kebijakan dan mekanisme penilaian dana...
TRANSCRIPT
KEBIJAKAN DAN MEKANISME PENILAIANDANA ALOKASI KHUSUS (DAK) AFIRMASI
TAHUN 2018
Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan Perdesaan BappenasJakarta, 9 Juni 2017
1
PENDAHULUAN
AGENDA PEMBANGUNAN (NAWACITA)
Agenda pembangunan (Nawa Cita) yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 menegaskan tentang pentingnya kebijakan, program dan kegiatan yang nyata dan terukur untuk mendorong percepatan pembangunan desa dan daerah: Nawa Cita 3: Membangun Indonesia DARI PINGGIRAN dengan MEMPERKUAT
DAERAH-DAERAH DAN DESA dalam kerangka Negara Kesatuan Nawa Cita 6: Meningkatkan PRODUKTIVITAS RAKYAT dan DAYA SAING di pasar
internasional; Nawa Cita 7:Mewujudkan KEMANDIRIAN EKONOMI dengan menggerakan
SEKTOR-SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK Daya saing nasional menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN ditentukan oleh
daya saing daerah Daya saing daerah ditentukan oleh DESA dan KAWASAN PERDESAAN yang MAJU, PRODUKTIF, BERNILAI TAMBAH dan BERDAYA SAING TINGGI;
Percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan hanya dapat dilakukan dengan memperkuat kerjasama, kemitraan dan sinergi yang kuat antara Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, Pergurun tinggi dan Swasta yang solid dan berkelanjutan.
Agenda pembangunan (Nawa Cita) yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019menegaskan pentingnya kebijakan, program dan kegiatan yang nyata danterukur untuk mendorong percepatan pembangunan desa, daerah tertinggal,transmigrasi dan perbatasan.
Tahun 2018 diharapkan menjadi PENEGASAN KOMITMEN untuk mendorongpercepatan pembangunan sesuai Nawa Cita yang termuat dalam RPJMN 2015-2019.
RKP 2018 memuat kebijakan, program dan kegiatan untuk memacuPERTUMBUHAN EKONOMI dan sekaligus PEMERATAAN PEMBANGUNAN.
Dana Alokasi Khusus (DAK) Afirmasi merupakan INSTRUMEN FISKALTahun 2018 untuk mewujudkan komitmen membangun secara nyata,penuh dan terukur khususnya percepatan pembangunan desa,kawasan perdesaan, daerah tertinggal, transmigrasi dan perbatasan.
PENEGASAN KOMITMEN
FAKTA DAN REALITA
REPUBLIK INDONESIA
6
DISTRIBUSI PDRB NASIONAL 1978-2015 (PERSEN)
• Selama hampir 30 tahun (1978-2008) tidak terdapat perubahan yang berarti dalam distribusi atau kontribusi pembentukan PDB Nasional.
• Dengan menggunakan tahun dasar terbaru 2010, kontribusi setiap wilayah terhadap pembentukan PDB nasional juga tidak mengalami perubahan.
• Pembangunan terpusat di KBI Rata-rata kontribusi Jawa dan Sumatera terhadap PDB Nasional Tahun 2010-2015 sebesar 80,58%
PULAU 1978 1983 1988 1993 1998 2003 2008
Sumatera 27,6 28,7 24,9 22,8 22,0 22,4 22,9
Jawa 50,6 53,8 57,4 58,6 58,0 60,0 57,9
Kalimantan 10,2 8,7 8,9 9,2 9,9 8,9 10,4
Sulawesi 5,5 4,2 4,1 4,1 4,6 4,0 4,3
Bali dan Nusa Tenggara 3,1 2,8 3,0 3,3 2,9 2,8 2,5
Maluku dan Papua 2,9 1,8 1,7 2,0 2,5 1,8 2,0
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
22.39 22.87 23.10 23.05 23.01 22.21
57.28 56.70 56.69 57.06 57.39 58.29
9.41 9.92 9.66 9.25 8.76 8.15
5.19 5.24 5.41 5.50 5.65 5.92
3.03 2.83 2.79 2.80 2.87 3.06
2.70 2.44 2.35 2.34 2.32 2.37
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
WILAYAH
DANA DEKON + TP DANA PERIMBANGAN INVESTASI PMA
RATA-RATA2011-2013(Rp. Juta)
SHARE(%)
RATA-RATA2010-2012(Rp. Juta)
SHARE(%)
RATA-RATA2010-2012
(US $ JUta)
SHARE(%)
SUMATERA 7.869.826 25,95 12.865.945 26,23 2.184 10,88
JAWA-BALI 10.412.086 34,33 18.044.459 36,79 12.909 64,27
KALIMANTAN 2.883.790 9,51 7.067.929 14,41 2.380 11,85
SULAWESI 4.878.335 16,08 4.646.829 9,47 1.027 5,11
NUSA TENGGARA 1.040.742 3,43 1.548.557 3,16 163 0,81
MALUKU 1.946.975 6,42 1.810.549 3,69 446 2,22
PAPUA 1.297.238 4,28 3.061.988 6,24 975 4,86
TOTAL 30.328.990 100,00 49.046.255 100,00 20.085 100,00
POLA ALOKASI SUMBERDAYA ANTARWILAYAH 2010 - 2012
Sumber: Diolah dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan BKPM
WILAYAH
INVESTASI PMDN KREDIT PERBANKAN BANK UMUM DAN BPR
KKREDIT MIKRO KECIL MENENGAH
RATA-RATA2010-2012(Rp. MIliar)
SHARE(%)
RATA-RATA2010-2012(Rp. MIliar)
SHARE(%)
RATA-RATA2007-2009(Rp. MIliar)
SHARE(%)
SUMATERA 11.604,93 15,22 349.642 15,55 117.393 18,79
JAWA-BALI 42.914,74 56,27 1.600.950 71,20 408.768 65,43
KALIMANTAN 14.927,60 19,57 142.033 6,32 33.704 5,40
SULAWESI 5.488,70 7,20 106.620 4,74 43.281 6,93
NUSA TENGGARA 112,49 0,15 8.983 0,40 11.971 1,92
MALUKU 636,34 0,83 24.280 1,08 3.523 0,56
PAPUA 584,94 0,77 15.940 0,71 6.068 0,97
TOTAL 76.269,74 100,00 2.248.447 100,00 624.708 100,00
Distriusi Dana Perimbangan (%):1. Jawa-Bali dan Sumatera: 63,022. Kalimantan: 14,413. Sulawesi: 9,474. Maluku dan Nusa Tenggara: 6,855. Papua: 6,24
Distribusi Kredit Perbankan (%):1. Jawa-Bali dan Sumatera: 86,752. Kalimantan: 6,323. Sulawesi: 4,744. Maluku dan Nusa Tenggara: 1,485. Papua: 0,71
Distriusi Dana Dekon+TP (%):1. Jawa-Bali dan Sumatera: 60,292. Kalimantan: 9,513. Sulawesi: 15,084. Maluku dan Nusa Tenggara: 9,855. Papua: 4,28
Distriusi Investasi PMDN (%):1. Jawa-Bali dan Sumatera: 71,482. Kalimantan: 19,573. Sulawesi: 7,204. Maluku dan Nusa Tenggara: 0,985. Papua: 0,77
7
REPUBLIK INDONESIA
Investasi baik dalam negeri maupun asing masih TERPUSAT di JAWA-BALI dengan share yang sangat besar dan menunjukkan ketimpangan yang sangat besar dengan wilayah Maluku dan Papua
8
WILAYAH
Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Desa
2012 2017 2015 2016
(Rp. Juta) (%) (Rp. Juta) (%) (Rp. Miliar) % (Rp. Miliar) %
SUMATERA 6.851.757 26,0 13.900.538 28,0 6.257 30,0 17.997 30,0JAWA-BALI 7.742.110 30,0 10.090.094 20,0 6.699 32,0 19.187 32,0KALIMANTAN 2.255.279 9,0 5.583.367 11,0 1.812 9,0 5.258 9,0SULAWESI 3.815.923 15,0 8.590.687 17,0 2.376 11,0 6.873 11,0NUSA TENGGARA 1.891.945 7,0 4.731.792 9,0 1.115 5,0 3.225 5,0MALUKU 951.193 4,0 2.522.538 5,0 625 3,0 1.794 3,0PAPUA 2.607.741 10,0 4.491.047 9,0 1.883 9,0 5.665 9,0TOTAL 26.115.948 100,00 49.910.063 100,00 20.766 100,00 60.000 100,00
WILAYAH
Investasi PMA Investasi PMDN Kredit Perbankan
2010 2015 2010 2015 2010 2015
(US$ Juta) % (US$ Juta) % (US$ Juta) % (US$ Juta) % (Rp. Juta) % (Rp. Juta) %
SUMATERA 747 5,0 3.733 13,0 4.224 7,0 37.752 21,0 2.909.267 15,0 6.956.623 15,0JAWA-BALI 11.777 73,0 15.929 54,0 35.454 58,0 105.009 59,0 13.878.402 72,0 33.076.014 71,0KALIMANTAN 224 1,0 769 3,0 1.806 3,0 1.644 1,0 1.107.361 6,0 2.865.978 6,0SULAWESI 2.011 12,0 5.843 20,0 14.576 24,0 20.007 11,0 858.798 4,0 2.241.382 5,0NUSA TENGGARA 859 5,0 1.560 5,0 4.338 7,0 13.668 8,0 201.939 1,0 565.480 1,0MALUKU 249 2,0 286 1,0 - 0,0 48 0,03 68.124 0,4 184.122 0,4PAPUA 347 2,0 1.156 4,0 229 0,4 1.339 1,0 119.017 1,0 386.138 1,0TOTAL 16.215 100,00 29.276 100,00 60.626 100,00 179,466 100,00 19.142.909 100,00 46.275.737 100,0
ALOKASI SUMBERDAYA ANTARWILAYAH TAHUN 2016
Alokasi dana transfer daerah (DAK dan Dana Desa) TIDAK
MEMIHAK (AFIRMATIF) terhadap wilayah timur
Indonesia. Alokasi KBI jauh lebih besar dibanding KTI terutama Nusa Tenggara,
Maluku, dan Papua
9
Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi 2008-2012 (%)
Rat
a-ra
ta R
asio
Bel
anja
Lan
gsun
g te
rhad
ap B
elan
ja D
aera
h 20
08-2
012
(%)
151050-5
80
70
60
50
40
30
20
Hubungan Rasio Belanja Langsung terhadap Belanja Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota
POLA HUBUNGAN RASIO BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA DAERAH DENGAN RATA-RATA PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA
2008-2012
• Sekitar 14% kabupaten/kota termasuk kwadran 1: Rasio belanja langsung terhadap belanja daerah tinggi dan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata.
