created by lemlitbang uhamka │ simakip.uhamka.ac.id

14

Upload: others

Post on 01-May-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id
Page 2: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id
Page 3: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

1

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

RINGKASAN

Dalam era kompetisi industri lintas negara yang semakin ketat, sistem rantai pasok distribusi

barang yang efisien menjadi salah satu kunci keberhasilan industri manufaktur agar tetap

kompetitif. Oleh karena itu sangat diperlukan kordinasi yang optimal antar berbagai pihak yang

saling berkait dalam sebuah sistem ranti pasok produk manufaktur. Tujuan dari penelitian ini

adalah membangun sebuah metode algoritmis yang diterapkan pada sebuah program aplikasi

komputer untuk mendapatkan solusi terhadap persoalan kordinasi antara pihak supplier dan

buyer dalam jaringan sistem rantai pasok industri manufaktur di Indonesia. Dengan metode

yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, diharapkan menghasilkan sebuah solusi yang

optimal dalam kordinasi berbagai pihak dalam rantai pasok industri manufaktur. Metode

penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap. Pertama dilakukan obeservasi baik secara literatur

maupun survey lapangan terhadap persoalan yang dihadapi. Kedua adalah melakukan

formulasi matematis atas persoalan yang dihadapi, yang merupakan pengembangan atau

penyempurnaan atas metode-metode solusi yang pernah ada sebelumnya. Pada tahap ketiga,

formulasi tersebut diuji secara simulasi dan komparasi untuk mengetahui kinerjanya. Luaran

dari penelitian ini adalah sebuah solusi algoritmis dalam bentuk program aplikasi komputer

yang efisien untuk memberikan solusi kordinasi yang optimal, berupa penghematan, ketepatan

waktu, akurasi, serta value added, antar berbagai pihak dalam suatu jaringan rantai pasok

industri manufaktur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat terpublikasi pada jurnal

internasional terindeks dan prosiding seminar nasional.

Kata Kunci : supply-chain, inventory coordination, production planning, cost reduction,

information technology

Latar Belakang

Dalam tiga dekade terakhir, rantai pasok logistik di berbagai belahan dunia, termasuk di

Indonesa, tumbuh masif dengan pesatnya teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT) serta

makin terbukanya batas ekonomi antar negara sehingga memunculkan kompetisi dalam-dan-

lintas negara yang semakin ketat. Tuntutan pelanggan yang semakin kuat akan waktu

pengiriman, terjaganya keamanan dan kualitas barang, serta persaingan biaya distribusi barang

semakin memerlukan perencanaan dan kordinasi antar pihak dalam suatu jaringan rantai pasok

yang optimal. Hal ini menjadi faktor penting berhasilnya bisnis berkompetisi secara profitable.

Bagaimana menentukan kebijakan kordinasi antar pihak dalam suatu sistem rantai pasok

industri manufaktur inilah yang menjadi dorongan penelitian ini untuk dikaji lebih mendalam.

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan

dan tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan,

Kata Kunci Maksimal 5 Kata

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan

permasalahan yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini

perlu dijelaskan uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.

Page 4: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

2

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Gambar 1. Sistem logistik rantai pasok industri manufaktur.

Persoalan yang Diteliti

Pada Gambar 1 diperlihatkan sistem rantai pasok yang terdiri atas sejumlah supplier, beberapa

industri manufaktur yang saling berkompetisi, serta sejumlah peritel. Antara supplier dan

industri manufaktur terbentuk hubungan supplier-buyer, dimana industri manufaktur

memerlukan supplier bahan baku untuk memproduksi produk jadi. Demikian juga antara

industri manufaktur dan peritel terbentuk hubungan supplier-buyer, dimana produk jadi yang

dihasilkan industri didistribusikan kepada sejumlah peritel. Pada ujung akhir dari rantai pasok

adalah konsumen akhir yang membeli produk di peritel. Antara satu industri dengan dengan

yang lain terdapat persaingan, baik persaingan dalam ‘memperebutkan’ bahan baku dari

supplier maupun persaingan dalam mendapatkan pangsa konsumen.

