kementerian kesehatan republik indonesia poltekkes … asriani ok.pdf · 2018. 9. 25. · asuhan...

92
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS DI RUANG BOUGENVIL PUSKESMAS LEPO LEPO KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Oleh: ASRIANI NIM: 14401 2017 000 115 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2018

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN GANGGUAN SISTEM

    PENCERNAAN GASTRITIS DI RUANG BOUGENVIL

    PUSKESMAS LEPO – LEPO

    KOTA KENDARI

    KARYA TULIS ILMIAH

    Oleh:

    ASRIANI

    NIM: 14401 2017 000 115

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLTEKKES KEMENKES KENDARI

    JURUSAN KEPERAWATAN

    2018

  • ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN GANGGUAN SISTEM

    PENCERNAAN GASTRITIS DI RUANG BOUGENVIL

    PUSKESMAS LEPO – LEPO

    KOTA KENDARI

    KARYA TULIS ILMIAH

    Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III

    Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan

    Oleh:

    ASRIANI

    NIM: 14401 2017 000 115

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    POLTEKKES KEMENKES KENDARI

    JURUSAN KEPERAWATAN

    2018

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN GANGGUAN SISTEM

    PENCERNAAN GASTRITIS DI RUANG BOUGENVIL

    PUSKESMAS LEPO – LEPO

    KOTA KENDARI

    Disusun dan diajukan Oleh:

    ASRIANI

    NIM: 14401 2017 000 115

    Telah dipertahankan pada Seminar Karya Tulis Ilmia di depan TIM Penguji

    Pada Hari/Tanggal : 08 / Agustus / 2018

    Dan Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat

    Tim Penguji:

    1. Abdul Syukur Bau. S.Kep., Ns., MM ( )

    2. Nurfantri. S.Kep., Ns., MSc ( )

    3. Rusna Tahir. S.Kep.,Ns., M.Kep ( )

    4. Sahmad. S.Kep., Ns., M.Kep ( )

    Mengetahui :

    Ketua Jurusan Keperawatan

    Indriono Hadi S.Kep. Ns. M.Kep

    NIP.19700330 199503 1 001

  • iii

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama : ASRIANI

    Nim : 14401 2017 000 115

    Instiusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari

    Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN

    GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS DI

    RUANG BOUGENVIL PUSKESMAS LEPO – LEPO

    KOTA KENDARI

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar

    hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain

    yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

    Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

    jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

    Kendari, 08 Agustus 2018

    Yang Membuat Pernyataan,

    ASRIANI

  • iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. IDENTITAS

    1. Nama Lengkap : Asriani

    2. Tempat/Tanggal Lahir : 07 Desember 1975

    3. Jenis Kelamin : Wanita

    4. Agama : Islam

    5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia

    6. Alamat : Jl. H.E.A. Mokodompit, Kampus Baru Kelurahan

    Lalolara Kec. Kambu Kota Kendari

    7. No. HP : 081-242-228-847

    II. PENDIDIKAN

    1. SD Negeri 2 Kendari Tamat Tahun 1988

    2. SMP Negeri Wawotobi Tamat Tahun 1991

    3. Sekolah Perawat Kesehatan Depkes Kendari Tamat Tahun 1996

    4. Poltekes Kemenkes Kendari Tahun 2017-2018

  • v

    MOTTO

    Pendidikan tidak mengenal usia tua muda namun pendidikan melihat dari

    keseriusan setiap orang untuk mendapatkan ilmu dan mengaplikasikanya.

    Pendidikan tak hanya modal rupiah namun juga modal kerajianan dan kejujuran.

    Karena Sebaik-baiknya ilmu yang kita dapatkan, tidak ada artinya bila tidak di

    bagi.

    Ilmu tak terbatas dengan pelajaran namun ilmu dapat diambil dari pengalaman

    masa lalu.

  • vi

    ABSTRAK

    ASRIANI (NIM: 14401 2017 000 115). Asuhan Keperawatan Pada Tn. B Dengan

    Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis di Ruang Bougenvil Puskesmas Lepo-Lepo

    Kota Kendari. Dibimbingoleh Bapak Sahmad. (xi+6 halaman+8 tabel+6 lampiran) .

    Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung, peradangan ini

    dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel

    mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran sistem

    pencernaan, pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses imflamasi pada

    lambung. Studi kasus ini bertujuan untuk Melakukan Asuhan Keperawatan pada

    Pasien dengan Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis di Puskesmas Lepo-Lepo Kota

    Kendari. Studi kasus dilakukan pada tanggal 14 mei s/d 18 mei 2018. Hasil studi

    kasus didapatkan tiga diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan mukosa

    lambung teriritasi, ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan

    defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. Hasil evaluasi

    keperawatan yang dilakukan yaitu masalah nyeri akut teratasi, ansietas teratasi dan

    defisiensi pengetahuan teratasi. Saran dalam studi kasus ini bagi puskesmas

    diharapkan dapat meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara petugas

    kesehatan dengan klien dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal

    khususnya klien dengan penyakit gastritis, serta diharapkan mampu menyediakan

    fasilitas, sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan klien di wilayah

    kerja Puskesmas Lepo-Lepo.

    Kata Kunci : Gastritis, NyeriAkut, Ansietas, Defisiensi Pengetahuan

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Allhamdulillahirobbil’allamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

    rahmat hidayah dan karunia-Nya terutama kesabaran dan kelapangan yang selalu

    ditanamkan dalam hati, dalam kepribadian penulis, sehingga dapat menyelesaikan

    karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem

    Pencernaan Gastritis di ruan Bougenvil Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari”, tepat

    pada waktunya dan semoga segala aktifitas keseharian kita bernilai ibadah disisi-Nya.

    Segala upaya untuk menjadikan karya tulis ilmiah ini mendekati sempurna telah

    penulis lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan banyak

    dijumpai kekurangan baik dalam segi penulisan maupun segi ilmiah. Oleh sebab itu,

    dengan kerendahan serta ketulusan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih

    dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Sahmad. Selaku

    pembimbing atas segala waktu, kesediaan dan kesungguhan dalam memberikan

    bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan.

    Melalui kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku direktur Politeknik Kemenkes Kendari.

    2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan

    Politeknik Kemenkes Kendari.

    3. Bapak Abdul Syukur Bau. S.Kep., Ns., Mm. Selakupen guji I, Ibu Nurfantri,

    S.Kep.Ns., M.,SC. Selaku penguji II, dan

    4. Ibu RusnaTahir. S.Kep., Ns., M.Kep. Selaku penguji yang telah membantu dan

    mengarahkan penulis dalam ujian hasil studi kasus sehingga hasil studi ini dapat

    lebih terarah.

    5. Ibu Dr. Hasmira selaku Kepala Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari yang telah

    memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

    6. Ibu Nurhayati B, A.MK selaku Kepala Ruangan Keperawatan Puskesmas Lepo-

    Lepo Kota Kendari yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

    penelitian.

  • viii

    7. Suami penulis dan anak-anakku yang telah memberikan dukungan moral dan

    moril kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan

    baik.

    8. Seluruh Dosen Politeknik Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan atas

    pelayanan sehingga karya tulis ini terselesaikan.

    9. Teman-teman angkatan 2017 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

    terima kasih atas kebersamaan, kerjasama dan kekompakannya selama

    pendidikan.

    Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.

    Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan bantuan, kritik, dan saran

    yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis ilmiah

    ini.

    Kendari, 08 Agustus 2018

    Penulis

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... ii

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... iii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ iv

    MOTTO .................................................................................................................. v

    ABSTRAK .............................................................................................................. vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ................................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Tujuan ......................................................................................................... 4 C. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 5 D. Metodedan Teknik Penelitian ..................................................................... 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi Gastritis ......................................................................................... 8 B. Anatomi Fisiologi Sistem ............................................................................ 9 C. Etiologi ........................................................................................................ 12 D. Patofisiologi ................................................................................................ 16 E. Manifestasi Klinis ....................................................................................... 17 F. Pemeriksaan Penunjang .............................................................................. 18 G. Komplikasi .................................................................................................. 19 H. Penatalaksanaan .......................................................................................... 20 I. Pathway ....................................................................................................... 22 J. Fokus Pengkajian ........................................................................................ 23 K. Fokus Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 28 L. Fokus Intervensi Keperawatan .................................................................... 28

    BAB III LAPORAN KASUS

    A. Pengkajian ................................................................................................... 33 B. Data Fokus .................................................................................................. 37 C. Analisa Data ................................................................................................ 38 D. Rencana Tindakan Keperawatan ................................................................. 44 E. Implementasi dan Evaluasi ......................................................................... 45

  • x

    BAB IV PEMBAHASAN

    A. Pengkajian Keperawatan ............................................................................. 58 B. Diagnosa Keperawatan................................................................................ 60 C. Intervensi Keperawatan ............................................................................... 65 D. Implementasi Keperawatan ......................................................................... 67 E. Evaluasi Keperawatan ................................................................................. 69

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ................................................................................................. 71 B. Saran ............................................................................................................ 74

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel2.1. Intervensi dan rasionalisasi diagnosa keperawatan 1 .............................. 28

    Tabel 2.2. Intervensi dan rasionalisasi diagnosa keperawatan 2 ............................. 29

    Tabel 2.3. Intervensi dan rasionalisasi diagnosa keperawatan 3 ............................. 30

    Tabel 2.4. Intervensi dan rasionalisasi diagnosa keperawatan 4 ............................. 30

    Tabel 3.1. Data fokus pengakjian keperawatan ...................................................... 35

    Tabel 3.2. Rumusan masalah asuhan keperawatan ................................................. 36

    Tabel 3.3. Rencana tindakan keperawatan .............................................................. 41

    Tabel 3.4. Implementasi dan evaluasikeperawatan ................................................. 43

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Pengkajian asuhan keperawatan

    Lampiran 2. Surat permohonan menjadi responden

    Lampiran 3. Surat persetujuan menjadi responden

    Lampiran 4. Surat izin dari Poltekes Kemenkes Kendari

    Lampiran 5. Surat keterangan telah melakukan penelitian

    Lampiran 6. Dokumentasi asuhan keperawatan

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus infestasi untuk

    keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk

    mencapai Indonesia sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup

    dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai

    akses terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang

    setinggi-tingginya (Depkes RI, 2010).

    Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu

    pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

    belum banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit

    tidak menular (PTM) yang banyak disebabkan oleh gaya hidup karena

    urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi. Gastritis merupakan salah satu

    masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi (Gustin,

    2012).

    Faktor yang menyebabkan gastritis yaitu jenis obat-obatan, alkohol,

    bakteri, virus, jamur, stress, radiasi, alergi atau intoksikasi dari bahan makanan

    dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung (Muttaqin, 2012).

    Gastritis biasanya diawali oleh frekuensi konsumsi makan dan minum yang

    tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat

    dan meyebakan iritasi pada lambung. Menurut Ardiansyah (2012) penyebab

    dari gastritis adalah konsumsi obat yang mengandung kimia digitals, konsumsi

  • 2

    alkohol yang berlebihan, terapai radiasi, kondisi stress dan infeksi bakteri

    seperti helicobater pillory, dan salmonella yang dapat menimbulkan tanda dan

    gejala anoreksia, mual dan muntah, peredarahan saluran cerna dan nyeri ulu

    hati.

    Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang biasa namun

    gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat membahayakan.

    Gastritis merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari,

    yang bisa mengakibatkan kualitas hidup menurun, tidak produktif dan bila

    tidak ditangani dengan baik akan berakibat fatal bahkan sampai pada tahap

    kematian. Gastritis bila tidak diobati akan mengakibatkan sekresi lambung

    semakin meningkat dan akhirnya membuat lambung luka-luka (ulkus) yang

    dikenal dengan tukak lambung juga dapat menimbulkan peradangan saluran

    cerna bagian atas berupa hematemesis (muntah darah), melena, perforasi dan

    anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12 (anemia pernisiosa) bahkan

    dapat menimbulkan kanker lambung (suratun, 2010). Banyaknya faktor yang

    dapat menyebabakan gastrtitis membuat angka kejadian gastritis juga

    meningkat. Budiana (2012), mengatakan bahwa gastritis ini tersebar di seluruh

    dunia dan bahlan diperkirakan diderita lebih dari 1,7 miliar orang.

    Tinjuan terhadap beberapa Negara di dunia yang dilakukan oleh World

    Health Organitation (WHO), insiden gastritis di dunia sekitar 1,8- 2,1 juta dari

    jumlah penduduk setiap tahunnya, di inggris (22%), China (31%), Jepang

    (14,5%), Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Di Asia Tenggara sekitar

    583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Gastritis biasanya dianggap

    sebagai suatu hal biasa namun gasitris merupakan awal dari sebuah penyakit

  • 3

    yang dapat membahayakan. Persentase dari angka kejadian gastritis di

    Indonesia menurut WHO (2012) adalah 40,8%, dan angka kejadian gastritis di

    beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevvalensi 274.396 kasus

    dari 238.452.952 jiwa penduduk (Gustin 2012). Berdasarkan profil kesehatan

    Indonesia tahun 2014, gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit

    pada klien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus

    (4,9%).

    Berdasarkan data dari Puskesmas Lepo-Lepo kasus gastritis di

    Puskesmas Lepo-lepo masih menjadi salah satu maslah kesehatan utama dan

    perlu perhatian khusus. Kasus gastritis dalam 3 bulan terakhir terus meningkat.

    Menurut data Puskesmas Lepo-lepo pada bulan februari penderita gastritis

    yang melakukan kunjungan sebanyak 63 orang penderita, pada bulan maret

    penderita gastritis yang melakukan kunjungan sebanyak 73 orang penderita dan

    pada bulan april kunjungan penderita sedikit meningkat dari bulan maret yaitu

    sebanyak 78 kasus. Saat dilakukan wawancara dengan petugas kesehatan

    Puskesmas Lepo-lepodikatakan bahwa sebagian besar penderita gastritis di

    wilayah Kerja Puskesmas Lepo-lepo diakibatkan karena pola makan yang tidak

    teratur, seringya mengkonsumsi makanan asam dan pedas, serta sedikitnya

    karena konsumsi alkohol. Penyakit gastritis sering dianggap sebagai masalah

    kesehetan biasa oleh masyarkat, jika kebiasaan tersebut tidak segera

    ditanggulangi maka dapat berkakibat semakin parahnya kondisi kesehatan dan

    bahkan ampai menimbulkan komplikasi hingga mengancam nyawa penderita

    (data Puskesmas Lepo-lepo).

  • 4

    Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis tertarik

    melakukan studi kasus gangguan sistem pencernaan dengan penyakit gastritis

    yang dtuangkan dalam judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.B dengan

    gangguan sistem pencernaan gastritis di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari ”.

    B. Tujuan

    1. Tujuan Umum

    Melakukan Asuhan Keperawatan pada Tn. B dengan Gangguan

    Sistem Pencernaan Gastritis di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari.

    2. Tujuan Khusus

    a. Melakukan pengkajian pada Tn. B dengan gangguan sistem pencernaan

    gastritis di Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari.

    b. Menetapkan diagnosa keperawatan pada Tn. B dengan gangguan sistem

    pencernaan gastritis di Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari.

    c. Merumuskan intervensi keperawatan pada Tn. B dengan gangguan sistem

    pencernaan gastritis di Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari.

    d. Mengimplementasikan intervensi keperawatan pada Tn. B dengan

    gangguan sistem pencernaan gastritis di Puskesmas Lepo-lepo Kota

    Kendari.

    e. Melakukakan evaluasi asuhan keperawatan pada Tn. B dengan gangguan

    sistem pencernaan gastritis di Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari.

  • 5

    C. Manfaat Penulisan

    1. Manfaat Bagi Penulis

    Dapat dijadikan sebagai pengembangan pengetahuan peneliti

    sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat di bangku

    perkuliahan dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti

    dalam penerapan asuhan keperawatan.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Masyarakat/ Klien

    Menambah pengetahuan dan keterampilan klien dan keluarga

    mengenai perawatan kesehatan dengan penyakit gastritis.

    b. Bagi Institusi Pendidikan

    Sebagai bahan tambahan informasi dan ilmu pengetahuan untuk

    institusi pendidikan dan sebagai referensi Perpustakaan Poltekkes

    Kemenkes Kendari yang bisa digunakan oleh mahasiswa sebagai

    bahan bacaan dan dasar untuk studi kasus selanjutnya.

    c. Bagi Puskesmas

    Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan

    “Asuhan Keperawatan dengan dasus gangguan sistem pencernaan

    gastritis di puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari.

  • 6

    D. Metode Dan Teknik Penelitian

    Studi kasus ini dilakukan dengan kasus gangguan Sistem Pencernaan

    Gastritis di Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

    pada tanggal 14 Mei 2018. Teknik pengumpulan data pada studi kasus dengan

    gangguan sistem pencernaan gastritis di puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

    dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

    a. Studi kepustakaan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan

    dengan karya tulis ini.

    b. Studi kasus menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi

    pengkajian, analisa data, penerapan diagnosa keperawatan, penyusunan

    rencana tindakan keperawatan, penerapan rencana tindakan keperawatan

    dan evaluasi asuhan keperawatan.

    Untuk melengkapi data/informasi dalam pengkajian menggunakan

    beberapa cara antara lain :

    a. Observasi dengan mengadakan pengamatan langsung pada klien

    dengan cara melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan

    perkembangan dan keadaan klien.

    b. Wawancara dengan mengadakan pengamatan langsung.

    c. Pemeriksaan Fisik yang dilakukan pemeriksaan pada klien melalui;

    Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

    d. Studi Dokumentasi Penulis memperoleh data dan medical record hasil

    pemeriksaan di Puskesmas.

  • 7

    c. Teknik Penulisan

    Tekink penulisan disusun secara sistematis sebagai berikut:

    a. BAB I: Latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode

    dan teknik penulisan.

    b. BAB II: Tinjuan teoritis yang mencakup konsep dasar gastritis

    c. BAB III: Tinjauan kasus yang memuat tentang pengamatan kasus yang

    meliputi pengkajian, analisa data, diagnose keperawatan, intervensi

    keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

    d. BAB IV: Pembahasan kasus

    e. BAB V: Penutup yang terdiri dari : kesimpulan dan saran serta diakhiri

    dengan daftar pustaka dalam penyusunan karya tulis ini.

  • 8

    BAB II

    TINJUAN PUSTAKA

    A. Definisi Gastritis

    Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan it is yang

    berarti inflamasi/peradangan. Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan

    sakit “maag” atau sakit ulu hati adalah peradangan dinding lambung terutama

    pada selaput dinding lambung (Gustin,2011). Gastritis adalah proses inflamasi

    pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila

    mekanisme proektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain.

    Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara

    histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada

    daerah tersebut (Suryono,2011).

    Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.

    Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai

    terlepasnya epital mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam

    gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya

    proses imflamasi pada lambung (Sukarmin 2012).

    Menurut Muttaqin (2011), gastritis diklasifikasikanmenjadi 2 yaitu :

    1. Gastritis Akut

    Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

    yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial.

  • 9

    2. Gastritis Kronik

    Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa

    lambung yang bersifat menahun.Gastritis kronik dikasifikasikan dengan tiga

    perbedaan yaitu gastritis superficial, gastritis atrofik, dan gastritis

    hipertrofik.

    a. Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta

    perdarahan dan erosi mukosa

    b. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan mukosa.

    Pada perembangannya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung,

    serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakterisitik dari penurunan

    jumlah sel parietal dan sel chief.

    c. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya modul-nodul

    pada mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan hemoragik.

    B. Anatomi Fisiologi Sistem

    1. Anatomi

    Anatomi lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di

    abdomen atas tepat di bawah diafragma.Dalam keadaan kosong lambung

    berbentuk tabung J, dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat

    raksasa.Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter.Secara anatomi lambung

    terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus.Sebelah atas lambung

    terdapat cekungan kurvaturaminor, dan bagian kiri bawah lambung terdapat

    kurvatura mayor.Spingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan

    pemasukan.Spingter kardia atau spingter esophagus bawah, mengalirkan

    makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung

  • 10

    memasuki esophagus kembali.Daerah lambung tempat pembukaan spingter

    kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat spingter pilorikum

    berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi

    spingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi usus halus kedalam

    lambung (Endanf, 2008).

    Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :

    a. Lapisan Peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa

    b. Lapisan berotot yang terdiri atas 3 lapisan :

    1) Serabut longitudinal yang tidak dalam dan bersambung dengan otot

    esophagus.

    2) Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pylorus serta

    membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama.

    3) Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan

    berjalan dari orivisiu kardiak, kemudian membelok kebawah

    melalui kurva tura minor (lengkung kelenjar).

    c. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh

    darah dan saluran limfe.

    d. Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas

    banyak kerutan/ rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang

    karena berisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pad lapisan ini

    dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya.

    Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini

    mensekresikan mucus. Kelenjar fundus atau gastric terletak di fundus

    dan pada hampir seluruh korpus lambung. Kelenjar gastric memiliki

  • 11

    tipe-tipe utama sel. Sel-sel zimognik atau chief cells mensekresikan

    pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasana asam

    (Budiyono, 2012).

    Persarafan lambung sepenuhnya otonom.Suplai saraf parasimpatis

    untuk lambing dan duodenum dihantarkan dari abdomen melalui saraf

    vagus.Trukus vagus mempercabangkan rmus gastric, pilorik, hepatic dan

    seliaka.Pengetahuan tentang anatomi ini sangat penting, karena vagotomi

    selektif merupakan tindakan pembedahan primer yang paling dalam

    mengobati tukak duoderum (Budiyono, 2012).

    Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia

    seliakum.Serabut- serabut aferen menghantarkan imfuls nyeri yang

    dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di daerah epigastrium, Serabut-

    serabut aferen simpatis mengambat gerakan dan sekresi lambung. Pleksus

    saraf mesenrikus (auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk

    persarafan intrinsic dinding lambing dan mengkordinasi aktivitas motoring

    dan sekresi mukosa lambung (Budiyono, 2012)

    Seluruh suplai darah di lambung dan pancreas (scrat hati, empedu,

    dan limpa) terutama berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka,

    yang mempercabang cabang-cabang yang mengsuplai kurvatura minor dan

    mayor.Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri

    gastroduoodenalis dan arteri pancreas tikoduoodenalis (retroduodenalis)

    yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum.Tukak dinding

    posterior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan menyebabkan

    perdarahan.Daerah vena dari lambung dan duodenum, serta berasal dari

  • 12

    pancreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui vena

    porta (Corwin, 2012).

    2. Fisiologi

    a. Mencerna makanan secara mekanika

    b. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500-3000

    ml gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponen utamanya yaitu

    mucus, HCL (hydrochloric acid), pepsinogen, dan air. Hormone gastrik

    yang disekresikan langsung masuk kedalam aliran darah.

    c. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein

    dirubah menjadi polipeptida.

    d. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air,

    alkohol, glukosa, dan beberapa obat.

    e. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam

    lambung leh HCL.

    f. Mengontrol aliran cahaya chyma (makanan yang sudah dicerna dalam

    lambung) kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam

    duodenum, akan tejadi peristaltic yang lambat yang berjalan dari fundus

    ke pylorus (Hidayat, 2009).

    C. Etiologi

    1. Gastritis Akut

    Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok,

    jenis obat, alkohol, Bkteri, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau

    intoksitasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan

    trauma langsung (Muttaqin, 2011).

  • 13

    Obat-obatan, seperti obat Anti- Inflamasi Nonstreoid / OAINS

    (Indomestasin, ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid,

    Kokain, agen kemoterapi.

    a. Minuman beralkohol; seperti whisky,vodka, dan gin.

    b. Infeksi bakteri; seperti H. Pylori (paling sering), H. Heilmanii,

    Streptococci, Staphylococci, Protecus species, Clostridium species, E.

    Coli, Tuberculosis, dan secondary syphilis.

    c. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus.

    d. Infeksi jamur; sepert Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis.

    e. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu (kompoen

    penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus

    kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respns peradangan

    mukosa.

    f. Iskemia, akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma langsung

    lambung, berhubungan dengan kesimbangan antara agresi dan

    mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat

    menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung.

    2. Gastritis Kronik

    Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui, tetapi

    ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis

    kronik, yaitu: infeksi dan non infeksi menurut Wehbi (2008) dalam

    Muttaqin (2011).

  • 14

    a. Gastritis infeksi

    1) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri ini merupakan

    penyebab utama dari gastritis kronik.

    2) Helycobacter heilmannii, mycobacteriosis, dan syphilis (wehbi,

    2008)

    3) Infeksi parasit

    4) Infeksi virus

    b. Gastritis non- infeksi

    1) Kondisi imunologi (autoimun) didasarkan pada kenyataan, terdapat

    kira-kira 60% serum pasien gastritis kronik mempunyai antibody

    terhadap sel parietalnya.

    2) Gastropati akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluk garam

    empedu kronis dan kontak dengan oains atau aspirin.

    3) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronis yang

    menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung

    dan gastritis sekunder dari terapi obat-obatan.

    4) Gastritis granuloma non-infeksi kronis yang berhubungan dengan

    berbagai penyakit, meliputi penyakit crohn, sarkoidosis, wegener

    granulomatus, penggunaan kokain, isolated granulomatus gastritis,

    penyakit granulomatus kronik pada masa anak-anak , eosinophilic

    granuloma, allergic granulomatosis, dan vasculitis, plasma cell

    granulomas, rheumatoid nodules, tumor amyloidosis, dan

    granulomas yang berhubungan dengan kanker lambung.

  • 15

    5) Gastritis limfositik, sering disebut dengan collagnous gastritis dan

    injuri radiasi pada lambung.

    Menurut Smeltzer (2010) Faktor-faktor resiko yang sering

    menyebabkan gasitritis diantaranya:

    1. Pola makan. Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah

    terserang penyakit ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong

    atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan

    mukosa lambung sehingga timbul rasa nyeri.

    2. Helicobater Pylori Helicobacter pylori adalah kuman gram negative,

    basil yang berbentuk kurva dan batang Helicobacter pylori adalah suatu

    bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis

    (gastritis) pada manusia. Infeksi Helicobacter pylori ini sering diketahui

    sebagai penyebab utama terjadi ulkus peptikum dan penyebab terserang

    terjadinya gastritis.

    3. terlambat makan. Secara alami lambung akan terus memproduksi asam

    lambung setiap waktu dalam jumlah kecil, setelah 4-6 jam sesudah

    makan biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan

    terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah

    asam lambung terstimuulasi. Bila seseorang telat makan sampai 2-3

    jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih

    sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa

    nyeri di sekitar epigastrium )Sediaoetama, 2010).

    4. Makanan Pedas. Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan

    merangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan usus kontraksi.

  • 16

    Hal ini, akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang

    disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat penderita

    semakin berkurang nafsu makannya. Bila kebiasaan mengkonsmsi

    makanan pedas > 1x dalam 1 minggu selama minimal 6 bulan dibiarkan

    terus menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut

    dengan gastritis (Sediaoetama,2010).

    D. Patofisiologi

    Obat-obatan, alkohol, garam, empedu, zat iritan lainnya dapat merusak

    mukosa lambung (gastritis erosif).Mukosa lambung berperan penting dalam

    melindungi lambung dari autodigesti oleh HCI dan pepsin. Bila mukosa

    lambung rusak terjadi difusi HCi ke mukosa dan HCI akan merusak mukosa.

    Asam dalam lumen + empedu, NSAIDs, alkohol

    Epitel sawar lambung rusak

    Asam kembali berdifusi ke mukosa lambung

    Asam kembali

    Penghancuran sel mukosa

    Asam Pepsinogen-pepsin Histamin

    Fungsi sawar

    Penghancuran

    Kapiler Dan

    Vena Kecil

    Perangsangan kolenergik

    Peningkatan motilitas

    pepsinogen

    perdarahan

    Vasodilatasi kapiler

    Permeabilitas

    terhadap protein.

    Plasma bocor ke

    intestum ederna.

    Plasma bocor

    kedalam lambung

  • 17

    Kehadiran HCI di mukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen

    menjadi pepsin.Pepsin merangsang pelepasan histamine dari sel mast. Histamin

    akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi

    peripndahan cairan dari intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan edema dan

    kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya

    lambung dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan

    tersebut menghilang dengan sendirinya (Surutan dan Lusianah 2010).

    Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi

    akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan di isi oleh jaringan

    fibrin sehingga lapisan mukosa lambuung dapat hilang dan terjadi atropi sel

    mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung

    akan menurun atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat

    diserap di usus halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam

    pertumbuhan dan maturasi sel darah merah. Pada akhirnya klien gasitris dapat

    mengalami anemia. Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap

    perforasi lambung dan perdarahan (Suratun & Lusianah 2010).

    E. Manifestasi Klinis

    Peningkatan asam lambung yang ditimbulkan oleh gastritis seringkali

    memberikan dampak buruk bagi penderitanya karena menimbulkan rasa asam

    di mulut, nyeri pada ulu hati, mual, muntah, anoreksia, diare, rasa tak nyaman

    pada abdomen, hingga badan menjadi panas (Baughman,2000; Misnadiarly,

    2009). Gejala umum pada penyakit gasitris yaitu rasa tidak nyaman pada perut,

    perut kembung, sakit kepala dan mual muntah, keluhan lain seperti merasa

    tidak nyaman pada epigastrium, sakit seperti terbakar pada perut bagian atas

  • 18

    yang daoat berakibat lebih buruk ketika makan, nafsu makan hilang,

    bersendawa dan kembung, bisa juga disertai demam, menggigil atau

    kedinginan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Puspadewi,2012).

    Tanda dan gejala dari gasitris adalah nyeri di ulu hati, mual, muntah, rasa

    asam, di mulut, dan anoreksia (Dermawan dan Rahayuningsih,2010).

    Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis, disebut kronis bila

    gejala itu berlangung lebih dari satu bulan terus-menerus dan gasitris ini dapat

    ditangani sejak awal yaotu: mengonsumsi makanan lunak dalam porsi kecil,

    berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam, berhenti merokok serta

    minuman beralkohol dan jika memang diperlukan dapat minum antasida

    sekitar setengah jam sebelum makan atau sewaktu makan (Misnadiarly, 2009).

