katapengantar - uhamka repositoryrepository.uhamka.ac.id/144/1/majalah ilmiah analisis sistem...

15
I I

Upload: dinhphuc

Post on 26-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

• II

ISSN: 0854-9117

Redaksi

Topik MAS dalam edisi ini berkisarpada kajian ekonomi yang meliputi aspekpertanian, industri dan koperasi. Walaupunpada saat ini perekonomian nasional sedangmengalami krisis, namun Indonesia pernahmengalami pertumbuhan ekonomi yang cukuptinggi selama sekitar tiga dasawarsa.Pembahasan mengenai hal tersebut disajikandalam artikel pertama mengenai Sumber­sumber Pertumbuhan Ekonomi IndonesiaSelama 1969-1996.

Berbagai artikel yang mengkaji aspekpertanian meliputi pembahasan tentangbagaimana Menyiasati Mahalnya HargaSarana Produksi Pertanian dengan PolaPertanian Organik; Struktur Produksi danPola Konsumsi pada Budidaya Jagung danKedelai, sebagai suatu Analisis Input-Output;disajikan pula Alternatif Pembuatan PakanTernak Unggas di Pedesaan; Hidroponiksebagai Salah Satu Pilihan PendukungPembangunan Pertanian Pedesaan diKabupaten Bekasi; Penggunaan Solar BoatSystem pada Perahu Nelayan; dan PeluangPasar Solar Home System.

Artikel tentang industri membahastentang Fenomena Alih Teknologi Melalui

... Perjanjian Lisensi (Tinjauan Kasus IndustriManufaktury; dan Penerapan Fungsi ProduksiMeta untuk Analisis Produktivitas TenagaKerja di Subsektor Industri Berat.

Berkaitan dengan Koperasi disajikanartikel tentang Peluang Koperasi dalamPenyediaan Bahan Bangunan Perumahan;dan Penerapan 'Teknologi Tepat Guna dalamBidang Pertanian, Industri, UKM, danKoperasi.

Redaksi sangat menghargai kritik dansaran yang membangun. Selamat membaca

KATAPENGANTAR

Periode Terbit:2 (dua) kali dalam satu tahun

Bank:Bank Dagang Negara Jakarta Cabang Gedung Jaya,Reke~ng No. 700.061.03779.2012

Telp. : (021)316-9403; 9429; 9392; 9461Fax. : (021) 316-9416; 32-2238; 32-4127e-mail: [email protected]

Alamat RedaksiIPenerbit:Kedeputian Bidang Analisis SistemBadan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,J1.M.H. Thamrin No.8, Gedung II, Lantai 13,Jakarta 10340.

Redaktur Pelaksana:MP. Imamsoedjana, M. Eng (Koordinator)Ir. Sri KuncoroDrs. SusmarkantoDrs. Fathoni Moehtadi, MPAJr. Nusa Idaman Said, M. EngDra. Habsari Kuspurwahati, MADR. Tatang A. TaufIk, M.ScJr. Bambang Rumanto, M.Eng

Dewan Redaksi:. DR. Ir. Indrayati T.M. Subagio (Ketua)Jr. Siswanto Sewojo, MScJr. Hernowo, MSEDrs. Dharrnawan, MS

PemimpinJPenanggung Jawab Redaksi:Drs. Komarudin, MA (Ketua)Jr. Iding Chaidir, MScIr. Didie HerkamtoDrs. Subroto AryIr. Tasmian

PenasehatlPembina:Prof. DR.-Ing. DR. Sc. h. c. B. J. Habibie

ISSN: 0854-9117Nomor 11, Tahun V, 1998

Majalah Analisis Sistern menerima naskah-naskah yang berisikan informasi maupun gagasan segar(asli dan belum pernah dimuat di media cetak lain) mengenai kesisteman dari luar

Kedeputian Bidang Analisis Sistern. Informasi lengkap dapat diperoleh diSekretariat Redaksi Majalah Analisis Sistem.

Berdasarkan Surat LIP1 No. 25851V.2IKPI96, tanggal3 Mei 1996,Majalah Analisis Sistemdiklasifikasikan sebagai Majalah Ilmiah

No. 11, Tahun V; 1998ANALISIS SISTEM

ISSN: 0854-911711

116

104

85

94

76

63• Fenomena Alih Teknologi Melalui Perjanjian Lisensi: Tinjauan KasusIndustri Manufaktur, Warseno

• Penerapan Fungsi Produksi Meta untuk Analisis Produktivitas TenagaKerja di Subsektor Industri Berat, Suhandojo

• Analisis Iklim Organisasi BPP Teknologi,Djarwadi

• Peluang Koperasi dalam Penyediaan Bahan Bangunan Perumahan, Fathoni

• Penerapan Teknologi Tepat Guna dalam Bidang Pertanian dan Industri,Kasus Taskin Agribisnis, Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat, serta UsahaKecil, Menengah dan Koperasi, Komarudin

• Pengembangan UsahalIndustri Kecil Menengah, Studi Kasus: Industri Kecildi Daerah Istimewa Yogyakarta,MP. Imamsoedjana

58

51

39• Hidroponik Salah Satu Pilihan Pendukung Pembangunan PertanianPerdesaan di Kabupaten Bekasi, Djoko Pitojo Budiono

• Penggunaan Solar Boat System pada Perahu Nelayan di Brondong­Lamongan, Maryadi

• Peluang Pasar Solar Home System (SHS) di Kepulauan Karimunjawa,Soesmarkanto

35

23

12• Menyiasati Mahalnya Harga Sarana Produksi Pertanian (Saprotan)dengan Pola Pertanian Organik, Anton Gunarto

• Struktur Produksi dan Pola Konsumsi.pada Budidaya Jagung dan Kedelai:Analisis Input-Output, Muchdie' ,

• Altematif, Pembuatan Pakan Ternak Unggas di Pedesaan,Sindu Akhadiarto

1• Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Selama 1969-1996,Alkadrl

iiDaftar lsi

iKata PengantarHalaman

DAFTARISI

ANAL/SIS SISTEMNo. 11, Tahun V, 1998

23ISSN.0854-9117

*J Peneliti pada Direktorat Pengkajian Sistem Sosial Ekonomi dan Pengembangan Wilayah, Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi dan Dosen pada Program Pascasarjana, UHAMKA, Jakarta.

diimpor sementara hasil industripengolahan kedelai, seperti tahu, tempedan kecap merupakan makanantradisionaI bangsa Indonesia; (3) kelapasawit, bahan baku industri minyak yangsempat mengalami krisis persediaankarena c.p.o (crude palm oil)mempunyai harga yang sangat baik diluar negeri sehingga menjadi "baranglangka" yang berakibat ~pada sangat.mahalnya harga minyak goreng; serta (4)produk-produk perikanan, baik dari hasiltangkapan ikan di laut maupun hasilbudidaya ikan di darat yang mempunyaiprospek sangat baik sebagai komoditasekspor.

