lap bc bku 1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
downloadTRANSCRIPT

Judul buku : “PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS DAN FAKTOR-FAKTOR DI
DALAMNYA”
Pengarang : MALCOLM BROWNLEE
Penerbit : PT BPK GUNUNG MULIA
Kota Penerbit : JAKARTA
Rangkuman :
BAB I
ARTI KEPUTUSAN ETIS
Etika didefinisikan sebagai penyelidikan tentang apa yang baik dan apa yang buruk
dalam kelakuan manusia. Arti ‘etika’ menyangkut pemikiran yang sistematis tentang
kelakuan serta motivasi dan keadaan batin yang mendasarinya. Keputusan-keputusan etis
selalu berdasar atas alasan-alasan yang dianggap berlaku untuk semua orang. Pengambilan
keputusan etis menyangkut pilihan yang sukar. Tujuan pokok etika ialah membantu kita
berpikir dengan lebih terang tentang keputusan-keputusan yang sukar.Ciri-ciri keputusan etis
:
Semua keputusan dalam contoh-contoh ini menyangkut pertimbangan tentang apa
yang benar dan apa yang salah,apa yang baik dan apa yang buruk.Inilah perkara yang
dipelajari dalam bidang etika.
Etika didefinisikan secara sederhana sebagai penyelidikan tentang apa yang baik atau
benar atau luhur dan apa yang buruk atau salah atau jahat dalam kelakuan manusia.
Etika bertalian dengan kelakuan orang-orang juga bagaimana seharusnya kelakuan
orang-orang itu.Namun demikian tidak ada batas mutlak antara ilmu-ilmu sosial dan
etika.Etika sering dianggap sama dengan sopan santun.

Pengambilan keputusan etis sering menyangkut pilihan yang sukar.Ada orang-orang
yang berpendapat bahwa pilihan tentang perbuatan yang benar selalu mudah,asal kita
sungguh-sungguh mau melakukan yang benar.
Keputusan-keputusan etis tidak mungkin dielakkan. Seringkali orang-orang Kristen
berusaha untuk mengelakkan perkara yang ruwet karena semua pihak dalam perkara
ikut bercampur,baik dan jahat.Keputusan untuk tidak bertindak adalah keputusan
untuk tidak mengubah situasi.
Keputusan kita tidak hanya dipengaruhi oleh norma –norma yang dipertimbangkan
dan pengertian kita tentang situasi,tetapi juga oleh kepercayaan kita,tabiat dan
lingkungan sosial kita.
Pelajaran etis dapat menentang praanggapan-praanggapan kita dan mengemukakan
persoalan-persoalan yang belum kita pertimbangkan.Kadang-kadang kita mendengar orang
mengatakan bahwa keputusan-keputusan moral itu relatif.Kata “relatif” mempunyai
bermacam-macam arti.Kadang-kadang “relatif” berarti bahwa keputusan bukan pilihan antara
baik dan buruk secara mutlak melainkan antara campuran-campuran baik dengan buruk.

BAB II
TIGA JALAN DALAM ETIKA KRISTEN
Persamaan dalam etika Kristen
Orang -orang Kristen sependapat bahwa Allah adalah pusat dari sumber semua yang
baik. Allah adalah hakim yang terakhir yang memutuskan apa yang benar dan apa
yang salah.
Semua etika Kristen berdasarkan Iman kepada Allah yang dinyatakan dalam Yesus
Kristus. Etika Kristen merupakan tanggapan kepada kasih karunia Allah yang
menyelamatkan kita.
Kewajiban Yesus Kristus diakui oleh semua etika Kristen. Semua orang Kristen
percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat Kristus menyatakan kebaikan
Allah dan juga menyatakan tanggapan manusia yang patut kepada Allah.
Kasih merupakan ciri dari oarng Kristen.Kewajiban manusia disimpulkan dalam
hukum untuk mengasihi Allah dan sesama.Kasih juga memberi motivasi bagi
perbuatan yang baik.
Orang-orang Kristen sependapat bahwa etika itu berkenaan baik dengan perbuatan-
perbuatan lahiriahmaupun dengan hati manusia.Dalam tindakan kita memperhatikan
tindakan-tindakan manusia dan motivasi untuk tindakan-tindakan itu.
Orang-orang Kristen sependapat bahwa Alkitab berwenang bagi perbuatan maupun
iman.Alkitab merupakan sumber pokok untuk theologia dan etika Kristen.
Semua etika Kristen berkenaan dengan persekutuan orang-orang Kristen.Etika Kristen
dikenal dengan konteks jemaat dan dilakukan dalam hubungan dengan orang-orang
Kristen.

