makalah sejarah munculnya ilmu.docx

24
MAKALAH SEJARAH KEMUNCULAN ILMU Disusun guna memenuhi tugas filsafat ilmu Dosen Pengampu: Mukallam Disusun Oleh Nita Dewi Lasmaya Hananingtyas Andarini Badriatus Sholihah Iin Inayatun Nadhifah Halim Ilyasin Nurkhayati Handi Wulan Afifah Aslami Permata 12680002 12680011 12680003 12680018 12680020 12680023 12680039

Upload: wulan-sa

Post on 16-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

filsafat ilmu

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

MAKALAH

SEJARAH KEMUNCULAN ILMU

Disusun guna memenuhi tugas filsafat ilmu

Dosen Pengampu: Mukallam

Disusun Oleh

Nita Dewi LasmayaHananingtyas AndariniBadriatus SholihahIin Inayatun NadhifahHalim IlyasinNurkhayati Handi WulanAfifah Aslami Permata

12680002126800111268000312680018126800201268002312680039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA2014/2015

Page 2: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu dan pengetahuan sangat erat dengan kehidupan manusia. Manusia tanpa

ilmu ibarat sayuran tanpa garam. Sayuran tidak akan terasa nikmat, bergairah, dan

enak tanpa ditaburi garam. Namun garam yang diperlukan harus sesuai takaran. Jangan

sampai sayuran menjadi sangat asin atau sangat hambar. Begitulah ilmu dan manusia.

ketika ilmu tidak sesuai takaran maka manusia akan dikendalikan oleh ilmu itu sendiri

dan cenderung merusak arti memanusiakan manusia. Sebaliknya, manusia yang

kekurangan ilmu akan mudah terjatuh dalam roda kehidupan.

Ilmu memiliki asal usul yang bisa dijelaskan secara sistematis berdasarkan

tahun dan tokoh yang memiliki inisiatif terhadap makna ilmu. Kita tak pernah

menyangka bahwa ternyata ilmu memiliki riwayat hidup tersendiri yang menarik

untuk dikaji. Mulai dari zaman yunani kuno hingga zaman kontemporer yang mana

kemunculannya dapat berasal dari dunia barat dan dunia timur (Islam). Selain itu,

kemunculan ilmu secara tidak sadar memberikan perubahan yang sangat dahsyat dari

generasi ke generasi. Untuk itu, memahami sejarah kemunculan ilmu bisa memberikan

pencerahan kepada kita bahwa ilmu memiliki eksistensi yang dapat mempengaruhi

pola pikir kita dari generasi ke generasi. (Pokja Akademik, 2005)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakan karakteristik sejarah kemunculan ilmu di dunia barat dan dunia

timur (Islam)?

C. Tujuan

1. Mahasiswa diharapkan memahami karakteristik sejarah kemunculan ilmu di dunia

barat dan dunia timur (Islam).

D. Manfaat

1. Dapat menambah wawasan mengenai karakteristik sejarah kemunculan ilmu di

dunia barat dan timur (Islam).

Page 3: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

BAB II

PEMBAHASAN

Kemunculan ilmu dari zaman ke zaman memiliki makna tersendiri bagi setiap

pelaku. Di mulai dari zaman yunani kuno yang cenderung memiliki tingkatan ilmu

yang sederhana hingga zaman kontemporer yang cenderung lebih kompleks. Sebelum

mengetahui lebih lanjut mengenai penjelasan kemunculan ilmu dari zaman ke zaman,

di bawah ini memuat konsep map untuk mempermudah mempelajari bagaimana ilmu

itu muncul dari dunia barat dan dunia timur (Islam).

(Pokja Akademik, 2005)

Berdasarkan konsep map di atas, dapat dipahami bahwa ternyata kemunculan ilmu

di dunia barat dan timur (Islam) memiliki kemiripan di setiap penamaan zaman yang

dikategorikan sebagai zaman klasik, pertengahan, modern, dan kontemporer. Untuk

KEMUNCULAN ILMU

ANALISIS PERBANDINGAN

Dunia Timur (Islam)Dunia Barat

Zaman Kontemporer

Zaman Kontemporer

Zaman Pertengahan

Zaman Modern

Zaman Klasik

Zaman Pertengahan

Zaman Modern

Zaman Klasik(Yunani Kuno)

Page 4: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

lebih jelasnya, dapat dikategorikan berdasarkan wilayah perkembangannya yaitu dunia

barat dan timur (Islam). Di bawah ini akan dibahas mengenai sistematika sejarah

kemunculan di dunia barat dan dunia timur (Islam).

