kejadian luar biasa

16
KEJADIAN LUAR BIASA I. Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan yang berlaku di Indonesia. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. II. Kriteria Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur: 1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal 2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu) 3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun). 4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. III. Pelacakan KLB 1. Garis Besar Pelacakan KLB a. Pengumpulan data dan informasi secara seksama langsung di lapangan tempat kejadian b. Analisa data yang diteliti dengan ketajaman pemikiran. c. Adanya suatu garis besar tentang sistematika langkah-langkah yang pada dasarnya harus ditempuh dan dikembangkan dalam setiap usaha pelacakan. 2. Analisis Situasi Awal a. Penentuan atau penegakan diagnosis b. Penentuan adanya wabah c. Uraian keadaan wabah (waktu, tempat dan orang) 3. Analisis Lanjutan a. Usaha Penemua kasus tambahan Adakan pelacakan ke rumah sakit dan dokter praktek ntuk menemukan kemungkinan adanya kasus diteliti yang belum ada dalam laporan. Pelacakan intensif terhadap mereka yang tanpa gejala, gejala ringan tetapi mempunyai potensi menderita atau kontak dengan penderita. b. Analisa Data secara berkesinambungan. c. Menegakkan Hipotesis d. Tindakan Pemadaman wabah dan tindak lanjut. Tindakan diambil sesuai dengan hasil analisis Diadakan follow up sampai keadaan normal kembali. Yang menimbulkan potensi timbulnya wabah kembali disusunkan suatu format pengamatan yang berkesinambungan dalam bentuk survailans epidemiologi terutama high risk.

Upload: mentari-handayani

Post on 22-Jan-2016

113 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KLB di Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: KEJADIAN LUAR BIASA

KEJADIAN LUAR BIASAI. Pengertian

Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan yang berlaku di Indonesia. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.

Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

II. KriteriaKriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu

kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu

berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan

dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau

lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

III. Pelacakan KLB1. Garis Besar Pelacakan KLB

a. Pengumpulan data dan informasi secara seksama langsung di lapangan tempat kejadian

b. Analisa data yang diteliti dengan ketajaman pemikiran.c. Adanya suatu garis besar tentang sistematika langkah-langkah yang pada

dasarnya harus ditempuh dan dikembangkan dalam setiap usaha pelacakan.2. Analisis Situasi Awal

a. Penentuan atau penegakan diagnosisb. Penentuan adanya wabahc. Uraian keadaan wabah (waktu, tempat dan orang)

3. Analisis Lanjutana. Usaha Penemua kasus tambahan

Adakan pelacakan ke rumah sakit dan dokter praktek ntuk menemukan kemungkinan adanya kasus diteliti yang belum ada dalam laporan.

Pelacakan intensif terhadap mereka yang tanpa gejala, gejala ringan tetapi mempunyai potensi menderita atau kontak dengan penderita.

b. Analisa Data secara berkesinambungan.c. Menegakkan Hipotesisd. Tindakan Pemadaman wabah dan tindak lanjut.

Tindakan diambil sesuai dengan hasil analisis Diadakan follow up sampai keadaan normal kembali. Yang menimbulkan potensi timbulnya wabah kembali disusunkan suatu

format pengamatan yang berkesinambungan dalam bentuk survailans epidemiologi terutama high risk.

IV. Penanggulangan KLB :1. SKD KLB2. Penyelidikan dan penanggulangan KLB3. Pengembangan sistem surveilans termasuk pengembangan jaringan informasi4. Koordinasi kegiatan surveilans : lintas program dan lintas sektoral

V. Macam1. Outbreak

Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu penyakit yang sama dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain.

2. EpidemiKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat.

3. PandemiKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas

4. EndemiKeadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu.

Page 2: KEJADIAN LUAR BIASA

PELAYANAN KESEHATAN1.1 Definisi(Levey dan Lomba 1973)

Setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara berama-sama di dalam suatu oranisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobat penyakit, sera memulihkan keadaan pasien secara perorangan.1.2 Jenis Pelayanan Kesehatan1. Pelayanan Kedokteran ( Medical Services) atau perorangan

Ditandai dengan cara pengorganisasiannya yang dapat bersifat mandiri. Tujuan utama pelayanan jenis ini adalah untuk mengobati sertta memulihkan kesehatan. Sasarannya adalah perorangan.a) Strata Pertama (Primer)

Yankes perorangan tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada peroranganPenyelenggara : pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan melalui berbagai bentuk pelayanan profesional, seperti:a. praktik bidanb. praktik perawatc. praktik dokterd. praktik dokter gigie. poliklinikf. balai pengobatang. praktik dokter/klinik 24 jamh. praktik bersamai. rumah bersalin. j. Puskesmas (sbg yankes masy & yankes perorranagan)Pelayanan penunjang, antara lain:a. toko obat dan apotek (dengan kewajiban menyediakan obat esensial

generik)b. laboratorium klinikc. optik.

b) Strata Kedua (sekunder)

Yankes Perorangan tingkat lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada perorangan.Penyelenggara : pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan dalam bentuk:a. praktik dokter spesialisb. praktik dokter gigi spesialisc. klinik spesialisd. balai pengobatan penyakit paru-paru (BP4)e. balai kesehatan mata masyarakat (BKMM)f. balai kesehatan jiwa masyarakat (BKJM)g. rumah sakit kelas C dan B non pendidikan milik pemerintah (termasuk

TNI/POLRI dan BUMN)h. rumah sakit swasta.Pelayanan penunjang, antara lain:a. apotekb. laboratorium klinikc. optik.  

c) Strata Ketiga (Tersier)Yankes Perorangan tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada peroranganPenyelenggara : pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan dalam bentuk a. praktik dokter spesialis konsultanb. praktik dokter gigi spesialis konsultanc. klinik spesialis konsultand. rumah sakit kelas B pendidikane. RS kelas A milik pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN)f. rumah sakit khususg. rumah sakit swasta.

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( Public Health Services) Ditandai dengan pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya pelayanan jenis ini adalah untuk memelihara dan

Page 3: KEJADIAN LUAR BIASA

meningkatkan kesehatan (promotif) serta mencegah (preventif) penyakit. Sasarannya adalah masyarakat luas.a) Strata I (primer)

- Merupakan pelayanan kesehatan tingkat dasar- Penyelenggara : Puskesmas- Peran seta masyarakat dan swasta : posyandu, Polindes, Pos obat desa, Pos

upaya kesehatan kerjab) Strata II (sekunder)

- Merupakan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan (spesialistik)- Penanggung jawab : Dinkes Kab/Kota

Ada 2 fungsia. Fungsi Managerialb. Fungsi Teknis

c) Strata III (tersier)- Merupakan pelayanan kesehatan tingkat unggulan (subspesialistik)- Penanggung jawab : Dinkes Provinsi dan Departemen Kesehatan

Perbedaan Pelayanan Kedokteran dengan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

PELAYANAN KEDOKTERANPELAYANAN KESEHATAN

MASYARAKAT

Tenaga pelaksananya terutama adalah para dokter

Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat

Perhatian utamanya pada penyembuhan penyakit

Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit

Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga

Sasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan

Kurang memperhatikan efisiensi Selalu berupaya mencari cara yang efisien

Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika kedokteran

Dapat menarik perhatian masyarakat, misalnya dengan penyuluhan kesehatan

Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan UU

Menjalankan fungsi dengan mengorganisir masyarakat dan mendapat dukungan UU

Penghasilan diperoleh dari imbalan jasa Penghasilan berupa gaji dari

pemerintah

Bertanggung jawab hanya kepada penderita

Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat

Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat saingan

Dapat memonopoli upaya kesehatan

Masalah administrasi amat sederhana Menghadapi berbagai persoalan kepemimpinan

1.3 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan1. Tersedia dan berkesinambungan

Artinya semua pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberdaannya pada msyarakat adalah pada setiap saat yang dibutuhkan.

