kebijakan moneter islam
TRANSCRIPT
Kebijakan Moneter Islam
Secara konsep kabijakan moneter Islam berbeda dengan konvensional, terutama
pemilihan target dan instrumenya
Prinsip syariah tidak memperbolehkan adanya jaminan terhadap nilai nomina maupun
rate return (suku bunga)
Target pelaksanaan kebijakan moneter bukan menetapkan suku bunga sebagai
target/sasaran operasinya
Instrument moneter bank syariah adalah hukum syariah
Instrument Kebijakan Moneter Islam
Instrument moneter beberapa bank sentral
Prinsip wadi’ah
Prinsip musyarakah.
Prinsip mudharabah
Prinsip ijarah
Kebijakan Moneter Syariah; Bank Indonesia
Kebijakan Bank Indonesia untuk pengembangan perbankan syariah, antara lain:
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI)
Ketentuan mengenai kehati-hatian perbankan syariah.
Giro, Wajib Minimum (Statutory Reserve Requirements), PBI no. 6/21/200 tgl. 3 Agustus
2004
Kliring PBI no. 2/4/PBI/2000/tgl/ 11 Februari 200
Pasar uang antarbank berdasarkan syariah (PUAS) PBI no. 1/8/PBI/2000 tgl. 23 Februari
2000
Sertifikat Wadi’ah Bank Indonesia (SWBI) PBI no. 6/7/PBI/2004 tgl. 16 Februari 2004
Ayat-ayat Akad muamalah
�م� �ت �ن و�ا �د الص�ي ل�ي م�ح �ر� غ�ي �م� �ك �ي ع�ل �ل�ي �ت ي � ما � اال �م �عا �ن اال �م�ة� �هي ب �م� �ك ل �حل�ت� ا الع�ق�و�د با �و�ف�و� ا ��و�آ م�ن� أ �ن� �ذي ال � ,ها �ي يآ
�د� �ري ي � ما �م� �ح�ك ي الله� ن� إ م1 * ح�ر�
“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu,
kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu
sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai yang dia
kehendaki.” (Al-Maidah: 1)
� �ما ن ا �و�آ �ل قا �ه�م� ن� أ ب ك� ذ�ل الم�س� من� �ط�ان� ي الش� �ه� �ت ب �خ� �ت ي �ذي� ال �ق�و�م� ي �م�ا ك � ال ا �ق�و�م�و�ن� ي � ال �و�ا ب الر� �و�ن� �ل ك � يأ �ن� �ذي ال
ه� �م�ر� و�ا ل�ف� �س� ما �ه� ف�ل �ه�ي �ت �ن فا �ه ب ر� م�ن� م�و�عظ�ة1 آء�ه ج� ف�م�ن� �و�ا ب الر� م� و�ح�ر� �ع� �ي الب الله� �ح�ل� و�ا �و�ا ب الر� �ل� مث �ع� �ي الب
د�و�ن� ل خ� � �ها في ه�م� �ار الن �ب� �ص�حا ا ك� �ئ ل � ف�أ �د� عا و�م�ن� الله ل�ي * ا
“orang-orang yangmemakan riba tidak bisa berdiri melainkan berdirinya orang yang kemasukan
setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba.