• Sekitar 43% kabupaten/kota termasuk kwadran 3: Rasio belanja langsung terhadap belanja daerah rendah dan rata-rata pertumbuhan ekonomi di bawah rata-rata.
10
POLA HUBUNGAN RASIO BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA DAERAH DENGAN RATA-RATA PENURUAN PERSENTASE KEMISKINAN KABUPATEN/KOTA 2008-2012
• Sekitar 12% kabupaten/kota termasuk kwadran 1: Rasio belanja langsung terhadap belanja daerah tinggi dan penurunan persentase kemiskinan di bawah rata-rata
• Sekitar 47% kabupaten/kota termasuk kwadran 3: Rasio belanja langsung terhadap belanja daerah rendah dan rata-rata penurunan persentase kemiskinan di bawah rata-rata
11
Rata-rata Pengurangan Tingkat Pengangguran Terbuka 2008-2012
Rat
a-ra
ta R
asio
Bel
anja
Lan
gsun
g th
d Be
lanj
a Dae
rah
2008
-201
2
43210-1-2-3
80
70
60
50
40
30
20
Hubungan Rasio Belanja Langsung dan Belanja Daerah dengan Rata-rata Pengurangan Tingkat Pengangguran
POLA HUBUNGAN RASIO BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA DAERAH DENGAN RATA-RATA PENGURANGAN TINGKAT PENGANGGURAN KABUPATEN/KOTA 2008-2012
• Sekitar 14% kabupaten/kota termasuk kwadran 1: Rasio belanja langsung terhadap belanja daerah tinggi dan pengurangan tingkat pengangguran i di bawah rata-rata
• Sekitar 42% kabupaten/kota termasuk kwadran 3: Rasio belanja langsung terhadap belanja daerah rendah dan pengurangan tingkat pengangguran di bawah rata-rata.
12
POLA HUBUNGAN RASIO BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA DAERAH DENGAN RATA-RATA KENAIKAN NILAI IPM KABUPATEN/KOTA
2008-2012
• Sekitar 13% kabupaten/kota termasuk kwadran 1: Rasio belanja langsung terhadap belanja daerah tinggi dan kenaikan nilai IPM di bawah rata-rata
• Sekitar 45% kabupaten/kota termasuk kwadran 3: Rasio belanja langsung terhadap belanja daerah rendah dan rata-rata kenaikan nilai IPM di bawah rata-rata
REPUBLIK INDONESIA
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH PAPUA
Indikator Baseline Target 2019
jumlah desa tertinggalke berkembang 6.139 280
jumlah desa berkembangke mandiri 601 33
Penyebab ketertinggalan di
Papua: SDM Prasarana dan
Sarana Dasar Aksesibilitas Ekonomi
o Masih adanya kampung dan distrik yang terisolasikhususnya di PEGUNUNGAN TENGAH disebabkanoleh terbatasnya akses transportasi darat dan tingginyabiaya transportasi udara sehingga menyebabkanDISPARITAS HARGA sangat tinggi.
o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK danTELEKOMUNIKASI.
o Terbatasnya pola budidaya masyarakat yang masihbersifat SUBSISTEN
o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH danPENDAPATAN karena terbatasnya BENIH/BIBIT,terbatasnya PENGETAHUAN dan KETERAMPILANTEKNOLOGI produksi, kurangnya TENAGAPENYULUH dan PENDAMPING, rendahnya hilirisasiPENGOLAHAN produk unggulan, terbatasnya aksesPASAR
o Konflik LAHAN dan TANAH ULAYAT
o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di wilayah pegunungan tengah
o tingginya angka KEMATIAN IBU melahirkan dan ANAK; angka PENYAKIT MENULAR (malaria, HIV/AIDS, kolera); dan GIZI BURUK, dan lainnya
o Terbatasnya dan tidak meratanya DISTRIBUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN
o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan
Isu Strategis1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena belum
memadainya alokasi dana desa dan rendahnya kualitas belanja.2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang
memperhatikan kondisi sosial budaya dan adat masyarakat kampung. 3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik
dan informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari kampung-kampung dan distrik ke pusat kegiatan ekonomi.
4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti koperasi dan BUMDesa.
REPUBLIK INDONESIA
Indikator Baseline Target 2019
jumlah desa tertinggalke berkembang
1.358351
jumlah desa berkembang ke mandiri
87843
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH MALUKUo Masih adanya desa-desa yang terisolasi khususnya di
PULAU-PULAU KECIL yang disebabkan olehterbatasnya transportasi laut dan tingginyakerentanan pada perubahan cuaca laut sehinggamengakibatkan tingginya HARGA PANGAN danBEBAN BIAYA HIDUP (DISPARITAS HARGA).
o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK danTELEKOMUNIKASI
o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH danPENDAPATAN karena terbatasnya BENIH/BIBIT,terbatasnya PENGETAHUAN dan KETERAMPILANTEKNOLOGI produksi, kurangnya TENAGAPENYULUH dan PENDAMPING, rendahnya hilirisasiPENGOLAHAN produk unggulan, terbatasnya aksesPASAR
o Rentan terhadap KONFLIK sosial
o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di PULAU-PULAU KECIL
o tingginya angka KEMATIAN IBU melahirkan dan ANAK; dan GIZI BURUK, dan lainnya
o Terbatasnya dan tidak meratanya DISTRIBUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN
o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan
Penyebab ketertinggalan di
Maluku: SDM Prasarana dan
Sarana Dasar Aksesibilitas Ekonomi
Isu Strategis1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena belum
memadainya alokasi dana desa dan rendahnya kualitas belanja.2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang
memperhatikan kondisi sosial budaya dan adat masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.
3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari desa-desa ke pusat kegiatan ekonomi.
4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti koperasi dan BUMDesa.
REPUBLIK INDONESIA
Indikator Baseline Target 2019
jumlah desa tertinggalke berkembang 1.582
460
jumlah desa berkembang ke mandiri 2.319
74
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH NUSA TENGGARA
Penyebab ketertinggalan di
Maluku: SDM Prasarana dan
Sarana Dasar Aksesibilitas Ekonomi
o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di PULAU-PULAU KECIL
o tingginya angka KEMATIAN IBU melahirkan dan ANAK; dan GIZI BURUK, dan lainnya
o Terbatasnya dan tidak meratanya DISTRIBUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN
o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan
o Masih adanya desa-desa yang terisolasi khususnya diPULAU-PULAU KECIL yang disebabkan olehterbatasnya transportasi laut dan tingginyakerentanan pada perubahan kondisi cuaca lautsehingga mengakibatkan tingginya HARGA PANGANdan BEBAN BIAYA HIDUP (DISPARITASHARGA).
o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK danTELEKOMUNIKASI
o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH danPENDAPATAN karena terbatasnya BENIH/BIBIT,terbatasnya PENGETAHUAN dan KETERAMPILANTEKNOLOGI produksi, kurangnya TENAGAPENYULUH dan PENDAMPING, rendahnya hilirisasiPENGOLAHAN produk unggulan, terbatasnya aksesPASAR
Isu Strategis1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena belum
memadainya alokasi dana desa dan rendahnya kualitas belanja.2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang
memperhatikan kondisi sosial budaya dan adat masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.
3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari desa-desa ke pusat kegiatan ekonomi.
4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti koperasi dan BUMDesa.
REPUBLIK INDONESIA
Indikator Baseline Target 2019
jumlah desa tertinggalke berkembang 2.063 723
jumlah desa berkembang kemandiri
6.506 173
o Sering terjadinya BENCANA ALAM seperti tanah longsor dan banjir yang menyebabkan terhambatnya aksesibilitas masyarakat
Penyebab ketertinggalan di
Sulawesi: SDM Prasarana dan
Sarana Dasar Aksesibilitas Ekonomi
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH SULAWESI
o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH danPENDAPATAN karena terbatasnya BENIH/BIBIT,terbatasnya PENGETAHUAN dan KETERAMPILANTEKNOLOGI produksi, kurangnya TENAGAPENYULUH dan PENDAMPING, rendahnya hilirisasiPENGOLAHAN produk unggulan, dan terbatasnya aksesPASAR
o Rentan terhadap KONFLIK sosial
o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di PULAU-PULAU KECIL
o Terbatasnya dan kurang meratanya DISTRIBUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN
o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan
o Masih adanya desa-desa yang terisolasi khususnya diPULAU-PULAU KECIL terluar yang disebabkan olehterbatasnya transportasi laut dan tingginya kerentananpada perubahan kondisi cuaca laut sehinggamengakibatkan tingginya HARGA PANGAN danBEBAN BIAYA HIDUP (DISPARITAS HARGA).
o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK danTELEKOMUNIKASI
Isu Strategis1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena belum
memadainya alokasi dana desa dan rendahnya kualitas belanja.2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang
memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.
3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari desa-desa ke pusat kegiatan ekonomi.
4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti koperasi dan BUMDesa.
REPUBLIK INDONESIA
Indikator Baseline Target 2019
jumlah desa tertinggalke berkembang 2.452 707
jumlah desa berkembang kemandiri
3.960 146
Penyebab ketertinggalan di Kalimantan: SDM Prasarana dan
Sarana Dasar Aksesibilitas Ekonomi
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH KALIMANTAN
o Sering terjadinya BENCANA ALAM kebakaran hutan yang menyebabkan terhambatnya aksesibilitas dan rendahnya kualitas kesehatan masyarakat
o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH danPENDAPATAN karena terbatasnya BENIH/BIBIT,terbatasnya PENGETAHUAN dan KETERAMPILANTEKNOLOGI produksi, kurangnya TENAGA PENYULUHdan PENDAMPING, rendahnya hilirisasi PENGOLAHANproduk unggulan, dan terbatasnya akses PASAR
o Rentan terhadap KONFLIK sosial
o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di KAWASAN PERBATASAN
o Terbatasnya dan kurang meratanya DISTRIBUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN
o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan
Isu Strategis1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena belum
memadainya alokasi dana desa dan rendahnya kualitas belanja.2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang
memperhatikan kondisi sosial budaya dan adat masyarakat desa perbatasan. 3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan
informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari desa dan kecamatan ke pusat kegiatan ekonomi.
