kelompok ii

32
Kelompok II

Upload: selvy-anriani-gaspersz

Post on 08-Feb-2016

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penitng

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok II

Kelompok II

Page 2: Kelompok II

Anggota KelompokAnggota KelompokAlia Rahma (1208011002) aktifReza Eka Putra (1208011010) aktifSusana CH. L. Kabosu

(1208017018) aktifSelvy Anriani (1208017026) aktifSenandung Nacita Mutia

(1208017034) aktifAntonia B. S. Rizky Djara

(1208017042) aktifRr. Ken Ratri (1208017050) aktif

Page 3: Kelompok II

BAB IV EPISTEMOLOGI : BAB IV EPISTEMOLOGI : CARA CARA MENDAMENDAPAT PENGETAHUAN YANG PAT PENGETAHUAN YANG BENARBENAR

Jarum Sejarah Pengetahuan

Pengetahuan

Metode ilmiah

Struktur pengetahuan ilmiah

Page 4: Kelompok II

• Pada zaman dahulu tidak ada perbedaan objek, motode atau kegunaan dalam pengetahuan, semuanya sama

• Pada pertengahan abad 17 terjadi perubahan fundamental dengan berkembangnya Abad Penalaran ( The Age of Reason)

Page 5: Kelompok II

Zaman dahulu, orang-orang yang sudah dianggap ahli dalam satu bidang, maka ia dianggap ahli pula dalam bidang lainnya.

Pembedaan antara berbagai organisasai kemasyarakatan belum tampak, karena belum adanya pembagian pekerjaan.

Semuanya dianggap sama.

Page 6: Kelompok II

Misalnya : seorang ketua suku, yang sebenarnya hanyalah pemimpin adat, dipercayakan masyarakat juga sebagai hakim, panglima perang, guru besar, penghulu yang menikahkan atau tukang tenun.

Dan apabila orang tersebut sudah dianggap ahli, maka sampai kapanpun dia akan terus dianggap ahli.

Page 7: Kelompok II

Hingga muncul Abad Penalaran (abad 17), di mana konsep dasar berubah dari kesamaan menjadi pembedaan. Mulai muncul spesialisasi pekerjaan. Tidak semua dianggap sama, karena sudah mulai berkembangnya pengetahuan-pengetahuan yang lebih maju.

Page 8: Kelompok II

Misalnya : seorang pendeta yang ahli dalam teologi atau pengetahuan agama, maka Ia hanya dipercayakan dalam bidangnya tersebut, contohnya melakukan khotbah, menjadi penghulu nikah, dll yang berkaitan dengan pengetahuan agamanya.

Tentu dia tidak begitu ahli atau bahkan tidak ahli dalam bidang kedokteran, bercocok tanam, yang di mana adalah spesialisasi pekerjaan lain.

Page 9: Kelompok II

Pada dasarnya, zaman dahulu dan sekarang(mulai dari abad 17) terdapat perbedaan yang sangat fundamental.

Dahulu mengutamakan prinsip kesamaan, zaman sekarang prinsip pembedaan.

Page 10: Kelompok II

PENGETAHUANPENGETAHUANPengetahuan merupakan segenap apa

yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu dan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan

Ciri-ciri pengetahuan ada 3 yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi

Metode ilmiah merupakan acuan untuk mencapai epistemologi

Epistemologi merupakan acuan untuk mendapatkan ilmu

Page 11: Kelompok II

Pengetahuan merupakan sesuatu yang tidak terbatas atau tidak dapat kita batasi. Pengetahuan merupakan sumber jawaban dari segala pertanyaan yang muncul dalam pikiran kita.

Kita adalah makhluk bertanya, segala sesuatu yang ada di sekitar kita akan selalu kita pertanyakan.

Apa itu, dari mana itu, untuk apa itu

Page 12: Kelompok II

Pengetahuan berbeda dengan ilmu.Jika pengetahuan adalah apa yang

kita ketahui, maka ilmu adalah pegetahuan yang sudah dibuktikan kebenarannya.

Jadi, ilmu merupakan bagian dari pengetahuan.

Manusia menuntut sesuatu yang pasti benar dan rasional.

Page 13: Kelompok II

Untuk membuktikan bahwa suatu pengetahuan bisa dianggap ilmu harus melalui suatu proses ilmiah.