Menggunakan model input output(10), baik sebagai sumber data maupunsebagai teknik analisis, tulisan mi

membahas struktur input, pola konsumsidan peran budidaya jagung dan kedelaidalam perekonomian Indonesia.Struktur input dijelaskan denganmenyajikan susunan input; sementarapola konsumsi dijelaskan denganmenunjukkan distribusi output; danbagaimana perannya dalam pereko­nomian dibahas dengan menyajikankonsep dampak berganda (multipliers)komoditas tersebut. Untuk itu secara

I. PENDAHULUANKrisis ekonomi yang bermula dari

krisis nilai tukar rupiah terhadap dolarAmerika menjadi salah satu buktirapuhnya sejumlah sektor industrimanufaktur nasional karena sebagianbesar bahan baku dan suku cadangnyamasih tetap didatangkan dari luar negeri,sementara produknya di pasarkan padapasar domestik. Terus melemahnya nilaitukar rupiah menyebabkan meningkat­nya biaya produksi. Karena pangsa :pasamya domestik, menurunnya dayabeli dan naiknya biaya produksimenyebabkan merosotnya volumepenjualan. Akibatnya, banyak perusa­haan yang bangkrut.

Untuk mengatasi kondisi serbasulit ini, ada pemikiran untuk kembalikepada pengembangan industri yangberbasis sumberdaya alam, mengandungkomponen impor kecil dan berorientasiekspor.

Gagasan untuk kembali ke "agro­indus try", industri berbasis pertanian,telah memunculkan empat komoditasyang memerlukan kajian lebih lanjutyaitu: (1) jagung sebagai bahan bakuutama .industri tepung dan makanantemak; (2) kedelai yang temyata masih

ABSTRACTEmploying the Indonesian input-output tables both as data sources and as method of

analysis, this paper discusses production structure, consumption pattern and the role ofmaize and soybean in the Indonesian economy. The production structure is discussed byshowing the structure of input in producing these commodities; the consumption pattern isindicated by the pattern of output distribution; while the role of these commodities in thenational economy is indicated by input-output multipliers. Finally, concluding remarks areprovided at the end of the paper.

Oleh : Muchdie·)

STRUKTUR PRODUKSI DAN POLA KONSUMSI PADABUDIDAYA JAGUNG DAN KEDELAI: ANALISIS INPUT-OUTPUT

Struktur Produksi dan Pola KonsumsiNo.ll, Tahun V, 1998

ISSN.0854-911724

T' S ktto

klasifikasi ini, tabel transaksi disajikanpada Tabel 1.

Penyediaan sektor 1 terdiri atasoutput domestik sektor 1 sebesar XI danimpor produksi sektor 1 sebesar MI. Darijumlah tersebut, sebesar XII digunakansendiri sebagai input, sebesar X12digunakan oleh sektor 2 dan sebesar X13digunakan oleh sektor 3. Sisanyasebesar Y I digunakan untuk memenuhipermintaan akhir sektor 1 (lihat KuadranII) berupa konsumsi rumah tangga,pengeluaran pemerintah, investasi danekspor.

Untuk menghasilkan outputsebesar XI, sektor 1 membutuhkan input

. dari sektor 1, sektor 2 dan sektor 3masing-masing sebesar Xu, X21 dan X31

dan input primer yang diperlukansebesar VI. Disini dapat dilihat bahwaangka pada setiap sel bersifat ganda.Dilihat secara horisontal angka-angkaterse but merupakan distributi output,baik yang berasal dari output domestikmaupun dari luar negeri. Pada waktuyang sama, bila dilihat secara vertikal,angka-angka tersebut juga merupakansusunan input suatu sektor yangdiperoleh dari sektor-sektor lainnya.Gambaran di atas menunjukkan bahwasusunan angka-angka dalam bentukmatrik tersebut memperlihatkan suatujalinan yang kait mengkait diantarasektor-sektor yang terdapat dalam suatuperekonomian.

TbilIl t 'MdII

A. Kerangka Dasar Model IQHubungan antara susunan input

dan distribusi output merupakan teoridasar yang melandasi model 10 (Miller& Blair, 1985). Secara sederhana, model10 menyajikan informasi tentangtransaksi barang dan jasa serta salingketerkaitan antar-satuan kegiatan­ekonomi untuk suatu waktu tertentuyang disajikan dalam bentuk tabel. Isiansepanjang baris menunjukkan alokasioutput dan isian menurut kolommenunjukkan pemakaian input dalamproses produksi (BPS, 1995).

