kelompok17
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tinjauan Pustaka
1.1.1 Pengenalan Bahan dan Alat Pembersih
Pangan yang akan diolah dan disajikan harus memenuhi syarat higenis.
Pangan tersebut juga harus memiliki penilaian indrawi yang baik, memiliki nilai
gizi yang baik dan bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan keracunan.
Untuk mencapai kondisi tersebut, ada beberapa hal yang perlu dipenuhi yaitu
bahan baku harus baik dan bersih, ruangan pengolahan harus bersih, dan peralatan
pengolahan, wadah, serta kemasan yang dipakai harus bersih pula. Selain itu para
pekerja pengolahan juga harus memperhatikan kebersihan dan sanitasi.
Semua peralatan yang bersentuhan dengan bahan pangan dapat
terkontaminasi dengan bakteri berbahaya, sehingga diperlukan sanitasi dan
pembersihan. Tahapan pada proses pembersihan dan sanitasi yaitu dengan cara
pembersihan menggunakan detergen dan bahan penggosok, lalu dibilas sampai
bersih. Kemudian alat-alat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada rak
kering atau dilap dengan lap kering.
Ketika tangan atau baju terkena kotoran berupa minyak atau bahan lain
dapatkah menghilangkannya dengan cara menggosok-gosok dan membilas dengan
air? Usaha itu tidak akan memberikan hasil yang memuaskan, karena tidak akan
berhasil menghilangkan minyak yang menempel di tangan atau di baju dengan
cara menggosok-gosok dan membilas dengan air. Pencucian dengan air saja,
bahkan dengan penggosokan atau putaran mesin sekeras apapun, hanya akan
menghilangkan sebagian saja bercak dan kotoran di pakain, karena kotoran
dipakaian tidak larut dalam air. Air juga tidak memiliki kemampuan menahan
kotoran yang telah lepas dari kain agar tetap berada di air (tersuspensi) dan tidak
menempel lagi ke kain. Jadi apa yang harus dilakukan agar kotoran itu mau lepas
dari pakaian?
Oleh karena itu diperlukan bahan kimia sebagai pembersih yang dapat
membantu melepas kotoran dari tempatnya menempel dan kemudian menahan
agar kotoran yang telah terlepas tetap tersuspensi. Bahan kimia yang dapat
membantu proses pencucian atau pembersihan adalah sabun dan deterjen.
Berikut beberapa contoh bahan kimia sebagai pembersih serta kandungan
bahan kimia dari pembersih tersebut.
Sabun
Natrium palmilat, Natrium palm kernelate,
Natrium palm stearat,
air, gliserin, Natrium klorida, dan parfum
Deterjen
Alkil benzen Sulfonat, penguat, anti
redeposisi, bahan
pencemerlang dan pewangi
Sampo
Air, Natrium lauril eter sulfat,
kokomidopropil betain dimetiko,
glikol distearat, Natrium klorida, fragrans,
dan karbomer
Pasta gigiNatrium monoflouroposfat, kalsium
gliseroposfat
Bahan kimia penyusun bahan pembersih dibedakan atas bahan utama
(bahan aktif) dan bahan tambahan (bahan aditif). Bahan aditif ditambahkan ke
dalam bahan pembersih untuk memenuhi fungsi-fungsi sebagai penguat(builder),
pelembut (pada pakaian), pewarnaan, pemberi aroma (pewangi), pengawet,
pengental, dan medium (pelarut). Bahan aktif pada bahan pembersih berfungsi
sebagai surfaktan.
Surfaktan mempunyai kemampuan mengikat dan mengangkat kotoran.
Dengan adanya surfaktan, maka lemak atau kotoran yang tadinya tidak dapat
bercampur dengan air, kini dapat bercampur dengan air. Dengan demikian lemak
atau kotoran dapat dilepaskan atau dihilangkan dari tempatnya menempel.
Ketika kita menggunakan sabun untuk mencuci, sabun tersebut akan
menghasilkan busa. Apakah jumlah busa mempengaruhi kualitas sabun?
Banyaknya busa tidak berkaitan secara signifikan dengan daya bersih deterjen.