Proses itu dinamakan metode ilmiah.

Metode ilmiah merupakan acuan untuk mencapai epistemologi (cara untuk mendapat pengetahuan yang benar)

Page 14: Kelompok II

METODE ILMIAHMETODE ILMIAH Metode ilmiah di pakai untuk mendapatkan

pengetahuan atau ilmu. Metode ilmiah menggunakan cara berpikir deduktif,

induktif dan campuran. Secara filsafat, metode ilmiah adalah apa yang

dinamakan epistemologi. Syarat ilmu yaitu obyektif, metodis dan universal. Proses kegiatan berpikir dimulai dari adanya masalah. Metode ilmiah membutuhkan kejujuran dalam

mencapai kebenaran. Van Peursen membagi perkembangan kebudayaan

berdasar manusia menghadapi masalah menjadi 3 tahap, yaitu mistis, ontologi dan fungsional

Page 15: Kelompok II

Perumusan Masalah

Penyusunan Kerangka Berpikir

Khasanah Pengetahuan

Ilmiah

Perumusan Hipotesis

DitolakDiterimaPengujian Hipotesis

deduksi

koherensi

pragmatism

e induksi

korespondensi

Page 16: Kelompok II

METODE ILMIAHMETODE ILMIAH

Metode ilmiah di pakai untuk mendapatkan pengetahuan atau ilmu.Tidak semua pengetahuan di sebut sebagai ilmu sebab ilmu pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu, dan syarat ini yang tercantum dalam apa yang kita namakan metode ilmiah

Page 17: Kelompok II

Metode ilmiah menggunakan Metode ilmiah menggunakan cara berpikir deduktif, cara berpikir deduktif, induktif dan campuraninduktif dan campuran

Cara berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya. cara berpikir ini secara konsisten dan koheren maka ilmu mencoba memberikan penjelasan yang rasional kepada obyek yang berada dalam fokus penelahaan.

Sedangkan cara berpikir induktif yang berdasarkan kriteria kebenaran korespondensi. Teori korespondensi menyebutkan bahwa suatu bpernyataan dapat dianggap benar sekiranya materi yang terkandung dalam pernyataan itu bersesuaian dengan obyek faktual yang di tuju oleh pernyataan tersebut.

Page 18: Kelompok II

Secara filsafat, metode ilmiah Secara filsafat, metode ilmiah adalah apa yang dinamakan adalah apa yang dinamakan epistemologi.epistemologi.

Epistemologi merupakan pembahasan mengenai bagaimana kita mendapatkan ilmu. Kata bagaimana , membutuhkan jawaban suatu proses atau cara, jadi dalam hal ini cara tersebut ada dalam metode ilmiah.

Page 19: Kelompok II

Syarat ilmu yaitu obyektif, Syarat ilmu yaitu obyektif, metodis dan universal.metodis dan universal.

Objektif. Ilmu memiliki objek kajian , dalam mengkaji hal tersebut ilmu selalu berusaha mengungkapkan kebenaran sebagai suatu persesuaian tentang apa yang ada pada konsep pikiran, dan apa yang ada pada kenyataanyang bisa dibuktikan oleh akal (memiliki hubungan causal).

Metodis. Ilmu di hasilkan dari suatu upaya atau langkah tahapan yang di lakukan untuk meminimalisir kemungkinan kesalahan dalam mengungkapkan kebenaran.

Universal . Ilmu mencari kebenaran yang bersifat universal(umum) , kapan dan dimana saja.

Page 20: Kelompok II

Proses kegiatan berpikir Proses kegiatan berpikir dimulai dari adanya masalahdimulai dari adanya masalahmengamati

muncul pertanyaan(masalah)

mulai proses berpikir

Page 21: Kelompok II

Metode ilmiah membutuhkan kejujuran dalam mencapai kebenaran. Tentukan untuk mendapatkan suatu kebenaran yang hakiki nilai kejujuran harus di junjung tinggi dan diterapkan.

Page 22: Kelompok II

Van Peursen memVan Peursen membbagi agi perkembangan kebudayaan perkembangan kebudayaan berdasar manusiaberdasar manusia menghadapi menghadapi masalah menjadi 3 tahapmasalah menjadi 3 tahapTahap mistis, adalah sikap manusia yang merasa

dirinya terkepung oleh kekuatan gaib di sekitarnya.Tahap ontologis, adalah sikap manusia yang tidak

lagi merasa dirinya terkepung oleh kekuatan gaib di sekitarnya serta mulai melakukan penalaahan terhadap objek tersebut.