4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti koperasi dan BUMDesa.
o Masih adanya desa-desa yang terisolasi khususnya diKAWASAN PERBATASAN yang disebabkan olehterbatasnya transportasi darat dan udara, dan tingginyabiaya transportasi udara sehingga mengakibatkantingginya HARGA PANGAN dan BEBAN BIAYAHIDUP (DISPARITAS HARGA).
o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK danTELEKOMUNIKASI
REPUBLIK INDONESIA
Indikator Baseline Target 2019
jumlah desa tertinggal keberkembang
5.982 2.119
jumlah desa berkembang kemandiri
16.476 416
Penyebab ketertinggalan di
Sumatera: Prasarana
dan Sarana Dasar
Aksesibilitas Ekonomi
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH SUMATERA
o Rendahnya PRODUKTIVITAS, NILAI TAMBAH danPENDAPATAN karena terbatasnya PENGETAHUAN danKETERAMPILAN TEKNOLOGI, kurangnya TENAGAPENYULUH dan PENDAMPING, rendahnyaPENGOLAHAN produk, dan terbatasnya akses PASAR.
o Kurangnya MANFAAT Perkebunan dan Pertambanganbagi masyarakat desa.
o Rendahnya angka MELEK HURUF dan PARTISIPASI pendidikan, terutama di PULAU-PULAU KECIL dan PEGUNUNGAN
o Terbatasnya dan kurang meratanya DISTRIBUUSI TENAGA PENDIDIKAN dan KESEHATAN
o Terbatasnya AKSES menuju pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan
Isu Strategis1. Dana Desa: Belum optimalnya manfaat dana desa karena rendahnya
kualitas belanja.2. Pendampingan: Belum efektifnya pendampingan karena kurang
memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat desa/nagari. 3. Prasarana: Terbatasnya akses pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik
dan informasi; dan terbatasnya akses transportasi dari desa-desa dan kecamatan ke pusat kegiatan ekonomi.
4. Ekonomi: Terbatasnya pengembangan lembaga ekonomi seperti koperasi dan BUMDesa.
o Masih adanya desa-desa yang terisolasi khususnya diPULAU-PULAU KECIL dan PEGUNUNGAN yangdisebabkan oleh terbatasnya transportasi laut dandarat sehingga mengakibatkan tingginya HARGAPANGAN dan BEBAN BIAYA HIDUP(DISPARITAS HARGA).
o Terbatasnya akses AIR BERSIH, LISTRIK danTELEKOMUNIKASI
o Sering terjadinya BENCANA ALAM gempa bumi, tanah longsor, banjir dan kebakaran hutan yang menyebabkan terhambatnya aksesibilitas dan rendahnya kualitas kesehatan masyarakat
REPUBLIK INDONESIA
Indikator Baseline Target 2019
jumlah desa tertinggalke berkembang
591 360
jumlah desa berkembang kemandiri
20.282 1.115
Penyebab Ketertinggalan di
Jawa-Bali: Akses pasar
FAKTA PEMBANGUNAN DESA DI WILAYAH JAWA-BALI
o Belum optimalnya PRODUKTIVITAS, NILAITAMBAH dan PENDAPATAN karena terbatasnyahilirisasi PENGOLAHAN produk unggulan, danterbatasnya akses PASAR
Isu Strategis1. Dana Desa: Tingkat penyerapan dan kualitas belanja baik.2. Pendampingan: Pendampingan sudah berjalan dengan baik karena
keterlibatan lembaga penggerak dan pengembangan masyarkat desa dari LSM dan perguruan tinggi.
3. Prasarana: Belum optimalnya transportasi dari desa ke pusat kegiatan ekonomi.
4. Ekonomi: lembaga ekonomi seperti koperasi dan BUMDesa sudah berkembang.
o Sering terjadinya BENCANA ALAM seperti tanah longsor dan banjir yang menyebabkan terhambatnya aksesibilitas masyarakat
REPUBLIK INDONESIA
KENDALA PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
10
1. Masih dominannya teknis penganggaran (budget driven) daripada pencapaian tujuan pembangunan (policy driven)Reorientasi politik dan manajemen perencanaan dan penganggaran untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional;
2. Belum solidnya mekanisme dan proses penentuan prioritas nasional, program dan kegiatan prioritas Kerangka logika perumusan masalah, isu, prioritas, tujuaN, sasaran, indikator dan pagu anggaran;
3. Masih kakunya administrasi perencanaan pembangunan pada belanja pemerintahPerencanaan pembangunan sebagai investasi masa depan dengan sumber pembiayaan yang terpadu;
REPUBLIK INDONESIA
KENDALA PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
10
4. Masih dominannya kepentingan sektoral yang fragemented dibanding regional atau wilayahSistem data dan informasi, dan manajemen pengetahuan tentang wilayah;
5. Adanya penyeragaman masalah, kebijakan, program dan kegiatan nasional untuk semua daerah (one policy fits for all regions) Basis kewilayahan harus yang utama Optimalisasi kebijakan, program dan kegiatan membangun keunggulan daerah dan wilayah;
6. Belum adanya benchmarking sesuai dengan standar internasional Standardisasi Sistem, Proses dan Pengendalian Produksi, Pengolahan, Pemasaran, Jasa dan Pelayanan Purna Jual;
REPUBLIK INDONESIA
PERTANYAAN KRITIS1. Bagaimanan mewujudkan pembangunan Indonesia DARI PINGGIRAN
dengan MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA dalam kerangkaNegara Kesatuan? Pemihakan kepada DAERAH TERLUAR, TERTINGGAL
DAN TERDEPAN.
2. Bagaimana mewujudkan PEMIHAKAN (AFIRMASI) dalam perencanaandan penganggaran? Distribusi sumber daya secara lebih adil
3. Bagaimana REVITALISASI PERAN PEMERINTAH dalam mengubah POLADISTRIBUSI SUMBER DAYA ANTARDAERAH: Dana Dekon/TP, DanaTransfer Daerah, Dana Otsus, Dana Desa, Kerjasama Pemerintah danSwasta, Investasi Swasta dan Perbankan?
4. Bagaimana KRITERIA dan CARA MENENTUKAN PRIORITASPembangunan antarwilayah dan antarPN?
5. Apakah PRIORITAS PROGRAM DAN KEGIATAN memperhitungkan RENCANAINVESTASI atau BISNIS PLAN dengan baik dan cermat?
10
MANAJEMEN DAK AFIRMASI 2018
REPUBLIK INDONESIA
POLITIK PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
10
1. Mengutamakan pencapaian tujuan pembangunan nasional dan daerah (policy driven) dengan mengoptimalkan anggaran (budget) yang tersedia, dan potensi pembiayaan pembangunan lainnya;
2. Menyempurnakan mekanisme dan proses penentuan prioritas nasional, program, kegiatan prioritas dan pagu anggaran dengan memperhatikan kebijakan afirmasi dan asimetris sesuai permasalahan dan kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan prasarana setiap daerah yang berbeda (papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Jawa-Bali dan Sumatera);
3. DAK merupakan bagian investasi masa depan bangsa dengan memperhatikan keterpaduan sumber pembiayaan pembangunan.
REPUBLIK INDONESIA
OPTIMALISASI ALOKASI SUMBER DAYA ANTARWILAYAH
25
Pembangunan Wilayah
SUMATERA
Pembangunan Wilayah JAWA-
BALI Pembangunan Wilayah
NUSA TENGGARA
Pembangunan WilayahMALUKU
Pembangunan WilayahPAPUA
Pemerintah Pusat
Pemda Pemda Pemda Pemda Pemda
(+)
Dana Dekonsentrasi/TP + Dana Transfer Daerah + Dana Otsus + Dana Desa + Pinjaman/Hibah + Swasta + Perbankan
(-)
(+) (+) (+) (+)
(-)
(-)
(-)(-)
Dampak alokasi sumberdaya
terhadap perkonomian daerah(+)
(+)
(+)(+)
(+)
Pengeluaran Pemerintah Daerah = Penguatan Perekonomian daerah
Seluruh alokasi sumber daya didorong untuk meningkatkan produktivitas, nilai
tambah, dan daya saing daerah
Pembangunan Wilayah
KALIMANTAN Pembangunan Wilayah
SULAWESI
PemdaPemda
(+)(+)
Alokasi sumber daya K/L, swasta dan perbankan harus memperhatikan prioritas wilayah
REPUBLIK INDONESIA
INSTRUMEN ANGGARAN/INVESTASI
INSTRUMEN ANGGARAN PERENCANAAN DAN ALOKASI PELAKU UTAMA
A. INVESTASI PEMERINTAH
1. Dana Dekon dan TP Negosiasi Kemenkeu, K/L, DPR
2. Utang Luar Negeri Negosiasi Kemenkeu, K/L, Bappenas, DPR
3. Grant/Hibah Luar Negeri Negosiasi Kemenkeu, K/L, Bappenas, DPR
4. B U M N Negosiasi Kemenkeu, K/L, DPR
B. INVESTASI PEMDA
1. Dana Alokasi Umum Formula Kemenkeu, DPR, Pemda, Kemendagri
2. Dana Alokasi Khusus Formula dan “Negosiasi” Kemenkeu, DPR (Banggar), Pemda, K/L, Kemendagri, Bappenas
3. Dana Bagi Hasil Formula dan “Negosiasi” Kemenkeu, DPR, K/L, Pemda
