kdk - keperawatan sebagai ilmu.docx

22
KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan Disusun Oleh : S1 KEPERAWATAN – KELAS B Kelompok 1 Theresia Trihastuti Josefina Luturmas

Upload: esty-chabellenz

Post on 25-Oct-2015

131 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Disusun Oleh :

S1 KEPERAWATAN – KELAS B

Kelompok 1

Theresia Trihastuti

Josefina Luturmas

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

PADALARANG

2013

Page 2: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Darji, Darmodiharjo, Sidharta. 2006. Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Apa dan Bagaimana

Filsafat Hukum Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC

Tafsir, Ahmad. 2007. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya

http://fatih-io.biz/pengertian-ilmu-menurut-para-ahli.html

http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2114500-fungsi-ilmu-pengetahuan/

http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu

http://www.kamusq.com/2012/11/sifat-dan-ciri-ilmu-pengetahuan.html

Page 3: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

A. KONSEP ILMU

1. Pengertian Ilmu

Ilmu merupakan sebuah pengetahuan tentang sebab akibat atau asal usul yang

memiliki ciri adanya suatu metodologi yang harus dicapai secara logis dan koheren,

memiliki hubungan dengan tanggung jawab ilmuwan, bersifat universal, dapat

dikomunikasikan, kritis dimana tidak ada teori ilmiah yang definitif, terbuka bagi

peninjauan kritis dan berguna sebagai wujud hubungannya antara teori dan praktek.

(Hidayat, 2009: 35)

Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk

menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi

kenyataan dalam alam manusia. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu)

Menurut M. Izuddin Taufiq, ilmu adalah penelusuran data atau informasi

melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan

hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.

Menurut Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, ilmu adalah yang empiris,

rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.

Menurut Dr. Maurice Bucaille, ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala

hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.

Ilmu adalah penerang dalam kehidupan, sehingga orang yang berilmu tidak

akan tersesat baik untuk urusan dunia atau urusan akhiratnya.

(http://fatih-io.biz/pengertian-ilmu-menurut-para-ahli.html)

Jadi, ilmu adalah Suatu pengetahuan tersusun secara sistematik, bersifat

rasional, logis dan dapat diterima secara umum untuk menyelidiki, menemukan, dan

meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam kehidupan

manusia.

2. Sejarah Perkembangan Ilmu

a. Zaman Pra Yunani kumo

Pada zaman ini perkembangan sebuah ilmu dapat diketahui atas dasar

pengalaman. Sikap pengalaman tersebut dihubungkan dengan kekuatan magis.

Kemampuan menulis, berhitung dan menentukan kalender atas sintesis dari

hasil abstraksi yang dilakukan. Selain itu terdapat kemampuan meramal yang

didasari atas peristiwa yang pernah terjadi.

Page 4: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

b. Zaman Yunani Kuno

Pada zaman ini sudah mulai ada perkembangan dalam ilmu yang didasari atas

kebebasan seseorang dalam mengungkapkan ide-ide pendapatnya, sudah tidak

mempercayai adanya kekuatan magis atau mitos yang ada.

c. Zaman Pertengahan

Para ilmuwan dikaitkan dengan para ahli agama aljabar.sehingga segala

kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung adanya kebenaran agama. Pada

masa itu, perkembangan ilmu sudah mulai di wilayah timur melalui peradaban

dunia Islam dengan dilakukannya penerjemahan karya-karya filosofis, sehingga

pada zaman itu terdapat penemuan cara pengamatan astronomi, ilmu

kedokteran, ilmu kimia, ilmu bumi dan lain-lain, serta terdapat penegasan

sistem desimal dan dasar-dasar

d. Zaman Renaissance

Perkembangan ilmu ditandai dengan banyak terjadi penemuan-penemuan ilmu

pengetahuan modern, dan pada zaman ini, pemikiran manusia mulai

berkembang yaitu danya pemikiran bahwa dalam mencapai kemajuan atas hasil

usaha sendiri tidak didasarkan atas campur tangan ILLAHI. Pada zaman ini

sudah ditemukan cara-cara berpikir ilmiah seperti adanya pengamatan,

penyingkiran segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati,

idealisasi, dan adanya penyusunan teori atas dasar peristiwa, adanya percobaan

untukmenguji peristiwa yang ada.

