kelompok 9 psikologi kesehatan
DESCRIPTION
psikologi, kesehatanTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadiratan Tuhan Yang Maha Esa,karena rahmat dan kehendaknya
kami dapat menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua orang yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini sehingga dapat terbentuk
makalah yang sangat sederhana ini.Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui
tetang Sikap.Makalah ini dibuat untuk menyempurnakan tugas mata kuliah kami yaitu
Psikologi Kesehatan. makalah ini disusun secara singkat supaya teman-teman dapat dengan
mudah memahami makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah masih belum sempurna dan banyak memiliki
kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran anda sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Akhirnya
kami ucapkan terima kasih.
Medan, 17 Desember 2012
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. ii
1.1 Pengertian Sikap Sosial.............................................. 1
1.2 Komponen Sikap.......................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2
2.1 Pembentukan Sikap...................................................... 2
2.2 Fungsi Sikap................................................................. 3
2.3 Hubungan Sikap dan Tingkahlaku................................ 4
2.4 Ekstremitas................................................................... 5
2.5 Pengalaman Pribadi...................................................... 6
2.6 Teori tentang Hubungan Sikap dan Perilaku................ 7
2.7 Persuasi......................................................................... 8
2.8 Disonasi Kognitif.......................................................... 9
BAB III KESIMPULAN............................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Sikap Sosial
Pada permulaan abad ke-20, sikap merupakan konsep yang menjadi perhatian utama dalam
psikologi sosial, sehingga ada yang menganggap bahwa psikologi sosial adalah bidang studi
psikologi yang mempelajari sikap (Thomas dan Zaniecki,1918,watson,1930,dalam Vough
dan Hoog,2002).Sikap berasal dari kata latin “aptus” yang berarti dalam keadaan sehat dan
siap melakukan aksi/tindakan. Menurut G.W.Allport dalam buku Handbook of Social
Psychology membuat batasan/definisi sikap sebagai berikut :
sikap merupakan kesiapan mental dan saraf, diatur melalui pengalaman, menggunakan
pengaruh petunjuk situasi atau dinamis atas respons individual terhadap semua objek dan
situasi yang terkait.
Selanjutnya sikap diartikan juga sebagai kesadaran individu yang menentukan perbuatan
yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran individu yang
menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Hal ini terjadi
bukan saja pada orang-orang lain dalam satu masyarakat.
1.2 Komponen Sikap
Sikap adalah konsep yang dibentuk oleh 3 komponen, yaitu :
1. Aspek Kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran. Ini berarti
berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan-harapan individu tentang
objek atau kelompok objek tertentu. Misalnya,kita ketahuai melalui tv maupun koran bahwa
ada perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji, seperti tidur di ruang sidang, korupsi,
merencanakan anggaran, atau menaikkan gaji/ pendapatan disaat makin banyak orang-orang
di PHK.
2. Aspek Afekif berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti
ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-ojek
tertentu.isi perasaan atau emosi pada penilaian seorang terhadap objek sikap inilahyang
mewarnai sikap menjadi suatu dorongan atau kekuatan/daya.
1
3. Aspek Konatif (perilaku) : berwujud proses tendensi/kecenderungan untuk berbuatu
sesuatu objek, misalnya kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri dan
sebagainya.
Ketiga komponen sikap menciptakan nuansa tertentu yang dapat menjelaskan perbedaan
sikap orang-orang terhadap objek sikap yang sama.
BAB II
2.1 Pembentukan Sikap
Sikap manusia bukan sesuatu yang melekat sejak lahir, tetapi diperoleh melalui proses
pembelajaran yang sejalan dengan perkembangan hidupnya. Sikap dibentuk melalui proses
belajar sosial, yaitu proses dimana individu memperoleh informasi, tingkah laku, atau sikap
baru dari orang lain.
Sikap dibentuk melalui empat macam pembelajaran sebagai berikut :
1. Pengondisian klasik (classical conditioning : learning based on association)
Proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu stimulus atau rangsang selalu di ikuti
stimulus atau rangsang yang lain, sehingga rangsang yang pertama menjadi suatu isyarat
bagi rangsang yang kedua. Lama-kelamaan, orang akan belajar jika stimulus pertam
muncul, maka akan diikuti oleh stimulus kedua.
