kaitan latar belakang pendidikan guru ter- hadap

9
63 KAITAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU TER- HADAP PEMANFAATAN CANDI KOTES SEBAGAI SUMBER BELAJAR Mia Juwita Kaningtyas Pascasarjana Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang Abstrak. Penelitian ini menjelaskan tentang kaitan antara latar belakang pendidi- kan guru terhadap pemanfaatan candi Kotes sebagai sumber belajar. Candi Kotes merupakan salah satu sumber belajar sejarah berbasis lingkungan yang dapat digunakan guru guna memaksimalkan pembelajaran sejarah. Namun, pada ken- yataannya candi Kotes kurang dimanfaatkan oleh guru sebagai sumber belajar se- jarah. Salah satu faktor penyebab minimnya pemanfaatan candi Kotes sebagai sumber belajar sejarah adalah pengetahuan guru. Pengetahuan guru terbentuk me- lalui pengalaman dan pendidikan. Mayoritas latar belakang pendidikan guru bukan berasal dari pendidikan sejarah, sehingga guru kurang memahami sejarah candi Kotes. Hal tersebut berdampak terhadap ketidakmampuan guru dalam memanfaat- kan candi Kotes sebagai sumber belajar, sehingga salah satu unsur pembelajaran sejarah yaitu memanfaatkan sumber belajar semaksimal mungkin kurang ter- penuhi. Kata-kata kunci : Latar Belakang Pendidikan, Candi Kotes, Sumber Belajar Abstract. This study is concern on the correlation between teacher education back- ground and the use of Kotes Temple as the learning resource. Candi Kotes is one of a learning resource based on environment that can used by teacher to improve the learning of history. In fact, the use of Kotes Temple as history learning resource is low. One of the causal factor is teacher knowledge. Teacher knowledge is built from an experience and an education background. Most of teachers have no his- tory education background. Consequently, teachers have no knowledge about Ko- tes Temple. It is also influenced teacher’s ability to use Kotes Temple as historical learning source, therefore the using of learning source might not be filled. Keywords: history education background, Kotes Temple, learning source Kecamatan Gandusari merupakan salah satu wilayah di kabupaten Blitar yang kaya akan peninggalan-peninggalan sejarah berupa candi sebagai salah satu bentuk benda cagar budaya. Keberadaan benda- benda cagar budaya tersebut banyak terse- bar di kecamatan Gandusari. Terdapat em- pat candi yang tersebar di wilayah kecama- tan Gandusari yaitu candi Kotes, Wringin Bajang, Rambut Monte dan Serah Kencong. Selain itu juga terdapat beberapa situs yang tersebar di kecamatan Gandusari seperti si- tus Sukosewu yang terletak tidak jauh dari candi Kotes, Batu Kasur yang terletak di desa Butun Kecamatan Gandusari, dan situs Sumberagung yang terletak di desa Sum- beragung Kecamatan Gandusari. Benda-benda peninggalan sejarah yang tersebar di kecamatan Gandusari terse- but berpotensi sebagai tempat wisata se- jarah sekaligus sumber belajar sejarah bagi pelajar maupun umum, salah satunya adalah candi Kotes. Candi Kotes merupakan candi terbesar di kecamatan Gandusari yang masih sangat terawat dengan baik walaupun kondisi bangunan candi sudah tidak utuh. Disamping menjadi tempat rekreasi dan pelaksanaan ritual keagamaan, candi Kotes juga memiliki potensi sebagai sumber bela- jar sejarah bagi pelajar maupun masyarakat

Upload: others

Post on 18-May-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAITAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU TER- HADAP

63

KAITAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU TER-

HADAP PEMANFAATAN CANDI KOTES SEBAGAI SUMBER

BELAJAR

Mia Juwita Kaningtyas Pascasarjana Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang

Abstrak. Penelitian ini menjelaskan tentang kaitan antara latar belakang pendidi-

kan guru terhadap pemanfaatan candi Kotes sebagai sumber belajar. Candi Kotes

merupakan salah satu sumber belajar sejarah berbasis lingkungan yang dapat

digunakan guru guna memaksimalkan pembelajaran sejarah. Namun, pada ken-

yataannya candi Kotes kurang dimanfaatkan oleh guru sebagai sumber belajar se-

jarah. Salah satu faktor penyebab minimnya pemanfaatan candi Kotes sebagai

sumber belajar sejarah adalah pengetahuan guru. Pengetahuan guru terbentuk me-

lalui pengalaman dan pendidikan. Mayoritas latar belakang pendidikan guru bukan

berasal dari pendidikan sejarah, sehingga guru kurang memahami sejarah candi

Kotes. Hal tersebut berdampak terhadap ketidakmampuan guru dalam memanfaat-

kan candi Kotes sebagai sumber belajar, sehingga salah satu unsur pembelajaran

sejarah yaitu memanfaatkan sumber belajar semaksimal mungkin kurang ter-

penuhi.