I. Kemunculan Ilmu di dunia barat

a. Pra Yunani Kuno (15-7 SM)

Pada masa ini, ilmu yang dimiliki oleh manusia tergolong sederhana yaitu

membuat peralatan dengan bahan baku batu, sehingga disebut dengan zaman batu.

Zaman batu ini kemudian bergeser ke zaman besi, tembaga dan perak. Untuk

menghitung ditempuh dengan cara one to one correspondency atau mapping

process yaitu dengan memindahkan sesuatu (kerikil) berbarengan dengan sesuatu

yang dihitung (Muhammad Nur, 2011).

Pada masa ini telah ditemukan pula gejala-gejala alam seperti gugusan

bintang yang kemudian dinamakan zodiak. Kedudukan matahari dan bulan pada

waktu terbit dan terbenam. Planet-planet seperti Mercuri, Venus, Mars dan

seterusnya. Jumlah hari perjalanan bulan yaitu 28-29. Waktu edar matahari

kembali ke posisi semula yaitu 365 hari. Terjadi perubahan pada bulan sebanyak

12 kali ketika matahari beredar, juga sudah ditemukan gejala gerhana (Muhammad

Nur, 2011).

Jenis kemampuan manusia pada zaman ini adalah; (1) kemampuan

mengetahui sesuatu dengan jalan pengalaman (know how); (2) mengetahui sesuatu

dengan jalan menjadikan pengalaman sebagai sesuatu yang diyakini ada atau

faktual (receptive mind)’; (3) melakukan abstraksi dari apa yang sudah diketahui;

(4) menuliskan hasil abstraksi; (5) meramal peristiwa lain berdasarkan suatu

peristiwa yang sebelumnya (Sibawaihi, 2011).

b. Zaman Yunani Kuno (7-2 SM)

Ciri khas yang paling menonjol pada zaman ini adalah pergeseran cara

menerima ilmu pengetahuan yaitu dari receptie attitude (sikap menerima begitu

saja tentang sesuatu informasi atau ilmu atau pengetahuan) ke an inquiring

attitude (tradisi meneliti sesuatu dengan kritis). Tokohnya adalah:

Page 5: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

Thales (624-548 SM)

Ia mempersoalkan alam (arkhe). Menurut dia, alam ini berasal dari air.

Bagi Thales, sesuatu hal tidak begitu saja ada, melainkan terjadi dari sesuatu.

Dari sinilah berkembang konsep evolusi dan genesis (Muhammad Nur, 2011).

Pythagoras (580-500 SM)

Menurutnya bumi tidak datar melainkan bundar. Ia menemukan dalil

pythagoras a² + b² = c². yang berlaku bagi setiap segi tiga siku-siku dengan

sisi a dan sisi b serta hypotenusa c, sedangkan jumlah sudut dari segitiga

siku-siku sama dengan 180°. Ia juga menemukan pembagian bilangan genap

dan ganjil, prime numbers (bilangan yang hanya dapat dibagi dengan angka

satu dan bilangan itu sendiri) (Bertens, 1975).

Socrates (470-399SM)

Ia memperkenalkan teori Maieutike tekhne, yaitu teknik dialektika

untuk mencapai kebenaran (Sibawaihi, 2011).

Demokritos (460-370 SM)

Ia memperkenalkan konsep atom. Alam terdiri dari atom-atom. Atom

adalah materi terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Atom ini terus

bergerak dengan arah tidak menentu. Gerakan ini menimbulkan benturan dan

pusaran ibarat air. Dari pusaran itu lahir benda-benda lain (Muhammad Nur,

2011).