Etika Kristen berlaku untuk seluruh kehidupan manusia.Tidak ada bagian kehidupan
yang tidak perlu dibimbing oleh Tuhan.Maka etika Kristen mencari kehendak Tuhan
untuk setiap bagian kehidupan kita.Etika Kristen tidak terbatas kepada kehidupan
pribadi tetapi juga menyangkut perkara-perkara budaya,ekonomi,dan politik.
ETIKA AKIBAT
Menurut etika akibat,kehidupan etis sama dengan proses membuat sesuatu.Kita
memilih tujuan-tujuan atau kita diberi tujuan-tujuan oleh Allah.Kemudian kita mengerjakan
hal-hal yang mendekatkan kita kepada tujuan itu.Dalm mengambil keputusan,kita perlu
memperhatikan tujuan-tujuan dan akibat-akibat.Namun demikian,kita akan mengalami
persoalan-persoalan besar jikalau kita hanya memperhatikan tujuan-tujuan dan akibat-akibat.
Banyak faktor merintangi kepastian akanhasil usaha kita.Kita sering bertindak dengan
maksud yang baik,tetapi akibat tindakan kita bukan yang kita maksudkan.
ETIKA KEWAJIBAN
Menurut penganut etika kewajiban kehendak Tuhan dinyatakan dalam
hukumNya,perintahNya,dan kaidahNya.Kita harus menaati perintah Allah yang tewujud
dalam norma-norma yang diberikanNya kepada kita.Pertanyaan etis yang paling penting ialah
norma-norma apa yang sesuai dengan perintah Allah sehingga kita harus menaatinya. Etika
akibat mengutamakan akibat dan tujuan perbuatan kita,sedangkan etika kewajiban
menganggap bahwa metode perbuatan kita juga penting.Tetapi menurut etika kewajiban ada
tindakan-tindakan yang selalu salah walaupun akibatnya baik.Orang yang tulus dan jujur
tidak membenarkan tindakan itu dalam keadaan apapun.Tindakan yang buruk tetap buruk
biarpun akibatnya baik.

ETIKA TANGGUNG JAWAB
Menurut penganut etika tanggung jawab,kehendak Tuhan dinyatakan terutama bukan
dalam rencanaNya atau hukumNya,melainkan dalam perbuatanNya,pekerjaanNya,dan
kegiatanNya. Menurut etika tanggung jawab dalam kehidupan etis manusia bukan sebagai
pencipta atau warga negara,melainkan sebagai penjawab(orang yang menanggapi atau
membei respon kepada peristiwa-peristiwa di sekitarnya).Seperti etika akibat dan etika
kewajiban,etika tanggung jawab sangat befaedah sebagai berikut :
Pendekatan kepada Alkitab dalam pandangan ini lebih memuaskan daripada dua
pandangan yang ini lebih memuaskan daripada dua pandangan yang lain.Pekerjaan
Allah untuk menyelamatkan manusia lebih pokok daripada tuntutan-tuntutanNya atau
cita-citaNya.
Etika tanggung jawab lebih berfaedah daripada dua teori yang lain untuk
membimbing pengambilan keputusan etis dalam masyarakat modern yang ruwet.
Kadang-kadang kebutuhan situasi begitun jelas sehingga kita tidak memerlukan
peraturan untuk menanggapinya dengan tepat,namun seringkali situasi tidak begitu
jelas.

