kejadian luar biasa (wabah)

47
1 KEJADIAN LUAR BIASA (WABAH) Oleh: dr. Agung S. Dwi Laksana, MSc.PH

Upload: fitraniaputri

Post on 21-Jul-2016

108 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

KLB

TRANSCRIPT

Page 1: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

1

KEJADIAN LUAR BIASA (WABAH)

Oleh:dr. Agung S. Dwi Laksana, MSc.PH

Page 2: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

2

Wabah = kejadian luar biasa Lebih banyak kasus penyakit

daripada biasanya waktu, tempat, orang

PENGERTIAN

Page 3: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

3

Wabah terjadi bila…. Ada agent infeksius baru Ada susceptible hosts baru Perubahan perilaku Faktor-faktor host, a.l. imunitas Rute transmisi yang efektif

Page 4: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

4

JENIS-JENIS WABAH Point source outbreak

– Sumbernya dari satu titik/tempat saja– Misal: sekolah, tempat pesta, dll

Continuous source outbreak– Sumbernya dari tempat yang luas atau– Dari satu tempat tapi didistribusikan ke tempat

yang luas– Contoh: air minum (PAM)

Person to person outbreak– Penularan penyakit dari satu orang ke orang lain – Pada penyakit menular

Page 5: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

5

MENGAPA PERLU INVESTIGASI WABAH?

Pengendalian dan pencegahan penyakit Mencegah kasus baru Merekomendasikan strategi untuk

mencegah wabah di masa mendatang Mengidentifikasi dan mendeskripsikan

penyakit-penyakit baru

Page 6: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

6

Apakah jumlah kasus terus mengalami peningkatan ataukah wabah sudah akan berakhir?

KASUS MASIH BERTAMBAH WABAH HAMPIR BERAKHIR

Tujuan umumnya mencegah bertambahnya kasus

Tujuan umumnya mencegah berulangnya wabah

Tujuan khusus:

1. Menganalisis perkembangan outbreak

2. Besar dan karakteristik population at risk

3. Mendesain dan mengimplementasikan tindakan pencegahan yang sesuai

Tujuan khusus:

Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya wabah untuk merancang dan mengimplementasikan tindakan/strategi untuk mencegah wabah serupa di masa mendatang

Sebelum melakukan tindakan/strategi pengendalian dan pencegahan wabah perlu dijawab:

Page 7: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

7

Keseimbangan antara tindakan pengendalian dan investigasi lebih lanjut suatu wabah tergantung pada pengetahuan tentang:– Penyebab– Sumber– Cara transmisi agent

Page 8: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

8

Page 9: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

9

LANGKAH-LANGKAH INVESTIGASI WABAH Persiapan Menetapkan adanya wabah Menetapkan diagnosis Mendefinisikan dan mengidentifikasi kasus

– Menentukan definisi kasus– Mengidentifikasi dan menghitung kasus

Melakukan epidemiologi deskriptif Menyusun hipotesis Mengevaluasi hipotesis Bila perlu, memperbaiki hipotesis dan melakukan penelitian

tambahan– Penelitian epidemiologi tambahan– Jenism penelitian lain – laboratorium, lingkungan

Mengimplementasikan tindakan pengendalian dan pencegahan

Mengkomunikasikan penemuan/hasil-hasil investigasi

Page 10: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

10

1. Persiapan Persiapan dibagi dalam 3 kategori:

– Investigasi– Administrasi– Konsultasi

A. Investigasi– Pengetahuan ilmiah studi literatur,

mendiskusikan situasi wabah, membuat kuesioner

– Peralatan– Logistik– Konsultasi dengan laboratorium jenis sampel,

cara pengambilan sampel, cara penyimpanan dan transportasi sampel untuk pemeriksaan lab.

Page 11: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

11

B. Administrasi– Melakukan prosedur administrasi– Biaya

C. Konsultasi– Konsultasi dengan semua pihak terkait– Misal: pada wabah flu burung, perlu

konsultasi dengan dinas peternakan, dinas perdagangan, pemda, dll

Page 12: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

12

2. Menetapkan Adanya Wabah

Wabah atau epidemi adalah terjadinya lebih banyak kauss dari biasanya pada suatu wilayah atau sekelompok orang tertentu selama periode waktu tertentu

Cluster (Klaster) adalah penjumlahan kasus penyakit di wilayah tertentu selama periode waktu tertentu tanpa memperhatikan apakah jumlah kasus lebih besar dari biasanya

Epidemi lebih menunjukkan kesan situasi yang krisis banyak digunakan oleh masyarakat

Epidemiologis epidemi digunakan pada situasi yang melibatkan lebih banyak orang dalam suatu wilayah yang luas

Page 13: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

13

Penetapan wabah ada 2 cara:1. Melalui analisis terhadap data

surveilans2. Adanya pemberitahuan dari masyarakat

atau pemberi pelayanan kesehatan

Page 14: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

14

3. Menetapkan Diagnosis Menentukan penyakit apa yang

sedang mewabah Tujuan penetapan diagnosis:

