bab ii penerjemahan pola penyusun klausa pasif …3) kata kerja pasif dengan prefiks ter- kata kerja...

49
44 BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF DALAM TEKS MAULIDUL-BARZANJIY Teks Maulidul-Barzanjiy karya A’s-Sayyid Jaʻfar al-Barzanj yang diterjemahkan oleh Sidqi dan Anwar dan diterbitkan oleh Sinar Baru Algesindo tahun 2013 merupakan teks terjemahan Maulidul-Barzanjiy yang banyak memiliki susunan klausa pasif. Jumlah klausa pasif dalam teks terjemahan mencapai 156 klausa. Sementara pada teks terjemahan Maulidul-Barzanjiy yang diterjemahkan oleh Asrori (2009) dan Muhammad (1983) klausa pasif tidak banyak ditemukan. Pokok pembahasan bab ini adalah menganalisis penerjemahan klausa pasif. Menurut Kridalaksana (2009:125) klausa pasif (passive clause) adalah klausa transitif yang menunjukkan bahwa subjek merupakan tujuan dari pekerjaan dalam predikat verbalnya. Dengan demikian klausa pasif didukung oleh predikat verbal dan subjek berperan menjadi penderita. Dalam teks Maulidul-Barzanjiy klausa pasif tidak hanya disusun oleh predikat verbal, akan tetapi predikat juga disusun oleh ism atau kata benda. Oleh karena itu, peneliti membagi pembahasan bab ini berdasarkan unsur penyusun klausa pasif, antara lain: a. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh Fiʻl Majhu> l Bahasa Sumber b. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh Fiʻl Maʻlu> m Bahasa Sumber c. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh Shi> ghah Mafʻu> l Bahasa Sumber d. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh Ism Mashdar Bahasa Sumber e. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh Ism Zama> n, Maka> n dan Cha> l Bahasa Sumber

Upload: others

Post on 08-Jan-2020

73 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

44

BAB II

PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF

DALAM TEKS MAULIDUL-BARZANJIY

Teks Maulidul-Barzanjiy karya A’s-Sayyid Jaʻfar al-Barzanj yang

diterjemahkan oleh Sidqi dan Anwar dan diterbitkan oleh Sinar Baru Algesindo

tahun 2013 merupakan teks terjemahan Maulidul-Barzanjiy yang banyak memiliki

susunan klausa pasif. Jumlah klausa pasif dalam teks terjemahan mencapai 156

klausa. Sementara pada teks terjemahan Maulidul-Barzanjiy yang diterjemahkan

oleh Asrori (2009) dan Muhammad (1983) klausa pasif tidak banyak ditemukan.

Pokok pembahasan bab ini adalah menganalisis penerjemahan klausa

pasif. Menurut Kridalaksana (2009:125) klausa pasif (passive clause) adalah

klausa transitif yang menunjukkan bahwa subjek merupakan tujuan dari pekerjaan

dalam predikat verbalnya. Dengan demikian klausa pasif didukung oleh predikat

verbal dan subjek berperan menjadi penderita. Dalam teks Maulidul-Barzanjiy

klausa pasif tidak hanya disusun oleh predikat verbal, akan tetapi predikat juga

disusun oleh ism atau kata benda. Oleh karena itu, peneliti membagi pembahasan

bab ini berdasarkan unsur penyusun klausa pasif, antara lain:

a. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh Fiʻl Majhu >l Bahasa Sumber

b. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh Fiʻl Maʻlu>m Bahasa Sumber

c. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh Shi >ghah Mafʻu>l Bahasa

Sumber

d. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh Ism Mashdar Bahasa Sumber

e. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh Ism Zama>n, Maka >n dan Cha >l

Bahasa Sumber

Page 2: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

45

A. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh

Fiʻl Majhu>l Bahasa Sumber

Klausa pasif BSa yang disusun oleh fiʻl majhu >l BSu adalah bentuk klausa

pasif BSa yang terdiri dari predikat verbal pasif BSu. Dalam teks Maulidul-

Barzanjiy, peneliti menemukan bentuk fiʻl majhu >l yang selalu muncul dalam

klausa. Dengan adanya fiʻl majhu >l yang selalu muncul tersebut, peneliti

memberikan nama pada pola-pola yang ditemukan. Pada klausa pasif BSa yang

disusun oleh fiʻl majhu>l BSu peneliti memberi kode (nomor urut data)/(nomor

urut pola)/(pola)/(halaman data dalam teks Maulidul-Barzanjiy),

contoh:01/01/FU/04. Penejelasan kode data adalah data tersebut bernomor urut 1,

data mengikuti pola pertama yaitu pola faʻala-yafʻulu dan variannya serta data

tersebut diambil dari buku Maulidul-Barzanjiy halaman 4.

Berdasarkan kaidah yang berlaku dalam bahasa Arab, menurut Syekh

Syarifuddin Yahya dalam kitab Al-Imrithi (1965:11) perubahan klausa aktif

menjadi klausa pasif adalah dengan menggunakan wazn فعل -ي فعل fuʻila-yufʻalu.

Wazn tersebut didapatkan dari rumus ضم أوله و كسر ما ق بل األخي dhumma awwaluhu

wa kusira ma > qablal-akhi >r untuk fiʻil-ma>dhi. Adapun rumus pada fiʻl mudha>riʻ

adalah ضم أوله و فتح ما ق بل األخي dhumma awwaluhu wa futicha ma> qablal-akhi >r.

Kaidah yang berlaku dalam fiʻl ma>dhi yaitu memberikan charakat dhammah pada

huruf di awal kata dan memberikan charakat kasrah pada huruf sebelum akhir.

Adapun pada fiʻl mudha >riʻ, berlaku kaidah memberikan charakat dhammah pada

huruf awal dan charakat fatchah pada huruf sebelum akhir dari kata tersebut.

Rumus ini merupakan kaidah yang banyak digunakan untuk mengubah fiʻl malu>m

menjadi fiʻl mahju >l.

Page 3: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

46

Sebuah klausa dapat dikatakan klausa pasif apabila klausa tersebut disusun

oleh kata kerja yang memiliki ciri-ciri terdiri dari kata kerja transitif dan kata ganti

persona, kata kerja pasif dengan prefiks di-, kata kerja pasif yang tidak terikat

persona tetapi menggunakan prefiks di- atau konfiks ke-an (Putrayasa, 2009:94).

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, pembahasan sub-bab pertama ini dibagi menjadi

empat bagian yaitu kata kerja dan kata ganti persona, kata kerja dengan prefiks

di-, kata kerja dengan prefiks ter-, dan kata kerja dengan konfiks ke-an.

1) Kata Kerja dan Kata Ganti Persona

Kata kerja dan kata ganti persona pada klausa pasif adalah kata kerja

yang menggunakan kata ganti persona untuk menunjukkan kata kerja pasif

(Putrayasa, 2009:94) contoh:Silakan kau layani pembeli itu!

Dalam teks Maulidul-Barzanjiy kata kerja dan kata ganti persona tidak

ditemukan dalam pola penyususn klausa pasif BSa berupa pola فعل -ي فعل fuʻila-yufʻalu.

2) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks di-

Kata kerja pasif dengan prefiks di- adalah kata kerja pasif yang pada

kata kerjanya mendapat prefiks di- serta membutuhkan objek (Putrayasa,

2009:79). Dalam teks Maulidul-Barzanjiy kata kerja pasif prefiks di- dapat

ditemukan dalam data 02/01/FU/05:

(٥ : ٣١۰٢)صدق، القصية قضاعة بلد ف لت قاصيه بقصي ي س ممع واسه قصي إبن

Ibni Qushayyi wa’s-muhu Mujammiʻun summiya bi Qushayyi li

taqa >shi >hi fi> bila >di Qudha> atal-Qashiyyah (Sidqi, 2013:5)

‘Dia (Al-Mughirah) adalah putra Qushay, nama aslinya adalah

Mujammi’, ia dinamakan Qushay karena pengembaraannya yang

jauh hingga sampai di Negeri Qudha’ah’ (Sidqi, 2013:5).

Page 4: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

47

Dalam klausa pasif “ia dinamakan Qushay karena pengembaraannya

yang jauh” terdapat fiʻl majhu >l dengan prefiks di- yaitu kata “dinamakan”.

Dalam klausa tersebut dapat diketahui bahwa kata “nama” membutuhkan

objek, akan tetapi karena objek dalam klausa tidak disebutkan, maka kata

“Qushay” berperan sebagai pelengkap (dalam bahasa Arab berkedudukan

sebagai na>ibul-fa> il). Subjek dalam klausa tersebut ditunjukkan oleh kata “ia”

sedangkan predikatnya berupa kata “dinamakan”. Kata “ia” merupakan

subjek pasif karena kata tersebut menjadi sasaran kata “dinamakan” dan kata

tersebut tidak melakukan aktivitas apa-apa. Adanya prefiks di- pada kata

“nama” memberikan pengaruh pasif pada subjek dalam klausa sehingga kata

mujammi’un menjadi subjek penderita.

Dalam penyebutan pelaku kegiatan, pelaku boleh tidak ditampilkan

dalam klausa pasif. Hal ini dikarenakan apabila pelaku merupakan pelaku

yang sudah diketahui secara umum sebab sifat klausa pasif dalam bahasa

Arab adalah agentless (tidak menyebutkan pelaku). Oleh karena itu, pelaku

kegiatan dalam klausa pasif di atas adalah “masyarakat setempat”. Sebab bisa

nama “Qushay” diberikan oleh masyarakat Qudha’ah karena pengembaraan

Mujammi’un sangat jauh hingga negeri Qudha’ah Qashiyyah.

Mujammiʻun Summiya Bi Qushay

Subjek Predikat Pelengkap

Berdasarkan makna leksikal, kata “dinamakan” merupakan hasil

terjemahan dari kata سي summiya. Kata tersebut awalnya adalah fiʻl maʻlu >m

mengikuti wazn ف عل -ي فعل faʻʻala-yufaʻʻilu kemudian kata tersebut diubah

Page 5: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

48

menjadi fiʻl majhu >l dengan mengikuti wazn ي فعل- ف عل fuʻʻila-yufaʻʻalu

sehingga kata سى samma> berubah menjadi سي summiya. Adapun kaidah dari

wazn ini adalah untuk لنسبة المفعول إل أصل الفعل li nisbatil-mafʻu>l ila> ashlil-fiʻil

yaitu me-nisbah-kan mafʻu>l pada bentuk asli fiʻl. Dengan demikian nisbah

kata “nama” adalah kembali kepada kata “Qushay”.

Secara harfiah, سي summiya yang berasal dari kata يسمو- سو samawa-

yasmu>, berarti ‘menamakan atau memberi nama’ (Al-Munawwir, 1997:664).

Data tersebut dinilai akurat karena makna secara harfiah telah sepadan

dengan makna pada hasil terjemahan Maulidul-Barzanjiy.

Penjelasan di atas adalah penjelasan mengenai fiʻl majhu >l BSu pada

kala lampau, sedangkan fiʻl majhu >l kala sekarang dapat ditemukan dalam teks

Maulidul-Barzanjiy data nomor 03/01/FU/06:

(٦ : ٣١۰٢)صدق، القرشية البطون ت نسب وإليه

Wa ilaihi tunsabul-buthu >nul-qurasyiyyah (Sidqi, 2013:6)

‘Semua puak Kabilah Quraisy menamakan dirinya dikaitkan

dengan namanya’ (Sidqi, 2013:6)

Kata ت نسب tunsabu berasal dari kata ي نسب- نسب nasaba-yansubu yang

berarti ‘menisbatkan’ (Al-Munawwir, 1997:1411). Fiʻl ma >dhi dari kata

tersebut diambil dari wazn فعل ي - ف عل faʻala-yafʻulu. Dari wazn tersebut, kata

-ي فعل nasaba diubah menjadi mengikuti wazn نسب فعل fuʻila-yufʻalu sehingga

menjadi ي نسب -نسب nusiba-yunsabu. Setelah diubah menjadi kata kerja pasif,

maka kata tersebut memiliki makna ‘dinisbatkan atau disandarkan’. Hasil

terjemahan ini mendapatkan nilai 2,6 dari responden, berarti hasil terjemahan

pada data tersebut akurat. Hal ini dikarenakan hasil terjemahan memiliki

kesepadanan makna dan bentuk. Sehingga dalam hal makna tidak ada

Page 6: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

49

permasalahan kesepadanan. Pada data tersebut, pelaku dapat diketahui yaitu

Puak Kabilah Quraisy. Mereka bertindak sebagai pelaku yang mengaitkan

nama kabilah Quraisy dengan nama Qushay karena nama asli Qushay adalah

Quraisy.

