laporan studi kasus kelompok

59
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia ( Depkes RI, 1999). Pelayanan kesehatan rumah sakit bertujuan agar terciptanya kesembuhan pasien dalam waktu sesingkat mungkin. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan rumah 1

Upload: marisha-shelilya

Post on 28-Dec-2015

143 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Studi Kasus Kelompok

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujudnya kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat,

bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan

perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh

wilayah Republik Indonesia ( Depkes RI, 1999).

Pelayanan kesehatan rumah sakit bertujuan agar terciptanya kesembuhan pasien

dalam waktu sesingkat mungkin. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan rumah

sakit seperti yang dijelaskan diatas, perlu melaksanakan pelayanan optimal, salah

satunya di bidang gizi.

Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan

keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, serta status metabolisme

tubuh. Keadaan gizi pasien sangat mempengaruhi proses penyembuhan penyakit.

Berdasarkan mekanisme kerja, kegiatan pokok Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)

dikelompokkan menjadi 4 kegiatan yaitu pengadaan dan penyajian makanan, pelayanan

gizi diruang rawat inap, penyuluhan dan konsultasi gizi, penelitian dan pengembangan

gizi terapan.

1

Page 2: Laporan Studi Kasus Kelompok

Salah satu pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi ruang rawat inap.

Pelayanan gizi ruang rawat inap merupakan serangkaian kegiatan pelayanan gizi yang

berkesinambungan dimulai dengan pengkajian data dari hasil pemeriksaan fisik,

antropometri, laboratorium dan pemeriksaan lainnya sampai pada perencanaan terapi

gizi/diit serta evaluasinya (Almatsier, Sunita. 2004 :3)

Terapi gizi medis merupakan salah satu faktor penunjang utama penyembuhan

penyakit dan sangat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien sehingga harus

diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk

melaksanakan metabolisme ( PGRS, 2006 : 7 ). Dalam upaya pemenuhan zat gizi yang

optimal pada pelaksanaan asuhan gizi dan terapi gizi medis pada pasien diperlukan

keterlibatan dan kerjasama yang erat antar berbagai profesi terkait yang bergabung

dalam tim asuhan gizi. Tiap anggota tim memberi sumbangan spesifik sesuai dengan

keahliannya, yang diharapkan saling mengisi dalam upaya memberikan asuhan

gizi/terapi gizi medis yang optimal.

Salah satu penyakit yang memerlukan terapi gizi medis ialah diabetes mellitus.

Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan

oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kekurangan

hormon insulin baik absolut maupun relatif. Diabetes mellitus disebabkan oleh tidak

kuatnya produksi insulin karena defek pada sel – sel beta pankreas yang dikenal sebagai

diabetes melitus tipe I , atau tidak efektif nya kerja insulin di jaringan yang dikenal

sebagai diabetes melitus tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)

Penyakit ini merupakan penyakit menahun yang diderita seumur hidup.

2

Page 3: Laporan Studi Kasus Kelompok

Berdasarkan hal diatas dan dalam upaya menciptakan ahli madya gizi yang

mampu mengkaji status gizi pasien dan dapat melaksanakan asuhan gizi pasien,

menyusun perencanaan diet sesuai dengan keadaan penyakit baik dengan komplikasi

maupun non kompllikasi, bekerja sama dengan asuhan tim klinik dan menerapkan ilmu

yang didapatkan dibangku kuliah. Sesuai dengan kurikulum pendidikan gizi maka

Praktek Kerja Lapangan (PKL) manajemen asuhan gizi klinik dasar, mahasiswa mampu

melaksanakan terapi diit pada berbagai macam penyakit dengan melakukan studi kasus

mengenai “Penatalaksanaan Diet Diabetes Melitus Tipe II Dengan Ulkus

Diabetikum Di ruang Rawat Inap Interne Wanita RSUD. Dr. Achmad Mochtar

Bukittinggi “

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum Studi Kasus

Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan pelayanan gizi dan

penatalaksanaan diet pada pasien Diabetes Melitus Tipe II dengan Ulkus

Diabetikum di ruang rawat inap interne wanita RSUD. Dr. Achmad Mochtar

Bukittinggi.

1.2.2 Tujuan khusus studi khusus

a. Mahasiswa mampu menganalisa pengkajian gizi.

b. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa gizi pasien.

c. Mahasiswa mampu melakukan intervensi gizi.

d. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi gizi.

3

Page 4: Laporan Studi Kasus Kelompok

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa mampu merencanakan dan melaksanakan terapi diit pasien sesuai

dengan data - data penyakit, memahami pelayanan gizi ruang rawat inap interne wanita

di RSUD. DR. Achmad Mochtar Bukittinggi, menambah wawasan dalam melakukan

studi kasus dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku kuliah.

1.3.2 Bagi Instalasi

Membantu dan sebagai bahan masukan bagi Instalasi untuk dapat melihat

permasalahan apa yang dijumpai selama pelaksanaan studi kasus pada ruang rawat inap

khususnya ruang rawat inap interne wanita tentang diet dan pengolahan makanan untuk

pasien.

4

Page 5: Laporan Studi Kasus Kelompok

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Diabetes Mellitus

Diabetes Melitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

mengalami peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan hormon insulin baik

secara absolut maupun relatif (Almatsier, 2004 : 137).

Diabetes mellitus merupakan kumpulan keadaan yang disebabkan oleh

kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan pengendalian gula darah ini terjadi atas

dua hal yaitu produksi insulin yang tidak memadai atau tidak ada sehingga hormon

insulin yang dihasilkan oleh sel- sel beta pada bagian endokrin pankreas dan resistensi

insulin menjadi meningkat (Mansjoer, Arif. Dkk. 2001 : 580).

Menurut Dr. Sayoga, M.Sc Diabetes adalah penyakit kronis berupa kelainan

metabolisme karbohidrat yaitu zat tepung dan gula dengan ciri penumpukan glukosa

didalam plasma darah karena jumlah hormon insulin yang kurang sehingga tidak mampu

melaksanakan perannya dalam metabolisme karbohidrat. Akibatnya zat glukosa

sebagian dikeluarkan dari tubuh melalui urine.

2.2 Klasifikasi

Klasifikasi Diabetes Mellitus yang dianjurkan oleh Perkeni adalah yang sesuai

dengan anjuran American Diabetes Association (ADA) 1997.