2. Dapat diterima dan wajarArtinya pelayanan kesehatan yang akan diberikan tidak bertentangan

dengan kepercayaan dalam masyarakat seperti agama, adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat.

3. Mudah dicapaiKetercapaian yang dimaksud disini adalah dimaksudkan dari lokasinya

agar mudah dicapai oleh semua lapisan masyarakat.4. Mudah dijangkau

Dijangkau disini dilihat dari sudut biayanya agar sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat

5. BermutuMutu disini mencakup tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan,

memusakan pamakai jasa, dan sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

1.4 Masalah Pelayanan Kesehatan1. Terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan

Erat kaitannya dengan munculnya spesialisasi dan sub spesialisasi dalam pelayanan kesehatan. Dampak negatifnya adalah menyulitkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan, yang akan berdampak pada tidaak terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.

Page 4: KEJADIAN LUAR BIASA

2. Berubahnya sifat pelayanan kesehatanSebagai akibat dari munculnya spesialisasi dan subspesialisasi

menyebabkan perhatian pelayanan kesehatan tidaak dapat lagi diberikan secara menyeluruh. Perhatian itu hanya tertuju pada keluhan atau organ yang sakit saja.

Selain itu munculnya alat-alat canggih juga menimbulkan beberapa dampak negatif seperti makin renggangnya hubungan dokter pasien, dan makin mahalnya biaya kesehatan.

RUMAH SAKIT2.1 Definisi

a. Menurut American Hospital Association, 1974: Suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

b. Menurut Wolper dan Pena, 1987: Tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan.

c. Menurut Association of Hospital Care, 1947: Pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan, serta penelitian kedokteran diselenggarakan.

2.2 Misi Rumah Sakita. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh

masyarakatb. Menyelenggarakan upaya kesehatan bersifat penyembuhan dan pemulihan

pasienc. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan tenaga kesehatand. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan

2.3 Organisasi Rumah Sakita. Para Penentu Kebijakan atau Dewan Perwalian (Board of Trustees). Tugasnya

adalah menentukan kebijakan rumah sakit

b. Para Pelaksana Pelayanan non-medis (administrator dan teknisi) yang ditunjuk oleh Board of Trustees. Tugasnya adalah mengelola kegiatan aspek non-medis rumah sakit sesuai kebijakan

c. Para Pelaksana Pelayanan Medis (Medical Staff), terdiri dari dokter dan paramedic. Tugasnya adalah menyelenggarakan pelayanan medis rumah sakit.

2.4 Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakita. Rawat Jalan (Ambulatory Service), terdiri dari: gawat darurat, rawat jalan

paripurna, rujukan, bedah jalanb. Gawat Darurat (Emergency Care), dibutuhkan dalam waktu segera untuk

menyelamatkan kehidupannya (life saving)c. Rawat Inapd. Penunjang Medik, seperti laboratorium, apotek, dlle. Penunjang Non-Medik, seperti laundry, kamar jenazah, keamanan, dll

2.5 Jenis-Jenis Rumah Sakita. Menurut pemilik àRS Pemerintah (Government Hospital), RS Swasta (Private

Hospital)b. Menurut filosofi yang dianut àRS Profit, RS Nonprofitc. Menurut jenis pelayanan à RS Umum (General Hospital), RS Khusus

(Specialty Hospital)d. Menurut lokasi àRS Pusat, RS Provinsi, RS Kabupatene. Menurut Kemampuan RS Kelas A (Top Referral Hospital), merupakan RS Pusat dengan pelayanan

kedokteran spesialis dan subspesialis luas, RS Pendidikan RS Kelas B, merupakan RS Pendidikan atau non pendidikan, pelayanan

kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas, RS rujukan kelas C RS Kelas C, merupakan RS dengan pelayanan kedokteran spesialis terbatas

(PD, Bedah, Kesehatan Anak, Bidan dan Kandungan), rujukan Puskesmas RS Kelas D, merupakan RS transisi ke RS Kelas C, pelayanan kedokteran

umum dan dokter gigi, RS rujukan Puskesmas RS Kelas E (Special Hospital), merupakan RS dengan 1 macam pelayanan

kedokteran (RS Jiwa, RS Kusta, RS Paru, RS Kanker, RS Jantung, RS Ibu dan Anak).