Adapun dalam teks Maulidul-Barzanjiy, data yang memiliki hasil

terjemahan dengan prefiks di- dapat dilihat dalam lampiran 5.1 pada data

yang memiliki kode /FU/.

3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter-

Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang

mendapatkan imbuhan ter- dan imbuhan tersebut sebagai salah satu ciri kata

kerja pasif (Putrayasa, 2009:80). Dalam teks Maulidul-Barzanjiy hasil

terjemahan berupa kata kerja pasif ditunjukkan oleh data nomor 01/01/FU/04:

طلب عبد ابن الل عبد ابن ممد سيدنا هو فأق ول وب عد خصاله حدت المد شيبة واسه امل

(.٤ : ٣١۰٢)صدق، السنية

Wa baʻdu fa aqu >lu huwa sayyiduna > Muhammadub-ni ‘Abdillahib-

ni ‘Abdil-Muthallibi wa’s-muhu Syaibatul-Chamdi chumidat

khisha >luhu’s-saniyyah (Sidqi, 2013:4)

‘Wabaʻdu, aku katakan bahwa beliau (Nabi SAW) adalah

junjungan kita, putra Abdullah putra Abdul Muthalib, nama

aslinya adalah Syaibatul Chamd, karena budi pekertinya yang

sangat terpuji’ (Sidqi, 2013:4).

Klausa pasif yang disusun oleh fiʻl majhu >l di atas, memiliki kesamaan

yaitu ditemukannya kata kerja pasif baik pada teks BSa maupun teks BSu.

Klausa dalam teks BSa termasuk dalam kategori klausa pasif karena perhatian

pembaca tertumpu pada pujian budi pekerti. Adapun dalam teks sumber,

klausa pasif pada data di atas ditemukan pada kata حدت chumidat yang

Page 7: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

50

berarti ‘terpuji’. Secara leksikal, kata حدت chumidat berasal dari

kata يمد- حد chamida-yachmadu yang berarti ‘memuji’ (Al-Munawwir,

1997:294). Kemudian kata يمد- حد chamida-yachmadu diubah menjadi fiʻl

majhu>l sehingga menjadi chumida-yuchmadu maka makna yang يمد -حد

dihasilkan adalah ‘dipuji’.

Akan tetapi apabila kata حد chumida diterjemahkan sesuai bentuk

aslinya yaitu fiʻl majhu >l, maka kata yang sesuai digunakan adalah ‘dipuji’.

Sebagaimana bila diterjemahkan ‘Wabaʻdu, aku katakan bahwa beliau (Nabi

SAW) adalah junjungan kita, putra Abdullah putra Abdul Muthalib, yang

nama aslinya adalah Syaibatul Chamd, dia dipuji karena budi pekertinya’.

Pada data di atas pelaku tidak disebutkan, sedangkan perhatian klausa

hanya pada tindakannya. Sebagaimana apabila diuraikan sebagai berikut:

chamdi-Syaibatul Chumidat -luhu’s>Khisha

saniyyah

Subjek Predikat Pelengkap

Pelaku tidak disebutkan karena yang memuji Syaibatul-chamdi adalah

manusia pada umumnya dan orang-orang yang hidup pada masanya

khususnya. Sedangkan kata khisha >luhu’s-saniyyah menempati kedudukan

sebagai pengganti objek yang dihilangkan. Bentuk pasif dari klausa tersebut

adalah Syaibatul-chamdi dipuji karena budi pekertinya yang luhur.

Adapun data klausa pasif dengan prefiks ter- dari kaladan sekarang,

dapat ditemukan dalam data 20/01/FU/53:

(٥١ : ٣١۰٢)صدق، مسراه فيه يمد عظيم بأ ن له والل هو وقال

Wa qa >la huwa’l-La>hu lahu naba’un ʻadzi >mun yuchmadu fi >hi masra >h

(Sidqi, 2013:53)

Page 8: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

51

‘Abu Thalib mengatakan, demi Allah dia (Nabi SAW) mempunyai

berita yang sangat besar yang membuat sepak terjangnya terpuji’

(Sidqi, 2013:53)

Data di atas merupakan klausa pasif yang disusun oleh fiʻl majhu >l

dengan penanda pasif berupa prefiks ter-. Fiʻl majhu >l dalam data tersebut

adalah kata “terpuji”. Kata يمد yuchmadu merupakan fiʻl majhu >l, yang

berasal dari fiʻl maʻlu>m berupa chamida-yachmadu yang berarti “memuji”

(Al-Munawwir, 1997:294). Apabila kata kerja tersebut diubah menjadi fiʻl

majhu>l, maka makna yang dihasilkan berupa kata “dipuji”. Akan tetapi dalam

hasil terjemahan kata “dipuji” mengalami perubahan menjadi kata “terpuji”.

Hal ini disebabkan penerjemah meletakkan kata tersebut sebagai sifat dari

“sepak terjang Nabi Muhammad SAW”. Adapun jika tetap ingin

mempertahankan bentuk fiʻl majhu >l dengan prefiks di- sebagai penanda kata

kerja pasif, maka klausa مد فيه مسراه ن بأ عظيم ي ه ل lahu naba’un ʻadzi >mun

yuchmadu fi >hi masra >h dapat diterjemahkan “dia memiliki keunggulan yang

besar dan kelak keunggulannya itu akan dipuji”.

Begitu juga pada data nomor 37/01/FU/83:

ين سهل (٣١ : ٣١۰٢)صدق، احديداب حسن العرني أق ناه ي رى ف أنفه ب عض الد

Sahlal-khaddaini yura > fi > anfihi baʻdhu’ch-di >da>bin chasanal-ʻirni >ni

aqna>h (Sidqi, 2013:83)

‘Kedua pipinya datar, hidungnya sedikit agak tinggi hingga nampak

mancung’ (Sidqi, 2013:83).

Klausa “hidungnya sedikit agak tinggi hingga nampak mancung”

merupakan klausa pasif, karena dalam data tersebut perhatian terpusat pada

kata “nampak mancung”. Klausa tersebut termasuk klausa pasif dengan

penanda pasif berupa prefiks ter-. Akan tetapi penanda afiks tersebut tidak

Page 9: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

52

terlihat jelas pada kata kerja, karena kata “nampak” menunjukkan konstruksi

kata kerja pasif. Hal ini diperkuat dengan adanya sinonim pada kata

“mancung”. Dalam KBBI (2008:1429) kata “nampak” bersinonim dengan

kata “dapat dilihat atau terlihat”. Oleh sebab itu, kata “nampak” termasuk

konstruksi kata kerja pasif karena mengandung prefiks ter-.

Berdasarkan makna leksikal, kata “nampak” sepadan dengan kata ي رى yura >. Kata ي رى yura > termasuk fiʻl majhu >l yang berasal dari kata ىي ر -رأى ra’a-

yara > yang memiliki makna “melihat” (Al-Munawwir, 1997:460). Sedangkan

kata ي رى yura > bermakna “dapat dilihat” (Al-Munawwir, 1997:460). Dilihat

dari konstruksi kata kerja kedua bahasa, maka kata kerja BSu telah

disampaikan dengan sepadan namun menggunakan sinonim pada kata kerja

BSa. Namun demikian, hasil terjemahan tetap dikatakan akurat dengan hasil

penilaian yang didapatkan sebesar 3.

Adapun data-data lain baik klausa pasif untuk kala lampau

maupunyang memiliki hasil terjemahan berupa klausa pasif dengan penanda

pasif pada predikat berupa prefiks ter- dapat dilihat dalam lampiran 5.2.

4) Kata Kerja Pasif dengan Konfiks ke-an

Kata kerja pasif dengan konfiks ke-an merupakan susunan kata kerja

pasif dengan penanda pasif berupa konfiks ke-an. Akan tetapi, dalam teks

terjemahan Maulidul-Barzanjiy, klausa pasif BSa yang disusun oleh fiʻl

majhu>l atau mengikuti wazn ي فعل- فعل fuʻila-yufʻalu dengan konfiks ke-an

tidak ditemukan.

Page 10: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

53

B. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh

Fiʻl Maʻlu>m Bahasa Sumber

Klausa pasif BSa yang disusun oleh fiʻl maʻlu>m BSu merupakan sebuah

pola klausa pasif bahasa Indonesia yang predikatnya berupa kata kerja pasif, akan

tetapi kata kerja pasif merupakan hasil terjemahan kata kerja aktif BSu. Pada pola

ini, data-data dari teks Maulidul-Barzanjiy diberi kode (nomor urut data)/(nomor

pola wazn)/(pola)/(halaman data pada teks Maulidul-Barzanjiy),

contoh:64/02/MAD/FA/72. Penjelasan kode data adalah data tersebut memiliki

nomor urut ke 64, data tersebut mengikuti pola kedua yaitu pola faʻala-yafʻulu

dan diambil dari teks Maulidul-Barzanjiy halaman 72.

Pola kedua ini memiliki jumlah dan varian paling banyak dibandingkan

dengan pola yang lain. Hal ini dikarenakan kata kerja aktif dalam teks Maulidul-

Barzanjiy terdiri dari berbagai macam wazn, antara lain wazn فعل -ي ن إن فعل infaʻala-

yanfaʻilu, ي فعل- ف عل faʻala-yafʻulu, ف عل -ي فعل faʻʻala-yufaʻʻilu, ل فع ي -afʻala أف عل -

yufʻilu, ي فتعل- ل ع ت ف إ iftaʻala-yaftaʻilu, ي ت فاعل- ت فاعل tafa > ala-yatafa > alu, فعل ي ت ت فعل -tafaʻʻala-yatafaʻʻalu, يست فعل- إست فعل istafʻala-yastafʻilu dan ي فعل- فعل faʻila-yafʻilu.

Data yang dikategorikan dalam pola fiʻl maʻlu>m+dhami >r tersebut termasuk

hasil terjemahan klausa pasif. Hasil terjemah dapat berupa klausa pasif

dikarenakan padanan kata yang paling sesuai dalam BSa adalah konstruksi pasif.

Dalam pembahasan ini, klausa pasif BSa dalam teks Maulidul-Barzanjiy memiliki

banyak ciri. Oleh karena itu, klausa pasif BSa dianalisis berdasarkan penanda

pasif yang terdapat dalam klausa.

Page 11: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

54

1) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks di-

Dalam teks terjemahan Maulidul-Barzanjiy terdapat beberapa data

berupa kata kerja pasif dengan prefiks di-. Akan tetapi, kata kerja pasif dalam

BSa merupakan terjemahan dari kata kerja aktif BSu. Adapun kata kerja aktif

dalam BSu memiliki banyak bentuk. Oleh karena itu, pembahasan tentang

kata kerja pasif dengan prefiks di- akan dibagi lagi ke dalam kata kerja aktif

berdasarkan kala dan konstruksi kata kerja tersebut. Point (a) adalah kata

kerja pasif dengan prefiks di- yang memiliki konstruksi kata berupa huruf asli

(tidak ada tambahan huruf). Adapun pada point (b) sampai dengan (h) adalah

kata kerja pasif dengan prefiks di- yang memiliki konstruksi kata yang

mengandung tambahan huruf.

a) Wazn ي فعل- ف عل faʻala-yafʻulu

Wazn ي فعل- ف عل faʻala-yafʻulu adalah konstruksi kata kerja yang

hanya terdiri dari tiga huruf asli atau tidak ada tambahan tasydid, charf ta’,

dan yang lainnya serta wazn ini menunjukkan kala lampau. Data yang

termasuk dalam wazn ini diterjemahkan menjadi kata kerja pasif dengan

prefiks di- sebagai penanda pasif. Dari 28 total data dari wazn ini

(kode:FA) terdapat 25 data diterjemahkan pasif dengan penanda prefiks

di-, seperti pada data nomor 64/02/MAD/FA/72:

(٢٢ : ٣١۰٢)صدق، ف األزل وقضاه كما شاءه جر المسي ولا أ

Wa laha > ajrul-khamsi >na kama > sya>ahu fil-azali wa qadha>h

(Sidqi, 2013:72)

‘Tetapi, pahala shalat lima waktu itu sama dengan pahala lima

puluh kali shalat, sehingga segala sesuatu yang dikehendaki

oleh Allah dan diputuskanNya dizaman azali’ (Sidqi, 2013:72).

