kdk obsgyn

43
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki angka kematian ibu (AKI) paling tinggi se-Asia Tenggara, yaitu 262 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010. Angka kematian ibu di Indonesia menunjukkan penurunan, tetapi masih jauh dari target nasional dalam menurunkan AKI. Target AKI merupakan suatu komitmen internasional dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang memiliki 8 target yang salah satu targetnya adalah menurunkan angka kematian ibu. Target AKI untuk Indonesia adalah sebesar 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Saat ini angka kematian ibu di Jawa Tengah pada tahun 2010 mencapai 104,97/100.000 kelahiran hidup. Angka ini cenderung menurun bila dibandingkan dengan AKI tahun 2008 dan 2009 yaitu sebesar 114,42/100.000 dan 117,02/100.000 kelahiran hidup. Namun pada tahun 2011 terjadi paningkatan AKI di Jawa Tengah, yaitu sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. 1,2,3 Gambar 1. Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 1

Upload: innef

Post on 22-Jan-2016

116 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Kdk Obsgyn

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki angka kematian ibu (AKI) paling tinggi se-Asia

Tenggara, yaitu 262 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010.

Angka kematian ibu di Indonesia menunjukkan penurunan, tetapi masih jauh dari

target nasional dalam menurunkan AKI. Target AKI merupakan suatu komitmen

internasional dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang memiliki 8

target yang salah satu targetnya adalah menurunkan angka kematian ibu. Target

AKI untuk Indonesia adalah sebesar 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Saat ini angka kematian ibu di Jawa Tengah pada tahun 2010 mencapai

104,97/100.000 kelahiran hidup. Angka ini cenderung menurun bila dibandingkan

dengan AKI tahun 2008 dan 2009 yaitu sebesar 114,42/100.000 dan

117,02/100.000 kelahiran hidup. Namun pada tahun 2011 terjadi paningkatan

AKI di Jawa Tengah, yaitu sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup.1,2,3

Gambar 1. Angka Kematian Ibu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

Departemen Kesehatan menyusun rencana jangka panjang untuk

menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi baru lahir yang

dikenal dengan sebutan Making Pregnancy Safer (MPS).Terdapat tiga pesan

kunci MPS, yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih,

setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, dan

setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan

yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.4

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan

terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun

terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun

nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Ibu

1

Page 2: Kdk Obsgyn

hamil rentan mengalami berbagai risiko. Sebanyak 62,3% ibu hamil dapat

mengalami anemia, 27,6% ibu hamil mengalami KEK (Kurang Energi Kronis),

6-10% mengalami preeklampsia, dan 4% dapat mengalami diabetes gestasional.

Oleh karena itu, untuk mencegah komplikasi pada ibu hamil diperlukan suatu

pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Antenatal Care. Antenatal Care

adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu

dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap

penyimpangan yang ditemukan.5

Ada 7 standar minimal pemeriksaan pada antenatal care yang dikenal

dengan 7 T yaitu, menimbang berat badan dan tinggi badan; mengukur tekanan

darah; mengukur tinggi fundus uteri; pemberian imunisasi tetanus toxoid;

pemberian tablet Fe, pemeriksaan laboratorium rutin (Hb, protein urin, gula

darah, dan hepatitis B) dan khusus (HIV, sifilis, TBC, thalasemia); temu wicara

(konseling).

Selain pemeriksaan rutin yang wajib dilaksanakan oleh ibu hamil, perlu

dilaksanakan pendekatan keluarga atau yang disebut dengan pendekatan

kedokteran keluarga agar setiap penatalaksanaan pasien dalam hal ini ibu hamil

dapat lebih komprehensif dan berkesinambungan.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui

penatalaksanaan pada ibu hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum, usia

tua, dan kehamilan risiko tinggi dengan pendekatan kedokteran keluarga.

1.3. Manfaat

Penyusunan laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi media belajar

bagi mahasiswa agar dapat melaksanakan praktek kedokteran keluarga secara

langsung kepada pasien ibu hamil risiko tinggi.

2

Page 3: Kdk Obsgyn

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kehamilan Risiko Tinggi

2.1.1.Definisi

Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan

untuk terjadinya suatu keadaan gawat yang tidak diinginkan dikemudian hari,

misalnya terjadinya kematian, kesakitan atau kecacatan pada ibu dan bayinya.5

Faktor risiko adalah karasteristik atau kondisi pada seseorang atau

sekelompok ibu hamil yang dapat menyebabkan peluang atau kemungkinan

terjadinya kesakitan atau kematian pada ibu dan atau bayinya. Untuk itu

dibutuhkan sekali kegiatan skrining adanya faktor risiko pada semua ibu hamil

sebagai komponen penting dalam perawatan kehamilan.5,6

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan

terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun

terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun

nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas normal. Dari

definisi tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok risiko tinggi cenderung

akan mengalami mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi baik pada ibu

maupun pada bayinya.7

Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian

terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau

cirri-ciri yang menyebabkan ibu atau janinnya lebih rentan terhadap penyakit

atau kematian. Cara menentukan kehamilan risiko tinggi terdiri dari 2 cara yaitu

dengan cara skoring dan cara kriteria.7

2.1.2.Cara Menentukan Kehamilan Risiko Tinggi 6,7

Cara skoring.

Kelompok Faktor Risiko I:

Ada – Potensi – Gawat – Obstetrik/APGO dengan 7 Terlalu dan 3 Pernah.

