kementerian kesehatan republik indonesia poltekkes … asriani ok.pdf · 2018. 9. 25. · asuhan...
TRANSCRIPT
-
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN GASTRITIS DI RUANG BOUGENVIL
PUSKESMAS LEPO – LEPO
KOTA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
ASRIANI
NIM: 14401 2017 000 115
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
-
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN GASTRITIS DI RUANG BOUGENVIL
PUSKESMAS LEPO – LEPO
KOTA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan
Oleh:
ASRIANI
NIM: 14401 2017 000 115
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
-
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN GASTRITIS DI RUANG BOUGENVIL
PUSKESMAS LEPO – LEPO
KOTA KENDARI
Disusun dan diajukan Oleh:
ASRIANI
NIM: 14401 2017 000 115
Telah dipertahankan pada Seminar Karya Tulis Ilmia di depan TIM Penguji
Pada Hari/Tanggal : 08 / Agustus / 2018
Dan Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat
Tim Penguji:
1. Abdul Syukur Bau. S.Kep., Ns., MM ( )
2. Nurfantri. S.Kep., Ns., MSc ( )
3. Rusna Tahir. S.Kep.,Ns., M.Kep ( )
4. Sahmad. S.Kep., Ns., M.Kep ( )
Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan
Indriono Hadi S.Kep. Ns. M.Kep
NIP.19700330 199503 1 001
-
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ASRIANI
Nim : 14401 2017 000 115
Instiusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS DI
RUANG BOUGENVIL PUSKESMAS LEPO – LEPO
KOTA KENDARI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 08 Agustus 2018
Yang Membuat Pernyataan,
ASRIANI
-
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Asriani
2. Tempat/Tanggal Lahir : 07 Desember 1975
3. Jenis Kelamin : Wanita
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
6. Alamat : Jl. H.E.A. Mokodompit, Kampus Baru Kelurahan
Lalolara Kec. Kambu Kota Kendari
7. No. HP : 081-242-228-847
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 2 Kendari Tamat Tahun 1988
2. SMP Negeri Wawotobi Tamat Tahun 1991
3. Sekolah Perawat Kesehatan Depkes Kendari Tamat Tahun 1996
4. Poltekes Kemenkes Kendari Tahun 2017-2018
-
v
MOTTO
Pendidikan tidak mengenal usia tua muda namun pendidikan melihat dari
keseriusan setiap orang untuk mendapatkan ilmu dan mengaplikasikanya.
Pendidikan tak hanya modal rupiah namun juga modal kerajianan dan kejujuran.
Karena Sebaik-baiknya ilmu yang kita dapatkan, tidak ada artinya bila tidak di
bagi.
Ilmu tak terbatas dengan pelajaran namun ilmu dapat diambil dari pengalaman
masa lalu.
-
vi
ABSTRAK
ASRIANI (NIM: 14401 2017 000 115). Asuhan Keperawatan Pada Tn. B Dengan
Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis di Ruang Bougenvil Puskesmas Lepo-Lepo
Kota Kendari. Dibimbingoleh Bapak Sahmad. (xi+6 halaman+8 tabel+6 lampiran) .
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung, peradangan ini
dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel
mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran sistem
pencernaan, pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses imflamasi pada
lambung. Studi kasus ini bertujuan untuk Melakukan Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis di Puskesmas Lepo-Lepo Kota
Kendari. Studi kasus dilakukan pada tanggal 14 mei s/d 18 mei 2018. Hasil studi
kasus didapatkan tiga diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan mukosa
lambung teriritasi, ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan
defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. Hasil evaluasi
keperawatan yang dilakukan yaitu masalah nyeri akut teratasi, ansietas teratasi dan
defisiensi pengetahuan teratasi. Saran dalam studi kasus ini bagi puskesmas
diharapkan dapat meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara petugas
kesehatan dengan klien dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
khususnya klien dengan penyakit gastritis, serta diharapkan mampu menyediakan
fasilitas, sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan klien di wilayah
kerja Puskesmas Lepo-Lepo.
Kata Kunci : Gastritis, NyeriAkut, Ansietas, Defisiensi Pengetahuan
-
vii
KATA PENGANTAR
Allhamdulillahirobbil’allamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat hidayah dan karunia-Nya terutama kesabaran dan kelapangan yang selalu
ditanamkan dalam hati, dalam kepribadian penulis, sehingga dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Pencernaan Gastritis di ruan Bougenvil Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari”, tepat
pada waktunya dan semoga segala aktifitas keseharian kita bernilai ibadah disisi-Nya.
Segala upaya untuk menjadikan karya tulis ilmiah ini mendekati sempurna telah
penulis lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan banyak
dijumpai kekurangan baik dalam segi penulisan maupun segi ilmiah. Oleh sebab itu,
dengan kerendahan serta ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Sahmad. Selaku
pembimbing atas segala waktu, kesediaan dan kesungguhan dalam memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan.
Melalui kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku direktur Politeknik Kemenkes Kendari.
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kemenkes Kendari.
3. Bapak Abdul Syukur Bau. S.Kep., Ns., Mm. Selakupen guji I, Ibu Nurfantri,
S.Kep.Ns., M.,SC. Selaku penguji II, dan
4. Ibu RusnaTahir. S.Kep., Ns., M.Kep. Selaku penguji yang telah membantu dan
mengarahkan penulis dalam ujian hasil studi kasus sehingga hasil studi ini dapat
lebih terarah.
5. Ibu Dr. Hasmira selaku Kepala Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Ibu Nurhayati B, A.MK selaku Kepala Ruangan Keperawatan Puskesmas Lepo-
Lepo Kota Kendari yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
-
viii
7. Suami penulis dan anak-anakku yang telah memberikan dukungan moral dan
moril kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
8. Seluruh Dosen Politeknik Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan atas
pelayanan sehingga karya tulis ini terselesaikan.
9. Teman-teman angkatan 2017 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
terima kasih atas kebersamaan, kerjasama dan kekompakannya selama
pendidikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan bantuan, kritik, dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis ilmiah
ini.
Kendari, 08 Agustus 2018
Penulis
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................. v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Tujuan ......................................................................................................... 4 C. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 5 D. Metodedan Teknik Penelitian ..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Gastritis ......................................................................................... 8 B. Anatomi Fisiologi Sistem ............................................................................ 9 C. Etiologi ........................................................................................................ 12 D. Patofisiologi ................................................................................................ 16 E. Manifestasi Klinis ....................................................................................... 17 F. Pemeriksaan Penunjang .............................................................................. 18 G. Komplikasi .................................................................................................. 19 H. Penatalaksanaan .......................................................................................... 20 I. Pathway ....................................................................................................... 22 J. Fokus Pengkajian ........................................................................................ 23 K. Fokus Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 28 L. Fokus Intervensi Keperawatan .................................................................... 28
BAB III LAPORAN KASUS
A. Pengkajian ................................................................................................... 33 B. Data Fokus .................................................................................................. 37 C. Analisa Data ................................................................................................ 38 D. Rencana Tindakan Keperawatan ................................................................. 44 E. Implementasi dan Evaluasi ......................................................................... 45
-
x
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan ............................................................................. 58 B. Diagnosa Keperawatan................................................................................ 60 C. Intervensi Keperawatan ............................................................................... 65 D. Implementasi Keperawatan ......................................................................... 67 E. Evaluasi Keperawatan ................................................................................. 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................. 71 B. Saran ............................................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
xi
DAFTAR TABEL
Tabel2.1. Intervensi dan rasionalisasi diagnosa keperawatan 1 .............................. 28
Tabel 2.2. Intervensi dan rasionalisasi diagnosa keperawatan 2 ............................. 29
Tabel 2.3. Intervensi dan rasionalisasi diagnosa keperawatan 3 ............................. 30
Tabel 2.4. Intervensi dan rasionalisasi diagnosa keperawatan 4 ............................. 30
Tabel 3.1. Data fokus pengakjian keperawatan ...................................................... 35
Tabel 3.2. Rumusan masalah asuhan keperawatan ................................................. 36
Tabel 3.3. Rencana tindakan keperawatan .............................................................. 41
Tabel 3.4. Implementasi dan evaluasikeperawatan ................................................. 43
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengkajian asuhan keperawatan
Lampiran 2. Surat permohonan menjadi responden
Lampiran 3. Surat persetujuan menjadi responden
Lampiran 4. Surat izin dari Poltekes Kemenkes Kendari
Lampiran 5. Surat keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran 6. Dokumentasi asuhan keperawatan
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus infestasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
mencapai Indonesia sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup
dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai
akses terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya (Depkes RI, 2010).
Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu
pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
belum banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit
tidak menular (PTM) yang banyak disebabkan oleh gaya hidup karena
urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi. Gastritis merupakan salah satu
masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi (Gustin,
2012).
Faktor yang menyebabkan gastritis yaitu jenis obat-obatan, alkohol,
bakteri, virus, jamur, stress, radiasi, alergi atau intoksikasi dari bahan makanan
dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung (Muttaqin, 2012).