BAB III
1 KORINTUS 10: 23- 11:1 SEBAGAI POLA PERTIMBANGAN ETIS
Dalam 1 KORINTUS 10: 23- 11:1 membahas apakah orang Kristen boleh makan
daging yang telah dipersembahkan kepada berhala. Contoh ini dipakai untuk menunjukkan
pergumulan Paulus dengan masalah etis ini menunjukkan pola pertimbangan etis yang baik.
Paulus mempertimbangkan macam-macam hal yang penting dalam pengmabilan keputusan
etis.
Dalam jemaat Kristen di Korintus ada dua golongan yang bertentangan mengenai
masalah ini. Yang pertama, golongan antinomian yang berpendapat pertama bahwa segala
hukum tidak berlaku lagi untuk orang Kristen, golongan ini berpendapat bahwa yang penting
hanya hal-hal rohani saja, golongan ini merasa bahwa mereka mempunyai pengetahuan yang
tidak dipunyai orang lain. Yang kedua adalah golongan legalis, mereka berpendapat bahwa
hukum-hukum tradisional menentukan jalan bagi orang Kristen, menganggap bahwa orang
Kristen tidak boleh berkompromi dengan dunia kafir, dan menganggap dirinya lebih baik dan
lebih bijaksana daripada orang-orang lain.
Lain dengan golongan antinomian dan legalis, Paulus berusaha menjaga ketertiban
dan integritas kelakuan Kristen, dia juga berusaha menjaga kebebasan orang Kristen untuk
bertindak dengan tanggung jawab dalam keadaan ruwet yang berubah-ubah.
Ada dua penghambat besar bagi kebebasan Kristen yaitu hukum dan penilaian orang
lain. Pegangan lain yang perlu diperhatikan menurut Paulus adalah hati nurani. Situasi juga
merupakan factor penting dalam pertimbangan etis. Theologia kita mempengaruhi etika kita

mempengaruhi etika kita. Pegangan ini menyangkut dua prinsip yang pokok dalam
pembicaraan Paulus ini, yaitu kebebasan kita dan keuntungan orang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan etis tersusun dalam lima pokok, yaitu
Iman, tabiat, lingkungan social, norma-norma atau hukum moral, dan situasi.

BAB IV
IMAN
Pengaruh utama bagi etika adalah iman kita. Kita akan melihat empat unsur iman.
Pertama, iman sebagai kepercayaan dan kesetiaan kepada hal yang dianggap terpenting.
Kedua, iman sebagai hubungan perorangan dengan Allah. Ketiga, iman sebagai
pengikutsertaan dalam pekerjaan Allah. Keempat, iman sebagai pendirian tentang apa yang
benar.
Iman adalah kepercayaan dan kesetiaan; iman adalah tangggapan kepada panggilan
perorangan dari Allah dan juga tanggapan kepada pekerjaan Allah dalam dunia; iman adalah
pendirian kebenaran. Keempat unsure ini merupakan suatu kesatuan hidup. Setiap unsure
memiliki pengaruh pada kelakuan. Kepercayaan dan kesetiaan kita menentukan prioritas dan
arah pokok dalam kehidupan kita.Persekutuan dengan Allah menyangkut penyerahan diri dan
pelayanan dalam dunia; pengabdian kita diutarakan dalam bentuk doa dan dalam perjuangan.
Menanggapi pekerjaan Allah berarti bekerja sama dengan Dia. Keyakinan kita tentang
kebenaran ajaran-ajaran tertentu menyebabkan kita membentuk kehidupan kita sesuai dengan
ajaran itu. Pengaruh utama dalam etika kita memang iman kita.

BAB V
TABIAT
Tabiat dapat didefinisikan sebagai susunan batin seseorang yang memberi arah dan
ketertiban kepadakeinginan,kesukaan,dan perbuatan oarang itu.Susunsn itu dibentuk oleh
interaksi antara diri orang denganlingkungan sosialnya dan Allah.
Ciri-ciri tabiat Kristen
Identitas orang Kristen baru diketahui-secara penuh waktu Kristus nanti datang
kembali,namun identitasnya sedang diwujudkan dalam kehidupannya di dunia ini. Ada 2
macam pengaruh yang dapat menyesatkan kita,kalau kita tidak mempunyai integritas.
Hasrat-hasrat dan ketakutan-ketakutan dibatin kita. Orang yang tidak disiplin cepat
menyerah kepada perangsang-perangsang dan hawa nafsu.Ia memperturutkan
hatinya untuk mendapat hartadan kesenangan tapi menghindari kritik dan kesusahan.
Yang dapat menyesatkan kita ialah pengaruh lingkungan sosial. Mau tidak mau
moralitas kita dipengaruhi oleh lingkungan kita.Bahkan kita wajib memperhatikan
pandangan orang-orang lain.
Integritas juga bertentangan dengan sikap munafik,yaitu ketidaksesuaian antara sikap
lahiriah yang kelihatan dan sikap batin yang tidak kelihatan.Yesus mencela orang yang
berpura-pura suci tetapi batinnya najis.(Matius 6:1,Markus 7:1-9) Integritas merupakan ciri
pokok dalam kepribadian satria dalam ceritera-ceritera wayang.Pahlawan-pahlawan satria
mempunyai pusat diri yang amat kuat. Kita membutuhkan pusat yang bisa memberi
keselarasan kepada kehidupan kita.