Untuk kebanyakan kegunaan di rumah tangga, misalnya pencucian dengan jumlah
air yang berlimpah, busa tidak memiliki peran yang penting. Keberadaan busa
yang banyak merupakan faktor penting pada pencucian dengan jumlah air yang
sedikit (misalnya pada pencucian karpet). Dalam pencucian dengan sedikit air,
busa akan berperan untuk tetap “mengikat” partikel yang telah lepas dari kain
yang dicuci, sehingga mencegah pengendapan kembali kotoran.
Bahan pembersih adalah bahan kimia dalam rumah tangga yang
bermanfaat sebagai pembersih. Bahan kimia yang termasuk dalam kelompok ini
yang dapat membantu proses pencucian yaitu melepaskan kotoran dari tempatnya
menempel dan menahan agar kotoran yang telah terlepas tetap tersuspensi.
Contoh bahan kimia pembersih adalah sabun dan deterjen.
A. Sabun
Reaksi dalam pembuatan sabun:
Gliserin + NaOH (soda api) gliserol + natrium karboksilat (sabun)
B. Detergen
Reaksi pembentukan detergen:
Lauril alkohol + asam sulfat lauril hidrogen sulfat
Lauril hidrogen sulfat + Soda api Detergen
Prinsip kerja sabun dan deterjen:
Air dan lemak/kotoran tidak bercampur.
Sabun maupun deterjen memiliki dua bagian, yaitu bagian lipophob dan
bagian lipophil.
Bagian lipophob atau bagian hidrophil bersifat polar sehingga dapat
melarut dalam air yang juga bersifat polar.
Bagian lipophil atau hidrophob bersifat non polar sehingga dapat
bercampur dengan lemak-lemak atau kotoran.
Dengan adanya sabun atau deterjen maka air dan lemak/kotoran dapat
bercampur, sehingga lemak/kotoran dapat dihilangkan dari tempatnya
menempel.
1.1.2. Pengenalan Peralatan Pengolahan
Dalam industri pengolahan pangan baik skala rumah tangga maupun
industri besar, pengetahuan mengenai peralatan yang digunakan adalah perlu
karena setiap alat memiliki fungsi dan mekanisme serta perawatan yang berbeda.
Selain itu alat harus diletakkan sesuai tempatnya karena berpengaruh pada
kenyamanan karyawan dan kebersihan makanan.
Pengertian peralatan pengolahan makanan
Peralatan pengolahan adalah berbagai benda atau perkakas yang digunakan untuk
mengolah suatu masakan.
Klasifikasi peralatan pengolahan makanan
Peralatan pengolahan dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Kitchen utensils/ peralatan dapur yaitu peralatan kecil untuk mengolah
makanan seperti panci, pisau dan sebagainya.
2. Kitchen equipment/ perlengkapan dapur : peralatan besar yang membuat
ruangan tersebut berfungsi sebagai dapur untuk mengolah makanan seperti oven,
kompor, dan sebagainya. Peralatan besar dibagi menjadi 3 kelompok :
1.1.3. Cara Pengukuran dan Penimbangan
Pengukuran peralatan pengukur dan teknik pengukuran yang baik dapat
membantu memastikan keberhasilan suatu produk. Untuk memperoleh hasil yang
tetap dan tepat harus mengetahui dan mengikuti prosedur pada setiap formulasi.
NERACA
Adalah suatu alat untuk mengukur massa benda. Massa adalah banyaknya zat
yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg).
Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi benda akibat gaya tarik bumi
pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur massa benda
dapat digunakan neraca atau timbangan.
Neraca Ohauss
Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini
adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.
Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur
dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu
sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser
posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh
atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan
masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam
keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip
kerja tuas.
Jenis Neraca Ohaus
Neraca Ohaus terbagi menjadi dua macam, di antaranya:
1. Neraca Ohaus dua lengan
Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya di putar.
Gambar (1.10) merupakan neraca Ohaus dua lengan. Neraca ini memiliki dua
lengan. Lengan depan terdapat satu anting logam yang digeser-geser dari 0, 10,
20, …, 100g. Sedangkan lengan belakang lekukan-lekukan mulai dari 0, 100, 200,
…, 500 g. Selain dua lengan, neraca ini memiliki skala utama dan skala nonius.
Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan skala nonius 0 sampai 0,9 g.
2. Neraca Ohaus tiga lengan
Adalah nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian 0.01 g yang di geser.
Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni sebagai berikut. Lengan depan memiliki
anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,….., 10gr. Di mana
masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr.jadi skala terkecil 0,1 gram. Lengan
tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala dari
0,100, 200, ………, 500gr. Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan
tiap skala 10 gram, dari skala 0, 10, 20, …, 100 gr.
Neraca digital
Neraca digital merupakan alat yang sering ada dalam laboratorium yang
digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan.
Neraca digital berfungsi untuk membantu mengukur berat serta cara kalkulasi
fecare otomatis harganya dengan harga dasar satuan banyak kurang.
Cara kerja neraca digital hanya bisa mengeluarkan label, ada juga yang hanya
timbul ditampilkan layar LCDnya (Mansur, 2010).
Kita mengenal neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan berat. Dibandingkan
dengan neraca jaman dulu yang masih menggunakan neraca analog atau manual,
neraca digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital
lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan hasil dari setiap penimbangan)
(Timbangandigital, 2010).
Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang tidak memerlukan tempat
dan biasanya tidak dipergunakan pad reaksi kimia, seperti menimbang cawan,
gelas kimia dan lain-lain. Menimbang zat adalah menimbang zat kimia yang
dipergunakan untuk membuat larutan atau akan direaksikan.
Untuk menimbang zat ini diperlukan tempat penimbangan yang dapat digunakan
seperti gelas kimia, kaca arloji dan kertas timbang
Menimbang zat dengan penimbangan selisih dilakukan jika zat yang ditimbang
dikhawatirkan akan menempel pada tempat menimbang dan sukar untuk dibilas.
Pada penimbangan selisih akan diperoleh berat zat yang masuk ke dalam tempat
yang diinginkan bukan pada tempat menimbang.
Neraca Analitik Digital
Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca yang memiliki tingkat
ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai batas
0,0001 g.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bekerja dengan neraca ini adalah:
• Neraca analitik digital adalah neraca yang sangat peka, karena itu bekerja
dengan neraca ini harus secara halus dan hati-hati.
• Sebelum mulai menimbang persiapkan semua alat bantu yang dibutuhkan dalam
penimbangan
• Langkah kerja penimbangan yang meliputi:
a. Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat dan zat yang akan
ditimbang, sendok, kaca arloji dan kertas isap.
b. pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca meliputi: periksa kebersihan neraca
(terutama piring-piring neraca), kedataran dan kesetimbangan neraca.
c. penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan setimbang pada
neraca dan timbangan pada posisi nol, demikian pula setelah penimbangan selesai
posisi timbangan dikembalikan seperti semula
Kalibrasi
a. Pengontrolan Neraca Digital
Timbangan/Neraca dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang
sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100
gr. Timbangan/Neraca digital, harus menunggu 30 menit untuk mengatur
temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat
bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari
gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu
lakukan koreksi. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana
pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika
timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki
oleh suatu agen (supplier).
b. Penanganan Neraca
Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat
horizontal dengan “Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak,
oleh karena itu, harus dicek lagi. Jika menggunakan timbangan elektronik, harus
menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan
yang sangat sensitif, anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang
ditetapkan.
Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang
angka “nol” harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi. Setiap orang yang
menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga timbangan tetap bersih dan
terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai harus melaporkan kepada manajer lab.
timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.
c. Kebersihan Neraca
Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian
dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau
kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus
dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh
timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen
yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan
dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak
timbangan.
Prosedur pengoperasian neraca analitik digital yang harus diharus
diketahui dan harus dilakukan dalam mengoprasikan neraca digital sebelum
hingga setelah penimbangan:
1. Keadaan neraca harus siap pakai
2. Neraca harus bersih (terutama piring-piring neraca)
3. Anak timbangan dalam keadaan lengkap
4. Persiapan pendahuluan terhadap alat bantu penimbangan
5. Pemeriksaan kedataran neraca dan kesetimbangan neraca
6. Pekerjaan penimbangan dan perhitungan hasil penimbangan
7. Melaporkan hasil penimbangan
8. Mengembalikan neraca pada keadaan semula
Proses Pengukuran
Secara umum proses menimbangan dengan neraca elektronik/digital adalah:
1. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
2. Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di koreksi).
3. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda.
4. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan
tersebut.
5. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit,
karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
Langkah kerja penimbangan dengan neraca analitik meliputi:
1. Persiapan alat bantu penimbangan
Untuk menimbang zat padat diperlukan:
• Kaca arloji yang kering dan bersih, digunakan untuk menampung
kelebihan zat yang ditimbang, karena kelebihan zat tidak boleh
dikembalikan ke botol zat.