    F. Pemeriksaan Penunjang

    Untuk menegakkan diagnose gasitris, dilakukan dengan berbagai

    macam pemeriksaan, diantaranya (Yuliarti dan Nurheti, 2009):

    1. Tes darah. Dokter biasa meminta pasien untuk melakukan cek darah untuk

    melihat adanya antibodi terhadap serangan Helicobacter pylori.Hasil tes

    yang positif menunjukkan bahwa seseorang pernah mengalami kontak

    dengan bakteri Helicobacter pyleri dalam hidupnya, tetapi keadaan tersebut

    bukan berarti seseorang telah terinfeksi Helicobacter pylori.Tes darah juga

    dapat digunakan untuk mengecek terjadinya anemia yang mungkin saja

    disebabkan oleh perdarahan yang disebabkan karena gasitris.

    2. Breath tes. Tes ini menggunakan tinja sebagai sampel dan ditujukan untuk

    mengetahui apakah ada infeksi Helicobacter pylori (bakteri penyebab

    gastrtis) dalam tubuh seseorang.

  • 19

    3. Stool test. Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya Helicobacter pylori

    dalam sampel tinja seseorang.Hasil tes yang positif menunjukkan orang

    tersebut terinfesi Helicobacter pyori.Biasanya dokter juga menguji adanya

    darah dalam tinja yang menandakan adany perdarahan dalam lambung

    karena gastritis.

    4. Endoskopi. Endoskopi dimaksudkan untuk melihat adanya kelainan pada

    lambung yang mngkin tidak dapt dilihat dengan sinar X.

    5. Rontgen. Rontgen bertujuan untuk melihat adanya kelaianan pada lambung

    yang dapat dilihat dengan sinar X. Agar dapat dilihat dengan jelas, biasanya

    penderita diinjeksi terlebih dahulu dengan bubur barium.

    G. Komplikasi

    1. Perdarahan Gastrointestinal. Pada kondisi gastritis yang tidak ditangani

    dengan baik, maka akan berakibat pada peradangan yang berlanjut.

    Peradangan yang berlanjut ini akan mengakibatkan pada rusaknya mukosa

    lambung. Hal ini terjadi karena selain zat korosif HCI juga dipicu oleh

    mediator yang merupakan suatu proteolitik. Bila sudah mencapai mukosa,

    dan berlanjut menuju lapisan submukosa yang kaya akan pembuluh darah,

    maka dapat terjadi kondisi perdarahan yang persisten (Marx,2010).

    2. Perforasi Gaster. Proses inflamasi yang terjadi terus menerus dan sifat

    korosif HCI yang menembus barier mukosa, menjadikan kerusakan

    structural yang berarti. Hal ini akan merusak pada vaskularisasi dig aster

    sendiri. Sehingga, akan terkadi suatu kondisi iskemik terlokalisasi, iskemik

    ini akan berlanjut pada nekrosis sel, sehingga akan dapat dengan mudah

    mengalami rupture. Sehingga, dapat terjadi perforasi gaster (Marx, 2010).

  • 20

    3. Anemia defisiensi besi. Pada kondisi komplikasi gastritis seperti terjadi

    perdarhan, maka akan terjadi kehilangan darah yang persisten. Hal ini

    dianggap sebagai mekanisme awal dan terjadinya anemia defisiensi besi.

    Kehilangan darah yang berlanjut ini menjadikan kurangnya total ikatan besi

    dalam darah atau total iron binding capacity. Sehingga, akan muncul tanda

    dan gejala anemia yang khas. Selain itu, pada kondisi gasitris juga terjadi

    suatu kondisi mukosa gaster mengalami efek baik secara structural atau

    fungsionalnya. Penyerapan dari beberapa zat seperti vitamin B12 dan besi

    sendiri akan mengalami gangguan. Pada suatu penlitian, didapat bahwa

    pasien dengan terapy besi 100 mg perhari mengalami pemanjangan waktu

    gejala pada kondisi gasitris. Hal ii menunjukkan adanya penurunan efikasi

    ari penyerapan besi sendiri yang bermanifestasi pada anemia defisiensi besi

    (Hershko, 20104).

    4. Carcinoma Gaster. Mukosa gaster adalah suatu struktur yang terdiri dari sel

    epitel dan tersusun atas banyak glandula. Glandula ini memiliki peran

    masing-masing yang saling mendukung. Hal ini merupakan kondisi yang

    mendasari perkembangan komplikasi menuju suatu keganasan. Kerusakan

    mukosa gaster pada gasitris terjadi pada beberapa tempat saja. Hal ini

    menjadi fungsi mereka mengalami penurunan, sehingga akan berakibat pada

    hyperaktivitas dari sel kelenjar yang lain. Berawal dari hyperaktivitas inilah

    dapat memicu proliferasi patologis yang dapat berujung pada suatu kondisi

    keganasan (Hershko,2014).

  • 21

    H. Penatalaksanaan

    Pada klien yang mengalami mual dan muntah dianjurkan pasien untuk

    bedrest, status NPO (Nothing Peroral), pemberian antiemetic dan pasang infus

    untuk mempertahankan cairan tubuh klien. Pasien biasanya sembuh spontan

    dalam beberapa hari. Bila muntah berlanjut perlu dipertimbangkan

    pemansangan NGT. Antasida diberikan untuk mengatasi perasaan begah dan

    tidak enak di abdomen dan menetralisir asam lambung dengan meningkatkan

    pH lambung seikitar 6. Anatogonis H2 (seperti ranitidine, rantin dan simetidin)

    dan inhibitor pompa proton (seperti omeprazole atau lansoprazole) mampu

    menurunkan sekresi asam lambung. Antibiotic diberikan bila dicurigai adanya

    infeksi oleh helicobacter pylori. Kombinasi dua atau tiga antibiotik dapat

    diberikan untuk mengeradikasi helicobacter pylori (seperti clarithromycin dan

    amoksilin) (Hirlan, 2009).

    Bila terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu

    dilakukan tranfusi darah untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh dan

    dilakukan lavage (bilas) lambung. Bila tidak dapat dikoreksi maka pembedahan

    dapat menjadi alternatif. Pembedahan yang dapat dilkukuan pada klien dengan

    gastritis adalah gastrectomi parsial, vagotomi atau pyloroplasti.Injeksi

    intravena cobalamin dilakukan bila terdapat anemia pernisiosa. Fokus

    intervensi keperawatan adalah bagaimana mengevaluasi dan mengeliminasi

    faktor penyeban gasititris antara lain dianjurkan klien untuk tidak

    mengkonsumsi alkohol, kafein, the panas, atau zat iritan bagi lambung serta

    merubah gaya hidup dengan pola hidup sehat dan meminimalisasi stress

    (Suratun dan Lusianah 2010).

  • 22

    Discharge planning (perencanaan pulang) untuk pasien dengan gasitris

    (Nanda NIC NOC, 2013) :

    1. Hindari minuman alkohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga

    terjadi implamasi dan perdarahan.

    2. Hindari merokok karena dapat menggangu lapisan dinding lambung

    sehingga lambung menjadi lebih mudah mengalami gasitris dan tukak/ulkus

    dan rokok dapat meningkatkan asam lambng dan memperlambat

    penyembuhan tukak.

    3. Atasi stress sebaik mungkin.

    4. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur, namun hindari sayur dan

    buah yang asam (missal; jeruk, lemon, grapefruit, nanas, tomat).

    5. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik)

    asam lambung.

    6. Berolahraga secara teratur untuk membantah mempercepat aliran makanan

    melalui usus.

    7. Bila perut mudah mengalami kembung (banyak gas) untuk sementara waktu

    kurangi konsumsi makanan tinggi serat.

    8. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering berupa makanan

    lunak dan rendah lemak. Makanlah secara perlahan dan rileks.

  • 23

    I. Pathway

    J. Fokus Pengkajian

    Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

    proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data

    untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam,

    2008). Kegiatan pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan

    secara terus menerus selama proses keperawatan berlangsung.

  • 24

    1. Identitas

    a. Identitas klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,

    pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian diagnose

    medis, status dan alamat.

    b. Identitas keluarga/penanggung jawab meliputi: nama, umur, alamat,

    pendidkan, pekerjaan, hubungan dengan klien

    2. Riwayat Kesehatan

    Riwayat kesehatan merupakan proses dalam mengkaji status atau

    masalah kesehatan sekarang dan dahulu serta keluarga, kemudian dapat

    menggunakan pola PQRST dalam mengumpulkan data yang lebih lengkap

    tentang setiap keluhan pasien.

    a. Keluhan utama merupakan suatu keluhan yang dirasakan oleh klien

    sangat mengganggu yaitu mengeluh nyeri epigastrium.

    b. Riwayat kesehatan utama merupakan pengembangan dari keluhan utama

    yang terdiri dari : provikative/palliative (p) yaitu faktor penyebab, quality

    (q) seberapa berat nyeri dirasakan, region (r) seberapa luas nyeri

    dirasakan, savety atau skala nyeri (s) seberapa tinggi nyeri yang

    dirasakan, time (t) seberapa lama serangan itu terjadi.

    c. Riwayat kesehatan dahulu menerangkan kedaan keluarga apakah

    ditemukan ada penyakit keturunan kecenderungan alergi dalam satu

    keluarga, penyakit menular, akibat kontak langsung maupun tidak

    langsung antara anggota keluarga..

    d. Riwayat kesehatan keluarga menanyakan tentang riwayat penyakit dalam

    keluarga terdekat klien.

  • 25

    3. Aspek Biologis

    a. Keadaan/ Penampilan Umum : lemah, sakit ringan, sakit berat, gelisah,

    rewel.

    b. Kesadaran : dapat diisi dengan tingkat kesadaran secara kualitatif atau

    kuantitatif yang dipilih secara dengan kondisi klien. Secara kuantitatif

    dapat dilakukan dengan pengukuran Glossgow Coma Scala (GCS),

    sedangkan secara kualitatif tingkat kesadaran dimulai dari compos

    mentis, apatis, somnolen, spoor dan koma.

    c. Berat Badan/ tinggi badan.

    d. Tanda-tanda vital yang terdiri dari :

    1) Tensi : tekanan sistole/ tekanan diastole mmHg

    2) Nadi : frekuensi per menit, denyut kuat/ tidak, regular/ ireguler.