Tujuh terlalu adalah primi muda, primi tua, primi tua sekunder, umur ≥ 35

tahun, grande multi, anak terkecil umur < 2 tahun, tinggi badan rendah ≤ 145

cm dan 3 Pernah adalah riwayat obstetri jelek, persalinan lalu mengalami

3

Page 4: Kdk Obsgyn

perdarahan pascapersalinan dengan infuse/transfuse, uri manual, tindakan

pervaginam, bekas operasi sesar. (masing-masing memilki skor 4)

Kelompok Faktor Risiko II:

Ada – Gawat – Obstetrik/AGO – penyakit ibu, preeclampsia ringan, hamil

kembar, hidramnion, hamil serotinus, IUFD, letak sungsang, dan letak

lintang.(masing-masing memiliki skor 4, kecuali letak lintang dan letak

sungsang dengan skor 8)

Kelompok Faktor Risiko III:

Ada – Gawat – Darurat – Obstetrik/AGDO; perdarahan antepartum dan

preeclampsia berat/eklampsia (masing-masing memiliki skor 8)

Berdasarkan jumlah skor, ada 3 kelompok risiko:

1. Kelompok Non risiko tinggi (KRR) – jumlah skor 2, selama hamil tanpa

faktor risiko.

2. Kelompok Risiko Tinggi (KRT) – jumlah skor 6 – 10, dapat dengan FR

tunggal dari kelompok FR I, II, atau III, dan dengan FR ganda 2 dari

kelompok FR I dan II.

3. Kelompok Risiko Sangat Tinggi (KRST)–jumlah skor ≥ 12, ibu hamil

dengan FR ganda dua atau tiga dan lebih.

Cara Kriteria

Apabila dalam anamnesis dan pemeriksaan ibu hamil didapatkan satu atau

lebih faktor risiko (kriteria) maka dapat digolongkan sebagai ibu hamil dengan

risiko tinggi.Sedangkan apabila tidak terdapat faktor risiko digolongkan sebagai

faktor risiko rendah.Faktor-faktor risiko atau kriteria ibu hamil risiko tinggi

adalah: 6,7

1. Sehubungan dengan kondisi ibu, yaitu :

- Primigravida usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

- Usia kehamilan lebih dari 42 minggu

- Berat badan ibu tergolong obesitas

- Ukuran lingkar lengan atas ibu hamil kurang dari 23,5 cm

- Tekanan darah systole lebih dari 130 mmHg dan diastole antara lebih

dari 95 mmHg

- Jumlah kelahiran anak lebih dari 5

- Jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun

2. Sehubungan dengan penyakit, yaitu :

4

Page 5: Kdk Obsgyn

- Terdapat riwayat asma

- Terdapat riwayat hipertensi

- Terdapat riwayat diabetes melitus

- Terdapat riwayat sakit kronik lainnya

3. Sehubungan dengan riwayat persalinan, yaitu :

- Riwayat persalinan prematur

- Riwayat perdarahan

- Riwayat operasi

- Riwayat penyulit persalinan

2.1.3. Komplikasi Ibu Hamil Risiko Tinggi

Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu:

1. Sehubungan dengan kondisi ibu, yaitu :

- Perdarahan berulang

- Kesulitan dalam persalinan

- Kelelahan dalam persalinan

- Kecacatan ibu dan janin

- Kematian ibu dan janin

2. Sehubungan dengan penyakit, yaitu :

- Sesak nafas

- Kejang

- Koma

- Perdarahan berulang

- Penurunan daya tahan tubuh

- Kesulitan dalam persalinan

- Kematian ibu dan janin

3. Sehubungan dengan riwayat persalinan, yaitu :

- Perdarahan berulang

- Robekan dalam rahim

- Kesulitan dalam persalinan

- Kematian ibu dan janin

2.1.4. Hubungan Usia Ibu dengan Kehamilan

Usia produktif yang optimal untuk reproduksi sehat adalah antara 20 –

35 tahun. Risiko akan meningkat pada usia di bawah 20 tahun maupun di atas

5

Page 6: Kdk Obsgyn

35 tahun. Wanita yang hamil di usia muda, belum mencapai kematangan fisik

dan mental yang cukup. Kehamilan di usia muda akan menghabiskan

persediaan makan yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bagi

seorang gadis yang sedang dalam masa pertumbuhan. Sehingga wanita yang

hamil di usia muda, berisiko menderita berbagai komplikasi seperti anemia,

preeklampsia, eklampsia dan mengakibatkan kelahiran bayi dengan berat badan

rendah. Sedangkan kehamilan pada usia tua (> 35 tahun) mempunyai risiko

yang lebih besar untuk mendapatkan penyulit kehamilan (preeklampsia –

eklampsia, plasenta previa) maupun penyulit persalinan (bedah caesar,

perdarahan postpartum) dikarenakan organ reproduksi yang tidak elastis lagi.1,7-

9

2.1.5. Infeksi dalam Kehamilan

Infeksi dalam kehamilan berdasarkan penyebabnya dikelompokan

menjadi tiga penyebab yaitu : 10

- Infeksi virus, meliputi varisela zoster, influenza, parotitis, rubeola, virus

pernapasan, enterovirus, parfovirus, rubella, sitomegalovirus.

- Infeksi bakteri meliputi streptokokus grup A, streptokokus grup B, listeriosis,

salmonella, sigela, morbus hansen.

- Infeksi protozoa meliputi toksoplasmosis, amubiasis.

Terdapat empat jenis penyakit infeksi yang berbahaya bagi janin apabila

infeksi ini diderita oleh ibu hamil, di mana keempat penyakit infeksi ini dikenal

dengan istilah TORCH yaitu toksoplasma, rubella, sitomegalovirus dan herpes.10

2.1.6.Hubungan Jarak Kehamilan terhadap Kehanilan

Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan

kehamilan yang pertama dengan kehamilan berikutnya. Jarak kehamilan yang

terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan

kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya, dan berisiko terjadi

anemia dalam kehamilan karena setelah cadangan zat besi ibu hamil pulih

akhirnya terkuras untuk keperluan janin yang dikandungnya.8

2.1.7. Pengaruh Nutrisi pada Kehamilan

Peningkatan berat badan yang optimal dan sehat selama hamil

diharapkan akan mencapai usia hamil yang cukup bulan (aterm), tumbuh

6

Page 7: Kdk Obsgyn

kembang janin yang baik, komplikasi selama hamil dan persalinan yang

minimal dan pada akhirnya akan menunjang kondisi ibu selama masa laktasi

dan sesudahnya. Ibu hamil yang underweight ( BMI < 19,8 ) dengan

peningkatan berat badan selama hamil tidak adekuat akan melahirkan bayi

dengan berat lahir rendah (< 2500 gr ), sebaliknya ibu hamil yang overweight

( BMI > 26,0 ) dengan peningkatan berat badan selama hamil berlebihan akan

melahirkan bayi dengan berat lahir yang tinggi melebihi yang seharusnya

(makrosomi).9

Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) dimaksudkan untuk mengetahui