Gastritis biasanya diawali oleh frekuensi konsumsi makan dan minum yang
tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat
dan meyebakan iritasi pada lambung. Menurut Ardiansyah (2012) penyebab
dari gastritis adalah konsumsi obat yang mengandung kimia digitals, konsumsi
-
2
alkohol yang berlebihan, terapai radiasi, kondisi stress dan infeksi bakteri
seperti helicobater pillory, dan salmonella yang dapat menimbulkan tanda dan
gejala anoreksia, mual dan muntah, peredarahan saluran cerna dan nyeri ulu
hati.
Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang biasa namun
gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat membahayakan.
Gastritis merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari,
yang bisa mengakibatkan kualitas hidup menurun, tidak produktif dan bila
tidak ditangani dengan baik akan berakibat fatal bahkan sampai pada tahap
kematian. Gastritis bila tidak diobati akan mengakibatkan sekresi lambung
semakin meningkat dan akhirnya membuat lambung luka-luka (ulkus) yang
dikenal dengan tukak lambung juga dapat menimbulkan peradangan saluran
cerna bagian atas berupa hematemesis (muntah darah), melena, perforasi dan
anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12 (anemia pernisiosa) bahkan
dapat menimbulkan kanker lambung (suratun, 2010). Banyaknya faktor yang
dapat menyebabakan gastrtitis membuat angka kejadian gastritis juga
meningkat. Budiana (2012), mengatakan bahwa gastritis ini tersebar di seluruh
dunia dan bahlan diperkirakan diderita lebih dari 1,7 miliar orang.
Tinjuan terhadap beberapa Negara di dunia yang dilakukan oleh World
Health Organitation (WHO), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8- 2,1 juta dari
jumlah penduduk setiap tahunnya, di inggris (22%), China (31%), Jepang
(14,5%), Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Di Asia Tenggara sekitar
583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Gastritis biasanya dianggap
sebagai suatu hal biasa namun gasitris merupakan awal dari sebuah penyakit
-
3
yang dapat membahayakan. Persentase dari angka kejadian gastritis di
Indonesia menurut WHO (2012) adalah 40,8%, dan angka kejadian gastritis di
beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevvalensi 274.396 kasus
dari 238.452.952 jiwa penduduk (Gustin 2012). Berdasarkan profil kesehatan
Indonesia tahun 2014, gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit
pada klien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus
(4,9%).
Berdasarkan data dari Puskesmas Lepo-Lepo kasus gastritis di
Puskesmas Lepo-lepo masih menjadi salah satu maslah kesehatan utama dan
perlu perhatian khusus. Kasus gastritis dalam 3 bulan terakhir terus meningkat.
Menurut data Puskesmas Lepo-lepo pada bulan februari penderita gastritis
yang melakukan kunjungan sebanyak 63 orang penderita, pada bulan maret
penderita gastritis yang melakukan kunjungan sebanyak 73 orang penderita dan
pada bulan april kunjungan penderita sedikit meningkat dari bulan maret yaitu
sebanyak 78 kasus. Saat dilakukan wawancara dengan petugas kesehatan
Puskesmas Lepo-lepodikatakan bahwa sebagian besar penderita gastritis di
wilayah Kerja Puskesmas Lepo-lepo diakibatkan karena pola makan yang tidak
teratur, seringya mengkonsumsi makanan asam dan pedas, serta sedikitnya
karena konsumsi alkohol. Penyakit gastritis sering dianggap sebagai masalah
kesehetan biasa oleh masyarkat, jika kebiasaan tersebut tidak segera
ditanggulangi maka dapat berkakibat semakin parahnya kondisi kesehatan dan
bahkan ampai menimbulkan komplikasi hingga mengancam nyawa penderita
(data Puskesmas Lepo-lepo).
-
4
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis tertarik
melakukan studi kasus gangguan sistem pencernaan dengan penyakit gastritis
yang dtuangkan dalam judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.B dengan
gangguan sistem pencernaan gastritis di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari ”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan Gangguan
Sistem Pencernaan Gastritis di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada Tn. B dengan gangguan sistem pencernaan
gastritis di Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari.
b. Menetapkan diagnosa keperawatan pada Tn. B dengan gangguan sistem
pencernaan gastritis di Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari.
c. Merumuskan intervensi keperawatan pada Tn. B dengan gangguan sistem
pencernaan gastritis di Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari.
d. Mengimplementasikan intervensi keperawatan pada Tn. B dengan
gangguan sistem pencernaan gastritis di Puskesmas Lepo-lepo Kota
Kendari.
e. Melakukakan evaluasi asuhan keperawatan pada Tn. B dengan gangguan
sistem pencernaan gastritis di Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari.
-
5
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Dapat dijadikan sebagai pengembangan pengetahuan peneliti
sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat di bangku
perkuliahan dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti
dalam penerapan asuhan keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat/ Klien
Menambah pengetahuan dan keterampilan klien dan keluarga
mengenai perawatan kesehatan dengan penyakit gastritis.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan tambahan informasi dan ilmu pengetahuan untuk
institusi pendidikan dan sebagai referensi Perpustakaan Poltekkes
Kemenkes Kendari yang bisa digunakan oleh mahasiswa sebagai
bahan bacaan dan dasar untuk studi kasus selanjutnya.
c. Bagi Puskesmas
Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan
“Asuhan Keperawatan dengan dasus gangguan sistem pencernaan
gastritis di puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari.
-
6
D. Metode Dan Teknik Penelitian
Studi kasus ini dilakukan dengan kasus gangguan Sistem Pencernaan
Gastritis di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
pada tanggal 14 Mei 2018. Teknik pengumpulan data pada studi kasus dengan
gangguan sistem pencernaan gastritis di puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari
dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan
dengan karya tulis ini.
b. Studi kasus menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, analisa data, penerapan diagnosa keperawatan, penyusunan
rencana tindakan keperawatan, penerapan rencana tindakan keperawatan
dan evaluasi asuhan keperawatan.
Untuk melengkapi data/informasi dalam pengkajian menggunakan
beberapa cara antara lain :
a. Observasi dengan mengadakan pengamatan langsung pada klien
dengan cara melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan
perkembangan dan keadaan klien.
b. Wawancara dengan mengadakan pengamatan langsung.
c. Pemeriksaan Fisik yang dilakukan pemeriksaan pada klien melalui;
Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
d. Studi Dokumentasi Penulis memperoleh data dan medical record hasil
pemeriksaan di Puskesmas.
-
7
c. Teknik Penulisan
Tekink penulisan disusun secara sistematis sebagai berikut:
a. BAB I: Latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
dan teknik penulisan.
b. BAB II: Tinjuan teoritis yang mencakup konsep dasar gastritis
c. BAB III: Tinjauan kasus yang memuat tentang pengamatan kasus yang
meliputi pengkajian, analisa data, diagnose keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
d. BAB IV: Pembahasan kasus
e. BAB V: Penutup yang terdiri dari : kesimpulan dan saran serta diakhiri
dengan daftar pustaka dalam penyusunan karya tulis ini.
-
8
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Definisi Gastritis
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan it is yang
berarti inflamasi/peradangan. Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan
sakit “maag” atau sakit ulu hati adalah peradangan dinding lambung terutama
pada selaput dinding lambung (Gustin,2011). Gastritis adalah proses inflamasi
pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila
mekanisme proektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain.
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
daerah tersebut (Suryono,2011).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai
terlepasnya epital mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya
proses imflamasi pada lambung (Sukarmin 2012).
Menurut Muttaqin (2011), gastritis diklasifikasikanmenjadi 2 yaitu :
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial.
-
9
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang bersifat menahun.Gastritis kronik dikasifikasikan dengan tiga
perbedaan yaitu gastritis superficial, gastritis atrofik, dan gastritis
hipertrofik.
a. Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta
perdarahan dan erosi mukosa
b. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan mukosa.
Pada perembangannya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung,
serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakterisitik dari penurunan
jumlah sel parietal dan sel chief.
c. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya modul-nodul
pada mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan hemoragik.
B. Anatomi Fisiologi Sistem
1. Anatomi
Anatomi lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di
abdomen atas tepat di bawah diafragma.Dalam keadaan kosong lambung
berbentuk tabung J, dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat
raksasa.Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter.Secara anatomi lambung
terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus.Sebelah atas lambung
terdapat cekungan kurvaturaminor, dan bagian kiri bawah lambung terdapat
kurvatura mayor.Spingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan
pemasukan.Spingter kardia atau spingter esophagus bawah, mengalirkan
makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung
-
10
memasuki esophagus kembali.Daerah lambung tempat pembukaan spingter
kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat spingter pilorikum
berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi
spingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi usus halus kedalam
lambung (Endanf, 2008).
Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :
a. Lapisan Peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa
b. Lapisan berotot yang terdiri atas 3 lapisan :
1) Serabut longitudinal yang tidak dalam dan bersambung dengan otot
esophagus.
2) Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pylorus serta
membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama.
3) Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan
berjalan dari orivisiu kardiak, kemudian membelok kebawah
melalui kurva tura minor (lengkung kelenjar).
c. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh
darah dan saluran limfe.
d. Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas
banyak kerutan/ rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang
karena berisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pad lapisan ini
dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya.
Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini
mensekresikan mucus. Kelenjar fundus atau gastric terletak di fundus
dan pada hampir seluruh korpus lambung. Kelenjar gastric memiliki
-
11
tipe-tipe utama sel. Sel-sel zimognik atau chief cells mensekresikan
pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasana asam
(Budiyono, 2012).