Temuan Demokritos lain adalah; (1) materi (atom) merupakan satu-

satunya yang ada dan membentuk segalanya; (2) Segala sesuatu selalu dalam

keadaan bergerak (developmental dynamics) yang darinya muncul konsep

dinamika yang dengan dinamika itu tersusunlah segala sesuatu di dunia; (3)

Atom bergerak tanpa ada yang mempengaruhi tetapi intrinsik, primer dan

tanpa sebab (pure natural); (4) Pergerakan atorm itu tidak bertujuan. Ini

memunculkan konsep kebetulan (by chance) (Muhammad Nur, 2011).

Plato (427-347 SM)

Plato berangkat dari polemik antara dua tokoh, yaitu Parmanides yang

mengatakan bahwa realitas itu berasal dari satu hal (the one) dan Heraklitos

yang mengatakan bahwa realitas berasal dari hal yang banyak (the many) yang

Page 6: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

berubah-ubah. Bagi Plato, ada hal yang tetap dan ada hal yang berubah, yang

berubah adalah pengamatan dan yang tetap adalah akal, yang satu itu adalah

being dan yang banyak itu adalah becoming dan yang satu itu adalah ide dan

yang banyak itu adalah bayangan ide (abstraksi dari ide) (Muhammad Nur,

2011).

Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles mengkritik pendapat gurunya Plato yang mengatakan

bahwa yang lebih menentukan dalam mencari kebenaran adalah akal. Baginya,

pengamatan jauh lebih pasti dalam menemukan kebenaran.

Di bidang logika, Aristoteles memperkenalkan apa yang disebut dengan

silogisme yaitu membuat kesimpulan baru berdasarkan premis mayor dan

minor. Premis mayor, merupakan pernyataan yang menyatakan hal yang

umum yang diyakini kebenarannya. Sedangkan premis minor, pernyataan

khusus yang lebih kecil lingkupnya dari pada mayor. Dari kedua premis itulah

kemudian dilahirkan kesimpulan baru. Contoh; Semua makhluk hidup pasti

akan mati (premis mayor); Manusia adalah makhluk hidup (premis minor);

kesimpulannya, Manusia pasti akan mati (silogisme) (Bertens, 1975).

c. Zaman Petengahan (600-1600 AC)

Zaman pertengahan merupakan zaman keemasan bagi dunia Kristen, akan

tetapi pada zaman ini ilmu pengetahuan mengalami kemunduran bahkan pada

masa ini filsafat dan ilmu pengetahuan identik dengan agama. Hal itu disebabkan

karena agama Kristen bersifat oteriter, menolak keberadaan filsafat dan ilmu. Pada

masa itu Gereja dianggap sebagai pusat kebenaran sehingga apapun keputusan

yang diambil oleh pihak Gereja dianggap benar harus ditegakkan. Selain itu,

kemunduran ilmu pengetahuan juga disebabkan oleh tidak adanya kebebasan

berpikir, seperti yang dialami oleh ilmuwan Galile Galilio, Cicero, dan Copernicus.

Pada masa itu ilmuwan-ilmuwan tersebut dijebloskan dalam penjara. (Bachtiar,

2004)

d. Zaman Modern (1500-1800 AC)

Zaman modern merupakan zaman kelahiran kembali pemkiran Barat,

dalam arti kata hidupnya kembali budaya Yunani Kuno. Ciri utama dari era ini

Page 7: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

yaitu anthroposentris (humanisme) yang berarti manusia sebagai sentral. Zaman ini

sangat menaruh perhatian pada bidang seni lukis, patung, arsitektur, music, sastra,

filsafat dan ilmu pengetahuan serta teknologi. Pengembangan minat dan

pengkajian ilmu pada masa ini dipelopori oleh beberapa aliran filsafat diantaranya

Rasionalisme, Empirisme, Kritisisme, Idealisme, dan Positivime. (Pokja

Akademik, 2005)

Rasionalisme: Aliran ini lahir pada abad ke 16 yang dipelopori oleh Rene

Descates, Spinoza, dan Leibniz. Paham rasionalisme mengajarkan bahwa akal

merupakan alat terpenting untuk memperoleh dan menguji pengetahuan.

Dengan akal, manusia dapat menemukan kebenaran yang hakiki. Jadi, akal akal

merupakan sumber ilmu.