prevalensi wanita usia subur umur 20-35 tahun dan ibu hamil yang menderita

Kurang Energi Kalori (KEK). Kurang energy kalori pada ibu hamil bisa terjadi

karena konsumsi energi maupun protein mengalami kekurangan dalam jangka

waktu yang lama. Ambang batas LiLA pada WUS dengan risiko KEK adalah

23,5 cm. Wanita yang memiliki risiko KEK adalah wanita dengan LiLA kurang

dari 23,5 cm. Di mana pada wanita yang mengalami KEK ini cenderung akan

mengalami anemia gizi yang nantinya dapat menyebabkan komplikasi saat

kehamilan, persalian, maupun masa nifas.6,9

2.1.8. Anemia dalam Kehamilan

Wanita yang sedang hamil sering mengalami anemia. Batasan anemia

pada ibu hamil ialah bila kadar Hb kurang dari 11 g/dl pada trimester ke-1 dan

ke-3 dan pada trimester kedua kurang dari 10,5 g/dl. Hal ini terjadi karena

peningkatan volume plasma, sedangkan pada akhir kehamilan plasma menurun

dan massa hemoglobin meningkat terus.7

Kebutuhan besi dalam kehamilan yaitu 1 gram, di mana 300 mg

ditujukan untuk janin, sisanya untuk perkembangan ibu dan plasenta. Pengaruh

anemia dalam kehamilan ialah kemungkinan peningkatan risiko kelahiran

preterm.Wanita hamil yang mengalami anemia berat bisa menjadi lelah

berlebihan, nafas tersengal, dan sakit kepala berkunang-kunang. Risiko

persalinan preterm dan infeksi setelah melahirkan pun akan meningkat.6

2.1.9. Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan adalah salah satu penyebab morbiditas dan

mortalitas ibu disamping perdarahan dan infeksi.Di Indonesia preeklampsia dan

eklamsia masih merupakan penyebab dari kematian ibu.Sebagai batasan

7

Page 8: Kdk Obsgyn

hipertensi dalam kehamilan adalah kenaikan tekanan darah diastolik ≥90

mmHg dan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan proteinuria.

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan antara lain: 9

Hipertensi gestasional adalah kenaikan tekanan darah yang hanya

dijumpai dalam kehamilan sampai 12 minggu pasca persalinan, tidak

dijumpai keluhan dan tanda-tanda preeklampsia lainnya. Diagnosa akhir

ditegakkan pasca persalinan.

Hipertensi kronis adalah hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan,

selama kehamilan sampai sesudah masa nifas. Tidak ditemukan keluhan

dan tanda-tanda preeklampsia lainnya.

Superimposed preeklampsia adalah gejala dan tanda-tanda preeklampsia

muncul sesudah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya

menderita hipertensi kronis

Preeklamsia ringan, preeklampsia berat, eklampsia : 9

a. Preeklampsia ringan adalah jika tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada

usia kehamialn > 20 minggu, proteinuria > 300 mg dalam 24 jam atau

dipstick+1.

b. Preeklampsia berat adalah jika tekanan darah > 160/110 mmHg ,

proteinuria ≥ +2 (usia kehamilan > 20 minggu).

c. Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau

nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma.

Sebelumnya wanita ini menunjukkan gejala-gejala preeklampsia berat

(kejang timbul bukan akibat kelainan neurologik).

2.1.10. Diabetes Mellitus dalam Kehamilan

Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan

toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil

tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.

Pembagian diabetes mellitus pada kehamilan : 11

1. DM yang memamg sudah diketahui sebelumnya dan kemudian menjadi

hamil (DM hamil = DM progestasional). Sebagian besar termasuk

golongan IDDM (Insulin Dependent DM)

2. DM yang baru saja ditemukan pada saat kehamilan (DM Gestasional =

DMG). Umumnya termasuk golongan IIDDM (Non Insulin Dependent

DM).

8

Page 9: Kdk Obsgyn

DMG sendiri dibagi dua sub kelompok, yaitu :

Sudah mengidap DM sebelumnya, tetapi baru diketahui pada saat hamil

(sama dengan DMH).

Belum pernah mengidap DM dan baru mengidap DM pada masa

kehamilan (Pregnancy-Induced Diabetes Mellitus). Merupakan DMG

sesungguhnya, sesuai dengan definisi lama WHO 1980.

Kedua sub-kelompok ini baru dapat dibedakan setelah dilakukan tes

toleransi glukosa oral (TTGO) ulangan pasca persalinan. Untuk sub kelompok

DMH, hasil TTGO pasca persalinan masih tetap abnormal, sedangkan untuk

DMG hasil akan kembali normal.11

2.1.11. Hubungan Riwayat Perdarahan dengan Kehamilan

Riwayat perdarahan pada kehamilan dapat bersumber dari kelainan

plasenta maupun non plasenta.Perdarahan akibat plasenta (perdarahan

antepartum) terdiri dari plasenta previa, solutio plasenta, dan vasa previa.6

2.1.12. Usaha Pencegahan Kematian Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi

Usaha pencegahan kematian ibu hamil dapat dimulai dari dalam

keluarga, maupun karena keluarga merupakan orang terdekat dari ibu hamil

dan dapat memberikan pengawasan sehari-hari. Oleh sebab itu, perlu

dibicarakan dengan ibu hamil, suami, dan keluarga tentang tempat dan

penolong untuk persalinan yang aman. Keluarga dapat ikut berperan serta

dalam mengambil keputusan untuk mempersiapkan mental ibu dan

merencanakan biaya, transportasi, dan kebutuhan lainnya jauh sebelum

persalinan sehingga menuju ke kepatuhan untuk Rujukan Dini Berencana dan

Rujukan Tepat Waktu.Di mana sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh

4 terlambat (4T), antara lain : 6-9

1. Terlambat mengenali tanda bahaya risiko tinggi

2. Terlambat mengambil keputusan

3. Terlambat memperoleh transportasi

4. Terlambat memperoleh penanganan gawat darurat secara memadai.

Oleh karena itu, diupayakan untuk mencegah 4T dengan cara :

1. Mencegah terlambat mengenali tanda bahaya risiko tinggi.

2. Mencegah terlambat mengambil keputusan dalam keluarga.

3. Mencegah terlambat memperoleh transportasi dalam rujukan.

9

Page 10: Kdk Obsgyn

4. Mencegah terlambat memperoleh penanganan gawat darurat secara

memadai.

2.2. Keluarga Berencana Rasional

Seorang perempuan telah dapat melahirkan segera setelah ia mendapat

haid yang pertama (menarche). Kesuburan seorang perempuan akan terus

berlangsung sampai mati haid (menopause). Kehamilan dan kelahiran terbaik,

artinya risiko paling rendah untuk ibu dan anak adalah antara 20-35 tahun pada

persalinan pertama dan kedua dengan jarak antara dua kelahiran sebaiknya 2-4

tahun. Agar dapat memperkecil risiko pada kehamilan, perlu pengaturan masa

kehamilan salah satunya dengan menggunakan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi

yang dipilih sudah seharusnya sesuai dengan tujuan dari pengggunaan alat

kontrasepsi atau yang disebut dengan pemilihan kontrasepsi yang rasional. Pola

pemilihan kontrasepsi yang rasional adalah sebagai berikut: 12

a. Fase Menunda Kehamilan (usia ibu < 20 tahun)

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

- Reversibilitas tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%,

karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak.

- Efektifitas tinggi, artinya tingkat terjadinya kegagalan pada pemakaian alat

kontrasepsi ini kecil, karena kegagalan akan menyebabkan kehamilan

dengan risiko tinggi.

Kontrasepsi yang cocok :

- Pil prioritas oleh karena reversibilitas tinggi

- IUD

- Sederhana

- Implan

- Suntikan

b. Fase Menjarangkan Kehamilan (usia ibu 20-35 tahun)

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

- Efektifitas cukup tinggi

- Reversibilitas cukup tinggi, karena peserta masih mengharapkan punya anak

lagi

- Dapat dipakai 3 sampai 4 tahun, yaitu sesuai dengan jarak kehamilan yang

direncanakan

10

Page 11: Kdk Obsgyn

- Tidak menghambat air susu ibu (ASI)

Kontrasepsi yang cocok :

- IUD

- Suntikan

- Minipil

- Pil

- Implan

- Sederhana

c. Fase Tidak Hamil Lagi (usia ibu > 35 tahun)

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :

- Efektifitas sangat tinggi

- Dapat dipakai untuk jangka panjang

- Tidak menambah kelainan yang sudah ada. Beberapa kelainan pada usia tua

seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan dan metabolik biasanya

meningkat. Oleh karena itu, sebaiknya tidak diberikan cara kontrasepsi yang

menambah kelainan tersebut.

Kontrasepsi yang cocok :

- Steril

- IUD

- Implan

- Suntikan

- Sederhana

- Pil

2.3. Kedokteran Keluarga

2.3.1.Hakikat Kedokteran Keluarga

Kedokteran keluarga merupakan disiplin akademik profesional, yaitu

pengetahuan klinik yang dimplementasikan pada komunitas keluarga. Dokter

harus mmahami manusia bukan hanya sebagai makhluk biologik, tetapi juga

makhluk sosial. Dalam hal ini harus memahami hakikat biologik, psikologik,

sosiologik, ekologik, dan medik.13

a. Hakikat biologik

Kedokteran keluarga memperhatikan pula perihal dinamika kehidupan

keluarga sebagai makhluk biologis, yaitu masuk keluarnya seseorang anggota

11

Page 12: Kdk Obsgyn

keluarga dalam organisasi keluarga. Mulai dari proses pra-konsepsi/ pra-nikah

sampai lahirnya anak, atau bertambahnya jumlah anggota keluarga.

Bertambahnya usia kemudian meninggal, atau anggota keluarga yang pindah

tempat, sehingga berkurang jumlah anggota keluarga.13

Untuk lebih terinci menilai permasalahan keluarga, dinilai dari kualitas hidup

keluarga serta fungsi keluarga, yaitu peranan fungsi biologis keluarga perihal

yang berkenaan dengan organ sistem terpadu dari individu dan anggota keluarga

lainnya yang mempunyai risiko, meliputi: adanya faktor keturunan, kesehatan

keluarga, dan reproduksi keluarga; yang semuanya berpengaruh terhadap kualitas

hidup keluarga.13

b. Hakikat psikologik

Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai aktivitas dan tingkah laku

yang meerupakan gambaran sikap manusia yang menentukan penampilan dan

pola perilakuk dan kebiasaannya.13

c. Hakikat sosiologik

Dalam kehidupannya manusia berhubungan dengan sesama baik lingkup

keluarga, pekerjaan, budaya, dan geografis, yang menimbulkan berbagai proses

dan gejolak. Kebijaksanaan yang digunakan dokter keluarga adalah yang

berorientasikan penyakit/ permasalahan yang berhubungan dengan: 13

Proses dinamika dalam keluarga

Potensi keluarga

Kualitas hidup yang dipengaruhi oleh budaya positif

Pendidikan dan lingkungannya

d. Hakikat ekologik

Ekologi dalam kedokteran keluarga membahas manusia seutuhnya dalam

interaksinya dengan sesamanya dan spesies lainnnya juga hubungannya dengan

lingkungan fisik dalam rumah tangganya.13

e. Hakikat medik

Temuan-tmuan di bidang teknologi kedokteran akan juga mempengaruhi

ilmu kedokteran keluarga. Pergeseran pola perilaku dan pola penyakit, akan

mempengaruhi pola pelayanan kedokteran. Karena itu, kedokteran keluarga

sebagai ilmu akan berkembanga dalam bidang yang mempengaruhi kesehatan,

kesejahteraan, dan kebahagiaan keluarga.13

12

Page 13: Kdk Obsgyn

2.3.2.Pendekatan Kedokteran Keluarga

Prinsip dalam kedokteran keluarga adalah pendekatan keluarga.