Sebagai ilustrasi, misalkan hanyaada tiga sektor dalam suatuperekonomian, yaitu sektor 1 : primer(pertanian dan pertambangan), sektor 2 :sekunder (industri manufaktur) dansektor 3 : tersier (jasa). Atas dasar

II. METODOLOGI

xonsep dampak berganda (multipliers)komoditas tersebut. Untuk itu secaraberturut-turut akan dibahas kerangkakonsep model 10, susunan input,distribusi output, keterkaitan antar sektordan dampak berganda. Pada akhirtulisan, akan dikemukakan beberapacatatan yang berkaitan dengan hal-halyang harus diperhatikan dalammenginterpretasikan hasil-hasil analisis,terutama karena beberapa kelemahanyang dimiliki oleh model 10.

a e . us rast o e npu - utput Iga e orAlokasi output ~ Permintaan Antara Permintaan PenyediaanSusunan input ~ Sektor 1 Sektor 2 Sektor3 Akhir lmpor Jumlah OutputInput Antara Kuadran I Kuadran II

Sektor 1 XII XI2 X!3 , YI MI XISektor 2 X21 X22 X23 Y2 M2 X2 •Sektor 3 X31 X32 X33 Y3 M3 X3

Kuadran IIIInput Primer VI V2 V3JumIah Input XI X2 X3

ANALlS1S sisua«Muchdie

25 ".JSSN.0854-9117

2 Karena terbatasnya ruang, konversi sektoral dari 161sektor menjadi 54 sektor tidak dapat disajikan, namunnama-nama sektor disajikan pada Lampiran 1.

model juga mencakup sektor rumah tangga sebagaisektor produksi.

c. Konsep Analisis PenggandaPada dasarnya, pengganda

merupa-kan ukuran respon terhadaprangsangan perubahan suatu pereko­nomian, yang dinyatakan dalamhubungan sebab-akibat. Penggandapada model 10 biasanya diasumsikansebagai respon meningkatnyapermintaan akhir .suatu sektor.Konsep pengganda sering digunakansecara rancu sehingga meng-hasilkaninterpretasi yang keliru.

West dan Jensen {1980) dan Westdkk (1989) membedakan kategoripengganda menjadi: dampak awal(initial impact), dampak imbasankegiatan produksi (production-

,> induced impact), yang terdiri atas:.pengaruh langsung (direct effect)yang juga kadang-kadang disebutdengan pengaruh pembelian padaputaran pertama (first-round effect),dan pengaruh tidak langsung (indirecteffect) yang merupakan pengaruhputaran kedua dan seterusnya,

B. Data dan Ukuran ModelData bersumber pada Tabel

input-output Indonesia tahun 1990dengan klasifikasi 161 sektor (BPS,1994), yang karen a pertimbanganpraktis kemudian diaggregasikanmenjadi 54 sektor dengan tetapmempertahankan tingkat kerinciansektor budidaya jagung dan kedelai'.Sayangnya, tabel input-output denganklasifikasi 161 sektor tidak disertaidengan data tenaga kerja, sehinggapengganda kesempatan kerja tidakdapat disajikan.

Ada dua jenis matrik kebalikan pada model 10, yaitu matrikkebalikan terbuka (open inverse) dimana model hanyamencakup sektor-sektor produksi atau sektor-antara saja.Sedangkan pada matrik kebalikan tertutup (closed inverses,

Dibaca menurut baris :XIl+X12+X13+Yl=Xl+ MlX21+X22+X23+Y2=X2+M2 (1)X31+X32+X33+Y3=X3+M3yang secara umum dapat ditulis menjadi:Lj~IXij+Yi=Xi+Mi, untuk i = 1,2,3 (2)artinya, permintaan antara + permintaanakhir = output + impor, atau dengan katalain jumlah permintaan sarna denganjumlah penyediaan.Persamaan (2) dapat ditulis sebagai :Xi=Lj~lXij+Yi -Mi (3)dimana:Xij: banyaknya output sektor i yang

digunakan sebagai input sektor iY, : permintaan akhir terhadap sektor iXi : total output sektor iM, : impor produksi sektor iX, : total input sektor iJika koefisien input-output, yaitu jumlahinput sektor i yang digunakan per satuanoutput sektor i. dirumuskan sebagai :aij= Xij I Xj i.j = 1,2, ...,n (4)Substitusi persamaan (4) ke persamaan (3)

. menghasilkan :Xi=(LjaijXj)-Mi+Yi i= 1,2, ..,n (5) .yang dalam bentuk matrik dituliskansebagai :x=Ax-M+y (6)dimana x adalah vektor total output, Aadalah matrik koefisien input-output, Madalah vektor import dan y vektorpermintaan akhir. Kemudian, melalui reknikmanipulasi matematik, sejumlah persamaanlinier terse but dapat diselesaikan menjadi :x = (I -A +Myl Y (7)dimana I merupakan matrik identitas, yaitusuatu matrik dengan unsur diagonalnyabernilai satu dan unsur lainnya bernilai nol,(I - A + Myl merupakan matrik kebalikanLeontief dari suatu tabel transaksi domestik,yang mempunyai kegunaan sangat pentingdalarn analisis dampak berganda model 101

Struktur Produksi dan Pola KonsumsiNo. 11, Tahun V, 1998

ISSN.0854-911726

III. SUSUNAN INPUTTabel input-output sangat kaya

akan informasi yang berkaitan dengankegiatan ekonomi. Tabel tersebutmenyajikan suatu ringkasan dari semuatransaksi ekonomi yang sangat berguna,baik secara deskriptif maupun untukkeperluan analisis. Salah satu kegunaandeskriptif-nya adalah tabel tersebut dapatmenyajikan struktur produksi suatukegiatan ekonomi. Tabel 3- menyajikansusunan input pada budidaya jagung dankedelai.

yang juga dikenal dengan pengaruhdukungan industri (industrial-supporteffect) dan dampak imbasan konsumsi(consumption-induced effect). Selain itu,juga ada kategori lain yang disebutdampak luberan (jlow-on impact).

Tabel 2 menyajikan rumusanperhitungan angka pengganda yangdirinei berdasarkan tipe dampak: awal,langsung, tidak langsung dan imbasankonsumsi. Selain itu, angka penggandajuga dapat dihitung untuk parameter­parameter ekonomi lainnya sepertioutput, penda-patan dan kesempatankerja, nilai tambah, pajak tidak langsung,surplus usaha, impor dan sebagainya.Defmisi dan perhitungan dampaktersebut telah seeara rinei dibahas olehMuehdie (1998).

Sumber: West, et.al., 1989.Catatao:Pi koefisien pendapatan rumah tangga; m, adalah koefisien impor; aij adalah koefisien input langsung ; bijadalah koefisien matrik kebalikan terbuka ; dan b" ij adalah koefisien matrik kebalikan tertutup.