2. Pengondisian instrumental (instrumental conditioning)
Proses pembelajaran terjadi ketika suatu perilaku mendatangkan hasil yang
menyenangkan bagi seseorang, maka perilaku tersebut akan di ulang kembali.
Sebaliknya, bila perilaku mendatangkan hasil yang tidak menyenangkan bagi seseorang,
maka perilaku tersebut tidak akan diulang lagi atau dihindari.
3. Belajar melalui pengamatan (observational leraning, learning by example)
Proses pembelajarn dengan cara mengamati perilaku orang lain, kemudian dijadikan
sebagai contoh untuk berperilaku serupa.
2
4. Perbandingan sosial (Social comparison)
Proses pembelajaran dengan membandingkan orang lain untuk mengecek apakah
pandangan kita mengenai sesuatu hal adalah benar atau salh disebut perbandingan
sosial. Kita cenderung menyamakan diri kita dengan mengambil ide-ide dan sikap-sikap
mereka.
2.2 Fungsi Sikap
Menurut Baron,Byrne,dan Branscombe (2006) terdapat 5 fungsi sikap seperti berikut
1. Fungsi pengetahuan
Sikap membantu kita untuk menginterpretasikan stimulus baru dan menampilkan
respons yang sesuai. Contohnya anak-anak diajari agar waspada ,sehingga dia
mengadopsi sikap dari orang tuanya agar tidak cepat percaya dan langsung menyukai
orang asing yang baru dikenal,untuk menghindari penculikan anak.
2. Fungsi identitas
Sikap terhadap kebangsaan Indonesia (nasionalis) yang kita nilai tinggi,
mengekspresikan nilai dan keyakinan serta mengomunikasikan “siapa kita”. Dalam
acara-acara resmi di luar negeri, orang Iindonesia memakai pakaian nasional seperti
batik dan peci bagi pria serta kebaya bagi wanita, untuk menunjukkan identitas kita
sebagai bangsa Indonesia.
3. Fungsi harga diri
Sikap yang kita miliki mampu menjaga atau meningkatkan harga diri. Mahasiswa USU
bangga memakai almamater hijau. misalnya sikap patuh terhadap aturan-aturan agar kita
tidak berperilaku menyimpang untuk mejaga harga diri kita di depan publik.
4. Fungsi pertahanan diri (Ego defensif)
Sikap berfungsi melindungi diri dari penilaian negatif tentang diri kita. Misalnya
memakai benda bermerek agar tidak dinilai rendah oleh teman-teman arisan.
5. Fungsi memotivasi kesan (impression motivation)
3
Sikap berfungsi mengarahkan orang lain untuk memberikan penilaian atau kesan yang
positif tentang diri kita. Contohnya memelihara janggut dan memakai baju koko agar
dianggap orang alim dan dihormati oleh masyarakat.
2.3 Hubungan Sikap dan Tingkahlaku
Dalam uraian mengenai fungsi sikap, kita mengetahui bahwa banyak perilaku yang didasari
oleh sikap orang terhadap suatu objek. Sikap A terhadap B mendasari perilaku A terhadap B,
tetapi sikap A terhadap B yang berbeda suku dapat menjadi sumber perilaku yang berbeda
(diskriminasi) terhadap B. Mengapa sikap dan perilaku tidak selalu sejalan? Atau, dengan
kata lain, mengapa sikap kita terhadap suatu hal bertentangan dengan perilaku yang kita
tampilkan? Ternyata, sikap tidak selalu dapat meramalkan perilaku. Sikap dan perilaku tidak
selalu berhubungan secara langsung, tetapi melalui proses yang cukup rumit. Perilaku yang
ditampilkan oleh seseorang bergantung pada situasi, terutama dalam konteks yang paling
relevan dari sudut pandang orang tersebut.
2.4 Ekstremitas
Orang dengan sikap yang ekstrem, yaitu orang yang melibatkan intensitas perasaan yang
sangat mendalam tentang suatu hal. Menurut Krosnick (1988) salah satu determinan dari
ekstremitas adalah adanya vested interest, yaitu sejauh mana kepedulian orang terhadap suatu
hal, khususnya bila dengan konsekuensi dari hal tersebut menyangkut dirinya sendiri.