Kata-kata kunci : Latar Belakang Pendidikan, Candi Kotes, Sumber Belajar

Abstract. This study is concern on the correlation between teacher education back-

ground and the use of Kotes Temple as the learning resource. Candi Kotes is one

of a learning resource based on environment that can used by teacher to improve

the learning of history. In fact, the use of Kotes Temple as history learning resource

is low. One of the causal factor is teacher knowledge. Teacher knowledge is built

from an experience and an education background. Most of teachers have no his-

tory education background. Consequently, teachers have no knowledge about Ko-

tes Temple. It is also influenced teacher’s ability to use Kotes Temple as historical

learning source, therefore the using of learning source might not be filled.

Keywords: history education background, Kotes Temple, learning source

Kecamatan Gandusari merupakan salah

satu wilayah di kabupaten Blitar yang kaya

akan peninggalan-peninggalan sejarah

berupa candi sebagai salah satu bentuk

benda cagar budaya. Keberadaan benda-

benda cagar budaya tersebut banyak terse-

bar di kecamatan Gandusari. Terdapat em-

pat candi yang tersebar di wilayah kecama-

tan Gandusari yaitu candi Kotes, Wringin

Bajang, Rambut Monte dan Serah Kencong.

Selain itu juga terdapat beberapa situs yang

tersebar di kecamatan Gandusari seperti si-

tus Sukosewu yang terletak tidak jauh dari

candi Kotes, Batu Kasur yang terletak di

desa Butun Kecamatan Gandusari, dan situs

Sumberagung yang terletak di desa Sum-

beragung Kecamatan Gandusari.

Benda-benda peninggalan sejarah

yang tersebar di kecamatan Gandusari terse-

but berpotensi sebagai tempat wisata se-

jarah sekaligus sumber belajar sejarah bagi

pelajar maupun umum, salah satunya adalah

candi Kotes. Candi Kotes merupakan candi

terbesar di kecamatan Gandusari yang

masih sangat terawat dengan baik walaupun

kondisi bangunan candi sudah tidak utuh.

Disamping menjadi tempat rekreasi dan

pelaksanaan ritual keagamaan, candi Kotes

juga memiliki potensi sebagai sumber bela-

jar sejarah bagi pelajar maupun masyarakat

Page 2: KAITAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU TER- HADAP

64 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesepuluh, Nomor 1, Juni 2016

umum di wilayah kecamatan Gandusari

maupun luar wilayah kecamatan Gandusari.

Keberadaan candi Kotes berpotensi untuk

memperdalam ilmu-ilmu sosial dan keman-

usiaan serta dapat menumbuhkan kesadaran

perserta didik untuk memiliki kecintaan ter-

hadap alam sehingga dapat berpartisipasi

dalam memelihara dan melestarikan alam.

Menurut Macbeat dan Mortimore,

sumber belajar yang baik adalah sumber

belajar yang mudah diperoleh, baik karena

dekat jarak antara tempat sumber belajar

dengan pemakai tetapi juga jumlah sumber

belajar cukup banyak (Macbeath, 2001:85).

Dalam bidang pembelajaran, pemanfaatan

candi Kotes sebagai sumber belajar mempu-

nyai keuntungan praktis ekonomis. Keun-

tungan praktis karena mudah diperoleh, se-

dangkan keuntungan ekonomis karena mu-

rah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa.

Penggunaan sumber belajar juga semakin

maksimal apabila bahan media tersebut di-

ambil atau terdapat di lingkungan setempat

(Hill, 1956:80).

Pemanfaatan candi Kotes mem-

berikan peluang kepada para siswa untuk

mengembangkan pengetahuan cinta akan

lingkungan serta kesadaran sejarah pada

lingkungan tempat tinggal mereka. Hal ter-

sebut sesuai dengan salah satu tujuan pem-

belajaran IPS yang diungkapkan oleh Suha-

naji dan Waspodo (2007: 7) yaitu guna

memberikan pengertian dan penghargaan

terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi yang

diwariskan oleh bangsanya.