A. Budidaya Jagung.Susunan input dalam budidaya

jagung terdiri atas 13,8 persen untukmembayar input-antara; 13,4 persenuntuk membayar para pekerja berupagaji dan upah; 70,8 persen berupakeuntungan usaha; 0,3 persen yangdisiapkan untuk penyusutan; 1,3 persenuntuk membayar pajak tidak langsungdan sebesar 0,5 persen untuk membayarbahan-bahan yang diimpor. Dari seluruhpembayaran impor untuk kegiatanbudidaya jagung, 99,4 persen untukpengadaan pupuk, dan sisanya untukpestisida.

Jika ditelusuri lebih lanjut, input­antara pada budidaya jagung berasal daribudidaya jagung itu sendiri (berupabibit) sebesar 16 persen dari total inputantara; pupuk merupakan input antarayang terbesar (39%); jasa keuangan(berupa kredit) sebesar 9 persen, danpestisida sebesar 4,5 persen.

Input-antara lainnya adalah input­input yang berasal dari sektor-sektor:hasil pertanian lainnya, temak besar danhasil-hasilnya, temak unggas danhasilnya, kayu, tarnbang dan karung,barang-barang anyaman dari plastik,barang-barang hasil kilang minyak, alat­alat pertukangan dan pertanian, mesindan perlengkapannya, prasaranapertanian (penyiapan lahan danbangunan pertanian), jasa perdagangan,jasa restoran, jasa angkutan (kereta api,

ka T Dd B dTabel 2. Rumusan Perhitungan n~l a enggan a er asar n ipe ampaTipe Dampak Output Pendapatan ImporAwal 1 Pi illjLangsung Laij LaijPi L!ljjmiTdk Langsung L bij - 1 - L aij L bij Pi - Pi - L aij Pi L bijm, - m, - L aijm,Imbasan Konsumsi L (b*ij - bij) L (b*ij Pi - bij Pi) L (b*ij m, - bij m.)Total L b*ij Lb*ii Pi Lb*ij m, ,Luberan L b*ij - 1 L b*ij Pi - Pi L b*ij m, - m,Tipe I (Lbij )/1 (Lbij Pi)/ Pi (Lbij mi)/ m,Tipe II (Lb*i )11 (Lb*i Pi)l Pi (Lb", mi)/ m,

kA k P

ANALISIS SISTEMMuchdie

27ISSN.08S4-9117

A. Jagung.Sebagian besar (63%) hasil

budidaya jagung dialokasikan untukmemenuhi kebutuhan konsumsi rumahtangga. Kira-kira sepertiganya diguna-

Sumber :Diolah dari BPS, 1994.

Distribusi output J~ul!g_ KedelaiPermintaan antara 34,96 60,97Konsumsi rumah 63,16 32,69*anggaKonsumsi 0,00 0,00pemerintahPembentukan 0,00 0,00modalPerubahan stok 0,09 6,34Ekspor barang 1,79 0,00Total output 100,00 100,00

Tabel 4. Distribusi Output BudidayaJagung dan Kedelai (%)

IV. DISTRIBUSI OUTPUTKegunaan desktiptif yang kedua

dari suatu tabel input-output adalahkernam-puannya dalam menyajikandistribusi output, baik ke sektor-sektorekonomi lainnya sebagai input produksiyang disebut juga sebagai permintaan­antara, maupun ke permintaan-akhirseperti: konsumsi rumah tangga,pengeluaran pemerintah, pembentukanmodal, perubahan stok dan ekspor. Tabel4 menyajikan distribusi output hasil

.. budidaya jagung dan kedelai.

unggas dan hasilnya, kayu dan hasilhutan lainnya, tambang dan karung,barang-barang hasil kilang minyak, alat­alat pertukangan dan pertanian, mesindan perlengkapannya, prasarana perta­nian (penyiapan lahan dan bangunanpertanian), jasa perdagangan, jasarestoran, jasa angkutan (kereta api, jalanraya, laut, sungai, danau, udara), jasaperusahaan dan jasa perbengkelan.

B. Budidaya Kedelai.Seperti halnya dalam budidaya

jagung, input produksi pada budidayakedele terdiri atas input-antara (13,6 %),yaitu input produksi yang dibayarkankepada sektor-sektor produksi lainnyadalam perekonomian. Input yangdibayarkan kepada rumah tangga (dalambentuk upah dan gaji) sebesar 10 persen,lebih rendah dibanding dengan budidayajagung. Surplus usaha tercatat sebesar73,4 persen, sekitar 3 persen lebih tinggidibandingkan budidaya jagung.Penyusutan dan pajak tidak langsung,masing-masing tercatat sebesat" 1,4persen dan 0,9 persen.

Besamya komponen impor padabudidaya kedele adalah 0,7 persen,terutama untuk penyediaan pupuk danpestisida.

Input-antara pada budidaya kedelaiberasal dari sektor kedelai (berupa bibit)sebesar 44 persen dari total input-antara,pupuk sebesar 25 persen, pestidida 9,5J1ersendan jasa keuangan (berupa kredit)sebesar 5 persen. Input-antara lainnyaadalah input-input yang berasal darisektor-sektor : hasil pertanian lainnya,temak besar dan hasil-hasilnya, temak

Sumber: Diolah dari BPS, 1994.100,00100,000,710,480,000,00

1,290,2870,7813,3613,80

Tabel 3. Susunan Input BudidayaJagung dan Kedelai (% )

jalan raya, laut, sungai, danau, udara),jasa perusahaan danjasa perbengkelan.

Struktur Produksi dan Pola Konsumsiso.n, Tahun V, 1998

ISSN.0854-911728

taan- antara, yaitu sebagai input- antarabagi sektor-sektor produksi

Kedelai yang dialokasikan untukmemenuhi permintaan-akhir, ~erutamauntuk memenuhi kebutuhan konsumsirumah tangga hanya kira-kira sepertigadari total hasil produksi. Hanya sekitarenam persen yang dialokasikan sebagaipersediaan (stock). Karena Indonesiarnemang belum berhasil dalamswasembada kedelai, maka tidak tercatatadanya hasil produksi yang dialokasikanuntuk ekspor.