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat
peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi
miliknya, dan urusannya (terserah) kepada Allah, barang siapa yang mengulangi, maka mereka
itu penghuni neraka, mereka kkal didalamnya.” (Al-Baqarah: 275)
�ن� ي م,ؤ�من �م� �ت �ن ك ن� إ �وآ ب الر� من� �قي� �ب ما و�ا و�ذ�ر� الله� �ق�و�ا ت �و�اا ام�ن �ن� �ذي ال ,ه�ا ي� أ � * يآ
“ Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang beriman.” (Al-Baqarah: 278)
�و�آ �ل �ق�ن ت � و�ال �م� �ك م�ن Nض� �را ت ع�ن� Pة ار� ج� ت �و�ن� �ك ت �ن� ا � اآل �طل لبا با �م� �ك �ن �ي ب �م� �ك �م�و�ال ا �و�آ �ل ك � تأ � ال �و�ا ام�ن �ن� �ذي ال ,ه�ا ي� أ � يآ
P �ما ي ح ر� �م� ك ب �ن� كا الله� ان� �م� ك �ف�س� * ان
" PWahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama
suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu.” (An-Nisa: 29)
P �و�ال ئ م�س� �ن� كا الع�ه�د� ن� إ الع�ه�د ب �و�ف�و�ا و�ا د�ه� �ش� ا �غ� �ل �ب ي �ي ح�ت �ح�س�ن� ا هي� ي �ت ال با � اال �م ي �ت الي �ل� ما ب� �ق�ر� ت � * و�ال
“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik
(bermanfaat) sampai dia dewasa, dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggung
jawabannya. (Al-Isra’: 34)
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
�ل ي و�الخ� و�الفض�ة \ذ�ه�ب ال من� ة �ط�ر� الم�ق�ن �ر �اطي و�الق�ن �ن� ي �ن و�الب �ء �سآ الن من� ه�وت الش� ح�ب, �اس �لن ل �ن� ي ز�
�ب الما ح�س�ن� �د�ه� ن ع و�الله� � �يا الد,ن �وة ي الح� �ع� م�تا ذلك� ث و�الح�ر� �م �عا �ن و�اال و�مة * الم�س�
”Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa
perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak,
kuda pilihan, hewam ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenagan hidup di dunia dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik.
P و�فا م�ع�ر� P ق�و�ال �ه�م� ل �وا و�ق�و�ل و�ه�م� �س� و�اك � �ها في ق�و�ه�م� ز� و�ر� � قيما �م� �ك ل الله� ج�ع�ل� ي �ت ال �م� �ك ل � �م�وا ا ف�ه�آء� الش� �وا �ؤ�ت ت � و�ال
*
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang
ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka
belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
(An-Nisa: 5)
\
�ن� ب �س� �ت ك مم�اا �ب1 �صي ن �ء �سآ لن و�ل �وا ب �س� �ت ك مم�اا �ب1 �صي ن �ل جا للر� Nع�ض� ب ع�ل�ي �م� �ع�ض�ك ب �ه الله� ب ف�ض�ل� � ما �و�ا �م�ن �ت � ت و�ال
P �ما ي ع�ل Nئ� ي ش� �ل� ك ب �ن� كا الله ن� ا ه ف�ض�ل من� الله� �ل� ئ * و�س�
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian
kamu atas sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari yang mereka usahakan. Dan
bagian perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah
sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (An-Nisa: 32)
ح�و�ن� الم�ف�ل ه�م� ك� �ئ �ل و�ا الله و�ج�ه� �د�و�ن� �ري ي �ن� �ذي �ل ل �ر1 ي خ� ذلك� �ل ي ب الس� �ن� و�اب �ن� كي و�المس� ح�ق�ه� �ي ب ذ�الق�ر� * ف�ات
“Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang-orang yang
ada dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah.
Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Ar-Rum: 38)
الله و�ج�ه� �د�و�ن� �ري ت Nكوة ز� م�ن� �م� �ت �ي ات و�م�آ الله �د� عن �و�ا ب �ر� ي � ف�ال �اس الن �ل �م�وا ا في� بو� �ر� �ي ل P \ربا ال من� �م� �ت �ي ات � و�مآ
الم�ض�عف�و�ن� ه�م� ك� �ولئ * ف�ا
”Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak
bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk memperoleh keridhaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).” (Ar-Rum: 39)
konsep Akad Muamalah Dalam Islam
Rukun akad
1. Al-aqidain ( para pihak yang berakad)
2. Mahal al-‘aqd (obyek akad)
3. Sighah al-‘aqd (pernyataan ijab qabul)
Musthafa Ahmad Zarqa menambahkan satu rukun lagi, dia menyebut rukun dengan istilah
Muqawwimat akad (unsur penegak akad). Yaitu Maudhu’ al-‘aqd (tujuan akad).
