kelompok 4 kasus 1

Upload: vieocta-apsari-paradise

Post on 09-Jul-2015

129 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN HASIL DISKUSI LEN KASUS I

Oleh: Kelompok IV Happy Pilas Hesty Putri H Marifatul Kisabana Exsa Wahyuningtyas Ayu Novita R Yuriska Lintang K Vieocta Apsari P Heri Iswanto Laelis Saadah Nuning Khurotul A Stefani Yulita S Ni Putu Jeny M Retno Tri Astuti R Hendra Dwi C Rani Agtrisya (105070201111002) (105070201111003) (105070201111004) (105070201111005) (105070201111006) (105070201111007) (105070201111008) (105070201111009) (105070201111010) (105070201111011) (105070201111012) (105070201111013) (105070201111014) (105070201111016) (105070201111017)

PENDIDIKAN SARJANA ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG, 2011

KasusPerawat Jo bekerja di Puskesmas Desa Sukamaju, dia merupakan perawat yang terkenal di daerahnya. Banyak pasien yang berobat ke rumah Perawat Jo yang berasal dari desanya dan desa-desa sekitarnya. Pasiennya tiap hari lebih dari 20 pasien. Sebagian besar pasiennya merasa kurang puas kalau hanya diberi obat tablet atau sirup. Oleh karena itu Perawat Jo memberikan injeksi obat kepada pasien yang memintanya meskipun itu hanya vitamin. selalu

Langkah 1Mengumpulkan data: 1. Perawat terkenal yang bekerja di desa 2. Pasien yang kurang puas dengan obat tablet atau sirup 3. Perawat memberikan injeksi tanpa indikasi4. Banyak pasien yang datang ke rumah perawat Jo

Analisa dan interpretasi data: Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, mengindikasikan bahwa perawat Jo telah memberikan injeksi obat kepada pasien yang datang ke rumahnya. Hal ini telah melanggar kewenangannya sebagai seorang perawat. Untuk itu perlu diadakan pengkajian untuk mengetahui kelegalitasan tindakan keperawatan mandiri yang dilakukan perawat Jo yaitu memberikan injeksi tanpa indikasi untuk memenuhi kepuasan pasien. Dari data yang telah terkumpul dapat diinterpretasikan bahwa masih ada tenaga kesehatan lain seperti dokter, karena terdapat puskesmas di desa tersebut.

Langkah 2Rumusan masalah:

1. Bagaimana ruang lingkup dan kewenangan perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan? 2. Bagaimana hak dan kewajiban perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan? 3. Bagaimana hak dan kewajiban pasien dalam melaksanakan praktik keperawatan?4. Legalkah tindakan perawat Jo dalam memberikan injeksi kepada pasien?

Jawaban1. Ruang Lingkup Perawat

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/148/I/2010 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PERAWAT BAB III : PENYELENGGARAAN PRAKTIK Pasal 8 : 1) 2) 3) Praktik keperawatan dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditujukan kepada Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan melalui a) b) c) 4) Pelaksanaan asuhan keperawatan, Pelaksanaan upaya promotif, perventif, pemulihan dan pemberdayaan Pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer. pertama, tingkat kedua dan tingkat ketiga. individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. kegiatan:

masyarakat, dan Asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 bagian (a) meliputi

pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan. 5) Implementasi keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 meliputi penerapan perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan.

6) 7)

Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 meliputi pelaksanaan Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada

prosedur keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan. ayat 4 dapat memberikan obat bebas dan atau obat bebas terbatas. Pasal 9 : Perawat dalam melakukan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Pasal 10 : 1) Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan jiwa seseorang/pasien dan tidak ada dokter di tempat kejadian, perawat dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8. 2) Bagi perawat yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter dalam rangka melaksanakan tugas pemerintah, dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8. 3) 4) Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah harus memperhatikan kompetensi tingkat kedaruratan dan kemungkinan untuk dirujuk. Kecamatan atau Kelurahan/Desa yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 5) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 4 telah terdapat dokter, kewenangan perawat sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak berlaku.

2. Hak dan kewajiban perawat Permenkes RI No. HK.02.02/Menkes/148/1/2010

Tentang Hak Perawat dalam Menjalankan Praktik: Pasal 11 Dalam melaksanakan praktik, perawat mempunyai hak: a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik keperawatan sesuai standar,

b. c. d. e.

Memperoleh informasi lengkap dan jujur dari klien dan/atau keluarganya, Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi, Menerima imbalan jasa profesi, dan Memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan

tugasnya. Pasal 12 (1) b. d. Dalam melaksanakan praktik, perawat wajib untuk: a.Menghormati hak pasien, Melakukan rujukan, Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien/klien dan c.Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pelayanan yang dibutuhkan, e.Meminta persetujuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan, f. Melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis, dan g. (2) Mematuhi standar. Perawat dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan

profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau organisasi profesi. (3) Perawat dalam menjalankan praktik wajib membantu program Pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3. Hak dan kewajiban pasien

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT Bagian Ketiga Kewajiban Pasien Pasal 31

1.

Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan

diterimanya. 2. Menteri. Bagian Keempat Hak Pasien Pasal 32 Setiap pasien mempunyai hak:a. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah

Sakit,b. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien, c. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi, d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan

standar prosedur operasional,e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari

kerugian fisik dan materi,f. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan, g. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan

yang berlaku di Rumah Sakit,h. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang

mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit,i.

mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan

medisnya,j.

tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan,k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh

tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya,l.

didampingi keluarganya dalam keadaan kritis,

m. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu

tidak mengganggu pasien lainnya,n. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di

Rumah Sakit,o. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya, p. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan

kepercayaan yang dianutnya,q. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga

memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana, danr. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan

melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (pasal 4 dan 5) Pasal 4 Hak konsumen adalah :

8 TAHUN 1999

a. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barangb. dan/atau jasa, c. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa

tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan,d. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan

barang dan/atau jasa,e. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang

digunakan,f. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa

perlindungan konsumen secara patut,g. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen,

h. hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif,i.

hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila

barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya, j. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya. Pasal 5 Kewajiban konsumen adalah :a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau

pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan,b. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa, c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati,

d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESEHATAN (pasal 4-13) Hak Pasal 4 Setiap orang berhak atas kesehatan. Pasal 5 1. 2. 3.

NOMOR 36 TAHUN 2009

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri

daya di bidang kesehatan. bermutu, dan terjangkau. pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

Pasal 6 Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. Pasal 7 Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Pasal 8 Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan. Kewajiban : Pasal 9 1. 2. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan. Pasal 10 Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial. Pasal 11 Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya. Pasal 12

Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya. Pasal 13 1. 2. Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial. Program jaminan kesehatan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG Paragraf 7 Hak dan Kewajiban Pasien Pasal 52 Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak: a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3), b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain, c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis, d. menolak tindakan medis, dan e. mendapatkan isi rekam medis. Pasal 53 Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban : a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya, b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi, c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan, dan d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.4. Tindakan perawat Jo dalam memberikan injeksi kepada pasien tidak legal. Karena tindakan

tersebut diluar kewenangannya sebagai perawat, sesuai Peraturan

Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Penyelenggaraan Praktik Perawat pada bab III pasal 8 yang dijelaskan secara rinci pada ayat 3 sampai dengan ayat 7. Perawat diperbolehkan melakukan tindakan diluar kewenangannya apabila dalam keadaan darurat untuk penyelamatan jiwa seseorang/pasien dan tidak ada dokter di tempat kejadian, sesuai dengan Peraturan pasal 10 ayat 1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Penyelenggaraan Praktik Perawat pada bab III

Langkah 3Alternatif penyelesaian masalah:1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter). 2. Merujuk pasien ke tenaga kesehatan lain yang lebih berwenang. 3. Menolak keinginan pasien dengan pemberian edukasi kepada pasien.

Langkah 4Kekuatan dan kelemahan alternatif penyelesaian masalah: 1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

Kekuatan:-

Perawat bisa melakukan tindakan diluar kewenangannya dalam pengawasan dokter Menjalin hubungan interpersonal yang baik antar tenaga kesehatan Meminimalisir risiko-risiko yang dapat ditimbulkan dalam tindakan pemberian injeksi

-

Kelemahan:-

Perawat terkesan tidak mandiri dan dianggap sebagai asisten dokter Mengurangi imbalan jasa yang diterima perawat

-

2. Merujuk pasien ke tenaga kesehatan lain yang lebih berwenang

Kekuatan: Perawat telah melakukan tindakan sesuai peraturan yang berlaku Pasien akan mendapatkan tindakan yang lebih tepat

Kelemahan: Mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kompetensi yang dimiliki perawat 3. Menolak keinginan pasien dengan pemberian edukasi kepada pasien Kekuatan: Meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kompetensi perawat Menjalankan praktik keperawatan sesuai prosedur

-

Meminimalisir risiko-risiko yang dapat ditimbulkan dalam tindakan pemberian injeksi

-

Edukasi yang diberikan diharapkan dapat mengubah persepsi masyarakat tentang proses penyembuhan tidak hanya dengan injeksi

Kelemahan:-

Memungkinkan pasien tidak mau datang ke praktik perawat Jo lagi Pasien kecewa dengan keputusan perawat Jo

-

Langkah 5Membuat keputusan: Tindakan perawat Jo dalam hal memberikan injeksi adalah tindakan yang tidak legal. Tindakan terbaik yang diputuskan adalah menolak permintaan pasien untuk memberikan injeksi, dan perawat juga memberikan edukasi terhadap pasien terkait upaya penyembuhan non farmakologis dan juga tentang batasan kewenangan perawat. Keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1. Pertimbangan kelebihan yang didapat lebih banyak dari kekurangan jika dibandingkan dengan menggunakan alternative yang lain2. Analisa sementara menyatakan bahwa ada dokter di desa tersebut

3.

Tercapainya edukasi kesehatan kepada pasien

ReferensiUndang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Undang-Undang N0.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Peraturan

Menteri

Kesehatan

R.I.

No.

HK.02.02/148/I/2010

Tentang

Ijin

dan

Penyelenggaraan Praktik Perawat