Diantara tahapan rantai pasok umumnya terdapat buffer (persediaan) sebagai decouple untuk

mengatasi fluktuasi permintaan. Hubungan supplier-buyer yang terjalin di masa kini umumnya

mengikuti pola JIT (just-in-time), dimana arus barang dituntut untuk dapat ter-deliver dalam

waktu dan kuantitas yang tepat sesuai kesepakatan antara supplier dengan buyer. Dalam pola

JIT ini dibutuhkan akurasi informasi, timing, pricing yang tepat, delivery sizing yang efisien,

serta penentuan kebijakan buffer dan transhipping yang efisien. Hal ini adalah variabel-

variabel keputusan utama dalam manajemen kordinasi rantai pasok yang menjadi daya

kompetisi industri manufaktur masa kini. Jadi persoalan pokok penelitian ini adalah:

1. Variabel keputusan beserta parameter yang tepat dalam manajemen kordinasi rantai pasok

industri manufaktur.

2. Model formulasi kordinasi supplier-buyer yang representatif terhadap persoalan aktual

manajemen kordinasi rantai pasok.

3. Penerapan kebijakan dalam bentuk prosedur algoritmis aplikasi program kompter yang dapat

diterapkan secara efisien dan memberikan hasil optimal.

Tujuan Khusus Penelitian

1. Mengetahui variabel keputusan yang dominan serta rentang nilai parameter yang terkait

dalam persoalan kordinasi rantai pasok industri manufaktur.

Page 5: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

3

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

2. Membuat formulasi yang representatif terhadap persoalan aktual manajemen kordinasi rantai

pasok supplier-buyer.

3. Membuat program aplikasi komputer untuk menerapkan metode solusi yang dirumuskan

dalam formulasi persoalan kordinasi rantai pasok.

Urgensi Penelitian

Dalam menghadapi persaingan antara industri yang semakin demanding di era keterbukaan

ekonomi, maka keunggulan sistem ranti-pasok kini menjadi salah satu andalan utama sebuah

bisnis menjadi kompetitif. Ketersediaan teknologi ICT, tekonologi transportasi, dan teknologi

mobile, serta infrastruktur yang makin tersedia hanyalah benda-benda mati tanpa adanya sistem

pengambilan keputusan operasional rantai pasok sebagai content enabler. Riset ini

mengembangkan suatu content enabler berupa sebuah metode kordinasi antara supplier-buyer

yang diterapkan dalam aplikasi program komputer, yang diharapkan menjadi sebuah alat

pengambilan keputusan yang optimal dalam mendukung daya kompetisi bisnis manufaktur.

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian mengenai kordinasi rantai pasok antara supplier-buyer banyak menjadi perhatian para

peneliti dan praktisi karena pentingnya peran optimasi rantai pasok sebagai keunggulan

kompetitif suatu bisnis. Banyak diantara para peneliti membuat model rantai pasok dalam pola

multi (dua/tiga) eselon supplier-buyer (single/multi) supplier dan retailer. Dalam kateggori ini

dikelompokkan lagi menjadi model deterministik antara lain oleh ([1], [2], [3], dan [4]) dan

model probabilistik, yaitu oleh ([5], [6], [7], dan [8]). Dari pengukuran level persediaan

continuous review telah dikaji oleh ( [5], [4] dan [7]), maupun EOQ (economic order quantity)

([3], [9], [10]) Dari aspek strategi solusi yang diterapkan dapat dibedakan menjadi model

closed-form ( [3], [11], [9], dan [8]) dan algoritmis ([1], [10], [12], [13], dan [14]). Masing-

masing model pendekatan ditujukan kepada spesifik persoalan yang terjadi serta memberikan

kontribusi bagi perkembangan kajian di bidang kordinasi rantai pasok, yang akan dipaparkan

pada bagian berikut.

