kebijakan lalu lintas hewan pembawa rabies dan … filekebijakan lalu lintas hewan pembawa rabies...
TRANSCRIPT
KEBIJAKAN LALU LINTAS HEWAN PEMBAWA RABIES DAN PERMASALAHANNYA
Balikpapan, 23 April 2019
Drh. Amir Hasanuddin, MMPusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani
Badan Karantina Pertanian
KOORDINASI
SINERGI
KOLABORASI
KONDISI EXISTING
RENCANA AKSI
MENUJU KALIMANTAN BEBAS RABIES
2028
PENTAHELIKS
AKADEMISI
BUSINESSMAN
GOVERNMENT
COMMUNITY
MEDIA
ISU STRATEGIS KARANTINA
3
Ancaman terhadap kesehatan hewan, tumbuhan, manusia dan lingkungan
2 Ancaman terhadap sistem produksi
1
Hambatan teknis perdagangan
4
5
6
7
8
9Lemahnya daya saing komoditas pertanian
Keamanan pangan produk impor
Kelancaran arus barang
Masih tingginya pemasukan produk pertanian/pangan ilegal
Tata kelola kepelabuhanan
Pembangunan wilayah perbatasan
DASAR HUKUM
01 Keputusan Kepala Badan KarantinaPertanian
02 Keputusan Menteri Pertanian
01 Peraturan Menteri Pertanian
01 Undang-undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan
02 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan
TUGAS“kebijakan teknis perkarantinaan hewan dan pengawasan keamanan hayati
hewani”
FUNGSI• Kebijakan teknis, pemberian Bimtek, dan pemantauan, serta evaluasi di bid.
perkarantinaan hewan hidup;• Kebijakan teknis, pemberian Bimtek, dan pemantauan, serta evaluasi di bid.
perkarantinaan produk hewan; dan• Kebijakan teknis, pemberian Bimtek, dan pemantauan, serta evaluasi di bid.
pengawasan IAS, SDG, PRG, benda lain dan media pembawa lain impor, ekspor sertaantar area.
TUJUAN PEMBANGUNAN PERKARANTINAAN
2
1
Terjaganya sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan (mediapembawa=MP) dari serangan hama penyakit hewan karantina/HPHK danorganisme pengganggu tumbuhan karantina/OPTK serta melindungisumberdaya genetik
Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dantumbuhan
Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi komoditas pertanian
Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan
Mewujudkan pelayanan karantina sesuai UU No. 25 Tahun 2009 tentangPelayanan Publik
1
2
3
4
5
Pasar dalam negeri
bagian dari Pasar global
7
Kemajuan IPTEK dalam
bidang telekomunikasi,
transportasi dan travel
1. Globalisasi
Perdagangan Bebas
2. Otonomisasi Daerah
3. Situasi HPHK
4. Perkembangan IPTEK
(rekayasa genetik,
transportasi dan
Informasi)
Borderless Country
Amanah UU No. 16 Tahun
1992 ; PP No. 82 Tahun
2000 dan Peraturan
perundangan lainnyaKarantina Hewan dan
Keamanan Hayati Hewani
Menjaga
Kesehatan
Manusia dan
Lingkungan Hidup
Menjaga Kesehatan
Hewan• Mencegah masuk dan tersebarnya HPHK, penyakit
hewan eksotik, zoonosis dan penyakit berbahaya lainnya
• Mendukung mempertahankan status bebasnya Indonesia
dari penyakit hewan eksotik-zoonosis-berbahaya
• Melindungi sumber daya alam hayati Indonesia
PERAN STRATEGIS KARANTINA HEWAN
Dampak/Ancaman Perdagangan global :1) Ancaman terhadap manusia, hewan, tanaman dan
lingkungan;
2) Penyakit Zoonosis;
3) Bioterorism;
4) Kelestarian Plasma nutfah/Keanekaragaman hayati;
5) Hambatan Teknis Perdagangan, dan
6) Kestabilan perekonomian nasional.
Ancaman-ancaman tersebut harus dikelola.
