kematian embrio dini dan abortus
DESCRIPTION
KEMATIAN EMBRIO DINI DAN ABORTUS. OLEH Herry Agoes Hermadi. KEMATIAN EMBRIO DINI. Hari 1 -42 pembuahan disebut embrio RIA – Progesteron Plasma < 4ng/ml Hari > 42 pembuahan disebut sebagai Fetus Variasi : Sapi dan babi: 8-16 hr kematian embrio kuda: 30-36hr, - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
KEMATIAN EMBRIO DINI DAN ABORTUS
OLEHHerry Agoes Hermadi
KEMATIAN EMBRIO DINI
• Hari 1 -42 pembuahan disebut embrio• RIA – Progesteron Plasma < 4ng/ml• Hari > 42 pembuahan disebut sebagai Fetus• Variasi :
Sapi dan babi : 8-16 hr kematian embriokuda : 30-36hr, Domba kambing: 9-15 hari
Faktor-Faktor
1. Genetik2. Laktasi3. Infeksi4. Immulogi5. Lingkungan6. Keseimbangan Hormonal7. Pakan8. Umur induk9. Kesuburan air mani10.∑ Embrio /Fetus dalam uterus
FAKTOR GENETIK
• Imbreding: Sifat-sifat jelek muncul• Sebelum implantasi• Mutasi genetik meliputi Chromosomal Abberation
– Poliploid)• Kromosom normal 2n – (2n+1) Poliploid (2n-1) aneuploid• Kuda Betina 63 (Xo), Kuda jantan (XXy) Triploid dan Tetra ploid terjadi pada babi
FAKTOR LAKTASI
• Perpanjangan siklus birahi • Kadar hormon progesteron saat laktasi embrio
tidak cukup pakan untuk perkembangannya• Berkurangnya pakan embrio karena produksi susu
yang tinggi
FAKTOR INFEKSI
• Spesifik bakteri:– Vibrio fetus– brusella abortus – Protozoa tricomonas fetus
• Non spesifik:– Corine bakterium phiogenes– Escesheria coli– Strepto coccus– Staffilo cocus– Pseudomonas aeroginosa
Cara penularan:• Kawin alam• Pakan Proses implantasi terganggu• Infeksi• Racun endogen – endotoxin bakteri• Contoh penularan bakteri secara general dari
kuku, ambing dan Paru-paru
Faktor Immunologi
• Atigen berasal dari sel spermatozoa (acrosin) dan embrio
• Immunosupressi – Ketidak cocokan unsur anti bodi
• Sapi mengandung Transferin sebagai antigen serum darah merupakan beta globulin
• Babi faktor kekebalan hb BB x AB Transferin penyebab kematian embrio dini
Faktor Lingkungan
• Peningkatan temperatur lingkungan terjadi stres panas dapat terjadi kematian embrio dini
• Pada sapi perah peningkatan temperatur menjadi 32 C selama 72 jam menyebabkan ̊�kematian embrio pada usia kebuntingan 19 hari setelah inseminasi
FAKTOR TIDAK KESEIMBANGAN HORMONAL
• Tergantung dengan kondisi keseimbangan hormonal estrogen dan progesteron dimana 8 – 19 hari setelah fertilisasi embrio dalam kondisi paling kritis
• Menurunnya kemampuan Corpus Luteum menghasilkan progesteron untuk mempertahankan kebuntingan
FAKTOR PAKAN
• Defesiensi pakan menyebabkan terjadinya kematian embrio
• Pada babi pemberian kalori yang berlebih berakibat ovulasi berlebih
• Obesitas• Pemberian pakan leguminosa berlebih lamtoro
yg mengandung mimosin dan non estrogen genistein +BiochianinA berpengaruh pada metabolisme hormonal dan pembuahan
. Estrogenic pasture – sweet clover, Trifolium sp• Isoflavons alkaloid merupakan like estrogen• Rumput liar, kangkung rawa (KNO3)- Abortus• Pinus panderosa• Defesiensi Beta karoten, mineral Selenium,
Phospor dan Cu.