State of the Art

Dalam tabel berikut ini dipaparkan state-of-the-art perkembangan kontribusi dalam kordinasi

logistik sistem rantai pasok industri manufaktur.

No. Penulis Key Development dalam Kordinasi Rantai Pasok

supplier-buyer

1 Sarker & Diponegoro,

2009. [1]

Sistem rantai pasok dua eselon yang tersentralisasi,

multiple-supplier, multiple-buyer, JIT delivery system,

perencanaan horison terbatas. Variabel bersifat

deterministik. Solusi heuristik yang sangat efisien

mendekati optimal.

2 Lin, 2009. [2] Sistem rantai pasok dua eselon yang tersentralisasi,

continuous review, single-supplier, single-buyer, diskon

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dan peta

jalan (road map) dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map dibuat dalam bentuk

JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang

relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang

terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir

Page 6: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

4

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

No. Penulis Key Development dalam Kordinasi Rantai Pasok

supplier-buyer

harga backorder, investasi pada penurunan biaya ordering.

Variabel bersifat deterministik.

3 Chaharsooghi &

Heydari, 2010. [5]

Sistem rantai pasok dua eselon yang terdesentralisasi,

continuous review, single buyer-single supplier, continuous

review, horison perencanaan terbatas. Peritel dapat

mengajukan kredit pembelian. Variabel bersifat

probabilistik.

4 Arkan & Hejazi, 2012.

[6]

Sistem rantai pasok dua eselon yang tersentralisasi maupun

terdesentralisasi, single supplier, single-buyer, variabel

demand bersifat probabilistik, variabel periode kredit

dimungkinkan.

5 Glock, 2012. [7] (Q, s) review model, sistem single vendor-single buyer

yang terintegrasi, variabel lot size, permintaan dan lead

time bersifat probabilistik.

6 Ben-Daya, As'Ad, &

Seliaman, 2013. [3]

Sistem ranti pasok dua eselon yang tersentralisasi, multiple

supplier, multiple buyer, JIT delivery system, horison

perencanaan tidak terbatas, model solusi closed form.

7 Jauhari, 2014. [12] Sistem rantai pasok dua eselon, terdesentraslisasi, single

buyer, single supplier, variabel keputusan meliputi safety

factor, ordering quantity, production batch, frequency of

deliveries, dan process quality, permintaan bersifat

probabilistik. Solusi model algoritmis.

8 Dey & Giri, 2014. [4] Sistem rantai pasok dua eselon, tersentralisasi, single buyer,

single supplier, proses produksi imperfect, deterministic

variable.

9 Chern, Pan, Teng, Chan,

& Chen, 2013. [15]

Sistem rantai pasok multi eselon dengan

memperimbangkan trade credit, permissible delay, dan ada

persaingan model kesetimbangan stackelberg.

10 Çömez-Dolgan &

Fescioglu-Unver, 2015.

[16]

Sistem rantai-pasok multi eselon dengan transshipment

facility, perbandingan berbagai algoritma heuristik.

11 Lee, Wang, & Chen,

2017) [9]

JELS (joint economic lot sizing) dari sistem single-vendor,

single buyer, permintaan dipengaruhi jumlah persediaan,

maksimasi profir dari sistem kordinasi yang terbentuk,

12 Hossain, Ohaiba, &

Sarker, 2017. [11]

Lead time bersifat stokastik, rantai pasok dua eselon, single

supplier, single buyer yang terdesentralisasi, penalti

dierapkan atas keterlambatan pengiriman. Solusi yang

dikembangkan model closed form dan algoritmis.

Page 7: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

5

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

No. Penulis Key Development dalam Kordinasi Rantai Pasok

supplier-buyer

13. Heydari, Zaabi-Ahmadi,

& Choi, 2018. [10]

Pengaturan LT (lead time) delivery sebagai insentif

transaksi, Kordinasi service level melalui kesepakatan

antara vendor-buyer.

14 Taleizadeh, Zarei, &

Sarker, 2019. [8]

Pengembangan model dasar EOQ dengan memasukkan

aspek probabilistik dalam interval delivery barang.

