaporkan ikhtisar laporan keuangan Ordinal
56
E. Metode Analisis Data
Analisis data digunakan untuk merepresentasikan data yang telah
diolah. Hal ini agar data yang diperoleh dapat dipahami dengan cara yang
sederhana dan mudah untuk dipahami. Analisis data merupakan suatu kegiatan
untuk memproses dan menganalisis data yang telah terkumpul (Hidayati dan
Abdullah, 2016).
Tahapan analisis data ini merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dan harus dilaksanakan secara terstruktur, mengingat besarnya
sumber daya peneliti yang terlibat di dalamnya serta beraneka ragamnya jenis
data itu sendiri (Efferin, dkk., 2008). Data-data yang telah dikumpulkan untuk
selanjutnya dikelompokan, dikategorikan, dimanipulasikan, serta disusun
sedemikian rupa, sehingga data tersebut bermanfaat untuk menguji hipotesis.
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan metode analisis
data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data dan uji hipotesis dengan
bantuan komputer.
1. Analisis Data Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif mencakup nilai rata-
rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai standar deviasi dari
data penelitian. Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan
gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi
tersebut, antara lain: lokasi kantor, jabatan auditor, jenjang pendidikan, lama
bekerja dan jenis data demografi lainnya.
57
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Data
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2018).
Dalam penelitian ini, alat uji validitas yang digunakan adalah alat
uji yang berdasarkan construck validity, yakni dengan melihat korelasi
skor per item dengan skor total seluruh item (inter-item correlation).
Metode yang digunakan adalah pearson correlation. Jika suatu
indikator mempunyai korelasi antara skor masing-masing indikator
terhadap skor totalnya (skor variabel konstruk) maka dikatakan
indikator tersebut valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2018).
Peneliti menggunakan cara one shoot atau pengukuran sekali saja,
dimana pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar
jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan
menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan
58
reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,40 (Guilford, 1976,
dalam Abdullah dan Sutanto, 2015).
3. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam
penelitian ini memiliki distribusi normal. Sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data untuk
menentukan jenis statistik yang akan digunakan apakah statistik parametrik
atau statistik non-parametrik. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan Skewness dan Kurtosis.
Adapun pedoman pengambilan keputusan dalam melakukan uji
skewness dan kurtosis, yaitu:
a. Nilai skewness setelah dibagi dengan standar eror serta nilai kurtosis
setelah dibagi dengan standar eror berkisar di antara -2 dan +2 adalah
distribusi normal
b. Nilai skewness setelah dibagi dengan standar eror serta nilai kurtosis
setelah dibagi dengan standar eror di luar kisaran nilai -2 dan +2
adalah distribusi tidak normal
Setelah uji normalitas dilakukan selanjutnya data diolah
menggunakan uji beda satu sampel (dengan satu populasi) dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila data terdistribusi normal digunakan uji z
b. Apabila data tidak berdistribusi dengan normal digunakan uji Run
Test atau uji non parametris.
59
Namun menurut Sugiyono (2011: 28), apabila nilai n atau jumlah
sampel melebih 40, maka uji run tidak dapat dilakukan, karena distribusi
yang terjadi mendekati normal. Oleh karenanya, pengujian hipotesis
menggunakan uji z (z-test).
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah prosedur yang didasarkan pada bukti
sampel yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suaru
pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesis
tersebut tidak wajar dan oleh karena itu harus ditolak (Suharyadi dan
Purwanto, 2013: 82). Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk memutuskan
apakah akan menerima atau menolak hipotesis berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel.
Prosedur pengujian hipotesis adalah prosedur yang memungkinkan
keputusan dapat dibuat yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak
(menerima) hipotesis nol.
Dalam melakukan prosedur pengujian hipotesis ada beberapa
langkah yang harus dilakukan, yaitu:
a. Merumuskan Hipotesis Statistika
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert dalam
kuesioner dengan pemberian nilai sebagai berikut:
1) Skala 1: Tidak Pernah
2) Skala 2: Hampir Tidak Pernah
3) Skala 3: Kadang-kadang
60
4) Skala 4: Sering
5) Skala 5: Selalu
Pemberian skala ini dilakukan terhadap kuesioner yang
disebarkan pada auditor atau akuntan publik sebagai respondennya.
Kepatuhan terhadap ISA dinilai dari jawaban responden tersebut dan
skala 3 merupakan batas angka yang dianggap memenuhi dan
mematuhi standar. Hal ini diputuskan, berdasarkan penelitian Obaidat
(2007) yang memutuskan bahwa standar dengan mean 70.34% masih
bisa dianggap memenuhi standar. Selain itu, skala 3 yang menyatakan
“kadang-kadang” memiliki arti bahwa auditor dalam pekerjaannya
telah dan pernah melakukan pekerjaan audit sesuai dengan pertanyaan
dalam kuesioner yang peneliti dengan berdasar pada handbook ISA
tahun 2015 dari IAASB. Sedangkan skala 1 dan skala 2 menunjukkan
bahwa auditor tidak patuh terhadap ISA dalam menjalankan praktik
auditnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil hipotesis
statistiknya, sebagai berikut:
H0: µ ≤ 2 (auditor tidak patuh pada ISA)
H1: µ > 2 (auditor patuh pada ISA)
Keterangan:
µ: rata-rata populasi
b. Menentukan taraf nyata
Menentukan taraf nyata, yaitu probabilitas menolak hipotesis nol
(H0), apabila hipotesis nol tersebut adalah benar. Umumnya, dalam
61
bidang ekonomi dan sosial, taraf nyatanya sebesar lima persen (5%),
atau 0,05 (Suharyadi dan Purwanto, 2009).
c. Menentukan Uji Statistik
Pengujian hipotesis ini kemudian dilakukan dengan menentukan
uji statistik yang merupakan alat untuk mendapatkan suatu nilai yang
diperoleh dari sampel dan digunakan untuk memutuskan apakah akan
menerima atau menolak hipotesis. Dalam penelitian ini, digunakan uji
z yang dilakukan dengan alat bantu SPSS ver 25.0. Dalam aplikasi
SPSS hanya mengenal uji t dalam menu analisanya (tidak ada uji z),
akan tetapi untuk mencari uji z dengan menggunakan program SPSS,
uji z dalam dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah dalam
mencari uji t dan kecenderungan hasilnya akan sama. Dalam aplikasi
SPSS ini kemudian dipilih One-Sample t-test.
Uji z adalah salah satu uji statistik yang memungkinkan kita untuk
dengan mudah melihat bagaimana satu skor (atau sampel)
dibandingkan dengan semua skor lainnya (populasi). Sederhananya, uji
z digunakan untuk mengetahui rata-rata populasi (Abdullah dan
Sutanto, 2015: 114). Uji z adalah salah satu uji statistika yang pengujian
hipotesisnya didekati dengan distribusi normal. Menurut teori limit
terpusat, data dengan ukuran sampel yang besar akan berdistribusi
normal (Sprinthall, 2010). Oleh karena itu, uji z dapat digunakan untuk
menguji data yang sampelnya berukuran besar. Jumlah sampel tiga
puluh (30) atau lebih dianggap sampel berukuran besar. Dalam
62
penelitian ini, sampel yang diujikan yaitu sebanyak 48 sampel, sehingga
memenuhi kriteria dari uji z.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai z, adalah:
𝑧 = �̅� − 𝜇𝜎
√𝑛⁄
Keterangan:
𝑧 : Nilai z
�̅� : Rata-rata hitung sampel
𝜇 : Rata-rata hitung populasi
𝜎 : simpangan baku populasi
𝑛 : Ukuran sampel
One sample t-test atau pengujian satu sampel dalam SPSS pada
prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan
sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-
rata sebuah sampel. Nilai tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah
nilai parameter untuk mengatur suatu populasi. Dalam penelitian ini,
peneliti ingin menilai apakah auditor sudah memenuhi nilai kepatuhan
terhadap International Standards Auditing.
d. Menentukan Daerah Keputusan
Daerah keputusan merupakan pernyataan mengenai kondisi di
mana hipotesis nol ditolak atau diterima. Untuk menentukan daerah
keputusan didasarkan pada uji statistik, apabila uji statistik z, maka
daerah keputusan juga menggunakan nilai z yang diperoleh dari taraf
nyata. Nilai z yang diperoleh dari taraf nyata disebut nilai kritis
63
(Suharyadi dan Purwanto, 2009:87). Hasil dari nilai kritis ini disebut
pula nilai z-tabel.
e. Mengambil Keputusan
Langkah terakhir yaitu mengambil keputusan dengan melihat
letak nilai z-hitung pada daerah keputusan. Berdasarkan hipotesis
statistik, penelitian ini merupakan penelitian uji z satu arah. Keputusan
untuk menolak H0 atau tidak menolak (menerima) H0 untuk uji satu
arah, yaitu:
H0 ditolak, jika z-hitung > z-tabel
H0 diterima, jika z-hitung < z-tabel
64
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor
eksternal) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di
wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi. Auditor
yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi auditor senior,
supervisor, manajer maupun partner yang melaksanakan pekerjaan di
bidang audit di KAP.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
secara langsung. Penyebaran kuesioner secara langsung dilakukan dengan
cara mendatangi responden yang bekerja di KAP wilayah DKI Jakarta,
Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi yang tercantum pada daftar
direktori IAPI, Maret 2018. Perizinan, penyebaran dan pengambilan
kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 1 Desember 2018 hingga 7 Januari
2019. Data penyebaran kuesioner penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Distribusi Penyebaran Kuesioner
No. Nama Kantor Akuntan
Publik
Kuesioner
Dikirim
Kuesioner
Dikembalikan Lokasi
1 Shohibul Kaslani
Komarianto & Santosa 4 4 Jakarta Timur
2 Freddy & Rekan 2 2 Jakarta Timur
3 S. Mannan, Ardiyansah
& Rekan
5
5 Jakarta Selatan
65
4 Joachim Poltak Lian &
Rekan 7 7 Jakarta Pusat
5 McMillan Woods -
Rama Wendra (Pusat) 4 4 Jakarta Selatan
6 Dr. Soewarno Ak. 4 4 Tangerang
Selatan
7 Safril dan Pangki 1 1 Jakarta Utara
8 Effendy & Rekan 2 2 Bekasi
9 Angelina Yansen 5 5 Bekasi
10 Irwanto, Hary dan
Usman 2 2 Bekasi
11 Jeri Anwar 3 3 Jakarta Timur
12 Faizal Riza, Ak. CA,
CPA 3 3 Jakarta Barat
13 Basyiruddin & Rekan 2 2 Jakarta Timur
14 Abdul Hamid dan Rekan 2 2 Tangerang
Selatan
15 McMillan Woods -
Rama Wendra (Cabang) 2 2 Tangerang
Total 48 48
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Penelitian ini mengambil sampel dari 15 KAP yang berada di
wilayah Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi. Kuesioner
yang disebarkan berjumlah 48 buah dan kuesioner yang kembali berjumlah
48 buah. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 48 buah atau 100%.
Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Persentase
1 Jumlah total kuesioner yang disebar 48 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat
diolah 0 0%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 48 100%
Sumber: Data primer yang diolah 2019
66
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah akuntan publik atau auditor
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah DKI Jakarta,
Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi yang tercantum dalam daftar
KAP OJK per 31 Desember 2018 dan IAPI, per 31 Maret 2018. Penelitian
ini tidak mengikutsertakan auditor junior sehingga respondennya dimulai
dari auditor senior hingga partner yang dapat berpartisipasi untuk mengisi
kuesioner penelitian ini. Berikut adalah deskripsi mengenai identitas
responden dalam penelitian ini yang terdiri dari jenis kelamin, usia, posisi
terakhir, pendidikan terakhir, lama masa kerja sebagai auditor dan lokasi
kerja auditor.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequen
cy Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki 30 62.5 62.5 62.5
Perempuan 18 37.5 37.5 100.0
Total 48 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa penelitian ini didominasi oleh
auditor laki-laki dengan persentase sebesar 62,5% atau sebanyak 30 orang.
Sedangkan, auditor perempuan berjumlah 18 orang dengan persentase
37,5%.
67
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequen
cy Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
20 – 25 Tahun 15 31.3 31.3 31.3
26 – 30 Tahun 14 29.2 29.2 60.4
31 – 35 Tahun 6 12.5 12.5 72.9
36 – 40 Tahun 5 10.4 10.4 83.3
> 40 Tahun 8 16.7 16.7 100.0
Total 48 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang
bekerja di KAP sebanyak 8 orang atau 16,7% berusia lebih dari 40
tahun. Responden yang berusia 36 – 40 tahun sebanyak 5 orang atau
10,4%. Sedangkan, responden yang berusia 31 – 35 tahun dan 26 – 30
tahun masing-masing sebanyak 6 orang dan 14 orang atau 12,5% dan
29,2%. Responden yang berpartisipasi berusia 20 – 25 tahun, yaitu
sebanyak 15 orang atau 31,3%. Hal ini mungkin dikarenakan penelitian
ini didominasi oleh auditor senior, sehingga usia responden dalam
penelitian ini mayoritas berusia relatif muda yaitu 20 – 25 tahun dan 26
– 30 tahun.
c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir
Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan posisi terakhir.
68
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Freque
ncy Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Partner 3 6.3 6.3 6.3
Manajer 3 6.3 6.3 12.5
Supervisor 6 12.5 12.5 25.0
Auditor Senior 36 75.0 75.0 100.0
Total 48 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, mayoritas responden adalah auditor
senior sebanyak 36 orang atau 75%. Sedangkan responden yang
menduduki jabatan supervisor sebanyak 6 orang atau 12,5%, manajer
sebanyak 3 orang atau 6,3% dan partner 3 orang atau 6,3%. Hal ini
mungkin dikarenakan semakin tinggi jabatan auditor di kantor akuntan
publik, semakin tinggi pula tingkat kesibukannya, sehingga mayoritas
responden dalam penelitian ini adalah auditor senior.
d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pendidikan terakhir.
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Diploma 1 2.1 2.1 2.1
Strata 1 36 75.0 75.0 77.1
Sedang Strata 2 6 12.5 12.5 89.6
Strata 2 4 8.3 8.3 97.9
Sedang Strata 3 1 2.1 2.1 100.0
Total 48 100.0 100.0
Sumber: Data yang diolah 2019
69
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan
jumlah responden sebanyak 36 orang atau 75%. Sisanya dengan jumlah
responden sebanyak 1 orang atau 2,1% sedang menempuh Strata 3 (S3),
sebanyak 4 orang atau 8,3% responden telah menempuh Strata Dua
(S2), serta 6 orang responden atau 12,5% sedang menempuh Strata Dua
(S2) dan sisanya sebanyak 1 orang responden atau 2,1% berpendidikan
terakhir Diploma. Hal ini mungkin dikarenakan banyaknya auditor
senior yang mendominasi dengan tingkat pendidikan akhir sebagai
Sarjana Strata 1.
e. Deskripsi responden berdasarkan lama masa kerja
Tabel 4.7 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan masa kerja.
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Frequen
cy
Percen
t
Valid
Percent
Cumula
tive
Percent
Valid
3 – 5 tahun 22 45.8 45.8 45.8
6 – 10 tahun 19 39.6 39.6 85.4
10 – 15 tahun 2 4.2 4.2 89.6
16 – 20 tahun 1 2.1 2.1 91.7
> 20 tahun 4 8.3 8.3 100.0
Total 48 100.0 100.0
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden dalam penelitian ini adalah auditor yang memiliki
pengalaman kerja 3 – 5 tahun yaitu sebanyak 22 responden atau 45,8%.
70
Responden yang memiliki pengalaman kerja 6 – 10 tahun sebanyak 19
responden atau 39,6%, responden dengan pengalaman kerja 10 – 15
tahun sebanyak 2 orang atau 4,2%, adapun responden yang memiliki
pengalaman 16 – 20 tahun sebanyak 1 orang atau 2,1%. Sisanya yaitu
responden yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun sebanyak 4
orang atau 8,3%. Hal ini menunjukkan auditor yang memiliki
pengalaman kerja 0 – 5 tahun menjadi mayoritas responden yang
memberikan informasi dalam penelitian ini.
f. Deskripsi responden berdasarkan lokasi kerja
Tabel 4.8 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan lokasi kerja.
Tabel 4.8
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lokasi Kerja
Frequen
cy
Per
cent
Valid
Perce
nt
Cumula
tive
Percent
Valid
Jakarta Selatan 9 18.8 18.8 18.8
Jakarta Barat 3 6.3 6.3 25.0
Jakarta Pusat 7 14.6 14.6 39.6
Jakarta Utara 1 2.1 2.1 41.7
Jakarta Timur 11 22.9 22.9 64.6
Bekasi 9 18.8 18.8 83.3
Tangerang Selatan 6 12.5 12.5 95.8
Tangerang 2 4.2 4.2 100.0
Total 48 100.0 100.0
Sumber: Data yang diolah 2019
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh informasi bahwa
responden dari wilayah Jakarta Selatan dan Bekasi yaitu sebanyak 9
orang atau 18,8%. Sedangkan responden sebanyak 11 orang atau 22,9%
adalah auditor yang bekerja di daerah Jakarta Timur, responden
71
sebanyak 3 orang atau 6,3% bekerja di wilayah Jakarta Barat,
responden sebanyak 7 orang atau 14,6% bekerja di wilayah Jakarta
Pusat, responden sebanyak 1 orang atau 2,1% bekerja di wilayah
Jakarta Utara, responden sebanyak 6 orang atau 12,5% bekerja di
wilayah Tangerang Selatan, dan responden yang bekerja di wilayah
Tangerang sebanyak 2 orang atau 4,2%.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel
International Standards on Auditing yang diuraikan dengan standar-
standar yang ada di handbook ISA tahun 2015 yang akan diuji secara
statistik deskriptif yang terlihat dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ISA 200 48 7 10 9.27 .844
ISA 210 48 6 10 8.88 1.024
ISA 220 48 6 10 8.25 1.451
ISA 230 48 4 10 8.56 1.443
ISA 240 48 4 10 8.60 1.162
ISA 250 48 3 10 8.58 1.285
ISA 260 48 3 10 8.04 1.821
ISA 265 48 6 10 8.67 1.117
ISA 300 48 6 10 8.79 1.110
ISA 315 48 2 10 8.83 1.358
ISA 320 48 4 10 9.02 1.120
ISA 330 48 7 10 9.00 .989
ISA 402 48 7 10 9.02 .934
ISA 450 48 4 10 8.60 1.484
ISA 500 48 4 10 8.65 1.229
ISA 501 48 5 10 8.85 1.031
72
Tabel 4.9 (Lanjutan)
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ISA 505 48 3 10 8.50 1.584
ISA 510 48 4 10 8.58 1.397
ISA 520 48 6 10 8.50 1.052
ISA 530 48 7 10 8.90 1.057
ISA 540 48 7 10 8.56 1.070
ISA 550 48 5 10 8.65 1.550
ISA 560 48 4 10 7.92 1.736
ISA 570 48 3 10 8.69 1.475
ISA 580 48 8 15 12.67 1.655
ISA 600 48 4 10 8.69 1.307
ISA 610 48 3 10 8.17 1.492
ISA 620 48 4 10 7.94 1.918
ISA 700 48 6 10 8.90 .994
ISA 705 48 2 5 4.19 .842
ISA 706 48 2 5 4.08 .846
ISA 710 48 2 5 4.13 .890
ISA 720 48 4 10 8.65 1.263
ISA 800 48 3 10 8.75 1.361
ISA 805 48 2 10 8.38 1.619
ISA 810 48 7 20 16.79 2.932
Sumber: Data Primer yang diolah 2019
2. Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner atau instrument
penelitian. Suatu butir pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid apabila
tingkat signifikansinya di bawah 0,05 (Ghozali, 2018). Tabel berikut
menunjukkan hasil uji validitas dari seluruh variabel yang tercakup dalam
variabel International Standards on Auditing (ISA), yaitu ISA 200, ISA
210, ISA 220, ISA 230, ISA240, ISA250, ISA 260, ISA 265, ISA 300, ISA
315, ISA 320, ISA 330, ISA 402, ISA 450, ISA 500, ISA 501, ISA 505,
73
ISA 510, ISA 520, ISA 530, ISA 540, ISA 550, ISA 560, ISA 570, ISA
580, ISA 600, ISA 610, ISA 620, ISA 700, ISA705, ISA 706, ISA 710,
ISA 720, ISA 800, ISA 805, dan ISA 810.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas ISA 200
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
1 .824 .000 Valid
2 .842 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji validitas variabel ISA 200
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.11
Hasi Uji Validitas ISA 210
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
3 .884 .000 Valid
4 .882 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.11 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 210
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas ISA 220
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
5 .946 .000 Valid
6 .899 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
74
Tabel 4.12 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 220
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas ISA 230
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
7 .704 .000 Valid
8 .864 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.13 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 230
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas ISA 240
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
9 .728 .000 Valid
10 .797 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.14 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 240
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas ISA 250
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
11 .912 .000 Valid
12 .932 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
75
Tabel 4.15 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 250
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.16
Hasil Uji Validitas ISA 260
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
13 .930 .000 Valid
14 .776 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.16 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 260
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.17
Hasil Uji Validitas ISA 265
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
15 .860 .000 Valid
16 .839 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.17 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 265
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikani lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.18
Hasil Uji Validitas ISA 300
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
17 .878 .000 Valid
18 .924 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
76
Tabel 4.18 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 300
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.19
Hasil Uji Validitas ISA 315
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
19 .903 .000 Valid
20 .906 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.19 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 315
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.20
Hasil Uji Validitas ISA 320
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
21 .829 .000 Valid
22 .905 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.20 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 320
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.21
Hasil Uji Validitas ISA 330
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
23 .907 .000 Valid
24 .907 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
77
Tabel 4.21 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 330
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.22
Hasil Uji Validitas ISA 402
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
25 .840 .000 Valid
26 .816 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.22 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 402
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.23
Hasil Uji Validitas ISA 450
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
27 .899 .000 Valid
28 .809 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.23 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 450
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.24
Hasil Uji Validitas ISA 500
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
29 .870 .000 Valid
30 .910 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
78
Tabel 4.24 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 500
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.25
Hasil Uji Validitas ISA 501
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
31 .841** .000 Valid
32 .873** .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.25 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 501
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05
Tabel 4.26
Hasil Uji Validitas ISA 505
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
33 .930 .000 Valid
34 .926 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.26 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 505
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.27
Hasil Uji Validitas ISA 510
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
35 .916 .000 Valid
36 .852 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
79
Tabel 4.27 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 510
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.28
Hasil Uji Validitas ISA 520
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
37 .770 .000 Valid
38 .816 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.28 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 520
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.29
Hasil Uji Validitas ISA 530
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
39 .865 .000 Valid
40 .687 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.29 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 530
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.30
Hasil Uji Validitas ISA 540
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
41 .868 .000 Valid
42 .853 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
80
Tabel 4.30 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 540
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.31
Hasil Uji Validitas ISA 550
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
43 .919 .000 Valid
44 .717 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.31 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 550
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.32
Hasil Uji Validitas ISA 560
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
45 .893 .000 Valid
46 .653 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.32 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 560
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.33
Hasil Uji Validitas ISA 570
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
47 .940 .000 Valid
48 .958 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
81
Tabel 4.33 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 570
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.34
Hasil Uji Validitas ISA 580
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
49 .651 .000 Valid
50 .559 .000 Valid
51 .633 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.34 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 580
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.35
Hasil Uji Validitas ISA 600
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
52 .933 .000 Valid
53 .781 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.35 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 600
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.36
Hasil Uji Validitas ISA 610
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
54 .769 .000 Valid
55 .839 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
82
Tabel 4.36 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 610
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.37
Hasil Uji Validitas ISA 620
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
56 .952 .000 Valid
57 .957 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.437 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 620
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.38
Hasil Uji Validitas ISA 700
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
58 .859 .000 Valid
59 .866 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.38 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 700
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.39
Hasil Uji Validitas ISA 705
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
60 1.000** .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
83
Tabel 4.39 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 705
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.40
Hasil Uji Validitas ISA 706
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
61 1.000** .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.40 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 706
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.41
Hasil Uji Validitas ISA 710
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
62 1.000** .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.41 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 710
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.42
Hasil Uji Validitas ISA 720
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
63 .952 .000 Valid
64 .928 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
84
Tabel 4.42 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 720
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.43
Hasil Uji Validitas ISA 800
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
65 .893 .000 Valid
66 .947 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.43 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 800
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.44
Hasil Uji Validitas ISA 805
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
67 .964 .000 Valid
68 .962 .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.44 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 805
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.45
Hasil Uji Validitas ISA 810
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Corelation
Sig.