Al-‘aqidain yaitu dua pihak yang berakad, harus aqil dan baligh serta mengerti konsekuensi akad
yang sedang dilaksanakannya. Sedangkan obyek akad (Mahal al-‘aqd) berupa barang dan uang,
manfaat dari barang dan uang tsb. Dan setelah itu dilakukanlah ijab qabul, bisa dengan lisan
ataupun dengan tulisan.
Syarat-syarat Akad
1. Syarat orang yang berakad
2.
Para pihak mesti cakap bertindak hokum (mukallaf) “Anak-anak dan orang gila tidak sah
melaksanakan akad.”
Uslub (Bentuk) Shighat Akad
Shighat akad bisa berupa tulisan, ucapan ataupun isyarat (bagi orang bisu). Sighat ini harus
jelas, ijab dan qabulnya bersesuaian, para pihak tidak dipaksa atau diancam, tetapi saling
ridha.
Syarat-syarat Obyek Akad
• Obyek akad harus telah ada ketika akad berlangsung.
• Obyek akad harus mal mutaqawwam (bernilai menurut syara’)
• Dapat diserahkan ketika akad berlangsung
• Obyek akad harus jelas dan dikenali para pihak
• Obyek akad harus suci, bukan najis.
Bentuk-bentuk Akad
• Akad Tabaduli (pertukaran), seperti jual beli, (murobahah, salam, istishna’) dan ijarah.
• Akad Takafuli (saling menanggung) seperti akad asuransi syariah, yang disebut juga akad
tabarru’.
• Akad Takhaluthi’ (percampuran), seperti musyarakah dan mudharabah.
Konsep Dasar Ekonomi Islam
Pada dasarnya tujuan hidup setiap manusia adalah untuk mencapai kesejahteraan, meskipun
manuisa memaknai ‘kesejahteraan’ dengan prospektif yang berbeda-beda.
Sebagian besar paham ekonomi konvensional memaknai kesejahteraan sebagai
kesejahteraan material duniawi.
Islam memaknai kesejahteraan dengan istilah falah, dalam hal ini berarti kesejateraan
holistic dan seimbang antara dimensi;
• Material-spiritual
• Individual-sosial
• Kesejahteraan di kehidupan duniawi dan akhirat.
Ekonomi merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Dan karenanya ekonomi Islam akan
terwujud sempurna hanya jika ajaran Islam diyakini dan dan dilaksanakan secara kaffah.
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi individual yang secara sadar dituntun ajaran
Islam Al-Qur’an dan sunnah dalam memecahkan masalah ekonomi yang dihadapinya.
Secara umum ekonomi islam di definisikan sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang
berupa untuk memandang, meneliti, dan akhirnya berupaya untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan ekonomi dengan cara-cara Islami.
Yang dimaksudkan dengan cara-cara Islami disini, yaitu cara-cara yang di dasarkan atas
Alquran dan sunnah. Jadi, ekonomi Islam mendasarkan segala aspek tujuan, metode
penurunan ilmu, dan nilai-niali yang terkandung pada agama isolam.
Penurunan kebenaran dalam Islam berdasarkan pada kebenaran deduktif wahyu Ilahi yang
didukung oleh kebenaran induktif empiris (ayat kauniyah).
Ekonomi Islam atas dasar perilaku individu yang rasional Islami. Dalam hal ini tidak
dimaknai sebagai rasional sempit, melainkan perilaku logis bagi setiap individu yang sadar
dan perhatian untuk memperoleh falah.
Hal ini menuntut manusia untuk bervisi dan berfikir jangka panjang. Dalam hal tertentu
manusia akan mengorbankan kepentingan duniawinya untuk mendapatkan kesejahteraan
akhirat atau melakukan tindakan etis yang mengorbankan kepentingan individu atau material
demi memperoleh maslahah yang lebih besar. Perilaku etis dipandang sebagai perilaku
rasional ketika sejalan dengan nilai-nilai falah.