Page 12: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

55

Klausa pasif dalam BSa termasuk pasif dengan adanya prefiks di-.

Kata شاء sya>’a berasal dari kata ‘menghendaki, menginginkan,

menakdirkan’ (Al-Munawwir, 1997:754). Meskipun berasal dari klausa

aktif, tetapi makna yang dihasilkan adalah klausa pasif. Penerjemahan

menjadi klausa pasif ini dikarenakan adanya huruf ma> yang mendahului ما

kata شاء sya >’a. Menerjemahkan klausa dengan pola demikian merupakan

opsi atau pilihan agar memudahkan pemahaman pembaca.

Apabila kata yang telah didahului oleh kata ما ma> tetap

diterjemahkan sesuai bentuk aslinya yaiitu aktif, maka klausa Terjemahan

yang dihasilkan menjadi kurang efektif karena membolak-balikkan subjek

dan objek. Sebagaimana jika diartikan, ‘seperti apa-apa yang Dia

menghendakinya’. Penerjemahan akan berbeda apabila klausa aktif diganti

menjadi klausa pasif, yaitu ‘seperti apa yang dikehendakiNya’. Rasa

bahasa dan keberterimaan hasil terjemahan adalah lebih sesuai

penerjemahan dengan pola klausa pasif. Data ini mendapat nilai 2,6 atau

tergolong dalam kategori data akurat. Penerjemahan yang demikian juga

dapat dilihat pula dalam Al-Qur’an:

١٢ : من كل أواب حفيظ ﴿ق ما ت وعدون هذا﴾

Ha>dza > ma> tu> adu>na min kulli awwa>bin chafi >dh (Qaf:32)

‘Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba

yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua

peraturan-peraturanNya)’

٢١ : ﴿الديد ا أتكم لكيل تأسوا على ما فاتكم ول ت فرحوا ب﴾

Li kaila ta’sau ʻala > ma> fa>takum wa la > tafrachu > bima> a >takum

(Al-Chadi >d:23)

‘(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan

berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya

Page 13: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

56

kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya

kepadamu.’

Berdasarkan contoh di atas, maka dapat diketahui bahwa kata kerja

aktif dari bahasa Arab dapat dijadikan kata kerja pasif apabila dalam

klausa tersebut tersusun oleh subjek, predikat, dan objek sekaligus. Seperti

kata با أتكم bima> a>ta>kum berarti ‘terhadap apa yang diberikanNya

kepadamu’.

Bi ma> A Ata > Kum

Konjungsi Subjek Predikat Objek

Kata أتى a>ta> termasuk predikat, namun juga mengandung subjek,

yaitu Allah. Sedangkan kata كم kum merupakan objek berupa kata benda

‘kalian’. Secara harfiah, kata با أتكم bima> a>ta>kum dapat diartikan ‘dengan

apa yang Dia memberikan kepadamu’. Akan tetapi, hasil terjemahan yang

demikian kaku dan kurang berterima dalam kaidah bahasa Indonesia,

sehingga hasil terjemahan demikain perlu diubah menjadi klausa pasif,

sehingga menjadi ‘terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu’. Begitu

juga pada kata هذا ما ت وعدون ha>dza > ma > tu> adu>n subjek, predikat dan objek

bergabung langsung dalam satu kata, tetapi subjeknya tersimpan (tidak

tampak langsung) karena bahasa Arab memiliki kata kerja yang

mengandung subjek tersimpan.

Akan tetapi, klausa berikut menunjukkan klausa pasif dengan

penanda pasif berupa pengedepanan objek.

٤ : الل ﴿املائدة ا علمكم بي ت علمون هن م وما علمتم من اجلوارح مكل﴾

Wa ma > ʻallamtum minal-jawa >richi mukallibi >na

tuʻallimu >nahunna mimma> ʻallamakumu’l-La>hu (Al-Maidah:4)

Page 14: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

57

‘Dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah

kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu

mengajarnya menurut apa yang telah Allah ajarkan kepadamu.’

٣ : التغابن﴿ ر ي ب خ ن و ل م ع ا ت ب الل و﴾

Wa’l-La>hu bima> taʻmalu>na khabi >r (A’t-Tagha >bun:8)

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kata kerja yang diawali

oleh kata ما ma> memiliki hasil terjemahan berupa kata kerja pasif. Jika

hasil terjemahan berupa kata kerja aktif, maka akan mengganggu

pemahaman pembaca yang mungkin dapat menyebabkan salah paham.

Selain itu, perubahan kata kerja aktif menjadi kata kerja pasif ini dapat

menjadikan hasil terjemahan lebih mudah dibaca dan dipahami.

b) Wazn ف عل -ي فعل faʻʻala-yufaʻʻilu

Klausa pasif dengan penanda prefiks di- pada wazn ini terdapat

dalam data nomor 73/02/MAD/FL/63:

(٦١ : ٣١۰٢)صدق، ووقاه الت ث بت الل با ق لبه من النساء خدية و

Wa mina’n-nisa >i Khadi >jatu’l-lati > tsabbata’l-La>hu bima > qalbahu

wa wa >qa>h (Sidqi, 2013:63)

‘Dari kalangan wanita adalah Siti Khadijah yang dijadikan Allah

sebagai peneguh hati Nabi dan yang melindunginya’ (Sidqi,

2013:63).

Klausa tersebut merupakan susunan jumlah ismiyah, yang terdiri

dari mubtada’+khabar.

Wa Mina’n-nisa >’i Khadi >jah

Konjungsi Predikat Subjek

Secara leksikal, makna dari kata بت ث tsabbata adalah ‘tetap, kekal,

stabil’ (Al-Munawwir, 1997:145). Apabila Terjemahan yang diinginkan

Page 15: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

58

adalah klausa aktif, maka dengan cara mendahulukan subjek yang terletak

di dalam susunan sifat itu dan tetap pada makna leksikal. Sehingga

menjadi, ‘dari kalangan wanita adalah Siti Khadijah, yang Allah

menetapkannya sebagai pelindung dan peneguh hati Nabi’.

c) Wazn ل فع ي - أف عل afʻala-yufʻilu

Wazn ل فع ي - أف عل afʻala-yufʻilu yang menghasilkan terjemahan

dengan penanda pasif berupa prefiks di- dapat ditemukan dalam data

nomor 81/20/MAD/AF/53:

(١٥ : ٣١۰٢)صدق، أب و لب أعت قهاالت

Al-lati > aʻtaqaha > Abu> Lahab (Sidqi, 2013:35)

‘Yaitu seorang budak wanita yang dimerdekakan oleh Abu

Lahab’ (Sidqi, 2013:81).

Data di atas termasuk dalam kategori pola الفعل املعلوم+ضمي fiʻl

maʻlu >m+dhami >r yang tersusun dari أفعل+ضمي afʻala+dhami >r. Secara

leksikal, kata أعت قها aʻtaqaha> berasal dari kata ي عتق- عتق ʻataqa-yaʻtiqu yang

berarti ‘merdeka atau bebas dari perbudakan’ (Al-Munawwir, 1997:893).

Perubahan kata kerja aktif menjadi pasif dalam data tersebut dikarenakan

adanya perubahan pola klausa yang dibalik yaitu P+O+S. Kata أعت قها

aʻtaqaha>, kata أعتق aʻtaqa adalah predikat, dhami >r ها ha> menjadi objek

yang kembali kepada ‘seorang budak wanita’, dan kata أب و لب Abu> Lahab

menjadi subjek.

A’l-lati > Aʻtaqa Ha> Khadi >jah Abu Lahabin

Konjungsi Predikat Objek Objek Subjek

Page 16: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

59

Meskipun berasal dari kata kerja aktif, akan tetapi hasil terjemahan

yang didapatkan dalam teks Maulidul-Barzanjiy adalah kata kerja pasif.

Akan tetapi pada teks Terjemahan Maulidul-Barzanjiy diartikan menjadi

klausa pasif. Dalam kitab Al-Amtsilatu’t-Tashrifiy (1965:14), kaidah dari

wazn ل فع ي :afʻala-yufʻilu antara lain أف عل -

a) للت عدية li’t-taʻdiyyah yaitu me-mutaʻadi-kan fiʻl lazim

b) للدخول ف شيئ li’d-dukhu>li fi > syai’ yaitu masuk pada sesuatu

c) لقصد المكان li qashdil-maka>n yaitu hendak ke suatu tempat

d) لوجود ما اشتق منه الفعل ف الفاعل li wuju >di ma> isytaqa minhul-fiʻli fil-fa> il

yaitu untuk menunjukkan adanya barang pada faʻil yang mana

faʻilnya dimusytaq dari mana barang tersebut

e) للمبالغة lil muba >laghah yaitu melebihkan atau menyangatkan

f) لوجدان الشيئ ف صفة li wijda>ni’sy-syai’i fi > shifat yaitu merasakan adanya

sesuatu di dalam suatu sifat

g) رورة li’sh-shairu>rah yaitu menjadi للصي

h) للتصغي li’t-tashghi>r yaitu menampakkan kecil

i) للسلب li’s-salbi yaitu menghilangkan

j) ن ونة lil-chainu للحي >nah yaitu tiba masanya

Dari uraian kaidah di atas, maka dapat diketahui bahwa penyebab

perubahan kata kerja aktif menjadi kata kerja pasif adalah:

a. Mengikuti kaidah nomor tujuh yaitu للصي رورة li’sh-shairu >rah berarti

‘menjadi’.

b. Susunan terbalik, yaitu objek didahulukan sementara subjek berada

setelah predikat verba.

Page 17: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

60

d) Wazn ي فتعل- ل ع ت ف إ iftaʻala-yaftaʻilu

Hasil terjemahan dari wazn ي فتعل- ل ع ت ف إ iftaʻala-yaftaʻilu yang

berupa kata kerja pasif dengan penanda prefiks di-, terdapat pada data

nomor 96/02/MAD/IFT/50:

(۰٥ : ٣١۰٢)صدق، واجتباه بالنب وة ت عال الل أكرمه من ه فإن

Fainnahu mimman akramahu’l-La>hu Taʻa>la> bi’n-nubuwwati

wajtaba>hu (Sidqi, 2013:50)

‘Karena sesungguhnya dia adalah seorang yang dimuliakan

oleh Allah SWT dan dipilihnya sebagai Nabi’(Sidqi, 2013:50)

Kata اجتباه ijtaba >hu disusun oleh بناء ناقص الياء binaʻ na >qish ya >’i.

Adapun asal kata اجتباه ijtaba >hu adalah يب- جب jaba >-yajbiy yang berarti

‘menarik, mengumpulkan, atau menghimpun’ (Al-Munawwir, 1997:167).

Kemudian kata tersebut mendapat tambahan sehingga disebut ى الفعل الثلث

al-fiʻlu’ts-tsula مزيد >tsi mazi >d menjadi kata اجتب ijtaba > mengikuti wazn ي فتعل-

ل ع ت ف إ iftaʻala-yaftaʻilu. Apabila dilihat dalam kamus Al-Munawwir

(1997:167) kata اجتباه ijtaba >hu bermakna ‘memilih’.