Persarafan lambung sepenuhnya otonom.Suplai saraf parasimpatis
untuk lambing dan duodenum dihantarkan dari abdomen melalui saraf
vagus.Trukus vagus mempercabangkan rmus gastric, pilorik, hepatic dan
seliaka.Pengetahuan tentang anatomi ini sangat penting, karena vagotomi
selektif merupakan tindakan pembedahan primer yang paling dalam
mengobati tukak duoderum (Budiyono, 2012).
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia
seliakum.Serabut- serabut aferen menghantarkan imfuls nyeri yang
dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di daerah epigastrium, Serabut-
serabut aferen simpatis mengambat gerakan dan sekresi lambung. Pleksus
saraf mesenrikus (auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk
persarafan intrinsic dinding lambing dan mengkordinasi aktivitas motoring
dan sekresi mukosa lambung (Budiyono, 2012)
Seluruh suplai darah di lambung dan pancreas (scrat hati, empedu,
dan limpa) terutama berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka,
yang mempercabang cabang-cabang yang mengsuplai kurvatura minor dan
mayor.Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri
gastroduoodenalis dan arteri pancreas tikoduoodenalis (retroduodenalis)
yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum.Tukak dinding
posterior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan menyebabkan
perdarahan.Daerah vena dari lambung dan duodenum, serta berasal dari
-
12
pancreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui vena
porta (Corwin, 2012).
2. Fisiologi
a. Mencerna makanan secara mekanika
b. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500-3000
ml gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponen utamanya yaitu
mucus, HCL (hydrochloric acid), pepsinogen, dan air. Hormone gastrik
yang disekresikan langsung masuk kedalam aliran darah.
c. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein
dirubah menjadi polipeptida.
d. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air,
alkohol, glukosa, dan beberapa obat.
e. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam
lambung leh HCL.
f. Mengontrol aliran cahaya chyma (makanan yang sudah dicerna dalam
lambung) kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam
duodenum, akan tejadi peristaltic yang lambat yang berjalan dari fundus
ke pylorus (Hidayat, 2009).
C. Etiologi
1. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok,
jenis obat, alkohol, Bkteri, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau
intoksitasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan
trauma langsung (Muttaqin, 2011).
-
13
Obat-obatan, seperti obat Anti- Inflamasi Nonstreoid / OAINS
(Indomestasin, ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid,
Kokain, agen kemoterapi.
a. Minuman beralkohol; seperti whisky,vodka, dan gin.
b. Infeksi bakteri; seperti H. Pylori (paling sering), H. Heilmanii,
Streptococci, Staphylococci, Protecus species, Clostridium species, E.
Coli, Tuberculosis, dan secondary syphilis.
c. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus.
d. Infeksi jamur; sepert Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis.
e. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu (kompoen
penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus
kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respns peradangan
mukosa.
f. Iskemia, akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma langsung
lambung, berhubungan dengan kesimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat
menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui, tetapi
ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis
kronik, yaitu: infeksi dan non infeksi menurut Wehbi (2008) dalam
Muttaqin (2011).
-
14
a. Gastritis infeksi
1) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri ini merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik.
2) Helycobacter heilmannii, mycobacteriosis, dan syphilis (wehbi,
2008)
3) Infeksi parasit
4) Infeksi virus
b. Gastritis non- infeksi
1) Kondisi imunologi (autoimun) didasarkan pada kenyataan, terdapat
kira-kira 60% serum pasien gastritis kronik mempunyai antibody
terhadap sel parietalnya.
2) Gastropati akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluk garam
empedu kronis dan kontak dengan oains atau aspirin.
3) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronis yang
menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung
dan gastritis sekunder dari terapi obat-obatan.
4) Gastritis granuloma non-infeksi kronis yang berhubungan dengan
berbagai penyakit, meliputi penyakit crohn, sarkoidosis, wegener
granulomatus, penggunaan kokain, isolated granulomatus gastritis,
penyakit granulomatus kronik pada masa anak-anak , eosinophilic
granuloma, allergic granulomatosis, dan vasculitis, plasma cell
granulomas, rheumatoid nodules, tumor amyloidosis, dan
granulomas yang berhubungan dengan kanker lambung.
-
15
5) Gastritis limfositik, sering disebut dengan collagnous gastritis dan
injuri radiasi pada lambung.
Menurut Smeltzer (2010) Faktor-faktor resiko yang sering
menyebabkan gasitritis diantaranya:
1. Pola makan. Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah
terserang penyakit ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong
atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan
mukosa lambung sehingga timbul rasa nyeri.
2. Helicobater Pylori Helicobacter pylori adalah kuman gram negative,
basil yang berbentuk kurva dan batang Helicobacter pylori adalah suatu
bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis
(gastritis) pada manusia. Infeksi Helicobacter pylori ini sering diketahui
sebagai penyebab utama terjadi ulkus peptikum dan penyebab terserang
terjadinya gastritis.
3. terlambat makan. Secara alami lambung akan terus memproduksi asam
lambung setiap waktu dalam jumlah kecil, setelah 4-6 jam sesudah
makan biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan
terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah
asam lambung terstimuulasi. Bila seseorang telat makan sampai 2-3
jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih
sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa
nyeri di sekitar epigastrium )Sediaoetama, 2010).
4. Makanan Pedas. Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan
merangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan usus kontraksi.
-
16
Hal ini, akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang
disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat penderita
semakin berkurang nafsu makannya. Bila kebiasaan mengkonsmsi
makanan pedas > 1x dalam 1 minggu selama minimal 6 bulan dibiarkan
terus menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut
dengan gastritis (Sediaoetama,2010).
D. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam, empedu, zat iritan lainnya dapat merusak
mukosa lambung (gastritis erosif).Mukosa lambung berperan penting dalam
melindungi lambung dari autodigesti oleh HCI dan pepsin. Bila mukosa
lambung rusak terjadi difusi HCi ke mukosa dan HCI akan merusak mukosa.
Asam dalam lumen + empedu, NSAIDs, alkohol
Epitel sawar lambung rusak
Asam kembali berdifusi ke mukosa lambung
Asam kembali
Penghancuran sel mukosa
Asam Pepsinogen-pepsin Histamin
Fungsi sawar
Penghancuran
Kapiler Dan
Vena Kecil
Perangsangan kolenergik
Peningkatan motilitas
pepsinogen
perdarahan
Vasodilatasi kapiler
Permeabilitas
terhadap protein.
Plasma bocor ke
intestum ederna.
Plasma bocor
kedalam lambung
-
17
Kehadiran HCI di mukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen
menjadi pepsin.Pepsin merangsang pelepasan histamine dari sel mast. Histamin
akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi
peripndahan cairan dari intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan edema dan
kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya
lambung dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan
tersebut menghilang dengan sendirinya (Surutan dan Lusianah 2010).
Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi
akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan di isi oleh jaringan
fibrin sehingga lapisan mukosa lambuung dapat hilang dan terjadi atropi sel
mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung
akan menurun atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat
diserap di usus halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam
pertumbuhan dan maturasi sel darah merah. Pada akhirnya klien gasitris dapat
mengalami anemia. Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap
perforasi lambung dan perdarahan (Suratun & Lusianah 2010).
E. Manifestasi Klinis
Peningkatan asam lambung yang ditimbulkan oleh gastritis seringkali
memberikan dampak buruk bagi penderitanya karena menimbulkan rasa asam
di mulut, nyeri pada ulu hati, mual, muntah, anoreksia, diare, rasa tak nyaman
pada abdomen, hingga badan menjadi panas (Baughman,2000; Misnadiarly,
2009). Gejala umum pada penyakit gasitris yaitu rasa tidak nyaman pada perut,
perut kembung, sakit kepala dan mual muntah, keluhan lain seperti merasa
tidak nyaman pada epigastrium, sakit seperti terbakar pada perut bagian atas
-
18
yang daoat berakibat lebih buruk ketika makan, nafsu makan hilang,
bersendawa dan kembung, bisa juga disertai demam, menggigil atau
kedinginan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Puspadewi,2012).
Tanda dan gejala dari gasitris adalah nyeri di ulu hati, mual, muntah, rasa
asam, di mulut, dan anoreksia (Dermawan dan Rahayuningsih,2010).
Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis, disebut kronis bila
gejala itu berlangung lebih dari satu bulan terus-menerus dan gasitris ini dapat
ditangani sejak awal yaotu: mengonsumsi makanan lunak dalam porsi kecil,
berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam, berhenti merokok serta
minuman beralkohol dan jika memang diperlukan dapat minum antasida
sekitar setengah jam sebelum makan atau sewaktu makan (Misnadiarly, 2009).
F. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnose gasitris, dilakukan dengan berbagai
macam pemeriksaan, diantaranya (Yuliarti dan Nurheti, 2009):
1. Tes darah. Dokter biasa meminta pasien untuk melakukan cek darah untuk
melihat adanya antibodi terhadap serangan Helicobacter pylori.Hasil tes
yang positif menunjukkan bahwa seseorang pernah mengalami kontak
dengan bakteri Helicobacter pyleri dalam hidupnya, tetapi keadaan tersebut
bukan berarti seseorang telah terinfeksi Helicobacter pylori.Tes darah juga
dapat digunakan untuk mengecek terjadinya anemia yang mungkin saja
disebabkan oleh perdarahan yang disebabkan karena gasitris.