2.5 Pengalaman Pribadi
Sikap yang terbentuk melalui pengalaman langsung akan lebih menetap dalam ingatan dan
mudah diaktifkan lagi ketika kita menemui objek sikap yang serupa. Sikap yang terbentk
langsung melalui pengalaman baru lebih kuat atau lebih menetap daripada yang didapat orang
secara tidak langsung melalui pengalaman oranglain. Kuat lemahnya sikap bergantung pada
ekstreminitas dan pengalaman pribadi seseorang.(Petty & Kronick, 1995).konsitensi
hubungan sikap dan perilaku dipengaruhi oleh : (1) kuat/lemahnya sikap yang dimiliki
seseorang dan (2) faktor situasional yang dapat menghambat seseorang untuk berperilaku
sesuai dengan sikap yang dimilikinya.
4
2.6 Teori Tentang Hubungan Sikap dan Perilaku
1. teori perilaku beralasan (theory of reason action-Fishbein & Ajzen, 1980)
keputusan untuk melakukan perilaku tertentu merupakan hasil dari proses yang
rasional. Untuk mengetahui bagaimana hubungan sikap dan perilaku, sehingga objek
sikap yang dimaksud tidak lain adalah perilaku itu sendiri. Beberapa pilihan perilaku
dipertimbangkan konsekuensi dan hasilnya dinilai, kemudian dibuat keputusan
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (intensi).
2. Teori perilaku berencana (theory of planned behavior- Ajzen,1991)
Ajzen menganggap bahwa hubungan antara sikap dan perilaku dalam teori perilaku
beralasan, tidak menjelaskan mengenai perilaku yang tidak sepenuhnya dapat
dikendalikan oleh orang, meski ia mempunyai sikap yang positif terhadap perilaku
yang dimaksud. Secara keseluruhan, semuanya berpengaruh terhadap niat atau
kehendak, yaitu intensi orang untuk melakukan suatu perbuatan. Artinya, intensi
merupakan faktor motivasioanal yang sangat kuat pengaruhnya terhadap perilaku.
Dalam teori planned behavior, Ajzen menambahkan satu lagi determinan perilaku,
yang disebut sebagai perceived behavior control (PBC) atau kendali perilaku yang
dipersepsikan.
3. Attitude-to-Behavior Process Model (Fazio,1989)
Hubungan sikap dan perilaku berlangsung spontan. Model toeritis yang
dikembangkan oleh R.H.Fazio, menjelaskan bahwa bila kita dihadapkan pada
kejadian atau peristiwa yang berlangsung cepat, secara spontan sikap yang terdapat
pada diri kita akan mengarahkan perilaku. Kejadian-kejadian yang kita alami
menimbulkan sikap tertentu terhadap objek sikap yang ditemui. Sikap yang
terbentuk akan mempengaruhi persepsi kita tentang objek sikap tersebut. Sikap dan
pengetahuan yang terdapat dalam memori kita mempengaruhi persepsi dan
selanjutnya akan mempengaruhi perilaku kita.
5
2.7 Persuasi
Persuasi yaitu upaya mengubah sikap orang lain melalui penggunaan berbagai macam pesan.
Contohnya iklan merupakan pesan tentang produk tertentu yang dikemas dengan menarik dan
ditampilkan melalui media massa yang cakupannya luas, baik melalui koran,TV, majalah,
maupun media lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mendapatkan pengetahuan atau informasi melalui berbagai
pesan persuasif yang dikemas dalam berbagai cara agar menarik. Namun, tidak semua
informasi yang kita terima mampu membentuk atau mengubah sikap kita terhadap hal yang
disampaikan dalam pesan tersebut.
Menurut teori the elaboration likelihood model (ELM) dari Petty&Cacioppo (1986), ada dua
macam cara untuk memproses pesan persuasif,yaitu:
1. Systematic processing
2. Heuristic processing
Pengolahan pesan dikatakan sebagai “sistematic processing”,bila orang mempertimbangkan
kekuatan isi pesan dengan sunguh-sungguh. Dalam hal ini pertimbangan orang tentang isi
pesan dapat melalui central route, yaitu proses pemikiran menggunakan logika atau rasio
serta mengikuti alur pemikiran yang mendalam dan terperinci. Misalnya orang membayar
pajak karena pertimbangan bahwa uangnya dapat meningkatkan pendapatan pemerintah dan
digunakan oleh pemerintah untuk pembangunan yang dapat mensejahterakan masyarakat.