Berkaitan dengan lingkungan se-

bagai sumber belajar Depoter dan Herracki

(2001:81) menyatakan bahwa semakin ber-

interaksi dengan lingkungan, maka siswa

akan semakin mahir mengatasi situasi-

situasi yang menantang dan semakin mudah

dalam mempelajari suatu informasi yang

baru. Pemanfaatan candi Kotes sebagai

sumber belajar sejarah diharapkan dapat

menjadikan pembelajaran sejarah pada mata

pelajaran IPS tidak hanya bersifat verbalitas

tetapi lebih mengarah pada tujuan yang ber-

sifat lebih afektif.

Artinya, setelah memperoleh pen-

galaman belajar secara langsung dan ber-

interaksi dengan peninggalan sejarah, pe-

serta didik memiliki sikap dan mampu

mengambil hikmah dari keberadaan benda

cagar budaya, baik dari aspek waktu, se-

mangat, teknologi maupun proses pembu-

atannya. Dari segi teknologi pembuatannya

misalnya, para peserta didik akan dapat

membandingkan kemampuan sumber daya

manusia dan kemajuan teknologi pada masa

lalu dengan masa sekarang.

Pada kenyataannya keberadaan candi

Kotes di kecamatan Gandusari tidak di-

manfaatkan secara maksimal sebagai sum-

ber belajar sejarah pada mata pelajaran IPS

bagi kalangan pelajar di Gandusari. Candi

Kotes jarang dimanfaatkan sebagai sumber

belajar sejarah bagi sekolah-sekolah yang

ada di sekitarnya. Padahal candi Kotes

merupakan contoh nyata bagi siswa untuk

belajar secara lebih dalam guna mengenal

karakter bangsa Indonesia secara langsung

selain menggunakan sumber belajar sejarah

dalam bentuk teks.

Rata-rata hanya sekitar 40 %

pengunjung candi Kotes berasal dari ka-

langan pelajar di lingkungan kecamatan

Gandusari, sedangkan 60 % berasal dari

masyarakat umum dengan berbagai kepent-

ingan baik rekreasi maupun ritual keaga-

maan. Pengunjung candi Kotes per harinya

tergolong tidak tentu, bahkan seringkali

tidak ada pengunjung sama sekali yang

berkunjung ke candi Kotes padahal untuk

memasuki area candi Kotes tidak dipungut

biaya sama sekali.

Menurut Percival dan Elington

bahwa dalam pembelajaran dengan model

konvensional, dari sekian banyak sumber

belajar yang ada, ternyata hanya buku teks

yang merupakan sumber belajar yang di-

manfaatkan selain tenaga pengajar itu

Page 3: KAITAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU TER- HADAP

Mia Juwita Kaningtyas, Latar Belakang Pendidikan….65

sendiri. Sedangkan mengenai sumber bela-

jar yang beraneka ragam pada umumnya be-

lum dimanfaatkan secara maksimal (Eling-

ton, 1993:71-72). Mayoritas guru pada

sekolah-sekolah di sekitar candi Kotes men-

erapkan pembelajaran secara konvensional,

yaitu dengan menggunakan sumber belajar

sejarah berupa buku teks. Dari delapan guru

sejarah pada mata pelajaran IPS yang men-

jadi informan, hanya 2 orang guru saja yang

pernah menggunakan candi Kotes sebagai

sumber belajar sejarah.

Penggunaan bahan ajar dan buku teks

dalam pembelajaran sangat dominan bila

dibandingkan dengan sumber belajar seperti

perpustakaan, laboratorium, studi lapangan,

slide, internet, komputer dan lainnya (Ab-

dullah, 2012:2). Pembelajaran sejarah pada

mata pelajaran IPS pada sekolah-sekolah di

sekitar candi Kotes masih cenderung kon-

vensional karena berbasis hanya pada

penggunaan buku teks dan LKS siswa. Se-

hingga pennggunaan sumber belajar sejarah

pada mata pelajaran IPS masih belum

maksimal.