2. Breath tes. Tes ini menggunakan tinja sebagai sampel dan ditujukan untuk
mengetahui apakah ada infeksi Helicobacter pylori (bakteri penyebab
gastrtis) dalam tubuh seseorang.
-
19
3. Stool test. Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya Helicobacter pylori
dalam sampel tinja seseorang.Hasil tes yang positif menunjukkan orang
tersebut terinfesi Helicobacter pyori.Biasanya dokter juga menguji adanya
darah dalam tinja yang menandakan adany perdarahan dalam lambung
karena gastritis.
4. Endoskopi. Endoskopi dimaksudkan untuk melihat adanya kelainan pada
lambung yang mngkin tidak dapt dilihat dengan sinar X.
5. Rontgen. Rontgen bertujuan untuk melihat adanya kelaianan pada lambung
yang dapat dilihat dengan sinar X. Agar dapat dilihat dengan jelas, biasanya
penderita diinjeksi terlebih dahulu dengan bubur barium.
G. Komplikasi
1. Perdarahan Gastrointestinal. Pada kondisi gastritis yang tidak ditangani
dengan baik, maka akan berakibat pada peradangan yang berlanjut.
Peradangan yang berlanjut ini akan mengakibatkan pada rusaknya mukosa
lambung. Hal ini terjadi karena selain zat korosif HCI juga dipicu oleh
mediator yang merupakan suatu proteolitik. Bila sudah mencapai mukosa,
dan berlanjut menuju lapisan submukosa yang kaya akan pembuluh darah,
maka dapat terjadi kondisi perdarahan yang persisten (Marx,2010).
2. Perforasi Gaster. Proses inflamasi yang terjadi terus menerus dan sifat
korosif HCI yang menembus barier mukosa, menjadikan kerusakan
structural yang berarti. Hal ini akan merusak pada vaskularisasi dig aster
sendiri. Sehingga, akan terkadi suatu kondisi iskemik terlokalisasi, iskemik
ini akan berlanjut pada nekrosis sel, sehingga akan dapat dengan mudah
mengalami rupture. Sehingga, dapat terjadi perforasi gaster (Marx, 2010).
-
20
3. Anemia defisiensi besi. Pada kondisi komplikasi gastritis seperti terjadi
perdarhan, maka akan terjadi kehilangan darah yang persisten. Hal ini
dianggap sebagai mekanisme awal dan terjadinya anemia defisiensi besi.
Kehilangan darah yang berlanjut ini menjadikan kurangnya total ikatan besi
dalam darah atau total iron binding capacity. Sehingga, akan muncul tanda
dan gejala anemia yang khas. Selain itu, pada kondisi gasitris juga terjadi
suatu kondisi mukosa gaster mengalami efek baik secara structural atau
fungsionalnya. Penyerapan dari beberapa zat seperti vitamin B12 dan besi
sendiri akan mengalami gangguan. Pada suatu penlitian, didapat bahwa
pasien dengan terapy besi 100 mg perhari mengalami pemanjangan waktu
gejala pada kondisi gasitris. Hal ii menunjukkan adanya penurunan efikasi
ari penyerapan besi sendiri yang bermanifestasi pada anemia defisiensi besi
(Hershko, 20104).
4. Carcinoma Gaster. Mukosa gaster adalah suatu struktur yang terdiri dari sel
epitel dan tersusun atas banyak glandula. Glandula ini memiliki peran
masing-masing yang saling mendukung. Hal ini merupakan kondisi yang
mendasari perkembangan komplikasi menuju suatu keganasan. Kerusakan
mukosa gaster pada gasitris terjadi pada beberapa tempat saja. Hal ini
menjadi fungsi mereka mengalami penurunan, sehingga akan berakibat pada
hyperaktivitas dari sel kelenjar yang lain. Berawal dari hyperaktivitas inilah
dapat memicu proliferasi patologis yang dapat berujung pada suatu kondisi
keganasan (Hershko,2014).
-
21
H. Penatalaksanaan
Pada klien yang mengalami mual dan muntah dianjurkan pasien untuk
bedrest, status NPO (Nothing Peroral), pemberian antiemetic dan pasang infus
untuk mempertahankan cairan tubuh klien. Pasien biasanya sembuh spontan
dalam beberapa hari. Bila muntah berlanjut perlu dipertimbangkan
pemansangan NGT. Antasida diberikan untuk mengatasi perasaan begah dan
tidak enak di abdomen dan menetralisir asam lambung dengan meningkatkan
pH lambung seikitar 6. Anatogonis H2 (seperti ranitidine, rantin dan simetidin)
dan inhibitor pompa proton (seperti omeprazole atau lansoprazole) mampu
menurunkan sekresi asam lambung. Antibiotic diberikan bila dicurigai adanya
infeksi oleh helicobacter pylori. Kombinasi dua atau tiga antibiotik dapat
diberikan untuk mengeradikasi helicobacter pylori (seperti clarithromycin dan
amoksilin) (Hirlan, 2009).
Bila terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu
dilakukan tranfusi darah untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh dan
dilakukan lavage (bilas) lambung. Bila tidak dapat dikoreksi maka pembedahan
dapat menjadi alternatif. Pembedahan yang dapat dilkukuan pada klien dengan
gastritis adalah gastrectomi parsial, vagotomi atau pyloroplasti.Injeksi
intravena cobalamin dilakukan bila terdapat anemia pernisiosa. Fokus
intervensi keperawatan adalah bagaimana mengevaluasi dan mengeliminasi
faktor penyeban gasititris antara lain dianjurkan klien untuk tidak
mengkonsumsi alkohol, kafein, the panas, atau zat iritan bagi lambung serta
merubah gaya hidup dengan pola hidup sehat dan meminimalisasi stress
(Suratun dan Lusianah 2010).
-
22
Discharge planning (perencanaan pulang) untuk pasien dengan gasitris
(Nanda NIC NOC, 2013) :
1. Hindari minuman alkohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga
terjadi implamasi dan perdarahan.
2. Hindari merokok karena dapat menggangu lapisan dinding lambung
sehingga lambung menjadi lebih mudah mengalami gasitris dan tukak/ulkus
dan rokok dapat meningkatkan asam lambng dan memperlambat
penyembuhan tukak.
3. Atasi stress sebaik mungkin.
4. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur, namun hindari sayur dan
buah yang asam (missal; jeruk, lemon, grapefruit, nanas, tomat).
5. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik)
asam lambung.
6. Berolahraga secara teratur untuk membantah mempercepat aliran makanan
melalui usus.
7. Bila perut mudah mengalami kembung (banyak gas) untuk sementara waktu
kurangi konsumsi makanan tinggi serat.
8. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering berupa makanan
lunak dan rendah lemak. Makanlah secara perlahan dan rileks.
-
23
I. Pathway
J. Fokus Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam,
2008). Kegiatan pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan
secara terus menerus selama proses keperawatan berlangsung.
-
24
1. Identitas
a. Identitas klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian diagnose
medis, status dan alamat.
b. Identitas keluarga/penanggung jawab meliputi: nama, umur, alamat,
pendidkan, pekerjaan, hubungan dengan klien
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan proses dalam mengkaji status atau
masalah kesehatan sekarang dan dahulu serta keluarga, kemudian dapat
menggunakan pola PQRST dalam mengumpulkan data yang lebih lengkap
tentang setiap keluhan pasien.
a. Keluhan utama merupakan suatu keluhan yang dirasakan oleh klien
sangat mengganggu yaitu mengeluh nyeri epigastrium.
b. Riwayat kesehatan utama merupakan pengembangan dari keluhan utama
yang terdiri dari : provikative/palliative (p) yaitu faktor penyebab, quality
(q) seberapa berat nyeri dirasakan, region (r) seberapa luas nyeri
dirasakan, savety atau skala nyeri (s) seberapa tinggi nyeri yang
dirasakan, time (t) seberapa lama serangan itu terjadi.
c. Riwayat kesehatan dahulu menerangkan kedaan keluarga apakah
ditemukan ada penyakit keturunan kecenderungan alergi dalam satu
keluarga, penyakit menular, akibat kontak langsung maupun tidak
langsung antara anggota keluarga..
d. Riwayat kesehatan keluarga menanyakan tentang riwayat penyakit dalam
keluarga terdekat klien.
-
25
3. Aspek Biologis
a. Keadaan/ Penampilan Umum : lemah, sakit ringan, sakit berat, gelisah,
rewel.
b. Kesadaran : dapat diisi dengan tingkat kesadaran secara kualitatif atau
kuantitatif yang dipilih secara dengan kondisi klien. Secara kuantitatif
dapat dilakukan dengan pengukuran Glossgow Coma Scala (GCS),
sedangkan secara kualitatif tingkat kesadaran dimulai dari compos
mentis, apatis, somnolen, spoor dan koma.
c. Berat Badan/ tinggi badan.
d. Tanda-tanda vital yang terdiri dari :
1) Tensi : tekanan sistole/ tekanan diastole mmHg
2) Nadi : frekuensi per menit, denyut kuat/ tidak, regular/ ireguler.
