kelompok 1 skenario1
TRANSCRIPT
LAPORAN PBL MUSKULOSKELETAL
NYERI SENDI
SKENARIO 1
KELOMPOK 1 :
NOVITA SUCIANTY NOVI LESTARY
ANDY ADEPUTRA DEA MARDIA RAUF
IBNU HIDAYAT NURUL ILMI
DENISA VALIANTY FITRIANI
ANDI YUSMAWATI ANDI DWI RAHMAT
DAMAYANTI
NYERI SENDISkenario 1Seorang perempuan umur 58 tahun, Ibu Rumah Tangga, dibawa ke
poliklinik dengan keluhan nyeri kedua lutut yang dialami sejak 3
bulan terakhir ini, terutama saat berjalan, sulit berdiri dari posisi
jongkok. Kaku pagi hari (+), berlangsung sekitar 10-15 menit.
Bengkak kedua lutut, namun tidak ada tanda-tanda kemerahan. Nyeri
pada jari-jari tangan (+), tidak bersifat simetris. Penderita juga
menderita kencing manis dan berobat teratur di Poliklinik Endokrin,
berat badan 65 kg dengan tinggi badan 162 Cm.
Pertanyaan• Bagaimana mekanisme nyeri secara umum?
• Differensial diagnosis
• Mengapa nyeri pada kedua lutut?
• Mengapa kaku pada pagi hari?
• Apa penyebab bengkak kedua lutut dan tidak ada tanda
kemerahan?
• Mengapa nyeri pada jari-jari tangan bersifat asimetris?
• Apa hubungan terjadinya diabetes mellitus dengan nyeri sendi?
• Bagaimana pengaruh hormonal terhadap nyeri sendi?
Kata Sulit• NyeriàPengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan
tersebut .
• Bersifat simetris
Keterlibatan sendi yang sama pada kedua sisi tubuh secara
bersamaan (keterlibatan bilateral sendi DIP,PIP,MCP atau MCP
dapat diterima walaupun tidak mutlak bersifat simetris)
Kata Kunci• Perempuan
• 58 tahun
• Ibu Rumah Tangga
• Nyeri kedua lutut
• Kaku pagi hari (+), berlangsung sekitar 10-15 menit
• Bengkak kedua lutut, namun tidak ada tanda-tanda kemerahan
• Nyeri pada jari-jari tangan (+), tidak bersifat simetris
• Menderita kencing manis
• Status gizi: overweight
Anatomi –Fisiologi sendi
Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh
dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara
ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya,sehingga kedua
tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang
diperantarainya.
Sebagian besar sendi kita adalah sendi synovial. Permukaan
tulang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin.
Keseluruhan daerah sendi dikelilingi oleh kantong yang terbentuk dari
jaringan yang berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi
membrane synovial yang menghasilkan cairan synovial untuk
“meminyaki”sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligament
berserat yang melekat pada tulang, menahan kuat di tempatnya dan
membatasi gerakan yang dapat dilakukan.
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai
fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan
memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/ licin, serta sebagai
penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi
baik,maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu ;
Proteoglikan; yang meliputi 10% berat kering rawan sendi,
mengandung 70-80% air, hal inilah yang menyebablkan tahan
terhadap tindakan dan memungkinkan rawan sendi elastic.
Kolagen ; Komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi,
sangat rawan terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi
makin tebal,s sehingga rawan sendi yang tebal yang tebal kolagennya
akan tahan terhadap tarikan. Disamping itumatriks juga mengandung
mineral, air. Dan zat organic lain seperti enzim. Mekanisme Nyeri
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system syaraf
untuk mengubah berbagai stimuli
mekanik,kimia,termal,elektris,menjadi potensial aksi yang dijalarkan
ke system saraf pusat.Ada proses stimulasi-transduksi-transmisi-
modulasi-persepsi. Persepsi lah yang menimbulkan rasa nyeri pada
setiap orang dengan tingkatan yang berbeda.
Berdasarkan patofisiologinya nyeri terbagi dalam ;
1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul
akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor
2. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi
primer pada system saraf
3. Nyeri idiopatik, nyeri dimana kelainan patologiktidak dapat
ditemukan
4. Nyeri spikologik
Differensial Diagnosis
1) Osteoarthritis
Gangguan pada sendi yang bergerak(lutut,tangan).
Bersifat kronik.
Orang yang memiliki BB lebih beresiko untuk menderita OA.
Progresinya lambat.