Empirisme: Empirisme berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman.

Paham empirisme mempunyai keyakinan bahwa akal berfungsi untuk mengatur

dan mengolah data yang diperoleh melalui pengalaman. Oleh karena itu, paham

ini berkeyakinan bahwa manusia tidak mempunyai ide bawaan atau innate

ideas. Tokoh-tokoh yang mempelopori paham ini antara lan: Thomas Hobbes,

John Lock, dan David Hume.

Kritisisme: Kritisisme merupakan paham yang berbicara tentang teori

pengetahuan yang berusaha untuk mempersatukan faham rasionalis dan empiris

dalam suatu hubungan yang seimbang, tidak terpisah satu dengan yang lain.

Pelopor dari paham ini adalah Immannuel Kant. Immanuel Kant telah

memberikan sumbangan dan berjasa besar dikemukakan oleh kaum rasionalis

dan empiris. Menurut beliau pengetahuan harus bersifat apriori dan aposteriasi

yakni memadukan antara data pengalaman dan pengolahan rasional.

Idealisme: Pelopor dari paham ini adalah Hegel. Menurut Hegel, pikiran adalah

esensi dari alam dan alam adalah keseluruhan jiwa yang diobjektifkan.

Pandangan ini memberikan makna bahwa akal sangat berkaitan erat dengan

alam. Jadi,berpikir berarti melakukan aktifitas nyata.

Positivisme: Pelopor dari paham ini yaitu August Comte. Positivisme

berpendapat bahwa pengalaman merupakan sumber kebenaran ilmiah sebagai

Page 8: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

sumber dibangunnya ilmu pengetahuan. Jadi, meode ilmiah dibangun dari

realitas sosial yang alami dan diukur dengan menggunakan alat pengukur.

e. Zaman Kontemporer (Mulai abad ke 20 sampai sekarang)

Pada abad ke 20 merupakan kritik kebahasaan atas filsafat akibat dari

terdapatnya makna ganda dan tidak dipahami oleh akal sehat, terutama oleh para

pengikut filsafat idealisme. Zaman kontemporer merupakan pembaharuan pemikiran

filsafat terdahulu dan juga penegasan ulang ungkapan filosofik banyak dilakukan

dengan lahirnya: neo-thomesme, neo-kontranisme, neo-hegelranisme, neo-marxisme,

neo-pasitivisme. Akan tetapi juga muncul filsafat yang benar-benar baru seperti :

fenomenologi, eksistensialisme, pragmatisme, strukturalisme dan post modernisme

(Ghazali et al, 2005).

1) Fenomenologi

Metode fenomenologi berasal dari pemikiran E. Husserl (1859-1938) yang

kemudian dikembangkan oleh M. Scheler (1874-1928) dan M Merleau-Ponty(1908-

1961) (Hamersma, 2008:61). Fenomenologi menekankan kepada adanya gejala yang

nampak kehadapan mata sebagai adanya indikasi yang harus didalamu lebih jauh

untuk mengetahui esensi dari yang nampak. Jadi dalam hal ini diartikan bahwa gejala

indrawi bukanlah sebagai final melainkan penuntun memahami gejala yang tidak

nampak yang disebut sebagai fenomena transendental. Fenomena transendental

merupakan adanya kekuatan diluar dari manusia dan alam yang ikut ambil bagian

kedalamnya dan nampak secara indrawi. Adanya filsafat fenomenologi memberikan

peluang berkembangnya kajian-kajian keilmuan baik sosial maupun humaniora

(Ghazali et al, 2005).

2) Eksistensialisme

Eksistensialisme merupakan faham filsafat yang meyakini bahwa filsafat harus

berpangkal pada adanya (eksistensi) manusia yang konkret, dan tidak pada hakikat

(esensi) manusia pada umumnya. Eksistensi seseorang ditentukan selama

eksistensinya di dunia ini. Tokohnya adalah Jean Paul Sartre (1905-1980)

(Hamersma, 2008).

Page 9: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

3) Strukturalisme

Strukturalisme berkembang di Prancis, kurang lebih sejak tahun 1960.