e. Zaman Modern

Pada zaman ini ditandai dengan adanya penemuan ilmiah dan telah disusun

beberapa langkah dalam berpikir secara ilmiah. MenurutDescrates, langkah

tersebut antara lain tidak menerima papun sebagai hal yang benar kecuali

diyakini sendiri kalau itu memang sesuatu yang benar. Adanya cara berpikir dari

hal sederhana hingga ke hal yang palingrumit, serta adanya perincian secara

lengkap dan pemeriksaan menyeluruh dari berbagai hal.

f. Zaman Kontemporer

Terjadi perkembangan ilmu yang pesat dengan dimulainya teori-teori alam,

serta ditemukan adanya teknologi yang canggih sepertiteknologi informasi dan

komunikasi. Di sampingitu juga terjadi perkembangan ilmu kedokteran yang

terbagi dalam spesialisasi dan subspesialisasi. Seiring dengan perkembangan

Page 5: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

ilmu kedokteran, maka ilmu keperawatan juga mulai dikembangkan dengan

perkembangan spesialisasi. (Hidayat, 2009: 38).

3. Karakteristik Ilmu

Suatu kegiatan dikatakan sebuah ilmu apabila memiliki enam karakteristik, di

antaranya:

a. Masalah

Masalah merupakan suatu kegiatan ilmiah yang bertitik tolak dari persoalan

yang dapat menarik perhatian. Apabila tidak terdapat suatu masalah, maka juga

tidak terdapat sebuah ilmu, sebab ilmu tumbuh dari suatu permasalahan yang

ada untuk dipecahkan. Rasa ingin tahu dari masalah itulah yang akan

menimbulkan sebuah ilmu.

b. Sikap

Karena adanya suatu masalah, maka seseorang harus memilki sikap terhadap

masalah tersebut agar masalah tersebut dapat teratasi. Sikap ingin tahu inilah

yang harus dimiliki seseorang untuk menghadapi suatu masalah untuk

menghasilkan sebuah ilmu.

c. Metode

Metode merupakan sebuah cara yang digunakan dalam menyelesaikan

persoalan. Tanpa memiliki cara-cara tertentu, masalah sulit terselesaikan, cara-

cara yang dimaksud harus dapat dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan

sebuah ilmu.

d. Aktivitas

Merupakan seluruh aktivitas manusia dalam menghadapi permasalahan yang

jelas dan terencana. Dengan aktivitas inilah dapat digunakan untuk membangun

sebuah ilmu, dan aktivitas ini tergantung kepada kemampuan yang dimiliki

seseorang, keterampilan, adanya kesadaran moral dan usaha bagi seseorang

yang ingin menghasilkan sebuah ilmu.

e. Solusi

Solusi merupakan ciri yang menandakan bahwa sebuah ilmu akan dapat

memecahkan persoalan dengan menggunakan sebuah prinsip umum atau

hukum-hukum tertentu.

Page 6: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

f. Pengaruh

Pengaruh merupakan bagian dari kegiatan ilmiah yang dapat memperlihatkan

sejauh mana pengaruh ilmu terhadap masalah-masalah kehidupan. Apakah

berpengaruh positif atau juga dapat berpengaruh negatif. Hasil pemecahan

masalah dan pengaruh tersebut merupakan konsekuensi dari masing-masing

ilmu. (Hidayat, 2009: 35)

4. Unsur-Unsur yang Membentuk Struktur Pikiran Manusia

Pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia. Tanpa pikiran

tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada, dan untuk dapat tetap ada terdapat

unsur-unsur yang membentuk struktur pemikiran manusia, di antaranya:

a. Pengamatan

Unsur ini dapat membentuk struktur pikiran karena melalui pengamatan dapat

timbul keterkaitan pada objek tertentu, sehingga dapat membentuk sebuah

pemikiran.