Distribusi probabilitas interval yang diujikan adalah

eksponensial dan uniform. Pembayaran transaksi

dimungkinkan mengalami delay.

15 Seyedhosseini,

Hosseini-Motlagh,

Johari, & Jazinaninejad,

2019. [14]

Dikembangkan kebijakan rantai pasok dua eselon yang

saling berkompetisi, terdiri dari manufaktur monopolistik

dan duopoli peritel besar. Industri manufaktur mamasukkan

aspek CSR (corporate soscial responsibility) yang ternyata

memberi dampak terhadap sensistivitas harga bagi

pelanggan.

Gap pada Penelitian Lampau

Melalui penelitian yang diajukan ini diharapkan memberikan kontribusi dalam mengisi

kesenjangan (gap) yang ada pada penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun yang dipandang

sebagai kesenjangan adalah hal-hal berikut ini. Pertama adalah faktor-faktor perkembangan

tuntutan global mutakhir seperti CSR dan green technology, masih sedikit menjadi perhatian

dan dibahas secara terpisah dalam menentukan operasional kordinasi rantai pasok. Penelitian

ini mengakomodasi faktor-faktor tersebut secara lebih terintegrasi. Kedua, ketidak-pastian

ekonomi berupa inflasi harga-harga barang yang mempengaruhi perdagangan masih kurang

mendapat perhatian peneliti dalam kajian keputusan operasional rantai pasok industri.

Sedangkan Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat inflasi harga yang relatif tinggi

di kawasan asia pasifik [17]. Faktor inflasi dipandang memberikan pengaruh signifikan pada

berbagai parameter variabel keputusan, khususnya yang terkait pada harga barang-barang.

Oleh karena itu dalam riset ini dikaji upaya memasukkan faktor inflasi dalam parameter

variabel keputusan operasional rantai pasok.

Roadmap Penelitian

Pada ilustrasi di bawah ini (Gambar 2) dipaparkan roadmap dalam bidang yang diteliti.

Terdapat bidang-bidang kajian yang ditekuni yang saling terkait satu dengan lainnya, yaitu JIT

(Just-in-time) supply chain, Facility & employee assignment, buyer-supplier coordination, dan

ABG (academic, business, government) coordination. Tujuan akhir jangka panjang dari

roadmap penelitian ini adalah memberi kontribusi untuk meningkatkan daya saing industri

manufaktur di tanah air di era pasar bebas.

Page 8: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

6

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

(*) Model kordinasi ABG (Hibah PDUPT Tahun-II Kemenristek DIKTI, 2019)

Gambar 2 Roadmap Penelitian

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga bagian tahapan. Metode penelitian akan dipaparkan

sebagai berikut dan diringkas pada diagram alir Gambar 3. Tahap pertama (I) adalah

melakukan observasi. Pada tahap ini akan dikerjakan studi literatur dan survey lapangan, yang

bertujuan mendapatkan formulasi dasar yang sudah ada atas persoalan yang dikaji, data-data

yang diperlukan dalam mendefiniskan variabel-variabel keputusan, parameter-parameter

terkait, fungsi obyektif, serta konstrain terkait persoalan yang ada di lapangan. Metode yang

diterapkan adalah dengan wawancara dan pengumpulan data sekunder yang berasal dari

sejumlah industri manufaktur di kawasan jabodetabek, serta pengumpulan informasi dari

kajian literatur.

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600

kata. Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang

sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format

diagram alir dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan

penahapan yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator

capaian yang ditargetkan. Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota

pengusul sesuai tahapan penelitian yang diusulkan.