1. Diabetes Mellitus Tipe I

Destruksi sel beta yang menjurus ke defisiensi insulin absolut :

5

Page 6: Laporan Studi Kasus Kelompok

- Autoimun

- Idiopatik

2. Diabetes Mellitus Tipe II

Bervariasi mulai dari yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi

insulin relatif sampai dengan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.

3. Diabetes Mellitus Tipe lain

a) Defek genetik fungsi sel beta.

b) Defek genetik kerja insulin

c) Penyakit eksokrin pankreas

1. Pankreatitis

2. Pankreatektomi

d) Endrokinopati

e) Karena obat/ zat kimia : vacar, pentamidia, asam nikotinat.

f) Infeksi yang disebabkan oleh virus

g) Sebab imunologi yang jarang

h) Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes mellitus.

4. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes yang timbul selama kehamilan. Jenis ini sangat penting diketahui

karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan benar.

Menurut kriteria World Health Organization (WHO) tahun 1985, penyakit

diabetes mellitus di bagi menjadi beberapa tipe yaitu :

1. Tipe IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)

6

Page 7: Laporan Studi Kasus Kelompok

Disebut juga dengan Juvenile Diabetes atau Insulin Dependent DM atau

DMTI (Diebetes Melitus Tergantung insulin) atau DM Tipe I, dimana gambaran

klinisnya biasa timbul pada masa kanak- kanak dan puncak nya pada waktu

dewasa. Diabetes Melitus Tergantung Insulin (DMTI) disebabkan oleh

dekstruksi sel β pulau Langerhans akibat proses autoimun Bila insulin tidak aktif

glukosa tidak dapat masuk kedalam sel akibatnya glukosa akan tetap berada di

dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa dalam darah meningkat.

Dalam keadaan seperti itu badan akan jadi lemah tidak ada sumber energi di

dalam sel. Inilah yang terjadi pada DM Tipe I.

2. Tipe NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus

DM Tipe II atau NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus)

disebabkan oleh kegagalan relatif sel β dan resistensi insulin. Resistensi insulin

adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa

oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β

tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi

defisiensi relatif insulin. Jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak

tetapi reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. Reseptor

insulin yang berfungsi sebagai pembawa glukosa ke dalam sel mengalami

gangguan maka glukosa yang akan masuk sel menjadi sedikit, sehingga akan

kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa dalam pembuluh darah

meningkat.

3. Malnutrition Related Diabetes Melitus (MRDM)

7

Page 8: Laporan Studi Kasus Kelompok

Yaitu diabetes yang berkaitan dengan berkurangnya makanan dan

malnutrisi.

4. Diabetes Tipe lainnya yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu

yaitu:

a. Faktor genetik

b. Karena obat

c. Penyakit Hormon

d. Penyakit Pankreas

e. Sirosis Hepatis

2.3 Etiologi

Menurut Soersirah Soetardjo dkk tahun 1990, penyebab yang pasti dari Diabetes

Mellitus belum jelas. Beberapa faktor pencetus Diabetes Mellitus, antara lain :

a. Faktor Lingkungan

Virus dapat menyerang seseorang yang dapat menyebabkan peradangan

pada pankreas (pankreatitis). Begitu juga dengan bahan-bahan kimia, yang dapat

menimbulkan endapan-endapan besi dalam pankreas (hemokromatosis) yang

juga dapat mengakibatkan peradangan pankreas sehingga merusak sel-sel beta

penghasil insulin.

b. Faktor genetik

Lebih kurang 25 % dari penderita Diabetes Mellitus mempunyai anggota

keluarga yang juga menderita Diabetes Mellitus. Menurut Mendell apabila kedua

orang tua menderita Diabetes Mellitus maka 100% keturunannya menderita

8

Page 9: Laporan Studi Kasus Kelompok

diabetes melitus dan apabila salah satu orang tua positif Diabetes Mellitus maka

50% anak kemungkinan menderita Diabetes Mellitus.

c. Faktor pencetus lainnya

a. Obesitas

Pada keadaan obesitas reseptor insulin berkurang jumlah dan

keaktifannya (kurang sensitif) sehingga keberadaan insulin di dalam darah

kurang dan tidak dapat dimanfaatkan.

b. Pola makan yang salah

Sesuai dengan kemajuan zaman dan meningkatnya pendapatan rata-rata

perorangan perbulan menyebabkan orang cenderung mengkonsumsi

makanan yang tinggi lemak dan karbohidrat yang melebihi kebutuhan.

Patogenesis

Pankreas melepaskan insulin dalam jumlah proporsional dengan jumlah makanan

yang dikonsumsi. Sel-sel beta memonitor kadar gula darah secara teratur dan

melepaskan jumlah insulin yang dibutuhkan untuk memproses glukosa di dalam darah.

Pada pasien diabetes, pankreas tidak memproduksi insulin sehingga tidak dapat

digunakan oleh tubuh. Oleh karena itu gula darah tidak dapat digunakan secara efektif

oleh sel-sel beta dan kelebihan glukosa tidak dapat disimpan (Ramaiah, 2006).

2.4 Gambaran Klinis

Seseorang datang ke dokter dan didiagnosa menderita Diabetes Mellitus bila ada

keluhan kelainan kulit seperti : gatal, bisul–bisul, kelainan ginekologi seperti keputihan,

9

Page 10: Laporan Studi Kasus Kelompok

kelemahan tubuh, luka atau bisul yang tidak sembuh – sembuh dan infeksi saluran

kemih.

Gejala khas Diabetes Melitus berupa:

1. Poliuria (frekuensi buang air kecil yang sering)

2. Polidipsia (Peningkatan rasa haus akibat volume urine yang sangat besar)

3. Lemas dan berat badan turun

4. Polifagia (peningkatan rasa lapar dan nafsu makan bertambah)

5. Kesemutan, gatal, mata kabur

6. Pada keadaan akut dapat terjadi ketoasidosis

2.5 Diagnosis

Diagnosis diabetes mellitus dapat ditegakkan pada pasien, bila ditemukan

berbagai gejala dan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukan tanda- tanda

pennyakit diabetes.