b. Penyelidikan

Setelah dilakukan pengamatan, maka akan dihasilkan suatu persepsi dan konsep

yang diingat baik secara sederhanamaupun kompleks, sehingga dapat terbentuk

struktur pemikiran.

c. Percaya

Rasa percaya pada objek muncul dalam kesadaran yang biasanya timbul dari

suatu rasa keraguan akan objek yang akan diselidiki, melalui rasa percaya

terhadap objek tersebut akan timbul pemikiran untuk mencapai apa yang akan

dihasilkan.

d. Keinginan

Keinginan dapat menjadi pembentuk struktur pemikiran. Apabila tidak ada

keinginan untuk mengenal, mengetahui, bahkan menyelidiki suatu objek, maka

tidak terjadi sebuah pemikiran.

e. Adanya maksud

Apabila seseorang tidak mempunyai maksud terhadap objek tertentu, walaupun

telah diamati dan diselidiki, maka sulit untuk dapat terjadi sebuah pikiran.

f. Mengatur

Pikiran ada dalam diri seseorang, dan pikiran dapat mengatur melalui kesadaran.

Proses pengaturan ini akhirnya dapat membentuk sebuah pemikiran.

Page 7: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

g. Menyesuaikan

Menyesuaikan merupakan bagian dari komponen yang dapat membentuk

strukturpemikiran manusia. Melalui kemampuan dalam menyesuaikan

pemikiran, akan terdapat pembatasan-pembatasan yang dibebankan pada

pemikiran melalui kondisi yang ada dalam keadaan fisik, biologis, maupun

lingkungan.

h. Menikmati

Melalui pikiran, akan dapat dirasakan kenikmatan tersendiri dalam menekuni

berbagai persoalan hidup. Proses menikmati ini juga akan membentuk struktur

pemikiran manusia. (Hidayat, 2009: 36)

5. Sumber-Sumber Ilmu

Ilmu diperoleh melalui beberapa cara, antara lain rasional, empiris, dan intuisi.

a. Rasional

Kebenaran ilmu melalui rasional menitikberatkan pada rasio atau akal

pikiran. Pandangan ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian

pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal.

Manusia memperoleh pengetahuan melalui aktivitas akal. Akal inilah yang telah

mengangkat kedudukan manusia dan sekaligus menjadikannya makhluk yang

utama.

Kaum rasionalis mengembangkan sebuah paham yang dikenal dengan

rasionalisme. Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam

memperoleh pengetahuan. Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang

akal dan memberikan bahan yang membuat akal bekerja. Laporan indera,

menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas dan masih kacau.

Bahan ini kemudian dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berpikir.

Akal mengatur bahan tersebut sedemikian rupa sehingga terbentuk sebuah

pengetahuan yang benar.. Jadi, rasio adalah potensi yang dimiliki manusia untuk

memahami proses dan sebab musabab kejadian.

b. Empiris

Kata empiris berasal dari bahasa Yunani empeirikos yang artinya

pengalaman. Yang dimaksud di sini adalah pengalaman indrawi (Tafsir,

2007:2004). Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia bukan

didapat melalui penalaran rasional yang abstrak, melainkan melalui pengalaman

Page 8: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

konkret. Berbagai gejala alamiah yang timbul merupakan hal yang konkret dan

dapat ditangkap oleh pancaindra manusia.