Pendekatan keluarga merupaka serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang

terencana, terarah, untuk menggali, meningkatkan, dan mengarahkan peran

serta keluarga agar dapat memanfaatkan potensi yang ada guna menyembukan

anggota keluarga dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga yang mereka

hadapi. Dalam pendekatan ini diberdayakan apa yang dimiliki oleh keluarga

dan anggota keluarga untuk menyembukan dan menyelesaikan masalah

keluarga. Hal ini dapat dilakukan bila memahami profil dan fungsi keluarga.13

Pelayanan kedokteran keluarga merupakan pelayanan yang bersifat

komprehensif, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Materi kedokteran keluarga pada hakikatnya merupakan kepedulian dunia

kedokteran perihal masalah-masalah ekonomi dan sosial, di samping masalah

organobiologik, yaitu ditujukan terhadap pengguna jasa sebagai bagian dalam

lingkungan keluarga. Demikian pula pemanfaatan ilmunya yang bersifat

menyeluruh, yaitu pelayanan terhadap masalah organ, mental-psikologikal dan

sosial keluarga.13

13

Page 14: Kdk Obsgyn

BAB 3LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

I. Identitas Pasien dan Keluarga

1. Identitas Pasien

Nama : Ny.K

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 40 tahun

Status Perkawinan : Kawin

Alamat : Desa Sawangargo RT04/RW02 Kec. Salaman

Kab. Magelang

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

Pendidikan : Tamat SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

2. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn.M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 48 tahun

Status Perkawinan : Kawin

Alamat : Desa Sawangargo RT04/RW02 Kec. Salaman

Kab. Magelang

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

Pendidikan : Tamat SMP

Pekerjaan : Petani

14

Page 15: Kdk Obsgyn

II. Profil Keluarga yang Tinggal Satu Rumah

Tabel 1 Daftar Anggota Keluarga Kandung

No Nama Kedudukan dalam

Keluarga

Jenis Kelamin

Umur (th)

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1 Muslimin KK L 48 SMP Wiraswasta Sehat2 Khasanah Istri KK P 40 SMP Ibu Rumah

TanggaHamil Risti

3 Ahmad Darul Ulum

Anak I L 17 SMA - Sehat

Tabel 2 Daftar Anggota Yang Tinggal Serumah

No Nama Kedudukan dalam

Keluarga

Jenis Kelamin

Umur (th)

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1 Muslimin KK L 48 SMP Wiraswasta Sehat2 Khasanah Istri KK P 40 SMP Ibu Rumah

TanggaHamil Risti

3 Ahmad Darul Ulum

Anak I L 17 SMA - Sehat

4 Tri Keponakan P 12 SD - Sehat

III. Resume Penyakit dan Penatalaksanaan yang Sudah Dilakukan

Keluhan Utama

Tidak ada keluhan

Riwayat Penyakit Saat Datang Pertama (29 Maret2012)

Pasien memeriksakan diri rutin ke Puskesmas karena

kehamilannya. Saat ini pasien berusia 40 tahun, hamil anak kedua, jarak

kehamilan sekarang dengan usia anak pertama terpaut 17 tahun. Pada

kehamilan ini pasien tidak merasakan ada keluhan apapun. Keluhan mual

muntah saat hamil disangkal. Pasien sempat mengalami keluhan darah

rendah pada kehamilan ini dan diberikan tablet penambah darah dari

Puskesmas. ANC >4x, sudah mendapatkan suntikan TT 2x, dan

menjelang persalinan, pasien diberikan suplemen untuk melancarkan

produksi air susu ibu.

RiwayatPenyakitDahulu

a. Riwayat operasi kanker payudara kanan pada tahun 2010

b. Riwayat menjalani kemoterapi sampai tahun 2010

c. Riwayat alergi disangkal

d. Riwayat hipertensi disangkal

15

Page 16: Kdk Obsgyn

e. Riwayat sering kencing, sering lapar, dan sering haus disangkal

f. Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

a. Riwayat alergi disangkal

b. Riwayat hipertensi disangkal

c. Riwayat sering kencing, sering lapar dan sering haus disangkal

d. Riwayat penyakit jantung disangkal

e. Riwayat kelainan kongenital

Riwayat Haid

Menarche : 12 tahun

Lama haid : 6 hari

Siklus haid : 28 hari,teratur

HPHT : 14 Februari 2012

Taksiran Persalinan : 21 November 2012

Riwayat Perkawinan

Menikah 1 kali dengan suami sekarang selama 19 tahun

Riwayat Obstetri

1. Laki-laki, 3000 gr, lahir spontan di rumah bidan ditolong bidan, sekarang

usia 17 tahun, sehat

2. Kehamilan ini.

Riwayat KB

Pasien memakai pernah memakai KB spiral selama 8 tahun kemudian karena

sudah waktunya lepas pasien mengganti dengan KB suntik 3 bulan, diselingi

dengan pil KB. Pasien didiagnosis menderita kanker payudara pada tahun

2009 dan menghentikan penggunaan alat kontrasepsi.

Riwayat Antenatal Care

Pasien melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di Puskesmas Salaman

II, sebanyak > 4 kali. Pasien mendapatkan suntikan TT sebanyak 2 kali.