• Sendok (biasanya sendok plastik)
• Kertas isap untuk memegang tempat menimbang pada saat
memasukan/mengeluarkan alat timbang (dan zat) ke atau dari dalam
neraca
• Botol timbang sebagai tempat penimbangan
• Zat yang akan ditimbang dan setelah penimbangan selesai, botol zat
harus dikembalikan ke tempatnya
2. Pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca adalah:
• Pemeriksaan kebersihan neraca terutama piring-piring neraca dapat
dibersihkan menggunakan sapu-sapu yang tersedia dalam neraca
• Pemeriksaan kedataran neraca dilakukan dengan cara melihat water pass,
dengan mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung air di
water pass tepat berada di tengah
• Pemeriksaan kesetimbangan neraca yang dilakukan dengan membiarkan
dahulu pointer bergoyang ke kiri dan ke kanan beberapa kali. Jika
goyangan maksimum ke kiri dan ke kanan kira-kira sama jauh maka
neraca dalam keadaan setimbang
3. Cara menggunakan neraca analitis
• Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
• Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
• Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
• Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
1.2. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui bahan dan alat pembersih untuk peralatan dan ruangan
Laboratorium.
2. Mengetahui peralatan pengolahan yang digunakan dalam Laboratorium.
3. Menggunakan peralatan pengolahan dengan cara yang baik dan benar.
4. Mengetahui alat pengukuran dan penimbangan sesuai dengan
fungsinya.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1. Alat
1. Macam-macam sabut
2. Macam_macam sikat
3. Macam-macam lap
2.2. Bahan
1. Macam-macam merk detergen
2. Macam-macam merk sabun
3. Vim
4. Abu gosok
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1. Pengenalan Bahan dan Alat Pembersih
a. Bahan Pembersih
1. Bahan pembersih diamati
2. Nama produk ditulis
3. Bahan aktif yang terkandung didalamnya diamati dan dituliskan
4. Kegunaannya dikenali dan dituliskan
5. Cara pemakaiannya diketahui dan dituliskan
6. Cara menghindari bahaya dari bahan tersebut diketahui dan
dituliskan
7. Gambar produk dicantumkan
b. Alat Pembersih
1. Alat pembersih diamati
2. Nama alat ditulis
3. Kegunaannya dikenali dan dituliskan
4. Cara penggunaannya diketahui dan dituliskan
5. Cara pemeliharaannya diketahui dan dituliskan
6. Gambar alat dicantumkan
3.2. Pengenalan peralatan pengolahan
1. Alat-alat pengolahan diamati
2. Nama alat-alat pengolahan ditentukan
3. Kegunaannya dikenali dan dituliskan
4. Cara pemakaiannya diketahui dan dituliskan
5. Cara pemeliharaannya diketahui dan dituliskan
6. Gambar alat dicantumkan
3.3. Cara Pengukuran dan penimbangan
1. Alat-alat pengolahan diamati
2. Nama alat-alat pengukuran dan penimbangan ditentukan
3. Kegunaannya dikenali dan dituliskan
4. Kapasitas pengukuran dan penimbangannya diketahui dan dituliskan
5. Ketelitiannya diketahui dan dituliskan
6. Gambar alat dicantumkan
BAB 1V
HASIL PENGAMATAN
4.1 Alat-alat Pengolahan
No Nama
Alat
Gambar Kegunaan Cara
pemakaian
Cara
pemeliharaan
1 Gilingan
mi
Membuat
berbagai
macam mi
dengan
berbagai
bentuk.
Adonan mi
dimasukkan
ke rolling pin
yang di
inginkan.
Dibersihkan
dengan kain
basah lalu di
lap dengan
lap kering.