Sumber belajar yang ada pada ling-

kungan sekitar hendaknya dapat dimanfaat-

kan sebaik-baiknya dalam proses pembela-

jaran (Morrison, 2004:23-26). Sedangkan

pada kenyataannya mayoritas guru kurang

memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar sejarah. Sehingga dimung-

kinkan pembelajaran sejarah menjadi ku-

rang maksimal mengingat kurang ter-

penuhinya salah satu aspek dalam pembela-

jaran sejarah yaitu pemanfaatan sumber

belajar seluas mungkin.

Pemanfaatan lingkungan sebagai

sumber belajar sangat tergantung pada

kemauan dan kemampuan pengajarnya (Mi-

arso, 2004:177-178). Terdapat dua point

penting yang menjadi latar belakang guru

untuk memanfaatkan candi Kotes sebagai

sumber belajar sejarah, yaitu kemauan dan

kemampuan guru. Fokus kajian ini adalah

untuk mengetahui kemampuan guru dalam

memanfaatkan candi Kotes sebagai sumber

belajar sejarah. Kemampuan guru berkaitan

erat dengan pengetahuan yang dimiliki

guru. Pengetahuan guru berkaitan erat

dengan latar belakang pendidikan guru. Se-

hingga dimungkinkan muncul keterkaitan

yang kuat antara keduanya.

Penelitian mengenai sumber belajar

sejarah juga pernah dilakukan oleh Neneng

Dewi Setiawati (2013). Hasil yang didapat

dari penelitian tersebut adalah salah satu

faktor yang melatar belakangi minimnya

pemanfaatan sumber belajar dengan

menggunakan benda cagar budaya sebagai

sumber belajar adalah kendala biaya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pen-

dekatan kualitatif dengan jenis penelitian

deskriptif. Penelitian ini menggunakan

teknik wawancara secara mendalam ter-

hadap guru sejarah pada mata pelajaran IPS

di enam sekolah yang berada pada radius 5

km dari candi Kotes. Guru yang menjadi in-

forman adalah delapan orang guru IPS un-

tuk Kelas V SD dan kelas VII SMP. Guru

IPS kelas V SD dan kelas VII SMP dipilih

sebagai informan dikarenakan materi se-

jarah dengan tema peninggalan-peningga-

lan kerajaan Hindu di Indonesia diajarkan

pada kelas-kelas tersebut. Data pada

penelitian ini terdiri dari hasil wawancara

secara mendalam terhadap delapan orang

guru sebagai informan meliputi latar

belakang pendidikan guru, pengetahuan

guru dan kaitannya dengan pemanfaatan

candi Kotes sebagai sumber belajar sejarah.

Berikut daftar rekapitulasi informan:

Page 4: KAITAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU TER- HADAP

66 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesepuluh, Nomor 1, Juni 2016

Tabel 1. Rekapitulasi jumlah guru IPS di sekolah-sekolah baik SD maupun SMP yang ada di

sekitar candi Kotes.

No. Nama Sekolah Jumlah Guru IPS Ket

1 SDN Kotes 01 1 orang

2 SDN Sukosewu 01 1 orang

3 SDN Tambakan 01 1 orang

4 SDN Sukosewu 04 1 orang

5 SMP PGRI Gandusari 1 orang

6 SMP Negeri 2 Gandusari 3 orang

Total Informan 8 orang

Prosedur analisis yang digunakan dalam

penelitian ini sebagaimana merujuk dari

apa yang dikembangkan oleh Miles &

Humberman sebagai berikut:

Bagan 1. Komponen dalam Analisis Data (Model Interaktif) (Sumber : Miles dalam Sugiono,

2011)

HASIL PENELITIAN

Latar Belakang Pendidikan Guru

Latar belakang pendidikan guru

yang menjadi informan tergolong cukup

baik. Berikut rekapitulasi latar belakang

pendidikan guru IPS yang menjadi in-

forman, baik dari jenjang SD maupun SMP

:

Tabel 2. Rekapitulasi Latar Belakang Pendidikan Guru IPS pada SD dan SMP di Sekitar