10
NATURAL RESOURCES
• Tambang• Lahan• Plasmanutfah
MEGA BIO-DIVERSITY• Keseimbangan Lingkungan• Perubahan Iklim : Ancaman
Penyakit
POPULASI MANUSIA
Pangan : Ketersediaan, Harga, Ancaman Penyakit
STRATEGI OPERASIONAL PERKARANTINAAN
11
Operasional KH memperhatikan PRINSIP ANALISIS RISIKO
Operasional KH memperhatikan KELANCARAN ARUS BARANG DAN BIAYA LOGISTIK NASIONAL
Optimalisasi penggunaan perangkat TEKNOLOGI INFORMASI
ANCAMAN HPHK
12
HPHK Golongan I (Eksotik dan
Infeksius65
HPHK Golongan II (Endemis dan
Infeksius56
HPHK bersifat zoonosis(menular ke manusia)
danfood borne diseases (menular melalui
pangan)
POLA PENGUATAN OPERASIONAL
Kebijakan Nasional/
Multi sektor
Analisis Resiko
(Kebijakan Operasional Perlindungan) Koordinatif antar unit
Manajemen resiko
PRE BORDER AT BORDER POST BORDER
Preshipment inspection;
Inline Inspection;
Preclearence;
Approval
Teknik & metoda pemeriksaan dan perlakuan yg efisien
dan efektif (cepat dan akurat); SOP/SLA
Pemantauan Daerah Sebar HPHK
Menyusun Peta HPHK: data pemantauan daerah
Sebar HPHK dan temuan HPHK
Risk Analysis,
CIA (Controlling Inspetion and Approvall)
Sarana operasional/pelayanan yg memadai Melaksanakan Karantina paska masuk /KPM
Mengawal ‘Internasional standard setting’
SPS/WTO/Harmonisasi
SDM yg cukup dlm jml dan kualifikasi (Dokter hewan,
meat inpector; botanist, patologist, entomologist,
laboran)
Kerja sama dengan Ditjen Teknis, dengan pemerintah
daerah dan otoritas kompeten sistim survelans
Nasional.
Pertukaran informasi antar negara /Antar
UPTKP dlm rangka kewaspadaan dini
Kerjasama pengawasan dan pemeriksaan. (CIQ)
Penguatan Peraturan Perundang-undangan
CEGAH MASUK TANGKAL MASUK CEGAH SEBAR
POLA OPERASIONAL
ATURAN TERKAIT HPRKepmentan No: 1096/Kpts/TN.120/10/1999 : Pemasukan Anjing, Kucing, Kera dan HewanSebangsanya Ke Wilayah/Daerah Bebas Rabies di Indonesia
Juknis HPR No. 87 Tahun 2016 :
Petunjuk Teknis Tindakan Karantina Hewan Terhadap Hewan Penular Rabies
Permentan No: 26/Permentan/OT.140/5/2009 :
Pedoman Pelaksanaan Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies) di Provinsi Bali.
Kepmentan No: 1696/Kpts/PD.610/12/2008 :Penetapan Provinsi Bali sbg Kawasan Karantina Penyakit Anjing Gila (Rabies)
Kepmentan No: 473/Kpts/TN.150/8/2002 :
Penetapan Pulau Flores dan Pulau Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur sebagai Kawasan KarantinaAnjing Gila (Rabies) serta Program Pembebasannya
2016
10
3335
20
30
82
3023
29
42
12 127
12
2013 16
62
24 2120 23
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
DATA DO KEL HPR KE PULAU KALIMANTAN Tahun 2018
Jumlah Frekuensi
Sumber : IQFAST
71
106
129
90
117
95
129
176
99108 108
101
60 60
108
74
99
73
107
143
8694 94
82
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
DATA DO MAS HPR KE PULAU KALIMANTAN Tahun 2018
Jumlah Frekuensi
Sumber : IQFAST
Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian
PETUNJUK TEKNIS
TINDAKAN KARANTINA HEWAN TERHADAP HEWAN PENULAR RABIES
NOMOR: 87/Kpts/KR.120/L/1/2016
PENGERTIAN
Anjing, kucing, kera dan hewansebangsanya
Hewan Penular
Rabies (HPR)
Ditetapkan oleh Pemerintahberdasarkan status di OIE
Negara BebasRabies
Suatu area tertentu yang dinyatakan bebas Rabies oleh
Menteri
Area Bebas Rabies di Indonesia
Neg. tertular Rabies adalah negaraendemis dimana satu atau lebih
areanya masih terjadi kasus Rabies dalam 2 (dua) tahun terakhir
Negara TertularRabies
Anjing, kucing, kera dan hewansebangsanya
Hewan PenularRabies (HPR)
Suatu area endemis dimanamasih terjadi kasus Rabies
dalam 2 (dua) tahun terakhir
Area tertularRabies
Ada peningkatan kasus ataudari tidak ada kasus
menjadi ada
Wabah
STATUS dan SITUASI RABIES di INDONESIA
Area Bebas Rabies dengan Vaksinasi:
1. Provinsi DKI Jakarta
2. Provinsi DIY
3. Provinsi Jawa Tengah
4. Provinsi Jawa Timur
Area Bebas Rabies Tanpa Vaksinasi:
1. Provinsi Kepulauan Riau
2. Provinsi Bangka Belitung
3. Provinsi Papua Barat
4. Provinsi Papua
5. Provinsi Nusa Tenggara Barat (kecuali Kab. Dompu Tahun 2019 terjadi kasus )
STATUS dan SITUASI RABIES di INDONESIA
Area Tertular Rabies:1. Seluruh Provinsi di Pulau Sumatera;