Strukturalisme merupakan aliran filsafat yang hendak memahami masalah yang

muncul dalam sejarah filsafat. Metodologi struktural dipakai untuk membahas

tentang manusia, sejarah kebudayaan, serta hubungan kebudayaan dan alam dengan

bertumpu pada prinsip-prinsip linguistik (Mustansyir & Misnal, 2002:94). Tokoh-

tokoh yang terkenal dalam strukturalisme antara lain Cl. Levi-Strauss, J. Lacan, dan

Michel Foucault (Hamersma, 2008).

4) Pragmatisme

Pragmatisme merupakan gerakan filsafat Amerika dan merupakan suatu sikap

metode dan filsafat yang memakai akibat-akibat praktis dan pikiran dan kepercayaan

sebagai ukuran untuk menetapkan nilai kebenaran. Pragmatisme juga merupakn

aliran filsafat etika yang menyatakan bahwa yang bernilai adalah yang bermanfaat

saat sekarang ini (Ghazali et al, 2005).

5) Post modernisme

Post modernisme merupakan tren pemikiran abad 20 yang merambah

keberbagai bidang disiplin filsafat dan dunia ilmu pengetahuan. Post modernisme

lahir sebagai reaksi terhadap kegagalan modernisme atau merupakan koreksi

terhadap faham filsafat modernisme yang dinilai sangat humanis. Ide terpokok dalam

post modernisme adalah adanya hal-hal yang spiritualis dalam kehidupan yang

materialis. Tokoh yang memelopori era ini yaitu Francois Lyotarl (1924) (Ghazali et

al, 2005)

II. Kemunculan Ilmu di dunia timur (Islam)

a. Zaman klasik abad ke 6-7 M

Merupakan zaman pertama kali Islam disebarkan oleh Rasulullah dengan

dakwah Islam. Kegiatan pendidikan/ pengajaran tentang ajaran Islam dilaksanakan di

rumah ARQOM (Darul Arqom). Oleh karena itu Rasul juga dikatakan sebagai guru

pertama didalam Islam, yang berlangsung pada abad ke 6 hingga ke 7 Masehi. Rasul

secara langsung mendidik masyarakat melalui model bandongan, wetonan, dan

Page 10: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

sorongan. Oleh karena itu sesungguhnya pedagogik/andragogik telah telah dicontohkan

oleh Rasul sekalipun dalam bentuk dasar bernuansa agama Islam (Ghazali et al, 2005).

Pada Zaman Khulafahurrasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Uthman bin

Affan, dan Ali bin Abi Thalib) ilmu pengetahuan dalam kontes ajaran agama sudah

lebih maju lagi, sehubungan dengan meluasnya wilayah dakwah Islam dan berhadapan

dengan aneka ragam peradaban dan kebudayaan luas. Pada zaman ini tentunya berbeda

dengan masa Rasul dimana nabi sebagai pusat bertanya. Sedangkan pada masa ini

terjadi keragaman pendapat yang melahirkan suatu istimbath hukum dan sumbernya

yaitu Jma’ dan Qiyas sebagai jalan para sahabat untuk mengembangkan ajaran islam.

Berdasarkan hal tersebut maka nampak penalaran dengan akal mulai dikembangkan

sekalipun masih dalam tataran normatif. Pada masa ini dikenal Ali bin Abi Thalib

sebagai pencinta ilmu, dan Umar bin Khattab yang melakukan pengembangan bidang

poloyik, administrasi negara, juga hukum yang semuanya tidak lepas dari

pengembangan ilmu. Selain itu juga yang perlu diperhatikan adalah masa terjadinya

perang shiffin (pertengahan abad ke 7) yang berakibat pada munculnya sikap kafir

mengkhafirkan aliran-aliran dalam aqaid (akidah), yakni : aliran Khawarij, Munjiah,

Jabbariyah dan Qadariyah. Keempat faham diatas pada dasarnya embrio keilmuan dan

filsafat yang melahirkan kajian rasional terhadap persoalan-persoalan akidah (Ghazali et

al, 2005).

b. Zaman Pertengahan (476-1492 M)

Menurut Amsal Bakhtiar (2012) bahwa zaman pertengahan merupakan zaman

perkembangan ilmu islam. Zaman ini meliputi kurun waktu dari beberapa tahun

sebelum tahun 500M sampai beberapa tahun sebelum tahun 1500M sekitar 476-

1492M. Abad pertengahan ini terjadi ketika kerajaan Romawi non katolik runtuh dan

mulai berkembang agama Katolik Roma.