Industri pengolahan kedelai, yangmenghasilkan tahu, tempe, kecap, tauco,dll., merupakan sektor produksi yang-menyerap lebih dari 75 persen dariseluruh permintaan-antara. Jumlah inihanya merupakan kurang dari dua­pertiga kebutuhan industri pengolahankedelai. Sisanya terpaksa harus diimpor.Akibatnya sangat dirasakan ketikaterjadi krisis nilai tukar rupiah, yaitunaiknya biaya produksi tahu, tempe dankeeap.

Sektor-sektor lain yang meng­gunakan kedelai sebagai input-antaraadalah : budidaya kedelai (sebagai bibit),petemakan (besar dan unggas), industrimakanan lainnya, industri minyakgoreng, industri tepung lainnya, industrimakanan temak, industri minuman, jasahotel dan restoran dan jasakemasyarakatan lainnya.

Koefisien-koefisien pada input­antara menunjukkan hubungan keter­kaitan langsung ke depan suatu sektor.Sedangkan koefisien-koefisien permin­taan-antara . menunjukkan hubunganketerkaitan langsung ke belakang suatusektor. Konsep keterkaitan ini dalam.rnodel input-input sudah sejak lamadigunakan untuk mengidentifikasisektor-sektor kunci dalam suatuperekonomian. Sritua Arief (1981) telahmenggunakan model 10 untuk menelitisektor-sektor kunci (key sectors) dalamekonomi Indonesia. Alaudin (1986) telah

B. Kedelai.Berbeda dengan jagung, hasil

budidaya kedelai sebagian besar (61%)dialokasikan untuk memenuhi permin-

kan untuk memenuhi perrnintaan-antarasektor-sektor produksi, yaitu untukdigunakan sebagai input dalam kegiatanproduksi sektor-sektor tersebut. Kurangdari dua persen produksi jagung yangdiekspor dan sangat keeil sekali yangdisediakan untuk perubahan (stock).

Dua sektor utama yang mengguna­kan jagung sebagai input-antara adalahindustri tepung (selain tepung terigu)dan industri makanan temak. Daripenelusuran susunan input pada keduaindustri di atas, temyata bahwa jagungyang dibutuhkan dapat dipenuhi dariproduksi dalam negeri, bukan diimporseperti yang selama ini disinyalir.Memang, kedua industri tersebutmengirnpor bahan baku, tetapi bukanberupa jagung. Industri makanan temak,misalnya, tidak mengimpor jagung,tetapi mengimpor tepung (bukan terigu).

Sayangnya, karena terbatasnyatingkat keterincian data, dalam tabel 10Indonesia tidak dapat ditunjukkantepung apa yang diirnpor oleh industrimakanan temak. Dugaan yang palingkuat adalah tepung ikan, yang selama inimemang masih diimpor.

Sektor-sektor lain yang meng­gunakan output budidaya jagung sebagaiinput-antara adalah : budidaya jagung(sebagai bibit), petemakan besar,petemakan unggas, budidaya perikanan,industri sayuran olahan dan awetan,industri minyak Jagung, industripengolahan kopi, industri makananlainnya, industri pengolahan tembakaudan rokok, jasa hotel dan restoran, jasapendidikan, kesehatan dan kemasya­rakatan, dan jasa hiburan, rekreasi dankebudayaan.

ANALISIS SISTEMMuchdie

29ISSN.0854-9117

Dampak berubahnya permintaanakhir terhadap suatu perekonomian, baiksecara langsung, tidak langsung maupunterimbas (induced) tersebar ke berbagaisektor ekonomi. lni merupakan satupenyebab terjadinya dampak berganda.

Pada budidaya jagung dampakawal output sebesar Rp. 1.000 terjadipada sektor budidaya jagung. Dampaklangsung output (Rp. 138) tersebar keberbagai sektor ekonomi. Beberapasektor yang terkena dampak langsungantara lain : industri pupuk (Rp. 54),budidaya jagung itu sendiri (Rp, 21),

\. Sumber: Diolah dan BPS (1994) dengan\. menggunakan software 10-7

Dampak Jagung KedelaiAwal 1,000 1,000

Langsung - 0,138 0,136Tdk langsung 0,065 0,051Total Terbuka 1,203 1,187

Konsumsi . 0,301 0,229Total Tertutup 1,504 1,416

Luberan 0,504 0,416Tipe I 1,203 1,187Tipe II 1,504 1,416

Tabel 5. Pengganda Output BudidayaJagung dan Kedelai

masing sebesar Rp. 65 dan Rp. 51.Dampak imbasan konsumsi output keduakegiatan ekonomi ini sekitar 3 kali lipatdampak langsungnya, yaitu masing­masing sebesar Rp. 301 dan Rp. 229.Dampak luberan output, yangmerupakan dampak bersih output yaitupenjumlahan dampak langsung, 'dampaktidak langsung dan dampak imbasankonsumsi, adalah sebesar Rp. 504 danRp. 416 untuk jagung dan kedelai. DariTabel 5 dapat dilihat bahwa dalam haloutput kotor budidaya jagungmempunyai keunggulan dibandingkandengan budidaya kedelai karena dampakbersih ekonorni yang diciptakannyasecara totallebih tinggi.

A. Pengganda OutputTabel 5 menyajikan angka-angka

pengganda output untuk budidayajagung dan kedelai. Kedua kegiatanbudidaya ini mempunyai kemiripan,dimana dampak langsung (yangditunjukkan oleh pengaruh pembelianpada putaran pertama) berubahnyapermintaan akhir sektor-sektor tersebutsangat mirip. Misalnya, peningkatan

•nilai ekspor sebesar Rp. 1.000 secaralangsung akan meningkatkan outputbudidaya jagung sebesar Rp 138, danbudidaya kedelai sebesar Rp. 136.Pengaruh tidak langsung output, masing-

v. DAMPAKBERGANDAPengukuran dampak berganda

(multipliers) dapat menggambarkansecara jelas keterkaitan antar sektor, baiksecara langsung, tidak langsung danyang terimbas (induced). Denganmenggunakan ukuran tersebut, berikutakan dibahas dampak berganda budidayajagung dan kedelai dalam perekonomianIndonesia, yang dibedakan menurutoutput, pendapatan dan impor.

rnengidentifikasi sektor-sektor kuncidalam perekonomian Bangladesh denganpendekatan keterkaitan antar sektor.

