kel 3 ikp
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu masalah pokok yang dihadapi oleh negara-negara berkembang seperti
Indonesia adalah masalah yang berkaitan dengan kependudukan, karena merupakan
salah satu faktor yang terkait dengan pembangunan nasional. Masalah kependudukan
tersebut antara lain jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan
persebaran penduduk yang tidak merata.
Pertumbuhan penduduk di suatu negara pada hakekatnya didasarkan oleh tiga
elemen utama yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Tingkat fertilitas
memberikan pengaruh positif terhadap laju pertumbuhan penduduk. Sedangkan tingkat
mortalitas memberikan pengaruh negatif atau faktor pengurang terhadap laju
pertumbuhan penduduk. Tetapi untuk tingkat migrasi, pengaruhnya bisa positif
maupun negatif tergantung pada besarnya jumlah penduduk yang masuk dan keluar
suatu daerah.
Untuk melihat tingkat kelahiran di suatu wilayah, terdapat beberapa ukuran
yang bisa digunakan, diantaranya: angka kelahiran kasar/crude birth rate (CBR), angka
fertilitas umum/general fertility rate (GFR), angka kelahiran menurut umur/age
spesific fertility rate (ASFR), angka kelahiran total/total fertility rate (TFR), dan
lain sebagainya. Dari beberapa ukuran tersebut, TFR merupakan ukuran yang paling
cocok untuk menggambarkan tingkat kelahiran di suatu wilayah karena TFR
merefleksikan banyaknya kelahiran dari seorang wanita hingga akhir masa
reproduksinya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari fertilitas ?
2. Apa konsep fertilitas?
3. Bagaimana cara mengukur fertilitas ?
4. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas?
1.3 TUJUAN
1. Menambah pengetahuan tentang fertilitas.
2. Sebagai syarat untuk lulus mata kuliah ilmu pengantar kependudukan.
3. Menambah kemampuan untuk menulis makalah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Fertilitas
Fertilitas adalah hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok
wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup.
Fekunditas merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak.Fertilitas mencakup peranan
kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada
perubahan penduduk dan reproduksi wanita.
2.2. Konsep Fertilitas
1. Lahir hidup (Live birth) : adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa
memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi menunjukan
tanda-tanda kehidupan, misal : bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali
pusar atau gerakan-gerakan otot.
2. Lahir mati (Still birth) : adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang
berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukan tanda-tanda kehidupan.
3. Abortus : kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28
minggu (7 bulan). Ada 2 macam abortus : disengaja (induced) dan tidak disengaja
(spontaneous).
4. Masa reproduksi (childbearing age) : masa dimana wanita mampu melahirkan,
yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).
2.3. Sumber Data
1. Registrasi
Data yang tersedia : Statistika kelahiran (birth statistic)
Kelemahan-kelemahannya :
a. Ketepatan definisi yang dipakai dan aplikasinya
b. Kelengkapan (completeness) registrasi
c. Ketepatan alokasi tempat
d. Ketepatan alokasi waktu
e. Ketepatan pengelompokan kelahiran berdasar karakteristik ekonomi/demografi.
Untuk negara maju, kelemahan-kelemahan a, b, dan d sebagian besar sudah
teratasi. Sedangkan di negara yang sedang berkembang 5 macam kelemahan
2
tersebut masih terasa. Yang paling menonjol adalah kelemahan b yaitu
kelengkapan registrasi.
Hal ini disebabkan :
Penduduk (baik yang mempunyai anak maupun petugas registrasi) tidak
menyadari pentingnya registrasi kelahiran.
Penduduk tidak mengerti bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti : tanggal kelahiran anaknya, umur ibunya, dan sebagainya.
2. Sensus
Data yang tesedia :
a. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
b. Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup
c. Jumlah anak yang dilahirkan dalam suatu periode yang lalu (misal : 1 tahun
yang lalu)
d. Data penduduk yang berhubungan dengan variabel fertilitas (misalnya
penduduk usia kawin)
Kelemahan-kelemahannya :
Keterangan jumlah anak yang pernah dilahirkan sangat tergantung pada daya
ingat dari si ibu. Semakin tua umur ibu semakin besar kemungkinan melupakan
jumlah anak yang pernah dilahirkan. Hal ini dapat disebabkan anaknya
mungkin sudah menikah, meninggal atau tinggal bersama dengan salah satu
keluarganya di tempat lain.