Pada pasien diabets ditemukan nkadar gula darah yang melebihi batas normal

yaitu sebagai berikut :

a. Gula darah puasa > 140 mg/dl

b. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl

c. Gula darah 2 jam PP > 180 mg/dl

Selain itu pada pasien diabetes mellitus ditemukan glukosa dalam urin melalui

pemeriksaan urin pada pasien diabetes sebagai berikut :

a. Reduksi + 1 (Hijau) : GD 160-180 mg%

b. Reduksi + 2 (Kuning) : GD 180-250 mg%

10

Page 11: Laporan Studi Kasus Kelompok

c. Reduksi + 3 (Orange) : GD 250-300 mg%

d. Reduksi + 4 (Merah bata) : GD >300 mg%

Tabel 1

Kriteria Pengendalain Diabetes Melitus

Baik Sedang Buruk Glukosa darah plasma vena

Puasa 2 jam 80 - 109 mg/

dl110 – 159 mg / dl

110 – 130 mg / dl 160 – 199 mg / dl

> 140 mg / dl> 200 mg / dl

Kolesterol total < 200 mg/dl 200 – 239 mg / dl > 240 mg / dl Kolesterol LDL

Tanpa PJK Dengan PJK < 130 mg/ dl

< 100 mg / dl130 – 159 mg / dl

100 – 129 mg / dl

≥ 160 mg / dl

≥ 130 mg / dl Kolesterol HDL > 45 mg/ dl 35 – 45 mg / dl < 35 mg / dl

Trigliserida Tanpa PJK Dengan PJK

< 200 mg/ dl < 150 mg / dl

< 200 – 249 mg / dl < 150 – 199 mg / dl

> 250 mg / dl

> 200 mg / dl

Tekanan darah < 140/ 90 mmHg

140 – 160 / 90 – 95 mmHg

> 160 / 95 mmHg

Sumber : Kapita selekta kedokteran FKUI 2001

2.6 Komplikasi

Gejala-gejala disebabkan oleh meningkatnya kadar gula darah juga dapat

mengakibatkan terjadinya komplikasi berat. Komplikasi DM dapat timbul beberapa

bulan atau beberapa tahun setelah mengidap DM.

1. Gangguan serius

11

Page 12: Laporan Studi Kasus Kelompok

Pada umumnya, komplikasi Diabetes berupa gangguan serius yang termasuk

dalam kasus gawat darurat

Kehilangan kesadaran, baik karena kadar gula darah yang tinggi

(hiperglikemia) ataupun hipoglikemia (kadar gula darah rendah)

Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kerusakan ginjal

Gangguan ketajaman penglihatan (katarak) sampai menjadi buta

infeksi kulit berat atau kerusakan jaringan (gangren) dengan akibat harus

diamputasi agar tidak menjalar ke jaringan lain.

2. Gangguan lain yang harus diperhatikan dalam komplikasi Diabetes ini adalah

a. Koma Diabetik atau Diabetik Ketoasidosis (KAD)

Ketoasidosis diabetik ( KAD ) merupakan salah satu komplikasi akut DM

akibat defisiensi ( absolut atau reltif ) hormon insulin yang tidak dikenal dan bila

tidak mendapatkan pengobatan segera akan menyebabkan kematian.

Koma Diabetik atau Diabetik Ketoasidosis dapat terjadi pada penderita

yang sebelumnya mengalami toleransi glukosa abnormal (sering juga disebut pre

- Diabetes). Kelompok ini tidak memiliki tanda-tanda metabolisme glukosa yang

abnormal, tetapi pernah mengalami kadar gula tinggi. Ketoasidosis diabetik tetap

merupakan komplikasi gawat pada pasien DM yang menganjam jiwa bila tidak

dikenal dan tidak mendapat pengobatan cepat. Gejala dan tanda ketoasidosis

dapat dikelompokkan jadi 2 yaitu akibat hiperglikemia dan akibat ketosis.

Defisiensi insulin menyebabkan berkurangnya penggunaan glukosa oleh jaringan

tepi dan bertambahnya glukoneogenesis di hati, keduanya meyebabkan

hiperglikemia. Selain itu ada beberapa faktor pencetus ketoasidosis yaitu:

12

Page 13: Laporan Studi Kasus Kelompok

1 Infeksi

2. Pengobatan insulin dihentikan

3. Infark miokard akut

4. Stress

b. Gangguan toleransi glukosa

Kadar gula darah di atas normal, tetapi tidak terlalu tinggi untuk di

diagnosa sebagai Diabetes. Penderitanya dapat sembuh dan gula darahnya bisa

menjadi normal, sebagian lagi tidak mengalami perubahan, berada di antara

ambang normal dan tinggi, sedang sisanya sebanyak 25 % berkembang menjadi

penyakit Diabetes

c. Neuropati Diabetik

Karena kadar glukosa darah tinggi, hal ini dapt merusak pusat syaraf

penderita. Keluhan yang sering dirasakan penderita diabetes mellitus adalah

berupa kesemutan, rasa lemah, rasa kembung, muntah dan diare terutama pada

malam hari.

d. Nefropati Diabetik

Pasien dengan Nefropati Diabetik dapat menunjukkan gambaran gagal

ginjal menahun. Adapun gejala – gejala yang ditimbulkan berupa edema,

hipertensi, dan adanya protein didalam urine.

e. Kelainan jantung

Kelainan jantung yang mungkin timbul pada DM adalah jantung berdebar

cepat (Takikardi) sewaktu istirahat.

13

Page 14: Laporan Studi Kasus Kelompok

2.7 Penatalaksanaan Penyakit

Ada empat pilar utama penatalaksanaan DM yaitu :

1. Penyuluhan dan edukasi

Penyuluhan merupakan bagian integral dalam asuhan perawatan

diabetes, penyuluhan diabetes mellitus adalah pendidikan dan latihan

mengenai pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola DM, yang diberi

pada setiap pasien DM. Disamping itu edukasi juga diberikan kepada anggota

keluarga, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana

kebijakan kesehatan.

2. Perencanaan makanan

Dalam perencanaan makan diperlukan terapi gizi pada pasien DM

dengan tujuan adalah untuk membantu penderita DM memperbaiki kebiasaan

makan dan olahraga untuk mendapatkan metabolik yang baik. Tujuan

perencanaan makan dalam pengelolaan Diabetes adalah sebagai berikut:

Mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas-batas

normal

Menjamin nutrisi yang optimal untuk penyembuhan anak dan remaja,

ibu hamil dan lainnya

Mencapai dan mempertahankan berat badan ideal

3. Latihan Jasmani

Dalam pengelolaan DM, latihan jasmani yang teratur memegang

peranan yang penting terutama DM tipe II. Kegiatan jasmani sehari-hari dan

latihan jasmani teratur (3-4 kali seminggu selama lebih kurang 30 menit).