Ditandai dengan deteriorasi.
Adanya osteophyt pada permukaan sendi.
Lebih banyak terkena perempuan daripada Laki-laki.
Umur rata-rata > 45 tahun.
Kaku pada pagi hari <30 menit
Sendi yang menyanggah tubuh paling sering terkena.
Penatalaksanaan : melindungi sendi mengunakan alat bantu dan
mengurangi aktivitas yg berlebihan, cegah mengangkat beban yg
berat. untuk obat dpt diberikan ibuprofen, analgetik ,
mengurangi BB.
2) Reumhatoid arthritis
Etiologi bersifat idiopatik dan diduga sebagai reaksi akibat
imunologis.
Muncul tiba2 dgn gejala nyeri di bbrp sendi tangan dan kaki
Gangguan kronik.
Mengenai banyak organ.
Perempuan lebih sering terserang daripada laki-laki.
40-60 tahun pada umur perempuan.
Inflamasi yg berkelanjutan menyebabkan pannus yg
menimbulkan byk efek negatif seperti kelumpuhan.
Dpt timbul rasa lemas krn kurang tidur, hal ini disebabkan krn
rasa yg tdk nyaman saat tidur. Rasa nyeri memuncak pada pagi
hari.
Kaku pada pagi hari >30 menit
3) Arthritis Gout
Dapat diisebabkan oleh gangguan metabolik.
Ditandai dengan peningkatan asam urat dalam darah.
Daerah yg paling sering diserang adalah MTP-1.
Dapat primer (akibat overproduksi atau penurunan ekskresi
asam urat dalam tubuh) ataupun sekunder (konsumsi bahan
makanan yang mengandung purin secara berlebihan)
Pengobatan gout kronik didasarkan pada penurunan penurunan
produksi asam urat dan peningkatan ekskresinya melalui ginjal
Serangan akibat gout dapat ditangani dengan pemberian obat
anti nyeri nonsteroid (kolikisin)
Differential
DiagnosisOsteoarthritis
Rheumatoid
ArthritisGout
Perempuan + + -
58 tahun + + +/-
Nyeri kedua art.
Genu+ + -
Nyeri art.
interphalang (tidak
simetris)
+ - +
Bengkak; tidak
merah+ - -
Kaku pagi hari 10-15
menit+ - -
Overweight + - +
DM + - -
Berdasarkan differential diagnosis, maka penyakit yang paling
memungkinkan untuk skenario adalah penyakit osteoarthritis.
Diagnosis penderita
Berdasarkan etiopatogenesisnya, Osteoartritis dibedakan menjadi:
• OA primer (idiopatik): kausa yang tidak diketahui penyebabnya
dan tidak ada hubungannya penyakit sistemik perubahan lokal
pada sendi
• OA sekunder: didasari adanya kelainan endokrin, inflamasi,
metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan makro, serta
imobilisasi yang terlalu lama
Orteoarthritis Genu Bilateral.
Berdasarkan criteria remisi,OA didiagnosis berdasarkan adanya
nyeri lutut, umur lebih dari 50 tahun, adanya kaku pagi hari kurang
dari 30 menit,dan adanya krepitasi pada pemeriksaan fisis lutut.
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang karakteristik dengan
menipisnya rawan sendi progresif, disertai dengan pembentukan
tulang baru pada trabekula subkondral dan terbentuknya rawan
sendi dan tulang baru pada tepi sendi (osteofit). Secara
histopatologik proses OA ditandai dengan menipisnya rawan sendi
disertai pertumbuhan dan remodeling tulang di sekitarnya (Bony
overgrowth) diikuti dengan atrofi dan destruksi tulang di
sekitarnya.
Adapun patofisiologi OA yaitu;
1. Perubahan biokimiawi rawan sendi pada tingkat molekuler yang
terjadi akibat proses menua berbeda dengan yang terjadi pada rawan
sendi akibat OA.
2. Perubahan menyerupai OA dapat terjadi pada sendi hewan
percobaan berusia muda yang dirangsang dengan berbagai trauma
seperti tekanan mekanik dan zat kimia.
Penyebab OA bukan suatu penyeba tunggal, OA merupakan
gangguan yang disebabkan oleh multi factor, antara lain,usia,
mekanik, genetic, humoral, dan factor kebudayaan.