Page 9: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

7

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Diagram Alir Penelitian

Gambar 3. Diagram Alir Metode Penelitian

Pada tahap kedua (II), informasi, data, dan formulasi dasar yang diperoleh dari tahap pertama

digunakan untuk menyempurnakan formulasi dasar yang telah ada di pasaran sehingga

terdefinisi formulasi matematis yang baru yang dapat lebih mewakili persoalan rantai pasok

pada industri manufaktur yang dihadapi saat ini. Selain menyempurnakan formulasi matematis

Page 10: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

8

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

yang baru, digali sifat atau karakteristik yang terkait dengan formulasi persoalan yang dapat

dimanfaatkan dalam membangun solusi atas persoalan kordinasi rantai pasok yang dihadapi.

Metode yang digunaka pada tahap ini adalah cara analitis deduktif dan/induktif.

Pada Tahap ketiga (III) dilakukan pengembangan solusi algoritmis yang efisien untuk

menyelesaikan persoalan yang telah diformulasikan pada tahap sebelumnya secara optimal,

dimana juga digunakan karakteristik yang telah diidentifikasi. Untuk menguji kualitas solusi

yang telah dibangun dilakukan pengujian menggunakan simulasi komputer. Simulasi

dilakukan terhadap terhadap berbagai input dan parameter yang telah didapatkan dari survey.

Simulasi komputer dikembangkan dengan melakukan pemrogaman terhadap algoritma yang

telah dibangun. Hasil simulasi ini juga diuji-cobakan secara komparatif dengan output berbagai

model kordinasi ranti pasok yang telah beredar di pasaran. Setelah diuji coba dilakukan

evaluasi dan kemudian, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dilakukan perbaikan dan

penyempurnaan yang diperlukan terhadap metode solusi maupun terhadap penerapan aplikasi

komputer yang dibangun.

Penjelasan Jika diperlukan

Metodologi yang digunakan pada tahapan di atas adalah: (a) Tahap I dilakukan dengan studi

literatur dan survey ke beberapa kawasan industri di P. Jawa; (b) Tahap II dilakukan dengan

metode analitis induktif; (c) Tahap III dilakukan dengan metode analitis, statistik,

pemrograman dan kemudian simulasi komputer

Jadwal Penelitian

No Nama Kegiatan Bulan Ke.

1 2 3 4 5 6

2. Survey Industri X X

3. Analisis Data X X

4. Formulasi Program Optimsasi Sistem X X

5. Pemrograman dan simulasi komputer X X

6. Uji coba dan perbandingan. X X

7. Pelaporan X

Catatan;(informasi tambahan untuk menjelaskan kegiatan)

Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan

penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan

pengutipan. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam

Daftar Pustaka. Daftar Pustaka ditulis dengan menggunakan APA Style

Page 11: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

9

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sarker, B. R., & Diponegoro, A. (2009, 5). Optimal production plans and shipment

schedules in a supply-chain system with multiple suppliers and multiple buyers. European

Journal of Operational Research, 194, 753-773. doi:10.1016/j.ejor.2008.01.025

[2] Lin, Y. J. (2009, 5). An integrated vendor-buyer inventory model with backorder price

discount and effective investment to reduce ordering cost. Computers and Industrial

Engineering, 56, 1597-1606. doi:10.1016/j.cie.2008.10.009

[3] Ben-Daya, M., As'Ad, R., & Seliaman, M. (2013, 5). An integrated production

inventory model with raw material replenishment considerations in a three layer supply chain.

International Journal of Production Economics, 143, 53-61. doi:10.1016/j.ijpe.2010.10.024

[4] Dey, O., & Giri, B. C. (2014, 9). Optimal vendor investment for reducing defect rate in

a vendor-buyer integrated system with imperfect production process. International Journal of

Production Economics, 155, 222-228. doi:10.1016/j.ijpe.2014.02.004

[5] Chaharsooghi, S. K., & Heydari, J. (2010, 7). Supply chain coordination for the joint

determination of order quantity and reorder point using credit option. European Journal of

Operational Research, 204, 86-95. doi:10.1016/j.ejor.2009.10.007

[6] Arkan, A., & Hejazi, S. R. (2012, 2). Coordinating orders in a two echelon supply chain

with controllable lead time and ordering cost using the credit period. Computers and Industrial

Engineering, 62, 56-69. doi:10.1016/j.cie.2011.08.016

[7] Glock, C. H. (2012, 3). Lead time reduction strategies in a single-vendor–single-buyer

integrated inventory model with lot size-dependent lead times and stochastic demand.