– Memastikan bahwa kasus telah didiagnosis dengan tepat

– Menyingkirkan kemungkinan adanya kesalahan hasil laboratorium yang menjadi dasar untuk mendiagnosis kasus

Page 15: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

15

Yang perlu dilakukan:1. Meringkas data penemuan klinis dan

frekuensi distribusi bermanfaat untuk: Mengetahui spektrum penyakit Penetapan diagnosis Menentukan definisi kasus

2. Mengunjungi korban wabah/pasien untuk: Mendapatkan gambaran klinis penyakit,

seperti:– Paparan yang dialami pasien sebelum sakit– Perkiraan pasien tentang penyebab penyakit– Apakah pasien mengetahui ada orang lain yang

menderita penyakit yang sama Mendapatkan informasi untuk menetapkan

hipotesis

Page 16: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

16

4a. Menetapkan Definisi Kasus

Definisi kasus adalah kriteria standar untuk menentukan apakah seseorang dapat diklasifikasikan memiliki kondisi kesehatan yang sedang diselidiki

Definisi kasus terdiri dari kriteria klinis dan batasan waktu, tempat dan orang

Kriteria klinis sederhana dan objektif– Misal: Panas > 38 derajat Celsius, BAB lembek

atau cair lebih dari 3 kali sehari

Page 17: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

17

Batasan waktu, misalnya: pasien dengan onset penyakit dalam 2 hari terakhir

Batasan tempat, misalnya: pekerja pabrik X, penduduk desa X

Batasan orang, misalnya: orang yang menghadiri pesta, penumpang pesawat terbang, orang yang sebelumnya tidak mengalami gangguan muskuloskeletal

Definisi kasus tidak termasuk paparan atau faktor risiko yang ingin diketahui– Misal: Penyakit X pada orang-orang di rumah

singgah Y, bila tujuan pemeriksaan untuk menentukan apakah rumah singgah tersebut berkaitan dengan kejadian penyakit

Page 18: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

18

4b. Mengidentifikasi dan Menghitung Kasus

Untuk menentukan sebaran geografis dan populasi yang terkena dampak

Dilakukan melalui berbagai sumber Dapat dilakukan dengan 2 cara:

1. Surveilans pasif mengirim surat kepada pemberi palayanan kesehatan yang menjelaskan tentang wabah dan kriteria diagnosis/definisi kasusnya dan meminta laporan bila ada kasus

2. Surveilans aktif menelepon atau melakukan kunjungan lapangan untuk mendapatkan informasi

Page 19: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

19

Jenis informasi yang dicari:1. Identitas kasus: nama, alamat dan nomor

telepon2. Informasi demografik karakteristik

orang: umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku

3. Informasi klinis: apakah sesuai dengan definisi kasus yang telah ditetapkan

4. Informasi faktor risiko, misalnya: wabah Hepatitis A paparan terhadap makanan dan minuman

5. Informasi pelapor: mengidentifikasi orang yg memberi laporan kasus

Page 20: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

20

Instrumen yang digunakan:– Formulir laporan kasus– Kuesioner– Dll

Data yang didapat ditabulasikan line listing

Page 21: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

21

Page 22: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

22

5. Melakukan Epidemiologi Deskriptif

Setelah data terkumpul dapat ditetapkan ciri-ciri wabah berdasarkan orang, waktu, dan tempat

Penetapan ciri-ciri wabah berdasarkan ketiga variabel disebut epidemiologi deskriptif menjelaskan apa yang terjadi pada populasi yang sedang diselidiki

Bermanfaat untuk menetapkan hipotesis kausal

Page 23: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

23

ORANG– LANGKAH PERTAMA: WAWANCARA dengan kasus

pertama (kasus indeks), untuk menentukan terjadinya kontak pertama

– Meliputi tiga kategori: WHO? (atribut orang/host) WHERE? (atribut tempat) WHEN? (atribut waktu)

– Menentukan population at risk, berdasarkan: Karakteristik host: umur, ras, jenis kelamin, status

medis Paparan (exposure): pekerjaan, aktivitas, pemakaian

obat-obatan, dll.– Kelompok risiko tinggi ditentukan dengan menghitung rate– Umur dan jenis kelamin biasanya merupakan variabel

yang sangat berkaitan dengan paparan dan risiko penyakit– Pekerjaan juga merupakan karakteristik penting

Page 24: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

24

WAKTU– Membuat histogram jumlah kasus

berdasarkan onset penyakit– Histogram tersebut disebut Kurva

Epidemi– Untuk membuat kurva epidemik, perlu

tahu: Waktu onset penyakit dari setiap kasus

Page 25: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

25

Point source outbreak

Onset Time (hours)

7.06.05.04.03.02.0

Figure. Number of cases gastrointestinal

illness by onset time

Num

ber

of C

ases

10

8

6

4

2

0

Std. Dev = 1.29

Mean = 4.2

N = 22.00

Page 26: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

26

Continous source outbreak

Page 27: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

27

Person to person outbreak

Page 28: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

28

TEMPAT Memberi informasi tentang:

