kegagalan intubasi trakeal pada anestesi obstetri

Upload: yonsen-hakim

Post on 03-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    1/13

    1

    KEGAGALAN INTUBASI TRAKEAL PADA ANESTESI OBSTETRI : PENELITIAN

    CASE-CONTROL NASIONAL DI INGGRIS SELAMA 2 TAHUN

    A. C. Quinn, D. Milne, M. Columb, H. Gorton, dan M. Knight

    Latar Belakang: Ada beberapa gambaran nasional pada insiden kegagalan intubasi trakeal

    selama anestesi umum di bidang obstetri. Beberapa penelitian kecil terbaru telah

    menunjukkan rasio satu dalam 250 anestesi umum (GA). Tujuan dari penelitian nasional

    Inggris ini adalah untuk memperkirakan rasio ini dan mengidentifikasi faktor-faktor yang

    dapat menjadi prediktor.

    Metode : Menggunakan kumpulan data UK Obstetric Surveillance System (UKOSS), survei

    dilakukan antara April 2008 dan Maret 2010. Insiden dan faktor risiko terkait dicatat dalamkamar bersalin yang dipimpin oleh konsultan. Unit-unit melaporkan rincian dari setiap

    kegagalan intubasi (kasus indeks) dan dua kasus anestesi umum sebelumnya (kontrol).

    Prediktor dievaluasi menggunakan regresi logistik multivariabel, bermakna P < 0,05 (dua

    sisi).

    Hasil: Kami menerima 57 laporan lengkap (respon 100%). Insiden menggunakan pendekatan

    perkiraan berdasarkan unit adalah satu dalam 224 (interval kepercayaan 95% 179-281).

    Analisis univariat menunjukkan kasus indeks jauh lebih tua, lebih berat, dengan IMT yanglebih tinggi, dengan skor Mallampati tercatat dan skor > 1. Analisis multivariat menunjukkan

    bahwa usia, IMT, dan skor Mallampati yang terekam merupakan prediktor independen

    signifikan dari kegagalan intubasi trakeal. Jalan napas masker laringeal klasik merupakan

    bantuan jalan napas yang paling banyak digunakan (39/57 kasus). Ada satu jalan napas

    darurat dengan pembedahan tetapi tidak ada kematian atau kerusakan otak hipoksik. Aspirasi

    gastrik terjadi dalam empat (8%) kasus indeks. Kasus indeks lebih cenderung memiliki

    morbiditas maternal (P = 0,026) dan banyak bayi dalam kedua kelompok dirawat di Neonatal

    Intensive Care Unit: 21 (37%) dibanding dengan 29 (27%) (NS). Tiga bayi meninggal

    semua dalam kelompok kontrol.

    Kata Kunci: komplikasi jalan napas; kegagalan intubasi trakeal; anestesi obstetri; insiden;

    masker laringeal; UK Obstetric Surveillance System, UKOSS

    Diterima untuk publikasi: 18 Juli 2012

    Insiden dari kegagalan intubasi diantara populasi ibu hamil diperkirakan hingga delapan kali

    dari populasi yang tidak hamil. Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, insiden bervariasi

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    2/13

    2

    antara satu dari 238 dan satu dari 750 anestesi umum (GA)1-5 dengan 1 : 250 menjadi rasio

    yang paling banyak disebutkan. Laporan dari Confidential Enquiries into Maternal Deaths

    (CEMD) telah menunjukkan penurunan jumlah kematian yang terkait dengan anestesi dalam

    beberapa tahun terakhir.6 Pada tahun 1967-1969, ada 35 kematian yang secara langsung

    disebabkan oleh anestesi; tiga laporan terakhir memiliki enam hingga tujuh kasus, dan dalam

    setiap laporan, dua dari kematian tersebut dihubungkan dengan intubasi trakeal yang sulit.

    Dapat menjadi sulit untuk memprediksi kesulitan intubasi pada populasi obstetri7 dan

    manajemen dari kegagalan jalan napas obstetri sering sangat problematik dengan dua nyawa

    taruhannya. Pekerjaan sebelumnya pada area ini sebagian besar bergantung pada data

    retrospektif longitudinal dari satu wilayah atau melalui periode waktu yang lama, misalnya,

    20 tahun dan dalam kelompok pasien yang lebih kecil.1-5 Pemeriksaan padaFourth National

    Anaesthesia Project (NAP4) dari Royal College of Anaesthetists mengenai peristiwa jalan

    napas gawat yang terjadi di Inggris pada tahun 20082009 melaporkan empat kasus obstetri

    dengan komplikasi utama pada manajemen jalan napas.

