kementerian keuangan republik indonesia...

178
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP- 147/BC/2011 TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-90/BC/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR PROSEDUR OPERASI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : Bahwa dalam rangka menindaklajuti program dan kegiatan penyusunan Standar Prosedur Operasi (SOP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tahun 2011 serta mempertimbangkan surat Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Nomor S-2339/SJ/2011 tanggal 20 Desember 2011 tentang Persetujuan atas 53 Standard Operating Procedures (SOP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), dipandang perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP- 90/BC/2009 Tentang Penetapan Standar Prosedur Operasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4661); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3613) sebagaimana diubah dengan Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4755); 3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.01/2009; 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 449/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian dan Identifikasi Barang; 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.01/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standard Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PM.1/2007; 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011; 8. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-21/BC/2008 tentang Pedoman Penyusunan, Penetapan, dan Pelaksanaan, Serta Monitoring dan Evaluasi Standar Prosedur Operasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; MEMUTUSKAN…

Upload: dodan

Post on 03-Mar-2019

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP- 147/BC/2011

TENTANG

PERUBAHAN KEENAM ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-90/BC/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR PROSEDUR OPERASI

DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : Bahwa dalam rangka menindaklajuti program dan kegiatan penyusunan

Standar Prosedur Operasi (SOP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tahun 2011 serta mempertimbangkan surat Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Nomor S-2339/SJ/2011 tanggal 20 Desember 2011 tentang Persetujuan atas 53 Standard Operating Procedures (SOP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), dipandang perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-90/BC/2009 Tentang Penetapan Standar Prosedur Operasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4661);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3613) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4755);

3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.01/2009;

4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 449/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.01/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standard Prosedur Operasi (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 55/PM.1/2007;

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011;

8. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-21/BC/2008 tentang Pedoman Penyusunan, Penetapan, dan Pelaksanaan, Serta Monitoring dan Evaluasi Standar Prosedur Operasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

MEMUTUSKAN…

Page 2: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

PERUBAHAN KEENAM ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-90/BC/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR PROSEDUR OPERASI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI.

PERTAMA : Mengubah Lampiran I, V, VI, dan VII, Keputusan Direktur Jenderal Bea

dan Cukai Nomor KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Prosedur Operasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-115/BC/2011, sehingga menjadi sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I, V, VI dan VII Keputusan Direktur Jenderal ini.

KEDUA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan

Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini berlaku sejak tanggal

ditetapkan.

Salinan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini disampaikan kepada : 1. Menteri Keuangan; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan; 3. Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Kementerian Keuangan; 4. Sekretaris Direktorat Jenderal, Kepala Pusat Kepatuhan Internal, para

Direktur, dan para Tenaga Pengkaji Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; 5. Para Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Pelayanan Utama dan

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai; 6. Para Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai, dan Kepala

Balai Pengujian dan Identifikasi Barang.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Desember 2011

DIREKTUR JENDERAL, ttd

AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001

Page 3: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

STANDAR PROSEDUR OPERASI KANTOR PUSAT DJBC

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP UNIT KERJA

1. Pemberitahuan Melanjutkan Pendidikan Di Luar Kedinasan

001/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

2. Pemberitahuan Selesai Melanjutkan Pendidikan Di Luar Kedinasan

002/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

3. Penunjukan Peserta Diklat 003/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

4. Mutasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil

004/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

5. Penerbitan Surat Keputusan Kumandah di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

005/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

6. Pemindahan Pelaksana Pegawai Negeri Sipil

006/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

7. Permohonan Pensiun yang Mencapai Batas Usia Pensiun (BUP) dan Kenaikan Pangkat Pengabdian Pegawai Negeri Sipil

007/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

8. Usulan Pensiun Janda/Duda, Bagian/Hak Pensiun Janda/Duda, dan Kenaikan Pangkat Pengabdian Pegawai Negeri Sipil

008/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

9. Penerbitan Surat Izin Cerai/ Surat Keterangan Cerai

009/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

10. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

010/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

11. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan III

011/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

12. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan IV dan/atau Eselon III

012/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

13. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Eselon II

013/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

14. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

014/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

15. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Golongan III

015/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

16. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Golongan IV dan/atau Eselon III

016/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

17. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Eselon II

017/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

18. Permohonan Izin Cuti di Luar Tanggungan Negara Pegawai Negeri Sipil

018/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

19. Pelaporan Pengaktifan Kembali Pegawai Negeri Sipil Setelah Cuti di Luar Tanggungan Negara

019/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

20. Penerbitan dan Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Jabatan

020/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

Page 4: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP UNIT KERJA

21. Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Jabatan yang Berasal dari Kantor Penerbit SPPD

021/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

22. Penerbitan dan Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Pindah

022/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

23. Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Pindah yang Berasal dari Kantor Penerbit SPPD berdasarkan SK Mutasi

023/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

24. Entry Data dan Pengadministrasian Dokumen Kepegawaian

024/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

25. Permohonan Penerbitan Kartu Istri/ Suami (KARIS/KARSU)

025/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

26. Penerimaan dan Pengadministrasian Surat/Paket pada Kantor Pusat DJBC

026/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

27. Penerimaan dan Pendistribusian Dokumen pada Bagian Umum

027/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

28. Penggunaan Auditorium pada Kantor Pusat DJBC

028/SOP-BC/SEKRE/2009 Sekretariat Direktorat Jenderal

29. Pelayanan Permohonan Penetapan Klasifikasi Sebelum Impor (Pre-Entry Classification)

0001/SOP-BC/TK/2008

Direktorat Teknis Kepabeanan

30. Pelayanan Permohonan Valuation Ruling 0002/SOP-BC/TK/2008 Direktorat Teknis Kepabeanan

31. Pelayanan Permohonan Customs Advice 0003/SOP-BC/TK/2008 Direktorat Teknis Kepabeanan

32. Pelayanan Atas Permohonan Keringanan Bea Masuk Atas Impor Barang Dalam Rangka Pelaksanaan Perjanjian “Basic Agreement On The Asean Industrial Cooperation”

001/SOP-BC/TK/2009 Direktorat Teknis Kepabeanan

33. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

002/SOP-BC/TK/2009 Direktorat Teknis Kepabeanan

34. Pelayanan Atas Penerusan Usulan Peruntukan Barang Milik Negara

001/SOP-BC/TK/2011 Direktorat Teknis Kepabeanan

35. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Peralatan dan Bahan Yang Digunakan Untuk Pencegahan Pencemaran Lingkungan

0001/SOP-BC/FK/2008

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

36. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Obat-Obatan Yang Dibiayai Dengan Menggunakan Anggaran Pemerintah Yang Diperuntukan Bagi Kepentingan Masyarakat

0002/SOP-BC/FK/2008

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

37. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Untuk Keperluan Olahraga Yang Diimpor Oleh Induk Organisasi Olahraga Nasional

0003/SOP-BC/FK/2008

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

38. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Bibit dan Benih Untuk Pembangunan dan Pengembangan Industri Pertanian, Peternakan, dan Perikanan

0004/SOP-BC/FK/2008

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

39. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang dan Bahan Yang Akan Dirakit Menjadi Kendaraan Bermotor Untuk Tujuan Ekspor

0006/SOP-BC/FK/2008

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

Page 5: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP UNIT KERJA

40. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Berdasarkan Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contracts) Minyak dan Gas Bumi

0007/SOP-BC/FK/2008

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

41. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Untuk Kegiatan Pengusahaan Panas Bumi Berdasarkan Kontrak Sebelum Berlakunya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi

0008/SOP-BC/FK/2008

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

42. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Untuk Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Serta Panas Bumi Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003

0009/SOP-BC/FK/2008

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

43. Pelayanan Pemberian Keringanan Bea Masuk Atas Impor Barang Dalam Rangka Pembangunan/Pengembangan Industri/ Industri Jasa

0010/SOP-BC/FK/2008

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

44. Pelayanan Atas Permohonan Perizinan Impor Sementara Khusus Mesin/Peralatan dan Kapal Niaga Yang Digunakan Untuk Kegiatan Pertambangan

0012/SOP-BC/FK/2008

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

45. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

001/SOP-BC/FK/2009 Direktorat Fasilitas Kepabeanan

46. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Buku Ilmu Pengetahuan

001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat Fasilitas Kepabeanan

47. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Untuk Keperluan Museum, Kebun Binatang dan Tempat Lain Semacam Itu Yang Terbuka Untuk Umum

002/SOP-BC/FK/2010 Direktorat Fasilitas Kepabeanan

48. Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang Untuk Keperluan Khusus Kaum Tuna Netra dan Penyandang Cacat Lainnya

003/SOP-BC/FK/2010 Direktorat Fasilitas Kepabeanan

49. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Persenjataan, Amunisi, Perlengkapan Militer dan Kepolisian, termasuk Suku Cadang serta Barang dan Bahan yang Dipergunakan Untuk Menghasilkan Barang yang Dipergunakan bagi Keperluan Pertahanan dan Keamanan Negara

004/SOP-BC/FK/2010 Direktorat Fasilitas Kepabeanan

50. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang Contoh

005/SOP-BC/FK/2010 Direktorat Fasilitas Kepabeanan

51. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Bahan Terapi Manusia, Pengelompokan Darah dan Bahan Penjenisan Jaringan

006/SOP-BC/FK/2010 Direktorat Fasilitas Kepabeanan

52. Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Oleh Pemerintah Pusat Atau Pemerintah Daerah Yang Ditujukan Untuk Kepentingan Umum (Revisi atas SOP no 007/SOP-BC/FK/2010)

001/SOP-BC/FK/2011 Direktorat Fasilitas Kepabeanan

Page 6: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP UNIT KERJA

53. Pembebasan Bea Masuk Dan Cukai Atas Barang Kiriman Hadiah Untuk Keperluan Ibadah Umum, Amal, Sosial, Dan Kebudayaan

002/SOP-BC/FK/2011 Direktorat Fasilitas Kepabeanan

54. Pelayanan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Kendaraan Bermotor Untuk Keperluan Badan Internasional Beserta Para Pejabatnya Yang Bertugas Di Indonesia

003/SOP-BC/FK/2011 Direktorat Fasilitas Kepabeanan

55. Pelayanan Tatacara Pemberian Pembebasan Bea Masuk Dan Cukai Atas Barang Perwakilan Negara Asing Dan Pejabatnya

004/SOP-BC/FK/2011 Direktorat Fasilitas Kepabeanan

56. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor (P3C MMEA)

001/SOP-BC/CUKAI/2009

Direktorat Cukai

57. Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Manual

002/SOP-BC/CUKAI/2009

Direktorat Cukai

58. Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor (CK-1A)

003/SOP-BC/CUKAI/2009

Direktorat Cukai

59. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

004/SOP-BC/CUKAI/2009

Direktorat Cukai

60. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil Tembakau Pengajuan Awal Dan Tambahan Di Kantor Pusat Yang Diajukan Secara Manual

001/SOP-BC/CUKAI/2011

Direktorat Cukai

61. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil Tembakau Pengajuan Awal Dan Tambahan Di Kantor Pusat Yang Diajukan Secara Elektronik

002/SOP-BC/CUKAI/2011

Direktorat Cukai

62. Penerbitan NHI Pada Direktorat Penindakan dan Penyidikan

0001/SOP-BC/P2/2008

Direktorat Penindakan Dan Penyidikan

63. Pemblokiran Kegiatan Kepabeanan Oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan Berdasarkan Rekomendasi Unit Kerja Terkait

0002/SOP-BC/P2/2008

Direktorat Penindakan Dan Penyidikan

64. Pemblokiran Kegiatan Kepabeanan Oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan Karena Eksistensi Diragukan

0003/SOP-BC/P2/2008

Direktorat Penindakan Dan Penyidikan

65. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

001/SOP-BC/P2/2009 Direktorat Penindakan Dan Penyidikan

66. Penerimaan Perkara 001/SOP-BC/P2/2011 Direktorat Penindakan Dan Penyidikan

67. Penerimaan Dan Registrasi Tahanan 002/SOP-BC/P2/2011 Direktorat Penindakan Dan Penyidikan

68. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

001/SOP-BC/AUDIT/2009

Direktorat Audit

69. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

001/SOP-BC/KI/2009 Direktorat Kepabeanan Internasional

70. Penyusunan Rumusan Kebijakan Kerja Sama Bilateral di Bidang Kepabeanan dan Cukai

001/SOP-BC/KI/2010 Direktorat Kepabeanan Internasional

Page 7: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP UNIT KERJA

71. Penyusunan Rumusan Kebijakan Kerja Sama Multilateral di Bidang Kepabeanan dan Cukai

002/SOP-BC/KI/2010 Direktorat Kepabeanan Internasional

72. Penyusunan Rumusan Kebijakan Kerja Sama Regional di Bidang Kepabeanan dan Cukai

003/SOP-BC/KI/2010 Direktorat Kepabeanan Internasional

73. Penyiapan Rumusan Awal Dokumen Pengesahan Perjanjian Internasional dalam Hubungan Kerja Sama Bilateral di Bidang Kepabeanan dan Cukai

004/SOP-BC/KI/2010 Direktorat Kepabeanan Internasional

74. Penyiapan Rumusan Awal Dokumen Pengesahan Perjanjian Internasional dalam Hubungan Kerja Sama Multilateral di Bidang Kepabeanan dan Cukai

005/SOP-BC/KI/2010 Direktorat Kepabeanan Internasional

75. Penyiapan Rumusan Awal Dokumen Pengesahan Perjanjian Internasional dalam Hubungan Kerja Sama Regional di Bidang Kepabeanan dan Cukai

006/SOP-BC/KI/2010 Direktorat Kepabeanan Internasional

76. Finalisasi Rumusan Pengesahan Perjanjian Internasional dalam Hubungan Kerja Sama Bilateral di Bidang Kepabeanan dan Cukai

007/SOP-BC/KI/2010 Direktorat Kepabeanan Internasional

77. Finalisasi Rumusan Pengesahan Perjanjian Internasional dalam Hubungan Kerja Sama Multilateral di Bidang Kepabeanan dan Cukai

008/SOP-BC/KI/2010 Direktorat Kepabeanan Internasional

78. Finalisasi Rumusan Pengesahan Perjanjian Internasional dalam Hubungan Kerja Sama Regional di Bidang Kepabeanan dan Cukai

009/SOP-BC/KI/2010 Direktorat Kepabeanan Internasional

79. Penyelenggaraan Meeting, Training/ Seminar dan Event Internasional Lainnya di Bidang Kepabeanan

010/SOP-BC/KI/2010 Direktorat Kepabeanan Internasional

80. Proses Pengurusan Perizinan Bagi Calon Peserta Kegiatan Kerja Sama Internasional Di Bidang Kepabeanan Yang Diselenggarakan Di Luar Negeri

001/SOP-BC/KI/2011 Direktorat Kepabeanan Internasional

81. Pelayanan Keberatan Kepabeanan Pada Direktorat PPKC

001/SOP-BC/PPKC/2009 Direktorat PPKC

82. Pelayanan Permohonan Penundaan Atau Pengangsuran Kewajiban Membayar Utang Bea Masuk Dan Denda Administrasi Pada Direktorat PPKC

002/SOP-BC/PPKC/2009 Direktorat PPKC

83. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

003/SOP-BC/PPKC/2009 Direktorat PPKC

84. Tata Cara Pelaksanaan Pameran

001/SOP-BC/PPKC/2010

Direktorat PPKC

85. Pelaksanaan Analisis Berita Media Massa

002/SOP-BC/PPKC/2010

Direktorat PPKC

86. Penyelenggaraan Penyuluhan/ Sosialisasi

003/SOP-BC/PPKC/2010

Direktorat PPKC

87. Penanganan Perkara Permohonan Praperadilan Terhadap Seluruh Unit DJBC Pada Peradilan Umum

001/SOP-BC/PPKC/2011

Direktorat PPKC

Page 8: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP UNIT KERJA

88. Penanganan Legal Drafting Dan Harmonisasi Rancangan Peraturan Perundang-Undangan

002/SOP-BC/PPKC/2011 Direktorat PPKC

89. Pelayanan Pengunggahan Informasi Kepabeanan Dan Cukai Ke Website DJBC

003/SOP-BC/PPKC/2011 Direktorat PPKC

90. Pelayanan Permohonan Registrasi Importir

001/SOP-BC/IKC/2009 Direktorat IKC

91. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

002/SOP-BC/IKC/2009 Direktorat IKC

92. Permohonan Pengembangan Sistem Aplikasi

001/SOP-BC/IKC/2011 Direktorat IKC

93. Pengembangan Sistem Aplikasi 002/SOP-BC/IKC/2011 Direktorat IKC

Keterangan : SOP secara detil dapat dilihat pada lembar lanjutan Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini.

DIREKTUR JENDERAL, Ttd AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001

Page 9: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

STANDAR PROSEDUR OPERASI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

1. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor (P3C MMEA)

001/SOP-BC/KPU B/2009

2. Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Manual

002/SOP-BC/KPU B/2009

3. Pelayanan Penyelesaian Barang Awak Sarana Pengangkut 003/SOP-BC/KPU B/2009

4. Pelayanan Penyelesaian Barang Pribadi Penumpang Yang Tiba Bersama Penumpang

004/SOP-BC/KPU B/2009

5. Pelayanan Penyelesaian Barang Pribadi Penumpang Yang Tidak Tiba Bersama Penumpang Dengan Menggunakan Customs Declaration

005/SOP-BC/KPU B/2009

6. Pelayanan Penyelesaian Barang Impor Untuk Dipakai Jalur Hijau Dengan PIB Yang Disampaikan Melalui Sistem PDE Kepabeanan

006/SOP-BC/KPU B/2009

7. Pelayanan Penyelesaian Barang Impor Untuk Dipakai Jalur MITA Prioritas Dengan PIB Yang Disampaikan Melalui Sistem PDE Kepabeanan

007/SOP-BC/KPU B/2009

8. Pelayanan Pengembalian Bea Masuk Berdasarkan Putusan Pengadilan Pajak

008/SOP-BC/KPU B/2009

9. Pelayanan Pemberian Izin Impor Dengan Penangguhan Pembayaran Bea Masuk, Pajak Dalam Rangka Impor Dan/ Atau Cukai (Vooruitslag)

009/SOP-BC/KPU B/2009

10. Pemberian Persetujuan Pemberitahuan Pendahuluan (Pre-Notification)

010/SOP-BC/KPU B/2009

11. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

011/SOP-BC/KPU B/2009

12. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan III

012/SOP-BC/KPU B/2009

13. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan IV dan/atau Eselon III

013/SOP-BC/KPU B/2009

14. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Eselon II

014/SOP-BC/KPU B/2009

15. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

015/SOP-BC/KPU B/2009

16. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Golongan III

016/SOP-BC/KPU B/2009

17. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Golongan IV dan/atau Eselon III

017/SOP-BC/KPU B/2009

18. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Eselon II

018/SOP-BC/KPU B/2009

19. Permohonan Penerbitan Kartu Istri/ Suami (KARIS/KARSU) 019/SOP-BC/KPU B/2009

20. Mutasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil 001/SOP-BC/KPU B/2010

21. Penerbitan Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala 002/SOP-BC/KPU B/2010

Page 10: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

22. Penerbitan Dan Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Jabatan

003/SOP-BC/KPU B/2010

23. Penerbitan Dan Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Pindah

004/SOP-BC/KPU B/2010

24. Tata Cara Penyegelan 005/SOP-BC/KPU B/2010

25. Pemblokiran Kegiatan Kepabeanan Perusahaan Karena Eksistensi Diragukan

006/SOP-BC/KPU B/2010

26. Pelayanan Pemberian Izin Impor Sementara 007/SOP-BC/KPU B/2010

27. Pelayanan Pemberian Perpanjangan Izin Impor Dengan Penangguhan Pembayaran Bea Masuk, Pajak Dalam Rangka Impor Dan/Atau Cukai (Vooruitslag)

008/SOP-BC/KPU B/2010

28. Pelayanan Pemberian Izin Impor Kembali Barang Yang Telah Diekspor (Re-Impor)

009/SOP-BC/KPU B/2010

29. Pelayanan Keberatan Kepabeanan 010/SOP-BC/KPU B/2010

30. Pelayanan Penerbitan Rekomendasi Pemberian Izin Kawasan Berikat

011/SOP-BC/KPU B/2010

31. Pelayanan Impor Barang Yang Mendapatkan Kemudahan Pelayanan Segera (Rush Handling)

012/SOP-BC/KPU B/2010

32. Tatakerja Pengeluaran Barang Impor Dari Kawasan Pabean Untuk Diangkut Lanjut Tujuan Dalam Daerah Pabean

013/SOP-BC/KPU B/2010

33. Tatakerja Pengeluaran Barang Impor Dari Kawasan Pabean Untuk Diangkut Lanjut Tujuan Luar Daerah Pabean

014/SOP-BC/KPU B/2010

34. Pelayanan Permohonan Perizinan Returnable Package 015/SOP-BC/KPU B/2010

35. Pelayanan Penyelesaian Returnable Package 016/SOP-BC/KPU B/2010

36. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan RKSP/JKSP Secara Manual (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

017/SOP-BC/KPU B/2010

37. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan RKSP/JKSP Melalui Media Penyimpan Data Elektronik (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

018/SOP-BC/KPU B/2010

38. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan Inward Manifest Melalui Media Penyimpan Data Elektronik (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

019/SOP-BC/KPU B/2010

39. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan Outward Manifest Melalui Media Penyimpan Data Elektronik (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

020/SOP-BC/KPU B/2010

40. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Importir Hasil Tembakau

021/SOP-BC/KPU B/2010

41. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Pengusaha Pabrik Hasil Tembakau

022/SOP-BC/KPU B/2010

42. Pelayanan Nota Kesepakatan Pertukaran Data Elektronik (PDE) Ekspor

023/SOP-BC/KPU B/2010

43. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Asil Tembakau Pengajuan Awal Secara Elektronik

024/SOP-BC/KPU B/2010

44. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil Tembakau Pengajuan Tambahan Secara Elektronik

025/SOP-BC/KPU B/2010

45. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil Tembakau Pengajuan Tambahan Izin Direktur Jenderal Secara Elektronik

026/SOP-BC/KPU B/2010

Page 11: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

46. Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Elektronik

027/SOP-BC/KPU B/2010

47. Pelayanan Penerbitan Keputusan Pembayaran Secara Berkala 028/SOP-BC/KPU B/2010

48. Pelayanan Pengembalian Cukai Atas Pita Cukai Yang Rusak Atau Tidak Dipakai

029/SOP-BC/KPU B/2010

49. Pelayanan Pemberitahuan Barang Kena Cukai Berupa Hasil Tembakau Yang Selesai Dibuat

030/SOP-BC/KPU B/2010

50. Pelayanan Permohonan Penundaan Pembayaran Cukai Atas Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau

031/SOP-BC/KPU B/2010

51. Pengolahan Kembali Atau Pemusnahan BKC Yang Pelunasan Cukainya Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai Yang Berasal Dari Peredaran Bebas

032/SOP-BC/KPU B/2010

52. Pelayanan Permohonan Pengolahan Kembali Atau Pemusnahan BKC Yg Pelunasan Cukainya Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai Yg Masih Berada Di Dalam Pabrik (PBCK-7/PBCK-3)

033/SOP-BC/KPU B/2010

53. Pelayanan Permohonan Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau Untuk Merek Baru

034/SOP-BC/KPU B/2010

54. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Importir Etil Alkohol

035/SOP-BC/KPU B/2010

55. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Penyalur Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

036/SOP-BC/KPU B/2010

56. Pelayanan Pemberian NPPBKC Importir Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

037/SOP-BC/KPU B/2010

57. Pelayanan Pemberian NPPBKC Pengusaha Pabrik Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

038/SOP-BC/KPU B/2010

58. Pelayanan Pemberian NPPBKC Pengusaha Pabrik Etil Alkohol 039/SOP-BC/KPU B/2010

59. Pelayanan Pemberian NPPBKC Pengusaha Tempat Penyimpanan Etil Alkohol

040/SOP-BC/KPU B/2010

60. Pelayanan Pemberian NPPBKC Pengusaha Tempat Penjualan Eceran (TPE) Etil Alkohol

041/SOP-BC/KPU B/2010

61. Pelayanan Pemberian NPPBKC Pengusaha Tempat Penjualan Eceran (TPE) Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

042/SOP-BC/KPU B/2010

62. Penerbitan Surat Tugas Audit (Umum) 001/SOP-BC/KPU B/2011 63. Penerbitan Surat Tindak Lanjut Audit 002/SOP-BC/KPU B/2011 64. Penyusunan Daftar Rencana Obyek Audit (DROA) 003/SOP-BC/KPU B/2011 65. Evaluasi Dan Perekaman Hasil Audit Kepabeanan Dan Cukai 004/SOP-BC/KPU B/2011 66. Pelaksanaan Audit Kepabeanan Dan Cukai (Audit Umum) 005/SOP-BC/KPU B/2011 67. Pelayanan Pemberian Izin Impor Sementara 006/SOP-BC/KPU B/2011 68. Pelayanan Pemberian Izin Pemasukan Dan Pengeluaran

Pengemas Yang Dipakai Berulangkali (Returnable Package) 007/SOP-BC/KPU B/2011

69. Pelayanan Pemecahan Pos BC 1.1 008/SOP-BC/KPU B/2011 70. Penetapan Barang Tidak Dikuasai (BCF 1.5) 009/SOP-BC/KPU B/2011 71. Pelayanan Reekspor BC 1.2 010/SOP-BC/KPU B/2011

72. Pelayanan Redress Manifest 011/SOP-BC/KPU B/2011 73. Pelayanan Penutupan Pos BC 1.1 012/SOP-BC/KPU B/2011

Page 12: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

74. Penerbitan Surat Pemberitahuan Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD)

013/SOP-BC/KPU B/2011

75. Pelayanan Pengeluaran Barang Dari Tempat Penimbunan Pabean Terhadap Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai Yangtelah Diselesaikan Kewajiban Kepabeanannya Oleh Pemilik

014/SOP-BC/KPU B/2011

76. Pelayanan Penyelesaian Barang Dinyatakan Tidak Dikuasai Dalam Hal BTD Dilelang

015/SOP-BC/KPU B/2011

77. Penerbitan Surat Usulan Peruntukan Barang Yang Menjadi Milik Negara (BMN) Kepada Direktur Jenderal Untuk Mendapat Persetujuan Peruntukkan BMN Dari Menteri Keuangan

016/SOP-BC/KPU B/2011

78. Pelayanan Pemberitahuan Pabean Pemasukan Barang Dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean Ke Kawasan Bebas

017/SOP-BC/KPU B/2011

79. Pelayanan Pengeluaran Barang Dari Kawasan Bebas Ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean Dengan Tulisan Di Atas Formulir (Manual)

018/SOP-BC/KPU B/2011

80. Pengumpulan, Penilaian Dan Analisis Data Atau Informasi Intelijen

019/SOP-BC/KPU B/2011

81. Penerbitan Nota Hasil Informasi (NHI) 020/SOP-BC/KPU B/2011 82. Penerbitan Rekomendasi Intelijen Lainnya 021/SOP-BC/KPU B/2011 83. Penerbitan Informasi Intelijen Lainnya 022/SOP-BC/KPU B/2011

84. Penyidikan Di Bidang Kepabeanan Dan Cukai 023/SOP-BC/KPU B/2011

85. Pengawasan Pembongkaran Crude Palm Oil Dan Turunannya 024/SOP-BC/KPU B/2011 86. Pengawasan Ship To Ship Dalam Rangka Ekspor 025/SOP-BC/KPU B/2011 87. Penetapan Barang Yang Dikuasai Negara Hasil Penindakan 026/SOP-BC/KPU B/2011 88. Evaluasi Kinerja Di Bidang Pelayanan, Pengawasan Dan

Administrasi Kepabeanan Dan Cukai 027/SOP-BC/KPU B/2011

89. Penanganan Pengaduan Masyarakat 028/SOP-BC/KPU B/2011 90. Pengawasan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pelayanan 029/SOP-BC/KPU B/2011 91. Pengawasan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pengawasan 030/SOP-BC/KPU B/2011 92. Pengawasan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Administrasi 031/SOP-BC/KPU B/2011 93. Pembayaran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor

Melalui Bank Devisa Persepsi Atau Pos Persepsi 032/SOP-BC/KPU B/2011

94. Pelayanan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Loket)

033/SOP-BC/KPU B/2011

95. Penyetoran PNBP (Bank) 034/SOP-BC/KPU B/2011 96. Penagihan Dengan SPKTNP/SPTNP/SPP/SPSA 035/SOP-BC/KPU B/2011 97. Administrasi Pelayanan Jaminan 036/SOP-BC/KPU B/2011 98. Penerbitan Surat Pencairan Jaminan (SPJ) 037/SOP-BC/KPU B/2011 99. Pelayanan Pengembalian Jaminan 038/SOP-BC/KPU B/2011 100. Pelayanan Keberatan Dengan Bukti Penyerahan

Jaminan/Bukti Pelunasan Tagihan 039/SOP-BC/KPU B/2011

101. Penelitian Materiil Atas Keberatan Dengan Menyerahkan Jaminan

040/SOP-BC/KPU B/2011

102. Penolakan Keberatan Yang Tidak Memenuhi Persyaratan Formal

041/SOP-BC/KPU B/2011

103. Penerbitan Surat Teguran Dalam Rangka Penagihan 042/SOP-BC/KPU B/2011 104. Monitoring Penagihan 043/SOP-BC/KPU B/2011 105. Penerbitan Surat Paksa Dan Surat Pemberitahuan Piutang

Pajak 044/SOP-BC/KPU B/2011

Page 13: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Keterangan : SOP secara detil dapat dilihat pada lembar lanjutan Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal ini.

DIREKTUR JENDERAL, Ttd AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001

Page 14: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

STANDAR PROSEDUR OPERASI

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

1. Penerbitan Nota Hasil Intelijen (NHI) Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean

0001/SOP-BC/KPP MP/2008

2. Pengawasan Larangan dan/atau Pembatasan (Analyzing Point) Impor Secara Elektronik Dengan Media PDE Pada KPPBC Tipe Madya Pabean

0002/SOP-BC/KPP MP/2008

3. Pengawasan Larangan dan / atau Pembatasan (Analyzing Point) Ekspor Secara Elektronik Dengan Media PDE Pada KPPBC Tipe Madya Pabean

0003/SOP-BC/KPP MP/2008

4. Pelaporan Pelaksanaan Nota Hasil Intelijen (NHI) Oleh Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Pada KPPBC Tipe Madya Pabean

0004/SOP-BC/KPP MP/2008

5. Pelaporan Pelaksanaan Nota Hasil Intelijen (NHI) Oleh Kasubsi Penindakan Pada KPPBC Tipe Madya Pabean

0005/SOP-BC/KPP MP/2008

6. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor (P3C MMEA)

001/SOP-BC/KPP MP/2009

7. Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Manual

002/SOP-BC/KPP MP/2009

8. Pelayanan Penyelesaian Barang Awak Sarana Pengangkut 003/SOP-BC/KPP MP/2009 9. Pelayanan Penyelesaian Barang Pribadi Penumpang Yang

Tiba Bersama Penumpang 004/SOP-BC/KPP MP/2009

10. Pelayanan Penyelesaian Barang Pribadi Penumpang Yang Tidak Tiba Bersama Penumpang Dengan Menggunakan Customs Declaration

005/SOP-BC/KPP MP/2009

11. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Importir Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

006/SOP-BC/KPP MP/2009

12. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Pabrik Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

007/SOP-BC/KPP MP/2009

13. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Pabrik Etil Alkohol

008/SOP-BC/KPP MP/2009

14. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Tempat Penyimpanan Etil Alkohol

009/SOP-BC/KPP MP/2009

15. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Tempat Penjualan Eceran Etil Alkohol

010/SOP-BC/KPP MP/2009

16. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Tempat Penjualan Eceran Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

011/SOP-BC/KPP MP/2009

17. Pelayanan Penyelesaian Barang Impor Untuk Dipakai Jalur Hijau Dengan PIB Yang Disampaikan Melalui Sistem PDE Kepabeanan

012/SOP-BC/KPP MP/2009

18. Pelayanan Penyelesaian Barang Impor Untuk Dipakai Jalur MITA Prioritas Dengan PIB Yang Disampaikan Melalui Sistem PDE Kepabeanan

013/SOP-BC/KPP MP/2009

Page 15: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

19. Pelayanan Pengembalian Bea Masuk Berdasarkan Putusan Pengadilan Pajak

014/SOP-BC/KPP MP/2009

20. Pelayanan Pemberian Izin Impor Dengan Penangguhan Pembayaran Bea Masuk, Pajak Dalam Rangka Impor Dan/ Atau Cukai (Vooruitslag)

015/SOP-BC/KPP MP/2009

21. Pemberian Persetujuan Pemberitahuan Pendahuluan (Pre-Notification)

016/SOP-BC/KPP MP/2009

22. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

017/SOP-BC/KPP MP/2009

23. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan III/IV atau Eselon V/IV

018/SOP-BC/KPP MP/2009

24. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Eselon III

019/SOP-BC/KPP MP/2009

25. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

020/SOP-BC/KPP MP/2009

26. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Golongan III/IV atau Eselon V/IV

021/SOP-BC/KPP MP/2009

27. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Eselon III

022/SOP-BC/KPP MP/2009

28. Permohonan Penerbitan Kartu Istri/ Suami (KARIS/KARSU) 023/SOP-BC/KPP MP/2009 29. Mutasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil 001/SOP-BC/KPP MP/2010 30. Penerbitan Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala 002/SOP-BC/KPP MP/2010 31. Penerbitan Dan Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas

(SPPD) Jabatan 003/SOP-BC/KPP MP/2010

32. Penerbitan Dan Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Pindah

004/SOP-BC/KPP MP/2010

33. Tata Cara Penyegelan 005/SOP-BC/KPP MP/2010 34. Pemblokiran Kegiatan Kepabeanan Perusahaankarena

Eksistensi Diragukan 006/SOP-BC/KPP MP/2010

35. Pelayanan Pemberian Izin Impor Sementara 007/SOP-BC/KPP MP/2010 36. Pelayanan Pemberian Perpanjangan Izin Impor dengan

Penangguhan Pembayaran Bea Masuk, Pajak dalam Rangka Impor Dan/Atau Cukai (Vooruitslag)

008/SOP-BC/KPP MP/2010

37. Pelayanan Pemberian Izin Impor Kembali Barang Yang Telah Diekspor (Re-Impor)

009/SOP-BC/KPP MP/2010

38. Pelayanan Penerusan Keberatan Kepabeanan Ke Direktorat PPKC

010/SOP-BC/KPP MP/2010

39. Pelayanan Penerbitan Rekomendasi pemberian Izin Kawasan Berikat

011/SOP-BC/KPP MP/2010

40. Pelayanan Impor Barang Yang Mendapatkan Kemudahan Pelayanan Segera (Rush Handling)

012/SOP-BC/KPP MP/2010

41. Tatakerja Pengeluaran Barang Impor Dari Kawasan Pabean Untuk Diangkut Lanjut Tujuan Dalam Daerah Pabean

013/SOP-BC/KPP MP/2010

42. Tatakerja Pengeluaran Barang Impor Dari Kawasan Pabean Untuk Diangkut Lanjut Tujuan Luar Daerah Pabean

014/SOP-BC/KPP MP/2010

43. Pelayanan Permohonan Perizinan Returnable Package 015/SOP-BC/KPP MP/2010 44. Pelayanan Penyelesaian Returnable Package

016/SOP-BC/KPP MP/2010

Page 16: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

45. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan RKSP/JKSP Secara Manual (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

017/SOP-BC/KPP MP/2010

46. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan RKSP/JKSP Melalui Media Penyimpan Data Elektronik (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

018/SOP-BC/KPP MP/2010

47. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan Inward Manifest Melalui Media Penyimpan Data Elektronik (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

019/SOP-BC/KPP MP/2010

48. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan Outward Manifest Melalui Media Penyimpan Data Elektronik (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

020/SOP-BC/KPP MP/2010

49. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Importir Hasil Tembakau

021/SOP-BC/KPP MP/2010

50. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Pengusaha Pabrik Hasil Tembakau

022/SOP-BC/KPP MP/2010

51. Pelayanan Nota Kesepakatan Pertukaran Data Elektronik (PDE) Ekspor

023/SOP-BC/KPP MP/2010

52. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil Tembakau Pengajuan Awal Secara Elektronik

024/SOP-BC/KPP MP/2010

53. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil Tembakau Pengajuan Tambahan Secara Elektronik

025/SOP-BC/KPP MP/2010

54. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil Tembakau Pengajuan Tambahan Izin Direktur Jenderal Secara Elektronik

026/SOP-BC/KPP MP/2010

55. Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Elektronik

027/SOP-BC/KPP MP/2010

56. Pelayanan Penerbitan Keputusan Pembayaran Secara Berkala 028/SOP-BC/KPP MP/2010 57. Pelayanan Pengembalian Cukai Atas Pita Cukai Yang Rusak

Atau Tidak Dipakai 029/SOP-BC/KPP MP/2010

58. Pelayanan Pemberitahuan Barang Kena Cukai Berupa Hasil Tembakau Yang Selesai Dibuat

030/SOP-BC/KPP MP/2010

59. Pelayanan Permohonan Penundaan Pembayaran Cukai Atas Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau

031/SOP-BC/KPP MP/2010

60. Pengolahan Kembali Atau Pemusnahan BKC Yang Pelunasan Cukainya Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai Yang Berasal Dari Peredaran Bebas

032/SOP-BC/KPP MP/2010

61. Pelayanan Permohonan Pengolahan Kembali Atau Pemusnahan BKC Yg Pelunasan Cukainya Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai Yg Masih Berada Di Dalam Pabrik (PBCK-7/PBCK-3)

033/SOP-BC/KPP MP/2010

62. Pelayanan Permohonan Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau Untuk Merek Baru

034/SOP-BC/KPP MP/2010

63. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Importir Etil Alkohol

035/SOP-BC/KPP MP/2010

64. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Penyalur Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

036/SOP-BC/KPP MP/2010

65. Penerimaan dan Pendistribusian Dokumen PIB Jalur Merah 001/SOP-BC/KPP MP/2011

66. Administrasi Surat Keluar 002/SOP-BC/KPP MP/2011

Page 17: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

67. Administrasi Surat Masuk 003/SOP-BC/KPP MP/2011

68. Pelayanan Permohonan Izin Penimbunan Barang Impor Di Gudang Atau Lapangan Penimbunan Milik Importir Non MITA

004/SOP-BC/KPP MP/2011

69. Penyelesaian Permohonan Pemeriksaan Fisik Barang Impor di Gudang Atau Lapangan Penimbunan Milik Importir Non MITA

005/SOP-BC/KPP MP/2011

70. Pelayanan Pemasukan Barang Ekspor Ke Kawasan Pabean Oleh Petugas Gate Eskpor

006/SOP-BC/KPP MP/2011

71. Administrasi Barang Contoh 007/SOP-BC/KPP MP/2011

72. Tatakerja Pelayanan Impor dengan Menggunakan PIBK 008/SOP-BC/KPP MP/2011

73. Pengembalian Barang Contoh 009/SOP-BC/KPP MP/2011

74. Pelayanan Penyuluhan / Sosialisasi Atas Permohonan Mitra Kerja

010/SOP-BC/KPP MP/2011

75. Pelayanan Sosialisasi Kepada Mitra Kerja 011/SOP-BC/KPP MP/2011

76. Press Release 012/SOP-BC/KPP MP/2011

77. Pelayanan Informasi Dan Bimbingan Kepatuhan Mitra Kerja 013/SOP-BC/KPP MP/2011

78. Tindak Lanjut Atas Laporan Evaluasi Kinerja 014/SOP-BC/KPP MP/2011

79. Penerbitan Surat Teguran Dalam Rangka Penagihan 015/SOP-BC/KPP MP/2011

80. Penerbitan Surat Paksa Dan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak

016/SOP-BC/KPP MP/2011

Keterangan : SOP secara detil dapat dilihat pada lembar lanjutan Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal ini.