Kita memerlukan keselarasan antara hidup batin dengan perbuatan-perbuatan
lahiriah.Kelakuan kita perlu muncul dengan lancar dari tabiat kita
Perlu ada keselarasan antara kehidupan kita dalam macam-macam lingkunganasal diri
yang disesuaikan.
Kesetiaan Allah menimbulkan Iman dengan unsur-unsur :
Kesetiaan
Ketaatan kepada Allah
Kemurnian hati
Kejujuran kepada Allahdan sesama
Kepercayaan
Kerendahan hati (Kelembutan hati,kerelaan untuk mengampuni,kesabaran)
Kebebasan (Karena percaya kepada Allah bukan kepada kebaikan diri sendiri)
Kedamaian batin
Kebaikan Allah dan perjanjianNya menimbulkan Pengharapan dengan unsur-unsur :
Ketabahan (Kesabaran dan penguasaan diri)
Keberanian
Sukacita
Kasih Allah menimbulkan Kasih dengan unsur-unsur :
Kebaikan hati
Kemurahan hati
Keadilan
Sukacita
Kedamaian dengan sesama

BAB VI
LINGKUNGAN SOSIAL
Mau tidak mau pengambilan keputusan dipengaruhi oleh lingkungan : oleh
keluarga,teman-teman,pandangan umum dalam masyarakat ,komunikasi massa, dan mungkin
oleh gereja.
Gereja sebagai lingkungan Kristen
Etika Kristen ialah persekutuan Kristen,bukan etika yang berdasarkan pertimbangan orang
yang terpisah dari oarang Kristen yang laintentang apa yang baik dan apa yang buruk. Tidak
dapat disangkal bahwa ada hal-hal yang menghalangi peranan Gereja sebagai lingkungan
Kristen yang berpengaruh.
Kurangnya kesetiaan dan ketaatan Gerejakepada Allah.
Keberadaan kelompok-kelompok dan badan-badan di luar Gereja yang menuntut
waktu dan kesetiaan anggota-anggota Gereja.
Banyak jemaat terlalu besar,sehingga tidak berfungsi sebagai persekutuan yang
memperhatikan dan membimbing setiap anggota.
Gereja Sebagai Jemaat Pertanggungan-Jawab Etis
Dalam Gereja kita diperingatkan akan dosa-dosa kita dan penghakiman Allah.Kita
ditolong untuk bertobat dari dosa kita dan kembali kepada Allah. Dalam Gereja dosa dapat
dipandang sebagai dosa.Dosa tidak diremehkan melainkan dianggap pemberontakan