Candi Kotes

No. Nama Sekolah Nama Guru Latar Belakang

Pendidikan

Jenjang Tersertifikasi

1 SMP PGRI Gandusari Hj. Ninik Wigiati, S.Pd IPS-Ekonomi S1 Sudah

2 SMPN 2 Gandusari Drs. Abdul Manaf IPS-Sejarah S1 Sudah

Maksum, S.Pd IPS-Ekonomi S1 Sudah

Sriani, M.Pd IPS-Ekonomi S2 Belum

3 SDN Tambakan I Joko Suseno, S.Pd PGSD S1 Sudah

4 SDN Kotes I Hariyati, S.PD,SD PGSD S1 Sudah

5 SDN Sukosewu I Imam Taptoyani, A.MA PGSD D2 Belum

6 SDN Sukosewu 4 Sunarto, S.Pd.SD PGSD S1 Sudah

Koleksi Data

Reduksi Data

Display Data

Penyajian Data

Kesimpulan

Page 5: KAITAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU TER- HADAP

Mia Juwita Kaningtyas, Latar Belakang Pendidikan….67

Tabel 4. menjelaskan bahwa

mayoritas guru merupakan lulusan sarjana

S1 pada bidang pendidikan. Hanya satu

orang guru saja yang tidak berlatar

belakang S1. Latar belakang pendidikan

guru yang menjadi informan cukup be-

ragam. Kebanyakan guru yang menjadi in-

forman tidak memiliki latar belakang pen-

didikan sejarah. Hanya ada satu orang guru

saja yang memiliki latar belakang pendidi-

kan sejarah.

Ketidak sesuaian latar belakang

pendidikan guru dengan mata pelajaran

yang diajarkan merupakan faktor negatif

terhadap pemanfaatan candi Kotes sebagai

sumber belajar sejarah pada mata pelajaran

IPS. Hal tersebut akan berdampak pada ku-

rangnya pengetahuan guru mengenai ma-

teri sejarah candi Kotes. Kurangnya penge-

tahuan guru mengenai sejarah candi Kotes

akan berdampak pada tindakan guru yaitu

dengan tidak memanfaatkan candi Kotes

sebagai sumber belajar sejarah pada mata

pelajaran IPS.

Apabila guru tidak memanfaatkan

candi Kotes sebagai sumber belajar sejarah

maka hal tersebut berarti guru tidak me-

manfaatkan sumber belajar yang ada di

lingkungan sekolah. Tindakan tersebut

tidak sesuai dengan salah satu unsur pem-

belajaran IPS, yaitu memanfaatkan segala

sumber belajar yang ada di lingkungan

sekitar. Hal tersebut dimungkinkan akan

membuat tujuan pembelajaran sejarah pada

mata pelajaran IPS tidak akan tercapai

dengan maksimal.

Pengetahuan Guru Mengenai Sejarah

candi Kotes

Guru dikategorikan memiliki

pengetahuan yang baik mengenai sejarah

candi Kotes apabila guru mampu menjelas-

kan mengenai sejarah candi Kotes meliputi

kapan dibangunnya candi Kotes, siapakah

yang membangun candi Kotes dan apa

tujuan dibangunnya candi Kotes. Se-

dangkan guru dikategorikan kurang mem-

iliki pengetahuan mengenai sejarah candi

Kotes apabila guru tidak mampu menjelas-

kan sejarah candi Kotes meliputi kapan

dibangunnya candi Kotes, siapakah yang

membangun candi Kotes dan apa tujuan

dibangunnya candi Kotes.

Pengetahuan guru-guru IPS pada

sekolah-sekolah di sekitar candi Kotes ter-

hadap sejarah candi Kotes tergolong ku-

rang. Pengetahuan guru terhadap sejarah

candi Kotes dapat dipaparkan melalui tabel

berikut :

Tabel 3. Rekapitulasi Pengetahuan Guru Terhadap Sejarah Candi Kotes

No. Nama Sekolah Nama Guru Pengetahuan ten-

tang sejarah candi

Kotes

(ya/tidak)

Ket

1 SMP PGRI Gandusari Hj. Ninik Wigiati, S.Pd Tidak Tidak berlatar belakang pend. Sejarah

Kurang Referensi

2 SMPN 2 Gandusari Drs. Abdul Manaf Tidak Kurang Referensi

Maksum, S.Pd Tidak Tidak berlatar belakang pend. Sejarah

Kurang Referensi

Sriani, M.Pd Tidak Tidak berlatar belakang pend. Sejarah

Kurang Referensi

3 SDN Tambakan I Joko Suseno, S.Pd Tidak Tidak berlatar belakang pend. Sejarah

Kurang Referensi

4 SDN Kotes I Hariyati, S.PD,SD Tidak Tidak berlatar belakang pend. Sejarah

Kurang Referensi

5 SDN Sukosewu I Imam Taptoyani, A.MA Tidak Tidak berlatar belakang pend. Sejarah

Kurang Referensi

Page 6: KAITAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU TER- HADAP

68 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesepuluh, Nomor 1, Juni 2016

