kdk lengkap kwil lena dyo

Upload: lena-priatna-dewi

Post on 20-Jul-2015

88 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis. Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak tidak hanya oleh orang perorang atau keluarga, tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota masyarakat. Untuk mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya yang harus dilaksanakan, yang satu diantaranya adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan diharapkan memenuhi faktor 3A 2C I dan Q, yaitu available, accesible, affordable, continue, comprehensive, integrated dan quality. (Wahyuni, A.S.) Sistem Kesehatan Nasional tahun 2004 menggariskan bahwa untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan nasional telah berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) strata pertama melalui puskesmas. Penyelenggaraan UKP akan diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali di daerah yang terpencil. (Asmah, N. 2008) Secara umum pelayanan kesehatan dibagi 2 yaitu pelayanan kesehatan personal atau pelayanan kedokteran dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kedokteran keluarga adalah termasuk dalam pelayanan kedokteran

2

dimana pelayanan dokter keluarga ini memiliki karakteristik tertentu dengan sasaran utamanya adalah keluarga. (Wahyuni, A.S.) Pelayanan dokter keluarga merupakan salah satu upaya penyelenggaraan kesehatan perorangan di tingkat primer untuk memenuhi ketersediaan, ketercapaian, keterjangkauan, kesinambungan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Diharapkan akan mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang hingga sekarang belum terselesaikan karena belum jelasnya bentuk sub sistem pelayanan kesehatan dan terkait dengan sub sistem pembiayaan kesehatan. (Asmah, N. 2008) Sistem dokter keluarga merupakan antisipasi perkiraan bergesernya status puskesmas menjadi sarana umum. Tugas puskesmas akan mengatur sanitasi dan lingkungan atau yang bersifat Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), sedangkan dokter keluarga menjadi private good, dokter akan menjadi bagian dari keluarga. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau merupakan sesuatu yang esensial, dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan model dokter keluarga diharapkan dokter keluarga sebagai ujung tombak dalam pelayanan kedokteran tingkat pertama, yang dapat berkolaborasi dengan pelayanan kedokteran tingkat kedua dan yang bersinergi dengan sistem lain. (Asmah, N. 2008) Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang banyak terjadi dan mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Pada keadaan ini dijumpai tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia lebih dari 50 tahun. Dan harus dilakukan pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali atau lebih untuk lebih memastikan keadaan tersebut. (WHO, 2001)

3

Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Di samping itu, penyebab hipertensi yang sering kali terjadi disebabkan oleh beberapa hal seperti aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah), keturunan. Hampir di setiap negara, hipertensi menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai.(WHO, 2001) Kasus yang dihadapi di keluarga yang kami kunjungi adalah hipertensi. Di Negara maju, seperti di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 50 juta penduduk Amerika memiliki tekanan darah yang tinggi. Angka kejadian klien hipertensi ini terus meningkat seiring dengan pertambahan usia dan biasanya penyakit hipertensi ini lebih sering menyerang usia 65 tahun daripada usia muda. (Universitas Sumatera Utara) Hipertensi merupakan salah satu pencetus terjadinya penyakit jantung, ginjal dan stroke. Berdasarkan riset kesehatan dasar (riskedas) 2007 prevalensi Hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 31,7 persen dari total jumlah penduduk dewasa (Dhuha, S. 2011). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh zamhir setiawan pada tahun 2004 menunjukkan prevalensi hipertensi di Pulau Jawa 41,9%, dengan kisaran di masing-masing provinsi 36,6% - 47,7%. Prevalensi di perkotaan 39,9% (37,0% - 45,8%) dan di perdesaan 44,1% (36,2% - 51,7%) (Setiawan, Z. 2008). Pelayanan kedokteran keluarga sebagai pelayanan kesehatan primer yang memberikan pelayanan kesehatan dengan karakteristiknya holistik, komprehensif, terpadu dan kesinambungan serta didukung oleh pengetahuan kedokteran terkini

4

memegang peran yang sangat besar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Pada pembinaan kasus kali ini akan dikemukakan mengenai penyakit, hipertensi, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

penatalaksanaannya baik dari segi genetik, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Mengingat sifat pengobatan penyakit ini yang harus terus dilakukan seumur hidup, maka peran serta keluarga akan sangat berpengaruh baik dalam menjamin kelangsungan terapi maupun pengontrolan kondisi penyakit kearah yang lebih baik sehingga perburukan ataupun komplikasi dapat dicegah. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan dokter keluarga agar penatalaksaan yang diberikan dapat optimal. Pembinaan ini penting dilakukan untuk mengetahui pendekatan kedokteran keluarga yang baik dan dapat optimal terutama pada kasus yang bersangkutan.

I.2

TujuanI.2.1.

Tujuan Umum

Mengetahui permasalahan kesehatan yang terjadi pada ibu Samsuti mengenai penyakit hipertensi secara komprehensif, holistik, dan

berkesinambungan Mengetahui pentingnya pendekatan kedokteran keluarga terhadap kesembuhanan ibu SamsutiI.2.2. Tujuan Khusus

Membantu keluarga untuk memahami fungsi-fungsi anggota keluarga (biologis, psikologis, sosial dan budaya, ekonomi, religius dan pendidikan).