melawan Allah. Anggota-anggota jemaat bertanggung-jawab bersama kepada
Tuhan.Jadi,saya bertanggung jawab atas dosa saudara saya yang seiman.Bertanggung jawab
bukan selaku hakim tetapi selaku saudara anggota keluarga yang sam.Maka anggota Gereja
bertanggung jawab atas anggota lain dan kepada anggota lain.Karena itu pengakuan dosa
bersama merupakan kegiatan penting dalam kehidupan Gereja.Dosa yang diakuai ialah dosa
aku,dosa individu,dan juga dosa kita,dosa jemaat bersama.
Gereja Sebagai Jemaat Pengampunan
Dalam Gereja kita mengalami kasih karunia Allah .Dosa-dosa kita diampuni.”Jika
kita mengaku dosa kita,maka Ia adalah setia dan adil,sehinggai Ia akan
mengampunisegala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”(1 Yohanes
1:9)
Gereja terdiri dari orang-orang yang saling mengampuni.Karena mereka diterima
Allah walaupun mereka orang-orang berdosa,mereka lebih sanggup menerima orang
lain berdosa.Penerimaan ini adalah berdasarkan kasih Allah kepada mereka,bukan
berdasarkan kebaikan mereka sendiri.
Seorang anggota Gereja bisa terbuka kepada anggota yang lain.Dalam jemaat Kristus
kita tidak usah bersifat munafik.
Gereja Sebagai Jemaat Pendidikan Moral
Dapat dibedakan dua cara Gereja mengajarkan etika.
Gereja menyampaikan ajaran-ajaran etis kepada anggotanya.Ajaran-ajaran ini
terdiri dari bermacam-macam bahan.Ada hukum-hukum dan norma-norma
seperti termuat dari Dasa Titah dan Khotbah di Bukit.

Pola kehidupan Gereja merupakan alat pengajaran moral.Ajaran-ajaran moral
yang disampaikan deengan kata-kata juga diwujudkan dalam corak kelakuan
Gereja.Gereja memberikan pelajaran-pelajaran penting melalui hubungan antara
anggota-anggotanya,cara jemaat menghadapi masalah-masalah,hal-hal yang
dipentingkan atau diabaikan,pola pimpinan,dan sebagainya.
Gereja Sebagai Bentuk Tabiat Moral
Rasul Paulus menulis bahwa salah satu tugas Gereja ialah menolong orang-orang
Kristen mencapai “kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan
kepenuhan Kristus”(Efesus 4:13).Gereja perlu menolong anggotanya mengembangkan tabiat
yang dewasa,teguh dan serupa dengan Kristus.Kalau orang Kristen hidup dalam Gereja,maka
Gereja akan hidup dalam oarng Kristen.Norma-norma dan nilai-nilai yang diajarkan dan
dipraktekkan oleh Gereja ikut membebtuk tabiat orang Kristen.
Gereja Sebagai Jemaat Dukungan Moral
Persekutuan berarti dukungan jiwa dan semangat.Paulus menulis,”Bersukacitalah
dengan oarang yang bersukacita dan menangislah dengan orang yang menangis” (Roma
12:15).Namun demikian dukungan rohani juga merupakan unsur penting dalm
persekutuan.Roh kKudus dicurahkan kepada kita untuk seluruh persekutuan Kristus.
Persekutuaan Kristen sangat perlu untuk mendukung orang Kristen dewasa.Lebih-lebih anak-
anak dan pemuda-pemudayang sangat dipengaruhi oleh teman-temanyang seumur.Keiatan
Gereja untuk anak,remaja dan pemuda menolong mereka membentuk tabiat Kristen.

Gereja Sebagai Jemaat Diskusi Moral
Dalam Gereja pokok-pokok etis dapat dibicarakan bersam-sama.Orang-orang Kristen
perlu bertukar pikiran tentang apa yang dikehendaki oleh Allah dalam masalah-masalah etis
yang nyata masa kini.
Gereja Sebagai Jemaat Perbuatan Moral
Dapat dibedakan dua macam perbuatan Gereja :
Perbuatan-perbuatan anggota Gereja dalm konteks anggota-anggotanya,pekerjaannya
dan masyarakatnya.
Gereja juga bertindak sebagai badan.Dalam Gereja orang Kristen dapat bekerjsama
untuk mencapai tujuan etis.
Gereja tidak hanya menolong orang-orang satu-persatu tetapi juga berusaha mempengaruhi
nilai-nilai dan struktur masyarakat.

