kecelakaan tambang rakyat

3
Kecelakaan Tambang Rakyat Industri pertambangan merupakan kegiatan yang mempunyai resiko yang sangat besar. Oleh sebab itu,kegiatan pertambangan ini harus dilakukan dengan penuh perhitungan, ketelitianan kehati-hatian sehingga resiko tersebut dapat diminimalisir. Pada kegiatan pertambangan bawah tanah,potensi kecelakaan kerja lebih besar dibandingkan dengan pada tambang terbuka. Salah satu potensi kecelakaan kerja pada tambang bawah tanah khususnya tambang batubara bawah tanah adalah terjadinya ledakan gas metana. Baru-baru ini kita telah menyimak baik di media cetak maupun elektronik bahwa telah terjadi kecelakaan kerja pekerja tambang yang terjadi di Kota Sawahlunto pada tanggal 24 januari 2014. Tepatnya di Lubang Tambang Ngalai Tiga Kota Sawahlunto meledak. Enam orang tewas, 40 pekerja masih terjebak. Berdasarkan informasi yang terhimpun, tambang yang meledak adalah tambang dalam yang dikelola oleh masyarakat setempat. Menurut informasi yang ada di media massa, peristiwa kecelakaan tambang rakyat itu terjadi diduga dipicu akibat ledakan gas metan yang keluar dari lapisan batubara, meledak dan terbakarnya tambang bawah tanah tersebut dipicu oleh percikan api, bisa dari peralatan listrik atau api rokok pekerja tambang atau bisa juga percikan api akibat adanya besi yang beradu. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan minimnya perlengkapan penambangan yang dikenakan buruh tambang. Pekerja tambang hanya menggunakan helm dan sepatu boot saja. Tidak ada yang namanya sarung tangan, baju tahan api,pelindung mata, masker dan alat bantu pernapasan, selama ini buruh tambang kurang memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup mengenai sistem keselamatan dan kesehatan kerja, kesadaran untuk

Upload: nur-syamsu

Post on 28-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kecelakaan Tambang Rakyat

Kecelakaan Tambang Rakyat

Industri pertambangan merupakan kegiatan yang mempunyai resiko yang sangat besar. Oleh sebab itu,kegiatan pertambangan ini harus dilakukan dengan penuh perhitungan, ketelitianan kehati-hatian sehingga resiko tersebut dapat diminimalisir. Pada kegiatan pertambangan bawah tanah,potensi kecelakaan kerja lebih besar dibandingkan dengan pada tambang terbuka. Salah satu potensi kecelakaan kerja pada tambang bawah tanah khususnya tambang batubara bawah tanah adalah terjadinya ledakan gas metana.

Baru-baru ini kita telah menyimak baik di media cetak maupun elektronik bahwa telah terjadi kecelakaan kerja pekerja tambang yang terjadi di Kota Sawahlunto pada tanggal 24 januari 2014. Tepatnya di Lubang Tambang Ngalai Tiga Kota Sawahlunto meledak. Enam orang tewas, 40 pekerja masih terjebak. Berdasarkan informasi yang terhimpun, tambang yang meledak adalah tambang dalam yang dikelola oleh masyarakat setempat. Menurut informasi yang ada di media massa, peristiwa kecelakaan tambang rakyat itu terjadi diduga dipicu akibat ledakan gas metan yang keluar dari lapisan batubara, meledak dan terbakarnya tambang bawah tanah tersebut dipicu oleh percikan api, bisa dari peralatan listrik atau api rokok pekerja tambang atau bisa juga percikan api akibat adanya besi yang beradu. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan minimnya perlengkapan penambangan yang dikenakan buruh tambang. Pekerja tambang hanya menggunakan helm dan sepatu boot saja. Tidak ada yang namanya sarung tangan, baju tahan api,pelindung mata, masker dan alat bantu pernapasan, selama ini buruh tambang kurang memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup mengenai sistem keselamatan dan kesehatan kerja, kesadaran untuk keselamatan diri sendiri saja masih minim seperti penggunaan helm, sepatu keselamatan, dan sarung tangan di areal tambang bawah tanah.

Kecelakan pekerja tambang bawah tanah di Sawahlunto ini tidak cuma kali ini terjadi, bahkan pada tahun-tahun sebelumnya juga pernah terjadi seperti pada tahun 2007 lalu. Tentunya diperlukannya pengontrolan dan pengawasan yang tegas dari inspektur tambang yang ada di daerah tersebut. Sebagian besar pertambangan yang dikelola oleh rakyat memang kurang memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Kesehatan dan keselamatan kerja sangat berpengaruh dengan kecelakaan kerja. Hal ini perlu diwaspadai pekerja tambang bawah tanah karena kecelakaan kerja bisa berasal dari pekerja itu sendiri. Oleh karena itu pekerja harus menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Pekerja tambang bawah tanah seharusnya terampil dan memiliki pengetahuan yang tinggi tentang tambang bawah tanah dan harus mengerti dengan metode bekerja. Pekerja tambang bawah tanah harus teliti akan alat yang akan digunakan dalam bekerja nanti.

Page 2: Kecelakaan Tambang Rakyat

Dalam meminimalisir terjadinya kembali kecelakaan tambang rakyat bawah tanah ini, diperlukannya kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk keselamatan jiwanya dalam bekerja,masyarakat setempat harusnya menyadari bahwa profesi yang mereka jalani tersebut penuh dengan resiko dan mereka harus hati-hati, teliti dan mematuhi peraturan tentang keselamatan kerja seperti penggunaan pakaia safety seperti sepatu,helm,sarung tangan dan pelindung lainnya. Pemerintah setempat juga harus tegas dalam mengontrol, mengawasi serta melakukan pelatihan keselamatan kerja kepada masyarakat, dan bahkan menutup tambang-tambang rakyat yang ilegal jika tidak juga memperhatikan keselamatan dari para pekerjanya.