Metode empiris mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan pertama

adalah indera manusia yang terbatas, sehingga menimbulkan ketidaksesuaian

antara hasil yang dilaporkan dan objek sebenarnya. Kelemahan kedua adalah

indera yang menipu. Maksudnya, sesuatu yang ditangkap oleh indera bisa saja

bertentangan dengan kebenaran dari objek tersebut. Sedangkan kelemahan

ketiga adalah objek yang menipu (contoh: fatamorgana)

Metode empiris merupakan suatu bukti terukur. Karenanya, empirisme

harus dijelaskan melalui pandangan rasional. Kerjasama antara empirisme dan

rasionalisme atau sebaliknya ini akan melahiran suatu metode sains, yang

kemudian melahirkan pengetahuan sains.

c. Intuisi

Intuisi merupakan pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses

penalaran tertentu. Seseorang yang sedang terpusat pada suatu masalah, tiba-tiba

saja menemukan jawaban atas permasalahan tersebut tanpa harus melalu proses

berpikir yang panjang. Kegiatan intuitif ini sifatnya sangat personal dan tidak

dapat diramalkan. Intuisi muncul dari dalam hati manusia sebagai sebuah respon

terhadap suatu hal. Intuisi disebut juga sebagai superindra atau indra keenam.

Karena ditangkap oleh manusia dalam wujud perasaan, intuisis yang muncul

bisa saja benar, bisa pula keliru.

d. Wahyu

Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia

lewat perantara para nabi. Para nabi memperoleh dari Tuhan tanpa upaya, tanpa

bersusah payah. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak Tuhan. Tuhan

mensucikan jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.

Wahyu sendiri berisi prinsip-prinsip mengenai kehidupan. (Asmadi, 2008:89)

6. Sifat-Sifat Ilmu

Memiliki objek

Setiap ilmu memiliki objek yang menjadi pusat kajian. Objek

yang dikaji dalam mempelajari suatu ilmu biasanya bersifat

spesifik. Contohnya ilmu matematia, ilmu biologi, kesenian dll.

Page 9: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

Memiliki metode

Dalam mempelajari ilmu pengetahuan tidak dilakukan secara

asal-asalan, tetapi memerlukan metode khusus. Metode yang

digunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan disebut

metode ilmiah. Metode ilmiah digunakan untuk meneliti dan

mempelajari suatu objek sehingga ditemukan kebenaran. Ilmu

yang dikembangkan dengan menggunakan metode ini

kebenarannya akan diakui secara ilmiah oleh seluruh pakar

ilmu pengetahuan yang berlaku sampai ada bukti baru yang

menentang atau menggugurkannya.

Bersifat sistematis

Ilmu pengetahuan harus bersifat sistematis. Maksudnya adalah

ilmu pengetahuan harus tersusun secara sistematis dari yang

sederhana hingga yang kompleks yang diatur sedemikian rupa

sehingga yang satu dan yang lainnya dapat saling mendukung.

Sifat sistematis ini bertujuan untuk mempermudah dalam

mempelajari ilmu tersebut.

Bersifat Universal

Ilmu pengetahuan harus bersifat universal, maksudnya adalah

kebenaran yang disajikan dalam ilmu pengetahuan harus

berlaku secara umum dan diterima di semua institusi

pendidikan. Sifat universal ini selain bertujuan untuk

mempermudah dalam pembelajaran juga agar tercipta suatu

keseragaman. Sehingga kebenaran yang diungkapkan dapat

diterima diseluruh pelosok dunia.

Bersifat Objektif

Ilmu pengetahuan harus bersifat objektif maksudnya adalah

semua pernyataan yang dikemukakan harus bersifat jujur,

sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, mengandung data dan

informasi yang akurat, bebas dari prasangka, tidak

menimbulkan kesenjangan dan tidak berhubungan dengan

kepentingan pribadi orang perorangan.

Bersifat Analitis

Page 10: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

Ilmu pengetahuan harus bersifat analitis, artinya  ilmu yang

dipelajari akan menuju hal-hal yang lebih khusus seperti

bagian, sifat, peranan dan berbagai hubungan. Untuk

memahami hal yang bersifat khusus perlu pengkajian secara

khusus pula, sehingga terdapat antar hubungan bagian yang

dikaji sebagai hasil analisa.