16

Page 17: Kdk Obsgyn

Hasil Pemeriksaaan Fisik

Tanggal 31 Oktober 2012, pukul 16.00 WIB di Rumah pasien.

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Tanda Vital :

T : 120/70 mmHg TB : 148,5 cm

N : 100x/menit, isi dan tegangan cukup BB : 52,5 kg

RR: 22x/menit

t : 36,5 C (aksiler)

Kepala : mesosefal

Mata : Konjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-

Telinga : Discharge (-),nyeri tekan mastoid (-)

Hidung : Discharge (-), nafas cuping hidung (-)

Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), mukosa kering

Tenggorok :T1-1, faring hiperemis (-), granulasi (-), post nasal drip

(-), nyeri telan (-)

Leher : Trakhea di tengah, pembesaran nnll (-/-)

Thorax : Tampak jaringan parut bekas luka operasi pada

mammae dextra.

Simetris, retraksi otot pernafasan (-), sela iga melebar (-), venektasi

dinding dada (-)

Cor

I : Iktus Cordis tak tampak

Pa :Iktus Cordis teraba di SIC V 2 cm lateral LMCS, kuat angkat,

tidak melebar.

Pe : Batas atas : SIC II linea parasternal sinistra

Batas kanan : linea parasternal dektra

Batas kiri : SIC V 2 cm medial linea medioclavicula

sinistra

Kesan : konfigurasi jantung dalam batas normal

Aus : SJ I – II normal, bising tidak ada, gallop (-)

Pulmo

I : Simetris, statis, dinamis

17

Page 18: Kdk Obsgyn

Pa : Stem fremitus kanan = kiri

Pe : Sonor seluruh lapangan paru

Aus : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

Abdomen :

I : cembung, venektasi (-)

Au : Bising usus dalam batas normal

Pe : tympani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)

Pa :supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-), nyeri alih

(-) , turgor kulit kembali lambat

Ekstremitas : Superior Inferior

Oedema - / - - / -

Sianosis - / - - / -

Akral dingin - / - - / -

Cappilary Refill <2”/<2” <2”/<2”

Status Obstetrikus

Tinggi Fundus Uteri : 3 jari di atas umbilicus

His : (-)

DJJ : (+)

PPV : (-)

Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan Hb = 12 gr%

- Pemeriksaan Golongan Darah = O

- Pemeriksaan Protein urin = negatif (-)

- PemeriksaanUSG : Letak kepala, DJJ (+)

Diagnosis Kerja

G2P1A0, 40 tahun, hamil 34 minggu dengan usia tua dan kehamilan risiko

tinggi

Rencana Penatalaksanaan

Pengobatan medikamentosa yang telah diberikan :

R/ Fe tab no XXX

S 1 dd tab I

Terapi edukasi :

18

Page 19: Kdk Obsgyn

o Pasien dianjurkan minum tablet Fe teratur

o Pasien dianjurkan makan makanan yang bergizi

o Pasien dianjurkan untuk memeriksakan diri tiap 2 minggu karena sudah

memasuki trimester III kehamilan.

o Pasien dianjurkan segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau bidan

terdekat apabila ada keluhan dalam kehamilan

o Pasien dianjurkan untuk mengakhiri masa reproduksi setelah melahirkan

anak keempat dengan menggunakan alat kontrasepsi yang tepat (IUD,

steril)

Tabel Permasalahan pada Pasien

Tabel Permasalahan pada pasien dan keluarganya

No. Risiko & masalah kesehatan

Rencana pembinaan Sasaran

1 Muntah berlebihan saat hamil

Menjelaskan bahwamuntah berlebihan yang dialami pasien harus diatasi dan dicegah supaya tidak bertambah banyak

Memotivasi pasien supaya tetap berusaha makan untuk kesehatan ibu dan janin

Pasien

2 Usia ibu yang sudah tua Menjelaskan pengaruh dari usia terhadap kehamilan

Memotivasi pasien agar lebih perhatian dan menjaga kehamilannya

Pasien dan keluarga

3 Kehamilan risiko tinggi Menjelaskan kepada pasien bahwa kehamilannya merupakan kehamilan risiko tinggi

Pasien dan keluarga

Genogram Keluarga Kandung

19

Page 20: Kdk Obsgyn

1 2 3 4

Keterangan :

1&2Mertua penderita

3& 4 Orang tua penderita (meninggal)

5 Suami penderita : sehat

6 Penderita : G2P1A0, 40 tahun, hamil 34 minggu dengan usia tua

dan kehamilan risiko tinggi

7 Anak penderita : sehat

IV. Identifikasi Fungsi Keluarga

a. Fungsi Biologis

Dari wawancara dengan penderita diperoleh keterangan bahwa pasien

tidak pernah muntah seperti ini saat kehamilan sebelumnya. Keluarga

tidak ada yang muntah berlebihan pada saat hamil seperti pasien.

b. Fungsi Psikologis

Pasien adalah ibu rumah tangga. Hubungan pasien dengan tetangga dan

orang-orang di sekitar rumah baik. Penderita tinggal bersama suami dan

salah satu orang anak serta ibu mertua. Hubungan dengan seluruh

anggota keluarga baik.

c. Fungsi Ekonomi

Pasien adalah ibu rumah tangga. Suami pasien bekerja sebagai petani

dengan penghasilan tidak tetap, Rp 1.000.000 per bulan. Anak pertama

dan masih sekolah kelas III SMA.

d. Fungsi Pendidikan

5 6

7

20

Page 21: Kdk Obsgyn

Pendidikan terakhir pasien adalah SMP sedangkan pendidikan terakhir

suami adalah SMP. Anak pasien sejumlah 1 orang, Anak pertama dan

masih sekolah kelas III SMA.

e. Fungsi Religius

Pasien dan seluruh anggota keluarga beragama Islam, menjalankan shalat

5 waktu. Pasien mengikuti kegiatan pengajian di masjid setiap dua

minggu sekali.

f. Fungsi Sosial dan Budaya

Pasien tinggal di rumah milik sendiri di kawasan pemukiman milik

penduduk. Hubungan dengan tetangga dan masyarakat sekitar rumah

baik.