5

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan pada pasien Hipertensi. Mengetahui peranan keluarga terhadap kesembuhan pasien Hipertensi

Membantu keluarga untuk dapat memecahkan permasalahan kesehatannya secara mandiri.

I.3

Manfaat

I.3.1. Manfaat untuk keluarga

Keluarga menjadi lebih memahami mengenai masalah kesehatan yang ada dalam lingkungan keluarga. Keluarga mampu untuk mengatasi permasalahan kesehatan keluarga secara mandiri.I.3.2. Manfaat untuk dokter muda.

a. Mendapatkan pengalaman belajar mengenai kedokteran keluarga b. Melatih mahasiswa-mahasiswi melakukan pendekatan kedokteran keluarga yang dapat diterapkan pada praktek kedokteran selanjutnya. c. Melatih mahasiswa-mahasiswi berkomunikasi yang baik dengan masyarakat. d. Dokter muda menjadi lebih memahami prinsip pendekatan kedokteran keluarga.

I.3.3. Manfaat untuk Tenaga Kesehatan Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan agar setiap memberikan penatalaksanaan kepada pasien hipertensi dilakukan secara holistic dan komprehensif serta mempertimbangkan aspek keluarga dalam kesembuhan.

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1

Kedokteran Keluarga

II.1.1. Ilmu Kedokteran Keluarga

7

llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (Wahyuni, A.S). Ilmu kedokteran keluarga mempelajari tentang (Anonim) : a. Dinamika kehidupan keluarga dalam lingkungannya b. Pengaruh penyakit dan keturunan terhadap fungsi keluarga c. Pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya penyakit serta permasalahan kesehatan keluarga d. Berbagai cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi keluarga dalam keadaan normal. II.1.2 Dokter Keluarga Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Wahyuni, A.S). Definisi Dokter Keluarga menurut Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P. dalam jurnal General Practice Time for A New Definition, BMJ; 320:3547. 2000, Dokter Keluarga adalah (Anonim) :

8

a. Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistem pelayanan kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua masalah yang mungkin dimiliki pasien. b. Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya ataupun karakter personal dan sosialnya, dan

memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dalam sistem pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin kepentingan pasien. c. Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan, diagnosis, pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan memadukan ilmu-ilmu biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis II.1.3 Pelayanan Kedokteran Keluarga Pelayanan kesehatan/asuhan medis yang didukung oleh pengetahuan kedokteran terkini secara menyeluruh (holistik), paripurna (komprehensif) terpadu, berkesinambungan untuk menyelesaikan semua keluhan dari pengguna jasa/pasien sebagai komponen keluarganya dengan tidak memandang umur, jenis kelamin dan sesuai dengan kemampuan sosialnya (Anonim). Prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan dalam penyelenggaraan kedokteran keluarga adalah : Kontak Pertama (first contact), Pelayanan Bersifat Pribadi (personal care), Pelayanan Paripurna (comprehensive care), Pelayanan Menyeluruh (holistic care), Pelayanan terpadu (integrated care), Pelayanan Berkesinambungan (countinuous care), Prioritas pada

Pencegahan (prevention first), Koordinatif dan Kolaborasi, Berorientasi

9

pada Keluarga dan Komunitas (family and community oriented). (Ditjen BUK Kemenkes RI, 2011)a. Kegiatan yang dilaksanakan :

Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services). Karakteristik cmc : 1. Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat.2. Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak

ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu). 3. Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan

kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.4. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya

dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik).b. Tugas dokter keluarga, meliputi :

1.

Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna,

menyeluruh dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan.

10

2.

Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara

cepat dan tepat 3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada

pasien pada saat sehat dan sakit. 4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan

keluarganya5.

Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya

peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi 6. 7. Menangani penyakit akut dan kronik Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim

ke rumah sakit 8. Tetap bertanggung jawab atas pasien yang dirujukkan ke

dokter spesialis atau dirawat di rumah sakit 9. 10. Memantau pasien yang telah dirujuk atau dikonsultasikan. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi

pasienya 11. Mengkoordianasikan pelayanan yang diperlukan untuk

kepentingan pasien 12. 13. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar Melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu

kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus

11

c. Seorang dokter keluarga dalam menjalankan tugasnya memiliki

beberapa wewenang, diantaranya adalah : 1. Melakukan pelayanan tingkat primer sesuai kebutuhan

wilayah 2. Melakukan tindakan pra-bedah, bedah minor, perawatan

pasca bedah di unit pelayanan kesehatan tingkat primer 3. 4. 5. Atasi keadaan gawat darurat tingkat awal Melakukan perawatan sementara Memberikan surat keterangan medik

d. Sasaran Pelayanan Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga. e. Manfaat yang dapat dirasakan dengan adanya pelayanan kedokteran keluarga antara lain, yaitu : 1. Terselenggaranya penanganan kasus penyakit sebagai seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang

manusia

disampaikan 2. Terselenggaranya pelayanan pencegahan penyakit dan

dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan

12

3.

Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturanya akan

lebih baik dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini. 4. Akan dapat diselenggarakanya pelayanan kesehatan yang

terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah lainya.5.

Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan,

maka segala keternagan tentang keluarga tersebut baik keterangan kesehatan ataupun keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang diahadapi 6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang

mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis7.

Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit

dengan tata cara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan baiaya kesehatan 8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan

kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan

II.2

Hipertensi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik 90 mmHg. (Mansjoer, A. 2001). Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dapat diklasifikasikan sesuai derajat keparahanya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai

13

hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer dan esensial hampir (90% dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali sering kali dapat diperbaiki. (JNC IV.2001) II.2.1 Etiologi dan Epidemiologi Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu : (Mansjoer, A. 2001) 1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak

diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. 2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar

5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti gangguan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal,

hiperaldosterinisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain. Selain penyebab yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi keadaan hipertensi, diantaranya adalah : Usia Tekanan darah cenderung rendah pada usia remaja dan mulai meningkat pada masa dewasa awal, kemudian meningkat lebih nyata

14

pada masa pertumbuhan dan pematangan fisik di usia dewasa akhir sampai usia tua dikarenakan sistem sirkulasi darah akan terganggu karena pembuluh darah sering mengalami sumbatan, dinding

pembuluh darah akan menjadi keras dan tebal serta berkurangnya elastisitasnya pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Jenis Kelamin Kejadian hipertensi biasanya lebih banyak menyerang lakilaki daripada wanita, dikarenakan laki-laki memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan darah. Wanita dewasa memilik prevalensi hipertensi yang lebih tinggi dari pada laki-laki, hal ini umumnya disebabkna karena perempuan mengalami kehamilan dan menggunakan alat kontrasepsi hormonal. Obesitas Obesitas merupakan penumpukan lemak yang melebihi batas normal, tetapi orang yang berat badannya melebihi batas normal belum tentu tergolong obesitas, karena besar kecilnya perawakan dan postur tubuh juga berpengaruh. Obesitas akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematangan penyakit berikut : penyakit jantung, stroke, ginjal, batu empedu dan sirosis hati. Bila berat badan meningkat diatas berat badan normal, maka risiko hipertensi akan menigkat pula. Penurunan berat badan dan pengaturan berat badan efektif untuk hipertensi. Bila berat badan turun, maka volume darah

15

total juga berkurang. Hormon-hormon yang berkaitan dengan tekanan darah berubah dan tekanan darah menurun. Asupan garam berlebih Asupan garam dalam hal ini natrium meningkat

menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan volume darah, sehingga jantung harus memompa lebih keras karena ruang semakin sempit akibat terjadi hipertensi. Mengkonsumsi garam sebanyak 3 gram atau kurang tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sebanyak 7 8 gram menyebabkan tekanan darah mengalami peningkatan. Keturunan Semakin dekat hubungan darah atau keturunan seseorang dengan orang yang mengidap hipertensi, semakin besar

kemungkinanya orang tersebut terkena hipertensi. Jika salah satu orang tua menderita hipertensi atau pernah menderita stroke sebelum usia 70 tahun, maka risiko terkena hipertensi adalah 1 : 3 Stress Stress dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan apabila stress telah hilang maka tekanan darah akan kembali normal. Orang dengan stress memiliki risiko terkena hipertensi sebesar 1,6 kali dibandingkan dengan orang yang tidak stress Konsumsi alkohol

16

Peningkatan kadar kolesterol dan peningkatan sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam meningkatkan tekanan darah. Efek terhadap tekanan darah akan tampak apabila mengkonsumsi alkohol 2 3 gelas tiap hari dengan ukuran standar. Gaya hidup. Dalam mengatur gaya hidup sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari ataumengatur gaya hidup yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi. Pengaturan gaya hidup antara lain mengatur pola makan yang sehat, melakukan aktivitas fisik yang cukup, menghindari stress berlebih, menghindari stress yang berlebih, istirahat yang cukup, makan secara teratur, menghentikan atau mengurangi kebiasaan merokok, menghentikan atau mengurangi kebiasaan minum-minuman beralkohol. Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang, tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6 15 % pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Saat ini penyakit degenaratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. (Epidemiologi hipertensi.2008) Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini

17

didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Prevalensi hipertensi dalam masyarakat Indonesia cukup tinggi meskipun tidak setinggi di negara-negara yang sudah maju yaitu sekitar 10%. Penanganan penderita hipertensi di Indonesia masih belum baik dan drop out terapi masih cukup tinggi, sehingga tidak mengherankan bila komplikasi hipertensi masih sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Untuk golongan umur 45 tahun keatas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Tujuan program penanggulangan penyakit kardiovaskular adalah mencegah peningkatan jumlah penderita risiko penyakit kardivaskuler dalam masyarakat dengan menghindari faktor penyebab seperti hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, merokok, stress dan lain-lain. (Edi Sugiyanto. 2007) II.2.2 KlasifikasiPenyakitHipertensi.Tabel 1. Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII (National High Blood Pressure Education Program) Tekanan Klasifikasi tekanan darah Normal Prehipertensi darah sistolik (mmhg) < 120 Tekanan darah diastolic (mmhg)