14

Page 15: Laporan Studi Kasus Kelompok

Merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan Diabetes Tipe II. Latihan

jasmani dapat menurunkan berat badan dan sensitifitas terhadap insulin

sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang

dimaksud adalah jalan, bersepeda santai, jogging, berenang. Latihan jasmani

sebaiknya disesuaikan dengan aktivitas. Olah raga sebaiknya dilakukan dua

sampai tiga jam setelah makan, karena biasanya kadar glukosa tinggi setelah

makan. Manfaat latihan jasmani yang teratur pada DM antara lain adalah:

1. Memperbaiki metabolisme, menormalkan kadar gula darah dan lipid

darah

2. Meningkatkan kerja insulin

3. Membantu menurunkan berat badan

4. Meningkatkan kesegaran jasmani dan rasa percaya diri

5. Mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler

Sebaiknya perlu diketahui dan diwaspadai bahaya latihan jasmani

berat seperti:

1. Hipoglikemia

2. Serangan jantung

3. Pendarahan retina

4. Cedera lutut dan trauma kaki

5. Mempercepat keadaan Diabetes berat

4. Obat Hipoglikemik

15

Page 16: Laporan Studi Kasus Kelompok

Obat Hipoglikemik baik oral maupun insulin apabila pengendalian

glukosa darah belum tercapai setelah penatalaksanaan diet dan latihan

jasmani yang teratur.

2.8 Penatalaksanaan Diet

Perhitungan kebutuhan

Dalam penatalaksanaan diet, langkah pertama yang dilakukan adalah mengetahui

berat badan ideal seseorang menggunakan rumus Brocca :

BBI : (TB (CM) - 100) – 10% (TB - 100)

Catatan: pada laki-laki dengan tinggi badan dibawah 160 cm dan wanita

dibawah 150 cm berlaku rumus: BBI : (TB(cm) – 100)

Penentuan status gizi

Untuk penentuan status gizi dapat dipakai indeks massa tubuh (IMT).

Indeks Mass Tubuh :

Tabel. 2

Klasifikasi IMT

No Berat Badan IMT1 Kurang < 18.512 Normal 18.5 – 253 Lebih tingkat ringan >25.5 – 27.04 Lebih tingkat berat > 27.0

a. Faktor Yang Menentukan Kebutuhan Energi

16

Page 17: Laporan Studi Kasus Kelompok

1. Jenis kelamin

BMR : Untuk laki-laki : 30% kkal/kg BBI

Untuk perempuan : 25% kkal/kg BBI

2. Aktivitas atau pekerjaan

Istirahat : 10%

Ringan : 20% yaitu Pegawai kantor, Guru, Ahli hukum

Sedang : 30% yaitu Mahasiswa, Pegawai industri ringan

Berat : 50% yaitu Tukang becak, Tukang gali

3. Kehamilan / laktasi

Trisemester I : 150 kal/hari

Trisemester II dan III : 350 kal/hari

Laktasi : 550 kal.hari

4. Komplikasi

Infeksi, trauma atau operasi, peningkatan suhu tubuh 1oC ditambah 13%

5. Berat badan

Gemuk atau kurus, dikurangi atau ditambah 20 – 30%

Contoh perhitungan :

BMR : 25 – 30 kkal × kg BBI A

Aktivitas : 10 % - 50 % × A B +

C

Faktor stres : 10 % - 20 % × A D +

E

Pe (+/-) BB 20 % - 30 % x A F +

17

Page 18: Laporan Studi Kasus Kelompok

G

Jadi energi totalnya adalah G

Protein : 10 % - 15 % × energi total : 4

Lemak : 20 % - 30 % × energi total : 9

Karbohidrat : energi – (protein + lemak) : 4

Gula

Penggunaan gula sedikit dalam bumbu diperbolehkan sehingga

memungkinkan pasien dapat makan keluarga. Anjuran penggunaan gula orang

DM untuk tanpa komplikasi lebih dari 5% dari kebutuhan kalori total.

Standar Diet Diabetes Melitus

Untuk perencanaan pola makan sehari, pasien diberi petunjuk beberapa

kebutuhan bahan makanan sehari dalam bentuk penukar. Diet yang digunakan

sebagai bahan dari penatalaksanaan DM dibagi berdaasarkan kandungan energi,

protein, lemak ddan karbohidrat. Sebagai pedoman di pakai 8 jenis diet diabetes

mellitus.

Tabel. 3

Standar Diet Diabetes Melitus Menurut Kandungan Energi, Protein,

Lemak dan Karbohidrat

Janis diet Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Kerbohidrat (gr)I 1100 43 30 172II 1300 45 35 192III 1500 51.5 36.5 235

18

Page 19: Laporan Studi Kasus Kelompok

IV 1700 55.5 36.5 275V 1900 60 48 299VI 2100 62 53 319VII 2300 73 59 369VIII 2500 80 62 396

b. Tujuan, Prinsip dan Syarat Diet

Tujuan Diet

1 Memberikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan untuk mendapatkan

status gizi yang optimal.

2 Mencapai dan mempertahankan kadar gula darah dan lipid dalam batas –

btasa normal.

3 Mencapai dan mempertahankan berat badan dalam batas – batas BBI

4 Mencegah komplikasi akut dan kronis

5 Memotifasi penderita melalui penyuluhan untuk dapat mengatur dan

merawat dirinya sendiri.

Prinsip Diet

1) Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai berat badan

normal ditambah aktivitas fisik dengan keadaan khusus. Basal untuk

wanita 25 kal/Kg BBI untuk pria 30 kal/kg BBI

2) Kebutuhan protein normal 10 – 15% dari kebutuhan energi total

3) Kebutuhan lemak sedang 20 – 30% dari kebutuhan energi total dan

diutamakan lemak tak jenuh

4) Kebutuhan KH diambil sebanyak 60 – 70% dari energi total

Syarat Diet

1 Komposisi makanan tidak perlu dibedakan dengan orang sehat

19

Page 20: Laporan Studi Kasus Kelompok

2 Pemanis buatan tidak dianjurkan

3 Asupan serat dianjurkan ≥ 25 gr/hari dengan mengutamakan serat larut

air yang terdapat pada buah-buahan dan sayuran

4 Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak

diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar

glukosa darah sudah terkendali diperbolehkan mengkonsumsi gula murni

sampai 5% dari kebutuhan energi total.