Adapun kaidah dari wazn ي فتعل- ل ع ت ف إ iftaʻala-yaftaʻilu dalam Yahya

(1965:24) adalah:

a) "ملطاوعة "ف عل li mutha >waʻah ‘faʻala’ yaitu sebagai mutha>waʻah dari fiʻl

wazn fa> ala

b) اذ lil ittikha>dzi yaitu untuk membuat للت

c) لزيادة المبالغة ف المعن li ziya >datil-muba>laghati fil-maʻna> yaitu untuk

menambah makna penyangatan

d) لمعن ف عل li maʻna> faʻala yaitu untuk makna faʻala atau pekerjaan

e) لمعن ت فاعل li maʻna tafa > ala yaitu untuk makna tafa > ala atau saling

Page 18: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

61

Berdasarkan kaidah wazn di atas, maka kata اجتباه ijtaba>hu memiliki

kaidah untuk لزيادة المبالغة ف المعن li ziya >datil-muba>laghati fil-maʻna> yaitu

untuk menambah makna penyangatan. Kata tersebut diterjemahkan

menjadi kata kerja pasif dikarenakan untuk menunjukkan makna

penyangatan bahwa Nabi Muhammad SAW itu adalah manusia yang

benar-benar Allah pilih sebagai manusia yang sangat mulia dan bertugas

untuk memimpin umat manusia.

Data-data tersebut merupakan kata kerja aktif, akan tetapi berubah

menjadi kata kerja pasif setelah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Hal ini disebabkan oleh:

a) Adanya susunan klausa yang terbalik. Jika dalam klausa biasanya

susunannya adalah S+P+O maka dalam data ini adalah P+S+O.

Sebagaimana jika diuraikan, kata اجتب ijtaba > merupakan predikat yang

mengandung subjek yang tersimpan atau dhami >r mustatir berupa

Allah. Sedangkan objeknya berupa dhami>r muttashil berupa ه hu yang

kembali kepada Nabi Muhammad SAW, bahwa beliau telah dipilih

oleh Allah SWT.

b) Membuat struktur klausa yang sesuai dan berterima dalam Bahasa

Indonesia.

Jika kata اجتباه ijtaba >hu diterjemahkan secara harfiah, maka menjadi

‘maka sesungguhnya dia adalah orang yang Allah memuliakannya dan

Allah memilihnya sebagai Nabi’. Namun agar berterima dalam BSa dan

karena cha >l didahulukan, maka terjemahan menjadi demikian. Selain

Page 19: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

62

dengan Terjemahan di atas, klausa BSu tersebut dapat juga diterjemahkan

menjadi ‘maka sesungguhnya dia adalah orang yang dimuliakan dan

dipilih menjadi Nabi’.

Penerjemahan dengan pola klausa seperti beberapa contoh di atas

dapat ditemukan dalam Al-Qur’an berikut:

ر األولي ﴾٥ : فهي تلى عليه بكرة وأصيل ﴿الفرقان اكتتب هاو قالوا أساطي

Wa qa >lu> asa >thi >rul-awwali >nak-tatabaha > fahiya tumla > ʻalaihi

bukratan wa ashi >lan (Al-Furqa >n:5)

‘Dan mereka berkata:"Dongengan-dongengan orang-orang

dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah

dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang’.

(٣٣٤:٢00٥سوفرنوا دان أزهار, ) كثي ر من الناس يتاجه العال

Al-ʻa>limu yachta >juhu katsi >run mina’n-na>s (Suparno dan

Azhar, 2005:114)

‘Ulama dibutuhkan banyak orang’ (Suparno, 2005:114)

Kata yang bergaris bawah pada BSu merupakan kata kerja aktif.

Akan tetapi, karena bergabung dengan dhami>r yang berkedudukan sebagai

objek, maka terjemahan yang dihasilkan adalah klausa pasif.

e) Wazn ي ت فاعل- ت فاعل tafa> ala-yatafa > alu

Data dalam Maulidul-Barzanjiy yang mengikuti wazn ini terdapat dalam

data nomor 99/02/MAD/TFL/25:

(٢٥ : ٣١۰٢)صدق، الواتف بشرى ت والت و

Wa tawa >lat busyral-hawa >tifi (Sidqi, 2013:25)

‘Ucapan selamat yang disampaikan oleh yang tak berwujud

datang bertubi-tubi’ (Sidqi, 2013:25).

Page 20: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

63

Kata ت والت tawa>lat yang merupakan kata kerja yang mengikuti wazn

-ي ت فاعل ت فاعل tafa > ala-yatafa > alu. Adapun makna leksikal dari kata ت والت

tawa >lat memiliki makna yang sepadan dengan kata ت تابع tata >baʻa yang

berarti ‘berturut-turut’ (Al-Munawwir, 1997:1582). Dalam hasil

terjemahan di atas, ditemukan adanya kata kerja pasif yaitu ‘disampaikan’.

Data dari BSa tersebut secara harfiah tidak dijumpai dalam BSu. Kata

‘disampaikan’ berasal dari kata الواتف al-hawa >tif. Akan tetapi hasil

terjemahan pada data di atas mendapat banyak tambahan kata sehingga

kurang wajar dan kurang akurat, seperti kata ‘ucapan selamat, yang tak

berwujud, dan datang’. Apabila ditelusuri lebih dalam asal kata dari BSu,

maka akan jelas terlihat adanya penambahan yang tidak perlu ditambahkan

dalam terjemah. Sehingga data di atas dapat diterjemahkan menjadi ‘kabar

gembira itu disampaikan secara berturut-turut’.

Adapun dalam Al-Qur’an kata yang mengikuti wazn ي ت فاعل- ت فاعل

tafa > ala-yatafa > alu rata-rata memiliki makna klausa aktif, sebagaimana

dapat dilihat dalam kutipan ayat berikut:

٣ : به و األرحام ﴿النساء تسائ لون وات قوا الل الذى﴾

Wa’t-taqu’-La>ha’l-ladzi > tasa >alu >na bihi> wal-archa>m (A’n-

Nisa’:1)

‘Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan

(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama

lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim’.

٢١ : ﴿القلمي تخاف ت ون فانطلقوا وهم﴾

Fan-thalaqu > wahum yatakha>fatu >n (Al-Qalam:23)

‘Mereka pun berangkat sambil berbisik-bisik.’

Page 21: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

64

Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa kata kerja yang mengikuti

wazn ي ت فاعل- ت فاعل tafa> ala-yatafa > alu memiliki makna kata kerja aktif. Hal

ini karena kaidah dari wazn ي ت فاعل- اعل ت ف tafa> ala-yatafa > alu berdasarkan

Yahya (1965:18) yaitu:

a. للمشاركة ب ي اث ن ي فأكث ر lil-musya>rakah bainats-naini fa aktsara yaitu

persekutuan timbal balik antara dua orang atau lebih

b. ظهار ما ليس ف الواقع ل li idhha >ri ma > laisa fil-wa>qiʻ yaitu menunjukkan

sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi atau pura-pura

c. للوق وع تدريا li wuqu> i tadri >jan yaitu menunjukkan pekerjaan secara

berangsur-angsur

d. لتأدية معن المجرد li ta’diyah maʻnal-mujarrad yaitu berlaku seperti makna

mujarradnya

e. "لمطاوعة "فاعل li mutha >waʻah “fa > ala” yaitu sebagai mutha>waʻah dari fiʻl

wazn fa > ala

Berdasarkan uraian kaidah-kaidah di atas, maka dapat diketahui

bahwa kutipan ayat Al-Qur’an yang telah disampaikan menunjukkan

adanya penggunaan kaidah yang pertama yaitu adanya kegiatan ‘saling’

dari kedua belah pihak atau للمشاركة ب ي اث ن ي فأكث ر lil-musya>rakah bainats-

naini fa aktsara. Kaidah ini sering ditemukan dalam beberapa kata bahasa

Arab. Sedangkan data pada Maulidul-Barzanjiy di atas menunjukkan

kaidah untuk menunjukkan pekerjaan secara berangsur-angsur atau للوق وع

<li wuqu تدريا i tadri>jan. Oleh karena itu, kedua kaidah yang berlaku dan

juga bukti lain dari klausa yang berwazn فاعل ي ت - ت فاعل tafa> ala-yatafa > alu

Page 22: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

65

maka klausa yang mengikuti wazn tersebut pasti memiliki makna klausa

aktif.

f) Wazn ي ت فعل- ت فعل tafaʻʻala-yatafaʻʻalu

Wazn ini dapat ditemukan dalam data nomor 100/02/MAD/TF’L/61:

(٦٣ : ٣١۰٢)صدق، وي ت لقاه تهاد واج بد وي قابله

Wa yuqa >bilahu bi jiddin waj-tiha >du wa yatalaqqa >hu (Sidqi,

2013:61)

‘Dan menerimanya dengan penuh kesungguhan serta segala

kemampuan yang dimilikinya’ (Sidqi, 2013:61).

Secara harfiah, kata ي ت فعل- tafaʻʻala-yatafaʻʻalu bermakna ت فعل

melakukan. Begitu juga dapat dilihat pada beberapa kosa kata lain (dalam

kamus Al-Al-Mawrid) yang mengikuti wazn ي ت فعل- ت فعل tafaʻʻala-yatafaʻʻalu

juga memiliki makna aktif, seperti kata تلب tachallaba mengeluarkan (180),

تدب ر ,tachammala membawa (181) تمل tadabbara mempertimbangkan (184),

dan lain-lain. Oleh karena itu, wazn ini hanya mendapatkan nilai 1,6 atau

tidak akurat.

Klausa yang mengikuti wazn ي ت فعل- ت فعل tafaʻʻala-yatafaʻʻalu akan

memiliki makna pasif apabila:

a. Klausa tersebut bersambung dengan dhami>r muttashil (kata ganti yang

bersambung langsung dengan kalimat)

b. Menempati kedudukan sebagai objek.

Pada klausa tersebut, dhami >r ه hu pada kata ي ت لقاه yatalaqqa >hu

berkedudukan sebagai objek.

Page 23: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

66

وي قابل ه بد واجته اد وي ت لق ا ه

Objek Kata

Kerja

Kata

Kerja

Keterangan

Keadaan Objek

Kata

Kerja

Bahwa yang dimaksud ه (hu) “dia” adalah Nabi Muhammad SAW

yang saat itu mendapat wahyu Al Qur’an, beliau menerima wahyu itu dengan

segala kemampuan yang dimilikinya setelah dua kali menolak.

Akan tetapi, apabila dhami>r yang bersambung itu berkedudukan

sebagai subjek, maka klausa yang dihasilkan adalah klausa aktif. Hal ini dapat

dibuktikan dengan adanya kalimah dalam Al Qur’an:

٣٢ : القرأن ﴿النساء ي تدب رون أفل﴾

Afala > yatadabbaru >nal-qur’a>n (A’n-Nisa’:82)

‘Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al Qur’an?’

Pada klausa tersebut, kata ي تدب رون yatadabbaru >na diartikan menjadi

klausa aktif, yaitu “menghayati/mendalami”. Penerjemahan yang demikian

disebabkan oleh adanya subjek yang melekat pada kata ي تدب رون yatadabbaru >na

yang memiliki kedudukan sebagai subjek atau فاعل fa> il dalam kalimat.

ا ﴾٢٢ : ملائدةمن المتقي ﴿ا الل ي ت قبل قال إن

Qa>la innama > yataqabbalu’l-La>ha minal-muttaqi >n (Al-Ma>idah:27)

‘Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima

(amal) dari orang yang bertakwa”

Pada kutipan kedua ayat di atas menunjukkan bahwa klausa yang

mengikuti wazn ل ي ت فع - ت فعل tafaʻʻala-yatafaʻʻalu dengan adanya dhami >r baik

mustatir maupun muttashil asalkan dia bersambung dengan isim maupun

Page 24: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

67

dhami>r yang berkedudukan sebagai subjek, maka Terjemahan yang

dihasilkan adalah klausa aktif. Kata ي تدب رون yatadabbaru >na memiliki dhami>r

mustatir berupa هو huwa, yang berfungsi sebagai subjek kalimat, sedangkan

kata ي ت قبل الل yataqabbalu’l-La>ha memiliki subjek berupa الل A’l-La>hu.

Sehingga ketika menerjemahkan klausa yang mengikuti wazn tersebut perlu

mempertimbangkan bentuk dan makna.