2 Ayakan Menyeraga
mkan
ukuran
partikel
Bahan yang
digunakan
dimasukkan
lalu di ayak
Dicuci
dengan air
lalu
dikeringkan
3 Meat
mixer
Untuk
membuat
daging
giling
Dirakit
terlebih
dahulu,lalu
daging
dimasukkan
Cuci dengan
air lalu di lap
dengan lap
kering
4 Juicer Untuk
memisahka
n daging
atau ampas
dengan air
dari bahan
pangan
Masukkan
bahan pangan
ke tempat
inputnya lalu
bisa diatur
kece-
patannya
Cuci tempat
inputnya
tetapi jangan
sampai
mengenai
mesinnya
5 Food
pro-
cessor
Untuk
mengecilka
n ukuran
bahan dan
bisa
menjadi
halus
Bahan
dimasukkan
ke
tempatinputn
ya lalu atur
kecepatan
putar
Cuci
tempatnya
lalu di lap
dengan lap
kering
6 Pasta
maker
Untuk
membuat
pasta
Masukkan
bahan ke
tempat input
Jangan
dengan di lap
dengan kain
basah,tetapi
kain lembab
7 Mixer Untuk
membuat
adonan kue
Digunakan
atau di
arahkan ke
adonan yang
Lepaskan
adukan
dengan
menekan
ingin di
mixer sambil
di gerakkan.
tombolnya
lalu dicuci.
8 Dough
mixer
Untuk
membuat
adonan
roti,donat
dan lain-
lain
Adonan
dimasukkan
lalu di mixer
Dicuci bin
nya tapi
jangan
mengenai
mesinnya
9 Ice
cream
mixer
Untuk
membuat
ice cream
(mempertah
ankan suhu
dingin)
Adonan di
masukkan
lalu di mixer
Bin di cuci
dengan
sabun.
10 Yoghurt
maker
Membuat
yoghurt
(mempertah
ankan suhu
konstan)
Susu
dimasukkan,d
itutup
(mengunci
binnya) tutup
Cuci binnya
dan body nya
dlap saja.
kedua,tutup
paling
luar,atur
tombol
waktunya
11 blender Untuk
mengecilka
n bahan
khusus
cairan
Bahan yang
telah
dipotong di
masukan
kedalam bin,
nyalakan alat,
lalu atur
kecepatannya
Dicuci bin
nya tapi
jangan
mengenai
mesinnya
12 grinder Untuk
mengecilka
n bahan
khusus
kering
Bahan yang
telah
dipotong di
masukan
kedalam bin,
nyalakan alat,
lalu atur
kecepatannya
Dicuci bin
nya tapi
jangan
mengenai
mesinnya
4.2 Bahan Pembersih
No Nama Bahan Aktif
Kegunaan Cara Penggunaan
Cara menghindari bahaya
Gambar
1 Sunlight 15% (Natrium Alkil Benzena Sulfanat, Natrium Lauril Eter Sulfat)
1. Menghancurkan ikatan lemak
2. Membersihkan lemak dan kotoran
- Larutkan 1 sendok teh sunlight cair ke dalam mangkok berisi setengah gelas air
- Masukan spons dalam larutan sunlight tersebut, lalu remas sampai berbusa
- Bilas sampai bersih dengan air
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
- Hindari kontak mata
2 Rinso Cair
16% Natrium Alkil Benzena Sulfonat,2% Alkohol Etoksilat
1. Membersihkan noda
2. Meninggalkan wangi
3. Menjaga warna
- Oleskan sedikit rinso cair pada noda, diamkan beberapa menit
- Larutkan 1 sachet rinso cair pada 10 liter air
-Hindari kontak mata.
- Rendam pakaian selama 30 menit
- Kucek seperlunya
- Bilas sampai bersih
3 Wings biru
Alkylbenzene
sulfonat
1. Membersihkan noda
- Si oleskan ke bagian yang ingin dibersihkan
- Bilas dengan air bersih
- Hindari kontak mata.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak
4 Bayclin 5,25 % NaClO
1. Untuk memutihkan pakaian
- Larutkan 30 ml bayclin kedalam 2L air,rendam pakaian 5-10 menit
- Bilas dengan air.
- Hindarkan dari bahan mengandung logam,kain berwarna.
5 Detergen Batangan Daia
- 1. Membersihkan pakaian
2. Membersihkan peralatan rumah tangga
- Di gosok sampai berbusa pada benda yang akan di bersihkan
- Bilas sampai bersih
- Simpan di tempat yang kering.
6 Abu gosok
Serat Abu
1. Mengangkat kotoran
- Taburkan abu gosok pada noda
- Gosok noda- Bilas sampai
bersih
- Hindari kontak mata.
7 Wipol Pine oil 2,5 %
1. Membersihkan lantai
- Larutkan dalam air
- Lalu langsung dapat digunakan pada lantai.