3) Suhu : ° C
4) Frekuensi pernafasan : frekuensi per menit, regular/ ireguler
4. Pemeriksaan fisik
a. Sistem Pernafasan dikaji ketajaman penciuman bentuk dada, adany nyri
tekan atau tidak, bunyi suara nafas.
b. Sistem kardiovaskuler dikaji apakah ada peninggian vena jugularis,
capillary refill, frekuensi nadi, bunyi jantung.
c. Sistem gastrointestinal dikaji mengenal nafsu makan, kebiasaan defekasi,
intoleransi makanan, nual, muntah, dan nyeri, bising usus.
d. Sistem perkemihan dikaji frekuensi buang air kecil. Warna apakah ada
nyeri saat buang air kecil.
-
26
e. Sistem neurologis dikaji sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
terganggu, disorientasi/ bingung, dan nyeri epigastrium.
f. Sistem musculoskeletal ditunjukkan dengan adanya kelemahan dan
kelelahan. Macam-macam gerakan ROM, yaitu :
1) Fleksi yaitu berkurangnya sudut persendian.
2) Ekstensi yaitu bertambahnya sudut persendian.
3) Hiperekstensi yaitu ekstensi lebih lanjut.
4) Abduksi yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh
5) Adduksi yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh
6) Rotasi yaitu gerakan memutari pusat dari tulang
7) Eversi yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak
membentuk sudut persendian.
8) Inversi yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak
membentuk sudut persendian.
9) Pronasi yaitu gerakan telapak tangan dimana permukaan tangan
bergerak ke bawah.
10) Supinasi yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan
bergerak ke atas.
11) Oposisi yaitu gerakan menyentuh ibu jari ke setiap jari-jari tangan
pada tangan yang sama (Wong Donna L, 2009). Cara menghitung
kekuatan otot :
1) 0 : Otot sama sekali tidak mampu bergerak, tampak berkontraksi,
bila lengan/ tungaki dilepaskan, akan jatuh 100% pasif.
-
27
2) 1: Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan
sewaktu jatuh.
3) 2 : mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan gaya
gravitasi (saja), tapi dengan sentuhan akan jatuh.
4) 3 : mampu menahan tegak walaupun sedikit didorog tetapi tidak
mampu melawan tekan atau dorongan dari pemeriksa.
5) 4 : mampu bergerak luas gerak sendi penuh, melawan gravitasi
dan melawan tahanan sedang.
6) 5 : kekuatan utuh, mampu bergerak luas, gerak sendi penuh,
melawan gravitasi dan melawan tahanan maksimal.
g. Sistem endokrin menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan,
polipagia, poliurea, polidipsi.
h. Sistem Integumen mengkaji warna kuit, tekstur kulit, turgor kulit, CRT
kurang dari 2 detik, suhu oedema, infeksi, pada pasien diare kulit pucat,
turgor jelek, suhu tubuh, meningkat.
i. Sistem genetalia memeriksa kemungkinan adanya iritasi dan infeksi
5. Pola Aktivitas
a. Pola nutrisi: terdapat penurunan nafsu mskn, mual dan muntah.
b. Pola elimminasi: terjadi diare atau konstipasi.
c. Pola Istirahat: terjadi gangguan tidur karena nyeri.
d. Pola aktivitas: biasanya penderita merasa cepat lelah bila beraktivitas.
e. Personal hygiene: ketidakmampuan klien dalam melakukan pemeliharaan
secara mandiri.
6. Psikososial dan spiritual
-
28
a. Status emosi dikaji perasaan atau perilaku yang tidak diharapkan seperti
ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.
b. Konsep diri
1) Citra tubuh yaitu sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau
tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang megenai
ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.
2) Ideal diri yaitu persepsi individu tentang bagaimana seharusnya
bertingkah laku berdasarkan standar pribadi.
3) Harga diri yaitu penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa berapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal
dirinya.
4) Peran diri yaitu serangkaian pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan
yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi
individu di dalam kelompok sosialnya.
5) Identitas diri yaitu kesadaran tentang diri sendiri yang dapat
diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya,
menyadari bahwa dirinya berbeda dengan orang lain.
c. Data social yaitu interaksi klien selama di rumah sakit pada perawat,
dokter dan lingkungan sekitar.
d. Data ekonomi yaitu kondisi ekonomi, pendapatan keluarga dan
penggunaan program jaminan Kesehatan.
e. Data Spiritual dikaji kebiasaan ibadah klien sebelum dan saat sakit
hubungannya dengan yang maha kuasa dan maha pencipta, tergantung
pada kepercayaan dianut oleh klien.
-
29
7. Data Penunjang
a. Pemriksaan radiologi : USG, BNO.
b. Elektrokardiografi.
c. Laboratorium.
K. Fokus Diagnosa Keperawatan
Menurut (Nanda NIC NOC, 2013) pada pasien gastritis diagnosa
keperawatan yang dapat ditemukan antara lain :
1. Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif) berhubungan dengan keluar/
hilangnya cairan tubuh secara berlebihan (muntah/ perdarahan) ditambah
dengan asupan cairan yang tidak memadai.
2. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik: iritasi mukosa lambung.
3. Resiko tinggi mengalami kekurangan nutrisi yang berhubungan dengan
tindakan pembatasan asupan nutrisi (makanan) atau karena berpuasa.
4. Kecemasan/ketakutan yang berhubungan dengan perubaha status kesehatan,
ancaman kematian, dan timbulnya rasa nyeri.
L. Fokus Intervensi Keperawatan
Setelah merumuskan diagnose keperawatan, maka intervensi dan
aktivitas keperawatan harus ditetapkan untuk mengurangi, menghilangan,
mencegah keperawatan klien yang disebut perencanaan keperawatan (Nanda
nic noc, 2013).
1. Kekurangan volume cairan (Kehilangan aktif) berhubungan dengan keluar/
hilangnya cairan tubuh secara berlebihan (muntah/ perdarahan) ditambah
dengan asupan cairan yang tidak memadai.
a. Tujuan : Untuk menjaga agar pemenuhan kebutuhan cairan tubuh tetap
memadai.
-
30
b. Kriteria Hasil :
1) Pengeluaran urine yang memadai/adekuat.
2) Tanda-tanda vital dalam batas normal.
3) Membran Mukosa lembab.
4) Turgor kulit baik.
5) Intervensi kapiler
-
31
c. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.2 Intervensi dan Rasionalisasi Diagnosa Keperawtan 2
Intervensi Rasional
1. Kaji dan catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, dan
intensitasnya (dengan skala nyeri
1-5)
2. Berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering
3. Jelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang
asam lambung, seperti makanan
yang pedas dan asam.
4. Atur posisi tidur yang nyaman bagi pasien.
5. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi,
seperti menarik napas dalam,
mendengarkan music, menonton
tv dan membaca
6. Berikan terapi obat analgesic antasida
1. Untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi.
2. Makanan sebagai penetralisir asam lambung
3. Makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa
lambung
4. Posisi yang nyamandapat menurunkan nyeri
5. Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian pasien,
sehingga dapat menurunkan
nyeri
6. Untuk menghilangkan nyeri lambung
Sumber :(Nanda NIC NOC, 2013)
3. Resiko tinggi mengalami nutrisi yang berhubungan dengan tindakan
pembatasan asupan nutrisi (makanan) atau karena berpuasa
a. Tujuan : untuk memenuhi asupan gizi sesuai dengan eutuhan tubuh.
b. Kriteria Hasil :
1) Pasien bisa mengabiskan satu porsi makanan
2) berat badan meningkat
3) Hasil laboratorium menunjukkan kadar albumin (jenis protein yang
terkandung dalam plasma darah dan Hb normal.
-
32
c. Intervensi keperawatan
Tabel 2.3 Intervensi dan Rasionalisasi Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi Rasional
1. Kaji kasus nutrisi dari pola makan pasien.
2. Puasakan pasien selama fase akut 3. Jelaskan agar pasien menghindari
minuman yang mengandung
kafein.
4. Timbang berat badan pasien setiap hari dengn alat ukur yang
sama
5. Berikan terapi multivitamin dan antasida sesuai program medis
1. Sebagai dasar untuk menentukan intervensi
2. Menurunkan ransangan lambung, sehingga mencegah
muntah
3. Kafein dapat merangsang aktivitas gaster.
4. Untuk megetahui status nutrisi pasien
5. Untuk menigkatkan nafsu makan menghilangkan mual.
Sumber :(Nanda NIC NOC, 2013)
4. Kecemasan atau Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status
kesehatan, ancaman kematian, dan timbulnya rasa nyeri.
a. Tujuan : Mengatasi rasa cemas
b. Kriteria hasil : Kecemasan (ansietas) berkurang
c. Intervensi keperawatan
Tabel 2.4 Intervensi dan Rasionalisasi Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi Rasional
1. Awasi respon fisiologi, misal takipnea, palpitasi,
pusing sakit kepala, sensasi
kesemutan
2. Dorong pasien untuk menyatakan perasaan takut
dan kecemasan yang hadapi
dengan memberikan umpan
balik
3. Berikan informasi yang akurat.
4. Berikan lingkungan tenang untuk pasien beristirahat.
5. Dorong orang terdekat dengan/ sering menemani
pasien.
6. Tunjukkan teknik relaksasi, asuhan dan menurunkan
kcemasan yang tak perlu
akibat ketidaktahuan pasien.