    Belum ada data nasional Inggris mengenai insiden kegagalan intubasi trakeal di

    bidang obstetri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggunakan UK Obstetric

    Surveillance System (UKOSS)9 untuk menghitung insiden nasional dari kegagalan intubasi

    pada anestesi umum di bidang obstetri, untuk mengukur faktor risiko kegagalan intubasi, dan

    untuk menjelaskan bagaimana kegagalan intubasi saat ini dikelola di Inggris.

    Metode

    Setelah persetujuan komite etik oleh komite etik penelitian London pada tahun 2007 referensi

    08/H0781/1, UKOSS mengumpulkan data kasus dan kontrol untuk semua kamar bersalin

    yang dipimpin oleh konsultan antara April 2008 dan Maret 2010. Kami mencatat faktor risiko

    yang potensial; usia, IMT, gestasi, paritas, kehamilan multipel, penyakit maternal, merokok,

    kelompok etnis, waktu, riwayat kesulitan dalam anestesi, tingkat ahli anestesi, kualitas

    pandang laringoskopik, dosis obat, tingkat urgensi kasus, dan penilaian jalan napas

    preoperatif, termasuk skor Mallampati,10 jarak antara gigi seri, jarak sternomental dan

    thiromental, dan kelainan tulang servikal.

    Kasus kegagalan intubasi didefinisikan sebagai kegagalan tercapainya intubasi trakeal

    selama induksi dalam urutan cepat untuk anestesi obstetri, dengan demikian memulai suatu

    percobaan intubasi gagal. Hal ini berarti bahwa efek obat pemblok neuromuskular telah

    berkurang atau bahwa saturasi oksigen pasien telah menurun ke titik dimana sangat

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    3/13

    3

    dibutuhkan ventilasi manual dengan masker atau perangkat jalan napas lain. Kasus meliputi

    setiap anestesi umum yang diberikan pada ibu hamil dengan usia gestasi lebih dari 20 minggu

    (apakah di kamar bersalin atau departemen rumah sakit lainnya). Kasus kegagalan intubasi

    diidentifikasi melalui pengiriman pesan dari UKOSS setiap bulan; metode pengumpulan data

    telah dijelaskan secara rinci di tempat lain.9 Kelompok kontrol diperoleh dari rumah sakit

    yang sama dengan kelompok kasus. Kami meminta informasi mengenai dua perempuan

    hamil yang mendapatkan anestesi umum sebelum kasus intubasi gagal, dan dimana intubasi

    berhasil dilakukan. Data yang sama dikumpulkan dari kedua kelompok baik kelompok kasus

    maupun kelompok kontrol, dengan pengecualian manajemen kegagalan intubasi.

    Analisis Statistik

    Data disajikan sebagai mean (SD), median (interkuartil), atau sesuai hitungan. Untuk setiap

    unit, suatu denominator menunjukkan jumlah kasus anestesi umum obstetri dalam periode

    dua tahun diperkirakan menggunakan interval waktu antara kontrol dan kasus indeks

    menggunakan rumus: denominator = 2 (365a/1,5b), dimana a adalah jumlah kasus dalam

    interval dan b adalah interval dalam hari. Data kontinu diperiksa untuk distribusi Gaussian

    menggunakan alur probabilitas normal dan tes omnibus DAgostino. Tingkat kejadian yang

    condong ke arah positif menjalani transformasi loge. Pendekatan yang spesifik pada unit

    digunakan untuk memperkirakan tingkat kejadian dengan interval kepercayaan 95%,

    diperkirakan masing-masing menggunakan metode uji eksak Clopper-Pearson dan dari data

    loge yang diubah kembali.