(2-tailed)
Keterangan
69 .825** .000 Valid
70 .932** .000 Valid
71 .890** .000 Valid
72 .878** .000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah 2019
85
Tabel 4.45 menunjukkan hasil validitas variabel ISA 810
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
3. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik
Cronbach Alpha di atas 0,40 yang merupakan salah satu kriteria Guilford
(1956, dalam Abdullah dan Sutanto, 2016). Tabel 4.46 menunjukkan hasil
uji reliabilitas untuk variabel-variabel International Standards on Auditing
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.46
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
ISA 200 0,558 Reliabel
ISA 210 0,717 Reliabel
ISA 220 0,808 Reliabel
ISA 230 0,382 Tidak Reliabel
ISA 240 0,284 Tidak Reliabel
ISA 250 0,821 Reliabel
ISA 260 0,598 Reliabel
ISA 265 0,614 Reliabel
ISA 300 0,760 Reliabel
ISA 315 0,778 Reliabel
ISA 320 0,661 Reliabel
ISA 330 0,784 Reliabel
ISA 402 0,541 Reliabel
ISA 450 0,620 Reliabel
ISA 500 0,733 Reliabel
86
ISA 501 0,273 Tidak Reliabel
ISA 505 0,839 Reliabel
ISA 510 0,709 Reliabel
ISA 520 0,410 Reliabel
ISA 530 0,353 Tidak Reliabel
ISA 540 0,619 Reliabel
ISA 550 0,837 Reliabel
ISA 560 0,351 Tidak Reliabel
ISA 570 0,883 Reliabel
ISA 580 0,128 Tidak Reliabel
ISA 600 0,608 Reliabel
ISA 610 0,453 Reliabel
ISA 620 0,902 Reliabel
ISA 700 0,656 Reliabel
ISA 720 0,860 Reliabel
ISA 800 0,797 Reliabel
ISA 805 0,922 Reliabel
ISA 810 0,907 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.46 menunjukkan bahwa ada variabel-variabel yang valid
dan variabel yang tidak valid. Variabel yang reliabel menunjukkan bahwa
setiap item pertanyaan yang digunakan dalam memperoleh data yang
konsisten apabila pertanyaan pada variabel-variabel tersebut diajukan
kembali maka akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban
sebelumnya. Tabel 4.46 juga menunjukkan variabel-variabel yang tidak
reliabel, karena tidak melampau nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,40.
Variabel-variabel tersebut yaitu variabel ISA 230, ISA 240, ISA 501, ISA
530, ISA 560, dan ISA 580.
Penelitian ini mengharapkan adanya variabel-variabel dari
seluruh standar yang ada pada ISA. Oleh karena itu, maka dilakukan
penyesuaian pada item-item pernyataan pada variabel-variabel tidak valid.
Walaupun ada variabel-variabel yang setelah disesuaikan akhirnya
87
menggunakan satu pernyataan dalam kuesionernya, hal ini tetap bisa
dilakukan karena pernyataan dalam kuesioner tersebut digunakan dalam
penelitian sebelumnya yaitu Harahap (2017).
Dalam variabel ISA 230, terdapat dua pernyataan dalam
kuesionernya, yaitu (1) auditor menyusun dokumentasi audit dan
melengkapi proses administratif secara tepat waktu, (2) masa
penyimpanan dokumentasi audit adalah tidak boleh kurang dari lima tahun
sejak tanggal laporan auditor. Dengan asumsi scale mean if deleted yang
bisa menjadi lebih besar apabila menghapus pernyataan (1) yaitu menjadi
4.33 seperti pada tabel di bawah ini, peneliti kemudian memutuskan untuk
menghapus pernyataan (1). Dengan nilai reliabel yang kecil serta
pernyataan (1) mengenai ketepatan waktu untuk penyusunan dokumentasi
audit serta proses administratif, mengindikasikan keragaman responden
dalam menjawab pertanyaan ini yang mengindikasikan bahwa ada auditor
yang memang menyelesaikan penyusunan dokumentasi audit dan proses
audit secara tepat waktu dan adapula yang tidak.
Tabel 4.47
Hasil Uji Item-Total Statistics Variabel ISA 230
ISA 230
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-
Total
Correlati
on
Squared
Multiple
Correlat
ion
Cronbach
’s Alpha
if Item
Deleted
Pernyataan 1 4.33 1.121 .250 .062
Pernyataan 2 4.23 .563 .250 .062
Sumber: Data primer yang diolah 2019
88
Dalam variabel ISA 240, terdapat dua pernyataan, yaitu (1)
auditor mempertahankan skeptisisme profesional di seluruh kegiatan
audit, dan (2) auditor mengevaluasi apakah ada hubungan tidak biasa yang
diidentifikasi dalam melakukan prosedur analitis. Dalam pernyataan (2),
redaksi dari pernyataan ini tidak efektif sehingga bisa menimbulkan
interpretasi yang berbeda dalam menanggapi pernyataan terkait. Hal ini
juga didukung dengan asumsi scale mean if item deleted pada tabel di
bawah yang lebih besar jika menghapuskan pernyataan (2). Berdasarkan
hal tersebut, peneliti akhirnya memutuskan untuk menghapus pernyataan
(1) pada variabel ISA 240.
Tabel 4.48
Hasil Uji Item-Total Statistics Variabel ISA 240
ISA 240
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-
Total
Correlati
on
Squared
Multiple
Correlat
ion
Cronbach
’s Alpha
if Item
Deleted
Pernyataan 1 4.17 .652 .167 .028
Pernyataan 2 4.44 .507 .167 .028
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Variabel ISA 501, terdapat dua pernyataan, yaitu (1) Jika
persediaan material untuk laporan keuangan, auditor harus mendapatkan
bukti audit yang cukup dan tepat mengenai keberadaan dan kondisi
persediaan, (2) auditor merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk
mengidentifikasi litigasi dan klaim yang dapat menimbulkan risiko salah
saji yang material. Dalam pernyataan (1) bahasa yang digunakan bersifat
umum dan mudah dimengerti oleh auditor baik dari jenjang auditor junior
89
hingga partner, sedangkan pernyataan (2) bahasa yang digunakan bersifat
teknis dan dengan pemahaman yang kurang luas, sehingga dapat
menimbulkan banyak intrepretasi yang berbeda. Dengan asumsi scale
mean if item deleted yang lebih besar apabila menghapus pernyataan (2)
yaitu menjadi 4.49 seperti pada tabel di bawah, peneliti kemudian
memutuskan untuk menghapus pernyataan (2).
Tabel 4.49
Hasil Uji Item-Total Statistics Variabel ISA 501
ISA 501
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-
Total
Correlati
on
Squared
Multiple
Correlat
ion
Cronbach
’s Alpha
if Item
Deleted
Pernyataan 1 4.27 .585 .165 .027
Pernyataan 2 4.58 .333 .165 .027
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Variabel ISA 530 memiliki dua pernyataan dalam kuesioner,
yaitu pernyataan (1) auditor memproyeksikan kesalahan penyajian yang
ditemukan dalam sampel ke populasi pada saat pengujian saldo, dan
pernyataan (2) auditor mempertimbangkan tujuan dari prosedur audit dan
karakteristik populasi yang akan diambil sampelnya. Dengan
mempertimbangkan asumsi scale mean if deleted pada tabel di bawah ini
yang menunjukkan nilai mean akan lebih besar, maka peneliti
memutuskan untuk menghapus pernyataan (2).
90
Tabel 4.50
Hasil Uji Item-Total Statistics Variabel ISA 530
ISA 530
Scale
Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-
Total
Correlati
on
Squared
Multiple
Correlat
ion
Cronbach
’s Alpha
if Item
Deleted
Pernyataan 1 4.27 .585 .165 .027
Pernyataan 2 4.58 .333 .165 .027
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Variabel ISA 560 memiliki dua item pernyataan dalam kuesioner
yang disebarkan, yaitu pernyataan (1) auditor dapat mengubah/menyajikan
suatu laporan audit baru mengenai suatu pernyataan bahwa prosedur audit
atas perubahan laporan keuangan hanya terbatas pada peristiwa kemudian,
pernyataan (2) auditor meminta manajemen dan TCWG untuk
memberikan representasi tertulis bahwa semua peristiwa kemudian telah
disesuaikan dan diungkapkan. Pernyataan (1) dimaksudkan bahwa tujuan
auditor dalam mengaudit peristiwa kemudian, yakni menanggapi dengan
tepat, fakta yang diketahui auditor sesudah tanggal laporan auditor yang
jika diketahui sebelumnya dapat mengubah (amend) laporan auditornya
(Tuanakotta, 2015:171). Dalam praktiknya, mengubah laporan audit yang
telah diterbitkan menjadi pertimbangan yang cukup serius, sehingga
responden dalam menganggapi pernyataan ini memiliki jawaban yang
berbeda-beda dan tidak konsisten. Maka, dengan asumsi scale mean if item
deleted pada tabel 4.51 di bawah yang menunjukkan bahwa nilai mean
akan lebih besar, maka peneliti memutuskan untuk menghapus item
pernyataan (1).
91
Tabel 4.51
Hasil Uji Item-Total Statistics Variabel ISA 560
ISA 560
Scale
Mean
if
Item
Delet
ed
Scale
Varian
ce if
Item
Deleted
Corrected
Item-
Total
Correlati
on
Square
d
Multipl
e
Correl
ation
Cronbac
h’s
Alpha if
Item
Deleted
Pernyataan 1 4.27 .577 .178 .032
Pernyataan 2 3.86 1.424 .178 .032
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Variabel ISA 580 memiliki tiga pernyataan, yaitu pernyataan (1)
manajemen tidak perlu membuat pernyataan publik tertulis apabila
pernyataan terkait tercakup dalam surat yang ditujukan pada auditor,
pernyataan (2) auditor meminta pernyataan tertulis dari manajemen
dengan tanggung jawab yang sesuai untuk laporan keuangan dan
pengetahuan tentang hal-hal terkait, pernyataan (3) tanggal representasi
tertulis dari manajemen adalah mendekati tanggal laporan auditor pada
laporan keuangan, tetapi tidak dapat melewati tanggal tersebut. Redaksi
kata ‘tidak’ pada pernyataan (1), memiliki ambiguitas dan menyebabkan
responden memiliki jawaban yang beragam dan tidak konsisten. Hal ini
juga terlihat dalam tabel 4.52 di bawah, yang memperlihatkan bahwa jika
item pernyataan (1) dihapus, maka nilai Cronbach’s Alpha menjadi di atas
0,40 yaitu sebesar 0,566 sehingga bisa dikatakan reliabel. Peneliti
kemudian memutuskan untuk menghapus item pernyataan (1).
92
Tabel 4.52
Hasil Uji Item-Total Statistics Variabel ISA 580
ISA 580
Scale
Mean
if
Item
Delet
ed
Scale
Varian
ce if
Item
Deleted
Corrected
Item-
Total
Correlati
on
Squared
Multiple
Correlat
ion
Cronbach
’s Alpha
if Item
Deleted
Pernyataan 1 8,72 1,411 0,035 0,011 0,566
Pernyataan 2 8,08 1,795 0,331 0,187 0,022
Pernyataan 3 8,26 1,562 0,184 0,181 0,138
Sumber: Data primer yang diolah 2019
4. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
variabel-variabel dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau
tidak. Hasil uji normalitas ini akan menentukan apakah uji hipotesis akan
dilaksanakan secara parametris atau non parametris. Uji normalitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Skewness Kurtosis.
Yang menjadi dasar pengambilan keputusannya yaitu melihat niai
Skewnes (yang telah dikalikan dengan standar error) dan Kurtosis (yang
telah dikalikan dengan standar error. Suatu data dikatakan berdistribusi
normal jika nilai Skewness dan Kurtosis tidak melebihi rentang nilai dari -
2 dan +2.
Adapun hasil uji Skewness dan Kurtosis, dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
93
Tabel 4.53
Hasil Uji Normalitas Skewness dan Kurtosis
Skewness Kurtosis Nilai Nilai Ket.
Stati
stic
Std.
Error
Statist
ic
Std.
Error Skewness Kurtosis
ISA 200 48 -0,781 0,343 -0,489 -2,277 -0,725 Tidak Normal
ISA 210 48 -0,485 0,343 -0,347 -1,414 -0,514 Normal
ISA 220 48 -0,153 0,343 -1,361 -0,444 -2,019 Normal
ISA 230 48 -1,040 0,343 0,878 -3,030 1,302 Tidak Normal
ISA 240 48 -1,282 0,343 4,096 -3,736 6,073 Tidak Normal
ISA 250 48 -1,792 0,343 6,412 -5,222 9,508 Tidak Normal
ISA 260 48 -0,571 0,343 -0,301 -1,665 -0,446 Normal
ISA 265 48 -0,343 0,343 -0,478 -1,000 -0,708 Normal
ISA 300 48 -0,444 0,343 -0,749 -1,294 -1,111 Normal
ISA 315 48 -2,717 0,343 12,676 -7,918 18,797 Tidak Normal
ISA 320 48 -2,032 0,343 7,262 -5,923 10,768 Tidak Normal
ISA 330 48 -0,275 0,343 -1,435 -0,802 -2,128 Tidak Normal
ISA 402 48 -0,533 0,343 -0,704 -1,555 -1,044 Normal
ISA 450 48 -1,231 0,343 1,415 -3,587 2,099 Tidak Normal
ISA 500 48 -1,285 0,343 3,313 -3,746 4,913 Tidak Normal
ISA 501 48 -0,911 0,343 2,322 -2,654 3,443 Tidak Normal
ISA 505 48 -1,222 0,343 1,877 -3,562 2,782 Tidak Normal
ISA 510 48 -1,157 0,343 1,263 -3,372 1,873 Tidak Normal
ISA 520 48 0,000 0,343 -0,693 0,000 -1,028 Tidak Normal
ISA 530 48 -0,462 0,343 -1,042 -1,346 -1,546 Normal
ISA 540 48 0,102 0,343 -1,259 0,298 -1,867 Normal
ISA 550 48 -1,053 0,343 0,157 -3,070 0,233 Tidak Normal
ISA 560 48 -0,401 0,343 -0,720 -1,169 -1,068 Normal
ISA 570 48 -1,338 0,343 3,025 -3,900 4,486 Tidak Normal
ISA 580 48 -0,586 0,343 0,193 -1,708 0,286 Normal
ISA 600 48 -1,056 0,343 1,971 -3,077 2,922 Tidak Normal
ISA 610 48 -1,099 0,343 2,562 -3,204 3,798 Tidak Normal
ISA 620 48 -0,890 0,343 -0,193 -2,593 -0,286 Tidak Normal
ISA 700 48 -0,326 0,343 -0,483 -0,949 -0,717 Normal
ISA 705 48 -0,821 0,343 0,093 -2,391 0,138 Tidak Normal
94
Tabel 4.53 (Lanjutan)
Hasil Uji Normalitas Skewness dan Kurtosis
Skewness Kurtosis Nilai Nilai Ket.
Stati
stic
Std.
Error
Statist
ic
Std.
Error Skewness Kurtosis
ISA 706 48 -0,822 0,343 0,383 -2,395 0,568 Tidak Normal
ISA 710 48 -0,820 0,343 0,013 -2,390 0,020 Tidak Normal
ISA 720 48 -0,939 0,343 2,148 -2,736 3,185 Tidak Normal
ISA 800 48 -1,640 0,343 5,203 -4,778 7,715 Tidak Normal
ISA 805 48 -1,428 0,343 3,685 -4,162 5,464 Tidak Normal
ISA 810 48 -0,960 0,343 1,266 -2,797 1,878 Tidak Normal
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Berdasarkan tabel 4.53 di atas dapat terlihat bahwa hasil uji
Skewness dan Kurtosis menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal
secara keseluruhan. Ada variabel-variabel dengan distribusi data normal
dan ada variabel-variabel yang tidak berdistribusi normal. Variabel dengan
distribusi data normal yaitu ISA 210, ISA 220, ISA 260, ISA 265, ISA
300, ISA 402, ISA 530, ISA 540, ISA 560, ISA 580, dan ISA 700. Variabel
dengan distribusi tidak normal yaitu variabel ISA 200, ISA 230, ISA240,
ISA250, ISA 315, ISA 320, ISA 330, ISA 450, ISA 500, ISA 501, ISA
505, ISA 510, ISA 520, ISA 550, ISA 570, ISA 600, ISA 610, ISA 620,
ISA705, ISA 706, ISA 710, ISA 720, ISA 800, ISA 805, dan = ISA 810.
Menurut Whidiarso (2012) dalam “Tanya Jawab tentang Uji
Normalitas” yang terdapat dalam laman widhiarso.staff.ugm.ac.id (diakses
pada tanggal 15 Februari 2019, pukul 20.13 WIB) yang merupakan
terjemahan bebas dari www.graphpad.com berdasarkan referensi
D’Agostino (1986), uji normalitas bukan hanya satu-satunya
pertimbangan untuk menggunakan uji parametrik atau nonparametrik.
95
Dalam tanya jawab itu pula didapatkan informasi bahwa, dengan ukuran
sampel yang besar, uji normalitas juga tidak begitu penting, karena jika
data kita tidak terdistribusi normal, uji-t masih cukup kuat. Hal serupa juga
disampaikan oleh Sugiyono (2011: 28), walaupun bila peneliti ingin
menggunakan uji non parametrik, yaitu uji Run (Run Test), jika n atau
jumlah sampel lebih dari 40 maka tidak dapat menggunakan tabel untuk
uji Run, karena distribusi yang terjadi mendekati distribusi normal.
Akhirnya, walau hasil uji normalitas tidak semua menunjukkan
distribusi normal, peneliti tetap memutuskan untuk menggunakan uji
parametrik (uji z) atau one-sample t-test pada SPSS.
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Pengujian Z-test (Uji Z)
Penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis one-sample t-
test. Alasan pemilihan alat uji ini yaitu karena pengujian ini merupakan
pengujian satu sampel dan di dalam SPSS tidak terdapat pilihan menu
uji-z, meski demikian hasil dari pengujian one-sample t-test dari SPSS
ini tidak jauh berbeda.
Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan menerima atau
menolak hipotesis H0 yaitu berdasarkan perbandingan nilai z-hitung
dengan nilai z-tabel. Nilai z-hitung yaitu berasal dari angka output
SPSS yang dalam hal ini telah dilakukan perhitungan melalui one
sample t-test. Nilai z-tabel yaitu merupakan tabel distribusi z (normal
baku) yang dihitung pada tabel t dengan memperhatikan tingkat
96
signifikansi. Pengujian ini merupakan pengujian satu arah dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Dari tabel distribusi z (normal
baku), untuk tingkat signifikansi 5%, nilai z-tabel yang dicari adalah
1,645.
Jika statistik hitung (nilai z output SPSS) lebih besar dari statistik
tabel (tabel z), maka H0 ditolak. Jika statistik hitung (angka z output
SPSS) lebih kecil dari statistik tabel (tabel z), maka H0 diterima.
Berikut adalah hasil pengujian dari SPSS menggunakan one-
sample t-test.
97
Tabel 4.54
Hasil Uji z
Bagian 1 (untuk variabel dengan 1 pertanyaan)
N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
ISA 230 48 4.33 1.059 .153
ISA 240 48 4.44 .712 .103
ISA 501 48 4.58 .577 .083
ISA 530 48 4.38 .789 .114
ISA 560 48 4.23 .805 .116
ISA 705 48 4.19 .842 .122
ISA 706 48 4.08 .846 .122
ISA 710 48 4.13 .890 .128
Test Value = 2
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
ISA 230 15.271 47 .000 2.333 2.03 2.64
ISA 240 23.725 47 .000 2.438 2.23 2.64
ISA 501 31.000 47 .000 2.583 2.42 2.75
ISA 530 20.858 47 .000 2.375 2.15 2.60
ISA 560 19.178 47 .000 2.229 2.00 2.46
ISA 705 18.002 47 .000 2.188 1.94 2.43
ISA 706 17.054 47 .000 2.083 1.84 2.33
ISA 710 16.537 47 .000 2.125 1.87 2.38
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Dari tabel 4.54, dapat dilihat masing-masing nilai rata-rata
(mean) dari variabel-variabel yang memiliki 1 butir pertanyaan dalam
tiap kuesioner. Hal ini berkaitan dengan test value yang bernilai 2
sebagai bentuk perhitungan berdasarkan hipotesis yang telah dibuat.
98
Dari tabel 4.54 dapat dilihat bahwa, ISA 230 memiliki nilai mean
sebesar 4,33 dan nilai t atau dalam hal ini z hitung sebesar 15,271. Bila
dibandingkan dengan z tabel sebesar 1,645, nilai z hitung dari variabel
ISA 230 lebih besar, hal ini berarti variabel ISA 230 menolak H0 dan
menerima H1 yang artinya auditor telah patuh terhadap ISA 230. Dari
tabel 4.54 juga, dapat dilihat hasil ISA 240 dengan mean (rata-rata) 4,44
dan nilai z hitung sebesar 23,725. Ini menunjukkan bahwa nilai z hitung
dari ISA 220 sebesar 23,725 lebih besar dari nilai z tabel sebesar 1,645.
Hal ini berarti bahwa variabel ISA 240 menolak H0 dan menerima H1
yang berarti bahwa auditor patuh terhadap ISA 501.
Tabel 4.54, menunjukkan secara berturut-turut nilai mean untuk
ISA 501, ISA 530, dan ISA 560 sebesar 4,58, 4,38 dan 4,23. Untuk nilai
z hitung dari ISA 501, ISA 530, dan ISA 560 masing-masing sebesar
31,000, 20,858, dan 19,178. Hal ini menunjukkan bahwa nilai z hitung
dari ISA 501, ISA 530, dan ISA 560 lebih besar dari nilai z tabel sebesar
1,645 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, bahwa auditor
telah patuh terhadap ISA 501, ISA 530, dan ISA 560.
Tabel 4.54, menunjukkan secara berturut-turut nilai mean untuk
ISA 705, ISA 706, dan ISA 710 sebesar 4,19, 4,08, dan 4,13. Untuk
nilai z hitung dari ISA 705, ISA 706, dan ISA 710 masing-masing
18,002, 17,054, dan 16,537. Hal ini menunjukkan bahwa nilai z hitung
dari ISA 705, ISA 706 dan ISA 710 lebih besar dari nilai z tabel sebesar
1,645 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, bahwa auditor
telah patuh terhadap ISA 705, ISA 706 dan ISA 710.
99
Tabel 4.55
Hasil Uji z
Bagian 2 (untuk variabel dengan 2 pertanyaan)
N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
ISA 200 48 9.27 .844 .122
ISA 210 48 8.88 1.024 .148
ISA 220 48 8.25 1.451 .209
ISA 250 48 8.58 1.285 .186
ISA 260 48 8.04 1.821 .263
ISA 265 48 8.67 1.117 .161
ISA 300 48 8.79 1.110 .160
ISA 315 48 8.83 1.358 .196
ISA 320 48 9.02 1.120 .162
ISA 330 48 9.00 .989 .143
ISA 402 48 9.02 .934 .135
ISA 450 48 8.60 1.484 .214
ISA 500 48 8.65 1.229 .177
ISA 505 48 8.50 1.584 .229
ISA 510 48 8.58 1.397 .202
ISA 520 48 8.50 1.052 .152
ISA 540 48 8.56 1.070 .154
ISA 550 48 8.65 1.550 .224
ISA 570 48 8.69 1.475 .213
ISA 580 48 8.90 1.259 .182
ISA 600 48 8.69 1.307 .189
ISA 610 48 8.17 1.492 .215
ISA 620 48 7.94 1.918 .277
ISA 700 48 8.90 .994 .144
ISA 720 48 8.65 1.263 .182
ISA 800 48 8.75 1.361 .196
ISA 805 48 8.38 1.619 .234
100
Test Value = 4
t df
Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Differ
ence
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
ISA 200 43.267 47 .000 5.271 5.03 5.52
ISA 210 32.994 47 .000 4.875 4.58 5.17
ISA 220 20.288 47 .000 4.250 3.83 4.67
ISA 250 24.702 47 .000 4.583 4.21 4.96
ISA 260 15.374 47 .000 4.042 3.51 4.57
ISA 265 28.939 47 .000 4.667 4.34 4.99
ISA 300 29.906 47 .000 4.792 4.47 5.11
ISA 315 24.660 47 .000 4.833 4.44 5.23
ISA 320 31.052 47 .000 5.021 4.70 5.35
ISA 330 35.016 47 .000 5.000 4.71 5.29
ISA 402 37.253 47 .000 5.021 4.75 5.29
ISA 450 21.498 47 .000 4.604 4.17 5.04
ISA 500 26.192 47 .000 4.646 4.29 5.00
ISA 505 19.676 47 .000 4.500 4.04 4.96
ISA 510 22.738 47 .000 4.583 4.18 4.99
ISA 520 29.640 47 .000 4.500 4.19 4.81
ISA 540 29.541 47 .000 4.563 4.25 4.87
ISA 550 20.760 47 .000 4.646 4.20 5.10
ISA 570 22.011 47 .000 4.688 4.26 5.12
ISA 580 26.945 47 .000 4.896 4.53 5.26
ISA 600 24.844 47 .000 4.688 4.31 5.07
ISA 610 19.344 47 .000 4.167 3.73 4.60
ISA 620 14.227 47 .000 3.938 3.38 4.49
ISA 700 34.109 47 .000 4.896 4.61 5.18
ISA 720 25.484 47 .000 4.646 4.28 5.01
ISA 800 24.188 47 .000 4.750 4.35 5.15
ISA 805 18.718 47 .000 4.375 3.90 4.85
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.55 menunjukkan hasil pengolahan data dari variabel-
variabel yang memiliki dua pertanyaan dalam kuesioner penelitian. Oleh
101
karena itu, pada test value untuk variabel-variabel ini bernilai 4. Pada
tabel 4.55 secara berurutan dapat dilihat nilai mean (rata-rata) dari
variabel ISA 200, ISA 210, ISA 220, ISA 250, ISA 260 dan ISA 265
yaitu 9,27, 8,88, 8,25, 8,58, 8,04, dan 8,67. Adapun nilai z-hitungnya
untuk variabel terkait yaitu 43,267, 32,994, 20,288, 24,702, 15,374, dan
28,939. Bila dibandingkan dengan nilai z-tabel sebesar 1,645, nilai z-
hitung dari variabel ISA 200, ISA 210, ISA 220, ISA 250, ISA 260 dan
ISA 265 lebih besar. Ini mengartikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti menunjukkan bahwa auditor telah patuh terhadap ISA 200,
ISA 210, ISA 220, ISA 250, ISA 260 dan ISA 265.
Tabel 4.55 juga menunjukkan nilai mean dan nilai z-hitung dari
variabel ISA 300, ISA 315, ISA 320, dan ISA 330 masing-masing
sebesar 8,79 dan 29,906, 8,83 dan 24,660, 9,02 dan 31,052, serta 9,00
dan 35,016. Kelima variabel di atas menunjukkan nilai z-hitung yang
lebih besar dari z-tabel sebesar 1,645. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1
diterima, menunjukkan bahwa auditor telah patuh terhadap ISA 300,
ISA 315, ISA 320, dan ISA 330.
Dalam tabel 4.55 menunjukkan nilai mean dan nilai z-hitung dari
variabel ISA 402 dan ISA 450 masing-masing sebesar 9,02 dan 37,253
serta 8,60 dan 21,498. Angka dari nilai z-hitung dari ISA 402 sebesar
37,253 dan ISA 450 sebesar 21,498 menunjukkan angka yang lebih
besar daripada nilai z-tabel sebesar 1,645. Hal ini berarti bahwa H0
ditolak dan H1 diterima yang menunjukkan bahwa auditor telah patuh
terhadap ISA 402 dan ISA 450.
102
Tabel 4.55 juga menunjukkan nilai mean dan z-hitung dari
variabel ISA 500, ISA 505, ISA 510, ISA 520, ISA 540, ISA 550, ISA
570 dan ISA 580. Nilai mean berurutan dari variabel tersebut di atas
yaitu 8,65, 8,50, 8,58, 8,50, 8,56, 8,65, 8,69, dan 8,90. Sedangkan z-
hitung dari variabel tersebut di atas berurutan yaitu 26,192, 19,676,
22,738, 29,640, 29,541, 20,769, 22,011, dan 26,945. Jika dibandingkan
dengan nilai z-tabel sebesar 1,645, nilai z-hitung lebih besar yang
mengartikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa auditor sudah patuh terhadap ISA 500, ISA 505, ISA 510, ISA
520, ISA 540, ISA 550, ISA 570 dan ISA 580.
Tabel 4.55 juga menunjukkan nilai mean dan z-hitung dari ISA
600, ISA 610, dan ISA 620. Nilai mean dan z-hitung dari ISA 600 yaitu
8,69 dan 24,844. Nilai mean dan z-hitung dari ISA 610 yaitu 8,17 dan
19,344. Nilai mean dan z-hitung dari ISA 620 yaitu 7,94 dan 14,227.
Berdasarkan nilai z-hitung yang didapat, didapatkan keputusan untuk
menolak H0 dan menerima H1, untuk variabel ISA 600, ISA 610 dan
ISA 620. Hal ini karena nilai z-hitung dari ketiga variabel ISA tersebut,
lebih besar daripada nilai z-tabel yang sebesar 1,645. Maka, didapatkan
kesimpulan bahwa auditor telah patuh terhadap ISA 600, ISA 610 dan
ISA 620.
Tabel 4.55 menunjukkan bahwa auditor patuh terhadap ISA 700
dan ISA 720. Hal ini karena nilai z-hitung dari ISA 700 dan ISA 720
sebesar 34,109 dan 25,484 lebih besar daripada nilai z-tabel sebesar
103
1,645. Tabel 4.54 juga menunjukkan nilai mean dari ISA 700 dan ISA
720, yaitu sebesar 8,90 dan 8,65.
Tabel 4.55 juga menunjukkan bahwa auditor patuh terhadap ISA
800 dan ISA 805. Hal ini ditunjukkan dari nilai z-hitung yang lebih besar
dari nilai z-tabel. Nilai z-hitung dari ISA 800 yaitu sebesar 24,188
dengan nilai mean 8,75. Nilai z-hitung dari ISA 805 yaitu sebesar
18,718 dengan nilai mean sebesar 8,38. Nilai z-hitung tersebut menjadi
dasar keputusan untuk menolak H0 dan menerima H1.
Tabel 4.56
Hasil Uji z
Bagian 3 (untuk variabel dengan 4 pertanyaan)
N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
ISA 810 48 16.79 2.932 .423
Test Value = 8
t df
Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Differ
ence
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
ISA 810 20.778 47 .000 8.792 7.94 9.64
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.56 menunjukkan hasil pengolahan data dari variabel yang
memiliki empat (4) pertanyaan dalam kuesioner penelitian. Oleh karena
itu, pada test value untuk variabel ini bernilai 8. Dalam penelitian ini
hanya ada satu variabel yang memiliki empat pertanyaan dalam
kuesioner penelitian, yaitu variabel ISA 810. Variabel ISA 810 memiliki
nilai mean 16,79 dan nilai z hitung sebesar 20,778. Nilai z hitung yang
104
lebih besar daripada nilai z tabel sebesar 1,645 memberikan keputusan
untuk menolak H0 dan menerima H1. Hal ini berarti auditor telah patuh
dalam praktik auditnya sesuai dengan ISA 810.
Adapun peneliti telah melakukan perhitungan sederhana
menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2016, untuk menentukan
peringkat dari nilai kepatuhan auditor terhadap ISA dengan melihat nilai
persentase nilai mean (berdasarkan penelitian Obaidat, 2007).
Tabel 4.57
Hasil Peringkat Kepatuhan Auditor terhadap ISA
Rank Standar Mean % Mean t
1 ISA 200 9,27 92,71% 43,267
2 ISA 501 4,58 91,67% 31,000
3 ISA 320 9,02 90,21% 31,052
4 ISA 402 9,02 90,21% 37,253
5 ISA 330 9,00 90,00% 35,016
6 ISA 580 8,90 88,96% 26,945
7 ISA 700 8,90 88,96% 34,109
8 ISA 240 4,44 88,75% 23,725
9 ISA 210 8,88 88,75% 32,994
10 ISA 315 8,83 88,33% 24,660
11 ISA 300 8,79 87,92% 29,906
12 ISA 530 4,38 87,50% 20,858
13 ISA 800 8,75 87,50% 24,188
14 ISA 570 8,69 86,88% 22,011
15 ISA 600 8,69 86,88% 24,844
16 ISA 230 4,33 86,67% 15,271
17 ISA 265 8,67 86,67% 28,939
18 ISA 500 8,65 86,46% 26,192
19 ISA 550 8,65 86,46% 20,760
20 ISA 720 8,65 86,46% 25,484
21 ISA 450 8,60 86,04% 21,498
105
Tabel 4.57 (Lanjutan)
Hasil Peringkat Kepatuhan Auditor terhadap ISA
Rank Standar Mean % Mean t
22 ISA 250 8,58 85,83% 24,702
23 ISA 510 8,58 85,83% 22,738
24 ISA 540 8,56 85,63% 29,541
25 ISA 505 8,50 85,00% 19,676
26 ISA 520 8,50 85,00% 29,640
27 ISA 560 4,23 84,58% 19,178
28 ISA 810 16,79 83,96% 20,778
29 ISA 705 4,19 83,75% 18,002
30 ISA 805 8,38 83,75% 18,718
31 ISA 710 4,13 82,50% 16,537
32 ISA 220 8,25 82,50% 20,288
33 ISA 706 4,08 81,67% 17,054
34 ISA 610 8,17 81,67% 19,344
35 ISA 260 8,04 80,42% 15,374
36 ISA 620 7,94 79,38% 14,227
Sumber: Data primer yang diolah 2019
Tabel 4.57 menunjukkan tingkat kepatuhan auditor terhadap ISA
berdasarkan nilai mean yang telah ditransformasikan menjadi
persentase. Dari tabel 4.57 didapatkan variabel yang tingkat
kepatuhannya paling tinggi di antara variabel lainnya serta variabel yang
sudah dipatuhi namun belum sepenuhnya oleh auditor.
Tiga variabel paling tinggi yang dipatuhi auditor adalah variabel
ISA 200, variabel ISA 501 dan variabel ISA 320. Variabel ISA 200
adalah tujuan keseluruhan auditor dan pelaksanaan suatu audit
berdasarkan standar standar internasional dalam audit. Variabel ISA 501
adalah bukti audit – pertimbangan spesifik atas unsur pilihan. Variabel
ISA 320 ini membahas mengenai materialitas dalam perencanaan dan
106
pelaksanaan audit. Sedangkan tiga variabel standar yang belum
sepenuhnya dipatuhi auditor adalah variabel ISA 610, variabel 260 dan
variabel ISA 620. Variabel ISA 610 adalah penggunaan pekerjaan
auditor internal. Variabel ISA 260 yaitu komunikasi dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola. Variabel ISA 620 adalah
penggunaan pekerjaan seorang pakar auditor.
C. PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh standar ISA dipatuhi
oleh auditor di Indonesia. Hal ini juga mendukung peneltian yang dilakukan
oleh Obaidat (2007) yang juga menghasilkan kesimpulan bahwa ISA telah
dipatuhi oleh auditor di Yordania dengan tingkat kepatuhan yang berbeda-
beda.
1. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 200 – 299 (Prinsip-prinsip Umum
dan Tanggung Jawab)
ISA yang termasuk dalam bagian prinsip-prinsip umum dan
tanggung jawab yaitu ISA 200, ISA 210, ISA 220, ISA 230, ISA 240, ISA
250, ISA 260, dan ISA 265.
ISA 200 yaitu tujuan keseluruhan auditor dan pelaksanaan suatu
audit berdasarkan standar standar internasional dalam audit. Tujuan
menyeluruh auditor adalah memperoleh keyakinan yang layak mengenai
laporan keuangan apakah telah (tidak) terbebas dari salah saji yang
material serta apakah telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan. Salah saji material yang dimaksud bisa berasal dari kecurangan
atau kesalahan dan hal ini akan berpengaruh sebagai dasar opini auditor.
107
Auditor juga diwajibkan untuk mengkomunikasikan temuan auditnya
(Tuanakotta, 2015:230). Penelitian ini mendapatkan nilai z-hitung yang
lebih besar daripada nilai z-tabel, yang mengartikan bahwa hipotesis nol
(auditor tidak patuh terhadap ISA) ditolak dan menerima hipotesis
alternatifnya (auditor sudah patuh terhadap ISA). Hal ini berarti auditor
sudah memperoleh keyakinan/ jaminan yang layak ketika memutuskan
untuk memberikan opini audit.
ISA 210 yaitu persetujuan atas syarat-syarat perikatan audit.
Dalam ISA 210 disebutkan kewajiban auditor untuk mengidentifikasi dan
menilai faktor risiko. Hal ini sebagai dasar untuk menentukan apakah
auditor akan menerima atau menolak penugasan audit. Dalam penelitian
ini, ditemukan bukti bahwa auditor telah mematuhi ISA 210, karena
hipotesis alternatif telah diterima. Kepatuhan auditor atas ISA 210 ini
ditunjukkan dengan dilaksanakannya penilaian mengenai laporan
keuangan (dari manajemen) oleh auditor untuk menentukan apakah
laporan keuangan tersebut memang dapat diterima. Kepatuhan lainnya
ditunjukkan dengan dilakukannya pencantuman syarat perikatan audit
dalam surat perikatan audit (perjanjian tertulis) antara manajemen dan/
atau TCWG dengan auditor.
ISA 220 berkaitan dengan pengendalian mutu yaitu pengendalian
mutu untuk audit atas laporan keuangan. ISA 220 mewajibkan KAP
mengembangkan, mengimplementasikan, dan mendokumentasikan
prosedur pengendalian mutunya dalam kebijakan menerima dan
mempertahankan klien. (Tuanakotta, 2015:261). Hasil penelitian ini
108
menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima
yang berarti bahwa auditor telah patuh terhadap ISA 220. Kepatuhan
auditor atas ISA 220 ini menjelaskan bahwa auditor dalam penugasannya
melakukan kewajiban penilaian terhadap KAP. Penilaian tersebut
mengenai apakah KAP dapat mentaati ketentuan etika yang relevan.
Auditor juga telah melakukan kewajibannya untuk mendapatkan
persetujuan manajemen berkenaan dengan pemberian akses kepada
auditor.
ISA 230 berkaitan dengan dokumentasi audit. ISA 230 ini
membahas tanggung jawab auditor untuk menyiapkan dokumentasi audit
untuk audit atas laporan keuangan secara tepat waktu. Penelitian ini
menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis diterima,
ditunjukkan dengan nilai z-hitung yang lebih besar daripada nilai z-tabel.
Keputusan tersebut berarti bahwa auditor telah mematuhi ISA 230 dalam
penugasan auditnya yaitu telah membuat dokumentasi audit secara cukup
dan tepat waktu.
ISA 240 yaitu mengenai tanggung jawab auditor terkait dengan
kecurangan dalam suatu audit atas laporan keuangan. Tujuan auditor
dalam ISA 240 ini adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan
(Tuanakotta, 2015:311). Dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa auditor
telah patuh terhadap ISA 240, karena nilai z-hitung lebih besar daripada z-
tabel dan artinya menolak hipotesis nol serta menerima hipotesis alternatif.
Kepatuhan auditor terhadap ISA 240 ini menunjukkan bahwa auditor
109
dalam praktik auditnya telah mempertahankan skeptisisme profesional.