1. Dapat menjadi indikaotr untuk menilai derajat takut yang dialami
pasien. Tetapi, respon ini dapat juga
berhubungan dengan kondisi fisik /
status sosial.
2. Membuat sebuah hubungan teurapetik.
3. Melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkankecemasan
yang tak pelu akibat ketidaktahuan
pasien.
4. Memindahkan pasien dari pengaruh stressor luar, meningkatkan
relaksasi, serta dapat meningkatkan
keterampilan koping.
5. Membantu menrunkan rasa takut karena segala sesuatu tidak haru
dihadapi seorang diri.
6. Belajar cara-cara untuk rileks, sehingga dapat membantu
menurunkan rasa takut dan cemas
pada pasien.
-
33
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara,
observasi langsung, melalui pemeriksaan fisik pada klien, menelaah catatan
medis dan keperawatan klien. Asuhan keperawatan dilakukan pada klien Tn B,
usia 23 tahun, suku/bangsa tolaki, pendidikan SMA, agama islam, alamat Kec.
Baruga, diagnosa medis gastritis, penanggung jawab Ny, T selaku ibu dari
klien Tn. B pada tanggal 14 mei 2018. Sumber data diperoleh melalui
wawancara dengan Tn. B secara langsung di puskesmas lepo-lepo.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Mei 2018, dan didapatkan hasil
pengkajian sebagai berikut :
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada perut. Pada pengkajian riwayat
keluhan klien mengatakan keluhan timbul secara tiba-tiba dan tidak
tau penyebab timbulnya keluhan, nyeri yang dirasakan seperti teriris
pisau dan dirasakan pada daerah perut, klien mengatakan dari angka
0-10 nyeri yang dirasakan berada diangka 6 (nyeri sedang) dan
keluhan yang dirasakan hilang timbul. Upaya yang telah dilakukan
yaitu keluarga langsung mengantarkan Tn. B ke puskesmas untuk
dilakukan pemeriksaan segera.hasil observasi yang dilakukan nampak
-
34
wajah klien meringis, gelisah dan terdapat nyeri tekan pada
epigastrium.
2) Keluhan yang menyertai
Klien mengakatakan saat ini keluhan yang dirasakan hanya
nyeri pada perutnya, keluhan yang dirasakan hilang timbul dan tidak
menentu kapan datangnya. Klien mengatakan tiga hari yang lalu
masuk UGD Puskesmas Lepo-Lepo dengan keluhan yang sama
namun keluhan disertai mual dan muntah, klien mengatakan kesulitan
untuk makan, jika makan akan langsung dimuntahkan kembali.
3) Terapi/operasi yang pernah dilakukuan
Berdasarkan catatan medic klien iga hari yang lalu mendapatkan
terapi infuse RL 20 tpm (tetes per menit), inj. ranitide, inj.
Ondansetron, obat oral vitamin B kompleks.
b. Riwayat Kesehatan Masalah Lalu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya, klien juga tidak pernah mengalami riwayat penyakit lain.
Klien memiliki kebiasaan merokok.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan anggota keluarganya belum pernah ada
yang mengalami keluhan yang sama dengan Tn. B sebelumnya, keluarga
uga mengatakan anggota kelarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit tertentu atau penyakit keturunan.
-
35
Gambar 4.1. Genogram Tn. B
1) Keterangan genogram
: Laki-laki
: Perempuan
................... : Tinggal Serumah
: Hubungan Keluarga
? : Umur Tidak Diketahui
: Anggota Keluarga yang Meninggal
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum lemah,
kesadaran composmentis, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan
darah 130/90 mmHg, nadi 86 x/menit, penafasan 24 x/menit dan suhu 37°
C. pada pemeriksaan fisik abdomen terdapat nyeri tekan pada epigastrium.
Pada pemeriksaan fisik body systems lainnya didapatkan hasil tidak ada data
bermasalah atau dikeluhkan klien.
3. Pola aktivitas
Pada pengkajian pola aktivitas makan didapatkan data sebelum sakit;
klien mengatakan jenis makanan yang sering dikonsunmsi adalah jenis
makanan berminyak, asam, pedas, dan berbumbu. Klien megatakan sering
?
?
? ? ?
23 ?
-
36
terlambat makan dan jika makan selalu dalam porsi yang besar. Selama
sakit klien dianjurkan diet makanan lunak dengan porsi sedikit tapi sering
dan menghindari makanan pencetus keluhan. Tidak ada masalah pada
pengkajian pola aktivitas kebersihan perorangan, istirahat dan aktivitas.
4. Psikososial
Pada pengkajian sosial/interaksi didapatkan data adanya dukungan
keluarga, kelompok/teman/masyarakat dan reaksi saat interaktif klien
terlihat kooperatif. Pada pengkajian psikologis klien mengatakan merasa
cemas dengan keadaanya, klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan
masih belum hilang sepenuhnya dan merasa takut jika keadaannya tak
kunjing membaik, hasil observasi yang dilakukan Nampak wajah klien
terlihat tegang dan takut, klien tampak bingung tentang penyakitnya ketika
ditanya.
5. Terapi yang didapatkan saat ini yaitu omeprazole tab 3x1, cotrimoxazole
3x1, vitamin B komplek 3x1.
-
37
B. Data fokus
Nama Klien : Tn. B
Ruang Rawat : Ruang Bougenvil
Nama Mahasiswa : ASRIANI
NIM : 14401 2017 000 115
Tabel 3.1 Data Fokus Pengkajian Keperawaan
No Data Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Data Subyektif
Klien mengeluh nyeri pada perut
P: Kien mengatakan keluhan timbul
secara tiba-tiba dan tidak tahu penyebab timbulnya
keluhan.
Q: Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti teriris pisau.
R: Keluhan dirasakan pada daerah perut
S: Skala nyeri 0-10 (nyeri sedang 6).
T: Klien mengatakan keluhan yang
dirasakan hilang timbul.
Klien mengatakan tidak tahu tentang penyebab timbulnya
keluhan.
Klien mengatakan sebelum sakit jenis makanan yang
sering dikosumsi adalah jenis makanan berminyak, asam,
pedas dan berbumbu.
Klien mengatakan sering terlambat makan dan jika makan
selalu dalam porsi yang besar.
Kien mengatakan merasa cemas dengan keadaanya
Kien mengatakan nyeri yang dirasakan masih belum
hilang sepenuhnya dan merasa takut jika keadaanya tak
kunjung membaik.
Data obyektif
Nampak wajah klien meringis
Nampak klien gelisah
Nyeri tekan pada epigastrium
wajah klien terlihat tegang
Klien tampak bingung tentang penyakitnya ketika ditanya.
Tanda-tanda vital :
TD : 86x/m
N :86 x /m
RR: 24 x/m
S : 37 C
Nyeri Akut
-
38
C. Perumusan Masalah
Nama Klien : Tn. B
Ruang Rawat : BOUGENVIL
Nama Mahasiswa : ASRIANI
NIM : 14401 2017 000 11 5
1. Rumusan Masalah
Tabel 3.2 Rumusan Masalah Asuhan Keperawatan Klien dengan Gastritis
No Data Etiologi Masalah
1 DS : 1. Klien mengeluh nyeri
pada perut
P : klien mengatakan
keluhan timbul secara
tiba-tiba dan tidak tau
penyebab timbulnya
keluhan
Q : klien mengatakan
nyeri yang dirasakan
seperti teriris pisau
R : keluhan dirasakan
pada daerah perut
S : skala nyeri 0-10
(nyeri sedang 6)
T : klien mengatakan
keluhan yang
dirasakan hilang
timbul
DO :
1. Nampak wajah klien meringis
2. Nampak klien gelisah 3. Nyeri tekan pada
epigastrium
4. Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mmHG
N : 86 x/m
RR : 24 x/m
S : 37 °C
Faktor predisposisi (Pola
makan tidak teratur, obat-
obatan, bakteri)
Mengganggu
pembentukan sawat
mukosa lambung
Produksi HCL meningkat
Mukosa lambung teriritasi
Nyeri epigastrium
Nyeri Akut
-
39
2 DS : 1. Klien mengatakan
merasa cemas dengan
keadaannya
2. Klien mengatakan rasa nyeri yang
dirasakan masih
belum hilang
sepenuhnya dan
merasa takut jika
keadaannya tak
kunjung membaik.
DO :
1. Nampak klien gelisah 2. Nampak wajah klien
terlihat tegang
3. Tanda-tanda vital : TD 130/90 mmHg
N : 86 x/m
RR : 24 x/m
S : 37 °C
kurang informasi
faktor predisposisi
(Pola makan tidak teratur,
obat-obatan, bakteri)
Gastritis
Perubahan status
kesehatan
Ansietas
Ansietas
3 DS : 1. Klien mengatakan
tidak tau tentang
penyebab timbulnya
keluhan.
2. Klien mengatakan sebelum sakit jenis
makanan yang sering
dikonsumsi adalah
jenis makanan
berminyak, asam,
pedas, dan berbumbu.
3. Klien mengatakan sering terlambat
makan dan jika
makan selalu dalam
porsi yang besar
DO :
1. Klien tampak bingung tentang
penyakitnya ketika
ditanya.