Makna pasif, apabila dilihat dari bentuknya klausa tersebut bergabung

dengan dhami>r mustatir ataupun dhami>r muttashil dan kedudukannya

sebagai objek kalimat.

Makna aktif, apabila klausa bergabung dengan dhami >r muttashil

maupun dhami>r muttashil dengan kedudukannya sebagai subjek

kalimat.

g) Wazn يست فعل- إست فعل istafʻala-yastafʻilu

Wazn ini dapat dilihat pada data 102/02/MAD/ISTF/26:

(٢٦ : ٣١۰٢)صدق، استحسن القيام هذا وقد

Hadza > waqadis-tachsanal-qiya>ma (Sidqi, 2013:26)

‘Mengingat hal tersebut, maka dianjurkan berdiri’ (Sidqi, 2013:26)

Kutipan teks Maulidul-Barzanjiy tersebut menunjukkan bahwa

klausa yang mengikuti wazn يست فعل- إست فعل istafʻala-yastafʻilu dapat

diterjemahkan menjadi klausa pasif. Kata استحسن istachsana secara harfiah

berarti “menganggap baik atau bagus” (Al-Munawwir, 2007:265).

Page 25: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

68

Data ini mendapatkan nilai 2,4, berarti hasil terjemahan dinilai

kurang akurat. Kurangnya akurat hasil terjemahan ini karena klausa pasif

yaitu yang bergaris bawah, diterjemahkan berdasarkan hasil penafsiran

serta merupakan terjemahan komunikatif. Secara makna leksikal, hasil

terjemahan kurang memenuhi syarat kesepadanan dalam hal bentuk dan

makna. Meskipun bila pembaca melihat hasil terjemahan mampu

memahami maksud kalimat, akan tetapi hasil terjemahan pada data ini

kurang sepadan. Karena kaidah dari fiʻl yang berwazn يست فعل- إست فعل

istafʻala-yastafʻilu adalah untuk meminta. Hasil terjemahan yang mungkin

dapat dijadikan alternatif adalah dengan mengganti bentuk klausa yang

awalnya berfungsi meminta diganti dengan kata “lebih baik”.

Akan tetapi jika dhami>rnya menunjukkan subjek kegiatan, maka

terjemahan yang dihasilkan adalah klausa aktif. Karena secara leksikal

kata يست فعل- إست فعل istafʻala-yastafʻilu memiliki kaidah untuk meminta,

sehingga dhami >r yang bersambung pasti berkedudukan sebagai subjek

kegiatan karena dia yang meminta. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap

makna yang dihasilkan, yaitu klausa aktif. Seperti pada contoh:

ها عذاب أليم ست عجلتم بل هو ما ﴾٢٤ : ﴿األحقاف به ريح في

Bal huwa mastaʻjaltum bihi ri>chun fi >ha> ʻadza >bun ali >m (Al-

Achqa >f:24)

‘Bahkan itulah adzab yang kamu minta supaya datang dengan

segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih.’

Adapun kaidah dari wazn tersebut antara lain (Yahya, 1965:26):

a. لطلب الفعل li thalabil-fiʻli yaitu untuk meminta

Page 26: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

69

b. للوجدان على صفة lil-wijda>ni ʻala > shifah yaitu untuk menemukan suatu sifat

yang dimiliki oleh mafʻu>l

c. للتحول lit-tachawwuli yaitu perubahan keadaan fa> il kepada asal fiʻil.

d. للتكلف lit-takalluf yaitu pelaku berusaha untuk lebih menampakkan

sesuatu dari dalam dirinya.

e. لمعن ف عل المجرد li maʻn faʻalal-mujarrad yaitu makna ف عل faʻala mujarrad

f. للمطاوعة lil-mutha>waʻah yaitu menjadi mutha>waʻahnya wazn فاعل fa> ala

dan wazn أف عل afʻala

Berdasarkan data hasil terjemahan dan perbandingannya dengan

kutipan ayat Al Qur’an, maka wazn يست فعل- إست فعل istafʻala-yastafʻilu tidak

dapat dijadikan alternatif untuk membuat klausa aktif dalam BSu menjadi

pasif dalam BSa. Wazn ini hanya sebagai alternatif untuk penerjemahan

apabila sulit untuk mnyepadankan makna BSu ke BSa. Akan tetapi, wazn

ini bukan sebagai rumus untuk menerjemahkan klausa aktif menjadi klausa

pasif.

h) Wazn ي فعل- faʻila-yafʻilu فعل

Data yang termasuk dalam wazn ini adalah data nomor

105/02/MAD/FIL/89:

(٣٨ : ٣١۰٢)صدق، بالسلم من لقيه وي بدأ

Wa yabda’u man laqiyahu bi’s-sala >m (Sidqi, 2013:89)

‘Dan selalu memulai salam kepada orang yang dijumpainya’

(Sidqi, 2013:89).

Page 27: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

70

Data tersebut merupakan data dari kalimah fiʻl maʻlu >m dengan

mengikuti wazn ي فعل- فعل faʻila-yafʻalu. Klausa tersebut berasal dari kata

ي لقى-لقي laqiya-yalqa yang berarti “bertemu” (Al-Munawwir, 1997:1282).

Nilai akurasi menunjukkan nilai 2,6, hal ini berarti data pada teks tersebut

termasuk dalam kategori akurat.

Pada kutipan tersebut terdapat dua kata kerja atau fiʻl dalam satu

kalimat, akan tetapi yang menjadi predikat adalah kata ي بدأ yabda’u.

Sedangkan kata من لقيه man laqiyahu menjadi objek, karena kata لقيه

laqiyahu bersambung dengan dhami >r serta didahului oleh kata من man.

Sehingga kata kerja kedua berfungsi sebagai isim, yang kemudian

diterjemahkan menjadi klausa pasif. Dalam bahasa Arab, kata ه من لقي man

laqiyahu berkedudukan sebagai mafʻu >l bih, sehingga data tersebut masuk

dalam kategori klausa pasif.

Adapun klausa dalam Al-Qur’an yang memiliki pola seperti pada

data di atas yaitu:

١٨ : لى صراط مستقيم ﴿األنعاميعله ع يشأ ومن يضلله يشإ الل من﴾

Man yasya’i’l-La>hu yudhlilhu wa man yasya’ yajʻalhu ʻala > shira >thin mustaqi>m (Al-Anʻa>m:39)

‘Barang siapa dikehendaki Allah (dalam kesesatan), niscaya

disesatkanNya. Dan barang siapa dikehendaki Allah (untuk

diberi petunjuk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas

jalan yang lurus.’

Beberapa kata yang bergaris bawah pada klausa di atas, merupakan

konstruksi klausa aktif. Akan tetapi dalam hasil terjemahan klausa yang

dijumpai adalah klausa pasif. Hal ini dikarenakan adanya susunan yang

Page 28: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

71

sama serta fenomena yang sama pada data dalam Maulidul-Barzanjiy di

atas.

Semua kata kerja pasif dengan penanda pasif berupa prefiks di-

dapat dilihat pada lampiran 5.1.

2) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter-

Kata kerja dengan prefiks ter- dapat ditemukan dalam teks

Terjemahan Maulidul-Barzanjiy pada data nomor 70/02/MAD/FA/89:

(٣٨ : ٣١۰٢)صدق، ف رائده ب نان السنة السنية نطمت وهذا سلك

Wa ha >dza > silkun nadhdhamat fara >iduhu bana >nu’s-sunnati’s-

saniyyah (Sidqi, 2013:89)

‘Demikianlah rentetan nasab yang butiran-butiran mutiaranya

tersusun dalam sunnah yang shahih’ (Sidqi, 2013:89).

Secara keseluruhan kalimat, hasil terjemahan tersebut dapat

dipahami dengan mudah. Akan tetapi di sini terjadi perubahan dari klausa

aktif menjadi klausa pasif yaitu kata ‘menyusun’ menjadi ‘tersusun’. Secara

leksikal, kata نطم nadhdhama bermakna ‘menyusun, mengatur, dan

merangkai’ (Al-Munawwir, 1997:1435).

Adapun perubahan klausa aktif menjadi klausa pasif ini disebabkan

oleh:

a) Susunan klausa yang terbalik dan mengubah objek menjadi sifat

Sebagaimana diuraikan berikut ini

Wa ha>dza Silkun Nadzdzanat

Konjungsi Subjek Predikat

Page 29: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

72

Pada klausa tersebut, objek didahulukan dalam klausa Terjemahan

dengan mengubahnya menjadi sifat. Sifat ini digunakan untuk

menerangkan rentetan nasab. Klausa tersebut dapat pula diterjemahkan

“demikianlah rentetan nasab yang tersusun”.

b) Penekanan pada inti kalimat

Bentuk penekanan inti klausa dapat dilihat dalam klausa BSu, yaitu

dengan pendahuluan kata لك س silkun atau rentetan nasab. Jika bukan

karena penekanan intik kalimat, maka susunan kalimatnya adalah dengan

mendahulukan kata ف رائده fara >iduhu atau mutiara. Sehingga kalimatnya

menjadi ‘ini adalah mutiara dalam sunnah yang shachih yang menyusun

rentetan nasab’.

Akan tetapi data tersebut dapat tetap menjadi klausa aktif apabila

mendahulukan objek. Sebagaimana terjemahan berikut:‘Ini adalah butiran

mutiara dalam sunnah yang shahich yang menyusun rentetan nasab’. Akan

tetapi penerjemahan demikian kurang mudah untuk dipahami karena inti

klausa berada di akhir. Sehingga perubahan menjadi klausa pasif dapat

menjadi sebuah alternatif untuk penerjemahan klausa dengan pola demikian

bahkan menjadi suatu keharusan jika ada sebab-sebab yang dapat merusak

dan membuat hasil terjemahan menjadi ambigu. Data-data lain yang

menunjukkan hasil terjemahan dengan prefiks ter- dapat dilihat dalam

lampiran tabel 5.2.

Page 30: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

73

3) Kata Kerja Pasif dengan Konfiks ke-an

Kata kerja pasif dengan konfiks ke-an merupakan kata kerja yang

mendapat konfiks ke-an sehingga kata kerja berubah menjadi pasif, seperti

contoh:Rumahnya kemasukan pencuri (Putrayasa, 2009:79). Adapun dalam

teks Maulidul-Barzanjiy hasil terjemahan yang mendapatkan konfiks ke-an

pada kata kerja hanya dapat ditemukan dalam data nomor

41/02/MAD/INF/31:

دائن الي وان وانصدع (١٣ : ٣١۰٢)صدق، الكسروية بامل

Wa’n-shadaʻal-I>wa>nu bil-mada>inil-Kisrawiyyah (Sidqi, 2013:31)

‘Gedung Iwan (balai pertemuan) Kaisar Persia pun mengalami

keretakan’ (Sidqi, 2013:31)

Pada teks terjemah, terdapat kata ‘keretakan’. Kata tersebut termasuk

konstruksi pasif yang predikatnya berisi kata kerja yang mendapatkan konfiks

ke-an. Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Muhammad (2006:26)

bahwa ل و ه ج م ال ة غ ي الص a’sh-shi >ghatul-majhu >l mengikuti wazn ل ع ف fuʻila, إن فعل

infa > ala, dan إف ت عل iftaʻala. Maka pendapat ini sesuai dengan fenomena pada

data nomor 40, bahwa kata yang mengikuti wazn فعل infaʻala-yanfaʻilu إن فعل -ي ن

dapat menjadi terjemahan yang akurat apabila diartikan ke dalam klausa

pasif. Secara leksikal, kata انصدع inshadaʻa bermakna ‘terbelah atau terpecah’

(Al-Munawwir, 1997:520). Bentuk ini juga telah dinilai oleh lima responden,

yang semuanya menyatakan akurat pada data tersebut dengan nilai rata-rata

sebesar 2,6.