Skeptisisme profesional dibutuhkan untuk menyadari kemungkinan
terjadinya salah saji material karena kecurangan.
ISA 250 yaitu pertimbangan atas peraturan perundang-undangan
dalam audit laporan keuangan. Dalam penelitian ini, diputuskan untuk
menerima hipotesis alternatif karena nilai z-hitung lebih besar daripada
nilai z tabel. Hal ini berarti bahwa auditor telah mematuhi ISA 260. Salah
satu bentuk kepatuhan terhadap ISA 260 ini yaitu dalam praktiknya auditor
memperoleh pemahaman mengenai kerangka hukum entitas serta
memperoleh bukti yang cukup atas kepatuhan entitas terhadap perundang-
undangan. Berkaitan dengan ISA 250, IAASB menyatakan bahwa auditor
tidak bertanggung jawab untuk mencegah ketidakpatuhan serta untuk
mendeteksi ketidakpatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
(IASB, 2015).
ISA 260 yaitu komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola. Menurut Tuanakotta (2015:377), TCWG (Those Charge
with Governance) dalam ISA 260 adalah orang atau organisasi dengan
tanggung jawab untuk mengawasi arah strategis entitas serta kewajibannya
berkenaan dengan akuntabilitas entitas. Penelitian ini menunjukkan bahwa
auditor telah patuh terhadap ISA 260 karena menerima hipotesis alternatif
yang dibuktikan dengan lebih besarnya nilai z-tabel dibandingkan dengan
nilai z-hitung. Hal ini menunjukkan bahwa dalam praktiknya auditor
melakukan komunikasi mengenai hal-hal yang wajib dikomunikasikan
110
kepada TCWG. Sebaliknya, TCWG juga memberikan informasi kepada
auditor yang (tanpa komunikasi ini) tidak akan tersedia.
ISA 265 yaitu pengkomunikasian defisiensi dalam pengendalian
internal kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan
manajemen. Dalam penelitian ini, didapatkan keputusan untuk menerima
hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, karena nilai z-hitung lebih
besar daripada nilai z-tabel. Hal itu berarti auditor telah patuh pada ISA
260 yang menunjukkan bahwa dalam praktiknya auditor telah
mengkomunikasikan hal-hal mengenai pengendalian internal pada
TCWG. Ketika kelemahan pengendalian internal dinilai signifikan,
komunikasi mengenai defisiensi pengendalian internal harus dilakukan
oleh auditor dengan TCWG (Tuanakotta, 2015:279).
2. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 300 – 450 (Penilaian Risiko dan
Respon terhadap Risiko yang telah Dinilai)
ISA 300 yaitu perencanaan suatu audit atas laporan keuangan.
Tujuan auditor menurut ISA 300 ialah melaksanakan audit yang efektif
dengan melakukan perencanaan audit. Dalam penelitian ini didapatkan
keputusan untuk menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol,
karena nilai z-hitung lebih besar daripada nilai z-tabel. Hal ini
menunjukkan bahwa auditor telah mematuhi ISA 300 yang berarti dalam
praktiknya auditor telah menyusun strategi (perencanaan) audit secara
menyeluruh. Perencanaan audit dibutuhkan untuk memastikan
pelaksanaan audit berlangsung secara efisien dan efektif serta risiko audit
111
dapat ditekan sampai pada risiko yang dapat diterima (tingkat rendah/
acceptably low level).
ISA 315 yaitu pengindentifikasian dan penilaian risiko salah saji
material melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya. Tujuan
prosedur penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan (Tuanakotta, 2015:139). Dalam
penelitian ini didapatkan nilai z-hitung yang lebih besar daripada nilai z-
tabel yang berarti bahwa penelitian ini menerima hipotesis alternatif dan
menolak hipotesis nol. Hal ini menunjukkan bahwa auditor dalam
praktiknya telah memenuhi ISA 315 yang menunjukkan bahwa auditor
telah melakukan prosedur penilaian risiko dan telah memahami enttitas
terkait dalam penugasan audit yang dilakukannya.
ISA 320 ini membahas mengenai materialitas dalam perencanaan
dan pelaksanaan audit. Materialitas adalah dasar untuk penilaian risiko
(risk assesments) dan penentu luasnya prosedur audit serta digunakan
dalam seluruh proses audit. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam
praktiknya auditor telah melaksanakan kewajibannya untuk menentukan
materialitas. Auditor juga merevisi materialitas keuangan untuk
menyesuaikan informasi yang diperolehnya, ketika audit berlangsung. Hal
ini dibuktikan dengan diterimanya hipotesis alternatif, karena nilai z-
hitung yang lebih besar dibandingkan nilai z-tabel.
ISA 330 membahas mengenai respon auditor terhadap risiko yang
telah dinilai. Tujuan auditor dalam ISA 330 ini adalah merancang dan
mengimplementasikan tanggapan secara tepat terhadap risiko yang telah
112
dinilai serta untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai
risiko salah saji material (yang telah dinilai juga). Hasil penelitian
mengenai kepatuhan terhadap ISA 330 ini adalah menerima hipotesis
alternatif yang berarti bahwa dalam praktiknya auditor telah melaksanakan
sesuai dengan standar. Hal ini dibuktikan dengan lebih besarnya nilai z-
hitung dibandingkan dengan nilai z-tabel. Kepatuhan auditor tersebut
dilaksanakan salah satunya dengan menilai risiko bawaan dan risiko
pengendalian, pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi.
ISA 402 adalah pertimbangan audit terkait dengan entitas yang
menggunakan organisasi jasa. Dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa
auditor telah patuh terhadap ISA 402, yang mengartikan bahwa dalam
praktiknya auditor telah melaksanakan kewajibannya sehubungan dengan
organisasi jasa. Hal ini dinyatakan karena penelitian ini menerima
hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, sebagai akibat dari nilai z-
hitung yang lebih besar daripada nilai z-tabel. Kewajiban yang dimaksud
di antaranya yaitu auditor memahami prosedur operasional pelayanannya
serta auditor menentukan apakah tersedia bukti yang cukup dan tepat dari
catatan yang disimpan oleh entitas pengguna.
ISA 450 adalah pengevaluasian atas salah saji yang diidentifikasi
selama audit. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai z-hitung lebih besar
daripada nilai z-tabel, sehingga menerima hipotesis alternatif dan menolak
hipotesis nol, artinya auditor telah patuh pada ISA 450. Bentuk kepatuhan
auditor salah satunya yaitu ketika dalam melakukan penugasan audit,
auditor telah mengumpulkan salah saji yang ditemukannya serta
113
mengevaluasi dampak salah saji dan melakukan pembahasan terkait salah
saji tersebut bersama tim audit.
3. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 500 – 580 (Bukti Audit)
ISA 500 adalah bukti audit. Bukti audit adalah informasi yang
digunakan auditor untuk menarik kesimpulan yang menjadi dasar
pemberian opini auditnya (Tuanakotta, 2015:82). Dalam penelitian ini
didapatkan hasil nilai z-hitung yang lebih besar dari pada nilai z-tabel,
sehingga memutuskan untuk menerima hipotesis alternatif. Artinya,
penelitian ini menunjukkan bahwa auditor patuh terhadap ISA 500.
Kepatuhan ini ditunjukkan oleh auditor yang dalam penugasannya
merancang dan melaksanakan prosedur audit sesuai dengan kondisi
lapangan dan memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk dapat menarik
kesimpulan yang masuk akal sebagai dasar pemberian opini auditor.
ISA 501 adalah bukti audit – pertimbangan spesifik atas unsur
pilihan. ISA 501 berkaitan dengan pertimbangan khusus oleh auditor
dalam memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sesuai dengan ISA
330, ISA 500 dan ISA terkait lainnya dengan memperhatikan aspek-aspek
tertentu, dalam penelitian ini dari inventarisasi (persediaan) yang
melibatkan entitas, dan segmen informasi dalam pernyataan audit laporan
keuangan. Dalam ISA 501, salah satunya mewajibkan auditor untuk
mendapatkan bukti yang cukup mengenai keberadaan (existence) dan
kondisi persediaan. Dalam hal ini, persediaan memang benar-benar ada
dan dicantumkan dengan nilai yang tepat. Penelitian ini memperlihatkan
bahwa, hipotesis alternatif diterima yang mengartikan bahwa auditor telah
114
patuh terhadap ISA 501. Kepatuhan auditor ini mengindikasikan bahwa
dalam praktiknya auditor mengumpulkan dan mendapatkan bukti yang
cukup mengenai asersi keberadaan dari persediaan.
ISA 505 adalah konfirmasi eksternal. ISA 505 menyatakan bahwa
tujuan auditor dalam menggunakan prosedur konfirmasi eksternal, ialah
merancang dan melaksanakan prosedur untuk memperoleh bukti audit
yang relevan dan andal (Tuanakotta, 2015:424). Penelitian ini
memperlihatkan bahwa auditor telah patuh pada ISA 505 dan dalam
praktik penugasannya menjalankan kewajiban yang tertera dalam ISA 505.
Hal ini ditunjukkan dengan penerimaan hipotesis alternatif, karena nilai z
hitung lebih besar dari nilai z tabel.
ISA 510 adalah perikatan audit tahun pertama –saldo awal.
Penelitian ini menunjukkan nilai z-hitung yang lebih besar daripada nilai
z-tabel, sehingga memutuskan untuk menerima hipotesis alternatif dan
menolak hipotesis nol. Hal ini berarti auditor telah patuh terhadap ISA 510
dan dalam praktik auditnya telah melaksanakan kewajiban sesuai dengan
ISA 510. Salah satu di antara kewajiban auditor sehubungan dengan ISA
510 yaitu auditor mengevaluasi apakah saldo awal bebas dari kesalahan
material di perikatan audit tahun pertama dan jika ada modifikasi pendapat
pada audit terdahulu, auditor mengevaluasi efek dari hal-hal yang
menyebabkan modifikasi tersebut.
ISA 520 adalah prosedur analitis. Berkenaan dengan prosedur
analitikal dalam merumuskan opini auditor, ISA 520 mewajibkan auditor
untuk merancang dan melaksanakan prosedur analitis menjelang akhir
115
audit. Hal ini dilaksanakan untuk membantu auditor dalam merumuskan
kesimpulan menyeluruh mengenai konsistensi laporan keuangan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai z-hitung lebih besar daripada nilai
z-tabel, sehingga menolak hipotesis nol dan menerima hipotesis alternatif
yang berarti bahwa auditor telah patuh terhadap ISA 520. Salah satu
bentuk kepatuhan terhadap ISA ini yaitu dalam praktik penugasan
auditnya auditor telah menentukan kesesuaian (konsistensi) prosedur
substantif atas pernyataan yang diberikan manajemen.
ISA 530 adalah sampling audit. Penelitian ini menunjukkan
bahwa auditor telah patuh terhadap ISA 530, dengan kata lain auditor telah
memenuhi kewajiban-kewajiban yang diharuskan dalam ISA mengenai
sampling audit ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya penerimaan hipotesis
alternatif, karena nilai z hitung lebih besar daripada nilai z tabel. ISA 530
menjelaskan mengenai kewajiban auditor berkaitan dengan sampling
audit, diantaranya yaitu auditor wajib mempertimbangkan prosedur audit
dan karakteristik populasi. Auditor juga wajib melakukan investigasi
terkait sifat dan penyebab dari salah saji yang diidentifikasi dan
mengevaluasi dampaknya terhadap prosedur audit terkait dan area audit
lainnya.
ISA 540 adalah audit atas estimasi akuntansi, termasuk estimasi
akuntansi nilai wajar dan pengungkapan yang bersangkutan. Penelitian ini
menunjukkan bahwa ISA 540 telah dipatuhi auditor dan dalam praktiknya
auditor telah melaksanakan kewajibannya dan menerapkan standar
penugasan terkait estimasi akuntansi. Hal ini dibuktikan dengan lebih
116
besarnya nilai z-hitung dibandingkan dengan nilai z-tabel. Dalam ISA 540
terdapat kewajiban yang harus dilaksanakan oleh auditor terkait dengan
penilaian risiko atas estimasi. Kewajiban tersebut yaitu penentuan apakah
metode estimasi akuntansi sudah tepat dan telah diterapkan secara
konsisten (Tuanakotta, 2015:254). Auditor juga wajib mengevaluasi
estimasi akuntansi jika manajemen dinilai belum cukup menangani risiko
yang signifikan.
ISA 550 adalah pihak berelasi. Pihak berelasi yaitu seseorang atau
entitas yang mengendalikan atau berpengaruh terhadap entitas yang
diaudit, atau entitas yang dikendalikan atau dipengaruhi oleh seseorang
atau entitas lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
(Tuanakotta, 2015:159). Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
dalam praktik penugasannya auditor patuh terhadap ISA 550 dan
melakukan pemahaman mengenai hubungan pihak-pihak berelasi serta
mengidentifikasi hubungan dari pihak berelasi tersebut yang bisa
menimbulkan risiko secara signifikan. Hal ini diperlihatkan dari nilai z
hitung variabel ISA 550 ini lebih besar daripada nilai z tabel.
ISA 560 adalah peristiwa kemudian (subsequent event) atau
peristiwa sesudah tanggal laporan keuangan. Dalam penelitian ini,
menunjukkan bahwa auditor telah patuh terhadap ISA 560, yang
mengartikan bahwa dalam praktiknya auditor telah melaksanakan
kewajibannya sehubungan dengan peristiwa kemudian. Hal ini dinyatakan
karena penelitian ini menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis
117
nol, sebagai akibat dari nilai z-hitung yang lebih besar daripada nilai z-
tabel.
ISA 570 adalah kelangsungan usaha (going concern). Penelitian
ini menyatakan bahwa hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol
ditolak karena nilai z-hitung lebih besar dibandingkan nilai z-tabel. Hal ini
berarti auditor telah melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang
tertuang dalam ISA 570. Di antara kewajiban itu adalah auditor
mempertimbangkan apakah ada peristiwa atau kondisi yang mungkin
menimbulkan keraguan mengenai kemampuan entitas untuk melanjutkan
usahanya sebagai usaha yang berkesinambungan.
ISA 580 adalah representasi tertulis. Penelitian ini menunjukkan
bahwa auditor patuh terhadap ISA 580, hal ini karena nilai z-hitung lebih
besar daripada nilai z-tabel, sehingga keputusannya yaitu menerima
hipotesis alternatif. Pada akhir penugasan, auditor wajib meminta
pernyataan tertulis dari manajemen yang mempunyai tanggung jawab atas
laporan keuangan dan mengenai hal-hal terkait, seperti yang tertuang
dalam ISA 580. Dengan adanya hasil penelitian ini, mengindikasikan
bahwa dalam praktiknya auditor melaksanakan praktik sesuai standar
dengan hal yang berhubungan dengan representasi tertulis.
4. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 600 – 620 (Penggunaan Pekerjaan
Pihak Lain)
ISA 600 adalah pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan
grup (special considerations-audits of group financial statements). ISA ini
berkaitan dengan pertimbangan khusus yang berlaku untuk audit grup
118
(kelompok usaha), khususnya yang melibatkan audit komponen.
Penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis alternatif diterima dan hipotesis
nol ditolak karena nilai z-hitung lebih besar dibandingkan nilai z-tabel. Hal
ini berarti auditor telah melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang
tertuang dalam ISA 600. Adapun kewajiban yang ditegaskan dalam ISA
600 yaitu group engagement partner (partner, rekan atau orang lain di
KAP yang bertanggung jawab atas penugasan audit grup) bertanggung
jawab untuk pengarahan, supervisi dan pelaksanaan audit sesuai standar
professional dan hukum perundang-undangan yang berlaku dan apakah
laporan auditor yang dikeluarkan sudah tepat.
ISA 610 adalah penggunaan pekerjaan auditor internal. Penelitian
ini menunjukkan nilai z-hitung yang lebih besar daripada nilai z-tabel,
sehingga memutuskan untuk menerima hipotesis alternatif dan menolak
hipotesis nol. Hal ini berarti auditor telah patuh terhadap ISA 610 dan
dalam praktik auditnya telah melaksanakan kewajiban sesuai dengan ISA
610. Salah satu di antara kewajiban auditor sehubungan dengan ISA 610
yaitu auditor eksternal menentukan apakah pekerjaan fungsi audit internal
dapat digunakan untuk tujuan audit. Auditor eksternal juga mengarahkan,
mengawasi dan meninjau pekerjaan yang dilakukan oleh auditor internal
pada penugasan audit.
ISA 620 adalah penggunaan pekerjaan seorang ahli. Adapun
tujuan auditor menurut ISA 620 adalah untuk menentukan apakah auditor
akan menggunakan pekerjaan dari ahli serta apakah pekerjaan ahli tersebut
sesuai dengan tujuan audit. Penelitian ini menunjukkan nilai z-hitung yang
119
lebih besar daripada nilai z-tabel, sehingga memutuskan untuk menerima
hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol. Hal ini berarti auditor telah
patuh terhadap ISA 620 dan dalam praktik auditnya telah melaksanakan
kewajiban sesuai dengan ISA 620. Salah satu di antara kewajiban auditor
sehubungan dengan ISA 620 yaitu auditor mengevaluasi apakah ahli/
pakar memiliki kompetensi, kemampuan dan obyektivitas yang diperlukan
untuk tujuan auditor.
5. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 700 – 720 (Kesimpulan Audit dan
Pelaporan)
ISA 700 adalah perumusan suatu opini dan pelaporan atas laporan
keuangan. Tujuan auditor yang tertuang dalam ISA 700 adalah
merumuskan opini atas laporan keuangan. Opini auditor didasarkan pada
evaluasi terhadap kesimpulan yang diambil auditor dari bukti-bukti audit
yang telah dikumpulkan selama proses audit. Penelitian ini menyatakan
bahwa hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak karena nilai z-
hitung lebih besar dibandingkan nilai z-tabel. Hal ini berarti auditor telah
melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang tertuang dalam ISA 700.
Salah satu bentuk kepatuhan pada ISA 700 ini adalah auditor merumuskan
opini mengenai laporan keuangan yang telah diaudit serta menentukan
apakah laporan keuangan tersebut telah sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
ISA 705 adalah modifikasi terhadap opini dalam laporan auditor
independen. Menurut Tuanakotta (2015:547), ‘modifikasi terhadap opini
dalam laporan auditor’ bermakna pemberian opini auditor yang bukan
120
wajar tanpa pengecualian. Penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis
alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak karena nilai z-hitung lebih
besar dibandingkan nilai z-tabel. Hal ini berarti auditor telah
melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang tertuang dalam ISA 705.
Kewajiban yang dimaksud yaitu auditor memodifikasi pendapat ketika
laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari salah saji material
dan tidak diperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.
ISA 706 adalah paragraf penekanan suatu hal dan paragraf hal
lain dalam laporan auditor independen. ISA 760 sebagai acuan utama
berkenaan dengan paragraf-paragraf dalam laporan auditor yang
menekankan hal tertentu dan hal-hal atau masalah lainnya. Penelitian ini
menunjukkan bahwa auditor telah patuh pada ISA 706 yang ditunjukkan
dengan hasil nilai z-hitung yang lebih besar dibandingkan dengan nilai z-
tabelnya. Hal ini menyebabkan keputusan untuk menerima hipotesis
alternatif dan menolak hipotesis nol. Keputusan atas penerimaan hipotesis
alternatif berarti bahwa auditor di Indonesia sudah mematuhi ISA 706 dan
menjalankan kewajibannya untuk memasukkan paragraf penekanan atas
suatu hal dalam laporan auditor sebagai bentuk komunikasi tambahan dan
hal-hal yang perlu diperhatikan pemakai laporan.
ISA 710 adalah informasi komparatif angka korespondensi dan
laporan keuangan komparatif. Informasi pembanding adalah angka/jumlah
dan pengungkapan dalam laporan keuangan dari satu atau lebih periode,
yang sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan.
Penelitian ini menunjukkan nilai z-hitung yang lebih besar daripada nilai
121
z-tabel, sehingga memutuskan untuk menerima hipotesis alternatif dan
menolak hipotesis nol. Hal ini berarti auditor telah patuh terhadap ISA 710
dan dalam praktik penugasan auditnya telah melaksanakan kewajiban
sesuai dengan ISA 710. Salah satu di antara kewajiban auditor sehubungan
dengan ISA 710 yaitu auditor menentukan apakah laporan keuangan sudah
diklasifikasikan dengan benar serta apakah informasi pembanding yang
dimasukkan pada laporan keuangan diharuskan oleh kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
ISA 720 adalah tanggung jawab auditor atas informasi lain dalam
dokumen yang berisi laporan keuangan yang telah diaudit. Tujuan auditor
yang tertuang dalam ISA 720 adalah untuk merespon secara tepat ketika
dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit dan laporan
auditornya termasuk informasi lain yang dapat merusak kredibilitas
laporan keuangan dan laporan auditor. Penelitian ini menunjukkan bahwa
auditor telah patuh terhadap ISA 720 dan melaksanakan kewajiban auditor
sesuai dengan ISA 720. Hal ini dikarenakan nilai z-hitung yang lebih besar
dibandingkan nilai z-tabel, sehingga keputusannya menerima hipotesis
alternatif. Adapun kewajiban yang dilaksanakan auditor sesuai dengan
ISA 720 di antaranya, yaitu berkaitan dengan inkonsistensi material.
Kewajiban tersebut adalah auditor membaca informasi lain untuk
mengidentifikasi inkosistensi material serta auditor menentukan apakah
perlu untuk merevisi atas laporan keuangan dan informasi lainnya.