Page 5: KEJADIAN LUAR BIASA

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DI PUSKESMAS

Fungsi Manajemen

Kegiatan

Perencanaan Micro planning (perencanaan tingkat Puskesmas yang dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan meliputi; kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya). Sedangkan perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan cara mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Pengorganisasian Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan struktural Kepala Puskesmas, sedangkan lainnya bersifat fungsional

Pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok Puskesmas, terdiri dari 12 s/d 18 program pokok, yang melibatkan tenaga perawat dan bidan.

Pembagian wilayah kerja, setiap petugas Puskesmas melakukan pembinaan ke desa-desa

Penggerakan Pelaksanaan

Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka koordinasi lintas program dan sektor

Adanya proses kepemimpinan Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor Pelaksanaan program pokok puskesmas yang

melibatkan seluruh stafPengawasan dan Evaluasi

Melalui pemantauan laporan kegiatan Pemantauan wilayah setempat (PWS) Supervisi Rapat rutin (staff meeting)

WHO-PELATIHAN KETERAMPILAN MANAJERIAL SPMK 2003

PUSKESMAS3.2 Visi puskesmas

Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010

Indonesia Sehat 2010: Masyarakat yang hidup dlm lingk dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau yankes yang bermutu seara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya

Indikator pencapaian kecamatan sehat :o Lingkungan sehat

o Perilaku sehat

o Cakupan pelayanan kesehatan yg bermutu

o Derajat kesehatan penduduk kecamatan

3.3 Misi puskesmas 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

kerjanya3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya3.4 Tujuan puskesmas

Mendukung terciptanya tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

3.5 Fungsi Puskesmas1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan2. Pusat pemberdayaan masyarakat3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungana. Pelayanan kesehatan perorangan (private goods)b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)

3.6 Kedudukan Puskesmas1. Dalam Sistem Kesehatan Nasional

Page 6: KEJADIAN LUAR BIASA

Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan baik perorangan maupun masyarakat pada strata pertama.

2. Dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/KotaPuskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas yang bertanggung jawab melaksanakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota.

3. Dalam Sistem Kesehatan DaerahUnit Pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural pemda atau kota.

4. Antar sarana pelayanan kesehatan tingkat pertamaPuskesmas sebagai mitra pelayanan kesehatan swasta pada tingkat pertama.

5. Sebagai pembina pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat3.7 Wilayah kerja puskesmas

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yanng disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.

3.8 Pelayanan kesehatan puskesmas 1. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Pelayanan Kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan:- Kuratif (pengobatan)- Preventif (upaya pencegahan)- Promotif (peningkatan kesehatan)- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamain dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.

2. Pelayanan Kesehatan Integratif

Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di Kecamatan meliputi Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hyegiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular, dan lain-lain. Usaha-usaha tersebut masih bekerja sendiri-sendiri dan langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II. Sehingga antara satu dengan yang lainnya tidak tahu menahu tentang kegiatan yang dilakukan. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat yakni Puskesmas, maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi dan satu pimpinan.

3.9 Struktur Organisasi Puskesmas1. Kepala Puskesmas

Yang menjabat kepala Puskesmas adalah seseorang yang merupakan sarjana di bidang kesehatan

2. Unit Tata Usaha3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional

a. Upaya Kesehatan Masyarakatb. Upaya Kesehatan Perorangan

4. Jaringan Pelayanana. Puskesmas Pembantu

Puskesmas Pembantu yang lebih sering dikenal sebagai Pustu atau Pusban, adalah unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral dari Puskesmas, atau setiap puskesmas memiliki beberapa Puskesmas Pembantu di dalam wilayah kerjanya. Namun adakalanya puskesmas tidak memiliki Puskesmas Pembantu, khususnya di daerah perkotaan.

b. Puskesmas KelilingPuskesmas Keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang

dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga dari Puskesmas.