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001

Page 18: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

STANDAR PROSEDUR OPERASI

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA CUKAI

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

1. Penerbitan Nota Hasil Intelijen (NHI) Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai

0001/SOP-BC/KPP MC/2008

2. Pengawasan Larangan dan/atau Pembatasan (Analyzing Point) Impor Secara Elektronik Dengan Media PDE Pada KPPBC Tipe Madya Cukai

0002/SOP-BC/KPP MC/2008

3. Pengawasan Larangan dan/atau Pembatasan (Analyzing Point) Ekspor Secara Elektronik Dengan Media PDE Pada KPPBC Tipe Madya Cukai

0003/SOP-BC/KPP MC/2008

4. Pelaporan Pelaksanaan Nota Hasil Intelijen (NHI) Oleh Kepala Seksi Intelijen Dan Penindakan Pada KPPBC Tipe Madya Cukai

0004/SOP-BC/KPP MC/2008

5. Pelaporan Pelaksanaan Nota Hasil Intelijen (NHI) Oleh Kasubsi Penindakan Pada KPPBC Tipe Madya Cukai

0005/SOP-BC/KPPMC/2008

6. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol Asal Impor (P3C MMEA)

001/SOP-BC/KPP MC/2009

7. Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Manual

002/SOP-BC/KPP MC/2009

8. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Importir Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

003/SOP-BC/KPP MC/2009

9. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Pabrik Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

004/SOP-BC/KPP MC/2009

10. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Pabrik Etil Alkohol

005/SOP-BC/KPP MC/2009

11. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Tempat Penyimpanan Etil Alkohol

006/SOP-BC/KPP MC/2009

12. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Tempat Penjualan Eceran Etil Alkohol

007/SOP-BC/KPP MC/2009

13. Pelayanan Penerbitan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Tempat Penjualan Eceran Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

008/SOP-BC/KPP MC/2009

14. Pelayanan Pengembalian Bea Masuk Berdasarkan Putusan Pengadilan Pajak

009/SOP-BC/KPP MC/2009

15. Pelayanan Pemberian Izin Impor Dengan Penangguhan Pembayaran Bea Masuk, Pajak Dalam Rangka Impor Dan/ Atau Cukai (Vooruitslag)

010/SOP-BC/KPP MC/2009

16. Pemberian Persetujuan Pemberitahuan Pendahuluan (Pre-Notification)

011/SOP-BC/PKP MC/2009

17. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil Tembakau Pengajuan Awal Secara Elektronik

012/SOP-BC/KPP MC/2009

18. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil 013/SOP-BC/KPP MC/2009

Page 19: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP Tembakau Pengajuan Tambahan Secara Elektronik

19. Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Elektronik

014/SOP-BC/KPP MC/2009

20. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

015/SOP-BC/KPP MC/2009

21. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Golongan III/IV atau Eselon V/IV

016/SOP-BC/KPP MC/2009

22. Pemberian Surat Izin Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil Eselon III

017/SOP-BC/KPP MC/2009

23. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II

018/SOP-BC/KPP MC/2009

24. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Golongan III/IV atau Eselon V/IV

019/SOP-BC/KPP MC/2009

25. Pemberian Surat Izin Cuti Bersalin Pegawai Negeri Sipil Eselon III

020/SOP-BC/KPP MC/2009

26. Permohonan Penerbitan Kartu Istri/ Suami (KARIS/KARSU)

021/SOP-BC/KPP MC/2009

27. Mutasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil 001/SOP-BC/KPP MC/2010 28. Penerbitan Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala 002/SOP-BC/KPP MC/2010 29. Penerbitan Dan Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas

(SPPD) Jabatan 003/SOP-BC/KPP MC/2010

30. Penerbitan Dan Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) Pindah

004/SOP-BC/KPP MC/2010

31. Tata Cara Penyegelan 005/SOP-BC/KPP MC/2010 32. Pemblokiran Kegiatan Kepabeanan Perusahaan Karena

Eksistensi Diragukan 006/SOP-BC/KPP MC/2010

33. Pelayanan Pemberian Izin Impor Sementara 007/SOP-BC/KPP MC/2010 34. Pelayanan Pemberian Perpanjangan Izin Impor Dengan

Penangguhan Pembayaran Bea Masuk, Pajak Dalam Rangka Impor Dan/Atau Cukai (Vooruitslag)

008/SOP-BC/KPP MC/2010

35. Pelayanan Pemberian Izin Impor Kembali Barang Yang Telah Diekspor (Re-Impor)

009/SOP-BC/KPP MC/2010

36. Pelayanan Penerusan Keberatan Kepabeanan Ke Direktorat PPKC

010/SOP-BC/KPP MC/2010

37. Pelayanan Penerbitan Rekomendasi Pemberian Izin Kawasan Berikat

011/SOP-BC/KPP MC/2010

38. Pelayanan Impor Barang Yang Mendapatkan Kemudahan Pelayanan Segera (Rush Handling)

012/SOP-BC/KPP MC/2010

39. Tatakerja Pengeluaran Barang Impor Dari Kawasan Pabean Untuk Diangkut Lanjut Tujuan Dalam Daerah Pabean

013/SOP-BC/KPP MC/2010

40. Tatakerja Pengeluaran Barang Impor Dari Kawasan Pabean Untuk Diangkut Lanjut Tujuan Luar Daerah Pabean

014/SOP-BC/KPP MC/2010

41. Pelayanan Permohonan Perizinan Returnable Package 015/SOP-BC/KPP MC/2010 42. Pelayanan Penyelesaian Returnable Package 016/SOP-BC/KPP MC/2010

Page 20: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

43. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan RKSP/JKSP Secara Manual (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

017/SOP-BC/KPP MC/2010

44. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan RKSP/JKSP Melalui Media Penyimpan Data Elektronik (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

018/SOP-BC/KPP MC/2010

45. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan Inward Manifest Melalui Media Penyimpan Data Elektronik (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

019/SOP-BC/KPP MC/2010

46. Penyerahan Dan Penatausahaan Pemberitahuan Outward Manifest Melalui Media Penyimpan Data Elektronik (Untuk Sarana Pengangkut Melalui Laut)

020/SOP-BC/KPP MC/2010

47. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Importir Hasil Tembakau

021/SOP-BC/KPP MC/2010

48. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Pengusaha Pabrik Hasil Tembakau

022/SOP-BC/KPP MC/2010

49. Pelayanan Nota Kesepakatan Pertukaran Data Elektronik (PDE) Ekspor

023/SOP-BC/KPP MC/2010

50. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil Tembakau Pengajuan Tambahan Izin Direktur Jenderal Secara Elektronik

024/SOP-BC/KPP MC/2010

51. Pelayanan Penerbitan Keputusan Pembayaran Secara Berkala

025/SOP-BC/KPP MC/2010

52. Pelayanan Pengembalian Cukai Atas Pita Cukai Yang Rusak Atau Tidak Dipakai

026/SOP-BC/KPP MC/2010

53. Pelayanan Pemberitahuan Barang Kena Cukai Berupa Hasil Tembakau Yang Selesai Dibuat

027/SOP-BC/KPP MC/2010

54. Pelayanan Permohonan Penundaan Pembayaran Cukai Atas Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau

028/SOP-BC/KPP MC/2010

55. Pengolahan Kembali Atau Pemusnahan BKC Yang Pelunasan Cukainya Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai Yang Berasal Dari Peredaran Bebas

029/SOP-BC/KPP MC/2010

56. Pelayanan Permohonan Pengolahan Kembali Atau Pemusnahan BKC Yg Pelunasan Cukainya Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai Yg Masih Berada Di Dalam Pabrik (PBCK-7/PBCK-3)

030/SOP-BC/KPP MC/2010

57. Pelayanan Permohonan Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau Untuk Merek Baru

031/SOP-BC/KPP MC/2010

58. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Importir Etil Alkohol

032/SOP-BC/KPP MC/2010

59. Pelayanan Pemberian Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Penyalur Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

033/SOP-BC/KPP MC/2010

60. Penerimaan dan Pendistribusian Dokumen PIB Jalur Merah 001/SOP-BC/KPP MC/2011

61. Administrasi Surat Keluar 002/SOP-BC/KPP MC/2011

62. Administrasi Surat Masuk 003/SOP-BC/KPP MC/2011

Page 21: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

63. Pelayanan Permohonan Izin Penimbunan Barang Impor Di Gudang Atau Lapangan Penimbunan Milik Importir Non MITA

004/SOP-BC/KPP MC/2011

64. Penyelesaian Permohonan Pemeriksaan Fisik Barang Impor di Gudang Atau Lapangan Penimbunan Milik Importir Non MITA

005/SOP-BC/KPP MC/2011

65. Pelayanan Pemasukan Barang Ekspor Ke Kawasan Pabean Oleh Petugas Gate Eskpor

006/SOP-BC/KPP MC/2011

66. Administrasi Barang Contoh 007/SOP-BC/KPP MC/2011

67. Tatakerja Pelayanan Impor dengan Menggunakan PIBK 008/SOP-BC/KPP MC/2011

68. Pengembalian Barang Contoh 009/SOP-BC/KPP MC/2011

69. Penerbitan Surat Tugas Yang Ditandatangani Kepala Kantor

010/SOP-BC/KPP MC/2011

70. Pembayaran SPPD Dengan Uang Persediaan 011/SOP-BC/KPP MC/2011 71. Administrasi Daftar Kehadiran Pegawai dan Penyusunan

Laporan Ketertiban Bulanan Pegawai 012/SOP-BC/KPP MC/2011

72. Penatausahaan Berkas Pegawai Masuk (Mutasi) 013/SOP-BC/KPP MC/2011 73. Pengajuan Pensiun Untuk Pegawai yang Mencapai Batas

Usia Pensiun 014/SOP-BC/KPP MC/2011

74. Administrasi mutasi keluar pegawai 015/SOP-BC/KPP MC/2011 75. Pengajuan Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/

Lembaga (RKA/KL) 016/SOP-BC/KPP MC/2011

76. Penyusunan Laporan Keuangan 017/SOP-BC/KPP MC/2011 77. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) 018/SOP-BC/KPP MC/2011

78. Penyusunan Laporan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 019/SOP-BC/KPP MC/2011 79. Penyusunan Masukan Rencana Strategis (Renstra) 020/SOP-BC/KPP MC/2011 80. Permintaan Barang Persediaan 021/SOP-BC/KPP MC/2011 81. Administrasi BMN Pengadaan atas Beban APBN 022/SOP-BC/KPP MC/2011 82. Administrasi BMN Transfer Masuk 023/SOP-BC/KPP MC/2011 83. Distribusi Barang Persediaan 024/SOP-BC/KPP MC/2011 84. Pengajuan Pembayaran Gaji Pegawai 025/SOP-BC/KPP MC/2011 85. Pembayaran Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan

Negara 026/SOP-BC/KPP MC/2011

86. Penerbitan Nota Dinas Jadwal PPKP 027/SOP-BC/KPP MC/2011 87. Laporan Lima Belas Harian 028/SOP-BC/KPP MC/2011 88. Penyusunan Laporan Melanjutkan Pendidikan Di Luar

Kedinasan atas inisiatif sendiri 029/SOP-BC/KPP MC/2011

89. Penyusunan Laporan Selesai Melanjutkan Pendidikan Di Luar Kedinasan atas inisiatif sendiri

030/SOP-BC/KPP MC/2011

90. Laporan bulanan data Kepegawaian 031/SOP-BC/KPP MC/2011 91. Proses Pengajuan Permintaan Uang Persediaan (UP) 032/SOP-BC/KPP MC/2011 92. Pembayaran Biaya Langganan Daya dan Jasa 033/SOP-BC/KPP MC/2011 93. Pembuatan DP3 Pelaksana dan Eselon V 034/SOP-BC/KPP MC/2011 94. Pembuatan DP3 Eselon IV 035/SOP-BC/KPP MC/2011

Page 22: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

95. Penyusunan Laporan Bulanan SE-11 036/SOP-BC/KPP MC/2011 96. Penyusunan Summary Report 037/SOP-BC/KPP MC/2011 97. Pengembalian Cukai dan/ atau Sanksi Administrasi

Berupa Denda 038/SOP-BC/KPP MC/2011

98. Pelayanan Pemasukan Barang Kena Cukai (Bkc) Yang Belum Dilunasi Cukainya Yang Akan Digunakan Sebagai Bahan Baku Atau Bahan Penolong Yang Hasil Akhirnya Berupa Bkc Dari Pabrik Atau Tempat Penyimpanan Ke Pabrik Lainnya

039/SOP-BC/KPP MC/2011

99. Pelayanan Pengeluaran BKC dengan Dokumen PMBKC Pelunasan

040/SOP-BC/KPP MC/2011

100. Pelayanan Pengeluaran BKC dengan Dokumen PMBKC Tujuan Ekspor

041/SOP-BC/KPP MC/2011

101. Pelayanan Pengeluaran BKC yang Tidak Dipungut Cukai Ke/Dari Pabrik/ Tempat Penyimpanan Lainnya Berada dalam Pengawasan Satu KPPBC

042/SOP-BC/KPP MC/2011

102. Administrasi Pengembalian Pita Cukai Akhir Tahun 043/SOP-BC/KPP MC/2011 103. Penatausahaan dan Pelaporan Penerimaan 044/SOP-BC/KPP MC/2011 104. Penerbitan Surat Pemberitahunan Pengenaan Biaya

Pengganti (SPPBP) 045/SOP-BC/KPP MC/2011

105. Pelayanan Permohonan Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau

046/SOP-BC/KPP MC/2011

106. Penerbitan Surat Tagihan di Bidang Cukai (STCK-1) berdasarkan Nota pengenaan Sanksi Administrasi (NPSA)

047/SOP-BC/KPP MC/2011

107. Penerbitan Surat Tagihan di Bidang Cukai (STCK-2) 048/SOP-BC/KPP MC/2011 108. Pelayanan Pendaftaran PMBKC Tujuan Ekspor 049/SOP-BC/KPP MC/2011 109. Penerbitan Surat Tagihan di Bidang Cukai (STCK-1)

berdasarkan CK-1 (Utang cukai) yang Tidak Dibayar pada saat Jatuh Tempo atau Kekurangan Pembayaran Cukai

050/SOP-BC/KPP MC/2011

110. Pelayanan Pembelian Pita Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)

051/SOP-BC/KPP MC/2011

111. Administrasi Kedatangan Pita Cukai 052/SOP-BC/KPP MC/2011 112. Pelayanan Permohonan Penundaan Pembayaran Cukai

atas Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (revisi atas yang sudah ditetapkan)

053/SOP-BC/KPP MC/2011

113. Pengumpulan, Penilaian dan Analisis Informasi 054/SOP-BC/KPP MC/2011 114. Tatalaksana penindakan Kepabeanan dan Cukai 055/SOP-BC/KPP MC/2011 115. Pelaporan Data Penindakan 056/SOP-BC/KPP MC/2011 116. Tata Laksana Penyidikan di Bidang Kepabeanan dan Cukai 057/SOP-BC/KPP MC/2011 117. Tata Laksana Penanganan atas Dugaan Pelanggaran

Administrasi di Bidang Kepabeanan dan Cukai

058/SOP-BC/KPP MC/2011

118. Penatausahaan Barang Hasil Penindakan 059/SOP-BC/KPP MC/2011 119. Pelaporan Data Penyidikan dan BHP 060/SOP-BC/KPP MC/2011 120. Penanganan Perkara 061/SOP-BC/KPP MC/2011 121. Penerbitan NHI 062/SOP-BC/KPP MC/2011 122. Penerbitan Rekomendasi Lainnya 063/SOP-BC/KPP MC/2011 123. Penerbitan Informasi Intelijen Lainnya 064/SOP-BC/KPP MC/2011

Page 23: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. JUDUL SOP NOMOR SOP

124. Pelayanan Penyuluhan/ Sosialisasi atas Permohonan Pengguna Jasa/ Stakeholder (sebagai Narasumber/ Pembicara)

065/SOP-BC/KPP MC/2011

125. Pelayanan Penyuluhan/ Sosialisasi kepada Pengguna Jasa/ Stakeholder

066/SOP-BC/KPP MC/2011

126. Press release 067/SOP-BC/KPP MC/2011 127. Up date Web Site 068/SOP-BC/KPP MC/2011 128. Layanan Informasi dan Bimbingan Kepatuhan Pengguna

Jasa 069/SOP-BC/KPP MC/2011

129. Pelaksanaan PKPT Pelayanan dan Administrasi 070/SOP-BC/KPP MC/2011 130. Pelaksanaan PKPT Pengawasan 071/SOP-BC/KPP MC/2011 131. Penanganan Informasi dan Laporan Kinerja 072/SOP-BC/KPP MC/2011 132. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil

Tembakau Pengajuan Awal Dan Tambahan Secara Manual 073/SOP-BC/KPP MC/2011

133. Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) Hasil Tembakau Pengajuan Awal Dan Tambahan Secara Elektronik

074/SOP-BC/KPP MC/2011

Keterangan : SOP secara detil dapat dilihat pada lembar lanjutan Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal ini.

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd

AGUNG KUSWANDONO NIP 19670329 199103 1 001

Page 24: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

NOMOR KEP- /BC/2011

TENTANG

PERUBAHAN KEENAM ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-90/BC/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR PROSEDUR OPERASI

DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Page 25: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 001/SOP-BC/CUKAI/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT CUKAI

STANDAR PROSEDUR OPERASI

PELAYANAN PERMOHONAN PENYEDIAAN PITA CUKAI (P3C) HASIL TEMBAKAU PENGAJUAN AWAL DAN TAMBAHAN DI KANTOR PUSAT

YANG DIAJUKAN SECARA MANUAL

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2008 tentang Pelunasan Cukai. 3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-16/BC/2008 tentang Penyediaan dan

Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau sebagaimana diubah terkahir dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-19/BC/2011.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan pelayanan permohonan penyediaan pita cukai (P3C) hasil tembakau pengajuan awal dan tambahan di Kantor Pusat DJBC yang diajukan secara manual, dimulai sejak diterimanya dokumen P3C Pengajuan Awal dari tambahan oleh Direktur Cukai sampai dengan diserahkannya siap dikirimkannya pita cukai disertai Daftar Pengiriman Pita Cukai (DP2C).

2. Permohonan Penyediaan Pita Cukai yang selanjutnya disingkat P3C adalah dokumen cukai yang digunakan pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau untuk mengajukan permohonan penyediaan pita cukai sebelum pengajuan dokumen pemesanan pita cukai (CK-1).

3. Tujuan penyediaan pita cukai hasil tembakau adalah menjamin tersedianya pita cukai yang dibutuhkan pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau.

4. Terhadap pita cukai yang disediakan berdasarkan P3C Pengajuan Awal yang tidak direalisasikan dengan CK-1, dikenakan biaya pengganti penyediaan pita cukai.

5. Unit pelaksana SOP ini adalah Direktorat Cukai Kantor Pusat DJBC.

PERSYARATAN:

1. KPPBC belum memiliki SAC Sentralisasi.

2. P3C Pengajuan Awal hanya dapat diajukan oleh pengusaha pabrik atau importir HT dalam hal :

a. telah memiliki Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) dan NPPBKC tersebut tidak dalam keadaan dibekukan;

b. tidak memiliki utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan cukai, dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang belum dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo; dan/atau

c. telah melunasi biaya pengganti penyediaan pita cukai dalam waktu yang ditetapkan

3. P3C pengajuan awal dapat diajukan mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 untuk kebutuhan 1 bulan berikutnya kepada Kepala KPPBC.

4. P3C Pengajuan Awal hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode persediaan untuk setiap jenis pita cukai.

5. Dikecualikan dari batas waktu P3C Pengajuan Awal : a. pengusaha baru mendapatkan NPPBKC; b. pengusaha mengalami kenaikan golongan; c. pengusaha yang NPPBKC-nya diaktifkan kembali setelah pembekuannya dicabut; d. untuk kebutuhan pita cukai bulan Januari; atau e. terdapat kebijakan di bidang tarif cukai atau HJE.

6. Pengusaha dapat mengajukan P3C pengajuan tambahan kepada Kepala KPPBC dalam hal pita cukai yang telah disediakan berdasarkan P3C pengajuan awal tidak mencukupi

7. P3C pengajuan tambahan hanya dapat diajukan paling lambat pada tanggal 20 pada bulan pengajuan CK-1.

8. Jenis pita cukai yang diajukan pada P3C pengajuan tambahan, sama dengan jenis pita cukai pada P3C pengajuan awal untuk periode yang sama.

Page 26: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

9. Jumlah pita cukai yang diajukan oleh pengusaha pada P3C Pengajuan Awal untuk setiap jenis pita cukai :

a. paling banyak 100% (seratus persen) dari rata-rata per bulan jumlah pita cukai yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C Pengajuan Awal, dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik; atau

b. dalam hal data rata-rata per bulan jumlah yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C Pengajuan Awal untuk jenis pita cukai yang diajukan tidak tersedia, jumlah pita cukai yang dapat diajukan sesuai kebutuhan per bulan dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.

10. Dalam hal jumlah pita cukai yang dapat diajukan dengan P3C Pengajuan Awal kurang dari 10 (sepuluh) lembar, maka jumlah pengajuan pita cukai dalam P3C Pengajuan Awal adalah 10 (sepuluh) lembar.

11. Pembulatan jumlah pita cukai yang diajukan dengan P3C dilakukan dengan cara membulatkan jumlah ke bawah dan harus dalam kelipatan 10.

12. Jumlah pita cukai yang diajukan dalam P3C pengajuan tambahan paling banyak 50% untuk setiap jenis pita cukai dari P3C pengajuan awal dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU:

Pelayanan P3C Pengajuan Awal Hasil Tembakau dilaksanakan paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja, yang terbagi dalam tiga tahapan, yaitu:

1. Penerimaan P3C sampai dengan penerbitan Order Bea Cukai (OBC) paling lama 2 (dua) hari.

2. Pencetakan Pita Cukai dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari.

3. Penerimaan dan penyiapan pita cukai untuk dikirim ke KPPBC dilaksanakan paling lama 5 (lima) hari.

Mengetahui: Sekretaris Direktorat Jenderal

ttd

Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 27: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. AKTIVITAS DIREKTUR CUKAIKASUBDIT PITA CUKAI

DAN TANDA PELUNASAN CUKAI LAINNYA

KASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN PITA

CUKAI DAN TANDA PELUNASAN CUKAI

LAINNYA

PELAKSANA PADA SEKSI PENYIMPANAN DAN

PENDISTRIBUSIAN PITA CUKAI DAN TANDA PELUNASAN CUKAI

LAINNYA

KASI PENYEDIAAN PITA CUKAI DAN TANDA

PELUNASAN CUKAI LAINNYA

PELAKSANA PADA SEKSI PENYEDIAAN PITA CUKAI DAN

TANDA PELUNASAN CUKAI LAINNYA/SAC

PENCETAK PITA CUKAI KPPBC/KPU

1. Direktur Cukai menerima P3C lembar ke-2 dariKPPBC kemudian memberikan disposisi untukdiproses lebih lanjut kepada Kasubdit Pita Cukaidan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya

2 Kasubdit Pita Cukai dan Tanda Pelunasan CukaiLainnya menerima P3C lembar ke-2 kemudianmendiposisikan kepada Kepala SeksiPenyediaan Pita Cukai dan Tanda PelunasanCukai Lainnya

3 Kepala Seksi Penyediaan Pita Cukai dan TandaPelunasan Cukai Lainnya menerima danmendisposisikan P3C kepada pelaksana untukditeliti dan dibukukan

4 Pelaksana pada Seksi Penyediaan Pita Cukaidan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya menerimadisposisi dan P3C kemudian membukukandalam buku bambu P3C

5 Pelaksana pada Seksi Penyediaan Pita Cukaidan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya melakukanperekaman P3C ke dalam komputer sertamenyimpan berkasnya

6 Pelaksana pada Seksi Penyediaan Pita Cukaidan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya menelitiulang kembali data P3C yang telah disimpandalam komputer dengan berkas hard copy P3Ckemudian membuat usulan pesanan pita cukai(konsep OBC) asal impor berdasar P3Csecara berjenjang diserahkan kepada KasubditPita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya

7 Kepala Seksi Penyediaan Pita Cukai dan TandaPelunasan Cukai Lainnya meneliti danmembubuhkan paraf pada konsep OBC

8 Kasubdit Pita Cukai dan Tanda Pelunasan CukaiLainnya meneliti dan menandatangani OBC

9 Kepala Seksi Penyediaan Pita Cukai dan TandaPelunasan Cukai Lainnya menerima OBC yangtelah ditandatangani Kasubdit Pita Cukai danTanda Pelunasan Cukai Lainnya kemudianmendisposisikan kepada pelaksana untukmelakukan pengecekan ulang, mengarsip uruttanggal, dan mengirim ke penyedia pita cukai

10 Pelaksana menerima OBC,mengadministrasikan dan mengirimkan OBCkepada Pencetak Pita Cukai

11 Pencetak Pita Cukai menerima, mencetak pitacukai sesuai dengan OBC, Setelah selesaikemudian mengirimkan pita cukai ke SeksiPenyediaan Pita Cukai dan Tanda PelunasanCukai Lainnya dengan Berita Acara SerahTerima

12 Kepala Seksi Penyediaan menerima pita cukai,Berita Acara dan mendisposisikan kepadapelaksana untuk memeriksa

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PELAYANAN PERMOHONAN PENYEDIAAN PITA CUKAI (P3C)

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAIDIREKTORAT CUKAI

HASIL TEMBAKAU PENGAJUAN AWAL DAN TAMBAHAN DI KANTOR PUSAT YANG DIAJUKAN SECARA MANUAL

STANDAR PROSEDUR OPERASI

MULAI

MENERIMA DAN

MENDISPO-SISI

MENERIMA DAN

MENDISPO-SISI

KONSEP OBC

MENELITI ULANG &

MEMBUAT OBC

MENERIMA DAN

MENDISPO-SISI

2 P3C MMEA

MENERIMA DAN

MEMBUKU-KAN

BUKU BAMBU

P3C MMEA

2 P3C MMEA

D

DATA BASE

MEREKAM DATA P3C MMEA

MENELITI DAN

MEMPARAF

MENELITI DAN

MENANDA-TANGANI

D

OBC

MENERIMA DAN

MENDISPOSISI

MENERIMA DAN

MENGAD-MINISTRA-

SIKAN

BAST DARI PENYEDIA PC

OBC

PITA CUKAI

MENERIMA, MEMERIKSA

PC & MEMBUAT

BAST

1

2

NOMOR : 001/SOP-BC/CUKAI/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 28: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. AKTIVITAS DIREKTUR CUKAIKASUBDIT PITA CUKAI

DAN TANDA PELUNASAN CUKAI LAINNYA

KASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN PITA

CUKAI DAN TANDA PELUNASAN CUKAI

LAINNYA

PELAKSANA PADA SEKSI PENYIMPANAN DAN

PENDISTRIBUSIAN PITA CUKAI DAN TANDA PELUNASAN CUKAI

LAINNYA

KASI PENYEDIAAN PITA CUKAI DAN TANDA

PELUNASAN CUKAI LAINNYA

PELAKSANA PADA SEKSI PENYEDIAAN PITA CUKAI DAN

TANDA PELUNASAN CUKAI LAINNYA/SAC

PENCETAK PITA CUKAI KPPBC/KPU

13 pelaksana melakukan pemeriksaan- dalam hal tidak sesuai, pelaksana membuat BA hasil pemeriksaan agar BAST disesuaikan- dalam hal sesuai, meneruskan kepada Kepala Seksi penyediaan

14 Kepala seksi penyediaan menandatangani BASTdan menyampaikan pita cukai disertai BAkepada Kepala Seksi Penyimpanan danpendistribusian Pita Cukai dan TPCL (KepalaSeksi Penyimpanan)

15 Kepala Seksi Penyimpanan menerima pita cukaidan BA

16 pelaksana melakukan pemeriksaan- dalam hal tidak sesuai, pelaksana membuat BA hasil pemeriksaan agar BA disesuaikan- dalam hal sesuai, merekam BA ke dalam SAC

17 Pelaksana pada Seksi Penyimpanan menerimadan memeriksa disposisi, BA, pita cukaikemudian mengirim tembusan BA ke SeksiPenyediaan, dan menyimpan pita cukai diGudang Pita Cukai. Pita Cukai yang diterimaakan direkam di komputer untuk diperhitungkandengan CK-1A yang diajukan oleh importir

- Dalam hal penyediaan kantor Pita Cukai disimpan di gudang pita cukai

- dalam hal penyediaan KPPBC, pita cukai dikirimkan ke KPPBC yang bersangkutan dengan disertai DP2C

Mengetahui:Sekretaris Direktorat Jenderal

ttd

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

MEREKAM

PEMISAHAN LOKASI

PENYEDIAAN

END

MENERIMA, MEMERIKSA & MENANDA

TANGANI

MENANDA- TANGANI

BAST

BA

BAST DARI PENYEDIA PC

PITA CUKAI

BA

MENERIMA, MEMERIKSA

PC & MEMBUAT

BAST

SESUAI?

MEMBUAT BA HASIL

PEMERIKSAAN

BA

PITA CUKAI

Y

N

MENERIMA & MEMERIKSA,

SESUAI?

Y

N

MEMBUAT BA HASIL

PEMERIKSAAN

BA

PENYEDIAAN KPPBC

PENYEDIAAN KP

MENYIMPAN PC

MEMBUAT DP2C DAN MENGIRIM KAN PC

DP2C

PITA CUKAI

DP2C

PITA CUKAI

SELESAI

1 2

Page 29: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 002/SOP-BC/CUKAI/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT CUKAI

STANDAR PROSEDUR OPERASI

PELAYANAN PERMOHONAN PENYEDIAAN PITA CUKAI (P3C) HASIL TEMBAKAU PENGAJUAN AWAL DAN TAMBAHAN DI KANTOR PUSAT

YANG DIAJUKAN SECARA ELEKTRONIK

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2008 tentang Pelunasan Cukai. 3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-16/BC/2008 tentang Penyediaan dan

Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau sebagaimana diubah terkahir dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-19/BC/2011.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan pelayanan permohonan penyediaan pita cukai (P3C) hasil tembakau pengajuan awal dan tambahan di Kantor Pusat DJBC yang diajukan secara manual, dimulai sejak diterimanya dokumen P3C Pengajuan Awal dari tambahan oleh Direktur Cukai sampai dengan diserahkannya siap dikirimkannya pita cukai disertai Daftar Pengiriman Pita Cukai (DP2C).

2. Permohonan Penyediaan Pita Cukai yang selanjutnya disingkat P3C adalah dokumen cukai yang digunakan pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau untuk mengajukan permohonan penyediaan pita cukai sebelum pengajuan dokumen pemesanan pita cukai (CK-1).

3. Tujuan penyediaan pita cukai hasil tembakau adalah menjamin tersedianya pita cukai yang dibutuhkan pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau.

4. Terhadap pita cukai yang disediakan berdasarkan P3C Pengajuan Awal yang tidak direalisasikan dengan CK-1, dikenakan biaya pengganti penyediaan pita cukai.

5. Unit pelaksana SOP ini adalah Direktorat Cukai Kantor Pusat DJBC.

PERSYARATAN:

1. KPPBC belum memiliki SAC Sentralisasi.

2. P3C Pengajuan Awal hanya dapat diajukan oleh pengusaha pabrik atau importir HT dalam hal :

a. telah memiliki Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) dan NPPBKC tersebut tidak dalam keadaan dibekukan;

b. tidak memiliki utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan cukai, dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang belum dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo; dan/atau

c. telah melunasi biaya pengganti penyediaan pita cukai dalam waktu yang ditetapkan

3. P3C pengajuan awal dapat diajukan mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 untuk kebutuhan 1 bulan berikutnya kepada Kepala KPPBC.

4. P3C Pengajuan Awal hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode persediaan untuk setiap jenis pita cukai.

5. Dikecualikan dari batas waktu P3C Pengajuan Awal : a. pengusaha baru mendapatkan NPPBKC; b. pengusaha mengalami kenaikan golongan; c. pengusaha yang NPPBKC-nya diaktifkan kembali setelah pembekuannya dicabut; d. untuk kebutuhan pita cukai bulan Januari; atau e. terdapat kebijakan di bidang tarif cukai atau HJE.

6. Pengusaha dapat mengajukan P3C pengajuan tambahan kepada Kepala KPPBC dalam hal pita cukai yang telah disediakan berdasarkan P3C pengajuan awal tidak mencukupi

7. P3C pengajuan tambahan hanya dapat diajukan paling lambat pada tanggal 20 pada bulan pengajuan CK-1.

8. Jenis pita cukai yang diajukan pada P3C pengajuan tambahan, sama dengan jenis pita cukai pada P3C pengajuan awal untuk periode yang sama.

Page 30: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

9. Jumlah pita cukai yang diajukan oleh pengusaha pada P3C Pengajuan Awal untuk setiap jenis pita cukai :

a. paling banyak 100% (seratus persen) dari rata-rata per bulan jumlah pita cukai yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C Pengajuan Awal, dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik; atau

b. dalam hal data rata-rata per bulan jumlah yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C Pengajuan Awal untuk jenis pita cukai yang diajukan tidak tersedia, jumlah pita cukai yang dapat diajukan sesuai kebutuhan per bulan dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.

10. Dalam hal jumlah pita cukai yang dapat diajukan dengan P3C Pengajuan Awal kurang dari 10 (sepuluh) lembar, maka jumlah pengajuan pita cukai dalam P3C Pengajuan Awal adalah 10 (sepuluh) lembar.

11. Pembulatan jumlah pita cukai yang diajukan dengan P3C dilakukan dengan cara membulatkan jumlah ke bawah dan harus dalam kelipatan 10.

12. Jumlah pita cukai yang diajukan dalam P3C pengajuan tambahan paling banyak 50% untuk setiap jenis pita cukai dari P3C pengajuan awal dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU:

Pelayanan P3C Pengajuan Awal Hasil Tembakau dilaksanakan paling lama 21 (dua puluh satu) hari kerja, yang terbagi dalam tiga tahapan, yaitu:

1. Penerbitan Order Bea Cukai (OBC) paling lama 2 (dua) hari.

2. Pencetakan Pita Cukai dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari.

3. Penerimaan dan penyiapan pita cukai untuk dikirim ke KPPBC dilaksanakan paling lama 5 (lima) hari.

Mengetahui: Sekretaris Direktorat Jenderal

ttd

Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 31: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. AKTIVITAS SISTEM APLIKASI CUKAI (SAC)

KASUBDIT PITA CUKAI DAN TANDA PELUNASAN

CUKAI LAINNYA

KASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN PITA

CUKAI DAN TANDA PELUNASAN CUKAI

LAINNYA

PELAKSANA PADA SEKSI PENYIMPANAN DAN

PENDISTRIBUSIAN PITA CUKAI DAN TANDA PELUNASAN CUKAI

LAINNYA

KASI PENYEDIAAN PITA CUKAI DAN TANDA PELUNASAN

CUKAI LAINNYA

PELAKSANA PADA SEKSI PENYEDIAAN PITA CUKAI DAN

TANDA PELUNASAN CUKAI LAINNYA/SAC

PENCETAK PITA CUKAI KPPBC/KPU

1. Sistem Aplikasi Cukai (SAC) meneruskan dataP3C dari KPPBC

6 Pelaksana pada Seksi Penyediaan Pita Cukaidan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya menelitiulang kembali data P3C kemudian membuatusulan pesanan pita cukai (konsep OBC) asalimpor berdasar P3C secara berjenjangdiserahkan kepada Kasubdit Pita Cukai danTanda Pelunasan Cukai Lainnya

7 Kepala Seksi Penyediaan Pita Cukai dan TandaPelunasan Cukai Lainnya meneliti danmembubuhkan paraf pada konsep OBC

8 Kasubdit Pita Cukai dan Tanda Pelunasan CukaiLainnya meneliti dan menandatangani OBC

9 Kepala Seksi Penyediaan Pita Cukai dan TandaPelunasan Cukai Lainnya menerima OBC yangtelah ditandatangani Kasubdit Pita Cukai danTanda Pelunasan Cukai Lainnya kemudianmendisposisikan kepada pelaksana untukmelakukan pengecekan ulang, mengarsip uruttanggal, dan mengirim ke penyedia pita cukai

10 Pelaksana menerima OBC, mengadministrasikan dan mengirimkan OBC kepada Pencetak PitaCukai

11 Pencetak Pita Cukai menerima, mencetak pitacukai sesuai dengan OBC, Setelah selesaikemudian mengirimkan pita cukai ke SeksiPenyediaan Pita Cukai dan Tanda PelunasanCukai Lainnya dengan Berita Acara SerahTerima

12 Kepala Seksi Penyediaan menerima pita cukai,Berita Acara dan mendisposisikan kepadapelaksana untuk memeriksa

13 pelaksana melakukan pemeriksaan- dalam hal tidak sesuai, pelaksana membuat BA hasil pemeriksaan agar BAST disesuaikan- dalam hal sesuai, meneruskan kepada Kepala Seksi penyediaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PELAYANAN PERMOHONAN PENYEDIAAN PITA CUKAI (P3C)

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAIDIREKTORAT CUKAI

HASIL TEMBAKAU PENGAJUAN AWAL DAN TAMBAHAN DI KANTOR PUSAT YANG DIAJUKAN SECARA ELEKTRONIK

STANDAR PROSEDUR OPERASI

MULAI

KONSEP OBC

MENELITI ULANG &

MEMBUAT OBC

MENELITI DAN

MEMPARAF

MENELITI DAN

MENANDA-TANGANI

D

OBC

MENERIMA DAN

MENDISPOSISI

MENERIMA DAN

MENGAD-MINISTRA-

SIKAN

BAST DARI PENYEDIA PC

OBC

PITA CUKAI

MENERIMA, MEMERIKSA

PC & MEMBUAT

BAST

MENERIMA, MEMERIKSA

PC & MEMBUAT

BAST

SESUAI?

MEMBUAT BA HASIL

PEMERIKSAAN

BA

Y

N

MENERUSKAN P3C SECARA

ELEKSTRONIK

DATA P3C

1

NOMOR : 002/SOP-BC/CUKAI/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 32: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. AKTIVITAS SISTEM APLIKASI CUKAI (SAC)

KASUBDIT PITA CUKAI DAN TANDA PELUNASAN

CUKAI LAINNYA

KASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN PITA

CUKAI DAN TANDA PELUNASAN CUKAI

LAINNYA

PELAKSANA PADA SEKSI PENYIMPANAN DAN

PENDISTRIBUSIAN PITA CUKAI DAN TANDA PELUNASAN CUKAI

LAINNYA

KASI PENYEDIAAN PITA CUKAI DAN TANDA PELUNASAN

CUKAI LAINNYA

PELAKSANA PADA SEKSI PENYEDIAAN PITA CUKAI DAN

TANDA PELUNASAN CUKAI LAINNYA/SAC

PENCETAK PITA CUKAI KPPBC/KPU

14 Kepala seksi penyediaan menandatangani BASTdan menyampaikan pita cukai disertai BAkepada Kepala Seksi Penyimpanan danpendistribusian Pita Cukai dan TPCL (KepalaSeksi Penyimpanan)

15 Kepala Seksi Penyimpanan menerima pita cukaidan BA

16 pelaksana melakukan pemeriksaan- dalam hal tidak sesuai, pelaksana membuat BA hasil pemeriksaan agar BA disesuaikan- dalam hal sesuai, merekam BA ke dalam SAC

17 Pelaksana pada Seksi Penyimpanan menerimadan memeriksa disposisi, BA, pita cukaikemudian melakukan perekaman pada SACSAC akan melakukan pemisahan lokasipenyediaan

- Dalam hal penyediaan kantor Pita Cukai disimpan di gudang pita cukai

- dalam hal penyediaan KPPBC, pita cukai dikirimkan ke KPPBC yang bersangkutan dengan disertai DP2C

Mengetahui:Sekretaris Direktorat Jenderal

ttd

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

MEREKAM

PEMISAHAN LOKASI

PENYEDIAAN

END

MENERIMA, MEMERIKSA & MENANDA

TANGANI

MENANDA- TANGANI

BAST

BA

BAST DARI PENYEDIA PC

PITA CUKAI

BA

PITA CUKAI

MENERIMA & MEMERIKSA,

SESUAI?

Y

N

MEMBUAT BA HASIL

PEMERIKSAAN

BA

PENYEDIAAN KPPBC

PENYEDIAAN KP

MENYIMPAN PC

MEMBUAT DP2C DAN MENGIRIM KAN PC

DP2C

PITA CUKAI

DP2C

PITA CUKAI

SELESAI

1

Page 33: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 001/SOP-BC/TK/2011 Tanggal : 28 Desember 2011

Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN ATAS PENERUSAN USULAN PERUNTUKAN BARANG MILIK NEGARA

DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2006. 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 39 Tahun 2007. 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.04/2010 tentang ........................................................................ 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.04/2011 tentang Penyelesaian Terhadap Barang Yang

Dinyatakan Tidak Dikuasai, Dikuasai Negara dan Milik Negara.

DESKRIPSI : 1. SOP ini menjelaskan proses penerusan usulan peruntukan Barang Milik Negara (BMN) dari Direktorat

Penindakan dan Penyidikan / Kantor Wilayah DJBC / KPU BC / KPPBC kepada Menteri Keuangan, dimulai sejak penerimaan usulan peruntukan BMN sampai dengan terbitnya surat usulan peruntukan BMN dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai siap didistribusikan;

2. Penerusan usulan peruntukan BMN adalah penyampaian daftar BMN beserta usulan peruntukan antara lain : dilelang, dihibahkan, dimusnahkan, ditetapkan status penggunaannnya, dan/atau dihapuskan kepada Menteri Keuangan;

3. Unit Pelaksana SOP ini adalah Subdirektorat Impor Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

PERSYARATAN :

1. Direktur Penindakan dan Penyidikan / Kepala Kanwil DJBC / Kepala KPU BC / Kepala KPPBC mengajukan surat usulan peruntukan BMN yang dilengkapi dengan daftar BMN beserta usulan dilelang, dihibahkan, dimusnahkan, ditetapkan status penggunaannya, dan/atau dihapuskan;

2. Surat usulan dilampiri dengan Surat Keputusan Penetapan BMN serta perkiraan nilai barang.

BIAYA : Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU LAYANAN : Usulan peruntukan BMN diselesaikan selama-lamanya dalam waktu 14 hari kerja sejak usulan diterima lengkap

dan benar.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, ttd. Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 34: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Sekretaris Direktorat Jenderal,

ttd,-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

TU Direktur Teknis Kepabeananmengadministrasikan surat penerusan usulanBMN

Kasubdit Impor meneliti dan memaraf konsepsurat penerusan usulan BMN kemudianmenerukan ke Direktur Teknis Kepabeanan

Direktur Teknis Kepabeanan meneliti danmemaraf konsep surat penerusan usulan BMNdan menandatangani nota dinas ke DirekturJenderal kemudian diteruskan ke DirekturJenderal untuk keputusan lebih lanjut

Pelaksana Seksi TPS dan TPP melakukanpenelitian atas surat usulan BMN dan dokumenlampirannya,- dalam hal usulan belum lengkap dan benar,membuat konsep surat permintaan dokumen ataudata yang dibutuhkan kepada Kantor Pabean- dalam hal usulan sudah lengkap, melakukanupdate database .