Zaman pertengahan ini disebut juga zaman kegelapan (The Dark Ages) karena

pada zaman ini di kerajaan-kerajaan Eropa terjadi kemandekan atau adanya hambatan

dalam perkembangan ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal ini terjadi disebabkan

pada zaman ini semua aktivitas keilmuan harus berdasar atau mendukung kepada

agama dan diatur oleh doktrin-doktrin gereja yang berdasarkan keyakinan, sehingga

Page 11: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

pada masa inilah banyak bermunculan para Theolog. Semboyan yang berlaku bagi

ilmu pada masa ini adalah ancilla theologia atau abdi agama. (Bachtiar, 2012)

Ketika di Eropa mengalami masa kegelapan, maka bangkitlah islam dengan

masa keemasannya. Hal ini dimulai dengan munculnya Nabi Muhammad SAW pada

tahun 600M, yang kemudian melakukan perluasan wilayah islam, serta melakukan

pembinaan hukum dan penerjemahan filsafat Yunani dan kemajuan ilmu pengetahauan

Islam pada tahun 700M sampai tahun 1200M, sehingga pada zaman pertengahan ini

disebut juga dengan zaman Islam. Para tokoh terkenal pada masa ini antara lain

sebagai berikut: Al-Kindi (801M-873M), Al-Farabi (870M-950M), Ibnu Sina (980M-

1037M) di kenal sebagai Avicenna di dunia barat, Al-Ghazali (1058M-111M), dan

Ibnu Rusyd (1226M- 1198M), serta masih banyak yang lain. (Bachtiar, 2012)

Pada zaman ini terjadi tranformasi kebudayaan dan khususnya ilmu dari dunia

Islam ke Barat. Di masa ini orang-orang Islam dan Kristen hidup bersama dan penuh

rasa toleransi agama yang tinggi. Mereka juga mengikuti kegiatan intelektual bersama-

sama. Dari sinilah kemudian gagasan-gagasan Barat masuk ke dunia Islam, dan

sebaliknya gagasan-gagasan dari dunia Islam masuk ke Barat. Kegiatan tranformasi

kebudayaan ini tidak selamanya membawa kemajuan dunia Islam. Sebaliknya justru

memberikan kemunduran bahkan keruntuhan pada dunia Islam sendiri. Hal ini

disebabkan beberapa alasan, salah satunya yakni kematian semangat ilmiah di

kalangan umat islam adalah diterimanya paham Yunani mengenai realitas yang pada

pokoknya bersifat statis, sementara jiwa islam adalah dinamis. (Bachtiar, 2012)

c. Zaman Modern (abad 19-20 M atau abad 14-15 H)

Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.

Menurut Slamet Iman Santoso (1997) dalam (Mustansyir,dkk. 2000), perkembangan

ilmu pengetahuan mempunyai tiga sumber, yaitu:

1) Hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Iberia dengan Negara-negara

Perancis. Para Pendeta di Perancis banyak yang belajar di Spanyol, kemudian

mereka menyebarkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di lembaga-lembaga

pendidikan di Perancis.

Page 12: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

2) Perang Salib (1100- 1300) yang terulang sebanyak enam kali tidak hanya menjadi

ajang peperangan fisik, tetapi menjadikan para tentara atau serdadu Eropa yang

berasal dari berbagai Negara menyadari kemajuan-kemajuan negara-negara Islam,

sehingga mereka menyebarkan pengalaman mereka sekembalinya di Negara

masing-masing.

3) Pada tahun 1453 Istanbul jatuh ke tangan Bangsa Turki, sehingga para pendeta atau

sarjana mengungsi ke Italia atau Negara-negara lain. Kemudian mereka inilah yang

menjadi pionir-pionir bagi perkembangan ilmu di Eropa (Mustansyir, dkk. 2000).