Menipisnya rawan sendi diawali dengan retak dan terbelahnya
permukaan sendi pada beberapa tempat yang kemudian menyatu dan
disebut sebagai fibrilasi. Dilain pihak pada tulang akan terjadi pula
perubahan sebagai reaaksi dari tubuh untuk memperbaiki kerusakan
yang terjadi, perubahan yang terjadi adalah penebalan tulang
subkondral dan pembentukan osteofit marginal, disusul kemudian
dengan perubahan komposisi molecular dan struktur tulang.
Faktor resiko
• Gangguan metabolik
• Inflamatory (RA, infeksi)
• Umur
• Jenis kelamin
• Faktor genetik
• Kegemukan
• Trauma
• Jenis pekerjaan
• olahraga
• Suku bangsa
Predileksi
Tersering : Sendi penopang BB
- lutut
- lumbal
- servikal
OA generalisata Þ DIP
(nodus Heberden)
Patofisiologi
Pada osteoartritis terjadi perubahan-perubahan metabolisme
tulang rawan sendi. Perubahan tersebut berupa peningkatan
aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks
tulang rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan dan
kolagen. Hal ini menyebabkan penurunan kadar proteoglikan,
perubahan sifat-sifat kolagen dan berkurangnya kadar air tulang
rawan sendi.(7) Pada proses degenerasi dari kartilago artikular
menghasilkan suatu subtansi atau zat yang dapat menimbulkan
suatu reaksi inflamasi yang merangsang makrofag untuk
menghasilkan IL-1 yang akan meningkatkan enzim proteolitik
untuk degradasi matriks ekstraseluler. Perubahan dari
proteoglikan menyebabkan tingginya resistensi dari tulang
rawan untuk menahan kekuatan tekanan dari sendi dan
pengaruh-pengaruh yang lain yang merupakan efek dari
tekanan. Penurunan kekuatan dari tulang rawan disertai oleh
perubahan yang tidak sesuai dari kolagen. Pada level teratas dari
tempat degradasi kolagen, memberikan tekanan yang berlebihan
pada serabut saraf dan tentu saja menimbulkan kerusakan
mekanik. Kondrosit sendiri akan mengalami kerusakan.
Selanjutnya akan terjadi perubahan komposisi molekuler dan
matriks rawan sendi, yang diikuti oleh kelainan fungsi matriks
rawan sendi. Melalui mikroskop terlihat permukaan tulang
rawan mengalami fibrilasi dan berlapis-lapis. Hilangnya tulang
rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi. Pada tepi
sendi akan timbul respons terhadap tulang rawan yang rusak
dengan pembentukan osteofit. Pembentukan tulang baru
(osteofit) dianggap suatu usaha untuk memperbaiki dan
membentuk kembali persendian. Dengan menambah luas
permukaan sendi yang dapat menerima beban, osteofit
diharapkan dapat memperbaiki perubahan-perubahan awal
tulang rawan sendi pada osteoartritis. Lesi akan meluas dari
pinggir sendi sepanjang garis permukaan sendi. Adanya
pengikisan yang progresif menyebabkan tulang dibawahnya
juga ikut terlibat. Hilangnya tulang-tulang tersebut merupakan
usaha untuk melindungi permukaan yang tidak terkena. Namun
ternyata peningkatan tekanan yang terjadi melebihi kekuatan
biomekanik tulang. Sehingga tulang subkondral merespon
dengan meningkatkan selularitas dan invasi vaskular, akibatnya
tulang menjadi tebal dan padat (eburnasi). Pada akhirnya rawan
sendi menjadi aus, rusak dan menimbulkan gejala-gejala
osteoartritis seperti nyeri sendi, kaku dan deformitas. Melihat
adanya proses kerusakan dan proses perbaikan yang sekaligus
terjadi, maka osteoartritis dapat dianggap sebagai kegagalan
sendi yang progressif.
Hubungan keluhan dengan terjadinya nyeri sendiHubungan Diabetes Melitus dengan Osteoarthritis
Pada skenario tersebut ditemukan adanya riwayat DM pada
pasien tersebut. Berdasarkan usia pasien, DM yang dialami adalah
DM tipe 2. Penderita DM tipe dua dapat mengalami peningkatan
kadar insulin dalam darah, meningkatnya kadar insulin tersebut
menyebabkan Glukosa yang digunakan untuk aktifitas sel tidak dapat
masuk dalam sel, sehingga kadarnya dalam darah meningkat. Glukosa
yang berlebihan kemudian akan dirombak dalam hepar dan disimpan
sebagai gula cadangan (Glikogen). Sel-sel tubuh yang tidak mendapat
glukosa akan merangsang pusat lapar di otak sehingga menimbulkan
persepsi lapar. Apabila hal ini berlangsung terus menerus, penderita
akan mengalami peningkatan berat badan. Berat badan yang
meningkat akan memberikan tekanan yang lebih besar pada
persendian, terutama pada sendi-sendi ekstremitas inferior. Beban
yang berlebihan tersebut dapat merusak jaringan kartilago, terjadi
kerusakan tulang rawan, sendi dan tulang ikut berubah. Pada
permukaan sendi yang sudah aus terjadilah pengapuran. Yaitu
tumbuhnya tulang baru yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh
untuk menjadikan sendi kembali stabil. Hal inilah yang justru dapat
menyebabkan osteoarthritis.