Pelaksana Seksi TPS dan TPP melakukanupdate database aplikasi BMN dan membuatkonsep surat penerusan dan surat usulan BMN

Kasi TPS dan TPP meneliti dan memaraf konsepsurat penerusan usulan BMN kemudianmeneruskan ke Kasubdit Impor

Direktur Teknis Kepabeanan menerima danmendisposisikan kepada Kasubdit Impor

TU Subdit Impor menerima danmengadministrasikan surat usulan BMN yangtelah didisposisi oleh Direktur Teknis Kepabeanan

DIREKTUR JENDERALPELAKSANA SEKSI TPS dan TPPKASI TPS DAN TPP TU SUBDIT IMPOR

TU DIREKTUR TEKNIS

KEPABEANANAKTIVITAS

TU Direktur Teknis Kepabeanan menerima danmengadministrasikan surat usulan peruntukanBMN yang dilengkapi dengan SKEP BMN dandokumen pendukung lainnya dari Kantor Pabean

Kasi TPS dan TPP menerima dan mendisposisikepada pelaksana Seksi TPS dan TPP untukdilakukan update pada sistem aplikasi BMN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DIREKTORAT TEKNIS KEPABEANAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPENERUSAN USULAN PERUNTUKAN BMN

NO DIREKTUR TEKNIS KEPABEANAN KASUBDIT IMPOR

Kasubdit Impor menerima dan mendisposisikepada Kasi TPS dan TPP

SOP ADM. SURAT MASUK

SKEP BMN, SURAT USULAN

TELITI & DISPOSISI

SOP ADM. SURAT MASUK

TELITI & DISPOSISI

TELITI & DISPOSISI

LENGKAP?

TELITI & DISPOSISI

PERMINTAAN DOKUMEN

T

DATABASE

Y

KONSEP SURAT PENERUSAN & USULAN BMN

TELITI & PARAF

TELITI & PARAF

TELITI & PARAF

SOP ADM. SURAT KELUAR

SELESAI

MULAI

KONSEP SURAT PENERUSAN & USULAN BMN

BUAT KONSEP

UPDATE DATABASE

ADA?

CEK DATABASE

T

Y

BUAT KONSEP SURAT

PENERUSAN

NOTA DINAS DIREKTUR

NOMOR : 001/SOP-BC/TK/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 35: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 001/SOP-BC/P2/2011 Tanggal : 28 Desember 2011

Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERIMAAN PERKARA

DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2006. 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 39 Tahun 2007. 3. Undang-UndangNomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). 4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan

Cukai. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1996 tentang Penindakan di Bidang Kepabeanan 6. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penindakan di Bidang Cukai. 7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/KMK.05/1997 tentang Tata Laksana Penindakan di Bidang

Kepabeanan. 8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 92/KMK.05/1997 tentang Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana di

Bidang Kepabeanan dan Cukai. 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Penghentian, Pemeriksaan,

Penegahan, Penyegelan, Tindakan Berupa Tidak Melayani Pemesanan Pita Cukai atau Tanda Pelunasan Cukai Lainnya, dan Bentuk Surat Penindakan.

10. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-57/BC/1997 tentang Proses Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai.

11. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan.

DESKRIPSI : 1. SOP ini menggambarkan tentang tata cara penerimaan Laporan Pelanggaran (LP) dari Unit Penindakan atau

laporan dugaan pelanggaran pidana lainnya dari hasil pengembangan penyidikan, hasil penelitian dari unit lainnya, hasil tertangkap tangan atau penyerahan dari instansi lain, dimulai sejak diterimanya LP / laporan dugaan tindak pidana dari unit lainnya / surat pelimpahan perkara dari instansi lain oleh Kasubdit Penyidikan sampai dengan penunjukan dan penyampaian Lembar Penerimaan Perkara (LPP) kepada Tim Peneliti.

2. Tindak pidana Kepabeanan dan Cukai adalah setiap perbuatan yang diancam pidana dimaksud dalam UU No.17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas UU No.10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, dan UU No.39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas UU No.11 Tahun 1995 tentang Cukai.

3. Penerimaan perkara dilaksanakan berdasarkan LP oleh Unit Penindakan atau laporan dugaan pelanggaran pidana lainnya.

4. Pelaksanaan penerimaan perkara meliputi kegiatan : a. penerimaan LP dari unit penindakan atau instansi lain; b. penyampaian tanda terima atau respon elektronis; c. penuangan dalam LPP.

5. Unit Pelaksana SOP ini adalah Subdirektorat Penyidikan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

PERSYARATAN :

1. Laporan Pelanggaran dari unit penindakan diterima dalam hal dilengkapi dengan : a. Surat Bukti Penindakan, b. Laporan Tugas Penindakan, c. Dokumen lain yang terkait.

2. Laporan dugaan tindak pidana dari hasil pengembangan penyidikan, hasil penelitian dari unit lainnya dan hasil tertangkap tangan oleh Pejabat diterima dalam hal dilengkapi dengan sekurang-kurangnya dokumen hasil penelitian atau pemeriksaan yang terkait dengan dugaan pelanggaran pidana;

3. Surat pelimpahan perkara dari instansi lain diterima dalam hal dilengkapi dengan : a. Laporan Kejadian / Laporan Polisi, b. Hasil pemeriksaan (dituangkan dalam BAW) c. Terdapat kelengkapan / keberadaan barang hasil penindakan, dokumen / surat terkait saksi-saksi.

Page 36: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

BIAYA : Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU LAYANAN : Proses penghitungan waktu penerimaan perkara memerlukan waktu 1 (satu) hari.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, ttd,- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 37: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 Kasubdit Penyidikan menerima dan mendisposisi LaporanPelanggaran (LP) dari unit penindakan / penelitian unit lain /tertangkap tangan / instansi lain kepada Kasi Penyidikan

Lamp. LP dari unit penindakan :- Surat Bukti Penindakan- Laporan Tugas Penindakan- Dokumen terkait penindakan lainnya

Lamp. Laporan tindak pidana lainnya- Dokumen hasil penelitian / pemeriksaan terkait dugaan TP

Lamp. Pelimpahan perkara dari instansi lain- Laporan Kejadian / Laporan Polisi- Hasil pemeriksaan awal (BAW)- Resume Perkara / Hasil Penindakan

2 Kasi Penyidikan menerima dan mendisposisi LP dari unit lainkepada Peneliti Perkara

3 Peneliti Perkara menuangkan LP dari unit lain kedalam LembarPenerimaan Perkara (LPP) sebagai dasar untuk melakukanpenelititan pendahuluan serta membuat tanda terima penerimaanperkara / respon elektronik

4 Kepala Seksi Penyidikan meneliti dan menandatangani LPP danmenyampaikannya kepada Kasubdit Penyidikan

5 Kasubdit Penyidikan meneliti dan menandatangani LPP kemudianmendisposisikannya kepada Kasi Penyidikan

6 Kasi Penyidikan menerima LPP, menunjuk Tim Peneliti danmendisposisi LPP kepada Tim Peneliti melalui Peneliti Perkara

7 Peneliti Perkara menerima dan meneruskan LPP kepada TimPeneliti disertai berkas-berkas kemudian mengarsipkan LPP.

Sekretaris Direktorat Jenderal,

ttd,-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

KASI PENYIDIKANAKTIVITAS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURTATA CARA PENERIMAAN PERKARA

PENELITI PERKARA TIM PENELITI

DIREKTORAT PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN

NO KASUBDIT PENYIDIKAN

MULAI

TERIMA & DISPOSISI

LP / Laporan dari Unit Lain + Lampiran

TERIMA & DISPOSISI

LPP, TANDA TERIMA / RESPON

ELEKTRONIK

TELITI, TANDA

TANGAN

TELITI, TANDA

TANGAN, DISPOSISI

TERIMA, TUNJUK

TIM, DISPOSISI

TERIMA, TERUSKAN LPP, ARSIP

N

LPP + BERKAS-BERKAS

SELESAI

BUAT & TANDA

TANGAN LPP

LPP

LPP

NOMOR : 001/SOP-BC/P2/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 38: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 002/SOP-BC/P2/2011 Tanggal : 28 Desember 2011

Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERIMAAN DAN REGISTRASI TAHANAN

DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2006. 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 39 Tahun 2007. 3. Undang-UndangNomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). 4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan

Cukai. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1999 tentang Syarat-Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang,

Tugas dan Tanggung Jawab Perawatan Tahanan. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1996 tentang Penindakan di Bidang Kepabeanan 8. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penindakan di Bidang Cukai. 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Penghentian, Pemeriksaan,

Penegahan, Penyegelan, Tindakan Berupa Tidak Melayani Pemesanan Pita Cukai atau Tanda Pelunasan Cukai Lainnya, dan Bentuk Surat Penindakan.

10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/KMK.05/1997 tentang Tata Laksana Penindakan di Bidang Kepabeanan.

11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 92/KMK.05/1997 tentang Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai.

12. Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.10-PR.07.03 Tahun 2007 tentang Tempat Tahanan Pada Kantor Pusat DJBC Departemen Keuangan RI Sebagai Cabang Rutan.

13. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-57/BC/1997 tentang Proses Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai.

14. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan.

DESKRIPSI : 1. SOP ini menggambarkan tentang proses penerimaan dan registrasi tahanan dimulai dari penerimaan berkas

permohonan penitipan tahanan dari PPNS DJBC sampai dimasukkannya tahanan ke ruang sel tahanan cabang Rutan.

2. Rumah Tahanan Negara selanjutnya disebut RUTAN adalah tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang Pengadilan (pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP);

3. Cabang Rumah Tahanan Negara DJBC adalah cabang rumah tahanan negara dari Rumah Tahanan Negara Kelas I Jakarta Pusat (Rutan Salemba);

4. Tahanan yang dapat ditempatkan di Cabang Rutan DJBC adalah tersangka tindak pidana di bidang Kepabeanan dan Cukai;

5. Penerimaan dan registrasi tahanan ini merupakan bagian dari tata cara penatausaan tahanan; 6. Unit Pelaksana SOP ini adalah Seksi Tempat Tahanan Subdirektorat Penyidikan Kantor Pusat Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai.

PERSYARATAN :

1. Penahanan dilakukan oleh PPNS DJBC sesuai Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) dari atasannya; 2. Penempatan Tahanan pada Cabang Rutan DJBC, dilakukan oleh PPNS DJBC berdasarkan surat perintah

penahanan dan dituangkan dalam Berita Acara; 3. Permohonan dilampiri :

a. Surat Perintah Tugas Penyidikan b. Surat Perintah Penangkapan c. Berita Acara Penangkapan d. Surat Perintah Penahanan e. Berita Acara Penahanan f. Laporan Kejadian (LK) g. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP)

Page 39: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

BIAYA : Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU LAYANAN : Sejak permohonan diterima sampai tahanan dimasukkan ke ruang sel tahanan cabang Rutan, memerlukan waktu

selama-lamanya 1 (satu) hari kerja.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, ttd,- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 40: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 Penyidik (PPNS DJBC) KWBC atau KPPBC mengajukan suratpermohonan penitipan tahanan kepada Kasi Tempat Tahanan

2 Kasi Tempat Tahanan meneliti dan mendisposisi surat permohonankepada Pelaksana untuk melakukan penelitian berkas.

3 Pelaksana melakukan penelitian berkas, dalam hal berkas belumlengkap melakukan konfirmasi ke Penyidik, dalam hal berkas telahlengkap melakukan pencatatan dalam Buku Daftar Tahanan,membuat dan/atau menandatangani Berita Acara Penerimaan danPenitipan tahanan

4 Kepala Cabang Rutan meneliti BA Penerimaan dan Penitipan sertaberkas kelengkapan,- dalam hal setuju memerintahkan pelaksana membawa danmemasukkan tahanan ke ruang sel tahanan- dalam hal tidak setuju berkas dikembalikan kepada PPNS DJBC

5 Pelaksana menempatkan dan menerima tahanan.

Sekretaris Direktorat Jenderal,

ttd,-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAIKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPENERIMAAN DAN REGISTRASI TAHANAN

AKTIVITAS PPNS DJBC KASI TEMPAT TAHANAN (KEPALA CAB. RUTAN)

PELAKSANA SEKSI TEMPAT TAHANANNO

MULAI

TELITI & DISPOSISI

TELITI BERKAS

LENGKAP?

T

Y

MENCATAT, MEMBUAT

BA, MELAPOR

BA PENITIPAN

BERKAS PERMOHONAN

MENEMPATKAN

TAHANAN

MENERIMA

MNELITI

SETUJU? T

Y

MEMERINTAHKAN

DATABASE TAHANAN

SELESAI

NOMOR : 002/SOP-BC/P2/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 41: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

LAMPIRAN V

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

NOMOR KEP- /BC/2011

TENTANG

PERUBAHAN KEENAM ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-90/BC/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR PROSEDUR OPERASI

DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Page 42: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 001/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENERBITAN SURAT TUGAS AUDIT (UMUM)

DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2007.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.04/2007 tentang Audit Kepabeanan sebagai telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.04/2009.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.04/2008 tentang Audit Cukai.

5. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-11/BC/2008 tentang Standar Audit Kepabeanan dan Cukai.

6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-4/BC/2011.

7. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-14/BC/2008 tentang Uraian Tugas Auditor, Ketua Auditor, PTA dan PMA Bea dan Cukai.

DESKRIPSI: 1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan Surat Tugas Audit yang dimulai sejak

adanya perintah untuk menyusun Surat Tugas Audit sampai dengan pengarsipan dan distribusi Surat Tugas Audit.

2. Penerbitan Surat Tugas Audit adalah pemberian penugasan kepada tim audit untuk melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan dan surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk data elektronik serta surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan/cukai dan/atau sediaan barang dalam rangka pelaksanaan perundang-undangan di bidang kepabeanan/cukai.

3. Penerbitan Surat Tugas Audit Umum bertujuan untuk menunjuk pelaksana audit kepabeanan dan audit cukai sesuai Daftar Rencana Obyek Audit (DROA) yang telah mendapat Nomor Penugasan Audit (NPA) dari Direktorat Audit, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dengan memperhatikan beban kerja dan ketersediaan dana perjalanan dinas.

4. Unit Pelaksana Standar Prosedur Operasi ini adalah Bidang Audit pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam.

PERSYARATAN : Adanya DROA yang telah mendapat Nomor Penugasan Audit (NPA) dari Direktorat Audit.

BIAYA : Tidak dipungut biaya.

Page 43: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NORMA WAKTU: SOP ini dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari kerja.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 44: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 Kepala Seksi Pelaksanaan AuditMemerintahkan Pelaksana untuk membuatKonsep Surat Tugas Audit sesuai DROAyang telah mendapatkan NPA dari DirekturAudit.

2 Pelaksana menyusun Konsep Surat TugasAudit dan Nota Dinas Pengantar ke KepalaKantor.

3 Kepala Seksi Pelaksanaan Audit meneliti danmemaraf.

4 Kepala Bidang Audit meneliti dan memarafkonsep Surat Tugas serta menandatanganiNota Dinas Pengantar.

5 Kepala Kantor meneliti dan menandatangani Konsep Surat Tugas Audit.

6 Pelaksana mengarsip dan mendistribusikan Surat Tugas Audit, dengan tembusan: 1. Direktur Jenderal2. Direktur Audit3. Auditee

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

NO. AKTIVITAS KEPALA BIDANG AUDIT KASI PELAKSANAAN AUDIT PELAKSANAKEPALA KANTOR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPENERBITAN SURAT TUGAS AUDIT (UMUM)

MULAI

MENYUSUN KONSEP ST

SELESAI

MEMERINTAHKAN MENYUSUN

KONSEP ST

KONSEP ST

KONSEP ND

MENELITI DAN MEMARAF

MENELITI, MEMARAF ST,

MENANTANGANI ND

KONSEP ST

NOTA DINAS

MENELITI DAN MENANTANGA

NI ST

ST

MENGARSIP DAN

MENDISTRIBUSIKAN

N

NOMOR : 001/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 45: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 002/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENERBITAN SURAT TINDAK LANJUT AUDIT

DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2007.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.04/2007 tentang Audit Kepabeanan sebagai telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.04/2009.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.04/2008 tentang Audit Cukai.

5. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-11/BC/2008 tentang Standar Audit Kepabeanan dan Cukai.

6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-4/BC/2011.

7. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-14/BC/2008 tentang Uraian Tugas Auditor, Ketua Auditor, PTA dan PMA Bea dan Cukai.

DESKRIPSI : 1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan Surat Tindak Lanjut yang dimulai sejak

adanya Laporan Hasil Audit yang memerlukan penerbitan Surat Tindak Lanjut sampai dengan pengarsipan dan pendistribusian Surat Tindak lanjut.

2. Penerbitan Surat tindak lanjut dilakukan dalam hal:

a. Tidak terdapat kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan/atau sanksi administrasi berupa denda;

b. Nilai Pabean tidak dapat diterima berdasarkan Nilai Transaksi dan diajukan penelitian ulang untuk penetapan kembali nilai pabean kepada Direktur Teknis Kepabeanan untuk audit yang dilakukan oleh Direktorat Audit;

c. Nilai Pabean tidak dapat diterima berdasarkan Nilai Transaksi dan diajukan penelitian ulang untuk penetapan kembali nilai pabean kepada unit yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor Pelayanan Utama untuk audit yang dilakukan oleh Kantor Wilayah atau Kantor Pelayanan Utama;

d. Terdapat perbedaan penafsiran tentang tarif dan diajukan penelitian ulang untuk penetapan kembali tarif kepada Direktur Teknis Kepabeanan untuk audit yang dilakukan oleh Direktorat Audit; dan/atau

e. Terdapat perbedaan penafsiran tentang tarif dan diajukan penelitian ulang untuk penetapan kembali tarif kepada unit yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Kantor Pelayanan Utama untuk audit yang dilakukan oleh Kantor Wilayah atau Kantor Pelayanan Utama; dan/atau

f. Terdapat rekomendasi yang harus ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang terkait sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Unit Pelaksana Standar Prosedur Operasi ini adalah Bidang Audit pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B

Page 46: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

PERSYARATAN : Adanya Laporan Hasil Audit yang memerlukan penerbitan Surat Tindak Lanjut.

BIAYA : Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU: SOP ini dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari kerja.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 47: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 Tim audit berdasarkan rekomendasi LHAyang bersangkutan menyiapkan konsepsurat tindak lanjut

2 Kepala Seksi Pelaksanaan Audit Menelitidan Memaraf Konsep Surat Tindak Lanjut.

3 Kepala Bidang Audit Meneliti dan MemarafKonsep Surat Tindak Lanjut.

4 Kepala Kantor Meneliti dan MenandatanganiKonsep Surat Tindak Lanjut.

5 Pelaksana mengarsip dan mendistribusikan Surat Tindak Lanjut, dengan tembusan: 1. Direktur Jenderal2. Direktur Audit3. Auditee

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPENERBITAN SURAT TINDAK LANJUT AUDIT

NO. AKTIVITAS KEPALA BIDANG AUDIT

KASI PELAKSANAAN AUDIT PELAKSANAKEPALA KANTOR TIM AUDIT

MULAI

MEMBUAT KONSEP SURAT

TL

KONSEP SURAT TL

MENELITI DAN MEMARAF

MENELITI DAN MEMARAF

MENELITI DAN MENANDATANG

ANI

SURAT TL

MENGARSIP DAN

MENDISTRIBUSIKAN

SELESAI

N

NOMOR : 002/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 48: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 003/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENYUSUNAN DAFTAR RENCANA OBYEK AUDIT (DROA)

DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006. 2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2007. 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.04/2007 tentang Audit Kepabeanan

sebagai telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.04/2009. 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.04/2008 tentang Audit Cukai. 5. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-11/BC/2008 tentang Standar

Audit Kepabeanan dan Cukai. 6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana

Audit Kepabeanan dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-4/BC/2011.

7. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-14/BC/2008 tentang Uraian Tugas Auditor, Ketua Auditor, PTA dan PMA Bea dan Cukai.

DESKRIPSI : 1. SOP ini menggambarkan proses penyusunan DROA yang dimulai sejak adanya Surat

Tugas dari Kepala Bidang Audit sampai dengan dikirimkannya DROA kepada Direktur Audit.

2. Penyusunan DROA adalah proses penyusunan Obyek Audit yang diusulkan kepada Direktur Audit berdasarkan Database Obyek Audit yang disusun secara selektif untuk periode 6 (enam) bulan berdasarkan manajemen risiko.

3. Penyusunan DROA bertujuan untuk merencanakan audit terhadap obyek audit tertentu disertai alasan dan rencana waktu pelaksanaannya.

4. Unit Pelaksana Standar Prosedur Operasi ini adalah Bidang Audit pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

PERSYARATAN : Adanya Surat Tugas Penyusunan DROA.

BIAYA : Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU : SOP ini dilaksanakan paling lama 1 (satu) bulan sejak diterbitkan Surat Tugas Penyusunan DROA.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 49: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 Kepala Bidang Audit menerbitkan SuratTugas (ST) Penyusunan DROA

2 Kepala Seksi Perencanaan Audit menerimamendisposisikan ST Penyusunan DROA kepelaksana

3 Pelaksana menganalisa Database ObjekAudit berdasarkan manajemen risiko, danmenyusun konsep DROA, Konsep SuratPenyampaian DROA ke Direktur Audit danKonsep Nota Dinas Ke Kepala Kantor.

4 Kepala Seksi Perencanaan Audit meneliti,menganalisa, memaraf konsep DROA, SuratPenyampaian DROA dan Nota Dinas.

5 Kepala Bidang Audit meneliti dan memarafKonsep DROA dan Surat PenyampaianDROA, serta meneliti dan menandatanganiNota Dinas.

6 Kepala Kantor Meneliti dan menandatangani Konsep DROA dan Surat Penyampaian DROA.

7 Pelaksana mengarsipkan dan mendistribusikan DROA dan Surat Penyampaian DROA kepada Direktur Audit dengan tembusan Direktur Jenderal.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

PELAKSANA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPENYUSUNAN DAFTAR RENCANA OBYEK AUDIT (DROA)

NO. AKTIVITAS KEPALA KANTOR KEPALA BIDANG AUDIT

KASI PERENCANAAN AUDIT

MULAI

MENERBITKAN SURAT

TUGAS PENYUSUNA

N DROA

SURAT TUGAS

MENGANALISA DATABASE

OBYEK AUDIT & KONSEP DROA

KONSEP DROA

MENELITI DAN MEMARAF

MENELITI, MEMARAF, DAN MENANDATANG

ANI

MENERIMA DAN

MENDISPO-SISI

KONSEP SURAT

KONSEP ND

MENELITI, DAN MENANDATANG

ANI

DROA SURAT

PENYAMPAIAN DROA

MENGARSIP DAN

MENDISTRIBUSIKAN

SELESAI

N

NOMOR : 003/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 50: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 004/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

EVALUASI DAN PEREKAMAN HASIL AUDIT KEPABEANAN DAN CUKAI

DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2007.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.04/2007 tentang Audit Kepabeanan sebagai telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.04/2009.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.04/2008 tentang Audit Cukai.

5. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-11/BC/2008 tentang Standar Audit Kepabeanan dan Cukai.

6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-4/BC/2011.

7. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-14/BC/2008 tentang Uraian Tugas Auditor, Ketua Auditor, PTA dan PMA Bea dan Cukai.

DESKRIPSI : 1. SOP ini menggambarkan proses evaluasi dan perekaman hasil audit kepabeanan dan

cukai yang dimulai sejak adanya Laporan Hasil Audit (LHA) sampai dengan penyampaian Laporan Perekaman kepada Kepala Bidang Audit.

2. Evaluasi Hasil Audit merupakan proses evaluasi hasil audit di bidang kepabeanan dan cukai.

3. Evaluasi Hasil Audit bertujuan untuk :

a. menilai pemenuhan prosedur pelaksanaan audit sesuai tata laksana audit di bidang kepabeanan dan cukai.

b. menilai pemenuhan pelaksanaan audit sesuai standar audit dan program audit di bidang kepabeanan dan cukai.

c. menilai kinerja pegawai yang melaksanaan audit di bidang kepabeanan dan cukai.

d. membuat profil auditee yang telah diaudit.

4. Unit Pelaksana Standar Prosedur Operasi ini adalah Bidang Audit pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

PERSYARATAN : Adanya Laporan Hasil Audit.

BIAYA : Tidak dipungut biaya.

Page 51: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NORMA WAKTU: SOP ini dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari sejak diterimanya LHA sampai dengan penyampaian laporan hasil perekaman ke Kepala Bidang Audit.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 52: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 Pelaksana menyerahkan Laporan Hasil Audit (LHA)kepada Kasi Evaluasi Audit

2 Kasi Evaluasi Audit meneliti dan mengevaluasikelengkapan Kertas Kerja Audit (KKA) dan lampiran-lampiran LHA berdasarkan kesesuaian denganperaturan yang digunakan

3 Pelaksana melakukan perekaman data LHA ke dalamaplikasi SIMAUDI, termasuk menscanning bagianLHA tertentu untuk di upload ke dalam aplikasiSIMAUDI dan membuat konsep laporan perekamandata dan menyerahkannya kepada Kasi Evaluasi Audit

4 Kasi Evaluasi Audit meneliti dan mengevaluasikemudian menandatangani konsep laporanperekaman, dan memerintahkan pelaksana untukmengarsipkan dan menyerahkan laporan perekamankepada Kepala Bidang Audit

5 Pelaksana mengarsipkan dan menyampaikan LaporanPerekaman kepada Kepala Bidang Audit.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUREVALUASI DAN PEREKAMAN HASIL AUDIT KEPABEANAN DAN CUKAI

NO. AKTIVITAS KEPALA BIDANG AUDIT

KASI EVALUASI AUDIT PELAKSANA

MULAI

TELITI & EVALUASI

MELAKUKAN PEREKAMAN

DAN MEMBUAT KONSEP

LAPORAN

DATA BASE

KONSEP LAPORAN

PEREKAMAN

TELITI & EVALUASI

LAPORAN PEREKAMAN

LAPORAN PEREKAMAN

LHA

MENGARSIP DAN

MENDISTRIBUSIKAN

SELESAI

N

NOMOR : 004/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 DESEMBER 2011REVISI :TANGGAL :

Page 53: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 005/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAKSANAAN AUDIT KEPABEANAN DAN CUKAI (AUDIT UMUM)

DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2007.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.04/2007 tentang Audit Kepabeanan sebagai telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.04/2009.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.04/2008 tentang Audit Cukai.

5. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-11/BC/2008 tentang Standar Audit Kepabeanan dan Cukai.

6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-4/BC/2011.

7. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-14/BC/2008 tentang Uraian Tugas Auditor, Ketua Auditor, PTA dan PMA Bea dan Cukai.

DESKRIPSI : 1. SOP ini menggambarkan proses pelaksanaan audit kepabeanan dan cukai yang dimulai

sejak adanya Surat Tugas Audit sampai dengan selesainya penyusunan Laporan Hasil Audit.

2. Pelaksanaan Audit merupakan proses kegiatan pemeriksaan laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan dan surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk data elektronik serta surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan/cukai dan/atau sediaan barang dalam rangka pelaksanaan perundang-undangan di bidang kepabeanan/cukai.

3. Pelaksanaan Audit bertujuan untuk menguji kepatuhan:

a. Importir, eksportir, pengusaha tempat penimbunan sementara, pengusaha tempat penimbunan berikat, pengusaha pengurusan jasa kepabeanan, dan/atau pengusaha pengangkutan atas pelaksanaan pemenuhan ketentuan perundang-undangan di bidang kepabeanan; dan/atau

b. Pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, importir barang kena cukai, penyalur, dan/atau pengguna barang kena cukai yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai atas pelaksanaan pemenuhan ketentuan perundang-undangan di bidang cukai.

4. Unit Pelaksana Standar Prosedur Operasi ini adalah Bidang Audit pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Utama Tipe B.

PERSYARATAN : Adanya Surat Tugas Audit

BIAYA : Tidak dipungut biaya.

Page 54: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NORMA WAKTU : SOP ini dilaksanakan paling lama 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya surat tugas/surat perintah dan dapat diperpanjang dengan persetujuan Kepala Kantor.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 55: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 a. Tim Audit menerima Surat Tugas Audit, kemudianmendatangi lokasi auditee.

b. Tim Audit melakukan penyampaian surat tugasdan observasi.

c. Tim Audit membuat dan menyampaian suratpermintaan data dan informasi sesuai ruang lingkupaudit.

d. Dalam hal data belum dapat diserahkan setelahlewat waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak SuratPermintaan Data diterima Auditee maka Tim Auditmembuat Surat Peringatan (SP) I.

e. Dalam hal data belum dapat diserahkan setelahlewat waktu 3 (hari) hari kerja sejak Surat PeringatanI diterima Auditee maka Tim Audit membuat SuratPeringatan II.

f. Dalam hal data belum dapat diserahkan setelahlewat waktu 3 (hari) hari kerja sejak Surat PeringatanII diterima Auditee maka Tim Audit membuat BeritaAcara Penghentian Audit (BAPA) dan membuatkonsep Surat Permintaan Blokir kepada Bidang P2.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR PROSEDUR OPERASIPELAKSANAAN AUDIT KEPABEANAN DAN CUKAI (AUDIT UMUM)

NO. AKTIVITAS TIM AUDITAUDITEE KEPALA KANTOR KEPALA BIDANG AUDIT

MULAI

SURAT TUGAS

MEMBUAT SP I

SURAT PERINGATAN II

PENYAMPAIAN ST DAN

OBSERVASI

MEMBUAT DAN MENYAMPAIKA

N SURAT PERMINTAAN

DATA

SURAT PERMINTAAN DATA

SURAT PERMINTAAN DATA

LEWAT WAKTU?

SURAT PERINGATAN I

LEWAT WAKTU?

MEMBUAT SP II

SURAT PERINGATAN I

SURAT PERINGATAN II

LEWAT WAKTU?

MEMBUAT BAPA DAN KONSEP

PERMINTAAN BLOKIR

4

KONSEP PERMINTAAN

BLOKIR

BAPA

1

2

3

1

Y

Y

Y

N

N

N

NOMOR : 005/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 56: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

2 Kepala Bidang Audit meneliti dan menandatanganiPermintaan Blokir untuk disampaikan kepada BidangPenindakan dan Penyidikan (P2)

3 a. Apabila data telah diserahkan auditee, Tim Auditmenganalisa, mengolah data, melakukan stock opname barang dan menyusun kertas kerja auditberdasarkan program audit yang telah ditetapkanserta membuat Daftar Temuan Sementara (DTS)

b. Tim Audit membuat bahan presentasipelaksanaan audit untuk Kepala Kantor disertaidengan Konsep Surat Pengantar (SP) DTS

4 Kepala Kantor mendengarkan presentasi dari TimAudit, dan menandatangani SP DTS. Untukselanjutnya DTS diserahkan kepada auditee.

5 Auditee menganalisa DTS dan membuat tanggapanatas DTS tersebut.

6 a. Tim Audit menganalisa tanggapan DTS danmembuat undangan untuk pembahasan akhir

ANALISA , OLAH DATA,

MEMBUAT KKA DAN DTS

KKA

DTS

MEMBUAT BAHAN PRESENTASI DAN KONSEP SURAT

PENGANTAR DTS

BAHAN PRESENTASI

KONSEP SP DTS

MENDENGARKAN PRESENTASI DAN MENANDATANGAN

I SP DTS

DTS

SP DTS DTS

SP DTS

TELITI DAN TANDA TANGAN

PERMINTAAN BLOKIR

MENGIRIMKAN KE BIDANG P2

END

DTS

TANGGAPAN DTS

MENGANALISA DAN MEMBUAT

UNDANGAN PEMBAHASAN

AKHIR

UNDANGAN PEMBAHASAN

AKHIR

UNDANGAN PEMBAHASAN

AKHIR

1

2

3

2

1

Page 57: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

b. Apabila Auditee tidak dapat memenuhiundangan pembahasan akhir, maka auditeedianggap menyetujui seluruh isi DTS dan Tim Auditdapat langsung membuat Berita Acara Hasil Audit(BAHA)

c. Apabila auditee dapat memenuhi undanganpembahasan akhir, maka dilakukan pembahasanakhir sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

d. Berdasarkan pembahasan dengan Auditee,maka Tim Audit membuat BAHA dan lampiran BAHAkemudian menandatanganinya bersama denganauditee.

e. Tim Audit menyusun dan menandatanganiLaporan Hasil Audit (LHA) berdasarkan BAPA atauBAHA

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

HADIR?

MENYUSUN BAHA

BAHA

PEMBAHASAN PEMBAHASAN

MEMBUAT RPA, BAHA DAN

DAFTAR HADIR

LAMPIRAN BAHA

BAHA

MENYUSUN LHA

LHA

SELESAI

5

4

5

2

Y

N

Page 58: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1

Nomor : 006/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA TIPE B

STANDAR OPERASI PROSEDUR PELAYANAN PEMBERIAN IZIN IMPOR SEMENTARA

DASAR HUKUM:

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661).

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.04/2011 tanggal 5 September 2011 tentang Impor Sementara.

DESKRIPSI:

1. SOP ini menggambarkan proses pelayanan permohonan izin impor sementara yang dimulai sejak sejak pemohon mengajukan permohonan izin impor sementara sampai dengan pemohon menerima Keputusan Kepala Kantor tentang pemberian izin Impor Sementara.

2. Impor Sementara adalah pemasukan barang impor ke dalam Daerah Pabean yang benar-benar dimaksudkan untuk diekspor kembali dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun.

3. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Fasilitas dan Seksi Pabean dan Cukai.

PERSYARATAN: Pemohon mengajukan surat permohonan izin Impor Sementara yang memuat: a) rincian jenis, jumlah, spesifikasi, identitas, dan perkiraan nilai Barang Impor Sementara; b) pelabuhan tempat pemasukan Barang Impor Sementara; c) lokasi penggunaan Barang Impor Sementara; d) tujuan penggunaan Barang Impor Sementara; dan e) jangka waktu Impor Sementara.

Permohonan izin Impor Sementara harus dilampiri dengan: 1. dokumen yang menjelaskan tentang perkiraan nilai barang, spesifikasi dan/atau identitas

barang, dan jangka waktu Impor Sementara; 2. dokumen yang menjelaskan tentang kontrak kerja atau perjanjian sewa (leasing

agreement) atau dokumen semacam itu yang masih berlaku; 3. pernyataan tertulis mengenai barang tersebut akan Diekspor Kembali; 4. pernyataan tertulis bahwa semua dokumen yang dilampirkan adalah benar dan sesuai

dengan aslinya; 5. dokumen yang menjelaskan tentang identitas pemohon izin Impor Sementara; dan 6. dokumen-dokumen yang terkait dengan perizinan.

BIAYA: Pelayanan fasilitas ini tidak di pungut biaya.

Page 59: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

2

NORMA WAKTU LAYANAN: Pelayanan fasilitas izin Impor Sementara ini dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap.

Mengetahui:

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 60: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA TIPE B

STANDAR PROSEDUR OPERASIIZIN IMPOR SEMENTARA

NO. PEMOHON KEPALA KANTOR KEPALA BIDANG PFPC

KEPALA SEKSI FASILITAS

PFPD PELAKSANA

1

2

3

4

5a. apabila tidak lengkap,

mengkonfirmasikan kepadapemohon untuk melengkapipermohonan.

b. apabila lengkap, meneruskanberkas permohonan kepada PFPDdengan Nota Dinas (ND) untukdilakukan penetapan Nilai Pabeandan Klasifikasi Barang.

6

7a. menerima dan meneliti disposisi

Kepala Seksi Fasilitas PC sertapenetapan NP dan Klasifikasi dariPFPD.

b. membuat Nota Pendapat (NP) dankonsep surat keputusanpersetujuan impor sementara(SKEP) serta menyerahkan kepadaKepala Seksi Fasilitas PC.

c. menerima kembali NP dan konsepsurat keputusan persetujuan imporsementara yang tidak disetujui dandiajukan kembali kepada KepalaSeksi Fasilitas PC.

AKTIVITAS

Pemohon mengajukan permohonanimpor sementara secara tertulis kepadaDirektur Jenderal melalui KepalaKantor dilampiri dengan persyaratanimpor sementara, dan menyampaikankepada Petugas Pelaksana di FrontDesk.

Petugas Pelaksana di Front Deskmeneruskan berkas permohonan imporsementara kepada Kepala BidangPFPC serta membuat danmenyerahkan tanda terima kepadapemohon.

Kepala Bidang PFPC menerima berkaspermohonan impor sementara, menelitidan mendisposisikan kepada KepalaSeksi Fasilitas PC untuk diteliti dandiproses lebih lanjut.

Kepala Seksi Fasilitas PC menerimapermohonan impor sementara danmenugaskan pelaksana pada SeksiFasilitas PC untuk memeriksa danmeneliti persyaratan pengajuan imporsementara.

Pelaksana pada Seksi Fasilitas PCi ik d liti

PFPD menerima berkas permohonandan melakukan penelitian danpenetapan Nilai Pabean dan KlasifikasiBarang, dan selanjutnyamengembalikan berkas permohonanbeserta hasil penetapan Nilai Pabeandan Klasifikasi Barang kepada SeksiFasilitas PC.

Pelaksana pada Seksi Fasilitas PC :

MULAI

BERKAS PERMOHONAN

TELITI & DISPOSISI

BERKAS PERMOHONAN

TANDA TERIMA

TELITI & DISPOSISI

TELITI KELENGKAP

AN

LENGKAP ?

SURAT KONFIRMASI

T

Y

TELITI & TETAPKAN

NILAI PABEAN

KONSEP NOTA DINAS KE

TELITI DISPOSISI & PENETAPAN N. PABEAN

1

KONSEP NOTA PENDAPAT & KONSEP SKEP/ PENOLAKAN

TANDA TANGAN

NOMOR : 006/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 61: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. PEMOHON KEPALA KANTOR KEPALA BIDANG PFPC

KEPALA SEKSI FASILITAS

PFPD PELAKSANAAKTIVITAS

8

9

10

11

12

13

12

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

Kepala Bidang PFPC menerima surat keputusan persetujuan/ surat penolakan impor sementara serta menyampaikan kepada Kepala Seksi Fasilitas PC untuk mendistribusikan

Pelaksana pada Seksi Fasilitas PCmenerima surat keputusan persetujuanimpor sementara, mengadministrasikandan mendustribusikan kepadaPengguna Jasa.

Pemohon menerima surat keputusanpersetujuan impor sementara.

Kepala Seksi Fasilitas PC menerimasurat keputusan persetujuan/ suratpenolakan impor sementara, kemudianmenugaskan pelaksana pada SeksiFasilitas PC untuk mendistribusikan.

Kepala Seksi Fasilitas PC menandatangani konsep NP serta memaraf konsep surat keputusan persetujuan/ surat penolakan impor sementara.

Kepala Bidang PFPC menerima, memeriksa, meneliti NP dari Kepala Seksi Fasilitas PC memaraf NP, konsep surat keputusan persetujuan/ surat penolakan impor sementara dan mengajukannya ke Kepala Kantor

Kepala Kantor menerima, memeriksa, meneliti NP dari Kepala Bidang PFPC, menandatangani konsep surat keputusan persetujuan/ surat penolakan impor sementara, serta menyampaikan kepada Kepala Bidang PFPC.

TELITI, TANDA

TANGANI/ PARAF

TELITI, PARAF

SKEP IMPOR SEMENTARA/ SURAT PENOLAKAN

ADMINSTRASI &

DISTRIBUSI

SKEP IMPOR SEMENTARA

SELESAI

1

SKEP IMPOR SEMENTARA/ SURAT PENOLAKAN

TELITI, TANDA

TANGANI

SKEP IMPOR SEMENTARA/ SURAT PENOLAKAN

N

Page 62: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1

Nomor : 007/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B BATAM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PEMBERIAN IZIN PEMASUKAN DAN

PENGELUARAN PENGEMAS YANG DIPAKAI BERULANGKALI (RETURNABLE PACKAGE)

DASAR HUKUM: 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661).