Page 7: KEJADIAN LUAR BIASA

Puskesmas Keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatankegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:- Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil

atau daerah yang tidak atau sulit dijangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas Pembantu dengan frekuensi 4 kali dalam seminggu, atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap Puskesmas.

- Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa ( KLB ).- Dapat dipergunakan sebagai alat transport penderitra dalam rangka

rujukan bagi kasus darurat.- Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audiovisual.

c. BidanPada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya,

ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas.

Tugas utama bidan desa adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan Posyandu dan pembinaan kelompok Dasawisma, disamping memberikan pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk. Selain itu juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga Dasawisma untuk diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara rasional.

3.10 Tata Kerja Puskesmas1. Berkoordinasi dengan kantor kecamatan2. Bertanggung jawab dengan dinas kesehatan kabupaten/kota3. Bermitra dengan sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya4. Bekerjasama dengan fasilitas rujukan5. Berkoordinasi dengan lintas sektor6. Bermitra dengan BPP (organisasi yang menghimpun tokoh masyarakat)

3.11 Upaya puskesmasa. Upaya kesehatan wajib puskesmas (basic six)

1. Upaya kesehatan ibu, anak & kb2. Upaya promosi kesehatan

3. Upaya kesehatan lingkungan4. Upaya perbaikan gizi5. Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular

Upaya pengobatan dasarb. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas

Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan puskesmas

Bila ada masalah kesehatan tetapi puskesmas tidak mampu maka pelaksanaan oleh Dinkes kab/kota

Dilaksanakan bila upaya kesehatan wajib telah terlaksana secara optimal (target cakupan & mutu terpenuhi)

Beberapa diantara upaya kesehatan pengembangan merupakan inovasi utama karena hampir dipastikan selalu harus tersedia di puskesmas karena tuntutan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, misalnya : Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja Upaya Ksehatan Usia Lanjut Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Malaria Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV /AIDS Pencegahan dan Penanggulanan Rabies Pencegahan dan Penanggulangan Filariasis dan Schistomiasis Laboratorium Kesehatan Olahraga Bina Kesehatan Tradisionil Pemeriksaan Penunjang Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata ,Telinga , Matra

3.12 Fasilitas Puskesmas1. Fasilitas Fisik

a. Fasilitas Pokok : Bangunan, tenaga kesehatan, saranab. Fasilitas Penunjang : Apotik. Loket, ambulance, dll.

2. Fasilitas Non fisikContoh : Seperti pelayanan-pelayanan kesehatan yang diberikan

Page 8: KEJADIAN LUAR BIASA

3.13 Asas Penyelenggaraan Puskesmas1. Asas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas bertanggung jawab dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya

Kegiatan ini ditunjang dengan fasilitas penunjang puskesmas seperti Pustu, Pusling, dan Bidan

2. Asas Pemberdayaan Masyarakat Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga dan

masyarakat agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya kesehatan Puskesmas.

3. Asas Keterpaduan Setiap upaya harus diselenggarakan secara terpadu Lintas Program Contoh : - UKS=Keterpaduan Promkes,Pengobaatan,Kesehatan gigi,dll.

- Posyandu=Keterpaduan KIA & KB, P2M, Prokes, dll. Lintas SektoralContoh : - Upaya Perbaikan Gizi

Keterpaduan antara sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama, PKK, dll.