Keterangan mengenai banyak anak yang lahir setahun yang lalu tergantung
pada ketepatan dalam memperkirakan jangka waktu satu tahun sebelum sensus.
Perkiraan jangka waktu ini bisa terlalu panjang atau sebaliknya terlalu pendek.
Keterangan-keterangan penduduk yang dikaitkan dengan variabel fertilitas juga
menanggung kesalahan pelaporan umur oleh penduduk, dan biasanya sering
terjadi di negara yang sedang berkembang.
3. Survai
Data yang tersedia :
a. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
b. Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup
c. Jumlah anak yang dilahirkan dalam suatu periode yang lalu (misal : 1 tahun
yang lalu)
3
d. Data penduduk yang berhubungan dengan variabel fertilitas (misalnya
penduduk usia kawin)
e. Keterangan tambahan mengenai fertilitas yang lebih terperinci, misal :
Riwayat kelahiran (birth history/pregnancy history) mulai dari anak
yang pertama sampai dengan anak yang terakhir.
Status kehamilan (pregnancy status)
Kelemahan yang ditemui di sensus juga berlaku di dalam survai karena kedua jenis
sumber data tersebut berdassrkan informasi mengenai kejadian kelahiran (birth
event) yang sudah lampau.
Ukuran Dasar
Angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian jumlah kelahiran dengan penduduk
yang menanggung resiko melahirkan (exposed to risk). Ada 2 macam pendekatan untuk
mengukur fertilitas :
1. Yearly Performance(current fertility)
2. Reproductive History(cumulative fertility)
2.4. Ukuran Fertilitas
Yearly Performance(fertilitas tahunan)
Mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan
jumlah penduduk yang mempunyai risiko untuk melahirkan pada tahun tersebut
menunjukkan fertilitas suatu kelompok penduduk untuk jangka waktu satu tahun.
Meliputi :
•Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate)
•Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate)
•Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Spesific Fertility Rate)
a. Angka Kelahiran Kasar(Crude Birth Rate)
Banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada
pertengahan tahun.
Rumus : CBR=BP
×k
B = Banyaknya kelahiran selama 1 tahun
4
P = Banyaknya penduduk pertengahan tahun
k = Bilangan konstan,biasanya 1000
Misal :
Banyaknya kelahiran di Padang pada tahun 2012 adalah 182.880 orang bayi.
Banyaknya penduduk Padang pada pertengahan tahun 2012 sebesar 4.546.942
orang.
Maka CBR = 182.880
4.546 .942×1000
40,2 perseribu orang penduduk.
Jadi, dari setiap 1000 penduduk Padang, terdapat 39-40 kelahiran hidup pada tahun
2012
Kebaikannya :
Perhitungan ini sederhana, karena hanya butuh jumlah bayi lahir dan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun.
Kelemahannya :
Tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih
kanak-kanak dan yang berusia 50 tahun keatas. Jadi angka yang dihasilkan sangat
kasar.
b. Angka Kelahiran Umum(General Fertility Rate)
Membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk wanita usia 15-44 atau
15-49 tahun.
Rumus : GFR = B
P f 15−49 ×k atau GFR = B
P f 15−44 ×k
B = Banyaknya kelahiran selama 1 tahun
Pf 15−49 = Banyaknya penduduk wanita yang berumur 15-49 tahun pada
pertengahan tahun
5
Pf 15−44 = Banyaknya penduduk wanita yang berumur 15-44 tahun pada
pertengahan tahun
Misal :
Banyaknya kelahiran di Padang pada tahun 2012 adalah 182.880 orang bayi.
Banyanknya penduduk wanita yang berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
sebesar 1.165.680 orang.
GFR = 182.880
1.165.680×1000 = 156,9 per seribu penduduk wanita usia 15-49 tahun.
Jadi, pada tahun 2012 terdapat 60 bayi yang lahir tiap 1000 perempuan usia subur
di Padang.
Kebaikannya :
Lebih cermat karena hanya memasukkan wanita berumur 15-49 tahun atau 15-44 tahun
sebagai penduduk yang “exposed to risk”
Kelemahannya :
Tidak membedakan risiko kelahiran dari berbagai kelompok umur wanita 40 tahun
dianggap mempunyai risiko yang sama dengan wanita 20 tahun
c. Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur(Age Spesific Fertility Rate)
Banyaknya kelahiran dari wanita pada suatu kelompok umur pada tahun tertentu per
seribu wanita pada kelompok umur dan pertengahan tahun yang sama.