6 SDN Sukosewu 4 Sunarto, S.Pd.SD Tidak Tidak berlatar belakang pend. Sejarah

Kurang Referensi

Tabel 3. diatas menunjukkan bahwa

pengetahuan guru mengenai sejarah candi

Kotes tergolong sangat kurang. Ketidak ta-

huan guru mengenai sejarah candi Kotes

disebabkan latar belakang pendidikan guru

dan minimnya ketersediaan referensi. Guru

IPS yang menjadi informan mayoritas

memiliki latar belakang non-sejarah

(Ekonomi dan PGSD), hanya satu orang

guru yang memiliki latar belakang pendidi-

kan sejarah. Hal tersebut berdampak pada

kurangnya pengetahuan guru mengenai se-

jarah candi Kotes. Disamping itu guru tidak

memiliki referensi yang cukup berkaitan

dengan sejarah candi Kotes. Sehingga guru

sulit untuk mempelajari bagaimana sejarah

candi Kotes tersebut.

Kurangnya pengetahuan guru

mengenai sejarah candi Kotes merupakan

faktor internal guru yang bersifat negatif.

Karena guru yang menjadi informan tidak

mengetahui sejarah candi Kotes. Dengan

demikian guru tidak mampu memanfaat-

kan candi Kotes sebagai sumber belajar se-

jarah pada mata pelajaran IPS. Hal tersebut

akan berdampak terhadap minimnya pem-

anfaatan candi Kotes sebagai sumber bela-

jar sejarah. Minimnya pemanfaatan candi

Kotes dimungkinkan akan berdampak ter-

hadap kurang maksimalnya pembelajaran

sejarah pada mata pelajaran IPS karena

tidak memanfaatkan sumber-sumber bela-

jar sejarah yang ada pada lingkungan seki-

tar.

Pemanfaatan candi Kotes sebagai

Sumber Belajar

Pemanfaatan candi Kotes

sebagai sumber belajar sejarah oleh

guru cenderung kurang. Hal tersebut

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. Rekapitulasi Pemanfaatan Candi Kotes sebagai Sumber Belajar Sejarah

No. Nama Sekolah Nama Guru Pemanfaatan

candi Kotes se-

bagai sumber

belajar

Alasan

1 SMP PGRI

Gandusari

Hj. Ninik Wigiati, S.Pd Tidak Kesibukan

Tidak memahami materi candi Kotes

2 SMPN 2 Gandusari Drs. Abdul Manaf Tidak Akomodasi

Tidak memahami materi candi Kotes

Maksum, S.Pd Tidak Tidak memahami materi candi Kotes

Sriani, M.Pd Tidak Tidak memahami materi candi Kotes

Tidak tahu lokasi candi Kotes

Belum pernah berkunjung ke candi Kotes

3 SDN Tambakan I Joko Suseno, S.Pd Tidak Tidak memahami materi candi Kotes

Candi Kotes tidak diajarkan dalam buku pelaja-

ran

4 SDN Kotes I Hariyati, S.PD,SD Tidak Kesibukan

Tidak memahami materi candi Kotes

5 SDN Sukosewu I Imam Taptoyani, A.MA Pernah Memanfaatkan candi Kotes sebagai sumber

belajar

Tidak memahami materi candi Kotes (Namun

memanfaatkan jasa penjaga candi Kotes)

6 SDN Sukosewu 4 Sunarto, S.Pd.SD Pernah Memanfaatkan candi Kotes sebagai sumber

belajar

Page 7: KAITAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU TER- HADAP

Mia Juwita Kaningtyas, Latar Belakang Pendidikan….69

Menciptakan pembelajaran yang tidak monoton

Tidak memahami materi candi Kotes (Namun

memanfaatkan jasa penjaga candi Kotes)

Tabel 4 menunjukkan bahwa intensitas

pemanfaatan candi Kotes sebagai sumber belajar

masih sangat kurang. Hal tersebut terlihat melalui

minimnya intensitas guru yang memanfaatkan

candi Kotes sebagai sumber belajar. Dari delapan

orang guru yang menjadi informan, hanya dua

orang guru saja yang pernah memanfaatkan candi

Kotes sebagai sumber belajar sejarah. Mayoritas

guru tidak memanfaatkan candi Kotes karena ku-

rang memahami materi tentang sejarah candi Ko-

tes. Hal tersebut mengakibatkan guru kurang

memiliki kemampuan untuk memanfaatkan candi

Kotes sebagai sumber belajar sejarah.