4. Asas Rujukan Artinya apabila tidak mampu Puskesmas harus merujuk pasien ke sarana

pelayanan kesehatan yang lebih mampu. Ada 2 jenis rujukan :

a. Rujukan Medis1) Rujukan kasus2) Rujukan ilmu pengetahuan3) Rujukan bahan pemeriksaan

b. Rujukan Kesehatan1) Rujukan sarana dan logistik2) Rujukan tenaga3) Rujukan operasional

3.14 Manajemen Puskesmas1. Perencanaan

Adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas utk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerjanya.a. Perencanaan upaya kesehatan wajib a. Perencanaan upaya kesehatan pengembangan

2. Pelaksanaan & Pengendalian Adalah proses penyelenggaraan, pemantauan & penilaian thd

penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas.a. Pengorganisasian

Pengorganisasian intern maupun lintas sektor jika diperlukan.a. Penyelenggaraan

Yg perlu diperhatikan pd tahap ini adalah azas penyelenggaraan Puskesmas, standar & pedoman pelayanan Puskesmas, kendali mutu, kendali biaya.

b. Pemantauan Melakukan telaah bulanan thd penyelenggaraan kegiatan & hasil yg

dicapai Puskesmas dibandingkan dgn rencana & standar pelayanan.c. Penilaian

Kegiatan dilakukan di akhir tahun anggaran dgn melakukan penilaian thd penyelenggaraan kegiatan & hasil yg dicapai Puskesmas dibandingkan dgn rencana & standar pelayanan serta menyusun saran.

3. Pengawasan & Pertanggungjawaban Adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan &

pencapaian tujuan Puskesmas thd rencana & perundang-undangan yg berlaku.a. Pengawasan

Pengawasan dilakukan oleh pihak intern (atasan langsung) maupun pihak eksternal (masyarakat, dinkes kab/kota, instansi lain yg terkait) yg mencakup aspek administratif, keuangan & teknis pelayanan.

b. Pertanggungjawaban Pada tiap akhir tahun anggaran kepala Puskesmas harus membuat

laporan ke dinkes, pihak-pihak yg terkait , & masyarakat melalui badan penyantun.

3.15 PembiayaanSumber pembiayaan Puskesmas :1. Pemerintah

Page 9: KEJADIAN LUAR BIASA

2. Pendapatan Puskesmas 3. Sumber lain, seperti : Askes, JPKMM, dll.

POSYANDU4.2 Dasar Pelaksanaan

Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu : a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu

dalam lingkup LKMD dan PKK. a. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu

serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program – program pembangunan masyarakat desa

b. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader pembangunan.

c. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masing-masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN.

d. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna.

4.3 Tujuan Penyelenggaran Posyandua. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil,

melahirkan dan nifas). a. Membudayakan NKKBS. b. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

c. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

4.4 Struktur Organisasi Posyandu Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan mutu

Posyandu ditingkat desa kelurahan sebagai berikut : a. Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah). a. Penggungjawab operasional : Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)

b. Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim Penggerak PKK). Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD

c. Pelaksana : Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes. 4.5 Kriteria Kader Posyandu

a. Dapat membaca dan menulisa. Bekerja social dan mau bekerja secara relawanb. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakatc. Mempunyai waktu yang cukupd. Bertempat tinggal di wilayah posyandue. Berpenampilan ramah dan simpatikf. Diterima masyarakat setempat

4.6 Kegiatan Pokok Posyandua. KIAa. KBb. Imunisasic. Gizid. Penanggulangan diare

4.7 Dana Pelaksanaan Posyandua. Swadaya masyarakata. Hasil potensi desab. Donator

4.8 Pembentukan Posyandu a. Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan. a. Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan

teknis unsur kesehatan dan KB . b. Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana

dan prasarana posyandu, biaya posyandu c. Pemilihan kader Posyandu. d. Pelatihan kader Posyandu. e. Pembinaanf. Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar

pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.

4.9 Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Page 10: KEJADIAN LUAR BIASA

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 (lima) meja yaitu: Meja I : PendaftaranMeja II : Penimbangan Meja III : Pengisian KMS Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS Meja V : Pelayanan KB Kes :

Imunisasi Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus. Pembagian pil atau kondom Pengobatan ringan. Kosultasi KB-Kes.