    3) Suhu : ° C

    4) Frekuensi pernafasan : frekuensi per menit, regular/ ireguler

    4. Pemeriksaan fisik

    a. Sistem Pernafasan dikaji ketajaman penciuman bentuk dada, adany nyri

    tekan atau tidak, bunyi suara nafas.

    b. Sistem kardiovaskuler dikaji apakah ada peninggian vena jugularis,

    capillary refill, frekuensi nadi, bunyi jantung.

    c. Sistem gastrointestinal dikaji mengenal nafsu makan, kebiasaan defekasi,

    intoleransi makanan, nual, muntah, dan nyeri, bising usus.

    d. Sistem perkemihan dikaji frekuensi buang air kecil. Warna apakah ada

    nyeri saat buang air kecil.

  • 26

    e. Sistem neurologis dikaji sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat

    terganggu, disorientasi/ bingung, dan nyeri epigastrium.

    f. Sistem musculoskeletal ditunjukkan dengan adanya kelemahan dan

    kelelahan. Macam-macam gerakan ROM, yaitu :

    1) Fleksi yaitu berkurangnya sudut persendian.

    2) Ekstensi yaitu bertambahnya sudut persendian.

    3) Hiperekstensi yaitu ekstensi lebih lanjut.

    4) Abduksi yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh

    5) Adduksi yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh

    6) Rotasi yaitu gerakan memutari pusat dari tulang

    7) Eversi yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak

    membentuk sudut persendian.

    8) Inversi yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak

    membentuk sudut persendian.

    9) Pronasi yaitu gerakan telapak tangan dimana permukaan tangan

    bergerak ke bawah.

    10) Supinasi yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan

    bergerak ke atas.

    11) Oposisi yaitu gerakan menyentuh ibu jari ke setiap jari-jari tangan

    pada tangan yang sama (Wong Donna L, 2009). Cara menghitung

    kekuatan otot :

    1) 0 : Otot sama sekali tidak mampu bergerak, tampak berkontraksi,

    bila lengan/ tungaki dilepaskan, akan jatuh 100% pasif.

  • 27

    2) 1: Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada tahanan

    sewaktu jatuh.

    3) 2 : mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan gaya

    gravitasi (saja), tapi dengan sentuhan akan jatuh.

    4) 3 : mampu menahan tegak walaupun sedikit didorog tetapi tidak

    mampu melawan tekan atau dorongan dari pemeriksa.

    5) 4 : mampu bergerak luas gerak sendi penuh, melawan gravitasi

    dan melawan tahanan sedang.

    6) 5 : kekuatan utuh, mampu bergerak luas, gerak sendi penuh,

    melawan gravitasi dan melawan tahanan maksimal.

    g. Sistem endokrin menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan,

    polipagia, poliurea, polidipsi.

    h. Sistem Integumen mengkaji warna kuit, tekstur kulit, turgor kulit, CRT

    kurang dari 2 detik, suhu oedema, infeksi, pada pasien diare kulit pucat,

    turgor jelek, suhu tubuh, meningkat.

    i. Sistem genetalia memeriksa kemungkinan adanya iritasi dan infeksi

    5. Pola Aktivitas

    a. Pola nutrisi: terdapat penurunan nafsu mskn, mual dan muntah.

    b. Pola elimminasi: terjadi diare atau konstipasi.

    c. Pola Istirahat: terjadi gangguan tidur karena nyeri.

    d. Pola aktivitas: biasanya penderita merasa cepat lelah bila beraktivitas.

    e. Personal hygiene: ketidakmampuan klien dalam melakukan pemeliharaan

    secara mandiri.

    6. Psikososial dan spiritual

  • 28

    a. Status emosi dikaji perasaan atau perilaku yang tidak diharapkan seperti

    ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.

    b. Konsep diri

    1) Citra tubuh yaitu sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau

    tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang megenai

    ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.

    2) Ideal diri yaitu persepsi individu tentang bagaimana seharusnya

    bertingkah laku berdasarkan standar pribadi.

    3) Harga diri yaitu penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

    menganalisa berapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal

    dirinya.

    4) Peran diri yaitu serangkaian pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan

    yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi

    individu di dalam kelompok sosialnya.

    5) Identitas diri yaitu kesadaran tentang diri sendiri yang dapat

    diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya,

    menyadari bahwa dirinya berbeda dengan orang lain.

    c. Data social yaitu interaksi klien selama di rumah sakit pada perawat,

    dokter dan lingkungan sekitar.

    d. Data ekonomi yaitu kondisi ekonomi, pendapatan keluarga dan

    penggunaan program jaminan Kesehatan.

    e. Data Spiritual dikaji kebiasaan ibadah klien sebelum dan saat sakit

    hubungannya dengan yang maha kuasa dan maha pencipta, tergantung

    pada kepercayaan dianut oleh klien.

  • 29

    7. Data Penunjang

    a. Pemriksaan radiologi : USG, BNO.

    b. Elektrokardiografi.

    c. Laboratorium.

    K. Fokus Diagnosa Keperawatan

    Menurut (Nanda NIC NOC, 2013) pada pasien gastritis diagnosa

    keperawatan yang dapat ditemukan antara lain :

    1. Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif) berhubungan dengan keluar/

    hilangnya cairan tubuh secara berlebihan (muntah/ perdarahan) ditambah

    dengan asupan cairan yang tidak memadai.

    2. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik: iritasi mukosa lambung.

    3. Resiko tinggi mengalami kekurangan nutrisi yang berhubungan dengan

    tindakan pembatasan asupan nutrisi (makanan) atau karena berpuasa.

    4. Kecemasan/ketakutan yang berhubungan dengan perubaha status kesehatan,

    ancaman kematian, dan timbulnya rasa nyeri.

    L. Fokus Intervensi Keperawatan

    Setelah merumuskan diagnose keperawatan, maka intervensi dan

    aktivitas keperawatan harus ditetapkan untuk mengurangi, menghilangan,

    mencegah keperawatan klien yang disebut perencanaan keperawatan (Nanda

    nic noc, 2013).

    1. Kekurangan volume cairan (Kehilangan aktif) berhubungan dengan keluar/

    hilangnya cairan tubuh secara berlebihan (muntah/ perdarahan) ditambah

    dengan asupan cairan yang tidak memadai.

    a. Tujuan : Untuk menjaga agar pemenuhan kebutuhan cairan tubuh tetap

    memadai.

  • 30

    b. Kriteria Hasil :

    1) Pengeluaran urine yang memadai/adekuat.

    2) Tanda-tanda vital dalam batas normal.

    3) Membran Mukosa lembab.

    4) Turgor kulit baik.

    5) Intervensi kapiler

  • 31

    c. Intervensi Keperawatan

    Tabel 2.2 Intervensi dan Rasionalisasi Diagnosa Keperawtan 2

    Intervensi Rasional

    1. Kaji dan catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, dan

    intensitasnya (dengan skala nyeri

    1-5)

    2. Berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering

    3. Jelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat merangsang

    asam lambung, seperti makanan

    yang pedas dan asam.

    4. Atur posisi tidur yang nyaman bagi pasien.

    5. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi,

    seperti menarik napas dalam,

    mendengarkan music, menonton

    tv dan membaca

    6. Berikan terapi obat analgesic antasida

    1. Untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi.

    2. Makanan sebagai penetralisir asam lambung

    3. Makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa

    lambung

    4. Posisi yang nyamandapat menurunkan nyeri

    5. Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian pasien,

    sehingga dapat menurunkan

    nyeri

    6. Untuk menghilangkan nyeri lambung

    Sumber :(Nanda NIC NOC, 2013)

    3. Resiko tinggi mengalami nutrisi yang berhubungan dengan tindakan

    pembatasan asupan nutrisi (makanan) atau karena berpuasa

    a. Tujuan : untuk memenuhi asupan gizi sesuai dengan eutuhan tubuh.

    b. Kriteria Hasil :

    1) Pasien bisa mengabiskan satu porsi makanan

    2) berat badan meningkat

    3) Hasil laboratorium menunjukkan kadar albumin (jenis protein yang

    terkandung dalam plasma darah dan Hb normal.

  • 32

    c. Intervensi keperawatan

    Tabel 2.3 Intervensi dan Rasionalisasi Diagnosa Keperawatan 3

    Intervensi Rasional

    1. Kaji kasus nutrisi dari pola makan pasien.

    2. Puasakan pasien selama fase akut 3. Jelaskan agar pasien menghindari

    minuman yang mengandung

    kafein.

    4. Timbang berat badan pasien setiap hari dengn alat ukur yang

    sama

    5. Berikan terapi multivitamin dan antasida sesuai program medis

    1. Sebagai dasar untuk menentukan intervensi

    2. Menurunkan ransangan lambung, sehingga mencegah

    muntah

    3. Kafein dapat merangsang aktivitas gaster.

    4. Untuk megetahui status nutrisi pasien

    5. Untuk menigkatkan nafsu makan menghilangkan mual.

    Sumber :(Nanda NIC NOC, 2013)

    4. Kecemasan atau Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status

    kesehatan, ancaman kematian, dan timbulnya rasa nyeri.

    a. Tujuan : Mengatasi rasa cemas

    b. Kriteria hasil : Kecemasan (ansietas) berkurang

    c. Intervensi keperawatan

    Tabel 2.4 Intervensi dan Rasionalisasi Diagnosa Keperawatan 4

    Intervensi Rasional

    1. Awasi respon fisiologi, misal takipnea, palpitasi,

    pusing sakit kepala, sensasi

    kesemutan

    2. Dorong pasien untuk menyatakan perasaan takut

    dan kecemasan yang hadapi

    dengan memberikan umpan

    balik

    3. Berikan informasi yang akurat.

    4. Berikan lingkungan tenang untuk pasien beristirahat.

    5. Dorong orang terdekat dengan/ sering menemani

    pasien.

    6. Tunjukkan teknik relaksasi, asuhan dan menurunkan

    kcemasan yang tak perlu

    akibat ketidaktahuan pasien.

    1. Dapat menjadi indikaotr untuk menilai derajat takut yang dialami

    pasien. Tetapi, respon ini dapat juga

    berhubungan dengan kondisi fisik /

    status sosial.

    2. Membuat sebuah hubungan teurapetik.

    3. Melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkankecemasan

    yang tak pelu akibat ketidaktahuan

    pasien.