Disamping kurang memahami materi se-

jarah candi Kotes, faktor kesibukan juga menjadi

salah satu alasan guru untuk tidak memanfaatkan

candi Kotes sebagai sumber belajar. Faktor ako-

modasi juga menjadi salah satu penghambat guru

dalam memanfaatkan candi Kotes sebagai sum-

ber belajar.

PEMBAHASAN

Faktor-faktor yang melatar belakangi

pengetahuan seseorang antara lain pendidikan, in-

formasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan,

pengalaman dan usia (Notoadmojo, 2007:35).

Pengetahuan guru terhadap sejarah candi Kotes

cenderung kurang karena salah satu faktor pent-

ing dalam membentuk pengetahuan, yaitu pen-

didikan. Guru yang menjadi informan hampir

semuanya memiliki latar belakang non-sejarah

sehingga sangat dimungkinkan guru kurang

mendapatkan materi yang cukup mengenai se-

jarah.

Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi

usaha pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber

belajar yaitu (1) kemauan tenaga pengajar (2) ke-

mampuan tenaga pengajar untuk dapat melihat

alam sekitar yang dapat digunakan untuk

pengajaran (3) kemampuan tenaga pengajar un-

tuk dapat menggunakan sumber alam sekitar da-

lam pembelajaran (Miarso, 2004:177-178). Pem-

anfaatan sumber belajar sangat bergantung pada

kemampuan guru. Kemampuan guru dalam hal

ini adalah kemampuan guru untuk menguasai ma-

teri sejarah yaitu berkaitan dengan sejarah candi

Kotes. Apabila guru tidak memiliki kemampuan

dalam sumber belajar tersebut maka guru cender-

ung tidak memanfaatkan sumber belajar tersebut.

Dari delapan orang guru yang menjadi in-

forman terdapat enam guru yang belum pernah

memanfaatkan candi Kotes sebagai sumber bela-

jar sejarah. mayoritas alasan yang dikemukakan

adalah kurang memahami materi sejarah candi

Kotes.Guru IPS yang menjadi informan minim

akan pengetahuan mengenai sejarah candi Kotes

sehingga para guru tersebut kurang mampu dalam

menggunakan candi Kotes sebagai sumber bela-

jar. Maka dari itu mereka tidak memanfaatkan

candi Kotes sebagai sumber belajar. Adapun dua

orang guru yang memanfaatkan candi Kotes se-

bagai sumber belajar tersebut menggunakan jasa

penjaga candi Kotes dalam menjelaskan sejarah

candi kotes kepada siswa.

Dalam memanfaatkan candi Kotes sebagai

sumber belajar sejarah, peran penjaga candi Kotes

rupanya sangat membantu para guru. Guru ku-

rang memiliki pengetahuan mengenai sejarah

candi Kotes, namun akhirnya memutuskan untuk

memanfaatkan candi Kotes dengan bekerja sama

dengan penjaga candi Kotes. Pada pelaksanaan

kunjungan, guru hanya mendampingi siswa dan

memberikan arahan, sedangkan penjelasan

mengenai sejarah candi Kotes diambil alih oleh

penjaga candi Kotes.

Faktor informasi juga memegang peranan

yang penting dalam membentuk pengetahuan

guru. Referensi merupakan salah satu bentuk in-

formasi yang dapat menambah pengetahuan guru

Page 8: KAITAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU TER- HADAP

70 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Kesepuluh, Nomor 1, Juni 2016

mengenai candi Kotes. Namun, keberadaan refer-

ensi yang membahas mengeni candi Kotes masih

sangat minim. Sehingga pengetahuan guru

mengenai sejarah candi Kotes tidak dapat

berkembang dengan maksimal.

Kehadiran referensi sebagai informasi bagi

guru sangat penting guna menunjang pemahaman

guru mengenai suatu materi. Secara sederhana

referensi dimaknai sebagai informasi yang

digunakan sebagai landasan untuk bertindak atau

berbuat sesuatu. Referensi dapat berupa jurnal,

buku, makalah,skripsi, tesis dan disertasi. Apabila

guru tidak memiliki referensi yang berkaitan

dengan candi Kotes maka pengetahuan guru

mengenai candi Kotes tergolong kurang.