4. Dana Otsus Formula dan Negosiasi Kemenkeu, DPR, Pemda
5. Dana Desa Formula Kemenkeu, DPR, Kemendes
6. B U M D Negosiasi Sekda, SKPD, DPRD
C. INVESTASI SWASTA
1. Investasi PMDN Bisnis Plan dan “Insentif” Perusahaan Swasta
2. Investasi PMA Bisnis Plan dan “Insentif” Perusahaan Swasta
D. PERBANKAN
1. Perbankan Daerah Bisnis Plan dan “Insentif” BPD dan Bank Umum
2. Perbankan Nasional Bisnis Plan dan “Insentif” Bank BUMN dan Bank Umum
Kementerian/Lembaga
Pusat K/L
Prov. Aceh
Prov. Sumut
Prov.Riau
Prov. Prov. Prov. Prov. Papua
Subtotal
Kesehatan AP% A1% A2% A3% A4% A5% A6% A7% TA%
Pendidikan BP% B1% B2% B3% B4% B5% B6% B7% TB%
Pertanian CP% C1% C2% C3% C4% C5% C6% C7% TC%
Perindustrian dan Perdagangan
DP% D1% D2% D3% D4% D5% D6% D7% TD%
PU EP% E1% E2% E3% E4% E5% E6% E7% TE%
… ZP% Z1% Z2% Z3% Z4% Z5% Z6% Z7% TZ%
Subtotal TPP% TW1% TW2% TW3% TW4% TW5% TW6% TW7% TT%
POLA ALOKASI ANGGARAN MENURUT SEKTOR DAN WILAYAH
27Format RKP dan RAPBN selain pagu menurut K/L juga pagu menurut Provinsi
Pola Alokasi pagu yang diharapkanSaat
Ini
Kementerian/Lembaga
PusatK/L
Wil. 1 Wil. 2 Wil. 3 Wil. 4 Wil. 5 Wil. 6 Wil. 7 Subtotal
Kesehatan AP% A1% A2% A3% A4% A5% A6% A7% TA%
Pendidikan BP% B1% B2% B3% B4% B5% B6% B7% TB%
Pertanian CP% C1% C2% C3% C4% C5% C6% C7% TC%
Perindustrian dan Perdagangan
DP% D1% D2% D3% D4% D5% D6% D7% TD%
PU EP% E1% E2% E3% E4% E5% E6% E7% TE%
… ZP% Z1% Z2% Z3% Z4% Z5% Z6% Z7% TZ%
Subtotal TPP% TW1% TW2% TW3% TW4% TW5% TW6% TW7% TT%
POLA ALOKASI ANGGARAN MENURUT SEKTOR DAN WILAYAH
28
Wilayah 1: SumateraWilayah 1: Papua
Wilayah 2: Maluku
WWayah 3: Nusa Tenggara
Wilayah 4: Sulawesi
Wilayah 5: Kaimantan
WWayah 2: Jawa-Bali
Format RKP dan RAPBN selain pagu menurut K/L juga pagu menurut wilayah
Pola Alokasi pagu yang diharapkanSaat
Ini
REPUBLIK INDONESIA
29
PenetapanBidang/Subbidang/ Menu kegiatan dan
format/template UsulanDAK
PemberitahuanBidang/Subbidang/ Menu kegiatan dan
format/template UsulanDAK kepada daerah
Penyusunan danPenyampaian
Usulan DAK olehdaerah
Verifikasi danPenilaian Usulan
DAK oleh K/L, Bappenas, dan
Kemenkeu
Sinkronisasi & harmonisasiperencanaan DAK antar
kab./Kota dan antarakab./Kota dengan provinsi
berdasarkan RKPD danRPJMD serta RKP dan
RPJMN, denganmemperhatikan masukan
dari DPD dan DPR
Penentuan pagu per Bidang/
subbidang/subjenisberdasarkan
kebutuhan daerah danketersediaan pagu DAK
dalam RAPBN
Penghitungan alokasisementara DAK per Bidang/Subbidang/ Subjenis per Daerah
PertimbanganDPD atas arahkebijakan DAK
Pembahasan RUU APBN (Panja Transfer Ke Daerah dan Dana
Desa)
PenetapanAlokasi DAK per
Daerah
29
MEKANISME PENGALOKASIAN DAK
Agustus
April April -Mei Juni-Juli
Akhir Juli
Agustus-September
Maret
September
Oktober Oktober
POSISI SAAT INI
Forum Konfirmasi
Pusat-Daerah(Juli-Agustus)
Bappeda Provinsi/Kab/Kota
Bappenas
K/L Teknis (Penanggungjawab DAK dan K/L teknis lain yang terkait)
Kemenkeu
Agenda Pembahasan :• Konfirmasi kesiapan
daerah• Konfirmasi kesesuaian
data teknis & Data Pendukung
• Kesepakatan menu dan lokus prioritas
• Masukan DPD dan DPR RI
Hasil Kesepakatan
menjadi dasar pengalokasian
DAK
Catatan:• Daerah tidak
usul, tidak mendapatkan alokasi
• Daerah yang tidak sepakat, tidak mendapatkan alokasi
Desk Pembahasan, baik DAK Reguler, Afirmasi dan
Penugasan
KONSEP FORUM KONFIRMASI PUSAT – DAERAH DANA ALOKASI KHUSUS 2018
Rancangan Daerah Penerima dan Alokasi per-
Daerah (Kesepakatan Pemerintah
Pusat)
Dibahas dengan DPR – RI
Harus disepakati mekanisme untuk
mengakomodasi hasil bahasan DPR –RI ke dalam
sistem e-planning DAK (agar tetap ada usulan Pemerintah Daerah)
REPUBLIK INDONESIA
No. Proses SKPD BAPPEDA DJPK K/L Teknis Bappenas
1 SKPD berkoordinasi dengan Bappeda
untuk memberikan data berupa: target
output, lokasi kegiatan, dan prioritas
kegiatan
2 User Pemda menginput data target
output, lokasi kegiatan, dan prioritas
kegiatan
3 DJPK mereview data sampai dengan
tanggal tertentu sebelum pelaksanaan
forum Sinkronisasi dan Harmonisasi
4 DJPK mengunci data sampai dengan
tanggal tertentu sebelum pelaksanaan
forum Sinkronisasi dan Harmonisasi
5 K/L Teknis memberikan catatan dan
pertimbangan atas data input dari pemda
untuk DAK Reguler dan Afirmasi
6 Bappenas memberikan catatan dan
pertimbangan atas data input dari pemda
untuk DAK Penugasan dan Afirmasi
7 Bappeda memperbaiki data sesuai
rekomendasi Bappenas dan K/L teknis
pada saat Forum Sinkronisasi dan
Harmonisasi
8 Data Final terkunci
Data
Input Data
Review
Kunci Data
Revisi Data
Tidak Lengkap
Lengkap
Review
Review
Revisi Data
Data Final
OK
OK
Catatan
Catatan
31
PERAN BAPPENAS DALAM TATA KELOLA PENGAWALAN DAK AFIRMASI
PERENCANAAN
• Menyiapkan kebijakanpengelolaan DAK Afirmasi termasuk kriteria alokasi, metode pengalokasian, pedoman tata kelola;
• Membentuk SekretariatBersama Pengendalian DAK Afirmasi
PENGANGGARAN
•Menyiapkan rencanaalokasi anggaran DAK Afirmasi Pembangunan Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perbatasan sesuai denganrencana yang disetujuiPresiden dalam Agenda Nawacita, RPJMN 2015-2019 dan RKP.
PENGENDALIAN
•Melaksanakanpengendalian danevaluasi kegiatanpembangunan melaluiSekretariat Bersama PengendalianPelaksanaan DAK Afirmasi
Bappenas akan mengawal proses Perencanaan, penganggaran, dan pengendalian DAK Afirmasi TA 2018 sehinggadapat difokuskan untuk Percepatan pembangunan Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan Perbatasan
DIT DTTP BERKOORDINASI DENGAN DIT MITRA DI BAPPENAS DAN K/L AKAN MENYAMPAIKAN SURAT REKOMENDASI KEBUTUHAN
OUTPUT DAN ALOKASI UNTUK DAK AFIRMASI TA 2018
REVIEW SINGKAT
1. Jumlah Usulan DAK Fisik Rp2.549,94 triliun yangdiusulkan oleh 540 daerah (Prov. DKI Jakarta danKota Madiun tidak menyampaikan usulan);
2. Masih banyak daerah yang menyampaikan usulandengan nilai tidak wajar
3. Daerah yang menjadi lokasi prioritas yang telahmenyampaikan usulan masih jauh dibawah target
4. Masih terdapat output yang tidak ada lokasikegiatan
5. Masih terdapat standar satuan yang berbeda-bedauntuk satu output kegiatan
PERTIMBANGANRekomendasi BPK atas proses pengusulan DAKFisik, agar pemerintah pusat tidak memberikanalokasi melebihi jumlah yang diusulkan sertadiluar usulan kegiatan yang telah disampaikanoleh pemerintah daerah.
HASIL PERTEMUAN DI DJPK 7 Juni 2017
Untuk itu, dalam hal terdapat daerah prioritas dan lokasiprioritas tertentu namun pemerintah daerah tersebut tidakmengusulkan, maka dapat dilakukan kebijakan untukmemberikan kesempatan pada daerah tersebut untukmenyampaikan usulan sebagai penambahan atas usulansebelumnya dengan landasan:
1. Daerah memenuhi kriteria teknis dan diusulkan olehK/L teknis untuk dapat menyampaikan usulan;
2. Usulan kegiatan merupakan usulan baru diluar usulanyang sudah disampaikan dan pemerintah daerahmenyetujui untuk menyampaikan usulan baru;
3. Penyampaian rekomendasi disampaikan palinglambat tgl 15 Juni
4. Pembukaan aplikasi e-planning untuk membuka usulanbaru hanya diberikan kepada daerah tersebut yangmemenuhi kriteria dan kondisi di atas dandilakukan dengan forum klinik terbatas yang diikutioleh pemda tertentu, Bappenas, Kemenkeu, dan K/LTeknis.
KEBIJAKAN PENAMBAHAN USULANDAK FISIK
REPUBLIK INDONESIA
JADWAL PENILAIAN DAN PENGALOKASIAN DAK FISIK 2018
No. Kegiatan Jadwal Pelaksanaan Keluaran
1. Penilaian usulan DAK Fisik s.d 5 Juli 2017(Pertimbangan
penyampaian usulan mundur s.d. 31 Mei
2017)
Rekapitulasi Kegiatan, Target Output, Target PerbaikanPelayanan Publik dari DAK Fisik, Nilai Wajar Kegiatan, Indeks Kemahalan Konstruksi, Lokasi Kegiatan, Lokasi Prioritas.