Bersifat Verifikatif

Artinya pernyataan yang berupa kebenaran dalam ilmu

pengetahuan tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat terbuka atau

verifikatif. Sehingga bila suatu masa ditemukan bukti-bukti

baru yang tidak mendukung kebenaran yang semula, maka

teori tersebut dapat ditumbangkan untuk memberi tempat

pada kebenaran yang baru yang lebih relevan.

(http://www.kamusq.com/2012/11/sifat-dan-ciri-ilmu-pengetahuan.html)

7. Fungsi Ilmu

Ilmu memiliki beberapa fungsi. Dalam Asmadi,2008: 87, dijelaskan mengenai

fungsi ilmu sebagai berikut:

Fungsi Deskripsi

Ilmu dapat menjelaskan berbagai gejala alam yang terjadi. Idealnya, suatu

disiplin ilmu harus mampu menjelaskan berbagai hal yang masuk dalam bidang

garapannya. Fungsi deskripsi membuat suatu ilmu bisa diterima oleh

masyarakat umum, bukan sebatas kalangan yang berkecimpung di bidang

keilmuan itu saja, sebab ilmu bersifat universal.

Prediksi

Ilmu dapat meramalkan kejadian yang akan terjadi secara ilmiah. Salah satu

cara untuk memperolah ilmu adalah melalui pengalaman dan upaya uji coba

yang kemudian disimpulkan hasilnya. Kesimpulan ini menjadi pedoman dalam

menjelaskan berbagai fenomena alam.

Fungsi kontrol

Page 11: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

Ilmu dapat mengendalikan gejala alam. Fungsi ini baru bisa berlaku jika ilmu

telah mampu menjelaskan dan meramalkan berbagai fenomena alam. Tujuan

fungsi kontrol adalah untuk mencegah peristiwa yang tidak diinginkan.

Fungsi eksplanasi

Ilmu dapat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia

melakukan serangkaian kegiatan untuk menguasai gejala tersebut.

Menurut Drs R.B.S. Fudyartanta (http://id.shvoong.com), selain fungsi ilmu yang

tersebut di atas, ilmu juga memiliki fungsi pengembangan, yaitu fungsi untuk

menemukan hasil ilmu yang baru. Ilmu harus mampu memberikan solusi terhadap

permasalahan yang dihadapi.

B. KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU

Seperti halnya disiplin ilmu lain, yang keberadaannya ditopang oleh berbagai

disiplin ilmu yang telah berkembang, ada kalanya ilmu keperawatan mempertanyakan

identitas dirinya sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri. Ilmu keperawatan dapat

dikatakan sebagai disiplin ilmu yang mandiri karena memenuhi karakteristik dan

spesifikasi sebagai sebuah pengetahuan yang berdimensi dan bersifat ilmiah, ditinjau dari

sudut filsafat ilmu. Secara umum, cabang pengetahuan dibedakan menurut hal-hal yang

diketahuinya (ontologi), cara pengetahuan tersebut diperoleh dan disusun (epistemologi),

serta nilai yang terkait dengan nilai tersebut (aksiologi). (Asmadi,2008: 92).

1. Aspek Ontologi

Berdasarkan tinjauan aspek ontologi, setiap disiplin ilmu harus mempunyai

objek yang akan menjadi fokus penelaahannya. Objek suatu ilmu, menurut Poedja

Wijadna (1986) dalam Darji, 2006:5, dapat dibedakan menjadi objek materia dan

objek forma. Objek materia adalah lapangan atau bahan penyelidikan suatu ilmu

sedangkan objek forma adalah sudut pandang tertentu yang menentukan jenis suatu

ilmu. Jadi dapat terjadi ada lebih dari satu ilmu yang memiliki objek materia yang

sama, tetapi berbeda objek formanya.