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.04/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tanggal 05 Maret 2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

3. Surat Edaran Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam Nomor SE-516/KPU.02/2009 tanggal 08 April 2009 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Pengemas Yang Dipakai Berulang-Ulang (Returnable Package) dan Petikemas Kosong (Empty Container) Ke dan Dari Kawasan Bebas Batam;

DESKRIPSI: 1. SOP ini menggambarkan proses pelayanan permohonan izin penggunaan returnable

package yang dimulai sejak sejak eksportir/pengirim barang mengajukan permohonan izin pemasukan dan pengeluaran pengemas yang dipakai berulangkali (returnable package) sampai dengan pemohon menerima Keputusan Kepala Kantor tentang pemberian izin pemasukan dan pengeluaran pengemas yang dipakai berulangkali (returnable package).

2. Pemasukan dan Pengeluaran Pengemas Yang Dipakai Berulang-Ulang (Returnable Package) Ke dan Dari Kawasan Bebas Batam

3. Karena pengemas tersebut akan digunakan berulangkali, maka eksportir/pengirim barang mengajukan permohonan izin pemasukan dan pengeluaran pengemas yang dipakai berulangkali (returnable package) dalam kualitas dan jumlah yang sama.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Fasilitas Pabean dan Cukai, Seksi Administrasi Manifest dan Seksi Pabean dan Cukai.

PERSYARATAN: Permohonan untuk memperoleh izin Returnable Package paling sedikit harus memuat:

a. Jumlah dan jenis pengemas. b. Asal barang. c. Jangka waktu pemakaian barang.

Permohonan untuk memperoleh izin Returnable Package harus dilampiri: a. Fotocopy NPWP. b. Fotocopy Surat Pemberitahuan Registrasi dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. c. Fotocopy Angka Pengenal Impor- Umum. d. Fotocopy Persetujuan Ekspor(PPFTZ-01). e. Fotocopy Pemberitahuan Pabean(PPftz-01). f. Fotocopy Invoice/Packing List. g. Foto Barang.

Page 63: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

2

BIAYA: Pelayanan fasilitas ini tidak di pungut biaya.

NORMA WAKTU LAYANAN: Pelayanan fasilitas persetujuan izin pemasukan dan pengeluaran pengemas yang dipakai berulangkali (returnable package) ini dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 hari kerja setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap.

Mengetahui: Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 64: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAIKANTOR PELAYANAN UTAMA TIPE B BATAM

STANDAR PROSEDUR OPERASIIZIN PENGGUNAAN RETURNABLE PACKAGE

NO. PEMOHON KEPALA BIDANG PFPC

KEPALA SEKSI FASILITAS

KEPALA SEKSI INTELIJEN PELAKSANA

INSTANSI TERKAIT/KP

DJBC

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Pelaksana pada Seksi Fasilitas PC menerima,memeriksa, dan meneliti kelengkapan berkaspermohonan penggunaan returnable package.Apabila tidak lengkap, mengkonfirmasikankepada pemohon untuk melengkapi permohonan.Apabila lengkap diproses lebih lanjut.

Pelaksana pada Seksi Fasilitas PC membuat konsep Nota Dinas (ND) Penelitian Profil Importir/Pemohon dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Fasilitas

Kepala Seksi Intelijen menerima berkaspermohonan dan melakukan penelitian profilpemohon, dan selanjutnya mengembalikanberkas permohonan beserta Nota Dinas HasilPenelitian Profil Importir kepada Kepala SeksiFasilitas PC.

Kepala seksi Fasilitas menandatangani konsep ND Penelitian profil Importir/ Pemohon dan menyampaikan kepada pelaksana untuk meneruskan berkas permohonan kepada Kepala Seksi Intelijen disertai dengan Nota Dinas (ND) untuk dilakukan penelitian profil importir/pemohon.

Pelaksana Pemeriksa meneruskan berkas permohonan kepada Kepala Seksi Intelijen disertai dengan Nota Dinas (ND) untuk dilakukan penelitian profil importir/pemohon.

Kepala Seksi Fasilitas menerima ND Hasil Penelitian dari Kepala seksi Intelijen beserta berkas permohonan untuk selanjutnya diteliti dan didisposisikan kepada pelaksana pemeriksa untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Kepala Seksi Fasilitas PC menerima permohonanpenggunaan returnable package dan menugaskan pelaksana pada Seksi Fasilitas PC untukmemeriksa dan meneliti persyaratan penggunaanreturnable package.

AKTIVITAS

Pemohon mengajukan permohonan penggunaanreturnable package secara tertulis kepadaDirektur Jenderal melalui Kepala Kantor dilampiridengan persyaratan permohonan penggunaanreturnable package, dan menyampaikan kepadaPetugas Pelaksana di Front Desk.

Petugas Pelaksana di Front Desk meneruskanberkas permohonan penggunaan returnablepackage kepada Kepala Bidang PFPC sertamembuat dan menyerahkan tanda terima kepadapemohon.

Kepala Bidang PFPC menerima berkaspermohonan penggunaan returnable package,meneliti dan mendisposisikan kepada KepalaSeksi Fasilitas PC untuk diteliti dan diproses lebihlanjut.

MULAI

BERKAS PERMOHONAN

BERKAS PERMOHONAN

TANDA TERIMA

TELITI & DISPOSISI

TELITI & DISPOSISI

TELITI KELENGKA

PAN

LENGKAP ?

SURAT KONFIRMASI

T

Y

BUAT ND PENELITIAN

PROFIL

KONSEP ND PENELITIAN

TANDA TANGANI

ND PENELITIAN IMPORTIR

TERUSKAN ND KE SEKSI

INTELIJEN

TELITI PROFIL

IMPORTIR

ND HASIL PENELITIAN IMPORTIR

TELITI & DISPOSISI

1

NOMOR : 007/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 65: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. PEMOHON KEPALA BIDANG PFPC

KEPALA SEKSI FASILITAS

KEPALA SEKSI INTELIJEN PELAKSANA

INSTANSI TERKAIT/KP

DJBCAKTIVITAS

11a. menerima dan meneliti disposisi Kepala

Seksi Fasilitas PC serta hasil penelitianprofil dari Keala Seksi Intelijen.

b. membuat konsep surat keputusanpersetujuan penggunaan returnablepackage (SKEP) serta menyerahkankepada Kepala Seksi Fasilitas PC.

12

13

14

15

a. Direktur Teknis Kepabeanan;

b. Direktur Penindakan dan Penyidikan;

c. Direktur Audit.

16

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

Kepala Bidang PFPC menerima, memeriksa, meneliti konsep SKEP dari Kepala Seksi Fasilitas PC, dan menandatangani konsep surat keputusan persetujuan penggunaan returnable package yang disetujui, serta menyampaikan kepada Kepala Seksi Fasilitas PC untuk didistribusikan

Kepala Seksi Fasilitas PC menerima suratkeputusan persetujuan penggunaan returnablepackage, kemudian menugaskan pelaksana padaSeksi Fasilitas PC untuk mendistribusikan.

Pelaksana pada Seksi Fasilitas PC menerimasurat keputusan persetujuan penggunaanreturnable package, mengadministrasikan,memberikan SKEP kepada Petugas Pelaksana diFront Desk (untuk diberikan kepada pemohon)serta mendistribusikan kepada :

Pemohon menerima surat keputusan persetujuanpenggunaan returnable package.

Pelaksana pada Seksi Fasilitas PC :

Kepala Seksi Fasilitas PC meneliti konsep SKEP dari Pelaksana dan memaraf konsep surat keputusan persetujuan penggunaan returnable package

KONSEP NOTA PENDAPAT

TELITI & BUAT

KONSEP SKEP

KONSEP SKEP PERSETUJUAN/ SRT

TELITI & PARAF

TELITI & TANDA

TANGANI

SKEP PERSETUJUAN/ SRT PENOLAKAN

SKEP PERSETUJUAN/ SRT PENOLAKAN

ADMINSTRASI &

DISTRIBUSI

SKEP PERSETUJUAN/ SRT PENOLAKAN

SELESAI

N

SKEP PERSETUJUAN/ SRT PENOLAKAN

1

Page 66: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 008/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2006. 2. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor. 3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai P-06/BC/2007 tentang Perubahan Keempat

Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tantang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2006 tanggal 07 November 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tentang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 tentang Tatacara Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

7. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-19/BC/2006 tanggal 28 November 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 tentang Tatacara Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tatacara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

9. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor SE-11/BC/2006 tanggal 16 Februari 2006 tentang Penegasan Tata Laksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

DESKRIPSI 1. SOP ini menggambarkan proses Pemecahan Pos adalah perincian lebih lanjut atas

Inward Manifes yang telah mendapatkan nomor pendaftaran dari barang yang dikirim secara konsolidasi.

2. Data Elektronik adalah informasi atau rangkaian informasi yang disusun dan/atau dihimpun untuk kegunaan khusus yang diterima, direkam, dikirim, disimpan,,diproses, diambil kembali, atau diproduksi secara elektronik dengan menggunakan komputer atau perangkat pengolah data elektronik, optikal atau cara lain yang sejenis

3. Media Penyimpan Data Elektronik adalah media yang dapat menyimpan data elektronik, seperti disket, flashdisk.

4. Unit pelaksana administrasi pada SOP pemecahan pos BC 1.1 ini adalah Bidang Fasilitas Pabean dan Cukai Seksi Administrasi Manifest

5. Berkas dokumen terdiri dari surat permohonan pemecahan pos, PNBP dan copy berkas dokumen, dan dokumen pelengkap.

6. Dokumen pelengkap terdiri dari House Bill of Lading/Airway Bill, Invoice, Packing List, dan data pendukung lainnya.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PEMECAHAN POS BC 1.1

Page 67: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

7. SOP pelayanan pemecahan pos BC 1.1 dimulai sejak diterimanya berkas dokumen dan Media Penyimpan Data Elektronik yang berisi data elektronik sub pos manifes dan berakhir dengan pengembalian Media Penyimpan Data Elektronik dan copy berkas dokumen sebagai tanda terima pemecahan pos.

PERSYARATAN 1. Pengangkut atau pihak lain yang bertanggungjawab atas barang (konsolidator)

mempunyai Modul Pengangkut versi 4.07. 2. Surat permohonan pemecahan pos beserta dokumen pelengkap antara lain House Bill

of Lading/Airway Bill, Invoice, Packing List, dan data pendukung lainnya dalam hal diperlukan.

BIAYA PNBP sejumlah Rp.50.000,00

JANJI LAYANAN Pelayanan pemecahan pos BC 1.1 dilaksanakan dalam jangka waktu 49 menit terhitung sejak berkas dokumen dan Media Penyimpan Data Elektronik diterima dengan lengkap dan benar serta tidak ada kendala pada Sistem Aplikasi RKSP&Manifes.

Mengetahui:

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 68: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO AKTIVITAS PENGANGKUT/IMPORTIR/ PJT PELAKSANA

1 Pengangkut/Importir/ Perusahaan Jasa Titipan mengajukan berkas permohonan yang terdiri dari:- surat permohonan pemecahan pos- PNBP - Dokumen Pelengkap - Copy berkas dokumen - Media Penyimpan Data Elektronik (berisi data elektronik sub pos manifes)

2 Pelaksana Administrasi menerima berkas dokumen dan melakukan penelitian.Jika terdapat kesalahan maka dokumen dikembalikan kepada Importir/Perusahaan Jasa Titipan untuk diperbaiki

3 Jika berkas dokumen benar dan lengkap maka pemecahan pos pada Sistem Aplikasi RKSP dan Manifes dilakukan

4 Pengangkut/Importir/ Perusahaan Jasa Titipan menerima kembali Copy surat permohonan, dokap dan PNBP yang telah diparaf oleh Pelaksana Pemeriksa dan Media Penyimpan Data Elektronik

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPELAYANAN PEMECAHAN POS BC 1.1

MULAI

MDPE

PNBP

DOKAP & COPY

SURAT PERMOHONAN &

COPY

MDPE

COPY BERKAS PERMOHONAN YG DINYATAKAN PECAH POS

SESUAI ?

T

Y

TELITI KELENGKAP

AN

PECAH POS

SISTEM APLIKASI RKSP &

MANIFEST

A

SELESAI

PERBAIKI/ LENGKAPI?

NOMOR : 008/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 69: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 009/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2006. 2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan pemerintah

Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-undang.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai Serta Pengawasan Atas Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Serta Berada di Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tentang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.04/2011 tentang Penyelesaian Terhadap Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang Yang Dikuasai Negara, dan Barang Yang Menjadi Milik Negara

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2006 tanggal 07 November 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tentang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tatacara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas..

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.04/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tatacara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas..

9. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 tentang Tatacara Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

10. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-19/BC/2006 tanggal 28 November 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 tentang Tatacara Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

11. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor SE-06/BC/2003 tentang Tatakerja Penatausahaan Dokumen Impor, Penatausahaan Barang yang Tidak Dikuasai, Dikuasai Negara, dan Milik Negara dan Penatausahaan Penerimaan Negara.

DESKRIPSI

1. SOP ini menggambarkan penetapan BCF 1.5 ini dimulai sejak pelaksana pemeriksa melakukan pengecekan dan pencetakan Pos terbuka pada Sistem Aplikasi Manifes dan berakhir dengan Kasi Tempat Penimbunan menerima Nota Dinas Penetapan BCF 1.5 dari Kasi Administrasi Manifes

2. Manifes adalah daftar barang niaga yang dimuat dalam sarana pengangkut. 3. Data Elektronik adalah informasi atau rangkaian informasi yang disusun dan/atau dihimpun

untuk kegunaan khusus yang diterima, direkam, dikirim, disimpan,diproses, diambil kembali, atau diproduksi secara elektronik dengan menggunakan computer atau perangkat pengolah data elektronik, optikal atau cara lain yang sejenis

4. Media Penyimpan Data Elektronik adalah media yang dapat menyimpan data elektronik,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

PENETAPAN BARANG TIDAK DIKUASAI (BCF 1.5)

Page 70: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

seperti disket, flashdisk. 5. Unit pelaksana administrasi pada SOP Penetapan Barang Tidak Dikuasai (BCF 1.5) ini

adalah Bidang Fasilitas Pabean dan Cukai yaitu Seksi Administrasi Manifest dan Seksi Pabean serta berkoordinasi dengan Bidang Pencegahan dan Penyidikan.

6. Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai adalah : a. Barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Sementara yang berada di

dalam area pelabuhan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak penimbunannya; b. Barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Sementara yang berada di

luar area pelabuhan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak penimbunannya; c. Barang yang tidak dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Berikat yang telah dicabut

izinnya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak pencabutan izin; atau d. Barang yang dikirim melalui Pos :

1) yang ditolak oleh si alamat atau orang yang dituju dan tidak dapat dikirim kembali kepada pengirim di luar Daerah Pabean;

2) dengan tujuan luar Daerah Pabean yang diterima kembali karena ditolak atau tidak dapat disampaikan kepada alamat yang dituju dan tidak dapat diselesaikan oleh pengirim dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya Pemberitahuan dari Kantor Pos.

7. Daftar BCF 1.5 adalah daftar Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai. 8. Tim Pengawalan BCF 1.5 adalah kelompok kerja yang anggotanya terdiri dari petugas Bea

dan Cukai Bidang Pabean dan Fasilitas Pabean dan Cukai serta Bidang Penindakan dan Penyidikan yang ditunjuk berdasarkan surat tugas guna melakukan pengawalan barang-barang yang terdaftar pada daftar BCF 1.5 dari TPS menuju TPP.

PERSYARATAN Sistem browse menu pos terbuka pada Aplikasi Manifes dapat dijalankan

BIAYA Tidak dipungut Biaya

JANJI LAYANAN Pelayanan penetapan BCF 1.5 dilaksanakan dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak pengecekan Pos Terbuka pada Sistem Aplikasi Manifes pada minggu pertama tiap bulan.

Mengetahui : Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 71: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR PROSEDUR OPERASIPENETAPAN BARANG TIDAK DIKUASAI (BCF 1.5)

NO AKTIVITAS KABID PFPC KASI ADM. MANIFES

KASI PENINDAKAN

SEKSI TEMPAT PENIMBUNAN

PELAKSANA PEMERIKSA

TIM PENGAWALAN

BCF 1.5

1 Pelaksana Pemeriksa melakukan pengecekan Pos terbuka pada Sistem Aplikasi Manifes, dan mencetak daftar Pos Terbuka serta membuat konsep Nota Dinas kepada Kasi Penindakan untuk pengecekan fisik barang.

2 Kasi Adm. Manifes menandatangani konsep nota dinas

3 Nota Dinas dan Daftar Pos Terbuka dikirim kepada Kasi Penindakan untuk diteliti keberadaan barang.

4 Hasil pengecekan fisik: - Kedapatan ada, Kasi Penindakan mengirim Nota Dinas dan data keberadaan fisik pada Daftar Pos Terbuka. -Kedapatan tidak ada, Kasi Penindakan melakukan meneruskan ke seksi penyidikan untuk proses lebih lanjut.

5 Kepala seksi administrasi manifes menerima nota dinas pengecekan fisik barang dan mendisposisi ke pelaksana

6 Pelaksana Pemeriksa menerima data keberadaan fisik pada pos terbuka dari Kasi Penindakan dan membuat konsep Surat Tugas Pengawalan BCF 1.5

7 Kasi Adm. Manifes memberi paraf pada Surat Tugas Tim Pengawalan BCF 1.5 ke TPP

CEK POS TERBUKA

MASUKKAN PARAMETER POS

TERBUKA

TAMPILAN

MULAI

KONSEP NOTA DINAS

DAFTAR POS TERBUKA

TANDA TANGAN

NOTA DINAS

DAFTAR POS TERBUKA

TELITI KEBERADAAN

BARANG

FISIK BARANG ADA?

N

TELITI

ND HASIL CEK FISIK

KEBERADAAN BARANG

MEMBUAT KONSEP ST

PENGAWALAN

KONSEP ST PENGAWALAN

BCF 1.5

TELITI, & PARAF

Y

TELITI DISPOSISI

1

NOMOR : 009/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 72: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO AKTIVITAS KABID PFPC KASI ADM. MANIFES

KASI PENINDAKAN

SEKSI TEMPAT PENIMBUNAN

PELAKSANA PEMERIKSA

TIM PENGAWALAN

BCF 1.5

8 Kabid PFPC memberi tanda tangan pada Surat Tugas Tim Pengawalan BCF 1.5 ke TPP

9 Tim Pengawalan BCF 1.5 melakukan pengawalan BCF 1.5 ke TPP dan membuat Berita Acara Serah Terima

10 Pelaksana Pemeriksa menerima Berita Acara Serah Terima dan membuat konsep Daftar Barang BCF 1.5

11 Kasi Adm. Manifest meneliti dan menandatangani Daftar Barang BCF 1.5

12 Pelaksana Pemeriksa menutup pos terbuka pada Sistim Aplikasi RKSP dan Manifes dengan daftar barang BCF 1.5 yang telah ditanda tangani Kasi Adm. Manifest

13 Kasi Tempat Penimbunan menerima Daftar Barang BCF 1.5

Mengetahui

-ttd-

Sekretaris Direktorat Jenderal

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

TELITI, & TANDA

TANGAN ST

ST PENGAWALAN

BCF 1.5

KAWAL & BUAT BA SERAH TERIMA

BERITA ACARA SERAH TERIMA

TERIMA BA ST & BUAT KONSEP DAFTAR

BRG BCF 1.5

KONSEP DAFTAR BRG

BCF 1.5.

TERIMA KONSEP

DAFTAR BRG BCF 1.5

DAFTAR BRG BCF 1.5.

Penutupan Pos

Data Base

A

TUTUP POS

DAFTAR BRG BCF 1.5.

SELESAI

1

Page 73: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 010/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2006. 2. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor. 3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai P-06/BC/2007 tentang Perubahan Keempat

Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tantang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2006 tanggal 07 November 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tantang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 tentang Tatacara Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

7. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-19/BC/2006 tanggal 28 November 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 tentang Tatacara Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tatacara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas..

DESKRIPSI 1. SOP menggambarkan pelayanan reekspor BC 1.2 yang dimulai sejak diterimanya

berkas permohonan reekspor dan berakhir dengan penomoran dokumen pabean untuk reekspor dan Nota Dinas Pemeriksaan dan Pemuatan.

2. Reekspor adalah kegiatan pengeluaran kembali barang impor yang masih berada di dalam Kawasan Pabean dikarenakan: a. tidak sesuai pesanan; b. tidak boleh diimpor karena adanya perubahan peraturan; c. salah kirim; d. rusak; atau e. tidak dapat memenuhi persyaratan impor dari instansi teknis.

3. Media Penyimpan Data Elektronik adalah media yang dapat menyimpan data

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN REEKSPOR BC 1.2

Page 74: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

elektronik, seperti disket, flashdisk. 4. Unit pelaksana pada SOP pelayanan pemberitahuan manifes ini adalah Bidang

Fasilitas Pabean dan Cukai Seksi Administrasi Manifest.

PERSYARATAN 1. Importir memiliki ijin usaha dari Badan Pengusahaan Kawasan Batam 2. Barang tidak dapat diimpor dikarenakan:

a tidak sesuai pesanan; b. tidak boleh diimpor karena adanya perubahan peraturan; c. salah kirim; d. rusak; atau e. tidak dapat memenuhi persyaratan impor dari instansi teknis.

BIAYA Tidak dikenakan biaya

NORMA WAKTU LAYANAN -

Mengetahui : Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 75: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPELAYANAN PERMOHONAN IZIN RE EKSPOR BC 1.2

NO PENGANGKUT/ IMPORTIR

KABID PFPCKASI

ADMINISTRASI MANIFES

KASI PENINDAKAN KASI INTELIJEN PELAKSANA

1

2

3

4

5

a. Apabila barang impor belum diajukan PIB, dibuatkan konsep nota dinas ke kepala seksi intelejen terkait masalah lartas dan pemblokiran

b. Apabila barang impor telah diajukan PIB, dibuatkan konsep nota dinas ke kepala seksi pabean untuk proses lebih lanjut

6

7

8 Kasi Administrasi Manifest meneliti dan menandatangani konsep nota pendapat kepada Kabid PFPC

Pelaksana pemeriksa pada seksi Administrasi Manifest menerima disposisi dari Kasi Administrasi Manifes dan melakukan penelitian.

Kepala Seksi Administrasi Manifes menandatangani nota dinas ke kepala seksi intelejen atau ke kepala seksi pabean

Kepala seksi manifes menerima nota dinas jawaban dari kepala seksi intelejen dan mendisposisi ke pelaksana

Pelaksana pemeriksa pada seksi Administrasi Manifest menerima, disposisi Kepala seksi Manifes dan melakukan penelitian lebih lanjut. Selanjutnya membuat konsep nota pendapat atas permohonan untuk dipertimbangkan/ ditolak.

AKTIVITAS

Petugas penerima dokumen menerima, merekam ke dalam aplikasi penerimaan surat, membuat dan menyerahkan tanda terima kepada pemohon.Petugas penerima dokumen mengirimkan permohonan Reekspor kepada Kabid PFPC

Pengangkut/Importir Mengajukan Permohonan Reekspor disertai alasan reekspor dan membuat dan mengisi Pemberitahuan Pabean berupa BC 1.2 (3 lembar) dalam hal barang impor belum diajukan PIB atau BC 3.0 dalam hal barang impor telah diajukan PIB Kepada Kepala Kantor melalui petugas penerima dokumen di Front Desk

Kabid PFPC menerima berkas permohonan reekspor dan meneliti, memberi disposisi kepada Kasi Administrasi Manifest

Kasi Administrasi Manifest menerima berkas permohonan reekspor, memberi disposisi kepada Pelaksana Pemeriksa untuk meneliti lebih lanjut

MULAI

BERKAS PERMOHONAN &

BC 1.2/ BC 3.0

TANDA TERIMA

TELITI & DISPOSISI

TELITI & DISPOSISI

REKAM

MEREKAM KE DALAM APLIKASI

TELITI & BUAT

KONSEP ND

SUDAH AJU PIB?

T

Y

KONSEP NOTA DINAS/

TELITI, TANDATAN

GANI

TELITI & TANDATAN

GAN

DISPOSISIND

JAWABAN

TELITI

KONSEP NP SETUJU/ TIDAK

1

1

1

NOMOR : 010/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 76: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO PENGANGKUT/ IMPORTIR

KABID PFPCKASI

ADMINISTRASI MANIFES

KASI PENINDAKAN KASI INTELIJEN PELAKSANAAKTIVITAS

9

10

a. membukukan BC 1.2 ke dalamBCP- BC 1.2 dan memberikannomor pendaftaran pada BC1.2;

b. meneliti BC 1.2 serta mencocokkannya dengan BC 1.1 apabila kedapatan sesuai menutup pos BC 1.1; apabila kedapatan tidak sesuai dikembalikan kepada importir atau pengangkut untuk diperbaiki

c. Konsep Nota Dinas ke Kasi Penindakan untuk Pengawsan Pemuatan

11

12

13

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

Kabid PFPC memberi persetujuan pada nota pendapat bahwa permohonan ybs dapat dipertimbangkan; atau menandatangani konsep surat pemberitahuan bahwa permohonan reekspor ybs tidak dapat dipertimbangkan.

Petugas administrasi pada seksi administrasi manifest menerima persetujuan reekspor serta:

Kasi Administrasi Manifest memberikan persetujuan pemuatan pada BC 1.2

Petugas administrasi pada seksi administrasi manifest menadministrasikan dan mendistribusikan :- BC 1.2 lbr 1 peruntukkan bersama barang- BC 1.2 lbr 2 peruntukkan Kantor Pabean Tujuan- BC 1.2 lbr 3 Kantor Pabean Asal (arsip)

Kasi Penindakan memproses NP Persetujuan Pengawasan Pemuatan BC 1.2 dan menerbitkan salinan - BA Penyegelan- BA Pemuatan- BC 1.2 (3 Lembar)

TELITI, TANDATAN

GANI

NP PERSETUJUAN/ S.

P'BERITAHU TOLAK

ADMINISTRASI &

DISTRIBUSI

MEMBUKUKAN DALAM BCP BC1.2

SESUAI BC 1.1

T

Y

PERBAIKI

KONSEP NP PERSETUJUAN PENGAWASAN

PEMUATAN

TANDA TANGANI

NP PERSETUJUAN PENGAWASAN

TINDAK LANJUT

NP PERSETUJUAN PENGAWASAN

ADMINISTRASI &

DISTRIBUSI

SELESAI

1

Page 77: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPELAYANAN PERMOHONAN PERBAIKAN BC 1.1 (RE DRESS MANIFEST )

NO PEMOHON(PENGANGKUT) KABID PFPC

KEPALA SEKSI ADMINISTRASI

MANIFEST

KEPALA SEKSI TERKAIT

PELAKSANA SEKSI ADMINISTRASI

MANIFEST

PELAKSANA SEKSI PERBEND/ BANK

DEVISA

1

2

a. Jika terdapat tidak lengkap maka permohonan dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi.

b. Jika terdapat lengkap maka pelaksana seksi manifets merekam ke dalam aplikasi penerimaan surat, membuat dan menyerahkan tanda terima kepada pemohon. Selanjutnya menyampaikan berkas permohonan kepada Kepala seksi Administrasi Manifest

4

5

a. meneliti kesesuaian berkas permohonan re dress BC 1.1 terkait kelebihan/ kekurangan bongkar atau hal - hal lain yang memerlukan pertimbangan lebih lanjut. Jika terdapat kondisi dimaksud, dibuat nota dinas permintaan masukan dari seksi terkait sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk melakukan persetujuan/ penolakan re dress manifes

b. membuat konsep nota pendapat dan konsep surat persetujuan/ penolakan re dress dan menyampaikannya ke Kepala seksi Administrasi Manifest

6

AKTIVITAS

Pelaksana seksi Administrasi Manifest menerima, dan meneliti kelengkapan permohonan re dress manifest.

Pemohon Mengajukan Permohonan perbaikan BC 1.1 beserta dokumen pendukung lainnya termasuk bukti pembayaran PNBP.

Kepala seksi Administrasi Manifest meneliti dan mendisposisikan berkas permohonan kepada pelaksana pemeriksa seksi Administrasi Manifest.

Pemeriksa seksi Administrasi Manifest menerima disposisi dari Kepala seksi Administrasi Manifest dan melakukan penelitian atas berkas permohonan yang diajukan

Kepala seksi Administrasi Manifest menerima, meneliti dan menandatangani konsep nota pendapat serta memaraf konsep surat persetujuan/ penolakan re dress manifes

KONSEP SPSA

MULAI

BERKAS PERMOHONAN

BUKTI PEMBAYARA

N PNBP

AJU DOKUMEN,

BAYAR PNBP

TERIMA PNBP,

MENERBITKAN SSPCP

TELITI KELENGKAP

AN

LENGKAP ?

T

Y

TANDA TERIMA

TELITI DAN DISPOSISI

TELITI KEBENARAN

PRTMBNGN TERTENTU

Y

T

KONSEP NOTA DINAS

MASUKAN

TANDA TANGAN

KONSEP ND MASUKAN

NOTA DINAS MINTA

MASUKAN

NOTA DINAS JAWABAN TELITI & BERI

MASUKAN

TELITI DAN DISPOSISI

TELITI, PARAF/ TANDA

TANGANI

NOTA PENDAPAT

KONSEP SURAT SETUJU/ TOLAK

REDRESS

1

SOP SPSA

KONSEP NP

KONSEP SURAT SETUJU/ TOLAK

REDRESS

NOMOR : 011/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 78: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO PEMOHON(PENGANGKUT) KABID PFPC

KEPALA SEKSI ADMINISTRASI

MANIFEST

KEPALA SEKSI TERKAIT

PELAKSANA SEKSI ADMINISTRASI

MANIFEST

PELAKSANA SEKSI PERBEND/ BANK

DEVISAAKTIVITAS

7

8

9

10

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

Pemohon menerima surat keputusan persetujuan re dress BC 1.1

Kepala seksi Administrasi Manifest menerima surat persetujuan/ penolakan re dress manifest kemudian menugaskan pelaksana seksi administrasi manifes untuk mengadministrasikan dan mendistribusikan

Kepala Bidang PFPC menerima, meneliti dan memaraf nota pendapat serta menandatangani konsep surat persetujuan/ penolakan re dress manifes serta menyampaikan kepada Kepala Seksi Fasilitas PC untuk didistribusikan

Pelaksana seksi Administrasi Manifest menerima surat persetujuan/ penolakan re dress manifes dan mengadministrasikannya ke dalam sistem, serta menyampaikannya kepada pemohon

TELITI, PARAF/ TANDA

TANGANI

SURAT SETUJU/ TOLAK REDRESS

ADMINSTRASI &

DISTRIBUSI

SKEP IMPOR SEMENTARA

SELESAI

N

SURAT SETUJU/ TOLAK REDRESS

1

Page 79: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 011/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2006. 2. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk

Pelaksanaan tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor. 3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai P-06/BC/2007 tentang Perubahan Keempat

Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tantang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2006 tanggal 07 November 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tentang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 tentang Tatacara Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

7. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-19/BC/2006 tanggal 28 November 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 tentang Tatacara Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tatacara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

9. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor SE-11/BC/2006 tanggal 16 Februari 2006 tentang Penegasan Tata Laksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

DESKRIPSI 1. SOP ini menggambarkan proses pelayanan re dress manifes, yang dimulai sejak

pemohon mengajukan permohonan perbaikan (re dress) BC 1.1 beserta dokumen pelengkap dan SSPCP sebagai bukti pembayaran PNBP sampai dengan pemohon menerima surat persetujuan/ penolakan perbaikan BC 1.1.

2. Redres manifes adalah perbaikan terhadap kesalahan data pada manifes. 3. Data Elektronik adalah informasi atau rangkaian informasi yang disusun dan/atau

dihimpun untuk kegunaan khusus yang diterima, direkam, dikirim, disimpan,diproses, diambil kembali, atau diproduksi secara elektronik dengan menggunakan computer atau perangkat pengolah data elektronik, optikal atau cara lain yang sejenis

4. Media Penyimpan Data Elektronik adalah media yang dapat menyimpan data elektronik, seperti disket, flashdisk.

5. Unit pelaksana administrasi dan pelaksana pemeriksa pada SOP pelayanan redress manifes ini adalah Bidang Fasilitas Pabean dan Cukai Seksi Administrasi Manifest

6. Berkas dokumen terdiri dari surat permohonan redress manifes, PNBP, dan dokumen pelengkap.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN REDRES MANIFES

Page 80: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

7. Dokumen pelengkap terdiri dari Bill of Lading atau Airway Bill, Invoice, Packing List, surat pernyataan, dan dokumen pendukung lainnya.

PERSYARATAN 1. Importir/pengangkut mengajukan berkas dokumen yang terdiri dari surat permohonan

redress, dokumen pelengkap dan PNBP. 2. Redres manifes dapat dilakukan sepanjang dapat dibuktikan dengan dokumen

pendukung dan disetujui oleh Kepala Kantor Pabean.

BIAYA PNBP sejumlah Rp.50.000,00

NORMA WAKTU LAYANAN -

Mengetahui : Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 81: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 012/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2006. 2. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor. 3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai P-06/BC/2007 tentang Perubahan Keempat

Atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tantang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2006 tanggal 07 November 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.04/2006 tentang Tatalaksana Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 tentang Tatacara Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

7. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-19/BC/2006 tanggal 28 November 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-10/BC/2006 tanggal 16 Juni 2006 tentang Tatacara Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana Pengangkut.

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tatacara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah Ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas..

DESKRIPSI 1. SOP ini menggambarkan pelayanan penutupan pos BC 1.1 ini dimulai sejak diterimanya

berkas dokumen dan berakhir dengan penyerahan kembali berkas dokumen . 2. Manifes adalah daftar barang niaga yang dimuat dalam sarana pengangkut. 3. Data Elektronik adalah informasi atau rangkaian informasi yang disusun dan/atau

dihimpun untuk kegunaan khusus yang diterima, direkam, dikirim, disimpan,diproses, diambil kembali, atau diproduksi secara elektronik dengan menggunakan komputer atau perangkat pengolah data elektronik, optikal atau cara lain yang sejenis.

4. Media Penyimpan Data Elektronik adalah media yang dapat menyimpan data elektronik, seperti disket, flashdisk.

5. Unit pelaksana pemeriksa pada SOP penutupan pos BC 1.1 ini adalah Bidang Fasilitas Pabean dan Cukai Seksi Administrasi Manifes.

6. Berkas dokumen terdiri dari SPPB, dokumen pabean terdaftar, dan dokumen pelengkap.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENUTUPAN POS BC 1.1

Page 82: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

7. SPPB adalah tanda bukti bahwa barang diberi ijin untuk dikeluarkan dari Kawasan Pabean.

8. Dokumen pabean terdaftar adalah dokumen pabean yang telah diisi dengan lengkap dan benar dan telah mendapatkan nomor pendaftaran dari petugas Bea dan Cukai.

9. Dokumen pelengkap antara lain adalah Bill of Lading/Airways Bill, Invoice, Packing List, dan dokumen lainnya.

PERSYARATAN 1. Importir/PPJK telah menyelesaikan pengurusan dokumen pabean, dibuktikan dengan

SPPB dan/atau dokumen pabean terdaftar. 2. Penutupan pos BC 1.1 dapat dilakukan apabila data pada berkas dokumen dengan data

elektronik manifes pada Sistem Aplikasi RKSP Manifes benar dan relatif sama.

BIAYA Tidak dipungut biaya JANJI LAYANAN Pelayanan penutupan pos BC 1.1 dilaksanakan dalam jangka waktu 15 menit terhitung sejak berkas dokumen diterima serta tidak ada kendala pada Sistem Aplikasi RKSP dan Manifes.. Mengetahui : Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 83: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO AKTIVITAS PENGANGKUT/IMPORTIR PELAKSANA

1 Importir/PPJK menyerahkan berkas dokumen yang terdiri dari: - berkas dokumen penyelesaian pabean yang telah mendapat nomor pendaftaran;-dokumen pelengkap;-SPPB.

2 Pelaksana Administrasi Manifest menerima berkas dokumen dan melakukan pencocokan dengan data elektronik manifest pada Sistem Aplikasi Manifest & RKSP.Jika hasil pencocokan data adalah tidak sesuai maka berkas dikembalikan untuk diproses lebih lanjut.Jika hasil pencocokan data adalah sesuai, maka dilakukan penutupan pos dan berkas dokumen dikembalikan kepada Importir/PPJK.

3 Importir/PPJK menerima kembali berkas dokumen

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPELAYANAN PENUTUPAN POS BC 1.1

SPPB

DOKAP

DOK. PABEAN TERDAFTAR

MULAI

SESUAI ?

MENCOCOKKAN BERKAS DOKUMEN

PENUTUPAN POS

SISTEM APLIKASI RKSP &

MANIFEST

PERBAIKI/ LENGKAPI?

SPPB

DOKAP

DOK. PABEAN TERDAFTAR

SELESAI

T

Y

NOMOR : 012/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 84: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

No AKTIVITAS KEPALA SEKSI ADMINISTRASI MANIFES KEPALA BIDANG PFPC KEPALA SEKSI TEMPAT

PENIMBUNAN PELAKSANA PADA SEKSI TP PEMERIKSA PADA SEKSI TP PEMILIK BARANG

1 Kepala Seksi Administrasi Manifest menyampaikan Daftar Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BCF 1.5) dengan tembusan Kepala Seksi Penindakan.

2 Kepala Seksi Tempat Penimbunan menerima dan mendisposisikan kepada Pelaksana pada Seksi Tempat Penimbunan untuk: - membukukan kedalam Buku Catatan Pabean BTD.- membuat Surat Tugas Penarikan BTD kedalam TPP

3 Pelaksana Pada Seksi Tempat Penimbunan :- melakukan pembukuan ke BCP BTD;- membuat konsep Surat Tugas Pemindahan BTD

4 Kepala Seksi meneliti dan memaraf Konsep ST

5 Kepala Bidang Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai meneliti dan menandatangani ST

6 Pelaksana Pemeriksa pada Seksi Tempat Penimbunan melakukan pencacahan dan menuangkan dalam Nota Hasil Pencacahan, kemudian :- dalam hal jumlah dan jenis barang sesuai dengan BCF1.5, memindahkan BTD ke TPP;- dalam hal tidak sesuai, melaporkan kepada Kasi Tempat Penimbunan untuk dikonfirmasi kepada Kasi Administrasi Manifest

7 Kepalas Seksi Tempat Penimbunan menerima nota hasil pencacahan :- dalam hal sesuai, menugaskan Pelaksana pada Seksi tempat Penimbunan untuk membuat konsep Surat Pemberitahuan kepada Pemilik Barang;- dalam hal tidak sesuai, menugaskan Pelaksana pada Seksi tempat Penimbunan untuk membuat konsep Nota Dinas Konfirmasi kepada Kepala Seksi Administrasi Manifest.

8 Pelaksana Pada Seksi TP membuat :- Konsep ND Konfirmasi kepada Kasi Administrasi Manifest, atau- konsep Surat Pemberitahuan kepada Pemilik Barang

9 Kepala Seksi TP :- meneliti dan menandatangani ND Konfirmasi; atau- meneliti dan memaraf Surat Pemberitahuan BTD

10 Kepala Bidang PFPC meneliti dan menandatangani Surat Pemberitahuan BTD (u.b Kepala kantor) dan menugaskan pelaksana untuk mengirim kepada pemilik barang.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

PENATAUSAHAAN BARANG YANG DINYATAKAN TIDAK DIKUASAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

BCF 1.5

MULAI

MENDISPOSISI

MEMBUKUKAN

MEMBUAT ST

KONSEP ST

MENELITI DAN

MEMARAF

SURAT TUGAS

MENELITI &

MENANDATANGANI

PENCACAHAN

MENUANGKAN

NHA

MENELITI DAN

MENDISPO

MENELITI DAN

MENDISPO

KONSEP ND/ SP

MENELITI DAN

MEMARAF/MENANDATAN

GANI

NOTA DINAS KONFIRMASI

MENELITI DAN

MEMARAF/MENANDATAN

GANI

SURAT PEMBERITAHUAN

NOTA DINAS KONFIRMASI

SURAT PEMBERITAHUAN

SELESAI

NOMOR : 013/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 85: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 013/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011

Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN SURAT PEMBERITAHUAN BARANG YANG

DINYATAKAN TIDAK DIKUASAI (BTD)

DASAR HUKUM: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2006. 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.04/2011 tentang Penyelesaian Terhadap

Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang yang Dikuasai Negara, dan Barang yang Menjadi Milik Negara.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.04/2007 tentang Kawasan Pabean dan

Tempat Penimbunan Sementara. DESKRIPSI 1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan surat pemberitahuan barang yang dinyatakan

barang tidak dikuasai kepada consignee/pemilik barang, dimulai sejak penerbitan daftar barang-barang impor yang dinyatakan tidak dikuasai (BCF 1.5) dari Kepala Seksi Administrasi Manifest sampai dengan diterbitkannya kepada consignee/importer/pemilik barang.

2. Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai yang selanjutnya disingkat dengan BTD adalah Barang yang tidak dikeluarkan 30 (tiga puluh) hari dari TPS di dalam area pelabuhan sejak penimbunannya, 60 (enam puluh hari) dari TPS diluar area pelabuhan sejak penimbunannya, 30 (tiga puluh) hari dari Tempat Penimbunan Berikat (TPB) sejak pencabutan izin TPBnya, dan barang yang dikirim melalui Pos yang ditolak oleh si alamat atau orang yang dituju tidak dapat dikirim kembali kepada pengirim di Luar Daerah Pabean (LDP) atau tujuan LDP yang diterima kembali karena ditolak atau tidak dapat disampaikan pada alamat yang dituju dan tidak diselesaikan oleh pengirim dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya pemberitahuan dari Kantor Pos.

3. Pejabat Bea dan Cukai memberitahukan secara tertulis kepada pemilik barang untuk segera menyelesaikan kewajiban pabean yang terkait dengan BTD, dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak disimpan di TPP atau tempat lain yang berfungsi sebagai TPP.

4. Menunggu penyelesaian/penetapan lebih lanjut atas BTD:

a. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari BTD dapat diselesaikan oleh pemilik barang; b. Dalam hal tidak diselesaikan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari dapat dilelang,

dimusnahkan, atau ditetapkan sebagai BMN.

5. Buku Catatan Pabean Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai adalah buku, formulir, atau rekaman pada media elektronik yang digunakan dalam penatausahaan daftar barang-barang yang dinyatakan tidak dikuasai.

6. Tempat Penimbunan Pabean yang selanjutnya disingkat dengan TPP adalah bangunan

dan/ atau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu yang disediakan oleh

Page 86: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

pemerintah di Kantor Pabean yang berada dibawah pengelolaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menyimpan BTD, BDN, dan BMN berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.

7. Unit pelaksana pada SOP Penyelesaian Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD) ini

adalah Seksi Tempat Penimbunan Bidang Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai.

PERSYARATAN 1. Adanya daftar barang-barang impor yang dinyatakan tidak dikuasai (BCF 1.5) dari Kepala

Seksi Administrasi Manifest 2. Buku Catatan Pabean Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD). 3. Tempat Penimbunan Pabean yang digunakan untuk menimbun Barang yang Dinyatakan

Tidak Dikuasai (BTD). BIAYA

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

SOP ini dilaksanakan paling lama tiga hari kerja.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 87: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 014/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011

Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN PENGELUARAN BARANG DARI TEMPAT PENIMBUNAN PABEAN TERHADAP BARANG YANG DINYATAKAN TIDAK DIKUASAI YANGTELAH DISELESAIKAN KEWAJIBAN KEPABEANANNYA OLEH

PEMILIK

DASAR HUKUM: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2006. 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.04/2011 tentang Penyelesaian Terhadap

Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang yang Dikuasai Negara, dan Barang yang Menjadi Milik Negara.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.04/2007 tentang Kawasan Pabean dan

Tempat Penimbunan Sementara.

DESKRIPSI 1. SOP ini menggambarkan proses pelayanan pengeluaran Barang yang Dinyatakan Tidak

Dikuasai (BTD) dimulai dari Tempat Penimbunan Pabean yang sudah diselesaikan kewajiban kepabeanannya dimulai dari diajukannya permohonan pembatalan terhadap BTD ke Kepala Kantor oleh pemilik barang sampai dengan barang dikeluarkan dari Tempat Penimbunan Pabean (TPP).

2. Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai yang selanjutnya disingkat dengan BTD adalah Barang yang tidak dikeluarkan 30 (tiga puluh) hari dari TPS di dalam area pelabuhan sejak penimbunannya, 60 (enam puluh hari) dari TPS diluar area pelabuhan sejak penimbunannya, 30 (tiga puluh) hari dari Tempat Penimbunan Berikat (TPB) sejak pencabutan izin TPBnya, dan barang yang dikirim melalui Pos yang ditolak oleh si alamat atau orang yang dituju tidak dapat dikirim kembali kepada pengirim di Luar Daerah Pabean (LDP) atau tujuan LDP yang diterima kembali karena ditolak atau tidak dapat disampaikan pada alamat yang dituju dan tidak diselesaikan oleh pengirim dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya pemberitahuan dari Kantor Pos.

3. Pejabat Bea dan Cukai memberitahukan secara tertulis kepada pemilik barang untuk segera menyelesaikan kewajiban pabean yang terkait dengan BTD, dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak disimpan di TPP atau tempat lain yang berfungsi sebagai TPP.

4. Menunggu penyelesaian/penetapan lebih lanjut atas BTD:

a. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari BTD dapat diselesaikan oleh pemilik barang; b. Dalam hal tidak diselesaikan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari dapat dilelang,

dimusnahkan, atau ditetapkan sebagai BMN.

5. Buku Catatan Pabean Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai adalah buku, formulir, atau rekaman pada media elektronik yang digunakan dalam penatausahaan daftar barang-

Page 88: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

barang yang dinyatakan tidak dikuasai. 6. Tempat Penimbunan Pabean yang selanjutnya disingkat dengan TPP adalah bangunan

dan/ atau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu yang disediakan oleh pemerintah di Kantor Pabean yang berada dibawah pengelolaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menyimpan BTD, BDN, dan BMN berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.

7. Unit pelaksana pada SOP Penyelesaian Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD) ini

adalah Bidang Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai yaitu Seksi Tempat Penimbunan berkoordinasi dengan Seksi Administrasi Manifes.

PERSYARATAN 1. Adanya permohonan pembatalan BTD ke Kepala Kantor dari pemilik barang. 2. Adanya bukti penyelesaian kewajiban pabean yang berupa dokumen penyelesaian BTD

(PPFTZ, invoice, packing lis, B/L, SPPB, dll.).

3. Diterbitkannya Surat Izin Pengeluaran Barang (SIPB). 4. Buku Catatan Pabean Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD). 5. Tempat Penimbunan Pabean yang digunakan untuk menimbun Barang yang Dinyatakan

Tidak Dikuasai (BTD). BIAYA

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU : Norma waktu layanan dibagi menjadi 3 (tiga) tahap yaitu : 1. sejak diterimanya permohonan pembatalan Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD)

s.d. penerbitan nota dinas konfirmasi kepada Kepala Seksi Penindakan paling lama 2 (dua) hari

2. sejak diterimanya nota dinas konfirmasi dari Kepala Seksi penindakan sampai dengan penyerahan Surat Pemberitahuan Persetujuan Pembatalan BTD paling lama 2 (dua) hari kerja.

3. Sejak diterimanya dokumen penyelesaian BTD sampai dengan diterbitkannya SIPB: 3 (tiga) hari

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 89: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

No AKTIVITAS PEMILIK BARANG KEPALA BIDANG PFPC

KEPALA SEKSI TEMPAT PENIMBUNAN

KEPALA SEKSI PENINDAKAN

KEPALA SEKSI ADM MANIFEST

PELAKSANA PADA SEKSI TP

PELAKSANA PEMERIKSA PADA TPP

1 Pemilik Barang mengajukan surat permohonan pembatalan BTD beserta dokumen pendukung kepada Kepala Kantor u.p. Kepala Bidang PFPC

2 Kepala Bidang PFPC menerima surat permohonan pembatalan dari Pemilik Barang kemudian meneliti dan mendisposisi ke Kepala Seksi Tempat

3 Kepala Seksi Tempat Penimbunan menerima dan meneliti surat permohonan beserta dokumen pendukung :

4 a. Dalam hal dokumen belum lengkap, Kepala Seksi Tempat Penimbunan menugaskan Pelaksana Pada Seksi TP untuk membuat Surat Permintaan

5 b. dalam hal dokumen telah lengkap, namun memerlukan konfirmasi mengenai pemenuhan kewajiban pabean dan tanggung jawab lain yang harus dipenuhi dari Seksi Penindakan diperlukan, menugaskan Pelaksana Pada Seksi TP untuk membuat konsep Nota Dinas konfirmasi

6 Pelaksana Seksi TP membuat konsep Nota Dinas Konfirmasi atau konsep Surat Permintaan Kelengkapan

7 Kepala seksi :- meneliti dan memaraf konsep Surat; atau-meneliti dan menandatangani ND konfirmasi kepada Seksi Penindakan

8 Kepala Bidang PFPC meneliti dan menandatangani Surat Permintaan Kelengkapan Dokumen, dan menugaskan pelaksana untuk mengirimkan kepada pemilik barang.

9 Kepala Seksi penindakan menerima, meneliti dan menyampaikan nota dinas konfirmasi status BTD kepada Kasi TP

10 Kepala Seksi Tempat Penimbunan menerbitkan Nota Dinas kepada Kepala Seksi Administrasi Manifes untuk pembukaan pos BC 1.1. Kepala Seksi Administrasi Manifes memberikan konfirmasi atas pembukaan pos BC 1.1

11 Kepala Seksi Tempat Penimbunan menugaskan pelaksana pada Seksi TP untuk membuat konsep Surat Pemberitahuan Persetujuan Pembatalan BTD.

12 Pelaksana pada Seksi TP membuat konsep Surat Surat Pemberitahuan Persetujuan Pembatalan BTD.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE BSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN PENGELUARAN DARI TEMPAT PENIMBUNAN PABEAN TERHADAP BARANG YANG DINYATAKAN TIDAK DIKUASAI YANG TELAH DISELESAIKAN KEWAJIBAN KEPABEANANNYA OLEH PEMILIK BARANG

MULAI

SURAT PERMOHONAN DAN

MENERIMA

DAN MENELITI

lengkap?

konfirmasi

KONSEP SURAT/ND

MENERIMA DAN MENDISPOSISI

N

N

Y Y

MEMBUAT KONSEP

MEMARAF/

MENANDATANGANI

NOTA DINAS KONFIRMASI

MENELITI

DAN MENANDATA

NGANI

SURAT PERMINTAAN KELENGKAPAN

NOTA DINAS KONFIRMASI

MENERBITKA

N

ND BUKA POS BC 1.1 ND BUKA POS BC 1.1

1

1

MENDISPOSI

SIKAN

MENDISPOSI

SIKAN

KONSEP SURAT PERSETUJUAN

1

NOMOR : 014/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 90: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

No AKTIVITAS PEMILIK BARANG KEPALA BIDANG PFPC

KEPALA SEKSI TEMPAT PENIMBUNAN

KEPALA SEKSI PENINDAKAN

KEPALA SEKSI ADM MANIFEST

PELAKSANA PADA SEKSI TP

PELAKSANA PEMERIKSA PADA TPP

13 Kasi TP meneliti dan memaraf konsep Surat Pemberitahuan Persetujuan Pembatalan BTD.

14 Kepala Bidang PFPC meneliti dan mendandatangani Surat Pemberitahuan Persetujuan Pembatalan BTD dan meminta pelaksana untuk menyampaikan kepada Pemilik Barang

15 Pemilik barang mengurus dokumen penyelesaian barang BTD (PPFTZ, invoice, packing lis, B/L, SPPB, dll) kepada Kasi Pabean, kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi Tempat Penimbunan

16 Kepala Seksi TP menerima dan meneliti :-dalam hal dokumen tidak lengkap (tidak menunjukkan pemenuhan kewajiban pabean) dikembalikan kepada Pemilik Barang untuk dilengkapi;-dalam hal dokumen telah lengkap (menunjukkan pemenuhan kewajiban pabean) :i. Kepala Seksi Tempat Penimbunan menutup / membatalkan status BTD dimaksud dengan menggunakan dokumen penyelesaian BTD kemudianii. menerbitkan Surat Izin Pengeluaran Barang (SIPB), kemudian menyerahkan kepada Pemilik barang

17 Pemilik Barang menyerahkan SIPB kepada Pemeriksa yang bertugas pada TPP sebagai bukti pengeluaran barang

Petugas Pemeriksa di TPP mengawasi Pengeluaran Barang dengan membandingkan dengan dokumen SIPB.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

18

MENELITI

DAN MEMARAF

MENELITI

DAN MENANDATA

NGANI

SURAT PERSETUJUAN

Dokumen Impor dan kelengkapannya

MENELITI

lengkap? N N

Y

MENUTUP BCP BTD

MENERBITKA

N SIPB

SIPB

MENGAWASI

PENGELUARAN BARANG

SELESAI

1

Page 91: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

PELA

YAN

AN P

ENYE

LESA

IAN

BAR

ANG

DIN

YATA

KAN

TID

AK D

IKU

ASAI

(BTD

)

No.

A

KTI

VITA

S K

EPA

LA K

AN

TOR

KEP

ALA

BID

AN

G P

FPC

KEP

ALA

SEK

SI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

PEJA

BA

T FU

NG

SIO

NA

LPE

MER

IKSA

DO

KU

MEN

PELA

KSA

NA

PEM

ERIK

SA

PAD

A S

EKSI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

PELA

KSA

NA

A

DM

INIS

TRA

SI P

AD

A

SEK

SI T

EMPA

T PE

NIM

BU

NA

N

PAN

ITIA

LEL

AN

GK

PKN

L PE

SER

TA L

ELA

NG

PE

LAK

SAN

A P

EMER

IKSA

PA

DA

SE

KSI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

1Ke

pala

Sek

si m

enug

aska

n Pe

laks

ana

Pem

erik

sa u

ntuk

mel

akuk

an p

enca

caha

n at

as B

TD y

ang

ditim

bun

di T

PP

2.Pe

laks

ana

Pem

erik

sa m

elak

ukan

pe

ncac

ahan

dan

men

uang

kann

ya d

alam

N

ota

Has

il Pe

ncac

ahan

dan

dis

erah

kan

kepa

da K

epal

a Se

ksi P

enim

buna

n

3.Ke

pala

Sek

si T

empa

t Pen

imbu

nan

men

erim

a da

n m

enug

aska

n pe

laks

ana

untu

k m

embu

at n

ota

dina

s pe

rmin

taan

pe

nila

ian

BTD

kep

ada

Peja

bat

Fung

sion

al P

emer

iksa

Dok

umen

5.Pe

laks

ana

pada

Sek

si T

P m

embu

at

kons

ep N

D

6.Ke

pala

Sek

si T

P :

- men

eliti

dan

men

anda

tang

ani N

D d

an

men

yam

paik

an k

epad

a PF

PD- m

enug

aska

n pe

laks

ana

untu

k m

engi

rimka

n pe

rmin

taan

pen

ilaia

n BT

D

kepa

da P

FPD

7.PF

PD m

elak

ukan

pen

ilaia

n at

as B

aran

g Ya

ng D

inya

taka

n Ti

dak

Dik

uasa

i, ke

mud

ian

men

yam

paik

an h

asil

peni

laia

n ke

pada

Kep

ala

Seks

i TP

KEM

ENTE

RIA

N K

EUAN

GAN

REP

UB

LIK

IND

ON

ESIA

DIR

EKTO

RAT

JEN

DER

AL B

EA D

AN C

UK

AIK

ANTO

R P

ELAY

ANAN

UTA

MA

BEA

DAN

CU

KAI

TIP

E B

ST

AND

AR O

PER

ASIO

NAL

PR

OSE

DU

R

DAL

AM H

AL B

TD D

ILEL

ANG

MU

LAI

PE

NC

AC

AH

AN

HA

SIL

P

EN

ILA

IAN

B

TD

KO

NS

EP

P

ER

MIN

TAA

N

PE

NIL

AIA

N

BTD

PE

RM

INTA

AN

P

EN

ILA

IAN

BTD

PR

OS

ES

P

EN

ILA

IAN

ME

NU

GA

SK

AN

ME

NU

AN

GK

AN

HA

SIL

P

EN

CA

CA

HA

N

N

HP

ME

NU

GA

SK

AN

ME

MB

UAT

K

ON

SE

P

ME

NE

LITI

D

AN

M

EN

AN

DA

TA

NG

AN

I

1

NO

MO

R: 0

15/S

OP-

BC/K

PU B

/201

1TA

NG

GAL

: 28

Dese

mbe

r 201

1RE

VISI

:TA

NGG

AL:

Page 92: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

No.

A

KTI

VITA

S K

EPA

LA K

AN

TOR

KEP

ALA

BID

AN

G P

FPC

KEP

ALA

SEK

SI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

PEJA

BA

T FU

NG

SIO

NA

LPE

MER

IKSA

DO

KU

MEN

PELA

KSA

NA

PEM

ERIK

SA

PAD

A S

EKSI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

PELA

KSA

NA

A

DM

INIS

TRA

SI P

AD

A

SEK

SI T

EMPA

T PE

NIM

BU

NA

N

PAN

ITIA

LEL

AN

GK

PKN

L PE

SER

TA L

ELA

NG

PE

LAK

SAN

A P

EMER

IKSA

PA

DA

SE

KSI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

8. K

epal

a Se

ksi T

empa

t Pen

imbu

nan

men

erim

a da

n m

enug

aska

n pe

laks

ana

untu

k :

- men

gom

pila

si H

asil

Penc

acah

an d

an

hasi

l pen

ilaia

n BT

D

- mem

buat

kon

sep

nota

din

as u

sula

n le

lang

BTD

yan

g di

serta

i den

gan

Kons

ep

SKEP

BTD

Unt

uk D

ilela

ng b

eser

ta

nila

inya

kep

ada

Kepa

la B

idan

g PF

PC

untu

k m

enda

patk

an k

eput

usan

9.Pe

laks

ana

: - m

engo

mpi

lasi

Has

il Pe

ncac

ahan

dan

ha

sil p

enila

ian

BTD

- mem

buat

kon

sep

usul

an le

lang

BTD

da

n ko

nsep

SKE

P BT

D L

elan

g

10.

Kepa

la S

eksi

men

eliti

dan

mem

araf

ko

nsep

ND

usu

lan

lela

ng d

an k

onse

p SK

EP B

TD;

10.

Kepa

la B

idan

g PF

PC m

enel

iti d

an

men

anda

tang

ani u

sula

n le

lang

BTD

, m

emar

af k

onse

p SK

EP B

TD;

11.

Kepa

la K

anto

r men

eliti

dan

M

enan

data

ngan

i SKE

P BT

D le

lang

dan

m

enye

rahk

an k

epad

a K

12.

Berd

asar

kan

SKEP

BTD

Unt

uk D

ilela

ng,

Kepa

la B

idan

g PF

PC m

enga

juka

n us

ulan

da

ftar n

ama

Pani

tia L

elan

g ke

pada

Ke

pala

Kan

tor

yang

dis

erta

i kon

sep

SKEP

Pen

unju

kan

Pani

tia L

elan

g BT

D

ME

NG

OM

PIL

AS

I

ME

NE

LITI

D

AN

M

EM

ER

IKS

A

SK

EP

BTD

LE

LAN

G

KO

NS

EP

SK

EP

P

AN

ITIA

LE

LAN

G

ME

NE

LITI

,M

EN

AN

DA

TAN

GA

NI,

ME

MA

RA

F

ND

US

ULA

N

KON

SEP

USU

LAN

LE

LAN

G B

TD D

AN

KON

SEP

SKEP

BTD

LE

LAN

G

ME

NE

LITI

D

AN

M

EM

AR

AF

ME

NE

LITI

D

AN

ME

NU

GA

SK

AN

ME

MB

UA

T K

ON

SE

P

ME

NG

AJU

KA

N U

SU

LAN

1

2

Page 93: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

No.

A

KTI

VITA

S K

EPA

LA K

AN

TOR

KEP

ALA

BID

AN

G P

FPC

KEP

ALA

SEK

SI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

PEJA

BA

T FU

NG

SIO

NA

LPE

MER

IKSA

DO

KU

MEN

PELA

KSA

NA

PEM

ERIK

SA

PAD

A S

EKSI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

PELA

KSA

NA

A

DM

INIS

TRA

SI P

AD

A

SEK

SI T

EMPA

T PE

NIM

BU

NA

N

PAN

ITIA

LEL

AN

GK

PKN

L PE

SER

TA L

ELA

NG

PE

LAK

SAN

A P

EMER

IKSA

PA

DA

SE

KSI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

13.

Kepa

la K

anto

r men

eliti

dan

m

enan

data

ngan

i usu

lan

dafta

r pan

itia

lela

ng:

14Pa

nitia

Lel

ang

mem

buat

dan

m

enan

data

ngan

i Sur

at P

erm

ohon

an

Pela

ksan

aan

Lela

ng B

TD y

ang

ditu

juka

n ke

pada

Kep

ala

KPKN

L se

tem

pat

15KP

KNL

mem

pros

es p

erm

ohon

an

pela

ksan

aan

lela

ng B

TD

Pani

tia le

lang

mel

akuk

an p

ersi

apan

le

lang

yai

tu:

a. P

enun

juka

n Ba

lai L

elan

g;

b. P

engu

mum

an L

elan

g;

c. M

empe

rsia

pkan

BTD

lela

ng;

17Pe

laks

anaa

n L

elan

g / P

enge

saha

n Pe

men

ang

Lela

ng (s

ebel

umny

a pe

serta

le

lang

men

yeto

r jam

inan

yan

g te

lah

dite

tapk

an k

epad

a KP

KNL/

Bala

i Lel

ang)

18Pe

men

ang

Lela

ng m

emba

yar /

mel

unas

i ua

ng le

lang

kep

ada

KPKN

L / B

alai

Lel

ang

19KP

KNL

men

yera

hkan

has

il le

lang

kep

ada

Pani

tia L

elan

g se

tela

h di

kura

ngi B

ea

Lela

ng P

enju

al

16

ME

NE

LITI

DA

N

ME

NA

ND

ATA

NG

AN

I

SK

EP

P

AN

ITIA

LE

LAN

G

PE

RM

OH

ON

AN

P

ELA

KS

AA

AN

LE

LAN

G

PE

RS

ETU

JUA

N

PE

LAK

SA

NA

AN

LE

LAN

G

HA

SIL

LE

LAN

G

ME

MB

UA

T P

ER

MO

HO

NA

N L

ELA

NG

B

TD

ME

NYI

AP

KA

N

LELA

NG

BTD

M

ELA

KS

AN

AK

AN

P

ELE

LAN

GA

N

ME

LAK

SA

NA

KA

N

PE

LELA

NG

AN

ME

LAK

SA

NA

KA

N

PE

LELA

NG

AN

2

3

Page 94: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

No.

A

KTI

VITA

S K

EPA

LA K

AN

TOR

KEP

ALA

BID

AN

G P

FPC

KEP

ALA

SEK

SI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

PEJA

BA

T FU

NG

SIO

NA

LPE

MER

IKSA

DO

KU

MEN

PELA

KSA

NA

PEM

ERIK

SA

PAD

A S

EKSI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

PELA

KSA

NA

A

DM

INIS

TRA

SI P

AD

A

SEK

SI T

EMPA

T PE

NIM

BU

NA

N

PAN

ITIA

LEL

AN

GK

PKN

L PE

SER

TA L

ELA

NG

PE

LAK

SAN

A P

EMER

IKSA

PA

DA

SE

KSI

TEM

PAT

PEN

IMB

UN

AN

20Pa

nitia

Lel

ang

:

a. M

enye

tork

an B

ea M

asuk

, Cuk

ai, P

PN,

PPnB

M, d

an P

Ph P

asal

22

ke K

as

Neg

ara;

b. M

emba

yar s

ewa

guda

ng s

erta

bia

ya-

biay

a ya

ng d

ikel

uark

an;

c. M

enge

mba

likan

sis

a ha

sil p

elel

anga

n se

tela

h di

kura

ngi B

M d

an P

DR

I, se

wa

guda

ng d

an b

iaya

-bia

ya la

in y

ang

dike

luar

kan

kepa

da c

onsi

gnee

(pem

ilik

bara

ng)

21Pe

men

ang

lela

ng m

enye

rahk

an b

ukti

pem

enan

g le

lang

(kui

tans

i lel

ang,

ku

itans

i pem

baya

ran

lela

ng, k

onfir

mas

i pe

neta

pan

pem

enan

g le

lang

, dan

pe

rsya

rata

n im

por)

kep

ada

Kepa

la S

eksi

Te

mpa

t Pen

imbu

nan

22Ke

pala

Sek

si T

empa

t Pen

imbu

nan

men

eliti

kel

engk

apan

buk

ti pe

men

ang

lela

ng:

a. D

alam

hal

buk

ti pe

men

ang

lela

ng y

ang

dila

mpi

rkan

tida

k le

ngka

p, K

epal

a Se

ksi

Tem

pat P

enim

buna

n m

enge

mba

likan

bu

kti p

emen

ang

lela

ng u

ntuk

dile

ngka

pi

b. D

alam

hal

buk

ti pe

men

ang

lela

ng

leng

kap,

Kep

ala

Seks

i Tem

pat

Peni

mbu

nan

men

yera

hkan

SIP

B ke

pada

pe

men

ang

lela

ng s

ebag

ai b

ukti

peng

elua

ran

bara

ng d

ari T

PP

23Pe

men

ang

lela

ng m

enye

rahk

an S

IPB

kepa

da P

emer

iksa

yan

g be

rtuga

s p

ada

TPP

seba

gai b

ukti

peng

elua

ran

bara

ng

24Pe

mer

iksa

men

eliti

SIP

B da

n m

enga

was

i pe

ngel

uara

n BT

D d

ari T

PP.

Men

geta

hui

Sek

reta

ris D

irekt

orat

Jen

dera

l

-

ttd-

Azh

ar R

asyi

diN

IP 1

9630

321

1991

03 1

002

BU

KTI

P

EM

EN

AN

G

LELA

NG

ME

NE

LITI

B

UK

TI

PE

ME

NA

NG

LE

LAN

G

LEN

GK

AP

?

SIPB

SIPB

N

ME

NYE

TOR

B

M, P

PnB

M,

dan

PP

h P

AS

AL

22

M

EM

BA

YAR

S

EW

A

GU

DA

NG

ME

NG

EM

BA

LIK

AN

SIS

A

HA

SIL

LE

LAN

G

Y

ME

NE

RB

ITK

AN

S

IPB

SE

LES

AI

ME

NE

LITI

D

AN

M

EN

GA

WA

SI

EN

D

3

Page 95: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 015/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011

Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENYELESAIAN BARANG DINYATAKAN TIDAK DIKUASAI

DALAM HAL BTD DILELANG

DASAR HUKUM: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2006.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.04/2011 tentang Penyelesaian Terhadap Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang yang Dikuasai Negara, dan Barang yang Menjadi Milik Negara.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.04/2007 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Sementara.

DESKRIPSI 1. SOP ini menggambarkan proses pelayanan penyelesaian Barang yang Dinyatakan Tidak

Dikuasai (BTD) dalam hal BTD tersebut dilelang, dimulai dari dibuatnya surat tugas pencacahan BTD tersebut sampai dengan diterbitkannya Surat Izin Pengeluaran Barang (SIPB).

2. Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai yang selanjutnya disingkat dengan BTD adalah Barang yang tidak dikeluarkan 30 (tiga puluh) hari dari TPS di dalam area pelabuhan sejak penimbunannya, 60 (enam puluh hari) dari TPS diluar area pelabuhan sejak penimbunannya, 30 (tiga puluh) hari dari Tempat Penimbunan Berikat (TPB) sejak pencabutan izin TPBnya, dan barang yang dikirim melalui Pos yang ditolak oleh si alamat atau orang yang dituju tidak dapat dikirim kembali kepada pengirim di Luar Daerah Pabean (LDP) atau tujuan LDP yang diterima kembali karena ditolak atau tidak dapat disampaikan pada alamat yang dituju dan tidak diselesaikan oleh pengirim dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya pemberitahuan dari Kantor Pos.

3. Pejabat Bea dan Cukai memberitahukan secara tertulis kepada pemilik barang untuk segera menyelesaikan kewajiban pabean yang terkait dengan BTD, dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak disimpan di TPP atau tempat lain yang berfungsi sebagai TPP.

4. Dapat dilakukan lelang terhadap BTD yang :

a. tidak diselesaikan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari; atau

b. karena sifatnya:

1) tidak tahan lama, antara lain barang yang cepat busuk, misalnya buah segar dan sayur segar;

2) merusak, antara lain asam sulfat dan belerang; 3) berbahaya; atau 4) pengurusannya memerlukan biaya tinggi, segera dilelang dengan memberitahukan secara tertulis kepada pemiliknya, sepanjang bukan merupakan barang yang dilarang dan/atau dibatasi untuk diimpor atau diekspor.

5. Buku Catatan Pabean Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai adalah buku, formulir, atau rekaman pada media elektronik yang digunakan dalam penatausahaan daftar barang-barang yang dinyatakan tidak dikuasai.

Page 96: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

6. Tempat Penimbunan Pabean yang selanjutnya disingkat dengan TPP adalah bangunan dan/ atau lapangan atau tempat lain yang disamakan dengan itu yang disediakan oleh pemerintah di Kantor Pabean yang berada dibawah pengelolaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menyimpan BTD, BDN, dan BMN berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.

7. Unit pelaksana pada SOP Penyelesaian Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD) dalam hal BTD tersebut dilelang adalah Bidang Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai yaitu Seksi Tempat Penimbunan.

PERSYARATAN 1. Adanya Surat Keputusan Lelang atas BTD dan Surat Penunjukan Panitia Lelang dari

Kepala Kantor Pabean;

2. Adanya Surat Keputusan Pelaksanaan Lelang yang diterbitkan oleh KPKNL.

3. Adanya bukti pemenang lelang (kuitansi lelang, kuitansi pembayaran lelang, konfirmasi penetapan pemenang lelang, dan persyaratan impor).

4. Diterbitkannya Surat Izin Pengeluaran Barang (SIPB).

5. Buku Catatan Pabean Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD).

6. Tempat Penimbunan Pabean yang digunakan untuk menimbun Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD)

BIAYA

1. Uang jaminan pelaksanaan lelang, disetor kepada KPKNL/Balai Lelang.

2. Jasa Pra Lelang, disetor kepada Balai Lelang oleh Pemenang Lelang.

3. Uang lelang berdasarkan harga yang terbentuk pada saat lelang, disetor ke kas negara.

4. Bea lelang dan uang miskin, untuk disetor ke kas negara.

5. Sewa gudang serta biaya-biaya lain yang dikeluarkan.

NORMA WAKTU : SOP ini dilaksanakan dengan 4 (empat) tahap : 1. Sejak diterbitkannya Surat Tugas pencacahan hingga dikirimkannya nota dinas

permintaan penilaian paling lama 7 (tujuh) hari kerja. 2. Sejak diterimanya hasil penilaian hingga dikirimkannya usulan lelang paling lama 5 (lima)

hari kerja. 3. Penyiapan lelang paling lama 5 (lima) hari kerja; 4. Sejak diterimanya hasil lelang hingga diterbitkannya Surat Izin Pengeluaran Barang : 5

(lima) hari kerja.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 97: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

No AKTIVITAS KEPALA KANTOR KEPALA BIDANG PFPC KEPALA SEKSI TEMPAT PENIMBUNAN PELAKSANA PADA SEKSI TEMPAT PENIMBUNAN

PEJABAT FUNGSIONAL PEMERIKSA DOKUMEN

DIREKTUR JENDERAL U.B DIREKTUR TEKNIS KEPABENAN

1. Kepala Seksi Tempat Penimbunanmenerima Surat Keputusan PenetapanBMN dari Kepala Kantor melalui KepalaBidang PFPC kemudian mendisposisikepada Pelaksana untuk : - membukukan SKEP BMN dalam BCPBMN;- membuat konsep ND permohonanpenilaian BMN kepada PFPD

2. Pelaksana pada Seksi TP :- membukukan SKEP BMN dalam BCPBMN;- membuat konsep ND permohonanpenilaian BMN kepada PFPD (kepalabidang PFPC ub kepala seksi TP)

3 Kepala Seksi TP meneliti danmenandatangani ND permohonanpenilaian

4 Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumenmemberikan hasil penilaian BMN kepadaKepala Bidang PFPC up Kasi TP)

5 Kepala Seksi TP menerima danmendisposisi kepada pelaksana padaSeksi TP untuk membuat konsep SuratUsulan peruntukan BMN kepada Menkeumelalui Direktur Jenderal

6 Pelaksana pada Seksi TP membuatkonsep surat Usulan peruntukan BMNkepada Menkeu melalui Direktur Jenderal

7 Kepala Seksi Tempat Penimbunanmeneliti dan memaraf konsep suratUsulan peruntukan BMN kepada Menkeumelalui Direktur Jenderal

8 Kepala Bidang PFPC meneliti danmemaraf konsep surat Usulan peruntukanBMN kepada Menkeu melalui DirekturJenderal

9 Kepala Kantor meneliti menandatanganiSurat Usulan Peruntukan BMN ke MenteriKeuangan melalui Dirjen BC

10 Surat Usulan Peruntukan BMN dikirimkanke Dirjen BC u.p. Dir. Teknis Kepabeanan, untuk kemudian diteruskan kepadaMenteri Keuangan untuk mendapatpersetujuan

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

MENJADI MILIK NEGARA (BMN) KEPADA DIREKTUR JENDERAL UNTUK MENDAPAT PERSETUJUAN PERUNTUKKAN BMN DARI MENTERI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENERBITAN SURAT USULAN PERUNTUKAN BARANG YANG

SKEP BMN

MENDISPOSISI

MULAI

MEMBUKUK

AN

MEMBUAT KONSEP

KONSEP ND

MENELITI &

MENANDATANGANI

ND PENILAIAN

ND PENILAIAN

MENDISPOSI

SI

MEMBUAT KONSEP

KONSEP USULAN

MENELITI & MEMARAF

MENELITI & MEMARAF

MENELITI &

MENANDATANGANI

USULAN PERUNTUKAN

USULAN PERUNTUKAN

SELESAI

NOMOR : 016/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 98: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 016/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011

Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN SURAT USULAN PERUNTUKAN BARANG YANG

MENJADI MILIK NEGARA (BMN) KEPADA DIREKTUR JENDERAL UNTUK MENDAPAT PERSETUJUAN PERUNTUKKAN BMN DARI MENTERI

KEUANGAN

DASAR HUKUM: 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2006. 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.04/2011 tentang Penyelesaian Terhadap

Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang yang Dikuasai Negara, dan Barang yang Menjadi Milik Negara.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.04/2007 tentang Kawasan Pabean dan

Tempat Penimbunan Sementara. DESKRIPSI 1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan surat usulan peruntukan barang yang menjadi

milik Negara (BMN) kepada Direktur Jenderal untuk mendapat persetujuan peruntukkan BMN dari Menteri Keuangan, dimulai sejak diterimanya Surat Keputusan BMN dari Kepala Kantor hingga diterbitkannya surat usulan peruntukan BMN kepada Menteri Keuangan.

2. Barang yang Menjadi Milik Negara yang selanjutnya disebut dengan BMN adalah: a. BMN yang merupakan barang yang dilarang untuk diekspor atau diimpor, kecuali

terhadap barang dimaksud ditetapkan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan;

b. BMN yang merupakan barang yang dibatasi untuk diekspor atau diimpor, yang tidak diselesaikan oleh pemiliknya dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak disimpan di Tempat Penimbunan Pabean atau tempat lain yang berfungsi sebagai Tempat Penimbunan Pabean;

c. barang dan/atau sarana pengangkut yang ditegah oleh Pejabat Bea dan Cukai yang berasal dari tindak pidana yang pelakunya tidak dikenal;

d. barang dan/atau sarana pengangkut yang ditinggalkan di Kawasan Pabean oleh pemilik yang tidak dikenal yang tidak diselesaikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak disimpan di Tempat Penimbunan Pabean atau tempat lain yang berfungsi sebagai Tempat Penimbunan Pabean;

e. BDN yang merupakan barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor atau diekspor; atau

f. barang dan/atau sarana pengangkut yang berdasarkan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dinyatakan dirampas untuk negara.

3. Penetapan BMN dilakukan oleh Kepala Kantor Pabean dengan menerbitkan keputusan

mengenai penetapan BMN.

4. Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk menyampaikan kepada Menteri daftar mengenai BMN beserta usulan penyelesaian BMN untuk dilelang, dihibahkan,

Page 99: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

dimusnahkan, dihapuskan, dan/atau ditetapkan status peruntukannya. 5. Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta

yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu untuk memperoleh nilai barang milik Negara

6. Unit pelaksana pada SOP Penyelesaian Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD) ini adalah Seksi Tempat Penimbunan Bidang Pelayanan dan Fasilitas Pabean dan Cukai

PERSYARATAN 1. Adanya Surat Keputusan Penetapan BMN dari Kepala Kantor; 2. Buku Catatan Pabean Barang Yang Menjadi Milik Negara (BMN). 3. Adanya penilaian BMN dari PFPD atau instansi terkait/penilai independen. BIAYA

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU : SOP ini dilaksanakan paling lama 5 (lima) hari kerja (diluar waktu penilaian PFPD atau instansi terkait/ penilai independen)

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 100: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA :DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI :

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B ::

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1 Pengusaha mengajukan Pemberitahuan Pabean (PPFTZ -03) dengan mengisi formulir secara lengkap, beserta dokumen pelengkap pabean (invoice, P/L, Faktur Pajak, B/L) kepada pelaksana penerima dokumen di seksi pabean

2 Pejabat penerima dokumen menerima dan meneliti :- apabila pengisian data atau kelengkapan dokumen tidak lengkap, dokumen dikembalikan kepada pemilik barang untuk dilengkapi atau dibenarkan.

- apabila pengisian data atau kelengkapan dokumen telah lengkap, memberikan nomor pendaftaran padadokumen PPFTZ 03

3 Pengusaha menerima dokumen PPFTZ 03 yang telah diberi nomor pendaftaran untuk selanjutnya diajukan kepada petugas pajak untuk diendorse.

4 Petugas Pajak melakukan endorsement atas dokumen PPFTZ 03, kemudian menyerahkan kepada Pelaksana penerima dokumen untuk dilakukan pengarsipan dan petugas gate untuk pengawasan pengeluaran barang

5 Petugas penerima dokumen menerima PPFTZ 03 yang telah diendorse oleh Petugas Pajak kemudian dilakukan pengarsipan

Mengetahui,

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

Sekretaris Direktorat Jenderal

PELAYANAN PEMBERITAHUAN PABEAN PEMASUKAN BARANG DARI TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN KE KAWASAN BEBAS

PETUGAS GATEKANTOR PAJAKNO AKTIFITAS Pengusaha PELAKSANA PENERIMA DOKUMEN PADA SEKSI PABEAN

MENERIMA

DAN MENELITI

Lengkap

PPFTZ 03 DAN DOKUMEN PENDUKUNG

MULAI

MEMBERIKAN

NOMOR PENDAFTARA

N

PPFTZ - 03, DOKAP,B/L, BC 1.1

PPFTZ 03 DAN DOKUMEN PENDUKUNG

PPFTZ 03 DAN DOKUMEN

PENDUKUNG

SELESAI

N

NOMOR : 017/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 101: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1

Nomor : 017/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PEMBERITAHUAN PABEAN PEMASUKAN BARANG

DARI TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN KE KAWASAN BEBAS

DASAR HUKUM: 1. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006). 2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2000 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2000 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang – Undang.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai serta Pengawasan Atas Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari serta berada di kawasan yang telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

4. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 45/PMK.03/2009 tentang Tata Cara Pengawasan, Pengadministrasian, Pembayaran, serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Pengeluaran dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Kawasan Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor dengan Nomor 240/PMK.03/2009.

5. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 46/PMK.04/2009 tentang pemberitahuan pabean dalam rangka pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan yang telah yang telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.04/2009.

6. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.04/2009.

DESKRIPSI: 1. SOP ini menggambarkan proses pelayanan pemasukan barang dari tempat lain di

dalam daerah pabean ke kawasan bebas dengan menggunakan tulisan diatas formulir (manual), dimulai dari penerimaan dokumen PPFTZ 03 sampai dengan diberikannya nomor pendaftaran atas dokuemen tersebut.

2. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, yang selanjutnya disebut Kawasan Bebas adalah suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari Daerah Pabean sehingga bebas dari pengenaan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Cukai.

3. Pemberitahuan Pabean Free Trade Zone yang selanjutnya disingkat dengan PPFTZ - 03 adalah dokumen pemberitahuan pabean yang digunakan sebagai pemberitahuan pemasukan barang dari tempat lain dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Pabean dan Cukai.

Page 102: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

2

PERSYARATAN: Pengusaha mengajukan formulir PPFTZ – 03 dengan dengan dokumen pelengkap seperti B/L atau AWB, Invoice, Packing List dan Faktur Pajak, Copy BC 1.1

BIAYA: Pelayanan pemberitahuan pemasukan Barang Asal tempat lain dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU LAYANAN:

Sejak diterima dokumen PPFTZ – 03 dengan lengkap sampai dengan penyerahan berkas dokumen kepada pengusaha paling lama 1 (satu) jam kerja.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 103: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1

Nomor : 018/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN BEBAS KE TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN DENGAN TULISAN

DI ATAS FORMULIR (MANUAL)

DASAR HUKUM: 1. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006). 2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2000 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2000 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang – Undang.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai serta Pengawasan Atas Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari serta berada di kawasan yang telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

4. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 45/PMK.03/2009 tentang Tata Cara Pengawasan, Pengadministrasian, Pembayaran, serta Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Pengeluaran dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Kawasan Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean ke Kawasan Bebas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor dengan Nomor 240/PMK.03/2009.

5. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 46/PMK.04/2009 tentang pemberitahuan pabean dalam rangka pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan yang telah yang telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.04/2009.

6. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.04/2009.

7. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 152/PMK.04/2010 Tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Kendaraan Bermotor Ke dan Dari Kawasan yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

DESKRIPSI: 1. SOP ini menggambarkan proses pelayanan pengeluaran barang dari kawasan bebas

ke tempat lain di dalam daerah pabean dengan menggunakan tulisan diatas formulir (manual), dimulai dari penerimaan dokumen PPFTZ 01 sampai dengan diterbitkannya Surat Persetujuan Pengeluaran Barang.

2. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, yang selanjutnya disebut Kawasan Bebas adalah suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari Daerah Pabean sehingga bebas dari pengenaan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Cukai.

3. Pemberitahuan Pabean Free Trade Zone yang yang selanjutnya disingkat dengan PPFTZ – 01 adalah dokumen pemberitahuan pabean yang digunakan sebagai pemberitahuan pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean.

4. Penggunaan PPFTZ – 01 dengan kode PPFTZ – 01 dalam rangka Pengeluaran Barang dari Kawasan Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dibuat oleh pengusaha berdasarkan dokumen pelengkap pabean dengan menghitung sendiri Bea

Page 104: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

2

Masuk, Cukai dan pajak yang seharusnya dibayar. 5. Konversi adalah uraian bahan baku yang menjadi elemen dasar barang yang

diproduksi meliputi asal barang, jenis barang, jumlah unit satuan, harga barang, Nilai Pabean, jumlah Bea Masuk, jumlah pungutan pajak, Harmonized System dan ketentuan barang larangan/pembatasan (lartas)

6. Unit pelaksana SOP adalah Seksi Pabean dan Cukai.

PERSYARATAN: 1. Pemberitahuan Pabean PPFTZ – 01 dengan tulisan di atas formulir diajukan dengan

persyaratan sebagai berikut: a. Kendaraan Bermotor yang berasal dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean

dengan melampirkan Surat Jalan dari Kepolisian, bukti pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (kendaraan bermotor fasilitas FTZ), BPKB dan STNK;

b. Barang hasil produksi Kawasan Bebas dengan melampirkan Invoice/Packing List dan konversi yang telah mendapat persetujuan Badan Pengusahaan Kawasan dalam hal barang atau bahan baku tersebut berasal dari Luar Daerah Pabean, Tempat Penimbunan Berikat dan/atau Kawasan Bebas Lain;

c. Barang yang berasal dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean yang akan dikeluarkan kembali ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean lainnya dengan melampirkan Invoice/Packing List dan pemberitahuan pabean yang digunakan pada saat pemasukan barang ke Kawasan Bebas;

d. Barang yang diajukan oleh perorangan dengan melampirkan faktur pembelian dan dokumen pemasukan barang tersebut.

2. Dalam hal pengusaha tidak dapat melampirkan Pemberitahuan Pabean yang digunakan pada saat pemasukan barang ke Kawasan Bebas, barang yang akan dikeluarkan ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean, Tempat Penimbunan Berikat, atau Kawasan Bebas lain, diperlakukan sebagai barang yang berasal dari luar Daerah Pabean.

3. Atas pengeluaran barang dari kawasan bebas ke tempat lain di dalam daerah pabean dengan menggunakan tulisan diatas formulir (manual) dikenakan pungutan negara (bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka impor) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BIAYA: Pelayanan pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke Tempat Lain Dalam Daerah Pabean dengan tulisan di atas formulir ini dipungut biaya PNBPsebesar Rp. 50.000,-

NORMA WAKTU LAYANAN: SOP ini dilaksanakan dengan 3 (tiga) tahap: - Sejak diterimanya dokumen kepabenanan secara lengkap s.d. terbitnya Instruksi

Pemeriksaan (IP), paling lama 2 (dua) jam kerja. - Pemeriksaan fisik dilakukan paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterbitkannya IP. - Sejak diterimanya Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) s.d. diterbitkannya SPPB paling

lama 8 (delapan) jam kerja dengan ketentuan jumlah item barang tidak melebihi 10 jenis tiap dokumennya

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 105: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 Pemilik barang mengajukan dokumen PPFTZ- 01 (man ual), dan buktipembayaran pungutan negara (SSPCP, dan SSP), beserta dokumen pendukung kepada penerima dokumen

2 Pelaksana Penerima dokumen menerima dan meneliti kelengkapan dokumen dan pengisian data yang meliputi : a. Ada atau tidaknya pemblokiran pengusaha dan PPJK; b. Kelengkapan pengisian data PPFTZ - 01; c. Pembayaran Bea Masuk, Cukai dan Pajak dalam hal terdapat pungutan negara; d. Kesesuaian PPFTZ - 01 dengan pemberitahuan pabean pada saat pemasukan ke Kawasan Bebas; e. Bukti Penerimaan Jaminan dalam hal memerlukan jaminan; f. Kode dan nilai tukar valuta asing dalam data NDPBM; g. Nomor pokok PPJK (NP-PPJK), dalam hal menggunakan PPJK h. Pembayaran PNBP ,

dengan hasil penelitian :

- apabila pengisian data atau kelengkapan dokumen tidak lengkap, dokumen dikembalikan kepada pemilik barang untuk dilengkapi atau dibenarkan.

- apabila pengisian data atau kelengkapan dokumen telah lengkap : i) apabila barang bukan merupakan kendaraan bermotor atau barang eks Tempat lain Dalam Daerah Pabean (TLDDP) maka dokumen diteruskan kepada Petugas Analizing Point.

3 Petugas Analyzing Point melakukan penelitian Abarang yang diajukan termasuk barang larangan atau pembatasan:

- apabila termasuk barang larangan pembatasan (lartas), meneliti kelengkapan dokumen lartas atas barang tersebut : i) apabila lengkap, dikembalikan kepada petugas penerima dokumen untuk diberikan nomor pendaftaran,ii) apabila tidak lengkap, menerbitkan nota pemberitahuan barang larangan (NPBL) kepada pemilik barang untuk pemenuhan dokumen lartas dengan tembusan unit pengawasan (bidang P2)

- apabila bukan termasuk barang larangan pembatassan (lartas), dikembalikan kepada petugas penerima dokumen untuk diberikan nomor pendaftaran.

4 Petugas Penerima dokumen memberikan nomor pendaftaran kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi Pabeam

Kepala Seksi pabean mengeluarkan Instuksi Pemeriksaan (IP) yangberfungsi untuk memberi tugas kepada Pelaksana Pemeriksa untukmemeriksa barang.

Pemeriksa barang menerima IP dan invoice/packing list ,melakukan pemeriksaan fisik barang kemudian menuangkan hasilpemeriksaan kedalam Laporan Hasil pemeriksaan (LHP) danmenyerahkan IP dan LHP kepada Kasi Pabean.

6 Kepala Seksi Pabean dan Cukai menerima berkas PPFTZ - 01 yang telah dilengkapi dengan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) kemudian meneliti : - Apabila telah sesuai dengan pemberitahuan, maka diterbitkan SPPB atas dokumen PPFTZ - 01 tersebut.

- Apabila tidak sesuai dengan pemberitahuan maka dokumen tersebut diterbitkan Surat Penteapan Tarif dan Nilai Pabean (SPTNP) kepada pemilik barang untuk dilakukan pembayaran.

7 Pengusaha menerima SPPB untuk pengeluaran barang.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

5

PEMERIKSA BARANGNO AKTIFITAS PEMILIK BARANG PELAKSANA PENERIMA DOKUMEN PADA SEKSI PABEAN ANALYZING POINT UNIT PENGAWASANKEPALA SEKSI PABEAN DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PELAYANAN PENGELUARAN BARANG DARI KAWASAN BEBAS KE TEMPAT LAIN DALAM DAERAH PABEAN SECARA DENGAN TULISAN DI ATAS FORMULIR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE BDIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

PPFTZ 0I, BUKTI BAYAR, DOKUMEN PENDUKUNG

MULAI

MENERIMA DAN MENELITI

LENGKAP?

T

MEMBERIKAN NOMOR

LARTAS?

PENELITIAN

LENGKAP?

ANALYZIN G POINT?

Y

Y

T

Y

T

Y

T

Y

T

MENERBITAKAN NPBL

NPBL NPBL

MENERBIITKAN IP

MEMERIKSA

IP

MENUANGKAN

PADA LHP

LHP

MENELITI

SESUAI?

MENERBITKAN

SPPB

SPTNP

SPPB

SELESAI

NPBL

NOMOR : 018/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 106: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. KEPALA KANTOR KEPALA BIDANG P2 KEPALA SEKSI INTELIJEN PELAKSANA (ANALIS INTELIJEN) PENERIMA NHI

1 Pelaksana (Analis Intelijen) menerimaLKAI yang telah mendapat persetujuanpenerbitan NHI.

Menyajikan hasil analisis kedalam NHIsesuai petunjuk pengisian NHI

2 Kasi Intelijen meneliti dan memaraf NHI

3 Kabid P2 meneliti dan menandatanganiNHIMenyerahkan NHI kepada Kasi Intelijenuntuk ditindaklanjuti

4 Kasi Intelijen menugaskan pelaksanauntuk menindaklanjuti NHI

5 -

-

-

Pelaksana memberi nomor urut dantanggal pada NHIMengirimkan NHI kepada Penerima NHIsecara manual dan elektronik, sertatembusan kepada Kepala KantorPelaksana membukukan NHI dalam LMI

MengetahuiSekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

PENERBITAN NOTA HASIL INFORMASI (NHI)

AKTIVITAS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MULAI

TELITI & TANDA TANGAN

TELITI & PARAF

LKAI-NHI

TERIMA & SUSUN NHI

KONSEP NHI

NHI

TUGASKAN

NOMORI, SAMPAIKAN &

BUKUKAN DALAM LMI

NHI

SELESAI

NHI

NOMOR : 020/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 107: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 020/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006. 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 2007. 3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010 tentang Tatalaksana

Pengawasan.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan Nota Hasil Informasi, dimulai sejak diterimanya Lembar Kerja Analisis Intelijen (LKAI) oleh pelaksana analis intelijen sampai dengan dibukukannya NHI ke dalam Lembar Monitoring Informasi (LMI).

2. SOP ini merupakan tindak lanjut atas SOP Pengumpulan, Penilaian dan Analisis Data atau Informasi Intelijen.

3. NHI memuat informasi mengenai indikasi kuat adanya pelanggaran kepabeanan dan/atau cukai yang bersifat spesifik dan mendesak dari Unit Intelijen, untuk segera dilakukan penindakan oleh Unit Penindakan Kantor Pelayanan.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Penindakan dan Penyidikan.

PERSYARATAN :

Diterimanya LKAI yang mendapat persetujuan penerbitan NHI dari Kepala Seksi Intelijen.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU:

SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 1 (satu) hari kerja, terhitung sejak diterimanya LKAI sampai dengan dibukukannya NHI ke dalam LMI.

Mengetahui, Sekretaris Direktorat Jenderal ttd Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN NOTA HASIL INFORMASI (NHI)

Page 108: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. KEPALA KANTOR KEPALA BIDANG P2 KEPALA SEKSI INTELIJEN PELAKSANA UNIT PENERIMA INFORMASI

1 Pelaksana (Analis Intelijen) menerimaLKAI yang telah mendapat persetujuanpenerbitan rekomendasi lainnya.

Dalam hal rekomendasi laindiperuntukkan bagi unit internal di dalamsatu kantor pelayanan, maka menyusunkonsep Nota Dinas Kasi Intelijen danPenindakan

dalam hal rekomendasi lainnya ditujukanbagi unit eksternal (Kanwil), makamenyusun konsep Surat Kepala Kantor

2 Kepala Seksi Intelijen meneliti danmemaraf Konsep Nota Dinas atauKonsep Surat

3 Kepala Bidang P2 meneliti dan:a. menandatangani ND; ataub. memaraf dan menyampaikan konsep surat kepada Kepala Kantor

4 Kepala Kantor meneliti danmenandatangani Surat rekomendasiintelijen lainnya

5 Pelaksana memberi nomor urut dantanggal pada ND/Surat RekomendasiIntelijen lainnya

Mengirimkannya kepada unit penerimainformasi secara manual dan elektronik

Pelaksana membukukan rekomendasilainnya ke dalam LMI

MengetahuiSekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

PENERBITAN REKOMENDASI INTELIJEN LAINNYA

AKTIVITAS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MULAI

TELITI & TANDA TANGAN

PENELITIAN

TELITI & PARAF

LKAI-REKOMENDASI LAINNYA

SUSUN NOTA DINAS

KONSEP NOTA DINAS

NOTA DINAS

NOMORI, SAMPAIKAN &

BUKUKAN DALAM LMI

ND/SURAT ND/SURAT

SELESAI

INTERNAL?

SUSUN SURAT

KONSEP SURAT

TELITI & PARAF

TELITI & TANDA TANGAN

SURAT

Y

T

NOMOR : 021/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 109: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 021/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006. 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 2007. 3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010 tentang Tatalaksana

Pengawasan.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan rekomendasi intelijen lainnya yang dimulai sejak diterimanya Lembar Kerja Analisis Intelijen (LKAI) oleh pelaksana analis intelijen sampai dengan dibukukannya rekomendasi lainnya ke dalam Lembar Monitoring Informasi (LMI).

2. SOP ini merupakan langkah tindak lanjut atas SOP Pengumpulan, Penilaian dan Analisis Data atau Informasi Intelijen.

3. Rekomendasi Intelijen Lain dapat berupa rekomendasi untuk audit, perbaikan sistem dan prosedur atau lainnya.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Penindakan dan Penyidikan.

PERSYARATAN :

Diterimanya LKAI yang mendapat persetujuan penerbitan rekomendasi lainnya dari Kepala Seksi Intelijen

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU:

SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 1 (satu) hari kerja, terhitung sejak diterimanya LKAI sampai dengan dibukukannya ke dalam LMI.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal ttd Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN REKOMENDASI INTELIJEN LAINNYA

Page 110: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 022/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006. 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 2007. 3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010 tentang Tatalaksana

Pengawasan.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan informasi intelijen lainnya yang dimulai sejak diterimanya Lembar Kerja Analisis Intelijen (LKAI) oleh pelaksana analis intelijen sampai dengan dibukukannya informasi lainnya ke dalam Lembar Monitoring Informasi (LMI).

2. SOP ini merupakan tindak lanjut atas SOP Pengumpulan, Penilaian dan Analisis Data atau Informasi Intelijen.

3. Informasi Intelijen Lain meliputi kecenderungan pelanggaran yang bersifat umum atau peta kerawanan yang dapat digunakan sebagai salah satu dasar pelaksanaan patroli.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Penyidikan dan Penindakan.

PERSYARATAN :

Diterimanya LKAI yang mendapat persetujuan penerbitan informasi lainnya dari Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU:

Proses penerbitan informasi intelijen lainnya memerlukan waktu paling lama 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya LKAI.

Mengetahui, . Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN INFORMASI INTELIJEN LAINNYA

Page 111: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. KEPALA KANTOR KEPALA BIDANG P2 KEPALA SEKSI PENINDAKAN KEPALA SEKSI INTELIJEN PELAKSANA

1 Pelaksana (Analis Intelijen) menerima LKAI yang telahmendapat persetujuan penerbitan informasi lainnyadan menyusun konsep Nota Dinas Kepala SeksiIntelijen

2 Kepala Seksi Intelijen meneliti dan membubuhkanparaf pada konsep Nota Dinas

3 Kepala Bidang P2 meneliti dan menandatangani

4 Pelaksana memberi nomor urut dan tanggal padaNota Dinas

Mengirimkannya kepada unit penerima informasi(diantaranya adalah unit penindakan) secara manualdan elektronik, dan menyampaikan tembusan kepadaKepala Kantor

Pelaksana membukukan informasi lainnya ke dalamLMI

MengetahuiSekretaris Direktorat Jenderal

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

AKTIVITAS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN INFORMASI INTELIJEN LAINNYA

START

TELITI & TTD

LKAI-INFORMASI LAINNYA

NOMORI, SAMPAIKAN & BUKUKAN DLM

LMI

END

SUSUN NOTA DINAS

KONSEP NOTA DINAS

NOTA DINAS

NOTA DINAS

TELITI & TTD

NOTA DINAS

NOMOR : 022/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 112: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 023/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 201 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai

5. Peraturan Pemerintah Nomor 49/2009 tentang Tata Cara Penindakan di Bidang Cukai

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/2009 tentang tentang Tata Cara Penghentian, Pemeriksaan, Penegahan, Penyegelan, Tindakan Berupa Tidak Melayani Pemesanan Pita Cukai Atau Tanda Pelunasan Cukai Lainnya, Dan Bentuk Surat Perintah Penindakan

7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 92/KMK.05/1997 tentang Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai.

8. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-57/BC/1997 tentang Proses Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai.

9. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010 tentang Tatalaksana Pengawasan.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai, dimulai sejak diterimanya SPTP oleh Tim Penyidik dalam hal ditemukan dugaan pelanggaran pidana sampai dengan diserahkannya berkas perkara ke Kejaksaan

2. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini (KUHAP) untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

3. Penyidik adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan.

4. Tindak pidana Kepabenan dan Cukai adalah setiap perbuatan yang diancam pidana dimaksud dalam Undang -undang Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan, dan Undang-undang Nomor 39 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 11 tahun 1995 Tentang Cukai.

5. Pelaksanaan penyidikan meliputi kegiatan :

a. pelaksanaan kegiatan sesuai kewenangan yang diatur dalam Pasal 112 ayat (2) Undang-undang nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2006 dan Pasal 63 ayat (2) Undang-undang nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 39 tahun 2007;

b. penelitian dan analisis terhadap pelanggaran

c. pelaksanaan gelar perkara untuk memperoleh pendapat secara lebih komprehensif

d. pengajuan permintaan audit investigasi dalam rangka mendukung proses penyidikan dalam hal diperlukan

e. pembuatan resume perkara dengan kesimpulan, dan

f. penyampaian usulan alternatif penyelesaian perkara.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B KPPBC TIPE MADYA PABEAN TANGERANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYIDIKAN DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI

Page 113: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

6. Kesimpulan hasil penelitian berupa :

a. unsur-unsur tindak pidana terpenuhi b. unsur-unsur tindak pidana tidak terpenuhi.

7. Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana

8. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri

9. Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan seseorang karena hak atau kewajiban berdasarkan UU kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana

10. Laporan Kejadian adalah laporan tertulis yang dibuat oleh pegawai Bea Cukai tentang terjadinya suatu tindak pidana kejahatan baik yang diketahui langsung maupun karena adanya laporan yang kemudian ditutup dan ditandatangani atas kekuatan sumpah jabatan

11. Pemberkasan adalah kegiatan untuk memberkas isi berkas perkara dengan susunan syarat-syarat pengikatan serta penyegelan. Dasar pelaksanaan pemberkasan ini adalah Petunjuk Pelaksanaan Nomor KEP-57/BC/1997 tanggal 2 Juni 1997 tentang Proses Penyidikan Tindak Pidana di bidang Kepabeanan dan Cukai

12. Pemberkasan alat bukti (Pasal 185 KUHAP), ialah :

a. Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan.

b. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.

c. Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu.

d. Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan keterangan ahli.

e. Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain, tidak merupakan alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain.

f. Keterangan ahli ialah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan (sesuai KUHAP)

13. Yang dimaksud alat bukti Surat dalam pemberkasan, adalah :

a. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu

b. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;

c. surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya;

d. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain.

14. Pemberkasan untuk Petunjuk ( Pasal 188 KUHAP ):

a. Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena pesesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.

b. Petunjuk hanya dapat diperoleh dari : keterangan saksi; surat; keterangan terdakwa.

c. Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan kesaksamaan berdasarkan hati nuraninya.

Page 114: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

d. Untuk menjadikan petunjuk tersebut dapat digunakan sebagai alat bukti dalam suatu tindak pidana, maka petunjuk tersebut harus dirangkaikan dengan alat bukti lain yang berkaitan dengan tindak pidana yang terjadi sehingga dengan petunjuk tersebut semakin jelas tindak pidananya dan siapa pelakunya

15. Keterangan terdakwa ( Pasal 189 KUHAP )

a. Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri.

b. Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat digunakan untuk membantu menemukan bukti di sidang, asalkan keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan kepadanya.

c. Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri.

d. Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, melainkan harus disertai dengan alat bukti yang lain.

16. Penyusunan lembaran kelengkapan administrasi penyidikan (penyusunan isi berkas disusun sesuai urutan di bawah ini dikurangi lembaran yang tidak ada, atau yang tidak diperlukan) yang merupakan berkas perkara disusun sesuai urutan sebagai berikut :

Sampul Berkas Perkara Daftar Isi Berkas Perkara Resume Laporan Kejadian SPTP Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Berita Acara / B.A. Pemeriksaan Saksi/ahli B.A. Pemeriksaan Tersangka B.A. Penyumpahan Saksi/ahli Surat/Berita Acara hasil pemeriksaan oleh saksi/ahli B.A. Konfrontasi B.A. Penangkapan B.A. Penahanan B.A. Penangguhan Penahanan B.A. Pengalihan jenis penahanan B.A. Perpanjangan Penahanan B.A. Pengeluaran dariTahanan B.A. Penggeledahan B.A. Penyerahan Barang Bukti B.A. Penerimaan Hasil Lelang B.A. Penyisihan Barang Bukti B.A. Pengembalian Barang Bukti B.A. Pembungkusan dan Penyegelan Barang Bukti B.A. Pemeriksaan Surat B.A. Penyitaan Surat B.A. Tindakan-Tindakan Lain Surat Perintah / S.P. Penahanan S.P. Perpanjangan Penahanan S.P. Penangguhan Penahanan S.P. Pengalihan Jenis Penahanan Surat permohonan Perpanjangan Penahanan S.P. Pengeluaran Tahanan Surat Panggilan Surat Perintah Membawa Surat Izin Penggeledahan/Penyitaan dari Ketua Pengadilan Negeri setempat S.P. Penangkapan S.P. Penggeledahan S.P. Penyitaan Dokumen-dokumen bukti Daftar Tersangka Daftar Saksi Daftar Barang Bukti Petikan Surat Putusan Pemidanaan

Page 115: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

14 Pelaksanaan pembuatan Resume pada dasamya berupa pengisian materi ke dalam kerangka yang urut-urutannya disusun sebagai berikut.

a. Dasar

Dasar disini disampaikan atas dasar apa dilakukan penyidikan tersebut. Dalam dasar penyidikan sekurang-kurangnya ditulis Laporan Kejadian, Surat Perintah Tugas Penyidikan, Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan, Undang-Undang yang dilanggar dan Aturan lain yang terkait dngan Tindak Pidana tersebut.

b. Perkara

Berisi uraian secara singkat tindak pidana yang terjadi dengan menyebutkan :

~ Pasal yang dipersangkakan. ~ Pelakunya. ~ Tempat dan waktu kejadian. ~ Tafsiran Belum Terpenuhinya Hutang Negara / Kerugian Negara (bila ada).

c. Fakta-fakta.

~ Pemanggilan Tersangka / Saksi ~ Penangkapan. ~ Penahanan. ~ Penangguhan Penahanan. ~ Pengalihan jenis penahanan. ~ Perpanjangan Penahanan. ~ Pengeluaran Tahanan. ~ Penggeledahan. ~ Penyitaan. ~ Keterangan Saksi. ~ Keterangan Tersangka. ~ Barang Bukti.

Memuat nomor dan tanggal Surat Panggilan serta nama yang dipanggil dan kapan yang bersangkutan telah memenuhi panggilan.

17. Kesimpulan Resume Hasil Penyidikan.

a. Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh lebih dari satu orang dapat dijadikan satu berkas perkara, akan tetapi dapat pula masing-masing tersangka dibuatkan berkas perkara sendiri.

b. Dalam hal-masing-masing tersangka dibuatkan berkas perkaranya sendiri-sendiri (Splitsing) maka mereka yang pada mulanya tersangka dijadikan saksi terhadap tersangka yang lain.

c. Cara pembuatan Resume untuk tiap-tiap berkas, sistematikanya sesuai dengan ketentuan pembuatan Resume di atas.

d. Pada penguraian fakta-fakta hanya memuat kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses penyidikannya.

18. Gelar perkara ini untuk dapat diketahui adanya peristiwa yang terjadi, waktu terjadinya tindak pidana, tempat kejadian perkara, pasal yang dilanggarnya, uraian singkat perkara yang terjadi, pelaku, korban, saksi, barang bukti, modus operandi yang sering disebut sebagai motif perbuatan pidana, wilayah hukum terjadinya tindak pidana.

19. Unit pelaksana SOP ini adalah Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan.

PERSYARATAN :

1. Penyidikan hanya dapat dilakukan oleh penyidik dengan Surat Perintah Tugas Penyidikan dari atasan penyidik

2. Atasan Penyidik yang berwenang mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan adalah Kepala Kantor selaku Penyidik. Dalam hal Kepala Kantor bukan Penyidik, Surat Perintah Penyidikan dikeluarkan oleh salah satu Penyidik berpangkat tertinggi dengan diketahui Kepala Kantor.

3. Terhadap penyidikan yang dilakukan oleh Penyidik pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Surat Perintah Penyidikan dikeluarkan oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk.

4. Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan, Berkas Perkara, dan Pemberitahuan Penghentian Penyidikan disampaikan /diserahkan kepada Penuntut Umum pada Kantor Kejaksaan di wilayah kerja Penyidik.

Page 116: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

5. Penyidik menghentikan penyidikan terhadap tindak pidana, dalam hal :

a. tidak terdapat cukup bukti untuk melakukan penyidikan; atau b. perkara yang disidik ternyata bukan merupakan tindak pidana; atau c. demi hukum.

BIAYA :

Tidak dikenakan biaya.

NORMA WAKTU LAYANAN:

SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari, terhitung sejak diterbitkannya Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) hingga disampaikannya berkas penyidikan kepada Kejaksaan.

Mengetahui, Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 117: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

No AKTIVITAS KEPALA SEKSI PENINDAKAN PEMERIKSA PELAKSANA

1 Pelaksana menerima BC. 1.1 beserta dokumen pelengkapnya dari agen pelayaran, kemudian melakukan kegiatan sebagai berikut:

- Melakukan pencatatan ke dalam buku bambu

- Melakukan penelitian terhadap BC 1.1. dan dokumen pelengkapnya dengan membandingkan data yang terdapat pada BC 1.1 dan dokumen pelengkap antara lain Stowage Plane, loading list

- Mengikuti kegiatan sounding yang dilakukan oleh pihak surveyor (sounding before discharging )

- melakukan pengawasan pembongkaran CPO dan/atau produk turunannya dari atas sarana pengangkut dan mengikuti kegiatan sounding (sounding after discharging)

- Membuat laporan pelaksanaan tugas secara tertulis dan menyerahkan laporan dilampiri dokumen pendukung kepada Kepala Seksi Penindakan

2 Kepala Seksi Penindakan menerima dan meneliti laporan pengawasan pembongkaran dan mendisposisi kepada Pelaksana Staf untuk meneruskan kepada Pelaksana Analis sebagai bahan data analisa, memerintahkan staf untuk membuat konsep Radiogram ke Kantor asal dan mengarsipkan.

3 Pelaksana Staf menerima, meneruskan serta mengarsipkan laporan sesuai dengan disposisi Kepala Seksi Penindakan

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

- ttd -

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

MULAI

PENELITIAN BC 1.1 DAN DOK.

KAP

MENERIMA; MENELITI DAN MENDISPOSISI

BC 1.1

LAPORAN

MENERIMA; MENERUSKAN;

MENGARSIPKAN

SELESAI

D

MENGIKUTI SOUNDING

PENGAWASAN PEMBONGKARA

N

DOK. PENDUKUNG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAWASAN PEMBONGKARAN CPO DAN TURUNANNYA

PENCATATAN PD BUKU BAMBU

MEMBUAT LAPORAN

DISPOSISI

NOMOR : 024/SOP-BC/KPU B/2011

TANGGAL : 28 Desember 2011

REVISI :

TANGGAL :

Page 118: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

DASAR HUKUM : 1.

Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 tahun 2006;

2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-undang sebgaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 47/PMK.04/2009 Tentang Tata Cara Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Ke Dan Dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaiman telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 242/PMK.04/2009;

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-53/BC/2010 tentang Tatalaksana Pengawasan;

5. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor: SE-2/BC/2011 tentang Optimalisasi Pengawasan Pengangkutan Ekspor Dan/Atau Antar Pulau Kelapa Sawit, Crude Palm Oil (CPO) Dan Produk Turunannya.

DESKRIPSI : 1. Crude Palm Oil (CPO) dan Produk Turunannya adalah minyak dan/atau komoditi lain yang

dihasilkan oleh buah kelapa sawit. 2. Pengawasan Pembongkaran CPO dan Turunannya merupakan proses penelitian terhadap

kebenaran jumlah dan jenis CPO dan Produk Turunannya yang diberitahukan dengan yang dibongkar.

3. Pengawasan Pembongkaran CPO dan Turunannya dimulai pada saat Pelaksana Lapangan menerima BC 1.1 dari pengangkut dan berkahir pada saat Pelaksana Staf mengarsipkan Laporan pengawasan sesuai disposisi Kepala Seksi Penindakan.

PERSYARATAN : Dokumen BC 1.1

BIAYA : Tidak Dipungut Biaya

NORMA WAKTU LAYANAN: Sejak diperolehnya BC 1.1 sampai dengan selesainya kegiatan pembongkaran. Mengetahui: Sekretaris Direktorat Jenderal ttd Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Nomor : 024/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : …………… Tanggal : ……………

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGAWASAN PEMBONGKARAN CRUDE PALM OIL DAN TURUNANNYA

Page 119: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

No AKTIVITAS KEPALA SEKSI PENINDAKAN PEMERIKSA PELAKSANA

1 Pelaksana menerima BC. 1.1 beserta dokumen pelengkapnya dari agen pelayaran, kemudian melakukan kegiatan sebagai berikut:

- Melakukan pencatatan ke dalam buku bambu

- Melakukan penelitian terhadap BC 1.1. dan dokumen pelengkapnya dengan membandingkan data yang terdapat pada BC 1.1 dan dokumen pelengkap antara lain Stowage Plane, loading list

- Mengikuti kegiatan sounding yang dilakukan oleh pihak surveyor (sounding before discharging )

- melakukan pengawasan pembongkaran CPO dan/atau produk turunannya dari atas sarana pengangkut dan mengikuti kegiatan sounding (sounding after discharging)

- Membuat laporan pelaksanaan tugas secara tertulis dan menyerahkan laporan dilampiri dokumen pendukung kepada Kepala Seksi Penindakan

2 Kepala Seksi Penindakan menerima dan meneliti laporan pengawasan pembongkaran dan mendisposisi kepada Pelaksana Staf untuk meneruskan kepada Pelaksana Analis sebagai bahan data analisa, memerintahkan staf untuk membuat konsep Radiogram ke Kantor asal dan mengarsipkan.

3 Pelaksana Staf menerima, meneruskan serta mengarsipkan laporan sesuai dengan disposisi Kepala Seksi Penindakan

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

- ttd -

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

MULAI

PENELITIAN BC 1.1 DAN DOK.

KAP

MENERIMA; MENELITI DAN MENDISPOSISI

BC 1.1

LAPORAN

MENERIMA; MENERUSKAN;

MENGARSIPKAN

SELESAI

D

MENGIKUTI SOUNDING

PENGAWASAN PEMBONGKARA

N

DOK. PENDUKUNG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGAWASAN PEMBONGKARAN CPO DAN TURUNANNYA

PENCATATAN PD BUKU BAMBU

MEMBUAT LAPORAN

DISPOSISI

NOMOR : 024/SOP-BC/KPU B/2011

TANGGAL : 28 Desember 2011

REVISI :

TANGGAL :

Page 120: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

No AKTIVITAS KEPALA SEKSI PENINDAKAN PEMERIKSA PELAKSANA

1 Pelaksana (Staf) menerima permohonan kegiatan ship to ship dalam rangka ekspor dari Agen Pelayaran, mengagendakan surat permohonan dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penindakan

2 Kepala Seksi Penindakan menerima, meneliti dan mendisposisi permohonan kepada Staf untuk membuat konsep Surat Tugas

3 Pelaksana (Staf) menerima disposisi Kepala Seksi Penindakan dan membuat konsep Surat Tugas untuk ditandatangani Kepala Seksi Penindakan

4 Kepala Seksi Penindakan menerima, menandatangani konsep Surat Tugas dan menyerahkan kepada Pelaksana Lapangan yang ditunjuk melalui Staf

5 Pelaksana (Lapangan) menerima surat Tugas dan melaksanakan tugas pengawasan meliputi:

- Melakukan pengawasan terhadap jumlah dan jenis kemasan yang akan dimuat.

- Melakukan pengawasan pemuatan barang ke atas sarana pengangkut serta membuat Berita Acara Pengawasan Pemuatan yang ditandatangani Nakhoda atau Agen Pelayaran

- Melakukan pengawalan pengiriman barang ekspor dari sarana pengangkut yang mambawa barang ekspor ke sarana pengangkut yang akan berangkat ke Luar Daerah Pabean (LDP).

- Melakukan pengawasan pemuatan dari sarana pengangkut yang mambawa barang ekspor ke sarana pengangkut yang akan berangkat ke Luar Daerah Pabean.

- membuat Berita Acara Pengawasan Pemuatan yang ditandatangani Nakhoda atau Agen Pelayaran sarana pengangkut yang akan berangkat ke LDP

- Membuat laporan pelaksanaan tugas secara tertulis dan menyerahkan laporan dilampiri dokumen pendukung kepada Kepala Seksi Penindakan

PENGAWASAN SHIP TO SHIP DALAM RANGKA EKSPOR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

LAPORAN

MULAI

PERMOHONAN

MENERIMA; MENGAGENDAK

AN; MENERUSKAN

MENERIMA; MENELITI DAN

DISPOSISI

KONSEP ST

MENERIMA DAN MEMBUAT

KONSEP ST

MENERIMA DAN MENANDATANG

ANI

SURAT TUGAS

MENERIMA SURAT TUGAS

BA PENGAWASAN PEMUATAN

1

PENGAWASAN JUMLAH/JENIS

PENGAWASAN PEMUATAN

BA PENGAWASAN PEMUATAN

PENGAWALAN

DISPOSISI

PENGAWASAN PEMUATAN

MEMBUAT BA & LAPORAN

NOMOR : 025/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 121: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

No AKTIVITAS KEPALA SEKSI PENINDAKAN PEMERIKSA PELAKSANA

6 Kepala Seksi Penindakan menerima, meneliti dan mendisposisi laporan pelaksanaan tugas kepada Staf untuk diarsipkan

7 Staf menerima laporan yang telah didisposisi Kepala Seksi Penindakan dan mengarsipkan laporan tersebut

Mengetahui :Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

SELESAI

MENERIMA, MENELITII DAN

DISPOSISI

MENERIMA DAN MENGARSIPKAN

D

1

DISPOSISI

Page 122: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 025/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM : 1.

Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 tahun 2006;

2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-undang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 47/PMK.04/2009 Tentang Tata Cara Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Ke Dan Dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaiman telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 242/PMK.04/2009;

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-40/BC/2008 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-27/BC/2011.

5. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-53/BC/2010 tanggal 23 Desember 2010 tentang Tatalaksana Pengawasan.

DESKRIPSI : 1. 2.

SOP ini menggambarkan kegiatan pengawasan ship to ship, dimulai sejak saat Pelaksana menerima permohonan dari pengangkut sampai dengan selesainya kegiatan pemuatan dan permohonan diarsipkan. Ship to ship adalah kegiatan pemuatan barang dari satu kapal ke kapal lain dengan tujuan ekspor yang dilakukan di luar kawasan pabean yang telah ditetapkan dikarenakan kapal dengan tujuan ekspor tersebut tidak dapat sandar di pelabuhan tempat pemuatan barang

PERSYARATAN : 1. Surat Permohonan; 2. Surat Tugas.

BIAYA : Tidak Dipungut Biaya

NORMA WAKTU LAYANAN: SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling lama……, terhitung sejak diterimanya permohonan dari pengangkut sampai dengan selesainya kegiatan pemuatan dan permohonan diarsipkan. Mengetahui: Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGAWASAN SHIP TO SHIP DALAM RANGKA EKSPOR

Page 123: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

DASAR HUKUM: 1. Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 17 tahun 2006; 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1996 tentang Penindakan di Bidang Kepabeanan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2009 tanggal 16 Januari 2009 tentang Perlakukan

Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai serta Pengawasan Atas Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Ke Dan Dari Serta Berada Di Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.04/2011 tanggal 30 Maret 2011 tentang Penyelesaian Terhadap Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang Yang Dikuasai Negara, Dan Barang Yang Menjadi Milik Negara;

6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-53/BC/2010 tanggal 23 Desember 2010 tentang Tatalaksana Pengawasan.

DESKRIPSI:

1. SOP ini menggambarkan proses penetapan barang yang dikuasai negara hasil penindakan, dimulai sejak penerimaan berkas penindakan dari Seksi Penindakan kepada Seksi Penyidikan sampai dengan ditetapkannya sebagai barang yang dikuasai negara.

2. Barang yang Dikuasai Negara adalah a. barang yang dilarang atau dibatasi untuk dimasukkan atau dikeluarkan yang tidak

diberitahukan atau diberitahukan secara tidak benar dalam Pemberitahuan Pabean; b. barang dan/atau sarana pengangkut yang ditegah oleh Pejabat Bea dan Cukai; atau c. barang dan/atau sarana pengangkut yang ditinggalkan di Kawasan Pabean oleh pemilik yang

tidak dikenal. 3. Barang larangan dan/atau pembatasan adalah barang yang dilarang dan/atau dibatasi

pemasukan atau pengeluarannya ke dalam dan dari daerah pabean berdasarkan peraturan larangan dan / atau pembatasan yang dikeluarkan oleh instansi tertentu.

4. Unit Pelaksana SOP ini adalah Seksi Penyidikan pada Bidang Penindakan dan Penyidikan.

PERSYARATAN:

1. Berkas penindakan telah diterima secara lengkap oleh seksi penyidikan yang meliputi Laporan Pelanggaran (LP), Surat Bukti Penindakan (SBP), Laporan Tugas Penindakan (LTP), dan dokumen lain terkait penindakan (LPHP).

2. Telah dilakukan penerimaan berkas penindakan dengan dibuatkan Laporan Penerimaan Perkara (LPP) dan Lembar Penelitian Formal (LPF);

3. Barang hasil penindakan telah diserahkan kepada Seksi Penyidikan dengan Berita Acara Serah Terima Barang hasil Penindakan;

4. Telah diterbitkan surat perintah penelitian (SPLIT) apabila diduga terjadi pelanggaran atau diperlukan penelitian lebih mendalam atas indikasi pelanggaran. Hasil penelitian dituangkan dalam lembar resume penelitian (LRP-1);

5. Barang hasil penindakan telah dilakukan pencacahan bersama-sama antara petugas seksi penindakan dan seksi penyidikan dengan dibuatkan berita acara pencacahan;

BIAYA:

Tidak dipungut biaya.

Nomor : 026/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011

Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENETAPAN BARANG YANG DIKUASAI NEGARA

HASIL PENINDAKAN

Page 124: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NORMA WAKTU:

SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak berkas penindakan diterima secara lengkap dan benar, sampai dengan penerbitan surat penetapan sebagai Barang yang Dikuasai Negara oleh Kepala Kantor. Mengetahui: Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 125: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 027/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011

Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B BATAM

STANDARD PROSEDUR OPERASI

EVALUASI KINERJA DI BIDANG PELAYANAN, PENGAWASAN DAN ADMINISTRASI KEPABEANAN DAN CUKAI

DASAR HUKUM :

1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661).

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755).

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011.

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-23/BC/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas Unit Kerja Kapatuhan Internal Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

5. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-19/BC/2010 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

DESKRIPSI :

1. Evaluasi kinerja adalah kegiatan penilaian hasil kerja menurut indikator tertentu atas dasar target hasil kerja yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan tugas di lingkungan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam yang dievaluasi kinerjanya meliputi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kepabeanan dan cukai sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan dalam 1 (satu) tahun;

b. Pelaksanaan tugas di bidang pengawasan kepabeanan dan cukai sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan dalam 1 (satu) tahun;

c. Pelaksanaan tugas di bidang administrasi sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan dalam 1 (satu) tahun;

d. Pelaksanaan tugas yang terget kinerjanya telah ditetapkan dalam Rencana Strategis, Road Map, dan Rencana Kerja Tahunan;

e. Pelaksanaan tugas yang target kinerjanya telah ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan manajemen kinerja berbasis balanced score card.

3. SOP evaluasi kinerja dimulai sejak petugas melakukan pengumpulan data-data dan informasi kinerja sampai dengan konsep laporan berupa rekomendasi untuk peningkatan pelaksanaan tugas disampaikan kepada Kepala Kantor.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Kepatuhan Internal.