Rincian Pagu Per Jenis/Bidang/Sub Bidang Berita Acara Pembahasan Trilateral Meeting
3. Forum Sinkronisasi dan Harmonisasi
Juli – Agustus 2017 Penyesuaian Target Output, Lokasi Kegiatan dan Prioritas Kegiatan serta Lokasi
Berita Acara Forum Sinkronisasi dan Harmonisasi
4. Penyampaian Nota Keuangan dan RUU APBN 2018
16 Agustus 2017 NK dan RUU APBN 2018
5. Pembahasan Perhitungan Alokasi DAK Fisik per Jenis/Bidang/Sub Bidang per daerah (Trilateral Meeting)
30 Agustus 2017 Hasil Perhitungan Alokasi DAK Fisik per Jenis/Bidang/Sub Bidang per daerah
Berita Acara Pembahasan Trilateral Meeting
6. Pembahasan Nota Keuangan dan RUU APBN 2018
Agustus – Oktober 2017
Alokasi DAK Fisik per Jenis/Bidang/Sub Bidang per Daerah
UU APBN 2018 dan Perpres Rincian APBN 2018
34
1. Menyepakati tindak lanjut terhadap usulan 6 bidang DAK Afirmasi dalammendukung percepatan pembangunan di daerah tertinggal, transmigrasi danperbatasan
2. Menyampaikan progres penilaian sementara DAK Afirmasi Transportasi
3. Menyepakati pedoman review dan mekanisme penilaian DAK Afirmasi Transportasi
4. Menyepakati koridor penyusunan rekomendasi daerah yang diberikan kesempatanuntuk mengusulkan kembali DAK Afirmasi Transportasi yang disampaikan melaluisurat pada tanggal 15 Juni 2017
5. Menyepakati mekanisme pertemuan dengan pemerintah daerah dalam penyusunanprioritas penanganan DAK Afirmasi 2018 yang akan difasilitasi oleh DirektoratPerencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal, Kemendes PDTT
TUJUAN PERTEMUAN
HASIL REVIEW DAK AFIRMASI 2018
REPUBLIK INDONESIA
PERKEMBANGAN DAK AFIRMASI TAHUN 2012-2017
Tahun
Total DAK
SPDT +SPKP
Dak afirmasiTotal DAK
afirmasiTotalPendidik
anJalan Irigasi
Air minum
Sanitasi Transdes
Perumahan dan
permukiman
Kesehatan
2010300.0 300.0
2011415.5 415.5
2012478.3 478.3
20131,175.1 1,000.0 1,000.0 2,000.0 3,175.1
20141,247.8 1,691.1 634.0 245.2 229.7 2,800.0 4,047.8
2015564.4 496.4 281.6 230.4 1,247.7 2,820.7 2,820.7
2016564.4 496.4 281.6 230.4 1,247.7 2,820.7 2,820.7
2017844.0 383.0 2,251 3,479.0 3,479.0
2018
300,0 415,5 478,3
3.175,1 4.047,8
2.820,7 2.820,7 3.479,0
-
1.000,0
2.000,0
3.000,0
4.000,0
5.000,0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
PERKEMBANGANDAK SPDT, SPKP, DAN DAK AFIRMASI
Tahun 2010 – 2012 daerah tertinggal dan perbatasan mendapatkan DAK SarPras Daerah Tertinggal (SPDT) dan SarPras Kawasan Perbatasan (SPKP)
Tahun 2013 – 2014 selain DAK SPDT dan SPKP, daerah tertinggal dan perbatasan mendapatkan bidang DAK lain yaitu DAK Afirmasi yang berimplikasi terhadap penambahan jumlah alokasi yang diterima oleh Daerah Tertinggal dan Perbatasan dengan menu yang berbeda, yaitu:2013 : Pendidikan dan Jalan2014 : Jalan, Irigasi, Air Minum, Sanitasi
Mulai Tahun 2015 DAK SPKP dan SPDT dihapuskan dan diganti dengan DAK Afirmasi Transportasi Perdesaan (Transdes). Namun tidak serta merta di top-up ke DAK Transdes dan lebihdiperuntukan untuk kawasan strtegis cepat tumbuh (KSCT), sehingga Total alokasi DAK Afirmasi untuk daerah tertinggal dan perbatasan menjadi menurun (Rp 4 T tahun 2014 menjadi Rp2.8T tahun 2015).
Tahun 2018 DAK Afirmasi bertambah menjadi 6 Bidang disertaipenambahan menu (seperti jalan non status) DIPERLUKAN KEBERPIHAKAN POLITIK ANGGARAN DENGAN MENINGKATKAN ALOKASI DAK AFIRMASI
REPUBLIK INDONESIA
PERAN KEMENDES PDTT & BNPP DALAM MENGAWAL DAK 2018
*Ket: Perubahan dari tahun 2017 font warna biru
DAK 2018
REGULER PENUGASAN AFIRMASI
Pendidikan, Kesehatan dan KB,
Perumahan dan Permukiman, Pertanian, Air
Minum, Sanitasi, Pasar, IKM,
Pertanian, Kelautan dan Perikanan,
Pariwisata, Jalan
Pendidikan (SMK), Kesehatan (RS
Rujukan dan RS Pratama), Air Minum, Sanitasi, Jalan, Irigasi,
Pasar, Energi Skala Kecil, Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
1. Perumahan dan Permukiman
2. Kesehatan (Puskesmas)
3. Transportasi
4. Pendidikan
5. Air Minum
6. Sanitasi
1. Melakukan PERENCANAAN, PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN agar sesuai dengan kebutuhan prioritas di daerah tertinggal (Dit. Perinden dan Dit. Sarpras).
2. Terhadap K/L Menyampaikan DATA DAN INFORMASI KEBUTUHAN PRIORITASpembangunan daerah tertinggal kepada Bappenas dan K/L teknis terkait (by name by address).
3. Terhadap Pemda MENGKOORDINASIKAN DAERAH agar menyusun proposal DAK yang sesuai kebutuhan daerah tertinggal (asistensi penyusunan proposal DAK).
4. Khusus untuk DAK Afirmasi, perencanaan perlu memperhatikan KEBUTUHAN SPESIFIK BERBASIS KARAKTERISTIK DAERAH.
REPUBLIK INDONESIA
REKAP USULAN DAK AFIRMASI 2018
1. Usulan daerah jauh melebihi kapasitas fiskal.Diperlukan pemilihan terhadap output yangpaling dibutuhkan dalam pembangunan daerahtertinggal, transmigrasi dan perbatasan
2. Kemendes PDTT dan BNPP diharapkanmenyusun rekomendasi usulan DAK Afrmasiyang sangat prioritas sebagai masukan bagiK/L dan Direktorat teknis di Bappenaspengampu bidang DAK Afirmasi
3. Rekomendasi usulan daerah disarankanmaksimal 10 usulan per kabupaten dandiurutkan berdasarkan skala prioritas,dengan dukungan penjelasan data/informasisebagai justifikasi teknis.
4. Usulan maksimal disampaikan kepada Dit DTTPBappenas pada 13 Juni 2017
5. Rekomendasi disampaikan melalui suratDirektur DTTP Bappenas
DAK AFIRMASI
Bidang Total Usulan 2018 Alokasi 2017
Transportasi 133.369.084,5 844.100
Pendidikan 118.263.750,7 -
Air Minum 32.364.264,16 -
Kesehatan dan KB 15.574.887,7 2.251.799
Perumahan dan Permukiman 5.124.081,32 383.300
Sanitasi 1.206.542,01 -
TOTAL 305.902.610,4 3.479.199
HASIL REVIEW DAK AFIRMASI TRANSPORTASI 2018
REPUBLIK INDONESIA
KONSEP DAK AFIRMASI TRANSPORTASI TAHUN 2018
ARAH KEBIJAKAN
1. Mendukung pengurangan kesenjangan wilayahsesuai Agenda Nawacita ke3, melalui penyediaan sarana transportasi.
2. Mendukung peningkatan aksesibilitas masyarakat daerah tertinggal, perbatasan negara, kawasan transmigrasi danPPKT berpenduduk terhadap fasilitas perekonomian, pelayanan dasar dan pemerintahan
MENU KEGIATAN KELEMBAGAAN
1. Dikoordinasikan oleh Bappenas dan Kemendes PDTT dengan melibatkan Kemenkeu (DJPK), BNPP, Kemendagri (Ditjen Bina KEUDA), Kemen PUPR, Kemenhub, Kemen KP dan pemerintah daerah.
2. Tim Koordinasi Tingkat Provinsi yang terdiri dari Setda(coordinator), Bappeda, Dinas PU, Dinas Perhubungan, BPKD, BPPD, Disnakertras serta SKPD terkait lainnya
3. Tim Koordinasi Tingkat Kabupaten/Kota yang terdiri dari Bappeda, Dinas PU, Dinas Perhubungan, BPKD, BPPD sertaSKPD terkait lainnya
Jalan dan jembatan non status penghubung
antar desa
Moda transportasidarat / perairan
Dermaga rakyat/ tambatan perahu
41
Legenda
Kawasan Transmigrasi
PKSN
122 Daerah Tertinggal
122 Kabupaten Tertinggal sesuaiPerpres No. 131 Tahun 2015
7 PLBN, 10 PKSN, dan 187 Kecamatan Lokpridi 43 Kab/Kota Perbatasan Negara sesuaiPerka BNPP No 1 Tahun 2015
4 dari 144 Kawasan Transmigrasi targetRPJMN 2015-2019, dan 39 KTM yangmemerlukan intervensi DAK AfirmasiTransportasi 2018
111 Pulau-Pulau Kecil Terluar (PKT)sesuai Kepres No 6 Tahun 2017 tentangPenetapan PKT, yang berpenghuni, berada diKab luar Pulau Jawa
Seluruh Kab di Provinsi Papua dan Papua Barat dalam mendukung Percepatan Pembangunan Wilayah Papua
TOTAL: 181 Kab/Kota
SASARAN LOKASI DAERAH AFIRMASI TA 2018
- 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000
Aceh
Banten
Bengkulu
Gorontalo
Jambi
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Kepulauan Bangka Beli
Kepulauan Riau
Lampung
Maluku
Maluku Utara
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Papua
Papua Barat
Riau
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Sumatera Utara
DISTRIBUSI USULAN ALOKASI DAK AFIRMASI TRANSPORTASI 2018 (Juta)
Total 2424 usulan dengan alokasi Rp 113,3 T Terdapat 12 kab yg tidak mengusulkan terdiri dari 6 kab
dating (Musi Rawas Utara, Bangkalan, Dompu, Nagekeo, Sigi,Pulau Taliabu); 1 kab perbatasan (Kota Jayapura); 2 kawasantrans (Bener Meriah, lahat); 3 kab PPKT (Aceh jaya, Bolangmongondow, Sitaro)
Jumlah usulan alokasi paling besar yaitu Papua (2,4 T), PapuaBarat (1,8 T), dan Nusa Tenggara Timur (1,4 T).