International Journal of Production Economics, 136, 37-44. doi:10.1016/J.IJPE.2011.09.007

[8] Taleizadeh, A. A., Zarei, H. R., & Sarker, B. R. (2019). An optimal ordering and

replenishment policy for a vendor-buyer system under varying replenishment intervals and

delayed payment. European Journal of Industrial Engineering, 13, 264-298.

doi:10.1504/EJIE.2019.098520

[9] Lee, W., Wang, S. P., & Chen, W. C. (2017, 2). Forward and backward stocking

policies for a two-level supply chain with consignment stock agreement and stock-dependent

demand. European Journal of Operational Research, 256, 830-840.

doi:10.1016/j.ejor.2016.06.060

[10] Heydari, J., Zaabi-Ahmadi, P., & Choi, T. M. (2018, 12). Coordinating supply chains

with stochastic demand by crashing lead times. Computers and Operations Research, 100, 394-

403. doi:10.1016/j.cor.2016.10.009

[11] Hossain, M. S., Ohaiba, M. M., & Sarker, B. R. (2017, 6). An optimal vendor-buyer

cooperative policy under generalized lead-time distribution with penalty cost for delivery

lateness. International Journal of Production Economics, 188, 50-62.

doi:10.1016/j.ijpe.2017.03.015

[12] Jauhari, W. A. (2014). Integrated inventory model for single-vendor single-buyer with

imperfect production process. International Journal of Operational Research, 20, 283-300.

doi:10.1504/IJOR.2014.062451

[13] Jauhari, W. A., Sianipar, M., Rosyidi, C. N., & Dwicahyani, A. R. (2018, 10). A

vendor–buyer inventory model with imperfect production considering investment to reduce

Page 12: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

10

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

lead time variability. (T. Peng, Ed.) Cogent Engineering, 5, 1-17.

doi:10.1080/23311916.2018.1531455

[14] Seyedhosseini, S. M., Hosseini-Motlagh, S. M., Johari, M., & Jazinaninejad, M. (2019,

9). Social price-sensitivity of demand for competitive supply chain coordination. Computers

and Industrial Engineering, 135, 1103-1126. doi:10.1016/j.cie.2019.05.019

[15] Chern, M. S., Pan, Q., Teng, J. T., Chan, Y. L., & Chen, S. C. (2013, 7). Stackelberg

solution in a vendor-buyer supply chain model with permissible delay in payments.

International Journal of Production Economics, 144, 397-404. doi:10.1016/j.ijpe.2013.03.008

[16] Çömez-Dolgan, N., & Fescioglu-Unver, N. (2015, 6). Managing transshipments in a

multi-retailer system with approximate policies. Journal of the Operational Research Society,

66, 947-964. doi:10.1057/jors.2014.59

[17] World Bank. (2019). (The World Bank) Retrieved October 13, 2019, from

https://data.worldbank.org/indicator/FP.CPI.TOTL.ZG?locations=Z4&most_recent_value_de

sc=true

[18] Diponegoro, A., & Rukman, F. (2017). Modeling of a Scheduling Method for

Organizing Training Assignments. Proceedings of the 2nd Annual International Seminar on

Transformative Education and Educational Leadership (AISTEEL 2017). Medan: Atlantis

Press. doi:10.2991/aisteel-17.2017.39

[19] Diponegoro, A., & Sarker, B. R. (2003). Flow distance reduction for a multi-product

flowline with sets of identical machines. European Journal of Operational Research, 147, 591-

612.