Rumus : ASFRi = b i
p if ×k ( i = 1 s/d 7)
b i = Banyaknya kelahiran di dalam kelompok umur i selama 1 tahun
pif = Banyaknya wanita kelompok umur pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstan,biasanya 1000
6
Misal :
Tabel Perhitungan ASFR
Umur
Wanita (1)
Penduduk
Wanita(2)
Kelahiran (3) ASFR
(4)=[(3) : (2)]x
1000
15-19 264.960 15.840 60
20-24 208.080 41.080 197
25-29 151.200 18.000 119
30-34 110.160 7.200 65
35-39 200.880 50.400 251
40-44 163.440 49.680 304
45-49 66.960 720 11
Kelebihannya :
Ukuran lebih cermat karena memperhitungkan perbedaan risiko menurut kelompok
umur. Memungkinkan dilakukan studi fertilitas menurut kohor(sekelompok orang
yang mempunyai pengalaman waktu yang sama dari suatu peristiwa tertentu.
Contoh: kohor kelahiran orang yang dilahirkan dalam tahun/periode yang sama).
Dasar perhitungan untuk menghitung ukuran fertilitas lainnya (TFR, GRR, dan
NRR).
Kekurangannya :
Data terinci sehingga data sulit didapatkan.Tidak menunjukkan ukuran fertilitas
untuk keseluruhan wanita umur 15-49.
2.5 Ukuran Reproduksi
Reproductive History(fertilitas kumulatif)
7
Mengukur rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita pada waktu
wanita itu memasuki usia subur hingga melampaui batas reproduksinya (umur 15-
49 tahun) menunjukkan kumulatif fertilitas selama masa reproduksinya.
Meliputi :
Angka Kelahiran Total(Total Fertility Rate)
Angka reproduksi bruto (Gross Reproduction Rate)
Angka reproduksi bersih (Net Reproduction Rate)
a. Angka Kelahiran Total(Total Fertility Rate)
Tingkat fertilitas total didefenisikan sebagai jumlah kelahiran hidup lak-laki dan
perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan
catatan :
Tidak ada yang meninggal sebelum akhir masa reproduksinya.
Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode
waktu tertentu
Tingkat fertilitas total menggambarkan riwayat fertilitas dari sejumlah perempuan
selama masa reproduksinya.Dalam praktek total fertilitas total dikerjakan dengan
menjumlah kan tingkat fertilitas perempuan menurut umur tunggal dengan rata-rata
tingkat fertilitas kelompok umur lima tahunan.
Rumus : TFR = 5 ∑i=17 ASFRi
ASFR = Angka kelahiran menurut kelompok umur.
i = Kelompok umur lima tahunan,dimulai dari 15-19.
Misal :
Dari tabel ASFR diatas.
8
TFR = 5 (60+197+119+65+251+304+11)
= 5 x 1007
= 5035 per 1000 wanita usia 15-49 tahun
Jadi,setiap wanita di Padang tahun 2012 rata-rata akan mempunyai anak 5 orang di
akhir masa reproduksinya.
Kelebihannya :
TFR merupakan ukuran untuk seluruh wanita usia 15-49 tahun.yang dihitung
berdasarkan angka kelahiran menurut kelompok umur.
b. Angka reproduksi bruto (Gross Reproduction Rate)
Banyaknya bayi wanita yang akan dilahirkan oleh suatu kohor wanita
selama usia reproduksinya. Kohor kelahiran sekelompok wanita yang mulai
melahirkan pada usia yang sama dan bersama-sama bereproduksi sampai masa usia
subur selesai.