2. Seluruh Provinsi di Pulau Sulawesi dan Maluku; dan
3. Seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan.
Area Wabah Rabies: 1. Provinsi Bali; 2. Provinsi Nusa Tenggara Timur (Kecuali daratan Kupang yang
bebas); dan3. Pulau Nias.
(Kepmentan pernyataan daerah wabah belum di cabut)
PRINSIP PENGAWASAN LALU LINTAS HPRDiperbolehkan dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut:
1. Berasal dari Negara/Area bebas tanpa vaksinasi ke Area bebas tanpavaksinasi
2. Berasal dari Negara/Area bebas tanpa vaksinasi ke Area bebas denganvaksinasi
3. Berasal dari Negara/Area bebas dengan vaksinasi ke Area bebas denganvaksinasi
4. Berasal dari Negara/Area tertular ke Area bebas dengan vaksinasi
5. Berasal dari Negara/Area bebas tanpa vaksinasi ke Area tertular
6. Berasal dari Negara/Area bebas dengan ke Area tertular
7. Berasal dari Negara/Area tertular ke Area tertular
PEMASUKAN DARI LUAR NEGERIDilakukan penolakan jika:
1. Berasal dari Negara/Area bebas dengan vaksinasi ke Area bebas tanpa vaksinasi
2. Berasal dari Negara/Area tertular ke Area bebas tanpa vaksinasi
3. Ke Area tujuan Kawasan Karantina Rabies
PERSYARATAN KARANTINA
dilengkapi dengan Sertifikat KesehatanHewan yang diterbitkan oleh pejabatyang berwenang di negara asal;
dilaporkan dan diserahkan kepadapetugas karantina untuk dilakukantindakan karantina
melalui tempat pemasukan yang ditetapkan;
Sertifikat Kesehatan Hewan yang diterbitkan oleh DokterHewan Karantina, bagi pengeluaran HPR dari area bebasRabies dengan tidak menerapkan vaksinasi, paling kurangmemuat pernyataan sebagai berikut:
a. HPR dalam kondisi sehat dan layak untuk dilalulintaskan; dan
b. telah dipelihara sejak lahir atau telah berada di area asalselama tidak kurang dari 6 (enam) bulan sebelum harikeberangkatan.
a. HPR dalam kondisi sehat, tidak menunjukkan dugaan Rabies sebelumdiberangkatkan, dan layak untuk dilalulintaskan;
b. HPR telah dipelihara sejak lahir atau telah berada di area asal HPRselama tidak kurang dari 6 (enam) bulan sebelum harikeberangkatan;
c. HPR telah divaksin dengan vaksin Rabies inaktif pada saat berumurpaling kurang 3 (tiga) bulan;
d. HPR memiliki titer antibodi protektif; dan
e. tidak ada kasus Rabies yang dikonfirmasi di area asal HPR selama 2(dua) tahun terakhir.