Analisis indeks keterkaitanawalnya diperkenalkan oleh Rasmussen(1956) dan Hirschman (1958) untukmelihat keterkaitan antar sektor,terutama untuk menentukan strategikebijaksanaan pembangunan. Akantetapi, indeks yang mereka kembangkanlebih merupakan : ukuran pemusatankoefisien-koefisien langsung suatusektor, yang juga disertai dengan ukuranpenyebarannya. Dengan konsep ini sulitmenelusuri keterkaitan suatu sektordengan sektor lainnya dalam suatuperekonomian. Keterkaitan tidaklangsung dan yang terimbas (induced)juga tidak dapat diperlihatkan.

Struktur Produksi dan Pola KonsumsiNo.ll, Tahun V, 1998

ISSN.0854-911730

Dampak awal dari meningkatnyapermintaan akhir, katakan, sebesar Rp.1.000, adalah Rp. 134 untuk budidayajagung dan Rp. 100 untuk budidayakedelai. Dampak langsungnya masing­masing sebesar Rp. 21 dan Rp. 17.Dampak tidak langsung sebesar Rp. 9dan Rp. 7. Sedangkan dampak irnbasankonsumsi adalah Rp. 40 dan Rp. 30.Semuanya menghasilkan dampakluberan sebesar Rp. 69 dan Rp. 55.Artinya, dalam perekonomian secarakeseluruhan, output budidaya jagung

, akan menghasilkan pendapatan bersih(dampak luberan pendapatan) yang lebih?esar dibandingkan dengan budidayajagung.

Darnpak awal pendapatan akibatmeningkatnya permintaan akan outputbudidaya jagung sebesar, katakan, Rp.

Sumber: Diolah dan BPS (1994) denganmenggunakan software 10-7

Darnpak Jagung KedelaiAwal 0,134 0,100Langsung 0,021 0,017Tdk langsung 0,009 0,007Total Terbuka 0,163 0,124Konsumsi 0,040 0,030Total Tertutup 0,203 0,155Luberan 0,069 0,055T_iQeI 1,222 1,239Tipe II 1,520 1,542

Tabel 6. Pengganda PendapatanBudidaya Jagung dan Kedelai

angka pengganda pendapatan untukbudidaya jagung dan kedelai.

Seperti halnya pada penggandaoutput, berdasarkan angka penggandapendapatan, budidaya jaguhg mempu­nyai kelebihan dibandingkan denganbudidaya kedelai. Seluruh jenis dampakpada pengganda pendapatan budidayajagung lebih besar dibandingkan denganbudidaya kedelai (kecuali pada Tipe Idan Tipe II).

B. Pengganda Pendapatan. Sejalan dengan peningkatan outputkarena meningkatnya permintaan-akhirjuga akan terjadi peningkatanpendapatan rumah tangga pada sektor­sektor yang mengalami peningkatanpermintaan-akhir. Tabel 6 menyajikan

jasa perbankan dan lembaga keuangan(Rp. l3), petemakan (Rp. 12). Sektor­sektor dengan dampak kurang dari Rp.10 adalah: tanaman perkebunan lain,industri pestisida, jasa perdagangan, jasaangkutan jalan raya dan jasakemasyarakatan.

Dampak tidak langsung output(Rp. 65) juga tersebar di berbagai sektor.Beberapa sektor yang menerima dampakterbesar adalah : industri kimia lainnya,jasa perdagangan, pertambangan danpeng-galian, industri pengilanganminyak, industri kertas, jasa angkutanjalan raya, jasa perbankan dan lembagakeuangan, dan jasa kemasyarakatan.

Dampak imbasan konsurnsi.output,yang besamya hampir tiga kali dampaklangsung (Rp. 301) juga tersebar diberbagai sektor ekonomi, antara lainpada sektor: tanaman pangan lainnya,industri penggilingan beras, jasaperdagangan, jasa kemasyarakatan, jasahotel dan restoran, industri pengolahan .pangan lainnya, industri pengolahantembakaujlan rokok, jasa angkutan jalanraya, jasa perbankan dan lembagakeuangan, jasa sewa bangunan danindustri tekstil, pakaian dan kulit.

Dampak luberan sebesar Rp. 504,antara lain, dinikmati oleh sektor-sektor :industri pupuk yang sebagian besardiimpor, budidaya tanaman panganlainnya, jasa perdagangan, jasaperbankan dan lembaga keuanganlainnya, jasa kemasyarakatan, industripenggilingan beras, budidaya jagung,jasa hotel dan restoran, peternakan danjasa angkutan jalan raya.

ANALl/)'lS SISTEMlV1UCflUII::

31ISSN.0854-9117

C. Pengganda ImporMelemahnya nilai tukar rupiah

telah menyebabkan biaya produksikegiatan ekonomi yang mempunyaikandungan impor rneningkat. Sayang­nya, perhatian lebih banyak ditujukanpada kebutuhan impor secara langsung.Kebutuhan impor yang tidak langsungdan yang merupakan imbasan konsumsibelum sepenuhnya dipertimbangkan.

Model input-output mempunyaifasilitas untuk menganalisis dampaklangsung, dampak tidak -langsung dandampak imbasan konsumsi terhadapkebutuhan impor, dalam bentukpengganda impor. Tabel 7 menyajikanpengganda impor pada budidaya jagungdan kedelai. Dari tabel tersebut dapatdilihat bahwa walaupun dampak awalkebutuhan impor budidaya jagungsedikit Iebih rendah, dampak total dandampak luberan impornya lebih tinggidibandingkan dengan budidaya kedelai.