Tahap fungsional, adalah sikap manusia yang bukan saja merasa telah terbebas dari kepungan kekuatan gaib dan mempunyai pengetahuan berdasarkan penalaahan terhadap objek di sekitarnya, namun lebih dari itu memfungsionalkan pengetahuan tersebut bagi kepentingan dirinya.

Page 23: Kelompok II

Tahap Metode IlmiahTahap Metode Ilmiah1. Perumusan masalah yang merupakan

pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat di defenisikan faktor yang terkait di dalamnya.

2. penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan.

Page 24: Kelompok II

3. Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang di ajukan yang materinya merupakan kasimpulan dari kerangka berpikir yang di kembangakan.4. Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang di ajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.

Page 25: Kelompok II

5. Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang di ajukan itu ditolak atau di terima. Jika terdapat fakta yang cukup mendukung maka di terima , apabila sebaliknya maka di tolak. Yang di terima dianggap menjadi bagian dari ilmu pengetahuan.

Page 26: Kelompok II

Struktur Pengetahuan IlmiahStruktur Pengetahuan Ilmiah

Page 27: Kelompok II

Disiplin membuat ilmu Disiplin membuat ilmu berkembang lebih cepat.berkembang lebih cepat.

Pengetahuan ilmiah di proses lewat serangkaian langkah-langkah tertentu yang dilakukan dengan penuh kedisiplinan, dan dari karakteristik inilah maka ilmu sering di konotasikan sebagai disiplin.

Page 28: Kelompok II

Pengetahuan ilmiah memiliki Pengetahuan ilmiah memiliki 3 fungsi3 fungsi1. Menjelaskan. Pada dasarnya ilmu

merupakan pengetahuan yang bersifat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan yang ada.

2. Meramalkan. Penjelasan keilmuan memungkinkan kita untuk meramalkan apa yang akan terjadi.

3. Mengontrol. Berdasarkan ramalan tersebut kita bisa melakukan upaya untuk mengontrol agar ramalan itu menjadi kenyataan atau tidak.

Page 29: Kelompok II

4 jenis pola penjelaskan4 jenis pola penjelaskan1. Deduktif, merupakan cara berpikir deduktif

dalam menjelaskan suatu gejala dalam menarik kesimpulan secara logis dari premis-premis yang telah di tetapkan sebelumnya.

2. Probabilistik, merupakan penjelasan yang di tarik secara induktif dan memberikan penjelasan berupan peluang.

3. Fungsional atau teologis merupakan penjelasan yang meletakkan sebuah unsur dalam kaitannya dalam sistem secara keseluruhan yang mempunyai karakteristik atau arah perkembangan tertentu.

4. Genetik, mempergunaka faktor yang timbul sebelumnya dalam menjelaskan gejala yang muncul kemudian.

Page 30: Kelompok II

Teori dan HukumTeori dan Hukum Teori merupakan pengetahuan

ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan.

Sebuah teori biasanya terdiri dari hukum-hukum.

Hukum pada hakikatnya merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu kaitan sebab akibat.

Page 31: Kelompok II

Hubungan antara Teori dan Hubungan antara Teori dan HukumHukumSecara mudah kita dapat mengatakan bahwa teori adalah pengetahuan ilmiah yang memberikan penjelasan tentang “mengapa” suatu gejala terjadi, sedangkan hukum memberikan kemampuan kepada kita untuk meramalkan tentang “apa” yang mungkin terjadi.

Page 32: Kelompok II

Struktur Pengetahuan Struktur Pengetahuan IlmiahIlmiahDisiplin memungkinkan membuat ilmu

berkembang lebih cepatPengetahuan ilmiah memiliki 3 fungsi yaitu

menjelaskan, meramalkan dan mengontrolAda 4 jenis pola penjelaskan, yaitu

deduktif, propabilistik, fungsional/teleologis dan genetic

Teori merupakan “alat” penjelas dalam menjelaskan permasalahan yang berbeda-beda dan terdiri dari hukum-hukum