    Tes eksak Fisher digunakan untuk membandingkan variabel kategoris. Regresi

    logistik kondisional univariabel digunakan untuk membandingkan kecocokan kasus dan

    kontrol dengan variabel prediktor. Variabel yang secara signifikan berhubungan dengan

    analisis univariat dimasukkan dalam suatu model multivariat bertingkat penuh untuk

    mengidentifikasi prediktor independen signifikan dari kegagalan intubasi. Signifikansi

    didefinisikan dengan P

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    4/13

    4

    Hasil

    Insiden

    Tujuh puluh sembilan kasus kegagalan intubasi dilaporkan ke UKOSS, tetapi data tidak

    diterima untuk 10 dari kasus-kasus tersebut (13%). Dari 69 kasus yang tersisa, semua

    mengembalikan formulir lengkap. Delapan dilaporkan tidak memenuhi definisi kasus dan

    empat merupakan kasus yang sama. Dengan demikian, kami mengidentifikasi 57 kasus yang

    sesuai dengan kriteria. Terdapat 107 kontrol yang sesuai dengan yang dideskripsikan di atas.

    Jumlah denominator perkiraan secara keseluruhan dari anestesi umum adalah 6400 per tahun,

    memberikan perkiraan insiden kegagalan intubasi menggunakan pendekatan perkiraan

    berdasarkan unit adalah satu dalam 224 anestesi umum (interval kepercayaan 95% 179-281).

    Alasan untuk anestesi umum adalah: gawat janin (83), kegagalan instrumentasi atau regional

    yang tidak adekuat (29), seksio caesar sebelumnya (24), perdarahan antepartum atau kelainan

    plasenta (17), dan sejumlah kecil kelompok lain, misalnya permintaan maternal dan alasan

    pre-eklamsia lain.

    Faktor Risiko

    Analisis regresi logistik bertingkat univariat dari faktor risiko menunjukkan beberapa

    perbedaan signifikan (Tabel 1): kelompok kasus lebih tua, lebih berat, memiliki IMT lebihtinggi, memiliki skor Mallampati tercatat pada grafik anestesi, dan skor > 1. Namun dalam

    40% dan 65% masing-masing dari kelompok kasus dan kontrol, tidak ada skor Mallampati

    tercatat, dan pencatatan skor Mallampati secara signifikan terkait dengan kegagalan intubasi.

    Tidak ada efek signifikan dari etnisitas, gestasi, paritas, kelahiran kembar, anestesi umum

    sebelumnya, atau masalah jalan napas dengan kesulitan pengelolaan jalan napas sebelumnya

    atau kondisi merokok. Tidak ada perbedaan pada kelompok dalam hal kedaruratan anestesi

    umum (60% kasus dibandingkan dengan 65% kontrol untuk anestesi umum darurat (kategori

    1)).14 Tabel 1 menunjukkan IMT dan perbedaan antara kasus dan kontrol. Analisis regresi

    logistik bertingkat multivariat menunjukkan bahwa usia, IMT, dan pencatatan skor

    Mallampati tetap signifikan secara independen sebagai prediktor (Tabel 2).

    Waktu dan Staff

    Kasus umumnya terjadi diluar jam kerja pada kedua kelompok (antara jam 18.00 dan 24.00),

    dan biasanya lebih dari satu ahli anestesi terlibat (konsultan sebagai ahli anestesi pertama

    40% dari waktu pada kedua kelompok kasus dan kontrol). Registrar anestesi dengan

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    5/13

    5

    pengalaman > 2 tahun biasanya yang pertama di lokasi dengan bantuan senior pada tahap

    lanjut dalam semua kasus. Hanya sejumlah kecil dari trainee tahun pertama atau kedua yang

    terlibat dengan kegagalan intubasi. Menggunakan regresi logistik bertingkat untuk kehadiran

    ahli anestesi paling senior pada induksi, rasio odd (95% CI) untuk risiko kegagalan intubasi

    secara signifikan lebih besar pada 2,42 (1,06 5,52; P=0,036) untuk trainee junior

    dibandingkan dengan ketika konsultan hadir.

    Tabel 1 Prediktor univariabel untuk kegagalan intubasi trakeal. Data disajikan sebagai

    mean (SD) dan hitungan yang sesuai. Ukuran efek disajikan sebagai rasio odd dengan 95%

    CI. Nilai P diperkirakan menggunakan regresi logistik dengan kategori dikumpulkan untuk

    presentasi.