Sertifikat Kesehatan Hewan yang diterbitkan oleh Dokter HewanKarantina, bagi pengeluaran HPR dari area bebas Rabies denganmenerapkan vaksinasi, paling kurang memuat pernyataan sebagaiberikut:
Sertifikat Kesehatan Hewan yang diterbitkan oleh DokterHewan Karantina, bagi pengeluaran HPR dari area tertularRabies, paling kurang memuat pernyataan sebagai berikut:
a. HPR dalam kondisi sehat, dan layak untuk dilalulintaskan;
b. telah divaksin dengan vaksin Rabies inaktif di area asalpada saat berumur paling kurang 3 (tiga) bulan;
c. memiliki titer antibodi protektif; dan
d. hasil uji titer antibodi dilampirkan pada SertifikatKesehatan Hewan.
TKH Domestik KeluarTINDAKAN KARANTINA
1. Daerah asal bebas rabies tanpa vaksinasi
➢ hasil pemeriksaan fisik sehat → sertifikasi
➢ hasil pemeriksaan fisik ada dugaan gejala rabies → dilakukan pengasingan danpengamatan 14 hari
2. Daerah asal bebas rabies dengan vaksinasi/tertular → selain dilakukan pemeriksaan fisik juga dilakukan pemeriksaan titer antibody:
➢ hasil pemeriksaan fisik sehat dan titer Ab protektif → pembebasan/sertifikasi
➢ hasil pemeriksaan fisik sehat dan titer Ab tidak protektif → dilakukan vaksinasi ulang
➢ Hasil pemeriksaan fisik ada dugaan rabies → pengasingan dan pengamatan 14 hari
✓ Terbukti negatif Rabies → Pemeriksaan titer Ab --> tidak protektif ---> vaksinasi --> pembebasan/sertifikasi
✓ Terbukti positif rabies → pemusnahan
TKH Domestik MasukTINDAKAN KARANTINA
1. Daerah tujuan bebas rabies tanpa vaksinasi
➢ hasil pemeriksaan fisik sehat → sertifikasi
➢ hasil pemeriksaan fisik ada dugaan gejala rabies → dilakukan pengasingan danpengamatan 14 hari (Observasi)
2. Daerah tujuan bebas rabies dengan vaksinasi → selain dilakukan pemeriksaan fisik juga dilakukan pemeriksaan titer antibody:
➢ hasil pemeriksaan fisik sehat dan titer Ab protektif → pembebasan/sertifikasi
➢ hasil pemeriksaan fisik sehat dan titer Ab tidak protektif → dilakukan vaksinasi ulang
➢ Hasil pemeriksaan fisik ada dugaan rabies → pengasingan dan pengamatan 14 hari
✓ Terbukti negatif Rabies → Pemeriksaan titer Ab --> tidak protektif ---> vaksinasi --> pembebasan/sertifikasi
✓ Terbukti positif rabies → pemusnahan
PERMASALAHAN
1. Dalam melaksanakan tugas dilapangan petugas karantina masihsering menemukan tekanan dari pihak-pihak yang memaksakankehendak dari pengguna jasa
2. Terdapat banyak lokasi yang bukan merupakan tempatpemasukan dan pengeluarkan yang dapat dimanfaatkan untukmemasukan dan mengeluarkan HPR
3. Pemahaman masyarakat terhadap bahaya penyakit zoonosisbelum seragam
1. Sebagai bagian peran Pemerintah Pusat dalampembangunan di daerah.
2. Mencegah masuknya HPHK ke wilayah/area melaluitempat pemasukan.
3. Mencegah keluarnya HPHK dari area tsb ke area yg lain.
4. Melindungi budidaya peternakan dari serangan penyakityg belum ada di area/wilayah tersebut.
5. Meningkatkan daya saing produk peternakan denganmemberikan jaminan sertifikat kesehatan/sanitasi.
6. Mendukung Kebijakan pembangunan Pemerintah Daerahdlm bidang peternakan dan kesehatan hewan
31
PERAN PETUGAS
KARANTINA DI DAERAH
KATA KUNCIKARANTINA HEWAN
✓ Mendukung upaya pembebasan suatu daerah dari penyakit, antara lain:Avian Influenza, Rabies, Brucellosis;
✓ Mendukung dalam rangka mempertahankan suatu daerah bebas daripenyakit
✓ Peningkatan Performa Tindakan Karantina Berbasis Risiko. PengamatanStatus dan Situasi HPHK;
✓ Akselerasi Ekspor Komoditas Peternakan;✓ Percepatan Arus Barang di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran;✓ Peningkatan Kualitas Pelayanan melalui Reformasi Birokrasi dan Mekanisme
Pelayanan Berbasis IT;