Rata-rata total usulan alokasi per kabupaten paling besar yaitu diBanten, Bengkulu, dan Papua Barat (>10 T). Contoh:• Pembangunan Jalan Testega - Isom - Demoura – Bomoi Kab.
Pegunungan Arfak, sepanjang 36 km, diusulkan Rp 90 triliun• Penggunaan 1 unit kapal laut di Kab Teluk Wondama,
diusulkan Rp 32,5 miliar Rata-rata total usulan alokasi per kabupaten paling rendah yaitu
di Bangka Belitung, Sulawesi Utara, Kalteng, Aceh ( ± 2 M).Contoh:• Pembangunan jalan simpang merkak-bukit sidin 12 km di
Kab Sintang, dengan usulan Rp 2 juta• Pembangunan Dermaga Sungai KM 9,2 Sungai Raya, dengan
usulan 25 juta
DISTRIBUSI USULAN DAK AFIRMASI TRANSPORTASI 2018
43
• PEDOMAN REVIEW LONGLIST: Bappenas (dating, papua, transmigrasi, perbatasan, PPKT)
1) Di luar Output dicoret “Drop” (shading merah)
2) Cek kewajaran alokasi “terlalu besar/ terlalu kecil/ wajar” disesuaikan dengan unit cost
3) Penyusunan Peta Kabupaten & Kecamatan untuk penilaian konsistensi kecamatan dan untuk melihatintegrasi antara jaringan jalan non status yang akan dibangun melalui DAK Afirmasi Transportasi denganjalan berstatus diatasnya, dengan pusat pelayanan dasar (sekolah dan puskesmas), dan dengan pusataktivitas ekonomi
4) Cek konsistensi kecamatan di dan menuju katas, trans, PPKT
5) Cek tipologi kawasan perairan, daratan, perairan-daratan (untuk penilaian % per output)
6) Cek persentase kewajaran output dengan tipologi kawasan
• PEDOMAN REVIEW MEDIUMLIST: Trilateral Meeting Bersama K/L
1) Kesesuaian dengan STRANAS PPDT & akan disusun peta prioritas penanganan jalan non status di daerahtertinggal (integrasi dengan jaringan jalan berstatus & overlay dengan orientasi pemanfaatan)
2) Kesesuaian dengan Renaksi Perbatasan/ Kajian kebutuhan jalan di perbatasan
3) Kesesuaian dengan RKT
4) Kesesuaian dengan Road Map pengembangan infrastruktur Papua
• PEDOMAN REVIEW MEDIUMLIST: Bersama K/L dan Pemda dalam Konfirmasi Pusat-Daerah
• PEDOMAN REVIEW SHORTLIST: Bersama pemerintah provinsi
PEDOMAN REVIEW CEPAT USULAN DAK 2018
1. Kesesuaian detail usulan dengan menu DAK Afirmasi Transportasi
Review pada tahap longlist ini dilakukan dengan cara melakukan DROP terhadap usulan :
• Kabupaten/Kota yang diusulkan tidak termasuk dalam list 181 Kab/Kota Lokasi prioritas DAKAfirmasi yaitu Kab Muna dan Kab Kab. Penukal Abab Lematang Ilir
• Output yang diusulkan tidak sesuai dengan Menu DAK Afirmasi Transportasi
• Dari hasil review telah menghasilkan penurunan sebanyak 533 usulan dan Rp 118.9 Triliun
HASIL REVIEW LONG LIST (BAPPENAS) - 1
MENUOUTPUT ALOKASI (Rp juta))
SEMULA MENJADI_1 SEMULA MENJADI_1
Moda 1.235 1.124 11.396.418 9.532.204
Jalan Non Status 625 488 118.131.201 2.899.016
Dermaga dan Tambatan Perahu 564 279 3.841.465 1.994.444
TOTAL 2.424 1.891 133.369.084 14.425.664
Selisih ( - ) 533 118.943.421
HASIL REVIEW LONG LIST (BAPPENAS) - 1
• Penyediaan Rambu-Rambu LLAJ• Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat
pengujian kendaraan bermotor• Perpanjangan Runway• Rehabilitasi/Renovasi Kolam Indukan di
Balai Benih Ikan• Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Rawa D.I.R Terentang• Rehabilitasi Tempat Pelelangan Ikan Tukak• Radio Komunikasi Fish Finder• Rehabilitasi Tangga Steigher Kantor Camat
Tanah Pinoh• Penyusunan Rencana Tata Ruang Satuan
Permukiman (RTSP) Sui. Sapak
OUTPUT TIDAK RELEVAN
• Pembangunan Pemukiman BaruTransmigrasi Nasional dan Lokal di KabWaropen DAK Perumahan & Permukiman
• Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik(SPALD) Terpusat di Kampung Muara KabKab. Puncak Jaya DAK afirmasi sanitasi
• Pengadaan dan Pemasangan Jaringan PipaAir Minum di Kampung Kalome di Kab. Puncak Jaya DAK afirmasi sanitasi
OUTPUT RELEVAN DENGAN DAK AFIRMASI LAINNYA
OUTPUT YANG SALAH KAMAR DIALIHKAN KE BIDANG DAK AFIRMASI LAINNYA YANG
MEMILIKI OUTPUT YANG SESUAI
1. Kesesuaian detail usulan dengan menu DAK Afirmasi Transportasi
HASIL REVIEW LONG LIST (BAPPENAS) - 2
2. Kewajaran Usulan Alokasi
• Review pada tahap-2 (longlist) ini dilakukan untuk menilai kewajaran alokasi, dengan cara melakukanSMOOTHING terhadap usulan yang memiliki nilai alokasi lebih dari Rp 50 Miliar. Usulan yang memiliki nilaialokasi > 50 miliar akan dirasionalisasi sesuai dengan unit cost (maksimal)
• Berdasarkan unit cost DAK Afirmasi Transportasi TA 2017, dapat dihasilkan rasionalisasi anggaran yang nilainya> Rp 50 M per output menjadi sebesar Rp 3.6T
• Diperlukan kesepakatan unit cost TA 2018 berdasarkan data tahun 2017
MENUALOKASI “MENJADI_1”
(setelah drop)(Rp juta)
ALOKASI “MENJADI_2” (Rp juta)
Moda 9.532.204 7.842.140
Jalan Non Status 2.899.016 1.957.331
Dermaga dan Tambatan Perahu 1.994.444 995.444
TOTAL 14.425.664 10.794.915
Selisih ( - ) 3.630.749
Harga Satuan Menu DAK Transportasi Perdesaan Tahun 2017
No. Jenis Moda Harga Satuan
I Moda Transportasi Air
1 Kapal Angkutan Sungai/Danau :
a. Kapal Mesin 15 PK 60-100 juta
b. Kapal Mesin 40 PK 100-150 juta
2 Kapal Penumpang :
a. 11 Meter ,2 Mesin 250 HP 4 Stroke Kapasitas 22 Orang 2.5 – 5 Miliar
II Moda Transportasi Darat
1 Mobil Double Gardan 500-600 juta
2 Mobil Single Gardan 400-500 juta
3 Mobil Pick Up 200-350 juta
4 Minibus/Microbus 300-500 juta
III Dermaga Rakyat/Tambatan Perahu
1 Dermaga Rakyat 1,5 Milliar - 7 Milliar
2 Tambatan Perahu (laut) 300 Juta - 1 Milliar
IV Jalan non status 1,2-3 Miliar per km
Jembatan non status 100-200 jt per meter
ESTIMASI UNIT COST
3. Kesesuaian output dengan tipologi wilayah
HASIL REVIEW LONG LIST (BAPPENAS) - 3
JUMLAH OUTPUT PER MENU
TIPOLOGI/KARAKTERISTIK KAWASANTOTAL
AIR DARAT DARAT DAN AIR
Jalan Non Status 172 540 412 1.124
Dermaga dan Tambatan Perahu
131 151 206 488
Moda 51 111 117 279
TOTAL 354 801 735 1.891
Kabupaten yang memiliki tipologi Perairan, jumlah usulan Jalan Non Status masih lebih besar dibandingkandermaga/tambatan perahu. Contoh: Sumba Timur, Lombok Barat, dan Rote Ndao yang memiliki karakteristik PKTmayoritas mengusulkan pembangunan jalan non-status diperlukan konfirmasi dengen pemerintah daerahuntuk prioritas penanganan jalan non status; dermaga/tambatan perahu dan moda air untuk mendukungkonektivitas kawasan dengan tipologi perairan.
Kabupaten yang memiliki tipologi Daratan, masih ada yang belum mengusulkan jalan non status. Contoh: BovenDigoel dan Dogiyai, tidak mengusulkan pada menu moda dan jalan non-status. Padahal beberapa distrik dikabupaten tersebut belum tersambung
HASIL REVIEW LONG LIST (BAPPENAS) - 4
4. Penyusunan Peta 181 Kabupaten & Kecamatan
untuk penilaian konsistensi kecamatan prioritas (lokpriperbatasan, kawasan transmigrasi, kecamatan dengan desatertinggal >50% )
untuk melihat integrasi antara jaringan jalan non status yangakan dibangun melalui DAK Afirmasi Transportasi dengan:
o jalan berstatus diatasnya,
o dengan pusat pelayanan dasar (sekolah dan puskesmas),
o dengan pusat aktivitas ekonomi
Keterangan legenda:
• Kebutuhan air minum Sumber Air Minum sebagian besar dariair hujan, danau sungai maupun kolam
• Kebutuhan jalan Lalu lintas antar desa melalui darat tetapi tidakdapat dilalui kendaraan roda 4 atau lebih sepanjang tahun
• Kebutuhan asrama SMA Desa yang tidak ada SMA sederajatdengan jarak menuju SMA lebih dari 14 km.