    VariabelKasus

    (n = 57)

    Kontrol

    (n = 106)

    Rasio Odd

    (95% CI)Nilai P

    Usia (tahun) 32,8 (6,2) 30,1 (6,7) 1,07 (1,02-1,14) 0,01

    Gestasi (minggu) 38,4 (2,4) 38,2 (3,7) 1,02 (0,90-1,17) 0,71

    Tinggi (cm) 163,1 (7,2) 162,6 (6,0) 1,04 (0,97-1,12) 0,30

    Berat badan (kg) 79,3 (21,0) 71,3 (16,9) 1,02 (1,01-1,04) 0,013

    IMT (kg.m-2

    ) 29,9 (7,6) 27,1 (6,4) 1,06 (1,01-1,12) 0,02

    Etnis(Asia/hitam/campuran/putih)

    8/8/1/38 13/11/4/74 Tidak disajikan 0,60

    Merokok (tidak pernah /

    merokok selama hamil)40/15 69/31 2,34 (0,18-31,3) 0,64

    Kehamilan sebelumnya 24minggu (0/1 atau lebih)

    32/25 44/61 1,27 (0,94-1,72) 0,11

    Masalah kehamilansebelumnya (ya/tidak)

    9/48 20/85 0,76 (0,27-2,14) 0,60

    Anestesi umum sebelumnyauntuk SC (tidak/ya)

    49/8 95/10 1,26 (0,53-2,97) 0,38

    Masalah kesehatan sebelumnya

    (ya/tidak)21/36 24/81 2,02 (0,93-4,54) 0,08

    Mellampati tercatat (ya/tidak) 34/23 40/65 2,70 (1,19-6,56) 0,014

    Skor Mallampati (1/>1) 3/31 17/23 7,64 (2,00-29,2) 1) 29/27 60/42 1,12 (0,74-1,71) 0,59

    Manajemen Jalan Napas

    Tabel 3 menunjukkan teknik bantuan jalan napas dan teknik anestesi alternatif yang

    digunakan setelah kegagalan intubasi. LMA klasik merupakan teknik bantuan dalam 39 dari

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    6/13

    6

    57 kasus. Sejumlah kecil perangkat generasi kedua digunakan; empat LMA intubasi, tiga

    prosealsTM, dan tiga iGelsTM. Empat pasien tersadar (meskipun dua pasien urgensi tingkat 1)

    dan tiga dari mereka mendapatkan anestesi intratekal. Delapan ahli anestesi melanjutkan

    anestesi umum dengan LMA dan tidak membangunkan pasien, meskipun mereka tidak

    darurat (urgensi tingkat 3 atau 4). Tidak ada kasus menggunakan fibreskop untuk membantu

    intubasi trakea. Satu trakeostomi emergensi dilakukan pada seorang perempuan dengan jalan

    napas yang stabil menggunakan LMA klasik yang membutuhkan ventilasi berkepanjangan di

    ICU. Hanya 122 dari 164 pasien yang dilaporkan menerima antasida, tetapi rasio profilaksis

    yang lebih tinggi terjadi pada kelompok kegagalan intubasi (46 dari 57). Dua puluh tujuh dari

    46 diberikan sodium sitrat dan 34 dari 46 diberikan antagonis reseptor H2.

    Tabel 2 Prediktor independen kegagalan intubasi trakeal. Ukuran efek disajikan sebagai

    rasio odd dengan 95% CI. Nilai P diperkirakan menggunakan regresi logistik multivariat.

    Variabel Rasio Odd (95% CI) Nilai P

    Usia (tahun) 1,07 (1,01-1,14) 0,029

    Indeks Massa Tubuh (kg.m-2

    ) 1,06 (1,00-1,13) 0,035

    Mallampati Skor tercatat 3,06 (1,18-7,88) 0,021

    Tabel 3 Prosedur pertolongan untuk kegagalan intubasi trakeal

    Pertolongan Jumlah kasus (n=57)

    LMA klasik (cLMA) 39

    LMA intubasi (iLMA) 4

    PROSEAL 3

    IGEL 3

    Bag and Mask 2

    Tuba trakeal yang lebih kecil 1Percobaan intubasi ulang 3

    Suksinilkolin dan TT dosis ke-dua 1

    Trakeostomi 1

    Pasien tersadar 4

    Sedasi +LA 1 (urgensi tingkat 1)

    Blok Intratekal 3 (urgensi tingkat 1, 2, 4)