5 Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas.

6 Cukup vitamin dan mineral.

c. Penerangan dan Konsultasi Gizi

Penerangan dan konsultasi gizi diperlukan untuk mengubah persepsi, membuka

pikiran, dan membangkitkan semangat pasien untuk melaksanakan diet agar tercapai

kehidupan yang optimal bagi pasien.

Tujuan : untuk memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang diet

20

Page 21: Laporan Studi Kasus Kelompok

yang harus dijalankan serta memotivasi pasien dalam menjalankan

diet

Materi : Jenis diit yang sesuai dengan penyakit pasien

Porsi makan yang harus diberikan

Jenis bahan makanan yang harus dihindari dan dibatasi

Jadwal makan yang seharusnya bagi pasien

Bahan penukar yang bisa dijadikan variasi dalam konsumsi

makan pasien

Contoh menu yang bisa digunakan pasien

Bahan makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh

pasien

Sasaran : Pasien dan keluarga

Metode : Ceramah dan tanya jawab

Media : Leaflet, Daftar Bahan Makanan Penukar

21

Page 22: Laporan Studi Kasus Kelompok

BAB III

GAMBARAN PENDERITA

A. Identitas Pasien

Tabel 3.1 Identitas Pasien

Nama : Nurdingin Ruang : Interne Wanita ( isolasi )Umur : 49 tahun Tgl MRS : 16 mei 2013Jenis Kelamin : Perempuan Tgl Pengamatan : 17 – 19 Mei 2013Pekerjaan : Pedangang Diagnosa Medis : Diabetes Melitus Tipe IIPendidikan : SMA Dokter yang Merawat : Dr. Linda Agama : Islam Terapi diet : MLDD 1700 Keluhan : Ulkus Diabetikum

3.1 Assesment

1. Riwayat Nutrisi

a. Nutrisi Dahulu

Ibu Nurdingin sering mengolahan makanan dengan menggunakan santan, sering

minum teh (gula pasir 2-3 sdm) yang dikonsumsi setiap pagi dengan gorengan seperti

bakwan, goreng pisang atau dengan roti tawar. Pola makan kurang teratur,

mengkonsumsi makanan pokok 2x-3x/hari, dengan porsi nasi yaitu 200 gr/x makan .

Memasak ikan (50 gr) digulai 4x/mgg dan digoreng 3x/mgg), Jarang makan buah

(3x/bln). Sering memasak menggunakan bahan penyedap. Mengkonsumsi sayur

setiap kali makan dengan porsi 100 gr/x makan dan sering makan yang manis-manis

seperti kue bolu (75 gr), selain itu pasien juga sering mengkonsumsi makanan kaleng

seperti sarden 3x seminggu dan jarang berolahraga.

22

Page 23: Laporan Studi Kasus Kelompok

Tabel 3.2 Intake makanan sehari

ZAT GIZI ASUPAN KEBUTUHAN PERSENTASE (%)Energi 2053,8 kkal 1706,02 kkal 120,38 %Protein 63,3 gr 63,97 gr 99,06 %Lemak 84,1 gr 47,38 gr 177,50 %

Karbohidrat 270 gr 255,9 gr 105,51 %

b. Nutrisi Sekarang

Pola makanan pasien baik, yaitu 3x mkanan pokok dan 3x makanan selingan.

Nafsu makan pasien baik. Pasien menerima diet yang diberikan dengan sering

menghabiskan makanan yang diberikan dari rumah sakit dan tidak mengkonsumsi

makanan dari luar.

2. Riwayat Penyakit

a. Penyakit Dahulu

Diabetes Melitus 2 tahun yang lalu

b. Penyakit sekarang

Diabetes Melitus Tipe II

3. Pemeriksaan

Status Gizi (Data Antropometri) :

BB : 62 kg

TB :154 Cm

IMT = BB/{TB (m)}2 = 62/(1,54)2 = 62/2,3716 = 26,14 kg/m2

Penilaian : status gizi pasien berdasarkan IMT adalah gemuk (kelebihan berat badan

tingkat ringan).

23

Page 24: Laporan Studi Kasus Kelompok

Data fisik dan Klinis (tanggal 16 Mei 2013) :

- Tekanan Darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 80 x/mnt

- Pernapasan : 20x/mnt

- Suhu : 36,1 oC

Semua badan terasa sakit, batuk kadang berdahak, kadang kering. Pasien

mengalami mual muntah 2 hr sebelum MRS, sedikit sesak nafas, perut sakit dan

sering pusing saat berjalan. Sakit kepala berputar selama ±1 bulan. Saat ini kaki

pasien sedang luka, luka terasa panas seperti terbakar dan bernanah. Setiap

mengalami luka, proses penyembuhannya lama. Kaki terasa tegang dan

membengkak.

Data Biokimia

Tabel 3.3 Hasil Laboratorium Pasien

NILAI BIOKIMIA

HASIL LAB

KADAR NORMAL

KET

Hb 11,7 gr/dl 12,0 – 14,0 gr/dl RendahGDP 195 mg/dl <110 mg/dl TinggiGDS 149 mg/dl <145 mg/dl TinggiLDL 139 mg/dl <130 mg/dl TinggiHDL 25 mg/dl 35-55 mg/dl Rendah

4. Ekonomi , Sosial, dan Budaya

Ibu Nurdingin bekerja sebagai pedagang beras di pasar, memiliki 4 orang anak.

Suaminya bekerja sebagai petani, ibu Nurdingin hanya tinggal berdua saja dengan

suaminya karena anak-anaknya sudah berumah tangga dan juga ada yang kuliah di luar

kota.