BAB VII
NORMA-NORMA
Norma-norma dalam etika Kristen sangat penting walaupun pemakaian norma-norma
mengandung bahaya-bahaya,seperti :
Penggunaan norma-norma mendukung bahaya bahwa kita mengukur kebaikan kita
berdasarkan kepatuhan kita berdasarkan kepatuhan kita kepada norma-norma itu.
Peraturan-peraturan dapat menjadi halangan-halangan bagi kasih.Hukum-hukum
dapat diterapkan dengan keras tanpa kepekaan terhadap kebutuhan sesama kita.
Orang dapat mengganti Allah yang hidup dengan buku hukum yang tidak bernyawa.
Norma-norma itu perlu,karena :
Tidak dapat disangkal bahwa Allah memerintahkan perbuatan-perbuatan tertentu dan
melarang perbuatan-perbuatan yang lain.Tentu perintahNya tidak lepas dari
perjanjianNya.
Norma-norma diperlukan karena kita adalah orang-orag yang berdosa.Kita dengan
mudah mengikuti kehendak diri sendiri,bukan kehendak Allah.Norma-norma
menolong kita melawan kecenderungan untuk menipu diri sendiri.
Norma-norma sebagai bahan untuk mengajar etika kepada anak-anak.Anak-anak
memerlukan petunjuk-petunjuk yang jelas supaya mereka mmengetahui bagaimana
melakukan kehendak Allah dan bagaimana hidup dengan baik dalam masyarakat.
Norma-norma menolong kita memperoleh kebijaksanaan dari angkatan-angkatan
masyarakat yang mendahului kita.

Norma-norma menolong kita menghemat waktu.Kita tidak mempunyai untuk
menghadapi setiap masalah etis seolah-olah tidak ada norma untuk menolong kita.
Norma-norma menunjukkan perbuatan-perbuatan yang biasanya merusak masyarakat
dan merugikan sesama kita.
Norma-norma mengatur masyarakat dan menolong kita mengetahui apa yang dapat
kita harapkan dari orang lain dan apa yang diharapkan orang lain dari kita.Kalau kita
tidak dapat percaya bahwa orang lain biasanya akan berkata benar atau bahwa ia tidak
akan berusaha membunuh kita,kehidupan menjadi kacau.
Norma-norma memungkinkan pembicaraan tentang apa yang baik dan apa yang salah.
Norma-norma menolong kita mengerti keunukan kasus kita serta persamaan-
persamaannya dengan kasus-kasus lain.Norma-norma menolong kita melihat unsur-
unsur mana dalam situasi kita yang cocok dengan norma-norma serta unsur-unsur
mana yang memerlukan inovasi atau perubahan.

BAB VIII
SITUASI
Kita tidak selalu harus menyesuaikan diri dengan situasi, malah kita perlu menentang
keadaan yang jahat. Namun, kita selalu harus mengerti situasi. Paling tidak ada 3 sebab.
Pertama, kita perlu mengerti situasi supaya bias menerapkan norma-norma dan nilai-nilai etis
kepada situasi itu. Kedua, kita perlu mengerti situasi supaya kita dapat melakukan perbuatan
yang tepat dan berguna dalam situasi itu. Ketiga, kita perlu mengerti situasi supaya kita dapat
mengetahui masalah-masalah yang memerlukan perhatian.
Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi ada dua sebab. Pertama, kekusutan situasi
serta keterbatasan pengetahuan kita. Unsur-unsur situasi yang diperhatikan atau diabaikan
sangat mempengaruhi keputusan dan perbuatan moral kita. Setiap situasi terdiri dari 8
unsur,yaitu :
1. Tempat
2. Waktu
3. Benda
4. Orang-orang yang bertindak dalam situasi itu
5. Struktur social
6. Gagasan-gagasan
7. Kejadian

8. Tuhan
Sebab yang kedua adalah pengertian kita tentang situasi dipengaruhi oleh nilai-nilai
kita, kepentingankita, pengalaman kita, prasangka, dan factor-faktor subyektif lain.
Untuk memperbaiki pengertian kita tentang situasi diperlukan hal-hal sebagai berikut
:
penyelidikan yang memadai, prinsip pertama ialah bahwa kita harus
menyelidiki situasi sejauh penyelidikan itu mungkin diadakan sejauh
penyelidikan itu perlu untuk mengambil keputusan yang tepat.
Penggunaan bahan ilmiah dan keterangan ahli-ahli. Karena pengetahuan kita
terbatas, kita sering harus mengerti informasi dari orang-orang yang
mempunyai keahlian yang tidak kita punyai.
Memperluas penglihatan tentang situasi, pengertian kita tentang situasi perlu
cukup luas supaya mencakup semua factor yang bersangkut paut dengan
keputusan kita.
Kepekaan kepada pekerjaan dan kehendak Allah,orang Kristen percaya
bahwa Allah bekerja dalam setiap situasi. Kita perlu berusaha mengerti
bagaimana Allah bekerja dan bagaimana maksudNya dalam situasi yang kita
hadapi.
Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, orang yang mengasihi Allah akan
mengasihi sesamanya, dan orang yang peka terhadap kehendak Allah aklan
peka terhadap kebutuhan dan perasaan sesamanya.

