kelompok 9 psikologi kesehatan

20
KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa,karena rahmat dan kehendaknya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini sehingga dapat terbentuk makalah yang sangat sederhana ini.Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tetang Sikap.Makalah ini dibuat untuk menyempurnakan tugas mata kuliah kami yaitu Psikologi Kesehatan. makalah ini disusun secara singkat supaya teman-teman dapat dengan mudah memahami makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah masih belum sempurna dan banyak memiliki kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran anda sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Akhirnya kami ucapkan terima kasih. Medan, 17 Desember 2012

Upload: andin-rizqika-aliunputri

Post on 03-Jan-2016

82 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

psikologi, kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa,karena rahmat dan kehendaknya

kami dapat menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada

semua orang yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini sehingga dapat terbentuk

makalah yang sangat sederhana ini.Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui

tetang Sikap.Makalah ini dibuat untuk menyempurnakan tugas mata kuliah kami yaitu

Psikologi Kesehatan. makalah ini disusun secara singkat supaya teman-teman dapat dengan

mudah memahami makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa makalah masih belum sempurna dan banyak memiliki

kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran anda sangat kami harapkan untuk

menyempurnakan makalah ini,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Akhirnya

kami ucapkan terima kasih.

Medan, 17 Desember 2012

Penulis

i

Page 2: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. ii

1.1 Pengertian Sikap Sosial.............................................. 1

1.2 Komponen Sikap.......................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2

2.1 Pembentukan Sikap...................................................... 2

2.2 Fungsi Sikap................................................................. 3

2.3 Hubungan Sikap dan Tingkahlaku................................ 4

2.4 Ekstremitas................................................................... 5

2.5 Pengalaman Pribadi...................................................... 6

2.6 Teori tentang Hubungan Sikap dan Perilaku................ 7

2.7 Persuasi......................................................................... 8

2.8 Disonasi Kognitif.......................................................... 9

BAB III KESIMPULAN............................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 10

ii

Page 3: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Sikap Sosial

Pada permulaan abad ke-20, sikap merupakan konsep yang menjadi perhatian utama dalam

psikologi sosial, sehingga ada yang menganggap bahwa psikologi sosial adalah bidang studi

psikologi yang mempelajari sikap (Thomas dan Zaniecki,1918,watson,1930,dalam Vough

dan Hoog,2002).Sikap berasal dari kata latin “aptus” yang berarti dalam keadaan sehat dan

siap melakukan aksi/tindakan. Menurut G.W.Allport dalam buku Handbook of Social

Psychology membuat batasan/definisi sikap sebagai berikut :

sikap merupakan kesiapan mental dan saraf, diatur melalui pengalaman, menggunakan

pengaruh petunjuk situasi atau dinamis atas respons individual terhadap semua objek dan

situasi yang terkait.

Selanjutnya sikap diartikan juga sebagai kesadaran individu yang menentukan perbuatan

yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran individu yang

menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Hal ini terjadi

bukan saja pada orang-orang lain dalam satu masyarakat.

1.2 Komponen Sikap

Sikap adalah konsep yang dibentuk oleh 3 komponen, yaitu :

1. Aspek Kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran. Ini berarti

berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang

objek atau kelompok objek tertentu. Misalnya,kita ketahuai melalui tv maupun koran bahwa

ada perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji, seperti tidur di ruang sidang, korupsi,

merencanakan anggaran, atau menaikkan gaji/ pendapatan disaat makin banyak orang-orang

di PHK.

2. Aspek Afekif berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti

ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-ojek

tertentu.isi perasaan atau emosi pada penilaian seorang terhadap objek sikap inilahyang

mewarnai sikap menjadi suatu dorongan atau kekuatan/daya.

1

Page 4: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

3. Aspek Konatif (perilaku) : berwujud proses tendensi/kecenderungan untuk berbuatu

sesuatu objek, misalnya kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri dan

sebagainya.

Ketiga komponen sikap menciptakan nuansa tertentu yang dapat menjelaskan perbedaan

sikap orang-orang terhadap objek sikap yang sama.

BAB II

2.1 Pembentukan Sikap

Sikap manusia bukan sesuatu yang melekat sejak lahir, tetapi diperoleh melalui proses

pembelajaran yang sejalan dengan perkembangan hidupnya. Sikap dibentuk melalui proses

belajar sosial, yaitu proses dimana individu memperoleh informasi, tingkah laku, atau sikap

baru dari orang lain.