24

Page 25: Laporan Studi Kasus Kelompok

5. Obat yang diberikan

a. IUVD RL

b. Inj. Ranitidin

c. Inj. Cefriaxon

d. Fulkrofat sgi

e. Metformin

f. Neurodox

g. PCT

h. Diet Diabetik

3.2 Diagnosis

a. Diagnosa Medis

Diabetes Melitus tipe II

b. Diagnosa Gizi

1. Domain Intake :

NI 2.2 kelebihan makanan dan minuman melalui oral berkaitan dengan penyakit

yang diderita, ditandai Asupan Energi 2053,8 kkal

2. Domain Klinis :

25

Page 26: Laporan Studi Kasus Kelompok

NC 1.4 Gangguan fungsi gastro intestinal berkaitan dengan penyakit DM yang

diderita, ditandai dengan mual muntah, nyeri pada ulu hati, dan semua badan

terasa sakit.

NC 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit yang

dideritanya, ditandai dengan tingginya nilai lab GDP = 195 mg/dl,GDS = 149

mg/dl, LDL = 139 mg/dl.

NC 3.3 kelebihan BB berkaitan dengan kelebihan asupan gizi (asupan gizi yang

tidak seimbang), ditandai dengan BB = 62 kg dan IMT = 26,14 kg/m2.

3. Domain Behavior :

NB 2.1 Aktifitas fisik kurang berkaitan dengan BB berlebih, ditandai dengan

tidak suka berolahraga.

3.3 Perencanaan Intervensi Gizi

a. Tujuan :

- Merubah prilaku pasien mengenai kebiasaan makan yang salah

- Mencapai kadar glukosa darah supaya mendekati normal

- Mempertahankan kadar lipida serum normal

- Memberi energi cukup untuk mencapai BB normal

- Memperbaiki ulkus diabetikum.

b. Preskripsi Diet

Bentuk Makanan : Makanan Lunak

Jenis Diet : DD 1700

Cara Pemberian : Oral

26

Page 27: Laporan Studi Kasus Kelompok

Frekuensi : 3x makanan pokok + 2x makanan selingan

c. Prinsip

- Energi cukup sesuai kebutuhan pasien 1700 kkal

- Protein 15 % dari Kebutuhan energi total

- Lemak 25 % dari kebutuhan energi total

- Karbohidrat 60 % dari kebutuhan energi total

- Asupan Kholesterol ,yaitu ≤ 300 mg

- Asuapan Natrium dibatasi 600 – 800 mg / ½ sdt garam

- Asupan serat dianjurkan 25 gr

- Cukup vitamin dan mineral (terutama vitamin A sebanyak 500 RE dan vitamin K

sebanyak 65 gr).

d. Syarat :

- Memberikan makanan dengan memperhatikan 3 J (jumlah, Jenis, dan Jadwal)

- Tidak boleh menggunakan bumbu yang merangsang

- Mudah dicerna

- Membatasi penggunaan karbohidrat sederhana dalam jumlah yang banyak

- Makanan diberikan dalam bentuk porsi kecil tapi sering dengan 6x pemberian (3

pokok + 3 selingan)

a. Sarapan : 20 % TEE

b. Snack siang : 10% TEE

c. Makan siang : 30 % TEE

27

Page 28: Laporan Studi Kasus Kelompok

d. Snack sore : 10% TEE

e. Makan malam : 25% TEE

f. Snack malam : 5% TEE

e. Perhitungan :

TEE = BEE + AKT + F. Stress + SDA

BEE (Basal Energi Expenditure) = 655 + (9,6 x BBI) + (1,8 x TB) - (4,7 x U)

= 655 + (9,6 x 48,6) + (1,8 x 154) - (4,7 x 49)

= 655 + 466,56 + 279 - 230,3 = 1170,26 kkal

Aktivitas = 15% x 1170,26 = 175,54 kkal

Faktor stres = 20 % x 1170,26 = 234,05 kkal

SDA = 8% x (BEE + AKT + F.stress) = 8% x 1579,85 = 126,38 kkal

TEE (Total Energi Expenditure) = 1170,26 + 175,54 + 234,05 + 126,38 = 1706,02 kkal

P = 15% x TEE = 15% x 1706,0 kkal = 255,90 kkal/4 = 63,975 gr

L = 25% x TEE = 25% x 1706,02 kkal = 426,505 kkal/9 = 47,38 gr

KH = 60% x TEE = 60% x 1706,02 kkal = 1023,6 kkal/4 = 255,9 gr

f. Edukasi

Tema : Diabetes Melitus Tipe II

Sasaran : Pasien & Keluarga Pasien

Waktu : ± 30 Menit

Tempat : Ruang Rawat Inap Pasien

Media : Leaflet dan daftar bahan penukar

28

Page 29: Laporan Studi Kasus Kelompok

Metode : Konseling Gizi dan Tanya jawab

Materi :

Pengertian, tujuan, prinsip dan syarat diet DM tipe II

Bahan makanan yang dianjurkan dan dipantangkan untuk diet DM tipe II

Cara menggunakan daftar bahan penukar

Cara pengolahaan makanan yang baik

Evaluasi:

Menanyakan kembali tentang materi yang diberikan

Melihat kepatuhan pasien terhadap diet

3.4 Monitoring dan Evaluasi

Tabel 3.4 Monitoring Dan Evaluasi

Parameter Target PelaksanaanAsupan Asupan baik Setiap hari

Status gizi Normal Diawal dan diakhir intervensiTekanan Darah Normal Setiap hari

Hb Normal Setiap ada pemeriksaanGDP Normal Setiap ada pemeriksaanGDS Normal Setiap ada pemeriksaanLDL Normal Setiap ada pemeriksaanHDL Normal Setiap ada pemeriksaanFisik Baik Setiap hari

Pengetahuan Gizi Baik Setelah memberikan konsultasi

29

Page 30: Laporan Studi Kasus Kelompok

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian Gizi Pasien

4.1.1 Anamnesa Gizi Pasien

Ibu Nurdingin seorang pedagang, sering mengolahan makanan dengan

menggunakan santan, sering minum teh (gula pasir 2-3 sdm) yang dikonsumsi setiap

pagi dengan gorengan seperti bakwan, goreng pisang atau dengan roti tawar. Pola makan

kurang teratur, mengkonsumsi makanan pokok 2x-3x/hari, dengan porsi nasi yaitu 200

gr/x makan . Memasak ikan (50 gr) digulai 4x/mgg dan digoreng 3x/mgg), Jarang makan

buah (3x/bln). Sering memasak menggunakan bahan penyedap. Mengkonsumsi sayur

setiap kali makan dengan porsi 100 gr/x makan dan sering makan yang manis-manis

seperti kue bolu (75 gr), selain itu pasien juga sering mengkonsumsi makanan kaleng

seperti sarden 3x seminggu dan jarang berolahraga.

