kate ter

4
Standar Operasional Prosedur (SOP) Tindakan Keperawatan : Pemasangan Kateter Urine 1 Pengertian Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urin. Kateterisasi urine sedapat mungkin tidak dilakukan kecuali bila sangat diperlukan, karena dapat menyebablkan infeksi nosokomial 2 Tujuan 1. Untuk mengambil sample urine guna pemeriksaan kultur mikrobiologi dengan menghindari kontaminasi. 2. Pengukuran residual urine dengan cara, melakukan regular kateterisasi pada klien segera setelah mengakhiri miksinya dan kemudian diukur jumlah urine yang keluar. 3. Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukan dalam kandung kemih melalui kateter. 4. Untuk pemeriksaan urodinamik yaitu cystometri dan uretral profil pressure. 3 Hal-hal yang harus diperhatik an 1. Observasi letak meatus uretra 2. Kaji adanya riwayat penyakit genetalia. 3. Kaji waktu berkemih terakhir. 4 Alat yang dibutuhkan 1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa 2. Kom 3. Kateter sesuai ukutan 4. Sarung tangan steril 5. Sarung tagan bersih 6. Cairan antiseptic 7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril 8. KY jelly 9. Urine bag 10. Plaster 11. Gunting verban 12. Selimut mandi 13. Tirai/sampiran 14. Perlak dan pengalas 15. Bengkok/nierbekken 16. Tempat specimen (jika perlu) Pelaksanaa n Tahap Pra Interaksi 1) Mengucapkan salam terapeutik 2) Memperkenalkan diri 3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan. 4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya 5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam. KMB III_Afrisal

Upload: afrisal-arief

Post on 04-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pemasangan kateter

TRANSCRIPT

Standar Operasional Prosedur (SOP)Tindakan Keperawatan : Pemasangan Kateter Urine

1PengertianKateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urin. Kateterisasi urine sedapat mungkin tidak dilakukan kecuali bila sangat diperlukan, karena dapat menyebablkan infeksi nosokomial

2Tujuan1. Untuk mengambil sample urine guna pemeriksaan kultur mikrobiologi dengan menghindari kontaminasi.2. Pengukuran residual urine dengan cara, melakukan regular kateterisasi pada klien segera setelah mengakhiri miksinya dan kemudian diukur jumlah urine yang keluar.3. Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukan dalam kandung kemih melalui kateter.4. Untuk pemeriksaan urodinamik yaitu cystometri dan uretral profil pressure.

3Hal-hal yang harus diperhatikan1. Observasi letak meatus uretra2. Kaji adanya riwayat penyakit genetalia.3. Kaji waktu berkemih terakhir.

4Alat yang dibutuhkan1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa2. Kom3. Kateter sesuai ukutan4. Sarung tangan steril5. Sarung tagan bersih6. Cairan antiseptic7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril8. KY jelly9. Urine bag10. Plaster11. Gunting verban12. Selimut mandi13. Tirai/sampiran14. Perlak dan pengalas15. Bengkok/nierbekken16. Tempat specimen (jika perlu)

PelaksanaanTahap Pra Interaksi1) Mengucapkan salam terapeutik2) Memperkenalkan diri 3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya 5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi7) Privacy klien selama komunikasi dihargai.8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindaka.9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

Tahap Orientasi1. Memperkenalkan diri Mengucapkan salam terapeutik dan memeprkenalkan diri Validasi data : nama klien dan data lain terikat2. Meminta persetujuan tindakan Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur3. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan

Tahap Interaksi1. Memberikan sampiran dan menjaga privacy2. Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recumbent, pria:posisi supine dan melepaskan pakaian bawah3. Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien4. Menutup area pinggang dengan selimut pasien serta menutup bagian ekstremitas bawah dengan selimut mandi sehingga hanya area perineal yang terpajan5. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien6. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom7. Gunakan sarung tangan bersih8. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic9. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong plastic yang telah disediakan10. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan di alas steril. Jika pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan KY jelly di dalam bak sterik. Jangan menyentuh area steril11. Gunakan sarung tangan steril12. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan jelly pada ujung kateter (dengan meminta bantuan atau dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan teknik sterilPada laki-laki13. Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh pasien

Pada wanita14. Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dengan jari tengah tangan tidak dominan15. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter perlahan-lahan hingga ujung kateter. Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter dimasukkan. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan.16. Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung kateter agar urine tidak tumpah. Setelah urin mengalir, ambil specimen urin bila diperlukan. Lalu segera sambungkan kateter dengan urine bag17. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai18. Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon kateter sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria.19. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa20. Fiksasi kateter: Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha21. Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih22. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat23. Lepaskan sarung tangan24. Rapihkan kembali pasien

Tahap Terminasi1. Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan 2. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang penyimpanan).4. Mencuci tangan

Tahap Evaluasi1. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur pemasangan kateter.2. Mengevaluasi produksi urineTahap Dokumentasi1. Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur2. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).3. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan

5Referensi

KMB III_Afrisal