Zaman modern ilmu Islam dimulai dari abad 19-20 M atau abad 14-15 H.

Zaman modern berlangsung setelah masa klasik, pertengahan, dan masa kemunduran

(junud). Zaman modern ini merupakan masa kebangkitan dari kemunduran dan

ketertinggalan sekaligus merupakan masa pengulangan masa keemasan dunia Islam

karena terdapat kesamaan era ini dengan era kekuasaan daulah Abbasiyah. Era

keemasan daulah Abbasiyah adalah berkuasanya aliran Mu’tadzilah sebagai aliran

resmi Negara. Faktor inilah yang menyebabkan filsafat dan ilmu pengetahuan cepat

berkembang (Pokja Akademik, 2005).

Era modern merupakan peletakan dasar-dasar liberalisme dalam pemikiran

umat Islam dengan ciri rasionalisme yang bersifat normatif. Prinsip perubahannya

bukan pada ajaran agama yang yang dilakukan melainkan pada pemahaman terhadap

ajaran agama (sebagai fiqh) dalam Islam. Menurut Prof. Harun Nasution bahwa

modernisasi atau moderisme mengandung arti fikiran, aliran, gerakan, dan usaha untuk

merubah faham-faham, adat istiadat, institusi-institusi lama, dan sebagainya untuk

disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi modern. Tokoh-tokoh yang komitmen terhadap ide pembaharuan (model

tajdid) yaitu:

1) Rifa’ah Badawi Rafi al Tahtawi (1801-1873)

Lahir di Tahta dan meninggal di Cairo. Beliau belajar di Universitas Al- Azhar

dan di Paris (Perancis), menjadi imam tentara dan fasih berbahasa Perancis. Beliau

banyak menterjemahkan buku ilmu bumi, sejarah, dan teknik dari bahasa Perancis

ke bahasa Arab. Menurut al Tahtawi kaum Ulama harus mengetahui ilmu-ilmu

Page 13: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

modern agar mereka dapat menyesuaikan syariat dengan kebutuhan modern. (Pokja

Akademik, 2005).

2) Jamaluddin al Afghany (1839-1897)

Lahir di Afghanistan dan meninggal di Istanbul. Beliau banyak menulis di al

Urwatul Wutsqa, oleh karena itu beliau ahli komunikasi dan jurnalistik serta ahli

politik. (Pokja Akademik, 2005).

3) Muhammad Abduh (1849-1905)

Merupakan sahabat dan sekaligus murid dari Jamaluddin al Afghony. Bagi

abduh ilmu modern dan agama harus dipadukan sebab keduanya tidak bertantangan

melainkan berasal dari Allah SWT. Salah satu karyanya adalah Tafsir al Manar

sebagai tafsir Al-Qur’an dengan pendekatan sosiologi. (Pokja Akademik, 2005).

4) Rasyid Ridha

Merupakan murid Muhammad Abduh, lahir di Lebanon pada tahun 1865,

menurut salah satu keterangan beliau berasal dari keturunan Husain bin Ali bin Abi

Thalib, cucu Nabi. Rasyid Ridha belajar bahasa Arab, Turki, dan Perancis. Tafsir al

Manar adalah buah karya gurunya Muhammad Abduh yang diselesaikannya dengan

tafsiran filosofik dan sosiologik. Menurut Rasyid Ridha perlu dilahirkan

pembaharuan dalam dunia pendidikan. Menurut beliau di dalam kurikulum perlu

ditambahkan pelajaran berikut: teologi, pendidikan moral, sosiologi, ilmu bumi,

sejarah, ekonomi, ilmu hitung, ilmu rumah tangga (kesejahteraan keluarga) yaitu

disamping fiqh, tafsir, hadits dan lain-lain yang biasa diberikan di madrasah-

madrasah tradisional (Pokja Akademik, 2005).

d. Zaman Kontemporer (Abad ke-20/21 M sampai sekarang)