    4. Memindahkan pasien dari pengaruh stressor luar, meningkatkan

    relaksasi, serta dapat meningkatkan

    keterampilan koping.

    5. Membantu menrunkan rasa takut karena segala sesuatu tidak haru

    dihadapi seorang diri.

    6. Belajar cara-cara untuk rileks, sehingga dapat membantu

    menurunkan rasa takut dan cemas

    pada pasien.

  • 33

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    A. Pengkajian

    Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara,

    observasi langsung, melalui pemeriksaan fisik pada klien, menelaah catatan

    medis dan keperawatan klien. Asuhan keperawatan dilakukan pada klien Tn B,

    usia 23 tahun, suku/bangsa tolaki, pendidikan SMA, agama islam, alamat Kec.

    Baruga, diagnosa medis gastritis, penanggung jawab Ny, T selaku ibu dari

    klien Tn. B pada tanggal 14 mei 2018. Sumber data diperoleh melalui

    wawancara dengan Tn. B secara langsung di puskesmas lepo-lepo.

    Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Mei 2018, dan didapatkan hasil

    pengkajian sebagai berikut :

    1. Riwayat Kesehatan

    a. Riwayat Kesehatan Sekarang

    1) Keluhan utama

    Klien mengeluh nyeri pada perut. Pada pengkajian riwayat

    keluhan klien mengatakan keluhan timbul secara tiba-tiba dan tidak

    tau penyebab timbulnya keluhan, nyeri yang dirasakan seperti teriris

    pisau dan dirasakan pada daerah perut, klien mengatakan dari angka

    0-10 nyeri yang dirasakan berada diangka 6 (nyeri sedang) dan

    keluhan yang dirasakan hilang timbul. Upaya yang telah dilakukan

    yaitu keluarga langsung mengantarkan Tn. B ke puskesmas untuk

    dilakukan pemeriksaan segera.hasil observasi yang dilakukan nampak

  • 34

    wajah klien meringis, gelisah dan terdapat nyeri tekan pada

    epigastrium.

    2) Keluhan yang menyertai

    Klien mengakatakan saat ini keluhan yang dirasakan hanya

    nyeri pada perutnya, keluhan yang dirasakan hilang timbul dan tidak

    menentu kapan datangnya. Klien mengatakan tiga hari yang lalu

    masuk UGD Puskesmas Lepo-Lepo dengan keluhan yang sama

    namun keluhan disertai mual dan muntah, klien mengatakan kesulitan

    untuk makan, jika makan akan langsung dimuntahkan kembali.

    3) Terapi/operasi yang pernah dilakukuan

    Berdasarkan catatan medic klien iga hari yang lalu mendapatkan

    terapi infuse RL 20 tpm (tetes per menit), inj. ranitide, inj.

    Ondansetron, obat oral vitamin B kompleks.

    b. Riwayat Kesehatan Masalah Lalu

    Klien mengatakan tidak pernah mengalami keluhan yang sama

    sebelumnya, klien juga tidak pernah mengalami riwayat penyakit lain.

    Klien memiliki kebiasaan merokok.

    c. Riwayat Kesehatan Keluarga

    Keluarga mengatakan anggota keluarganya belum pernah ada

    yang mengalami keluhan yang sama dengan Tn. B sebelumnya, keluarga

    uga mengatakan anggota kelarganya tidak ada yang memiliki riwayat

    penyakit tertentu atau penyakit keturunan.

  • 35

    Gambar 4.1. Genogram Tn. B

    1) Keterangan genogram

    : Laki-laki

    : Perempuan

    ................... : Tinggal Serumah

    : Hubungan Keluarga

    ? : Umur Tidak Diketahui

    : Anggota Keluarga yang Meninggal

    2. Pemeriksaan Fisik

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum lemah,

    kesadaran composmentis, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan

    darah 130/90 mmHg, nadi 86 x/menit, penafasan 24 x/menit dan suhu 37°

    C. pada pemeriksaan fisik abdomen terdapat nyeri tekan pada epigastrium.

    Pada pemeriksaan fisik body systems lainnya didapatkan hasil tidak ada data

    bermasalah atau dikeluhkan klien.

    3. Pola aktivitas

    Pada pengkajian pola aktivitas makan didapatkan data sebelum sakit;

    klien mengatakan jenis makanan yang sering dikonsunmsi adalah jenis

    makanan berminyak, asam, pedas, dan berbumbu. Klien megatakan sering

    ?

    ?

    ? ? ?

    23 ?

  • 36

    terlambat makan dan jika makan selalu dalam porsi yang besar. Selama

    sakit klien dianjurkan diet makanan lunak dengan porsi sedikit tapi sering

    dan menghindari makanan pencetus keluhan. Tidak ada masalah pada

    pengkajian pola aktivitas kebersihan perorangan, istirahat dan aktivitas.

    4. Psikososial

    Pada pengkajian sosial/interaksi didapatkan data adanya dukungan

    keluarga, kelompok/teman/masyarakat dan reaksi saat interaktif klien

    terlihat kooperatif. Pada pengkajian psikologis klien mengatakan merasa

    cemas dengan keadaanya, klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan

    masih belum hilang sepenuhnya dan merasa takut jika keadaannya tak

    kunjing membaik, hasil observasi yang dilakukan Nampak wajah klien

    terlihat tegang dan takut, klien tampak bingung tentang penyakitnya ketika

    ditanya.

    5. Terapi yang didapatkan saat ini yaitu omeprazole tab 3x1, cotrimoxazole

    3x1, vitamin B komplek 3x1.

  • 37

    B. Data fokus

    Nama Klien : Tn. B

    Ruang Rawat : Ruang Bougenvil

    Nama Mahasiswa : ASRIANI

    NIM : 14401 2017 000 115

    Tabel 3.1 Data Fokus Pengkajian Keperawaan

    No Data Masalah

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    Data Subyektif

    Klien mengeluh nyeri pada perut

    P: Kien mengatakan keluhan timbul

    secara tiba-tiba dan tidak tahu penyebab timbulnya

    keluhan.

    Q: Klien mengatakan nyeri yang

    dirasakan seperti teriris pisau.

    R: Keluhan dirasakan pada daerah perut

    S: Skala nyeri 0-10 (nyeri sedang 6).

    T: Klien mengatakan keluhan yang

    dirasakan hilang timbul.

    Klien mengatakan tidak tahu tentang penyebab timbulnya

    keluhan.

    Klien mengatakan sebelum sakit jenis makanan yang

    sering dikosumsi adalah jenis makanan berminyak, asam,

    pedas dan berbumbu.

    Klien mengatakan sering terlambat makan dan jika makan

    selalu dalam porsi yang besar.

    Kien mengatakan merasa cemas dengan keadaanya

    Kien mengatakan nyeri yang dirasakan masih belum

    hilang sepenuhnya dan merasa takut jika keadaanya tak

    kunjung membaik.

    Data obyektif

    Nampak wajah klien meringis

    Nampak klien gelisah

    Nyeri tekan pada epigastrium

    wajah klien terlihat tegang

    Klien tampak bingung tentang penyakitnya ketika ditanya.

    Tanda-tanda vital :

    TD : 86x/m

    N :86 x /m

    RR: 24 x/m

    S : 37 C

    Nyeri Akut

  • 38

    C. Perumusan Masalah

    Nama Klien : Tn. B

    Ruang Rawat : BOUGENVIL

    Nama Mahasiswa : ASRIANI

    NIM : 14401 2017 000 11 5

    1. Rumusan Masalah

    Tabel 3.2 Rumusan Masalah Asuhan Keperawatan Klien dengan Gastritis

    No Data Etiologi Masalah

    1 DS : 1. Klien mengeluh nyeri

    pada perut

    P : klien mengatakan

    keluhan timbul secara

    tiba-tiba dan tidak tau

    penyebab timbulnya

    keluhan

    Q : klien mengatakan

    nyeri yang dirasakan

    seperti teriris pisau

    R : keluhan dirasakan

    pada daerah perut

    S : skala nyeri 0-10

    (nyeri sedang 6)

    T : klien mengatakan

    keluhan yang

    dirasakan hilang

    timbul

    DO :

    1. Nampak wajah klien meringis

    2. Nampak klien gelisah 3. Nyeri tekan pada

    epigastrium

    4. Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mmHG

    N : 86 x/m

    RR : 24 x/m

    S : 37 °C

    Faktor predisposisi (Pola

    makan tidak teratur, obat-

    obatan, bakteri)

    Mengganggu

    pembentukan sawat

    mukosa lambung

    Produksi HCL meningkat

    Mukosa lambung teriritasi

    Nyeri epigastrium

    Nyeri Akut

  • 39

    2 DS : 1. Klien mengatakan

    merasa cemas dengan

    keadaannya

    2. Klien mengatakan rasa nyeri yang

    dirasakan masih

    belum hilang

    sepenuhnya dan

    merasa takut jika

    keadaannya tak

    kunjung membaik.

    DO :

    1. Nampak klien gelisah 2. Nampak wajah klien

    terlihat tegang

    3. Tanda-tanda vital : TD 130/90 mmHg

    N : 86 x/m

    RR : 24 x/m

    S : 37 °C

    kurang informasi

    faktor predisposisi

    (Pola makan tidak teratur,

    obat-obatan, bakteri)

    Gastritis

    Perubahan status

    kesehatan

    Ansietas

    Ansietas

    3 DS : 1. Klien mengatakan

    tidak tau tentang

    penyebab timbulnya

    keluhan.

    2. Klien mengatakan sebelum sakit jenis

    makanan yang sering

    dikonsumsi adalah

    jenis makanan

    berminyak, asam,

    pedas, dan berbumbu.

    3. Klien mengatakan sering terlambat

    makan dan jika

    makan selalu dalam

    porsi yang besar

    DO :

    1. Klien tampak bingung tentang

    penyakitnya ketika

    ditanya.