122
6. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 800 – 810 (Area-area Khusus)
ISA 800 adalah pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan
yang disusun seuai dengan kerangka bertujuan khusus. Tujuan dari ISA
800 adalah untuk membahas dengan tepat pertimbangan khusus yang
relevan atas penerimaan penugasan (perikatan), perencanaan dan kinerja
penugasan terkait serta membentuk opini audit. Penelitian ini
menunjukkan bahwa auditor dalam praktiknya telah melaksanakan
penugasan sesuai dengan ISA 800. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai z-
hitung yang lebih besar dibandingkan dengan nilai z-tabel. Kepatuhan
auditor ini menunjukkan bahwa auditor melaksanakan kewajiban terkait
dengan ISA 800, di antaranya yaitu auditor memahami tujuan penyusunan
laporan keuangan dan pengguna yang dituju serta auditor juga memahami
langkah-langkah yang diambil oleh manajemen untuk menentukan bahwa
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat diterima dalam situasi
khusus terkait.
ISA 805 adalah pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan
tunggal dan unsur, akun atau pos spesifik dalam suatu laporan keuangan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa auditor dalam praktiknya telah
melaksanakan penugasan sesuai dengan ISA 805 yang berkaitan dengan
pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan tunggal dan unsur, akun
atau pos spesifik dalam suatu laporan keuangan. Hal ini dibuktikan dari
hasil nilai z-hitung yang lebih besar dibandingkan dengan nilai z-tabel.
Auditor dalam praktiknya mempertimbangkan bentuk opini yang
diharapkan sesuai dengan keadaan terkait mengenai audit atas laporan
123
keuangan tunggal atau elemen spesifik dari laporan keuangan. Selain itu,
bila auditor tidak terlibat untuk mengaudit serangkaian laporan keuangan
entitas dengan lengkap, auditor menentukan apakah auditor sebelumnya
melaksanakan praktik sesuai dengan standar dan kegiatan audit dapat
dilakukan.
ISA 810 adalah perikatan (penugasan) untuk melaporkan ikhtisar
laporan keuangan. Tujuan auditor berkaitan dengan ISA 810 adalah untuk
menentukan apakah pantas menerima penugasan untuk melaporkan
ringkasan/ ikhtisar laporan keuangan. Bila terlibat melaporkan ikhtisar
laporan keuangan, tujuan auditor juga untuk membentuk pendapat atas
ringkasan/ ikhtisar laporan keuangan tersebut. Penelitian ini menunjukkan
bahwa auditor dalam praktiknya telah melaksanakan penugasan sesuai
dengan ISA 805. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai z-hitung yang lebih
besar dibandingkan dengan nilai z-tabel. Dengan demikian auditor telah
melaksanakan kewajibannya terkait dengan ISA 810, di antaranya yaitu
sebelum menerima suatu perikatan (penugasan) untuk melaporkan ikhtisar
laporan keuangan, auditor menentukan apakah kriteria terapan dapat
diterima dan memperoleh persetujuan bahwa manajemen memahami
tanggung jawabnya.
7. Standar ISA yang paling tinggi dipatuhi oleh Auditor
Berdasarkan tabel 4.57, dapat diketahui tiga variabel paling tinggi
yang dipatuhi auditor adalah variabel ISA 200, variabel ISA 501 dan
variabel ISA 320. Variabel ISA 200 adalah tujuan keseluruhan auditor dan
124
pelaksanaan suatu audit berdasarkan standar standar internasional dalam
audit. Variabel ISA 501 adalah bukti audit – pertimbangan spesifik atas
unsur pilihan. Variabel ISA 320 adalah materialitas dalam perencanaan
dan pelaksanaan audit.
ISA 200 menujukkan tingkat kepatuhan yang tinggi dengan nilai
mean sebesar 92,71%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pemahaman
auditor untuk tujuan menyeluruh dari dilaksanakannya penugasan audit
tinggi. Auditor telah memahami bahwa audit yang berdasarkan ISA
merupakan audit berbasis risiko. Pelaksanaan audit berbasis risiko tertuang
sebagaimana dalam ISA 200 ini yaitu kewajiban auditor atas sikap
skeptisisme profesional, kewajiban untuk melaksanakan kearifan
profesional, kewajiban untuk memperoleh jaminan (assurance) yang layak
serta kewajiban untuk menggunakan tujuan sesuai dengan ISA yang
relevan. Semua pelaksanaan itu telah dilakukan dan dipahami oleh auditor
di Indonesia dalam praktik penugasan auditnya.
ISA 501 menunjukkan tingkat kepatuhan yang tinggi dengan nilai
mean sebesar 91,67%. ISA 501 berkaitan dengan bukti audit yang
memiliki pertimbangan khusus. Proses audit adalah proses menghimpun
bukti agar auditor dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan yang
diauditnya, bebas dari (atau justru mengandung) salah saji yang material,
baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun manipulasi, sehingga ia
dapat merumuskan opini auditnya (Tuanakotta, 2015:81). Dapat dilihat,
bahwa proses pengumpulan bukti merupakan proses utama yang
dilaksanakan auditor dalam melakukan audit, sebagai dasar untuk
125
pengambilan opini yang tepat. Tidak mengherankan bahwa salah satu ISA
yang berkaitan dengan bukti audit ini memiliki tingkat kepatuhan yang
tinggi.
Terdapat tiga langkah dalam audit berbasis risiko. Langkah
pertama adalah menilai risiko (risk assessment). Penilaian risiko ini
dilakukan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang
material dalam laporan keuangan. Langkah kedua yaitu menanggapi risiko
(risk response). Menanggapi risiko ini dilakukan setelah mengidentifikasi
dan menilai risiko dan dilakukan pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
Langkah terakhir, yaitu pelaporan (reporting). Tahap pelaporan ini
meliputi perumusan pendapat (berdasarkan bukti yang telah diperoleh)
serta membuat dan menerbitkan laporan yang tepat (sesuai kesimpulan
yang ditarik). ISA 320 yang mengatur mengenai materialitas merupakan
langkah pertama dalam audit, yaitu menilai risiko (risk assessment).
Penentuan materialitas merupakan dasar untuk penilaian risiko (risk
assesments) dan penentu luasnya prosedur audit serta digunakan dalam
seluruh proses audit. ISA 320 mendapatkan nilai kepatuhan yang tinggi
dengan nilai mean sebesar 90,21%. Hal ini menunjukkan bahwa auditor di
Indonesia, dalam praktik penugasannya saat ini sudah memahami tugasnya
sesuai dengan ISA yang menekankan audit berbasis risiko.
8. Standar ISA yang Belum Sepenuhnya Dipatuhi oleh Auditor
Berdasarkan tabel 4.57 didapatkan informasi mengenai tiga
variabel yang belum sepenuhnya dipatuhi auditor adalah variabel ISA 610,
126
variabel 706 dan variabel ISA 620. Variabel ISA 610 adalah penggunaan
pekerjaan auditor internal. Variabel ISA 260 adalah komunikasi dengan
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Variabel ISA 620 adalah
penggunaan pekerjaan seorang pakar/ahli.
ISA 610 menunjukkan nilai mean sebesar 81,67%. ISA ini
berkaitan dengan pekerjaan internal audit dalam perusahaan klien. Nilai
mean yang tidak lebih tinggi dari standar lainnya dimungkinkan karena
setiap auditor menggunakan kearifan profesionalnya bisa memutuskan
untuk melibatkan auditor internal ataupun tidak. Hal terkait juga dengan
independensi auditor internal, sehingga auditor eksternal mungkin
sebaiknya tidak melibatkan auditor internal dalam penugasan tertentu
(Tuanakotta, 2015: 212).
ISA 260 memiliki nilai mean sebesar 80,42%. ISA ini berkaitan
dengan komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
(TCWG/Those Charge With Governance). Nilai mean yang tidak lebih
tinggi daripada ISA lain, bisa jadi dikarenakan redaksi pertanyaan dalam
kuesioner penelitian membingungkan responden dikarenakan kalimat
yang tidak efektif. Namun, hal ini juga bisa menjadi perhatian, bahwa
mungkin saja dalam praktiknya, auditor perlu untuk membangun
komunikasi dan koordinasi yang baik dengan pihak klien yang
bertanggung jawab atas tata kelola.
ISA 620 adalah ISA dengan nilai kepatuhan yang paling rendah
dibandingkan dengan ISA yang lain yaitu dengan nilai mean sebesar
79,38%. Walau ISA yang nilainya paling rendah, namun nilai mean
127
tersebut dan secara keseluruhan menunjukkan nilai kepatuhan yang baik.
Namun, meski sudah baik, ISA 620 ini tentu harus mendapat perhatian,
karena penggunaan pekerjaan ahli (selain bidang audit), bisa membantu
auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Rendahnya
nilai kepatuhan auditor atas ISA 620 dibandingkan dengan standar yang
lain, mendukung pernyataan Bank Dunia pada ROSC tahun 2011, yang
menyatakan bahwa ketika auditor menerima laporan penilaian dari ahli,
seperti laporan aktuaria dan laporan ahli lainnya, auditor kurang
mengevaluasi laporan serta ahli terkait kompetensi, kemampuan dan
obyektivitasnya.
128
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan auditor terhadap
International Standards on Auditing (ISA) di Indonesia serta mengetahui
standar dari International Standards on Auditing (ISA) yang paling tinggi serta
yang belum sepenuhnya dipatuhi di Indonesia. Responden penelitian ini
berjumlah 48 akuntan publik yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP)
yang berada di Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi dan
berdasarkan direktoi KAP yang diterbitkan oleh OJK per 31 Desember 2017
dan oleh IAPI per 31 Maret 2018. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan
dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan
menggunakan uji z atau one sample t-test di SPSS, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Seluruh standar dalam International Standards on Auditing telah dipatuhi
oleh auditor di Indonesia. Penelitian ini mendukung penelitian Obaidat
(2007) yang juga menunjukkan hasil yang sama dengan tingkat kepatuhan
yang berbeda-beda.
2. Standar yang paling tinggi dipatuhi oleh auditor di Indonesia adalah ISA
variabel ISA 200 (tujuan keseluruhan auditor dan pelaksanaan suatu audit
berdasarkan standar-standar internasional dalam audit), variabel ISA 501
(bukti audit – pertimbangan spesifik atas unsur pilihan) dan variabel ISA
320 (materialitas dalam perencanaan dan pelaksanaan audit).
135
3. Standar yang belum sepenuhnya dipatuhi oleh auditor di Indonesia adalah
variabel ISA 610 (penggunaan pekerjaan auditor internal), variabel ISA
260 (komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola),
dan variabel ISA 620 (penggunaan pekerjaan seorang pakar/ ahli). Hasil
penelitian yang menyatakan rendahnya tingkat kepatuhan auditor terhadap
ISA 620, dibandingkan dengan ISA lainnya, mendukung laporan dari
Bank Dunia, Report on the Observance of Standards and Codes/ ROSC
Indonesia tahun 2011.
B. Implikasi
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini para akuntan publik atau
auditor baik senior hingga partner dapat memperoleh informasi yang relevan
untuk meningkatkan kinerja pribadi sekaligus mencetak KAP yang memiliki
kinerja tinggi. Jika auditor ataupun akuntan publik dapat mematuhi sekaligus
melaksanakan penugasan sesuai dengan standar audit yang berlaku maka tentu
dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi gambaran untuk tingkat kepatuhan auditor terhadap standar
audit, sehingga bisa dilaksanakan peningkatan-peningkatan kapasitas auditor
untuk lebih mematuhi standar-standar terkait yang dinilai masih rendah untuk
dipatuhi oleh auditor.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan penelitian baru khususnya yang berkaitan dengan International
Standards on Auditing (ISA). Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai standar-standar yang terdapat dalam ISA dan serta
136
pengetahuan mengenai standar yang sudah dipatuhi dengan baik serta standar
yang memerlukan perhatian untuk lebih ditingkatkan.
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitian ini, di antaranya:
1. Terbatasnya sumber informasi dan penelitian terdahulu yang relevan
dengan judul yang diangkat peneliti
2. Penelitian ini hanya mencakup KAP di wilayah Jakarta, Tangerang,
Tangerang Selatan, dan Bekasi serta jumlah responden dinilai masih
kurang banyak.
3. Peneliti hanya menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data
penelitian, bukan berupa hasil wawancara langsung atau observasi
lapangan bahkan tidak masuk ke dalam penugasan audit yang sebenarnya
sehingga kesimpulan diambil hanya berdasarkan pada data yang
dikumpulkan secara tertulis sehingga mempengaruhi kualitas data itu
sendiri.
4. Kuesioner dengan pertanyaan yang masih sulit untuk dipahami, sehingga
menimbulkan data yang tidak reliabel untuk beberapa indikator
5. Waktu yang digunakan saat penyebaran dan pengumpulan kuesioner yaitu
dari bulan Desember hingga Januari di mana bulan tersebut merupakan
salah satu periode sibuk auditor dalam melaksanakan tugasnya.
137
D. Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih baik dan lebih berkualitas dengan beberapa masukan
mengenai beberapa hal, di antaranya:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan wawancara pada
auditor yang sudah berpengalaman untuk memvalidasi hasil penelitian
kuantitatif di lapangan.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan lebih
banyak literatur yang relevan dengan topik penelitian yang diambil.
3. Peneliti selanjutnya dapat memperoleh daerah penelitian sehingga dapat
memperoleh responden yang lebih banyak serta penelitian lebih mungkin
disimpulkan secara umum.
4. Peneliti selanjutnya dapat memilih alternatif untuk meneliti kepatuhan
beberapa standar ISA dengan metode pengumpulan data menggunakan
kuesioner sekaligus wawancara
5. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk membuat pernyataan dalam
kuesioner dengan pernyataan yang lebih mudah dimengerti
6. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk mempertimbangkan waktu
penelitian dengan tepat, sebab auditor yang menjadi responden penelitian
memiliki waktu di mana auditor sangat sibuk dalam penugasan auditnya.
138
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sarini dan Taufik Edy Sutanto. 2015. Statistika Tanpa Stres. Jakarta:
Transmedia Pustaka.
Accountancy Daily. http://www.accountancydaily.co/pwc-faces-record-625m-fine-over-
failed-us-bank. Diakses pada tanggal tanggal 30 Agustus 2018, pukul 09.35 WIB.
_______________. http://www.accountancydaily.co/kpmg-fined-ps45m-over-quindell-
audit-failures. Diakses pada tanggal 30 Agustus 2018, pukul 09.30 WIB.
_______________. http://www.accountancydaily.co/frc-fines-ey-ps18m-over-tech-data-
audit-misconduct. Diakses pada tanggal Diakses pada tanggal 30 Agustus 2018,
pukul 09.33 WIB.
Accounting Degree. http://accounting-degree.org/scandals. Diakses pada tanggal yang
diakses pada 30 Agustus 2018, pukul 20.11 WIB.
AICPA. 2014. “Substantive Differences Between the International Standards on Auditing
and Generally Accepted Auditing Standards”. Diunduh pada 11 Maret 2018, dari
laman http://aicpa.org/FRC
Arens, A. A., & Elder, R. J. 2015. Auditing and Assurance Service: An Integrated
Approach. Cambridge: Pearson Publishing.
Ashe, K. R., Sserwanga, A., & Natamba, B. 2014. “Perceived Compliance with
International Standards on Auditing and Quality of Auditing”. International
Journal of Academic Research in Management (IJARM) Vol. 3 No. 1, 95-109.
CNBC Indonesia. http://www.cnbcindonesia.com/market/20180830074 647-17-
30904/kasus-snp-finance-sri-mulyani-hukum-deloitte-indonesia. Diakses pada
tanggal yang diakses pada 30 Agustus 2018, pukul 10.23 WIB.
Danielle McWall. 2009. “Clarified International Standards on Auditing What Does IT
Mean For Auditors In The UK and Ireland”. Certified Public Accountant in
Ireland.
Efferin, Sujoko dkk. 2008. “Metode Penelitian Akuntansi: Mengungkap fenomena
dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”. Graha Ilmu. Yogyakarta
Etienne, Julien. 2011. “Compliance Theory: A Goal Framing Approach”. Law & Policy,
Vol. 33 No. 3. The University of Denver/Colorado Seminary.
FEB UGM. http://feb.ugm.ac.id/id/berita/538-standar-audit-internasional-isa-untuk-
indonesia. Diakses pada tanggal 04 September 2018, pukul 14.06 WIB.
139
Febriani, Vivi Aulia, Pupung Purnamasari dan Hendra Gunawan. 2016. “Pengaruh Due
Professional Care dan Implementasi International Standards on Auditing
terhadap Kualitas Audit”. Prosiding Akuntansi. Bandung
Fiene, Richard. 2016. “Theory of Regulatory Compliance”. Diunduh pada 08 Maret
2019, dari laman www.researchgate.net/publication/324861909
Ghozali, I. 2018. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25”.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, D. Suciati, Puspitasari, Rahmianty. 2017. “Pengaruh Pelaksanaan Standar
Audit Berbasis International Standards on Auditing (ISA) terhadap Kualitas
Audit”. Jurnal Akuntansi Riset Vol. 6 No. 1. Bandung.
Hidayati, Sri, & Abdullah, M. W. 2016. “Pengaruh International Standards on Auditing
(ISA) terhadap Kualitas Audit dengan Kepatuhan Auditor sebgai Variabel
Moderating (Studi Empiris pada Kantor AKuntan Publik di Kota Makassar)”.
Prosiding Simposium Nasional Akuntansi Vokasi SNAV-5 (p. 23). Makassar:
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang.
IAASB. 2007. “International Auditing and Assurance Standards Board: A Brief History
of Its Development and Progress”. New York: IAASB.
IAASB. 2010. “Implementation of the Clarified International Standards on Auditing
(ISAs)”. Diunduh pada 10 Mei 2017, dari laman http://iaasb.org
IAASB. 2015. “Handbook of International Quality Control, Auditing, Review, Other
Assurance, and Related Services Pronouncements Volume I”. New York: IAASB.
IAPI. https://iapi.org/standar. Diakses pada tanggal 17 Januari 2019, pukul 09.58 WIB
Wong, Peter. “Challenges and Successes in Implementing International Standards:
Achieving Convergence to IFRSs and ISAs”. Diunduh pada 11 Maret 2018, dari
laman http://www.ifac.org
IFAC. 2015. https://www.ifac.org/publication-resources, pada pukul 14.29 WIB tanggal
14 Okotober 2018.
KBBI Online. https://kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses pada tanggal pada tanggal 3 Januari
2019, pukul 23.33 WIB.
Kurniawan, Deddy. 2008. “Forum Statistika”. Diunduh pada 17 Februari 2019, dari
htttp://iniddeni.wordpress.com
Kusumawardhani, Agustina Prima. 2015. “Implementasi International Standards on
Auditing (ISA) dan Dampaknya pada Kualitas Audit”. Skripsi. Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta.
140
Lunenburg, F. C. 2012. “Compliance Theory and Organizational Effectiveness”.
International Journal of Scholarly Academic Intellectual Diversity, Volume 14,
No. 1. Sam Houston State University.
Milgram, Stanley. 1963. “Behavioral Study of Obedience”. Journal of Abnormal and
Social Psychology, 371-378.
Needles, Belverd E., Sridhar Ramamoorti Jr., dan Sandra Waller Shelton. 2002. “The
Role of International Auditing in the Improvement of International Financial
Reporting”. Advances in International Accounting, Vol. 15, hal. 181-201.
Nurhasanah, Siti. 2016. Praktikum Statistika 2 untuk Ekonomi dan Bisnis (Aplikasi
dengan Microsoft Excel dan SPSS). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Obaidat, Ahmad. N. 2007. “Auditors Compliance with International Standards on
Auditing (ISAs): Evidence from Jordan”. Journal Social Science, 3 (4), 185-189.
Parlakkaya, Raif, Halil Akmese dan Kadriye Alev Akmese. 2014. “Status Quo of
International Financial Reporting Standards and International Standards on
Auditing: A Research on The Accounting Professionals in Konya”. Procedia
Economics and Finance
Santoso, Singgih. 2013. “Menguasai SPSS 21 di Era Informasi”. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sari, C. M., & Rustiana. 2016. “Pemetaan Penerapan Standar Audit Berbasis ISA pada
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Modus Vol. 8
(1), 19-33.
Stigler, G. J. 1971. “The Theory of Economic Regulation”. The Bell Journal of
Economics and Management Science.
Sugiyono. 2011. “Statistik Nonparametris untuk Penelitian”. Bandung: CV Alfabeta.
Suharyadi & Purwanto. 2009. “Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi
2”. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Syagata, Guspitasari Syahbi. 2014. “Analisis Komparasi Relevansi Nilai Informasi
Akuntansi Sebelum dan Sesudah Konvergensi IFRS di Indonesia”. Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Tuanakotta, Theodorus M. 2015. “Audit Kontemporer”. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
______________________. 2011. “Berpikir Kritis dalam Auditing”. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
141
World Bank. (2011, Agustus 30). “Report On the Obserance of Standars and Codes
(World Bank)”. World bank.
Yadiati, W. 2015. “Teori Akuntansi: Suatu Pengantar”. Jakarta: Penerbit Kencana.
Yong, Ang Soon dan Nurmazilah Dato Mahzan. 2013. “Adoption of Clarified
International Standard on Auditing (ISA) and International Standard of Quality
Control (ISQC) among Small and Medium Practice (SMP) in Malaysia”. FourA
Annual Conference. Penang.