Pada tahap awal, meningkatnyapermintaan terhadap output, misalkan,sebesar Rp. 1.000, budidaya jagunghanya membutuhkan impor sebesar Rp.5, sedangkan budidaya kedelaimembutuhkan impor sebanyak Rp. 7.Seperti telah dikemukakan dalampembahasan susunan input, komponenimpor terbesar pada kedua kegiatanbudidaya ini berupa pupuk dan pestisida.

Dampak luberan pendapatan padabudidaya jagung yang kecil (4,4%)menunjukkan bahwa dampak bersihakibat meningkatnya permintaan terha­dap output suatu sektor dapat saja sangatkecil pada sektor tersebut, tapi karenaadanya pengaruh berganda dapatmenghasilkan dampak total yang cukupbesar, yang terjadi di berbagai sektorkegiatan ekonomi.

1.000 adalah Rp. 134. Angka iniditunjukkan oleh koefisien pendapatanpada baris rumah tangga sektor yangbersangkutan. Dampak awal ini hanyaterjadi pada sektor budidaya jagung.Dampak langsung pendapatan, yangditsnjukkan oleh : dampak pembelianpada putaran pertama sebesar Rp. 21tersebar di beberapa sektor, antara lain:industri pupuk, jasa perbankan danlembaga keuangan, budidaya jagung,budidaya tanaman perkebunan lainnya,peternakan, industri pestisida, jasaperdagangan, jasa angkutan jalan rayadan jasa kemasyarakatan.

Dampak tidak langsung penda­patan (Rp. 9), yang merupakan dampakputaran kedua dan seterusnya, hanyatersebar di beberapa sektor seperti:petemakan, industri kimia lainnya, jasaperdagangan, jasa angkutan jalan rayadan jasa kemasyarakatan. Dampakimbasan konsumsi tersebar di sektor­sektor: budidaya tanaman panganlainnya, jasa kemasyarakatan, jasaperdagangan, jasa angkutan jalan raya, .budidaya tanaman perkebunan lainnya,jasa hotel dan restoran, serta Jasaperbankan dan lembaga keuangan.

Dampak bersih pendapatan (Rp.69), yang ditunjukan oleh dampakluberan dan merupakan penjumiahandampak langsung, dampak tidaklangsung dan dampak imbasankonsumsi, tersebar di berbagai sektorekonomi. Namun dampak bersihpendapatan terbesar terjadi pada sektor­sektor : jasa perbankan dan lembagakeuangan (11,6%), jasa kemasyarakatan(11,6%), industri pupuk (10,.1%),budidaya tanaman pangan lainnya(8,7%), jasa perdagangan (7,3%),budidaya tanaman perkebunan lainnya•(5,8%), budidaya jagung (4,6%),peternakan (4,4%), jasa hotel danrestoran (4,4%) dan jasa angkutan jalanraya (4,4%).

Struktur Produksi dan Pola Konsumsiss.n, Tahun V, 1998

ISSN.0854-911732

) Data tersebut tidak dapat disajikan pada tulisan ini, namuntersedia pada penulis.

lainnya; industri mesin dan listrik;industri tekstil, pakaian dan kulit;industri alat angkutan; jasa kemasyara­katan dan jasa perbankan dan lembagakeuangan. .

Menarik untuk dibahas adalahupaya meningkatkan produksi keitlela~dalam rangka substitusi impor kedelaisebagai bahan baku industri peng.olah.~kedelai. Hal ini menarik karena diyakinibahwa dengan meningkatkan produksikedelai nasional akan mengurangi imporkedelai secara berarti. Penelusuran angkapengganda impor menemukan kesimpul-an yang sebaliknya. .

Industri pengolahan kedelaimempunyai angka pengganda total'terhadap kebutuhan impor sebesar 0.214.Artinya, peningkatan permintaan sektorini sebesar Rp. 1,000 akan membutuhkanimpor secara total sebesar Rp. 214. lnimerupakan jumlah impor yang cukupbesar. Tetapi argumen ini saja tidakmemadai karena perIu diketahui sektor­sektor mana yang terimbas olehkebutuhan impor tersebut. Penyajianangka pengganda impor secara rinci(disaggregated multipliers) dari sektorini menunjukkan bahwa hanya Rp. 3yang merupakan kontribusi sektorbudidaya kedelai3.

Total impor pada industripengolahan kedelai akan banyakberkurang jika substitusi impordilakukan pada sektor-sektor : industripupuk; industri tekstil, pakaian dan kulit;industri pengilangan minyak; industrimesin dan listrik; dan industri alatangkut. lni semua terjadi karena adanyapengaruh dampak langsung, tidaklangsung dan imbasan konsumsiterhadap kebutuhan impor.

Kebutuhan impor langsung (~p.24pada budidaya jagung dan Rp. 16 padabudidaya kedelai), tersebar di empatsektor, yaitu: industri pupuk; industripestisida; industri logam lainnya; danjasa perbankan dan lembaga keuangan.Sedangkan kebutuhan impor tidaklangsung (Rp. 7 pada budidaya jagu?gdan Rp. 6 pada budidaya kedelai)tersebar di ~tiga sektor, yaitu sektorindustri kimia lainnya; industri pupuk;dan industri mesin dan listrik.

Dampak imbasan konsumsiterhadap kebutuhan impor (Rp. 18 padabudidaya jagung dan Rp. 14 padabudidaya kedelai) tersebar di beberapasektor, antara lain: industri tekstil,pakaian dan kulit; industri kertas (hanyajagung); industri kimia lainnya (hanyajagung); industri pupuk; industri pengila­ngan minyak; industri karet dan plastik;industri mesin dan listrik; industri alatangkutan; jasa perbankan dan lembagakeuangan dan jasa kemasyarakatan.