Penyebab kaku sendi pagi hari
Kaku sendi pada pasien tersebut disebabkan karena terbentuknya
tulang baru yang menggantikan kartilago pada sendi sehingga
mobilitas sendi berkurang. Kaku sendi merupakan rasa seperti diikat,
lebih terasa pada pagi hari akibat dari imobilitas/istirahat yang terlalu
lama dari sendi dan otot-otot penggerak sendi serta suhu sendi yang
rendah sehingga menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah yang
memberi suplai zat makanan pada sendi. Kaku sendi ini berkurang
setelah digerak-gerakkan. Pada OA kaku pagi hari (morning stiffness)
berlangsung ringan dan singkat, umumnya kurang dari 30 menit (10-
15 menit).
Penyebab nyeri pada jari tangan dan bersifat asimetris
Nyeri jari tangan asimetris yang dialami pasien dapat dipengaruhi
oleh obesitas sehingga beban sendi-sendi pada tangan juga meningkat.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa kerja mekanik yang
berat pada sendi dapat mempercepat rusaknya kartilago. Itulah
sebabnya, mengapa penderita OA lebih sering mengalami nyeri jari
pada tangan yang aktif digunakan.
Hubungan jenis kelamin dan usia dengan timbulnya nyeri sendi
Hubungan antara jenis kelamin dengan penyakit yang diderita pasien
(dalam hal ini osteoartritis) : pada wanita terdapat sejumlah besar
estrogen dan selebihnya androgen dalam jumlah yang kecil. Pada pria
terjadi sebaliknya. Hormon androgen bersifat imunosupresan yang
berarti menekan kerja sistem imun. Sebaliknya, hormon estrogen
lebih bersifat imunostimulant yakni lebih bersifat memacu kerja
sistem imun. Akibatnya, wanita sangat berpeluang untuk menderita
berbagai penyakit autoimun, termasuk osteoartritis.
Hubungan antara usia dengan penyakit yang diderita pasien :
Prevalensi dan beratnya penyakit osteoartritis semakin meningkat
dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tidak pernah
ditemukan pada anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan
sering pada umur diatas 60 tahun. Penderita osteoartritis meningkat
pada usia lebih dari 65 tahun, baik secara klinik, maupun
radiologik. Pada umur dibawah 45 tahun jarang didapatkan
gambaran radiologik yang berat. Pada usia tua gambaran radiologik
osteoartritis yang berat mencapai 20%. Pada penelitian lain
didapatkan bahwa dengan makin meningkatnya umur, maka
beratnya osteoartritis secara radiologik akan meningkatkan secara
esksponensial.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk
mendiagnosis kasus iniPemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi sendi lutut dengan posisi :weight
bearing”(berdiri pada posisi menopang badan) dan posisi lateral
dengan fleksi 45 derajat.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah perifer lengkap,biasa LED tidak meningkat,
namun pada beberapa kondisi OA yang disertai inflamasi LED akan
meningkat
PenatalaksanaanTERAPI NON FARMAKOLOGIS
• Edukasi
• Terapi fisisk dan rehabilitasi
• Diet untuk menurunkan BB
TERAPI BEDAH
• Artroplasti sendi total
• Penggantian sendi
TERAPI FARMAKOLOGIS
Flow chart for therapy of OA
Physical Measures
Patient Education
Surgery
COX 2 inhibitors Misoprost
olPPI
Subst Salicylate
Low Dose NSAI
DHigh Dose
NSAIDScheduled
Opioids
Medications
Antiinflammatory Drugs
Tramadol Capsaici
n Propoxyp
hene Codeine
Acetaminophen
Analgesics
Hyaluronate
Diagnosis
GI Low Risk
GI High Risk
Corticosteroids
Intraarticular Agents