Rumus : GRR = Jumlahkelahiranbayi wanita
Jumlahkelahiran bayiwanita dan laki−laki × TFR
GRR = 5 ∑i ASFR fi
ASFR fi = Angka kelahiran menurut umur untuk bayi perempuan pada kelompok umur i
Kelemahan: mengabaikan kemungkinan anak wanita meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksinya
CONTOH SOAL
GRR = 5 ∑i ASFR fi
= 5 x 188 = 940
Berarti ada sekitar 940 bayi wanita yang akan menggantikan 1000 ibu melahirkan
tanpa memperhitungkan kemungkinan kematian bayi wanita sebelum masa
reproduksinya
c. Angka reproduksi bersih (Net Reproduction Rate)
9
Adalah jumlah kelahiran bayi wanita oleh sebuah kohor dari 1000 wanita dengan
memperhitungkan kemungkinan meninggalnya bayi-bayi wanita itu sebelum mengakhiri
masa reproduksinya
NRR merupakan ukuran kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya
(remplacement level)
nilai NRR = 1, berarti satu penduduk digantikan dengan satu penduduk (exact
remplacement)
CONTOH SOAL
NRR= 5 x 161,9 = 809,5 per 1000 wanita = 0,89 per wanita
Berarti bahwa 1000 wanita di Jakarta akan digantikan dengan 809 – 810 anak wanita yang
akan tetap hidup sampai seumur ibu yang melahirkan wanita
2.5 Pola Fertilitas
1. Pola Fertilitas menurut umur
Angka kelahiran (yaitu fertilitas, dan bukan fekunditas) dimulai dari nol kira-kira pada umur 15 tahun, kemudianmemuncak pada umur mendekati 30 tahun, sesudah itu menurun sampai nol lagi kira-kira pada umur 49 tahun. Puncak umur yang sebenarnya maupun angka penurunansesudah puncak tersebut untuk masing-masing pendudukmaupun di dalam lingkungan penduduk itu sendiri ternyata berbeda. Perbedaan itu tergantung dari kebiasaanperkawinan, sterilitas, praktik keluarga berencana,maupun faktor-faktor lain. Walaupun demikianperbedaan fertilitas itu lebih sering terjadi di dalam tingkat kurva ini, dan bukan dalam bentuk umumyang senantiasa konstan untuk setiap pendudukmaupun dari waktu ke waktu.
2. Pola Fertilitas Menurut Perkawinan Semua ukuran fertilitas yang telah diuraikan dapat memberikan hasil perhitungan yang menyesatkan apabila angka perkawinan ternyata abnormal. Apabila karena beberapa alasan tertentu. Perkawinan untuk sementara waktu tertunda, dan kemudian disebabkan
10
karena banyak fertilitas terjadi lebih awal di dalam perkawinan, maka jumlah kelahiran akan menurun, yang kemudian diikuti pula dengan kenaikan yang merupakan kompensasi dengan syarat bahwa fertilitas perkawinan total tetap konstan. Demikian pula apabila perkawinan secara temporer malah agak dipercepat, jumlah kelahiran akan meningkat, yang kemudian menurun lagi. fluktuasi jangka pendek yang disebabkan oleh perkawinan ini hendaknya dapat disingkirkan dengan meneliti fertilitas perkawinan, dan bukan fertilitas semua wanita. Di kebanyakan negara lebih dari 90% kelahiran terjadi sebagai hasil ikatan perkawinan dan sisanya dapat dihitung secara terpisah. Salah satu pola fertilitas yang umum ialah lamanya angka fertilitas yang menunjukkan jumlah kelahiran oleh 1000 wanita selama 0, 1, 2, ...dst tahun sesudah perkawinan. Pola tersebut dapat di hiting dengan cara membagi kelahiran oleh ibu dari pada lamanya perkawinan X dengan jumlah perkawinan X perkawinan X rahun sebelumnya untuk nilai X = 0,1, 2, ..., dst.
3. Pola Fertilitas Khusus Menurut Paritas Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan program keluarga berencana yang semakin pesat telah cenderung menyebabkan perhatian semakin ditunjukkan ke arah pembentukan jumlah keluarga yang terakhir. Gangguan ekonomi dan soosial memang dapat mempengaruhi kelahiran selama satu jangka waktu tertentu, tetapi bagaimanapun jumlah keluarga yang dikehendaki akhirnya akan dapat dicapai, dan bahwa penduduk akan mengarah kepada frekuensi distribusi tertentu menurut besarnya keluarga. Jumlah kelahiran pertama, kedua, ketiga dan seterusnya per 1000 wanita yang berumur 15-49 tahun.
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas
A. Menurut Kingsley Davis & Judith Blake
Tiga tahap penting dari proses reproduksi adalah:
1. Tahap hubungan kelamin (intercourse)
2. Tahap konsepsi (conseption)
3. Tahap kehamilan (gestation)
Faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas akan
melalui faktor-faktor yang langsung ada kaitannya dengan ketiga tahap reproduksi
di atas. Faktor-faktor langsung yang punya kaitannya dengan ketiga tahap
reproduksi di atas disebut “VARIABEL ANTARA”.