Page 31: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

74

Adapun faedah dari wazn ini sebagaimana disebutkan dalam Yahya

(1965:24) antara lain:

a) “ ة ع او ط م ل ”ف عل li mutha >waʻah faʻala (sebagai mutha >waʻah dari fiʻl wazn

faʻala). Mutha >waʻah adalah peristiwa terjadi oleh sebab pekerjaan fiʻl

mutaʻaddi. Contoh: فانكسر , كسرت الزجاج kasartu’z-zuja >ja, fankasara aku

memecahkan gelas, maka gelas itu pecah.

b) ل ي ل ق “ ف عل أ ة ع او ط م ل ” li mutha >waʻah “afʻala” qali>lan (sebagai mutha >waʻah

dari fiʻl wazn afʻala). Contoh: فان زعج , أزعجها azʻajahu, fan-zaʻaja dia (lk)

mengganggunya, maka dia (pr) terganggu.

Berdasarkan kaidah yang ada di atas, maka wazn ini memiliki fungsi

yang sama, yaitu sebagai akibat dari fiʻl wazn ف عل faʻala dan ف عل أ afʻala. Oleh

karena itu, klausa yang mengikuti wazn إن فعل infaʻala memiliki makna klausa

pasif, meskipun bentuk dhahir-nya adalah kalimah dari غة المجهول -a’sh الصي

shigha >tul-majhu >l. Akan tetapi, berdasarkan fenomena pada hasil penelitian

dan beberapa teks yang sejenis, maka wazn إن فعل infaʻala ini dapat menjadi

opsi untuk membuat sebuah fiʻl maʻlu>m menjadi fiʻl majhu >l. Kaidah ini juga

dapat dibuktikan dengan beberapa teks terjemahan berikut:

١٢ : ﴿الرحان ان ه الد ك ة د ر و ت ان ك ف اء م الس ت ق ش ان ا ذ إ ف﴾

Fa idzan-syaqqati’s-sama>u fa ka >nat wardatan ka’d-diha >n (A’r-

Rachma >n:37)

‘Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi mawar merah

seperti (kilapan) minyak’

٣ : ﴿النفطار ان فطرت إذا السماء﴾

Idza’s-sama> un fatharat (Al-Infitha >r:1)

Page 32: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

75

Apabila langit terbelah” (Q.S. Al-Infitha>r:1)

Dari contoh wazn di atas, maka dapat diketahui bahwa kalimat-klausa

yang berwazn إن فعل infaʻala memiliki makna klausa pasif. Akan tetapi,

perubahan klausa aktif menjadi pasif ini hanya berlaku apabila dhami >r yang

bersambung dengan wazn إن فعل infaʻala adalah dhami>r atau kata benda yang

berkedudukan sebagai subjek serta tidak dapat melakukan aktifitas, seperti

langit, bumi, batu, dan lain-lain. Akan tetapi apabila dhami>r atau kata benda

yang bersambung ini berupa subjek kegiatan serta dapat melakukan aktifitas,

maka makna yang dihasilkan adalah klausa aktif, seperti pada contoh berikut:

٣٢٤ : بنعمة من الل و فضل ﴿ال عمران ان قلب واف﴾

Fanqalabu > bi niʻmatin mina’l-La>hi wa fadhl (Ali Imra >n:174)

‘Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besarr)

dari Allah.’

(١0٢:٢00٥سوفرنوا دان أزهار, ) رؤساء القوم و أشراف هم ان ت فض و

Wan-tafadha ru’asa >ul-qaumi wa asyra >fuhum (Suparno dan

Azhar, 2005:307)

‘Pemimpin dan pemuka masyarakat beranjak.’

Kedua klausa tersebut memiliki makna aktif, karena pemimpin,

pemuka kaum, dan mereka adalah subjek yang hidup dan memiliki

kemampuan untuk beraktifitas, sehingga makna yang ditimbulkan dari wazn

عل إن ف + ضمي infaʻala+dhami >r adalah klausa aktif. Data hasil terjemahan

dengan konfiks ke-an dapat dilihat dalam lampiran 5 tabel 5.3.

Page 33: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

76

C. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh

Shi>ghah Mafʻu >l Bahasa Sumber

Klausa pasif BSa yang disusun oleh shi >ghah mafʻu>l BSu adalah klausa

BSa yang unsur pendukungnya (predikat) disusun oleh shi >ghah mafʻu>l. Shi >ghah

mafʻu>l merupakan bentuk kata benda yang jatuh setelah fiʻl yang keberadaann ism

dapat disebutkan maupun ditiadakan serta tidak merubah bentuk fiʻl (Ghula>yaini,

2005:434). Pasif BSa dari shi >ghah mafʻu >l BSu merupakan penerjemahan dari

bentuk املفعول al-mafʻu>l menjadi kata kerja pasif. Jika dilihat dari kedudukannya

dalam kalimat, املفعول al-mafʻu>l adalah kata benda yang dikenai pekerjaan, namun

tetap menghadirkan kata kerja yang dibendakan karena املفعول al-mafʻu>l adalah ism

yang dibentuk dari kata kerja berdasarkan proses tashri >f.

Pola mafʻu>l ini terdapat 15 data dari total data 157. Pola ini terdapat pada

nomor data 107-121, yang menunjukkan adanya klausa pasif yang kedudukannya

dalam klausa menjadi objek kegiatan. Pola ini memiliki varian yang banyak,

karena berasal dari fiʻl ma>dhi yang berbeda-beda, sehingga bentuk mafʻu>lnya pun

berbeda. Pada pola ini, data-data dari teks Maulidul-Barzanjiy diberi kode (nomor

urut data)/(nomor pola wazn)/(pola)/ (halaman data pada teks Maulidul-

Barzanjiy), contoh:109/03/MF/87. Penjelasan kode data adalah data tersebut

memiliki nomor urut ke 109, data tersebut mengikuti pola ketiga yaitu pola mafʻu>l

dan diambil dari buku Maulidul-Barzanjiy halaman 87. Adapun varian-varian

mafʻu>l tersebut dapat dilihat dalam uraian berikut:

Page 34: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

77

1) Kata Kerja dan Kata Ganti Persona

Kata ganti persona adalah kata ganti yang menyatakan orang atau

pelaku. Dalam teks Maulidul-Barzanjiy pola seperti ini dapat ditemukan

dalam data nomor 110/03/MF/11:

جيب القريب وخصها (٣٣ : ٣١۰٢)صدق، لمصطفاه اما تكون بأن امل

Wa khashshaha >l-qari >bul-muji >bu bi an taku >na umman li

mushthafa >h (Sidqi, 2013:11)

‘Yang mendekatkan lagi Maha Memperkenankan (doa) telah

mengkhususkan Siti Aminah sebagai ibu dari insan pilihan-Nya’

(Sidqi, 2013:11)

Pada klausa “ibu dari insan pilihan-Nya” terdapat kata ganti persona,

yaitu “Nya”. Kata ganti tersebut kembali kepada Allah SWT karena yang

memilih insan tersebut adalah Allah SWT. Dengan demikian kata “insan

pilihan-Nya” menjadi kata pasif karena kata tersebut menjadi tujuan atau

sasaran serta tidak melakukan aktivitas. Sebagaimana apabila diterjemahkan

dengan menggunakan prefiks di- maka akan menjadi “insan yang dipilih

oleh-Nya” sehingga terlihat bahwa kata “insan pilihan-Nya” merupakan kata

pasif. Klausa pasif ini tidak hanya menampilkan kata ganti persona sebagai

ciri-ciri pasif namun juga menampilkan kata ganti “Nya” yang fungsinya

dalam kalimat adalah sebagai objek.

Adapun dalam Bahasa Arab, klausa BSa berasal dari klausa اما

umman li mushthafa لمصطفاه >h. Klausa BSu tidak menunjukkan adanya

predikat atau kata kerja pasif, tetapi dalam BSa terdapat predikat yang berupa

kata kerja pasif oleh kata ganti persona. Perolehan kata kerja pasif ini

Page 35: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

78

dikarenakan kata مصطفا mushthafa > merupakan bentuk mafʻu>l yang merupakan

bentuk kata benda pasif yang sering diterjemahkan menjadi kata benda pasif

atau kata benda penerima kegiatan atau sasaran kegiatan.

2) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks di-

Kata kerja pasif dengan prefiks di- dapat dilihat dalam hasil

terjemahan pada data nomor 118/03/MF/34:

: ٣١۰٢)صدق، مروية للعلماء اق وال على ي ومها وف شهرها وف ولدته عام ف واختلف ١٤)

Wakh-tulifa fi > ʻa>mi wila >datihi wa fi> syahriha > wa fi > yaumiha > ʻala> aqwa >lin lilʻulama>i marwiyyah (Sidqi, 2013:34)

‘Tahun, bulan, dan tanggal kelahiran Rasulullah SAW masih

diperselisihkan oleh berbagai pendapat yang diriwayatkan oleh

para ulama’ (Sidqi, 2013:34).

Dalam klausa BSa ditemukan klausa pasif berupa “pendapat yang

diriwayatkan oleh ulama”. Klausa pasif tersebut disusun oleh kata kerja pasif

berupa “diriwayatkan” dengan penanda pasif berupa prefiks di-. Kata

“diriwayatkan berasal dari kata مروية marwiyyah.

Kata tersebut merupakan varian ism mafʻu>l dari kata ي روى- روي

rawiya-yarwa yang berarti ‘meriwayatkan atau menceritakan’ (Al-

Munawwir, 1997:551). Kata روي rawiya merupakan kata yang disusun dari بناء

ملقرونلفيف ا bina’ lafi >f maqru >n. Kata kerja pasif tersebut mengikuti wazn مفعل

mafʻillun. Maka kata روي rawiya apabila mengikuti wazn مفعل mafʻillun

berubah menjadi مروي marwiyyun, karena yang diriwayatkan kata benda

jama’, maka kata مروي marwiyyun mendapat tambahan ta’ marbutah penanda

Page 36: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

79

feminin. Maka makna yang dihasilkan adalah ‘yang diriwayatkan’. Hasil

terjemahan ini telah mencapai kesepadanan dalam hal makna dan bentuk,

sehingga mendapatkan nilai 3 atau akurat. Begitu juga pola seperti data

tersebut dapat dilihat pada data nomor 128 yang mendapatkan nilai 3, yaitu

kata المقضية al-maqdhiyyah yang berarti ‘yang diputuskan takdirnya’. Oleh

karena itu, dapat dikatakan bahwa kata yang mengikuti wazn مفعل mafʻillun

mencapai kesepadanan dalam penerjemahan.

3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter-

Kata kerja pasif dengan awalan ter- dapat ditemukan dalam data

nomor 122/24/MSD/17:

(٢٣ : ٣١۰٢)صدق، الذى ق ربه الل فيه أدناه مقام المكافحة ال

Ila> maqa>mil-muka>fachati’l-ladzi > qarrabahu’l-La>hu fi>hi adna >h

(Sidqi, 2013:71)

‘Hingga sampailah beliau pada kedudukan terbukanya semua

tirai penghalang, di tempat itulah beliau didekatkan dan

ditemui oleh Allah’ (Sidqi, 2013:71)

Kata المكافحة al-muka>fachah berasal dari kata يكفح- كفح kafacha-

yakfachu yang berarti ‘menghadadapi’ (Al-Munawwir, 1997:1217). Pada data

ini, kata كفح kafacha mengikuti wazn يكافح- كافح ka>facha-yuka>fichu, sehingga

bentuk mafʻu >l menjadi مكافح muka>fachun. Adapun faedah dari wazn ي فاعل-

<faفاعل ala-yufa > ilu adalah untuk mengumpulkan dua benda (Yahya, 1965:14).

Berubahnya مكافح muka>fachun menjadi مكافحة muka>fachatun karena yang

dikumpulkan adalah dua benda, sehingga kata tersebut berubah menjadi

feminin karena merupakan benda tidak berakal.

Page 37: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

80

Hasil terjemahan pada data ini mendapatkan nilai 2,8 atau akurat.

Pada data-data sebelumnya, data dengan pola املفعول al-mafʻu>l mendapat nilai

3, akan tetapi data ini hanya mendapat nilai 2,8 karena penerjemahan secara

keseluruhan terdapat kata yang kurang sesuai. Secara leksikal, makna مكافحة

muka>fachatun dalam kamus dan dalam hasil terjemahan terdapat perbedaan.