Sikap dibentuk melalui empat macam pembelajaran sebagai berikut :

1. Pengondisian klasik (classical conditioning : learning based on association)

Proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu stimulus atau rangsang selalu di ikuti

stimulus atau rangsang yang lain, sehingga rangsang yang pertama menjadi suatu isyarat

bagi rangsang yang kedua. Lama-kelamaan, orang akan belajar jika stimulus pertam

muncul, maka akan diikuti oleh stimulus kedua.

2. Pengondisian instrumental (instrumental conditioning)

Proses pembelajaran terjadi ketika suatu perilaku mendatangkan hasil yang

menyenangkan bagi seseorang, maka perilaku tersebut akan di ulang kembali.

Sebaliknya, bila perilaku mendatangkan hasil yang tidak menyenangkan bagi seseorang,

maka perilaku tersebut tidak akan diulang lagi atau dihindari.

3. Belajar melalui pengamatan (observational leraning, learning by example)

Proses pembelajarn dengan cara mengamati perilaku orang lain, kemudian dijadikan

sebagai contoh untuk berperilaku serupa.

2

Page 5: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

4. Perbandingan sosial (Social comparison)

Proses pembelajaran dengan membandingkan orang lain untuk mengecek apakah

pandangan kita mengenai sesuatu hal adalah benar atau salh disebut perbandingan

sosial. Kita cenderung menyamakan diri kita dengan mengambil ide-ide dan sikap-sikap

mereka.

2.2 Fungsi Sikap

Menurut Baron,Byrne,dan Branscombe (2006) terdapat 5 fungsi sikap seperti berikut

1. Fungsi pengetahuan

Sikap membantu kita untuk menginterpretasikan stimulus baru dan menampilkan

respons yang sesuai. Contohnya anak-anak diajari agar waspada ,sehingga dia

mengadopsi sikap dari orang tuanya agar tidak cepat percaya dan langsung menyukai

orang asing yang baru dikenal,untuk menghindari penculikan anak.

2. Fungsi identitas

Sikap terhadap kebangsaan Indonesia (nasionalis) yang kita nilai tinggi,

mengekspresikan nilai dan keyakinan serta mengomunikasikan “siapa kita”. Dalam

acara-acara resmi di luar negeri, orang Iindonesia memakai pakaian nasional seperti

batik dan peci bagi pria serta kebaya bagi wanita, untuk menunjukkan identitas kita

sebagai bangsa Indonesia.

3. Fungsi harga diri

Sikap yang kita miliki mampu menjaga atau meningkatkan harga diri. Mahasiswa USU

bangga memakai almamater hijau. misalnya sikap patuh terhadap aturan-aturan agar kita

tidak berperilaku menyimpang untuk mejaga harga diri kita di depan publik.

4. Fungsi pertahanan diri (Ego defensif)

Sikap berfungsi melindungi diri dari penilaian negatif tentang diri kita. Misalnya

memakai benda bermerek agar tidak dinilai rendah oleh teman-teman arisan.

5. Fungsi memotivasi kesan (impression motivation)

3

Page 6: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

Sikap berfungsi mengarahkan orang lain untuk memberikan penilaian atau kesan yang

positif tentang diri kita. Contohnya memelihara janggut dan memakai baju koko agar

dianggap orang alim dan dihormati oleh masyarakat.

2.3 Hubungan Sikap dan Tingkahlaku

Dalam uraian mengenai fungsi sikap, kita mengetahui bahwa banyak perilaku yang didasari

oleh sikap orang terhadap suatu objek. Sikap A terhadap B mendasari perilaku A terhadap B,

tetapi sikap A terhadap B yang berbeda suku dapat menjadi sumber perilaku yang berbeda

(diskriminasi) terhadap B. Mengapa sikap dan perilaku tidak selalu sejalan? Atau, dengan

kata lain, mengapa sikap kita terhadap suatu hal bertentangan dengan perilaku yang kita

tampilkan? Ternyata, sikap tidak selalu dapat meramalkan perilaku. Sikap dan perilaku tidak

selalu berhubungan secara langsung, tetapi melalui proses yang cukup rumit. Perilaku yang

ditampilkan oleh seseorang bergantung pada situasi, terutama dalam konteks yang paling

relevan dari sudut pandang orang tersebut.