BAB IX
CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Sumber-sumber bantuan yang dapat menolong kita dalam mengambil keputusan etis :
DOA,IBADAH DAN ROH KUDUS
Dalam membicarakan pengaruh doa atas keputusan-keputusan kita ,kita perlu melihat
lebih jauh dari saat pengambilan keputusan.Doa perlu dipandang bukan hanya sebagai
jalan untuk memohon bimbingan Tuhan untuk keputusan kita yang sukar. Walaupun
demikian,doa dan ibadah juga merupakan sumber bantuan yang sangat penting dalam
pengambilan keputusan tentang masalah yang spesifik.Roh kudus dapat membimbing
pikiran orang yang betul-betul mencari kehendak Tuhan.Ia juga dapat mengubah
kehendak kita juga supaya lebih sesuai dengan kehendak Tuhan serta menguatkan
tenaga kita untuk melakukan kehendak Tuha itu.
GEREJA DAN ORANG-ORANG LAIN
Orang Kristen tidak mengambil keputusan-keputusannya sendirian.Ia adalah anggota
persekutuan.Ia didukung oleh kasih dan kesetiaan orang-orang Kristen yang lain.Ia
dibimbing oleh kebijaksanaan mereka.Ia dikuatka oleh doa mereka.Orang Kristen
juga memerlukan nasihat dan juga persahabatan dari orang-orang yang bukan
Kristen.Seringkali orang-oorang yang tidak seiman dengan kita mempunyai
pengetahuan yang tidak kita punya.Kadang-kadang mereka dapat membangkitkan

kepekaan kita kepada kebutuhan dunia atau unsur dalam kehendak Tuhan yang
kurang kita perhatikan.
ALKITAB
Pengaruh Alkitab yang terpenting atas keputusan etis bukan bimbingan yang
diperoleh dari Alkitab waktu kita menghadapi masalah moral,melaunkan peranannya
dalamAlkitab berguna.Berita Alkitab yang pertama bukan petunjuk-petunjuk tentang
bagaimana kita harus hidup.Alkitab terutama ialah buku kesaksian tentang perbuatan
Allah demi manusia.
Dengan mempelajari bagaimana Allah bekerja dalm zaman-zaman Alkitab,kita
dibantu untuk mengerti bagaimana untuk mengerti bagaimana Ia bekerja masa
kini.Pandangan seorang Kristen tentang Kristus jugamempengaruhi tabiat
seseorang.Misalnya,seorang melihat Yesus sebagai oarang yang menamakan diri
dengan orang gelandangan,orang miskin dan orang hina.Alkitab sangat berperan dalm
membentuk iman,dan tabiat kita sehingga kita dibekali untuk mengambil keputusan
yang sesuai dengan kehendak Tuhan.Meskipun pembentukan tabiat dan iman
dipengaruhi oleh bahan dari seluruh Alkitab,namun dalm proses pengambilan
keputusan etis kita mencari bahan Alkitab yang menyangkut masalah yang kita
hadapi. Alkitab juga menolong kita mengerti situasi.Misalnya orang yang mengerti
Alkitab tidak heran apabila ia melihat kejahatan dalm dunia,ia dapat mengerti bahwa
perselisihan-perselisihan terjadi dalam kehidupan keluarga,dan keterangan suami itu
sangat bertentangan dengan keteranagn istrinya.

TUGAS AGAMA
LAPORAN BACA BUKU
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
DAN FAKTOR-FAKTOR DI DALAMNYA”“
Nama :
KRISSAESHA NOVERA SUHIN
NIM :
10 2008 034
Kelompok :
A – 4

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA 2008