– Sebaran geografis kasus– Petunjuk tentang etiologi

Page 29: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

29

Page 30: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

30

Page 31: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

31

6. Menyusun Hipotesis

Penyusunan hipotesis biasanya segera dilakukan sejak awal

Setelah mengetahui karakteristik wabah hipotesis bisa dipertajam

Hipotesis meliputi sumber agent, cara (dan vehicle atau vektor) transmisi, dan eksposure/paparan/pajanan yang menyebabkan penyakit

Hipotesis harus dapat diuji

Page 32: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

32

7. Mengevaluasi Hipotesis

Mengevaluasi kredibilitas hipotesis

Ada 2 cara:1) Membandingkan hipotesis dengan

fakta-fakta yang ditemukan2) Menggunakan epidemiologi analitik

untuk mengkuantifikasi hubungan dan mengeksplor peran chance

Page 33: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

33

Cara 1) digunakan bila bukti-bukti klinis, laboratoris, lingkungan dan epidemiologis sangat jelas mendukung hipotesis

Uji hipotesis tidak perlu dilakukan Contoh:

– Pada wabah hipervitaminosis D ditemukan bukti bahwa semua pasien minum susu yang berasal dari peternakan A hipotesisnya adalah peternakan A merupakan sumber penyakit dan susu sebagai vehicle pada pemeriksaan diketahui bahwa penambahan vitamin D pada susu melebihi dosis yang direkomendasikan.

Page 34: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

34

Bila cara 1 tidak dapat ditemukan epidemiologi analitik

Dalam epidemiologi analitik, kelompok pembanding sangat penting

Tipe penelitian epidemiologi analitik yang bisa dilakukan:– Penelitian Kohort– Penelitian Case control

Page 35: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

35

PENELITIAN KOHORT Teknik paling baik pada wabah yang terjadi

pada populasi yang kecil dan teridentifikasi dengan jelas

Misal: wabah diare pada orang-orang yang menghadiri pesta pernikahan

Dilakukan wawancara dengan semua tamu: apakah mereka sakit, jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi, berapa banyak yang dikonsumsi

Page 36: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

36

Menghitung attack rate pada mereka yang makan makanan tertentu dan pada yang tidak makan

Attack rate = Jml yg sakit_________ Total population at risk

Menghitung ratio attack rate Relative risk (Risiko relatif)

Dapat pula dilakukan perhitungan Chi-square test utk menilai signifikansi hubungan antara eksposure dan penyakit

Risiko relatif = (a/a+b) x (c/c+d)

Page 37: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

37

Risiko relatif = (a/a+b)/(c/c+d) = 79,6/14,3 = 5,6

Page 38: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

38

Page 39: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

39

PENELITIAN CASE CONTROL

Bila populasi tidak dapat diketahui dengan pasti

Lebih banyak digunakan pada investigasi wabah

Informasi tentang eksposure didapat dari kasus dan kontrol

Ada tidaknya hubungan ditentukan dengan Odds Ratio dan Chi-square

Page 40: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

40

8. Memperbaiki hipotesis dan melakukan penelitian tambahan

Bila langkah 1-7 belum dapat menemukan sumber dan agent penyakit

Page 41: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

41

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium dapat memastikan agent penyakit dari vehicle yang diduga menjadi media transmisi penyakit

Page 42: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

42

EVALUASI KUALITAS LINGKUNGAN

Untuk memastikan agent penyebab wabah

Memeriksa sampel lingkungan dari sumber wabah

Dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium

Page 43: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

43

Dicari cara pengendalian yang:– Efektif– Murah– Dimengerti oleh masyarakat– Dapat dilaksanakan

Model Gordon pengendalian sumber agent, host dan lingkungan

9. Mengimplementasikan tindakan pengendalian dan pencegahan

Page 44: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

44

Pengendalian dan pencegahan (cont..)

Secara umum, tujuan tindakan pengendalian adalah memutuskan rantai infeksi

1. Tindakan pengendalian pada agent tertentu, sumber atau reservoir

– Contoh: mengahancurkan makanan yang terkontaminasi, sterilisasi air yang terkontaminasi, menghilangkan breeding site nyamuk

Page 45: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

45

2. Memutuskan transmisi atau paparan– Contoh: mengisolasi penderita,

memakai pakaian pelindung

3. Menurunkan susceptibilitas host– Contoh: imunisasi dan obat-obatan

profilaksis

Pengendalian dan pencegahan (cont..)

Page 46: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

46

10. Mengkomunikasikan penemuan/hasil-hasil investigasi

Setiap wabah dilaporkan kepada yang berwenang Dilakukan dg 2 cara:

– Oral/Lisan– Tertulis

Laporan mencakup:– Agent penyakit– Cara transmisi– Kurva epidemi– Distribusi geografis– Alasan terjadinya wabah– Pengendalian yang dilakukan– Rekomendasi perbaikan agar wabah tidak terulang

Page 47: Kejadian Luar Biasa (Wabah)

47