Dari pernyataan tersebut di atas, dapat diformulasikan bahwa objek materia

ilmu keperawatan adalah manusia yang tidak dapat berfungsi secara sempurna dalam

kaitannya dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan. Sedangkan objek

formanya adalah bantuan bagi individu yang tidak berfungsi secara sempurna terkait

dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan. Bantuan yang diberikan

merupakan bantuan yang bersifat holistik. (Asmadi,2008: 95)

Page 12: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

2. Aspek Epistemologi

Epistemologi merupakan asas yang berkaitan dengan cara memperoleh dan

menyusun materi pengetahuan menjadi suatu ilmu. Epistemologi keilmuan dapat

dilihat dari sifat pengetahuan ilmiah dan proses pembentukan pengetahuan ilmiah.

Maka, ilmu keperawatan ditinjau dari sudut epistemologi memiliki sifat/karakteristik

antara lain :

a. Pengetahuan adalah milik umum. Artinya, pengetahuan itu disampaikan kepada

masyarakat melalui publikasi ilmiah. Ilmu keperawatan dapat dipelajari oleh

siapa saja yang berminat.

b. Objektif. Ilmu keperawatan dapat menginterpretasikan objek yang sama dengan

cara yang sama sehingga diperoleh hasil yang sama pula.

c. Abstraksi, arinya ilmu keperawatan ditujukan bagi umat manusia yang tidak

lepas dari kebutuhan. Ini tertuang dalam sejumlah konsep manusia, yakni

manusia sebagai makhluk holistik, manusia sebagai makhluk yang unik,

manusia sebagai makhluk yang memiliki kebutuhan, dan manusia sebagai

makhluk dengan sistem terbuka.

d. Konseptual, artinya ilmu keperawatan mempunyai konsepsi yang membangun

teori keperawatan.

e. Generalisasi, artinya ilmu keperawatan dapat diterima oleh umum. Masyarakat

dapat mengenal ilmu keperawatan melalui realitas asuhan keperawatan atau

melalui bantuan yang diberikan.

3. Aspek Aksiologi

Ilmu, ditinjau dari aspek aksiologi merupakan cara penggunaan atau pemanfaatan

pengetahuan ilmiah. Asas dalam keilmuan tersebut digunakan atau dimanfaatkan

untuk kebaikan umat manusia. Asas moral yang terkandung di dalamnya ditujukan

untuk meningkatkan taraf hidup manusia dengan tetap memperhatikan kodrat

manusia, martabat manusia, dan keseimbangan/kelestarian alam lewat pemanfaatan

ilmu pengetahuan ilmiah secara komunal dan universal.

Secara aksiologi, keperawatan yang merupakan bagian integral dari layanan

kesehatan mempunyai andil besar terhadap masyarakat. Orientasi keperawatan tidak

hanya pada individu yang sakit, tetapi juga pada individu yang sehat. Keperawatan

selalu berupaya untuk mengembangkan diri ke arah profesionalisme. Aplikasi moral

Page 13: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

dari ilmu keperawatan adalah tanggung jawab profesional terhadap klien,

masyarakat, dan Tuhan YME.

C. WAWASAN KEILMUAN

Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan (nursing

science) yang mencakup ilmu-ilmu dasar (alam, sosial, perilaku), ilmu biomedik, ilmu

kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar (basic nursing science), ilmu

keperawatan klinis (clinical nursing science) dan ilmu keperawatan komunitas.

Pada aplikasinya digunakan pendekatan dan metode pemecahan masalah secara

ilmiah, yaitu proses keperawatan yang ditujukan untuk mempertahankan, menopang, dan

memelihara, serta meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia. Ilmu

keperawatan bertumpu pada perkembangan beberapa ilmu lain yang terkait, yang terdiri

dari ilmu alam dasar, ilmu perilaku, ilmu sosial, ilmu biomedik, dan ilmu kesehatan

publik.

Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk dan

sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang

hal-hal yang melatar belakangi, serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk

mencapai kebutuhan dasar tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan

potensial. (Kusnanto, 2004:38)

D. BIDANG GARAP KEPERAWATAN

Mewujudkan keperawatan sebagai profesi di Indonesia bukan hanya sekedar

perjuangan untuk membela nasib para perawat yang sudah sejak lama kurang mendapat

perhatian. Namun, lebih dari itu yakni untuk mengupayakan pemenuhan hak masyarakat

dalam mendapat asuhan keperawatan yang profesional. Asuhan keperawatan profesional

adalah cerminan serta bentuk perubahan yang nyata untuk kemajuan profesi keperawatan

di Indonesia khususnya.

Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah

penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-

spiritual), mulai dari tingkat individu yang utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan),

sampai pada tingkat masyarakat. (Kusnanto, 2004:38)

Upaya-upaya bidang kesehatan selama ini seperti preventif, promotif, kuratif dan

rehabilitatif rupanya perlu mendapatkan refleksi dari perawat. Kritisi tersebut bukan

untuk menggugat cakupan pelayanan kesehatan, melainkan perawat perlu menciptakan

Page 14: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

model praktik pelayanan perawatan yang khas dan berbeda, sehingga meskipun perannya

tidak langsung berdampak terhadap peningkatan indeks pembangunan manusia, namun

tetap berarti (mengisi sektor yang kosong/tidak tergarap) karena perannya tidak identik

dengan profesi lain atau sebagai sub sistem tenaga kesehatan lainnya.

Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa Home Care adalah pelayanan

kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif  diberikan kepada individu,

keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,

mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan

meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan

kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui

staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.

E. PERKEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN

Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain

mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut

tuntutan zaman.

Untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan oleh komunitas profesional

maka upaya yang dapat dilakukan menurut Prof. Ma’rifin Husin adalah dengan

menghasilkan masalah baru dalam keperawatan melalui proses berkembangnya ilmu

keperawatan melalui proses berkelanjutan. Dalam proses berkembangnya ilmu

keperawatan dituntut adanya riset dan pengembangan ilmu keperawatan sehingga

diharapkan perawat dapat melakukan penelitian. Selain itu dilihat juga adanya pusat

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan, adanya adaptasi teknologi

keperawatan serta adanya pengembangan model pemberian asuhan keperawatan. Untuk

menjadi ilmuwan dalam bidang keperawatan, sangat diperlukan berbagai persyaratan

antara lain prosedur ilmiah atau kegiatan ilmiahnya diakui oleh para ilmuan lainnya,

metode ilmiahnya dapat dipergunakan oleh ilmuwan lainnya dalam bidang ilmu yang

sejenis, pendidikan formal yang ditempuh diakui secara akademis, memiliki kejujuran

ilmiah sehingga tidak akan mengklaim hasil temuan orang lain dianggap miliknya, dan

harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. (Hidayat, 2009: 40)

Akhir-akhir ini, ilmu keperawatan menunjukkan perkembangannya dengan

terbentuknya pola pembagian kelompok ilmu keperawatan yang terdiri dari Ilmu

Keperawatan Dasar, Ilmu Keperawatan Komunitas, Ilmu Keperawatan Klinik, dan Ilmu

Penunjang, dengan penjabaran sebagai berikut:

Page 15: KDK - Keperawatan sebagai ilmu.docx

(1) Ilmu Keperawatan Dasar

(2) Ilmu Keperawatan Klinik

(3) Ilmu Keperawatan Komunitas

(4) Ilmu Penunjang

Konsep Dasar KeperawatanKeperawatan ProfesionalKomunikasi KeperawatanKepemimpinan dan Manajemen KeperawatanKebutuhan Dasar ManusiaPendidikan KeperawatanPengantar Riset KeperawatanDokumentasi Keperawatan

Keperawatan AnakKeperawatan KomunitasKeperawatan Medikal BedahKeperawatan JiwaKeperawatan Gawat Darurat

Ilmu HumanioraIlmu Alam DasarIlmu PerilakuIlmu SosialIlmu BiomedikIlmu Kesehatan MasyarakatIlmu Kedokteran Klinik

Keperawatan KomunitasKeperawatan KeluargaKeperawatan gerontik