[20] Diponegoro, A., & Sarker, B. R. (2006, 8). Finite horizon planning for a production

system with permitted shortage and fixed-interval deliveries. Computers & Operations

Research, 33, 2387-2404. doi:10.1016/j.cor.2005.02.019

[21] Diponegoro, A. (2018). Enhancement method for assignments of staff in multiple

events. SHS Web of Conferences. 49, p. 02005. SHS Web. doi:10.1051/shsconf/20184902005

[22] Diponegoro, A., & Sarker, B. R. (2002, 5). Determining manufacturing batch sizes for

a lumpy delivery system with trend demand. International Journal of Production Economics,

77, 131-143. doi:10.1016/S0925-5273(02)00108-1

[23] Diponegoro, A., & Sarker, B. R. (2007). Operations policy for a supply chain system

with fixed-interval delivery and linear demand. Journal of the Operational Research Society,

58, 901-910. doi:10.1057/palgrave.jors.2602199

[24] Diponegoro, A., & Sarker, B. R. (2003). Machine assignment in a nonlinear multi-

product flowline. Journal of the Operational Research Society, 54, 472-489.

[25] Diponegoro, A. Multiple event employee assignment in an industrial environment.

working paper for Journal of the Operational Research Society. [Working Paper]

[26] Fitriani, S., Wahjusaputri, S., & Diponegoro, A. (2019). Success factors in triple helix

coordination: small-medium sized in western java. Etikonomi, 18(2). [Article in press]

Page 13: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

11

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Lampiran

Rencana Anggaran Penelitain

A. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah

ATK

1 Rp 1,250,000 Rp 1,250,000

Bahan Penelitian Pencetakan

(Print/F.C./ Jilid)

1 Rp 500,000 Rp 500,000

Materai

15 Rp 10,000 Rp 150,000

Subtotal

Rp 1,900,000

B. Perjalanan

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah

Survey 6 Industri

Jabodetabek

Transport Lokal

Jabodetabek (OK)

12 Rp 150,000 Rp 1,800,000

Analisis Data Survey Analisis Data 6

Industri

6 Rp 150,000 Rp 900,000

Konsumsi Survey Survey di 6 lokasi

(12 OH)

12 Rp 70,000 Rp 840,000

Transport konferensi

nasional

Tiket PP

Konferensi

Nasional Luar

Jawa

2 Rp 900,000 Rp 1,800,000

Penginapan Konferensi

Nasional

1 Rp 650,000 Rp 650,000

Subtotal

Rp 5,990,000

C. Biaya Sewa

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah

Internet & Telepon 6

bln

Komunikasi Data

dan Voice

6 Rp 135,000 Rp 810,000

Lisensi Ms Office

360 (1 thn)

Analisis data &

Penulisan Laporan

1 Rp 1,300,000 Rp 1,300,000

Subtotal

Rp 2,110,000

D. Biaya Publikasi

Page 14: Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id

12

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah

Pemrograman

aplikasi komputer

Simulasi Solusi

dengan Program

Komputer

1 Rp 1,250,000 Rp 1,250,000

Grammarly

Proofread

Proofread Publikasi

Intl.

1 Rp 1,250,000 Rp 1,250,000

Pendaftaran

Konferensi

Konferensi

Nasional / Intl.

1 Rp 2,750,000 Rp 2,750,000

Jurnal Internasional Biaya Publikasi 1 Rp 4,700,000 Rp 4,700,000

Subtotal

Rp 9,950,000

TOTAL ANGGARAN DIPERLUKAN Rp 19,950,000

Terbilang Sembilan belas juta Sembilan ratus lima puluh ribu rupiah

Lampiran Format Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas

No Nama / NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu

Alokasi Waktu (jam/mgg)

Uraian Tugas

1 Ahmad

Diponegoro,

Ph.D.

Prodi

Manajemen

SPS

10 1. Menyusun rencana kerja

penelitian dan menyiapkan

pelaksanaan

2. Menganalisis temuan observasi,

membangun formulasi, membuat

algoritma, dan menyususn program

aplikasi komputer

3. Membuat laporan penelitian

4. Membuat luaran penelitian 2

Surat Pernyataan Peneliti

Click or tap here to enter text.