Informasi atau referensi yang diperoleh

guru berkaitan dengan candi Kotes akan mem-

berikan dampak meningkatnya pengetahuan guru

mengenai candi Kotes. Sedangkan pada ken-

yataannya referensi atau informasi mengenai

candi Kotes masih sangat minim sehingga guru

kesulitan dalam mengembangkan pengetahuan

mengenai candi Kotes. Maka hal tersebut

berdampak terhadap kurangnnya pengetahuan

guru mengenai candi Kotes.

PENUTUP

Pengetahuan guru sangat berpengaruh

terhadap pemanfaatan candi Kotes sebagai sum-

ber belajar. Pengetahuan guru mengenai sejarah

candi Kotes sangat berkaitan dengan latar

belakang pendidikan guru. Mayoritas guru IPS

yang mengajar pada sekolah di sekitar candi Ko-

tes tidak memiliki latar belakang pendidikan se-

jarah sehingga guru tidak memiliki pengetahuan

yang cukup mengenai materi sejarah utamanya

sejarah candi Kotes. Hal tersebut berdampak ter-

hadap minimnya intensitas pemanfaatan candi

Kotes sebagai sumber belajar. Pengetahuan guru

mengenai candi Kotes juga kurang berkembang

diakibatkan kurangnya referensi yang dimiliki

guru.

Latar belakang pendidikan guru merupa-

kan salah satu faktor penghambat guru dalam me-

manfataakn candi Kotes sebagai sumber belajar

sejarah. Minimnya pemanfaatan candi Kotes se-

bagai sumber belajar akan berdampak pada ku-

rang tercapainya tujuan pembelajaran sejarah, ka-

rena guru kurang memanfaatkan sumber belajar

yang ada pada lingkungan sekitar . Kurang

tercapainya tujuan pembelajaran sejarah juga

akan berpengaruh pada kurang maksimalnya

pembelajaran IPS, karena pembelajaran sejarah

merupakan bagian dari pelajaran IPS.

Mengingat tidak semua guru memiliki

latar belakang sejarah, maka perlu adanya refer-

ensi yang cukup mengenai candi Kotes agar guru

yang tidak memiliki latar belakang sejarah

mampu mengembangkan pengetahuan mereka.

Perlu rekomendasi untuk diadakan diklat atau

workshop bagi guru guna lebih memanfaatkan

sumber sejarah berbasis lingkungan salah satunya

adalah candi Kotes. Keberadaan referensi yanng

cukup dan pelatihan yang cukup bagi para guru

diharapkan mampu mengembangkan penge-

tahuan guru IPS mengenai materi sejarah khu-

susnya materi yang berkaitan dengan candi Kotes.

Dengan pengetahuan yang baik mengenai candi

Kotes maka dimungkinkan guru akan memiliki

kemampuan untuk memanfaatkan candi Kotes se-

bagai sumber belajar sehingga pembelajaran se-

jarah akan lebih maksimal lagi.

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, M. Y. 2006. Pengantar Studi Etika. Ja-

karta. PT. Grafindo Persada.

Fred, P and Elington, H. 1993. A Handbook of

Education Technology. London:

Kogan Page.

Heracki & Depoter. 2002. Quantum Learning.

Bandung: Mizan.

Hill, C.P. 1956. Saran-saran Tentang Mengajar-

kan Sedjarah. Terjemahan Haksan

Wirasutina. Jakarta. Perpustakaan

Perguruan PPK.

Macbeath, J & Mortimore, P. 2001. Improving

School Effective. Alih Bahasa Nin

Bakdi Sumanto. Jakarta: Grasindo.

Page 9: KAITAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU TER- HADAP

Mia Juwita Kaningtyas, Latar Belakang Pendidikan….71

Notoadmodjo, S. 1993. Pengantar Pendidikan

dan Ilmu Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Miarso, Y. 2005. Menyemai Benih Teknologi

Pendidikan, Jakarta: Kencana.

Morrison, G.R. 2004. Designing Effective In-

struction, New York:Jhon Wiley &

Sons Inc.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan:

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R & D. Bandung: Alfabeta.

Suhanandi, dan Waspodo, T. 2003. Pendidikan

IPS. Surabaya: Insan Cendekia.