VI. Pola Konsumsi Penderita

Frekuensi makan rata-rata 3x sehari. Penderita biasanya makan di rumah.

Variasi makanan sebagai berikut : nasi, lauk (daging, ikan, tahu, tempe), sayur

(sop, lodeh, bayam, dll), air minum (air putih dan teh). Air minum berasal dari

air sumur pompa yang dimasak sendiri.

VII. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan

1. Faktor Perilaku

Pasien merasa dirinya sudah tua untuk mengandung seorang anak.

Pasien dan suami memperhatikan kehamilan saat ini. Suami pasien rajin

mengantarkan pasien untuk ANC di Puskesmas.

2. Faktor Lingkungan

Tinggal dalam rumah yang pencahayaan oleh sinar matahari

cukup, serta sirkulasi udara dalam rumah lancar. Sirkulasi udara di dapur

lancar karena mempunyai saluran pembuangan asap dan pintu yang selalu

terbuka saat memasak. Sumber air dari mata air dan dimasak sebelum

dikonsumsi. Saluran pembuangan air limbah ke kolam yang ada di

samping rumah, kebiasaan buang air besar dengan menggunakan WC

cemplung, pembuangan sampah dilakukan di halaman belakang rumah

yang dibakar tiap 3 hari sekali.

3. Faktor Sarana pelayanan kesehatan

21

Page 22: Kdk Obsgyn

Kamar Tidur

Ruang Tamu

10m

KamarTidur

Ruang Keluarga

Halaman Belakang

Kamar Mandi

Ruang Dapur

KolamTeras

Kamar Tidur Mushola

WC

Terdapat Pos Kesehatan Desa yang berjarak 50 m, praktek bidan

200m, dan Puskesmas Salaman II yang berjarak 1,5 km.

4. Faktor keturunan

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keganasan,

kelainan kongenital, dan penyakit keturunan lainnya.

VIII. Identifikasi Lingkungan Rumah

1. Gambaran Lingkungan Rumah

Rumah pasien terletak di Dusun Kliwonan Desa Sawangargo RT

04 RW 02, dengan ukuran luas tanah 120 m2, bentuk bangunan 1 lantai.

Secara umum gambaran rumah terdiri dari 3 kamar tidur. Terdapat 2

kamar mandi yang tidak tergabung dengan WC, 1 dapur di bagian

samping kanan rumah, WC cemplung di kanan depan rumah. Rumah

beratapkan genteng, dinding dari bata, lantai dari keramik. Penerangan

dalam rumah dan kamar cukup. Ventilasi dan jendela yang cukup

memadai. Cahaya matahari masuk lewat pintu dan jendela kaca. Sumber

air bersih dari mata air, air minum dimasak sendiri. Fasilitas MCK

menggunakan WC cemplung, bak mandi dikuras 2 minggu 1 kali.

Kebersihan dapur cukup, terdapat lubang asap dapur. Pembuangan air

limbah ke kolam samping rumah. Tempat sampah utama di halaman

belakang rumah, dibakar setiap tiga hari sekali. Mempunyai hewan

peliharaan ayam, kandang terpisah dari rumah, sering dibersihkan 4 hari

sekali.

2. Denah Rumah

22

Page 23: Kdk Obsgyn

IX. Diagnosis Fungsi Keluarga

1. Fungsi Biologis

Pasien tidak mempunyai keluhan dalam kehamilannya baik pada

kehamilan pertama maupun kehamilan saat ini.

Keluarga pasien tidak mempunyai riwayat alergi.

Riwayat penyakit menular dan penyakit kronis dalam keluarga tidak

didapatkan.

Riwayat penyakit menular dan penyakit kronis di lingkungan rumah

tidak didapatkan.

2. Fungsi Psikologi

Hubungan dengan anggota keluarga serumah baik.

Hubungan dengan tetangga sekitar rumahnya baik

3. Fungsi Sosial

Dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dengan baik.

4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Keadaan ekonomi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi

Pasien menginginkan kehamilan ini dan memperhatikan kehamilannya.

6. Faktor Perilaku

Kehamilan saat ini oleh karena pasien menghentikan penggunaan alat

kontrasepsi setelah didiagnosis Ca Mammae pada tahun 2009.

X. Diagram Realita yang Ada pada Keluarga

Status Kesehatan

Yankes

Genetik

Lingkungan

Puskesmas Salaman II

G2P1A0, 40 tahun, hamil 34 minggu dengan usia tua dan kehamilan risiko tinggi

23

Page 24: Kdk Obsgyn

Perilaku

Kehamilan yang tidak direncanakan pasien kurang memperhatikan kehamilannya

24

Page 25: Kdk Obsgyn

XI. Pembinaan dan Hasil Kegiatan

Tabel pembinaan dan hasil kegiatan

Tgl. Kegiatan yang dilakukan Keluarga yang

terlibat

Hasil kegiatan

26/10/12 Melakukan anamnesis mengenai kehamilan pasien

Menjelaskan kepada penderita dan keluarga tentang

kehamilannya, meliputi faktor resiko, komplikasi dan

pencegahan komplikasi.