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    7/13

    7

    Morbiditas dan Mortalitas

    Tabel 4 menunjukkan rasio hipoksemia dan aspirasi. Kegagalan intubasi dihubungkan dengan

    insiden hipoksemia (SpO2

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    8/13

    8

    Diskusi

    Survei prospektif ini telah mengungkapkan rasio kegagalan intubasi trakeal setelah anestesi

    umum obstetri di Inggris sebagai satu dari 224. Dalam 2 tahun penelitian, ada 720.000

    persalinan, setiap tahun memberikan rasio kegagalan intubasi trakeal kira-kira satu dari

    25000 persalinan. Rasio per anestesi umum bergantung pada perkiraan akurat dari rasio

    anestesi umum nasional untuk denominator dan ini sulit untuk ditentukan. Seperti yang

    dilaporkan dalam NAP4,11 ada beberapa statistik nasional yang kuat pada rasio anestesi

    umum pada populasi umum dan populasi obstetri bukan pengecualian.

    Kesimpulan

    Pada awal penelitian ini, kami berencana untuk menggunakanNational Obstetric Anaesthesia

    Database, NOAD,12 dari Obstetric Anaesthetists Association untuk menyediakan

    denominator untuk numerator UKOSS, tetapi rasio respon dalam melaporkan rasio anestesi

    umum untuk periode ini hanya 53% dari rumah sakit bersalin NHS. Insiden kegagalan

    intubasi dari data NOAD kemudian dihitung 1:604 (menggunakan suatu rasio yang

    diperkirakan untuk semua unit Inggris sebagai 8600 anestesi umum per tahun). Kami merasa

    bahwa ini merupakan suatu perkiraan yang berlebihan. Numerator UKOSS diperkirakan dari

    setiap anestesi umum obstetri (tidak hanya seksio caesar seperti pada NOAD) pada

    perempuan hamil dengan usia gestasi lebih dari 20 minggu. Kami menghitung denominator

    menggunakan pendekatan perkiraan berdasarkan unit dari interval waktu antara kasus dan

    kontrol dimana kami meramalkan kemungkinan untuk memberi rasio tahunan. Dengan

    metode ini, kami menghitung rasio denominator anestesi umum obstetrik tahunan Inggris

    mendekati 6400 per tahun. Setelah mempertimbangkan masalah ini, kami

    mempertimbangkan rasio satu dari 224 nampaknya menjadi perkiraan yang lebih dapat

    diandalkan untuk kegagalan intubasi trakeal dalam praktik anestesi obstetri di Inggris.

    Usia yang lebih tua, peningkatan IMT, dan tercatatnya skor Mallampati di grafik

    anestesi ditemukan merupakan prediktor independen untuk kegagalan intubasi trakeal.

    Signifikansi usia yang lebih tua dalam kasus indeks masih tidak jelas. Kami dapat

    berspekulasi bahwa usia yang lebih tua dalam kehamilan berhubungan dengan lebih banyak

    komorbid termasuk obesitas dan komplikasi kehamilan. Peningkatan rasio obesitas di Inggris

    telah berulang kali dilaporkan di literatur, terutama pada populasi obstetri13 dimana satu dari

    setiap 1000 perempuan yang melahirkan di Inggris terbukti sangat obes (IMT 50 atau lebih).

    Risiko dengan IMT juga serupa dengan penemuan dari Confidential Enquiry into Maternal

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    9/13

    9

    Deaths (CEMD)6 dan penemuan dalam bab NAP4 mengenai obstetri dan eobesitas.14

    Perempuan yang sangat obes memiliki beberapa komplikasi termasuk pre-eklampsia, diabetes

    gestasional, persalinan preterm, anestesi umum, dan perawatan di ICU dan kelompok ini

    memiliki rasio seksio caesar 50% (dibandingkan 22% pada yang tidak obes). Ini adalah

    laporan nasional prosprektif pertama yang melaporkan hubungan obesitas dengan kegagalan

    intubasi trakeal pada obstetrik. Faktanya, kami menemukan bahwa untuk setiap kenaikan 1

    kg m-2 pada IMT, terdapat peningkatan 7% dalam risiko kegagalan intubasi.