Pesan persuasif diolah secara heuristic processing jika pesannya diolah menggunakan
pemikiran yang sederhana atau mental shortcuts. Dalam hal ini, kekuatan isi pesan tidak
dianggap penting, pertimbangan dilakukan secara sepintas menggunakan peripheral route.
Misalnya, perbuatan membayar pajak semata-mata dilakukan karena seringnya melihat papan
reklame bertuliskan “orang bijak membayar pajak”. Seorang membayar pajak tanpa
pemikiran yang mendalam seperti yang dilakukan dalam contoh. Lima macam reaksi
penolakan terhadap persuasi, yaitu reaksi penolakan atau reactance, peringatan sebelum
kejadian atau forewarning, menghindari selektif atau selective avoidance, membantah aktif
atau active counterarguing, dan suntikan kekebalan atau inoculation.
6
1. Reaksi penolakan
Perlawanan terhadap persuasi terjadi karena seseorang merasa kebebasannya terancam.
Misalnya, pesan untuk tidak merokok di dalam ruangan dipersepsikan membatasi kesenangan
seseorang terhadap rokok. Hal-hal yang sifatnya membatasi kebebasan seseorang akan
menimbulkan reaksi penolakan. Begitu pula hal-hal yang dapat mengurangi kebebasan
seseorang akan menimbulkan perlawanan. Misalnya, pesan agar sebuah film tidak ditonton
oleh anak-anak dan remaja di bawah umur. Justru membangkitkan minat mereka untuk
menontonnya.
2. Peringatan sebelum kejadian
bila orang mengetahui bahwa dirinya menjadi sasaran dari upaya persuasi, biasanya ia akan
waspada terhadap isi pesan yang disampaikan dan cenderung menolak pesan-pesan atau
argumentasi yang berbeda dengan sikapnya. Jika seseorang mengetahuio bahwa ia menjadi
target persuasi, maka ia mempunyai kesempatan untuk menyiapkan bantahan (counter
argument). Sebagai contoh sebagai pemirsa televisi, kita menonton berbagai acara persuasif
di TV, seperti iklan, tayangan diskusi, kampanye partai, dan sebagainya. Namun, kita akan
segera mengubah saluran TV karena tahu bahwa iklan yang tidak kita sukai akan muncul.
3. Menghindari selektif
Seperti contoh di atas, kita akan menghindari atau tidak memperhatikan isi pesan dan
informasi yang tidak sesuai dengan sikap kita. Orang memilih acara TV, baik berupa isi
pesan, maupun pembawa pesan yang disukainya, yang sesuai dengan minat dan sikap
mereka.
4. Membantah aktif
Orang secara aktif menentang dan membantah pandangan-pandangan yang berlawanan
dengap sikap yang dimilikinya. Pandangan yang berbeda dengan sikap yang sudah dianut
akan menimbulkan kesan yang menimbulkan perasaan tidak nyaman dan mendorong orang
untuk bertahan dengan sikapnya semula. Orang semakin yakin bahwa sikapnya akan menjadi
lebih baik dengan secara aktif berargumentasi mempertahankan dan menyatakan kelebihan
dari sikapnya.
7
5. Suntikan kekebalan
Bila orang mendapat pesan persuasif yang bertentangan dengan sikap yang sudah ada, isi
pesan tersebut merupakan suntikan baginya untuk melawan ide-ide “buruk” tersebut. Ia tidak
akan mau mengubah sikap yang ada, menjadi “imun”, dan mempertahankan sikapnya
walaupun pesan yang diberikan setelahnya berupa informasi yang sejalan dengan
pandangannya.