Page 126: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

PERSYARATAN :

1. Data base telah tersedia dan dapat diunduh untuk diolah.

2. Tersedianya laporan secara periodik dari masing-masing unit kerja (bidang/bagian).

BIAYA :

Tidak dipungut biaya

NORMA WAKTU :

- Evaluasi kinerja berdasarkan Balanced Scorecard diselesaikan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.

- Evaluasi kinerja lainnya diselesaikan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah data diterima lengkap.

Mengetahui : Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 127: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 028/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR

PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038).

2. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/118/M.PAN/8/2004 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat bagi Instansi Pemerintah.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.4/2008 tentang Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011.

5. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-23/BC/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas Unit Kerja Kapatuhan Internal Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

6. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-20/BC/2010 tentang Tata Cara Penerimaan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penanganan pengaduan masyarakat, dimulai sejak petugas yang mengelola pengaduan menerima laporan atau pengaduan masyarakat sampai dengan tindak lanjut hasil penelitian dan pemeriksaan pengaduan (tanggapan/respon) disampaikan kepada masyarakat.

2. Laporan atau pengaduan masyarakat adalah informasi yang disampaikan masyarakat secara lisan, tertulis, atau elektronik kepada pejabat bea dan cukai berupa sumbangan pikiran, saran, gagasan, keluhan atau pengaduan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pelayanan, tugas pengawasan, dan/atau tugas administrasi di lingkungan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam.

3. Penanganan pengaduan masyarakat adalah proses kegiatan yang meliputi penerimaan, pencatatan, penelaahan, penyaluran, konfirmasi, klarifikasi, penelitian, pemeriksaan, pelaporan, tindak lanjut dan pengarsipan.

4. Pengaduan berkadar pengawasan adalah laporan atau pengaduan masyarakat yang isinya mengandung informasi atau adanya indikasi terjadinya pelanggaran Kode Etik Pegawai dan/atau Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam.

5. Pengaduan tidak berkadar pengawasan adalah laporan atau pengaduan masyarakat yang isinya mengandung informasi berupa saran, kritik yang konstruktif dan lain sebagainya yang bermanfaat bagi pelaksanaan tugas pelayanan, tugas pengawasan, dan/atau tugas administrasi di lingkungan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam.

6. Investigasi internal adalah serangkaian tindakan pejabat pada Bidang Kepatuhan Internal untuk melakukan penyelidikan dalam bentuk meminta keterangan dari pegawai di lingkungan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam dan sumber-sumber lainnya serta mengumpulkan data dan fakta-fakta guna menemukan ada tidaknya indikasi pelanggaran Kode

Page 128: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Etik Pegawai dan/atau Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang dalam hal ditemukan adanya indikasi pelanggaran maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap pegawai terkait menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku untuk mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pelanggaran yang terjadi beserta identitas pegawai yang melakukan pelanggaran.

7. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Kepatuhan Internal.

PERSYARATAN :

1. Pengaduan masyarakat dapat disampaikan secara lisan dan/atau tertulis melalui petugas front desk pengaduan pada Bidang Kepatuhan Internal, telepon, pesan layanan singkat (short message service), laman (website), pos-el (email), kotak pengaduan, atau pemberitaan mass media dengan memenuhi unsur-unsur materi sebagai berikut:

a. Identitas pelapor; b. Identitas terlapor; dan c. Bentuk kasus yang diadukan, waktu dan tempat kejadian kasus.

2. Jenis kasus yang ditindaklanjuti adalah sebagai berikut:

a. Ketidakberadaan pegawai di tempat tugas pelayanan; b. Sikap dan perilaku pegawai tidak simpatik atau tidak responsif; c. Penyalahgunaan wewenang atau tindakan sewenang-wenang pegawai yang merugikan

masyarakat dan negara; d. Penyelesaian pemenuhan kewajiban di bidang kepabeanan dan cukai yang berbelit-belit,

tidak jelas, dan/atau tidak pasti; e. Penyelesaian pengurusan perizinan dan/atau pemberian fasilitas yang berbelit-belit, tidak

memberikan kepastian, dan/atau tidak transparan; f. Pungutan liar, penyuapan, kolusi, dan/atau pemerasan dalam pelayanan atau penindakan

di bidang kepabeanan dan cukai; g. Penatausahaan dan pengelolaan barang inventaris atau barang bukti yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan; h. Kebocoran dalam penerimaan bea masuk, cukai, dan pungutan negara lainnya; i. Penyelundupan impor dan ekspor; j. Penyimpangan atau manipulasi dalam pelayaanan atau pengelolaan fasilitas di bidang

kepabeanan dan cukai, seperti Tempat Penimbunan Berikat dan lain-lain; k. Penyimpangan dan manipulasi dalam pengadaan barang dan jasa; l. Penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan di bidang kepegawaian; m. Masalah dalam kehidupan rumah tangga pegawai; n. Masalah sikap, perilaku, dan perbuatan serta gaya hidup pegawai yang tidak sesuai

dengan norma kepatutan, norma kesusilaan, dan norma hukum; dan/atau o. Bentuk-bentuk penyimpangan dan pelanggaran peraturan perundang-undangan lainnya.

3. Pelapor dapat melampirkan bukti/dokumen yang berkaitan dengan hal yang dilaporkan.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja, terhitung sejak berkas pengaduan diterima sampai dengan tanggapan/respon disampaikan kepada pelapor.

Mengetahui : Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 129: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 029/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B BATAM

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR

PENGAWASAN KEPATUHAN PELAKSANAAN TUGAS PELAYANAN

DASAR HUKUM :

1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661).

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755).

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011.

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-23/BC/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas Unit Kerja Kapatuhan Internal Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses Pengawasan Kepatuhan Pelaksanan Tugas (KPT) pelayanan, dimulai sejak petugas melakukan tugas pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas sampai dengan konsep laporan berupa rekomendasi untuk peningkatan pelaksanaan tugas disampaikan kepada Kepala Kantor

2. Pengawasan KPT dilakukan terhadap kegiatan unit kerja dan/atau sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai dalam rangka pelaksanaan tugas yang terdiri dari atas pelaksanaan tugas pelayanan, tugas pengawasan, dan tugas administrasi di lingkungan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

3. Tujuan KPT adalah untuk memastikan, menjamin, atau memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian proses pelaksanaan tugas dengan prosedur, tata kerja, dan peraturan perundang-undangan dan kesesuain sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai dengan kode etik dan/atau peraturan disiplin pegawai.

4. Pelaksanaan pengawasan kepatuhan pelaksanaan dilakukan melalui kegiatan pengamatan, pemantauan, pemeriksaan, peninjauan, dan/atau penilaian.

5. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Kepatuhan Internal.

PERSYARATAN :

1. Pelaksanaan pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas dilakukan oleh Bidang Kepatuhan Internal berdasarkan:

a. Analisis manajemen risiko atas data-data kegiatan atau kinerja pelaksanaan tugas menunjukkan adanya potensi penyimpangan, pelanggaran peraturan perundang-undangan, dan/atau yang merugikan masyarakat dan negara;

Page 130: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

b. Laporan atau pengaduan masyarakat tentang terjadinya penyimpangan, pelanggaran peraturan perundang-undangan, dan/atau yang merugikan masyarakat dan negara dalam pelaksanaan tugas;

c. Perintah dari Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B;

d. Permintaan dari Kepala Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.

2. Dalam rangka pelaksanaan pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas, tim atau petugas yang ditunjuk pada Bidang Kepatuhan Internal berwenang untuk meminta data, informasi dan bukti-bukti yang diperlukan.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya

NORMA WAKTU:

Norma waktu pelaksanaan SOP ini terbagi atas 3 (tiga) tahap yaitu :

- Pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas dimulai saat surat tugas diterbitkan sampai dengan berakhirnya peroide surat tugas.

- Nota dinas rekomendasi tindak lanjut hasil pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas disampaikan ke Kepala Kantor / unit terkait paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas dilakukan.

Mengetahui Sekretraris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 131: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 030/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B BATAM

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR

PENGAWASAN KEPATUHAN PELAKSANAAN TUGAS PENGAWASAN

DASAR HUKUM :

1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661).

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755).

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011.

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-23/BC/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas Unit Kerja Kapatuhan Internal Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses Pengawasan Kepatuhan Pelaksanan Tugas (KPT) pengawasan, dimulai sejak petugas melakukan tugas pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas sampai dengan konsep laporan berupa rekomendasi untuk peningkatan pelaksanaan tugas disampaikan kepada Kepala Kantor

2. Pengawasan KPT dilakukan terhadap kegiatan unit kerja dan/atau sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai dalam rangka pelaksanaan tugas yang terdiri dari atas pelaksanaan tugas pelayanan, tugas pengawasan, dan tugas administrasi di lingkungan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

3. Tujuan KPT adalah untuk memastikan, menjamin, atau memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian proses pelaksanaan tugas dengan prosedur, tata kerja, dan peraturan perundang-undangan dan kesesuain sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai dengan kode etik dan/atau peraturan disiplin pegawai.

4. Pelaksanaan pengawasan kepatuhan pelaksanaan dilakukan melalui kegiatan pengamatan, pemantauan, pemeriksaan, peninjauan, dan/atau penilaian.

5. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Kepatuhan Internal.

PERSYARATAN :

1. Pelaksanaan pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas dilakukan oleh Bidang Kepatuhan Internal berdasarkan:

a. Analisis manajemen risiko atas data-data kegiatan atau kinerja pelaksanaan tugas menunjukkan adanya potensi penyimpangan, pelanggaran peraturan perundang-undangan, dan/atau yang merugikan masyarakat dan negara;

Page 132: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

b. Laporan atau pengaduan masyarakat tentang terjadinya penyimpangan, pelanggaran peraturan perundang-undangan, dan/atau yang merugikan masyarakat dan negara dalam pelaksanaan tugas;

c. Perintah dari Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B;

d. Permintaan dari Kepala Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.

2. Dalam rangka pelaksanaan pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas, tim atau petugas yang ditunjuk pada Bidang Kepatuhan Internal berwenang untuk meminta data, informasi dan bukti-bukti yang diperlukan.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya

NORMA WAKTU:

Norma waktu pelaksanaan SOP ini terbagi atas 3 (tiga) tahap yaitu :

- Pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas dimulai saat surat tugas diterbitkan sampai dengan berakhirnya peroide surat tugas.

- Nota dinas rekomendasi tindak lanjut hasil pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas disampaikan ke Kepala Kantor / unit terkait paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas dilakukan.

Mengetahui Sekretraris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 133: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 031/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B BATAM

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR

PENGAWASAN KEPATUHAN PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI

DASAR HUKUM :

1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661).

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755).

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011.

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-23/BC/2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas Unit Kerja Kapatuhan Internal Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses Pengawasan Kepatuhan Pelaksanan Tugas (KPT) administrasi, dimulai sejak petugas melakukan tugas pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas sampai dengan konsep laporan berupa rekomendasi untuk peningkatan pelaksanaan tugas disampaikan kepada Kepala Kantor

2. Pengawasan KPT dilakukan terhadap kegiatan unit kerja dan/atau sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai dalam rangka pelaksanaan tugas yang terdiri dari atas pelaksanaan tugas pelayanan, tugas pengawasan, dan tugas administrasi di lingkungan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

3. Tujuan KPT adalah untuk memastikan, menjamin, atau memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian proses pelaksanaan tugas dengan prosedur, tata kerja, dan peraturan perundang-undangan dan kesesuain sikap, perilaku, dan perbuatan pegawai dengan kode etik dan/atau peraturan disiplin pegawai.

4. Pelaksanaan pengawasan kepatuhan pelaksanaan dilakukan melalui kegiatan pengamatan, pemantauan, pemeriksaan, peninjauan, dan/atau penilaian.

5. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Kepatuhan Internal.

PERSYARATAN :

1. Pelaksanaan pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas dilakukan oleh Bidang Kepatuhan Internal berdasarkan:

a. Analisis manajemen risiko atas data-data kegiatan atau kinerja pelaksanaan tugas menunjukkan adanya potensi penyimpangan, pelanggaran peraturan perundang-undangan, dan/atau yang merugikan masyarakat dan negara;

Page 134: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

b. Laporan atau pengaduan masyarakat tentang terjadinya penyimpangan, pelanggaran peraturan perundang-undangan, dan/atau yang merugikan masyarakat dan negara dalam pelaksanaan tugas;

c. Perintah dari Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B;

d. Permintaan dari Kepala Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.

2. Dalam rangka pelaksanaan pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas, tim atau petugas yang ditunjuk pada Bidang Kepatuhan Internal berwenang untuk meminta data, informasi dan bukti-bukti yang diperlukan.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya

NORMA WAKTU:

Norma waktu pelaksanaan SOP ini terbagi atas 3 (tiga) tahap yaitu :

- Pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas dimulai saat surat tugas diterbitkan sampai dengan berakhirnya peroide surat tugas.

- Nota dinas rekomendasi tindak lanjut hasil pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas disampaikan ke Kepala Kantor / unit terkait paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas dilakukan.

Mengetahui Sekretraris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 135: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 032/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTRIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR MELALUI BANK DEVISA PERSEPSI ATAU POS PERSEPSI

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 2 Tahun 2009 tentang Perlakuan Kepabeanan,Perpajakan dan Cukai serta Pengawasan atas Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari serta Berada di Kawasan yang telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Dalam Rangka Ekspor, Penerimaan Negara atas Barang Kena Cukai, dan Penerimaan Negara yang Berasal dari Pengenaan Denda Administrasi atas Pengangkutan Barang Tertentu.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 242/PMK.04/2009.

6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : 39/BC/2008 tentang Tatalaksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor, Penerimaan Negara Dalam Rangka Ekspor, Penerimaan Negara Atas Barang Kena Cukai dan Penerimaan Negara Yang Berasal Dari Pengenaan Denda Administrasi Atas Pengangkutan Barang Tertentu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : 43/BC/2011.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan tata cara pembayaran penerimaan negara dalam rangka impor melalui bank devisa persepsi atau pos persepsi oleh Petugas Bidang Perbendaharaan dan Keberatan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B, dimulai sejak Pemohon mengisi formulir SSPCP sampai dengan perekaman formulir SSPCP.

2. Unit pelaksana Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keberatan ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

PERSYARATAN :

Pemohon mengajukan permohonan perekaman dengam melampirkan SSPCP sebagai bukti pembayaran dari Bank Devisa Persepsi Atau Pos Persepsi.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

Page 136: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NORMA WAKTU :

- Sejak diterimanya formulir SSPCP dari pemohon dan KPPN sampai dengan penelitian dilaksanakan paling lama 10 (sepuluh) menit.

- Pencocokan antara formulir SSPCP dengan dokumen pabean terlampir dilaksanakan dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) menit.

- Perekamana SSPCP dilaksanakan dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) menit.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 137: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 033/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (LOKET)

DASAR HUKUM :

1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006;

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007;

3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan

Negara Bukan Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber Dari Kegiatan Tertentu;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Keuangan;

7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 101/KMK.05/1997 tentang Pemberitahuan Pabean, yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 346/KMK.04/2003;

9. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/KMK.04/2003 tentang Tatalaksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor dan Penerimaan Negara atas Barang Kena Cukai Buatan Dalam Negeri;

10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 118/KMK.04/2004 tanggal 12 Maret 2004 tentang Tatalaksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);

11. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP- 27/BC/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran dan Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

12. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Caukai Nomor P- 20/BC/2006 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-27/BC/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran dan Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perlakuan Kepabeanan,Perpajakan dan Cukai serta Pengawasan atas Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari serta Berada di Kawasan yang telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.04/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

Page 138: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

16. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 43/BC/2011 tentang Perubahan Kedua

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-39/BC/2008 Tentang Tatalaksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor, Penerimaan Negara Dalam Rangka Ekspor, Penerimaan Negara Atas Barang Kena Cukai dan Penerimaan Negara Yang Berasal Dari Pengenaan Denda Administrasi atas Pengangkutan Barang Tertentu.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan pelayanan penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (loket), dimulai sejak Pemohon yang menyerahkan SSPCP, Dokumen Pelengkap dan uang PNBP sampai dengan Penyerahan kembali SSPCP kepada pemohon;

2. PNBP di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah Penerimaan Negara atas jasa pelayanan yang diberikan terhadap pelayanan kegiatan Impor, Ekspor dan Cukai.

3. Pembayaran PNBP dilaksanakan atas :

a. Jasa pelayanan impor untuk barang impor yang tidak dikenakan pungutan impor;

b. Jasa pelayanan dari kawasan bebas ke kawasan bebas/kawasan berikat;

c. Jasa pelayanan inward dan outward manifes;

d. Jasa pelayanan ekspor untuk barang ekspor yang tidak dikenakan bea keluar;

e. Pemusnahan barang kena cukai/perusakan pita cukai;

f. Pengeluaran etil alkohol dengan fasilitas pembebasan;

g. Jasa lainnya sesuai KMK Nomor 118/KMK.04/2004 4. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan pada Kantor Pelayanan

Utama Bea dan Cukai Tipe B.

PERSYARATAN :

1. SSPCP rangkap 4 yang telah di isi secara lengkap dan benar;

2. Copy dokumen pabean sebagai dasar pembuatan SSPCP;

3. Uang PNBP.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) menit, terhitung sejak diterimanya uang PNBP disertai dengan SSPCP yang telah diisi dengan lengkap dan benar.

Mengetahui, Sekretaris Direktorat Jenderal

Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 139: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 034/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENYETORAN PNBP (BANK) DASAR HUKUM :

1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006;

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007;

3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan

Negara Bukan Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber Dari Kegiatan Tertentu;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Keuangan;

7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 101/KMK.05/1997 tentang Pemberitahuan Pabean, yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 346/KMK.04/2003;

9. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 84/KMK.04/2003 tentang Tatalaksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor dan Penerimaan Negara atas Barang Kena Cukai Buatan Dalam Negeri;

10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 118/KMK.04/2004 tanggal 12 Maret 2004 tentang Tatalaksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);

11. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP- 27/BC/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran dan Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

12. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Caukai Nomor P- 20/BC/2006 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-27/BC/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran dan Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perlakuan Kepabeanan,Perpajakan dan Cukai serta Pengawasan atas Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari serta Berada di Kawasan yang telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.04/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.04/2009 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

16. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 43/BC/2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-39/BC/2008 Tentang Tatalaksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor, Penerimaan Negara Dalam Rangka Ekspor, Penerimaan Negara Atas Barang Kena Cukai dan Penerimaan Negara Yang Berasal Dari Pengenaan Denda Administrasi atas Pengangkutan Barang Tertentu.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan pelayanan penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak ke bank, dimulai sejak pelaksana membuat konsep rekapitulasi SSPCP sampai dengan diadministrasikannya SSPCP yang telah divalidasi bank beserta bukti penyetoran.

2. PNBP di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah Penerimaan Negara atas jasa pelayanan yang diberikan terhadap pelayanan kegiatan Impor, Ekspor dan Cukai.

Page 140: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

3. Pembayaran PNBP dilaksanakan atas :

a. Jasa pelayanan impor untuk barang impor yang tidak dikenakan pungutan impor;

b. Jasa pelayanan dari kawasan bebas ke kawasan bebas/kawasan berikat;

c. Jasa pelayanan inward dan outward manifes;

d. Jasa pelayanan ekspor untuk barang ekspor yang tidak dikenakan bea keluar;

e. Pemusnahan barang kena cukai/perusakan pita cukai;

f. Pengeluaran etil alkohol dengan fasilitas pembebasan;

g. Jasa lainnya sesuai KMK Nomor 118/KMK.04/2004 4. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan pada Kantor Pelayanan

Utama Bea dan Cukai Tipe B.

PERSYARATAN :

1. SSPCP rangkap 4 yang telah di isi secara lengkap dan benar;

2. Copy dokumen pabean sebagai dasar pembuatan SSPCP;

3. Uang PNBP.

4. Laporan Rekapitulasi Penyetoran SSPCP Harian Rangkap 3 (kecuali untuk hari jumat sabtu dan minggu direkap ke hari senin) yang terdiri dari :

a. Penyetoran SSPCP untuk PNBP PPFTZ-01

b. Penyetoran SSPCP untuk PNBP PPFTZ-02

c. Penyetoran SSPCP untuk PNBP Manifest

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

JANJI LAYANAN :

SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 3 (tiga) jam, terhitung sejak pelaksana membuat konsep rekapitulasi SSPCP, sampai dengan disetorkannya uang PNBP ke bank.

Mengetahui, Sekretaris Direktorat Jenderal ttd

Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 141: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 035/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENAGIHAN DENGAN SPKTNP/SPTNP/SPP/SPSA

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi berupa Denda di Bidang Kepabeanan.

4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.05/1996 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor yang telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 112/KMK.04/2003.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 234/KMK.05/1996 tanggal 1 April 1996 tentang Tatacara Penagihan Piutang Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, dan Pajak Dalam Rangka Impor

7. Peraturan Pemerinah Nomor 28 tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi di bidang Kepabeanan

8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 51/PMK.04/2008 tanggal 11 April 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai

9. Undang-Undang Nomor 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

DESKRIPSI :

1. Kepala Kantor Pabean melakukan penagihan piutang Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, Bunga, dan Pajak dalam rangka impor yang tidak atau kurang dibayar oleh importir, pengangkut, pengusaha Tempat Penimbunan Sementara, pengusaha Tempat Penimbunan Berikat, atau pengusaha pengurusan jasa Kepabeanan.

2. Penagihan tersebut meliputi Penagihan Administratif dan Penagihan Aktif. Penagihan administratif dilakukan dengan menerbitkan SPTNP, SPP, SPKTNP, SPSA. Sedangkan Penagihan Aktif dilakukan dengan menerbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa.

3. Penagihan sebagaimana pada uraian diatas meliputi : a. Surat Penetapan Tarip dan Nilai Pabean / SPTNP (sesuai pasal 5 PMK No. 51 Tahun 2008

tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

b. Surat Penetapan Pabean / SPP (sesuai pasal 6 PMK No. 51 tahun 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

c. Surat Penetapan Sanksi Administrasi / SPSA (sesuai pasal 8 PMK No. 51 tahun 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

d. Surat Penetapan Kembali Tarip dan/atau Nilai Pabean / SPKTNP (sesuai pasal 10 PMK No. 51 tahun 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

e. Surat Teguran (sesuai pasal 16 ayat 1 PMK No. 51 tahun 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

Page 142: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

f. Surat Paksa (sesuai pasal 16 ayat 2 PMK No. 51 tahun 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

4. Standard Prosedur Operasi Administrasi Penagihan dengan SPKTNP/SPTNP/SPP/SPSA ini dimulai sejak diterimanya SPTNP/SPP/SPSA/SPKTNP sampai dengan penerbitan Surat Paksa.

5. Unit pelaksana Standard Prosedur Operasi Administrai Penagihan ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam

PERSYARATAN : Tidak ada Persyaratan

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU: Proses penagihan administratif sejak diterbitkannya SPP, SPTNP, SPKTNP, SPSA dalam jangka waktu paling lama 60 hari; Proses penagihan aktif dengan penerbitan Surat Teguran paling lama 7 hari sejak tanggal jatuh tempo SPP, SPTNP, SPKTNP, SPSA; Proses penagihan aktif dengan penerbitan Surat Paksa paling lama 21 hari sejak tanggal jatuh tempo surat teguran. Mengetahui

Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 143: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 036/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTRIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PELAYANAN JAMINAN

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 259/PMK.04/2010 tentang Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : 02/BC/2011 tentang Pengelolaan Jaminan dalam rangka Kepabeanan

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan ketentuan tertib administrasi yang dilaksanakan dalam rangka mempertaruhkan jaminan yang diajukan secara tertulis oleh pemohon kepada Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

2. SOP ini dimulai sejak pengajuan permohonan mempertaruhkan Jaminan diterima secara lengkap sampai dengan terbitnya Bukti Penerimaan Jaminan (BPJ) kepada pemohon.

3. Unit pelaksana Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keberatan ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

PERSYARATAN :

1. Permohonan diajukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

2. Pengajuan jaminan ini dilampiri dengan : a. Surat Keputusan tentang pemberian fasilitas dengan menggunakan Jaminan (jika ada). b. Draft Dokumen Pabean yang akan diajukan. c. Jaminan Asli.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU LAYANAN :

Pelayanan atas SOP ini :

a. Sejak pengajuan permohonan diterima secara lengkap dan benar sampai dengan diterbitkannya tanda terima dokumen jaminan dilaksanakan dalam jangka waktu selama-lamanya 1 (satu) jam.

b. Sejak konfirmasi dari pihak penjamin diterima sampai dengan diterbitkannya Bukti Penerimaan Jaminan, dilaksanakan dalam jangka waktu selama-lamanya 1 (satu) jam.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 144: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 037/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN SURAT PENCAIRAN JAMINAN (SPJ)

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 259/PMK.04/2010 tentang Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan.

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : 2/BC/2011 tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan ketentuan tertib administrasi yang dilaksanakan dalam rangka pencairan jaminan yang jatuh tempo tidak diselesaikan oleh pengguna jasa dengan menerbitkan Surat Pencairan Jaminan (SPJ) oleh Kepala Bidang Perbendaharaan dan Keberatan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

2. Standar Operasional Prosedur ini dimulai sejak jatuh temponya dasar pencairan jaminan sampai

dengan menerbitkan Surat Pencairan Jaminan. 3. Unit pelaksana Standar Operasional Prosedur Penerbitan Surat Pencairan Jaminan ini adalah

Bidang Perbendaharaan dan Keberatan pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

PERSYARATAN :

Dasar pencairan jaminan yang jatuh tempo namun belum diselesaikan oleh pihak terjamin.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

Penerbitan Surat Pencairan Jaminan (SPJ) dilaksanakan sejak dasar pencairan jaminan jatuh tempo sampai dengan penerbitan surat permintaan pencairan jaminan, dilaksanakan dalam jangka waktu selama-lamanya 1 (satu) hari kerja.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 145: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 038/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTRIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN PENGEMBALIAN JAMINAN DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 259/PMK.04/2010 tentang Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : 02/BC/2011 tentang Pengelolaan Jaminan dalam rangka Kepabeanan

DESKRIPSI :

1. Standar Operasional Prosedur ini menggambarkan ketentuan tertib administrasi yang dilaksanakan dalam rangka pengembalian jaminan yang diajukan secara tertulis oleh pemohon kepada Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B, dimulai sejak pengajuan permohonan Penarikan Jaminan diterima secara lengkap sampai dengan pengembalian jaminan kepada yang bersangkutan.

2. Unit pelaksana Standard Operasional Prosedur Pelayanan Keberatan ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

PERSYARATAN :

1. Permohonan pengembalian jaminan diajukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

2. Permohonan pengembalian jaminan dilampiri dengan : a. Bukti penerimaan jaminan lembar ke-1. b. Dokumen pabean terkait penyelesaian jaminan.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

Pelayanan pengembalian jaminan, sejak permohonan diterima secara lengkap sampai dengan pengembalian jaminan, dilaksanakan dalam jangka waktu selama lamanya 1 (satu) hari kerja.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 146: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

ka Nomor : 039/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN KEBERATAN DENGAN BUKTI PENYERAHAN JAMINAN/BUKTI PELUNASAN TAGIHAN

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi berupa Denda di Bidang Kepabeanan.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.010/2006 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.011/2007.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang penetapan tarif, nilai pabean, dan sanksi administrasi serta penetapan direktur Jenderal bea dan cukai sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.04/2011.

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.04/2010 tentang Nilai Pabean Untuk Penghitungan Bea Masuk.

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.04/2010 tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan.

8. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-1/BC/2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan di Bidang Kepabeanan.

9. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-03/BC/2008 tentang Pelimpahan Wewenang untuk dan atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai Membuat dan Menandatangani Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Atas Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai kepada Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai dan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan ketentuan tertib administrasi yang dilaksanakan dalam rangka penerbitan keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai terhadap pengajuan keberatan yang diajukan secara tertulis oleh pemohon kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B, dimulai sejak pengajuan keberatan diterima secara lengkap sampai dengan penerbitan keputusan atas keberatan.

2. Keberatan diajukan atas penetapan pejabat bea dan cukai yang meliputi : a. tarif dan/atau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk yang mengakibatkan kekurangan

pembayaran bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor; b. selain tarif dan/atau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk; atau c. pengenaan sanksi administrasi berupa denda.

3. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

PERSYARATAN :

1. Keberatan diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B sesuai format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.04/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.04/2010 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Kepabeanan.

Page 147: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

2. Pengajuan keberatan dilampiri dengan :

a. Bukti penyerahan jaminan sebesar tagihan yang harus dibayar atau bukti pelunasan tagihan; dan

b. Fotokopi surat penetapan pejabat bea dan cukai. 3. Pengajuan keberatan dapat dilampiri data dan/atau bukti yang mendukung alasan pengajuan

keberatan.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

Pelayanan keberatan, sejak pengajuan keberatan diterima secara lengkap dan benar sampai dengan penerbitan keputusan atas keberatan, dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari.

Mengetahui, Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 148: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 040/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENELITIAN MATERIIL ATAS KEBERATAN DENGAN MENYERAHKAN JAMINAN

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi berupa Denda di Bidang Kepabeanan.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.010/2006 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.011/2007.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang penetapan tarif, nilai pabean, dan sanksi administrasi serta penetapan direktur Jenderal bea dan cukai sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.04/2011.

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.04/2010 tentang Nilai Pabean Untuk Penghitungan Bea Masuk.

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.04/2010 tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan.

8. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-1/BC/2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan di Bidang Kepabeanan.

9. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-03/BC/2008 tentang Pelimpahan Wewenang untuk dan atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai Membuat dan Menandatangani Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Atas Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai kepada Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai dan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan penelitian materiil yang dilaksanakan dalam rangka penerbitan keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai terhadap pengajuan keberatan yang diajukan secara tertulis oleh pemohon yang telah memenuhi persyaratan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B, dimulai sejak konfirmasi atas jaminan diterima dari Kepala Seksi Penerimaan dan Pengembalian sampai dengan penerbitan Keputusan atas keberatan.

2. Keberatan diajukan atas penetapan pejabat bea dan cukai yang meliputi : a. tarif dan/atau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk yang mengakibatkan kekurangan

pembayaran bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor; b. selain tarif dan/atau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk; atau c. pengenaan sanksi administrasi berupa denda.

3. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

PERSYARATAN :

1. Keberatan diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam sesuai format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.04/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.04/2010 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Kepabeanan.

2. Pengajuan keberatan dilampiri dengan : a. Bukti penyerahan jaminan sebesar tagihan yang harus dibayar atau bukti pelunasan tagihan;

dan b. Fotokopi surat penetapan pejabat bea dan cukai.

3. Pengajuan keberatan dapat dilampiri data dan/atau bukti yang mendukung alasan pengajuan keberatan.

Page 149: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

JANJI LAYANAN :

Penelitian Materiil atas keberatan, sejak diterimanya konfirmasi dari Kepala Seksi Penerimaan dan Pengembalian sampai dengan penerbitan keputusan atas keberatan, dilaksanakan dalam jangka waktu selama lamanya 55 (lima puluh lima) hari.

Mengetahui, Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 150: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 041/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENOLAKAN KEBERATAN YANG TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN FORMAL

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi berupa Denda di Bidang Kepabeanan.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.010/2006 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.011/2007.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang penetapan tarif, nilai pabean, dan sanksi administrasi serta penetapan direktur Jenderal bea dan cukai sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.04/2011.

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.04/2010 tentang Nilai Pabean Untuk Penghitungan Bea Masuk.

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.04/2010 tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan.

8. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-1/BC/2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan di Bidang Kepabeanan.

9. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-03/BC/2008 tentang Pelimpahan Wewenang untuk dan atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai Membuat dan Menandatangani Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Atas Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai kepada Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai dan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan penolakan keberatan yang tidak memenuhi persyaratan formal yang dilaksanakan dalam rangka penerbitan keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai terhadap pengajuan keberatan yang diajukan secara tertulis oleh pemohon kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B, dimulai sejak konfirmasi atas jaminan diterima dari Kepala Seksi Penerimaan dan Pengembalian sampai dengan penerbitan keputusan Direktur Jenderal atas keberatan

2. Keberatan diajukan atas penetapan pejabat bea dan cukai meliputi : a. tarif dan/atau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk yang mengakibatkan kekurangan

pembayaran bea masuk, cukai dan pajak dalam rangka impor; b. selain tarif dan/atau nilai pabean untuk penghitungan bea masuk; atau c. pengenaan sanksi administrasi berupa denda.

3. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B.

PERSYARATAN :

1. Keberatan diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam sesuai format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 146/PMK.04/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.04/2010 tentang Tata Cara

Page 151: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Pengajuan Keberatan Kepabeanan. 2. Pengajuan keberatan dilampiri dengan :

a. Bukti penyerahan jaminan sebesar tagihan yang harus dibayar atau bukti pelunasan tagihan; dan

b. Fotokopi surat penetapan pejabat bea dan cukai. 3. Pengajuan keberatan dapat dilampiri data dan/atau bukti yang mendukung alasan pengajuan

keberatan.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU:

Pelayanan keberatan, sejak diterimanya konfirmasi dari Kepala Seksi Penerimaan dan Pengembalian sampai dengan penerbitan keputusan atas keberatan, dilaksanakan dalam jangka waktu selama lamanya 55 (lima puluh lima) hari.

Mengetahui, Sekretaris Direktorat Jenderal Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 152: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1

2

3

4

5

6

MengetahuiSekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSA PK

Kepala Seksi Keberatan menerimajaminan Tidak Valid dan/ataupersyaratan formal lainnya tidakdipenuhi dari Kepala Seksi PP yangtelah dikonfirmasi serta menugaskanPelaksana Pemeriksa untuk penelitianlebih lanjut

PELAKSANA PKAKTIVITAS PEMOHONKEPALA BIDANG

PERBENDAHARAAN DAN KEBERATAN

KEPALA KANTOR DIREKTUR JENDERAL

Kepala Bidang PK meneliti, menandatangani Nota Pendapat dan memaraf konsep keputusan direktur jenderal tentang penolakan atas keberatan.

Kepala Kantor Meneliti dan Menandatangani Keputusan Direktur Jenderal tentang Penolakan atas Keberatan. Selanjutnya diserahkan kepada pelaksana untuk diadministrasi dan didistribusi.

Pelaksana Bidang PK Mengadministrasi dan Mendistribusi Keputusan Direktur Jenderal tentang Penolakan atas Keberatan yang telah ditandatangani oleh kepala kantor

Kepala Seksi Keberatan meneliti danmemaraf konsep nota pendapat dankonsep keputusan Direktur Jenderaltentang penolakan atas keberatan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

PENOLAKAN KEBERATAN YANG TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN FORMAL

Pelaksana Pemeriksa pada SeksiKeberatan meneliti dan membuatkonsep Nota Pendapat serta KonsepKeputusan Direktur Jenderal tentangpenolakan atas keberatan.

KEPALA SEKSI KEBERATANNO

KONSEP NOTA PENDAPAT

MULAI

BERKAS KEBERATAN DAN

HASIL KONFIRMASI

MENERIMA DAN

DISPOSISI

MENELITI DAN

MEMBUAT

MENELITI DAN MEMARAF

MENELITI, MEMARAF DAN TANDATANGAN

NOTA PENDAPAT

MENELITI DAN TANDATANGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

MENGADMINISTRASI DAN MENDISTRIBUSI

kEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

D

SELESAI

KONSEP KEPUTUSAN

NOMOR : 041/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 1 of 1

Page 153: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 Pelaksana meneliti SPTNP, SPP, SPSA,SPKTNP, Keputusan Direktur Jenderal (KDJ),yang tidak dilunasi dalam jangka waktu 7(tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempodan tidak sedang dalam proses pengajuankeberatan atau banding, dan membuat KonsepSurat Teguran

2 Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memarafkonsep Surat Teguran (ST).

3 Kepala Bidang Perbendaharaan danKeberatan meneliti dan memaraf konsep SuratTeguran (ST).

4 Kepala Kantor meneliti dan menandatanganiSurat Teguran.

5 Pelaksana mengarsip dan mengirimkan SuratTeguran Kepada Penanggung Pajak dengantembusan Direktur Jenderal dan Eselon II yangmenerbitkan Surat Penetapan.

Mengetahui:Kepala Kantor

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

NO. AKTIVITAS PENANGGUNG PAJAK KEPALA KANTOR PELAKSANA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR PROSEDUR OPERASIPENERBITAN SURAT TEGURAN DALAM RANGKA PENAGIHAN

KEPALA BIDANG PERBENDAHARAAN

DAN KEBERATAN

KEPALA SEKSI PENAGIHAN

MULAI

SPTNP, SPP, SPSA, SPKTNP, KDJ, YANG

JATUH TEMPO

MENELITI & BUAT

KONSEP

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MENANDA-TANGANI

MENGARSIP DAN

MENGIRIM-KAN SURAT TEGURAN

SURAT TEGURAN

N

SELESAI

KONSEP SURAT TEGURAN

SURAT TEGURAN

NOMOR : 042/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 154: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 042/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.04/2011.

3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 25/BC/2009 tentang Bentuk dan Isi Surat Penetapan, Surat Keputusan, Surat Teguran, dan Surat Paksa.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan surat teguran, dimulai sejak adanya SPTNP, SPP, SPSA, SPKTNP atau Keputusan Direktur Jenderal, yang telah melewati jangka waktu, sampai dengan diterbitkannyanya Surat Teguran.

2. Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana disebut pada butir (1) bukan merupakan Keputusan Direktur Jenderal terkait keputusan atas keberatan.

3. Surat teguran diterbitkan dalam hal orang yang berutang sebagaimana tercantum dalam surat penetapan atau surat keputusan tidak melunasi kewajibannya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran dan tidak mengajukan keberatan atau tidak mengajukan banding.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan

PERSYARATAN :

Adanya Surat SPTNP, SPKTNP, SPP, SPSA, Keputusan Direktur Jenderal, yang telah melewati jangka waktu 60 (enam puluh) hari ditambah 7 (tujuh) hari namun belum dilunasi kewajiban pembayaran oleh Penanggung Pajak dan tidak sedang dalam proses pengajuan keberatan atau banding.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 1 (satu) hari kerja, terhitung sejak adanya SPTNP, SPP, SPSA, SPKTNP atau Keputusan Direktur Jenderal yang tidak dilunasi dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo sampai dengan diterbitkannya Surat Teguran.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal ttd Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN SURAT TEGURAN DALAM RANGKA PENAGIHAN

Page 155: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 043/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MONITORING PENAGIHAN

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi berupa Denda di Bidang Kepabeanan.

4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.05/1996 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor yang telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 112/KMK.04/2003.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 234/KMK.05/1996 tanggal 1 April 1996 tentang Tatacara Penagihan Piutang Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, dan Pajak Dalam Rangka Impor

7. Peraturan Pemerinah Nomor 28 tahun 2008 tentang Pengenaan Sanksi Administrasi di bidang Kepabeanan

8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 51/PMK.04/2008 tanggal 11 April 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai

9. Undang-Undang Nomor 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses monitoring surat penagihan, baik berupa SPTNP, SPP, SPKTNP atau SPSA, dimulai sejak diterimanya tembusan surat tagihan dimaksud sampai dengan perekaman bukti pelunasan dalam hal penagihan dilunasi.

2. Kepala Kantor Pabean melakukan penagihan piutang Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, Bunga, dan Pajak dalam rangka impor yang tidak atau kurang dibayar oleh importir, pengangkut, pengusaha Tempat Penimbunan Sementara, pengusaha Tempat Penimbunan Berikat, atau pengusaha pengurusan jasa Kepabeanan.

3. Penagihan tersebut meliputi Penagihan Administratif dan Penagihan Aktif. Penagihan administratif dilakukan dengan menerbitkan SPTNP, SPP, SPKTNP, SPSA. Sedangkan Penagihan Aktif dilakukan dengan menerbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa.

4. Penagihan sebagaimana pada uraian diatas meliputi : a. Surat Penetapan Tarip dan Nilai Pabean / SPTNP (sesuai pasal 5 PMK No. 51 Tahun 2008

tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

b. Surat Penetapan Pabean / SPP (sesuai pasal 6 PMK No. 51 tahun 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

c. Surat Penetapan Sanksi Administrasi / SPSA (sesuai pasal 8 PMK No. 51 tahun 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

d. Surat Penetapan Kembali Tarip dan/atau Nilai Pabean / SPKTNP (sesuai pasal 10 PMK No. 51 tahun 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

e. Surat Teguran (sesuai pasal 16 ayat 1 PMK No. 51 tahun 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

f. Surat Paksa (sesuai pasal 16 ayat 2 PMK No. 51 tahun 2008 tentang Tatacara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai)

5. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan

Page 156: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

PERSYARATAN : Tidak ada Persyaratan

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) menit, terhitung sejak diterimanya bukti pelunasan sampai dengan selesainya perekaman bukti pelunasan, dalam hal penagihan dilunasi.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal ttd Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 157: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1

2

3

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

Pelaksana menerima tembusan SPTNP, SPP, SPSA dan SPKTNP dariunit terkait dan melakukan monitoring: - dalam hal tidak diselesaikan dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak ditetapkan, maka akan diterbitkan surat teguran, yang prosesnya lebih lanjut akan dijelaskan dalam SOP PENERBITAN SURAT TEGURAN. - dalam hal surat di atas diselesaikan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal ditetapkan, dibuktikan dengan diterimanya bukti pelunasan atas SPTNP, SPP, SPSA dan SPKTNP dari pihak Penanggung Bea dan Cukai, maka Pelaksana akan melakukan penelitian dengan mencocokan antara bukti pelunasan dengan tembusan SPTNP, SPP, SPSA dan SPKTNP.