4.1.2 Monitoring Status Gizi

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat gizi, dibedakan yaitu baik, kurang dan lebih ( almatsier, 2001).

Penilaian status gizi dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Yang termasuk

penilaian langsung yaitu dengan penilaian antripometri, biokimia, klilnis dan biofisik.

Sedangkan yang penilaian secra tidak langsung yaitu konsumsi makanan, statistik vital

dan faktor ekonomi.

30

Page 31: Laporan Studi Kasus Kelompok

Pada awal pengkajian kasus yaitu dimulai tanggal 17 Mei 2013 – 19 Mei 2013

status gizi pasien adalah gemuk (kelebihan BB tingkat ringan).

BB : 60 kg

TB :154 cm

IMT = BB/{TB (m)}2 = 60/(1,54)2 = 60/2,3716 = 25,29 kg/m2

Penilaian : status gizi pasien berdasarkan IMT adalah gemuk (kelebihan berat

badan tingkat ringan).

Tabel 4.2 Klasifikasi Status Gizi

No Status Gizi IMT1 Kurang < 18.52 Normal 18.5 – 253 Lebih >25.5 – 27.04 Obesitas > 27.0

4.1.3 Monitoring Data Klinis

Tabel 4.1 Monitoring Data Klinis Pasien dari Tanggal 17 – 19 Mei 2013

Hasil Pemeriksaan

Tgl 17 Mei 2013 Tgl 18 Mei 2013 Tgl 19 Mei 2013Nilai Normal

Hasil Ket Hasil Ket Hasil KetTD 140/80 Tinggi 130/80 Tinggi 120/80 Normal 120/80 mmHg N 80x/mnt Normal 90x/mnt Normal 70x/mnt Normal 60-90x/menitP 15x/mnt Normal 18x/mnt Normal 20x/mnt Normal 16-20x/menitS 37,1 Normal 37,3 Normal 36,9 Normal 36-37,50 C

Pada tanggal 17 mei 2013 pasien mengalami kenaikan TD sehingga

mengakibatkan paseian sakit kepala dan nafsu makan agak berkurang. Pada tanggal 18

mei 2013 Tekanan Darah pasien mulai menurun dan nafsu makan pasien mulai

membaik. Daya terima pasien terhadap makanan mengalami peningkatan setiap hari,

sehingga kebutuhan pasien selalu terpenuhi. Pasien patuh terhadap diet yang diberikan,

dibuktikannya dengan sering menghabiskan makanan yang diberikan dan tidak

31

Page 32: Laporan Studi Kasus Kelompok

mengkonsumsi makanan dari luar. Pada tanggal 19 mei 2013 infus pasien sudah mulai

dilepas, pasien sudah agak membaik, dan badan sudah tidak sakit lagi. Selain itu ukkus

diabetikum yang diderita pasien juga sudah kering.

4.2 Diagnosa gizi pasien

4.2.1 Domain intake

Pasien kelebihan makanan dan minuman melalui oral berkaitan dengan penyakit

yang diderita, ditandai Asupan Energi 2053,8 kkal ini disebabkan karena kebiasaan

makan pasien yang tidak teratur. Setelah beberapa hari mendapatkan intervensi gizi

pasien sudah mengkonsumsi makan sesuai dengan kebutuhannya.

4.2.2 Domain Klinis :

Adanya Gangguan pada fungsi gastro intestinal berkaitan dengan penyakit DM

yang diderita oleh pasien , ditandai dengan mual muntah, nyeri pada ulu hati, dan semua

badan terasa sakit. Selain itu Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit

yang dideritanya, ditandai dengan tidak normalnya nilai lab GDP = 195 mg/dl,GDS =

149 mg/dl, LDL = 139 mg/dl. Pasien mengalami kelebihan kelebihan BB berkaitan

dengan kelebihan asupan gizi (asupan gizi yang tidak seimbang), ditandai dengan BB =

62 kg dan IMT = 26,14 kg/m2 ini disebabkan karena kebiasaan makan pasien yang tidak

teratur.

4.2.3 Domain Behavior :

Kurangnya Aktifitas fisik pasien berkaitan dengan BB berlebih, ditandai dengan

tidak suka berolahraga ini menyebabkan pasien mengalami kelebihan berat badan.

32

Page 33: Laporan Studi Kasus Kelompok

4.3 Intervensi Gizi

b. Tujuan :

- Merubah prilaku pasien mengenai kebiasaan makan yang salah

- Mencapai kadar glukosa darah supaya mendekati normal

- Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal

- Memberi energi cukup untuk mencapai BB normal

- Memperbaiki ulkus diabetikum.

b. Prinsip

- Energi cukup sesuai kebutuhan pasien yaitu 1700 kkal

- Protein 15 % dari Kebutuhan energi total

- Lemak 25 % dari kebutuhan energi total

- Karbohidrat 60 % dari kebutuhan energi total

- Asupan Kholesterol ,yaitu ≤ 300 mg

- Asuapan Natrium dibatasi 600 – 800 mg / ½ sdt garam (2 gr/hari )

- Asupan serat dianjurkan 25 gr

- Cukup vitamin dan mineral (terutama vitamin A sebanyak 500 RE dan vitamin K

sebanyak 65 gr).

c. Syarat :

- Memberikan makanan dengan memperhatikan 3 J (jumlah, Jenis, dan Jadwal)

- Mudah dicerna dan tinggi serat

- Membatasi penggunaan karbohidrat sederhana dalam jumlah yang banyak

- Makanan diberikan dalam bentuk porsi kecil tapi sering dengan 6x pemberian (3

pokok + 3 selingan)

33

Page 34: Laporan Studi Kasus Kelompok

g. Sarapan : 20 % TEE

h. Snack siang : 10% TEE

i. Makan siang : 30 % TEE

j. Snack sore : 10% TEE

k. Makan malam : 25% TEE

l. Snack malam : 5% TEE

4.4 Monitoring Intake Zat Gizi Penderita

4.4.1 Tanggal 17 Mei 2013

Tabel 4.2 Asupan (intake) Gizi Pasien dari Tanggal 17 Mei 2013

E P L KH

Asupan 1560,0 kkal 57,6 gr 45,7 gr 232,0 gr

Kebutuhan 1706,02 kkal 63,97 gr 47,38 gr 255,9 gr

Pencapaian % 91,4 % 90 % 96,4 % 90,6 %

Asupan Gizi pasien masih belum memenuhi kebutuhan, tetapi secara umum

sudah membaik dibandingkan kebiasaan makan di rumah. Hal ini akan mempengaruhi

keadaan pasien supaya lebih baik.