Variabel antara terdiri atas :
11
I. Enam ‘intercourse variables’ yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi hunungan
kelamin (intercourse) yaitu:
1. Umur memulai hubungan
2. Selibat permanen : proporsi wanita yang tak pernah menjalin hubungan
3. Lamanya berstatus kawin
4. Abstinensi sukarela
5. Abstinensi terpaksa (misal: sakit, berpisah sementara)
6. Frekuensi senggama
II. Tiga ‘conception variables’ yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan
terjadinya konsepsi
1. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang tidak disengaja
2. Pemakaian kontrasepsi
3. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang disengaja (misal :
sterilisasi)
III. Dua ‘gestation variables’ yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
1. Mortalitas janin kerena sebab-sebab yang tidak disengaja
2. Mortalitas janin karena sebab-sebab yang disengaja
B. Menurut Ronald Freedman
Intermediat variable sangat erat hubungannya dengan norma-norma
sosial/masyarakat. Jadi pada akhirnya perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh
norma yang ada.
C. Menurut H. Leibenstein
Anak dilihat dari 2 segi yaitu :
1. Kegunaan (utility)
Kegunaannya ialah memberikan kepuasan, dapat memberikan balas jasa
ekonomi atau membantu dalam kegiatan berproduksi serta merupakan sumber
yang dapat menghidupi orang tua di masa depan.
2. Biaya (cost)
Pengeluaran untuk membesarkan anak, adalah biaya dari mempunyai anak
tersebut. Biaya naik apabila ada kenaikan pendapatan, aspirasi orang tua akan
12
berubah menginginkan anak nya dengan kualitas yang baik. Sedangkan
kegunaannya turun sebab walaupun anak masih memberikan kepuasan akan
tetapi balas jasa ekonominya turun. Disamping itu orang tua juga tak
tergantung dari sumbangan anak. Jadi biaya membesarkan anak lebih besar dari
kegunaannya. Hal ini menyebabkan ‘demand’ terhadap anak menurun atau
dengan kata lain fertilitas turun.
D. Menurut Gary Becker
Ia menganggap anak sebagai barang konsumsi tahan lama (durable goods). Orang
tua mempunyai pilihan antara kuantitas dan kualitas anak. Kualitas diartikan
pengeluaran (biaya) rata-rata untuk anak oleh suatu keluarga yang didasarkan atas
2 asumsi :
1. Selera orang tua tidak berubah
2. Harga anak dan barang-barang konsumsi lainnya tidak dipengaruhi keputusan
rumah tangga untuk berkonsumsi.
Becker berpendapat, bahwa apabila pendapatan naik maka banyaknya anak yang
dimiliki juga bertambah. Jadi hubungan antara pendapatan dan fertilitas adalah
positif.
Soal
1. Aborsi atau mortalitas janin karena sebab-sebab yang tidak disengaja disebut..
a. Induced abortion
b. Conception
c. Gestation
d. Intercourse
e. Spontanious abortion
2. Pada variable antara yang termasuk dalam variable yang berkaitan dengan tahap
hubungan kelamin adalah…
a. Infekunditas
b. Pemakaian alat kontrasepsi
c. Abstinensi sukarela
d. Conception
13
e. Induced abortion
3. Kelompok perempuan yang mulai melahirkan pada usia yang sama dan bersama-
sama mengikuti perjalanan reproduksi sampai usia subur selesai disebut…
a. Kohor kelahiran
b. Koheren kelahiran
c. Koferen kelahiran
d. Integral kelahiran
e. Rasio kelahiran
4. Variabel yang secara langsung mempengaruhi fertilitas dan dipengaruhi oleh
variabel-variabel tidak langsung, seperti faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya
disebut …
a. Variabel antara
b. Variabel langsung
c. Variabel tidak langsung
d. Variabel konsepsi
e. Variabel kematian
5. Di bawah ini faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas, kecuali
a. Pelaksanaan program KB
b. Lingkungan tempat seseorang dibesarkan
c. Peningkatan pendidikan perempuan
d. Umur dan jenis kelamin
e. Sosial budaya dan bias gender
6. Di antara rumus-rumus berikut, manakah yang merupakan cara perhitungan rata-
rata jumlah anak yang dilahirkan hidup
a. CWR=P0−4
P15−49×k atau CWR=
P0−4