    Manajemen Jalan Napas

    Meskipun skor Mallampati sendiri ketika tercatat di grafik anestesi adalah signifikan pada uji

    univariat, namun tidak praktis untuk memasukkannya ke dalam analisis multivariat karena

    kurangnya kesesuaian dalam mencatat hal ini. Kegagalan untuk menilai jalan napas obstetrik

    secara sesuai merupakan suatu penemuan utama dan dapat mencerminkan buruknya

    perawatan atau fakta bahwa hal tersebut dipertimbangkan kurang prediktif.15 Menarik bahwa

    hanya mencatat suatu skor merupakan suatu yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa

    skor Mallampati hanya bisa dicatat ketika ahli anestesi telah mencurigai bahwa pasien

    tertentu berada pada risiko tinggi kegagalan intubasi trakeal atau bahwa skor Mallampati

    dicatat setelah kejadian dan mungkin diberi nilai yang lebih tinggi. Metode lain dari penilaian

    jalan napas kurang digambarkan dan tidak bersifat prediktif pada populasi ini. Kita

    seharusnya secara rutin menilai dan menggambarkan semua jalan napas sebelum suatu

    anestesi umum obstetri.

    Tidak ada kasus yang dimasukkan ke ICU secara murni karena manajemen jalan

    napas. Hal ini mencerminkan kompleksnya pasien-pasien tersebut dengan masalah multipel;

    ibu dalam kelompok kasus memiliki komorbid jauh lebih banyak daripada kelompok kontrol.

    Namun, mengejutkan bahwa persentasi serupa dari kedua kelompok yang dimasukkan ke

    ICU (12% kelompok kasus dibandingkan dengan 14% kelompok kontrol), mungkin

    menunjukkan bahwa anestesi umum obstetri diberikan karena merupakan teknik yang lebih

    disukai untuk ibu yang sakit dan ketika persalinan mendesak untuk segera dilakukan.

    Persentasi besar bayi pada kedua kelompok yang dimasukkan ke NICU; 21 (37%) dari

    kelompok kasus dibandingkan 29 (27%) dari kelompok kontrol dan tiga bayi meninggal pada

    kelompok kontrol. Hal ini dapat menunjukkan fakta bahwa anestesi umum adalah anestesi

    pilihan untuk beberapa gawat janin dan persalinan emergensi. Yang perlu diperhatikan adalah

    tingkat hipoksia yang dilaporkan pada kelompok kegagalan intubasi (saturasi serendah 40%).

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    10/13

    10

    Hal ini dapat memiliki efek yang merugikan terhadap setiap janin yang berada dalam kondisi

    gawat dan sehingga kegagalan intubasi trakeal merupakan suatu perhatian untuk setiap

    anggota tim termasuk spesialis obstetri dan neonatus. Percobaan tim pada kegagalan intubasi

    trakeal penting untuk dilakukan dengan semua anggota tim di ruang bersalin.

    Alasan untuk lebih tingginya kejadian kegagalan intubasi pada populasi obstetri

    adalah multipel. Perubahan fisiologi pada kehamilan dapat berakibat pada edema jalan napas,

    bertambahnya berat badan, dan aspirasi gastrik. Selain itu, penurunan kapasitas residu

    fungsional, efek dari posisi,16 dan peningkatan laju metabolik pada kehamilan mengakibatkan

    progresi yang cepat ke hipoksia setelah induksi dan apneu. Ini menambah tekanan pada ahli

    anestesi untuk melakukan intubasi trakea lebih cepat dan menyerah lebih cepat yang

    menyebabkan kegagalan intubasi sebelum timbulnya desaturasi atau aspirasi. Masalah inidiperberat dengan penurunan jumlah dari prosedur bedah obstetri yang sekarang dilakukan di

    bawah pengaruh anestesi umum dan dampak dari European Working Time Directive,17

    sehingga kesempatan latihan untuk ahli anestesi junior menjadi langka18,19 dan seringkali

    perlu diluar jam kerja ketika ahli anestesi trainee bekerja tanpa pengawasan konsultan. Kami

    melihat 2,5 kali lipat peningkatan risiko kegagalan intubasi untuk trainee dibandingkan

    dengan kehadiran ahli anestesi konsultan pada saat induksi. Hal ini dapat sebagian dijelaskan

    dengan fakta bahwa lebih banyak kasus yang terjadi di luar jam kerja. Sebaliknya, sejumlah

    kecil trainee tahun pertama atau kedua terlibat dengan kegagalan intubasi: hal ini dapat

    menunjukkan fakta bahwa mereka dilatih selama jam kerja dengan konsultan sebelum

    mereka dimasukkan ke daftar panggil anestesi obstetri.