142
LAMPIRAN - LAMPIRAN
143
LAMPIRAN 1
SURAT PENELITIAN SKRIPSI
144
145
LAMPIRAN 2
SURAT KETERANGAN DARI
KAP
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
LAMPIRAN 3
KUESIONER PENELITIAN
162
KUESIONER
KEPATUHAN AUDITOR TERHADAP INTERNATIONAL STANDARD ON
AUDITING (ISA)
(Survey pada Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah Jabodetabek)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
163
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 29 November 2018
Kepada Yth.
Bapak/ Ibu/ Saudara/I Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi pada
Program Studi Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
saya:
Nama : Sinta Amelia
NIM : 11140820000034
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/ Akuntansi/ IX
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Kepatuhan Auditor terhadap International Standard on Auditing (ISA)”.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/I untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu kerja Bapak/ Ibu/ Saudara/i.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/ Ibu/Saudara/I bekerja, sehingga
kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab
dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu
nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan, yang penting
memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat pribadi
Apabila di antara Bapak/ Ibu/ Saudara/I ada yang membutuhkan hasil
penelitian ini, maka Bapak/ Ibu/ Saudara/I dapat menghubungi saya di nomor telepon
085774995010, atau email di [email protected]. (Adapun akan ada reward
menarik bagi Responden yang beruntung.)
Atas kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/I meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab kuesioner dalam eksperimen ini, saya mengucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Dosen Pembimbing Peneliti
(Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA, CPA) (Sinta Amelia)
164
Nomor: ………(diisi oleh peneliti)
Identitas Responden
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dimohon untuk memberikan informasi identitas
diri dengan mengisi atau memberi tanda silang (X) pada pertanyaan di bawah ini:
(data pribadi ini hanya akan digunakan sebagai kepentingan penelitian dan tidak akan
disebarluaskan/ dijaga kerahasiaannya)
Nama/ Inisial : ………………………………………… (boleh tidak diisi)
No. HP/ E-mail* : …………………………………………
(*Responden yang beruntung akan dihubungi untuk mendapatkan reward)
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Usia : 20 – 25 tahun 36 – 40 tahun
26 – 30 tahun > 40 tahun
31 – 35 tahun Nama KAP : …………………………………………
Lokasi KAP : Jakarta Selatan Jakarta Utara
Jakarta Barat Jakarta Timur
Jakarta Pusat Bekasi
Bogor Depok
Tangerang Tangerang Selatan
Posisi Terakhir : Partner Supervisor
Manajer Auditor Senior
Pendidikan Formal : Diploma Strata 2 (S2)
Strata 1 (S1) Sedang Studi S3
Sedang Studi S2 Strata 3 (S3) Sertifikasi : …………………………………… (boleh tidak diisi)
Lama Bekerja
Sebagai Auditor : 3 – 5 tahun 16-20 tahun
6 – 10 tahun > 20 tahun
11 – 15 tahun
165
DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL-VARIABEL DARI INTERNATIONAL
STANDARD ON AUDITING (ISA)
Petunjuk Pengisian
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dimohon berkenan memberikan jawaban atas
pernyataan di bawah ini dengan tanda silang (X) sesuai dengan keterangan berikut:
1. Tidak Pernah (TP) : tidak pernah dilakukan di setiap penugasan
2. Hampir Tidak Pernah (HTP) : pernah dilakukan tetapi hanya sesekali saja
3. Kadang-kadang (KK) : dilakukan antara 50% - 75% dari seluruh
penugasan
4. Sering (SE) : dilakukan lebih dari 75% dari seluruh penugasan
5. Selalu (S) : dilakukan di setiap penugasan
Keterangan:
TCWG = Those Charged With Governance (Pihak yang Bertanggung Jawab
atas Tata Kelola)
LK = Laporan Keuangan
No. Pernyataan TP HTP KK SE S
1 Auditor memperhatikan aspek kepatuhan dan kewajaran penyajian laporan keuangan (LK) perusahaan
2 Auditor melakukan penilaian profesional dalam merencanakan dan melakukan audit
3 Auditor menentukan apakah kerangka pelaporan keuangan dapat diterima
4 Auditor mencantumkan ketentuan perikatan tertentu apabila telah dirinci oleh peraturan perundang-undangan dalam kesepakatan tertulis
5 Quality Control Reviewer melakukan evaluasi atas independensi firm, konsultasi yang telah dilakukan, dan dokumentasi audit
6 Review atas quality control diselesaikan sebelum partner menerbitkan laporan auditor
7 Masa penyimpanan dokumentasi audit adalah tidak boleh kurang dari lima tahun sejak tanggal laporan auditor
8 Auditor mempertahankan skeptisisme profesional di seluruh audit
166
No. Pernyataan TP HTP KK SE S
9 Auditor memperoleh pemahaman tentang kerangka hukum dan peraturan yang berlaku serta apakah entitas mematuhinya
10 Auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat atas kepatuhan entitas terhadap peraturan perundang-undangan
11 Auditor mengkomunikasikan kepada TCWG mengenai hal-hal signifikan yang timbul selama audit
12 Auditor menentukan apakah, auditor telah mengidentifikasi satu atau lebih defisiensi dalam pengendalian internal
13 Auditor berkomunikasi secara tertulis atas defisiensi signifikan dalam pengendalian internal kepada TCWG secara tepat waktu.
14 Auditor menetapkan strategi audit menyeluruh (yang menetapkan ruang lingkup, waktu dan arah audit, serta pengembangan rencana audit)
15 Auditor merencanakan sifat, waktu dan tingkat arah dan pengawasan anggota tim perikatan dan peninjauan atas pekerjaan audit
16 Auditor melakukan prosedur penilaian risiko sebagai dasar identifikasi dan penilaian risiko salah saji material pada LK dan tingkat asersi
17
Auditor memperoleh pemahaman mengenai industri yang relevan, sifat entitas, kebijakan akuntansi, tujuan dan strategi entitas serta pengukuran dan peninjauan kinerja keuangan entitas
18 Auditor menentukan materialitas kinerja
19
Auditor merevisi tingkat materialitas awal ketika menerima informasi (selama audit berlangsung) yang menyebabkan auditor menentukan jumlah materialitas yang berbeda
20 Auditor merancang dan menerapkan tanggapan keseluruhan untuk mengatasi risiko yang dinilai dari salah saji material pada LK
167
No. Pernyataan TP HTP KK SE S
21 Auditor melakukan evaluasi sebelum membuat kesimpulan audit apakah penilaian risiko pada tingkat asersi tetap tepat.
22 Ketika mengaudit organisasi jasa, Auditor memahami prosedur operasional pelayanannya (service)
23 Auditor menentukan apakah tersedia bukti yang cukup dan tepat dari catatan yang disimpan oleh entitas pengguna
24 Auditor mengumpulkan salah saji yang teridentifikasi selama audit (selain yang jelas-jelas tidak material)
25 Auditor mengkomunikasikan tepat waktu semua salah saji yang diakumulasikan selama audit pada manajemen terkait
26 Audit merancang dan melaksanakan prosedur audit yang sesuai untuk tujuan memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
27 Auditor menentukan cara memilih item untuk pengujian yang efektif dalam memenuhi tujuan prosedur audit
28 Jika persediaan material untuk laporan keuangan, auditor harus mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat mengenai keberadaan dan kondisi persediaan
29 Auditor mempertahankan kendali atas permintaan konfirmasi eksternal
30 Auditor mengevaluasi hasil prosedur konfirmasi eksternal (apakah terdapat bukti audit yang relevan dan andal, atau apakah bukti audit lebih lanjut diperlukan)
31 Auditor mengevaluasi apakah saldo awal bebas dari kesalahan material di perikatan audit tahun pertama
32 Jika ada modifikasi pendapat pada audit terdahulu, auditor mengevaluasi efek dari hal-hal yang menyebabkan modifikasi tersebut
33 Auditor menentukan kesesuaian prosedur analitis substantif tertentu untuk pernyataan yang diberikan
34 Auditor melakukan investigasi atas hasil prosedur analitis
168
No. Pernyataan TP HTP KK SE S
35 Auditor memproyeksikan kesalahan penyajian yang ditemukan dalam sampel ke populasi pada saat pengujian saldo
36 Auditor mengevaluasi derajat ketidakpastian estimasi yang terkait dengan estimasi akuntansi
37 Auditor memeriksa apakah metode untuk membuat estimasi akuntansi telah sesuai dan diterapkan secara konsisten
38 Auditor memahami hubungan dan transaksi terkait pihak berelasi
39 Auditor mengidentifikasi hubungan dan transaksi dengan pihak berelasi serta menilai dan menentukan apakah terdapat risiko yang signifikan
40 Auditor meminta manajemen dan TCWG untuk memberikan representasi tertulis bahwa semua peristiwa kemudian telah disesuaikan dan diungkapkan
41 Auditor mempertimbangkan asumsi kelangsungan usaha (going concern) melalui keseluruhan perikatan
42
Auditor bertanya kepada manajemen mengenai peristiwa di luar periode penilaian yang dapat menimbulkan keraguan signifikan mengenai kemampuan going concern
43 Auditor meminta pernyataan tertulis dari manajemen dengan tanggung jawab yang sesuai untuk laporan keuangan dan pengetahuan tentang hal-hal terkait.
44 Tanggal representasi tertulis dari manajemen adalah mendekati tanggal laporan auditor pada laporan keuangan, tetapi tidak dapat melewati tanggal tersebut
45 Laporan auditor atas laporan keuangan grup tidak mengacu ke auditor komponen, kecuali jika diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
46 Partner meninjau strategi audit dan rencana audit grup secara keseluruhan
47 Auditor eksternal menentukan apakah pekerjaaan fungsi audit internal dapat digunakan untuk tujuan audit
169
No. Pernyataan TP HTP KK SE S
48 Auditor eksternal mengarahkan, mengawasi dan meninjau pekerjaan yang dilakukan oleh auditor internal pada perikatan audit
49 Auditor mengevaluasi apakah pakar auditor memiliki kompetensi, kemampuan dan obyektivitas yang diperlukan untuk tujuan auditor
50
Auditor tidak mengacu ke pekerjaan seorang pakar (ahli) dalam laporan auditor yang berisi suatu opini tanpa modifikasi kecuali diharuskan oleh Peraturan Perundang-undangan
51 Dalam laporan auditor dijelaskan bahwa standar audit mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan etika
52 Auditor membentuk opini tentang apakah LK disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
53 Auditor mengubah pendapat ketika LK secara keseluruhan tidak bebas dari salah saji material dan tidak diperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
54
Auditor mencantumkan suatu “Paragraf Penekanan Suatu Hal/ emphasis of matter paragraph” yang memperingatkan pengguna bahwa LK belum tentu sesuai untuk tujuan lain dalam laporan auditor (atas LK bertujuan khusus).
55 Auditor menentukan apakah LK yang dihasilkan berisi informasi yang komparatif dan tepat diklasifikasikan sesuai kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
56 Auditor membaca informasi lain untuk mengidentifikasi inkonsistensi material
57 Ketika mengidentifikasi inkonsistensi material, auditor menentukan apakah perlu adanya revisi atas LK dan informasi lainnya
58 Dalam audit LK bertujuan khusus, auditor harus memahami tujuan penyusunan laporan keuangan dan pengguna yang dituju
170
No. Pernyataan TP HTP KK SE S
59
Audit memahami langkah-langkah yang diambil oleh manajemen untuk menentukan bahwa kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dapat diterima dalam situasi khusus terkait
60
Jika auditor tidak terlibat untuk mengaudit serangkaian laporan keuangan entitas dengan lengkap, auditor menentukan apakah audit satu LK (elemen tertentu LK tersebut) sesuai dengan standar dan dapat dilakukan kegiatan audit
61
Dalam hal audit atas LK tunggal atau elemen spesifik dari laporan keuangan, auditor mempertimbangkan apakah bentuk opini yang diharapkan sesuai dalam keadaan tersebut.
62
Sebelum menerima suatu perikatan untuk melaporkan ikhtisar LK, auditor menentukan apakah kriteria terapan dapat diterima dan memperoleh persetujuan bahwa manajemen memahami tanggung jawabnya
63
"Ikhtisar LK adalah ikhtisar wajar dari LK auditan, sesuai dengan [kriteria terapan]" adalah frasa yang digunakan auditor ketika menyatakan pendapat tanpa modifikasi pada ikhtisar LK.
64
Jika pihak yang dituju oleh ikhtisar LK tidak sama dengan pihak yang dituju oleh laporan auditor atas LK auditan, auditor menilai ketepatan penggunaan perbedaan pihak yang dituju
65 Saat distribusi penggunaan laporan auditor atas LK auditan dibatasi, auditor mencantumkan pembatasan dalam laporan auditor atas ikhtisar laporan keuangan
171
LAMPIRAN 4
DAFTAR JAWABAN RESPONDEN
172
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL ISA 200 – ISA 265
No.
ISA
200
A
ISA
200
B
ISA
200
ISA
210
A
ISA
210
B
ISA
210
ISA
220
A
ISA
220
B
ISA
220
ISA
230
A
ISA
230
ISA
240
A
ISA
240
IAS
250
A
ISA
250
B
ISA
250
ISA
260
A
ISA
260
B
ISA
260
ISA
265
A
ISA
265
B
ISA
265
1 5 5 10 4 4 8 5 5 10 5 5 5 5 5 5 10 3 5 8 5 3 8
2 5 5 10 5 4 9 5 5 10 5 5 5 5 5 5 10 3 5 8 5 3 8
3 4 4 8 5 5 10 3 3 6 5 5 2 2 2 1 3 1 2 3 2 4 6
4 4 5 9 4 3 7 2 4 6 5 5 5 5 3 4 7 2 2 4 4 5 9
5 4 4 8 4 4 8 5 4 9 5 5 5 5 4 4 8 3 4 7 5 5 10
6 4 4 8 5 4 9 4 4 8 5 5 5 5 4 5 9 3 4 7 5 5 10
7 5 5 10 5 4 9 4 5 9 5 5 5 5 5 5 10 1 5 6 5 5 10
8 5 5 10 5 4 9 5 4 9 5 5 5 5 5 4 9 4 5 9 4 4 8
9 5 5 10 5 5 10 3 4 7 4 4 4 4 4 4 8 5 5 10 4 4 8
10 5 5 10 5 5 10 3 4 7 4 4 4 4 4 4 8 5 5 10 4 4 8
11 5 5 10 5 5 10 3 4 7 4 4 4 4 4 4 8 5 5 10 4 4 8
12 5 5 10 5 4 9 5 5 10 4 4 5 5 5 5 10 4 5 9 4 5 9
13 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
14 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 10 4 5 9 5 5 10
15 5 4 9 4 5 9 4 5 9 5 5 4 4 4 4 8 4 4 8 4 4 8
16 4 4 8 4 5 9 4 4 8 5 5 4 4 4 5 9 3 4 7 4 4 8
17 5 4 9 4 5 9 4 4 8 5 5 4 4 4 5 9 3 4 7 4 4 8
18 4 4 8 5 5 10 4 5 9 5 5 5 5 4 5 9 2 5 7 4 4 8
19 5 5 10 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 4 4 8 4 4 8 4 4 8
20 5 4 9 4 4 8 3 4 7 1 1 2 2 3 4 7 1 5 6 5 5 10
21 5 5 10 5 5 10 4 4 8 4 4 4 4 5 5 10 4 4 8 5 5 10
173
22 5 5 10 5 5 10 5 5 10 4 4 4 4 4 5 9 5 5 10 5 5 10
23 5 5 10 5 5 10 4 4 8 5 5 5 5 4 4 8 5 5 10 5 4 9
24 5 5 10 5 5 10 3 3 6 5 5 5 5 4 4 8 5 5 10 5 4 9
25 5 5 10 5 5 10 3 3 6 5 5 5 5 4 4 8 5 5 10 5 4 9
26 5 5 10 5 5 10 3 3 6 5 5 5 5 4 4 8 5 5 10 5 4 9
27 4 4 8 4 4 8 5 4 9 5 5 5 5 4 5 9 5 5 10 4 4 8
28 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
29 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
30 4 5 9 4 4 8 3 4 7 2 2 4 4 4 5 9 2 4 6 5 4 9
31 4 5 9 4 4 8 3 4 7 2 2 4 4 4 5 9 2 4 6 5 4 9
32 4 5 9 4 4 8 3 4 7 2 2 4 4 4 5 9 2 4 6 4 4 8
33 4 5 9 4 4 8 3 4 7 2 2 4 4 4 5 9 2 4 6 4 4 8
34 4 5 9 4 4 8 3 4 7 2 2 4 4 4 5 9 2 4 6 4 4 8
35 4 4 8 4 4 8 3 4 7 5 5 4 4 3 3 6 3 3 6 3 3 6
36 4 4 8 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 4 4 8 4 4 8 3 4 7
37 5 5 10 4 5 9 5 5 10 5 5 5 5 4 4 8 5 5 10 5 5 10
38 4 5 9 4 4 8 4 4 8 5 5 4 4 4 4 8 3 4 7 4 3 7
39 4 5 9 4 4 8 4 4 8 5 5 4 4 4 4 8 3 4 7 4 3 7
40 5 4 9 5 4 9 5 4 9 4 4 5 5 4 5 9 5 5 10 5 4 9
41 4 3 7 3 3 6 3 3 6 4 4 4 4 3 4 7 4 3 7 4 4 8
42 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
43 4 5 9 3 4 7 5 5 10 5 5 5 5 4 5 9 4 5 9 5 5 10
44 5 4 9 4 5 9 4 5 9 4 4 4 4 4 4 8 5 4 9 4 4 8
45 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
46 5 5 10 5 4 9 5 5 10 5 5 5 5 5 5 10 2 5 7 5 5 10
47 5 5 10 4 4 8 3 3 6 4 4 4 4 4 4 8 2 4 6 4 4 8
48 4 4 8 4 4 8 5 5 10 4 4 5 5 4 4 8 4 5 9 4 4 8
174
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL ISA 300 – ISA 499
No. ISA
300 A
ISA
300 B
ISA
300
ISA
315 A
ISA
315 B
ISA
315
ISA
320 A
ISA
320 B
ISA
320
ISA
330 A
ISA
330 B
ISA
330
ISA
402 A
ISA
402 B
ISA
402
ISA
450 A
ISA
450 B
ISA
450
1 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10
2 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 4 5 9 5 5 10
3 4 4 8 4 5 9 5 5 10 4 4 8 4 4 8 5 5 10
4 5 4 9 1 1 2 2 2 4 3 4 7 5 5 10 1 4 5
5 5 4 9 4 5 9 4 4 8 5 4 9 4 4 8 3 1 4
6 4 4 8 4 4 8 5 5 10 4 4 8 4 5 9 3 4 7
7 5 5 10 5 5 10 5 4 9 5 5 10 5 5 10 5 5 10
8 5 5 10 5 5 10 5 4 9 5 5 10 5 5 10 5 5 10
9 4 3 7 5 5 10 5 5 10 4 4 8 5 5 10 5 4 9
10 4 3 7 5 5 10 5 4 9 4 4 8 5 5 10 5 4 9
11 4 3 7 5 5 10 5 4 9 4 4 8 5 5 10 5 4 9
12 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 3 4 7
13 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10
14 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10
15 4 4 8 4 4 8 5 4 9 5 5 10 5 4 9 4 4 8
16 5 5 10 5 3 8 4 4 8 4 4 8 4 4 8 2 4 6
17 5 4 9 5 3 8 5 5 10 4 5 9 4 3 7 1 4 5
18 5 4 9 4 4 8 5 3 8 4 5 9 5 4 9 5 5 10
19 4 4 8 4 4 8 4 4 8 4 4 8 5 4 9 4 4 8
20 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 4 5 9 4 5 9
21 4 4 8 4 4 8 5 5 10 5 5 10 5 5 10 4 5 9
175
22 5 5 10 5 4 9 5 4 9 4 5 9 4 5 9 5 5 10
23 4 4 8 4 4 8 5 4 9 4 4 8 4 4 8 4 4 8
24 4 4 8 4 4 8 5 4 9 4 4 8 4 4 8 4 4 8
25 4 4 8 4 4 8 5 4 9 4 4 8 4 4 8 4 4 8
26 4 4 8 4 4 8 5 4 9 4 4 8 4 4 8 4 4 8
27 4 4 8 4 4 8 4 4 8 4 5 9 5 4 9 5 4 9
28 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10
29 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10
30 5 4 9 5 4 9 5 4 9 5 4 9 5 4 9 4 4 8
31 5 4 9 5 4 9 5 4 9 5 4 9 5 4 9 4 4 8
32 4 5 9 5 4 9 5 3 8 5 5 10 5 4 9 4 5 9
33 4 5 9 5 4 9 5 3 8 5 5 10 5 4 9 4 5 9
34 4 5 9 5 4 9 5 3 8 5 5 10 5 4 9 4 5 9
35 4 3 7 4 4 8 5 5 10 5 5 10 4 4 8 4 4 8
36 4 4 8 4 4 8 5 5 10 4 4 8 3 4 7 4 4 8
37 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10
38 4 4 8 4 4 8 5 4 9 4 4 8 4 5 9 4 4 8
39 4 4 8 4 4 8 5 4 9 4 4 8 4 5 9 4 4 8
40 5 4 9 4 5 9 4 4 8 4 5 9 5 4 9 5 5 10
41 3 3 6 3 4 7 4 3 7 4 4 8 3 4 7 4 3 7
42 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10
43 5 5 10 5 5 10 5 4 9 4 4 8 5 5 10 5 5 10
44 5 4 9 4 5 9 4 4 8 5 5 10 4 4 8 5 4 9
45 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10
46 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10
47 4 3 7 5 4 9 4 4 8 4 3 7 4 4 8 3 4 7
48 4 4 8 4 4 8 5 4 9 4 4 8 4 4 8 4 5 9
176
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL ISA 500 – ISA 520
No. ISA
500 A
ISA
500 B
ISA
500
ISA
501 A
ISA
501
ISA
505 A
ISA
505 B
ISA
505
ISA
510 A
ISA
510 B
ISA
510
ISA
520 A
ISA
520 B
ISA
520
1 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 4 5 9
2 5 5 10 5 5 4 5 9 5 4 9 5 5 10
3 5 3 8 3 3 2 1 3 1 3 4 4 4 8
4 4 4 8 5 5 2 3 5 2 4 6 4 4 8
5 4 2 6 3 3 4 4 8 4 4 8 4 4 8
6 2 2 4 5 5 4 4 8 5 4 9 4 4 8
7 5 5 10 5 5 3 5 8 5 5 10 5 3 8
8 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 5 3 8
9 4 4 8 5 5 3 5 8 5 4 9 5 4 9
10 4 4 8 5 5 4 5 9 5 4 9 5 4 9
11 4 4 8 5 5 3 5 8 5 4 9 5 4 9
12 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 5 3 8
13 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
14 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
15 4 4 8 4 4 4 4 8 4 4 8 4 4 8
16 4 4 8 5 5 4 4 8 5 4 9 4 2 6
17 4 4 8 5 5 4 5 9 4 4 8 4 3 7
18 5 4 9 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
19 5 4 9 4 4 4 4 8 4 4 8 4 4 8
20 4 5 9 5 5 5 5 10 5 4 9 5 4 9
21 4 4 8 4 4 5 5 10 5 4 9 4 4 8
177
22 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
23 4 4 8 4 4 4 4 8 5 4 9 4 4 8
24 4 4 8 4 4 4 4 8 5 4 9 4 4 8
25 4 4 8 4 4 4 4 8 5 4 9 4 4 8
26 4 4 8 4 4 4 4 8 5 4 9 4 4 8
27 4 4 8 4 4 4 4 8 4 5 9 4 5 9
28 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
29 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
30 4 5 9 5 5 3 4 7 3 3 6 4 4 8
31 4 5 9 5 5 3 4 7 3 3 6 4 4 8
32 4 5 9 5 5 3 3 6 4 3 7 3 4 7
33 4 5 9 5 5 3 3 6 4 3 7 3 4 7
34 4 5 9 5 5 3 3 6 4 3 7 3 4 7
35 4 4 8 4 4 4 4 8 5 4 9 4 4 8
36 4 4 8 4 4 4 4 8 4 4 8 4 4 8
37 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
38 4 4 8 4 4 5 5 10 4 4 8 4 5 9
39 4 4 8 4 4 5 5 10 4 4 8 4 5 9
40 5 4 9 4 4 5 5 10 4 5 9 5 5 10
41 3 3 6 4 4 3 3 6 3 3 6 3 4 7
42 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
43 5 4 9 5 5 5 4 9 3 4 7 4 3 7
44 4 5 9 4 4 4 5 9 4 5 9 4 4 8
45 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 10
46 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10 5 4 9
47 4 4 8 4 4 4 4 8 4 4 8 4 4 8
48 4 4 8 5 5 4 5 9 4 4 8 5 4 9
178
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL ISA 530 – ISA 580
No. ISA
530 A
ISA
530
ISA
540 A
ISA
540 B
ISA
540
ISA
550 A
ISA
550 B
ISA
550
ISA
560 A
ISA
560
ISA
570 A
ISA
570 B
ISA
570
ISA
580 A
ISA
580 B
ISA
580
1 5 5 5 3 8 5 3 8 4 4 5 5 10 5 4 9
2 5 5 3 4 7 4 4 8 4 4 4 4 8 5 5 10
3 4 4 4 4 8 4 3 7 5 5 5 5 10 4 4 8
4 5 5 4 4 8 5 4 9 2 2 2 1 3 4 4 8