Pada zaman kontemporer (abad 20/21 M), perkembangan

ilmu pengetahuan di dunia Islam sering dipahami sebagai masa

pengkajian ulang dari zaman pertengahan dan modern. Hal tersebut

disebabkan karena adanya masa Jumud (kemunduran) di dunia Islam

pada sekitar abad ke-15 – 18 M. Dengan demikian, perkembangan

ilmu pengetahuan yang telah dicapai pada masa pertengahan dan

modern yang seharusnya terus berkembang sampai zaman

Page 14: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

kontemporer terputus akibat adanya masa jumud atau kemunduran

tersebut, sehingga pada zaman kontemporer, harus dilakukan

pengkajian ulang terhadap ilmu-ilmu sebelumnya.Dunia Islam

cenderung mempertahankan nilai keislamannya dan kooperatif

terhadap perkembangan ilmu di dunia barat. Selain itu, umat muslim

juga bersikap eksklusif dan terisolasif (Pokja Akademik, 2007).

Beberapa tokoh muslim pada era ini berusaha bagaimana

dunia Islam tegak di seluruh aspek kehidupan manusia, baik

pendidikan agama, umum dan ilmu pengetahuan. Ismai Raji al

Faruqi, merupakan tokoh muslim yang menyatakan bahwa Islam

telah mengalami malaise, yaitu fase dimana umat Islam memperoleh

kemajuan tidak bersandarkan ajaran agamanya, akan tetapi hanya

kemajuan semu yang bersandarkan Barat. Sehingga beliau

menyatakan perlunya Islamisasi ilmu pengetahuan. Selain tokoh di

atas, Muhammad al Naquib al Attas, beliau menyatakan konsep

bahwa ilmu syariah sebagai ilmu fardhu ‘ain dan ilmu non syariah

sebagai ilmu fardhu kifayah (Pokja Akademik, 2007).

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa semua

ilmu, baik ilmu agama dan ilmu pengetahuan wajib hukumnya untuk

dipelajari oleh umat Islam. Sehingga, umat Islam tidak hanya

bersandarkan pada ilmu pengetahuan dari Barat, akan tetapi ilmu

pengetahuan yang berkembang di kalangan umat Islam sendiri.

Untuk mengintegerasikan kedua ilmu tersebut, banyak para

tokoh di Indonesia yang mengemukakan konsep pemikirannya.

Seperti Noeng Muhadjir, yang menyatakan konsep kawasan

Insaniyah dan Ilahiyah di dunia ilmu yang menyatu dalam

menemukan konsep ilmu, A.M. Saefuddin yang menyatakan konsep

ilmu Tauqifi dan Ijtihadi yang berasal dari satu sumber dalam

kerangka konsep keilmuannya (Desekularisasi), serta Amin Abdulloh

dengan teori jaring laba-labanya, yakni teori Integratif dan

Page 15: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

Interkonektif tiga domain yang disebut dengan Hadharah Nash, Ilmu,

dan Filsafat (Pokja Akademik, 2007).

BAB III

KESIMPULAN

Kemunculan ilmu di dunia barat dan dunia timur (Islam) ternyata tidak lepas dari asal-

usul kehidupan. Di mana keduanya merujuk pada makna kehadiran manusia di muka

bumi. Kemunculan ilmu di dunia barat lebih ditekankan pada kebenaran, baik kebenaran

cara berpikir, cara bertindak bahkan kebenaran yang disimbolkan ke dalam matematis.

Sedangkan ilmu yang muncul di dunia timur (Islam) lebih didasarkan pada keagamaan

yakni agama Islam itu sendiri. Sehingga muncul tokoh-tokoh Islam yang notabene lebih

mementingkan bagaimana menerapkan ilmu agama Islam yang sudah ada.

Page 16: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx

DAFTAR PUSTAKA

Amsal, Bakhtiar. 2012. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Bertens. 1975. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.

Ghazali, Bachri., Usman S.S., Alim R. 2005. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pokja

Akademik UIN Sunan Kalijaga.

Hamersma, Harry. 2008. Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Yogyakarta:

Kanisius.

Muhammad Nur, 2011. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

Mustansyir, Rizal., Misnal M. 2002. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Mustansyir, Rizal., dan Misnal Munir. 2000. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga. 2005. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga. 2007. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Sibawaihi. 2011. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

Page 17: Makalah sejarah munculnya ilmu.docx