UMUR INDUK
• Umur Hewan terlalu tua terjadi penurunan fungsi endokrin
• Umur hewan > 5 tahun pada babi, kambing domba
• Pada sapi berumur lebih 9 tahun
KESUBURAN AIR MANI
• Daya tahan hidup atau fertile life spermatozoa 18 – 24 jam didalam alat kelamin betina
• Pada proses pendinginan terjadi penurunan kesuburan sel spermatozoa
• Sel mani terlalu lama disimpan didalam pengencer 3 – 4 hari dalam refrigator pada babi
• IB terlalau awal atau bahkan terlambat
JUMLAH EMBRIO ATAU FETUS
• Hewan Monopara atau hemipara pada kuda hanya beranak 1 bila 2 merupakan genetik
• Hewan multipara – polipara kucing anjing dan babi
• Kambing domba 1-3 anak• Jika embrio berlebih kebutuhan darah dan
makanan meningkat terjadi ganggua implantasi dan kematian
• Trans uterin migrasi
ABORTUS
• Bila > 42 hari setelah IB janin dikeluarkan• Mumifikasi• Maserasi• Empisematosa
• Mekanisme - terjadi kontraksi uterus Estrogen, oksitosi dan PGF2alfa bekerja secara bersama -sama
CAUSA ABORTUS
• A. NON INFEKSI• B. INFEKSI• C. ABORTUS BUATAN
NON INFEKSI
• Faktor Predisposisi, • Terjadinya seleksi induk terlalu jauh seperti
memperoleh produksi yang tinggi pada sapi perah, mendekati filial aslinya seperti simental pada sapi potong hasil IB mudah mengalami stres dan infertil
• Ambing besar prod tinggi- Makanan fetus (-)• Induk terlalu muda atau tua – kwalitas embryo
menurun
GANGGUAN ALAT KELAMIN• Sembuh infeksi - muncul jaringan ikat pada
mukosa uterus• Pembilasan antiseptic saat bunting pada uterus• Selaput fetus tersobek• Perabaan CL manual pecah• IB pada sapi bunting• Kuda bunting kembar• Torsio umbilicalis kuda O2 (-), dan adanya abses
uterus
GANGGUAN FISIOLOGI FETUS
• Defesiensi pakan terutama protein• Defesiensi mineral Si, yod,Cu,Co • Defesiensi Vitamin A dan E• Def yodium fetus bulu jarang dan gondok• Def vit E abortus• Defesiensi Vitamin A terjadinya keratinisasi
mucosa uterus degenerasi plasenta dan abortus
GANGGUAN DARI LUAR
• Beban hewa terlalu berat saat bunting• Ditubruk teman, • Transpotasi jauh• Stres dan kaget• Kandang terlalu sempit dan panas• Explorasi rectal yang salah
GENETIK
• Gen Lethal yg berasal dr induk Jantan & Betina
• Inbreeding• Kembar pada kuda• Kelainan kromosom – autosom• Faktor herediter abortus pada kambing usia 3
– bulan• Kelinan kromosom babi terjadi abortus
RACUN
• KNo3 – Rumput liar, cemara,• Lamtoro (Mimosin)• Sweet clover like estrogen• Secale cornotum- ergotamin• Obat cacing phenothiazine• Naftalen, alue, minyak kastor• Pb, NaI dan arsen
HORMONAL
• Penyuntikan estradiol > 4 mg• Stiibestrol > 20 – 40 mg• Hidrokortison (glucocortikoid), kortison , dexa
metason dan kortikosteroid lainnya• Prostaglandin (PGf2 alfa)
ABORTUS KARENA INFEKSI
• Bakteri spesifik : Brucella abortus, Vibrio fetus, Leptospira pomona, Listeria sp, salmonela, streptococus, corine bacterium pyogenes dan ureaplasma sp
• Virus: Blue tongue, BVD (Bovine Viral Diarhea), IBR (infectious Bovine Rhinotracheitis), IPV (Infeksius pustular vulvovaginitis) dan Epizootic Bovine abortion
• Protozoa: Toxoplasma dan Tricomonas
ABORTUS BUATAN (ABORTUS PROVOCATUS)
• Irigasi KI, Yodium, Cl, KMnO4 asam cuka dengan kateter
• Corpus luteum enucleasi• Injeksi estrogen 500-1000mg Stilbestrol,
hewan kecil 50-150mg 1-2g sc• Injeksi PGf2alfa 25 mg IM
MUMIFIKASI FETUS
• Fetus mati steril cairan diserap setelah autolisis fetus kering keras
• Terjadi pada pertengahan dan akhir kebuntingan
• Terapi 50 -80 stilbestrol 32-72jam abortus, 5 -10mg estradiol benzoas, oksitosin atau PGF2 alfa intra muscular 25 mg
MASERASI FETUS
• Fetus mati dalam uterus, masa seperti bubur, tulang –tulang terapung adanya infiltrasi micro organisme masuk kedalam uterus endometritis
• Antibiotika + PGF2 alfa 25 mg• Esrogen dosis 5 – 10 mg estradiol benzoas• 50 – 80 mg stilbestrol• EMPISEMA FETUS : Seperti maserasi fetus
terjadi pembusukan dan timbunan udara dibawah kulit fetus