Pasien dan

keluarga

Keluarga memahami penjelasan tentang penyakit

yang diberikan

31/10/12 Memotivasi pasien untuk mempersiapkan sejak dini

persalinan pasien baik dari psikologis maupun financial

Pasien dan

keluarga

Keluarga bersedia mempersiapkan sejak dini

persalinan bagi pasien

31/10/12 Menganjurkan pasien untuk minum tablet Fe teratur serta

makan makanan yang bergizi

Pasien dan

keluarga

Pasien bersedia minum tablet Fe dengan teratur dan

makan makanan yang bergizi

31/10/12 o Pasien dianjurkan untuk memeriksakan diri tiap 2

minggu karena sudah memasuki trimester III kehamilan.

o Pasien dianjurkan segera memeriksakan diri ke

Puskesmas atau bidan terdekat apabila ada keluhan

dalam kehamilan\

Pasien dan

keluarga

Pasien bersedia memeriksakan diri rutin ke dokter

25

Page 26: Kdk Obsgyn

31/10/12 Menganjurkan pasien untuk periksa USG ke dokter

spesialis kandungan untuk melihat kondisi janin dalam

kandungan pasien

Pasien dan

keluarga

Pasien bersedia periksa USG

31/10/12 Menganjurkan pasien untuk mengakhiri masa

reproduksinya setelah persalinan ini dengan alat kontrasepsi

yang tepat (IUD, steril)

Pasien dan

keluarga

Pasien bersedia mengakhiri masa reproduksinya

dengan salah satu alat kontrasepsi yang dianjurkan

XII.Kesimpulan Pembinaan Keluarga

1. Tingkat pemahaman : pemahaman terhadap pembinaan yang dilakukan cukup baik.

2. Faktor pendukung : - pasien dapat memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan

- sikap pasien yang sangat kooperatif

3. Faktor penyulit : -

4. Indikator keberhasilan : pasien mengetahui, berkomunikasi dua arah tentang materi yang disampaikan dan menyetujui program yang

diajukan

26

Page 27: Kdk Obsgyn

BAB 4PENUTUP

4.1. KesimpulanPenatalaksanaan pasien ibu G2P1A0, 40 tahun, hamil 34 minggu dengan

usia tua dan kehamilan risiko tinggi dengan pendekatan kedokteran keluarga

adalah sebagai berikut:

Terapi medikamentosa:

R/ Fe tab no XXX

S 1 dd tab I

Terapi edukasi :

1. Pasien dianjurkan minum tablet Fe teratur

2. Pasien dianjurkan makan makanan yang bergizi

3. Pasien dianjurkan untuk memeriksakan diri tiap 2 minggu karena

sudah memasuki trimester III kehamilan.

4. Pasien dianjurkan segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau bidan

terdekat apabila ada keluhan dalam kehamilan

5. Pasien dianjurkan untuk mengakhiri masa reproduksi setelah

melahirkan anak keempat dengan menggunakan alat kontrasepsi yang

tepat (IUD, steril)

Pembinaan terhadap pasien dan keluarga

1. Menjelaskan kepada penderita dan keluarga tentang kehamilannya,

meliputi faktor resiko, komplikasi dan pencegahan

komplikasi.Memotivasi pasien dan keluarga untuk bersama-sama

memperhatikan kehamilan pasien.

2. Memotivasi pasien untuk mempersiapkan sejak dini persalinan pasien

baik dari psikologis maupun finansial.

3. Menganjurkan pasien untuk minum tablet Fe teratur serta makan

makanan yang bergizi Menganjurkan pasien untuk periksa USG ke dokter

spesialis kandungan untuk melihat kondisi janin dalam kandungan pasien.

4. Menganjurkan pasien untuk mengakhiri masa reproduksinya setelah

persalinan ini dengan alat kontrasepsi yang tepat (IUD, steril).

5. Pasien dianjurkan untuk memeriksakan diri tiap 2 minggu karena sudah

memasuki trimester III kehamilan.

27

Page 28: Kdk Obsgyn

6. Pasien dianjurkan segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau bidan

terdekat apabila ada keluhan dalam kehamilan\

7. Menganjurkan pasien untuk periksa USG ke dokter spesialis kandungan

untuk melihat kondisi janin dalam kandungan pasien

8. Menganjurkan pasien untuk mengakhiri masa reproduksinya setelah

persalinan ini dengan alat kontrasepsi yang tepat (IUD, steril)

4.2. SaranUntuk menurunkan angka kematian ibu terutama akibat kehamilan risiko

tinggi diperlukan pendekatan keluarga dalam menatalaksana pasien secara

komprehensif.

28

Page 29: Kdk Obsgyn

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2011. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia [cited 2012 Nov 16]. Available from: http://www.depkes.go.id/dmdocuments/profilkesehatanindonesia2010.pdf

2. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia [cited 2012 Nov 16]. Available from: http://www.depkes.go.id/dmdocuments/profilkesehatanindonesia2010.pdf

3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2010.

Jakarta; 2011.

4. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan 2010. Semarang; 2010.

5. Departemen Kesehatan RI, 2006.

6. Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Jakarta, Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo 2009.

7. Maisuri TC. Kehamilan Risiko Tinggi. Artikel Ilmiah Populer. Universitas

Hasanudin [updated 2010 Mei 19; cited 2011 Feb 17]. Available from :

http://med.unhas.ac.id/obgin/index.php?

option=com_content&task=view&id=90&Itemid=62

8. Husain, Rizkha. Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya risiko

tingginpada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas ampana timur tahun 2008. [thesis].

Sulawesi Tengah. Puskesmas Ampana Timur; 2008.

9. Suswadi. Penyulit Kehamilan dan Persalinan pada Wanita Usia Tua. [thesis].

Semarang: Program Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi.

Universitas Diponegoro; 2000.

10. Infeksi dalam Kehamilan. [cited 2012 Maret 28]. Available

http://spesialistorch.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&9

11. Hariadi R. Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Surabaya: Himpunan Kedokteran

Fetomaternal Perkumpuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia; 2004.

12. Suparman, E. Diabetes Melitus dalam Kehamilan. Bagian SMF Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/Rumah Sakit Umum

Pusat Manado. [cited 2012 Feb 28]. Available

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10_DiabetesMellitusDalamKehamilan.pdf/

10_DiabetesMellitusDalamKehamilan

13. Anies. Kedokteran keluarga & pelayanan kedokteran berprinsip pencegahan.

Semarang: Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan Fakultas

Kedokteran Universitas Dipenegoro; 2003.

29