Data tersebut dapat diterjemahkan ‘Beliau sampai pada hadapan yang telah

Allah dekatkan kedudukannya’.

4) Kata Kerja Pasif dengan Sufiks -an

Sufiks -an merupakan konstruksi kata kerja pasif dengan

menggunakan akhiran. Kata kerja pasif dengan penanda akhiran –an ini

merupakan pola tambahan, contoh:Dia bertemu kenalannya di alun-alun kota.

Akan tetapi dalam teks Maulidul-Barzanjiy ini ditemukan satu bentuk lagi

yaitu kata kerja dengan sufiks –an. Data yang mengandung kata kerja pasif

dengan sufiks –an ini terdapat pada data nomor 116/23/MF/50

ران وخدمت (١٢ : ٣١۰٢)صدق، ة الفارسي بالممالك دة املعب و الن ي

Wa khamadati’n-ni >ra>nul-maʻbu >datu bil-mama >likil-Fa>risiyyah

(Sidqi, 2013:32)

‘Kemudian padamlah api sesembahan kerajaan Persia’(Sidqi,

2013:32)

Pada klausa “padamlah api sesembahan kerajaan Persia” merupakan

konstruksi pasif dengan sufiks –an. Sufiks tersebut terdapat pada kata

“sesembahan”. Kata “sesembahan” termasuk dalam kata pasif karena kata

tersebut menjadi objek atau sasaran kerajaan Persia, sehingga kata

“sesembahan” tidak melakukan aktifitas apapun. Kata “sesembahan” awalnya

Page 38: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

81

adalah bentuk kata kerja yang kemudian mengalami proses pembendaan

karena menjadi objek, sehingga kata “sembah” apabila dibendakan akan

menjadi “sesuatu yang disembah”. Dalam klausa tersebut, sesuatu yang

disembah adalah api, sehingga kata “sesembahan” menjadi sifat dari objek

tersebut.

Adapun klausa dalam BSu dapat diketahui adanya bentuk mafʻu>l

pada kata املعب ودة al-maʻbu>dah yang dalam Bahasa Indonesia, bentuk mafʻu>l

diterjemahkan menjadi konstruksi pasif. Hal ini dapat dibuktikan dalam

Kamus Al-Munawwir (1997:887) bahwa kata املعب ودة al-maʻbu>dah memiliki

makna “sesuatu yang disembah”.

D. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun oleh

Ism Mashdar Bahasa Sumber

Ism mashdar adalah ism yang menunjukkan suatu kejadian yang tidak

menggunakan semua huruf dari fiʻl, tetapi dapat berubah lafazhnya (Ghula>yaini,

2005:140). Dalam bahasa Arab, mashdar dibentuk dari fiʻl ma>dhi, contoh: ق رأ

qara’a yang berarti membaca menjadi قرأة qira’atan yang berarti bacaan. Klausa

pasif dalam teks terjemahan Maulidul-Barzanjiy adalah klausa yang berasal dari

pola ر ي م ض + مصدر mashdar+dhami >r. Pada pola ini terdapat 17 data yaitu data nomor

122 sampai dengan data nomor 138. Pada klausa pasif BSa yang disusun oleh

mashdar BSu peneliti memberi kode (nomor urut data)/(nomor urut

pola)/(pola)/(halaman data pada teks Maulidul-Barzanjiy), contoh:

125/04/MSD/100. Penejelasan kode data adalah data tersebut bernomor urut 125,

data mengikuti pola keempat yaitu pola mashdar dan variannya serta data tersebut

Page 39: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

82

diambil dari buku Maulidul-Barzanjiy halaman 100. Data-data dari pola ini dibagi

menjadi tiga bagian yaitu:

1) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks di-

Kata kerja pasif dengan prefiks di- dapat ditemukan dalam data

nomor 124/04/MSD/03:

(١ : ٣١۰٢)صدق، لطأ وخطاه ف خطط ا وحفظا من الغواية

Wa chifdhan minal-ghawa >yati fi> khithathil-khatha’i wa khutha >h

(Sidqi, 2013:3)

Juga memohon (kepadaNya) agar dipelihara dari ketergelinciran

yang menyebabkan terjerumus ke dalam kekeliruan (Sidqi,

2013:03).

Klausa pada data di atas dalam Maulid al-Barzanjiy berada dalam a’n-

natsr pertama atau cerita yang disajikan pertama. Adapun isi dari a’n-natsr

pertama adalah kata sambutan dari penulis yang disertai dengan doa.

Sehingga dalam data tersebut dijumpai beberapa permohonan do’a dari

penulis. Beberapa kata tersebut ada yang menggunakan konstruksi kata benda

atau mashdar dengan hasil terjemahan berupa kata kerja pasif. Kata حفظا

chifdhan bermakna ‘penjagaan’ (Al-Munawwir, 1997:279). Perubahan bentuk

mashdar menjadi kata kerja pasif tersebut terjadi karena:

a. Penerjemah menemukan kesulitan untuk menyepadankan makna

b. Penghilangan kata yang menunjukkan do’a dan penerjemah tetap harus

menerjemahkan do’a tersebut

Apabila klausa tersebut tetap diterjemahkan sesuai dengan bentuk

aslinya yaitu mashdar, maka akan membuat pembaca kurang paham bahkan

Page 40: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

83

salah paham, sebagaimana diterjemahkan ‘penjagaan dari ketergelinciran’,

maka doa yang dipanjatkan penulis kurang dapat dipahami. Oleh karena itu,

penerjemah menambahkan kata ‘dan memohon agar dijaga’. Namun

demikian, klausa tersebut dapat juga diterjemahkan seperti ini ‘dan

penjagaan dari ketergelinciran yang menyebabkan terjerumus ke dalam

kekeliruan’, dengan menghilangkan kata ‘juga memohon’ karena kata

tersebut telah ada pada klausa sebelumnya serta mengubahnya menjadi klausa

aktif. Data hasil terjemahan yang menunjukkan kata kerja pasif dari pola

mashdar dengan penanda pasif berupa prefiks di- dapat dilihat dalam

lampiran 5 tabel 5.1.

2) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter-

Kata kerja pasif dengan prefiks ter- pada teks Maulidul-Barzanjiy

dapat ditemukan dalam data nomor 128/04/MSD/34:

(١٤ : ٣١۰٢)صدق، تشاه حادث بصاب يصاب ان من حذرا

Chadzaran min an yusha >ba bi masha >bi cha >ditsin takhsya >h (Sidqi,

2013:34)

‘Diserahkannya beliau untuk menghindarkannya agar jangan

sampai tertimpa musibah hingga membuat Halimah khawatir

akan keselamatannya’ (Sidqi, 2013:34).

Klausa yang bergaris bawah merupakan mashdar muawwal yaitu

kata yang diawali dengan أن مصدرية an mashdariyyah. Klausa pada hasil

terjemahan yang dihasilkan dari pola tersebut adalah klausa pasif karena

mashdar muawwal telah bersambung dengan fiʻl majhu >l yaitu kata يصاب

yusha >ba. Dalam kamus Al-Munawwir (1997:800), kata يصاب yusha >ba berasal

dari kata يصيب- أصاب asha >ba-yushi >bu yang berarti ‘menimpa’. Secara

Page 41: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

84

keseluruhan, klausa pada hasil terjemahan tersebut kurang akurat dan kurang

sepadan karena terlalu banyak tambahan. Akan tetapi jika hanya melihat pada

pola mashdar+dhami >r saja, maka hasil terjemahan ini dinilai akurat yaitu 2,6.

Adapun alternatif penerjemahan pada keseluruhan klausa data tersebut adalah

‘agar waspada dari musibah yang terjadi menimpanya dan membuatnya

takut’.

Begitu juga penerjemahan mashdar muawwal memiliki makna klausa

pasif sebagaimana dapat ditemukan dalam Al-Qur’anul-Karim berikut:

۰١ : الل ﴿النسان أن يشاء وما تشاءون إل﴾

Wa ma > tasya>u>na illa > an yasya >a’l-La>h (Al-Insa>n:30)

‘Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu) kecuali bila

dikehendaki Allah.’

٢٨ : الل رب العالمي ﴿التكوير أن يشاء وما تشاءون إل﴾

Wa ma > tasya>u>na illa > an yasya >a’l-La>hu Rabbul-ʻA>lami >n (A’t-

Takwi >r:30)

‘Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu) kecuali bila

dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.’

Kedua contoh di atas merupakan klausa yang disusun oleh mashdar

muawwal. Jika pada data Maulidul-Barzanjiy mashdar berupa huruf أن

an+kata kerja pasif, maka pada contoh di atas huruf أن an+kata kerja aktif.

Hasil terjemahan yang dihasilkan juga menunjukkan klausa pasif. Oleh

karena itu, dapat diketahui bahwasannya klausa yang disusun oleh mashdar

muawwal+fiʻl majhu>l maupun kata kerja aktif dapat menghasilkan

Page 42: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

85

terjemahan klausa pasif, namun bukan suatu keharusan untuk menerjemahkan

menjadi klausa pasif.

Selain itu, klausa pasif dengan prefiks ter- dapat dijumpai dalam data

nomor 138/04/MSD/09:

(٨ : ٣١۰٢)صدق، اليتيمة العصماء أنت فيه

Anta fi >hil-yati>matul-ʻashma>u (Sidqi, 2013:9)

‘Sedangkan engkau bagaikan liontin yang terpelihara’ (Sidqi,

2013:09).

Secara leksikal, kata العصماء ʻashma >u berasal dari fiʻl atau kata kerja

عصما-ي عصم -عصم ʻashama-yaʻshimu yang berarti ‘menjaga atau melindungi’

(Al-Munawwir, 1997:938). Adapun kata العصماء ʻashma>u merupakan mashdar

yang dalam klausa tersebut merupakan kata sifat dari kata ‘liontin’.

Anta Fi >hi Yati>matul-ʻashma >u

Subjek Konjungsi Predikat

Dalam klausa tersebut, kata benda dapat berubah menjadi kata kerja

pasif karena pada dasarnya kata العصماء ʻashma>u merupakan ism musytaq,

yaitu Ism yang diambil dari kata kerja. Sedangkan jenisnya berupa ism

mufrad. Sehingga ketika ism tersebut berkedudukan sebagai objek dalam

kalimat, maka hasil terjemahan kembali lagi menjadi kata kerja yang tidak

beraktifitas serta berubah bentuk menjadi kata kerja pasif.

3) Kata Kerja Pasif dengan Konfiks ke-an

Kata kerja pasif dengan konfiiks ke-an dapat ditemukan dalam data

nomor 139/05/ISM/03:

(١ : ٣١۰٢)صدق، وخطاه ف خطط الطأ وحفظا من الغواية

Page 43: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

86

Wa chifdz >an minal-ghawa >yati fi > khithatil-khatha’i wa khutha >h

(Sidqi, 2013:3)

‘Juga memohon (kepadaNya) agar dipelihara dari ketergelinciran

yang menyebabkan terjerumus ke dalam kekeliruan’ (Sidqi,

2013:3).

Kata “ketergelinciran” merupakan konstruksi pasif yang disebabkan

oleh adanya sufiks ke-an. Kata tersebut berasal dari kata الغواية al-ghawa >yah.

Adapun kedudukan subjek dan predikat pada klausa tersebut adalah:

Wa Chifdzan Min Ghawa >yah

Konjungsi Subjek Konjungsi Predikat

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diketahui bahwa konstruksi

pasif BSa dapat diperoleh dari bahasa Arab yang mengandung bentuk

mashdar. Bentuk mashdar seperti kata الغواية al-ghawa>yah dapat

diterjemahkan menjadi kata kerja pasif dengan sufiks ke-an.