    2. Nampak klien gelisah 3. Nampak wajah klien

    terlihat tegang

    Kurangnya Informasi

    Tentang Penyakit

    Defesiensi

    Pengetahuan

    Defisiensi

    Pengetahuan

  • 40

    2. Diagnosa keperawatan

    a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis: Iritasi mukosa lambung

    yang ditandai dengan :

    Data subjektif :

    Klien mengeluh nyeri pada perut

    P : Klien mengatakan keluhan timbul secara tiba-tiba dan tidak tau

    penyebab timbulnya keluhan

    Q : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti teriris pisau

    R : Keluhan dirasakan pada daerah perut

    S : Skala nyeri 0-10 (nyeri sedang 6)

    T : Klien mengatakan keluhan yang dirasakan hilang timbul

    Data objektif :

    1) Nampak wajah klien meringis

    2) Nampak klien gelisah

    3) Nyeri tekan pada epigastrium

    4) Tanda-tanda vital :

    TD : 130/90 mmHg

    N : 86 x/menit

    RR : 24 x/menit

    S : 37 °C

  • 41

    b. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehaan yang ditandai

    dengan :

    Data Subjektif :

    1) Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya.

    2) Klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan masih belum hilang

    sepenunhya dan merasa takut jika keadaannya tak kunjung

    membaik.

    Data Objektif :

    1) Nampak klien gelisah

    2) Nampak wajah klien terlihat tegang

    3) Tanda-tanda vital :

    TD : 130/90 mmHg

    N : 86 x/menit

    RR : 24 x/menit

    S : 37 °C

    c. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang

    ditandai dengan :

    Data Subjektif :

    1) Klien mengatakan tidak tau tentang penyebab timbulnya keluhan

    2) Klien mengatakan sebelum sakit jenis makanan yang sering

    dikonsumsi adalah jenis makanan berminyal, asam, pedas, dan

    berbumbu.

    3) Klien mengatakan sering terlambat makan dan jika makan selalu

    dalam porsi yang besar.

  • 42

    Data objektif :

    1) Klien tampak bingung tentang penyaktinya ketika ditanya.

    2) Nampak klien gelisah.

    3) Nampak wajah klien terlihat tegang.

  • 43

    D. Rencana Tindakan Keperawatan

    Tabel 3.3 Rencana Tindakan Keperawatan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gastritis

    No Diagnosa keperawatan

    Rencana keperawatan

    Tujuan dan kriteria

    objektif Intervensi Rasional

    1 Nyeri berhubungan dengan

    agen cedera biologis: Iritasi

    mukosa lambung

    yang ditandai dengan:

    DS: 1. Klien mengeluh nyeri

    pada perut

    P :klien mengatakan

    keluhan timbul secara

    tiba-tiba dan tidak tau

    penyebab timbulnya

    keluhan.

    Q: klien mengatakan nyeri

    yang dirasakan seperti

    teriris pisau

    R : keluhan dirasakan

    pada daerah perut

    S : skala nyeri 0-10 (nyeri

    sedang 6)

    T : klien mengatakan

    keluhan yang dirasakan

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 3 x 24 jam

    diharapkan nyeri dapat

    berkurang atau teratasi.

    Kriteria hasil :

    1. Klien mengungkapkan nyeri

    yang dirasakan

    berkurang atau hilang.

    2. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab

    nyeri, mampu

    menggunakan teknik

    nonfarmakologi untuk

    mengurangi nyeri)

    3. Klien melaporkan bahwa nyeri

    berkurang dengan

    menejemen nyeri.

    1. Kaji skala nyeri 2. Observasi tanda- tanda

    vital

    3. Ajarkan teknik manajemen nyeri (teknik

    relaksasi nafas dalam)

    4. Ajarkan teknik manajemen nyeri

    (distraksi) pengalihan

    perhatian.

    5. Anjurkan pada klien dan keluarga untuk membatasi

    makanan yang dapat

    menimbulkan rasa nyeri,

    seperti makanan pedas,

    berasam.

    6. Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi

    untuk pasien.

    7. Beri informasi pada klien dan keluarga tentang nyeri

    1. Untuk mengetahui tingkat keluhan yang dirasakan klien

    dan memudahkan intervensi

    yang akan dilakukan.

    2. Respon autonomik meliputi, perubahan pada TD, nadi,

    RR, yang berhubungan

    dengan penghilang nyeri.

    3. Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, dan

    meningkatkan rasa kontrol

    dan kemampuan koping

    4. Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, dan

    meningkatkan rasa kontrol

    dan kemampuan koping.

    5. Makanan yang pedas dan berasam dapat memperparah

    iritasi lambung penderita

    gastritis.

    6. Makanan mempunyai efek

  • 44

    hilang timbul

    DO : 1. Nampak wajah klien

    meringis

    2. Nampak klien gelisah 3. Nyeri tekan pada

    epigastrium

    4. Tanda-tanda vital TD : 130/90 mmHg

    N : 86 x/m

    RR : 24 x/m

    S : 37 °C

    dan terapi yang diberikan.

    8. Kolabari dengan dokter untuk pemberian terapi

    obat-obatan.

    penetralisir asam, makan

    sedikit dapat mencegah

    distensi dan haluaran gastrin.

    7. Mengurangi ketegangan yang dirasakan dan menambah

    motivasi keluarga terhadap

    terapi yang diberikan.

    8. Mengatasi nyeri dan mencegah adanya kompliasi

    2 Ansietas berhubungan dengan

    perubahan status kesehatan

    yang ditandai dengan :

    DS :

    1. Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya

    2. Klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan

    masih belum hilang

    sepenuhnya dan merasa

    takut jika keadaannya tak

    kunjung membaik.

    DO :

    1. Nampak klien gelisah 2. Nampak wajah klien

    terlihat tegang.

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 3 x 24 jam

    diharapkan cemas dapat

    berkurang atau hilanng,

    Kriteria hasil :

    1. Klien mengungkapkan

    cemas berkurang atau

    hilang

    2. Tanda-tanda vital dalam batas normal

    3. Ekspresi wajah, bahasa tubuh dan

    tingkat aktivitas

    menunjukkan

    1. Observasi tanda-tanda vital

    2. Kaji tingkat kecemasan 3. Beri pertanyaan pada klien

    mengarahkan pada

    eksplorasi perasaan klien.

    4. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)

    5. Berikan lingkungan yang tenang untuk istirahat

    6. Beri informasi tentang kondisi kesehatan saat ini

    7. Libatkan keluarga untuk penjelasan tentang

    penyakit.

    8. Kolaborasi dengan tim

    1. Mengetahui keadaan umum klien sebagai respon terhadap

    kecemasan yang dialami

    klien

    2. Mengetahui tingkat kecemasan yang dialami

    untuk menentukan langkah

    intervensi selanjutnya.

    3. Agar klien secara kooperatif dapat mengeluarkan semua

    keluhan yang nantinya akan

    mempermudah perawat dala

    pemberian terapi.

    4. Teknik relaksasi dapat menurunkan ketegangan dan

    kecemasan.

  • 45

    berkurangnya

    kecemasan.

    medis untuk pemberian

    terapi obat.

    5. Memindahkan klien dari stresor luar, meningkatkan

    E. Implementasi dan Evaluasi

    Tabel 3.4 Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gastritis

    Diagnosa

    keperawatan

    Hari

    Tanggal

    Jam

    Implementasi Paraf

    Hari

    Tanggal

    Jam

    Evaluasi SOAP Paraf

    CI

    Nyeri berhubungan

    dengan agen cedera

    biologis: Iritasi

    mukosa lambung

    yang ditandai dengan :

    DS :

    1. Klien megeluh nyeri pada perut

    P :klien

    mengatakan

    keluhan timbul

    secara tiba-tiba dan

    tidak tau penyebab

    timbulnya keluhan.

    Q :klien

    mengatakan nyeri

    yang dirasakan

    seperti teriris pisau

    R :keluhan

    dirasakan pada

    Senin

    14/5/18

    09.00

    1. Mengkaji skala nyeri. Hasil :

    P: Klien mengatakan

    keluhan timbul secara

    tiba-tiba dan tidak tau

    penyebab timbulnya keluhan

    Q: Klien mengatakan nyeri

    yang dirasakan seperti

    teriris pisau

    R: Keluhan dirasakan pada

    daerah perut

    S: Skala nyeri 0-10 (nyeri

    sedang 6)

    T: Klien mengatakan

    keluhan yang dirasakan

    hilang timbul

    2. Mengobservasi tanda-tanda vital.

    Hasil :

    TD : 130/90 mmHg

    Selasa

    15/5/18

    16.00

    Subjektif :

    1. Klien mengatakan nyeri masih dirasakan.

    2. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan masih

    sama, 0-10 nyeri berada

    di angka 5 (nyeri sedang)

    Objektif :

    1. Nampak klien masih meringis,

    2. Nyeri tekan pada epigastrik

    3. Klien mampu mendemonstrasikan

    teknik relaksasi dan

    distraksi.

    4. Tanda-tanda vital TD : 130/90 mmHg

    N : 84 x/m

    RR : 24 x/m

  • 46

    daerah perut

    S :skala nyeri 0-1-

    (nyeri sedang 6)

    T : klien

    mengatakan

    keluhan yang

    dirasakan hilang

    timbul

    DO :

    1. Nampak wajah klien meringis

    2. Nampak klien gelisah

    3. Nyeri tekan pada epigastrium

    4. Tanda-tanda vital : TD : 130/90

    mmHg

    N : 86 x/m

    RR : 24 x/m

    S : 37 °C

    N : 86 x/m

    RR : 24 x/m

    S : 37 °C

    3. Mengajarkan teknik manajemen nyeri (teknik

    relaksasi)

    Hasil : klien mampu

    mendemonstrasikan teknik

    relaksasi.

    4. Mengajarkan teknik manajemen nyeri (distraksi)

    Hasil : klien mengatakan

    melakukan teknik distraksi

    dengan bermain handphone.

    5. Menganjurkan pada klien dan keluarga untuk

    membatasi makanan yang

    dapat menimbulkan rasa

    nyeri, seperti makanan

    pedas, berasam.

    6. Menganjurkan makan sedikit tapi sering sesuai

    indikasi.

    Hasil : klien kooperatif,

    mendengarkan instruksi dan

    melaksanakan instruksi.

    7. Memberi informasi pada klien dan keluarga tentang

    S : 36, 8 °C

    A : Masalah belum teratasi

    Planning :

    Intervensi dilanjutkan.

    1. Kaji skala nyeri 2. Observasi TTV 3. Anjurkan melakukan

    teknik relaksasi.

    4. Anjurkan melakukan teknik distraksi

    5. Kolaborasi pemberian terapi obat-oatan

  • 47

    nyeri dan terapi yang

    diberikan.