2. Nampak klien gelisah 3. Nampak wajah klien
terlihat tegang
Kurangnya Informasi
Tentang Penyakit
Defesiensi
Pengetahuan
Defisiensi
Pengetahuan
-
40
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis: Iritasi mukosa lambung
yang ditandai dengan :
Data subjektif :
Klien mengeluh nyeri pada perut
P : Klien mengatakan keluhan timbul secara tiba-tiba dan tidak tau
penyebab timbulnya keluhan
Q : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti teriris pisau
R : Keluhan dirasakan pada daerah perut
S : Skala nyeri 0-10 (nyeri sedang 6)
T : Klien mengatakan keluhan yang dirasakan hilang timbul
Data objektif :
1) Nampak wajah klien meringis
2) Nampak klien gelisah
3) Nyeri tekan pada epigastrium
4) Tanda-tanda vital :
TD : 130/90 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 37 °C
-
41
b. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehaan yang ditandai
dengan :
Data Subjektif :
1) Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya.
2) Klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan masih belum hilang
sepenunhya dan merasa takut jika keadaannya tak kunjung
membaik.
Data Objektif :
1) Nampak klien gelisah
2) Nampak wajah klien terlihat tegang
3) Tanda-tanda vital :
TD : 130/90 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 37 °C
c. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang
ditandai dengan :
Data Subjektif :
1) Klien mengatakan tidak tau tentang penyebab timbulnya keluhan
2) Klien mengatakan sebelum sakit jenis makanan yang sering
dikonsumsi adalah jenis makanan berminyal, asam, pedas, dan
berbumbu.
3) Klien mengatakan sering terlambat makan dan jika makan selalu
dalam porsi yang besar.
-
42
Data objektif :
1) Klien tampak bingung tentang penyaktinya ketika ditanya.
2) Nampak klien gelisah.
3) Nampak wajah klien terlihat tegang.
-
43
D. Rencana Tindakan Keperawatan
Tabel 3.3 Rencana Tindakan Keperawatan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gastritis
No Diagnosa keperawatan
Rencana keperawatan
Tujuan dan kriteria
objektif Intervensi Rasional
1 Nyeri berhubungan dengan
agen cedera biologis: Iritasi
mukosa lambung
yang ditandai dengan:
DS: 1. Klien mengeluh nyeri
pada perut
P :klien mengatakan
keluhan timbul secara
tiba-tiba dan tidak tau
penyebab timbulnya
keluhan.
Q: klien mengatakan nyeri
yang dirasakan seperti
teriris pisau
R : keluhan dirasakan
pada daerah perut
S : skala nyeri 0-10 (nyeri
sedang 6)
T : klien mengatakan
keluhan yang dirasakan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri dapat
berkurang atau teratasi.
Kriteria hasil :
1. Klien mengungkapkan nyeri
yang dirasakan
berkurang atau hilang.
2. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri)
3. Klien melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menejemen nyeri.
1. Kaji skala nyeri 2. Observasi tanda- tanda
vital
3. Ajarkan teknik manajemen nyeri (teknik
relaksasi nafas dalam)
4. Ajarkan teknik manajemen nyeri
(distraksi) pengalihan
perhatian.
5. Anjurkan pada klien dan keluarga untuk membatasi
makanan yang dapat
menimbulkan rasa nyeri,
seperti makanan pedas,
berasam.
6. Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi
untuk pasien.
7. Beri informasi pada klien dan keluarga tentang nyeri
1. Untuk mengetahui tingkat keluhan yang dirasakan klien
dan memudahkan intervensi
yang akan dilakukan.
2. Respon autonomik meliputi, perubahan pada TD, nadi,
RR, yang berhubungan
dengan penghilang nyeri.
3. Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, dan
meningkatkan rasa kontrol
dan kemampuan koping
4. Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, dan
meningkatkan rasa kontrol
dan kemampuan koping.
5. Makanan yang pedas dan berasam dapat memperparah
iritasi lambung penderita
gastritis.
6. Makanan mempunyai efek
-
44
hilang timbul
DO : 1. Nampak wajah klien
meringis
2. Nampak klien gelisah 3. Nyeri tekan pada
epigastrium
4. Tanda-tanda vital TD : 130/90 mmHg
N : 86 x/m
RR : 24 x/m
S : 37 °C
dan terapi yang diberikan.
8. Kolabari dengan dokter untuk pemberian terapi
obat-obatan.
penetralisir asam, makan
sedikit dapat mencegah
distensi dan haluaran gastrin.
7. Mengurangi ketegangan yang dirasakan dan menambah
motivasi keluarga terhadap
terapi yang diberikan.
8. Mengatasi nyeri dan mencegah adanya kompliasi
2 Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan
yang ditandai dengan :
DS :
1. Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya
2. Klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan
masih belum hilang
sepenuhnya dan merasa
takut jika keadaannya tak
kunjung membaik.
DO :
1. Nampak klien gelisah 2. Nampak wajah klien
terlihat tegang.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan cemas dapat
berkurang atau hilanng,
Kriteria hasil :
1. Klien mengungkapkan
cemas berkurang atau
hilang
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Ekspresi wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Kaji tingkat kecemasan 3. Beri pertanyaan pada klien
mengarahkan pada
eksplorasi perasaan klien.
4. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)
5. Berikan lingkungan yang tenang untuk istirahat
6. Beri informasi tentang kondisi kesehatan saat ini
7. Libatkan keluarga untuk penjelasan tentang
penyakit.
8. Kolaborasi dengan tim
1. Mengetahui keadaan umum klien sebagai respon terhadap
kecemasan yang dialami
klien
2. Mengetahui tingkat kecemasan yang dialami
untuk menentukan langkah
intervensi selanjutnya.
3. Agar klien secara kooperatif dapat mengeluarkan semua
keluhan yang nantinya akan
mempermudah perawat dala
pemberian terapi.
4. Teknik relaksasi dapat menurunkan ketegangan dan
kecemasan.
-
45
berkurangnya
kecemasan.
medis untuk pemberian
terapi obat.
5. Memindahkan klien dari stresor luar, meningkatkan
E. Implementasi dan Evaluasi
Tabel 3.4 Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gastritis
Diagnosa
keperawatan
Hari
Tanggal
Jam
Implementasi Paraf
Hari
Tanggal
Jam
Evaluasi SOAP Paraf
CI
Nyeri berhubungan
dengan agen cedera
biologis: Iritasi
mukosa lambung
yang ditandai dengan :
DS :
1. Klien megeluh nyeri pada perut
P :klien
mengatakan
keluhan timbul
secara tiba-tiba dan
tidak tau penyebab
timbulnya keluhan.
Q :klien
mengatakan nyeri
yang dirasakan
seperti teriris pisau
R :keluhan
dirasakan pada
Senin
14/5/18
09.00
1. Mengkaji skala nyeri. Hasil :
P: Klien mengatakan
keluhan timbul secara
tiba-tiba dan tidak tau
penyebab timbulnya keluhan
Q: Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan seperti
teriris pisau
R: Keluhan dirasakan pada
daerah perut
S: Skala nyeri 0-10 (nyeri
sedang 6)
T: Klien mengatakan
keluhan yang dirasakan
hilang timbul
2. Mengobservasi tanda-tanda vital.
Hasil :
TD : 130/90 mmHg
Selasa
15/5/18
16.00
Subjektif :
1. Klien mengatakan nyeri masih dirasakan.
2. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan masih
sama, 0-10 nyeri berada
di angka 5 (nyeri sedang)
Objektif :
1. Nampak klien masih meringis,
2. Nyeri tekan pada epigastrik
3. Klien mampu mendemonstrasikan
teknik relaksasi dan
distraksi.
4. Tanda-tanda vital TD : 130/90 mmHg
N : 84 x/m
RR : 24 x/m
-
46
daerah perut
S :skala nyeri 0-1-
(nyeri sedang 6)
T : klien
mengatakan
keluhan yang
dirasakan hilang
timbul
DO :
1. Nampak wajah klien meringis
2. Nampak klien gelisah
3. Nyeri tekan pada epigastrium
4. Tanda-tanda vital : TD : 130/90
mmHg
N : 86 x/m
RR : 24 x/m
S : 37 °C
N : 86 x/m
RR : 24 x/m
S : 37 °C
3. Mengajarkan teknik manajemen nyeri (teknik
relaksasi)
Hasil : klien mampu
mendemonstrasikan teknik
relaksasi.
4. Mengajarkan teknik manajemen nyeri (distraksi)
Hasil : klien mengatakan
melakukan teknik distraksi
dengan bermain handphone.
5. Menganjurkan pada klien dan keluarga untuk
membatasi makanan yang
dapat menimbulkan rasa
nyeri, seperti makanan
pedas, berasam.
6. Menganjurkan makan sedikit tapi sering sesuai
indikasi.
Hasil : klien kooperatif,
mendengarkan instruksi dan
melaksanakan instruksi.
7. Memberi informasi pada klien dan keluarga tentang
S : 36, 8 °C
A : Masalah belum teratasi
Planning :
Intervensi dilanjutkan.
1. Kaji skala nyeri 2. Observasi TTV 3. Anjurkan melakukan
teknik relaksasi.
4. Anjurkan melakukan teknik distraksi
5. Kolaborasi pemberian terapi obat-oatan
-
47
nyeri dan terapi yang
diberikan.