2.4 Ekstremitas

Orang dengan sikap yang ekstrem, yaitu orang yang melibatkan intensitas perasaan yang

sangat mendalam tentang suatu hal. Menurut Krosnick (1988) salah satu determinan dari

ekstremitas adalah adanya vested interest, yaitu sejauh mana kepedulian orang terhadap suatu

hal, khususnya bila dengan konsekuensi dari hal tersebut menyangkut dirinya sendiri.

2.5 Pengalaman Pribadi

Sikap yang terbentuk melalui pengalaman langsung akan lebih menetap dalam ingatan dan

mudah diaktifkan lagi ketika kita menemui objek sikap yang serupa. Sikap yang terbentk

langsung melalui pengalaman baru lebih kuat atau lebih menetap daripada yang didapat orang

secara tidak langsung melalui pengalaman oranglain. Kuat lemahnya sikap bergantung pada

ekstreminitas dan pengalaman pribadi seseorang.(Petty & Kronick, 1995).konsitensi

hubungan sikap dan perilaku dipengaruhi oleh : (1) kuat/lemahnya sikap yang dimiliki

seseorang dan (2) faktor situasional yang dapat menghambat seseorang untuk berperilaku

sesuai dengan sikap yang dimilikinya.

4

Page 7: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

2.6 Teori Tentang Hubungan Sikap dan Perilaku

1. teori perilaku beralasan (theory of reason action-Fishbein & Ajzen, 1980)

keputusan untuk melakukan perilaku tertentu merupakan hasil dari proses yang

rasional. Untuk mengetahui bagaimana hubungan sikap dan perilaku, sehingga objek

sikap yang dimaksud tidak lain adalah perilaku itu sendiri. Beberapa pilihan perilaku

dipertimbangkan konsekuensi dan hasilnya dinilai, kemudian dibuat keputusan

untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (intensi).

2. Teori perilaku berencana (theory of planned behavior- Ajzen,1991)

Ajzen menganggap bahwa hubungan antara sikap dan perilaku dalam teori perilaku

beralasan, tidak menjelaskan mengenai perilaku yang tidak sepenuhnya dapat

dikendalikan oleh orang, meski ia mempunyai sikap yang positif terhadap perilaku

yang dimaksud. Secara keseluruhan, semuanya berpengaruh terhadap niat atau

kehendak, yaitu intensi orang untuk melakukan suatu perbuatan. Artinya, intensi

merupakan faktor motivasioanal yang sangat kuat pengaruhnya terhadap perilaku.

Dalam teori planned behavior, Ajzen menambahkan satu lagi determinan perilaku,

yang disebut sebagai perceived behavior control (PBC) atau kendali perilaku yang

dipersepsikan.

3. Attitude-to-Behavior Process Model (Fazio,1989)

Hubungan sikap dan perilaku berlangsung spontan. Model toeritis yang

dikembangkan oleh R.H.Fazio, menjelaskan bahwa bila kita dihadapkan pada

kejadian atau peristiwa yang berlangsung cepat, secara spontan sikap yang terdapat

pada diri kita akan mengarahkan perilaku. Kejadian-kejadian yang kita alami

menimbulkan sikap tertentu terhadap objek sikap yang ditemui. Sikap yang

terbentuk akan mempengaruhi persepsi kita tentang objek sikap tersebut. Sikap dan

pengetahuan yang terdapat dalam memori kita mempengaruhi persepsi dan

selanjutnya akan mempengaruhi perilaku kita.

5

Page 8: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

2.7 Persuasi

Persuasi yaitu upaya mengubah sikap orang lain melalui penggunaan berbagai macam pesan.

Contohnya iklan merupakan pesan tentang produk tertentu yang dikemas dengan menarik dan

ditampilkan melalui media massa yang cakupannya luas, baik melalui koran,TV, majalah,

maupun media lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mendapatkan pengetahuan atau informasi melalui berbagai

pesan persuasif yang dikemas dalam berbagai cara agar menarik. Namun, tidak semua

informasi yang kita terima mampu membentuk atau mengubah sikap kita terhadap hal yang

disampaikan dalam pesan tersebut.