• Kebutuhan puskesmas Desa yang tidak terdapat puskesmas,dengan jarak lebih dari atau sama dengan 4 km dengan akses yangsulit atau sangat sulit
Jalan Eksisting
Kawasan Perbatasan-Daerah Tertinggal
Provinsi KabupatenKecamatan
TransmigrasiKecamatan Usulan Menu Usulan
Jambi Tanjung Jabung Timur
GERAGAI, DENDANG, MUARA SABAK BARAT
Kecamatan Dendang Dermaga
Jambi Tanjung Jabung Timur
Kecamatan Mendahara, Kecamatan Rantau Rasau, Kecamatan Nipah Panjang,Kecamatan Mendahara Ulu,Kecamatan Kuala Jambi
Jalan Non Status
Kalimantan Tengah Kapuas KAPUAS MURUNG, MANTAGAI
Kapuas Murung, Mantagai Dermaga
Kalimantan Tengah KapuasDADAHUP
Dadahup Moda
Kalimantan Tengah Kapuas Basarang, Dermaga
Kalimantan Tengah Kapuas Bataguh, Pasak Talawang, Mandau Talawang, Timpah, Pulau Petak, Kapuas Hilir, Mantangai, Selat, Kapuas Tengah
Moda
• Usulan kegiatan tidak berlokasi di kawasan transmigrasi (kecamatan transmigrasi tidak diusulkan, sedangkankecamatan diluar kawasan transmigrasi diusulkan)
HASIL REVIEW LONG LIST (BAPPENAS) – 5CONTOH REVIEW KESESUAIAN LOKASI KECAMATAN DI KAWASAN TRANSMIGRASI
HASIL REVIEW LONG LIST (BAPPENAS) – 5CONTOH REVIEW CEPAT USULAN DI PULAU-PULAU KECIL TERLUAR
No Kabupaten Moda(unit)
Dermaga(unit)
Jalan(Km)
1 Sumba Timur - - 89.6
2 Sabu Raijua - 2 -
3 Nias 8 - 17
4 Anambas - 4 -
5 Mentawai 7 20 -
6 Maluku Barat Daya - - -
7 Kepulauan Bintan 1 - 9
8 Minahasa Utara 1500 - -
9 Nunukan - - 3
10 Halmahera Tengah 15 150 13
11 Lombok Barat 12 6 104
12 Rote Ndao 4 6 145
• Usulan menu tidak sesuai karakteristik daerah kepulauan (Sumba Timur, Lombok Barat, Rote Ndao)• Jumlah usulan per menu terlalu besar (minahasa utara, halmahera tengah)
HASIL REVIEW LONG LIST (BAPPENAS) – 5CONTOH REVIEW CEPAT USULAN DI PAPUA
• Boven Digoel dan Dogiyai, tidak mengusulkan pada menu moda dan jalan non-status. Padahalbeberapa distrik di kabupaten tersebut belum tersambung. Hanya ada usulan dermaga dan tambatanperahu. Intan Jaya yang relatif terisolir juga tidak mengusulkan jalan non-status dan dermaga, hanyamengusulkan 5 unit moda.
• Kabupaten yang bertipologi perairan, seperti Kepulauan Yapen dan Supiori tidak mengusulkandermaga/tambatan perahu.
• Pembangunan Jalan Non Status masih diprioritaskan di Ibukota Kecamatan seperti Distrik Dekai(Yahukimo) dan Distrik Kobakma (Mamberamo Tengah), belum tmenjangkau distrik-distrik terisolir
• Kabupaten yang usulannya overload:
Kab ModaDermaga/
Tambatan Perahu
Nabire 155.806 (m/m2)
Yahukimo 35.821 (unit/m/m2) 511.258 (m/m2)
Mimika 40.906 m2
• Justru kabupaten dengan kondisi terisolir“yang seharusnya” membutuhkanintervensi lebih besar, justru usulannyaminim, seperti Intan Jaya, Dogiyai,Tambrauw, dan Mappi.
HASIL REVIEW LONG LIST (BAPPENAS) – 5Contoh Usulan Menu Jalan Kabupaten Tertinggal dengan % Desa terluas
aspal/beton dibawah 50%
No Kabupaten Moda(unit)
Dermaga(unit)
Jalan(Km)
1 Landak - 30 -
2 Bengkayang - 74 -
3 Ketapang - 30 -
4 Sintang 4 8 109
5 Timor Tengah Selatan 14 - 25
6 Manggarai Barat 115 - 62
7 Lampung Barat 112 - 60
• Terdapat kabupaten yang tidak mengusulkan pembangunan/peningkatan jalan (Landak, Bengkayang, Ketapang)
• Terdapat kabupaten yang mengusulkan menu lain lebih besar dibanding dengan usulan jalan (Manggarai Barat dan Lampung Barat)
REPUBLIK INDONESIA
Slide - 55
Provinsi Kabupaten dermaga dan tambatan perahumoda transportasi darat dan
perairan
jalan non-status, atau jalan
dan jembatan non-statusKeterangan
Provinsi Aceh Kab. Aceh BesarKec. Peukan Bada,Kec. Peukan Bada Kec. Pulo Aceh, Kec.Lembah
Seulawah, Kec. Lhoong, Kec.
Peukan Bada,Kec. Pulo Aceh, Kec.
Peukan Bada
Kec. Indrapuri-Kuta
Malaka,Kuta Cot Glie,Kuta
Baro,Indrapuri,Mesjid
Raya,Lembah Seulawah,Ingin
Jaya,Kota Jantho,Darul
Imarah,Kr. Barona Jaya
Lokpri dengan perbatasan
Laut
Hanya satu kecamatan:
Pulo Aceh
Riau Kab. Bengkalis Bengkalis, Bantan, Bukit Batu,
Rupat, Rupat Utara, Pinggir,
Bandar Laksamana dan Talang
Muandau,Bengkalis, Mandau dan
Bathin Solapan,Bengkalis, Rupat
dan,Pinggir, Rupat, Bengkalis,
Mandau, Bathin Solapan dan
Talang Muandau
Mandau dan Pinggir Lokpri dengan perbatasan
Laut.
Terdapat di 4 kecamatan:
Bengkalis,
Bantan,
Bukit Batu,
Rupat,
Rupat Utara,
Provinsi
Kalimantan
Barat
Kab. Sambas Kecamatan Jawai,Kecamatan Jawai,Kecamatan
Jawai,Kecamatan Galing , Kecamatan Jawai
Selatan, Kecamatan Galing ,Kecamatan
Jawai,Kecamatan Jawai,Kecamatan Galing
,Kecamatan Galing ,Kecamatan Salatiga,Kec.
Sambas,Kecamatan Sejangkung ,Kec.
Sebawi,Kec. Tebas,Kec. Pemangkat,Kec. Jawai
selatan,Kec. Paloh,Kec. Paloh,Kc.
Tangaran,Kec. Tangaran,Kecamatan
Jawai,Kecamatan Jawai,Kecamatan
Jawai,Kecamatan Galing , Kecamatan Jawai
Selatan, Kecamatan Galing ,Kecamatan
Jawai,Kecamatan Jawai,Kecamatan Galing
,Kecamatan Galing ,Kecamatan Salatiga,Kec.
Sambas,Kecamatan Sejangkung ,Kec.
Paloh, Sambas, Sajad, Selakau
Timur , Sejangkung ,Kec.
Galing,Kec. Teluk Keramat,Kec.
Galing
Lokpri dengan perbatasan
Darat.
Terdapat di 1 kecamatan:
Sajingan Besar
Provinsi Papua Kab. Keerom SENGGI, TOWE, KEISENAR ARSO, ARSO BARAT, ARSO TIMUR,
SKANTO, WARIS, WEB, YAFFI,
SENGGI,KAISENAR, SENGGI,
TOWE
YAFFI,ARSO TIMUR, WARIS Lokpri dengan perbatasan
Darat.
Terdapat di 5 kecamatan:
Sajingan Besar, Web, Senggi,
• Usulan tidak mengarahke kecamatan Lokpri,misal di KabupatenSambas
• Tipologi Lokpri denganperbatasan laut namunbanyak mengusulkan dimenu jalan non status.
• Jumlah Usulan terlalubanyak dan tidakspesifik ke lokasiprioritas
HASIL REVIEW LONG LIST (BAPPENAS) – 5CONTOH REVIEW CEPAT USULAN DI KAWASAN PERBATASAN
MEKANISME PENGALOKASIAN DAK AFIRMASI TRANSPORTASI
DATA TEKNIS
Terdapat 2 (dua) jenis form penilaian proposalDAK Afirmasi Transportasi Perdesaan TA 2018,sebagai berikut:
1. Form 1. Data Teknis Pendukung DAK AfirmasiTransportasi Perdesaan TA 2018, yangdigunakan untuk menghitung estimasidistribusi alokasi DAK Afirmasi TransportasiPerdesaan TA 2018 per Kabupaten/kota.
2. Form 2. Verifikasi Usulan Kegiatan DAKAfirmasi Transportasi Perdesaan TA 2018,yang digunakan untuk menilai skala prioritasusulan kegiatan dalam proposal DAK AfirmasiTransportasi Perdesaan TA 2018.
KONSEP DAK AFIRMASI TRANSPORTASI TAHUN 2018 (4/4)
NO DATA TEKNISVOLUM
ESATUAN
SATUAN(1.
Pembangunan; 2.
Peningkatan)
PEMANFAATAN (disebutkan pusat pendidikan/ kesehatan/ ruas jalan paralel perbatasan/ desa terisolir/ kawasan transmigrasi yang dituju)
KETERANGAN
Akses Menuju
Pusat Pendidika
n
Akses Menuju
Pusat Kesehatan
Akses Menuju
Pusat Distribusi
Akses Menuju
Desa Terisolir
Akses Menuju
PPKT
Akses Menuju Kawasan
Transmigrasi
Terhubung langsung dengan status
jaringan jalan di atasnya
Akses Menuju
Jalan Paralel
Perbatasan
Jalan Penghubung PLB/N dengan Ibukota
Kecamatan
Akses Pusat Produksi di dalam PKSN
A Ruas jalan dan jembatan non status penghubung antar desa
Km
123
B Moda transportasi darat / perairan unit123
C Dermaga rakyat/ tambatan perahu unit123
FORM 2. VERIFIKASI USULAN KEGIATAN DAK AFIRMASI TRANSPORTASI TA 2018
MEKANISME PEMBOBOTAN DAK AFIRMASIT RANSPORTASI
Alokasi Per Kabupaten(Form 1)
181 Kab/Kota
50%
20%
30%
LOKASI
KESESUAIAN PROPOSAL
KRITERIA TEKNIS
Daerah Tertinggal (122)
Perbatasan (43)
Transmigrasi (39)
PPKT (44)
Papua (40)
20%
30%
20%
10%
20%
Pelayanan Dasar
Ekonomi
Desa Tertinggal
30%
30%
40% Lokpri
Jalan Paralel
PKSNMenuju Kawasan
Dalam Kawasan
60%
40%
Output
Alokasi
?