- Hindari kontak mata.
8 Lifeboy Tetrasodi 1. - Tuang ke -Hindari
um EDTA pentasodium pentetate,curcuma aromatica root oli glyceryl laurate,tridorcarbon 0,22
Membersihkan tangan
tangan,gosok lalu bilas dengan air.
kontak mata.
9 Rinso 22% natrium alkil benzena sulfonat,10% natrium fosfat,30% natrium karbonat.
Menghilangkan noda.
- Larutkan dalam air.
- Rendam pakaian yang ingin dibersihkan.
- Simpan di tempat yang kering.
- Bila terkena mata cuci dengan air.
4.3 Alat pembersih
No Nama KegunaanCara
penggunaanCara Pemeliharaan Gambar
1 Sikat pembersih lantai
Untuk membersihkan noda pada lantai atau keramik
Sikat lantai yang bernoda
Dicuci bersih dan di simpan di tempat yang kering
2 Sikat tabung
Untuk membersihkan tabung reaksi
Sikat bagian dalam dinding tabung
Dicuci dan disimpan di tempat yang kering dan bersih
3 Sikat kawat
Untuk membersihkan noda yang sukar di bersihkan
Di sikat pada noda yang sukar di bersihkan
Dicuci dan di simpan pada tempat yang bersih
4 Sikat pojokan lantai
Untuk membersihkan pojokan lantai
Sikat pada pojokan lantai yang berkerak
Dicuci dan di simpan di tempat yang bersih
5 Sikat pakaian
Membersihkan noda pada pakaian
Menggunakan sikat pada pakaian kotor pada pakaian
Cuci dan simpan pada tempat kering
6 Spons (lembut)
Untuk membersihkan noda yang tidak menempel
Gosok pada noda yang menempel pada teflon
Bersihkan spons sampain bersih dan simpan di tempat yang bersih
7 Sabut spons
Untuk membersihkan noda yang sulit hilang
Gosok pada noda yang menempel
Bersihkan serabut spons sampai bersih dan simpan di tempat bersih
8 Stainless wool
Untuk membersihkan noda yang berkerak dan sulit di bersihkan
Gosokan pada noda yang ingin di bersihkan
Cuci bersih dan simpan di tempat yang kering
9 Sikat kloset (duduk)
Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada kloset
Sikat kloset yang bernoda
Cuci bersih dan simpan di tempat yang kering
10 Sikat kloset (jongkok)
Untuk membersihkan kotoran yang menempel pada kloset
Sikat kloset yang bernoda
Cuci bersih dan simpan di tempat yang kering
11 Sapu ijuk tebal
Untuk membersihkan kotoran yang berat seperti pecahan kaca
Sapukan pada kotoran
Cuci bersih dan simpan di tempat yang kering
12 Sapu ijuk tipis
Untuk membersihkan kotorang yang ringan seperti kertas dan debu
Sapukan pada kotoran
Cuci bersih dan simpan di tempat yang kering
4.4. Neraca atau Alat ukur
No
.
Nama Alat Kegunaan Kapasitas Ketelitian Gambar
1. Neraca
Analitik
Menimbang benda
dengan berat kurang
dari 210 gram
210 gram 0,0001 g
2. Neraca
Triple
Beam
Menimbang partikel
atau bahan
2610 gram 0,1 g
3. Timbangan
Pasar
Menimbang partikel
atau baham
10 kg 50 g
LAPORAN BAHAN PANGAN
DAN DASAR-DASAR PENGOLAHAN
PRAKTIKUM IIPENGENALAN DAN PEMELIHARAAN LABORATORIUM
Oleh:Kelompok 17
Mona Surya Utami 240210120086Rizqiyah Salimah 240210120087Natasha Ariska 240210120088Siti Indah Disatya 240210120089Rizki Dwi Ananda Putri 240210120090Ghina Khoerunisa 240210120091
UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGANJATINANGOR
2013
LAPORAN BAHAN PANGAN
DAN DASAR-DASAR PENGOLAHAN
PRAKTIKUM IIPengenalan dan Pemeliharaan Laboratorium
Oleh:Kelompok 17
Mona Surya Utami 240210120086Natasha Ariska 240210120087Natasha Ariska 240210120088Siti Indah Disatya 240210120089Rizki Dwi Ananda Putri 240210120090Ghina Khoerunisa 240210120091
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR
2013