Menurut teori the elaboration likelihood model (ELM) dari Petty&Cacioppo (1986), ada dua

macam cara untuk memproses pesan persuasif,yaitu:

1. Systematic processing

2. Heuristic processing

Pengolahan pesan dikatakan sebagai “sistematic processing”,bila orang mempertimbangkan

kekuatan isi pesan dengan sunguh-sungguh. Dalam hal ini pertimbangan orang tentang isi

pesan dapat melalui central route, yaitu proses pemikiran menggunakan logika atau rasio

serta mengikuti alur pemikiran yang mendalam dan terperinci. Misalnya orang membayar

pajak karena pertimbangan bahwa uangnya dapat meningkatkan pendapatan pemerintah dan

digunakan oleh pemerintah untuk pembangunan yang dapat mensejahterakan masyarakat.

Pesan persuasif diolah secara heuristic processing jika pesannya diolah menggunakan

pemikiran yang sederhana atau mental shortcuts. Dalam hal ini, kekuatan isi pesan tidak

dianggap penting, pertimbangan dilakukan secara sepintas menggunakan peripheral route.

Misalnya, perbuatan membayar pajak semata-mata dilakukan karena seringnya melihat papan

reklame bertuliskan “orang bijak membayar pajak”. Seorang membayar pajak tanpa

pemikiran yang mendalam seperti yang dilakukan dalam contoh. Lima macam reaksi

penolakan terhadap persuasi, yaitu reaksi penolakan atau reactance, peringatan sebelum

kejadian atau forewarning, menghindari selektif atau selective avoidance, membantah aktif

atau active counterarguing, dan suntikan kekebalan atau inoculation.

6

Page 9: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

1. Reaksi penolakan

Perlawanan terhadap persuasi terjadi karena seseorang merasa kebebasannya terancam.

Misalnya, pesan untuk tidak merokok di dalam ruangan dipersepsikan membatasi kesenangan

seseorang terhadap rokok. Hal-hal yang sifatnya membatasi kebebasan seseorang akan

menimbulkan reaksi penolakan. Begitu pula hal-hal yang dapat mengurangi kebebasan

seseorang akan menimbulkan perlawanan. Misalnya, pesan agar sebuah film tidak ditonton

oleh anak-anak dan remaja di bawah umur. Justru membangkitkan minat mereka untuk

menontonnya.

2. Peringatan sebelum kejadian

bila orang mengetahui bahwa dirinya menjadi sasaran dari upaya persuasi, biasanya ia akan

waspada terhadap isi pesan yang disampaikan dan cenderung menolak pesan-pesan atau

argumentasi yang berbeda dengan sikapnya. Jika seseorang mengetahuio bahwa ia menjadi

target persuasi, maka ia mempunyai kesempatan untuk menyiapkan bantahan (counter

argument). Sebagai contoh sebagai pemirsa televisi, kita menonton berbagai acara persuasif

di TV, seperti iklan, tayangan diskusi, kampanye partai, dan sebagainya. Namun, kita akan

segera mengubah saluran TV karena tahu bahwa iklan yang tidak kita sukai akan muncul.

3. Menghindari selektif

Seperti contoh di atas, kita akan menghindari atau tidak memperhatikan isi pesan dan

informasi yang tidak sesuai dengan sikap kita. Orang memilih acara TV, baik berupa isi

pesan, maupun pembawa pesan yang disukainya, yang sesuai dengan minat dan sikap

mereka.

4. Membantah aktif

Orang secara aktif menentang dan membantah pandangan-pandangan yang berlawanan

dengap sikap yang dimilikinya. Pandangan yang berbeda dengan sikap yang sudah dianut

akan menimbulkan kesan yang menimbulkan perasaan tidak nyaman dan mendorong orang

untuk bertahan dengan sikapnya semula. Orang semakin yakin bahwa sikapnya akan menjadi

lebih baik dengan secara aktif berargumentasi mempertahankan dan menyatakan kelebihan

dari sikapnya.

7

Page 10: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

5. Suntikan kekebalan

Bila orang mendapat pesan persuasif yang bertentangan dengan sikap yang sudah ada, isi

pesan tersebut merupakan suntikan baginya untuk melawan ide-ide “buruk” tersebut. Ia tidak

akan mau mengubah sikap yang ada, menjadi “imun”, dan mempertahankan sikapnya

walaupun pesan yang diberikan setelahnya berupa informasi yang sejalan dengan

pandangannya.