Hasil :
Klien dan keluarga kooperatif terhadap
informasi yang diberikan
Informasi dapat dimengerti oleh klien dan
keluarga.
8. Berkolabari dengan dokter untuk pemberian terapi
obat-obatan.
Hasil :
Omeprazole tab. 3 x 1
Cotrimoxazole 3 x 1
Vit. B komplek 3 x 1
Ansietas berhubungan
dengan perubahan
status kesehatan yang
ditandai dengan :
DS :
1. klien mengatakan merasa cemas
dengan
keadaannnya
2. klien mengatakan rasa nyeri yang
dirasakan masih
Senin
14/5/18
09.15
1. Mengobservasi tanda-tanda vital.
Hasil :
TD : 130/90 mmHg
N : 86 x/m
RR : 24 x/m
S : 37 °C
2. Mengkaji tingkat kecemasan
Hasil : klien mengatakan
cemas dengan keadaan
kesehatannya saat ini.
Selasa
15/5/18
16.05
Subjektif
Klien mengatakan cemas
sedikit berkurang setelah
mendapatkan informasi
tentang kondisi
kesehatannya.
Objektif
1. Tanda-tanda vital TD : 130/90 mmHg
N : 84 x/m
RR : 24 x/m
S : 36, 8 °C
-
48
belum hilang
sepenuhnya dan
merasa takut jika
keadaannya tak
kunjung membaik
DO :
1. Nampak klien gelisah
2. Nampak wajah klien terlihat
tegang
3. Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mm
Hg
N : 86 x/m
RR : 24 x/m
S : 37 °C
3. Member pertanyaan pada klien mengarahkan pada
eksplorasi perasaan klien.
Hasil :
Klien mengatakan nyeri
perut masih dirasakan
sehingga menyebabkan
klien cemas jika
keadaannya tak kunjung
membaik
4. Mengajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)
Hasil : klien mampu
mendemonstrsikan teknik
relaksasin(nafas dalam)
5. Memberiikan lingkungan yang tenang untuk istirahat.
Hasil : ruangan
pemeriksaan selain klien
hanya ada dokter dan
perawat.
6. Memberikan informasi tentang kondisi kesehatan
saat ini.
Hasil :
Klien dan keluarga kooperatif
Klien mengerti tentang
2. Nampak wajah klien lebih rileks dan tidak
merasa tegang.
A : masalah teratasi
sebagian
Planning :
Intervensi dilanjutkan
1. Observasi TTV 2. Kaji tingkat kecemasan 3. Anjurkan melakukan
teknik relaksasi (nafas
dalam)
4. Pertahankan lingkungan tenang untuk istirahat.
5. Beri informasi tentang kondisi kesehatan.
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian
terapi obat.
-
49
kondisi kesehatannya
saat ini.
7. Melibatkan keluarga untuk penjelasan tentang penyakit.
Hasil : keluarga meberikan
support pada klien.
Defisiensi
pengetahuan
berhubungan dengan
kurangnya informasi
yang ditandai dengan :
DS :
1. Klien mengatakan tidak tau tentang
penyebab
timbulnya keluhan.
2. Klien mengatakan sebelum sakit jenis
makanan yang
sering di konsumsi
adalah jenis
makanan
berminyak, asam,
pedas dan
berbumbu.
3. Klien mengatakan sering terlambat
Senin
14/5/18
09.30
1. Mengkaji pengetahuan klien dan keluarga tentang
gastritis
Hasil : Klien tidak tahu
tentang gastritis
2. Memberikan informasi tentang penyakit meliputi
pengertian gastritis,
penyebab timbulnya
masalah, tanda dan gejala,
cara perawatan untuk
mencegah gastritis
(kekambuhan), dan
Pengobatan gastritis.
Hasil : klien kooperatif
terhadap informasi yang
diberikan.
3. Member kesempatan klien dan keluarga untuk
bertanya.
Hasil : klien bertanya
Selasa
15/5/18
16.10
Subjektif :
Klien menyebutkan
pengertian gastritis,
penyebab, tanda dan gejala,
cara perawatan dan
pengobatan gastritis.
Objektif :
Klien mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan
perawat dengan bahasa
sendiri meski belum lancer
dan masih sering lupa
A : masalah teratasi
sebagian
Planning :
Intervensi dilanjutkan
1. Kaji tingkat pengetahuan 2. Beri informasi tentang
penyakit gastritis
3. Beri kesempatan bertanya
-
50
makan dan jika
makan selalu
dalam porsi yang
besar.
DO :
1. Klien tampak bingug tentang
penyakitya ketika
ditanya.
2. Nampak klien gelisah.
3. Nampak wajah klien terlihat
tegang
tentang jenis makanan yang
menjadi pantangan penyakit
gastritis.
4. Mengevaluasi kembali tingkat pengetahuan klien
tentang gastritis.
Hasil : klien mampu
menjelaskan kembali
tentang gastritis dengan
bahasa sendiri meski belum
lancer dan masih sering
lupa.
4. Evaluasi kembali pengetahuan tentang
gastritis
Nyeri akut
berhubungan dengan
mukosa lambung
teriritasi yang ditandai
dengan :
DS : 1. Klien mengeluh
nyeri pada perut
P :klien
mengatakan
keluhan timbul
secara tiba-tiba dan
tidak tau penyebab
timbulnya keluhan.
Selasa
15/5/18
16.20
1. Mengkaji skala nyeri. Hasil : Skala nyeri 5
(sedang)
2. Mengobservasi tanda-tanda vital.
Hasil :
TD : 130/90 mmHg
N : 86 x/m
RR : 24 x/m
S : 37 °C
3. Menganjurkan melakukan teknik manajemen nyeri
(teknik relaksasi) bila
keluhan dirasakan.
Rabu
16/5/18
16.00
1. klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang.
2. Klien mengatakan mengontrol nyeri dengan
teknik relaksasi dan
bermain hp.
3. Klien mengatakan nyeri berkurang dengan teknik
manajemen nyeri yang
diajarkan.
Objektif : 1. Nampak wajah klien
tidak meringis
2. Nyeri tekan pada
-
51
Q : klien
mengatakan nyeri
yang dirasakan
seperti teriris pisau
R : keluhan
dirasakan pada
daerah perut
S : skala nyeri 0-1-
10 (nyeri sedang 6)
T : klien
mengatakan
keluhan yang
dirasakan hilang
timbul
DO : 1. Nampak wajah
klien meringis
2. Nampak klien gelisah
3. Nyeri tekan pada epigasrium
4. Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mm
Hg
N : 86 x/m
RR : 24 x/m
S : 37 °C
Hasil : klien
mendemonstrasikan teknik
relaksasi.
4. Menganjurkan teknik manajemen nyeri (distraksi)
sesuai kebiasaan klien misal
bermain hp, mendengarkan
musik.
Hasil : klien mengatakan
melukan teknik distraksi
dengan bermain handphone
5. Kolaborasi; Menganjurkan meminum
obat yang diberikan dari
Puskesmas.
Hasil :
Omeprazole tab. 3 x 1
Cotrimoxazole 3 x 1
Vit. B komplek 3 x 1
epigastrik.
3. Klien mampu mendemonstrasikan
teknik relaksasi dan
distraksi.
4. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mm Hg
N : 82 x/m
RR : 22 x/m
S : 36,8 °C
A : Masalah teratasi
sebagian
Planning :
Intervensi dilanjutkan.
1. Kaji skala nyeri 2. Observasi TTV 3. Anjurkan melakukan
teknik relaksasi.
4. Anjurkan melakukan teknik distraksi
5. Kolaborasi pemberian terapi obat-obatan
-
52
Ansietas berhubungan
dengan perubahan
status kesehatan yang
ditandai dengan :
DS :
3. klien mengatakan merasa cemas
dengan
keadaannnya
4. klien mengatakan rasa nyeri yang
dirasakan masih
belum hilang
sepenuhnya dan
merasa takut jika
keadaannya tak
kunjung membaik
DO :
6. Nampak klien gelisah
7. Nampak wajah klien terlihat
tegang
8. Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mm
Hg
N : 86 x/m
RR : 24 x/m
Selasa
15/5/18
16.35
1. Mengobservasi tanda-tanda vital.
Hasil :
TD : 130/90 mmHg
N : 84 x/m
RR : 24 x/m
S : 36,8 °C
2. Mengkaji tingkat kecemasan
Hasil : klien mengatakan
cemas sudah sedikit
berkurang setelah
mendapatkan informasi
tentang kondisi
kesehatannya.
3. Menganjurkan melakukan teknik relaksasi (nafas
dalam)
Hasil : klien
mendemonstrasikan teknik
relaksasi (nafas dalam).
4. Menganjurkan keluarga memberikan lingkungan
yang tenang untuk istirahat.
Hasil : kamar klien tampak
bersiih dan tenang
5. Memberikan informasi tentang kondisi kesehatan
Rabu
16/5/18
16.05
Subjektif :
Klien mengatakan sudah
tidak lagi merasa cemas.
Klien yakin akan segera
sembuh dari sakitnya.
Objektif :
1. Tanda-tanda vital : TD : 1320/80 mmHg
N : 82 x/m
RR : 22 x/m
S : 36,8 °C
2. Nampak wajah klien rileks dan tidak merasa
tegang.
A : masalah teratasi
Planning : intervensi
dipertahankan
-
53
S : 3