Kebutuhan impor total (Rp. 54untuk jagung dan Rp. 34 untuk kedelai)dan kebutuhan impor luberan (Rp. 49untuk jagung dan Rp. 36 untuk kedelai)menyebar di berbagai sektor dengan polayang sangat mirip. Persentase terbesarterjadi pada sektor-sektor : industripupuk; industri pestisida; industri kimia

Sumber: Diolah dan BPS (1994) denganmenggunakan software 10-7

, Dampak Jagung 1<pt1f'l~i

Awal 0,005 0,007Langsung 0,024 0,016

Tdk langsung 0,007 0,006Total Terbuka 0,036 0,030

Konsumsi 0,018 0,014Total Tertutup 0,054 0,043

Luberan 0,049 0,036Tipe I 7,465 4,182TiQeII 11,239 6,119

Tabel 7. Pengganda Impor BudidayaJagung dan Kedelai

AlVAL1;)1.:':' sisuss«

33:S~.0854-9117

1. Alauddin, M., 1986, "Identificationof Key Sectors in the BangladeshEconomy: A Linkage AnalysisApproach", Applied Economics,18:421-442.

2. BPS, 1995, Kerangka Teori danAnalisis Tabel Input-Output, BiroPusat Statistik, Jakarta.

3. BPS, 1994, Tabel-Input OutputIndonesia 1990, Jilid III, Biro PusatStatistik, Jakarta.

4. Hirschman, A,0.,1958, The Strategyof Economic Development, YaleUniversity Press, New Haven.

5. Miller, R.E dan Blair, J.P., 1985,Input-Output Analysis: Foundationsand Extensions, Prentice Hall,Englewood Cliffs, New Jersey.

6. Muchdie, 1998, "Pengganda Input­Output Sektor-Sektor Pariwisata"Majalah Ilmiah Ilmu dan Wisata,Universitas Sahid, 17:-1-18.

7. Rasmussen, R., 1956, Studies inIntersectoral Relations, NorthHolland Publishing Company,Amsterdam.

8. Sritua Arief, 1981, "IntersectoralComparison of Identifying KeySectors: The Indonesian Case",Asian Economies, 39.

9. ~.West, G.R. dan Jensen, R.C., 1980,"Some Reflections on Input-OutputMultipliers", Annals of RegionalScience, 77-89.

10. West, G.R., Jensen, R,C.,Cheeseman, W.E., Bayne, B.A.,Robinson, J.J., Jancic, H., danGarhart, R.E., 1989, "Regional danInterregional Input-Output Tabe1sfor Queensland: 1985/1986", Reportto the Queensland TreasuryDepartment, Department ofEconomics, University ofQueensland, St.Lucia.

DAFTAR PUSTAKA

Dengan menggunakan model 10sebagai sumber data dan sebagai teknikanalisis telah disajikan dan dibahasstruktur produksi dan distribusi outputserta peran budidaya jagung dan kedelaidalam perekonomian Indonesia. Teknikanalisis ini dengan sangat jelas telahmemaparkan bagaimana susunan input,distribusi output dan dampak bergandakedua komoditas tersebut. Namun,sebagai catatan penutup, ada beberapahal yang perlu diperhatikan berkaitandengan penggunaan model 10 baiksebagai sumberdata maupun sebagaiteknik analisis.

Pertama, susunan input dandistribusi output pada budidaya jagungdan kedelai yang disajikan dalam tulisanini merupakan angka rata-rata nasional,bukan "the best practice of firms"sehingga bagi mereka yang menggumulikegiatan ini secara mikro merasakan''performance'' kedua komoditas inisedikit aneh, terutama karena besamya 'keragaman.

Selain itu, penyajian definisi sektormasih cukup "aggregate", karenabeberapa sektor tertentu merupakangabungan beberapa perusahaan, bahkanmerupakan gabungan beberapa industri.

Akhimya, angka-angka penggandapada budidaya jagung dan kedelaibersandar kepada model input-outputmempunyai beberapa kelemahan, baiksecara konseptual maupun secaraoperasional. Dari SISI konseptual,keterbatasan ini dapat dilihat dariasumsi-asumsi yang digunakan.Sedangkan secara operasional, terdapatsejumlah kesulitan dalam penyusunanmodel, terutama karena terbatasnya data.Masalah ini telah dibahas oleh Muchdie(1998).,

VI. PENUTUP

Struktur Produksi danPola KonsumsiNo.ll, TahunV, 1998

ama Sektor01. Budidaya tanaman pangan lain .W2:;" Budidaya iagung :::~ c.. ',.) '. '. $~:.::;::-: :I~'• ':::'.·'~1";.\i\\~63;/ Budidaya kedele v

... . ., .,' ,.', :, ...../;. ;.. :i:,:)··.'v

04. Budidaya tanaman perkebunan lain r

05. Budidaya kelapa sawit06. Petemakan07. KehutananOS. Perikanan laut09. Perikanan darat10. Pertambangan dan galian11. Industri pengolahan pangan lain12. Industri pengolahan ikan13. Industri minyak makan14. Industri penggilingan beras15. Industri tepung16. Industri gula .17. Industri pengolahan kedele "

," ,

IS. Industri makanan temak19. Industri minuman20. Industri pengolahan tembakau dan rokok21. Industri tekstil, pakaian dan kulit22. Industri kayu, bambu dan rotan23. lndustri kertas24. Industri kimia lain25. Industri pupuk26. Industri pestisida27. Industri obat-obatan dan kosmetik28. Industri pengilangan min yak29. -Industri karet dan plastik30. Industri mineral bukan logam31. Industri semen32. Industri besi dan baja33. Industri logam bukan besi34. Industri logam lainnya35. Industri mesin dan listrik36. Industrik alat angkutan37. Industri lainnya38. Listrik, gas dan air minum39. Bangunan40. Perdagangan41. Restoran dan hotel42. Angkutan kereta api43. Angkutan jalan raya44. Angkutan laut, sungai dan danau45. Angkutan udara46. Jasa penunjang angkutan47. Jasa komunikasi4S. Jasa perbankan dan Jembaga keuangan49. Jasa persewaan bangunan50. Jasa perusahaan51. Jasa pemerintahan umum ,52. Jasa kemasyarakatan .53. Jasa hiburan, rekreasi dan kebudayaan54. Barang dan iasa yang tidak jelas penggolongannya

Lampiran 1. Nama-Nama Sektor pada Model Input-Output 54 Sektor

ISSN.0854-911734

ANAU::;'lS ;)1;)1J<.,MMuchdie