2.8 Disonansi Kognitif

Disonansi kognitif adalah keadaan internal yang tidak aman akibat adanya ketidaksesuainan

antara dua sikap atau lebih serta antara sikap dan tingkahlaku.Menurut Leon

Festinger(1957),disonasi terjadi apabila terdapat hubungan yang bertolak belakang antara

eleme-elemen kognitif dalam diri individu.hubungan bertolak belakang tersebut,terjadi bila

ada penyangkalan antara elemen kognitif yang satu dengan yang lain. Tiga jenis mekanisme

untuk mengurangi disonansi kognitif adalah sebagai berikut (Aronson,1968;Festiger,1957):

1. Mengubah sikap atau perilaku kita menjadi konsisten satu sama lain;

2. Mencari informasi baru yang mendukung sikap atau perilaku untuk menyeimbangkan

elemen kognitif yang bertentangan;

3. Trivilization,yaitu mengabaiakn atau menganggap ketidaksesuaian antara sikap atau

perilaku yang menimbulkan disonasi sebagai sesuatu yang tidak penting.Penelitian yang

dilakukan oleh Eddie harmon dan jones (2000) membuktikan bahwa disonasi kognitif dapat

membangkitkan perasaan tidak nyaman.

8

Page 11: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

BAB III

KESIMPULAN

Sikap adalah konsep psikologi sosial yang penting dan banyak dibahas. Sikap adalah

penilaian terhadap suatu objek yang terdapat dalam kehidupan kita(termasuk diri kita

sendiri). Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu kognitif,afektif(muatan emosi dan

perasaan),dan konasi (perilaku atau kencenderungan untuk melakukan

tindakan/perilaku).sikap diperoleh melalui pembelajaran sosial,perolehan informasi,serta

perilaku dan sikap melalui oranglain.

Pembelajaran sosial meliputi pembelajaran berdasarkan asosiasi (clasical

conditioning),pembelajaran melalui instrumental (intrumental conditioning), pembelajaran

melalui model dan pembelajaran dengan perbandingan.sikap memiliki fungsi, yaitu fungsi

pengetahuan, fungsi identitas, fungsi harga diri,fungsi pertahanan diri, dan fungsi motivasi

kesan.sikap tidak selalu dapat meramalkan tingkahlaku. Hubungan sikap dan perilaku

merupakan hubungan yang tidak langsung.perilaku tidak selalu menginterpretasikan sikap,

tetapi banyak faktor lain yang tercakup dalam konteks sosial, yang menentukan

perilakuh.Hubungan sikap dan perilaku dipengaruhi oleh kuat lemahnya sikap yang

dimiliki.kuat lemahnya sikap bergantung pada ekstremitas dan pengalaman pribadi masing-

masing. Teori tentang hubungan sikap dan perilaku,dijelaskan dalam teori perilaku

beralasan(fishbein & dan Ajzen,1980); teori perilaku berencana (Ajzen,1991);serta hubungan

spontan antara sikap dan perilaku yang dijelaskan dalam attitude –to-behaviour process

model (Fazio,1989).

Upaya mengubah sikap orang lain melalui pergunaan berbagai macam pesan dikenal

dengan persuasi. Pengolahan pesan persuasif melalui dua cara, yaitu dengan

mmepertimbangkan kekuatan isi pesan atau menggunakan central route (systematic

processing) dan denganmenggunakan perpheral route atau cara sederhana, sehingga isi pesan

tidak dianggap penting (heuristic processing). Di satu sisi, persuasi tidak mudah mengubah

sikap seseorang karena adanya kecenderungan untuk melakukan penolakan terhadap persuasi

melalui cara-cara berikut; reaksi penolakan (reactance),peringatan sebelum kejadian

(forewarning), menghindar selektif(selective avoidance), membantah aktif (active

counterarguing), dan suntikan kebal terhadap pertentangan(inoculation).

9

Page 12: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

Disonasi kognitif adalah keadaan internal yang tidak nyaman akibat adanya

ketidaksesuaian antara dua sikap atau lebih serta antara sikap dan tingkahlaku.Strategi untuk

mengurangi disonasi kognitif adalah dengan mengubah sikap dan perilaku agar menjadi

konsisten satu sama lain. Selain itu, dapat juga diartikan dengan mencari informasi baru yang

mendukung sikap atau perilaku,mengabaikan ketidaksesuaian, dan menganggap sikap atau

perilaku yang menimbulkan disonasi sebagai sesuatu yang tidak penting.

10

Page 13: Kelompok  9 Psikologi Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Sarlito W.S,Eko A,M, 2009. Psikologi Sosial. Salemba:html

Wirawan Sarwono,sarlito,2009.Pengantar Psikologi Umum.PT RajaGrafindo Persada,Jakarta

11