E. Klausa Pasif Bahasa Sasaran yang Disusun Oleh Ism Zama>n,

Maka >n dan Cha>l Bahasa Sumber

Pada sub-bab kelima ini terdapat hasil terjemahan Maulidul-Barzanjiy

yang berasal dari pola ضمي+ الو الكان املو الزمان إسم ismu’z-zama>n wal-maka >n wal-

cha>l +dhami>r yaitu kata keterangan waktu, tempat dan keadaan+kata ganti

persona. Ism zama >n adalah ism yang menunjukkan keterangan waktu, ism maka>n

adalah ism yang menunjukkan keterangan tempat, sedangkan cha>l adalah shi >fat

yang disebutkan untuk menjelaskan bentuk shi >fat yang menyusunnya (Ghula>yaini,

2005:470). Pola ini memiliki jumlah data 18, yaitu data nomor 139 sampai data

nomor 156. Klausa pasif BSa dibentuk dari klausa BSu yang mengandung ism

Page 44: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

87

zama>n, ism maka >n dan cha>l. Klausa pasif ini dibagi menjadi tiga bagian

berdasarkan ciri klausa yang melekat pada kata kerja pasif BSa. Pada klausa pasif

BSa yang disusun oleh ism zama>n, ism maka >n dan cha>l peneliti memberi kode

(nomor urut data)/(nomor urut pola)/(pola)/(halaman data pada teks Maulidul-

Barzanjiy), contoh:145/05/ISM/11. Penejelasan kode data adalah data tersebut

bernomor urut 145, data mengikuti pola ism zama>n, ism maka>n dan cha >l serta data

tersebut diambil dari buku Maulidul-Barzanjiy halaman 11. Pada sub-bab ini,

peneliti membagi pembahasan menjadi tiga bagian.

1) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks di-

Konstruksi ini terdapat pada data nomor 145/05/ISM/11:

(٣٣ : ٣١۰٢)صدق، من صدفة امنة الزهرية مقره ن قله ال

Naqalahu ila> maqarrihi min shadafati Aminata’z-Zuhriyyah

(Sidqi, 2013:11)

‘Maka Allah memindahkan nurNya ke tempat yang telah

disediakan untuknya yaitu di dalam kandungan Siti Aminah

Zuhriyah’ (Sidqi, 2013:11).

Kata مقره maqarrihi merupakan bentuk kata benda atau ism , yaitu Ism

musytaq karena diambil dari kata kerja. Dalam ilmu sharf kata tersebut

adalah ism maka >n, yaitu kata benda yang menunjukkan tempat. Kata tersebut

berasal dari kata يقر- ق ر qarra-yuqirru yang berarti ‘menetap’ (Al-Munawwir,

1997:1105). Adapun dalam Al-Munawwir (1997:1106) disebutkan bahwa

kata المقر al-maqarru berarti ‘tempat tinggal atau kediaman’. Dalam konteks

kalimat, yang dimaksud tempat tinggal adalah kandungan, karena yang

tinggal adalah janin. Akan tetapi, dalam klausa Terjemahan ditemukan klausa

Page 45: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

88

pasif, yaitu ‘disediakan’. Kata tersebut bukan kata asli dalam terjemah, karena

hanya sebagai tambahan saja untuk memperjelas makna ‘tempat’.

Data ini mendapatkan nilai akurat dari responden yaitu 2,6 karena

responden memandang penerjemahan dengan adanya tambahan tersebut

berfungsi untuk memperjelas makna kata sebelumnya. Bahwasannya tempat

untuk menetapnya janin itu telah disediakan yaitu kandungan. Penerjemahan

dengan pola demikian jarang ditemukan, karena kata benda penunjuk tempat

lebih sering diterjemahkan apa adanya, tidak ada tambahan dan klausa pasif

yang menyertainya. Dalam Al-Qur’anul-Karim dapat dilihat adanya pola

klausa yang sejenis, yaitu:

﴾٤٤ : النازعات﴿ منتههاإل ربك

Ila> Rabbika muntaha >ha> (A’n-Na>ziʻa>t:44)

‘Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan

waktunya).’

Namun klausa dari BSu dalam data Maulidul-Barzanjiy tersebut dapat

juga diterjemahkan harfiah menjadi ‘Allah memindahkan Nur-nya ke suatu

tempat dari kerangka Aminah Zuhriyyah’. Penerjemahan demikian juga

akurat, namun perlu ditafsirkan bahwa yang dimaksud ‘tempat dari kerangka’

adalah ‘kandungan’. Sehingga menjadi ‘Allah memindahkan nur-Nya ke

dalam kandungan Aminah Zuhriyyah’.

Adapun hasil terjemahan Maulidul-Barzanjiy yang menunjukkan

keadaan adalah pada data nomor 147/05/ISM/29:

نا طيبا ناه العناية بكحل كحولة م دهي (٢٨ : ٣١۰٢)صدق، عي

Page 46: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

89

Thayyiban dahi >nan makchu >latan bi kuchlil-ʻina>yati ʻaina>h (Sidqi,

2013:29)

‘Tubuhnya sudah dilumuri minyak dan wewangian serta matanya

telah bercelak berkat kekuasaan Allah’ (Sidqi, 2013:29).

Kata yang bergaris bawah pada data ini adalah ism atau kata benda yang juga

diambil dari kata kerja yang dinamakan ism musytaq. Kata tersebut berasal

dari kata يدهن- دهن dahana-yadhanu yang berarti ‘meminyaki’ (Al-Munawwir,

1997:429). Sedangkan kata الدهي a’d—dahi >n bermakna ‘yang dioles (dengan

minyak atau bau-bauan dan sebagainya)’ (Al-Munawwir, 1997:429). Hasil

terjemahan tersebut mendapatkan nilai 2,4 atau kurang akurat dari responden.

Akan tetapi penerjemahan ini dapat dinilai telah akurat karena telah

sepadan bentuk dan maknanya. Dilihat dari jenis katanya, kata الدهي a’d—

dahi >n adalah اسم الفاعل ism fa> il, sehingga maknanya adalah ‘yang diolesi

minyak atau yang diminyaki’. Perolehan nilai kurang akurat karena ada

beberapa kata yang ditambahkan dalam klausa terjemah. Apabila terjemahan

secara harfiah dengan tetap mempertimbangkan kaidah BSa, maka klausa

BSu tersebut akan menjadi ‘dia telah diminyaki dan matanya telah bercelak

dengan bantuan Allah’. Penerjemahan demikian juga boleh dilakukan karena

tidak mengubah makna dari BSu dan hasil terjemahan tersebut sudah dapat

dipahami.

Adapun penerjemahan klausa pasif pada ism zama>n dapat dilihat

pada data nomor 153/05/ISM/53:

(٥١ : ٣١۰٢)صدق، ة لسابق سعادتا األزلي وقيل أخوها

Wa qi >la akhu >ha > li sa >biqi saʻa>datiha >l-azaliyyah (Sidqi, 2013:53)

Page 47: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

90

‘Dan menurut pendapat yang lainnya lagi oleh saudara lelakinya,

kebahagiaan yang diperoleh Khadijah telah tersirat di dalam takdirnya

sejak zaman azali’ (Sidqi, 2013:53)

Kata ‘tersirat’ dalam hasil terjemah memiliki makna yang berbeda

dengan makna harfiah. Secara harfiah, kata سابق sa>biq bermakna ‘dahulu’

(Al-Munawwir, 1997:606). Adapun kata ‘tersirat’ merupakan makna

tafsiriyah. Kata ‘dahulu’ dan ‘tersirat’ memiliki perbedaan, bahwa kata

‘dahulu’ menunjukkan waktu atau adverb of time, sedangkan kata ‘tersirat’

menunjukkan kata kerja atau verba.

Meskipun beberapa data yang disampaikan sebelumnya dan secara

umum data-data yang mengikuti pola ضمي ر +ر د ص م mashdar+dhami >r adalah

masih dinilai wajar dan sepadan, namun ada data yang dinilai tidak akurat

karena tidak sepadan dan ada penambahan juga, yaitu pada data tersebut.

Kata سابق sa>biq secara leksikal bermakna ‘yang mendahului atau yang

lebih dahulu’ (Al-Munawwir, 1997:607), kata tersebut merupakan إسم<ism fa الفاعل il.

2) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter-

Konstruksi tersebut terdapat dalam teks Maulidul-Barzanjiy pada data nomor

156/05/MSD/87:

(٣٢ : ٣١۰٢)صدق، ية ذوى العب ود ويشى مع األرملة و

Wa yamsyi > maʻal-armalati wa dzawil-ʻubudiyyah (Sidqi,

2013:87)

‘Dan selalu berupaya menolong para janda dan orang-orang yang

terbelenggu oleh perbudakan’ (Sidqi, 2013:87)

Page 48: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

91

Kata ذوى العب ودية dzawil-ʻubudiyyah merupakan susunan mudha>f

mudha>f ilaih. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut tergolong dalam

klausa yang tersusun dari kata benda. Kata ذوى dzawi > bermakna ‘orang yang

memiliki’. Sedangkan kata العب ودية al-ʻubudiyyah dalam kamus Al-Munawwir

(1997:887) bermakna ‘perbudakan’. Apabila kedua kata tersebut digabungkan

menjadi ذوى العب ودية dzawil-ʻubudiyyah maka artinya ‘orang yang memiliki

perbudakan’. Akan tetapi arti yang demikian tidak dapat dipahami dan tidak

berterima pada BSa.

Sehingga penerjemahan seperti pada data hasil terjemahan tersebut

merupakan sebuah alternatif untuk menyepadankan makna dari BSu, dan kata

‘terbelenggu’ dianggap wajar dan tidak mengganggu makna yang dihasilkan

pada BSa oleh penerjemah. Kata ‘orang yang terbelenggu oleh perbudakan’

atau kata ‘orang yang memiliki perbudakan’ dapat diubah menjadi kata

‘orang yang diperbudak’. Adapun kedudukan kata tersebut dalam klausa

adalah sebagai objek, sehingga hasil terjemahan yang dihasilkan dapat diubah

menjadi klausa pasif, karena kata tersebut tidak aktif berperan, namun dikenai

pekerjaan. Sebagaimana dapat dilihat pada uraian berikut:

Wa ya yamsyi maʻa al-

armalati

wa dzawil-

ʻubu>diyyah

Konjungsi Subjek Predikat Konjungsi Objek Konjungsi Objek

Dengan demikian, maka klausa tersebut dapat diterjemahkan menjadi ‘dan

dia berjalan dengan para janda dan orang-orang yang diperbudak’.

Page 49: BAB II PENERJEMAHAN POLA PENYUSUN KLAUSA PASIF …3) Kata Kerja Pasif dengan Prefiks ter- Kata kerja pasif prefiks ter- adalah konstruksi kata kerja yang mendapatkan imbuhan ter- dan

92

Beberapa contoh data dari kata benda di atas yang diterjemahkan menjadi

kata kerja aktif, juga dapat ditemukan dalam Al-Qur’anul-Kari>m, yaitu:

٢٣ : التكوير﴿ أمي ث مطاع﴾

Mutha > in tsamma ami >n (A’t-Takwi >r:21)

‘Yang ditaati dan dipercaya.’

٦ : الطارق﴿ ذافق خلق من ماء﴾

Khuliqa min ma >in dza>fiq (A’th-Tha >riq:6)

‘Dia diciptakan dari air yang dipancarkan.’

Kata مطاع mutha> in, مي أ ami >n, dan ذافق dza >fiq merupakan kata

benda. Ketiga kata tersebut diterjemahkan menjadi kata kerja pasif. Kata مطاع

mutha> in dan أمي ami>n dalam klausa tersebut berkedudukan sebagai mafʻu>l

sedangkan kata ذافق dza >fiq adalah ism fa> il. Penerjemahan demikian akurat

serta berterima dalam BSa, karena kata yang bergaris bawah tersebut tidak

mendapat tambahan sama sekali dan diterjemahkan sesuai bentuk katanya

yaitu ism fa>il dan ism mafʻu>l.

3) Kata Kerja Pasif dengan Konfiks ke-an

Kata kerja pasif dengan konfiks ke-an pada pola ism zama>n dan

maka>n dalam teks Maulidul-Barzanjiy tidak ditemukan, karena hasil

terjemahan pada kata kerja pasif ditandai dengan prefiks di- dan ter-.

4) Kata Kerja dan Kata Ganti Pronomina

Hasil terjemahan pada pola kelima ini tidak ditemukan kata kerja dan

kata ganti pronomina yang menunjukkan konstruksi pasif.