2.8 Disonansi Kognitif
Disonansi kognitif adalah keadaan internal yang tidak aman akibat adanya ketidaksesuainan
antara dua sikap atau lebih serta antara sikap dan tingkahlaku.Menurut Leon
Festinger(1957),disonasi terjadi apabila terdapat hubungan yang bertolak belakang antara
eleme-elemen kognitif dalam diri individu.hubungan bertolak belakang tersebut,terjadi bila
ada penyangkalan antara elemen kognitif yang satu dengan yang lain. Tiga jenis mekanisme
untuk mengurangi disonansi kognitif adalah sebagai berikut (Aronson,1968;Festiger,1957):
1. Mengubah sikap atau perilaku kita menjadi konsisten satu sama lain;
2. Mencari informasi baru yang mendukung sikap atau perilaku untuk menyeimbangkan
elemen kognitif yang bertentangan;
3. Trivilization,yaitu mengabaiakn atau menganggap ketidaksesuaian antara sikap atau
perilaku yang menimbulkan disonasi sebagai sesuatu yang tidak penting.Penelitian yang
dilakukan oleh Eddie harmon dan jones (2000) membuktikan bahwa disonasi kognitif dapat
membangkitkan perasaan tidak nyaman.
8
BAB III
KESIMPULAN
Sikap adalah konsep psikologi sosial yang penting dan banyak dibahas. Sikap adalah
penilaian terhadap suatu objek yang terdapat dalam kehidupan kita(termasuk diri kita
sendiri). Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu kognitif,afektif(muatan emosi dan
perasaan),dan konasi (perilaku atau kencenderungan untuk melakukan
tindakan/perilaku).sikap diperoleh melalui pembelajaran sosial,perolehan informasi,serta
perilaku dan sikap melalui oranglain.
Pembelajaran sosial meliputi pembelajaran berdasarkan asosiasi (clasical
conditioning),pembelajaran melalui instrumental (intrumental conditioning), pembelajaran
melalui model dan pembelajaran dengan perbandingan.sikap memiliki fungsi, yaitu fungsi
pengetahuan, fungsi identitas, fungsi harga diri,fungsi pertahanan diri, dan fungsi motivasi
kesan.sikap tidak selalu dapat meramalkan tingkahlaku. Hubungan sikap dan perilaku
merupakan hubungan yang tidak langsung.perilaku tidak selalu menginterpretasikan sikap,
tetapi banyak faktor lain yang tercakup dalam konteks sosial, yang menentukan
perilakuh.Hubungan sikap dan perilaku dipengaruhi oleh kuat lemahnya sikap yang
dimiliki.kuat lemahnya sikap bergantung pada ekstremitas dan pengalaman pribadi masing-
masing. Teori tentang hubungan sikap dan perilaku,dijelaskan dalam teori perilaku
beralasan(fishbein & dan Ajzen,1980); teori perilaku berencana (Ajzen,1991);serta hubungan
spontan antara sikap dan perilaku yang dijelaskan dalam attitude –to-behaviour process
model (Fazio,1989).
Upaya mengubah sikap orang lain melalui pergunaan berbagai macam pesan dikenal
dengan persuasi. Pengolahan pesan persuasif melalui dua cara, yaitu dengan
mmepertimbangkan kekuatan isi pesan atau menggunakan central route (systematic
processing) dan denganmenggunakan perpheral route atau cara sederhana, sehingga isi pesan
tidak dianggap penting (heuristic processing). Di satu sisi, persuasi tidak mudah mengubah
sikap seseorang karena adanya kecenderungan untuk melakukan penolakan terhadap persuasi
melalui cara-cara berikut; reaksi penolakan (reactance),peringatan sebelum kejadian
(forewarning), menghindar selektif(selective avoidance), membantah aktif (active
counterarguing), dan suntikan kebal terhadap pertentangan(inoculation).
9
Disonasi kognitif adalah keadaan internal yang tidak nyaman akibat adanya
ketidaksesuaian antara dua sikap atau lebih serta antara sikap dan tingkahlaku.Strategi untuk
mengurangi disonasi kognitif adalah dengan mengubah sikap dan perilaku agar menjadi
konsisten satu sama lain. Selain itu, dapat juga diartikan dengan mencari informasi baru yang
mendukung sikap atau perilaku,mengabaikan ketidaksesuaian, dan menganggap sikap atau
perilaku yang menimbulkan disonasi sebagai sesuatu yang tidak penting.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sarlito W.S,Eko A,M, 2009. Psikologi Sosial. Salemba:html
Wirawan Sarwono,sarlito,2009.Pengantar Psikologi Umum.PT RajaGrafindo Persada,Jakarta
11