    Kegagalan dalam intubasi akan mengarah ke percobaan kegagalan intubasi dimana

    cara alternatif untuk memberikan oksigenasi dan ventilasi pada pasien harus segera

    dilakukan. Telah direkomendasikan bahwa ahli anestesi trainee di kamar bersalin melatih

    percobaan ulang ini dan latihan tim reguler meliputi latihan simulator harus dilakukan di

    kamar bersalin sesuai pedoman dan algoritma yang tersedia.20-23Difficult Airway Society

    (DAS) dan Obstetric Anaesthetists Association (OAA) saat ini sedang mengerjakan suatu

    algoritma untuk pasien obstetri dengan kesulitan pada jalan napas.

    Survei ini telah menunjukkan bahwa perangkat jalan napas supraglottis sering

    digunakan. Ahli anestesi obstetri seharusnya mengenali dengan baik berbagai perangkat dan

    secara teratur melatih kegunaannya pada percobaan jalan napas obstetri meliputi konversi

    menjadi sebuah tuba trakeal menggunakan suatu teknik fiberoptik.

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    11/13

    11

    Delapan dari kasus kegagalan intubasi melanjutkan operasinya dengan anestesi yang

    diberikan oleh suatu perangkat supraglotis dan tidak dibangunkan, meskipun persalinannya

    diklasifikasikan sebagai urgensi grade 3 atau 4. Sebagian besar dari pasien tersebut

    dipertahankan anestesinya dengan menggunakan LMA klasik (dan menyebabkan pasien

    memiliki risiko regurgitasi). Perlu dicatat bahwa klinisi memilih untuk melanjutkan dan tidak

    membangunkan pasien karena pengajaran konvensional dan karena rincian manajemen jalan

    napas komprehensif dari kasus-kasus tersebut tidak tersedia, kami hanya dapat berspekulasi

    bahwa ahli anestesi mempertimbangkan teknik jalan napas tersebut cukup memuaskan untuk

    melanjutkan pembedahan.

    Suatu penelitian dari Jordan24 melaporkan penggunaan jalan napas supraglotis pada

    3000 seksio caesar elektif (jalan napas proseal). Penulis penelitian tersebutmerekomendasikan pemilihan pasien secara hati-hati, dan profilaksis antasida dan pemilihan

    suatu jalan napas supraglotis generasi kedua yang sesuai yang dirancang untuk ventilasi

    tekanan positif yang intermiten dan suction gastrik jika diperlukan. Ahli anestesi obstetri

    harus mengenali berbagai perangkat-perangkat tersebut, terutama yang menyediakan

    perlindungan terhadap aspirasi dan membantu inseri dari suatu jalan napas definitif yang

    diperlukan untuk ventilasi yang berkepanjangan, yaitu, i-gelTM, ProSeal LMATM, Supreme

    LMATM, dan IntubatingLMA (ILMATM). Tidak ada laporan penggunaan video-laringoskop

    untuk membantu kegagalan intubasi selama periode penelitian 2008-2010. Kami telah

    melihat peningkatan penggunaan dan ketersediaan perangkat-perangkat ini dalam 2 tahun

    terakhir pada populasi yang tidak hamil; ini akan membutuhkan evaluasi untuk

    kesesuaiannya dalam praktik anestesi obstetri.25

    Suatu penelitian besar mengenai manajemen jalan napas obstetri26 menjelaskan

    penggunaan perangkat supraglotis untuk jalan napas yang sulit, menekankan perlunya

    ketersediaan berbagai perangkat jalan napas supraglotis di troli perlengkapan untuk kesulitan

    jalan napas.

    Aspirasi

    NAP4 mengidentifikasi aspirasi darah atau isi lambung masih merupakan penyebab paling

    umum dari kematian setelah anestesi umum dan NAP4 menerima laporan dari suatu kasus

    aspirasi obstetri yang membutuhkan intubasi dan ventilasi yang lama di ICU sebagai

    akibatnya. Kami melihat empat kasus aspirasi pada kelompok kegagalan intubasi kami dan

    satu dalam kelompok kontrol. Ini menyebabkan morbiditas, meskipun tidak ada mortalitas.

