kelompok ii kmbbb.pptx

22
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Uretro Sistitis Kelompok II Fransis Novel Jeffri Rosadi Yudi Prasetio

Upload: yudiprasetio

Post on 17-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KELOMPOK II

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Uretro SistitisKelompok II

Fransis NovelJeffri RosadiYudi PrasetioAnatomi Fisiologi Sistem perkemihan Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan dua ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan ureter.

Sambungan....Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem reproduksi maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan bertindak hanya sebagai sistem Perkemihan.

PengertianUretro SistitisUretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh penyebaran infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih ( refluks urtrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.

EtiologiBakteri (Eschericia coli)Jamur dan virusInfeksi ginjalProstat hipertropi (urine sisa)

MANIFESTASI KLINISUretro Sistitis biasanya memperlihatkan gejala : Disuria (nyeri waktu berkemih) Peningkatan frekuensi berkemih Perasaan ingin berkemih Adanya sel-sel darah putih dalam urinDemam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

Komplikasi 1) Pembentukan Abses ginjal atau perirenal2) Gagal ginjalPemeriksaan diagnostikUrinalisis1) Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih2) Hematuria 5 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.Bakteriologis1) Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi, 102 103 organisme koliform/Ml.2) Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.

MANAJEMEN KEPERAWATAN URETRO SISTITIS1 PengkajianDalam melakukan pengkajian pada klien Uretro Sistitis menggunakan pendekatan bersifat menyeluruh yaitu :Data biologis meliputi :Identitas klienIdentitas penanggung jawabRiwayat kesehatan :Riwayat infeksi saluran kemihRiwayat pernah menderita batu ginjalRiwayat penyakit DM, jantung.

Pengkajian fisik :Palpasi kandung kemih.Inspeksi daerah meatus.Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine.Pengkajian pada costovertebralis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada kandung kemihPerubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan dengan Inflamasi pada kandung kemihNyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakitKurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

Intervensi keperawatan Intervensi KeperawatanDiagnosa 1. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada kandung kemihTujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan pasien memperlihatkan tidak adanya tanda-tanda infeksi.Kriteria Hasil :Tanda vital dalam batas normalNilai kultur urine negativeUrine berwarna bening dan tidak bau

Intervensi :Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 CR/ Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh.Catat karakteristik urine.R/ Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.Anjurkan pasien untuk minum 2 3 liter jika tidak ada kontra indikasiR/ Untuk mencegah stasis urine.

Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapi.R/ Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita.Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.R/ Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih.Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.R/ Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra.

Diagnosa 2. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan frekuensi dan atau nokturia) yang berhubungan dengan Inflamasi pada kandung kemihTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan klien dapatmempertahankan pola eliminasi secara adekuat.Kriteria Hasil:1) Klien dapat berkemih setiap 3 jam2) Klien tidak kesulitan pada saat berkemih3) Klien dapat bak dengan berkemihIntervensi :Ukur dan catat urine setiap kali berkemihR/ Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input/out putAnjurkan untuk berkemih setiap 2 3 jamR/ Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria.Palpasi kandung kemih tiap 4 jamR/ Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinalR/ Untuk memudahkan klien di dalam berkemih. Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyamanR/ Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.

Diagnosa 3. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakitTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan pasien merasanyaman dan nyerinya berkurang.Kriteria Hasil :Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.Kandung kemih tidak tegangPasien nampak tenangEkspresi wajah tenang

Intervensi :Kaji intensitas, lokasi, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri.R/ Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi.Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.R/ Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-ototAnjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasiR/ Untuk membantu klien dalam berkemihBerikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.R/ Analgetik memblok lintasan nyeri.Diagnosa 4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkantanda- tanda gelisah.Kriteria hasil :Klien tidak gelisahKlien tenang

Intervensi :Kaji tingkat kecemasanR/ Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klienBeri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannyaR/ Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatanBeri support pada klien. Beri penjelasan tentang penyakitnyaR/ Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya.

IMPLEMENTASI Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/ pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan (Doenges E Marilyn, dkk, 2000).

EVALUASI KEPERAWATANHal hal yang perlu dievaluasi dalam pemberian asuhan keperawatan berfokus pada kriteria hasil dari tiap-tiap masalah keperawatan dengan pedoman pembuatan Subjective Objective Assessment Planing (SOAP), atau Subjective Objective Assessment Planing Intervention Evaluation (SOAPIE) pada masalah yang tidak terselesaikan atau teratasi sebagian, apakan tindakan keperawatan yang telah dilakukan dapat dieterima atau tidak.Terima Kasih