P15−44×k
b. Pi=AL H i
Pif
c. GRR = 5 ∑i ASFR fi
d. TFR = 5 ∑i=17 ASFRi
e. GFR=BP
×k
7. Kemampuan fisik seorang wanita untuk melahirkan anak disebut…
14
a. Fekunditas
b. Morbiditas
c. Mortalitas
d. Fertilitas
e. Spontanitas
8. Wanita yang tidak dapat melahirkan anak disebut…
a. Interfal
b. Immortal
c. Infecund
d. Amoral
e. Enumeratiom
9. Ukuran yang berkenaan dengan kemampuan seorang perempuan untuk
menggantikan dirinya disebut…
a. Ability
b. Angka reproduksi
c. Tingkat fertilita
d. Giving birth ability
e. Konsepsi
10. Kelahiran seorang bayi yang lahir dari kandungan yang sudah berumur paling
sedikit 28 minggu tanpa menunjukan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan
disebut…
a. Dead birth
b. Still birth
c. Lived birth
d. Unliving birth
e. Undead birth
11. Jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir
masa reproduksinya apabila perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat
TFR dihitung disebut…
a. Angka fertilitas total
b. Angka fertilitas umum
c. Angka fertilitas khusus
15
d. Angka fertilitas netto
e. Angka fertilitas broto
12. Dalam analisis fertilitas, pada umumnya umur yang dijadikan rujukan sebagi masa
subur (reproduksi) seorang wanita adalah…
a. 20-50
b. 18-45
c. 16-30
d. 15-40
e. 15-49
13. Berikut ini yang bukan merupakan ukuran fertilitas yang bersifat ‘kerat lintang’
adalah…
a. Angka kelahiran kasar
b. Angka fertilitas umum
c. Angka menurut umur
d. Angka fertilitas total
e. Rasio anak laki-laki
14. Perbandingan antara jumlah anak dibawah lima tahun (0-4 tahun) dengan jumlah
penduduk perempuan usia reproduksi disebut…
a. Rasio anak laki-laki
b. Rasio anak wanita
c. Anak lahir hidup
d. Anak lahir mati
e. Angka fertilitas kasar
15. Anak dapat dianggap sebagai barang konsumsi tahan lama (durable goods).
Sebagai barang konsumsi, anak diasumsikan akan memberikan “kepuasan”
(utility). Pernyataan ini dikemukakan oleh…
a. Levenstein
b. Freedman
c. Becker
d. Melnavski
e. Ivanouski
16
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Fertilitas adalah kemampuan riil seorang wanita atau sekelompok orang untuk melahirkan bayi,yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang hidup.Fecunditas adalah potensi fisik seorang wanita untuk melahirkan anak.Konsep-konsep fertilitas ada 4 yaitu : lahir hidup, lahir mati, abortus, dan masa reproduksi. Sumber data fertilitas ada 3 yaitu : registrasi, sensus dan survey. Ukuran dasar fertilitas ada 2 : ukuran fertilitas dan ukuran reproduksi.Faktor yang mempengaruhi fertilitas
Secara Umum Anggapan/kepercayaan yang dianut masyarakat gender Dilihat dari Pendekatan Sosial Menurut pemikiran Davis dan Blake, terdapat faktor sosial, ekonomi dan budaya
(variabel antara) dimana perempuan dan masyarakat tinggal mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas Contoh: tingkat pendidikan, penghasilan, gender
Menurut Freedman, faktor sosial, ekonomi dan budaya mempunyai hubungan erat dengan norma sosial dalam masyarakat: adat istiadat, tingkat kemajuan perempuan dan masyarakatnya
Dilihat dari Pendekatan Ekonomi Pada tingkat makro, fertilitas dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi,
urbanisasi dan modernisasi Pada tingkat mikro, fertilitas dipengaruhi oleh keputusan pasangan suami istri
dalam hal jumlah anak Menurut pemikiran Leibenstein, anak dilihat dari dua sisi: manfaat/kegunaan dan
biaya untuk merawat anak Menurut pemikiran Becker, anak dianggap sebagai barang konsumsi tahan lama „³
akan memberikan kepuasan (manfaat) „³ ada pilihan antara kualitas dan kuantitas anak
III.2 Kritik dan Saran
17
Dengan selesainya makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengambil pengetahuan yang ada. Dan dapat membantu dalam kehidupan sehari-hari. Penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca jika terdapat kesalahan dan kekurangan dari makalah ini.
18