    Hasil :

    Klien dan keluarga kooperatif terhadap

    informasi yang diberikan

    Informasi dapat dimengerti oleh klien dan

    keluarga.

    8. Berkolabari dengan dokter untuk pemberian terapi

    obat-obatan.

    Hasil :

    Omeprazole tab. 3 x 1

    Cotrimoxazole 3 x 1

    Vit. B komplek 3 x 1

    Ansietas berhubungan

    dengan perubahan

    status kesehatan yang

    ditandai dengan :

    DS :

    1. klien mengatakan merasa cemas

    dengan

    keadaannnya

    2. klien mengatakan rasa nyeri yang

    dirasakan masih

    Senin

    14/5/18

    09.15

    1. Mengobservasi tanda-tanda vital.

    Hasil :

    TD : 130/90 mmHg

    N : 86 x/m

    RR : 24 x/m

    S : 37 °C

    2. Mengkaji tingkat kecemasan

    Hasil : klien mengatakan

    cemas dengan keadaan

    kesehatannya saat ini.

    Selasa

    15/5/18

    16.05

    Subjektif

    Klien mengatakan cemas

    sedikit berkurang setelah

    mendapatkan informasi

    tentang kondisi

    kesehatannya.

    Objektif

    1. Tanda-tanda vital TD : 130/90 mmHg

    N : 84 x/m

    RR : 24 x/m

    S : 36, 8 °C

  • 48

    belum hilang

    sepenuhnya dan

    merasa takut jika

    keadaannya tak

    kunjung membaik

    DO :

    1. Nampak klien gelisah

    2. Nampak wajah klien terlihat

    tegang

    3. Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mm

    Hg

    N : 86 x/m

    RR : 24 x/m

    S : 37 °C

    3. Member pertanyaan pada klien mengarahkan pada

    eksplorasi perasaan klien.

    Hasil :

    Klien mengatakan nyeri

    perut masih dirasakan

    sehingga menyebabkan

    klien cemas jika

    keadaannya tak kunjung

    membaik

    4. Mengajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)

    Hasil : klien mampu

    mendemonstrsikan teknik

    relaksasin(nafas dalam)

    5. Memberiikan lingkungan yang tenang untuk istirahat.

    Hasil : ruangan

    pemeriksaan selain klien

    hanya ada dokter dan

    perawat.

    6. Memberikan informasi tentang kondisi kesehatan

    saat ini.

    Hasil :

    Klien dan keluarga kooperatif

    Klien mengerti tentang

    2. Nampak wajah klien lebih rileks dan tidak

    merasa tegang.

    A : masalah teratasi

    sebagian

    Planning :

    Intervensi dilanjutkan

    1. Observasi TTV 2. Kaji tingkat kecemasan 3. Anjurkan melakukan

    teknik relaksasi (nafas

    dalam)

    4. Pertahankan lingkungan tenang untuk istirahat.

    5. Beri informasi tentang kondisi kesehatan.

    6. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian

    terapi obat.

  • 49

    kondisi kesehatannya

    saat ini.

    7. Melibatkan keluarga untuk penjelasan tentang penyakit.

    Hasil : keluarga meberikan

    support pada klien.

    Defisiensi

    pengetahuan

    berhubungan dengan

    kurangnya informasi

    yang ditandai dengan :

    DS :

    1. Klien mengatakan tidak tau tentang

    penyebab

    timbulnya keluhan.

    2. Klien mengatakan sebelum sakit jenis

    makanan yang

    sering di konsumsi

    adalah jenis

    makanan

    berminyak, asam,

    pedas dan

    berbumbu.

    3. Klien mengatakan sering terlambat

    Senin

    14/5/18

    09.30

    1. Mengkaji pengetahuan klien dan keluarga tentang

    gastritis

    Hasil : Klien tidak tahu

    tentang gastritis

    2. Memberikan informasi tentang penyakit meliputi

    pengertian gastritis,

    penyebab timbulnya

    masalah, tanda dan gejala,

    cara perawatan untuk

    mencegah gastritis

    (kekambuhan), dan

    Pengobatan gastritis.

    Hasil : klien kooperatif

    terhadap informasi yang

    diberikan.

    3. Member kesempatan klien dan keluarga untuk

    bertanya.

    Hasil : klien bertanya

    Selasa

    15/5/18

    16.10

    Subjektif :

    Klien menyebutkan

    pengertian gastritis,

    penyebab, tanda dan gejala,

    cara perawatan dan

    pengobatan gastritis.

    Objektif :

    Klien mampu menjelaskan

    kembali apa yang dijelaskan

    perawat dengan bahasa

    sendiri meski belum lancer

    dan masih sering lupa

    A : masalah teratasi

    sebagian

    Planning :

    Intervensi dilanjutkan

    1. Kaji tingkat pengetahuan 2. Beri informasi tentang

    penyakit gastritis

    3. Beri kesempatan bertanya

  • 50

    makan dan jika

    makan selalu

    dalam porsi yang

    besar.

    DO :

    1. Klien tampak bingug tentang

    penyakitya ketika

    ditanya.

    2. Nampak klien gelisah.

    3. Nampak wajah klien terlihat

    tegang

    tentang jenis makanan yang

    menjadi pantangan penyakit

    gastritis.

    4. Mengevaluasi kembali tingkat pengetahuan klien

    tentang gastritis.

    Hasil : klien mampu

    menjelaskan kembali

    tentang gastritis dengan

    bahasa sendiri meski belum

    lancer dan masih sering

    lupa.

    4. Evaluasi kembali pengetahuan tentang

    gastritis

    Nyeri akut

    berhubungan dengan

    mukosa lambung

    teriritasi yang ditandai

    dengan :

    DS : 1. Klien mengeluh

    nyeri pada perut

    P :klien

    mengatakan

    keluhan timbul

    secara tiba-tiba dan

    tidak tau penyebab

    timbulnya keluhan.

    Selasa

    15/5/18

    16.20

    1. Mengkaji skala nyeri. Hasil : Skala nyeri 5

    (sedang)

    2. Mengobservasi tanda-tanda vital.

    Hasil :

    TD : 130/90 mmHg

    N : 86 x/m

    RR : 24 x/m

    S : 37 °C

    3. Menganjurkan melakukan teknik manajemen nyeri

    (teknik relaksasi) bila

    keluhan dirasakan.

    Rabu

    16/5/18

    16.00

    1. klien mengatakan nyeri sudah sedikit berkurang.

    2. Klien mengatakan mengontrol nyeri dengan

    teknik relaksasi dan

    bermain hp.

    3. Klien mengatakan nyeri berkurang dengan teknik

    manajemen nyeri yang

    diajarkan.

    Objektif : 1. Nampak wajah klien

    tidak meringis

    2. Nyeri tekan pada

  • 51

    Q : klien

    mengatakan nyeri

    yang dirasakan

    seperti teriris pisau

    R : keluhan

    dirasakan pada

    daerah perut

    S : skala nyeri 0-1-

    10 (nyeri sedang 6)

    T : klien

    mengatakan

    keluhan yang

    dirasakan hilang

    timbul

    DO : 1. Nampak wajah

    klien meringis

    2. Nampak klien gelisah

    3. Nyeri tekan pada epigasrium

    4. Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mm

    Hg

    N : 86 x/m

    RR : 24 x/m

    S : 37 °C

    Hasil : klien

    mendemonstrasikan teknik

    relaksasi.

    4. Menganjurkan teknik manajemen nyeri (distraksi)

    sesuai kebiasaan klien misal

    bermain hp, mendengarkan

    musik.

    Hasil : klien mengatakan

    melukan teknik distraksi

    dengan bermain handphone

    5. Kolaborasi; Menganjurkan meminum

    obat yang diberikan dari

    Puskesmas.

    Hasil :

    Omeprazole tab. 3 x 1

    Cotrimoxazole 3 x 1

    Vit. B komplek 3 x 1

    epigastrik.

    3. Klien mampu mendemonstrasikan

    teknik relaksasi dan

    distraksi.

    4. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mm Hg

    N : 82 x/m

    RR : 22 x/m

    S : 36,8 °C

    A : Masalah teratasi

    sebagian

    Planning :

    Intervensi dilanjutkan.

    1. Kaji skala nyeri 2. Observasi TTV 3. Anjurkan melakukan

    teknik relaksasi.

    4. Anjurkan melakukan teknik distraksi

    5. Kolaborasi pemberian terapi obat-obatan

  • 52

    Ansietas berhubungan

    dengan perubahan

    status kesehatan yang

    ditandai dengan :

    DS :

    3. klien mengatakan merasa cemas

    dengan

    keadaannnya

    4. klien mengatakan rasa nyeri yang

    dirasakan masih

    belum hilang

    sepenuhnya dan

    merasa takut jika

    keadaannya tak

    kunjung membaik

    DO :

    6. Nampak klien gelisah

    7. Nampak wajah klien terlihat

    tegang

    8. Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mm

    Hg

    N : 86 x/m

    RR : 24 x/m

    Selasa

    15/5/18

    16.35

    1. Mengobservasi tanda-tanda vital.

    Hasil :

    TD : 130/90 mmHg

    N : 84 x/m

    RR : 24 x/m

    S : 36,8 °C

    2. Mengkaji tingkat kecemasan

    Hasil : klien mengatakan

    cemas sudah sedikit

    berkurang setelah

    mendapatkan informasi

    tentang kondisi

    kesehatannya.

    3. Menganjurkan melakukan teknik relaksasi (nafas

    dalam)

    Hasil : klien

    mendemonstrasikan teknik

    relaksasi (nafas dalam).

    4. Menganjurkan keluarga memberikan lingkungan

    yang tenang untuk istirahat.

    Hasil : kamar klien tampak

    bersiih dan tenang

    5. Memberikan informasi tentang kondisi kesehatan

    Rabu

    16/5/18

    16.05

    Subjektif :

    Klien mengatakan sudah

    tidak lagi merasa cemas.

    Klien yakin akan segera

    sembuh dari sakitnya.

    Objektif :

    1. Tanda-tanda vital : TD : 1320/80 mmHg

    N : 82 x/m

    RR : 22 x/m

    S : 36,8 °C

    2. Nampak wajah klien rileks dan tidak merasa

    tegang.

    A : masalah teratasi

    Planning : intervensi

    dipertahankan

  • 53

    S : 3