5 3 3 4 5 9 3 3 6 3 3 4 4 8 4 4 8
6 3 3 4 5 9 3 3 6 3 3 5 4 9 5 5 10
7 2 2 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
8 2 2 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
9 4 4 4 4 8 4 5 9 4 4 4 4 8 5 5 10
10 4 4 4 4 8 4 5 9 4 4 3 4 7 5 5 10
11 4 4 4 4 8 5 5 10 4 4 3 4 7 5 5 10
12 5 5 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 8 4 4 8
13 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
14 5 5 4 5 9 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
15 4 4 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 8 5 4 9
16 4 4 4 3 7 3 2 5 3 3 4 4 8 5 4 9
17 4 4 4 4 8 3 3 6 2 2 5 4 9 4 5 9
18 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
19 4 4 4 5 9 5 5 10 4 4 5 4 9 4 4 8
20 5 5 5 4 9 5 4 9 5 5 5 4 9 4 5 9
21 5 5 5 4 9 5 4 9 4 4 4 4 8 4 4 8
179
22 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
23 4 4 4 4 8 4 4 8 5 5 5 5 10 5 4 9
24 4 4 4 4 8 4 4 8 5 5 5 5 10 5 4 9
25 4 4 4 4 8 4 4 8 5 5 5 5 10 5 4 9
26 4 4 4 4 8 4 4 8 5 5 5 5 10 5 4 9
27 5 5 4 4 8 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
28 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
29 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
30 5 5 3 4 7 5 4 9 4 4 4 3 7 4 3 7
31 5 5 3 4 7 5 4 9 4 4 4 3 7 4 3 7
32 5 5 3 4 7 5 5 10 4 4 4 3 7 4 5 9
33 5 5 3 4 7 5 5 10 4 4 4 3 7 4 5 9
34 5 5 3 4 7 5 5 10 4 4 4 3 7 4 5 9
35 4 4 4 4 8 4 4 8 3 3 5 5 10 4 1 5
36 4 4 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 8 4 1 5
37 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
38 5 5 4 5 9 5 5 10 4 4 4 4 8 5 4 9
39 5 5 4 5 9 5 5 10 4 4 4 4 8 4 5 9
40 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
41 4 4 4 3 7 3 3 6 3 3 3 3 6 3 4 7
42 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
43 4 4 5 5 10 5 5 10 4 4 4 4 8 4 5 9
44 4 4 4 4 8 4 5 9 5 5 4 4 8 4 4 8
45 5 5 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 10 5 5 10
46 5 5 5 5 10 5 5 10 4 4 5 5 10 5 5 10
47 3 3 4 4 8 4 4 8 4 4 4 5 9 4 4 8
48 4 4 5 4 9 5 4 9 4 4 4 4 8 3 4 7
180
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL ISA 600 – ISA 620 & VARIABEL 700 – 720
No.
ISA
600
A
ISA
600
B
ISA
600
ISA
610
A
ISA
610
B
ISA
610
ISA
620
A
ISA
620
B
ISA
620
ISA
700
A
ISA
700
B
ISA
700
ISA
705
A
ISA
705
ISA
706
A
ISA
706
ISA
710
A
ISA
710
ISA
720
A
ISA
720
B
ISA
720
1 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 4 9
2 5 5 10 3 3 6 4 4 8 5 5 10 5 5 4 4 4 4 4 4 8
3 5 5 10 4 4 8 4 4 8 4 4 8 5 5 3 3 3 3 2 2 4
4 4 4 8 1 2 3 3 4 7 4 4 8 4 4 5 5 3 3 5 5 10
5 4 4 8 4 4 8 4 5 9 5 5 10 3 3 3 3 4 4 3 4 7
6 4 4 8 4 4 8 4 5 9 5 3 8 3 3 4 4 3 3 5 5 10
7 5 5 10 5 4 9 5 4 9 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
8 5 5 10 5 3 8 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
9 4 5 9 5 2 7 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 8
10 4 5 9 5 2 7 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 8
11 4 5 9 5 2 7 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 8
12 4 4 8 4 4 8 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
13 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
14 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
15 3 4 7 4 4 8 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 8
16 3 5 8 4 3 7 3 2 5 4 4 8 4 4 4 4 4 4 3 4 7
17 3 5 8 5 3 8 3 2 5 5 5 10 4 4 4 4 5 5 4 5 9
18 4 5 9 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
19 4 4 8 4 4 8 4 5 9 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 8
20 5 5 10 5 5 10 4 4 8 4 5 9 5 5 4 4 5 5 5 4 9
21 4 4 8 4 5 9 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 4 4 5 4 9
181
22 5 5 10 4 5 9 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
23 4 4 8 4 4 8 4 4 8 4 4 8 3 3 4 4 3 3 4 4 8
24 4 4 8 4 4 8 4 4 8 4 4 8 3 3 4 4 3 3 4 4 8
25 4 4 8 4 4 8 4 4 8 4 4 8 3 3 4 4 3 3 4 4 8
26 4 4 8 4 4 8 4 4 8 4 4 8 3 3 4 4 3 3 4 4 8
27 4 4 8 4 4 8 4 5 9 4 4 8 4 4 4 4 5 5 4 4 8
28 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
29 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
30 3 4 7 3 5 8 2 2 4 4 5 9 2 2 3 3 4 4 4 5 9
31 3 4 7 3 5 8 2 2 4 4 5 9 2 2 3 3 4 4 4 5 9
32 5 5 10 4 5 9 2 2 4 4 5 9 4 4 2 2 2 2 3 4 7
33 5 5 10 4 5 9 2 2 4 4 5 9 4 4 2 2 2 2 3 4 7
34 5 5 10 4 5 9 2 2 4 4 5 9 5 5 2 2 2 2 3 4 7
35 1 3 4 2 2 4 2 3 5 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 8
36 4 4 8 4 3 7 3 3 6 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 8
37 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
38 5 5 10 3 4 7 5 4 9 5 4 9 5 5 5 5 5 5 4 4 8
39 4 4 8 3 4 7 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 8
40 5 5 10 4 3 7 4 5 9 4 5 9 5 5 4 4 4 4 5 5 10
41 3 4 7 4 3 7 4 3 7 3 3 6 4 4 3 3 4 4 4 4 8
42 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
43 4 5 9 4 3 7 5 4 9 5 5 10 4 4 4 4 5 5 5 5 10
44 4 5 9 4 4 8 4 4 8 3 5 8 4 4 4 4 4 4 4 4 8
45 1 5 6 5 5 10 5 3 8 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
46 5 4 9 5 5 10 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 5 5 5 5 10
47 4 4 8 4 4 8 3 3 6 4 5 9 3 3 3 3 4 4 4 4 8
48 4 4 8 4 5 9 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 4 4 4 4 8
182
JAWABAN RESPONDEN
VARIABEL ISA 800 – ISA 810
No. ISA 800
A ISA 800 B ISA 800
ISA 805
A ISA 805 B ISA 805
ISA 810
A ISA 810 B ISA 810 C
ISA 810
D ISA 810
1 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
2 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 16
3 2 1 3 1 1 2 1 2 2 2 7
4 5 4 9 4 5 9 5 3 3 2 13
5 4 4 8 3 4 7 4 4 4 4 16
6 5 5 10 3 5 8 5 5 4 4 18
7 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
8 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
9 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 16
10 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 16
11 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 16
12 5 5 10 4 5 9 5 5 4 5 19
13 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
14 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
15 4 4 8 4 4 8 5 5 4 4 18
16 4 5 9 4 4 8 4 4 3 5 16
17 4 5 9 3 3 6 4 4 3 5 16
18 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
19 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 16
20 4 5 9 5 4 9 5 4 5 5 19
21 5 5 10 4 4 8 4 4 4 5 17
183
22 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
23 4 3 7 3 3 6 3 3 3 3 12
24 4 3 7 3 3 6 3 3 3 3 12
25 4 3 7 3 3 6 3 3 3 3 12
26 4 3 7 3 3 6 3 3 3 3 12
27 4 4 8 4 4 8 4 4 3 4 15
28 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
29 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
30 4 5 9 4 4 8 3 4 4 5 16
31 4 5 9 4 4 8 3 4 4 5 16
32 5 5 10 5 5 10 3 4 5 5 17
33 5 5 10 5 5 10 3 4 5 5 17
34 5 5 10 5 5 10 3 4 5 5 17
35 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 16
36 4 4 8 4 4 8 4 4 3 3 14
37 5 5 10 4 5 9 5 5 5 5 20
38 4 5 9 5 5 10 5 5 5 5 20
39 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 16
40 5 4 9 4 4 8 4 4 4 4 16
41 4 3 7 3 3 6 3 3 3 3 12
42 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
43 5 3 8 4 4 8 4 4 4 5 17
44 4 4 8 5 4 9 4 5 4 5 18
45 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
46 5 5 10 5 5 10 5 5 5 5 20
47 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 16
48 4 4 8 4 4 8 4 4 4 4 16
128
LAMPIRAN 5
OUTPUT HASIL PENGUJIAN DATA
185
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ISA 200 48 7 10 9.27 .844
ISA 210 48 6 10 8.88 1.024
ISA 220 48 6 10 8.25 1.451
ISA 230 48 4 10 8.56 1.443
ISA 240 48 4 10 8.60 1.162
ISA 250 48 3 10 8.58 1.285
ISA 260 48 3 10 8.04 1.821
ISA 265 48 6 10 8.67 1.117
ISA 300 48 6 10 8.79 1.110
ISA 315 48 2 10 8.83 1.358
ISA 320 48 4 10 9.02 1.120
ISA 330 48 7 10 9.00 .989
ISA 402 48 7 10 9.02 .934
ISA 450 48 4 10 8.60 1.484
ISA 500 48 4 10 8.65 1.229
ISA 501 48 5 10 8.85 1.031
ISA 505 48 3 10 8.50 1.584
ISA 510 48 4 10 8.58 1.397
ISA 520 48 6 10 8.50 1.052
ISA 530 48 7 10 8.90 1.057
ISA 540 48 7 10 8.56 1.070
ISA 550 48 5 10 8.65 1.550
ISA 560 48 4 10 7.92 1.736
ISA 570 48 3 10 8.69 1.475
ISA 580 48 8 15 12.67 1.655
ISA 600 48 4 10 8.69 1.307
ISA 610 48 3 10 8.17 1.492
ISA 620 48 4 10 7.94 1.918
ISA 700 48 6 10 8.90 .994
ISA 705 48 2 5 4.19 .842
ISA 706 48 2 5 4.08 .846
ISA 710 48 2 5 4.13 .890
ISA 720 48 4 10 8.65 1.263
ISA 800 48 3 10 8.75 1.361
ISA 805 48 2 10 8.38 1.619
ISA 810 48 7 20 16.79 2.932
Valid N (listwise) 48
186
HASIL UJI VALIDITAS
HASIL UJI VALIDITAS ISA 200
Correlations
ISA 200 A ISA 200 B ISA 200
ISA 200 A Pearson Correlation 1 .387** .824**
Sig. (2-tailed) .007 .000
N 48 48 48
ISA 200 B Pearson Correlation .387** 1 .842**
Sig. (2-tailed) .007 .000
N 48 48 48
ISA 200 Pearson Correlation .824** .842** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 210
Correlations
ISA 210 A ISA 210 B ISA 210
ISA 210 A Pearson Correlation 1 .559** .884**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 210 B Pearson Correlation .559** 1 .882**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 210 Pearson Correlation .884** .882** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
187
HASIL UJI VALIDITAS ISA 220
Correlations
ISA 220 A ISA 220 B ISA 220
ISA 220 A Pearson Correlation 1 .708** .946**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 220 B Pearson Correlation .708** 1 .899**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 220 Pearson Correlation .946** .899** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 230
Correlations
ISA 230 A ISA 230 B ISA 230
ISA 230 A Pearson Correlation 1 .250 .704**
Sig. (2-tailed) .087 .000
N 48 48 48
ISA 230 B Pearson Correlation .250 1 .864**
Sig. (2-tailed) .087 .000
N 48 48 48
ISA 230 Pearson Correlation .704** .864** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
188
HASIL UJI VALIDITAS ISA 240
Correlations
ISA 240 A ISA 240 B ISA 240
ISA 240 A Pearson Correlation 1 .167 .728**
Sig. (2-tailed) .258 .000
N 48 48 48
ISA 240 B Pearson Correlation .167 1 .797**
Sig. (2-tailed) .258 .000
N 48 48 48
ISA 240 Pearson Correlation .728** .797** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 250
Correlations
ISA 250 A ISA 250 B ISA 250
ISA 250 A Pearson Correlation 1 .702** .912**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 250 B Pearson Correlation .702** 1 .932**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 250 Pearson Correlation .912** .932** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
189
HASIL UJI VALIDITAS ISA 260
Correlations
ISA 260 A ISA 260 B ISA 260
ISA 260 A Pearson Correlation 1 .490** .930**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 260 B Pearson Correlation .490** 1 .776**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 260 Pearson Correlation .930** .776** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 265
Correlations
ISA 265 A ISA 265 B ISA 265
ISA 265 A Pearson Correlation 1 .444** .860**
Sig. (2-tailed) .002 .000
N 48 48 48
ISA 265 B Pearson Correlation .444** 1 .839**
Sig. (2-tailed) .002 .000
N 48 48 48
ISA 265 Pearson Correlation .860** .839** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
190
HASIL UJI VALIDITAS ISA 300
Correlations
ISA 300 A ISA 300 B ISA 300
ISA 300 A Pearson Correlation 1 .628** .878**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 300 B Pearson Correlation .628** 1 .924**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 300 Pearson Correlation .878** .924** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 315
Correlations
ISA 315 A ISA 315 B ISA 315
ISA 315 A Pearson Correlation 1 .637** .903**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 315 B Pearson Correlation .637** 1 .906**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 315 Pearson Correlation .903** .906** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
191
HASIL UJI VALIDITAS ISA 320
Correlations
ISA 320 A ISA 320 B ISA 320
ISA 320 A Pearson Correlation 1 .512** .829**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 320 B Pearson Correlation .512** 1 .905**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 320 Pearson Correlation .829** .905** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 330
Correlations
ISA 330 A ISA 330 B ISA 330
ISA 330 A Pearson Correlation 1 .645** .907**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 330 B Pearson Correlation .645** 1 .907**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 330 Pearson Correlation .907** .907** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
192
HASIL UJI VALIDITAS ISA 402
Correlations
ISA 402 A ISA 402 B ISA 402
ISA 402 A Pearson Correlation 1 .372** .840**
Sig. (2-tailed) .009 .000
N 48 48 48
ISA 402 B Pearson Correlation .372** 1 .816**
Sig. (2-tailed) .009 .000
N 48 48 48
ISA 402 Pearson Correlation .840** .816** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 450
Correlations
ISA 450 A ISA 450 B ISA 450
ISA 450 A Pearson Correlation 1 .469** .899**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 48 48 48
ISA 450 B Pearson Correlation .469** 1 .809**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 48 48 48
ISA 450 Pearson Correlation .899** .809** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
193
HASIL UJI VALIDITAS ISA 500
Correlations
ISA 500 A ISA 500 B ISA 500
ISA 500 A Pearson Correlation 1 .587** .870**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 500 B Pearson Correlation .587** 1 .910**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 500 Pearson Correlation .870** .910** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 501
Correlations
ISA 501 A ISA 501 B ISA 501
ISA 501 A Pearson Correlation 1 .165 .682**
Sig. (2-tailed) .263 .000
N 48 48 48
ISA 501 B Pearson Correlation .165 1 .834**
Sig. (2-tailed) .263 .000
N 48 48 48
ISA 501 Pearson Correlation .682** .834** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
194
HASIL UJI VALIDITAS ISA 505
Correlations
ISA 505 A ISA 505 B ISA 505
ISA 505 A Pearson Correlation 1 .723** .930**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 505 B Pearson Correlation .723** 1 .926**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 505 Pearson Correlation .930** .926** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 510
Correlations
ISA 510 A ISA 510 B ISA 510
ISA 510 A Pearson Correlation 1 .569** .916**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 510 B Pearson Correlation .569** 1 .852**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 510 Pearson Correlation .916** .852** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
195
HASIL UJI VALIDITAS ISA 520
Correlations
ISA 520 A ISA 520 B ISA 520
ISA 520 A Pearson Correlation 1 .259 .770**
Sig. (2-tailed) .075 .000
N 48 48 48
ISA 520 B Pearson Correlation .259 1 .816**
Sig. (2-tailed) .075 .000
N 48 48 48
ISA 520 Pearson Correlation .770** .816** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 530
Correlations
ISA 530 A ISA 530 B ISA 530
ISA 530 A Pearson Correlation 1 .229 .865**
Sig. (2-tailed) .118 .000
N 48 48 48
ISA 530 B Pearson Correlation .229 1 .687**
Sig. (2-tailed) .118 .000
N 48 48 48
ISA 530 Pearson Correlation .865** .687** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
196
HASIL UJI VALIDITAS ISA 540
Correlations
ISA 540 A ISA 540 B ISA 540
ISA 540 A Pearson Correlation 1 .451** .868**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 48 48 48
ISA 540 B Pearson Correlation .451** 1 .835**
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 48 48 48
ISA 540 Pearson Correlation .868** .835** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 550
Correlations
ISA 550 A ISA 550 B ISA 550
ISA 550 A Pearson Correlation 1 .725** .919**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 550 B Pearson Correlation .725** 1 .717**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 550 Pearson Correlation .919** .717** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
197
HASIL UJI VALIDITAS ISA 560
Correlations
ISA 560 A ISA 560 B ISA 560
ISA 560 A Pearson Correlation 1 .242 .893**
Sig. (2-tailed) .097 .000
N 48 48 48
ISA 560 B Pearson Correlation .242 1 .653**
Sig. (2-tailed) .097 .000
N 48 48 48
ISA 560 Pearson Correlation .893** .653** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 570
Correlations
ISA 570 A ISA 570 B ISA 570
ISA 570 A Pearson Correlation 1 .802** .940**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 570 B Pearson Correlation .802** 1 .958**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 570 Pearson Correlation .940** .958** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
198
HASIL UJI VALIDITAS ISA 580
Correlations
ISA 580 A ISA 580 B ISA 580 C ISA 580
ISA 580 A Pearson Correlation 1 -.009 -.078 .651**
Sig. (2-tailed) .954 .597 .000
N 48 48 48 48
ISA 580 B Pearson Correlation -.009 1 .384** .559**
Sig. (2-tailed) .954 .007 .000
N 48 48 48 48
ISA 580 C Pearson Correlation -.078 .384** 1 .633**
Sig. (2-tailed) .597 .007 .000
N 48 48 48 48
ISA 580 Pearson Correlation .651** .559** .633** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 48 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 600
Correlations
ISA 600 A ISA 600 B ISA 600
ISA 600 A Pearson Correlation 1 .505** .933**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 600 B Pearson Correlation .505** 1 .781**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 600 Pearson Correlation .933** .781** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
199
HASIL UJI VALIDITAS ISA 610
Correlations
ISA 610 A ISA 610 B ISA 610
ISA 610 A Pearson Correlation 1 .297* .769**
Sig. (2-tailed) .041 .000
N 48 48 48
ISA 610 B Pearson Correlation .297* 1 .839**
Sig. (2-tailed) .041 .000
N 48 48 48
ISA 610 Pearson Correlation .769** .839** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 620
Correlations
ISA 620 A ISA 620 B ISA 620
ISA 620 A Pearson Correlation 1 .822** .952**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 620 B Pearson Correlation .822** 1 .957**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 620 Pearson Correlation .952** .957** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
200
HASIL UJI VALIDITAS ISA 700
Correlations
ISA 700 A ISA 700 B ISA 700
ISA 700 A Pearson Correlation 1 .488** .859**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 700 B Pearson Correlation .488** 1 .866**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 700 Pearson Correlation .859** .866** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 705
Correlations
ISA 705 A ISA 705
ISA 705 A Pearson Correlation 1 1.000**
Sig. (2-tailed) .000
N 48 48
ISA 705 Pearson Correlation 1.000** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 706
Correlations
ISA 706 A ISA 706
ISA 706 A Pearson Correlation 1 1.000**
Sig. (2-tailed) .000
N 48 48
ISA 706 Pearson Correlation 1.000** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
201
HASIL UJI VALIDITAS ISA 710
Correlations
ISA 710 A ISA 710
ISA 710 A Pearson Correlation 1 1.000**
Sig. (2-tailed) .000
N 48 48
ISA 710 Pearson Correlation 1.000** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 720
Correlations
ISA 720 A ISA 720 B ISA 720
ISA 720 A Pearson Correlation 1 .769** .952**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 720 B Pearson Correlation .769** 1 .928**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 720 Pearson Correlation .952** .928** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
202
HASIL UJI VALIDITAS ISA 800
Correlations
ISA 800 A ISA 800 B ISA 800
ISA 800 A Pearson Correlation 1 .700** .893**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 800 B Pearson Correlation .700** 1 .947**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 800 Pearson Correlation .893** .947** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS ISA 805
Correlations
ISA 805 A ISA 805 B ISA 805
ISA 805 A Pearson Correlation 1 .855** .964**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 805 B Pearson Correlation .855** 1 .962**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
ISA 805 Pearson Correlation .964** .962** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
203
HASIL UJI VALIDITAS ISA 810
Correlations
ISA 810 A ISA 810 B ISA 810 C ISA 810 D ISA 810
ISA 810 A Pearson
Correlation
1 .829** .623** .501** .834**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 48 48 48 48 48