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).

4.10 Jenjang Posyandua. Posyandu Pratama (warna merah) :

belum mantap. kegiatan belum rutin. kader terbatas.

b. Posyandu Madya (warna kuning) : kegiatan lebih teratur Jumlah kader 5 orang

c. Posyandu Purnama (Warna hijau) : kegiatan sudah teratur. cakupan program/kegiatannya baik. jumlah kader 5 orang mempunyai program tambahan

d. Posyandu Mandiri (warna biru) : kegiatan secara terahir dan mantap cakupan program/kegiatan baik. memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah : a. Jumlah buka Posyandu pertahun b. Jumlah kader yang bertugasc. Cakupan kegiatan d. Program tambahane. Dana sehat/JPKM

a. Wabah : - Letusan suatu jenis penyakit (jurnal dr.H.R Widodo Talogo, MPH). - Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah

penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka ( UU No. 4 tahun 1984).

b. Posyandu : - Wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan

dan KB yang dikelola oleh masyarakat, diselenggarakan oleh kader yang terlatih di bidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasala dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi (jurnal dr.Zukifli, MSi).

- Fasilitas palayanan kesehatan masyarakat yang didirikan di desa-desa kecil yang tidak terjangkau oleh RS atau klinik (www.wikipedia.com).

- Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat, untuk masyarakat, dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan (www.depkes.go.id).

c. Kader : Promotor kesehatan desa (prokes), yaitu tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat (jurnal dr.Zulkifli, MSi).

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara.Hatmoko. 2006. Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas. Samarinda: Lab IKM

PSKU Unmul.Mendagri, Menkes, BKKBN. 1985. Surat Keputusan Bersama: Mendagri, Menkes,

BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985; 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985; 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu. Jakarta: Mendagri, Menkes, BKKBN

Page 11: KEJADIAN LUAR BIASA

Menkes. 2004. Keputusan Menkes Nomor: 128 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Jakarta: Menkes.

Setiyoargo, Arief. Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia. Jember: RSUD dr. Soebandi.Kuliah dr. Olong. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan di Indonesia.www.depkes.go.idwww.yahooanswer.comwww.pppl.depkes.go.idwww.wikipedia.comKamus Dorland

PEDOMAN KERJA PUSKESMAS JILID 1 1992WILAYAH KERJA PUSKESMAS Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.

Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

Merupakan perangkat pemerintah Daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja ditetapkan oleh bupati KDH dengan saran teknis dari kepala kantor depkes kab/kot yang telah disetujui kepala kantor wilayah depkes prov

Sasaran penduduk yang dilayani setiap puskesmas 30.000 penduduk Khusus untuk kota besar dengan penduduk satu juta lebih, maka wilayah kerja

puskesmas meliputi 1 kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dg penduduk >150.000 jiwa, merupakan “puskesmas pembina” sbg pusat rujukan bagi puskesmas keluarahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi

PERANAN DOKTER PUSKESMAS1. Dokter kepala puskesmas sbg seorang dokter

Ekpektasi masyarakat akan dokter kepala puskesmas dapat melakukan pemeriksaan dan pengobatan orang sakit à kenyataan jauh lebih besar tanggung jawabnya, yaitu memelihara dan meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam wilayah kerjanya, serta sebagai pemimpin dan manajer à dapat mendelegasikan wewenangnya kepada perawat/bidan. Cara berpikir dalam menentukan diagnosa dan pengobatan tidak semata2 ditujukan kepada penderita sbg individu, tetapi ditujukan kpd kluarga penderita dan dihubungkan dengan

masyarakat lingkungan penderita. Menggunakan fasilitas dan kemampuan secara maksimal, merujuk ke RS bila tdk bisa diatasi. Selalu Up to date permasalahan kesehatan yg lg in.