?
Distribusi Output (pemanfaatan)(Form 2)
Pembobotan Alt 1: setiap wilayah mendapat bobot SAMA Alt 2: setiap wilayah mendapat bobot BERBEDA sesuai urgensi & cakupan wilayah SEPAKAT
Pelayanan Dasar
Ekonomi
Desa Tertinggal
30%
30%
40%
30%
20%
40%
10%PLBN
RENCANA PENANGANAN JALAN NON STATUS
59
Jalan Non-Status jalan di kabupaten/kota, yang belum tercantum ke dalam SK/draft SK jalan kabupaten/kota, namun bersifat strategis untuk menghubungkanantar Pusat Kegiatan Lokal dan/ Pemenuhan pelayanan Dasar
Diperlukan REFERENSIkebutuhan jalan nonstatus di daerahafirmasi
Dalam bentuk : Suratbersama Bappenas(Dir DTTP) denganKemendes (Karoren)dan BNPP (Karoren) untuk disepakatibersama
Diperlukan Rencana Penanganan
Pemetaan Jaringan Jalan Non Status(secara digital)
Pengesahan seluruh jalan oleh Pemda (SK)
Ditangani oleh DAK Bidang Jalan
Diperlukan penanganan Jalan Non-Status di daerah
tertinggal, perbatasan, kawasan transmigrasi, dan
PPKT melalui DAK Afirmasi hingga seluruh
jalan berstatus Jalan Kabupaten/Kota
RENCANA PENANGANAN JANGKA PENDEK
RENCANA PENANGANAN JANGKA PANJANG
Catatan Umum
1. Akan dibentuk Sekber DAK Afirmasi di Kemendes yang melibatkan lintas sektor
2. Akan disusun rekomendasi kebutuhan DAK Afirmasi kepada Dir Otda dan Dir Perimbangan Keuangandalam 2 tahapan yaitu:
o Sebelum adanya distribusi pagu DAK sebagai masukan bagi pemerintah dalam penyusunanalokasi DAK per bidang
o Setelah adanya distribusi pagu DAK per bidang sebagai masukan bagi pemerintah dalampenyusunan alokasi DAK Afirmasi per kabupaten/kota
3. Diperlukan SK Bupati tentang jalan strategis daerah calon jalan Kabupaten agar pada tahunberikutnya dapat dialokasikan anggaran pemeliharaan yang berasal dari DAK jalan dimasukandalam juknis DAK Afirmasi Transportasi 2018
4. Pembangunan jalan nonstatus di Ditjen PDT dan PDTu mengacu pada daftar kebutuhan jalan nonstatus yang tidak dapat tertangani melalui DAK Afirmasi Transportasi
5. Diperlukan REFERENSI kebutuhan jalan non status di daerah afirmasi dalam bentuk Surat BersamaBappenas (Dir DTTP) dengan Kemendes (Karoren) dan BNPP (Karoren) untuk disepakati Bersama
TINDAK LANJUT
Terkait 5 bidang DAK Afirmasi
1. Bappenas, Kemendesa, PDTT dan Settap BNPP menyusun rekomendasi kebutuhan prioritas 5 bidangDAK Afirmasi dan menyampai hasilnya kepada K/L dan Direktorat sektor pengelola DAK Afirmasi
o Menyampaikan rekomendasi usulan 5 bidang DAK Afirmasi yang sangat prioritas dalampembangunan daerah tertinggal, transmigrasi dan perbatasan. Rekomendasi maksimal 10 usulanper kabupaten dan diurutkan berdasarkan skala prioritas, dengan dukungan penjelasandata/informasi sebagai justifikasi teknis Usulan maksimal disampaikan kepada Dit DTTPBappenas pada 13 Juni 2017
o Menyampaikan rekomendasi output yang salah kamar untuk dialihkan ke bidang DAK afirmasilainnya yang memiliki output yang sesuai
2. Pembahasan konsep Pedoman Tata Kelola untuk seluruh DAK afirmasi (6 bidang)
3. Rapat koordinasi Pedoman Tata Kelola & penyampaian rekomendasi kebutuhan prioritas DAKAfirmasi dengan Direktorat Pengampu DAK di Bappenas & K/L teknis
TINDAK LANJUT
Terkait DAK Afirmasi Transportasi
1. Bappenas, Kemendesa, PDTT dan Settap BNPP melakukan review kesesuaian usulan hingga level kecamatan, untukmemastikan alokasi DAK Afirmasi diprioritaskan bagi kecamatan yang tertinggal dan terisolir.
2. Melakukan review usulan untuk melihat kesesuai dengan dokumen perencanaan Nasional (STRANAS PPDT, RenaksiPerbatasan, RKT). Review ini dilakukan oleh masing-masing Kementerian/Lembaga (Kemendes PDTT dan BNPP)sesuai dengan bidangnya.
3. Menyampaikan hasil review kepada Dir Otda dan Dir Perimbangan Keuangan (13 Juni 2017)
A. Menyampaikan daftar rekomendasi “selected” daerah yang diberi kesempatan untuk menyampaikan usulan DAKtambahan, yaitu maksimal 91 kab/kota (50%), dan maksimal 10 usulan prioritas per kab/kota. Kriteriakabupaten yang diberikan kesempatan mengusulkan ulang adalah:
• Kabupaten/Kota prioritas yang belum mengusulkan DAK Afirmasi Transportasi (12 kab/kota)
• Kabupaten/Kota prioritas yang telah mengusulkan DAK Afirmasi Transportasi tetapi tidak berlokasi dikecamatan prioritas (lokpri perbatasan, kawasan transmigrasi, kecamatan dengan desa tertinggal >50%)
• Kabupaten/Kota prioritas yang telah mengusulkan DAK Afirmasi Transportasi, telah sesuai dengankecamatan prioritas tetapi belum mengusulkan menu yang sesuai
• Telah mengusulkan di kecamatan prioritas tetapi dengan nilai yang terlalu rendah dan memiliki urgensi yangsangat tinggi (Contoh pembangunan jalan simpang merkak-bukit sidin di Sintang 12 km usulannya Rp 2juta)
TINDAK LANJUT
62
Contoh Rekomendasi daerah yang diberikan kesempatan untuk memberi usulan tambahan (diambil dari data excel sheet hasil penilaian)
Nama Kab Belum Mengusulkan DAK Afirmasi Transportasi
Belum Mengusulkan Kecamatan Prioritas
Belum Mengusulkan Menu Prioritas
Belum Mengusulkan Menu Prioritas dengan output & alokasi sesuai
Catatan
Musi Rawas Utara V Belum mengusulkan
Bangkalan V Belum mengusulkan
Dompu V Belum mengusulkan
Yahukimo V Jalan Non Status masih diprioritaskan di Ibukota Kecamatan Distrik Dekai, belum menjangkau distrik-distrik terisolir
Tanjung Jabung Timur V dermaga di Muara Sabak Barat bukan merupakan kawasan transmigrasi
Boven Digoel V Perlu usulan tambahan jalan non status untuk membuka keterisolasian wilayah
Sintang v Pembangunan jalan simpang merkak-bukit sidin 12 km di Kab Sintang, dengan usulan Rp 2 juta
B. Menyampaikan hasil medium list DAK Afirmasi Transportasi yang telah diurutkan sesuai prioritas dari sisi pemerintah pusat (nilai urgensi 1-4dengan tambahan catatan)
• PEDOMAN REVIEW LONGLIST: Bappenas (dating, papua, transmigrasi, perbatasan, PPKT)1) Di luar Output dicoret “Drop” (shading merah)2) Cek kewajaran alokasi “terlalu besar/ terlalu kecil/ wajar” disesuaikan dengan unit cost3) Penyusunan Peta Kabupaten & Kecamatan untuk penilaian konsistensi kecamatan dan untuk melihat integrasi antara jaringan jalan non
status yang akan dibangun melalui DAK Afirmasi Transportasi dengan jalan berstatus diatasnya, dengan pusat pelayanan dasar (sekolahdan puskesmas), dan dengan pusat aktivitas ekonomi
4) Cek konsistensi kecamatan di dan menuju katas, trans, PPKT5) Cek tipologi kawasan perairan, daratan, perairan-daratan (untuk penilaian % per output)6) Cek persentase kewajaran output dengan tipologi kawasan
• PEDOMAN REVIEW MEDIUMLIST: Trilateral Meeting Bersama K/L1) Kesesuaian dengan STRANAS PPDT & akan disusun peta prioritas penanganan jalan non status di daerah tertinggal (integrasi dengan
jaringan jalan berstatus & overlay dengan orientasi pemanfaatan)2) Kesesuaian dengan Renaksi Perbatasan/ Kajian kebutuhan jalan di perbatasan3) Kesesuaian dengan RKT4) Kesesuaian dengan Road Map pengembangan infrastruktur Papua
Hasil Kesesuaian dengan dokumen perencanaan kawasan (STRANAS, Renaksi, RKT, Road Map, dll) mengikuti SKALA 1-4 dibawah inidan dilengkapi dengan catatan sesuai concern K/L
1) 1. Tidak sesuai2) 2. Tidak sesuai, tetapi prioritas3) 3. Sesuai tapi prioritas rendah4) 4. Sesuai dan prioritas tinggi
• PEDOMAN REVIEW MEDIUMLIST: Bersama K/L dan Pemda dalam Konfirmasi Pusat-Daerah• PEDOMAN REVIEW SHORTLIST: Bersama pemerintah provinsi
TINDAK LANJUT
Terkait DAK Afirmasi Transportasi
4. Melakukan Rapat Bersama 181 Pemda penerima DAK Afirmasi unruk penyusunan REFERENSI prioritaspenanganan DAK Afirmasi Transportasi (s.d tahun 2019 atau selama 5 tahun)
o Alt 1 Mengundang Bappeda & Dinas PU, Perhubungan Kab/Kota & Provinsi dalam rangka pemetaanprioritas penanganan DAK Afirmasi Transportasi dengan estimasi waktu
o Alt 2 Mengundang Bappeda, Dinas PU, Perhubungan, Kesehatan, Pendidikan Kab/Kota & Provinsi dalamrangka sinkronisasi data dan kebutuhan penanganan DAK Afirmasi
TINDAK LANJUT
Jumlah Desk
Hari Durasi
Alternatif 1 5 2 20 menit
Alternatif 2 5 2,5 25 menit
Alternatif 3 5 3 30 menit
TERIMA KASIH