4.4.2 Tanggal 18 Mei 2013

Tabel 4.3 Asupan (intake) Gizi Pasien dari Tanggal 18 Mei 2013

E P L KH

Asupan 1705,7 kkal 60,2 gr 47,2 gr 254,1 gr

Kebutuhan 1706,02 kkal 63,97 gr 47,38 gr 255,9 gr

Pencapaian % 99 % 94,4 % 99,6 % 99,2 %

34

Page 35: Laporan Studi Kasus Kelompok

Sama halnya dengan hari sebelumnya, asupan gizi pasien mulai meningkat.

Nafsu makan pasien baik. Pasien sering menyisakan sedikit makanan yang diberikan.

4.4.3 Tanggal 19 Mei 2013

Tabel 4.4 Asupan (intake) Gizi Pasien dari Tanggal 19 Mei 2013

E P L KH

Asupan 1703,0 kkal 64,3 gr 45,1 gr 261,4 gr

Kebutuhan 1706,02 kkal 63,97 gr 47,38 gr 255,9 gr

Pencapaian % 99,8 % 100,6 % 95,1 % 102,1 %

Konsumsi pasien pada hari terakhir pengamatan sudah mendekati kebutuhan,

terutama protein sudah mencapai kebutuhan pasien. Hal ini menandakan nafsu makan

pasien baik.

Dari ketiga tabel di atas dapat disimpulkan bahwa selama pengamatan dari

tanggal 17 Mei 2013 s/d 19 Mei 2013 asupan gizi (intake) pasien mengalami

peningkatan yang cukup signifikan, dan peningkatan tersebut sepenuhnya hampir

mencapai kebutuhan pasien 100%.

35

Page 36: Laporan Studi Kasus Kelompok

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan anamnesa yang telah dilakukan, diketahui bahwa asupan makan

pasien melebihi kebutuhan yang seharusnya yaitu energi 101,2 %, lemak 102,9 %,

dan karbohidrat 105,49 %. Sedangkan untuk asupan protein belum memenuhi

kebutuhan pasien seharusnya yaitu 85,86 %.

2. Berdasarkan perhitungan IMT status gizi pasien adalah gemuk dengan hasil

perhitungan IMT = 26,14 (kelebihan BB tingkat ringan).

3. Berdasarkan perhitungan kebutuhan zat gizi didapat hasil kebutuhan zat gizi

dan Energi pasien sebesar 1706,02 kkal, Protein 63,975 gr, Lemak 47,38 gr dan

Karbohidrat 255,9 gr.

4. A. Data fisik Pasien

- Tekanan Darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 80 x/mnt

- Pernapasan : 20x/mnt

- Suhu : 36,1 oC

B. Data Klinis Pasien

Semua badan terasa sakit, batuk kadang berdahak, kadang kering. Pasien

mengalami mual muntah 2 hr sebelum MRS, sedikit sesak nafas, perut sakit dan

sering pusing saat berjalan. Sakit kepala berputar selama ±1 bulan. Saat ini kaki

pasien sedang luka, luka terasa panas seperti terbakar dan bernanah. Setiap

36

Page 37: Laporan Studi Kasus Kelompok

mengalami luka, proses penyembuhannya lama. Kaki terasa tegang dan

membengkak.

5. Data Biokimia

NILAI BIOKIMIA

HASIL LAB

KADAR NORMAL

KET

Hb 11,7 gr/dl 12,0 – 14,0 gr/dl RendahGDP 195 mg/dl <110 mg/dl TinggiGDS 149 mg/dl <145 mg/dl TinggiLDL 139 mg/dl <130 mg/dl TinggiHDL 25 mg/dl 35-55 mg/dl Rendah

6. Selama melakukan studi kasus diketahui konsumsi rata - rata untuk Energi

1656,23 kkal, Protein 60,7 gr, Lemak 47,38 gr dan Karbohidrat 255,9 gr. Pasien

diberikan diit ML DD 1700 dalam bentuk makanan lunak.

7. Perkembangan penyakit pasien semakin membaik yang ditandai dengan kurangnya

keluhan dari pasien yang mana selama pengamatan dari awal studi kasus sampai

akhir studi kasus, dilihat dari hasil pemeriksaan klinis bahwa keadaan pasien sudah

mulai membaik.

8. Setelah diberikan penerangan & konsultasi diet kepada pasien dan keluarga

pasien, pasien mengerti tentang makanan yang sesuai dengan diet diabetes

mellitus dari jenis makanan yang harus dibatasi, dilarang, dan yang dianjurkan

sampai cara penggunaan bahan makanan penukar.

37

Page 38: Laporan Studi Kasus Kelompok

B. Saran

1. Diharapkan pasien selama rawat jalan menerapkan terapi diit sesuai dengan

kebutuhan yang diberikan di rumah sakit serta mengontrol kadar glukosa dalam

darah.

2. Diharapkan pasien tetap mematuhi makanan yang boleh dan makanan yang tidak

boleh untuk penderita Diabetes Mellitus tipe II.

38

Page 39: Laporan Studi Kasus Kelompok

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004

Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka.

Almatsier, Sunita. 2004

Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Depkes, RI. 2003

Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Bakti Husada : Jakarta.

Mansjoer, Arif, dkk. 2001

Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius : Jakarta.

Nyoman, Supariasa. 2002

Penilaian Status Gizi. Penerbit buku Kedokteran : EGC . Jakarta.

Perkeni, 2002

Konsesus Pengelolaan Diabetes Mellitus di Indonesia. Jakarta.

Pusat Diabetes dan Lipid Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta

(FKUI, 1999).

Tandra, Hans. 2008

Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. PT Gramedia

Pustaka Utama : Jakarta

39