ISA 810 B Pearson
Correlation
.829** 1 .799** .790** .959**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 48 48 48 48 48
ISA 810 C Pearson
Correlation
.623** .799** 1 .790** .901**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 48 48 48 48 48
ISA 810 D Pearson
Correlation
.501** .790** .790** 1 .865**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 48 48 48 48 48
ISA 810 Pearson
Correlation
.834** .959** .901** .865** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 48 48 48 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
204
HASIL UJI RELIABILITAS
Scale: ALL VARIABLES (ISA 200)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.558 .558 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 200 A 4.60 .494 48
ISA 200 B 4.67 .519 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.635 4.604 4.667 .063 1.014 .002
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 200 A 4.67 .270 .387 .150
ISA 200 B 4.60 .244 .387 .150
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.27 .712 .844 2
205
Scale: ALL VARIABLES (ISA 210)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.717 .717 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 210 A 4.46 .582 48
ISA 210 B 4.42 .577 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.438 4.417 4.458 .042 1.009 .001
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 210 A 4.42 .333 .559 .313
ISA 210 B 4.46 .339 .559 .313
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.88 1.048 1.024 2
206
Scale: ALL VARIABLES (ISA 220)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.808 .829 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 220 A 4.00 .899 48
ISA 220 B 4.25 .668 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.125 4.000 4.250 .250 1.063 .031
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 220 A 4.25 .447 .708 .501
ISA 220 B 4.00 .809 .708 .501
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.25 2.106 1.451 2
207
Scale: ALL VARIABLES (ISA 230)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.382 .400 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 230 A 4.23 .751 48
ISA 230 B 4.33 1.059 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.281 4.229 4.333 .104 1.025 .005
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 230 A 4.33 1.121 .250 .062
ISA 230 B 4.23 .563 .250 .062
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.56 2.081 1.443 2
208
Scale: ALL VARIABLES (ISA 240)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.284 .286 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 240 A 4.44 .712 48
ISA 240 B 4.17 .808 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.302 4.167 4.438 .271 1.065 .037
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 240 A 4.17 .652 .167 .028
ISA 240 B 4.44 .507 .167 .028
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.60 1.351 1.162 2
209
Scale: ALL VARIABLES (ISA 250)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability StatistIcs
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.821 .825 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 250 A 4.15 .652 48
ISA 250 B 4.44 .741 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.292 4.146 4.438 .292 1.070 .043
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 250 A 4.44 .549 .702 .493
ISA 250 B 4.15 .425 .702 .493
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.58 1.652 1.285 2
210
Scale: ALL VARIABLES (ISA 260)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.598 .657 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 260 A 3.60 1.317 48
ISA 260 B 4.44 .769 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.021 3.604 4.438 .833 1.231 .347
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 260 A 4.44 .592 .490 .240
ISA 260 B 3.60 1.734 .490 .240
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.04 3.317 1.821 2
211
Scale: ALL VARIABLES (ISA 265)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.614 .615 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 265 A 4.42 .679 48
ISA 265 B 4.25 .636 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.333 4.250 4.417 .167 1.039 .014
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 265 A 4.25 .404 .444 .197
ISA 265 B 4.42 .461 .444 .197
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.67 1.248 1.117 2
212
Scale: ALL VARIABLES (ISA 300)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.760 .771 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 300 A 4.50 .546 48
ISA 300 B 4.29 .683 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.396 4.292 4.500 .208 1.049 .022
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 300 A 4.29 .466 .628 .394
ISA 300 B 4.50 .298 .628 .394
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.79 1.232 1.110 2
213
Scale: ALL VARIABLES (ISA 315)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.778 .778 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 315 A 4.48 .743 48
ISA 315 B 4.35 .758 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.417 4.354 4.479 .125 1.029 .008
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 315 A 4.35 .574 .637 .405
ISA 315 B 4.48 .553 .637 .405
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.83 1.844 1.358 2
214
Scale: ALL VARIABLES (ISA 320)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.661 .678 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 320 A 4.77 .555 48
ISA 320 B 4.25 .729 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.510 4.250 4.771 .521 1.123 .136
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 320 A 4.25 .532 .512 .263
ISA 320 B 4.77 .308 .512 .263
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.02 1.255 1.120 2
215
Scale: ALL VARIABLES (ISA 330)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.784 .784 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 330 A 4.48 .545 48
ISA 330 B 4.52 .545 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
Item Means 4.500 4.479 4.521 .042 1.009 .001
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 330 A 4.52 .297 .645 .416
ISA 330 B 4.48 .297 .645 .416
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.00 .979 .989 2
216
Scale: ALL VARIABLES (ISA 402)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.541 .542 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 402 A 4.54 .582 48
ISA 402 B 4.48 .545 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item
Means
4.510 4.479 4.542 .063 1.014 .002 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 402 A 4.48 .297 .372 .138
ISA 402 B 4.54 .339 .372 .138
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.02 .872 .934 2
217
Scale: ALL VARIABLES (ISA 450)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.620 .639 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 450 A 4.21 .988 48
ISA 450 B 4.40 .736 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.302 4.208 4.396 .188 1.045 .018 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 450 A 4.40 .542 .469 .220
ISA 450 B 4.21 .977 .469 .220
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.60 2.202 1.484 2
218
Scale: ALL VARIABLES (ISA 500)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.733 .739 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 500 A 4.33 .630 48
ISA 500 B 4.31 .748 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.323 4.313 4.333 .021 1.005 .000 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 500 A 4.31 .560 .587 .344
ISA 500 B 4.33 .397 .587 .344
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.65 1.510 1.229 2
219
Scale: ALL VARIABLES (ISA 501)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.273 .283 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 501 A 4.58 .577 48
ISA 501 B 4.27 .765 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.427 4.271 4.583 .313 1.073 .049 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
ISA 501 A 4.27 .585 .165 .027
ISA 501 B 4.58 .333 .165 .027
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.85 1.063 1.031 2
220
Scale: ALL VARIABLES (ISA 505)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.839 .839 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 505 A 4.13 .866 48
ISA 505 B 4.38 .841 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.250 4.125 4.375 .250 1.061 .031 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 505 A 4.38 .707 .723 .523
ISA 505 B 4.13 .750 .723 .523
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.50 2.511 1.584 2
221
Scale: ALL VARIABLES (ISA 510)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.709 .725 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 510 A 4.38 .890 48
ISA 510 B 4.21 .683 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.292 4.208 4.375 .167 1.040 .014 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 510 A 4.21 .466 .569 .323
ISA 510 B 4.37 .793 .569 .323
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.58 1.950 1.397 2
222
Scale: ALL VARIABLES (ISA 520)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items
.410 .412 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 520 A 4.33 .630 48
ISA 520 B 4.17 .694 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.250 4.167 4.333 .167 1.040 .014 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 520 A 4.17 .482 .259 .067
ISA 520 B 4.33 .397 .259 .067
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.50 1.106 1.052 2
223
Scale: ALL VARIABLES (ISA 530)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.353 .372 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 530 A 4.38 .789 48
ISA 540 B 4.52 .545 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.448 4.375 4.521 .146 1.033 .011 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 530 A 4.52 .297 .229 .052
ISA 530 B 4.37 .622 .229 .052
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.90 1.117 1.057 2
224
Scale: ALL VARIABLES (ISA 540)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.619 .622 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 540 A 4.23 .660 48
ISA 540 B 4.33 .595 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 4.281 4.229 4.333 .104 1.025 .005 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 540 A 4.33 .355 .451 .203
ISA 540 B 4.23 .436 .451 .203
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.56 1.145 1.070 2
225
Scale: ALL VARIABLES (ISA 550)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.837 .841 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 550 A 4.48 .691 48
ISA 550 B 4.33 .790 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.402 4.326 4.478 .152 1.035 .012 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 550 A 4.33 .625 .725 .526
ISA 550 B 4.48 .477 .725 .526
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.80 1.894 1.376 2
226
Scale: ALL VARIABLES (ISA 560)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.351 .390 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 560 A 3.69 1.355 48
ISA 560 B 4.23 .805 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 3.958 3.688 4.229 .542 1.147 .147 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
ISA 560 A 4.23 .648 .242 .059
ISA 560 B 3.69 1.836 .242 .059
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
7.92 3.014 1.736 2
227
Scale: ALL VARIABLES (ISA 570)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items
.883 .890 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 570 A 4.42 .710 48
ISA 570 B 4.27 .844 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.344 4.271 4.417 .146 1.034 .011 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ISA 570 A 4.27 .712 .802 .644
ISA 570 B 4.42 .504 .802 .644
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.69 2.177 1.475 2
228
Scale: ALL VARIABLES (ISA 580)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.128 .248 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 580 A 3.77 1.153 48
ISA 580 B 4.52 .583 48
ISA 580 C 4.38 .914 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.222 3.771 4.521 .750 1.199 .158 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ISA 580 A 8.90 1.585 -.061 .007 .517
ISA 580 B 8.15 2.000 .241 .148 -.165a
ISA 580 C 8.29 1.658 .104 .153 -.014a
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model
assumptions. You may want to check item codings.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
12.67 2.738 1.655 3
229
Scale: ALL VARIABLES (ISA 600)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.608 .671 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 600 A 4.15 .945 48
ISA 600 B 4.54 .544 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.344 4.146 4.542 .396 1.095 .078 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ISA 600 A 4.54 .296 .505 .255
ISA 600 B 4.15 .893 .505 .255
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.69 1.709 1.307 2
230
Scale: ALL VARIABLES (ISA 610)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.453 .458 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 610 A 4.15 .850 48
ISA 610 B 4.02 1.000 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.083 4.021 4.146 .125 1.031 .008 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ISA 610 A 4.02 1.000 .297 .088
ISA 610 B 4.15 .723 .297 .088
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.17 2.227 1.492 2
231
Scale: ALL VARIABLES (ISA 620)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items
.902 .902 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 620 A 3.98 .978 48
ISA 620 B 3.96 1.031 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 3.969 3.958 3.979 .021 1.005 .000 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ISA 620 A 3.96 1.062 .822 .676
ISA 620 B 3.98 .957 .822 .676
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
7.94 3.677 1.918 2
232
Scale: ALL VARIABLES (ISA 700)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.656 .656 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 700 A 4.38 .570 48
ISA 700 B 4.52 .583 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.448 4.375 4.521 .146 1.033 .011 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ISA 700 A 4.52 .340 .488 .239
ISA 700 B 4.37 .324 .488 .239
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.90 .989 .994 2
233
Scale: ALL VARIABLES (ISA 720)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items
.860 .870 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 720 A 4.27 .736 48
ISA 720 B 4.38 .606 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.323 4.271 4.375 .104 1.024 .005 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ISA 720 A 4.37 .367 .769 .592
ISA 720 B 4.27 .542 .769 .592
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.65 1.595 1.263 2
234
Scale: ALL VARIABLES (ISA 800)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
.797 .824 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 800A 4.42 .613 48
ISA 800 B 4.33 .859 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.375 4.333 4.417 .083 1.019 .003 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ISA 800 A 4.33 .738 .700 .491
ISA 800 B 4.42 .376 .700 .491
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.75 1.851 1.361 2
235
Scale: ALL VARIABLES (ISA 805)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.922 .922 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 805 A 4.15 .850 48
ISA 805 B 4.23 .831 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of
Items
Item Means 4.188 4.146 4.229 .083 1.020 .003 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ISA 805 A 4.23 .691 .855 .731
ISA 805 B 4.15 .723 .855 .731
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.38 2.622 1.619 2
236
Scale: ALL VARIABLES (ISA 810)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 48 100.0
Excludeda 0 .0
Total 48 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
.907 .912 4
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ISA 810 A 4.13 .890 48
ISA 810 B 4.21 .743 48
ISA 810 C 4.13 .815 48
ISA 810 D 4.33 .859 48
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance
N of Items
Item Means 4.198 4.125 4.333 .208 1.051 .010 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ISA 810 A 12.67 5.035 .692 .751 .918
ISA 810 B 12.58 4.972 .927 .880 .838
ISA 810 C 12.67 4.950 .821 .708 .869
ISA 810 D 12.46 4.977 .751 .753 .895
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
16.79 8.594 2.932 4
237
HASIL UJI Z (ONE-SAMPLE T-TEST)
T-TEST
/TESTVAL=2
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=ISA230 ISA240 ISA501 ISA530 ISA560 ISA705 ISA706
ISA710
/CRITERIA=CI(.95).
T-Test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ISA 230 48 4.33 1.059 .153
ISA 240 48 4.44 .712 .103
ISA 501 48 4.58 .577 .083
ISA 530 48 4.38 .789 .114
ISA 560 48 4.23 .805 .116
ISA 705 48 4.19 .842 .122
ISA 706 48 4.08 .846 .122
ISA 710 48 4.13 .890 .128
One-Sample Test
Test Value = 2
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
ISA 230 15.271 47 .000 2.333 2.03 2.64
ISA 240 23.725 47 .000 2.438 2.23 2.64
ISA 501 31.000 47 .000 2.583 2.42 2.75
ISA 530 20.858 47 .000 2.375 2.15 2.60
ISA 560 19.178 47 .000 2.229 2.00 2.46
ISA 705 18.002 47 .000 2.188 1.94 2.43
ISA 706 17.054 47 .000 2.083 1.84 2.33
ISA 710 16.537 47 .000 2.125 1.87 2.38
238
T-TEST
/TESTVAL=4
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=ISA200 ISA210 ISA220 ISA250 ISA260 ISA265 ISA300
ISA315 ISA320 ISA330 ISA402 ISA450
ISA500 ISA505 ISA510 ISA520 ISA540 ISA550 ISA570 ISA580 ISA600
ISA610 ISA620 ISA700 ISA720 ISA800
ISA805
/CRITERIA=CI(.95).
T-Test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ISA 200 48 9.27 .844 .122
ISA 210 48 8.88 1.024 .148
ISA 220 48 8.25 1.451 .209
ISA 250 48 8.58 1.285 .186
ISA 260 48 8.04 1.821 .263
ISA 265 48 8.67 1.117 .161
ISA 300 48 8.79 1.110 .160
ISA 315 48 8.83 1.358 .196
ISA 320 48 9.02 1.120 .162
ISA 330 48 9.00 .989 .143
ISA 402 48 9.02 .934 .135
ISA 450 48 8.60 1.484 .214
ISA 500 48 8.65 1.229 .177
ISA 505 48 8.50 1.584 .229
ISA 510 48 8.58 1.397 .202
ISA 520 48 8.50 1.052 .152
ISA 540 48 8.56 1.070 .154
ISA 550 48 8.65 1.550 .224
ISA 570 48 8.69 1.475 .213
ISA 580 48 8.90 1.259 .182
ISA 600 48 8.69 1.307 .189
ISA 610 48 8.17 1.492 .215
ISA 620 48 7.94 1.918 .277
ISA 700 48 8.90 .994 .144
ISA 720 48 8.65 1.263 .182
ISA 800 48 8.75 1.361 .196
ISA 805 48 8.38 1.619 .234
239
One-Sample Test
Test Value = 4
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
ISA 200 43.267 47 .000 5.271 5.03 5.52
ISA 210 32.994 47 .000 4.875 4.58 5.17
ISA 220 20.288 47 .000 4.250 3.83 4.67
ISA 250 24.702 47 .000 4.583 4.21 4.96
ISA 260 15.374 47 .000 4.042 3.51 4.57
ISA 265 28.939 47 .000 4.667 4.34 4.99
ISA 300 29.906 47 .000 4.792 4.47 5.11
ISA 315 24.660 47 .000 4.833 4.44 5.23
ISA 320 31.052 47 .000 5.021 4.70 5.35
ISA 330 35.016 47 .000 5.000 4.71 5.29
ISA 402 37.253 47 .000 5.021 4.75 5.29
ISA 450 21.498 47 .000 4.604 4.17 5.04
ISA 500 26.192 47 .000 4.646 4.29 5.00
ISA 505 19.676 47 .000 4.500 4.04 4.96
ISA 510 22.738 47 .000 4.583 4.18 4.99
ISA 520 29.640 47 .000 4.500 4.19 4.81
ISA 540 29.541 47 .000 4.563 4.25 4.87
ISA 550 20.760 47 .000 4.646 4.20 5.10
ISA 570 22.011 47 .000 4.688 4.26 5.12
ISA 580 26.945 47 .000 4.896 4.53 5.26
ISA 600 24.844 47 .000 4.688 4.31 5.07
ISA 610 19.344 47 .000 4.167 3.73 4.60
ISA 620 14.227 47 .000 3.938 3.38 4.49
ISA 700 34.109 47 .000 4.896 4.61 5.18
ISA 720 25.484 47 .000 4.646 4.28 5.01
ISA 800 24.188 47 .000 4.750 4.35 5.15
ISA 805 18.718 47 .000 4.375 3.90 4.85
240
T-TEST
/TESTVAL=8
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=ISA810
/CRITERIA=CI(.95).
T-Test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ISA 810 48 16.79 2.932 .423
One-Sample Test
Test Value = 8
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
ISA 810 20.778 47 .000 8.792 7.94 9.64
241
Tabel Distribusi Normal Baku (z)
242
Tabel Distribusi Normal Baku z (lanjutan)
243
Tabel Distribusi Normal Baku z (lanjutan)
Sumber: R Development Core Team (2008) dalam Forum Statistika –
http://ineddeni.wordpress.com