MONITORING PENAGIHAN

PELAKSANA

Dalam hal penelitian menunjukkan bukti pelunasan tidak sesuai dengan tembusan SPTNP, SPP, SPSA dan SPKTNP, maka pelaksana mengembalikan bukti pelunasan kepada penanggung.

Dalam hal penelitian menunjukkan bukti pelunasan sesuai dengan tembusan SPTNP, SPP, SPSA dan SPKTNP, maka pelaksana melakukan perekaman dan menyatukan berkas.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

NO AKTIVITAS PENANGGUNG BEA DAN CUKAI

MULAI

TEMBUSAN SPTNP, SPP,

SPSA DAN SPKTNP

TERIMA & MONITOR

TELITI

SESUAI ?

T

SATUKAN BERKAS

REKAM BUKTI PELUANASAN

LUNAS DALAM 60

T Y

BUKTI PELUNASAN

SPTNP

SOP PENERBITAN

SURAT TEGURAN

D

BUKTI PELUNASAN

SPTNP

Y

SELESAI

NOMOR : 043/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 1 of 1

Page 158: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 a. Pelaksana meneliti Surat Teguran yangtelah melewati jangka waktu 21 hari sejaktanggal Surat Teguran dan Penanggung Pajakbelum melunasinya.

b. Pelaksana membuatkan konsep SuratPaksa (SP) dan konsep Surat PemberitahuanPiutang Pajak (SPPP). Selanjutnyamengajukan konsep Surat Paksa (yangdilampiri Surat Teguran (ST) danSPTNP/SPP/SPSA/SPKTNP/Keputusan Direktur Jenderal) dan konsep SuratPemberitahuan Piutang Pajak (SPPP) kepadaKasubsi Penagihan dengan.

2 Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memarafkonsep Surat Paksa (SP) dan konsep SuratPemberitahuan Piutang Pajak (SPPP).

3 Kepala Bidang Perbendaharaan danKeberatan meneliti dan memaraf konsep SuratPaksa (SP) dan konsep Surat PemberitahuanPiutang Pajak (SPPP).

4 Kepala Kantor meneliti dan menandatanganiSurat Paksa (SP) dan Surat PemberitahuanPiutang Pajak (SPPP).

5 a. Pelaksana mengarsip copy Surat Paksa(SP) dan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak(SPPP).b. Pelaksana mengirimkan asli Surat Paksakepada Juru Sita, tembusan Surat Paksadikirimkan kepada Direktur Jenderal danEselon II yang menerbitkan Surat Penetapan.

c. Pelaksana mengirimkan asli SuratPemberitahuan Piutang Pajak (SPPP) kepadaKepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diwilayah domisili Penanggung Pajak, tembusanSurat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP)dikirimkan kepada Direktur Jenderal danEselon II yang menerbitkan Surat Penetapan.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR PROSEDUR OPERASIPENERBITAN SURAT PAKSA DAN SURAT PEMBERITAHUAN PIUTANG PAJAK

KEPALA BIDANG PERBENDAHARAAN

DAN KEBERATAN

KEPALA SEKSI PENAGIHANNO. AKTIVITAS KEPALA KANTOR PELAKSANA

KANTOR PELAYANAN

PAJAKJURU SITA

MULAI

SURAT TEGURAN JATUH TEMPO

MENELITI

MEMBUAT KONSEP SP

& SPPP

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MENANDA-TANGANI

MENGARSIP DAN

MENGIRIM-KAN

SPPP

N

SELESAI

KONSEP SPPP

KONSEP SP DILAMPIRI ST &

SPTNP/SPP/SPSA/

SPPP

SURAT PAKSA

SURAT PAKSA

NOMOR : 044/SOP-BC/KPU B/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 159: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 044/SOP-BC/KPU B/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.04/2011.

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 25/BC/2009 tentang Bentuk dan Isi Surat Penetapan, Surat Keputusan, Surat Teguran, dan Surat Paksa.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan surat paksa, dimulai sejak adanya Surat Teguran yang jatuh tempo dan Penanggung Pajak belum melunasi Kewajibannya sampai dengan penerbitan Surat Paksa.

2. Apabila orang yang berutang sebagaimana tercantum dalam surat penetapan atau surat keputusan tidak melunasi kewajibannya dalam jangka waktu 7(tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran dan tidak mengajukan keberatan atau tidak mengajukan banding, Kepala Kantor Pabean menerbitkan Surat Teguran.

3. Apabila dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak dikeluarkan Surat Teguran orang yang berutang belum melunasi kewajibannya, Kepala Kantor Pabean pada hari kerja berikutnya harus menerbitkan Surat Paksa untuk penagihan piutang bea masuk, cukai dan/atau sanksi administrasi berupa denda dan/ atau bunga kepada orang yang berutang dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak Dalam Rangka Impor berupa Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22, kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah orang yang berutang.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Bidang Perbendaharaan dan Keberatan.

PERSYARATAN :

Adanya Surat Teguran yang jatuh tempo dan Penanggung Pajak belum melunasi Kewajibannya

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

Norma waktu layanan SOP ini adalah 1 (Satu) hari kerja sejak Surat Teguran jatuh tempo.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN SURAT PAKSA DAN SURAT PEMBERITAHUAN

PIUTANG PAJAK

Page 160: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

LAMPIRAN VI

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

NOMOR KEP- /BC/2011

TENTANG

PERUBAHAN KEENAM ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-90/BC/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR PROSEDUR OPERASI

DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Page 161: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 015/SOP-BC/KPP MP/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.04/2011.

3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 25/BC/2009 tentang Bentuk dan Isi Surat Penetapan, Surat Keputusan, Surat Teguran, dan Surat Paksa.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan surat teguran, dimulai sejak adanya SPTNP, SPP, SPSA, SPKTNP atau Keputusan Direktur Jenderal, yang telah melewati jangka waktu, sampai dengan diterbitkannyanya Surat Teguran.

2. Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana disebut pada butir (1) bukan merupakan Keputusan Direktur Jenderal terkait keputusan atas keberatan.

3. Surat teguran diterbitkan dalam hal orang yang berutang sebagaimana tercantum dalam surat penetapan atau surat keputusan tidak melunasi kewajibannya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran dan tidak mengajukan keberatan atau tidak mengajukan banding.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Perbendaharaan.

PERSYARATAN :

Adanya Surat SPTNP, SPKTNP, SPP, SPSA, Keputusan Direktur Jenderal, yang telah melewati jangka waktu 60 (enam puluh) hari ditambah 7 (tujuh) hari namun belum dilunasi kewajiban pembayaran oleh Penanggung Pajak dan tidak sedang dalam proses pengajuan keberatan atau banding.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 1 (satu) hari kerja, terhitung sejak adanya SPTNP, SPP, SPSA, SPKTNP atau Keputusan Direktur Jenderal yang tidak dilunasi dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo sampai dengan diterbitkannya Surat Teguran.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal ttd Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KPPBC TIPE MADYA PABEAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN SURAT TEGURAN DALAM RANGKA PENAGIHAN

Page 162: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 Pelaksana meneliti SPTNP, SPP, SPSA,SPKTNP, Keputusan Direktur Jenderal (KDJ),yang tidak dilunasi dalam jangka waktu 7(tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempodan tidak sedang dalam proses pengajuankeberatan atau banding, dan membuat KonsepSurat Teguran

2 Kasubsi Penagihan meneliti dan memarafkonsep Surat Teguran (ST).

3 Kepala Seksi Perbendaharaan meneliti danmemaraf konsep Surat Teguran (ST).

4 Kepala Kantor meneliti dan menandatanganiSurat Teguran.

5 Pelaksana mengarsip dan mengirimkan SuratTeguran Kepada Penanggung Pajak dengantembusan Direktur Jenderal, Eselon II yangmenerbitkan Surat Penetapan dan KepalaKantor Wilayah

Mengetahui:Kepala Kantor

ttd

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIPENERBITAN SURAT TEGURAN DALAM RANGKA PENAGIHAN

KEPALA SEKSI PERBENDAHARAAN KASUBSI PENAGIHANNO. AKTIVITAS PENANGGUNG

PAJAK KEPALA KANTOR PELAKSANA

MULAI

SPTNP, SPP, SPSA, SPKTNP, KDJ, YANG

JATUH TEMPO

MENELITI & BUAT

KONSEP

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MENANDA-TANGANI

MENGARSIP DAN

MENGIRIM-KAN SURAT TEGURAN

SURAT TEGURAN

N

SELESAI

KONSEP SURAT TEGURAN

SURAT TEGURAN

NOMOR : 015/SOP-BC/KPP MP/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 163: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 016/SOP-BC/KPP MP/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.04/2011.

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 25/BC/2009 tentang Bentuk dan Isi Surat Penetapan, Surat Keputusan, Surat Teguran, dan Surat Paksa.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan surat paksa, dimulai sejak adanya Surat Teguran yang jatuh tempo dan Penanggung Pajak belum melunasi Kewajibannya sampai dengan penerbitan Surat Paksa.

2. Apabila orang yang berutang sebagaimana tercantum dalam surat penetapan atau surat keputusan tidak melunasi kewajibannya dalam jangka waktu 7(tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran dan tidak mengajukan keberatan atau tidak mengajukan banding, Kepala Kantor Pabean menerbitkan Surat Teguran.

3. Apabila dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak dikeluarkan Surat Teguran orang yang berutang belum melunasi kewajibannya, Kepala Kantor Pabean pada hari kerja berikutnya harus menerbitkan Surat Paksa untuk penagihan piutang bea masuk, cukai dan/atau sanksi administrasi berupa denda dan/ atau bunga kepada orang yang berutang dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak Dalam Rangka Impor berupa Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22, kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah orang yang berutang.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Perbendaharaan.

PERSYARATAN :

Adanya Surat Teguran yang jatuh tempo dan Penanggung Pajak belum melunasi Kewajibannya

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

Norma waktu layanan SOP ini adalah 1 (Satu) hari kerja sejak Surat Teguran jatuh tempo.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN SURAT PAKSA DAN SURAT PEMBERITAHUAN

PIUTANG PAJAK

Page 164: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 a. Pelaksana Sub Seksi Penagihan menelitiSurat Teguran yang telah melewati jangkawaktu 21 hari sejak tanggal Surat Teguran danPenanggung Pajak belum melunasinya.

b. Pelaksana membuatkan konsep SuratPaksa (SP) dan konsep Surat PemberitahuanPiutang Pajak (SPPP). Selanjutnyamengajukan konsep Surat Paksa (yangdilampiri Surat Teguran (ST) danSPTNP/SPP/SPSA/SPKTNP/Keputusan Direktur Jenderal) dan konsep SuratPemberitahuan Piutang Pajak (SPPP) kepadaKasubsi Penagihan dengan.

2 Kasubsi Penagihan meneliti dan memarafkonsep Surat Paksa (SP) dan konsep SuratPemberitahuan Piutang Pajak (SPPP).

3 Kepala Seksi Perbendaharaan meneliti danmemaraf konsep Surat Paksa (SP) dan konsepSurat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP).

4 Kepala Kantor meneliti dan menandatanganiSurat Paksa (SP) dan Surat PemberitahuanPiutang Pajak (SPPP).

5 a. Pelaksana mengarsip copy Surat Paksa(SP) dan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak(SPPP).b. Pelaksana mengirimkan asli Surat Paksakepada Juru Sita, tembusan Surat Paksadikirimkan kepada Direktur Jenderal, Eselon IIyang menerbitkan Surat Penetapan danKepala Kantor Wilayah.

c. Pelaksana mengirimkan asli SuratPemberitahuan Piutang Pajak (SPPP) kepadaKepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diwilayah domisili Penanggung Pajak, tembusanSurat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP)dikirimkan kepada Direktur Jenderal, Eselon IIyang menerbitkan Surat Penetapan danKepala Kantor Wilayah.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KPPBC TIPE MADYA PABEAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIPENERBITAN SURAT PAKSA DAN SURAT PEMBERITAHUAN PIUTANG PAJAK

KEPALA SEKSI PERBENDAHARAAN KASUBSI PENAGIHANNO. AKTIVITAS KEPALA KANTOR PELAKSANA

KANTOR PELAYANAN

PAJAKJURU SITA

MULAI

SURAT TEGURAN JATUH TEMPO

MENELITI

MEMBUAT KONSEP SP

& SPPP

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MENANDA-TANGANI

MENGARSIP DAN

MENGIRIM-KAN

SPPP

N

SELESAI

KONSEP SPPP

KONSEP SP DILAMPIRI ST &

SPTNP/SPP/SPSA/

SPPP

SURAT PAKSA

SURAT PAKSA

NOMOR : 016/SOP-BC/KPP MP/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 165: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

LAMPIRAN VII

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

NOMOR KEP- /BC/2011

TENTANG

PERUBAHAN KEENAM ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-90/BC/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR PROSEDUR OPERASI

DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Page 166: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 073/SOP-BC/KPP MC/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2008 tentang Pelunasan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 09/PMK.04/2009.

3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-16/BC/2008 tentang Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-19/BC/2011.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan pelayanan permohonan penyediaan pita cukai (P3C) hasil tembakau pengajuan awal dan tambahan secara manual, dimulai sejak diterimanya dokumen P3C Pengajuan Awal dari pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau sampai dengan diserahkannya tanda terima P3C Pengajuan Awal kepada pemohon.

2. Permohonan Penyediaan Pita Cukai yang selanjutnya disingkat P3C adalah dokumen cukai yang digunakan pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau untuk mengajukan permohonan penyediaan pita cukai sebelum pengajuan dokumen pemesanan pita cukai (CK-1).

3. Tujuan penyediaan pita cukai hasil tembakau adalah menjamin tersedianya pita cukai yang dibutuhkan pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau.

4. Terhadap pita cukai yang disediakan berdasarkan P3C Pengajuan Awal yang tidak direalisasikan dengan CK-1, dikenakan biaya pengganti penyediaan pita cukai.

5. Unit pelaksana SOP ini adalah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC).

PERSYARATAN:

1. KPPBC belum memiliki SAC Sentralisasi.

2. P3C Pengajuan Awal hanya dapat diajukan oleh pengusaha pabrik atau importir HT dalam hal :

a. telah memiliki Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) dan NPPBKC tersebut tidak dalam keadaan dibekukan;

b. tidak memiliki utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan cukai, dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang belum dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo; dan/atau

c. telah melunasi biaya pengganti penyediaan pita cukai dalam waktu yang ditetapkan

3. P3C pengajuan awal dapat diajukan mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 untuk kebutuhan 1 bulan berikutnya kepada Kepala KPPBC.

4. P3C Pengajuan Awal hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode persediaan untuk setiap jenis pita cukai.

5. Dikecualikan dari batas waktu P3C Pengajuan Awal : a. pengusaha baru mendapatkan NPPBKC; b. pengusaha mengalami kenaikan golongan; c. pengusaha yang NPPBKC-nya diaktifkan kembali setelah pembekuannya dicabut; d. untuk kebutuhan pita cukai bulan Januari; atau e. terdapat kebijakan di bidang tarif cukai atau HJE.

6. Pengusaha dapat mengajukan P3C pengajuan tambahan kepada Kepala KPPBC dalam hal pita cukai yang telah disediakan berdasarkan P3C pengajuan awal tidak mencukupi

7. P3C pengajuan tambahan hanya dapat diajukan paling lambat pada tanggal 20 pada bulan pengajuan CK-1.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KPPBC TIPE MADYA CUKAI

STANDAR PROSEDUR OPERASI PELAYANAN PERMOHONAN PENYEDIAAN PITA CUKAI (P3C)

HASIL TEMBAKAU PENGAJUAN AWAL DAN TAMBAHAN SECARA MANUAL

Page 167: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

8. Jenis pita cukai yang diajukan pada P3C pengajuan tambahan, sama dengan jenis pita cukai pada P3C pengajuan awal untuk periode yang sama.

9. Jumlah pita cukai yang diajukan oleh pengusaha pada P3C Pengajuan Awal untuk setiap jenis pita cukai :

a. paling banyak 100% (seratus persen) dari rata-rata per bulan jumlah pita cukai yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C Pengajuan Awal, dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik; atau

b. dalam hal data rata-rata per bulan jumlah yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C Pengajuan Awal untuk jenis pita cukai yang diajukan tidak tersedia, jumlah pita cukai yang dapat diajukan sesuai kebutuhan per bulan dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.

10. Dalam hal jumlah pita cukai yang dapat diajukan dengan P3C Pengajuan Awal kurang dari 10 (sepuluh) lembar, maka jumlah pengajuan pita cukai dalam P3C Pengajuan Awal adalah 10 (sepuluh) lembar.

11. Pembulatan jumlah pita cukai yang diajukan dengan P3C dilakukan dengan cara membulatkan jumlah ke bawah dan harus dalam kelipatan 10.

12. Jumlah pita cukai yang diajukan dalam P3C pengajuan tambahan paling banyak 50% untuk setiap jenis pita cukai dari P3C pengajuan awal dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU LAYANAN :

Pelayanan P3C Pengajuan Awal Hasil Tembakau dilaksanakan paling lama 2 (dua) hari kerja, yang terbagi dalam dua tahapan, yaitu:

1. Penerimaan P3C sampaid dengan pengiriman P3C secara manual kepada Direktur Cukai u.p. Kasubdit Pita Cukai dan TPCL paling lama 1 (satu) hari kerja.

2. Penerimaan dan pemeriksaan pita cukai yang dikirim dari Kantor Pusat DJBC paling lama 1 (satu) hari kerja.

Mengetahui : Sekretaris Direktorat Jenderal, ttd Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 168: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. AKTIVITAS PENGUSAHA KEPALA KANTOR

KEPALA SEKSI PERBENDAHARAAN/

KASUBSI PERBENDAHARAAN DAN

PELAYANAN

KASUBSI PERBENDAHARAAN DAN

PELAYANAN/ PELAKSANA

KANTOR PUSAT (DIREKTUR CUKAI U.P. KASUBDIT PITA CUKAI

DAN TANDA PELUANASAN CUKAI

LAINNYA

1. Pengusaha mengisi dengan lengkap danmengajukan P3C kepada Kantor Bea dan Cukai.

2 Kepala Seksi menerima dan mendisposisi P3C

3 pelaksana menerima dan meneliti P3C

dalam hal tidak sesuai, membaut konsep notapenolakan

4 Kepala Seksi meneliti dan menandatangani notapenolakan, dan menyampaikannya kepadapengusaha

5 dalam hal P3C sesuai, pelaksana menomori danmembukukan

6 kepala Seksi meneliti dan menandatangani P3C

7 pelaksana mengarsipkan dan mendistribusikanP3C kepada pengusaha dan menyampaikan keKantor Pusat

PENGAJUAN AWAL DAN TAMBAHAN SECARA MANUAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR PROSEDUR OPERASIPELAYANAN PERMOHONAN PENYEDIAAN PITA CUKAI (P3C) HASIL TEMBAKAU

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAIKPPBC TIPE MADYA CUKAI

MULAI

MENGISI & MENGAJU-KAN P3C

MEMBUAT KONSEP

NOTA PENOLA-

KAN

KONSEP NOTA PENOLAKAN & P3C

MENELITI & MENANDA-TANGANI

MENOMORI &

MEMBUKUKAN

SESUAI ? Y

N

N

P3C

MENERIMA & DISPOSISI

MENERIMA DAN

MENELITI

NOTA PENOLAKAN &

P3C

NOTA PENOLAKAN &

P3C

TELITI & TTD

P3C

ARSIP & DISTRIBUS

IKAN P3C P3C

1

NOMOR : 073/SOP-BC/KPP MC/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 169: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. AKTIVITAS PENGUSAHA KEPALA KANTOR

KEPALA SEKSI PERBENDAHARAAN/

KASUBSI PERBENDAHARAAN DAN

PELAYANAN

KASUBSI PERBENDAHARAAN DAN

PELAYANAN/ PELAKSANA

KANTOR PUSAT (DIREKTUR CUKAI U.P. KASUBDIT PITA CUKAI

DAN TANDA PELUANASAN CUKAI

LAINNYA

8 P3C diterima di kantor pusat dan lebih lanjutdijelaskan ke dalam SOP Pelayanan P3C diKantor Pusat

Kantor Pusat mengirimkan pita cukai disertaidengan Daftar Pengiriman Pita Cukai (DP2C)

9 kepala Kantor menerima pita cukai dan DP2C,serta mendisposisikan kepada Kepala Seksi

10 kepala Seksi menerima dan mendisposisikan pitacukai dan DP2C kepada pelaksana

11 pelaksana meneliti jumlah dan jenis pita cukaiserta DP2C

dalam hal sesuai, menandatangani DP2C,menyampaikannya kembali ke kantor pusat, danmenyimpan pita cukai

dalam hal tidak sesuai, membuat konsep suratpemberitahuan dan berita acara ke Kantor Pusat

12 Kepala Seksi meneliti dan membubuhkan parafpada surat pemberitahuan

13 kepala kantor menerima dan menandatanganisurat pemberitahuan

14 Pelaksana mengirimkan surat pemberitahuanbeserta seluruh pita cukai dalam hal terjadikekurangan dan atau ketidaksesuaian jenis, atausisa pita cukai dalam hal hanya terjadi kelebihanjumlah.

Mengetahui:Sekretaris Direktorat Jenderal

ttd

Azhar Rasyidi

SOP P3C KANTOR PUSAT

DP2C

PITA CUKAI

TERIMA & DISPOSISI

TERIMA & DISPOSISI

TELITI

SESUAI ? N

Y

TTD DP2C

DP2C DP2C

SIMPAN PITA

CUKAI

SELESAI

MEMBUAT KONSEP SURAT

PEMBERITAHUAN & BA

BERITA ACARA

TELITI & PARAF

TELITI & TTD

SURAT PEMBERITAHUAN

SURAT PEMBERITAHUAN DISTRIBUS

I

SELESAI

PITA CUKAI

KONSEP SURAT PEMBERITAHUAN

1

Page 170: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. AKTIVITAS PENGUSAHA KEPALA KANTOR

KEPALA SEKSI PERBENDAHARAAN/

KASUBSI PERBENDAHARAAN DAN

PELAYANAN

KASUBSI PERBENDAHARAAN DAN

PELAYANAN/ PELAKSANA

KANTOR PUSAT (DIREKTUR CUKAI U.P. KASUBDIT PITA CUKAI

DAN TANDA PELUANASAN CUKAI

LAINNYA

NIP 19630321 199103 1 002

Page 171: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 074/SOP-BC/KPP MC/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 108/PMK.04/2008 tentang Pelunasan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 09/PMK.04/2009.

3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-16/BC/2008 tentang Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-19/BC/2011.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan pelayanan permohonan penyediaan pita cukai (P3C) hasil tembakau pengajuan awal secara elektronik, dimulai sejak diterimanya dokumen P3C Pengajuan Awal dari pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau sampai dengan diserahkannya tanda terima P3C Pengajuan Awal kepada pemohon.

2. Permohonan Penyediaan Pita Cukai yang selanjutnya disingkat P3C adalah dokumen cukai yang digunakan pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau untuk mengajukan permohonan penyediaan pita cukai sebelum pengajuan dokumen pemesanan pita cukai (CK-1).

3. Tujuan penyediaan pita cukai hasil tembakau adalah menjamin tersedianya pita cukai yang dibutuhkan pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau.

4. Terhadap pita cukai yang disediakan berdasarkan P3C Pengajuan Awal yang tidak direalisasikan dengan CK-1, dikenakan biaya pengganti penyediaan pita cukai.

5. Unit pelaksana SOP ini adalah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai.

PERSYARATAN:

1. P3C Pengajuan Awal hanya dapat diajukan oleh pengusaha pabrik atau importir HT dalam hal :

a. telah memiliki Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) dan NPPBKC tersebut tidak dalam keadaan dibekukan;

b. tidak memiliki utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan cukai, dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang belum dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo; dan/atau

c. telah melunasi biaya pengganti penyediaan pita cukai dalam waktu yang ditetapkan

2. Selain persyaratan tersebut pada Butir 1, juga ditambahkan ketentuan harus memiliki Surat Keputusan Penetapan Harga Jual Eceran yang masih berlaku.

3. P3C Pengajuan Awal hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode persediaan untuk setiap jenis pita cukai mulai tanggal 1 (satu) sampai dengan tanggal 10 (sepuluh) untuk kebutuhan 1 (satu) bulan berikutnya.

4. Dikecualikan dari batas waktu P3C Pengajuan Awal : a. pengusaha baru mendapatkan NPPBKC; b. pengusaha mengalami kenaikan golongan; c. pengusaha yang NPPBKC-nya diaktifkan kembali setelah pembekuannya dicabut; d. untuk kebutuhan pita cukai bulan Januari; atau e. terdapat kebijakan di bidang tarif cukai atau HJE.

5. Jumlah pita cukai yang diajukan oleh pengusaha pada P3C Pengajuan Awal untuk setiap jenis pita cukai :

a. paling banyak 100% (seratus persen) dari rata-rata per bulan jumlah pita cukai yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C Pengajuan Awal, dengan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KPPBC TIPE MADYA CUKAI

STANDAR PROSEDUR OPERASI PELAYANAN PERMOHONAN PENYEDIAAN PITA CUKAI (P3C)

HASIL TEMBAKAU PENGAJUAN AWAL DAN TAMBAHAN SECARA ELEKTRONIK

Page 172: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik; atau

b. dalam hal data rata-rata per bulan jumlah yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C Pengajuan Awal untuk jenis pita cukai yang diajukan tidak tersedia, jumlah pita cukai yang dapat diajukan sesuai kebutuhan per bulan dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.

6. Dalam hal jumlah pita cukai yang dapat diajukan dengan P3C Pengajuan Awal kurang dari 10 (sepuluh) lembar, maka jumlah pengajuan pita cukai dalam P3C Pengajuan Awal adalah 10 (sepuluh) lembar.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU LAYANAN :

Pelayanan P3C Pengajuan Awal Hasil Tembakau dilaksanakan paling lama 90 (sembilan puluh) menit.

Mengetahui : Sekretaris Direktorat Jenderal, ttd Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

Page 173: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. AKTIVITAS PENGUSAHA PEJABAT PENERIMA DOKUMEN

SISTEM APLIKASI CUKAI SENTRALISASI

KASI PERBENDAHARAAN PELAKSANA PADA SEKSI PERBENDAHARAAN

1. Pengusaha mengisi dengan lengkap danmengajukan P3C Pengajuan Awal kepadaKantor Bea dan Cukai.

2 Pejabat Penerima Dokumen menerima P3CPengajuan Awal dari pengusaha, menelitikelengkapan pengisian P3C Pengajuan Awal

3 Dalam hal lengkap Pejabat Penerima Dokumenmerekam data P3C Pengajuan Awal di aplikasicukai, dalam hal tidak lengkap Pejabat PenerimaDokumen mengembalikan hard copy P3CPengajuan Awal kepada pengusaha denganNota Penolakan

4 Pejabat Penerima Dokumen merekam data P3CPengajuan Awal di aplikasi cukai danmembandingkan pengisian hard copy P3CPengajuan Awal dengan data P3C PengajuanAwal yang telah direkam, sistem aplikasi cukaiakan meneliti dan memberi respon menerimaatau menolak data P3C Pengajuan Awal. Dalamhal berkas permohonan diterima, sistem aplikasicukai mengirimkan respons tanda terima danmemberikan nomor P3C Pengajuan Awal, dalamhal tidak diterima sistem aplikasi cukaimengirimkan respon penolakan dan PejabatPenerima Dokumen mengembalikan hard copyP3C Pengajuan Awal kepada pengusahadengan nota penolakan

5 Pejabat Penerima Dokumen membuat konsepnota penolakan dan menyampaikan KonsepNota Penolakan beserta P3C Pengajuan Awalkepada Kepala Seksi Perbendaharaan untukditandatangani

6 Pejabat Penerima Dokumen mengembalikanhard copy P3C Pengajuan Awal kepadapengusaha dengan nota penolakan

7 Pengusaha mengajukan kembali P3CPengajuan Awal setelah dilengkapi/diperbaiki

PENGAJUAN AWAL DAN TAMBAHAN SECARA ELEKTRONIK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR PROSEDUR OPERASIPELAYANAN PERMOHONAN PENYEDIAAN PITA CUKAI (P3C) HASIL TEMBAKAU

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAIKPPBC TIPE MADYA CUKAI

MULAI

MENGISI & MENGAJU-KAN P3C

PENGAJUAN AWAL

MENERIMA DAN

MENELITI

DITERIMA ?

N

Y

MEMBUAT KONSEP

NOTA PENOLA-

KAN

KONSEP NOTA PENOLAKAN & P3C PENGAJUAN AWAL

MENELITI & MENANDA-TANGANI

SETU JU ?

N

Y

NOTA PENOLAKAN DAN P3C

PENGAJUAN AWAL

NOTA PENOLAKAN DAN P3C

PENGAJUAN AWAL

MELENG-KAPI DAN MENGAJU-

KAN

MEREKAM DATA P3C PENGAJUAN

AWAL

MONITOR

MENELITI DAN MERESPON

RESPON PENOLAKAN

LENGKAP ? N

Y

NOTA PENOLAKAN DAN P3C

PENGAJUAN AWAL

N

P3C PENGAJUAN AWAL

P3C PENGAJUAN AWAL

1

NOMOR : 074/SOP-BC/KPP MC/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 174: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

NO. AKTIVITAS PENGUSAHA PEJABAT PENERIMA DOKUMEN

SISTEM APLIKASI CUKAI SENTRALISASI

KASI PERBENDAHARAAN PELAKSANA PADA SEKSI PERBENDAHARAAN

8 Sistem aplikasi cukai mengirimkan respon tandaterima

9 Pejabat Penerima Dokumen meneruskan hardcopy P3C Pengajuan Awal ke Kepala SeksiPerbendaharaan

10 Kasi Perbendaharaan menerima hard copy P3CPengajuan Awal dari Pejabat PenerimaDokumen dan mendisposisi kepada pelaksana

11 Pelaksana pada Seksi Perbendaharaanmenerima P3C Pengajuan Awal danmembandingkan pengisian hard copy P3CPengajuan Awal dengan data P3C PengajuanAwal yang telah direkam, kemudian mencetaktanda terima untuk diberrikan kepada pengusahauntuk ditandatangani apabila data P3CPengajuan Awal telah lengkap

12 Pengusaha menerima respons berupa tandaterima P3C Pengajuan Awal dalam hal data telahlengkap, memeriksa dan mencocokkan dataP3C Pengajuan Awal dengan data yang terterapada tanda terima, menandatangani tanda terimadalam hal data P3C Pengajuan Awal dan datayang tertera pada tanda terima telah sesuai dankemudian menyerahkan kembali tanda terimauntuk mendapatkan nomor P3C Pengajuan Awal

13 Sistem aplikasi cukai memberi nomor P3CPengajuan Awal. SAC Sentralisasi akanmeneruskan data P3C Pengajuan Awal yangtelah diberi nomor secara elektronik ke kantorPusat.

14 Pelaksana pada Seksi Perbendaharaanmenerima tanda terima dan P3C PengajuanAwal, memberi nomor P3C Pengajuan Awal,kemudian menyerahkan kepada KasiPerbendaharaan untuk ditandatangani

15 Kasi Perbendaharaan menandatangani P3CPengajuan Awal, kemudian menyerahkankembali kepada pelaksana

16 Pelaksana pada Seksi Perbendaharaanmembukukan P3C Pengajuan Awal dalam bukubambu P3C Pengajuan Awal dan mengarsipkanhard copy P3C Pengajuan Awal, sertamenyerahkan tanda terima dan P3c lembarkedua kepada pemohon/pengusaha

Mengetahui:Sekretaris Direktorat Jenderal

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

MERESPON TANDA TERIMA

RESPON TANDA TERIMA

MEMBAN-DINGKAN & MENCETAK

TANDA TERIMA

TANDA TERIMA

MENERIMA&

MENANDATANGANI

MEMBERI NOMOR

TANDA TERIMA

RESPON TANDA TERIMA

MENERUS-KAN KE

KASI

MENERIMA DAN

MENDISPOSISI

DISPOSISI

TANDA TERIMA

MEMBERI NOMOR P3C PENGAJUAN

AWAL NOMOR P3C PENGAJUAN

AWAL

TANDA TERIMA

MENANDATANGANI

TANDA TERIMA

MEMBUKU KAN DAN

MENYERAHKAN TANDA

TERIMA

BUKU BAMBU

P3C PENGAJUA

N AWAL

P3C PENGAJUAN AWAL

N

SELESAI

P3C PENGAJUAN AWAL

P3C PENGAJUAN AWAL

P3C PENGAJUAN AWAL

P3C PENGAJUAN AWAL

P3C PENGAJUAN AWAL

P3C PENGAJUAN AWAL

P3C PENGAJUAN AWAL

1

Page 175: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 015/SOP-BC/KPP MP/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.04/2011.

3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 25/BC/2009 tentang Bentuk dan Isi Surat Penetapan, Surat Keputusan, Surat Teguran, dan Surat Paksa.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan surat teguran, dimulai sejak adanya SPTNP, SPP, SPSA, SPKTNP atau Keputusan Direktur Jenderal, yang telah melewati jangka waktu, sampai dengan diterbitkannyanya Surat Teguran.

2. Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana disebut pada butir (1) bukan merupakan Keputusan Direktur Jenderal terkait keputusan atas keberatan.

3. Surat teguran diterbitkan dalam hal orang yang berutang sebagaimana tercantum dalam surat penetapan atau surat keputusan tidak melunasi kewajibannya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran dan tidak mengajukan keberatan atau tidak mengajukan banding.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Perbendaharaan.

PERSYARATAN :

Adanya Surat SPTNP, SPKTNP, SPP, SPSA, Keputusan Direktur Jenderal, yang telah melewati jangka waktu 60 (enam puluh) hari ditambah 7 (tujuh) hari namun belum dilunasi kewajiban pembayaran oleh Penanggung Pajak dan tidak sedang dalam proses pengajuan keberatan atau banding.

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

SOP ini dilaksanakan dalam waktu paling lama 1 (satu) hari kerja, terhitung sejak adanya SPTNP, SPP, SPSA, SPKTNP atau Keputusan Direktur Jenderal yang tidak dilunasi dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo sampai dengan diterbitkannya Surat Teguran.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal ttd Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KPPBC TIPE MADYA PABEAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN SURAT TEGURAN DALAM RANGKA PENAGIHAN

Page 176: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 Pelaksana meneliti SPTNP, SPP, SPSA,SPKTNP, Keputusan Direktur Jenderal (KDJ),yang tidak dilunasi dalam jangka waktu 7(tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempodan tidak sedang dalam proses pengajuankeberatan atau banding, dan membuat KonsepSurat Teguran

2 Kasubsi Penagihan meneliti dan memarafkonsep Surat Teguran (ST).

3 Kepala Seksi Perbendaharaan meneliti danmemaraf konsep Surat Teguran (ST).

4 Kepala Kantor meneliti dan menandatanganiSurat Teguran.

5 Pelaksana mengarsip dan mengirimkan SuratTeguran Kepada Penanggung Pajak dengantembusan Direktur Jenderal, Eselon II yangmenerbitkan Surat Penetapan dan KepalaKantor Wilayah

Mengetahui:Kepala Kantor

ttd

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

PENANGGUNG PAJAK KEPALA KANTOR PELAKSANA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIPENERBITAN SURAT TEGURAN DALAM RANGKA PENAGIHAN

KEPALA SEKSI PERBENDAHARAAN KASUBSI PENAGIHANNO. AKTIVITAS

MULAI

SPTNP, SPP, SPSA, SPKTNP, KDJ, YANG

JATUH TEMPO

MENELITI & BUAT

KONSEP

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MENANDA-TANGANI

MENGARSIP DAN

MENGIRIM-KAN SURAT TEGURAN

SURAT TEGURAN

N

SELESAI

KONSEP SURAT TEGURAN

SURAT TEGURAN

NOMOR : 015/SOP-BC/KPP MP/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :

Page 177: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

Nomor : 016/SOP-BC/KPP MP/2011 Tanggal : 28 Desember 2011 Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.04/2011.

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 25/BC/2009 tentang Bentuk dan Isi Surat Penetapan, Surat Keputusan, Surat Teguran, dan Surat Paksa.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan surat paksa, dimulai sejak adanya Surat Teguran yang jatuh tempo dan Penanggung Pajak belum melunasi Kewajibannya sampai dengan penerbitan Surat Paksa.

2. Apabila orang yang berutang sebagaimana tercantum dalam surat penetapan atau surat keputusan tidak melunasi kewajibannya dalam jangka waktu 7(tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran dan tidak mengajukan keberatan atau tidak mengajukan banding, Kepala Kantor Pabean menerbitkan Surat Teguran.

3. Apabila dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak dikeluarkan Surat Teguran orang yang berutang belum melunasi kewajibannya, Kepala Kantor Pabean pada hari kerja berikutnya harus menerbitkan Surat Paksa untuk penagihan piutang bea masuk, cukai dan/atau sanksi administrasi berupa denda dan/ atau bunga kepada orang yang berutang dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak Dalam Rangka Impor berupa Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22, kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah orang yang berutang.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Perbendaharaan.

PERSYARATAN :

Adanya Surat Teguran yang jatuh tempo dan Penanggung Pajak belum melunasi Kewajibannya

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

Norma waktu layanan SOP ini adalah 1 (Satu) hari kerja sejak Surat Teguran jatuh tempo.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal, -ttd- Azhar Rasyidi NIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN SURAT PAKSA DAN SURAT PEMBERITAHUAN

PIUTANG PAJAK

Page 178: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA …repository.beacukai.go.id/peraturan/2012/09/6e55f649034fcbef... · Proses Surat Perintah Perjalanan Dinas ... 001/SOP-BC/FK/2010 Direktorat

1 a. Pelaksana Sub Seksi Penagihan menelitiSurat Teguran yang telah melewati jangkawaktu 21 hari sejak tanggal Surat Teguran danPenanggung Pajak belum melunasinya.

b. Pelaksana membuatkan konsep SuratPaksa (SP) dan konsep Surat PemberitahuanPiutang Pajak (SPPP). Selanjutnyamengajukan konsep Surat Paksa (yangdilampiri Surat Teguran (ST) danSPTNP/SPP/SPSA/SPKTNP/Keputusan Direktur Jenderal) dan konsep SuratPemberitahuan Piutang Pajak (SPPP) kepadaKasubsi Penagihan dengan.

2 Kasubsi Penagihan meneliti dan memarafkonsep Surat Paksa (SP) dan konsep SuratPemberitahuan Piutang Pajak (SPPP).

3 Kepala Seksi Perbendaharaan meneliti danmemaraf konsep Surat Paksa (SP) dan konsepSurat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP).

4 Kepala Kantor meneliti dan menandatanganiSurat Paksa (SP) dan Surat PemberitahuanPiutang Pajak (SPPP).

5 a. Pelaksana mengarsip copy Surat Paksa(SP) dan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak(SPPP).b. Pelaksana mengirimkan asli Surat Paksakepada Juru Sita, tembusan Surat Paksadikirimkan kepada Direktur Jenderal, Eselon IIyang menerbitkan Surat Penetapan danKepala Kantor Wilayah.

c. Pelaksana mengirimkan asli SuratPemberitahuan Piutang Pajak (SPPP) kepadaKepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diwilayah domisili Penanggung Pajak, tembusanSurat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP)dikirimkan kepada Direktur Jenderal, Eselon IIyang menerbitkan Surat Penetapan danKepala Kantor Wilayah.

Mengetahui Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-

Azhar RasyidiNIP 19630321 199103 1 002

KEPALA KANTOR PELAKSANAKANTOR

PELAYANAN PAJAK

JURU SITA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KPPBC TIPE MADYA PABEAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIPENERBITAN SURAT PAKSA DAN SURAT PEMBERITAHUAN PIUTANG PAJAK

KEPALA SEKSI PERBENDAHARAAN KASUBSI PENAGIHANNO. AKTIVITAS

MULAI

SURAT TEGURAN JATUH TEMPO

MENELITI

MEMBUAT KONSEP SP

& SPPP

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MEMARAF

MENELITI DAN

MENANDA-TANGANI

MENGARSIP DAN

MENGIRIM-KAN

SPPP

N

SELESAI

KONSEP SPPP

KONSEP SP DILAMPIRI ST &

SPTNP/SPP/SPSA/

SPPP

SURAT PAKSA

SURAT PAKSA

NOMOR : 016/SOP-BC/KPP MP/2011TANGGAL : 28 Desember 2011REVISI :TANGGAL :