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    12/13

    12

    Namun, penyelidikan konfidensial terbaru melaporkan suatu kasus kematian akibat aspirasi

    masif isi lambung setelah ekstubasi.6 Pasien obstetri berada pada kelompok berisiko tinggi

    untuk komplikasi ini.

    Profilaksis Terhadap Aspirasi Asam

    Berbagai obat digunakan, tetapi efikasi relatifnya belum dapat ditentukan. Antagonis reseptor

    H2 merupakan yang paling umum digunakan dalam penelitian kami sering ditambahkan

    dengan sodium sitrat sebelum induksi. Suatu penelitian pada tahun 2005 mengamati

    profilaksis antasida pada unit obstetri di Inggris27 dan melaporkan penurunan dalam

    penggunaan rutin profilaksis aspirasi asam pada 32% unit tetapi peningkatan dalam

    rekomendasi untuk penggunaannya dalam kelompok berisiko. Kami melaporkan sejumlah

    besar kelalaian pada profilaksis antasida terutama dalam anestesi umum emergensi dan lebih

    banyak dari kasus indeks yang menerima antasida daripada kelompok kontrol.

    Aspirasi isi lambung yang masih merupakan masalah dalam empat dari kasus

    kegagalan intubasi tidak diragukan lagi membuat manajemen jalan napas menjadi lebih

    problematik. Satu pasien mengalami morbiditas dari kelalaian ini. Kami harus secara kritis

    menilai manajemen kami dalam area ini.

    Hasil yang kami dapatkan mengkonfirmasi perkiraan insiden kegagalan intubasitrakeal di bidang obstetri satu dalam 224 (95% CI 179-281), konsisten yang jarang selama

    dua dekade terakhir merkipun adanya kemajuan di teknik jalan napas.

    Usia, IMT tinggi, dan pencatatan skor Mallampati adalah faktor risiko independen.

    Penilaian jalan napas tidak cukup sering dilakukan dan dapat merupakan prediktif. LMA

    klasik merupakan teknik pertolongan yang sering digunakan. Kami telah memperlihatkan

    bahwa aspirasi masih terjadi dan meskipun bukan suatu kasus berulang, profilaksis antasida

    dapat ditingkatkan untuk kasus-kasus ini. Tidak ada kematian pada survei ini yangdisebabkan oleh kegagalan intubasi, satu bedah trakeostomi dilakukan, dan tidak ada kasus

    yang dimasukkan ke ICU murni untuk manajemen jalan napas dengan persentasi serupa pada

    kedua kelompok yang dimasukkan ke ICU (12% dibandingkan 14%) untuk alasan-alasan

    lain. Ada morbiditas neonatus yang signifikan pada kelompok intubasi gagal dan semua staf

    yang bekerja di kamar bersalin termasuk staf kebidanan harus menyadari dampak kegagalan

    intubasi trakeal terhadap baik ibu maupun bayi.

    Area untuk penelitian selanjutnya meliputi evaluasi perangkat supraglotis pada

    anestesi obstetri untuk menilai sejauh mana mereka dapat secara aman menggantikan tuba

  • 7/28/2019 Kegagalan Intubasi Trakeal Pada Anestesi Obstetri

    13/13

    13

    trakeal dan sebagai tambahan untuk konversi ke intubasi trakeal dengan penglihatan

    fiberoptik direk. Peningkatan penggunaan video-laringoskop juga akan berdampak terhadap

    anestesi obstetri.

    Penting untuk kita melanjutkan menilai dampak dari peningkatan obesitas pada

    populasi obstetri terhadap insiden kegagalan intubasi dan memastikan bahwa pelatihan

    pelayanan yang tepat dan peralatan telah disiapkan. Informasi ini akan memberitahukan

    pengajaran dan pelatihan berikutnya dalam jalan napas obstetri yang sulit dan pengembangan

    percobaan kegagalan intubasi dalam obstetri. Kami harus melanjutkan untuk berusaha

    mengeliminasi komplikasi jalan napas obstetri yang sangat sering dalam anestesi umum

    obstetri dan masih secara langsung menyebabkan kematian maternal pada laporan

    pemeriksaan konfidensial maternal di Inggris.